MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY"

Transkripsi

1

2 MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY GAS DI SEKTOR INDUSTRI DAN RUMAH TANGGA UNTUK MEMENUHI PASOKAN GAS DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: JAWA TIMUR) IDENTITAS PENULIS NAMA : Rani Wira Prastiwi NRP : DOSEN PEMBIMBING I :Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. DOSEN PEMBIMBING II : - LAB : Sistem Pendukung Keputusan & BI

3 LATAR BELAKANG

4 Latar Belakang Dengan cadangan minyak bumi sebesar 7,4 miliar barrel dan cadangan gas bumi yang mencapai 157 TSCF, serta harga komoditi ini yang terus meningkat, menyebabkan kontribusi sektor migas pada penerimaan Negara sangat signifikan. Namun penurunan alamiah cadangan migas yang dialami Indonesia menyebabkan produksi nasional dalam 3 tahun terakhir semakin menyusut. Menurut data Kementerian ESDM dan BP Migas, Indonesia pada tahun 2009 memproduksi minyak sebesar bopd (barrels of oil per day), jumlah tersebut menurun di tahun 2010 menjadi bopd. Sedangkan di tahun 2011, produksi minyak lebih mengalami penurunan yaitu menjadi bopd.

5 Latar Belakang Grafik pertumbuhan konsumsi energi dunia berdasarkan hasil analisa dari International energy Agency (IEA) dalam laporan World Energy Outlook 2011

6 Latar Belakang Mendorong Pemerintah Keberadaan gas bumi sebagai energi pengganti minyak bumi semakin penting dan memiliki posisi strategis dalam menurunkan emisi karbon dioksida atau menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Penggunaan gas bumi juga dirasakan lebih hemat dibandingkan dengan minyak bumi yang semakin langka dan bernilai jual tinggi

7 Latar Belakang

8 Latar Belakang Volume penggunaan gas bumi yang paling banyak di Jawa Timur adalah pada sektor industri. Selain itu penggunaan gas juga digunakan dalam sektor rumah tangga dan komersil. Diperkirakan pada tahun 2013 akan terjadi peningkatan permintaan energi gas bumi seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemakaian energi ramah lingkungan dan adanya konversi pemakaian energi pembangkit listrik dari BBM ke gas Dalam sektor industri juga diperkirakan setiap tahun mengalami peningkatan dalam kebutuhan gas. Sehingga ini membuat PT XYZ yang merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi gas bumi untuk dapat memenuhi permintaan gas bumi tersebut. (Sumber: Forum Industri Pengguna Gas Bumi)

9 Latar Belakang Sejak tahun 2010, Pemerintah menetapkan prioritas alokasi pasokan gas bumi. Kebijakan tersebut mempengaruhi ketersediaan pasokan gas bagi kepentingan dalam negeri. Sedangkan pada tahun 2011, PT XYZ mengalami kendala pada masalah ketersediaan pasokan gas bumi. Tingkat produksi gas bumi dari lapangan yang tersedia memiliki kecenderungan menurun sehingga berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Kebijakan Pemerintah yang mengutamakan pasokan gas bumi bagi produksi migas, sektor pupuk dan listrik juga membatasi pasokan yang diterima oleh PT XYZ tahun Kecenderungan produsen mengajukan renegoisasi harga, memberikan pengaruh terhadap harga beli gas PT XYZ dari pemasok.

10 Latar Belakang Pada tahun 2011, kegiatan usaha distribusi PT XYZ mengalami penurunan sebesar 3,53% yaitu dari 824,35 MMScfd di tahun 2010, menjadi 795,28 MMScfd di tahun Hal ini terutama disebabkan berkurangnya pasokan gas di SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat dan SBU Distribusi II Jawa Bagian Timur. Penurunan pasokan gas PT XYZ di SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur disebabkan oleh pengurangan jumlah penyaluran harian pasokan gas dan gangguan pasokan gas dari pemasok karena mengalami reservoir decline. Sehingga dibandingkan tahun 2010 SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur mengalami penurunan penjualan sebesar 6,75% akibat dari berkurangnya volume pasokan gas dari pemasok (Laporan Tahunan PT XYZ).

11 Latar Belakang Sistem dinamik merupakan model yang dirasakan tepat untuk mengkaji permasalahan ini. Pada sistem ini dibuat untuk menganalisis ketersediaan gas di Jawa Timur sehingga PT XYZ dapat memberikan pasokan gas yang sesuai dengan kebutuhan industri dan rumah tangga. Dengan pemenuhan tersebut secara tidak langsung akan membuat penjualan gas menjadi meningkat. Nantinya diharapkan melalui tugas akhir ini mampu memberikan langkah alternatif dan skenario perencanaan supply gas untuk mengatasi terjadinya kekurangan pasokan gas di Jawa Timur sehingga kebutuhan dari setiap industri dan rumah tangga dapat terpenuhi.

12 Perumusan Masalah Bagaimana mengembangkan model perencanaan kapasitas supply gas berdasarkan kondisi saat ini Bagaimana membuat skenario untuk memenuhi demand gas melalui perencanaan kapasitas supply

13 Batasan Tugas Akhir Tugas akhir terbatas pada perencanaan supply gas di sektor industri dan rumah tangga Tugas akhir terbatas pada supply dan demand gas di wilayah Jawa Timur Tugas akhir ini terbatas hanya pada menampilkan skenario kebijakan yang dibuat dan tidak sampai pada penerapannya

14 Tujuan Tugas Akhir Memberikan alternative dan skenario perencanaan kapasitas supply gas untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga Memberikan model kebijakan supply gas untuk mengurangi risiko kekurangan pasokan gas

15 Relevansi atau Manfaat Tugas Akhir Memberikan model yang menggambarkan perencanaan kapasitas supply gas terhadap pemenuhan kebutuhan industri dan rumah tangga di Jawa Timur Memberikan usulan dan bahan pertimbangan dalam perencanaan kapasitas supply gas untuk menjaga ketersediaan gas

16 TINJAUAN PUSTAKA

17 Tinjauan Pustaka Sistem Distribusi 1. Sistem Persediaan Gas Persediaan mempunyai arti sebagai sejumlah material material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditata usahakan dalam buku perusahaan. Konsep persediaan memiliki beberapa pengertian antara lain: Material atau barang yang tersedia pada waktu tertentu, yang tersedia pada waktu tertentu yang merupakan aset nyata yang dapat dilihat, diukur dan dihitung. Daftar barang-barang yang merupakan aset fisik Jumlah suatu barang yang tersedia Nilai barang yang ada yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu waktu PT XYZ mempunyai persediaan gas dimana 60% diperoleh dari PT ConocoPhillips dan PT Pertamina dan terdapat 13 jumlah pemasok.

18 Tinjauan Pustaka

19 Tinjauan Pustaka 2. Proses Bisnis Distribusi Gas PT XYZ bekerja sama dengan beberapa perusahaan minyak melakukan eksplorasi di sumber gas selanjutnya dialirkan dalam pipa transmisi kemudian masuk ke dalam stasiun kompresor untuk diberikan tekanan yang besar sehingga dapat menghasilkan gas kemudian gas tersebut disimpan dalam stasiun penyimpanan dan regasifikasi LNG yaitu dengan sebuah kapal. Setelah itu kapal pengangkut LNG mengirim pasokan gas untuk pembangkit listrik dan lainnya dialirkan ke pipa distribusi untuk diberikan ke pelanggan yaitu industri, rumah tangga dan komersil. Secara keseluruhan pola jalur distribusi dari gas digambarkan sebagai berikut:

20 Alur Distribusi Gas Tinjauan Pustaka

21 Sistem Penyaluran Gas Tinjauan Pustaka

22 Tinjauan Pustaka Simulasi Simulasi merupakan teknik meniru proses yang terjadi pada sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law & Kelton, 1991). Simulasi digunakan ketika diperlukan suatu eksperimen untuk mengetahui respon dari variable-variabel yang saling berkaitan. Namun biaya yang dikeluaran untuk melakukan eksperimen tidak sedikit. Dengan melakukan simulasi maka kegiatan eksperimen hanya dilakukan melalui media komputer sehingga, biaya yang digunakan lebih sedikit.

23 Tinjauan Pustaka Sistem Dinamik Sistem dinamik adalah penggunaan peta informal dan formal dengan model simulasi komputer untuk mengungkap dan memahami sumber-sumber endogen terhadap perilaku sistem (Richardson, Reflections on The Foundations of System Dynamics, 2011).

24 METODE PENGERJAAN TUGAS AKHIR

25 Metode Pengerjaan Tugas Akhir Mulai Kajian Pustaka Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Penetapan Tujuan Pengumpulan Data Pengolahan Data Tidak Valid? Ya Desain Kebijakan Baru Pembahasan Pembuatan Laporan Tugas Akhir Selesai

26 Metode Pengerjaan Tugas Akhir Identifikasi Masalah Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai kondisi dan gambaran umum permasalahan sistem. Tugas akhir ini berusaha menganalisis permasalahan ketersediaan dan pola permintaan gas di Jawa Timur untuk mengatasi terjadinya kekurangan pasokan gas untuk kebutuhan pelanggan. Ruang Lingkup Tugas akhir Setelah mengetahui permasalahan selanjutnya adalah menentukan ruang lingkup tugas akhir. Tugas akhir ini mengambil kasus pada perusahaan gas di Surabaya. Selanjutnya analisis metode sistem dinamis dengan bantuan software simulasi.

27 Metode Pengerjaan Tugas Akhir Pengumpulan Data Metode dalam melakukan pengerjaan tugas akhir diambil dari beberapa sumber sebagai berikut: Studi Pustaka Pengumpulan data dengan mempelajari berbagai literatur yang sesuai dengan materi penelitian ini agar penelitian yang dilakukan dengan kaidah teori yang benar Studi Lapangan Pengumpulan data ini dilakukan secara langsung dengan pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara di tempat studi kasus mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tugas akhir ini. Pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung dengan melakukan observasi yaitu dengan merekapitulasi data yang ada maupun mencatat kembali data yang diperlukan. Beberapa data historis perusahaan yang diperlukan adalah: Data permintaan gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data jumlah pelanggan rumah tangga dan industri Data penjualan gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data harga gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data pasokan gas di Jawa Timur

28 MODEL DAN IMPLEMENTASI

29 Data Masukan Data permintaan gas pada sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data penjualan gas pada sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data pasokan gas Data jumlah pelanggan gas pada sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur Data harga gas pada sektor industri dan rumah tangga

30 Pemrosesan Data Setelah data yang diperlukan telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah membuat model dari kondisi sistem existing perusahaan dengan menggunakan variabel-variabel yang ditunjukkan dengan diagram kausatik. Variabel tersebut harus dicari terlebih dahulu hubungan sebab akibatnya untuk mempermudah pembuatan diagram. Kemudian dari diagram kausatik ini akan menjadi pedoman untuk membuatbase model.

31 Pembuatan Konseptual Model

32 Pemodelan Sistem (Base Model)

33 Sub-model Customer Sub-model pelanggan merupakan sub-model yang bertujuan untuk menghitung jumlah pelanggan gas yang ada di Jawa Timur. Pelanggan gas dibedakan menjadi 2 yaitu pelanggan rumah tangga (HH) dan pelanggan industri. Variabel total pelanggan rumah tangga (HH) dan industry dipengaruhi oleh pertumbuhan dari jumlah pelanggan setiap bulannya.

34 Rumus

35 Sub-model Demand Sub-model permintaan merupakan sub-model yang bertujuan untuk menghitung kebutuhan gas dalam sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur. Permintaan gas dibedakan menjadi 2 yaitu permintaan pelanggan rumah tangga (HH) dan permintaan pelanggan industri. Variabel total permintaan gas dipengaruhi oleh variabel permintaan dalam rumah tangga dan industry.

36 Rumus

37 Sub-model Supply Sub-model supply merupakan submodel yang bertujuan untuk menghitung jumlah pasokan gas setiap bulannya. Variabel distribusi gas dalam industri dan rumah tangga dipengaruhi oleh variabel supply dan variabel sales scenario. Variabel supply dipengaruhi oleh laju pasokan dari pemasok.

38 Rumus

39 Sub-model Sales Sub-model sales merupakan submodel yang bertujuan untuk menghitung jumlah penjualan setiap bulannya. Penjualan dibagi menjadi 2 yaitu penjualan gas di sektor industri dan rumah tangga (HH). Variabel sales total of gas dipengaruhi oleh variabel HH sales capacity dan industry sales capacity. Pada sub-model ini juga terdapat variabel total revenue dari hasil penjualan gas.

40 Rumus

41 Rumus untuk menghitung pendapatan penjualan gas Untuk menghitung besarnya pinjaman gas ke perusahaan lain akibat dari terbatasnya pasokan adalah:

42 Sub-model Fulfillment Ratio Sub-model fulfillment ratio merupakan sub-model yang bertujuan untuk mengetahui rasio dari pemenuhan kebutuhan gas di tiap pelanggan. Rasio pemenuhan merupakan salah satu indikator bagi perusahaan untuk mengukur ketercapaian target penjualannya. Variabel fulfillment ratio dipengaruhi oleh variabel total of gas demand dan supply.

43 Rumus

44 Verifikasi dan Validasi Model Verifikasi Model Penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar Verifikasi dilakukan dengan memeriksa error rate, apakah model sudah terbebas dari error. Model tidak menampilkan pesan error maka model tersebut dikatakan verified (bebas error).

45 Validasi Model Validasi bertujuan melakukan pengecekan apakah model konseptual simulasi adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law & Kelton, 1991). Validasi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian data perusahaan dengan hasil simulasi.

46 HH Total Customer industry Total Customer

47 HH Demand industry Demand

48 Supply

49 Menurut Barlas (1989) terdapat dua cara pengujian, yaitu : Perbandingan Rata Rata (Mean Comparison) S A E1 S A A Nilai rata-rata hasil simulasi Nilai rata-rata data Model Valid bila 5% Perbandingan Variasi Amplitudo (% Error Variance) E2 Ss Sa Sa Ss = Standard deviasi model Sa = Standard deviasi data Model valid bila E2 30% (Suryani, Chou, & Chen, Demand scenario analysis and planned capacity expansion: A system, 2010)

50 1. HH Total Customer Mean Variance = 2. industri Total Customer Mean Variance = Error Variance = Error Variance = 3. HH demand Mean Variance = 4. industri demand Mean Variance = Error Variance = Error Variance =

51 5. Supply Mean Variance = Error Variance =

52 Kesimpulan Hasil Validasi Data Sub Model E1 Nilai Prosentase E1 Status E2 Nilai Prosentase E2 Status HH Total Customer 0, ,06% Valid 0, ,59% Valid Industry total customer 0, ,53% Valid 0, ,38% Valid HH Demand 0, ,00% Valid 0, ,78% Valid Industry Demand 0, ,01% Valid 0, ,62% Valid Supply 0, ,81% Valid 0, ,52% Valid

53 PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL

54 Pengembangan Skenario Dalam pengerjaannya, jenis skenario yang dibuat adalah skenario struktur yaitu dengan penambahan variabel baru untuk mengurangi terjadinya kekurangan pasokan gas sehingga rasio pemenuhan dari permintaan pelanggan dapat meningkat. Penambahan variabel untuk skenario struktur ini yaitu dengan melakukan penambahan sumur baru sehingga pasokan gas ke perusahaan dapat bertambah. Kemudian skenario selanjutnya adalah perluasan pasar ke daerah yang belum dijangkau jaringan distribusi perusahaan.

55 Landasan Skenario Pada skenario tanpa penambahan struktur, diketahui bahwa total penjualan gas terus mengalami penurunan akibat keterbatasan pasokan. Keterbatasan pasokan ini terjadi karena kemampuan sumur dalam memproduksi gas mengalami penurunan.jika pasokan lebih kecil dari permintaan maka penjualan gas adalah jumlah pasokannya, akibatnya pelanggan harus menerima pasokan gas yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga industri yang kekurangan pasokan gas akan mengalihkan bahan bakarnya ke bahan bakar minyak yang memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan harga gas.

56 Landasan Skenario Penambahan sumur gas ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan pasokan. Saat ini di Jawa Timur masih terdapat beberapa potensi sumur gas baru yang bisa dieksplorasi. Sehingga perusahaan tidak perlu membeli gas di luar pulau.

57 Landasan Skenario Seperti yang dilansir oleh harian online Surabaya Post pada tanggal 2 desember 2011, bahwa Operator migas dalam hal ini BP Migas bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) HESS Indonesia akan mengeksplorasi 6 sumur baru di kawasan Ujung Pangkah, Gresik. Itu menjadi berita postif bagi industry di Jawa Timur ke depan, setelah sebelumnya PT Santos juga sedang mengerjakan 3 sumur gas baru di Madura. Sehingga dapat dilihat bahwa di Jawa Timur masih terdapat 9 cadangan sumur baru yang siap di eksplorasi untuk memenuhi kebutuhan gas regional. Potensi gas terbesar untuk wilayah Indonesia Timur masih dikuasai oleh Jawa Timur, sementara Papua di posisi kedua. Sehingga scenario yang ditetapkan dalam tugas akhir ini adalah hanya untuk penambahan sumur baru.

58 Landasan Skenario Setelah skenario untuk menambah pasokan gas dilakukan maka perusahaan dapat melakukan perluasan pasar ke daerah yang belum terdapat jaringan distribusi. Selain itu skenario ini juga bertujuan untuk memanfaatkan gas yang tersisa akibat terjadinya over supply untuk dijual ke pelanggan baru. Saat ini daerah yang telah menjadi pelanggan PT XYZ adalah Surabaya. Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Pasuruan dan Probolinggo.

59 Landasan Skenario Dari hasil survey yang dilakukan di situs pemerintahan daerah terdapat beberapa daerah potensial yang dapat dipilih perusahaan untuk memperluas pasar. Daerah tersebut memiliki industri besar yang cukup banyak seperti industri kimia, logam, semen, baja, kertas, makanan dan minuman. Sehingga ini akan menjadi peluang yang bagus bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualannya

60 Skenario Tanpa Perubahan Struktur Dalam skenario ini, total permintaan rumah tangga dan industri untuk tahun menggunakan data historis perusahaan, sedangkan pada skenario, formula pada variabel ini ditambah hingga 6 tahun kedepan, yaitu sampai tahun Skenario ini bertujuan untuk memberikan model yang dapat menggambarkan kapan perusahaan harus menambah pasokan gas dari sumur baru sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kekurangan pasokan.

61 Skenario Tanpa Perubahan Struktur

62 Skenario Penambahan Sumur Baru Skenario penambahan sumur baru dilakukan untuk menambah pasokan gas yang terus berkurang pada tahun Skenario penambahan sumur baru ini dilakukan dengan menambahkan variabel baru ke dalam model. Variabel-variabel tersebut antara lain total supply, gas purchases in new wells dan 17 gas wells.

63 Skenario dengan Penambahan Sumur Baru

64 Rumus variabel tambahan > Total supply Total supply adalah jumlah dari pasokan sumur yang lama dan pasokan dari sumur yang setelah ditambahkan. Total supply = supply + gas purchases in new wells (5.1) > Gas purchases in new wells Gas purchases in new wells adalah banyaknya pasokan yang ditambahkan dari sumur baru. Gas purchases in new wells = IF THEN ELSE (Time>24, "17 gas wells",0)...(5.2) > 17 gas wells 17 gas wells merupakan nama sumur baru yang telah dieksplorasi di wilayah gresik, variabel ini berisi kuantitas pasokan yang akan ditambahkan untuk memenuhi permintaan kedepannya

65 Rumus perhitungan kuantitas pasokan yang akan ditambahkan adalah sbb: kapasitas tambahan = demand tahun 2017 kapasitas eksisting contoh: demand th 2017 = kapasitas eksisting = kapasitas tambahan = = kapasitas total = = 179.7

66 Skenario Perluasan Pasar Skenario perluasan pasar bertujuan untuk menambah pelanggan baru yang potensial di daerah-daerah yang belum dijangkau oleh jaringan infrastruktur pipa gas PT XYZ. Skenario ini digunakan apabila terjadi over supply akibat dilakukan penambahan sumur baru

67 Untuk memilih daerah yang potensial, perusahaan dapat memilih pada pilihan berikut ini: 1. Pemilihan daerah berdasarkan tingkat pendapatan asli daerah Sumber dari pendapatan asli daerah yaitu berasal dari: Penerimaan dari pajak Penerimaan dari restribusi daerah Penerimaan dari hasil perusahaan milik daerah Penerimaan dari pendapatan lain-lain yang sah

68 Menurut sumber dari laporan pemerintah provinsi Jawa Timur berikut urutan 10 besar daerah dengan pendapatan asli daerah paling tinggi pada tahun No Kabupaten/Kota Pendapatan (Rp) 1 Sidoarjo Surabaya Jember Gresik Tulungagung Jombang Kediri Nganjuk Mojokerto Banyuwangi

69 2. Pemilihan daerah berdasarkan potensi penggunaan gas di daerah tersebut Pemilihan ini berdasarkan pada banyaknya industri potensial dalam penggunaan gas. PT. XYZ dapat memilih daerah yang memiliki banyak industri makro yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak untuk berganti ke gas.

70 Berikut adalah beberapa daerah yang bisa dipilih karena terdapat banyak industri yang potensial: Malang dengan total 30 industri potensial (sumber: Jombang dengan total 23 industri potensial (sumber: Lamongan dengan total 14 industri potensial (sumber: lamongankab.go.id) Tuban dengan total 12 industri potensial (sumber: lamongankab.go.id)

71 Skenario Perluasan Pasar

72 Penjelasan dari masing-masing variabel tambahan di atas adalah sebagai berikut: Industry demand average in Jombang Variabel ini menjelaskan mengenai rata-rata jumlah permintaan gas industri di Jombang. Industry demand averagte in Jombang =industry total in jombang (30)*0.6...(5.3) Industry demand average in Malang Variabel ini menjelaskan mengenai rata-rata jumlah permintaan gas industri di Malang. Industry demand average in Malang =industry total in Malang (23)* (5.4)

73 Industry demand average in Lamongan Variabel ini menjelaskan mengenai rata-rata jumlah permintaan gas industri di Lamongan. Industry demand average in Lamongan =industry total in lamongan (14)*0.6 (5.5) Industry demand average in Tuban Variabel ini menjelaskan mengenai rata-rata jumlah permintaan gas industri di Tuban. Industry demand average in Tuban =industry total in Tuban(12)*0.6.. (5.6) Proposed industry demand in new area Variabel ini menjelaskan mengenai jumlah permintaan gas seluruh industri yang ada pada daerah baru. Proposed industry demand in new area = industry demand average in Jombang+industry demand average in Lamongan+industry demand average in Malang+ industry demand average in Tuban.... (5.7)

74 Total gas demand SCN3 Variabel ini menjelaskan mengenai total keseluruhan permintaan gas di rumah tangga dan industri. Total gas demand SCN 3 = Proposed industry demand in new area+ industry demand+ HH demand. (5.8) Fullfilment ratio SCN3 Variabel ini menjelaskan mengenai rasio pemenuhan setelah dilakukan penambahan daerah baru. Fullfilment ratio SCN 3 = total supply/total gas demand SCN..(5.9) Sales total of gas SCN3 Variabel ini menjelaskan mengenai total penjualan gas setelah dilakukan penambahan daerah baru. Sales total of gas SCN 3 = HH sales capacity + industry sales capacity + industry demand SCN...(5.10)

75 Analisis Hasil Pada tahap analisis hasil dilakukan pengamatan terhadap besarnya pengaruh dari penambahan pasokan gas dari sumur baru terhadap variabel rasio pemenuhan permintaan pelanggan perusahaan. Analisis dilakukan dengan mengamati hasil dari skenario yang dibandingkan dengan base model.

76 Analisi Skenario Tanpa Penambahan Struktur Gambar di samping menunjukkan bahwa pasokan gas (warna biru) mengalami penurunan setiap bulannya tetapi hal ini berbanding terbalik dengan tingginya permintaan gas setiap bulannya (warna hijau).

77 Akibatnya rasio pemenuhan menjadi menurun hingga mencapai angka 0

78 Sehingga berdampak pada penjualan yang terus menurun

79 Akibat menurunnya pasokan gas, perusahaan berusaha untuk tetap dapat memenuhi permintaan pelanggan industri dengan meminjam gas pada perusahaan lain. Namun hal ini tidak berarti bahwa pasokan ke industri telah terpenuhi permintaannya.

80 Analisis Skenario Penambahan Sumur Baru Berdasarkan hasil simulasi dari skenario penambahan sumur baru, dilakukan perbandingan hasil simulasi sebelum dan sesudah ditambahkan skenario penambahan sumur baru. Hasil yang dibandingkan adalah permintaan dan supply, rasio pemenuhan, total penjualan gas, pendapatan penjualan gas di rumah tangga dan industri.

81 Perbandingan permintaan dan pasokan Gambar disamping menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan pasokan dari sumur baru maka pada bulan ke 25 perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan hingga pada bulan ke 85. Hal ini terjadi karena pasokan dari sumur lama terus mengalami penurunan sehingga perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk dapat memenuhi permintaan gas.

82 Perbandingan rasio pemenuhan Variabel Rata-rata per Bulan Rasio Pemenuhan Rasio Pemenuhan (Skenario)

83 Dari gambar di slide sebelumnya, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan setelah bulan ke 24, karena penambahan skenario dilakukan selama 6 tahun kedepan. Walaupun rasio pemenuhan meningkat dari model nyatanya tetapi terlihat bahwa setiap bulan rasio tersebut mengalami penurunan akibat penurunan pasokan dari sumur yang lama dan semakin tingginya permintaan gas dari pelanggan. Untuk itu perusahaan harus menambah pasokan gas lagi melalui penambahan sumur baru lagi karena provinsi Jawa Timur saat ini masih terdapat beberapa sumur yang berpotensi dalam memproduksi gas untuk memenuhi kebutuhan gas regional.

84 Perbandingan Total Penjualan Gas Variabel Rata-rata per Bulan Total Penjualan Gas Total Penjualan Gas (Skenario)

85 Perbandingan Total Pendapatan HH Variabel Rata-rata per Bulan Total Pendapatan Gas RT Rp Total Pendapatan Gas RT (Skenario) Rp

86 Perbandingan Total Pendapatan Industri ($) Rata-rata per Variabel Bulan Total Pendapatan Gas Industri $ ,42 Total Pendapatan Gas Industri (Skenario) $ ,46

87 Perbandingan Total Pendapatan Industri (Rp) Variabel Rata-rata per Bulan Total Pendapatan service cost Industri Rp Total Pendapatan service cost Industri (Skenario) Rp

88 Perbandingan Peminjaman Gas Untuk peminjaman gas ke perusahaan lain mengalami penurunan dari kondisi sebelumnya (bulan ke 24) saat belum menambah sumur baru namun setelah bulan ke 25 terjadi peningkatan peminjaman gas akibat pasokan gas yang berkurang dari sumur yang lama sehingga perusahaan harus menambah pasokan gas dari sumur yang baru lagi.

89 Analisis Skenario Perluasan Pasar Perbandingan permintaan gas di industri base model Skenario 3 Skenario 2

90 Perbandingan rasio pemenuhan

91 Perbandingan permintaan gas di industri base model Skenario 3 Skenario 2

92 KESIMPULAN DAN SARAN

93 KESIMPULAN Model yang dikembangkan dalam tugas akhir ini telah valid melalui pengujian behavior validity test dengan mean variance kurang dari 5% dan error variance kurang dari 30% untuk sub model HH customer, industry customer, HH demand, industry demand, dan supply. Model dapat digunakan sebagai acuan simulasi untuk membantu perusahaan dalam perencanaan supply untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan menambahkan kapasitas pasokan gas dari pemasok kedepannya. Rasio pemenuhan selalu mengalami penurunan dari tahun sebesar 29% dan akan terus menurun jika tidak dilakukan penambahan pasokan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan penurunan dalam penjualan gas dan pendapatan perusahaan. Pasokan yang ada saat ini tidak dapat mencukupi permintaan pelanggan yang selalu meningkat akibat dari penurunan kapasitas produksi sumur lama.

94 Sesuai dengan hasil simulasi skenario, terdapat cara untuk meningkatkan rasio pemenuhan, yaitu: Penambahan sumur baru Cara ini dilakukan dengan menambah pasokan dari sumur baru untuk mengatasi kekurangan pasokan dari sumur yang lama. Penambahan jumlah kapasitas pasokan ini dilakukan untuk 6 tahun kedepan yaitu sebesar Namun jika dilihat dari grafik rasio pemenuhan terjadi penurunan pada bulan ke 85 sebesar 1,1% dan akan terus menurun pada bulan selanjutnya. Hal ini terjadi karena jumlah pasokan dari sumur lama terus mengalami penurunan sehingga total pasokan juga menurun. Untuk mengantisipasi hal ini perusahaan dapat menambah pasokan dari sumur baru lagi untuk dilakukan eksplorasi sehingga dapat menggantikan sumur yang lama dan tidak terjadi penurunan rasio pemenuhan lagi. Namun jika terjadi kelebihan pasokan gas perusahaan harus lebih meningkatkan pemasaran gas ke pelanggan baru sehingga pasokan gas yang tersisa tidak terbuang sia-sia. Perusahaan harus menambah ekspansi pasar ke daerah yang mungkin belum terjangkau dalam pendistribusian gas karena banyak daerah di Jawa Timur yang memiliki industri diluar jangkauan pipa distribusi gas.

95 Penambahan sumur baru pada skenario akan menimbulkan terjadinya over supply sehingga terdapat gas yang tersisa. Untuk itu perlu ditambahkan skenario lagi untuk mengatasi terjadinya over supply sehingga tidak merugikan perusahaan. Cara untuk mengatasi over supply yaitu dengan: Perluasan pasar Cara ini dilakukan dengan membangun jaringan infrastruktur ke daerah-daerah potensial yang belum terjangkau oleh penyaluran gas. Perluasan pasar ini juga dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan perusahaan. Beberapa daerah di Jawa Timur banyak yang terdapat berbagai macam industri seperti di Malang, Jombang, Tuban, Lamongan dan lain sebagainya. Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk membangun jaringan distribusi ke daerah baru sangat besar, maka perusahaan harus benar-benar memilih daerah yang sangat berpotensi.

96 Untuk itu ada 2 pilihan yang dapat dilakukan perusahaan untuk memilih daerah yang akan dibangun yaitu: Pemilihan daerah berdasarkan tingkat pendapatan asli daerah Pemilihan daerah berdasarkan potensi penggunaan gas di daerah tersebut Pada skenario ini dilakukan penambahan beberapa daerah dengan industri potensial di Jawa Timur yaitu Malang, Jombang, Lamongan dan Tuban. Selain sisa gas menjadi berkurang perusahaan juga perlu menambah ke daerah baru lagi yang potensial agar sisa gas dapat dioptimalkan. Namun dengan bertambahnya pelanggan dari daerah baru semakin lama persediaan gas tersebut akan semakin berkurang. Hal ini terjadi akibat pasokan gas dari sumur lama yang semakin menurun setiap waktunya. Sehingga perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk dapat menjaga ketersediaan gas di masa mendatang.

97 SARAN Untuk pengembangan selanjutnya dapat dibuatkan model yang lebih detail lagi, kemudian menambahkan variabel pelanggan komersial yang tidak dicangkup dalam tugas akhir ini. Kemudian akan lebih baik jika bisa dilakukan analisis profit perusahaan dengan biaya-biaya lain yang terkait. Sehingga dampak dari permasalahan tugas akhir ini juga dapat berpengaruh terhadap pendapatan profit perusahaan. Selain itu perlu juga ditambahkan analisis biaya investasi pembuatan jaringan distribusi ke daerah baru berdasarkan jarak maupun waktu pembuatan dan kemudian dihitung keuntungan dan kerugian dari pembangunan infrastruktur ini agar perusahaan dapat memilih daerah mana yang layak diberikan penyaluran gas.

98 Thank You

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1 Model Simulasi Sistem Dinamik Dalam Perencanaan Kapasitas Supply Gas Di Sektor Industri dan Rumah Tangga Untuk Memenuhi Pasokan Gas di Masa Mendatang (Studi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 dipemodelan dan Simulasi Perencanaan Permintaan dan Pasokan Menggunakan Metode Sistem Dinamik Untuk Mengatasi Kelangkaan Pupuk Wilayah Jawa Timur (Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR) PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR) Diajeng Permata Inggar Jati (5209100111) Pembimbing : Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA UMUM 4.1.1 Keadaan Demografi Provinsi Jawa Timur (Statistik Daerah Provinsi Jawa Timur 2015) Berdasarkan hasil estimasi penduduk, penduduk Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI Jakarta, 6 Februari 2014 I KONDISI HULU MIGAS 2 CADANGAN GAS BUMI (Status

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Pentingnya bahan bakar minyak maupun bahan bakar yang berbentuk gas dalam kehidupan

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun yang lalu, pemerintah Indonesia begitu gencarnya mensosialisasikan konversi / penggantian bahan bakar dari minyak tanah ke gas, yakni LPG (elpiji)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan salah satu perusahaan dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi

Lebih terperinci

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK OLEH : SATYA W YUDHA Anggota komisi VII DPR RI LANDASAN PEMIKIRAN REVISI UU MIGAS Landasan filosofis: Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam

Lebih terperinci

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR RI 1 Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH Lifting minyak tahun 2016 diprediksi sebesar 811 ribu barel per hari (bph). Perhitungan ini menggunakan model

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Produksi Liquefied Natural Gas (LNG) LNG Indonesia diproduksi dari tiga kilang utama, yaitu kilang Arun, kilang Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar

Lebih terperinci

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 2 018100.S/HM.05/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 18 Jun 2012 18:21:14 Perihal Keterbukaan Informasi Yang Perlu

Lebih terperinci

SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis

SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis Topik: Simulasi Sistem Dinamik TUGAS AKHIR KS09 1336 ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM

Lebih terperinci

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 23 DESEMBER 2014 METODOLOGI 1 ASUMSI DASAR Periode proyeksi 2013 2050 dimana tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri di Indonesia karena di pulau selain terdapat ibu kota pusat pemerintahan, DKI Jakarta juga sarat dengan perniagaan.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan sebagai sumber daya ekonomis yang paling utama yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan usaha.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Dashboard Strategic untuk Perencanaan Kapasitas Pembangkit Listrik yang Terintegrasi di Pulau Madura

Pembuatan Aplikasi Dashboard Strategic untuk Perencanaan Kapasitas Pembangkit Listrik yang Terintegrasi di Pulau Madura Pembuatan Aplikasi Dashboard Strategic untuk Perencanaan Kapasitas Pembangkit Listrik yang Terintegrasi di Pulau Madura Addin Aditya 1) 1) Program Studi Sistem Informasi, STIKI Malang Jl. Raya Tidar No

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Rasio Konsumsi Normatif Rasio konsumsi normatif adalah perbandingan antara total konsumsi dan produksi yang menunjukkan tingkat ketersediaan pangan di suatu wilayah. Rasio konsumsi

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. MUTIA RATIH IZZATY Dosen Pembimbing Erma Suryani S.T, M.T, Ph.D NIP

TUGAS AKHIR. MUTIA RATIH IZZATY Dosen Pembimbing Erma Suryani S.T, M.T, Ph.D NIP TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN RUMAH SAKIT UNTUK KEBERLANJUTAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS RSUD SIDOARJO) MUTIA RATIH IZZATY 5210100056

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2018 KEMEN-ESDM. Pengusahaan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUSAHAAN GAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-294 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan program Konversi minyak tanah ke LPG yang ditetapkan oleh Pemerintah adalah mengurangi beban subsidi Pemerintah terhadap minyak tanah, mengalokasikan kembali minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional guna memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku industri, menggerakkan roda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potensi..., Andiek Bagus Wibowo, FT UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan telekomunikasi selular di Indonesia masih akan terus berkembang mengingat masih adanya area area yang mengalami blankspot atau tidak adanya layanan jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2008 disusun untuk menggambarkan kecenderungan situasi permintaan dan penyediaan energi Indonesia hingga 2030 dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 INSTANSI PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NO. C. INDUSTRI SUMBER DAYA ALAM DAN JASA KELAUTAN

Lebih terperinci

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI Oleh : A. Edy Hermantoro Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas disampaikan pada : DISKUSI EVALUASI BLUE PRINT ENERGI NASIONAL PETROGAS DAYS 2010 Jakarta, 11

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL Biro Riset BUMN Center LM FEUI Meningkatnya beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) belakangan ini membuat pemerintah berupaya menekan subsidi melalui penggunaan energi alternatif,

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S NIM : 12013048 JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-251

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-251 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-251 Model Sistem Dinamik Untuk Meningkatkan Rasio Pemenuhan dan Efisiensi Pada Manajemen Rantai Pasok Biodiesel Nasional Ashma

Lebih terperinci

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015 POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015 Yang Saya Hormati: 1. Pimpinan Media Indonesia; 2.

Lebih terperinci

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah gas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah gas bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan sumber daya alam. Salah satunya adalah gas bumi. Sejak pertengahan tahun 1970-an, Indonesia dipandang berhasil dalam mengembangkan industri gas

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Produksi Energi Fosil... 3 2. Asumsi... 4 3. Metodologi... 13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi (migas) di tanah air memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini dapat dilihat dari struktur perekonomian fiskal

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Disampaikan dalam Acara: World Café Method Pada Kajian Konversi Lahan Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan Surabaya, 26 September 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK Isnaini Muhandhis 1) dan Erma Suryani 2) 1) dan 2) Jurusan Sistem Informasi, Fak. Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-251 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur terhadap Emisi CO 2 melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun

Lebih terperinci

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Kenaikan konsumsi tersebut terjadi karena salah satu faktornya yaitu semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik menjadi kebutuhan utama manusia baik sektor rumah tangga, industri, perkantoran, dan lainnya. Kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Oleh: Drs. Setiadi D. Notohamijoyo *) Ir. Agus Sugiyono *)

I. PENDAHULUAN. Oleh: Drs. Setiadi D. Notohamijoyo *) Ir. Agus Sugiyono *) POLA PEMAKAIAN DAN DISTRIBUSI GAS BUMI DI INDONESIA PADA PERIODE PEMBANGUNAN TAHAP KEDUA ABSTRAK Oleh: Drs. Setiadi D. Notohamijoyo *) Ir. Agus Sugiyono *) Minyak dan gas bumi masih sangat berperan dalam

Lebih terperinci

Pembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta

Pembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta Pembangunan Infrastruktur peranan sektor swasta Jalan Trisakti Trisakti 1: Berdaulat dalam politik Mengedepankan identitas Indonesia sebagai negara kepulauan dalam pelaksanaan diplomasi dan membangun kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gas alam merupakan salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat ini. Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu mempermudah hidup manusia. Untuk dapat dipergunakan sebagai mana fungsinya mobil menggunakan tenaga mesin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan energi dari fosil seperti minyak dan gas bumi (migas) telah mempengaruhi segala bidang kehidupan manusia saat ini dan diprediksikan akan terus meningkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Melalui pembahasan dari Bab I sampai dengan pembahasan Bab IV dan sejumlah 5 (lima) pertanyaan yang dilampirkan pada rumusan masalah, maka kami dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Berdasarkan Tipologi Klassen periode 1984-2012, maka ada 8 (delapan) daerah yang termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

MENlERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

MENlERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MENlERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG HARGA JUAL GAS BUMI MELALUI PIPA PADA KEGIATAN

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bisnis kilang modern yang sangat dinamis dan kompetitif (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki performance operasionalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah menerapkan penyelenggaraan Pemerintah daerah yang berdasarkan asas otonomi daerah. Pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat kebijakannya

Lebih terperinci

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017 #energiberkeadilan Jakarta, 8 Agustus 2017 MINYAK DAN GAS BUMI LIFTING Minyak Bumi 779 (2016) 1 802 (2017)

Lebih terperinci

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor Lilis Ernawati 5209100085 Dosen Pembimbing : Erma Suryani S.T., M.T., Ph.D. Latar Belakang

Lebih terperinci

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur)

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur) 1 Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur) Diajeng Permata I.J 1, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan kondisi perekonomian, maka dunia industri semakin mendapat tuntutan yang tinggi dari masyarakat. Tuntutan yang dimaksud salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi baik di Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan pola konsumsi energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sudah mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan. Di satu sisi konsumsi masyarakat (demand) terus meningkat,

Lebih terperinci

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. INDIKATOR MAKRO 2010 2011 2012 No Indikator Makro Satuan Realisasi Realisasi Realisasi Rencana / Realisasi % terhadap % terhadap APBN - P Target 2012 1 Harga Minyak Bumi US$/bbl 78,07 111,80 112,73

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP. 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO)

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP. 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT WORKSHOP 2.1 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) PERTAMINA adalah Badan Usaha Milik Negara minyak dan perusahaan gas (National Oil Company), yang didirikan pada tanggal 10

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser No.188, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Pemanfaatan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN GAS BUMI UNTUK

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut International Finance Corporation (IFC), Indonesia memiliki cadangan minyak bumi, batu bara dan gas alam yang berlimpah. Selama beberapa dekade, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, posisi penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan-batasan serta sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam penelitian.

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI Oleh : Kunaefi, ST, MSE

Lebih terperinci

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap,

Secara garis besar penyusunan proyeksi permintaan energi terdiri dari tiga tahap, 41 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Dalam penelitian ini bahan yang diperlukan adalah data ekonomi, kependudukan dan data pemakaian energi. Berikut adalah daftar data yang diperlukan sebagai

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PASAR DOMESTIK GAS BUMI TERBESAR ADA DI PULAU JAWA YANG MEMILIKI CADANGAN GAS BUMI RELATIF KECIL;

LATAR BELAKANG PASAR DOMESTIK GAS BUMI TERBESAR ADA DI PULAU JAWA YANG MEMILIKI CADANGAN GAS BUMI RELATIF KECIL; LATAR BELAKANG GAS BUMI MEMPUNYAI PERAN YANG SANGAT PENTING DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL, YAITU SEBAGAI SUMBER ENERGI, BAHAN BAKU DALAM NEGERI DAN SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN NEGARA DAN DEVISA.; PERMINTAAN

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual

BAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)

Lebih terperinci

Sektor Pasokan Energi. Produksi Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Sektor Pasokan Energi. Produksi Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator Sektor Pasokan Energi Produksi Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi I. Gambaran Umum Produksi Energi Fosil... 3 II. Asumsi Tetap/Fixed Assumption... 4 2.1. Penemuan Cadangan...

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK Insider Forum Series Indonesia Energy Roadmap 2017 2025 Jakarta, 25 Januari 2017 I Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah pembangkit listrik di Indonesia merupakan akibat langsung dari kebutuhan listrik yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, karena listrik merupakan energi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Tugas Akhir Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti

1. PENDAHULUAN. perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Adityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.

Adityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. PEMODELAN HARGA PRODUSEN GABAH UNTUK MELINDUNGI KESEJAHTERAAN PETANI MENGGUNAKAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERUM BULOG Adityas Ismawati NRP. 5209100129 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semen adalah komoditas yang strategis bagi Indonesia. Sebagai negara yang terus melakukan pembangunan, semen menjadi produk yang sangat penting. Terlebih lagi, beberapa

Lebih terperinci