JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-8 1"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Model Simulasi Sistem Dinamik Dalam Perencanaan Kapasitas Supply Gas Di Sektor Industri dan Rumah Tangga Untuk Memenuhi Pasokan Gas di Masa Mendatang (Studi Kasus: Jawa Timur) Rani Wira Prastiwi, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya erma@is.its.ac.id Abstrak Keberadaan gas bumi sebagai energi pengganti minyak bumi semakin penting dan memiliki posisi strategis dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Selain itu gas bumi juga memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan harga minyak bumi yang semakin melambung tinggi. Gas bumi dapat digunakan sebagai sumber energi dan bahan bakar untuk rumah tangga dan industri. Selain bahan bakar, gas bumi juga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses industri. Volume konsumsi gas yang paling banyak adalah pada sektor industri karena semua proses produksinya membutuhkan gas. Pada tahun 2011, Perusahaan yang bergerak dalam bidang transmisi dan distribusi gas mengalami kendala mengenai ketersediaan pasokan gas bumi. Tingkat produksi gas bumi dari lapangan yang tersedia memiliki kecenderungan menurun sehingga berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Akibat berkurangnya pasokan gas membuat penjualan menjadi menurun karena tidak dapat memenuhi permintaan dari pelanggan. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi perusahaan sehingga terjadi penurunan pendapatan selain itu bagi pelanggan tidak dapat mendapatkan pasokan gas untuk kebutuhannya. Tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisa perencanaan kapasitas supply gas sehingga dapat mengurangi terjadinya kekurangan pasokan gas. Penggunaan metode sistem dinamis dinilai tepat dalam penyelesaian masalah ini karena sistem dinamis tidak hanya memberikan peramalan atau prediksi semata tetapi juga dapat memahami karakteristik dan perilaku mekanisme proses internal yang terjadi dalam suatu sistem tertentu. Sehingga diharapkan mampu menyelesaikan masalah dari berkurangnya penjualan gas dalam perusahaan dan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui target perencanaan supply dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan kedepan. Kata kunci: Sistem Dinamik, Gas, Supply dan Demand PENDAHULUAN M inyak dan gas bumi (migas) merupakan sektor strategis dalam mendukung perekonomian dan pembangunan nasional. Sumber energi tersebut digunakan hampir di setiap sektor kehidupan, seperti transportasi, pembangkit listrik, rumah tangga maupun industri. Dengan cadangan minyak bumi sebesar 7,4 miliar barrel dan cadangan gas bumi yang mencapai 157 TSCF, serta harga komoditi ini yang terus meningkat, menyebabkan kontribusi sektor migas pada penerimaan Negara sangat signifikan. Namun penurunan alamiah cadangan migas yang dialami Indonesia menyebabkan produksi nasional dalam 3 tahun terakhir semakin menyusut. Menurut data Kementerian ESDM dan BP Migas, Indonesia pada tahun 2009 memproduksi minyak sebesar bopd (barrels of oil per day), jumlah tersebut menurun di tahun 2010 menjadi bopd. Sedangkan di tahun 2011, produksi minyak lebih mengalami penurunan yaitu menjadi bopd. Pada gambar 1 menjelaskan mengenai pertumbuhan konsumsi energi dunia berdasarkan hasil analisa dari International energy Agency (IEA) dalam laporan World Energy Outlook Gambar grafik tersebut menjelaskan bahwa setiap tahun konsumsi energi minyak dan gas bumi semakin meningkat. Menurunnya produksi minyak mentah, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan meningkatnya subsidi BBM, mendorong Pemerintah melakukan langkah strategis dalam pemanfaatan gas bumi. Keberadaan gas bumi sebagai energi pengganti minyak bumi semakin penting dan memiliki posisi strategis dalam menurunkan emisi karbon dioksida atau menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global. Penggunaan gas bumi juga dirasakan lebih hemat dibandingkan dengan minyak bumi yang semakin langka dan bernilai jual tinggi. Sejak tahun 2010, Pemerintah menetapkan prioritas alokasi pasokan gas bumi. Kebijakan tersebut mempengaruhi ketersediaan pasokan gas bagi kepentingan dalam negeri. Sedangkan pada tahun 2011, PT XYZ Surabaya mengalami kendala pada masalah ketersediaan pasokan gas bumi. Tingkat produksi gas bumi dari lapangan yang tersedia memiliki kecenderungan menurun sehingga berdampak pada terbatasnya pasokan gas. Kebijakan Pemerintah yang mengutamakan pasokan gas bumi bagi produksi migas, sektor pupuk dan listrik juga membatasi pasokan yang diterima oleh PT XYZ Surabaya tahun Kecenderungan produsen mengajukan renegoisasi harga, memberikan pengaruh terhadap harga beli gas dari pemasok. Pada tahun 2011, kegiatan usaha distribusi PT XYZ Surabaya mengalami penurunan sebesar 3,53% yaitu dari 824,35 MMScfd di tahun 2010, menjadi 795,28 MMScfd di tahun Hal ini terutama disebabkan berkurangnya pasokan gas di SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat dan SBU Distribusi II Jawa Bagian Timur. Penurunan pasokan gas PT XYZ Surabaya di SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur disebabkan oleh pengurangan jumlah penyaluran harian pasokan gas dan gangguan pasokan gas dari pemasok karena mengalami reservoir decline. Sehingga dibandingkan tahun 2010 SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur mengalami penurunan penjualan sebesar 6,75% akibat dari berkurangnya volume pasokan gas dari pemasok (Laporan Tahunan PT XYZ Surabaya). Sistem dinamik dirasakan tepat karena penggunaan metode ini diarahkan kepada bagaimana dengan memahami perilaku sistem tersebut, orang dapat meningkatkan efektivitas dalam merencanakan suatu kebijakan dan pemecahan masalah yang timbul. Pada sistem ini dibuat untuk menganalisis perencanaan kapasitas supply gas di Jawa Timur sehingga PT XYZ Surabaya memberikan pasokan gas yang sesuai dengan kebutuhan industri dan rumah tangga. Dengan pemenuhan tersebut secara tidak langsung akan membuat penjualan gas menjadi meningkat.

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Nantinya diharapkan melalui tugas akhir ini mampu memberikan langkah alternatif dan skenario perencanaan kapasitas supply gas untuk mengatasi terjadinya kekurangan pasokan gas di Jawa Timur sehingga kebutuhan dari setiap industri dan rumah tangga dapat terpenuhi. A. Sistem Dinamik I. KAJIAN PUSTAKA Simulasi sistem dinamik merupakan simulasi kontinyu yang dikembangkan oleh Jay Forrester (MIT) tahun an, berfokus pada struktur dan perilaku sistem yg terdiri dari interaksi antar variabel dan loop feedback. Hubungan dan interaksi antar variabel dinyatakan dalam diagram kausatik. Karakteristik model sistem dinamik antara lain adalah: Dinamika sistem yang kompleks Perubahan perilaku sistem terhadap waktu Adanya sistem umpan balik tertutup Adanya umpan balik ini menggambarkan informasi baru tentang keadaan sistem, yang kemudian akan menghasilkan keputusan selanjutnya. Berbeda dengan sistem konvensional, sistem dinamik memiliki kontribusi dalam simulasi. Beberapa keuntungan dalam menggunakan sistem dinamik adalah: Tersedianya kerangka kerja bagi aspek kausalitas, nonlinearitas, dinamika dan perilaku endogen dari sistem Menciptakan pengalaman eksperimental bagi para pengambil kebijakan berdasarkan perilaku faktor faktor pendukung sistem Adanya kemudahan untuk mengatur skenario simulasi sesuai dengan yang dikehendaki Tersedianya sumber informasi dari yang sifatnya mental, tertulis, maupun numerik sehingga model yang dihasilkan lebih berisi dan representatif. Menghasilkan struktur model dari input-input manajerial dan mensimulasikannya lewat prosedur komputasi yang kuantitatif. II. METODE a. Data Masukan Data yang digunakan dalam permasalahan ini adalah datadata yang didapatkan berdasarkan hasil survey dan wawancara yang dilakukan pada kantor PT. XYZ yang berlokasi di Surabaya Jawa Timur, Berikut informasi yang didapatkan dari hasil survey : 1. Data permintaan gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur 2. Data jumlah pelanggan rumah tangga dan industri 3. Data penjualan gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur 4. Data harga gas di sektor industri dan rumah tangga di Jawa Timur 5. Data pasokan gas di Jawa Timur Dari data-data tersebut nantinya akan diproses menjadi suatu model dan skenario dengan menggunakan bantuan Vensim sebagai aplikasi simulasi. b. Pembuatan Konseptual Model Tahap selanjutnya adalah membuat model. Pembuatan model dapat dilakukan setelah mengetahui sistem dan datadata yang berkaitan sehingga model sesuai dengan sistem yang ada. Diagram kausatik ini meliputi proses distribusi perusahaan, mulai dari pembelian gas dari pemasok dan penyaluran gas ke tiap pelanggan dengan variabel induk yaitu rasio pemenuhan. Gambar 1 adalah diagram kausatik dari proses distribusi perusahaan XYZ Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan pihak perusahaan, terdapat 2 variabel yang mempengaruhi rasio pemenuhan, yaitu variabel supply dan demand. Gambar 1 Diagram Kausatik Demand rumah tangga dipengaruhi oleh rata-rata kebutuhan gas rumah tangga dan jumlah pelanggan rumah tangga. Demand industri juga dipengaruhi oleh rata-rata kebutuhan gas industri dan jumlah pelanggan industri. Demand rumah tangga dan industri berpengaruh positif terhadap pertumbuhan jumlah permintaan gas secara menyeluruh. total gas demand berpengaruh negatif terhadap rasio pemenuhan karena semakin banyak permintaan maka rasio pemenuhan semakin berkurang jika pasokan tidak bertambah. Gas purchases (pembelian gas) berpengaruh positif terhadap supply, karena semakin banyak perusahaan membeli gas dari pemasok maka pasokan gas yang tersedia juga semakin banyak. supply berpengaruh positif terhadap distribusi gas dalam rumah tangga dan industri. Sehingga jika distribusi gas meningkat maka akan mempengaruhi penjualan. Jika penjualan rumah tangga dan industri meningkat maka berpengaruh positif terhadap total penjualan gas seluruhnya dan total pendapatan perusahaan. Meningkatnya total pendapatan perusahaan juga dipengaruhi oleh harga gas karena jika harga gas meningkat maka total pendapatan yang diterima perusahaan juga meningkat. c. Pembuatan Base Model Base model merupakan model dasar yang nantinya akan dikembangkan untuk dianalisis. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi variabel-variabel terkait yang mempengaruhi sistem utama. Pada tugas akhir ini ini kebutuhan (demand) dan pasokan (supply) gas Jawa Timur yang menjadi tumpuan utama yang mempengaruhi variabel fulfillment ratio gas diwilayah Jawa Timur.

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Industry Customer = 0, = 0, HH Demand = 0,09388 d. Verifikasi dan Validasi Gambar 2 Diagram Base Model Verifikasi merupakan penerjemahan model simulasi konseptual (diagram alur dan asumsi) ke dalam bahasa pemrograman secara benar. Sementara Validasi bertujuan melakukan pengecekan apakah model konseptual simulasi adalah representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law & Kelton, 1991). Pada tugas akhir ini, cara yang akan digunakan untuk melakukan validasi adalah melalui behaviour validity test, yaitu fungsi yang digunakan untuk memeriksa apakah model yang dibangun mampu menghasilkan tingkah laku (behaviour) output yang diterima. Terdapat dua cara pengujian dalam validasi behavior adalah sebagai berikut: 1. Perbandingan Rata Rata (Mean Comparison) Prasyarat : E1 S Nilai rata-rata hasil simulasi Nilai rata-rata data A Model valid apabila nilai E1 5% 2. Perbandingan Variasi Amplitudo (% Error Variance) Ss Sa E2 Sa Prasyarat : Ss = Standard deviasi model Sa = Standard deviasi data Model valid bila E2 30% Berikut hasil penghitungan mean variance (E1) dan Error Variance (E2) pada data hasil simulasi: 1. HH Customer = 0, S A A = 0, Industry Demand = 0, = 0, Supply = 0, = 0, = 0,1952 e. Pembuatan Skenario Setelah basemodel yang dibuat telah valid dan verified, langkah selanjutnya adalah pembuatan skenario simulasi. Pembuatan skenario dapat dilakukan dengan menambahkan variabel dan parameter yang memiliki pengaruh dominan terhadap keseluruhan basemodel, untuk selanjutnya mengetahui dampak perubahan tersebut terhadap variabel lainnya. Dalam pengerjaannya, jenis skenario yang dibuat adalah skenario struktur yaitu dengan penambahan variabel baru untuk mengurangi terjadinya kekurangan pasokan gas sehingga rasio pemenuhan dari permintaan pelanggan dapat meningkat. Penambahan variabel untuk skenario struktur ini yaitu dengan melakukan penambahan sumur baru sehingga pasokan gas ke perusahaan dapat bertambah seperti yang terlihat pada gambar 3.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) penambahan sumur baru dan scenario struktur perluasan pasar. Masing-masing hasil dari skenario akan di analisis untuk mengamati kondisi yang mungkin terjadi. a. Skenario struktur tanpa penambahan struktur Berdasarkan hasil simulasi dari skenario struktur tanpa penambahan struktur, dilakukan beberapa perbandingan untuk melihat kondisi permintaan dan supply gas Jawa Timur jika tidak dilakukan penambahan sumur baru. Gambar 3 Diagram Skenario dengan Penambahan Sumur Baru Penambahan sumur baru ini dilakukan karena semakin berkurangnya pasokan gas dari sumur lama akibat dari umur sumur yang sudah tua sehingga kemampuan dalam menghasilkan gas juga menurun. Rata-rata umur tua dari sumur gas yaitu antara tahun. Setelah skenario untuk menambah pasokan gas dilakukan maka perusahaan dapat melakukan perluasan pasar ke daerah yang belum terdapat jaringan distribusi. Daerah tersebut juga memiliki banyak industri potensial yang bisa memanfaatkan gas untuk bahan bakarnya. Selain itu skenario ini juga bertujuan untuk memanfaatkan gas yang tersisa akibat terjadinya over supply untuk dijual ke pelanggan baru. Sehingga skenario selanjutnya yang ditetapkan dalam tugas akhir ini adalah hanya untuk perluasan pasar ke daerah lain untuk memanfaatkan sisa gas yang ada seperti yang terlihat pada gambar 4. Gambar 5 Hasil skenario struktur tanpa penambahan struktur Grafik pada gambar 5 menunjukkan bahwa pasokan gas (warna biru) mengalami penurunan setiap bulannya tetapi hal ini berbanding terbalik dengan tingginya permintaan gas setiap bulannya (warna hijau). Sehingga hal ini mengakibatkan rasio pemenuhan permintaan pelanggan juga menurun setiap bulannya seperti pada gambar 6. Gambar 6 Fulfillment ratio tanpa penambahan struktur 4.1 Skenario Struktur Gambar 4 Skenario Perluasan Pasar III. HASIL DAN PEMBAHASAN Skenario struktur terdiri dari skenario struktur tanpa penambahan struktur (sumur baru), skenario struktur dengan Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa tahun (bulan ke 1-24) perusahaan mengalami defisit gas hingga 29%, artinya perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan gas pelanggan sebanyak 29%. b. Skenario struktur dengan penambahan sumur baru Berdasarkan hasil simulasi dari skenario penambahan sumur baru, dilakukan perbandingan hasil simulasi sebelum dan sesudah ditambahkan skenario penambahan sumur baru. Hasil yang dibandingkan adalah permintaan dan supply, rasio pemenuhan, total penjualan gas, pendapatan penjualan gas di rumah tangga dan industri.

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Selain rasio pemenuhan meningkat dari sebelumnya, total penjualan gas dan pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan Seperti pada gambar 9 terdapat peningkatan total penjualan yang sangat signifikan dari keadaan sebelumnya. penjualan gas ini merupakan jumlah penjualan gas rumah tangga dan industri setiap bulannya. Gambar 7 Hasil skenario perbandingan permintaan dan supply gas Gambar 7 menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan pasokan dari sumur baru maka pada bulan ke 25 perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan hingga pada bulan ke 85. Hal ini terjadi karena pasokan dari sumur lama terus mengalami penurunan sehingga perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk dapat memenuhi permintaan gas. Gambar 8 Perbandingan rasio pemenuhan skenario dan base model Gambar 8 menunjukkan perbandingan rasio pemenuhan hasil scenario (garis biru) dan base model (garis merah). Dari gambar 8, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan setelah bulan ke 24, karena penambahan skenario dilakukan selama 6 tahun kedepan. Walaupun rasio pemenuhan meningkat dari model nyatanya tetapi terlihat bahwa setiap bulan rasio tersebut mengalami penurunan akibat penurunan pasokan dari sumur yang lama dan semakin tingginya permintaan gas dari pelanggan. Untuk itu perusahaan harus menambah pasokan gas lagi melalui penambahan sumur baru lagi karena provinsi Jawa Timur saat ini masih terdapat beberapa sumur yang berpotensi dalam memproduksi gas untuk memenuhi kebutuhan gas regional. Tabel 1 Perbandingan rasio pemenuhan penambahan sumur baru Rasio Pemenuhan Rasio Pemenuhan (Skenario) Gambar 9 Perbandingan total penjualan skenario dan base model Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas meningkat dari menjadi setiap bulannya selama 6 tahun kedepan. Tabel 2 Perbandingan total penjualan gas penambahan sumur baru Penjualan Gas Penjualan Gas (Skenario) Untuk pendapatan dari penjualan gas juga mengalami peningkatan. ini dibedakan menjadi 2 yaitu pendapatan penjualan gas dalam rumah tangga dan industri. Gambar 10 merupakan grafik dari peningkatan pendapatan penjualan gas rumah tangga dari kondisi sebelumnya. Garis berwarna biru merupakan kondisi saat ditambah skenario sedangkan yang merah merupakan kondisi saat tidak ditambah skenario. Gambar 10 Perbandingan total revenue in HH skenario dan base model

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa pendapatan penjualan gas rumah tangga meningkat dari Rp menjadi Rp setiap bulannya selama 6 tahun kedepan. Tabel 3 Perbandingan total pendapatan gas RT penambahan sumur baru Gas RT Rp Gas RT (Skenario) Rp Sedangkan peningkatan pendapatan penjualan gas industri dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11 Perbandingan total revenue in Industry ($) skenario dan base model Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas meningkat dari $ ,42 menjadi $ ,46 setiap bulannya selama 6 tahun kedepan. Tabel 4 Perbandingan total pendapatan gas industri ($) penambahan sumur baru Gas Industri $ ,42 Gas Industri (Skenario) $ ,46 Untuk pendapatan biaya layanan (service cost) dalam industri juga mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada gambar 12. Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa rata-rata penjualan gas meningkat dari Rp menjadi Rp setiap bulannya selama 6 tahun kedepan. Tabel 5 Perbandingan total pendapatan gas industri (Rp) penambahan sumur baru service cost Industri Rp service cost Industri (Skenario) Rp Untuk peminjaman gas ke perusahaan lain mengalami penurunan dari kondisi sebelumnya (bulan ke 24) saat belum menambah sumur baru namun setelah bulan ke 25 terjadi peningkatan peminjaman gas akibat pasokan gas yang berkurang dari sumur yang lama sehingga perusahaan harus menambah pasokan gas dari sumur yang baru lagi. Grafik dibawah merupakan grafik dari peminjaman gas ke perusahaan lain. Setelah dilakukan penambahan sumur baru ternyata perusahaan mengalami over supply akibat pasokan yang bertambah tidak diimbangi oleh permintaan yang bertambah banyak. Pada gambar 13 dapat dilihat bahwa terdapat sisa gas dalam rumah tangga namun jumlahnya tidak terlalu banyak. Gambar 13 Sisa pasokan gas pada rumah tangga Sedangkan untuk industri dapat dilihat pada gambar 14 bahwa terdapat banyak sekali sisa gas yang belum tersalurkan dari sumur baru. Over supply ini terjadi pada bulan ke 25 sampai bulan ke 59. Setelah itu tidak ada gas yang tersisa akibat berkurangnya pasokan dari sumur yang lama. Gambar 12 Perbandingan total revenue in HH (Rp) skenario dan base model Gambar 14 Sisa pasokan gas pada industri

7 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) c. Skenario struktur dengan perluasan pasar Pada skenario ini hanya difokuskan pada perluasan pasar untuk sektor industri. Dalam skenario dapat dilihat juga bahwa sisa gas dari hasil penambahan sumur baru dapat berkurang karena telah disalurkan ke daerah lain. Gambar 19 Perbandingan rasio pemenuhan Gambar 15 Sisa pasokan gas pada industri Pada gambar 15 dapat dilihat bahwa setelah bulan ke-25 sisa gas berkurang dari kondisi sebelumnya pada skenario 2 dari MMSCFD menjadi MMSCFD. Meskipun berkurang cukup banyak perusahaan masih harus menambah pelanggan baru lagi untuk mengoptimalkan sisa gas tersebut yaitu dengan tidak hanya memberikan infrastruktur pipa gas pada sektor industri saja tetapi infrastruktur tersebut dapat menjangkau pada sektor komersial dan rumah tangga di daerah tersebut. Gambar 19 menjelaskan perbandingan rasio pemenuhan antara base model dan skenario. Skenario yang dibandingkan adalah saat melakukan penambahan sumur baru dan melakukan perluasan pasar. Untuk garis yang berwarna merah merupakan rasio pemenuhan pada base model (sebelum dilakukan penambahan sumur baru). Garis berwarna biru menunjukkan rasio pemenuhan pada skenario 2 yaitu setelah dilakukan penambahan sumur baru. Sedangkan garis berwarna hijau merupakan rasio pemenuhan pada skenario 3 setelah dilakukan perluasan pasar ke beberapa daerah. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa rasio pemenuhan untuk skenario ke-2 lebih tinggi dari skenario ke-3 karena pada skenario ke-3 jumlah permintaan gas bertambah sehingga rasio pemenuhan akan berkurang juga. Gambar 16 permintaaan gas (base model) Gambar 20 penjualan gas (base model) Gambar 17 permintaaan gas (skenario 2) Gambar 21 penjualan gas (skenario 2) Gambar 22 permintaaan gas (skenario 3) Gambar 18 permintaaan gas (skenario 3) Dari gambar 16, 17 dan 18 dapat dilihat perbedaan dari jumlah permintaan gas saat sebelum dilakukan perluasan pasar. Perluasan pasar tentu akan menambah jumlah permintaan gas kedepannya. Pada gambar 20, 21 dan 22 menjelaskan mengenai perbandingan total penjualan gas pada base model dan skenario. Dari gambar tersebut dapat dilihat peningkatan penjualan dialami oleh skenario ke-3 karena jumlah pelanggan yang semakin bertambah akibat dilakukan perluasan pasar yang secara langsung berdampak pada hasil penjualan yang meningkat. Meskipun penjualan perusahaan dapat lebih meningkat setelah dilakukan perluasan pasar tetapi pada bulan ke-60 penjualan menjadi menurun seperti yang terlihat pada gambar 23.

8 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Pada skenario ini dilakukan penambahan beberapa daerah dengan industri potensial di Jawa Timur yaitu Malang, Jombang, Lamongan dan Tuban. Namun dengan bertambahnya pelanggan dari daerah baru semakin lama persediaan gas tersebut akan semakin berkurang. Hal ini terjadi akibat pasokan gas dari sumur lama yang semakin menurun setiap waktunya. Sehingga perusahaan harus menambah sumur baru lagi untuk dapat menjaga ketersediaan gas di masa mendatang. Gambar 23 penjualan gas Hal ini terjadi akibat dari penurunan pasokan gas dari sumur yang lama sehingga perusahaan perlu melakukan penambahan sumur baru lagi agar kebutuhan gas pelanggan dapat terpenuhi. Untuk perusahaan skenario ke-2 perlu dilakukan kembali untuk menjaga ketersediaan gas di masa mendatang. IV. KESIMPULAN Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut: 1. Model simulasi yang dikembangkan dapat digunakan sebagai acuan simulasi untuk membantu perusahaan dalam perencanaan kapasitas supply untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan menambahkan kapasitas pasokan gas dari pemasok ke depannya. 2. Rasio pemenuhan selalu mengalami penurunan dari tahun sebesar 29% dan akan terus menurun jika tidak dilakukan penambahan pasokan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan penurunan dalam penjualan gas dan pendapatan perusahaan. Pasokan yang ada saat ini tidak dapat mencukupi permintaan pelanggan yang selalu meningkat akibat dari penurunan kapasitas produksi sumur lama. 3. Sesuai dengan hasil simulasi skenario, terdapat cara untuk meningkatkan rasio pemenuhan, yaitu: - Penambahan sumur baru Cara ini dilakukan dengan menambah pasokan dari sumur baru untuk mengatasi kekurangan pasokan dari sumur yang lama. Penambahan jumlah kapasitas pasokan ini dilakukan untuk 6 tahun ke depan yaitu sebesar MMSCFD. Namun jika dilihat dari grafik rasio pemenuhan terjadi penurunan pada bulan ke 85 sebesar 1,1% dan akan terus menurun pada bulan selanjutnya. Hal ini terjadi karena jumlah pasokan dari sumur lama terus mengalami penurunan sehingga total pasokan juga menurun. Untuk mengantisipasi hal ini perusahaan dapat menambah pasokan dari sumur baru lagi untuk dilakukan eksplorasi sehingga dapat menggantikan sumur yang lama dan tidak terjadi penurunan rasio pemenuhan lagi. 4. Penambahan sumur baru pada skenario akan menimbulkan terjadinya over supply untuk itu perlu ditambahkan skenario lagi untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan melakukan perluasan pasar ke daerah lain. Terdapat 2 pilihan yang dapat dilakukan perusahaan untuk memilih daerah yang akan dibangun yaitu: 1. Pemilihan daerah berdasarkan tingkat pendapatan asli daerah 2. Pemilihan daerah berdasarkan potensi penggunaan gas di daerah tersebut DAFTAR PUSTAKA [1] Presley A. (2010). Langkah Melakukan Simulasi. Structured Models And Dynamic Systems Analysis [2] Law & Kelton. (1991). Pengertian Simulasi. Simulation Modeling and Analysis [3] Sofyan, Arif. (2011, September 28). Konsep Sistem Dinamik. Pengantar Sistem Dinamik [4] Suryani, E., Chou, S.-Y., & Chen, C.-H. (2010). Demand scenario analysis and planned capacity expansion: A system. Simulation Modelling Practice and Theory, [5] Kusumaningtyas Asri (2011). Penerapan Model Simulasi Sistem Dinamis Pada Analisis Pengaruh Kebijakan Pertamina Terhadap Peforma Perusahaan Agen Gas LPG. Yogyakarta. [6] Oscarino, Yohanes., Dinariyana, AAB., Artana, Ketut Buda. Distribusi Gas Alam Cair (LNG) Dari Kilang Menuju Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Untuk Pemenuhan Kebutuhan Pembangkit Listrik Di Indonesia Melalui Pendekatan Simulasi. [7] Anderson, E. G., & Black, L. J. (2007). Accumulations of Legitimacy: Exploring. 25th International Conference of the System Dynamics Society, (pp ). Boston, Massachusetts. [8] Kramarz, M., & Kramarz, W. (2011). Simulation Modelling of Complex Distribution Systems. Procedia Social and Behavioral Sciences, [9] Maria, A. (1997). Introduction to Modeling And Simulation. Ney York, United States of America. [10] Perreault, W. D., & McCarthy, E. J. (2002). Basic Marketing - A Managerial Approach. New York: McGraw- Hill. [11] Richardson, G. P. (1986). Problems with causal loop diagrams. System Dynamic Reviews, [12] Richardson, G. P. (2011). Reflections on The Foundations of System Dynamics. System Dynamic Reviews, [13] Sherwood, D. (2002). Seeing the Forest for the Trees: A Manager's Guide to Applying Systems Thinking. Boston, London: Nicholas Brealey. [14] Suryani, E. (2006). Pemodelan dan Simulasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. [15] Wishart, J. D. (2008). Modelling, Simulation, Testing, and Optimization of Advanced Hybrid. Canada.

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS SUPPLY GAS DI SEKTOR INDUSTRI DAN RUMAH TANGGA UNTUK MEMENUHI PASOKAN GAS DI MASA MENDATANG (STUDI KASUS: JAWA TIMUR) IDENTITAS PENULIS NAMA :

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 dipemodelan dan Simulasi Perencanaan Permintaan dan Pasokan Menggunakan Metode Sistem Dinamik Untuk Mengatasi Kelangkaan Pupuk Wilayah Jawa Timur (Studi

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 15 1 Implementasi Sistem Dinamik Untuk Analisis Ketersediaan Pangan (UmbiUmbian) Sebagai Pengganti Konsumsi Beras Untuk Mencukupi Kebutuhan Pangan (Studi Kasus

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK

PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK GUNA MENINGKATKAN PROFIT (STUDI KASUS: PERUSAHAAN HABIBAH BUSANA)

ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK GUNA MENINGKATKAN PROFIT (STUDI KASUS: PERUSAHAAN HABIBAH BUSANA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISIS SIMULASI SALURAN DISTRIBUSI BUSANA MUSLIM DENGAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK GUNA MENINGKATKAN PROFIT (STUDI KASUS:

Lebih terperinci

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur)

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur) 1 Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur) Diajeng Permata I.J 1, Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business) minyak dan gas serta

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-251

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-251 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-251 Model Sistem Dinamik Untuk Meningkatkan Rasio Pemenuhan dan Efisiensi Pada Manajemen Rantai Pasok Biodiesel Nasional Ashma

Lebih terperinci

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA 2015-2019 DAN PELUANG MEMANFAATKAN FORUM G20 Siwi Nugraheni Abstrak Sektor energi Indonesia mengahadapi beberapa tantangan utama, yaitu kebutuhan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-294 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-251 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur terhadap Emisi CO 2 melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun

Lebih terperinci

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kebutuhan akan bahan bakar. Pentingnya bahan bakar minyak maupun bahan bakar yang berbentuk gas dalam kehidupan

Lebih terperinci

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK OLEH : SATYA W YUDHA Anggota komisi VII DPR RI LANDASAN PEMIKIRAN REVISI UU MIGAS Landasan filosofis: Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan kebutuhan akan energi di Indonesia terus meningkat karena makin bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kegiatan serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111, Indonesia,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Analisis Faktor Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap Pelayanan Rumah Sakit untuk Keberlanjutan Kesehatan Menggunakan Sistem Dinamik (Studi Kasus : RSUD Sidoarjo)

Lebih terperinci

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 Ana Rossika (15413034) Nayaka Angger (15413085) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Titus Kristanto 1, Eka Cahya Muliawati 2, Rachman Arief

Lebih terperinci

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 23 DESEMBER 2014 METODOLOGI 1 ASUMSI DASAR Periode proyeksi 2013 2050 dimana tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI Jakarta, 6 Februari 2014 I KONDISI HULU MIGAS 2 CADANGAN GAS BUMI (Status

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, [2012) 1-5 1 Abstrak Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat mengakibatkan semakin tingginya kompetisi dalam dunia usaha. Merupakan tantangan bagi sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan

Lebih terperinci

MODEL DINAMIK PERENCANAAN CADANGAN STRATEGIS BAHAN BAKAR MINYAK JENIS BENSIN (RON 88, RON 92, DAN RON 95) DI INDONESIA

MODEL DINAMIK PERENCANAAN CADANGAN STRATEGIS BAHAN BAKAR MINYAK JENIS BENSIN (RON 88, RON 92, DAN RON 95) DI INDONESIA MODEL DINAMIK PERENCANAAN CADANGAN STRATEGIS BAHAN BAKAR MINYAK JENIS BENSIN (RON 88, RON 92, DAN RON 95) DI INDONESIA Ario Wicaksono Santosa, Andy Noorsaman Sommeng, Anondho Wijanarko Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS

BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS BAB 3 PEMODELAN, ASUMSI DAN KASUS 3.1 Kerangka Pemodelan Kajian Outlook Energi Indonesia meliputi proyeksi kebutuhan energi dan penyediaan energi. Proyeksi kebutuhan energi jangka panjang dalam kajian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Analisis Ekonomi dan Kebijakan Bisnis Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia dilatarbelakangi oleh rencana Pemerintah merealokasi pemanfaatan produksi gas bumi yang lebih

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL

ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL ANALISIS INDUSTRI GAS NASIONAL Biro Riset BUMN Center LM FEUI Meningkatnya beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) belakangan ini membuat pemerintah berupaya menekan subsidi melalui penggunaan energi alternatif,

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik

Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2017 ISSN: 25796429 Surakarta, 89 Mei 2017 Analisis Kebijakan Persediaan Beras Provinsi Jawa Tengah Menggunakan Pendekatan Sistem Dinamik Wiwik Budiawan *1), Ary Arvianto

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM Bahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Pada Acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2015- Infrastructure: Executing The Plan KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008

RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 RINGKASAN EKSEKUTIF INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2008 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2008 disusun untuk menggambarkan kecenderungan situasi permintaan dan penyediaan energi Indonesia hingga 2030 dengan mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sudah mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan. Di satu sisi konsumsi masyarakat (demand) terus meningkat,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Manajemen Aset Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Untuk Meningkatkan Keandalan Jaringan Distribusi Menggunakan Sistem Dinamik

Lebih terperinci

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-234 Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PELANGGAN ENERGI LISTRIK

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PELANGGAN ENERGI LISTRIK PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PELANGGAN ENERGI LISTRIK (STUDI KASUS: PLN ACEH UTARA) Mochamad Ari Saptari, S.Kom.,M.Kom. 1 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL SEMINAR OPTIMALISASI PENGEMBANGAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENUJU KETAHANAN ENERGI YANG BERKELANJUTAN Oleh: DR. Sonny Keraf BANDUNG, MEI 2016 KETAHANAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil merupakan suatu hal penting yang dianggap mampu membantu mempermudah hidup manusia. Untuk dapat dipergunakan sebagai mana fungsinya mobil menggunakan tenaga mesin

Lebih terperinci

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) G-49 Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis Ludfi Pratiwi Bowo, AAB. Dinariyana, dan RO. Saut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gas alam merupakan salah satu sumber daya energi dunia yang sangat penting untuk saat ini. Sebagian besar gas alam yang dijual di pasaran berupa sales gas (gas pipa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional guna memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku industri, menggerakkan roda

Lebih terperinci

PERAMALAN PENINGKATAN JUMLAH PELANGGAN PDAM SURABAYA UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIK

PERAMALAN PENINGKATAN JUMLAH PELANGGAN PDAM SURABAYA UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIK PERAMALAN PENINGKATAN JUMLAH PELANGGAN PDAM SURABAYA UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI MENGGUNAKAN PEMODELAN DINAMIK ABSTRACK Ruli Utami Jurusan Sistem Informasi, ITATS Jl. Arief Rachman Hakim 100 Surabaya, 60111.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara. Indonesia 2050 Pathway Calculator Panduan Pengguna Untuk Sektor Produksi Energi Fosil Minyak, Gas dan Batubara Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Sektor Produksi Energi Fosil... 3 2. Asumsi... 4 3. Metodologi... 13

Lebih terperinci

RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL Disampaikan pada The CASINDO Meeting PUSAT DATA DAN INFORMASI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Grand Legi Hotel Mataram, 2 Maret 2011

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN. A. Pemodelan dan Simulasi

II. METODE PENELITIAN. A. Pemodelan dan Simulasi 1 MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK MELIHAT PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KETERSEDIAAN BERAS DAN UBI KAYU (STUDI KASUS KABUPATEN MALANG) Nurina Setyaning Putri, dan Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI PERANAN MIGAS DALAM MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI Oleh : A. Edy Hermantoro Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas disampaikan pada : DISKUSI EVALUASI BLUE PRINT ENERGI NASIONAL PETROGAS DAYS 2010 Jakarta, 11

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA Lampiran Surat Nomor: Tanggal: RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 INSTANSI PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NO. C. INDUSTRI SUMBER DAYA ALAM DAN JASA KELAUTAN

Lebih terperinci

Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK)

Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK) Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK) 1 1 LANDASAN HUKUM UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi Pasal 6 Pasal 12

Lebih terperinci

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print) Penerapan Model Sistem Dinamik Untuk Melakukan Pemeliharaan Operasional Aset Unit Transmisi Dan Visualisasi Luaran Model Dengan Menggunakan Dashboard (Studi Kasus: PT.Pln (Persero) App Semarang) A327 Pandu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan prima, Kepuasan pelanggan, Maturity level, COBIT 4.1, Sistem Dinamik

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan prima, Kepuasan pelanggan, Maturity level, COBIT 4.1, Sistem Dinamik PENDEKATAN SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI PENYELARASAN TUJUAN TI DAN TUJUAN BISNIS Aan Anto S. 1), Erma Suryani. 2) Program Magister, Bidang Keahlian Sistem Informasi,

Lebih terperinci

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK

PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK PENGEMBANGAN MODEL RANTAI PASOK PRODUKSI BERAS UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIK Isnaini Muhandhis 1) dan Erma Suryani 2) 1) dan 2) Jurusan Sistem Informasi, Fak. Teknologi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Produksi Liquefied Natural Gas (LNG) LNG Indonesia diproduksi dari tiga kilang utama, yaitu kilang Arun, kilang Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bisnis kilang modern yang sangat dinamis dan kompetitif (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki performance operasionalnya

Lebih terperinci

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH NAMA : PUTRI MERIYEN BUDI S NIM : 12013048 JURUSAN : TEKNIK GEOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Dashboard Strategic untuk Perencanaan Kapasitas Pembangkit Listrik yang Terintegrasi di Pulau Madura

Pembuatan Aplikasi Dashboard Strategic untuk Perencanaan Kapasitas Pembangkit Listrik yang Terintegrasi di Pulau Madura Pembuatan Aplikasi Dashboard Strategic untuk Perencanaan Kapasitas Pembangkit Listrik yang Terintegrasi di Pulau Madura Addin Aditya 1) 1) Program Studi Sistem Informasi, STIKI Malang Jl. Raya Tidar No

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja

Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Selanjutnya indikator-indikator dan target kinerja dari setiap sasaran strategis tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Indikator Sasaran dan Target Kinerja Sasaran Indikator Target 2011 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong

BAB I PENDAHULUAN. saing, efisien, dan berwawasan pelestarian fungsi lingkungan serta mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri Minyak dan Gas Bumi merupakan sektor penting di dalam pembangunan nasional baik dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan bahan baku industri di dalam negeri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Lembar Pernyataan... Kata Pengantar... Daftar Isi... DAFTAR ISI Halaman Judul... ii Lembar Pengesahan... iii Lembar Pernyataan... iv Kata Pengantar... V Daftar Isi... vii Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... X Daftar Lampiran... xi Abstrak... Xii I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS

MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS Muh. Khoirul Khakim Habibi 2508 100 046 MODEL SIMULASI KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR MINYAK MENUJU BAHAN BAKAR GAS MENGGUNAKAN PENGHAMPIRAN SISTEM DINAMIS 2 nd Place of Research Grant for Management Studies

Lebih terperinci

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und No.1589, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Harga. Pemanfaatan. Penetapan Lokasi. Tata Cara. Ketentuan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK

ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK Program Studi MMT-ITS, Surabaya Agustus 2 ANALISIS KOMPOSISI KAPAL DRY-BULK CARRIER PT. X DENGAN METODOLOGI SISTEM DINAMIK Dian Pratiwi Sahar ), Ahmad Rusdiansyah 2), dan Nurhadi Siswanto 3) ) Program

Lebih terperinci

PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA

PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA Dystian Anggraini 2507.100.022 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D Dosen Ko-Pembimbing

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR

KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR SEMINAR KONVERSI BBG UNTUK KENDARAAN BERMOTOR LEMBAGA PENGEMBANGAN INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN ITB Bandung, 23 Februari 2012 KEBIJAKAN KONVERSI BAHAN BAKAR GAS UNTUK KENDARAAN BERMOTOR Dr. Retno Gumilang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Global Carbon Dioxide Emissions from Fossil-Fuels (EPA, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Global Carbon Dioxide Emissions from Fossil-Fuels (EPA, 2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Emisi karbon dioksida global dari bahan bakar fosil meningkat secara signifikan dari tahun 1990 hingga tahun 2008. Fakta ini dirujuk dari data tingkat emisi karbon

Lebih terperinci

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo

PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL. Agus Nurhudoyo PENELAAHAN PRIORITAS BESARAN CADANGAN BAHAN BAKAR NASIONAL Agus Nurhudoyo Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi agusn@p3tkebt.esdm.go.id

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-339

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-339 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 212) ISSN: 2319271 A339 Aplikasi Model Sistem Dinamik untuk Menganalisis dan Sektor Industri (Studi Kasus : Jawa Timur) Oxa Axella dan Erma Suryani Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2

INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI. Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 INDONESIAN 2050 PATHWAYS CALCULATOR SEKTOR PASOKAN ENERGI: PRODUKSI BATUBARA, MINYAK DAN GAS BUMI Andriani Rahayu 1 dan Maria Sri Pangestuti 2 1 Sekretariat Badan Litbang ESDM 2 Indonesian Institute for

Lebih terperinci

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. INDIKATOR MAKRO 2010 2011 2012 No Indikator Makro Satuan Realisasi Realisasi Realisasi Rencana / Realisasi % terhadap % terhadap APBN - P Target 2012 1 Harga Minyak Bumi US$/bbl 78,07 111,80 112,73

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL VISI: Terwujudnya pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut merupakan kebutuhan yang esensial bagi keberlangsungan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam tersebut merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 30 Nop :28:04 Laporan Hasil Public Expose

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 30 Nop :28:04 Laporan Hasil Public Expose No Surat/Pengumuman Nama Perusahaan Kode Emiten Lampiran 4 042100.S/HI.01/SPER/2012 PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS Tanggal dan Jam 30 Nop 2012 21:28:04 Perihal Laporan Hasil Public Expose

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kemajuan teknologi dan industri telah memacu pertumbuhan konsumsi enerji yang cukup tinggi selama beberapa dasawarsa terakhir di dunia, sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, posisi penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan-batasan serta sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam penelitian.

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom No. 316, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Gas Bumi. Alokasi, Pemanfaatan dan Harga. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06

Lebih terperinci

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Sidang Tugas Akhir Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Diajukan oleh : Febru Radhianjaya 2507 100 117 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas Vol. 6, No. 1. Februari 2013

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas Vol. 6, No. 1. Februari 2013 Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas Vol. 6, No. 1. Februari 2013 Dewan Redaksi: Pelindung : Rektor UPN Veteran Jawa Timur Pembina : Dekan Fakultas Teknologi Industri Ketua Tim Redaksi : Hj. Asti

Lebih terperinci

Tugas Akhir (ME )

Tugas Akhir (ME ) FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. 01 99 1 ext. 110 Fax. 01 99 77 DISTRIBUSI GAS ALAM CAIR (LNG) DARI KILANG MENUJU FLOATING STORAGE

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR

MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIK DALAM SISTEM PRODUKSI DAN PERTUMBUHAN PASAR Erma Suryani Program Studi Sistem Infomasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Jl. Raya

Lebih terperinci

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai JURNAL TEKNIK POMITS Vol, No, () -6 Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai Anas Khoir, Yerri Susatio, Ridho Hantoro Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit

Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Pengembangan Model Pengelolaan Pendapatan Pengangkutan Kargo Udara berdasarkan Pengendalian Ruang Kargo dan Overbooking Limit Arfini Alivia Dewanty dan Ahmad

Lebih terperinci

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program

Lebih terperinci

Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya)

Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Simulasi dan Pemodelan Sistem Persediaan Pada Perusahaan Retail Dengan Metode Sistem Dinamik (Studi Kasus : Distribution Center Hypermart Surabaya) Shinta Octaviani,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Untuk menganalisis data dari hasil penelitian ini dengan menggunakan software LEAP (Long-range Energi Alternatives Planning system). 3.2 Bahan Penelitian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK Insider Forum Series Indonesia Energy Roadmap 2017 2025 Jakarta, 25 Januari 2017 I Kondisi

Lebih terperinci

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI MENUJU KEDAULATAN ENERGI DR. A. SONNY KERAF KOMISI VII DPR RI SEMINAR RENEWABLE ENERGY & SUSTAINABLE DEVELOPMENT IN INDONESIA : PAST EXPERIENCE FUTURE CHALLENGES JAKARTA, 19-20 JANUARI 2009 OUTLINE PRESENTASI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard

III. METODE PENELITIAN. hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard III. METODE PENELITIAN A. Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah laptop dengan spesifikasi hardware Prosesor intel dual core 1,5 GHz, Memory Ram 1 GB DDR3, Hard Disk 500

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi Pendahuluan. Identifikasi dan Perumusan Masalah. Studi Pustaka. Pengumpulan Data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah Penyusunan Tugas Akhir Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisis Data Penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi. Selain sebagai komoditas publik, sektor

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA IDENTIFIKASI POTENSI ENERGI MIKROHIDRO UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA Suparno 1,Yudha Prasetyawan 2, Zahratika Rahmadyani 3 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED) PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED) Oleh Ir. EDDY SAPUTRA SALIM, M.Si Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara PADA ACARA SOSIALISASI RENCANA UMUM

Lebih terperinci