PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI"

Transkripsi

1 PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia risarininta@gmail.com 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3) Jurusan Teknik Mesin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pelabuhan X merupakan pelabuhan khusus yang dikelola oleh oleh PT X sebagai pusat aktivitas pemuatan produk dan bahan baku. Penilaian kinerja terhadap suatu pelabuhan salah satunya dapat dilakukan dengan mengevaluasijumlahdemurrage yang dibayarkan oleh pelabuhan tersebut. Faktor utama terjadinya kasus demurrage di Pelabuhan X adalah waktu tunggu yang disebabkan oleh kurangnya sarana tambat yang dimiliki oleh pelabuhan. Saat ini Pelabuhan X hanya memiliki dua sarana tambat berupa single point mooring (SPM) yang berada di tengah laut. Kedua sarana tambat tersebut memiliki kapasitas masing-masing sebesar DWT dan DWT. Terdapat dua skenario perbaikan yang diusulkan dalam penelitian ini, yaitu (1) menambah satu sarana tambat ( SPM) dengan kapasitas DWT, (2) menambah satu sarana tambat ( SPM) dengan kapasitas DWT. Penentuan investasi sarana tambat akan dilakukan dengan menggunakan metode simulasi diskrit. Tujuan dilakukannya simulasi ini adalah untuk menentukan sarana tambat yang harus ditambahkan di Pelabuhan X agar dapat meminimalkan demurrage yang dibayarkan oleh PT X. Tahapan proses simulasi adalah sebagai berikut: (1) mengumpulkan data mengenai aktivitas kapal di Pelabuhan X; (2) membuat model konseptual dari aktivitas kapal di Pelabuhan X yang ada sekarang; (3) melakukan simulasi untuk kondisi sekarang; (4) melakukan verifikasi dan validasi model simulasi; (5) melakukan pengembangan model simulasi dengan menambahkan jumlah sarana tambat; (6) melakukan analisis hasil output dari simulasi. Perangkat lunak ARENA 14.0 akan digunakan untuk menjalankan simulasi yang dibuat.hasil simulasi menunjukkan bahwa, penambahan satu SPM DWT dapat menurunkan demurrage sebesar 34%, sedangkan penambahan satu SPM DWT dapat menurunkan demurrage dengan persentase sebesar 31%. Hasil penilaian kelayakan investasi tiap skenario perbaikan menunjukkan bahwa penambahan satu SPM DWT memiliki pay-back period selama 7,17 tahun, IRR sebesar 24,93%, dan NPV senilai US$ , sedangkan penambahan satu SPM DWT memiliki pay-back period selama 21,84 tahun, IRR sebesar 8,33%, dan NPV senilai US$ Kata kunci: Demurrage,Simulasi Diskrit, Waktu Sandar Kapal. PENDAHULUAN PT X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan minyak bumi. PT X berlokasi di Tuban, Jawa Timur.PT X mengandalkan moda transportasi laut untuk mendistribusikan produk-produknya. PT X memiliki sebuah pelabuhan khusus, yaitu Pelabuhan X. Aktivitas pemuatan produk hasil olahan PT X maupun bahan baku dilakukan di Pelabuhan X. Saat ini, Pelabuhan X memiliki dua sarana tambat kapal berupa single point mooring (SPM) dengan kapasitas DWT dan DWT. SPMdengan kapasitas 1

2 DWT dikhususkan untuk kapal-kapal yang memiliki bobot mati tidak lebih dari ton, sedangkan SPMdengan kapasitas DWT dikhususkan untuk kapal-kapal dengan bobot mati lebih dari ton hingga ton. Salah satu indikator kinerja sebuah sistem pelabuhan adalah besarnya jumlah demurrage. Bila jumlah demurrage yang dibayarkan semakin tinggi, maka kinerja pelabuhan dinilai kurang baik. Pelabuhan diwajibkan membayarkan demurrage pada pemilik kapal yang mengalami kelebihan waktu sandar karena disebabkan oleh keterlambatan pelayanan dari pihak pelabuhan. Penyebab utama terjadinya kelebihan waktu sandar kapal di Pelabuhan X adalah kurangnya sarana tambat. Hal ini dibuktikan dengan besarnya persentase waktu tunggu kapal yang disebabkan oleh menunggu sarana tambat yaitu, sebesar 46%. Lamanya waktu tunggu yang disebabkan oleh menunggu sarana tambat mendorongpt X untuk menambah jumlah sarana tambat di Pelabuhan X. PT X berencana untuk menambah satu SPMdengan kapasitas DWT atau menambah satu SPMdengan kapasitas DWT. Penambahan jumlah sarana tambat diharapkan dapat mengurangi waktu tunggu kapal dan meminimalkan jumlah demurrage. Studi untuk menentukan alternatif perbaikan sistem pelayanan kapal di Pelabuhan X akan dilakukan dengan menggunakan metode simulasi diskrit. Metode ini dipilih karena simulasi dapat digunakan untuk sebuah sistem yang kompleks dan memiliki sifat-sifat stokastik yang sulit dibentuk dengan menggunakan model matematis (Law dan Kelton, 2000). Sistem di Pelabuhan X sangat kompleks memiliki variabilitas tinggi, misalnya waktu antar kedatangan kapal yang berbeda-beda pada tiap kapal. Selain itu, simulasi dapat membandingkan alternatif-alternatif rancangan sistem dan memilih alternatif yang paling baik untuk digunakan ataupun diimplementasikan. Kondisi sistem di Pelabuhan X yang selalu berubah-ubah pada waktu tertentu dinilai cocok dimodelkan dengan menggunakan metode simulasi diskrit. Penelitian yang berkaitan dengan sistem di sebuah pelabuhan pernah dilakukan sebelumnya. Lin dkk. (2013) melaporkan penggunaan metode simulasi diskrit untuk menentukan jumlah crane yang dapat diinvestasikan di Pelabuhan Humen dengan jumlah investasi minimum. Permasalahan serupa juga pernah diteliti oleh Kusumo (2014). Pada penelitian tersebut dilakukan penentuan jumlah forklift pada proses pemuatan di gudang PT CM. Metode simulasi diskrit telah digunakan untuk menentukan jumlah forklift, sehingga dapat meminimalkan biaya operasional perusahaan. Metode simulasi diskrit juga telah digunakan Rizal (2015) dalam menentukan alternatif terbaik untuk men ingkatkan utilitas pelabuhan PT WINA Gresik. Pemilihan alternatif terbaik bertujuan untuk mengurangi demurrage yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Tujuan dilakukannya simulasi ini adalah untuk menentukan sarana tambat yang harus ditambahkan di Pelabuhan X agar dapat meminimalkan demurrage yang dibayarkan oleh PT X. METODE Penelitian ini dilakukan dalam lima tahap, yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) pengumpulan dan pengolahan data, (3) simulasi kondisi existing, (4) pengembangan skenario, serta (5) penarikan kesimpulan dan saran. Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang ada di Pelabuhan X dengan benar dan jelas. Setelah permasalahan diketahui, maka dapat dilakukan pengumpulan dan pengolahan data. Data yang 2

3 digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari PT X selama tahun Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Atribut kapal yang dilayani di Pelabuhan X seperti, panjang kapal (LOA), bobot mati kapal (DWT), dan berat muatan kapal (GRT). 2. Data waktu tunggu kapal sebelum dilayani. 3. Data waktu proses mooring operation. 4. Data waktu persiapan sebelum proses pemuatan. 5. Data waktu proses pemuatan. 6. Data waktu setelah proses pemuatan. 7. Data waktu tunggu kapal sebelum berlayar. 8. Data waktu antar kedatangan kapal. Distibusi, rata-rata, dan deviasi standar ditentukan berdasarkan data waktu yang berkaitan dengan aktivitas kapal di Pelabuhan X. Penentuan distribusi, rata-rata, dan deviasi standar dibantu oleh modul Input Analyzer yang terdapat dalam program ARENA Tahap Simulasi Kondisi Existing Sebelum simulasi dijalankan, model konseptual disusun terlebih dahulu berdasarkan aktivitas kapal di Pelabuhan X saat ini. Setelah model konseptual dibuat, langkah berikutnya adalah pembuatan model simulasi kondisi existing di tiap-tiap sarana tambat Pelabuhan X. Model simulasi disusun berdasarkan model konseptual yang disesuaikan dengan logika program ARENA Terdapat dua model simulasi pada penelitian ini. Model yang pertama dibuat berdasarkan aktivitas kapal di SPM DWT(lihat Gambar 1), sedangkan model yang kedua dibuat berdasarkan aktivitas kapal di SPM DWT (lihat Gambar 2). Tahap Uji Verifikasi dan Validasi Model Pada tahap ini dilakukan uji verifikasi terhadap kedua model simulasi yang telah disusun. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan kesesuaian model terhadap logika dari program ARENA Kemudian, model simulasi divalidasi untuk mengetahui apakah model tersebut dapat mewakili sistem nyata yang dijadikan topik penelitian. Suatu model dinyatakan valid bila output yang dihasilkan dari model simulasi memiliki nilai yang tidak berbeda secara signifikan dari model sistem nyata. Untuk menguji perbedaan nilai dari kedua model tersebut perlu dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji-t berpasangan dengan α=5%. Tahap Pengembangan Skenario Setelah lolos uji verifikasi dan uji validasi, model simulasi dapat digunakan untuk dikembangkan menjadi skenario perbaikan. Pada penelitian ini, skenario perbaikan yang akan diusulkan adalah: a. Menambah satu sarana tambat SPM DWT dari kondisi existing. b. Menambah satu sarana tambat SPM DWT dari kondisi existing. Tahap Perhitungan Biaya Perhitungan biayademurrage dilakukan untuk masing-masing skenario dan terhadap kondisi existing. Selain biayademurrage, perhitungan juga dilakukan untuk biaya investasi pada tiap skenario perbaikan. Untuk membandingkan skenario perbaikan, maka dilakukan analisis kelayakan investasi. Metode yang digunakan untuk analisis kelayakan investasi adalah payback period (PBP), internal rate of return (IRR), dan net present value (NPV). 3

4 Model Konseptual Pencatatan waktu kedatangan (ATA) kapaldengan bobot mati kurangdari ton ke wilayah perairan Pelabuhan X Penentuan waktu sandar baku kapalyangakan beraktivitas disarana tambat Penentuan GRT kapalyang akan beraktivitas disarana tambat Pemeriksaan ketersediaan sarana tambat (SPM DWT) Apakah SPM DWT kosong? YA Pemanduan kapaloleh tunda menuju ke sarana tambat (SPM DWT) A TIDAK Kapalmenunggu hingga sarana tambat (SPM DWT) kosong A Proses mooring operation Persiapan sebelum pemuatan Proses pemuatan Setelah proses pemuatan Waktu tunggu sebelum berlayar Kapal tiba di area penambatan SPM DWT Pemasangan tali tambat darispm DWT ke badan kapal dibantu oleh kapal tunda Pemasangan floating hose dari SPM ke pipa kargo kapal Pembukaan keran pipa kargo kapal untuk memuat produk hasil olahan PT. X dari tangki darat ke ataskapal Pemeriksaan dokumen kapal dan dilanjutkan dengan pelepasan floating hose dari pipa kargo kapal Pembayaran demurrage bila kapal melebihi waktu sandar baku, setelah itu kapal bersiap meninggalkan pelabuhan Pemeriksaan waktu sandar kapal Apakah waktu sandar melebihi waktu sandar baku? YA Perhitungan jumlah demurrage berdasarkan GRT kapal Penyelesaian pembayaran demurrage antara pemilik kapal dengan pihak pengelola pelabuhan Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu TIDAK Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu Gambar 1 Model konseptual untuk aktivitas kapal di SPM DWT 4

5 Pencatatan waktu kedatangan (ATA) kapaldengan bobot mati lebih dari ton ke wilayah perairan Pelabuhan X Penentuan waktu sandar baku kapalyangakan beraktivitas disarana tambat Penentuan GRT kapalyang akan beraktivitas disarana tambat Pemeriksaan ketersediaan sarana tambat (SPM DWT) Apakah SPM DWT kosong? YA Pemanduan kapaloleh tunda menuju ke sarana tambat (SPM DWT) A TIDAK Kapal menunggu hingga sarana tambat (SPM DWT) kosong A Proses mooring operation Persiapan sebelum pemuatan Proses pemuatan Setelah proses pemuatan Waktu tunggu sebelum berlayar Kapal tiba di area penambatan SPM DWT Pemasangan tali tambat darispm DWT ke badan kapal dibantu oleh kapal tunda Pemasangan floating hose dari SPM ke pipa kargo kapal Pembukaan keran pipa kargo kapal untuk memuat memuat bahan baku dariataskapal ke tangki darat Pemeriksaan dokumen kapal dan dilanjutkan dengan pelepasan floating hose dari pipa kargo kapal Pembayaran demurrage bila kapal melebihi waktu sandar baku, setelah itu kapal bersiap meninggalkan pelabuhan Pemeriksaan waktu sandar kapal Apakah waktu sandar melebihi waktu sandar baku? YA Perhitungan jumlah demurrage berdasarkan GRT kapal Penyelesaian pembayaran demurrage antara pemilik kapal dengan pihak pengelola pelabuhan Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu TIDAK Kapal meninggalkan area penambatan dibantu oleh jasa pandu Gambar 2 Model konseptual untuk aktivitas kapal di SPM DWT HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validasi model simulasi dilakukan dengan menggunakan uji-t berpasangan.uji-t berpasangan digunakan untuk membandingkan dua nilai rata-rata yang berasal dari populasi yang sama. Hipotesis yang digunakan dalam uji-t berpasangan, yaitu: H 0 : δ = 0 H 1 : δ 0 5

6 Dimana δ adalah perbedaan nilai rata-rata antara kedua sampel. Uji-t dalam penelitian ini menggunakan α = 5%. Hasil uji validasi pada kedua model simulasi kondisi existing dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Tabel perbandingan antara nilai t hitung dengan t tabel untuk waktu sandar dan waktu demurrage Uji Validasi t hitung t tabel Keterangan Waktu sandar kapal di SPM DWT 0,424 2,262 H 0 gagal ditolak Waktu demurrage di SPM DWT 1,514 2,262 H 0 gagal ditolak Waktu sandar kapal di SPM DWT 0,215 2,262 H 0 gagal ditolak Waktu demurragedi SPM DWT 0,667 2,262 H 0 gagal ditolak Tabel 1 menunjukkan t hitung untuk waktu sandar kapal serta t hitung untuk waktu demurragedi SPM DWT dan SPM DWT memiliki nilai yang lebih kecil daripada nilai t tabel. Hal inimenunjukkan bahwa model simulasi yang digunakan telah dapat mewakili sistem nyata. Setelah validasi model berhasil dilakukan, maka model simulasi kondisi existing dapat dikembangkan menjadi model skenario perbaikan. Hasil simulasi pada kondisi existing dan hasil simulasi pada tiap skenario perbaikan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2Tabel perbandingan hasil simulasi antara kondisi existing di tiap sarana tambatdengan hasil simulasi skenario perbaikan 1 dan skenario perbaikan 2 Perbandingan Rata-rata waktu sandar (jam) Rata-rata waktu demurrage (jam) Rata-rata demurrage (US$ per bulan) Kondisi Existing di SPM DWT 53,74 22, ,73 Skenario Perbaikan 1 : Penambahan Satu SPM DWT 30,04 2, ,87 Selisih antara Kondisi Existing di SPM DWT dengan Skenario Perbaikan 1 23,70 20, ,86 Persentase Penurunan 44% 88% 87% Kondisi Existing Di SPM DWT 72,07 36, ,43 Skenario Perbaikan 2 : Penambahan Satu SPM DWT 51,94 7, ,71 Selisih antara Kondisi Existing di SPM DWT dengan Skenario Perbaikan 2 20,13 28, ,73 Persentase Penurunan 28% 78% 50% Tabel 2 menunjukkan bahwa dengan adanya skenario perbaikan, rata-rata waktu sandar kapal, rata-rata waktu demurrage, dan rata-rata jumlah demurrage mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi existing. Hal ini terjadi pada masing-masing sarana tambat. Namun, nilai persentase penurunan rata-rata waktu sandar, rata-rata waktu demurrage, dan rata-rata jumlah demurrage pada skenario perbaikan 1 lebih besar dibandingkan dengan skenario perbaikan 2, yaitu 44%, 88%, dan 87%. Namun, Tabel 2 tidak cukup mewakili jumlah demurrage sesungguhnya yang harus dibayarkan oleh PT X. Jumlah demurrage yang harus dibayarkan oleh PT X merupakan 6

7 penjumlahan dari demurrage yang terjadi di SPM DWT maupun SPM DWT. Untuk kondisi existing, jumlah demurrage diperoleh dari penjumlahan antara demurrage di SPM DWT dan SPM DWT pada kondisi existing. Jumlah demurrage pada skenario perbaikan 1 diperoleh dari penjumlahan antara demurrage di SPM DWT pada kondisi existing dengan demurrage di SPM DWT setelah dilakukan skenario perbaikan. Jumlah demurrage pada skenario perbaikan 2 diperoleh dari penjumlahan antara demurrage di SPM DWT pada kondisi existing dengan demurrage di SPM DWT setelah dilakukan skenario perbaikan. Oleh karena itu, jumlah demurrage yang sesungguhnya pada kondisi existing dan skenario perbaikan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Tabel perbandingan antara jumlah demurrage sesungguhnya pada kondisi existing dengan skenario perbaikan PERBANDINGAN JUMLAH DEMURRAGE (US$ PER BULAN) Kondisi existing ,17 Skenario perbaikan ,30 Selisih demurrageantara kondisi existing dengan skenario perbaikan ,86 Persentase penurunandemurrage 34% Skenario perbaikan ,44 Selisihdemurrage antara kondisi existing dengan skenario perbaikan ,73 Persentase penurunandemurrage 31% Tabel 3menunjukkan bahwa penambahan satu SPMdengan kapasitas DWT dari kondisi existing dapat menurunkan jumlah demurrage sebesar 34%. Penambahan satu SPMdengan kapasitas DWT juga dapat menurunkan jumlah demurrage, namun persentase penurunannya hanya sebesar 31%. Setelah membandingkan hasil simulasi kondisi existing dengan hasil simulasi skenario perbaikan, tahap selanjutnya adalah menghitung biaya investasi yang diperlukan untuk masing-masing skenario perbaikan yang telah diusulkan. Biaya investasi pembangunan SPM DWT dan SPM DWT dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Tabel biaya investasi pembangunan SPM DWT dan SPM DWT No. Komponen Biaya SPM DWT SPM DWT 1 Pembelian SPM(US$) Instalasi pipa SPM(US$) Biaya proyek (US$) TOTAL (US$) Analisis kelayakan investasi sarana tambat di Pelabuhan X dilakukan dengan memperhitungkan waktu pakai aset selama 25 tahun, biaya operasional tahunan, rate of return sebesar 7,77%, dan wajib pajak bagi perusahaan minyak dan gas sebesar 25%. Penilaian kelayakan investasi dilakukan dengan membandingkan nilai pay-back period (PBP), internal rate of return (IRR), dan net present value (NPV) dari masing-masing skenario perbaikan. Perbandingan nilai kelayakan investasi untuk masing-masing skenario perbaikan dapat dilihat pada Tabel 5. 7

8 Tabel 5 Tabel perbandingan hasil penilaian investasi pada masing-masing skenario perbaikan Kriteria penilaian investasi Skenario perbaikan 1 Skenario perbaikan 2 PBP 7,17 tahun 21,84 tahun IRR 24,93% 8,33% NPV US$ US$ KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis dan pembahasan simulasi skenario perbaikan dapat disimpulkan bahwa penambahan satu SPMberkapasitas DWT mampu meminimalkan jumlah demurrage yang harus dibayarkan oleh PT X. Penambahan satu SPM DWT dapat menurunkan jumlah demurrage sebesar 34% dari kondisi existing. Hasil penilaian kelayakan investasi tiap skenario perbaikan menunjukkan bahwa penambahan satu SPM DWT memiliki payback period selama 7,17 tahun, IRR sebesar 24,93%, dan NPV senilai US$ , sedangkan penambahan satu SPM DWT memiliki pay-back period selama 21,84 tahun, IRR sebesar 8,33%, dan NPV senilai US$ Dengan demikian, penambahan satu SPM DWT di Pelabuhan X merupakan investasi yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Saran yang dapat dipertimbangkan untuk pengembangan penelitian ini adalah penelitian lebih lanjut untuk penjadwalan kedatangan kapal, sehingga antrian kapal yang masuk ke Pelabuhan X dapat diminimalkan dan terjadinya kasus demurrage dapatdiantisipasi. DAFTAR PUSTAKA Kusumo, Y. H. (2014), Penentuan Jumlah Forkliftpada Proses Pemuatan di Gudang PT. CM dengan Menggunakan Metode Simulasi Diskrit. Tesis yang tidak dipublikasikan, Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Law, A. M. dan Kelton, W. D. (2000), Simulation Modeling and Analysis, Third Edition, McGraw-Hill, USA. Lin, J., Gao, B., dan Zhang, C. (2013), Simulation -based Investment Planning For Humen Port, Simulation Modeling Practice and Theory, Vol. 40, hal Rizal, M. H. (2015), Simulasi Proses Pemuatan Kapal di Pelabuhan PT. WINA Gresik dengan Tujuan Mengurangi Demurrage. Tesis yang tidak dipublikasikan, Program Studi Magister Manajemen Teknologi,Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 8

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT Yudo Haryo Kusumo 1), Nurhadi Siswanto 2), Bobby Oedy P. Soepangkat 3) 1) Manajemen Industri,

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE

SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE M. Husni Rizal 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby Oedy P. Soepangkat 3) 1) Manajemen Industri, MMT-ITS, Kampus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang melimpah, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, iklim yang bersahabat, dan potensi lahan yang besar. Pada

Lebih terperinci

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT

Lebih terperinci

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia

Lebih terperinci

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN BONGKAR MUAT DENGAN PENAMBAHAN UNIT HARBOUR MOBILE CRANE (HMC) MELALUI METODE SIMULASI (STUDY KASUS PT. BERLIAN JASA TERMINAL INDONESIA) Arif Mulyasyah NRP. 2107.100.097

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING Andri Sanjaya 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan, peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan ekonomi, sosial, pemerintahan, pertahanan/keamanan. Bidang kegiatan pelayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3 INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3 PROSES MANAJEMEN PROYEK Project Initiation (Inisiasi proyek) Project Planning (perencanaan awal proyek) Project Executing (Pelaksanaan proyek) Project Control (Pengendalian

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN Dio Putera Hasian, Aldie Kur anul Putra Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian terjadi apabila waktu

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana 1), Nurhadi Siswanto 1) dan Dewanti Anggrahini 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN

MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN Ayunda Larasati 2509100053 300 FLIGHTS Penelitian terdahulu Penulis

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA) Ivan Akhmad 1) dan Ahmad Rusdiansyah 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271) 1 STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA) Wenny Ananda Larasati,

Lebih terperinci

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV) SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV) Ardian Ari Budi Sulistyono, Andi Sudiarso Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas

Lebih terperinci

FAK. EKONOMI & BISNIS S-1 MANAJEMEN

FAK. EKONOMI & BISNIS S-1 MANAJEMEN Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Evaluasi untuk menentukan keputusan investasi Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Adis Imam Munandar, SSi, MM. Program Studi S-1 MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id SAP Perkuliahan Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim

Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.18-22 ISSN 2302-495X Simulasi Kebijakan Persediaan Optimal Pada Sistem Persediaan Probabilistik Model P Menggunakan Powersim Horas Naek.S.M.S 1, Muhamad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus setiap bulannya. Produksi unit tungku kompor dengan harga

BAB I PENDAHULUAN. menerus setiap bulannya. Produksi unit tungku kompor dengan harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Elang Jagad adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur logam yang memproduksi tungku kompor. Dalam pembuatan tungku kompor dilakukan melalui

Lebih terperinci

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi* A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah 150.000.000 2 Bangunan 150.000.000 3 Peralatan Produksi 1.916.100.000 4 Biaya Praoperasi* 35.700.000 B Jumlah Modal Kerja 1 Biaya bahan baku 7.194.196.807 2 Biaya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-6 Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi Aulia Djeihan Setiajid dan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI 1 EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana, Nurhadi Siswanto, dan Dewanti Anggrahini Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren. 44 V. PEMODELAN SISTEM Dalam analisis sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terdapat berbagai pihak yang terlibat dan berperan didalam sistem tersebut. Pihak-pihak

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Oleh : Pujianto, S. Kom LOGO Studi Kelayakan Dokumen yang dihasilkan dari tahapantahapan sebelumnya dikumpulkan menjadi suatu proposal pendahuluan proyek. Untuk memastikan usulan

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT SEMEN GRESIK Ikhyandini GA dan Nadjadji Anwar Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK Anis Ustanti 2508.100.110 Pembimbing Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, MEng. Ph.D. NIP. 196901071994121001

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia, jasa kepelabuhanan merupakan hal strategis untuk kebutuhan logistik berbagai industri dan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan

Lebih terperinci

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran Perancangan proses dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan rancangan proses produksi vanilin dari eugenol minyak daun cengkeh dan sebagai upaya peningkatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi minyak bumi, salah satunya dengan menerapkan teknologi Enhanched Oil Recovery (EOR) pada lapangan

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN KEDATANGAN KAPAL SUPPLIER BATUBARA UNTUK PERENCANAAN PENGADAAN BATUBARA YANG LEBIH OPTIMAL (STUDI KASUS DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON) FRANIGA

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula (Tandjung, 1982 dalam Suprihatin et al,1999). Dibutuhkan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi

TAKARIR. = Pipa Selubung. = Pipa Produksi TAKARIR Break Event Point Cost Recovery Casing Declining Balance Dry Gas First Tranche Petroleum Flow Line Gross Revenue Higher Rate of Income Tax Net Present Value Off Shore On Shore Packer Payback Period

Lebih terperinci

COVER PROPOSAL PROPOSAL PROPOSAL TEKNOLOGI YANG DIMANFAATKAN DI INDUSTRI. (..Judul...) No: (Diisi Panitia) Bidang Fokus :

COVER PROPOSAL PROPOSAL PROPOSAL TEKNOLOGI YANG DIMANFAATKAN DI INDUSTRI. (..Judul...) No: (Diisi Panitia) Bidang Fokus : LAMPIRAN 1: COVER PROPOSAL PROPOSAL PROPOSAL TEKNOLOGI YANG DIMANFAATKAN DI INDUSTRI (..Judul....) No: (Diisi Panitia) Bidang Fokus : (.Nama Lembaga.) (..Alamat Lengkap..) Tahun 2018 Lampiran 2: Lembar

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

2 METODOLOGI PENELITIAN

2 METODOLOGI PENELITIAN 11 2 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2013 di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Singapura (Port of Singapore Authority).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan data yang digunakan menggunakan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Tahapan Penelitian III-1 Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan merupakan tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian untuk menyelesaikan masalah di Instalasi Farmasi B RSUD Wangaya Kota Denpasar, terdapat empat tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap

Lebih terperinci

SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE

SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE TESIS PM 147501 SIMULASI PROSES PEMUATAN KAPAL DI PELABUHAN PT. WINA GRESIK DENGAN TUJUAN MENGURANGI DEMURRAGE M. HUSNI RIZAL 9110 201 313 DOSEN PEMBIMBING Nurhadi Siswanto, ST. MSIE. PhD. Ir. Bobby Oedy

Lebih terperinci

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo Petunjuk Sitasi: Kusuma, G. H., Astuti, W., Nurhakim, M. R., & Linarti, U. (2017). Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Pertamina (Persero) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. PT. Pertamina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI DISTRIBUSI SEMEN CURAH PT. SEMEN PADANG MELALUI JALUR LAUT DENGAN PENDEKATAN SIMULASI

ANALISIS PERFORMANSI DISTRIBUSI SEMEN CURAH PT. SEMEN PADANG MELALUI JALUR LAUT DENGAN PENDEKATAN SIMULASI AALISIS PERFORMASI DISTRIBUSI SEME CURAH PT. SEME PADAG MELALUI JALUR LAUT DEGA PEDEKATA SIMULASI Asmuliardi Muluk 1, Ramadhani Fahmi 2 1) Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Seleksi Proyek Model Keuangan dan Mengelola Portfolio MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Manajemen Proyek. Seleksi Proyek Model Keuangan dan Mengelola Portfolio MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Manajemen Proyek Seleksi Proyek Model Keuangan dan Mengelola Portfolio Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Manajemen 05 31074 Deva Prudensia Setiawan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016 PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN PENCEGAHAN PADA PERALATAN DI MEDIUM PRESSURE GAS COMPRESSION AREA (MPGCA) DI PT TEXI DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Arief Witjaksono 1) dan Bobby Oedy P. Soepangkat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci