PENERAPAN METODE QUINE-MC CLUSKEY UNTUK MENYEDERHANAKAN FUNGSI BOOLEAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE QUINE-MC CLUSKEY UNTUK MENYEDERHANAKAN FUNGSI BOOLEAN"

Transkripsi

1 IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5ISSN: PENERAPAN METODE QUINE-MC CLUSKEY UNTUK MENYEDERHANAKAN FUNGSI BOOLEAN Herman Saputra Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera Utara Telp: (0623) Abstrak Metode Quine McCluskey adalah metode penyederhanaan fungsi Boolean berbasis computer dan memiliki dua kelebihan dibandingkan dengan metode K-Map, pertama fungsi untuk menghasilkan fungsi minimal yang kurang bergantung pada penulisan pola, kedua skema yang layak untuk menangani besar jumlah variable. Dalam proses penyederhanaan fungsi Boolean terdapat tiga metode penyelesaian, diantaranya adalah metode aljabar, peta karnough dan metode Quine McCluskey (metode tabulasi). Ketiga metode tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam proses penyederhanaannya, beberapa literature menyatakan bahwa metode Quine McCluskey merupakan metode yang dianggap paling baik dalam penyederhanaan fungsi Boolean. Hal ini dikarenakan metode tabulasi ini menggunakan tahap-tahap penyederhanaan yang jelas dan baku sehingga menghasilkan fungsi Boolean yang paling sederhana. Penyederhanaan fungsi Boolean dilakukan karena fungsi Boolean sering mengandung operasi-operasi yang tidak perlu, suku-suku atau literal yang berlebih, oleh karena itu kita dapat menyederhanakan fungsi Boolean lebih lanjut, dengan melakukan penyederhanaan fungsi Boolean berarti kita telah melakukan penghematan dalam pembuatan rangkaian digital. Metode Quine McCluskey adalah metode yang digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean yang memiliki variable yang besar. Dengan penelitian ini mahasiswa dapat menghemat biaya dalam praktik elektronika. Kata kunci : Fungsi Boolean, Metode Quine McCluskey, Penyederhanaan 1. PENDAHULUAN Metode Quine-McClaskey (tabulasi) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menederhanakan sebuah persamaan boolean. Fungsinya sama seperti Karnaugh Map (K-Map), hanya saja dengan metode Quine- McCluskey kita dapat menghitung lebih dari 6 variabel. Format tabelnya juga menjadi lebih efisien untuk digunakan dalam algoritma komputer dan memberikan cara deterministik untuk memeriksa bahwa bentuk minimal sebuah fungsi boolean telah tercapai, (adhav Vitthal, Buchade Amar, Pune, Maharashtra, India, 2009). Metode Quine-McClaskey adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi seringnya fungsi Boolean menggunakan operasi-operasi yang tidak perlu, dan dapat digunakan untuk menghasilkan fungsi Boolean yang paling sederhana. Di AMIK ROYAL khususnya mahasiswa teknik komputer seringkali menghadapi hambatan dalam mengikuti matakuliah matematika diskrit, dalam matakuliah matematika diskrit mahasiswa sering jenuh dalam melakukan perhitungan manual, yang dikarenakan begitu banyaknya rumus dan panjangnya proses penyelesaian dari sebuah materi pelajaran yang harus mereka pelajari dan selesaikan. 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Metode Quine McCluskey Metode Quine McCluskey adalah metode penyederhanaan fungsi boolean berbasis komputer dan memiliki dua keunggulan dibandingkan metode K-Map, pertama sistematis untuk menghasilkan fungsi minimal yang kurang bergantung pada penglihatan pola, kedua skema yang layak untuk menangani besar jumlah variabel, (adhav Vitthal, Buchade Amar, Pune, Maharashtra, India). Metode Quine-McCluskey adalah sebuah metode yang digunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean, khususnya fungsi Boolean yang memiliki jumlah peubah yang besar (di atas 6 buah). Metode Quine- McCluskey dikembangkan oleh W.V. Quine dan E.J. McCluskey pada tahun Metode Quine-McCluskey mereduksi fungsi persamaan logika dengan cara menyederhanakan suku-suku penjumlahan dari perkalian sebagai berikut: 31

2 Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2015, hlm Eleminasi sebanyak mungkin sukusuku persamaan dengan cara XY+Xy =X, hasil penyederhanaan disebut suku esensi. 2. Dari tabel yang berisi semua suku persamaan, OR-kan suku-suku persamaan/suku-suku esensi tersebut (mencoba semua pasangan yang mungkin) untuk mencari kesamaan nilai pada posisi variabel yang sama, setiap kali melakukan operasi OR hanya diperbolehkan satu variabel yang berbeda. Contoh: A BCD +A BCD=A BC 3. Fungsi hasil penyederhanaan merupakan penjumlahan dari semua suku esensi yang bukan berupa ulangan dan yang tidak dapat disederhanakan lebih lanjut, (saludin muis, 2012). Dalam menyederhanakan persamaan dalam metode Quine-McCluskey, tahapan yang harus dilakukan adalah : 1. Menyatakan variabel komplemen dengan 0, dan variabel yang bukan komplemen dengan Kelompokkan suku-suku berdasarkan jumlah Kombinasikan suku-suku tersebut dengan kelompok lain yang jumlah 1 nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang sederhana. Setelah tahap tersebut selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah : 1. Mencari Prime implicant : term yang menjadi calon term yang akan terdapat dalam fungsi sederhana. 2. Memilih Prime implicant yang memiliki jumlah literal paling sedikit. Dalam melakukan proses tersebut, digunakan tabel reduksi Quine-McCluskey dan tabel reduksi Prime implicant, (Susi Kartika Handayani Putri, 2005). 2.2 Aljabar Boolean Seorang ahli matematika dari inggris, George Boole ( ) pada tahun 1854 memaparkan aturan aturan dasar logika dalam bukunya yang berjudul An Imvestigation of the Laws of Thought, on Which Are Founded the Matematical Theorities of Logic and Probabiloities, yang kemudian dikenal dengan 32 logika boolean. Boolean menyusun beberapa aturan hubungan antara nilai-nilai matematis yang dibatasi hanya dengan 2 (dua) nilai, yaitu true atau false, yang disimbolkan sebagai angka 1 atau 0. Sistem matematikanya ini kemudian dikenal sebagai aljabar Boolean, (Safrina Amanah Sitepu, 2009). Dalam matematika dan ilmu komputer, Aljabar Boolean adalah struktur aljabar yang mencakup intisari operasi logika AND, OR dan NOR dan juga teori himpunan untuk operasi union, interseksi dan komplemen. Penamaan Aljabar Boolean sendiri berasal dari nama seorang matematikawan asal Inggris, bernama George Boole. Dialah yang pertama kali mendefinisikan istilah itu sebagai bagian dari sistem logika pada pertengahan abad ke-19. Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-huruf alfabet, dan tiga operasi dasar dengan AND, OR dan NOT (komplemen). Fungsi boolean terdiri dari variabel-variabel biner yang menunjukkan fungsi, suatu tanda sama dengan, dan suatu ekspresi aljabar yang dibentuk dengan menggunakan variabel-variabel biner, konstanta-konstanta 0 dan 1, simbol-simbol operasi logik, dan tanda kurung, (Arisah, 2009). Bentuk Boolean sangat penting untuk merancang rangkaian digital, khususnya rangkaian logika. Sedangkan aljabar Boole sangat berperan dalam penyedehanaan fungsi Boole. Batasan fungsi Boolean tentu saja memenuhi operasi-operasi dalam aljabar Boolean. Pernyataan logika AND, OR, NOT, dan kombinasinya dipenuhi oleh fungsi Boole. Dengan demikian fungsi Boole merupakan fungsi yang menyatakan hubungan antara variable-variabel masukan dan keluaran di dalam rangkaian logika. Jika suatu fungsi Boole memiliki variable-variabel masukan A, B, C, D dan variabel keluarannya adalah Y, maka hubungan antara variabel-variabel masukan dan keluaran tersebut secara umum dapat dinyatakan sebagai Y = ƒ (A,B,C,D, ), (Wawan Setiawan,2000) Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara absrak dalam beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan menspesipikasikan unsur-unsur pembentuknya dan operasi-operasi yang menyertainya, seperti definisi berikut: Misalkan B adalah himpunan yang didefinisikan pada dua operator biner, + dan., dan sebuah operator uner,. Misalnya 0 dan 1

3 Saputra, Penerapan Metode Quine-Mc Cluskey Untuk Menyederhanakan Fungsi Boolean adalah 2 elemen yang berbeda dari B. Maka, tupel <B, +,.,,0,1> Disebut Aljabar Boolean jika untuk setiap a, b, c B berlaku aksioma (sering dinamakan juga Postulat Huntington) berikut: 1. Identitas (i) (ii) 2. Komutatif (i) (ii) 3. Distributif a + 0 = a a. 1= a a + b = b + a a. b = b. a (i) a. (b + c) = (a. b) + (a. c) (ii) a + (b. c) = (a + b). (a + c) 4. Komplemen Untuk setiap a B terdapat elemen unik a b sehingga (i) a + a = 1 (ii) a. a = 0 Elemen 0 dan 1 adalah dua elemen unik yang di dalam B. 0 disebut elemen terkecil dan 1 disebut elemen terbesar, (Rinaldi Munir. Matematika Diskrit dan B. Gunawan Sudarsono, Logika Matematika,2012) Aljabar Boolean Dua-Nilai Aljabar Boolean yang terkenal dan memiliki terapan yang luas adalah aljabar Boolean dua-nilai (two-valued Boolean algebra). Aljabar Boolean dua-nilai didefinisikan pada sebuah himpunan B dengan dua buah elemen 0 dan 1 (sering dinamakan bit singkatan dari binary digit), yaitu B = {0, 1}, operator biner, + dan. operator uner,. Kaidah untuk operator biner dan operator uner ditunjukkan pada Tabel 2.1, 2.2, dan 2.3 di bawah ini. Tabel 2. Tabel Kaidah Operasi + A B a + b Tabel 3. Tabel Kaidah Operasi A a Kita harus memperhatikan bahwa keempat aksioma di dalam definisi 2.1 terpenuhi pada himpunan B = {0, 1} dengan dua operator biner dan satu operator uner yang didefinisikan di atas. 1. Identitas : jelas berlaku karena tabel dapat kita lihat bahwa : (i) = = 1 (ii) 1. 0 = 0. 1 = 0 yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada postulat Huntington. 2. Komutatif : jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner. 3. Distributif : (i) a. (b + c) = (a. b) + (a. c) dapat ditunjukkan benar dari tabel operator biner di atas, dengan membentuk tabel kebenaran untuk semua nilai yang mungkin dari a, b, dan c (Tabel 2.4). Oleh karena nilai nilai pada kolom a. (b + c) sama dengan nilai nilai pada kolom (a. b) + (a. c), maka kesamaan a. (b + c) = (a. b) + (a. c) adalah benar. (ii) Hukum distributif a + (b. c) = (a + b). (a + c) dapat ditunjukkan benar dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i). Tabel 1. Tabel Kaidah Operasi. A B a. b

4 Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2015, hlm Tabel 4. Tabel Kebenaran a. (b + c) = (a. b) + (a. c) A B c b + c a. (b + c) a. b a. c (a. b) + (a. c) Komplemen : jelas berlaku karena Tabel 2.4 memperlihatkan bahwa : (i) a + a = 1, karena = = 1 dan = = 1 (ii) a. a = 0, karena 0. 0 = 0. 1 dan 1. 1 = 1. 0 = 0 Karena keempat aksioma terpenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1} bersama sama dengan operator biner + dan., operator komplemen merupakan aljabar Boolean. Untuk selanjutnya, jika disebut aljabar Boolean, maka aljabar Boolean yang dimaksudkan di sini adalah aljabar Boolean dua-nilai Ekspresi Boolean Pada aljabar Boolean dua-nilai, B = {0, 1}. Kedua elemen B ini seringkali disebut elemen biner atau bit (singkatan binary bit). Peubah (variable) x disebut peubah Boolean atau peubah biner jika nilainya hanya dari B. Ekspresi Boolean dibentuk dari elemen elemen B dan / atau peubah peubah yang dapat dikombinasikan satu sama lain dengan operator +,., dan. Secara formal, ekspresi Boolean dapat didefinisikan secara rekursif sebagai berikut. Misalkan (B, +,.,, 0, 1) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam (B, +,., ) adalah : (i) Setiap elemen di dalam B, (ii) (iii) setiap peubah, jika e 1 dan e 2 adalah ekspresi Boolean, maka e 1 + e 2, e 1. e 2, e 1 adalah ekspresi Boolean. Jadi menurut definisi di atas, setiap ekspresi di bawah ini, 0 1 a b c a + b a. b 34 a. (b + c) a. b + a. b. c + b, dan sebagainya adalah ekspresi Boolean. Ekspresi Boolean yang mengandung n peubah dinamakan ekspresi Boolean bagi n peubah. Dalam penulisan ekspresi Boolean selanjutnya, kita menggunakan perjanjian berikut : tanda kurung () mempunyai prioritas pengerjaan paling tinggi, kemudian diikuti dengan operator, + dan. Sebagai contoh, ekspresi a + b. c berarti a + (b. c), bukan (a + b). c dan ekspresi a. b berarti a. (b ), bukan (a. b) Prinsip Dualitas Di dalam aljabar Boolean, banyak ditemukan kesamaan (identity) yang dapat diperoleh dari kesamaan lainnya, misalnya pada dua aksioma distributif yang sudah disebutkan pada definisi 2.1 : (i) a. (b + c) = (a. b) + (a. c) (ii) a + (b. c) = (a + b). (a + c) Aksioma yang kedua diperoleh dari aksioma pertama dengan cara mengganti dengan + dan mengganti + dengan. Prinsip ini dikenal dengan prinsip dualitas, prinsip yang juga kita temukan di dalam teori himpunan maupun logika. Definisi prinsip dualitas di dalam aljabar Boolean adalah sebagai berikut. Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan operator +,, dan, maka jika pernyataan S* diperoleh dari S dengan cara mengganti dengan +, + dengan, 0 dengan 1, 1 dengan 0 dan membiarkan operator komplemen tetap apa adanya, maka kesamaan S* juga benar. S* disebut sebagai dual dari S Hukum Hukum Aljabar Boolean Ada banyak hukum di dalam aljabar Boolean. Beberapa literatur bervariasi dalam mengungkapkan jumlah hukum pada aljabar Boolean, tetapi hukum hukum yang paling penting ditampilkan pada tabel berikut.

5 Saputra, Penerapan Metode Quine-Mc Cluskey Untuk Menyederhanakan Fungsi Boolean Tabel 5. Tabel Hukum Hukum Aljabar Boolean 1. Hukum identitas : (i) a + 0 = a (ii) a. 1 = a 3. Hukum komplemen : (i) a + a = 1 (ii) a. a = 0 5. Hukum involusi : (i) (a ) = a 7. Hukum komulatif : (i) a + b = b + a (ii) a. b = b. a 9. Hukum distributif : (i) a + (b. c) = (a + b). (a + c) (ii) a. (b + c) = (a. b) + (a. c) 11. Hukum 0/1 : (i) 0 = 1 (ii) 1 = 0 2. Hukum idempoten : (i) a + a = a (ii) a. a = a 4. Hukum dominansi : (i) a. 0 = 0 (ii) a + 1 = 1 6. Hukum penyerapan : (i) a + (a. b) = a (ii) a. (a + b) = a 8. Hukum asosiatif : (i) a + (b + c) = (a + b) + c (ii) a. (b. c) = (a. b). c 10. Hukum De Morgan : (i) (a + b) = a b (ii) (a. b) = a + b Kita dapat memperoleh hukum hukum aljabar Boolean dari hukum hukum aljabar dengan cara mempertukarkan dengan +, atau dengan + dengan, atau dengan U dengan 1, atau T dengan 1 dengan 0, atau F dengan 0 Perhatikanlah bahwa hukum yang ke- (ii) dari setiap hukum di atas merupakan dual dari hukum yang ke-(i). Sebagai contoh, Hukum komutatif : a + b = b + a dualnya : a. b = b. a Hukum asosiatif : a + (b + c) = (a + b) + c dualnya : a. (b. c) = (a. b). c Hukum distributif : a + (b. c) = (a + b). (a + c) dualnya : a. (b + c) = (a. b) + (a. c) Fungsi Boolean Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai f : B n B yang dalam hal ini B n adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B, (Hanif Alfatah, 2010 dan Mila Ramadiana Harahap, Giva Andriana Mutiara dan Bambang Pudjoatmojo, 2012). Misalkan ekspresi Boolean dengan n peubah adalah E(x 1, x 2,..., x n). Menurut definisi di atas, setiap pemberian nilai nilai kepada peubah x 1, x 2,..., x n merupakan suatu pasangan terurut ganda-n di dalam daerah asal B n dan nilai ekspresi tersebut adalah bayangannya di dalam daerah hasil B. Dengan kata lain, setiap ekspresi Boolean tidak lain merupakan fungsi Boolean. Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah f(x, y, z) = xyz + x y + y z. Fungsi f memetakan nilai nilai pasangan terurut ganda- 3 (x, y, z) ke himpunan {0, 1}. Contoh pasangan terurut ganda-3 misalnya (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1 sehingga f(1, 0, 1) = = = 1. Selain secara aljabar, fungsi Boolean juga dapat dinyatakan dengan tabel kebenaran dan dengan rangkaian logika. Tabel kebenaran berisi nilai nilai fungsi untuk semua kombinasi nilai nilai peubahnya. Jika fungsi Boolean dinyatakan dengan tabel kebenaran, maka untuk fungsi Boolean dengan n buah peubah, kombinasi dari nilai peubah peubahnya adalah sebanyak 2 n. Ini berarti terdapat 2 n baris yang berbeda di dalam tabel kebenaran tersebut. Misalkan n = 3, maka akan terdapat 2 3 = 8 baris tabel. Cara yang praktis membuat semua kombinasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Untuk peubah pertama, isi 4 baris pertama pada kolom pertama dengan sebuah 0 dan 4 baris selanjutnya dengan sebuah 1 berturut turut. 2. Untuk peubah kedua, isi 2 baris pertama pada kolom kedua dengan 0 dan 2 baris berikutnya dengan 1, 2 baris berikutnya 0 lagi, dan 2 baris terakhir dengan Untuk peubah ketiga, isi kolom ketiga secara berselang seling dengan 0 dan 1 mulai baris pertama sampai baris terakhir. Fungsi Boolean tidak selalu unik pada representasi ekspresinya. Artinya, dua buah fungsi yang ekspresi Booleannya berbeda dapat menyatakan dua buah fungsi yang sama. Misalkan f dan g adalah ekspresi dari suatu

6 Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2015, hlm fungsi Boolean. Fungsi f dan g dikatakan merupakan fungsi yang sama jika keduanya memiliki nilai yang sama pada tabel kebenaran untuk setiap kombinasi peubah peubahnya. Sebagai contoh, fungsi : f(x, y, z) = x y z + x yz + xy dan g(x, y, z) = x z + xy adalah dua buah fungsi Boolean yang sama. Kesamaan ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Tabel Kebenaran Fungsi f Dan g X Y Z f = x y z + x yz + xy g = x z + xy Jika sebuah fungsi Boolean tidak unik dalam representasi ekspresinya, kita masih dapat menemukan ekspresi Boolean lainnya yang menspesifikasikan fungsi yang sama dengan melakukan manipulasi aljabar terhadap ekspresi Boolean. Yang dimaksud dengan memanipulasi atau menyederhanakan fungsi Boolean adalah menggunakan hukum hukum aljabar Boolean untuk menghasilkan bentuk yang ekivalen. Sebagai contoh, f(x, y, z) = x y z + x yz + xy = x z(y + y) + xy (Hukum distributif) = x z. 1 + xy (Hukum komplemen) = x z + xy (Hukum identitas) Manipulasi aljabar pada ekspresi Boolean disebut juga dengan penyederhanaan fungsi Boolean, (Rialdi Munir, Matematika Diskrit, 2007). Metode ini juga dikenal sebagai metode tabulasi karena memberikan langkah-langkah deterministik untuk memeriksa bentuk minimum fungsi berdasarkan pemilihan essential prime implicants dengan menggunakan tabel. Langkah-langkah dapat dikategorikan kedalam tiga tahapan: 1. Menenentukan implicant Perdana Dalam langkah ini, kita mengganti literal dalam bentuk 0 dan 1 dan menghasilkan tabel. Awalnya, jumlah baris dalam tabel sama dengan jumlah total fungsi minterm yang asli yang 36 kurang sedehana. Jika dua istilah hanya berbeda dalam satu bit seperti 101 dan 111 yaitu satu variabel muncul dalam kedua bentuk (variabel dan penyangkalan), maka kita bisa menggunakan hukum pelengkap. Iteratif, kita membandingkan semua istilah dan menghasilkan perdana implicant. 2. Mencari Esensial Perdana implicant Menggunakan prime implicants dari langkah di atas, kita menghasilkan tableuntuk menemukan prime implicants penting. Catatan bahwa beberapa prime implicants bisa berlebihan dan dapat dihilangkan, tetapi jika mereka muncul hanya sekali, mereka tidak bisa dihilangkan dan memberikan implicant utama. 3. Mencari Prime implicant Lainnya Hal ini tidak perlu jika essential prime implicants mencakup semua minterm. Dalam hal ini, kami mempertimbangkan perdana implicant lainnya untuk memastikan bahwa semua minterm telah tertutup. alih-alih menggunakan trial and error untuk mempertimbangkan prime implicants kami dapat menggunakan Metode Petrick, (P.W. Chandana Prasad, Azam Beg, dan Ashutosh Kumar Singh, 2009) Penyederhanaan Fungsi Boolean Dalam menyederhanakan suatu ekspresi Boolean yang rumit, kita mengubah rangkaian digital yang rumit menjadi rangkaian yang lebih sederhana. Dengan aljabar Boole, kita dapat menganalisa dan merancang sistem digital secara lebih mudah, (Slamet Winardi, Sebastiao Domingos F. Belo, 2012). Fungsi boolean sering kali mengandung operasi-operasi yang tidak perlu, literatur atau suku-suku yang tidak berlebihan. Oleh karena itu, kita dapat menyederhanakan fungsi boolean lebih lanjut. Menyederhanakan fungsi boolean artinya mencari bentuk fungsi lain yang ekivalen tetapi dengan literal atau operasi yang lebih sedikit. Penyederhanaan fungsi boolean disebut juga minimisasi fungsi. Contohnya, f(x,y) = x y + xy +y dapat disederhanakan menjadi f(x,y) = x + y Dipandang dari segi aplikasi aljabar boolean, fungsi boolean yang lebih sederhana berarti rangkaian logikanya lebih sederhana (menggunakan jumlah gerbang logika lebih sedikit). Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk menyederhanakan fungsi boolean: 1. Secara aljabar, menggunakan hukumhukum aljabar boolean 2. Metode Peta Karnaugh

7 Saputra, Penerapan Metode Quine-Mc Cluskey Untuk Menyederhanakan Fungsi Boolean 3. Metode Quine-McCluskey (metode tabulasi) 3. METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengatur dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pembuatan perangkat lunak metode fungsi boolean untuk menyederhanakan rangkaian logika ini menggunakan model proses water fall atau model linear sekuensial dengan tahap-tahap pembangunan sistem secara berurutan yaitu sebagai berikut : 1. Tahap pengumpulan data Pada tahap pengumpulan data menggunakan tahap studi literatur, tahap ini menjelaskan komponenkomponen yang terkait dalam metode fungsi boolean. 2. Analisis Tahap ini digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang ada dan menganalisa proses penyederhanaan yang akan dilakukan. 3. Perancangan Langkah-langkah dalam tahap perancangan, meliputi : parancangan algoritma, perancangan struktur data, perancangan data input dan perancangan data output untuk membangun program 4. Implementasi Program Setelah tahap studi literatur, analisis dan perancangan selesai dikerjakan, tahap selanjutnya adalah tahap pengkodean atau pembuatan program yang dibuat dalam modul-modul agar sesuai dengan rancangan program. 5. Pengujian Pada tahap ini akan dilakukan proses pengujian program untuk menyederhanakan rangkaian logika dengan cara memasukkan jumlah variabel, term masukan, dan ekspresi masukannya apakah berjalan dengan baik atau tidak. (Susi Kartika Handayani Putria, 2005, Penyederhanaan Fungsi Boolean Meng Gunakan Metode Peta Karnaugh Dan Quine Mc.Cluskey Untuk Membentuk Rangkaian Logika.) menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk SOP (sum-of-product) atau bentuk POS (product-of-sum), seperti yang telah dijelaskan pada bab 2 sebelumnya. Metode Quine-McCluskey menyederhanakan fungsi Boolean dengan menggabungkan minterm/maxterm menjadi himpunan bentuk prima (prime-implicant), di mana sebanyak mungkin peubah dieliminasi (dihilangkan) secara maksimal. Minterm/maxterm yang digabung untuk membentuk sebuah bentuk prima harus memiliki tepat satu buah peubah yang nilainya berbeda (komplemen dan non-komplemen). Bentuk prima yang terbentuk juga dapat digabung untuk membentuk bentuk prima lainnya, apabila memiliki satu buah peubah yang nilainya berbeda. Prosedur ini dilakukan berulang kali hingga tidak terdapat bentuk prima yang dapat terbentuk lagi. Untuk proses selanjutnya, metode ini memilih bentuk prima yang paling sederhana, yaitu bentuk prima yang tidak membentuk bentuk prima yang baru. Dari bentuk-bentuk prima yang sederhana ini, dipilih bentuk prima yang memiliki jumlah peubah paling sedikit (bentuk prima yang paling panjang) dan mencakup sebanyak mungkin minterm / maxterm dari fungsi Boolean yang di-input. Bentuk prima inilah yang merupakan hasil minimisasi dari fungsi Boolean. Keunggulan dari metode Quine- McCluskey adalah kemampuannya untuk melakukan proses penyederhanaan terhadap fungsi Boolean dengan jumlah peubah yang besar. Selain itu, prosedur atau langkah langkah pengerjaan dari metode ini sangat sistematis, artinya pengerjaan setiap langkah sangat rapi, teratur dan terstruktur, sehingga metode ini lebih mudah diprogram di dalam komputer dibandingkan dengan metode penyederhanaan lainnya. Sebagai contoh, dilakukan penyederhanaan terhadap fungsi Boolean dalam bentuk SOP : f (w, x, y, z) = (1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15). Langkah langkah penyederhanaan fungsi Boolean dengan metode Quine- McCluskey adalah sebagai berikut: LANGKAH-1 : Nyatakan tiap minterm dalam n peubah menjadi string bit biner yang panjangnya n. (Pada contoh ini, jumlah peubah adalah 4 sehingga n = 4) 4. ANALISIS dan HASIL 4.1 Pembahasan Proses penyederhanaan fungsi Boolean dengan metode Quine-McCluskey mempunyai 7 (tujuh) langkah pengerjaan untuk 37

8 Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2015, hlm LANGKAH-2 : Kelompokkan tiap minterm berdasarkan jumlah '1' yang dimilikinya. Hasil Penyelesaian Langkah - 6 : LANGKAH-7 : Pilih bentuk prima yang memiliki jumlah literal paling sedikit namun mencakup sebanyak mungkin minterm dari ekspresi Boolean semula. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut : LANGKAH-7.A : Tandai kolom-kolom yang mempunyai satu buah tanda 'x' dengan tanda '*', lalu beri tanda ' ' di sebelah kiri bentuk prima yang mencakup minterm yang mempunyai tanda '*' tersebut. Bentuk prima ini telah dipilih untuk fungsi Boolean sederhana. Hasil Penyelesaian Langkah-7 dan 7.A : LANGKAH-3 : Kombinasikan minterm dalam n peubah dengan kelompok lain yang jumlah '1'- nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima (prime-implicant) yang terdiri dari n-1 peubah. minterm yang dikombinasikan diberi tanda ' ' LANGKAH-4 : Kombinasikan minterm dalam n - 1 peubah dengan kelompok lain yang jumlah '1'-nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-2 peubah. LANGKAH-5 : Teruskan langkah 4 sampai diperoleh bentuk prima yang sesederhana mungkin. Hasil Penyelesaian Langkah-3, 4 dan 5 : Dikombinasikan menjadi : LANGKAH-7.B : Untuk setiap bentuk prima yang telah ditandai dengan 'v', beri tanda minterm yang dicakup oleh bentuk prima tersebut dengan tanda 'v' (di baris bawah setelah tanda '*'). Hasil Penyelesaian Langkah-7.B : LANGKAH-6 : Ambil semua bentuk prima yang tidak bertanda ' '. Buatlah tabel baru yang memperlihatkan minterm dari ekspresi Boolean semula yang dicakup oleh bentuk prima tersebut (tandai dengan 'x'). 38 LANGKAH-7.C : Periksa apakah masih ada minterm yang belum memiliki tanda 'v' (artinya, belum dicakup oleh bentuk prima terpilih). Jika ada, pilih dari bentuk prima yang tersisa yang mencakup sebanyak mungkin minterm tersebut. Beri tanda 'v' untuk setiap bentuk prima yang dipilih itu serta minterm yang dicakupnya. LANGKAH-7.D : Ulangi langkah 7.C sampai seluruh minterm sudah dicakup oleh bentuk prima Hasil Penyelesaian Langkah - 7.C dan 7.D : Sampai tahap ini, masih ada minterm yang belum tercakup dalam bentuk prima terpilih, yaitu 3, 8, 10. Untuk mencakup minterm tersebut, kita pilih bentuk prima (8,10) dan (1,3) karena mencakup minterm 3, 8 dan 10 sekaligus.

9 Saputra, Penerapan Metode Quine-Mc Cluskey Untuk Menyederhanakan Fungsi Boolean 4. Hasil penyederhanaan, didapat : f(w, x, y, z) = y z' + x z' + w x' + w y'. Sekarang, semua minterm sudah tercakup dalam bentuk prima terpilih. Bentuk prima yang terpilih adalah : 1, 9 yang bersesuaian dengan term x y z 4, 6 yang bersesuaian dengan term w'xz' 7,15 yang bersesuaian dengan term xyz 8,9,10,11 yang bersesuaian dengan term wx Dari langkah langkah penyederhanaan di atas, hasil minimisasi fungsi Boolean dalam bentuk SOP: f (w, x, y, z) = (1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15) adalah f (w, x, y, z) = x y z + w'xz' + xyz + wx. Misalkan input fungsi dalam bentuk POS dengan nomor nomor maxterm yang sama dengan nomor nomor minterm pada contoh sebelumnya. f (w, x, y, z) = (1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 15) Langkah langkah dan hasil penyederhanaan sama dengan penyederhanaan dalam bentuk SOP, yaitu menghasilkan bentuk prima terpilih (1,9), (4,6), (7,15), dan (8,9,10,11). Perbedaannya hanya terletak pada bentuk output. Bentuk prima terpilih diubah ke bentuk POS (sama dengan bentuk input). 1, 9 yang bersesuaian dengan term (x+y+z') 4, 6 yang bersesuaian dengan term (w+x +z) 7,15 yang bersesuaian dengan term (x +y +z ) 8,9,10,11 yang bersesuaian dengan term (w +x ) Dengan demikian, hasil minimisasi fungsi Boolean dalam bentuk POS adalah: f(w, x, y, z) = (x+y+z')(w + x' + z(x +y +z ) (w +x ) Gambar 7. Proses Penyederhanaan Fungsi Boolean (Pengujian-1) Tahapan tahapan proses penyederhanaan yang dihasilkan adalah sebagai berikut: penyederhanaan fungsi boolean f(w, x, y, z) = (2, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14) dengan metode Quine-McCluskey LANGKAH - 1 : Nyatakan tiap minterm dalam n peubah menjadi string bit biner yang panjangnya n. Hasil Penyelesaian Langkah - 1 : Gambar 8. Hasil Penyelesaian Langkah 1 LANGKAH - 2 : Kelompokkan tiap minterm berdasarkan jumlah '1' yang dimilikinya. Hasil Penyelesaian Langkah - 2 : 4.2 Pengujian Pertama Sebagai contoh, penulis meng-input data sebagai berikut. 1. Bentuk fungsi input : SOP (sum-ofproduct) 2. Banyak peubah (variabel) = 4 buah, yaitu w, x, y dan z. 3. Input nomor minterm : 2;4;6;8;9;10;11;12;13;14. Gambar 9 Hasil Penyelesaian Langkah 2 LANGKAH - 3 : Kombinasikan minterm dalam n peubah dengan kelompok lain yang jumlah '1'- nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima (prime-implicant) yang terdiri dari n-1 peubah. minterm yang dikombinasikan diberi tanda 'v' 39

10 Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2015, hlm LANGKAH - 4 : Kombinasikan minterm dalam n - 1 peubah dengan kelompok lain yang jumlah '1'-nya berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-2 peubah. LANGKAH - 5 : Teruskan langkah 4 sampai diperoleh bentuk prima yang sesederhana mungkin. Hasil Penyelesaian Langkah - 3, 4 dan 5 : Dikombinasikan menjadi : Hasil Penyelesaian Langkah - 7 dan 7.A : Gambar 12. Hasil penyelesaian langkah 7A LANGKAH - 7.B : Untuk setiap bentuk prima yang telah ditandai dengan 'v', beri tanda minterm yang dicakup oleh bentuk prima tersebut dengan tanda 'v' (di baris bawah setelah tanda '*'). Hasil Penyelesaian Langkah - 7.B : Gambar 10. Hasil Penyelesaian Langkah 3, 4, 5 LANGKAH - 6 : Ambil semua bentuk prima yang tidak bertanda 'v'. Buatlah tabel baru yang memperlihatkan minterm dari ekspresi Boolean semula yang dicakup oleh bentuk prima tersebut (tandai dengan 'x'). Hasil Penyelesaian Langkah - 6 : Gambar 11. Hasil Penyelesaian Langkah 6 LANGKAH - 7 : Pilih bentuk prima yang memiliki jumlah literal paling sedikit namun mencakup sebanyak mungkin minterm dari ekspresi Boolean semula. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut : LANGKAH - 7.A : Tandai kolom-kolom yang mempunyai satu buah tanda 'x' dengan tanda '*', lalu beri tanda 'v' di sebelah kiri bentuk prima yang mencakup minterm yang mempunyai tanda '*' tersebut. Bentuk prima ini telah dipilih untuk fungsi Boolean sederhana. Gambar 13. Hasil Penyelesaian Langkah 7B LANGKAH - 7.C : Periksa apakah masih ada minterm yang belum memiliki tanda 'v' (artinya, belum dicakup oleh bentuk prima terpilih). Jika ada, pilih dari bentuk prima yang tersisa yang mencakup sebanyak mungkin minterm tersebut. Beri tanda 'v' untuk setiap bentuk prima yang dipilih itu serta minterm yang dicakupnya. LANGKAH - 7.D : Ulangi langkah 7.C sampai seluruh minterm sudah dicakup oleh bentuk prima Hasil Penyelesaian Langkah - 7.C dan 7.D : Gambar 5.8 Hasil penyelesaian langkah 7C dan 7D Dengan demikian, fungsi Boolean hasil penyederhanaan adalah : f(w, x, y, z) = y z' + x z' + w x' + w y' 40

11 Saputra, Penerapan Metode Quine-Mc Cluskey Untuk Menyederhanakan Fungsi Boolean 5. KESIMPULAN dan SARAN Setelah menyelesaikan perancangan sistem penerapan metode Quine McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem yang penulis rancang hanya mampu menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk penjumlahan dari hasil kali dan perkalian dari hasil jumlah. 2. Jumlah fungsi Boolean yang dapat disederhanakan dengan sistem ini baru 10 variabel. 3. Sistem ini akan memberikan penjelasan setiap tahap-tahap penyederhanaan sehingga mahasiswa/pengguna dapat dengan muda memahami proses penyederhanaan fungsi Boolean. 4. Metode Quine McCluskey lebih mudah dan cepat bila dikerjakan dengan menggunakan sistem komputer (program) Beberapa saran yang mungkin dapat membantu dalam pengembangan sistem penyederhanaan fungsi Boolean ini yaitu: 1. Sistem ini agar dikembangkan lagi sehingga dapat diakses melalui media online dan juga HP 2. Pemahaman proses penyederhanaan dapat dikembangkan dengan menambahkan animasi proses penjelasan yang dibangun dengan aplikasi Macromedia Flash. DAFTAR PUSTAKA Adhav Vitthal, Buchade Amar, Pune, Maharashtra, India, 2009, Modified Quine-McCluskey Method. Susi Kartika Handayani Putria, 2005, Penyederhanaan Fungsi Boolean Meng Gunakan Metode Peta Karnaugh Dan Quine Mc.Cluskey Untuk Membentuk Rangkaian Logika. Arisah, 2009, Aljabar Boolean. B. Gunawan Sudarsono, 2012, Logika Matematika. Mila Ramadiana Harahap, Giva Andriana Mutiara, Bambang Pujdjoatmojo,2012, Aplikasi Pembelajaran Matematika Diskrit (Karnaugh Map) Sebagai Alat Bantu Pengajaran. P.W. Chandana Prasad, Azam Beg, Ashutosh Kumar Singh, 2009, Effect of Quine-McCluskey Simplification on Boolean Space Complexity, Jurnal,CITISIA. Rinaldi Munir, 2005, Matematika Diskrit, Informatika Bandung. Rinaldi Munir, 2007, Matematika Diskrit, Informatika Bandung. Safrina Amanah Sitepu, 2009, Studi Metode Quine-McCluskey Untuk Menyederhanakan Rangkaian Digital. saludin muis, 2012, Teknik Digital Dasar. Slamet Winardi, F. Belo Sebastio Domingos, 2012, Rancang Bangun Software Pembelajaran Interaktif Dasar Digital. Wawan Setiawan, 2000, Pengantar Sistem Digital. 41

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam

yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya (Definisi 2.1 Menurut Lipschutz, Seymour & Marc Lars Lipson dalam 2.1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean dapat didefinisikan secara abstrak dalam beberapa cara. Cara yang paling umum adalah dengan menspesifikasikan unsur unsur pembentuknya dan operasi operasi yang

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya.

2. Gambarkan gerbang logika yang dinyatakan dengan ekspresi Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya. Tugas! (Materi Aljabar Boolean). Gambarkan jaringan switching yang dinyatakan dengan polinominal Boole di bawah, kemudian sederhanakan dan gambarkan bentuk sederhananya, kapan jaringan tsb on atau off.

Lebih terperinci

Review Sistem Digital : Aljabar Boole

Review Sistem Digital : Aljabar Boole JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNY Sem 5 9/ Review Sistem Digital : Aljabar Boole S dan D3 Mata Kuliah : Elektronika Industri 2 x 5 Lembar Kerja Dalam Aljabar Boole, Misalkan terdapat

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Matematika Diskrit Aljabar Boolean Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. Bahan Kuliah Matematika Diskrit Aljabar Boolean Bahan Kuliah Matematika Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN

DEFINISI ALJABAR BOOLEAN ALJABAR BOOLEAN DEFINISI ALJABAR BOOLEAN Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1

Aljabar Boolean. Rinaldi Munir/IF2151 Mat. Diskrit 1 Aljabar Boolean Rinaldi Munir/IF25 Mat. Diskrit Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada operator +,, dan -

Lebih terperinci

63 ISSN: (Print), (Online)

63 ISSN: (Print), (Online) Perancangan Aplikasi Penyederhanaan Fungsi Boolean Dengan Metode Quine-Mc Cluskey Wahyu Nugraha Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI Pontianak wahyoe.nugraha@gmail.com ABSTRACT - Three way to

Lebih terperinci

JUMANTAKA Halaman Jurnal: Halaman LPPM STMIK DCI:

JUMANTAKA Halaman Jurnal:  Halaman LPPM STMIK DCI: JUMANTAKA Vol 01 No 01 (2018) PISSN: 2613-9138 EISSN : 2613-9146 JUMANTAKA Halaman Jurnal: http://jurnal.stmik-dci.ac.id/index.php/jumantaka/ Halaman LPPM STMIK DCI: http://lppm.stmik-dci.ac.id/ PENYEDERHAAN

Lebih terperinci

ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013

ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2013 Penyusun :. Imam Purwanto, S.Kom, MMSI 2. Ega Hegarini, S.Kom., MM 3. Rifki Amalia, S.Kom., MMSI 4. Arie Kusumawati, S.Kom ebook PRINSIP & PERANCANGAN LOGIKA Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Penyederhanaan Fungsi Boolean Dengan Metode Quine-MC Cluskey

Perancangan Aplikasi Penyederhanaan Fungsi Boolean Dengan Metode Quine-MC Cluskey Perancangan Aplikasi Penyederhanaan Fungsi Boolean Dengan Metode Quine-MC Cluskey Wahyu Nugraha Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI Pontianak Jl. Abdurahman Saleh No. 18A, Pontianak, Indonesia

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit

Aljabar Boolean. IF2120 Matematika Diskrit. Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB. Rinaldi Munir - IF2120 Matematika Diskrit Aljabar Boolean IF22 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Informatika, STEI-ITB Rinaldi Munir - IF22 Matematika Diskrit Pengantar Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean 1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-huruf

Lebih terperinci

ALJABAR BOOLEAN. Misalkan terdapat. Definisi:

ALJABAR BOOLEAN. Misalkan terdapat. Definisi: ALJABAR BOOLEAN Definisi: Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan yang didefinisikan pada opeartor +,, dan - dan adalah dua elemen yang berbeda dari B. Tupel

Lebih terperinci

BAB 4. Aljabar Boolean

BAB 4. Aljabar Boolean BAB 4 Aljabar Boolean 1. PENDAHULUAN Aljabar Boolean merupakan lanjutan dari matakuliah logika matematika. Definisi aljabar boolean adalah suatu jenis manipulasi nilai-nilai logika secara aljabar. Contoh

Lebih terperinci

METODE MC CLUESKEY. Disusun Oleh: Syabrul Majid

METODE MC CLUESKEY. Disusun Oleh: Syabrul Majid METODE MC CLUESKEY Disusun Oleh: Syabrul Majid 131421058 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER EKSTENSI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

Definisi Aljabar Boolean

Definisi Aljabar Boolean 1 UNTUK DOWNLOAD LEBIH BANYAK EBOOKS TENTANG KOMPUTER KUNJUNGI http://wirednotes.blogspot.com Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner: - B : himpunan

Lebih terperinci

Matematika informatika 1 ALJABAR BOOLEAN

Matematika informatika 1 ALJABAR BOOLEAN Matematika informatika 1 ALJABAR BOOLEAN ALJABAR BOOLEAN Matematika yang digunakan untuk menganalisis dan menyederhanakan Gerbang Logika pada Rangkaian-rangkaian Digital Elektronika. Boolean pada dasarnya

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Adri Priadana

Aljabar Boolean. Adri Priadana Aljabar Boolean Adri Priadana Pengantar Aljabar Boolean ditemukan oleh George Boole, pada tahun 854. Boole melihat bahwa himpunan dan logika proposisi mempunyai sifat-sifat yang serupa (kemiripan hukum-hukum

Lebih terperinci

TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM

TI 2013 IE-204 Elektronika Industri & Otomasi UKM TI 23 IE-24 Elektronika Industri & Otomasi UKM Lampiran C Aljabar Boolean Tupel Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - Sebuah operator uner:. - B : himpunan ang didefinisikan pada operaror +,,

Lebih terperinci

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 08 --

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 08 -- Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 23/24 STMIK Dumai -- Materi 8 -- Digital Principles and Applications, Leach-Malvino, McGraw-Hill Adhi Yuniarto L.Y. Boolean Algebra. Fasilkom

Lebih terperinci

FPMIPA UPI ILMU KOMPUTER I. TEORI HIMPUNAN

FPMIPA UPI ILMU KOMPUTER I. TEORI HIMPUNAN I. TEORI HIMPUNAN 1. Definisi Himpunan hingga dan Tak hingga 2. Notasi himpuanan 3. Cara penulisan 4. Macam-macam Himpunan 5. Operasi Himpunan 6. Hukum pada Operasi Himpunan 7. Perkalian Himpunan (Product

Lebih terperinci

Matematika Logika Aljabar Boolean

Matematika Logika Aljabar Boolean Pertemuan ke-3 Matematika Logika Aljabar Boolean Oleh : Mellia Liyanthy TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2011/2012 Definisi Aljabar Boolean merupakan aljabar yang terdiri atas : suatu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Implementasi sistem program ini mencakup spesifikasi kebutuhan perangkat keras (hardware) dan spesifikasi perangkat lunak (software). 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

Logika Matematika. Bab 1: Aljabar Boolean. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan

Logika Matematika. Bab 1: Aljabar Boolean. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan Logika Matematika Bab 1: Aljabar Boolean Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika STT Telkom Lab. Sistem Komputer dan Jaringan 1 Nilai fungsi Fungsi Boolean dinyatakan nilainya pada setiap variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi operasi yang tidak perlu, literal

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi operasi yang tidak perlu, literal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi operasi yang tidak perlu, literal atau suku suku yang berlebihan. Oleh karena itu fungsi Boolean dapat disederhanakan lebih

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I

Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I Pertemuan ke-4 ALJABAR BOOLEAN I Materi Perkuliahan a. Pengertian Aljabar Boolean b. Ekspresi Boolean c Prinsip Dualitas Kompetensi Umum Setelah mengikuti perkuliah ini, diharapkan Anda dapat memahami

Lebih terperinci

Penyederhanaan fungsi Boolean

Penyederhanaan fungsi Boolean Penyederhanaan fungsi Boolean Proses penyederhanaan fungsi Boolean dengan metode Quine-McCluskey mempunyai 7 (tujuh) langkah pengerjaan untuk menyederhanakan fungsi Boolean dalam bentuk SOP (sum-of-product)

Lebih terperinci

STUDI METODE QUINE-McCLUSKEY UNTUK MENYEDERHANAKAN RANGKAIAN DIGITAL S A F R I N A A M A N A H S I T E P U

STUDI METODE QUINE-McCLUSKEY UNTUK MENYEDERHANAKAN RANGKAIAN DIGITAL S A F R I N A A M A N A H S I T E P U STUDI METODE QUINE-McCLUSKEY UNTUK MENYEDERHANAKAN RANGKAIAN DIGITAL S A F R I N A A M A N A H S I T E P U 0 3 0 8 2 3 0 4 2 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Rudi Susanto

Aljabar Boolean. Rudi Susanto Aljabar Boolean Rudi Susanto Tujuan Pembelajaran Bisa menghasilkan suatu realisasi rangkaian elektronika digital dari suatu persamaan logika matematika Persamaan logika matematika tersebut dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS)

BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS) TEKNIK DIGITAL-PETA KARNAUGH/HAL. 1 BAB IV PETA KARNAUGH (KARNAUGH MAPS) PETA KARNAUGH Selain dengan teorema boole, salah satu cara untuk memanipulasi dan menyederhanakan fungsi boole adalah dengan teknik

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM DIGITAL

MAKALAH SISTEM DIGITAL MAKALAH SISTEM DIGITAL Konsep Dasar Teorema Boole & De Morgan Disusun Oleh : Anin Rodahad (12131307) Abdurrahman Ar-Rohim (12131299) Bayu Ari Utomo () TEKNIK INFORMATIKA STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA Jl. Sisingamangaraja

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Priode UTS-UAS DADANG MULYANA. dadang mulyana 2012 ALJABAR BOOLEAN. dadang mulyana 2012

Bahan Kuliah. Priode UTS-UAS DADANG MULYANA. dadang mulyana 2012 ALJABAR BOOLEAN. dadang mulyana 2012 Bahan Kuliah LOGIKA Aljabar MATEMATIKA- Boolean Priode UTS-UAS DADANG MULYANA dadang mulana 22 ALJABAR BOOLEAN dadang mulana 22 Definisi Aljabar Boolean Misalkan terdapat - Dua operator biner: + dan -

Lebih terperinci

Logika Matematika Aljabar Boolean

Logika Matematika Aljabar Boolean Pertemuan ke-5 Logika Matematika Aljabar Boolean Oleh : Mellia Liyanthy 1 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2007/2008 Bentuk Kanonik dan Bentuk baku atau standar Fungsi boolean yang

Lebih terperinci

18/09/2017. Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika

18/09/2017. Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika 8/09/207 Fakultas Teknologi dan Desain Program Studi Teknik Informatika 8/09/207 Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menyederhanakan persamaan logika menggunakan Karnaugh Map (K-Map). Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB IV PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA

BAB IV PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA B IV PENYEDERHANAAN RANGKAIAN LOGIKA 4. Penyederhanaan Secara Aljabar Bentuk persamaan logika sum of minterm dan sum of maxterm yang diperoleh dari tabel kebenaran umumnya jika diimplementasikan ternyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi operasi yang tidak perlu,

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Boolean seringkali mengandung operasi operasi yang tidak perlu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum ada proses penyederhanaan fungsi, beberapa kalangan seperti mahasiswa, dosen, bahkan ilmuwan yang bergerak dibidang matematik dan informatika merasa kesulitan

Lebih terperinci

MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC

MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC Pengantar : :. MATERI 2 COMBINATIONAL LOGIC Rangkaian digital adalah mrp komponen perangkat keras (hardware) yang memanipulasi informasi biner. Rangkaian diimplementasikan dengan menggunakan transistor-transistor

Lebih terperinci

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN

BAB III GERBANG LOGIKA DAN ALJABAR BOOLEAN A III GERANG LOGIKA DAN ALJAAR OOLEAN 3. Pendahuluan Komputer, kalkulator, dan peralatan digital lainnya kadang-kadang dianggap oleh orang awam sebagai sesuatu yang ajaib. Sebenarnya peralatan elektronika

Lebih terperinci

Aljabar Boolean. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom

Aljabar Boolean. Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto. Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Aljabar Boolean Disusun oleh: Tim dosen SLD Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom September 2015 Representasi Fungsi Boolean Sistem dan Logika

Lebih terperinci

Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map

Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map Aldy Wirawan 13511035 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

09/01/2018. Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan konsep diagram Venn, teorema Boolean dan membangun fungsi Boolean.

09/01/2018. Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan konsep diagram Venn, teorema Boolean dan membangun fungsi Boolean. Prio Handoko, S. Kom., M.T.I. Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan konsep diagram Venn, teorema Boolean dan membangun fungsi Boolean. George Boole (ahli matematika asal Inggris) Aljabar yang

Lebih terperinci

Tabulasi Quine McCluskey

Tabulasi Quine McCluskey Tabulasi Quine McCluskey Tabulasi Quine McCluskey Penyederhanaan fungsi menggunakan tabulasi atau metode Quine McCluskey. Metode penyederhanaan atau yang sering diesebut dengan metode Quine McCluskey,

Lebih terperinci

0.(0.1)=(0.0).1 0.0=0.1 0=0

0.(0.1)=(0.0).1 0.0=0.1 0=0 Latihan : 1. Diketahui himpunan B dengan tiga buah nilai (0,1,2) dan dua buah operator, + dan. kaidah operasi dengan operator + dan didefinisikan pada tabel di bawah ini : + 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 1 2 0 1

Lebih terperinci

REPRSENTASI FUNGSI BOOLE PADA GRAF KUBUS

REPRSENTASI FUNGSI BOOLE PADA GRAF KUBUS Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-038; e-issn : 2550-0392 REPRSENTASI FUNGSI BOOLE PADA GRAF KUBUS Wulan Cahyani Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Aljabar Boolean dan Peta Karnough

Aljabar Boolean dan Peta Karnough Aljabar Boolean dan Peta Karnough a. Logic Function minimization Pada rangkaian yang cukup rumit, kombinasi variable di logic function yang diperoleh dari hasil table kebenaran biasanya pun cukup banyak.

Lebih terperinci

Rangkaian digital yang ekivalen dengan persamaan logika. Misalnya diketahui persamaan logika: x = A.B+C Rangkaiannya:

Rangkaian digital yang ekivalen dengan persamaan logika. Misalnya diketahui persamaan logika: x = A.B+C Rangkaiannya: ALJABAR BOOLEAN Aljabar Boolean Aljabar Boolean adalah aljabar yang menangani persoalan-persoalan logika. Aljabar Boolean menggunakan beberapa hukum yang sama seperti aljabar biasa untuk fungsi OR (Y =

Lebih terperinci

ALJABAR BOOLEAN R I R I I R A W A T I, M. K O M L O G I K A M A T E M A T I K A 3 S K S

ALJABAR BOOLEAN R I R I I R A W A T I, M. K O M L O G I K A M A T E M A T I K A 3 S K S ALJABAR BOOLEAN R I R I I R A W A T I, M. K O M L O G I K A M A T E M A T I K A 3 S K S AGENDA SISTEM BILANGAN DESIMAL, BINER, OCTAL, HEXADESIMAL DEFINISI ALJABAR BOOLEAN TABEL KEBENARAN ALJABAR BOOLEAN

Lebih terperinci

Gambar 28 : contoh ekspresi beberapa logika dasar Tabel 3 : tabel kebenaran rangkaian gambar 28 A B C B.C Y = (A+B.C )

Gambar 28 : contoh ekspresi beberapa logika dasar Tabel 3 : tabel kebenaran rangkaian gambar 28 A B C B.C Y = (A+B.C ) 5. RANGKAIAN KOMBINASIONAL Pada dasarnya rangkaian logika (digital) yang dibentuk dari beberapa gabungan komponen elektronik yang terdiri dari bermacam-macam Gate dan rangkaian-rangkaian lainnya, sehingga

Lebih terperinci

Pertemuan 8. Aplikasi dan penyederhanaan Aljabar Boolean

Pertemuan 8. Aplikasi dan penyederhanaan Aljabar Boolean Pertemuan 8 Aplikasi dan penyederhanaan Aljabar Boolean Dosen Ir. Hasanuddin Sirait, MT www.hsirait.wordpress.com STMIK Parna Raya Manado HP : 8356633766 Aplikasi Aljabar Boolean Aljabar Boolean mempunyai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disebut vertex, sedangkan E(G) (mungkin kosong) adalah himpunan tak terurut dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. disebut vertex, sedangkan E(G) (mungkin kosong) adalah himpunan tak terurut dari II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) himpunan tak kosong dengan elemenelemenya disebut vertex, sedangkan E(G) (mungkin kosong) adalah himpunan tak terurut

Lebih terperinci

Penyederhanaan Fungsi Boolean

Penyederhanaan Fungsi Boolean Penyederhanaan Fungsi Boolean Contoh. f(x, y) = x y + xy + y disederhanakan menjadi f(x, y) = x + y Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:. Secara aljabar 2. Menggunakan Peta Karnaugh

Lebih terperinci

Pertemuan 10. Fungsi Boolean, Bentuk Kanonik dan Bentuk Baku

Pertemuan 10. Fungsi Boolean, Bentuk Kanonik dan Bentuk Baku Pertemuan Fungsi Boolean, Bentuk Kanonik dan Bentuk Baku Dosen Ir. Hasanuddin Sirait, MT www.hsirait.wordpress.com STMIK Parna Raya Manado HP : 8356633766 Fungsi Boolean Pada aljabar Boolean dua-nilai

Lebih terperinci

Aplikasi Aljabar Boolean dalam Komparator Digital

Aplikasi Aljabar Boolean dalam Komparator Digital Aplikasi Aljabar Boolean dalam Komparator Digital Ade Yusuf Rahardian / 13514079 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Pengaplikasian Aljabar Boolean dalam Menghias Permukaan Roti Panggang oleh Pemanggang Roti Pintar (Smart Toaster)

Pengaplikasian Aljabar Boolean dalam Menghias Permukaan Roti Panggang oleh Pemanggang Roti Pintar (Smart Toaster) Pengaplikasian Aljabar Boolean dalam Menghias Permukaan Roti Panggang oleh Pemanggang Roti Pintar (Smart Toaster) Yoga Prasetyo/13515148 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar. Teorema 1 MATEMATIKA DISKRIT

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar. Teorema 1 MATEMATIKA DISKRIT BAB 6 ALJABAR BOOLE 1. Definisi Dasar Himpunan dan proposisi mempunyai sifat yang serupa yaitu memenuhi hukum identitas. Hukum ini digunakan untuk mendefinisikan struktur matematika abstrak yang disebut

Lebih terperinci

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar MATEMATIKA DISKRIT

BAB 6 ALJABAR BOOLE. 1. Definisi Dasar MATEMATIKA DISKRIT BAB 6 ALJABAR BOOLE 1. Definisi Dasar Himpunan dan proposisi mempunyai sifat yang serupa yaitu memenuhi hukum identitas. Hukum ini digunakan untuk mendefinisikan struktur matematika abstrak yang disebut

Lebih terperinci

BAB 2 GERBANG LOGIKA & ALJABAR BOOLE

BAB 2 GERBANG LOGIKA & ALJABAR BOOLE SISTEM DIGITL 16 2 GERNG LOGIK & LJR OOLE Gerbang Logika (Logical Gates) atau gerbang digital merupakan komponen dasar elektronika digital. erbeda dengan komponen elektronika analog yang mempunyai tegangan

Lebih terperinci

ALJABAR BOOLEAN. -Definisi -AB dua-nilai. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom

ALJABAR BOOLEAN. -Definisi -AB dua-nilai. Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom ALJABAR BOOLEAN -Definisi -AB dua-nilai Altien Jonathan Rindengan, S.Si, M.Kom Pendahuluan Aljabar Boolean (AB), pertama kali dikemukakan oleh matematikawan Inggris, George Boole tahun 1854. Tahun 1938,

Lebih terperinci

Perancangan Rangkaian Logika. Sintesis Rangkaian Logika

Perancangan Rangkaian Logika. Sintesis Rangkaian Logika Sintesis Rangkaian Logika Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) 21 Maret 2011 Program Studi Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Artikel ini menjelaskan secara khusus langkah-langkah sintesis untuk

Lebih terperinci

ALJABAR BOLEAN. Hukum hukum ALjabar Boolean. 1. Hukum Komutatif

ALJABAR BOLEAN. Hukum hukum ALjabar Boolean. 1. Hukum Komutatif LJBR BOLEN Diktat Elektronika Digital ljabar Boolean Dalam matematika dan ilmu komputer, ljabar Boolean adalah struktur aljabar yang "mencakup intisari" operasi logika DN, TU dan TIDK dan juga teori himpunan

Lebih terperinci

Aljabar Boolean dan Gerbang Logika Dasar

Aljabar Boolean dan Gerbang Logika Dasar Modul 1 : Aljabar Boolean dan Gerbang Logika Dasar 1.1 Tujuan Setelah mengikuti praktek ini mahasiswa diharapkan dapat: 1. Memahami Aksioma dan Teorema Aljabar Boolean. 2. Memahami gerbang logika dasar

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL

PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL MODUL PRAKTIKUM TEKNIK DIGITAL PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA ST3 TELKOM PURWOKERTO 2015 A. Standar Kompetensi MODUL I ALJABAR BOOLE DAN RANGKAIAN KOMBINASIONAL Mata Kuliah Semester : Praktikum Teknik

Lebih terperinci

BAB X FUNGSI BOOLEAN, BENTUK KANONIK, DAN BENTUK BAKU

BAB X FUNGSI BOOLEAN, BENTUK KANONIK, DAN BENTUK BAKU Buku Panduan Belajar atematika Diskrit STIK TRIGUNA DHARA BAB X FUNGSI BOOLEAN, BENTUK KANONIK, DAN BENTUK BAKU 9.1 Fungsi Boolean Pada aljabar Boolean dua-nilai B = {,1}. Peubah (variabel) x disebut peubah

Lebih terperinci

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER Aljabar Boolean, Gerbang Logika, dan Penyederhanaannya

ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER Aljabar Boolean, Gerbang Logika, dan Penyederhanaannya ARSITEKTUR DAN ORGANISASI KOMPUTER Aljabar Boolean, Gerbang Logika, dan Penyederhanaannya Disusun Oleh : Indra Gustiaji Wibowo (233) Kelas B Dosen Hidayatulah Himawan,ST.,M.M.,M.Eng JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

Sintesis dan Penyederhanaan Fungsi Logika dengan Peta Karnaugh

Sintesis dan Penyederhanaan Fungsi Logika dengan Peta Karnaugh Sintesis dan Penyederhanaan Fungsi Logika dengan Peta Karnaugh Hadha Afrisal, 35448-TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 PENDAHULUAN Telah dutunjukkan pada bab sebelumnya bahwa penyederhanaan

Lebih terperinci

Ada dua macam bentuk kanonik:

Ada dua macam bentuk kanonik: Ada dua macam bentuk kanonik: ) Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP) 2) Perkalian dari hasil jumlah(product-of-sum atau POS) Contoh:. f(x, y, z) = x y z+ xy z + xyz SOP Setiap suku(term)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Aljabar Boolean Aljabar Boolean merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang pertama kali dikemukanan oleh seorang matematikawan Inggris yang bernama George Boole

Lebih terperinci

a + b B a + b = b + a ( ii) a b = b. a

a + b B a + b = b + a ( ii) a b = b. a A ljabar Boolean M isalkan terdapat - Dua operator biner: + dan - S ebuah operator uner:. - B : himpunan ang didefinisikan pada opeartor +,, dan - dan adalah dua elemen ang berbeda dari B. T upel (B, +,,

Lebih terperinci

Meminimalkan menggunakan K-Map. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Meminimalkan menggunakan K-Map. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Meminimalkan menggunakan K-Map Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Meminimkan ungkapan SOP # A B C F 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 2 0 1 0 1 3 0 1 1 0 4 1 0 0 0 5 1 0 1 1 6 1 1 0 0 7 1 1 1 1 Terkait dengan

Lebih terperinci

TABULASI QUINE-McCLUSKEY

TABULASI QUINE-McCLUSKEY 4 TABULASI QUINE-McCLUSKEY Untuk fungsi-fungsi dengan cacah peubah yang lebih besar dari 6, terlebih untuk sistem dengan keluaran ganda (MIMO, Multiple Input Multiple Output) di mana beberapa keluaran

Lebih terperinci

apakah dalam penguji cobaan ini berhasil atau tidak. tahapan selanjutnya.

apakah dalam penguji cobaan ini berhasil atau tidak. tahapan selanjutnya. 1.5.2.4 Uji Coba Penyederhanaan Tahapan ini adalah tahapan untuk penyempurna tahapan diatas dengan melakukan uji coba penyederhanaan yang telah jadi, apakah dalam penguji cobaan ini berhasil atau tidak.

Lebih terperinci

Modul Praktikum. Logika Dasar. Dosen Pengampu: Anie Rose Irawati M.Cs. Penyusun:

Modul Praktikum. Logika Dasar. Dosen Pengampu: Anie Rose Irawati M.Cs. Penyusun: Daftar Isi Modul Praktikum Logika Dasar Dosen Pengampu: Anie Rose Irawati M.Cs. Penyusun: Arif munandar Dinora Refiasari Gandi Laksana Putra Muhammad Saleh Firmansyah Feri Krisnanto Muammar Rizki F.I.

Lebih terperinci

8 June 2011 MATEMATIKA DISKRIT 2

8 June 2011 MATEMATIKA DISKRIT 2 MisalkanterdapatDuaoperator biner: + dan Sebuah operator uner:. B: himpunanyang didefinisikanpadaoperator +,, dan dan1 adalahduaelemenyang berbedadarib. Tupel(B, +,, ) disebutaljabarbooleanjika untuksetiapa,

Lebih terperinci

Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi. Logika

Aljabar Boolean dan Sintesis Fungsi. Logika dan Sintesis Fungsi dan Sintesis Fungsi Kuliah#3 TKC205 Sistem Digital - TA 2013/2014 Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro http://didik.blog.undip.ac.id 1 Pengantar dan Sintesis Fungsi Dalam

Lebih terperinci

Logika Matematika Bab 1: Aljabar Boolean. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika IT Telkom

Logika Matematika Bab 1: Aljabar Boolean. Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika IT Telkom 1 Logika Matematika Bab 1: Aljabar Boolean Andrian Rakhmatsyah Teknik Informatika IT Telkom 2 Referensi Rosen, Kenneth H.,Discrete Mathematic and Its Applications, 4 th edition, McGraw Hill International

Lebih terperinci

RANGKAIAN KOMBINASIONAL

RANGKAIAN KOMBINASIONAL RANGKAIAN KOMBINASIONAL LUH KESUMA WARDHANI JurusanTIF UIN SUSKA Riau LOGIKA KOMBINASI Merupakan jenis rangkaian logika yang keadaan outputnya hanya tergantung dari kombinasi input nya saja. Aljabar Boolean

Lebih terperinci

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283

SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 SISTEM DIGITAL; Analisis, Desain dan Implementasi, oleh Eko Didik Widianto Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi Penyederhanaan Aljabar Boolean dalam Bentuk Sum-Of-Product dengan Menggunakan Metode Quine Mccluskey

Pengembangan Aplikasi Penyederhanaan Aljabar Boolean dalam Bentuk Sum-Of-Product dengan Menggunakan Metode Quine Mccluskey Pengembangan Aplikasi Penyederhanaan Aljabar Boolean dalam Bentuk Sum-Of-Product dengan Menggunakan Metode Quine Mccluskey 1 Wamiliana, 2 Ossy Dwi Endah dan 3 Shara Siti Zahroh 1 Jurusan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 2 Gerbang Logika, Aljabar Boolean. Yusron Sugiarto

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 2 Gerbang Logika, Aljabar Boolean. Yusron Sugiarto Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 2 Gerbang Logika, Aljabar Boolean Yusron Sugiarto Materi Kuliah Rangkaian Logika Ada beberapa operasi-operasi dasar pada suatu rangkaian logika dan untuk

Lebih terperinci

Pertemuan ke-5 ALJABAR BOOLEAN III

Pertemuan ke-5 ALJABAR BOOLEAN III Pertemuan ke-5 ALJABAR BOOLEAN III Kompetensi Umum Setelah mengikuti perkuliah ini, diharapkan Anda dapat memahami bentuk kanonik dan menuliskan suatu ekspresi aljabar dalam bentuk kanonik. Kompetensi

Lebih terperinci

Kuliah#4 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto

Kuliah#4 TKC205 Sistem Digital. Eko Didik Widianto & & Kuliah#4 TKC205 Sistem Digital Eko Didik Departemen Teknik Sistem Komputer, Universitas Diponegoro http://didik.blog.undip.ac.id/buku/sistem-digital/ 1 Umpan Balik Sebelumnya dibahas tentang implementasi

Lebih terperinci

( A + B) C. Persamaan tersebut adalah persamaan rangkaian digital dengan 3 masukan sehingga mempunyai 8 kemungkinan keadaan masukan.

( A + B) C. Persamaan tersebut adalah persamaan rangkaian digital dengan 3 masukan sehingga mempunyai 8 kemungkinan keadaan masukan. ( A + B) C. Persamaan tersebut adalah persamaan rangkaian digital dengan 3 masukan sehingga mempunyai 8 kemungkinan keadaan masukan. Pada aljabar Boolean terdapat hukum-hukum aljabar Boolean yang memungkinkan

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

Kuliah#3 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto

Kuliah#3 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto ,, Kuliah#3 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro , Sebelumnya dibahas tentang konsep rangkaian logika: Representasi biner dan saklar sebagai elemen

Lebih terperinci

Rangkaian Multilevel

Rangkaian Multilevel Quine Quine Kuliah#5 TSK205 Sistem Digital - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Umpan Balik Quine Sebelumnya dibahas tentang optimasi rangkaian dengan penyederhanaan

Lebih terperinci

MODUL II DASAR DAN TERMINOLOGI SISTEM DIGITAL

MODUL II DASAR DAN TERMINOLOGI SISTEM DIGITAL MOUL II ASAR AN TERMINOLOGI SISTEM IGITAL. Aljabar Boolean Aljabar Boolean memuat aturan-aturan umum (postulat) yang menyatakan hubungan antara input-input suatu rangkaian logika dengan output-outputnya.

Lebih terperinci

Himpunan adalah kumpulan objek objek yang berbeda (Liu, 1986)

Himpunan adalah kumpulan objek objek yang berbeda (Liu, 1986) BAB I TEORI HIMPUNAN 1.1 Dasar dasar Teori Himpunan Definisi : Himpunan adalah kumpulan objek objek yang berbeda (Liu, 1986) Biasanya dinotasikan dengan huruf besar. Dan objek yang berada di dalamnya disebut

Lebih terperinci

BAB III ALJABAR BOOLE (BOOLEAN ALGEBRA)

BAB III ALJABAR BOOLE (BOOLEAN ALGEBRA) TEKNIK DIGITAL-ALJABAR Boole/HAL. 1 BAB III ALJABAR BOOLE (BOOLEAN ALGEBRA) PRINSIP DASAR ALJABAR BOOLE Aljabar boole adalah suatu teknik matematika yang dipakai untuk menyelesaikan masalah-masalah logika.

Lebih terperinci

GERBANG dan ALJABAR BOOLE

GERBANG dan ALJABAR BOOLE GERBNG dan LJBR BOOLE Konsep dasar aljabar Boole (Boolean lgebra) telah diletakkan oleh seorang matematisi Inggeris George Boole, pada tahun 1854. Konsep dasar itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET TEKNIK DIGITAL LS 2 : Aljabar Boolean, Teori De Morgan I dan De Morgan II

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET TEKNIK DIGITAL LS 2 : Aljabar Boolean, Teori De Morgan I dan De Morgan II No. LST/EKO/DEL 214/02 Revisi : 04 Tgl : 1 Februari 2012 Hal 1 dari 8 1. Kompetensi Memahami Product hukum aljabar Boolean termasuk hukum De Morgan, dan prinsip Sum of 2. Sub Kompetensi Memahami penerapan

Lebih terperinci

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar

Aljabar Boole. Meliputi : Boole. Boole. 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar Aljabar Boole Meliputi : 1. Definisi Aljabar Boole 2. Prinsip Dualitas dalam Aljabar Boole 3. Teorema Dasar Aljabar Boole 4. Orde dalam sebuah Aljabar Boole Definisi Aljabar Boole Misalkan B adalah himpunan

Lebih terperinci

Logika Matematika Teori Himpunan

Logika Matematika Teori Himpunan Pertemuan ke-2 Logika Matematika Teori Himpunan Oleh : Mellia Liyanthy TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2007/2008 Perampatan Operasi Himpunan A1 A2... An = Ai A1 U A2 U... U An = U

Lebih terperinci

Bentuk Standar Ungkapan Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Bentuk Standar Ungkapan Boolean. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Bentuk Standar Ungkapan Boolean Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Bentuk Standar Ungkapan Boolean Sum-of-Product (SOP) Diturunkan dari tabel kebenaran untuk fungsi dengan mempertimbangkan baris

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman 2C Halaman 1 dari 7 ALJABAR BOOLEAN

Algoritma & Pemrograman 2C Halaman 1 dari 7 ALJABAR BOOLEAN Algoritma & Pemrograman 2C Halaman 1 dari 7 ALJAAR OOLEAN Aljabar boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan

Lebih terperinci

Metode Minimisasi Quine McKluskey dan Rangkaian Multilevel

Metode Minimisasi Quine McKluskey dan Rangkaian Multilevel Metode Minimisasi Quine McKluskey dan Eko Didik Widianto (didik@undip.ac.id) Sistem Komputer - Universitas Diponegoro @2011 eko didik widianto (http://didik.blog.undip.ac.id) TSK205 Sistem Digital - Siskom

Lebih terperinci

BAB 2 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN DENGAN PETA KARNAUGH SUM OF PRODUCT (SOP) DAN PRODUCT OF SUM (POS)

BAB 2 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN DENGAN PETA KARNAUGH SUM OF PRODUCT (SOP) DAN PRODUCT OF SUM (POS) BAB 2 PENYEDERHANAAN RANGKAIAN DENGAN PETA KARNAUGH SUM OF PRODUCT (SOP) DAN PRODUCT OF SUM (POS) 2.1 TUJUAN - Membuat rangkaian logika Sum of Product dan Product of Sum yang berasar dari gerbang-gerbang

Lebih terperinci

Sistem dan Logika Digital

Sistem dan Logika Digital Sistem dan Logika Digital Aljabar Boolean Tim SLD KK Telematika FIF Telkom University 1 Aljabar Boolean-Definisi Sistem aljabar dengan dua operasi penjumlahan (+) dan perkalian (.) yang didefinisikan sehingga

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan,

Lebih terperinci