BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar
|
|
- Ridwan Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar Podungge.PT. Cipta Frima Jaya terletak dikompleks tempat pelelangan ikan(tpi) Inengo, Desa Huangbotu, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo. Gambar 2. Gedung PT. Cipta Frima Jaya Gorontalo PT. Cipta Frima Jaya didirikan pada tanggal 09 Maret 2002 dan mulai beroperasi pada tahun 2003yang memiliki 9 unit armada penangkapan ikan yang beroperasi dari perairan gorontalo sampai perairan bagian sulawesi tengah, dengan tujuan utama pemasaran untuk ekspor. Hasil dari perusahaan dibatasi pada proses pembekuan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang berkualitas tinggi dan memastikan penyediaan bahan baku ikan. Maka perusahaan mengadakan suatu persetujuan terlebih dahulu dengan kapal-kapal tangkap untuk suplier lokal 17
2 PT. Cipta Frima Jaya memiliki tujuan utama yaitu untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan industri perikanan lokal Indonesia utamanya Gorontalo. Karyawan yang ada di PT. Cipta Frima Jaya berjumlah 24 orang yang terdiri dari :bagian keamanan 2 orang, karyawan dalam pabrik 12 orang, teknik mesin 2 orang, dan sopir 7 orang. 4.2 Penanganan Untuk Persiapan Pembekuan Penanganan ikan yang dilakukan di PT. Cipta Frima Jaya Gorontalo sebelum proses pembekuan meliputi beberapa tahapan yaitu sebagai berikut : Bahan baku Proses pembekuan di PT. Cipta Frima Jaya tidak dilakukan setiap hari, dikarenakan bahan baku di pasaran sangat mahal sehingga ikan yang masuk dipabrik berkurang. Bahan baku tersebut diperoleh dari armada-armada milik PT. Cipta Frima Jaya itu sendiri, untuk menghasilkan bahan baku mereka menggunakan kapal penangkapan yang tersebar di 4 desa yaitu desa Huangobotu, Desa Modelomo, Desa Botubarangi dan Desa Marisa. Ikan cakalang termasuk salah satu bahan baku yang dijadikan proses pembekuan di PT. Cipta Frima Jaya Pendinginan Penyimpanan dingin dilakukan dengan cara memberikan es pada ikan segar agar suhu ikan tetap terjaga pada suhu 0 sampai -2 0 C. Penyimpanan dingin dilakukan dengan menggunakan bak-bak chilling atau fiber box, Tujuan 18
3 penyimpanan atau pengawetan ikan dengan air dingin suhunya mencapai ± 0 sampai -2 0 C yaitu untuk menghambat kegiatan mikroorganisme, dan prosesproses kimia serta fisik lainnya yang dapat mempengaruhi/menurunkan kesegaran mutu ikan. Pada proses chilling pertama-tama yang dilakukan yaitu pemberian air steril kedalam bak, kemudian es balok yang sudah di hancurkan di masukkan sesuai jumlah ikan yang akan di chilling tersebut Penyortiran Setelah mobil yang mengangkut ikan sampai di pabrik, ikan langsung diletakkan ditempat penampungan ikan dan di meja sortir lalu diberikan air dan es. Tahap penyortiran di PT. Cipta Frima Jaya di lakukan secara berhati-hati menurut jenis, ukuran dan tingkat kesegarannya, ciri-ciri dari ikan yang diterima olh PT.Frima Jaya yaitu kulit terang, mata cemerlang, insang merah, tekstur daging kenyal, baunya masih khas dan perut ikan belum terbuai.. Ikan yang sudah diletakkan di meja sortir langsung di sortir dan di masukkan kedalam keranjang plastik yang sudah berjejeran didepan meja sortir. Keranjang tersebut lebih dahulu diambil dari sudut ruang proses, ikan yang di sortir menurut jenis dan ikurannya dimasukkan kedalam keranjang sendiri. Begitu juga dengan ikan yang berukuran kecil diletakkan dikeranjang tersendiri Penimbangan Penimbangan di lakukan setelah proses penyortiran, ikan di timbang dalam satuan 10 kg dengan alat timbangan. Hal ini dimaksudkan agar ikan yang dibekukan tidak kurang atau lebih. Penimbangan berdasarkan ukuran ikan yang diproses berukuran besar berat ikan harus 10 kg. waktu yang diperlukan dalam 19
4 penimbangan dalam 1 keranjang ± 30 detik, penimbangan di nyatakan selesai apabila berat ikan telah mencapai 10 kg Pencucian Setelah proses penimbangan dilakukan, dicuci/dibersihkan didalam bak yang berisi air bersih. Pencucian berlangsung sekitar 30 detik, sama halnya dengan penimbangan. Adapun pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran seperti pasir atau kotoran lain yang terselip pada ikan. Keranjang yang berisi ikan dicelupkan kedalam bak yang berisi air, kemudian keranjang ikan digoyang-goyang agar kotoran yang terselip dalam tumpukan ikan terkeluar, proses ini dilakukan secara terus menerus sampai ikan benar-benar bersih Penyusunan Ikan di Pan Aluminium Ikan yang telah melalui proses pencucian disusun rapi dalam pan-pan aluminium bersih yang berukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 10 cm yang sudah disiapkan diatas meja. Penyusunan ini menyita waktu yang agak lama dari penimbangan dan pencucian, waktu yang diperlukan sekitar 2 atau 3 menit tergantung yang menyusun ikan tersebut. Dalam penyusunan, posisi ikan harus diperhatikan agar hasil pembekuannya sempurna yakni dengan posisi horizontal. Biasanya pada lapisan dasar terdapat 3 sampai 4 baris ikan dan setiap baris terdiri dari 1 sampai 12 ekor terntung ukuran ikan yang disusun. Hal ini bertujuan agar perut ikan tidak rusak. 20
5 4.2.7 Pemberian label Ikan yang sudah tersusun rapi didalam pan diberi label size, yaitu banyaknya ikan dalam 10 kg atau dalam 1 pan yang akan dibekukan. Hal ini bertujuan agar dalam kegiatan packing, karyawan tidak mengalami kesulitan dalam memasukan jenis dan ukaran yang benar. Label size ditulis dikertas berwarna putih dan berukuran kecil lalu ditempelkan pada ikan yang sudah disusun. Label size ditaruh diatas ikan yang telah disusun agar mudah dilihat. Waktu yang diperlukan dalam pemberian label size ± 5 detik Penyusunan di rak kereta Ikan yang sudah tersusun rapi di pan alumunium disusun di rak kereta agar supaya dalam pemindahan ikan ke freezer tidak sulit. Rak kereta ini terdiri dari 8 (delapan)susun setiap 1(satu) susun dapat memuat 5(lima)buah pan dengan ikan yang beratnya setiap 1(satu) pan yaitu 10 kg jadi masing-masing kereta dapat memuat ikan 400 kg Pembekuan di freezer Setelah ikan tersusun di rak kereta ikan dimasukan ke freezer untuk dibekukan. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembekuan sangat tergantung pada kecepatan suhu pembekuan yang ingin di capai. Suhu pembekuan dimana seluruh tubuh ikan telah membeku biasanya berkisar -55ºC sampai -65ºC. Biasanya proses pembekuan ikan di anggap selesai bila suhu tubuhnya telah mencapai -12ºC. (Ilyas, 1983). 21
6 Ikan dibekukan dengan sistim ABF (air blast freezer). Bahan refrigerant yang digunakan yaitu Freon 22, dengan tipe pembekuan lambat, Ikan yang sudah tersusun rapi pada rak besi langsung di dorong masuk ke freezer pada suhu -40ºC. Penggunaan suhu rendah ini adalah pembekuan. Ikan yang sudah di bekukan memiliki daya awet sementara artinya ikan tersebut tetap segar selama di simpan di tempat bersuhu rendah. Oleh karena itu biasanya selama dalam pengangkutan atau selama di olah jadi produk lain ikan selalu di usahakan tetap berada dalam lingkungan bersuhu rendah agar kualitasnya tetap baik dan memenuhi syarat ikan segar. PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu industri pembekuan ikan yang ada di Provinsi Gorontalo dan telah memenuhi syarat (SNI maupun SOP), karena industri ini sudah mempunyai sarana dan proses pembekuan yang sudah hampir sama dengan perusahaan-perusahaan pembekuan yang berskala internasional. Fasilitas yang ada di PT. Cipta Frima Jaya sangat memadai sehingga produk hasil olahannya sangat terjamin dan berkualitas tinggi. Dengan ruangan yang di lengkapi 21 Blower, masing-masing yang terdiri dari ruang proses produksi ada 6 blower, freezer yang kapasitas 5 ton ada empat blower, kemudian freezer dengan kapasitas 10 ton ada delapan blower, dan Cold storage ada 3 blower. Hasil ini sangat tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hadiwiyoto (1993), bahwa pembekuan sebaiknya dikerjakan pada suhu sekurang-kurangnya - 35ºC selama 6-8 jam. Akan tetapi pembekuan yang dilakukan oleh PT. Cipta Frima Jaya dengan melihat waktu tersebut akan terjadi pemborosan listrik, ini 22
7 akan menyebabkan pabrik lebih besar pengeluarannya dari pada pendapatannya. Biasanya ikan di freezer sampai berhari-hari, hal ini dikarenakan tertundanya proses pengemasan. Tetapi hal ini tidak merusak produk ikan beku tersebut. 4.3 Proses Pembekuan Ikan Cakalang Pembekuan ikan cakalang ini bertujuan untuk untuk mengawetkan sifatsifat alami ikan dengan cara menghambat aktivitas enzim. Selama proses pembekuan berlangsung, terjadi pemindahan panas dari tubuh ikan yang bersuhu tinggi ke refrigrant yang bersuhu rendah. Dengan demikian kandungan air dalam tubuh ikan akn berubah bentuk menjadi kristal es. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembekuan sangat bergantung pada kecepatan dan pembekuan yang ingin dicapai (Murniyanti dan Sunarman,2000). Ikan yang sudah diberi label size diatur pada troll rak ikan. Ikan yang sudah di troll rak ikan lalu didorong menuju frezeer, troll tersebut berisi 40 kg ikan. Kemudian ikan disusun rapi pada troll rak yang ada freezer yang terbuat dari besi agar mempercepat proses pembekuan. Penyusunan dalam freezer dan proses pembekuannya bisa maksimal. Suhu pembekuan dimana seluruh pada tubuh ikan telah membeku biasanya berkisar -55ºC sampai -65ºC.Biasanya proses pembekuan dianggap selesai bila suhu tubuhnya telah mencapai -12ºC.(Ilyas, 1983) 23
8 Operasi pembekuan ikan umumnya berlangsung melalui tiga tahap, yakni penyiapan, pembekuan dan penyimpanan beku. Kegiatan dilakukakan dalam ruangan pengolahan yang terdiri atas penerimaan bahan mentah pemilihan/sortasi (berdasarkan bentuk atau tipe produk), Penyiangan (Berdasarkan bentuk atau tipe produk), pencucian,penimbangan penyusunan dalam wadah, siap untuk dibekukan. Dilaksanakan dalam alat pembeku agar suhu pada pusat thermal ikan mencapai suhu penyimpanan gudang beku. Memelihara kondisi ikan beku didalam gudang beku dengan melindungi terhadap panas, udara, pencemaran dan lain-lain, agar tidak mengalami perubahan penurunan mutu. Proses pembekuan dan penyimpanan ikan beku harus dipisah, masing-masing dengan alatnya sendiri. Pembekuan tidak boleh dilakukan digudang beku. Untuk lebih jelas Tahapantahapan pembekuan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), di PT. Cipta Frima Jaya dapat di lihat pada gambar
9 Tahap Pembekuan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), Di PT. Cipta Frima Jaya Tahap Awal Pendinginan Pendinginan Pada Suhu Back Bone -2 0 C Penanganan Pembekuan di ABF Suhu C Waktu 12 jam Penyusunan dalam pan Pelabelan Penyusunan dalam rak Pembekuan di Cold Storage Suhu C Waktu 2-3 bulan Gambar 3. Tahapan Pembekuan 25
10 Tabel 3. Kegiatan Produksi PT. Cipta Frima Jaya berdasarkan jumlah ikan yang keluar(dipasarkan) Tahun Volume Ekspor Volume Pasar Lokal ton kg ton kg ton kg ton kg ton kg ton kg ton kg ton kg `Berdasarkan hasil produksi di atas pada tahun 2002 dengan jumlah ikan cakalang dengan ekspor ton, sedangkan ikan cakalang lokal kg. Masuk di tahun 2003 kegiatan ekspor di PT. Cipta Frima Jaya telah mengalami peningkatan dengan mengekspor ikan cakalang ton, dan ikan cakalang lokal kg, sedangkan pada tahun 2004 jumlah ikan cakalang yang di ekspor adalah ton, dan ikan cakalang lokal kg, di tahun 2004 ini 26
11 telah mengalami kemunduran karena kurangnya ikan yang masuk ke pabrik. Peningkatan ekspor kembali terjadi pada tahun 2005 jumlah ikan cakalang di ekspor adalah ton, ikan cakalang lokal kg, ditahun 2006 telah mengalami kemunduran yaitu jumlah ikan cakalang ekspor ton, dan ikan cakalang lokal kg, pada tahun 2007 telah mengalami sedikit peningkatan yaitu ikan cakalang ekspor ton, ikan cakalang lokal kg.kemudian terjadi penurunan kembali ditahun 2008 dimana jumlah ikan cakalang yang ekspor adalah ton, ikan cakalang lokal kg. Begitu juga di tahun 2009 jumlah ikan cakalang ekspor malah lebih turun lagi yaitu ton, dan jumlah ikan cakalang lokal yaitu kg. Sedangkan ditahun 2010 belum ada permintaan pasar baik ekspor maupun lokal. Kemunduran yang terjadi pada tahun 2002 dikarenakan belum maksimalnya kegiatan produksi dipabrik. Ditahun 2004 dan 2006 kemunduran ekspor terjadi karena kurangnya ikan yang masuk disebabkan oleh keadaan musim. Sedangkan kemunduran yang terjadi pada tahun diakibatkan karena kurangnya permintaan ekspor akan tetapi banyak ikan masuk. Hal ini mengakibatkan penumpukan ikan beku Cold Storage Alat yang Digunakan Dalam Pembekuan Ikan Cakalang Alat pembekuan yang digunakan di PT Cipta Frima Jaya adalah jenis air blast freezer (ABF). Perusahaan ini memiliki 2 unit ABF dengan kapasitas 5 ton dan 10 ton, yang dioperasikan secara bergantian tergantung dari bahan baku yang masuk. Proses pembekuan yang dilakukan salama 12 jam pada suhu -40 C. 27
12 Pembekuan dilakukan dengan menggunakan long pan pembeku dan disusun pada rak-rak pembekuan. Produk disusun rapi di atas pan untuk menjamin terjadinya sirkulasi udara yang merata keseluruh produk yang dibekukan. Produk tidak boleh terlalu rapat agar udara dapat menyebar ke seluruh permukaan produk dan produk dapat membeku secara merata. Serta mencegah terjadinya perubahan suhu selama proses pembekuan berlangsung serta pintu ruangan tidak sering dibuka. Sistem kerja ABF (air blast freezer) menggunakan prinsip penghembusan udara dingin kedalam ruangan pembekuan. Udara yang disirkulasikan adalah udara dingin yang sebelumnya telah melewati evaporator. Pipa-pipa pendinginnya diletakkan dibagian pinggir atau di tengah-tengah ruangan sedang kecepatan udaranya dapat diatur dengan kipas angin. Makin lambat kecepatan udaranya maka semakin lambat proses pembekuannya, begitu pula sebaliknya. Tetapi bila kecepatan udaranya terlalu tinggi akan dapat mengakibatkan pengeringan produk. 4.5 Penanganan Setelah Dibekukan Adapun penanganan ikan cakalang setelah pembekuan meliputi beberapa tahapan yaitu sebagai berikut : Packing dan Pemberian Label Size Pada Produk Setelah produk dinyatakan telah benar-benar beku sesuai standar beku yang diinginkan yaitu dengan suhu tubuh produk mencapai -25 C, produk yang dikeluarkan dari ruang pembekuan untuk selanjutnya dikemas (packing). Waktu yang diperlukan dalam packing yaitu 4-5 jam tergantung dari ikan yang di 28
13 packing. Ikan terlebih dahulu di cuci dengan air bersih lalu dimasukan kedalam plastik dan kemudian dimasukkan dalam karton lipat yang terlapis lilin untuk proses pengemasan. Dan bagian kiri atas ditulis jenis ikan dan jumlah ikan Penyimpanan Dalam Cold storage Ikan beku yang telah dikemas dalam karton merupakan produk yang siap di ekspor. Untuk menunggu pengangkutan, produk disimpan dalam cold storage dengan suhu mencapai -25 C yang sudah diatur. Kegiatan penyimpanan ini berlangsung sampai ada pedagang ikan yang akan membeli atau ekspor. Selama penyimpanan ini perubahan fisik yang terjadi yaitu ketika ikan ditekan menjadi keras. Ikan yang sudah dimasukan kedalam Cold storage dengan suhu -25ºC di catat sebagai arsip berapa banyak ikan yang disimpan kedalam Cold storage. Pada suhu ini produk tetap dalam kaadaan beku tanpa menyebabkan dehidrasi yang tinggi sehingga mutu produk tetap terjaga, serta udara dingin yang dihembuskan harus merata diseluruh ruangan. Sesudah di catat ikan-ikan beku tersebut siap untuk dijual ke pihak atau kepada konsumen. Biasanya konsumen atau para pedagang akan membeli pada hari itu juga setelah ikan di packing. Walaupun sudah beberapa hari di dalam Cold storage ikan-ikan tidak berubah dari sisi organoleptik. 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam penanganan pasca panen (pembekuan) untuk hasil perikanan, yang merupakan milik Bapak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.
Lebih terperinciFilet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciII. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI
II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI. Oleh : Rendra Eka A
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEMUNDURAN MUTU IKAN SEGAR SECARA SENSORI, KIMIAWI, DAN MIKROBIOLOGI Oleh : Rendra Eka A 1. Kemunduran mutu ikan segar secara sensori umumnya diukur dengan metode sensori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) secara sepintas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Klasifikasi Ikan Cakalang Morfologi jenis ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) secara sepintas memiliki ukuran tubuh yang relatif besar, panjang tubuh sekitar 25cm dan
Lebih terperinci5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas
Lebih terperinciIkan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciLampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur.
LAMPIRAN 74 59 Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur. 74 75 Lampiran 2 Tabel observasi kegiatan proses pembuatan tuna loin beku (data verivikasi) Nama tahapan
Lebih terperinciIkan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciMODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA DI KAPAL
A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT a n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN TUNA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tenggiri (Scomberomorus commerson) Sheedy (2006), klasifikasi ilmiah ikan Tenggiri yaitu : Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
50 5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Pelabuhan Perikanan, termasuk Pangkalan Pendaratan Ikan (PP/PPI) dibangun untuk mengakomodir berbagai kegiatan para
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:
29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,
Lebih terperinci5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN
62 5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN Ikan yang telah mati akan mengalami perubahan fisik, kimiawi, enzimatis dan mikrobiologi yang berkaitan dengan
Lebih terperinci7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 7.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat untuk melelang hasil tangkapan, dimana terjadi pertemuan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat
Lebih terperinci2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN II Disusun oleh : Nur Aini Condro Wibowo Rumpoko Wicaksono UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
Lebih terperinci6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
67 6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 6.1 Efisiensi Teknis Pendaratan Hasil Tangkapan Proses penting yang perlu diperhatikan setelah ikan ditangkap adalah proses
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA PENANGANAN PASCAPANEN MANGGA GEDONG GINCU
PENANGANAN PENDAHULUAN Instruksi kerja merupakan dokumen pengendali yang menyediakan perintah-perintah untuk pekerjaan atau tugas tertentu dalam penanganan pascapanen mangga Gedong Gincu. 1. Struktur kerja
Lebih terperinciPENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN
PENGGUNAAN ES SEBAGAI PENGAWET HASIL PERIKANAN Oleh : Eddy Afrianto Evi Liviawaty i DAFTAR ISI PENDAHULUAN PROSES PENURUNAN KESEGARAN IKAN PENDINGINAN IKAN TEKNIK PENDINGINAN KEBUTUHAN ES PENGGUNAAN ES
Lebih terperinciPendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP
Pendinginan dan Pembekuan Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pendinginan dan pembekuan, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pendinginan dan pembekuan terhadap mutu pangan Indikator
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Produk Ikan Layur Beku Menurut SNI 6940.1:2011 (BSN 2011), ikan layur beku merupakan produk hasil perikanan dengan bahan baku layur segar utuh yang mengalami perlakuan
Lebih terperinciPengolahan dan Pengawetan Ikan
Pengolahan dan Pengawetan Ikan Kelompok 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Nama Anggota Agung Kurniawan Dhinda Rachmawati Ria Rizki Y Praditya Alya W Agus Fera J Rani Anggraeni
Lebih terperinciEFFICIENCY OF UTILIZATION OF FACILITY COLD STORAGE PT. GOLDEN CUP SEAFOOD IN OCEAN FISHING PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA
EFFICIENCY OF UTILIZATION OF FACILITY COLD STORAGE PT. GOLDEN CUP SEAFOOD IN OCEAN FISHING PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA by Muhammad Fauzi Faruza 1), Jonny Zain 2), Ronald.M.H 2) ABSTRACT The research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi
Lebih terperinciBAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi penanganan pasca panen Penanganan pasca panen dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan
Lebih terperinciBgn-1. Prosedur Penanganan
Bgn-1. Prosedur Penanganan 2 Receiving Packaging Material Dry Storage Receiving Raw Materials Washing-1 Sampling Weighing-1 Sortation Weighing-2 Washing-2 Receiving Room Number of shirm Size code Inner
Lebih terperinciPENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH Oleh : ROSIDA, S.TP,MP PENDINGINAN (Cooling / Refrigerasi) : Adalah penyimpanan bahan pangan (Nabati/Hewani) diatas suhu titik beku tetapi kurang dari 15oC Pendinginan merupakan
Lebih terperinciBABI. Udang merupakan salah satu produk ekspor non migas yang cukup penting bagi
BABI PENDAHULUA~ Udang merupakan salah satu produk ekspor non migas yang cukup penting bagi Indonesia. Sebagian devisa dari sektor perikanan berasal dari udang. Udang mempunyai niiai ekonomis yang tinggi.
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443)
PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (LUHT4443) Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang beberapa materi yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. IDENTIFIKASI KERUSAKAN BUAH APEL FUJI SUN MOON. IDENTIFIKASI KERUSAKAN MERUPAKAN TAHAPAN AWAL PENANGANAN SORTASI BUAH BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya
Lebih terperinciMODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN
MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon. Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Kerusakan Buah Apel Fuji Sun Moon Identifikasi kerusakan merupakan tahapan awal penanganan sortasi buah apel fuji sun moon di Hypermart Gorontalo. Tahapan sortasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. freezer selama 5 hari, 10 hari, 15 hari dan 20 hari dapat dilihat pada table ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil perhitungasn jumlah bakteri pada ikan cakalang yang disimpan pada suhu freezer selama 5 hari, 10 hari, 15 hari dan 20 hari dapat dilihat pada table
Lebih terperinciMODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.
MODUL 4 PRESTO IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu presto ikan yang dihasilkan utuh, bersih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah besar. Perikanan laut di Kabupaten Malang per tahunnya bisa menghasilkan 400 ton ikan segar dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Deskripsi Produk cakalang precooked loin beku di PT.GEM
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Produk Cakalang precooked loin beku adalah produk yang dihasilkan oleh PT..Gabungan Era Mandiri (GEM). Produk diekspor sebagai bahan baku pengalengan karena perusahaan
Lebih terperinciBAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK
BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah
Lebih terperinciIKAN ASAP 1. PENDAHULUAN
IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor
Lebih terperinci5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum mengenai Hasil Tangkapan yang di Daratkan di PPI Karangsong Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Karangsong adalah ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil.
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)
3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Ikan Ompok hypophthalmus dikenal dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan disebut lais
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Tridaya Eramina Bahari berdiri pada tahun 1994 di Cirebon. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak H. Danuri sebagai komisaris dan Bapak
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013 di PT. Awindo Internasional Jakarta. PT. Awindo Internasional terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG
PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (2017) TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciLampiran 1. Sertifikat HACCP Frozen Cooked Tuna
LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat HA Frozen Cooked Tuna 52 Lampiran 2. Sertifikat Keterangan Pengolahan Frozen Cooked Tuna 53 Lampiran 3. Tata Letak Bangunan PT. Gabungan Era Mandiri 54 55 Lampiran 4.Pohon
Lebih terperinciMODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL
A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MELAKUKAN PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL DIKAPAL NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA
Lebih terperinci2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus
Lebih terperinciAPPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA
APPENDIX A PERHITUNGAN NERACA MASSA Kapasitas Pabrik : 0.000 Kg/hari Satuan Waktu : hari Satuan Massa : Kg Jumlah Freezer : buah Jumlah Batch : batch. Pencucian I Asumsi: berat air dan es yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI
BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI 4.1 SANDWICH PANEL Tugas pertama dari perancangan sandwich panel adalah memilih material insulasi yang tepat. Hal ini sangat penting karena fungsi utama pemilihan
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinci5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA
52 5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA 5.1 Fasilitas Pelayanan Penyediaan Bahan Perbekalan Kapal Perikanan Selama di laut, nelayan tetap melakukan aktivitas layaknya di darat seperti makan,
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi
Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan PD Sambu PD Sambu merupakan perusahaan pembekuan ikan yang berdiri pada tahun 1998. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Budiono Go selaku direktur
Lebih terperinciIKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING
IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan
Lebih terperinciPengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih. Vileora Putri Christna 14.I1.0172
Pengemasan Produk Teh Hitam Di PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Semugih Vileora Putri Christna 14.I1.0172 PROFIL PERUSAHAAN PTPN IX pada awalnya merupakan penggabungan 2 unit kebun Semugih dan Pesantren.
Lebih terperinciSOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM
SOP PENANGANAN PASCAPANEN JAMUR TIRAM KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN SAYURAN DAN TANAMAN OBAT 2011 PENGARAH : Dr. Ir. Yul Harry Bahar Direktur
Lebih terperinciMENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN
1 MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN Pengalengan Metode pengawetan dengan pengalengan ditemukan oleh Nicolas Appert, seorang ilmuwan Prancis. Pengertian
Lebih terperinciIII. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.
III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka
Lebih terperinciBunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura
Cold Storage Hortikultura Panen C 6 H 12 O 6 + O 2 Respirasi 6 CO 2 + 6 H 2 O + 673 Kal Umur simpan produk Tergantung dari laju evolusi panas Kondisi lingkungan daun buah Sayuran : kailan, brokoli, horenzo,
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.16/MEN/2006, pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
Lebih terperinci6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE
76 6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE Fasilitas PPI Muara Angke terkait penanganan hasil tangkapan diantaranya adalah ruang lelang TPI, basket, air bersih, pabrik
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan
1 P a g e Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan Pengasapan Ikan Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan
4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan adalah suatu wilayah perpaduan antara wilayah daratan dan lautan yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Keadaan fasilitas fisik aktual dari Catering Dienarsih adalah sebagai berikut : Lemari penyimpanan peralatan masih belum mencukupi kebutuhan yang diinginkan
Lebih terperinciTeknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk
Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. masyarakat umum (SNI, 1999). Tujuan utamanya didirikan RPU adalah untuk
1 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumah Pemotongan Hewan Unggas Rumah pemotongan unggas (RPU) adalah komplek bangunan dengan desain dan kontruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu
Lebih terperinciTugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.
Nama : RaisAbdullah NPM : 230110097026 Kelas : Perikanan B Tugas Manajemen Mutu Terpadu Spesifikasi CUMI-CUMI BEKU SNI 2731.1:2010 1. Istilah dan definisi cumi-cumi beku merupakan produk olahan hasil perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan dan lingkungan. Kelemahan-kelemahan yang ditimbulkan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan asap merupakan salah satu produk olahan yang digemari konsumen baik di Indonesia maupun di mancanegara karena rasanya yang khas dan aroma yang sedap spesifik.
Lebih terperinciSosis ikan SNI 7755:2013
Standar Nasional Indonesia Sosis ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinci6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP
40 6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP Fasilitas pabrik es merupakan bentuk pelayanan yang disediakan oleh Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Keberadaan fasilitas ini beserta pelayanan
Lebih terperinciSNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS
Standar Nasional Indonesia Kertas tisu toilet ICS 85.080.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciPengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian
Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat
Lebih terperinciPROSES PEMBEKUAN IKAN KATAMBA (Lethrinus lentjan) PRODUK WGGS (WHOLE GILLED GUTTED SCALED)
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 5, No. 2, Agustus 2014 ISSN : 2086-3861 PROSES PEMBEKUAN IKAN KATAMBA (Lethrinus lentjan) PRODUK WGGS (WHOLE GILLED GUTTED SCALED) PROCESS OF FREEZING FISH KATAMBA
Lebih terperinciMODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.
MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan menggunakan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciABON IKAN 1. PENDAHULUAN
ABON IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperincimelakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelabuhan Perikanan Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang secara khusus menampung kegiatan masyarakat perikanan baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun aspek pemasarannya
Lebih terperincipenyimpanan bahan makanan segar
bahan makanan segar sia puspita Titis sari kusuma Prinsip Tujuan Faktor berpengaruh Kerusakan, penyebab dan ciri Teknik Tahap Penyimpanan unggas Penyimpanan daging Penyimpanan ikan tujuan pembelajaran
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan Laboratorium Pengendalian Mutu Hasil Perikanan Jurusan THP Fak. Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciJika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.
1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
28 4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Produk perikanan indonesia merupakan aset yang potensial, namun kurang tergarap dengan baik. Penerapan sistem manajeman yang kurang tertata
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh Samudera
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh Samudera Indonesia d~n Samudera Pasifik dengan Iuas wi/ayah yang sangat besar, kaya akan sumber peri kanan,
Lebih terperinciPENANGANAN PASCA PANEN
PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas
Lebih terperinciPENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinci6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS
99 6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS 6.1 PPI Pangandaran 6.1.1 Aktivitas pendaratan hasil tangkapan Sebagaimana telah dikemukakan
Lebih terperinciPEMBEKUAN PEMBEKUAN PEMBEKUAN 10/4/2012
PEMBEKUAN PEMBEKUAN Tujuan menurunkan suhu sampai batas titik tertentu yang dapat menghambat proses deteriorasi oleh mikroba sehingga diperoleh produk yang lebih awet. Dewi Maya Maharani PEMBEKUAN Mekanisme
Lebih terperinci