BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Atas Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bridgestone Tire Indonesia merupakan perusahaan patungan antara swasta nasional Indonesia dengan swasta Jepang. Perusahaan ini didirikan berdasarkan undang-undang Pemerintah Republik Indonesia No. 1/1967, tentang Penanaman Modal Asing. PT. Bridgestone Tire Indonesia didirikan pada tanggal 8 September 1973, dengan berlandaskan hukum : a. Surat izin Presiden, No. B-84/PRES/8/1973 tanggal 1 Agustus b. Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 295/M/SK/8/1973, tanggal 11 Agustus PT. Bridgestone Tire Indonesia memiliki luas area ± 30 Ha, di Bekasi dengan memiliki tenaga kerja hampir an orang. Sedangkan di kerawang memiliki area ± 35 Ha, dengan memiliki tenaga kerja hampir 850 an orang.

2 35 PT. Bridgestone Tire Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan menghasilkan produk Automatic Tires, tubes (ban dalam) dan flaps (karet pelapis pelek) Perkembangan perusahaan PT. Bridgestone Tire Indonesia dari tahun 1975 sampai dengan 1996 adalah sebagai berikut : a. Tahun 1975 : Produksi pertama dimulai pada tanggal 1 Oktober b. Tahun 1976 : Tanggal 1 januari produk komersial dimulai. Pada tanggal 5 Februari perusahaan diresmikan oleh menteri perindustrian dan Gubernur Jawa Barat. c. Tahun 1977 : Bridgestone mulai menjual produknya ke perusahaan perakitan kendaraan bermotor. d. Tahun 1979 : Perusahaan mulai memproduksi ban dengan kontruksi radial e. Tahun 1980 : Perluasan pabrik tahun ke 2 selesai dilakukan. f. Tahun 1982 : Bulan Januari diresmikan loka latihan keterampilan(llkbs) sebagai sumbangsih perusahaan kepada masyarakat di bidang pendidikan untuk membantu para lulusan STM menjadi tenaga kerja siap pakai. g. Tahun 1983 : Jaringan pemasaran diperluas sampai ke luar negeri. Ekspor perdana ke New Caledoria dimulai pada bulan Juni. h. Tahun 1990 : perusahaan memprkuat jaringan pemasarannya dengan mendirikan Model Shop Bridgestone. i. Tahun 1994 : Perusahaan memperoleh sertifikat kecelakaan nihil dari menteri Tenaga Kerja.

3 36 j. Tahun 1995 : Bulan Januari perusahaan memperoleh seritifikat ISO 9002 dari Lloyd s Register Quality Assurance Limited Inggris k. Tahun 1996 : Perusahaan memperingati hari ulang tahunnya yang ke Lokasi Penelitian Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian adalah di PT. Bridgestone Tire Indonesia yang terletak di Desa Harapan Jaya, jl raya Bekasi, Km 27 Jawa Barat Struktur Organisasi Perusahaan Struktur merupakan kerangka dasar dari suatu manajemen badan usaha yang menjelaskan bagaimana tugas serta tanggung jawab setiap bagian organisasi. Sedangkan organisasi merupakan suatu bentuk kerjasama antar sekelompok orangorang berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerja sama guna mencapai tujuan yang diinginkan, dimana didalamnya terdapat tanggung jawab dan wewenang antara departmen. Jadi struktur organisasi merupakan suatu kerangka kerja yang mengendalikan berbagai fungsi bersama dengan pola yang ditetapkan oleh manager. Adapun struktur organisasi PT. Bridgestone Tire Indonesia adalah sebagai berikut : a. Direktur/ Presiden Direktur b. Wakil Direktur c. Staff Ahli d. Bagian Produksi

4 37 e. Bagian Pembelian f. Bagian Administrasi dan Keuangan g. Bagian Marketing dan Pemasaran 3.2 Fungsi Ban Ada empat fungsi utama ban antara lain : a. Sebagai penampung beban b. Traction dan braking c. Mengurangi gaya karena benturan / Shock dari permukaan jalan d. Menetapkan dan merubah arah 3.3 Proses Pembuatan Ban Secara garis besar, pembuatan ban dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan (preparation) Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan ban, dimana diperlukan penyediaan seluruh ataupun sebagaian komponen-komponen dari ban seperti compound, bead, tread, chafer, breaker dan lain-lain. 2. Tahap Pembentukan Ban (Green Tire Building) Langkah dimana pembentukan ban mentah (green tire) yang merupakan proses penggabungan dari seluruh komponen ban yang telah dipersiapkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 3. Tahap Pemasakan (Curing) Merupakan langkah akhir dalam pembuatan ban, yang mana dilakukan dengan 2 jenis mesin press, yaitu bom press dan planted press. Tekanan dan

5 38 temperatur serta waktu yang diperlukan pada proses pemasakan untuk masing-masing mesin press berlainan sesuai ukuran atau jenis ban. Ban yang telah selesai dimasak, diberi udara untuk memperoleh model yang baik kemudian diperiksa sebelum dimasukan ke gudang. 1. Tahap Persiapan A. Proses Banbury Mixer Percampuran dilakukan pada mesin banbury Mixer yang mana karet sintesis, karet alam, karbon, minyak dan bahan-bahan kimia ditimbang dahulu menurut spesifikasi yang telah ditentukan, dan dengan suhu dan waktu tertentu kemudian dimasukan kedalam mesin banbury mixer. Hasil dari mesin ini adalah PC (Productive Compound) kemudian hasil kompon ini dibawa ke mesin setting roll dan diolah membentuk lembaran. Setelah itu karet yang telah jadi berbentuk lembaran kemudian dilakukan pencelupan dalam semacam larutan kapur (dusting) supaya tidak lengket satu sama lain, setelah itu didinginkan di cooling batch, dan disimpan sampai dipakai oleh seksi yang berikutnya. Gambar 3.1 Proses Banbury Mixer

6 39 B. Proses Bead (Proses Kawat Ban) Bead adalah bagian dari ban yang menempel pada pelek roda, yang dibuat dari kawat baja yang menjamin pemasangan yang kuat antara ban dan pelek ketika mendapat goncangan dan tekanan yang besar. Gambar 3.2 Proses Bead 1) Pelapisan kawat Bead Pelapisan kawat bead dilakukan pada mesin Bead Extruder dimana kawat baja yang dilapisi dengan komponen karet, kemudian dilanjutkan kedalam gulungan roll yang dilengkapi oleh filter yang berfungsi untuk membersihkan kotoran. 2) Pembentukan Bead Kawat bead yang sudah dilapisi karet kemudian didinginkan kedalam cooling drum untuk pendinginan. Setelah itu dibentuk pada alat yang namanya Bead Builder (mesin pencetak kawat bead yang telah dilapisi karet dengan bentuk lingkaran).

7 40 C. Proses Cord ( Proses benang kawat) 1) Pemintalan benang Benang nylon harus dipintal dengan mesin pintal untuk dijadikan benang cord (benang kawat). 2) Penenunan cord Kemudian benang cord ditenun pada mesin tenun dengan menghasilkan Fabric cord 3) Pencelupan (Dipping) Fabric cord (tenunan benang) yang dicelup dalam larutan kimia, kemudian dimasukan kedalam high tension machine. Disini diberikan tegangan tarik constant pada suhu tinggi selama jangka waktu tertentu yang gunanya untuk mempertinggi kekuatan cord dan daya lengket cord dengan karet 4) Pelapisan Cord (Coating) Disini dipped cord (Fabric cord yang telah diberi tegangan tarik konstan pada suhu tinggi) dilapisi dengan karet dan menjadi ply. Berikut ini gambar dari proses cord. Gambar 3.3 Proses Cord

8 41 D. Proses Tread (Proses Komponen Karet Menjadi Telapak Ban) 1) Pemanasan (Warming-Up) Kompon karet sebelum dipakai dipanaskan Warming-Up Roll (mesin penggiling komponen karet) dan untuk memudahkan pekerjaan, kemudian dikirim ke bagian pengangkutan barang (convenyor) ke bagian pembentukan di mesin extruder 2) Pembentukan (extruding) Disini komponen karet dibentuk pada mesin tread extruder untuk menjadi tread yaitu bagian telapak ban, setelah berbentuk tread maka didinginkan dalam colling bath supaya dimensinya tidak berubah-ubah. 3) Pemotongan (cutting) Bentuk tread (telapak ban) yang masih panjang kemudian dipotong-potong pada alat potong tread skiver (alat pemotong ban). Gambar 3.4 Proses Tread

9 42 2 Tahap Pembentukan Ban (Green Tire ) Komponen kerja dari mesin building digerakan oleh tenaga listrik dan pneumatik, untuk memproduksi ban mentah mesin ini hanya memerlukan satu orang operator kerja saja. Gambar 3.5 Mesin Building Bagian-bagian utama mesin building : 1) Kereta Daisha adalah suatu bagian yang diperlukan untuk penempatan ply cord. 2) Kereta material adalah suatu bagian yang yang menggulungkan ply cord/inner liner (I/L) 3) Tuct roll guide adalah untuk menarik ply cord ke ply servicer 4) Ply servicer adalah untuk penempatan ply cord sebelum building 5) Drum adalah untuk mencetak green tire sesuai ukuran

10 43 6) USR L/R adalah untuk menekan ply cord / inner liner yang ada pada drum, untuk menghilangkan udara yang terjebak pada sisi kiri dan kanan 7) Center Roll adalah untuk menghilangkan udara yang terjebak pada sisi tengah 8) Bead setter adalah untuk penempatan bead dan pengantar bead terhadap drum atau mendorong blader pada waktu exspan untuk melipat sisa ply cord menutupi bead 9) Roll tread servicer adalah penempatan side tread sebelum assembling 10) Roll tread guide adalah untuk mensetting garis tengah side tread terhadap center lampu 11) Panel proses building adalah untuk operator, step-step dari bagian mesin yaitu : Komponen-komponen yang harus di persiapkan untuk proses Green Tire Gambar 3.6 Komponen-komponen untuk proses green tire - Mesin building dihidupkan - Bead ke 1,2,3, dan 4 dimasukan ke ring - Obal pertama (ply 4) dipasang pada drum building - Bead 1 dan 2 ditekan, mesin secara otomatis akan melipat bagian yang lebih - Obal ke 2 (ply 3) dipasang ke drum building

11 44 - Bead ke 3 dan ke 4 ditekan, mesin secara otomatis akan melipat bagian yang melebihi - Obal ke 3 (ply 2) dipasang, drum building diputar sambil diberi gosokan lilin untuk membantu pemasangan selanjutnya - Setelah obal ke 3 dipasang breaker - Kemudian chaffer dipasang pada bagian kiri dan kanan - Dan tread dan side dipasang - Lapisan-lapisan tersebut ditekan pada bagian kiri dan kanan yang merupakan sambungan ply dan bead sehingga pada akhirnya terbentuk green tire Gambar 3.7 Proses Green Tire 3 Tahap Pemasakan (Curing) Green tire dimasak kedalam mesin press yang dilengkapi dengan cetakan ban yang sesuai dengan ukuran ban yang diinginkan. Proses pemasakan ban adalah sebgai berikut : - Green tire ditempatkan pada support chuck - Tombol chuck loeder ditekan sehingga dengan otomatis chuck mengambil gren tire kemudian dimasukan kedalam cetakan

12 45 - Shaping steam dimasukan dengan bersamaan itu pula chuck loeder kembali ke tempat semula - Press ditutup dan shaping penuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku - Temperatur hot weter antara o C. tergantung pada besar kecilnya ban. Disini green tire ditekan dengan tekanan 9,2 kgf/cm 2 - Mesin press akan terbuka dengan otomatis sesuai dengan waktu yang telah diprogram sehingga chuck loeder akan mengeluarkan ban dari cetakannya. Setelah pemasakan ban, langsung diberi tekanan udara didalamnya agar dapat menarik tegangan pada benang-benang ban untuk dapat membentuk dan kekuatan benang yang lebih baik. Setelah ban sudah jadi kemudian di cukur pada mesin timming proses, lalu tahap terakhir yang dilakukan adalah pemeriksaan di mesin uniformity (mesin pencetak ban) selain itu juga dilakukan balancing (keseimbangan) dan garis putih pada dinding ban. Gambar 3.8 Proses Curing sampai terbentuknya tire

13 Pengumpulan Data Setelah dilakukan pengumpulan data, maka dilakukan pengolahan data dengan analisis jam-jam operasi yang dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung jam beban b. Menghitung jam operasi bersih c. Menghitung jumlah produksi d. Menghitung cycle time (waktu standart) Dari perhitungan langkah-langkah diatas, selanjutnya dapat diketahui seberapa besar nilai efektivitas mesin, dengan menggunakan parameter-parameter dibawah ini antara lain : Availiblity (ketersediaan) Performance (kinerja) Quality rate (produk bermutu) Dari ketiga parameter diatas, maka akan diperoleh seberapa besar nilai efektivitas dari mesin tire building maupun mesin tire curing. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah pemecahan masalah dapat dilihat pada kerangka pemecahan masalah dibawah ini :

14 47 Tujuan Pemecahan Masalah Pengumpulan Data Jam kerja Jumlah produk Brekdown terencana Brekdown Tak terencana Jumlah Produk Cacat Standar Cycle Time Pengolahan Data Ketersediaan Efisiensi Kerja Nilai Produk Bermutu Efektivitas Mesin Gambar 3.9 Kerangka Pemecahan Masalah Data Proses Produksi Berikut ini adalah tabel waktu operasi yang diperoleh dari bagian produksi untuk mesin tire building dan mesin tire curing dari bulan Juli sampai bulan September 2006, dan untuk tiga bulan berikutnya yaitu bulan Oktober, Nopember dan Desember ditaruh dilampiran.

15 48 Tabel (3.1) Data Waktu Operasi Untuk Mesin Tire Building Pada Bulan Juli 2006 Tgl Jam Kerja Downtime Jam Bersih Jml. Produk Jml Prod Cacat Cycle Time (menit) (menit) (menit) (Pcs) (Pcs) (menit) , ,25 3 Libur Libur Libur Libur Libur Libur 4 libur Libur Libur Libur Libur Libur 5 Libur Libur Libur Libur Libur Libur , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,25 (Sumber data : Bagian Produksi)

16 49 Tabel (3.1a) Data Waktu Operasi Untuk Mesin Tire Building Pada Bulan Agustus 2006 Tgl Jam Kerja Downtime Jam Bersih Jml. Produk Jml Prod Cacat Cycle Time (menit) (menit) (menit) (Pcs) (Pcs) (menit) , , , , , , , , , , , , , , , ,25 17 Libur Libur Libur Libur Libur Libur , , , , , , , , , , , , , ,25 (Sumber data : Bagian Produksi)

17 50 Tabel (3.1b) Data Waktu Operasi Untuk Mesin Tire Building Pada Bulan September 2006 Tgl Jam Kerja Downtime Jam Bersih Jml. Produk Jml Prod Cacat Cycle Time (menit) (menit) (menit) (Pcs) (Pcs) (menit) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,25 (Sumber data : Bagian Produksi)

18 51 Tabel (3.2) Data Waktu Operasi Untuk Mesin Tire Curing Pada Bulan Juli 2006 Tgl Jam Kerja Downtime Jam Bersih Jml. Produk Jml Prod Cacat Cycle Time 2 pcs (menit) (menit) (menit) (menit) (Pcs) (Pcs) , ,05 3 Libur Libur Libur Libur Libur Libur 4 Libur Libur Libur Libur Libur Libur 5 Libur Libur Libur Libur Libur Libur , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,05 (Sumber data : Bagian Produksi)

19 52 Tabel (3.2a) Data Waktu Operasi Untuk Mesin Tire Curing Pada Bulan Agustus 2006 Tgl Jam Kerja Downtime Jam Bersih Jml. Produk Jml Prod Cacat Cycle Time 2 pcs (menit) (menit) (menit) (menit) (Pcs) (Pcs) , , , , , , , , , , , , , , , ,05 17 Libur Libur Libur Libur Libur Libur , , , , , , , , , , , , , ,05 (Sumber data : Bagian Produksi)

20 53 Tabel (3.2b) Data Waktu Operasi Untuk Mesin Tire Curing Pada Bulan September 2006 Tgl Jam Kerja Downtime Jam Bersih Jml. Produk Jml Prod Cacat Cycle Time 2 pcs (menit) (menit) (menit) (menit) (Pcs) (Pcs) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,05 (Sumber data : Bagian Produksi)

21 Pengolahan Data Perhitungan Kinerja dan Efektivitas Mesin Untuk mengetahui mengetahui nilai Efektivitas Mesin Tire Building dan Mesin Tire Curing, maka dapat dihitung dengan menggunakan parameterparameter yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu : Menghitung Ketersediaan (Availability) Sebagaimana persamaan (2) pada Bab II, maka dapat dihitung ketersediaan dengan menggunakan data yang ada pada tabel diatas. Sebagai contoh perhitungan maka diambil dari tabel (3.1) untuk mesin tire building pada tanggal 1 Juli 2006 dengan menggunakan rumus availability yaitu : Waktu beban - Downtime Availability (A) = = x 100 Waktu beban Dimana : Waktu Pembebanan = 1260 menit Downtime = 0 menit Maka : Waktu beban - Downtime Availability (A) = Waktu beban x 100 = = 1 x 100 = 100

22 Menghitung Efisiensi Kinerja (Performance) Sesuai dengan persamaan (3) pada Bab II maka efisiensi kinerja dapat dihitung dengan menggunakan data yang diperoleh, sebagai contoh perhitungan maka diambil dari data pada tanggal 1 Juli 2006 untuk mesin tire building dengan menggunakan rumus performance sebagai berikut : Jumlah Produksi x Cycle Time Performance (P) = x 100 Waktu Operasi Dimana : Jumlah Produksi Cycle Time Waktu Operasi = 193 Pcs = 6,25 menit = 1260 menit Maka : Jumlah Produksi x Cycle Time Performance (P) = Waktu Operasi x x 6, ,25 = = = 0,957 x 100 = 95, Menghitung Produk Bermutu (Quality Rate) Sesuai dengan persamaan (4) pada Bab II, maka dapat dihitung nilai produk bermutu dengan menggunakan data yang telah diperoleh sebelumnya, sebagai

23 56 contoh perhitungan dari data pada tanggal 1 Juli 2006 untuk mesin tire building menggunakan rumus Quality Rate sebagai berikut : Jumlah Produksi - Jumlah produk cacat Quality Rate (Q) = Jumlah Produksi x 100 Dimana : Jumlah Produksi = 193 Pcs Jumlah Produk Cacat = 5 Pcs Maka : Jumlah Produksi - Jumlah produk cacat Quality Rate (Q) = Jumlah Produksi x = = = 0,974 x 100 = 97, Menghitung Efektivitas Mesin Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan ketiga parameter diatas, maka kita dapat menggunakan persamaan (5) pada Bab II. Maka nilai efektivitas mesin dapat diketahui. Berikut ini contoh perhitungan yang diambil pada tanggal 1 Juli 2006 untuk mesin tire building : Efektivitas Mesin = Availability x Efisiensi Kinerja x Produk bermutu x 100 Dimana :

24 57 Availability = 1 Efisiensi Kinerja = 0,957 Produk Bermutu = 0,974 Maka : Efektivitas Mesin = Avalability x Efisiensi Kinerja x Produk Bermutu x 100 = 1 x 0,957 x 0,974 x 100 = 93,2 Untuk mendapatkan nilai availability, kinerja mesin, produk bermutu, dan efektivitas Mesin pada hari dan bulan berikutnya untuk mesin tire curing dan mesin tire building, maka dapat digunakan cara perhitungan yang sama dengan di atas. Hasil-hasil perhitungan pada hari dan bulan berikutnya untuk mesin Tire building dan Tire Curing dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :

25 58 Tabel (3.3) Nilai Perhitungan Parameter dan Efektivitas Mesin Untuk Mesin Tire Building Pada Bulan Juli 2006 Tgl Ketersediaan Efisiensi Kinerja Nilai Produk Bermutu Efektivitas Mesin ,7 97,4 93, ,7 98,4 95,1 3 Libur Libur Libur Libur 4 Libur Libur Libur Libur 5 Libur Libur Libur Libur ,7 96,9 94,7 7 97,6 96,5 96,8 90, ,2 97,8 95, ,3 96,7 93, , ,2 98,5 96, ,2 98,2 94, ,2 97,3 90, ,2 97,7 93, , ,3 86, ,7 97,6 96, ,7 98,1 92, ,7 96,9 92, ,2 98,4 92, ,2 98,5 97, ,4 98,7 97,9 93, , , ,8 97,6 95, ,7 98,4 91, ,7 97, ,3 97,4 92, ,2 98,6 95, ,2 97, ,2 95,8 98,3 89, ,2 96, ,7 96,3 92,2 (Sumber : Hasil pengolahan)

26 59 Tabel (3.3a) Nilai Perhitungan Parameter dan Efektivitas Mesin Untuk Mesin Tire Building Pada Bulan Agustus 2006 Tgl Ketersediaan Efisiensi Kinerja Nilai Produk Bermutu Efektivitas Mesin ,2 98,4 96, ,7 97,9 93, ,7 98,4 92,8 4 96,4 95,6 98,3 90, ,2 97,4 93, ,2 98,5 96, ,3 97,3 87, ,8 97,5 94, ,2 98,2 92, ,4 95,9 93, ,8 97,6 92, ,2 95,8 97,8 89, ,4 96,9 93, ,7 98,4 95, ,8 98,4 94, ,7 98, Libur Libur Libur Libur 18 96,4 92,8 97,2 86, ,6 97,7 93, ,7 97,1 93, ,2 97,5 93, ,7 98,6 94, ,2 97,9 96, ,4 97, ,6 97, ,8 98,5 96, ,3 97,1 93, ,4 98,6 93, ,3 95, ,8 97,8 91, ,6 95,6 97,9 91,3 (Sumber data : Hasil pengolahan)

27 60 Tabel (3.3b) Nilai Perhitungan Parameter dan Efektivitas Mesin Untuk Mesin Tire Building Pada Bulan September 2006 Tgl Ketersediaan Efisiensi Kinerja Nilai Produk Bermutu Efektivitas Mesin ,2 97,4 95, ,2 98,4 93,6 3 91,8 96,6 98,3 87, ,2 97,9 94, ,2 98,6 95, ,7 97,3 90, ,1 97,8 93, ,2 97,9 92, ,7 97,4 93, ,7 96,3 91, , ,4 92, ,7 98,5 96, ,3 98,4 94, ,7 97, ,7 97,8 91, ,3 94,8 90, ,2 97,9 95, ,7 97,9 96, ,2 97,4 95, ,8 98,3 97,2 88, ,2 96,8 91, ,7 98, ,8 97,9 92, ,7 98,5 95, ,4 98,4 95, ,7 98,4 95, ,3 97,9 93, ,4 96,2 97,3 90, ,8 97,8 91, ,2 97,9 92,1 (Sumber data : Hasil pengolahan)

28 61 Tabel (3.4) Nilai Perhitungan Parameter dan Efektivitas Mesin Untuk Mesin Tire Curing Pada Bulan Juli 2006 Tgl Ketersediaan Efisiensi Kinerja Nilai Produk Bermutu Efektivitas Mesin 1 96,4 93,5 97, ,5 97,7 93,3 3 Libur Libur Libur Libur 4 Libur Libur Libur Libur 5 Libur Libur Libur Libur ,4 97,7 92, ,5 98,8 94, ,6 97,7 94, ,6 98,9 96, ,6 94,6 98,8 91, ,8 96,6 96, ,5 97,7 93, ,6 97,8 95, ,3 96, ,3 98,8 91, ,4 98,8 93, ,6 98,7 95, ,6 97,7 93, ,8 97,7 97, ,5 97,7 93, ,5 98,8 94, ,2 90,1 96,3 82, ,3 97,7 91, ,7 97,8 96, ,6 98,8 95, ,6 96,6 93, ,6 98,9 96, ,6 93,4 97, ,8 98,9 98, ,5 97,8 93, ,6 98,9 96,5 (Sumber data : Hasil pengolahan)

29 62 Tabel (3.4a) Nilai Perhitungan Parameter dan Efektivitas Mesin Untuk Mesin Tire Curing Pada Bulan Agustus 2006 Tgl Ketersediaan Efisiensi Kinerja Nilai Produk Bermutu Efektivitas Mesin ,6 97,7 97, ,5 97,7 93, ,3 98, ,6 97,7 94,3 5 95,2 95,8 98,8 90, ,3 97,7 91, ,4 97,7 92, ,6 97,7 94, ,7 97,8 93, ,6 96,7 96, ,4 98,8 93, ,5 97,8 95, ,3 96,5 90, ,4 97,7 92, ,5 97,7 93, ,2 94,6 98, Libur Libur Libur Libur ,4 98,8 93, ,3 97,7 91, ,6 97,7 94, ,5 98,8 94, ,6 97,8 95, ,6 97, ,3 95,2 87, ,7 97,6 96, ,4 98,8 93, ,4 93,5 97,6 87, ,3 97,7 91, ,6 97,7 94, ,6 97,7 94, ,6 98,9 96,5 (Sumber data : Hasil pengolahan)

30 63 Tabel (3.4b) Nilai Perhitungan Parameter dan Efektivitas Mesin Untuk Mesin Tire Curing Pada Bulan September 2006 Tgl Ketersediaan Efisiensi Kinerja Nilai Produk Bermutu Efektivitas Mesin ,6 97,8 95, ,5 93, ,5 98,8 94, ,3 98,8 92, ,6 97,8 95, ,6 97,7 94,3 7 95,2 93,6 97, ,3 98, ,6 97,7 92, ,5 98,8 94, ,2 97, ,3 98,8 92, ,3 96, ,6 97,8 95, ,6 97,8 95, ,6 98,8 95, ,6 97,7 92, ,2 91,3 98,7 85, ,6 97,8 95, ,6 97,6 94, ,5 97,7 93, ,7 97,8 96, ,6 94,5 92, ,6 97,7 92, ,3 98,8 92, ,6 97,7 94, ,5 97,7 93, ,3 97, ,2 94,7 96,4 86, ,6 97,7 94,4 (Sumber data : Hasil pengolahan)

PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY

PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY PENULISAN ILMIAH Arief Wibowo 21411117 Teknik Mesin Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST,. MT. PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY Latar Belakang Latar Belakang

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BAN LUAR ( TIRE) TIPECOMMERCIAL TRUCK BIAS PADA MESIN CURING NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST.MT.

PROSES PEMBUATAN BAN LUAR ( TIRE) TIPECOMMERCIAL TRUCK BIAS PADA MESIN CURING NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST.MT. PROSES PEMBUATAN BAN LUAR ( TIRE) TIPECOMMERCIAL TRUCK BIAS PADA MESIN CURING DI PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA Nama : Rifana NPM : 21407013 Jurusan : Teknik Mesin Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. SRI adalah perusahaan joint venture dengan PMA (Pemilik Modal Asing) didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan

Lebih terperinci

PENERAPAN QUALITY ASSURANCE PADA PRODUKSI TIRE RADIAL DI PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA. Disusun Oleh: Mita Anisa Kurniastiti

PENERAPAN QUALITY ASSURANCE PADA PRODUKSI TIRE RADIAL DI PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA. Disusun Oleh: Mita Anisa Kurniastiti PENERAPAN QUALITY ASSURANCE PADA PRODUKSI TIRE RADIAL DI PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA Disusun Oleh: Mita Anisa Kurniastiti 34411510 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Bridgestone Tire Indonesia, merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan produk ban. Agar perusahaan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN BAN TIPE PASSENGER RADIAL PADA PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA PLANT KARAWANG

MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN BAN TIPE PASSENGER RADIAL PADA PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA PLANT KARAWANG MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI DAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN BAN TIPE PASSENGER RADIAL PADA PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA PLANT KARAWANG Disusun Oleh: Andi Putra Pratama 30411742 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan:

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan: BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan: Perusahaan XYZ adalah inisial perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi Ban Mobil ( Ligth Ttruck, Off The Road, Truck and Bus,

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PEMBUATAN PRODUK BAN DALAM DIPT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PEMBUATAN PRODUK BAN DALAM DIPT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PADA PEMBUATAN PRODUK BAN DALAM DIPT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA Nama : Wahyu Bintoro Putro NPM : 37411315 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

Pembuatan Ban & Produk Karet Lain :

Pembuatan Ban & Produk Karet Lain : Pembuatan Ban & Produk Karet Lain : Ban adalah produk utama dari industri karet (75% produk karet), produk lainnya : sepatu, selang, belt conveyor, seal, komponen shock absorber, peralatan olah raga. Konstruksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu menganggur mesin (idle machine) akan semakin berkurang dan secara. otomatis waktu produksi akan semakin cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu menganggur mesin (idle machine) akan semakin berkurang dan secara. otomatis waktu produksi akan semakin cepat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan di dunia industri semakin ketat. Dengan demikian setiap perusahaan harus memiliki suatu sistem yang baik dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI BAN KENDARAAN BERMOTOR

SKEMA SERTIFIKASI BAN KENDARAAN BERMOTOR 1/10/2014 : 1 dari 5 SKEMA 1. Ban Mobil Penumpang ( SNI 0098-2012) 2. Ban Truk dan Bus ( SNI 0099-2012) 3. Ban Truk Ringan ( SNI 0100-2012) 4. Ban Sepeda Motor ( SNI 0101-2012) NO FUNGSI PENILAIAN KESESUAIAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANCE BAN DENGAN ALAT DRUM TEST

ANALISIS PERFORMANCE BAN DENGAN ALAT DRUM TEST ANALISIS PERFORMANCE BAN DENGAN ALAT DRUM TEST Yopi Handoyo 1) 1) Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam 45 Bekasi Email : handoyoyopi@yahoo.com ABSTRAK Ban merupakan salah satu bagian penting dari

Lebih terperinci

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.

BAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industrty adalah sebuah perusahaan yang memproduksi karet compound untuk ban vulkanisir dengan sistem masak panas,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis. (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami.

BAB I PENDAHULUAN. utama getah karet adalah pohon karet Para Hevea Brasiliensis. (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya. Pada dasarnya karet bisa

Lebih terperinci

Aplikasi Six Sigma dan Full Factorial Pada Proses Curing di PT X

Aplikasi Six Sigma dan Full Factorial Pada Proses Curing di PT X Aplikasi Six Sigma dan Full Factorial Pada Proses Curing di PT X Johnson Saragih 1),Riawati 2) 1),2) JurusanTeknikIndustri, Universitas Trisakti Jln:Kyai Tapa Grogol No:1 Jakarta Barat Jakarta E-mail:johnson_saragih@trisakti.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dimana segala sesuatu dituntut serba cepat,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini dimana segala sesuatu dituntut serba cepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini dimana segala sesuatu dituntut serba cepat, waktu merupakan suatu hal yang sangat berharga. Penggunaan waktu secara cermat dan baik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

PENETAPAN BIAYA PRODUKSI BAN MENGGUNAKAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM PADA PT BAN LAPORAN MAGANG

PENETAPAN BIAYA PRODUKSI BAN MENGGUNAKAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM PADA PT BAN LAPORAN MAGANG UNIVERSITAS INDONESIA PENETAPAN BIAYA PRODUKSI BAN MENGGUNAKAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM PADA PT BAN LAPORAN MAGANG NURUL RAHMA HANDAYANI 1006814042 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI DEPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Truk Pengangkut dan Ban Truk Produk truk pengangkut dalam pertambangan mempunyai banyak tipe dan ukuran. Namun setiap kelas atau berat muatan yang sama hampir mempunyai ukuran

Lebih terperinci

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada tabel 4.1 merupakan data input dan output indeks produktivitas dari Januari sampai Juli 2012. Dimana semua itu terdiri dari : 1. Output Output dari produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan ini didirikan oleh keluarga Bapak Henry Wijaya pada tahun 1989 yang terletak di Jl. Sunggal kecamatan Medan Helvetia. PT. Sri Intan Karplas

Lebih terperinci

Dinamika Kendaraan Teori dan Aplikasi

Dinamika Kendaraan Teori dan Aplikasi Dinamika Kendaraan Teori dan Aplikasi 1. Fundamental Roda dan Pelek Pada dasarnya untuk mempelajari lebih jauh mengenai dinamika kendaraan terlebih dahulu kita harus memahami beberapa fundamental dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat,

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan. dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Ban Ban adalah salah satu komponen kendaraan yang krusial karena bersentuhan langsung dengan jalan, sekaligus sebagai output terakhir dari tenaga yang dihasilkan oleh mesin.

Lebih terperinci

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini menjelaskan pengujian serta analisis dari mesin yang telah dibuat. Tujuan pengujian ini adalah mengetahui kinerja dari mesin yang telah dibuat serta mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Airlangga, Laboratorium Dasar Bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dituntut untuk terus berkembang agar mampu meningkatkan daya saing dengan

BAB I PENDAHULUAN. juga dituntut untuk terus berkembang agar mampu meningkatkan daya saing dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, industri manufaktur juga dituntut untuk terus berkembang agar mampu meningkatkan daya saing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah observasional, dengan pendekatan cross sectional dan penelitian ini bersifat kualitatif. Variabel yang diamati adalah kondisi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat. dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat. dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR Analisa Perbaikan Metode Kerja serta Penetapan Waktu Baku Kerja Hasil Perbaikan dengan Time Study untuk Pemeriksaan Ulang Acak Ban Radial pada PT. XYZ Tbk Diajukan guna melengkapi sebagian

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Penarikan kesimpulan diperoleh dari hasil pengolahan data serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya. Adapun beberapa kesimpulan yang didapat

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 28 4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Produk perikanan indonesia merupakan aset yang potensial, namun kurang tergarap dengan baik. Penerapan sistem manajeman yang kurang tertata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI SISTEM PRODUKSI PADA PT ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY. Oleh LENDRA KARTAMIHARDJA H

MEMPELAJARI SISTEM PRODUKSI PADA PT ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY. Oleh LENDRA KARTAMIHARDJA H MEMPELAJARI SISTEM PRODUKSI PADA PT ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY Oleh LENDRA KARTAMIHARDJA H24101103 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN Lendra Kartamihardja.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan sistem produksi, yaitu sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, peralatan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES Nama : Muhammad Bambang Wijanarko NPM : 24411785 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST., MT Latar Belakang Leg Shield merupakan

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON

PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON Nama : Deden Syahruddin NPM : 21412786 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Eko Susetyo Yulianto, ST., MT.

Lebih terperinci

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI Lieke Riadi PUSAT STUDI LINGKUNGAN, JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Jl. RAYA KALIRUNGKUT,

Lebih terperinci

Uji Coba Konsumsi Bahan Bakar Antara Ban Tipe Radial dan Tipe Bias BAB II DASAR TEORI

Uji Coba Konsumsi Bahan Bakar Antara Ban Tipe Radial dan Tipe Bias BAB II DASAR TEORI Uji Coba Konsumsi Bahan Bakar Antara Ban Tipe Radial dan Tipe Bias BAB II DASAR TEORI Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STUDI PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PRES MOLD KARET ALAM UNTUK KOMPONEN SEPEDA MOTOR

TUGAS AKHIR STUDI PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PRES MOLD KARET ALAM UNTUK KOMPONEN SEPEDA MOTOR TUGAS AKHIR STUDI PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PRES MOLD KARET ALAM UNTUK KOMPONEN SEPEDA MOTOR TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENUHI PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR S-1 SARJANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN GOLONGAN POKOK INDUSTRI KARET,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah Definisi Sistem - Permodelan Sistem - Pola antrian produk Tidak sesuai Pengumpulan Data - Data produk dan perusahaan - Data waktu kedatangan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Putra Sejahtera Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendaurulangan (vulkanisir) ban. Vulkanisir ban adalah suatu proses perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dewasa ini menuntut berkembangnya perindustrian pula. Perkembangan dunia industri dewasa ini menuntut banyak perusahaan untuk memberikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2012 di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung. Karakaterisasi

Lebih terperinci

Cindy Puspita Sari / 4ID01

Cindy Puspita Sari / 4ID01 Mempelajari Manajemen Perawatan Mesin Injeksi Plastik pada Produksi Kaca Spion Tipe KZRA di PT Astra Komponen Indonesia Cindy Puspita Sari 31413929 / 4ID01 Latar Belakang Permasalahan Solusi Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. PT. INKOASKU adalah perusahaan manufaktur yang berfokus dalam

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. PT. INKOASKU adalah perusahaan manufaktur yang berfokus dalam BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan PT. INKOASKU adalah perusahaan manufaktur yang berfokus dalam pembuatan pelek steel yang melayani berbagai pelanggan di pasar OEM domestik maupun

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Sejarah Perusahaan Berdiri dengan nama PT. Indoaluminium Intikarsa Industri atau sering disebut dengan PT. 3I, pada tanggal 17 April 1990 dalam rangka Penanaman Modal Dalam

Lebih terperinci

Pembuatan Mesin Produksi Senar (Benang Monofilamen) dalam Pemberdayaan UKM Kain Kasa di Kota Malang

Pembuatan Mesin Produksi Senar (Benang Monofilamen) dalam Pemberdayaan UKM Kain Kasa di Kota Malang Petunjuk Sitasi: Hariyanto, Samsudin, Yuniawan, Dani, & Putra, Aang Fajar Pasha. (2017). Pembuatan Mesin Produksi Senar (Benang Monofilamen) dalam Pemberdayaan UKM Kain Kasa di Kota Malang. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

Perhitungan Downtime Losses Bulan Oktober dan November me Periode. Penyetelan Penyesuaian Kerusakan Mesin

Perhitungan Downtime Losses Bulan Oktober dan November me Periode. Penyetelan Penyesuaian Kerusakan Mesin Lampiran 1 Perhitungan Downtime Losses Bulan Oktober dan November 2015 Waktu (Menit) Downti Jenis me Periode Penyetelan Penyesuaian Kerusakan Mesin (menit) (1) (2) (3) (1+2+3) ACM 745 155 533 1.433 DPM

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. 38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat yaitu preparasi sampel di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatakan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA

PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA PROSES PEMBUATAN SMALL PART PADA BUSI SEPEDA MOTOR DI PT. DENSO INDONESIA Nama : DANAR WIDONARKO Npm : 21412677 Kelas : 3IC04 Jurusan : TEKNIK MESIN Pembimbing : Dr. Ir. Tri Mulyanto, MT. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang/ Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Kwala Madu terletak di desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, terbuka, tertutup, bergerak ataupun tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian

BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian BAB 3 Objek Dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Maju Teknik Utama Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat (divisi tabung)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia industri berkembang semakin pesat dengan munculnya berbagai jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah yang memicu persaingan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 ALUR PROSES ZINC CAN Zinc Ingot Zinc Furnace Proses Peleburan Zinc Proses Casting Proses Rolling Proses Drawing Proses Cutting Proses Coil Aging Zinc Slug Proses

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Simba merupakan suatu perusahaan swasta yang berdiri dengan nama lengkap PT Simba Indosnack Makmur. Keterangan-keterangan umum

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sementara penyerapan pasar bersifat tetap. Kondisi dimana banyak perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sementara penyerapan pasar bersifat tetap. Kondisi dimana banyak perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju industrialisasi telah memacu banyak perusahaan tumbuh dengan pesat, sementara penyerapan pasar bersifat tetap. Kondisi dimana banyak perusahaan mempunyai kelebihan

Lebih terperinci

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN

BAB IV PENGENALAN MESIN KILN BAB IV PENGENALAN MESIN KILN 4.1 Deskripsi Mesin Kiln Mesin Kiln pada proses produksi keramik melalui beberapa tahapan yang salah satunya adalah pembakaran. Pembakaran bertujuan mengubah material keramik

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI ANALISIS CACAT PRODUK BAN VULKANISIR JENIS TRUK DAN BUS PADA CV. SIGMA JAYA SURAKARTA. Oleh: AGUS SUNANTO X

JURNAL SKRIPSI ANALISIS CACAT PRODUK BAN VULKANISIR JENIS TRUK DAN BUS PADA CV. SIGMA JAYA SURAKARTA. Oleh: AGUS SUNANTO X JURNAL SKRIPSI ANALISIS CACAT PRODUK BAN VULKANISIR JENIS TRUK DAN BUS PADA CV. SIGMA JAYA SURAKARTA Oleh: AGUS SUNANTO X2506007 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan harga

BAB I PENDAHULUAN. terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan harga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat,

Lebih terperinci

a b c d Gambar I.1 Produk PT. ABC (Sumber: Departemen Engineering PT. ABC)

a b c d Gambar I.1 Produk PT. ABC (Sumber: Departemen Engineering PT. ABC) BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dari sekian banyak faktor penting yang dipertimbangkan oleh pelanggan dalam suatu produk atau jasa, salah satunya ialah kualitas. Kualitas merupakan kebijakan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pengendalian kualitas pada perusahaan manufaktur sangat diperlukan. Perusahaan harus menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar dapat diterima oleh

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TUGAS AKHIR PENGARUH KANDUNGAN SULFUR PADA KOMPON KARET ALAM TERHADAP KETAHANAN AUS ROL KARET PENGUPAS PADI Disusun ARIF EKO PRASETYO NIM : D 200 030 103 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Modifikasi Filter Oli Dari data data yang ada di BAB sebelumnya, sudah bisa diketahui bahwa kerusakan mesin khususnya komponen

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Suryamas Lestari Prima adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam industri pembuatan daun pintu. PT. Suryamas Lestari Prima didirikan atas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada pengolahan data pada bab sebelumnya, maka hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 5.1.1 Waktu

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Ir. Tanib Sembiring Cjolia, M.Eng. Pabrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi dan masalah ekonomi, padahal disamping hal tersebut

Lebih terperinci