BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan PT Ameya Living Style Indonesia, merupakan sebuah perusahaan garmen yang berskala internasional yang ternama di Indonesia. PT Ameya Living Style Indonesia berdiri pada tahun PT Ameya Living Style Indonesia berdiri di Yogyakarta. PT Ameya Living Style Indonesia lahir di Yogyakarta bukanlah tanpa makna, melainkan ada maknanya, di mana pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi dari PT Ameya Living Style Indonesia oleh karena Yogyakarta merupakan kota besar di Indonesia, dan reputasi tersebut menjadi salah satu hitungannya, kemudian juga Yogyakarta merupakan pusat pendidikan di Indonesia. PT Ameya Living Style Indonesia semenjak berdirinya terus meningkatkan fasilitasnya guna menunjang kelancaran usaha yang dirambahnya itu. Dari tahun ke tahun semenjak berdirinya PT Ameya Living Style Indonesia senantiasa menambah ruang produksi tambahan, kemudian ruang kantor, kemudian ruang untuk laundry, kemudian ruang pengolahan air, kemudian fasilitas Bordir inhouse, kemudian asilitas cuci in-house, kemudian fasilitas percetakan in-house. PT Ameya Living Style Indonesia sudah berkomitmen untuk menjadi perusahaan garmen yang ternama di Indonesia dengan cakupan pasar merambah 30

2 31 internasional. Penamaan dari Ameya itu sendiri mempunyai arti sebagaimana pemilihan lokasinya, di mana Ameya itu diambil dari bahasa Jepang yang kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka itu artinya adalah berlimpah. Tentunya dari penamaan yang mempunyai arti itu, sang pendiri Ameya mempunyai target tertentu yang hendak dicapai oleh PT Ameya Living Style Indonesia. Sang pendiri menginginkan bahwa perusahaan PT Ameya Living Style Indonesia senantiasa memberikan keberlimpahan menyangkut kepuasan dan juga kesenangan bagi semua orang yang terlibat dengan PT Ameya Living Style Indonesia. Pada saat ini pekerja di PT Ameya Living Style Indonesia sebanyak 1700 orang Waktu Kerja Jadwal kerja dibagian produksi terdapat seperti pada tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Waktu Kerja Waktu Kerja Senin - Kamis Jumat Jam Kerja Jam Istirahat Jam Kerja Jam Lembur Jam Istirahat Jam Lembur selesai Selesai Sumber : Departemen HR & GA PT. Ameya Living Style Indonesia

3 Visi, Misi, Nilai dan Konsep Bisnis Visi: Visi kami menunjukkan kepada kita apa yang ingin kita capai. Untuk Membangun Organisasi yang menciptakan Sukses Jangka panjang dan saham dengan Stakeholder lainnya. Kata-kata kunci dalam pernyataan visi kami adalah: 1. Organisasi: yang bukan tentang seseorang, tentang tim, struktur dan kelompok. 2. Berbagi: tidak hanya tentang Return on Investment, tetapi juga tentang berbagi 3. Stakeholder: yang melibatkan karyawan, pemegang saham, pembeli, pemasok, lingkungan dan lain-lain. Misi: Misi kami menunjukkan kepada kita cara untuk melakukannya. 1. Orang, Infrastruktur, Sistem Dan Nilai adalah dasar dari perusahaan 2. Kuat Orientasi Pasar 3. Jaringan yang kuat dengan Pembeli dan Supplier 4. Dinamis dan Berkembang Nilai: Nilai-nilai kita menentukan gaya kami berfungsi 1. Kerendahan hati atau humility adalah dimana PT Ameya Living Style Indonesia bukanlah termasuk kepada kategori yang barogan didalam mengembangkan usahanya dan selalu merendahkan hati didalam menjalankan bisnisnya itu. 2. Menghormati atau respect merupakan perusahaan yang terhormat maka dari itu akibatnya PT Ameya Living Style Indonesia senantiasa menghormati siapapun yang terlibat dengan perusahaan itu.

4 33 3. Empati tentunya sebagai perusahaan garmen terkemuka mempunyai sikap empati didalam rangka menjalankan usahanya itu 4. Kompetensi, tentu sebagai perusahaan yang sudah mempunyai reputasi yang baik, maka dari itu menunjukkan bahwa PT Ameya Living Style Indonesia mempunyai kompetisi untuk bersiap menjadi kompetitif di dalam persaingan di bidang garmen yang cukup ketat. 5. Team Work, tentulah untuk menjadi yang terbaik dibidangnya maka PT Ameya Living Style Indonesia harus memiliki kerja sama yang solid. 6. Loyalitas, sebagai perusahaan yang besar sudah sepatutnya sikap loyatitas dimiliki oleh segenap yang terlibat dengan PT Ameya Living Style Indonesia. Perawatan, dimana PT Ameya Living Style Indonesia senantiasa peduli apalagi terhadap lingkungan di sekitar wilayah kerjanya. Konsep Bisnis : Ada 3 bidang utama fokus untuk PT Ameya Living Style Indonesia. 1. Cepat: Untuk dapat menawarkan produksi cepat lead time kepada pelanggan. 2. Fleksibel: untuk menawarkan fleksibilitas pelanggan dalam hal kualitas order,berbagai produk dll. 3. Fashionable: Untuk fokus pada pengembangan produk dan dukungan pelanggan dengan desain in-house Stuktur Organisai Berikut adalah struktur organisasi perusahaan PT Ameya Living Style Indonesia pada gambar 4.2 dibawah ini :

5 34 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proses Produksi Untuk proses produksi di PT Ameya Living Style Indonesia pada prinsipnya sama apabila dalam memproduksi barang yang sama dan tahapan-tahapannya juga sama dan bahan baku yang digunakan pada umumnya adalah kain dan alat penunjang aksesoris.

6 35 Gambar 4.2 Diagram Proses Produksi 1. Proses Penanganan Order ( Pesanan ) Proses penanganan pesanan adalah proses mencari pembeli dari berbagai akses dan informasi, pembuatan contoh produk (sample), kesepakatan kualitas, harga, waktu pengiriman, kuantitas, cara dan waktu pembayaran. Proses ini menggambarkan alur diprosesnya pesanan menjadi produk. 2. Proses Pembuatan Sample Proses pembuatan sample pakaian jadi merupakan proses produksi namun dalam skala kecil. Proses pengukuran waktu dibuat untuk mengetahui jumlah proses, waktu pembuatan dan perkiraan kuantitas hasil produksi. Oleh sebab itu pembuatan sample harus sesuai prosedur, sehingga kesulitan pada skala besar dapat dihindari.

7 36 Tujuan dibuatnya sample adalah untuk menunjukkan kemampuan perusahaan kepada pembeli. Sample yang dibuat akan menjadi bahan pertimbangan pembeli dalam menentukan apakah pembeli jadi memesan produk tersebut atau tidak. Sample yang disetujui pembeli akan menjadi contoh untuk proses produksi, oleh sebab itu sample yang dibuat harus memenuhi permintaan pembeli. 3. Proses Pembuatan Pola dan Marker Proses pembuatan pola dan marker dilakukan apabila pola dan marker tidak didapat dari pembeli. Proses awal pembuatan pakaian jadi adalah dengan pembuatan pola. 4. Proses Spreading (Gelar-Susun Kain) Spreading atau gelar-susun kain adalah melakukan gelar-susun kain pada meja potong yang kosong dengan lebar kain yang telah ditentukan. Kain yang digelar pada meja potong, ukurannya sesuai dengan panjang dan lebar marker yang telah dibuat oleh bagian Marker. 5. Proses Cutting (Pemotongan) Tujuan dari pemotongan adalah memotong kain yang telah digelar dan disusun yang disesuaikan dengan marker yang telah dibuat. Bagian ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan kualitas produk yang dihasilkan. Tidak hanya potongan yang harus sesuai dengan pola yang telah dibuat oleh bagian Marker, bagian ini juga memastikan kualitas kain dengan mengecek apakah kain

8 37 tersebut layak untuk dijahit. Pemotongan harus tepat yaitu sesuai dengan pola yang telah dibuat oleh bagian Marker. 6. Proses Bundeling dan Numbering Bundeling dan numbering berfungsi untuk memisahkan antara satu bagian pakaian dengan bagian yang lainnya. Pemisahan dan penandaan pada kain tidak boleh salah, harus secara cermat dan teliti jangan sampai terjadi kesalahan pada proses selanjutnya (sewing maupun finishing). 7. Proses Distribusi Hasil pemotongan kain yang telah diperiksa di letakkan di rak penyimpanan, yang kemudian apabila ada permintaan dari Bagian Sewing, langsung bisa di kirim ke bagian Sewing. 8. Proses Sewing (Penjahitan) Proses penjahitan yaitu proses penggabungan komponen-komponen hasil pemotongan menjadi suatu pakaian jadi. Penggabungan ini dilakukan dengan cara membentuk sambungan yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pembeli. 9. Proses Pemeriksaan Pakaian Jadi Proses pemeriksaan pakaian jadi yang telah dijahit oleh operator sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh pembeli. Pakaian jadi akan dikembalikan ke bagian Sewing apabila ditemukan cacat jahitan di bagian tertentu dari pakaian jadi tersebut untuk dilakukan perbaikan jahitan dan apabila pada

9 38 proses pemeriksaan pakaian jadi yang telah dijahit oleh operator itu sessuai dengan standar atau benar maka dilanjutkan ke proses selanjutnya. 10. Proses Finishing Proses Finishing adalah suatu aktivitas penyelesaian produk akhir dari hasil produksi pakaian jadi pada suatu perusahaan sehingga terlihat baik dan bagus. Pada proses Finishing ini diantaranya yaitu a. Proses kancing merupakan komponen penunjang proses finishing di dalam produk pakaian jadi. Komponen tersebut berfungsi untuk mengikat antara satu sisi bagian pakaian dengan sisi yang lain. b. Proses Bartack merupakan suatu jahitan yang berfungsi untuk memperkuat bagian dari pakaian yang mudah rusak. Pada bagian tersebut harus diberikan jahitan penguat supaya tidak mudah rusak pada saat pemakaiannya. c. Proses setrika adalah menyetrika pakaian yang telah selesai dijahit oleh bagian penjahitan dengan tujuan menghilangkan hasil kerutan, menghilangkan dan membentuk lipatan - lipatan kecil, menghaluskan kain serta tidak menimbulkan warna yang mengkilap pada pakaian jadi yang disetrika. 11. Proses Folding dan Packing a. Proses Folding yang biasa disebut dengan melipat pakaian adalah suatu pekerjaan pada bagian Finishing yang dilakukan untuk membentuk segi empat pada pakaian jadi serta siap untuk proses pengepakan.

10 39 b. Proses packing adalah proses pengepakan pakaian jadi. Bagian Packing memasukkan pakaian yang telah dilipat ke dalam plastik (polybag), kemudian dimasukkan ke dalam karton. Ukuran karton sesuai dengan permintaan pembeli, ada yang besar dan ada yang kecil. Namun demikian perlu diperhatikan pada saat memasukkan pakaian yang telah selesai pada karton yang sesuai dengan nomor kode karton, nomor pakaian atau ukuran pakaian dan jumlah yang dimasukkan ke dalam karton Jenis Produksi Jenis produksi yang dihasilkan PT Ameya Living Style Indonesia antara lain kemeja dan baju blouse branded. 4.2 Pengumpulan Data Melakukan Persiapan Pengukuran Waktu Setelah Line produksi yang dipilih untuk dilakukan pengamatan yaitu pada line produksi 8 pada proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket. Pengamatan itu dilakukan pada proses penjahitan mulai dari awal sampai akhir dan mesin-mesin yang digunakan pada proses penjahitan kemeja tersebut. Penulis melakukan pengamatan di line produksi 8 karena line tersebut paling banyak mengalami bottleneck dan di line produksi 8 yang sedang mengerjakan proses pembuatan kemeja jenis lengan panjang one pocket.

11 Gambar Rancangan Produk Gambar rancangan produk dari style kemeja lengan panjang one pocket yang dikerjakan di line 8 dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini. Gambar 4.3 Style Kemeja Lengan Panjang Satu Kantong One Pocket Sumber : Departemen Factory PT. Ameya Living Style Indonesia Berikut ini gambar bagian-bagian dari rancangan produk style kemeja lengan panjang one pocket dari yang dikerjakan di line 8 dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini. Gambar 4.4 Rancangan Style Kemeja Lengan Panjang One Pocket

12 41 Dan berikut bagian-bagian atau rancangan dan keterangan dari style kemeja lengan panjang one pocket seperti pada gambar tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Bagian-Bagian dan Keterangan dari Style Kemeja Lengan Panjang One Pocket Jumlah Nama Bagian No Bahan Keterangan 1 Badan Belakang 1 Kain 1 Badan Depan Kanan 2 Kain Kancing 6 buah 1 Badan Depan Kiri 3 Kain 1 Lengan Kanan 4 Kain 1 Lengan Kiri 5 Kain 1 Manset Kanan 6 Kain Kancing 2 Buah 1 Manset Kiri 7 Kain Kancing 2 Buah 1 Kerah 8 Kain Kain Pelapis dan Kancing 1 Buah 1 Saku 9 Kain Peta Proses Operasi (Operation Process Chart /OPC) Tujuan peta proses adalah alur proses yang memberikan keterangan dan gambaran urutan pembuatan syle kemeja lengan panjang one pocket seperti pada gambar 4.5 dibawah ini.

13 42 Gambar 4.5 Peta Proses Operasi Style Kemeja Lengan Panjng One Pocket

14 43 Tabel 4.3 Keterangan Peta Proses Penjahitan Style Kemeja Lengan Panjang One Pocket No Proses Jenis Mesin 1 Tempel interlining badan depan Setrika uap 2 Press interlining plaket Mesin press 3 Gosok lipat plaket Setrika uap 4 Stick plaket Single needle 5 Jahit lipat badan depan Single needle 6 Gambar posisi kantong Hand work 7 Pasang kantong atas Single needle 8 Corong kantong Single needle 9 Gosok jadi kantong Setrika uap 10 Pasang kantong Single needle 11 Periksa badan depan +belakang Meja periksa 12 Tempel interlining daun kerah Setrika uap 13 Press interlining daun kerah Mesin press 14 Running daun kerah Single needle 15 Potong dan balik daun kerah Hand work 16 Press ujung daun kerah Mesin press 17 Gosok jadi daun kerah Setrika uap 18 Stick keliling daun kerah Single needle 19 Tempel interlining kaki kerah Setrika uap 20 Press interlining kaki kerah Mesin press 21 Jahit lipat kaki kerah Single needle 22 Gabung daun kerah ke kaki Single needle kerah 23 Stick tengah antara daun kerah Single needle dan kaki kerah 24 Gosok dan tanda tengah kaki Setrika uap kerah 25 Tempel interlining manset Setrika uap

15 44 Tabel 4.3 Keterangan Peta Proses Penjahitan Style Kemeja Lengan Panjang One Pocket (Lanjutan) No Nama Proses Jenis Mesin 26 Press interlining manset Mesin press 27 Stick lipat manset Single needle 28 Running manset Single needle 29 Balik dan gosok manset Setrika uap 30 Stick keliling manset Single needle 31 Tanda jahit label back Single needle 32 Jahit belahan ujung tangan Single needle 33 Gosok sleeve placket Setrika uap 34 Pasang sleeve placket box Single needle 35 Gabung bahu Single needle 36 Stick bahu Single needle 37 Pasang kerah luar Single needle 38 Pasang label dan size label Single needle 39 Jahit tutup kerah Single needle 40 Gabung lingkar tangan Double needle 41 Stick kerung tangan 0.6 cm Single needle 42 Ratakan samping sebelum Hand work gabung badan samping 43 Pasang label samping Single needle 44 Gabung badan samping Makeup 45 Jahit rample tangan Single needle 46 Pasang manset Single needle 47 Potong dan rapihkan bawah Hand work 48 Hemming bawah Single Needle 49 Periksa baju jadi Meja Checking 50 Simpan baju yang bagus Box peyimpanan

16 Pengamatan Pengukuran Waktu di Line Produksi 8 Pelaksanaan pengamatan dilakukan pada dengan mengamati setiap alur proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket di line produksi 8, setelah itu dilakukan pengukuran waktu. Pengukuran waktu ini dilakukan untuk menentukan waktu baku proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket secara keseluruhan, yang nantinya akan berpengaruh terhadap target produksi. Pelaksanaan pengukuran penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket ini dilakukan pada proses yang sedang berjalan normal untuk setiap elemen kerja, dimana pengukuran waktu dilakukan untuk setiap proses operasi. 4.3 Pengukuran Waktu Persiapan Pengukuran Beberapa langkah yang dilakukan sebelum melakukan pengamatan dalam menentukan waktu baku dalam proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket antara lain: 1. Menetapkan maksud dan tujuan pengukuran Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan menghitung waktu baku proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket di line 8. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan target produksi yang dapat dihasilkan pada proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket di line Memilih Operator Pemilihan operator yang tepat sangat membantu saat pengukuran waktu sehingga dapat berjalan dengan baik. Operator yang dipilih adalah operator yang memiliki kriterianya antara lain : mempunyai keterampilan yang sama, dapat bekerja secara wajar, dapat bekerja sama untuk melakukan kerja dengan baik. Pada saat melakukan penelitian ini untuk pemilihan operator berdasarkan atas anjuran Group Leader, karena Group Leader telah mengetahui kinerja dan karakter masing- masing operator.

17 46 3. Menyiapkan Alat Pengukuran Alat-alat yang digunakan pada kegiatan pengukuran waktu adalah sebagai berikut: Jam henti ( Stopwacth) Alat tulis Lembar-lembar pengamatan Kalkulator Pelaksanaan Pengukuran Pengukuran dilakukan kepada setiap operator di line 8 pada Proses pembuatan style kemeja lengan panjang one pocket. Metode yang dilakukan dalam pengukuran waktu ini menggunakan metode pengambilan waktu menggunakan stopwatch (jam henti), pengambilan waktu dilakukan sebanyak 12 kali tiap operator. Berikut ini proses penjahitan pada tabel 4.4 dan data pengukuran waktu disajikan pada tabel 4.5 dibawah ini.

18 47 Tabel 4.4 Proses Penjahitan Style Kemeja Lengan Panjang One Pocket di Line Produksi 8 No Proses 1 Tempel interlining badan depan 2 Press interlining plaket 3 Gosok lipat plaket 4 Stick plaket 5 Jahit lipat badan depan 6 Gambar posisi kantong 7 Corong kantong 8 Gosok jadi kantong 9 Pasang kantong 10 Tempel interlining daun kerah 11 Press interlining daun kerah 12 Running daun kerah 13 Potong dan balik daun kerah 14 Press ujung daun kerah 15 Gosok jadi daun kerah 16 Stick keliling daun kerah 17 Tempel interlining kaki kerah 18 Press interlining kaki kerah 19 Jahit lipat kaki kerah 20 Gabung daun kerah ke kaki kerah 21 Stick tengah antara daun kerah dan kaki kerah 22 Gosok dan tanda tengah kaki kerah 23 Tempel interlining manset

19 48 Tabel 4.4 Proses Penjahitan Style Kemeja Lengan Panjang One Pocket di Line Produksi 8 (Lanjutan) Proses No 24 Press interlining manset 25 Stick lipat manset 26 Running manset 27 Balik dan gosok manset 28 Stick keliling manset 29 Tanda jahit label back 30 Jahit belahan ujung tangan 31 Gosok sleeve placket 32 Pasang sleeve placket box 33 Gabung bahu 34 Stick bahu 35 Pasang kerah luar 36 Pasang label dan size label 37 Jahit tutup kerah 38 Gabung lingkar tangan 39 Stick kerung tangan 0.6 cm 40 Ratakan samping sebelum gabung badan samping 41 Pasang label samping 42 Gabung badan samping 43 Jahit rample tangan 44 Pasang manset 45 Potong dan rapihkan bawah 46 Hemming bawah

20 49 Tabel 4.5 Data Pengukuran Waktu di Line Produksi 8 No Proses PENGAMBILAN DATA ,

21 50 Tabel 4.5 Data Pengukuran Waktu di Line Produksi 8 (Lanjutan) No PENGAMBILAN DATA Proses

22 Pengolahan Data Contoh data hasil pengukuran waktu pada proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket disajikan pada Tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Data Pengukuran Waktu Proses Tempel Interlining Badan Depan Pengamatan (Detik) Pengamatan ke Data Pengamatan Harga rata - rata pengukuran waktu di hitung menggunakan rumus : Perhitungan untuk mendapatkan nilai rata rata pengukuran waktu dari proses tempel interlining badan depan di atas adalah : = = Standar deviasi ( ) Standar deviasi menunjukan penyimpangan data dari perhitungan rata-rata. Semakin besar nilai dari standar deviasi, maka semakin besar jarak setiap data terhadap perhitungan rata-rata. Ini dikarenakan nilai standar deviasi dihitung sebagai rata-rata jarak semua data pengamatan terhadap perhitungan rata-rata.

23 52 Standar deviasi dapat dihitung dengan rumus : Perhitungan untuk mendapatkan nilai Standar deviasi dari data pengukuran waktu proses tempel interlining badan depan di atas adalah : = = Proses tempel interlining badan depan memiliki nilai = 0,0156 yang berarti penyimpangan data untuk Proses ini masih kecil. Penyimpangan data dikatakan kecil jika nilai tidak melebihi atau mendekati nilai perhitungan rata-ratanya. 3. Uji Kecukupan Data Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data yang akan dihitung telah mencukupi atau tidak dengan kata lain banyaknya data yang diambil dari pengukuran yang telah dilakukan dinyatakan memenuhi kecukupan data dengan ketentuan:. Jika ketentuan ini belum terpenuhi, maka perlu dilakukan penambahan jumlah data sampai nilai lebih kecil dari nilai. Rumus untuk menguji kecukupan data adalah : =

24 53 Perhitungan untuk menguji Kecukupan dari data pengukuran waktu proses tempel interlining badan depan di atas adalah : = = 5,8195 Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa data yang didapatkan dari pengukuran telah memenuhi syarat kecukupan data untuk tingkat ketelitian 10 % dari tingkat keyakinan 95%, karena nilai N <N. Proses tempel interlining badan depan memiliki nilai n` = 5,8195 yang berarti jumlah data pengukuran untuk proses ini telah tercukupi. 4. Batas Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah Nilai tingkat keyakinan tersebut adalah sebagai berikut ( dimana, K adalah nilai dari distribusi normal ) : a) Tingkat keyakinan 90% = K =1,65 b) Tingkat keyakinan 95% = K =1,95>>2 c) Tingkat keyakinan 99% = K =2,58>>3 Karena tingkat keyakinan menggunakan 95% maka K = 2 Batas Kontrol Atas (BKA) = + (K x = 0,12 + (2 x ) =

25 54 Batas Kontrol Bawah (BKB) = - (K x = 0,12 - (2 x 0,0156) = Menghitung Waktu Siklus Perhitungan untuk mendapatkan nilai rata rata waktu siklus dari data pengukuran waktu proses tempel interlining badan depan di atas adalah : = 0, Menentukan Faktor Penyesuaian (p) dengan cara Westinghouse: Tujuannya adalah untuk mendapatkan waktu yang wajar bagi operator dalam melakukan aktivitasnya. Ketidakwajaran atau ketidaknormalan bisa disebabkan dari kondisi lingkungan kerja operator sehingga mereka bekerja lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan normalnya. Misalnya kondisi kerja yang panas sehingga membuat operator bekerja lebih lambat dari kondisi normal. Jika pada perhitungan waktu baku pengukuran ingin mendapatkan waktu kerja yang diperoleh dari kondisi atau cara kerja yang normal, maka ketidakwajaran atau ketidaknormalan yang terjadi harus disesuaikan pada kondisi atau cara kerja yang baku normal. Bila operator bekerja di atas normal (terlalu cepat) maka harga P-nya akan lebih besar dari satu (P>1), sebaliknya jika operator dipandang bekerja di bawah normal maka harga P akan lebih kecil dari satu (P<1). Seandainya operator bekerja dengan wajar maka harga P-nya sama dengan satu (P=1). Nilai penyesuaian untuk proses pembuatan style kemeja lengan panjang one pocket ini diperoleh dari penilaian supervisor yang dibantu oleh satu orang Group Leader.

26 55 Maka nilai penyesuaian untuk operator tempel interlining badan depan sebagai berikut Keterampilan : Good (C2) = +0,03 Usaha : Good (C2) = +0,02 Kondisi Kerja : Avarage (D) = 0,00 Konsistensi : Good (C) = +0,01 Total = +0,06 Faktor penyesuaian dari data pengukuran waktu proses tempel interlining badan depan di atas adalah: 7. Menghitung Waktu Normal (Wn) Tujuannya adalah untuk mendapatkan waktu siklus yang wajar, karena waktu normal diperoleh dari perkalian waktu siklus dengan faktor penyesuaian. Rumus untuk mencari waktu normal adalah : Sebagai contoh, disajikan perhitungan waktu normal dari data pengukuran waktu proses tempel interlining badan depan adalah : Angka 0,124 merupakan Waktu Siklus untuk proses tempel interlining badan depan.

27 56 8. Menentukan faktor kelonggaran (allowance = ) Kelonggaran perlu ditambahkan atas waktu normal yang telah didapatkan dengan maksud memperhatikan waktu yang digunakan oleh operator untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Faktor kelonggaran yang digunakan dalam pengamatan ini menggunakan faktor kelonggaran dari perusahaan yaitu sebesar 20 % untuk semua kegiatan. Tabel 4.7 Faktor Kelonggaran (allowance = ) Kelonggaran % Faktor Kelonggaran Ref. Yang Diambil Tenaga yang dikeluarkan (sangat ringan) 6,0-7,5 6 Sikap Kerja (Duduk) 0,0-1,0 0.5 Gerakan Kerja (Sedang) 0,0-5,0 1 Kelelahan Mata ( Pandangan terus menerus dengan fokus yang berubah) Keadaan temperatur tempat kerja (Normal) 0-5 0,0-5,0 1 3,5 Keadaan Atmosfer (cukup, ventilasi kurang baik) Keadaan Lingkungan (bising) Sub Total 19 Kebutuhan Pribadi (wanita) 2,0-5,0 2 Hambatan yang tak terhindar 3 Total Kelonggaran 20

28 57 9. Menghitung Waktu Baku (Wb). Waktu Baku adalah Waktu yang diperlukan bagi seorang karyawan yang bekerja normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan ditambah cadangancadangan waktu yang diperlukan, sehingga dengan melakukan perhitungan Waktu Baku maka dapat mengetahui waktu pembuatan suatu produk. Rumus untuk mencari Waktu Baku: Keterangan : Contoh menghitung waktu baku dari data pengukuran waktu Proses tempel interlining badan depan adalah :

29 58 Tabel 4.8 Perhitungan Total, Rata-Rata, Sd, Uji Kecukupan Data, BKA, BKB, Ws, Wn, Wb No Total Rata-rata Sd Uji Kecukupan Data BKA BKB Ws Wn Wb

30 59 Tabel 4.8 Perhitungan Total, Rata-rata, Sd, Uji Kecukupan Data, BKA, BKB, Ws, Wn, Wb (Lanjutan) No Total Rata-rata Sd Uji Kecukupan Data BKA BKB Ws Wn Wb Total Waktu Baku

31 Tata Letak Mesin atau Layout di Line Produksi 8 Tata letak mesin yang digunakan di PT Ameya Living Style Indonesia adalah berbentuk lurus (straight line) dengan penempatan mesin dan operator yang saling berhadapan dan bersampingan. Berikut ini adalah tata letak mesin di line produksi 8 pada proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket dengan penempatan operator-operator dan mesin-mesin produksi yang disajikan pada gambar 4.6 dibawah ini. Gambar 4.6 Tata Letak Mesin atau Layout di Line 8

32 61 Tabel 4.9 Keterangan Tata Letak Mesin dan Jumlah Operator di Line Produksi 8 No Proses Jenis Mesin Jumlah Operator 1 Tempel interlining badan depan Setrika uap Press interlining plaket Mesin press Gosok lipat plaket Setrika uap 1 4 Stick plaket Single needle 1 5 Jahit lipat badan depan Single needle 1 6 Gambar posisi kantong Hand work Corong kantong Single needle Gosok jadi kantong Setrika uap Pasang kantong Single needle 1 10 Periksa badan depan +belakang Meja periksa 1 11 Tempel interlining daun kerah Setrika uap Press interlining daun kerah Mesin press Running daun kerah Single needle 1 14 Potong dan balik daun kerah Hand work Press ujung daun kerah Mesin press Gosok jadi daun kerah Setrika uap Stick keliling daun kerah Single needle 1 18 Tempel interlining kaki kerah Setrika uap Press interlining kaki kerah Mesin press Jahit lipat kaki kerah Single needle Gabung daun kerah ke kaki Single needle 1.5 kerah 22 Stick tengah antara daun kerah Single needle 0.5 dan kaki kerah 23 Gosok dan tanda tengah kaki Setrika uap 1 kerah 24 Tempel interlining manset Setrika uap Press interlining manset Mesin press 0.5

33 62 Tabel 4.9 Keterangan Tata Letak Mesin dan Jumlah Operator di Line Produksi 8 (Lanjutan) No Proses Jenis Mesin Jumlah Operator 26 Stick lipat manset Single needle 1 27 Running manset Single needle Balik dan gosok manset Setrika uap 1 29 Stick keliling manset Single needle 1 30 Tanda jahit label back Single needle 1 31 Jahit belahan ujung tangan Single needle 1 32 Gosok sleeve placket Setrika uap 1 33 Pasang sleeve placket box Single needle 2 34 Gabung bahu Single needle Stick bahu Single needle Pasang kerah luar Single needle Pasang label dan size label Single needle Jahit tutup kerah Single needle Gabung lingkar tangan Double needle 1 40 Stick kerung tangan 0.6 cm Single needle 1 41 Ratakan samping sebelum Hand work gabung badan samping Pasang label samping Single needle Gabung badan samping Makeup 1 44 Jahit rample tangan Single needle 1 45 Pasang manset Single needle 2 46 Potong dan rapihkan bawah Hand work Hemming bawah Single Needle 1 JUMLAH OPERATOR 40

34 63 Tabel 4.10 Hasil Aktual Operator Sebelum Dilakukan Penempatan Operator dan Mesin Produksi Waktu baku Waktu Hasil No Nama Proses produksi Kerja/Jam ( wb ) (Menit) operasi/jam (pcs) 1 Tempel interlining badan depan Press interlining plaket Gosok lipat plaket Stick plaket Jahit lipat badan depan Gambar posisi kantong Corong kantong Gosok jadi kantong Pasang kantong Tempel interlining daun kerah Press interlining daun kerah Running daun kerah Potong dan balik daun kerah Press ujung daun kerah Gosok jadi daun kerah Stick keliling daun kerah Tempel interlining kaki kerah Press interlining kaki kerah Jahit lipat kaki kerah Gabung daun kerah ke kaki kerah Stick tengah antara daun kerah dan kaki kerah Gosok dan tanda tengah kaki kerah Tempel interlining manset

35 64 Tabel 4.10 Hasil Aktual Operator Sebelum Dilakukan Penempatan Operator dan Mesin Produksi (Lanjutan) Waktu baku Waktu Hasil Nama Proses No Kerja/Jam produksi ( wb ) (Menit) operasi/jam (pcs) 24 Press interlining manset Stick lipat manset Running manset Balik dan gosok manset Stick keliling manset Tanda jahit label back Jahit belahan ujung tangan Gosok sleeve placket Pasang sleeve placket box Gabung bahu Stick bahu Pasang kerah luar Pasang label dan size label Jahit tutup kerah Gabung lingkar tangan Stick kerung tangan 0.6 cm Ratakan samping sebelum gabung badan samping Pasang label samping Gabung badan samping Jahit rample tangan Pasang manset Potong dan rapihkan bawah Hemming bawah

36 Perhitungan Target Produksi Berdasarkan total waktu baku pada proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket dalah sebesar 23,498 menit untuk membuat satu piece kemeja di satu line yang terdiri dari 40 operator di luar proses ceking atau periksa. Maka dapat diketahui jumlah perkiraan pencapaian produksi adalah sebagai berikut : Estimasi pencapaian produksi per jam = = 40 = 102 pcs/ jam Estimasi pencapaian produksi per hari = Est. pencapaian produksi per jam x 8 jam = 102 x 8 = 816 pcs/hari Actual pencapaian = 750 pcs 4.6 Perbaikan Tata Letak Mesin atau Layout Target produksi pada penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket tidak tercapai di karenakan salah satu faktornya adalah kurangnya jumlah operator di penjahitan di bagian penjahitan lingkar lengan karena waktu baku yang di dapat pada penjahitan tersebut cukup tinggi. Proses penjahitan di bagian penjahitan lingkar lengan tersebut perlu di lakukan perbaikan dengan menambahkan satu unit mesin saja di bagian penjahitan tersebut dan perlu di lakukannya pengukuran waktu ulang di line 8. Data hasil perhitungan ulang untuk pengolahan datanya sebagai berikut seperti pada tabel 4.11 dibawah ini.

37 66 Tabel 4.11 Perhitungan Perbaikan Pengambilan Data di Line 8 PENGAMBILAN DATA No ,

38 67 Tabel 4.11 Perhitungan Perbaikan Pengambilan Data di Line 8 ( Lanjutan) No PENGAMBILAN DATA

39 68 Tabal 4.12 Perhitungan Total, Rata-Rata, Sd, Uji Kecukupan Data, BKA, BKB, Ws, Wn, Wb No Total Rata-rata Sd Uji Kecukupan Data BKA BKB Ws Wn Wb

40 69 Tabel 4.12 Perhitungan Total, Rata-Rata, Sd, Uji Kecukupan Data, BKA, BKB, Ws, Wn, Wb (Lanjutan) No Total Rata-rata Sd Uji Kecukupan Data BKA BKB Ws Wn Wb Total Waktu Baku

41 70 Tabel 4.13 Hasil Aktual Operator Sesudah Dilakukan Penempatan Operator dan Mesin Produksi Waktu baku Waktu Kerja/Jam Hasil produksi ( wb ) (Menit) operasi/jam No Nama Proses (pcs) 1 Tempel interlining badan depan Press interlining plaket Gosok lipat plaket Stick plaket Jahit lipat badan depan Gambar posisi kantong Corong kantong Gosok jadi kantong Pasang kantong Tempel interlining daun kerah Press interlining daun kerah Running daun kerah Potong dan balik daun kerah Press ujung daun kerah Gosok jadi daun kerah Stick keliling daun kerah Tempel interlining kaki kerah Press interlining kaki kerah Jahit lipat kaki kerah Gabung daun kerah ke kaki kerah Stick tengah antara daun kerah dan kaki kerah Gosok dan tanda tengah kaki kerah Tempel interlining manset

42 71 Tabel 4.13 Hasil Produksi Aktual Operator Sesudah Dilakukan Penempatan No Operator dan Mesin Produksi (Lanjutan) Nama Proses Waktu baku (Wb) Waktu Kerja/Jam ( Menit) Hasil produksi Operasi/jam (pcs) 24 Press interlining manset Stick lipat manset Running manset Balik dan gosok manset Stick keliling manset Tanda jahit label back Jahit belahan ujung tangan Gosok sleeve placket Pasang sleeve placket box Gabung bahu Stick bahu Pasang kerah luar Pasang label dan size label Jahit tutup kerah Gabung lingkar tangan Stick kerung tangan 0.6 cm Ratakan samping sebelum gabung badan samping Pasang label samping Gabung badan samping Jahit rample tangan Pasang manset Potong dan rapihkan bawah Hemming bawah Target produksi di line 8 tidak pernah tercapai apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan pabrik, sehingga dilakukan perubahan penempatan operator dan mesin produksi yaitu untuk proses jahit lingkar tangan dan sticth kerung tangan awalnya dikerjakan oleh dua orang operator tetapi proses tersebut

43 72 bisa ditambah oleh setengah operator dan operator tersebut diambil dari yang sticth kerung tangan sehingga pada proses tersebut terjadi kesetimbangan proses dan operator rample menjadi pasang label samping+atakan, operator label menjadi operator pasang tangan stick kerung tangan, rample disatukan dengan pasang manset. Seperti pada gambar 4.6 dibawah ini. Gambar 4.7 Tata Letak Mesin atau Layout Setelah Perbaikan Perhitungan Target Produksi Setelah Perbaikan Berdasarkan total waktu baku dari hasil perbaikan pada proses penjahitan style kemeja lengan panjang one pocket adalah sebesar 20,879 menit untuk membuat satu piece kemeja di satu line yang terdiri dari 40 operator di luar proses ceking atau periksa. Maka dapat diketahui jumlah target produksi seperti di bawah ini :

44 73 Estimasi pencapaian produksi per jam = = = 114,94 pcs/jam = 115 pcs/jam Estimasi pencapaian produksi per hari = Est. pencapaian produksi per jam x 8 jam = 115x 8 = 920pcs/hari Actual pencapaian = 850 pcs No Tabel 4.14 Hasil Aktual Operator Pada Line Produksi 8 per Hari Setelah Perbaikan Tanggal Target Pabrik Hasil Produksi Aktual Pencapaian yang Dicapai Operator Target * (%) Produksi (pcs) 1 16 Juni Juni Pencapaian Target (%) = Hasil Produksi Aktual : Target Per Hari x 100% Contoh perhitungannya pada nomer 1 adalah sebagai berikut : Pencapaian target (%) = Hasil Produksi Aktual : Target Per Hari x 100% Pencapaian target (%) = 650: 900 x 100% = %

45 74 Perbandingan rata rata hasil produksi dan rata rata pencapaian target di line 8 sesudah perbaikan dan sebelum perbaikan dapat di lihat pada tabel 4.16 di bawah ini : Tabel 4.15 Perbandingan Hasil Produksi dan Pencapaian Target Pada Line Produksi 8 per Hari Sebelum dan Setelah Perbaikan No 1 2 Keterangan Sebelum pengaturan ulang penempatan operator dan mesin produksi Sesudah pengaturan ulang penempatan operator dan mesin produksi Rata Rata Rata Rata Pencapaian Hasil Produksi Target (%) Per Per Hari (pcs) Hari (pcs) 650 (pcs) (pcs) 94.44

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

THE FACTORY ORGANISATION

THE FACTORY ORGANISATION THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders

Lebih terperinci

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini mengemukakan tentang pengumpulan data dan pengolahan data. Pengumpulan data yang aktual berfungsi untuk memberikan masukan data bagi model-model pemecahan masalah

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA IND USTRI SEBAGAI KESIAPAN MELAKSANAKAN PRAKTEK KERJA IND USTRI (PRAKERIN)

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR PEMBUATAN BUSANA IND USTRI SEBAGAI KESIAPAN MELAKSANAKAN PRAKTEK KERJA IND USTRI (PRAKERIN) DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ANALISIS PENGUKURAN KERJA ANALISIS PENGUKURAN KERJA Disusun oleh: Subodro (135060700111043) Siti Astrid Meidiani (135060700111044) Armelynda Beverly S (135060701111056) Andini Sulviana (135060701111065) Dzaky Falakhi (135060701111082)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang 48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, pemenuhan kebutuhan dari pada manusia semakin bertambah. Bukan hanya kebutuhan primer saja yang harus terpenuhi oleh manusia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perusahaan garmen yang membuat lembaran kain menjadi sebuah baju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Data Umum Perusahaan PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang bergerak di bidang industri garment manufacturing oleh Bapak Syarifudin

Lebih terperinci

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Proses pembuatan magnet kimono ini, praktikan mencari Waktu Aktual, Performance Rating, Performance Estimasi, dan %Error. Pembahasan yang dijelaskan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah kebutuhan akan pakaian sebagai alat pelindung tubuh maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut adalah kebutuhan akan pakaian sebagai alat pelindung tubuh maupun 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk dunia yang terus berkembang membuat kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder terus meningkat. Salah satu kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Argo Manunggal Group adalah sebuah organisasi bisnis utama meliputi tekstil, baja, Unggas,Properti, Pertambangan, Energi, pipa PVC, Asuransi, Perkebunan,

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

BAB III. Kerja praktek dilaksanakan pada bagian produksi jahit yang melakukan

BAB III. Kerja praktek dilaksanakan pada bagian produksi jahit yang melakukan BAB III 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Kerja praktek dilaksanakan pada bagian produksi jahit yang melakukan proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output), dimana manusia, bahan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal

Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal Untuk menghitung kapasitas normal dari proses yang menggunakan manusia, maka terlebih dahulu harus diketahui lama waktu baku proses yang dikerjakan dan kemudian

Lebih terperinci

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Teknik Pembuatan Sampel Penyusun: ANTI ASTA VIANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1.1. Kesimpulan Dari serangkaian analisa dan penelitian di atas, penulis berkesimpulan bahwa: 1. Toyota Production System dapat digunakan dan efektif diterapkan pada bidang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada zaman serba modern ini kebutuhan semakin meningkat. Salah satunya adalah pakaian. CV.Tiga Bintang Mulia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konveksi. Saat ini perusahaan mengalami

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Waktu Siklus Tiap Proses. 4.1.1 Proses Pemasangan Komponen (Setting Part) 4.1.1.1 Elemen operasi pada proses ini adalah : 1. Setting holder magnet ke rotor dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam perancangan Stasiun penyemiran sepatu. Meliputi data antro pometri

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

Lamp n (menit) x/n

Lamp n (menit) x/n BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Waktu Dibawah ini merupakan hasil pengukuran langsung (menggunakan stopwatch) waktu rakit panel. Box n (menit) x/n 1 2 3 4 5 1 11.9 12.5

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam keahliannya dalam mengubah/merakit suatu bahan baku menjadi bahan jadi (perakitan suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Uji Keseragaman Data Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Pengamatan (Menit) No Kegiatan Rata rata sigma (Xirata)^2 S BKA BKB Keterangan 1 Plat MS di ukur, digambar dan

Lebih terperinci

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling Nama : Johanes Susanto NIM : 2012-21-046 Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian Work Sampling Sampling Pekerjaan (Work Sampling) adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Pesanan Obat Tablet PT.Metiska Farma Data pesanan obat tablet merupakan faktor yang utama dalam menyusun suatu penjadwalan produksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. 20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Carvil Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sepatu dan sandal yang mulai berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo

Lebih terperinci

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain Bagian order kain Flow chart 1. Data order/ permintaan konsumen 2. Cek stock inventory kain bila ada maka akan dilanjutkan ke proses. namun bila tidak ada akan di lanjutkan ke langkah selanjutnya 3. Mencatat

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS 78 Purnomo: PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN... PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS Helmi Indra Purnomo ),

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA BAGIAN URAIAN JUMLAH HALAMAN JOB.O1 Kemeja Lengan Panjang 10 halaman JOB.02 Celana Panjang 7 halaman JOB.03 Jaket 9 halaman Jumlah Halaman 26 halaman 1. Kompetensi Mampu membuat Kemeja Lengan Panjang 2.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu

Lebih terperinci

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL

BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL BAB II PROSES KERJA DAN MATERIAL 2.1 Landasan Teori Operation Process Chart (OPC) adalah suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yang meliputi urutan proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan Surapati nomor 109 Bandung, dimana perusahaan bergerak pada bidang konveksi yang memproduksi dan menjual berbagai

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring 38 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring dengan adanya tuntunan jaman yang

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS 209A PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS 209A PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: 209A PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS 209C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS 209C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: 209C PENYUSUN: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Menyetujui dan Mengesahkan,

LEMBAR PENGESAHAN. Menyetujui dan Mengesahkan, LEMBAR PENGESAHAN Menyetujui dan Mengesahkan, Cirebon, 24 April 2010 Pembimbing Industri Pembimbing Sekolah ERWATI GUFRON, S.Pd.I Mengetahui, Pimpinan Industri Kepala Sekolah H. SOSRO ABDUL HANAN Drs.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan memecahkan masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN MEMBUAT BEBE ANAK. Pencapaian Kompetensi. Sangat Baik (4) Baik (3) Kurang Baik (2) Tidak Baik (1) Sangat Baik (4) Baik (3)

KRITERIA PENILAIAN MEMBUAT BEBE ANAK. Pencapaian Kompetensi. Sangat Baik (4) Baik (3) Kurang Baik (2) Tidak Baik (1) Sangat Baik (4) Baik (3) KRITERIA PENILAIAN MEMBUAT BEBE ANAK No Komponen Penilaian Kompetensi 1. PERSIAPAN Menyiapkan alat jahit dan bahan 2. PROSES a. Meletakkan pola di atas bahan b. Memberi tanda pola Pencapaian Kompetensi

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Oleh : IDAH HADIJAH. Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oleh : IDAH HADIJAH Editor: TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI KUALITAS PRODUK FASHION. Oleh : Nanie Asri Yuliati Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT. UNY

PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI KUALITAS PRODUK FASHION. Oleh : Nanie Asri Yuliati Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT. UNY PENINGKATAN DAYA SAING MELALUI KUALITAS PRODUK FASHION Oleh : Nanie Asri Yuliati Program Studi Pendidikan Teknik Busana, FT. UNY ABSTRAK Tingkat persaingan dunia usaha fashion baik skala besar, menengah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany

USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO. Putri Endang Fitriany USULAN PERBAIKAN KUALITAS CELANA PENDEK MODEL PM 01 DENGAN METODE DMAIC DI PT PINTU MAS GARMINDO Putri Endang Fitriany 35412763 LATAR BELAKANG Kualitas Cacat DMAIC PT Pintu Mas Garmindo Celana Pendek Model

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN

BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN 4.1. Profil Perusahaan UD. Gunung Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian anak-anak dan pakaian dewasa. Perusahaan ini didirikan oleh Bpk. Mintarto Halim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan

Lebih terperinci

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengertian Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran cara langsung yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Standar pekerja

Lebih terperinci

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Waktu siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Tabel 4.1 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Per 1 pasang Pengamatan Waktu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan industri yang semakin pesat ini, setiap perusahaan mempunyai cara tersendiri untuk memenuhi kepuasan dan menjaga kepercayaan konsumennya. Salah

Lebih terperinci

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Beta Pharmacon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi yang didirikan untuk mengantisipasi dan mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri pada saat ini memiliki persaingan yang sangat ketat akibat adanya globalisasi. Oleh sebab itu kualitas merupakan salah satu karakteristik utama bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penulisan ini, diperlukan teori teori yang mendukung, yang didapat dari mata kuliah yang pernah diajarkan dan dari referensi referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

MODUL II WORK MEASUREMENT

MODUL II WORK MEASUREMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 121 Lampiran A Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 122 Tabel Penyesuaian Metode Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Ketrampilan Superskil A1 +0,15 A2 +0,13 Excelent B1 +0,11 B2 +0,08 Good

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Mitra Manis Sentosa merupakan produsen makanan ringan yang didirikan pada tahun 1986. Bentuk badan hukum dari perusahaan ini adalah perseroan terbatas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN CV TKB merupakan perusahaan yang bergerak dibidang garmen. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 3 Maret 2008.Perusahaan ini terletak di Jl. Gardu Raya Km. 6 No. 27 Dramaga,

Lebih terperinci

KODE MODUL: BUS-208C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KODE MODUL: BUS-208C. Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG KODE MODUL: -208C Penyusun: TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Sinar Inti Electrindo Raya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, pemasaran panel Tegangan Menengah (TM) dan panel Tegangan Rendah (TR).Dalam

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154 LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp. 022-2013163 BANDUNG 015 MODUL No : 05 / KPB /S1 / 2010 Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI NOTE : SETIAP DIVISI WAJIB QUALITY CONTROL DI BAGIAN MASING-MASING KLIEN ORDER BESERTA DP 60% CUSTOMER SERVICE TERIMA ORDER ISI FORM ORDER OLEH KLIEN ACC

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk Laporan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suati pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data untuk Peramalan Permintaan Untuk peramalan permintaan pada bulan Januari April 2007 diperlukan data penjualan selama bulan Mei 2005 Desember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pula untuk berbagai kebutuhan lain. pakaian jadi pria, wanita maupun anak-anak dengan ukuran pemakaian kain

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pula untuk berbagai kebutuhan lain. pakaian jadi pria, wanita maupun anak-anak dengan ukuran pemakaian kain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kain merupakan benda budaya hasil karya manusia yang secara umum dikenal sebagai hasil tenunan yang dibuat untuk pakaian. Namun ada juga pakaian yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum PT STI PT STI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan spare part, machinery, engineering,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB) doi: https://doi.org/10.581/zenodo.106337 JURITI PRIMA (Junal Ilmiah Teknik Industri Prima) Vol. 1, No. 1, Juni 017 e-issn: 581-057X Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck

Lebih terperinci