BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Sebagai pelopor pengadaan suku cadang dan layanan servis motor istimewa, ASPIRA dan ASPIRA CARE SERVICE(ACS) telah melewati perjalanan panjang. Berawal dari sebuah perusahaan otomotif yang sangat mapan dan terpercaya, PT Astra Internasional, Tbk. (melalui divisi komponen PT Astra Otoparts, Tbk.) menjadikan ASPIRA kini dikenal sebagai salah satu pemain dalam pasar industri suku cadang dan layanan servis kendaraan bermotor. PT Astra Internasional, Tbk. hingga kini memiliki enam divisi bisnis antara lain, divisi otomotif, layanan finansial, alat-alat berat, agribisnis dan sistem teknologi informasi. Menyorot pada divisi otomotif, PT Astra Internasional, Tbk. membagi tiga bagian antara lain, grup mobil, motor dan komponen. Dalam grup komponen, PT Astra International, Tbk. menunjuk PT Astra Otoparts, Tbk.(AOP) untuk memegang peran dalam bidang fabrikasi dan distribusi suku cadang otomotif merek-merek terkemuka seperti Toyota, Honda Motorcycle, Nissan Diesel, Daihatsu, Peugeot, dll. untuk pasar domestik dan kebutuhan ekspor dari original equipment manufacturing(oem) dan after marketing replacement. Di bawah naungan PT Astra Internasional, Tbk., PT Astra Komponen Indonesia (distributor suku cadang ASPIRA dan ACS) mulai berkiprah sejak 1 Juli 2000 sebagai anak perusahaan dari PT Astra Otoparts, Tbk. ASPIRA adalah suku cadang yang didistribusikan oleh PT Astra Komponen Indonesia yang memiliki kualitas yang sama

2 32 dengan suku cadang yang genuine karena diproduksi di pabrik yang sama dengan suku cadang genuine dan material yang sama namun dijual dengan harga terjangkau Sejarah Perusahaan Di bawah naungan PT Astra International Tbk, PT Astra Komponen Indonesia mulai berkiprah sejak 1 Juli 2000 sebagai anak perusahaan PT Astra Otoparts Tbk. Namun perjalanannya yang panjang dalam memasarkan komponen otomotif telah dirintis sejak 1973 melalui divisi Astra Parts Sales Operation (APSO) sebelum kemudian dialihkan ke PT Astra Otoparts Tbk. Juli 1973 adalah saat awal berdirinya Parts Department dari PT Astra International - Honda Division untuk menangani kebutuhan Honda Genuine Parts sebagai back-up dengan memakai kemasan HM Co. dengan lambang sayap seperti yang ditampilkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Kemasan HM Co. Pada Tahun 1975 dengan meningkatnya penjualan unit sepeda motor Honda maka penjualan suku cadang juga ikut meningkat, ini dapat dilihat dari beredarnya suku cadang imitasi dan suku cadang HM Co. yang sudah masuk melalui importir umum,

3 33 sehingga perlu untuk memiliki identitas sendiri dengan menambah stiker ASTRA. Kemasan dan stiker tersebut ditampilkan pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Kemasan Honda dengan stiker ASTRA Pada tahun 1984 dengan meningkatnya produksi komponen lokal, maka Honda Division membuat kemasan "FEDERAL" untuk produk lokal, sedangkan untuk suku cadang import tetap menggunakan kemasan HM Co. Kemasan FEDERAL tersebut ditampilkan pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Kemasan FEDERAL Pada 1 Juli 1993 dikeluarkan kemasan baru "FEDERAL PARTS" dan penggunaan stiker Hologram ASTRA yang ditampilkan pada gambar 3.4.

4 34 Gambar 3.4 Kemasan FEDERAL PARTS dan stiker hologram ASTRA Pada 1 Desember 1996 diperkenalkan kemasan baru "Suku Cadang Asli Astra" dan stiker Hologram ASTRA yang ditampilkan pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Kemasan Suku Cadang Asli Astra dan stiker hologram ASTRA Pada 1 Juli 1999 PT Astra International membentuk divisi baru bernama PT Astra International - Parts Sales Operation untuk menangani semua penjualan "Suku Cadang Asli Astra". Pada 1 Januari 2000 PT Astra International - Parts Sales Operation memperkenalkan kemasan baru "ASPIRA" dengan logo PT Astra International dan stiker hologram "Astra International" untuk memasarkan suku cadang kendaraan bermotor roda 2 (Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki) dan Roda 4. Kemasan baru tersebut ditampilkan pada gambar 3.6.

5 35 Gambar 3.6 Kemasan ASPIRA untuk kendaraan bermotor roda 2 dan 4 Pada 1 Juli 2000 PT Astra International - Parts Sales Operation merger kepada PT Astra Komponen Indonesia (ASKI) dengan tetap menjual produk yang menggunakan kemasan "ASPIRA". Pada 1 Nopember 2000 diperkenalkan penggunaan kemasan baru "ASPIRA" dengan logo PT Astra Komponen Indonesia dan stiker hologram baru "Astra Komponen Indonesia" yang ditampilkan pada gambar 3.7. Gambar 3.7 Kemasan ASPIRA dengan logo PT. ASTRA Komponen Indonesia Dalam penggunaan stiker Hologram, dilakukan pengembangan desain khusus dari waktu ke waktu untuk menjamin keaslian produk yang dibeli konsumen yang ditampilkan pada gambar 3.8.

6 36 Gambar 3.8 Perkembangan stiker hologram PT. ASTRA Komponen Indonesia Struktur Organisasi Struktur Organisasi PT. ASTRA Komponen Indonesia dapat dilihat pada gambar 3.9 dan deskripsi tiap jabatan tidak dijabarkan disini karena alasan kerahasiaan perusahaan. Gambar 3.9 Struktur organisasi PT. ASTRA Komponen Indonesia

7 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Alur pengiriman barang yang berjalan saat ini di PT. ASTRA Komponen Indonesia adalah sebagai berikut : a. PT. ASTRA Komponen Indonesia mempunyai banyak salesman yang bertugas untuk mencari pelanggan dari berbagai toko di daerah Jakarta. Salesman tersebut berpusat di kantor yang terpisah dengan kantor PT. ASTRA Komponen Indonesia. Para salesman tersebut berkeliling di Jakarta untuk menawarkan produk ASPIRA ke berbagai toko. Setelah mendapatkan permintaan dari para pelanggan, mereka kembali ke kantor dan mengirimkan data-data permintaan dan pelanggan ke kantor PT. ASTRA Komponen Indonesia berupa SO (Sales Operation). b. Setelah SO diterima, dicetak DO (Demand Operation) untuk dapat melanjutkan proses pengiriman. c. Dengan data-data dari DO, para pekerja mulai men-unload barang dari gudang. Barang-barang yang tersimpan pada gudang berjumlah grosir dan yang akan dipakai pada pengiriman untuk daerah Jakarta bersifat retail atau berjumlah kecil karena pengiriman hanya kepada toko-toko penjual atau bengkel di Jakarta. Barang-barang yang ada di DO dikemas sesuai jumlah permintaan ke dalam plastik-plastik kemasan apabila jumlah yang diminta lebih kecil dari jumlah yang ada dalam kemasan sebelumnya. d. Setelah semua pengemasan selesai, barang-barang dikirim ke bagian pengecekan. Bagian ini kemudian mengecek apakah barang dan jumlahnya benar sesuai DO

8 38 yang dicetak sebelumnya. Apabila semua telah benar, barang-barang tersebut diberi label sesuai dengan daerah tujuan. e. Barang-barang ber-label tersebut dikelompokan di sebuah area loading sesuai dengan daerahnya masing-masing. Misalkan barang A bertujuan Tebet, barang B bertujuan Palmerah, maka barang A akan dikelompokan pada area Jakarta Selatan sedangkan barang B akan dikelompokan pada area Jakarta Barat. f. Barang-barang yang telah dikelompokan tersebut akan dimuat ke dalam alat transportasi yang ada berupa truk Colt Diesel Ankle yang dapat memuat 7 m 3. g. Beriringan dengan jalannya proses di atas, dibuat rute yang diinginkan sesuai dengan DO yang diterima pada hari tersebut. Rute yang dibuat akhirnya akan dipergunakan oleh pengendara truk untuk mengirimkan barang ke daerah yang dimaksud. Sekarang ini, pengiriman dilakukan dengan pengelompokan toko-toko yang berdekatan menjadi area-area tertentu sehingga satu kendaraan hanya melayani satu area. Jarak dari tiap kendaraan akan berbeda karena jumlah toko yang ada pada suatu area berbeda dengan area lainnya. Rute dengan jumlah toko yang lebih sedikit akan mempunyai banyak waktu kosong karena jarak yang ditempuh akan lebih pendek. Program yang ada sekarang memakai algoritma Farthest Insertion atau Farthest Addition yang kemudian disempurnakan dengan algoritma 3-opt. Masalah yang ada adalah bagaimana dapat memaksimalkan kinerja pengiriman barang yang telah ada tersebut.

9 Usulan Pemecahan Masalah Oleh sebab itu, dirancang program yang dapat memenuhi pembuatan rute untuk permintaan toko-toko di seluruh area Jakarta sehingga jarak dan kapasitas kendaraan dapat lebih dioptimalkan. Program ini akan menghitung jarak minimum untuk area-area yang terdapat di Jakarta sehingga memungkinkan untuk mengirimkan barang dengan jumlah kendaraan yang lebih sedikit. Dengan program ini diharapkan hasil yang dicapai dapat lebih optimal. 3.4 Perancangan Program Aplikasi Penerapan Discrete Particle Swarm Optimization Penerapan algoritma Discrete Particle Swarm Optimization sesuai dengan formulasi Bodin dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Inisialisasi DPSO Inisialisasi Parameter : Ukuran swarm, maksimum iterasi, alpha, beta, w, c 1, c 2, jumlah kendaraan, kapasitas kendaraan; Counter = 1; Inisialisasi velocity V; Inisialisasi posisi partikel X; Evaluasi partikel sesuai persamaan (2), (3), (4), (5), (8), (9), (10); Evaluasi fitness tiap partikel; Dapatkan nilai X localbest dan X globalbest ; 2. Hitung V localbest menurut persamaan (13) dan V globalbest menurut persamaan (14); Hitung nilai V menurut persamaan (15); 3. Dapatkan nilai X menurut nilai V;

10 40 Jika (random > V) X = 1; Selain itu X = 0; 4. Evaluasi hasil dengan syarat-syarat sesuai persamaan (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10); 5. Evaluasi fitness tiap partikel dengan persamaan (1); 6. Dapatkan nilai X localbest dan X globalbest dan perbaharui nilai X localbest dan X globalbest ; 7. Hasilkan solusi baru berdasarkan pair exchange; 8. Evaluasi hasil dengan syarat-syarat sesuai persamaan (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10); 9. Hitung fitness dari partikel tersebut dengan persamaan (1); 10. Jika fitness mempunyai hasil yang baik perbaharui solusi yang telah ada; 11. Evaluasi nilai X localbest dan X globalbest ; 12. Ulangi proses dari nomer 6 selama sejumlah iterasi 13. Counter = Counter + 1; 14. Ulangi proses dari nomer 2 sampai Counter > Maksimum Iterasi atau tidak mendapatkan nilai fitness yang lebih baik sebanyak 30 iterasi. 15. Tampilkan hasil optimalisasi; Perancangan Layar Perancangan Layar Utama Layar menu utama merupakan layar utama pada aplikasi di mana layar ini merupakan layar yang pertama kali muncul sewaktu menjalankan aplikasi serta layar terakhir yang tampil pada saat aplikasi berakhir. Komponen yang terdapat pada layar

11 41 menu utama adalah semua komponen menu yang mencakup fasilitas yang bisa dilakukan oleh aplikasi. Rancangan layar utama dapat dilihat pada gambar Menu PSO About Input Calculate Exit Vehicle Routing Problem Discrete Particle Swarm Optimization Studi Kasus : PT.ASTRA Komponen Indonesia Gambar 3.10 Rancangan Layar Utama Perancangan Layar Input Layar input merupakan layar di mana pengguna dapat memasukan data tentang daerah mana saja yang akan dipakai untuk pengiriman dan juga jumlah barang yang akan dikirim ke daerah tersebut. Rancangan layar input seperti pada gambar 3.11 hanya menampilkan sebagian dari daerah-daerah yang dapat dimasukan sebagai input. Jumlah semua daerah yang dapat dimasukan sebagai input adalah 31 daerah. Pada kolom daerah tersebut, kotak di sebelah kiri nama daerah dapat ditandai yang menandakan bahwa daerah tersebut akan dipakai sebagai input untuk daerah pengiriman dan perhitungan. Kotak sebelah kanan dari nama daerah adalah kotak permintaan. Kotak tersebut diisi dengan nilai sebagaimana nilai permintaan dari daerah yang bersangkutan. Tombol input digunakan untuk menyimpan hasil masukan dari pengguna dan tombol clear digunakan untuk menghapus semua isi kotak-kotak dalam layar input.

12 42 Input Daerah Permintaan Daerah Permintaan Penjaringan Otista Tanjung Priok Kramat Jati Pademangan Pasar Rebo Tambora Tebet Kelapa Gading Mampang Cempaka Putih Pasar Minggu Senen Clear Sawah Besar Input Back to Menu Gambar 3.11 Rancangan layar Input Perancangan Layar Calculate Layar Calculate merupakan layar yang akan ditampilkan bila pengguna memilih sub menu Calculate dan layar ini dipakai untuk perhitungan mencari rute sesuai dengan input yang telah dimasukan. Di layar ini pengguna dapat merubah variabel-variabel dalam perhitungan, jumlah iterasi, jumlah kendaraan, dan jumlah partikel. Disini juga ditampilkan hasil akhir dari perhitungan rute dengan menggambarkan posisi node-node tersebut dengan posisi x dan y. Rute-rute digambarkan dengan garis antara titik-titik

13 43 tersebut. Di layar ini juga ditampilkan nilai jarak dan kapasitas setelah perhitungan untuk setiap rute dan nilai jarak untuk keseluruhan. Selama melakukan iterasi diperlihatkan kotak penunjuk progress yang menunjukkan jumlah iterasi yang telah dilakukan. Tetapi kotak progress tidak selalu sampai penuh karena iterasi akan dihentikan apabila tidak mendapatkan fitness yang lebih baik selama 30 iterasi. Perincian dari layar Calculate dapat dilihat di gambar Discrete Particle Swarm Optimization Tampilan dari Posisi dan Rute Input variabel berupa alpha, beta, W, C 1, C 2, jumlah partikel, maksimum iterasi, jumlah kendaraan, dan kapasitas Inisialisasi Full Iteration View Image Back to Menu Tampilan dari hasil perhitungan Gambar 3.12 Rancangan Layar Calculate Tampilan progress bar Perancangan Layar About Pada layar ini ditampilkan data dari pembuat program, dan sedikit tentang program tersebut. Penggambaran layar About dapat dilihat pada gambar 3.13.

14 44 Menu PSO About Daniel Sagita / 09PAW Universitas Bina Nusantara Program Generating Routing Algoritma Discrete Particle Swarm Optimization Data Node diambil dari PT. ASTRA Komponen Indonesia Copyright Daniel Sagita 2007 version OK Gambar 3.13 Rancangan Layar About Perancangan Modul Modul Inisialisasi Modul ini merupakan modul yang dipergunakan untuk inisialisasi variabelvariabel yang nantinya akan dipergunakan untuk perhitungan. Variabel-variabel tersebut seperti nilai alpha, beta, w, c 1, c 2, jumlah partikel, maksimum iterasi, jumlah kendaraan, dan kapasitas kendaraan tiap kendaraan. Pada modul ini dilakukan inisialisasi posisi, velocity, p best, dan nilai g best. Inisialisasi posisi dan velocity dilakukan dengan random. Setelah itu dilakukan penggambaran node-node pada kanvas yang tersedia sesuai dengan jumlah node dan node yang terpilih dari modul input. Modul ini akan digambarkan dalam bentuk flowchart pada gambar 3.14.

15 Gambar 3.14 Flowchart modul inisialisasi 45

16 Modul Input Modul ini akan meminta user untuk memilih daerah mana saja yang akan dipakai untuk perhitungan dan pengiriman dengan memakai checkbox. Setelah memilih, perlu juga diisi nilai permintaan dari daerah yang dipilih tersebut. Setelah memilih daerahdaerah tersebut maka dapat diketahui jumlah node yang akan dipakai. Penggambaran modul tersebut seperti pada gambar 3.15.

17 47 Mulai Modul Set Counter = 0 Set i = 0 Set semua checkbox = not checked i++ i < 31 Tidak Tidak Ya Checkbox daerah = checked Counter = 0 Ya Tidak Ya Set pointer ke daerah ke i Tampilkan Message Set Jumlah Node = Counter Set demand = isi textbox permintaan daerah ke i Modul Selesai Counter = Counter + 1 Gambar 3.15 Flowchart modul input

18 Modul Cek Fitness Modul ini digunakan untuk mengecek apakah posisi yang telah terbentuk untuk tiap partikel tidak melewati nilai-nilai batasan yang ada berupa jumlah kapasitas dan jarak yang telah ditempuh tiap kendaraan. Apabila nilai tersebut telah melebihi batas, dilakukan modul Move Particle untuk dapat memindahkan posisi partikel tersebut untuk dapat mencapai nilai baru. Pengecekan ini dilakukan berulang-ulang hingga posisi partikel tersebut tidak lagi melebihi batasan-batasan tersebut. Penggambaran modul ini seperti pada gambar 3.16.

19 49 Mulai Modul Set Check = true Set j = 0 Set Kapasitas, Jarak Set Maksimum Jarak, Maksimum Kapasitas Set Jumlah Kendaraan Set g best dan p best Cek Partikel Jalankan modul storebest Jalankan modul Cek Partikel Jalankan modul Move Particle Ya j < Jumlah Kendaraan Tidak Check = false Ya Tidak j++ Jarak < maksimum jarak Tidak Modul Selesai Ya Kapasitas < maksimum kapasitas Tidak Set Check = false Ya Gambar 3.16 Flowchart modul Cek Fitness

20 Modul Store Best Modul ini berguna untuk menyimpan nilai terbaik yang ada. Nilai-nilai terbaik tersebut terbagi dua, yaitu nilai p best dan g best. Nilai p best untuk posisi partikel terbaik yang pernah dicapai oleh partikel tersebut. Sedangkan nilai g best diambil dari posisi terbaik yang pernah dicapai oleh semua partikel. Modul ini digambarkan dalam bentuk flowchart seperti pada gambar Gambar 3.17 Flowchart modul Store Best

21 Modul Move Particle Pada modul ini dilakukan update velocity dengan mencari nilai V localbest dan V globalbest. Setelah menemukan nilai-nilai tersebut, dipakai persamaan yang ada pada operasi DPSO untuk mendapatkan nilai velocity yang baru. Nilai velocity inilah yang akan dipakai untuk update position. Posisi yang telah ada sebelumnya di-update dengan cara mencari nilai random antara 0 dan 1. Setiap bit akan mencari nilai random yang akan dibandingkan dengan nilai velocity tiap bit. Bila nilai random tersebut lebih besar dari nilai velocity di posisi yang bersangkutan, maka nilai di posisi tersebut bernilai 1 dan bila tidak lebih besar bernilai 0. Setelah selesai, posisi tersebut dicek apakah setiap posisi hanya dilayani oleh satu kendaraan dan dilewati satu kali. Modul ini akan digambarkan seperti pada flowchart pada gambar 3.18.

22 Gambar 3.18 Flowchart modul Move Particle 52

23 Modul Tukar Modul ini berguna untuk melakukan Pair Exchange. Dengan adanya modul ini, variasi solusi yang ada akan semakin bervariasi. Urutan-urutan dari tiap partikel akan ditukar dengan yang bersebelahan untuk mendapatkan urutan baru. Modul ini akan diulangi berulang kali agar kombinasi urutan dari jumlah node tercapai. Nilai perulangan didapat setelah dilakukan percobaan untuk jumlah node tertentu karena nilai perulangan yang terlalu besar akan memakan waktu perhitungan yang lama sedangkan nilai perulangan yang terlalu kecil tidak akan menemukan nilai terbaik yang ingin dicapai. Modul ini akan digambarkan seperti pada flowchart pada gambar 3.19.

24 Gambar 3.19 Flowchart modul tukar 54

25 Modul Cek Partikel Modul ini berguna untuk mengecek partikel yang bersangkutan dengan batasanbatasan seperti apakah setiap node dilayani hanya oleh satu kendaraan dan dilalui satu kali. Bila node tersebut mempunyai nilai 1 lebih dari satu pada posisi yang bersangkutan, akan dilakukan random untuk nilai mana yang akan bernilai 1. Dan apabila pada posisi yang bersangkutan semua nilainya bernilai 0 atau tidak ada kendaraan yang melayani node tersebut, dilakukan random untuk mencari nilai mana yang akan dijadikan bernilai 1. Gambaran flowchart dari modul ini seperti pada gambar 3.20.

26 Gambar 3.20 Flowchart modul Cek Partikel 56

27 Perancangan Struktur Menu Pada bagian ini akan digambarkan susunan atau struktur menu yang dirancang pada program. Pada menu utama terdapat pilihan untuk memilih menu input, menu calculate, menu exit, dan menu exit. Penjabaran struktur menu dapat dilihat pada gambar Menu Utama Menu PSO Menu About Sub Menu Input Sub Menu Calculate Sub Menu Exit Gambar 3.21 Struktur Menu Diagram Transisi (State Transition Diagram) Pada gambar 3.22 ditampilkan diagram transisi dari menu utama. Diperlihatkan bahwa pengguna dapat memilih menu Input, Calculate, About, atau Exit. Jika pengguna memilih menu Input maka akan ditampilkan sub menu Input. Jika pengguna memilih menu Calculate maka akan ditampilkan sub menu Calculate yang dapat menghitung dan menampilkan rute dari data yang telah dimasukkan. Jika pengguna memilih menu About maka akan ditampilkan layar About dan jika memilih Exit maka program akan ditutup.

28 58 Gambar 3.22 Diagram Transisi dari Menu Utama Perancangan Spesifikasi Proses Berikut akan diberikan spesifikasi proses dalam aplikasi pembentukan rute menggunakan algoritma Discrete Particle Swarm Optimization PT. ASTRA Komponen Indonesia Proses Menu Utama Non-aktifkan pilihan menu Calculate Jika memilih menu Input maka Tampilkan menu Input Jika menekan tombol Input maka Jika tidak ada checkbox yang dipilih maka Tampilkan message Harap pilih daerah untuk

29 59 pengiriman Selain itu Tampilkan message Input Berhasil Ambil data daerah-daerah yang dipilih Aktifkan menu Calculate Akhir Jika Akhir Jika Jika menekan tombol Back to Menu maka Tutup form Input Kembali ke menu utama Akhir Jika Akhir Jika Jika memilih menu Calculate maka Non-aktifkan tombol Full Iteration Jika menekan tombol Inisialisasi maka Ambil data variabel Inisialisasi variabel Inisialisasi partikel Inisialisasi velocity V Inisialisasi posisi X Evaluasi fitness dari tiap partikel Inisialisasi X localbest dan X globalbest Gambarkan node-node pada kanvas Aktifkan tombol Full Iteration

30 60 Akhir Jika Jika memilih tombol Full Iteration maka Ulangi Perbaharui velocity Jalankan swarm Evaluasi fitness Perbaharui nilai X localbest dan X globalbest Ulangi Jalankan pair exchange Evaluasi fitness Jika fitness baik maka Posisi baru diterima Cek nilai best apakah perlu perbaharui Jika perlu maka Perbaharui nilai X localbest Perbaharui nilai X globalbest Akhir Jika Akhir Jika Sampai sejumlah iterasi Sampai maksimum iterasi atau fitness tidak lebih baik selama 30 iterasi Aktifkan tombol View Image Akhir Jika Jika memilih tombol View Image maka

31 61 Gambarkan rute pada kanvas Akhir Jika Jika memilih tombol Back to Menu maka Tutup form Tampil Kembali ke menu utama Akhir Jika Akhir Jika Jika memilih menu About maka Tampilkan data About pada form tersebut Jika menekan tombol OK maka Tutup data About pada form Tampilkan menu utama Akhir Jika Akhir Jika Jika memilih menu Exit Tutup form Utama Keluar dari aplikasi Akhir Jika Selesai Proses

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika dan Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI RUTE PENGIRIMAN SPARE PARTS DENGAN ALGORITMA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Pembahasan mengenai gambaran umum perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi perusahaan saat ini. 3.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Program aplikasi rute pengiriman barang dengan algoritma Genetik ini dibuat dan diuji dengan menggunakan komputer dekstop

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas dan tanggung jawab yang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas dan tanggung jawab yang BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.3 Gambaran Umum Perusahaan Pembahasan mengenai gambaran umum -perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas dan tanggung

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA OPTIMASI DISTRIBUSI LPG DARI AGEN KE TOKO KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI

PENERAPAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA OPTIMASI DISTRIBUSI LPG DARI AGEN KE TOKO KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI PENERAPAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION PADA OPTIMASI DISTRIBUSI LPG DARI AGEN KE TOKO KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI I MADE HARY KARTIKA PUTRA NIM. 0808605070 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. Toyota Motor Corporation (saham 49%), Jepang. Selama 30 tahun, PT. Toyota-

BAB II HASIL SURVEY. Toyota Motor Corporation (saham 49%), Jepang. Selama 30 tahun, PT. Toyota- BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota-Astra Motor PT. Toyota-Astra Motor yang didirikan pada tahun 1971 merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk (saham 51%) dengan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan NIKO FURNITURE adalah perusahaan swasta, yang didirikan pada tahun 2000. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mulai membaik, berdampak pula dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah industri sepeda motor.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya, hal-hal BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Program Algoritma Genetika dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip dan sifatsifat dari OOP (Object Oriented Programming) di mana dalam prosesnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi besar yang dilakukan oleh pihak perusahaan, perusahaan skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. investasi besar yang dilakukan oleh pihak perusahaan, perusahaan skala kecil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi bukanlah penghambat laju perkembangan sebuah perusahaan tetapi lebih ke arah solusi. Kenyataan demikian lebih didasarkan pada investasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM. struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta

PERANCANGAN PROGRAM. struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM 4. Perancangan Program Dalam perancangan program aplikasi ini, terlebih dahulu dibuat rancangan struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta.

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta. BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota-Astra Motor PT. Toyota-Astra Motor yang didirikan pada tahun 1971 merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk (saham 51%) dengan

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 PT Astra Otoparts Tbk Astra Intenational Tbk. adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dengan karyawan lebih dari 75.000 orang. Bisnis utama yang dijalankan

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lima tahun terakhir persaingan di dunia otomotif semakin ramai dan kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di industri otomotif.

Lebih terperinci

Gambar 4.75 Form Menu Utama (b)

Gambar 4.75 Form Menu Utama (b) 214 Gambar 4.75 Form Menu Utama (b) Kemudian user mencari dapat berdasarkan 2 kategori yaitu berdasarkan nama dan kode dari staf tersebut seperti pada Gambar 4.62 Form Menu Utama (b). 215 Gambar 4.76 Form

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Asia Tenggara didominasi oleh empat negara yang tercatat sebagai basis produksi kendaraan bermotor, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kegiatan bisnis di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama dengan banyaknya bisnis internasional yang semakin berkembang dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan.

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN. membaca partitur musik ini adalah sebagai berikut : hanya terdiri dari 1 tangga nada. dengan nada yang diinginkan. BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1. Algoritma Program Untuk mengimplementasikan ke dalam program aplikasi dibutuhkan algoritma, yaitu langkah-langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan, baris

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan, baris BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Model Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan, baris frekuensi.pemodelan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Model Metode Inverse Modified Discrete Cosine Transform (IMDCT) yang akan digunakan adalah suatu sistem yang terdiri dari banyaknya perulangan baris frekuensi.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan proses penyaluran produk dari produsen sampai ke tangan masyarakat atau konsumen. Kemudahan konsumen dalam menjangkau produk yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran umum perusahaan Pembahasan mengenai gambaran umum dari perusahaan meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab serta tata

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan

Lebih terperinci

L A M P I R A N B : Form Survey

L A M P I R A N B : Form Survey L A M P I R A N B : Form Survey Petunjuk Pengisian Kuisioner Konsumen. Jawab menggunakan tanda X. Bila terjadi kesalahan coret 2 kali X. 1. Jenis Kelamin Anda : a. Pria b. Wanita 2. Usia Anda : a. < 20

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu produk mempunyai peran yang penting dalam suatu mata rantai produksi. Hal yang paling relevan dalam pendistribusian suatu produk adalah transportasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori graf 2.1.1 Defenisi graf Graf G adalah pasangan {,} dengan adalah himpunan terhingga yang tidak kosong dari objek-objek yang disebut titik (vertex) dan adalah himpunan pasangan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengalami perkembangan usaha yang cukup menggembirakan.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengalami perkembangan usaha yang cukup menggembirakan. BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Aerohasanah Bermula dari suatu usaha keluarga tidak resmi yang dirintis sejak tahun 2003, CV.Aerohasanah yang terletak kurang lebih 20 km Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik atau distributor tentunya memiliki konsumen-konsumen yang harus dipenuhi kebutuhannya. Dalam pemenuhan kebutuhan dari masing-masing konsumen

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Perancangan Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, penulis membuat dahulu rancangan struktur menu, state transition diagram,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi optimaslisasi rute CVRP dengan algoritma Elitist Ant System

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Program aplikasi optimaslisasi rute CVRP dengan algoritma Elitist Ant System BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Program aplikasi optimaslisasi rute CVRP dengan algoritma Elitist Ant System ini dibuat dan diuji dengan menggunakan komputer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Merek perusahaan dapat membedakan produk barang atau jasa nya dengan produk lain

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Perencanaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan CV Madrhos merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik, khususnya memproduksi bedak dengan merk Trisna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, permintaan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, permintaan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, permintaan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor sangat tinggi. Hal ini menyebabkan setiap produsen sepeda motor berinovasi untuk menghadirkan produk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Gambaran Umum dan Struktur Organisasi 3.1.1. Gambaran Umum PT Hungi Textilindo (HT) PT Hungi Textilindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garment. Bertempat di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. meneruskan keinginan ayahnya untuk mengembangkan usaha yang telah dirintis

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. meneruskan keinginan ayahnya untuk mengembangkan usaha yang telah dirintis BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Latar Belakang PT. Cahaya Olo Mas 3.1.1 Sejarah Organisasi Berdirinya PT Cahaya Olo Mas diawali oleh Bapak Rinaldy Tjahaja yang ingin meneruskan keinginan ayahnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Manusia mempunyai kemampuan untuk belajar sejak dia dilahirkan, baik diajarkan maupun belajar sendiri, hal ini dikarenakan manusia mempunyai jaringan saraf.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam cakupan kegiatan disribusi, perusahaan harus bisa merancang jaringan distribusi yang tepat. Keputusan tentang perancangan jaringan distribusi harus mempertimbangkan tradeoff antara

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Rancangan Aplikasi Program aplikasi motion detection yang akan dirancang memiliki struktur hirarki di mana terdapat 3 sub menu dari menu utamanya yaitu sub menu file,

Lebih terperinci

transaksi yang ingin dilihat detailnya.

transaksi yang ingin dilihat detailnya. L26 Gambar L36 Form view order penjualan pembayaran - User dapat melihat detail dari transaksi dengan cara memilih transaksi yang ingin dilihat detailnya, kemudian menekan tombol LIHAT DETAIL, atau bisa

Lebih terperinci

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN BAB 3 ALGORITMA DAN PERANCANGAN 3.1 Algoritma Program Dibutuhkan algoritma untuk diimplementasikan ke dalam program aplikasi ini, yaitu langkah langkah instruksi sehingga dicapai hasil yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1. Spesifikasi Rumusan Rancangan Program aplikasi ini terdiri dari 2 bagian, bagian input data dan bagian analisis data. Bagian Input Data: pada bagian ini user akan diminta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, yang terbagi atas 4

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Best Global Ekspress yang terletak di Jalan Pluit Mas Blok L no 1, Pluit, Jakarta Utara didirikan

Lebih terperinci

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 35 Bab III PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1 Spesifikasi Rumusan Rancangan Perancangan program aplikasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu proses, yaitu : proses input dan hasil keluaran atau output Proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tabel 3.1 Tabel isi wawancara. menggunakan perhitungan manual memang waktu yang diperlukan

LAMPIRAN. Tabel 3.1 Tabel isi wawancara. menggunakan perhitungan manual memang waktu yang diperlukan L1 LAMPIRAN 1. Tabel Wawancara Tabel 3.1 Tabel isi wawancara No Pertanyaan Jawaban 1. Apakah menurut Bapak proses Tergantung dari banyaknya order perencanaan produksi pada PT. yang masuk serta batas waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Jadi manusia dalam hal ini para

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Jadi manusia dalam hal ini para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas serta semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, menimbulkan persaingan yang ketat pula. Dimana

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi persoalanpersoalan yang muncul dalam pembuatan sistem, hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menerapkan kombinasi algoritma NN dan metode heuristik untuk membuat program bagi kasus Sequential 2L-CVRP dengan memberikan usulan rute dan peletakan barang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Perancangan Program 3.1.1 Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak atau piranti lunak adalah: 1. Program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012), angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem logistik yang bertanggungjawab akan perpindahan material antar fasilitas. Distribusi berperan dalam membawa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. algoritma djikstra, beberapa kebutuhan yang diperlukan meliputi : f. Menyimpan data titik, garis dan gambar

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. algoritma djikstra, beberapa kebutuhan yang diperlukan meliputi : f. Menyimpan data titik, garis dan gambar BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Kebutuhan Aplikasi Untuk membangun aplikasi lintasan terpendek dengan menggunakan algoritma djikstra, beberapa kebutuhan yang diperlukan meliputi : a.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Algoritma Algoritma berasal dari kata Algoris dan Ritmis yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammad Ibn Musa Al Khowarizmi dalam buku Al-jabr w almulqabala

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN PROGRAM DAN HASIL PENGUJIAN

BAB 4 PENGUJIAN PROGRAM DAN HASIL PENGUJIAN BAB 4 PENGUJIAN PROGRAM DAN HASIL PENGUJIAN Pada bab ini disajikan hasil pengujian program beserta spesifikasi sistem yang digunakan dalam pengujian program optimasi pencarian rute terpendek dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 75 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah penggunaan system informasi dalam pengolahan suatu data sehingga dihasilkan dalam bentuk informasi yang akan digunakan dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan dilaksanakan untuk memperoleh masukan mengenai objek yang akan diteliti. Pada penelitian perlu adanya rangkaian langkah-langkah yang

Lebih terperinci

Gambar 4.40 Layar Pelanggan

Gambar 4.40 Layar Pelanggan 162 penghapusan dapat ditekan tombol tidak, maka akan kembali ke layar pegawai. 1. Layar Pelanggan Kemudian jika user meng-klik menu pelanggan maka akan ditampilkan layar pelanggan dan muncul submenu input

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN POGRAM APLIKASI

BAB 3 PERANCANGAN POGRAM APLIKASI BAB 3 PERANCANGAN POGRAM APLIKASI 3.1 Perancangan Program 3.1.1 Struktur Menu Program aplikasi yang dirancang memiliki struktur dimana terdapat dua sub menu dari menu utamanya. Bentuk struktur menu program

Lebih terperinci

GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN. Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1

GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN. Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1 GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING BAB 4 INTI TRAINING 4.1 ALUR PEMBELIAN Diagram Alur Transaksi Pembelian 4.1.1 GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING 4.1.1 Analisa PR Menu analisa PR ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan manusia, terutama dalam perusahaan dan industri. Dengan berbasiskan teknologi informasi,

Lebih terperinci

1 P a n d u a n A p l i k a s i S i H a r g a W i

1 P a n d u a n A p l i k a s i S i H a r g a W i 1 P a n d u a n A p l i k a s i S i H a r g a W i Daftar Isi Daftar Isi... 2 A. Login Aplikasi SiHargaWi... 3 B. Input Data Harga Barang di Pasar... 9 C. Website Sihargawi... 17 D. Penutup... 22 2 P a

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pengiriman barang, pemilihan jalur yang tepat sangat penting dalam meminimalkan biaya dan waktu pengiriman barang. Penggunaan teknologi dapat membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan berkembang semakin ketat. Masing masing perusahaan berupaya untuk menguasai pangsa pasar sebesar-besarnya guna memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendistribusian suatu barang merupakan persoalan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari baik oleh pemerintah maupun oleh produsen. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap aplikasi yang dibangun. Tahapan ini dilakukan setelah analisis dan perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya

Lebih terperinci

Perangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search

Perangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search Perangkat Lunak Simulasi Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP) dengan Tabu Search Danny Manongga, Theophilus Wellem, Kasih Septi Fakultas Tekonologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Dipenogoro

Lebih terperinci

Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok. Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke

Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok. Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke 184 Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke tabel pemasok jika kolom nama, alamat dan telepon pemasok telah diisi. 185 Gambar 4.58 Layar Transaksi Pembelian

Lebih terperinci

tentang perubahan kondisi aplikasi dijalankan :

tentang perubahan kondisi aplikasi dijalankan : 253 Gambar 4.22 Halaman Ganti Password Halaman ini digunakan oleh semua pengguna aplikasi ini untuk menggantikan kode sandi pengaksesan aplikasi. Dengan memasukkan kode sandi lama, kemudian memasukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tahun

BAB I PENDAHULUAN Tahun Volume Produksi (Miliyar Liter) BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Air merupakan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG

MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG MEMPELAJARI PERSEDIAAN BAHAN BAKU ALUMUNIUM INGOT AC4B DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PABRIK CAKUNG Disusun Oleh: Nama : Anda Daniel Siallagan NPM : 30412733 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek adalah proses untuk BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi rancangan program Secara garis besar program dapat dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu deteksi objek, analisis blob, SMS service, dan video saving. Deteksi objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat dan peningkatan permintaan pelayanan lebih dari pelanggan. Dalam memenangkan persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos.

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. Berdiri sejak 15 Desember 1999, menjadi suplemen Jawa Pos. Perkembangan Radar Malang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN KECERDASAN-BUATAN ROBOT PENCARI JALUR

BAB III PERANCANGAN KECERDASAN-BUATAN ROBOT PENCARI JALUR BAB III PERANCANGAN KECERDASAN-BUATAN ROBOT PENCARI JALUR Kecerdasan-buatan yang dirancang untuk robot pencari jalur ini ditujukan pada lingkungan labirin (maze) dua dimensi seperti ditunjukkan oleh Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Analisis Permasalahan TSP merupakan suatu masalah klasik yang telah ada sejak tahun 1800-an, sejauh ini telah cukup banyak metode yang diciptakan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International.

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi Dealer Otomotif terbaik di Indonesia dengan praktek usaha & pelayanan pelanggan bertaraf International. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT AUTO2000 PT. Astra international, Tbk Toyota Sales Operation (AI-TSO), dengan AUTO2000 sebagai merk perusahaan, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

Cara Menjalankan Aplikasi Bengkel Resmi Sepeda Motor Daerah Istimewa Yogyakarta

Cara Menjalankan Aplikasi Bengkel Resmi Sepeda Motor Daerah Istimewa Yogyakarta Cara Menjalankan Aplikasi Bengkel Resmi Sepeda Motor Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Buka aplikasi Bengkel resminya, maka akan muncul 3 menu yaitu menu Pencarian, menu Tentang dan menu Kritik Dan Saran.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini,

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, 34 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Spesifikasi Perancangan Dalam perancangan program aplikasi optimalisasi pemesanan bahan baku ini, penulis membuat dahulu rancangan struktur menu, state transition diagram,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari hampir semua aktivitas industri adalah menekan biaya produksi dan biaya operasional seminimal mungkin guna mendapatkan keuntungan semaksimal

Lebih terperinci

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno

Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Manual Penggunaan Algoritma Evolusi Diferensial untuk Mengoptimasikan Rute Kendaraan Akhmad Hidayatno Armand Omar Moeis Komarudin Aziiz Sutrisno Laboratorium Rekayasa, Simulasi dan Pemodelan Sistem Departemen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Supply Chain Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Semakin tingginya perkembangan industri membuat persaingan setiap pelaku industri semakin ketat dan meningkat tajam. Setiap pelaku industri harus mempunyai strategi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Aplikasi penyelesaian permainan Hashi dalam mencari solusi pada bahasan ini menggunakan teknik penyelesaian Hashi yang digunakan dalam menyelesaikan permainan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : operasi yang paling banyak digunakan.

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : operasi yang paling banyak digunakan. 20 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Teknis Perancangan Program Dalam proses perancangan program aplikasi, digunakan metode Waterfall Model. Hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Program

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Chemindo Ekatama didirikan pada tahun 1992 oleh Bapak Anton Widodo. PT. Chemindo Ekatama ini memiliki kantor di Gading Bukit Indah blok O-11, Kelapa

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Astra International Tbk. - Honda Cabang Basuki Rahmat Palemabang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distributor penjualan kendaraan sepeda motor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah salah satu tampilan error di mana ketika seorang Operational Manager

LAMPIRAN. Berikut adalah salah satu tampilan error di mana ketika seorang Operational Manager LAMPIRAN Keamanan Data Berikut adalah salah satu tampilan error di mana ketika seorang Operational Manager ingin memasukkan data barang pada basis data. Error ini terjadi karena Operational Manager tidak

Lebih terperinci

BAB 5 IMPLEMENTASI. 5.1 Jadwal Implementasi Sistem. Untuk membantu pengguna dalam pemakaian basis data diberikan panduan

BAB 5 IMPLEMENTASI. 5.1 Jadwal Implementasi Sistem. Untuk membantu pengguna dalam pemakaian basis data diberikan panduan BAB 5 IMPLEMENTASI 5.1 Jadwal Implementasi Sistem Untuk membantu pengguna dalam pemakaian basis data diberikan panduan pengoperasiannya. Jadwal dari rencana implementasi adalah sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Transportasi merupakan bagian dari distribusi. Ong dan Suprayogi (2011) menyebutkan biaya transportasi adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci