BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika lingkungan eksternal membuat setiap perusahaan berpotensi terperangkap pada paradoks kesuksesan, karena mereka terpaku pada kesuksesan sebelumnya yang tidak dapat memprediksi dan mencerminkan kesuksesan di masa yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat mereka cenderung menggunakan cara-cara yang sama seperti sebelumnya tanpa menyadari bahwa kondisi eksternal secara alamiah selalu berubah dan perubahannya sulit diprediksi (Atuahena-Gima, 2005; Jaworski dan Kohli, 1993). Perubahan tersebut terjadi karena para pelaku pasar yang digambarkan dalam five forces model merubah perilakunya (Porter, 1980). Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk beradaptasi terhadap setiap perubahan agar dapat bertahan dan mendapatkan keuntungan. Proses adaptasi ini tidak hanya bertujuan untuk bertahan terhadap perubahan lingkungan saat ini tetapi juga mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan selanjutnya dengan mempelajari kompetensi baru (Tushman dan O Reilly, 1996; Gibson dan Birkinshaw, 2004; March, 1991; Fiol dan Lyles, 1985; Yeung et al., 1999). Kedua orientasi ini apabila dilakukan secara bersamaan dapat menciptakan organizational ambidexterity yang mampu membawa perusahaan menghadapi setiap perubahan lingkungan eksternal (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Tushman dan O Reilly, 1996; Fiol dan Lyles, 1985). Artinya, 1

2 organizational ambidexterity akan tercipta ketika organisasi mampu memaksimalkan kinerja sumberdayanya pada dua aktivitas yang berbeda secara bersamaan (Gibson dan Birkinshaw, 2004; He dan Wong, 2004; March, 1991). Misalnya, eksplorasi dan eksploitasi (March, 1991), cost leadership dan product differentiation (Porter, 1980), dan alignment dan adaptability (Gibson dan Birkinshaw, 2004). Menurut Wernerfelt (1984) dan Barney (1991) organisasi merupakan sekumpulan sumberdaya. organisasi dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal apabila sumberdaya tersebut produktif yaitu sumberdaya yang tidak hanya dapat dimaksimalkan dengan mengeksploitasinya tetapi juga mampu mengeksplorasinya (Wernerfelt, 1984). Organisasi yang hanya memiliki sumberdaya saja akan kesulitan untuk dapat bertahan dan tumbuh di tengah tingginya tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan (Amit dan Schoemaker, 1993; Barney, 1991; Wernerfelt, 1984). Oleh karena itu, mereka menegaskan bahwa dibutuhkan kompetensi yang tepat untuk menggunakan dan memanfaatkan sumberdaya tersebut. Dengan begitu, organisasi akan dapat dapat menciptakan dan memberikan nilai yang lebih baik kepada pelanggan melalui produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan (Wang dan Rafiq, 2014; Gibson dan Birkinshaw, 2004; Yeung et al., 1999). Kompetensi memiliki peran penting bagi kesuksesan perusahaan karena kompetensi merupakan sumber keunggulan bersaing organisasi untuk dapat bertahan, tumbuh dan menghasilkan kinerja superior (Barney, 1991; Reimann, 1982; Prahalad dan Hamel, 1990; Bogner et al., 1999). Karena dengan adanya 2

3 kompetensi yang tepat perusahaan dapat memberikan nilai manfaat yang lebih baik kepada pelanggan serta kompetensi tersebut sulit untuk ditiru pesaing (Barney, 1991; Bogner et al., 1999). Selain itu, dengan memiliki kompetensi yang kuat juga dapat membawa organisasi untuk masuk ke berbagai macam pasar (Prahalad dan Hamel, 1990). Kompetensi tidak bisa didapatkan dengan mudah, dalam kurun waktu yang singkat ataupun di pasar bebas. Namun, kompetensi hanya didapatkan melalui proses pembelajaran secara kolektif yang dilakukan anggota organisasi dari waktu ke waktu agar dapat menjadi keunggulan bersaing perusahaan (Prahalad dan Hamel, 1990; March, 1991; Bogner et al., 1999; Henderson dan Cockburn, 1994; Schilling dan Kluge, 2009; Dierickx dan Cool, 1989). Oleh karena itu, proses pembelajaran merupakan kunci utama untuk membangun kompetensi, karena dengan belajar organisasi mampu untuk memahami dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (Fiol dan Lyles, 1985; Wick dan León, 1995; Yeung et al., 1999). Secara konseptual, organizational ambidexterity merupakan kemampuan organisasi menyeimbangkan antara aktivitas eksplorasi kompetensi yang telah dimiliki perusahaan dan eksploitasi kompetensi baru bagi perusahaan (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Simsek et al., 2009; Tushman dan O Reilly, 1996; March, 1991). Selama ini, eksplorasi dan eksploitasi diasumsikan sebagai aktivitas yang saling bertentangan (Duncan 1976 dalam Gibson dan Birkinshaw, 2004; Duncan 1976 dalam Wang dan Rafiq, 2014). Dengan demikian, keseimbangan keduanya bisa didapatkan secara terpisah melalui mekanisme struktural yang dilakukan pada 3

4 unit atau mekanisme yang berbeda ataupun temporal yang dilakukan secara bergantian (Gupta et al., 2006; Simsek et al., 2009). Karena masing-masing aktivitas membutuhkan sumberdaya dan memiliki orientasi kerja yang sangat berbeda satu sama lainnya (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Simsek et al., 2009; March, 1991). Kedua aktivitas tersebut tidak akan terganggu dan dikorbankan satu sama lainnya untuk memenuhi kedua aktivitas tersebut (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Gupta et al., 2006; Simsek et al., 2009; March, 1991; Tushman dan O Reilly, 1996; O Reilly dan Tushman, 2004). Gibson dan Birkinshaw (2004) menegaskan bahwa integrasi dan keseimbangan eksplorasi dan eksploitasi paling baik didapatkan secara kontekstual yang dilakukan pada unit atau mekanisme yang sama. Menurut mereka organisasi tidak perlu memisahkan sumberdaya untuk masing-masing aktivitas. Dengan begitu, perusahaan akan terhindar dari biaya tambahan dan masalah ketika mengkoordinasikan keduanya apabila dilakukan pada unit yang berbeda (ambidexterity struktural). Secara empiris, penelitian ambidexterity kontekstual lebih banyak terfokus pada strategi perusahaan (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Sarkess et al., 2010) dan orientasi perusahaan terhadap inovasi (He dan Wong, 2004; Lubatkin et al., 2006; Uotila et al., 2009; Cao et al., 2009; Jansen et al., 2012). Namun, belum banyak penelitian empiris pada ambidexterity kontekstual khususnya eksplorasi dan eksploitasi kompetensi (Wang dan Rafiq, 2014; Atuahena-Gima, 2005; Auh dan Menguc, 2005). Padahal eksplorasi dan eksploitasi kompetensi yang dilakukan melalui pembelajaran organisasi adalah aliran utama dalam penelitian 4

5 ambidexterity (Almahendra dan Ambos, 2015; March, 1991). Selain itu, eksplorasi dan eksploitasi kompetensi ini merupakan sumber keunggulan bersaing organisasi untuk dapat bertahan, tumbuh dan menghasilkan kinerja superior (Barney, 1991; Reimann, 1982; Prahalad dan Hamel, 1990; Bogner et al., 1999). Implementasi ambidexterity kontekstual membutuhkan dukungan konteks organisasi yang akan membentuk perilaku individu dan organisasi itu sendiri (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Ghoshal dan Bartlett, 1994). Sebagai faktor pendukung penerapan ambidexterity, konteks organisasi harus memiliki keseimbangan antara elemen yang ada di dalamnya yaitu keseimbangan antara hard elements dan soft elements (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Ghoshal dan Bartlett, 1994). Karena dengan adanya keseimbangan antara kedua elemen tersebut akan tercipta lingkungan yang mendukung individu untuk ikutserta pada aktivitas ambidexterity. Salah satu faktor konteks organisasi yang mendukung perusahaan melakukan eksplorasi dan eksploitasi kompetensi secara bersamaan adalah budaya organisasi (Wang dan Rafiq, 2014; Gibson dan Birkinshaw, 2004). Budaya dapat mendorong organisasi menjadi disiplin, kreatif dan inovatif (Andriopoulos, 2001; McLean, 2005; Jelinek dan Schoonhoven 1993 dalam Wang dan Rafiq, 2014). Hard elements di representasikan pada budaya birokrasi yang mendorong organisasi menjadi disiplin dan soft element di representasikan pada budaya inovatif yang mendorong organisasi menjadi kreatif dan inovatif (Deshpandé et al., 1993; Andriopoulos, 2001; McLean, 2005; Jelinek dan Schoonhoven 1993 dalam Wang dan Rafiq, 2014). Khususnya pada industri kreatif yang aktivitas 5

6 bisnisnya sangat bergantung pada pemanfaatan kreativitas, keterampilan dan bakat individu (Depdag RI, 2008). Oleh karena itu, perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain melakukan eksplorasi dan eksploitasi kompetensi agar dapat bertahan dan menghasilkan kinerja superior (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Raisch dan Birkinshaw, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar peneliti berpendapat bahwa budaya organisasi merupakan faktor pendukung penerapan ambidexterity kontekstual (Wang dan Rafiq, 2014; Gibson dan Birkinshaw, 2004). Secara konseptual, integrasi dan keseimbangan antara eksplorasi dan eksploitasi tidak hanya bertujuan untuk membuat perusahaan bertahan terhadap perubahan lingkungan eksternal tetapi juga untuk terus tumbuh dengan menghasilkan kinerja superior (Junni et al., 2013; Gibson dan Birkinshaw, 2004; He dan Wong, 2004; Raisch dan Birkinshaw, 2008; Raisch et al., 2009; Levinthal dan March, 1993; Tushman dan O Reilly, 1996; March, 1991; O Reilly dan Tushman, 2004). Namun, bukti empiris mengenai pengaruh ambidexterity terhadap kinerja perusahaan ini masih sangat terbatas khususnya dalam konteks Indonesia (Raisch dan Birkinshaw, 2008). Bahkan pada penelitian Venkatraman et al., (2007) pengaruh ambidexterity kontekstual terhadap kinerja perusahaan tidak mendapatkan dukungan secara empiris meskipun mereka menemukan bahwa penerapan ambidexterity secara temporal berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, penelitian Jansen et al., (2006) dan Atuahena-Gima (2005) tidak secara tegas mengatakan bahwa keduanya merupakan ambidexterity meskipun keduanya dilakukan secara bersamaan dan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. 6

7 Penelitian empiris telah membuktikan bahwa penerapan ambidexterity sangat mempengaruhi kinerja perusahaan baik secara finansial (Jansen et al., 2012; Sarkess et al., 2010; Cao et al., 2009; Uotila et al., 2009; Rothaermel dan Alexandre, 2009; Lubatkin et al., 2006; He dan Wong, 2004; Auh dan Menguc, 2005) dan nonfinansial (Wang dan Rafiq, 2014; Sarkess et al., 2010; Atuahena- Gima, 2005). Namun, pengukuran kinerja yang digunakan para peneliti sebelumnya lebih banyak terfokus pada satu dimensi yaitu penjualan (He dan Wong, 2004; Venkatraman et al., 2007); profitabilitas (Rothaermel dan Alexandre, 2009; Jansen et al., 2006); produk baru (Wang dan Rafiq, 2014; Atuahene-Gima, 2005). Pengukuran tersebut memungkinkan terjadinya bias (Junni et al., 2013; Raisch dan Birkinshaw, 2008) dan kesalahan pengukuran (Boyd et al., 2005). Hal ini membuat penerapan ambidexterity tidak mampu menjelaskan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengukuran kinerja yang multidimensional agar implementasi ambidexterity kontekstual mampu menjelaskan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan (Junni et al., 2013; Raisch dan Birkinshaw, 2008; Boyd et al., 2005). Secara konseptual, kinerja suatu perusahaan ditentukan oleh perilaku (conduct) perusahaan baik yang didorong oleh faktor eksternal (Porter, 1980) maupun faktor internal (Barney, 1991). Ambidexterity kontekstual merupakan salah satu bentuk dari perilaku yang diterapkan perusahaan. Namun, penerapan ambidexterity belum banyak dikaji sebagai variabel pemediasi pada penelitian empiris (Wang dan Rafiq, 2014; Gibson dan Birkinshaw, 2004). Karena penelitian empiris yang banyak dilakukan selama ini lebih terfokus menguji faktor anteseden 7

8 (Lubatkin et al., 2006; Jansen et al., 2006) dan outcome penerapan ambidexterity kontekstual (Sarkess et al., 2010; Cao et al., 2009; Uotila et al., 2009; Rothaermel dan Alexandre, 2009; Lubatkin et al., 2006; Auh dan Menguc, 2005; He dan Wong, 2004). Lebih jauh, pada penelitian Lubatkin et al. (2006) dan Jansen et al. (2006) menemukan faktor anteseden dan outcome dari penerapan ambidexterity, namun mereka tidak menguji peran ambidexterity sebagai variabel pemediasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji peran ambidexterity sebagai variabel pemediasi. Karena secara konseptual ambidexterity merupakan bentuk perilaku perusahaan yang memiliki faktor pendorong dan akan memberikan hasil bagi perusahaan (Porter, 1980; Barney, 1991). Implementasi ambidexterity memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian perusahaan secara finansial (He dan Wong, 2004; Auh dan Menguc, 2005; Lubatkin et al., 2006; Jansen et al., 2006; Venkatraman et al., 2007; Cao et al., 2009; Uotila et al., 2009; Rothaermel dan Alexandre, 2009; Sarkess et al., 2010; Jansen et al., 2012), maupun nonfinansial (Wang dan Rafiq, 2014; Sarkess et al., 2010; Atuahena-Gima, 2005). Namun, belum banyak penelitian empiris yang mempertimbangkan adanya pengaruh dari kondisi pasar yang secara alamiah bersifat dinamis karena dapat dengan mudah berubah dan sulit diprediksi (Wang et al., 2015; Atuahena-Gima, 2005; Jaworski dan Kohli, 1993). Lebih jauh, perubahan yang terjadi juga akan berbeda tergantung pada tingkat dinamismenya pasar tersebut. Menurut Eisenhardt dan Martin (2000) pada pasar yang tingkat dinamismenya rendah perubahan yang terjadi bersifat linier sehingga hasil dan arah perubahannya dapat diprediksi. Sedangkan, pada pasar yang tingkat 8

9 dinamismenya tinggi perubahan yang terjadi bersifat nonlinier sehingga hasil dan arah perubahannya sulit diprediksi. Kondisi pasar ini berperan penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan karena masing-masing kondisi dapat memberikan motivasi dan ide-ide baru yang berbeda bagi perusahaan dalam merespon lingkungannya (Hurley dan Hult, 1998; Jaworksi dan Kohli, 1993; Porter, 1980). Oleh karena itu, kondisi pasar dimungkinkan dapat mempengaruhi tingkat efektivitas penerapan ambidexterity kontekstual (Raisch dan Birkinshaw, 2008; Gibson dan Birkinshaw, 2004; Eisenhardt dan Martin 2000; Hurley dan Hult, 1998; Jaworksi dan Kohli, 1993; Porter, 1980). Hal ini didukung oleh dugaan Gibson dan Birkinshaw, (2004) bahwa kondisi eksternal menjadi batasan tersendiri bagi organisasi untuk berperilaku sehingga dimungkinkan akan mempengaruhi efektivitas ambidexterity kontekstual dan efektivitasnya mungkin akan bervariasi (berbeda) tergantung pada tingkat dinamisnya pasar tersebut (He dan Wong, 2004). Mengacu pada keterkaitan beberapa aspek diatas, maka peneliti bertujuan untuk menguji pengaruh langsung antara budaya organisasi dan ambidexterity kontekstual serta dampaknya terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini mencoba memberikan bukti empiris terhadap faktor pendukung dan dampak penerapan ambidexterity kontekstual pada kondisi pasar yang dinamis khususnya dalam konteks industri kreatif. Penelitian ini juga menggabungkan teori dari beberapa domain teori yang berbeda-beda. Teori pembelajaran organisasi (March, 1991; Crossan et al., 1999) sebagai dasar memahami ambidexterity kontekstual (eksplorasi dan eksploitasi kompetensi). Teori organizational ambidexterity 9

10 (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Simsek et al., 2009) untuk mengkaji manfaat dari penerapan ambidexterity kontekstual dan teori kontingensi (Miller, 1981; Drazin dan Van De Ven, 1985) untuk memahami kondisi lingkungan eksternal yang dinamis khususnya dinamisme pasar. Hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian. Penelitian-penelitian terdahulu lebih banyak terfokus pada industri high-tech yang memang dituntut untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi secara bersamaan karena didorong oleh cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi (Lubatkin et al., 2006; Andriopoulus dan Lewis, 2009; Rothaermel dan Alexandre, 2009). Hal inilah yang menyebabkan penelitian ambidexterity pada industri lain masih sangat terbatas, padahal beberapa penelitian empiris telah menemukan penerapan ambidexterity pada industri manufaktur (He dan Wong, 2004; Uotila et al., 2009) dan jasa (Jansen et al., 2006; Jansen et al., 2012). Oleh karena itu, peneliti menduga bahwa industri kreatif juga mampu menerapkan ambidexterity, karena penerapannya sangat bergantung pada integrasi dan keseimbangan keduanya bukan mengutamakan tipe industrinya (Gibson dan Birkinshaw, 2004; Simsek et al., 2009; Levinthal dan March, 1993; March, 1991). Meskipun, secara konseptual dan empiris lingkungan eksternal juga berperan penting terhadap penerapannya (Raisch dan Birkinshaw, 2008; Gibson dan Birkinshaw, 2004; Tushman dan O Reilly, 1996; Porter, 1980). 10

11 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti menemukan beberapa masalah penelitian yang masih perlu dikaji, dipelajari dan dibuktikan secara empiris. Pertama, budaya organisasi yang menjadi fondasi dan pembentuk perilaku individu dan organisasi belum banyak dikaji secara empiris sebagai faktor pendukung implementasi ambidexterity kontekstual khususnya dalam konteks Indonesia (Wang dan Rafiq, 2014; Gibson dan Birkinshaw, 2004; McLean, 2005; Barney, 1991, 1986). Kedua, bukti empiris pengaruh ambidexterity terhadap kinerja perusahaan masih sangat terbatas khsususnya dalam konteks Indonesia (Raisch and Birkinshaw, 2008). Selain itu, variabel kinerja perusahaan yang digunakan para peneliti terdahulu hanya terfokus pada satu aspek yaitu penjualan (He dan Wong, 2004; Venkatraman et al., 2007) atau (Jansen et al., 2006; Rothaermel dan Alexandre, 2009) atau produk baru (Wang dan Rafiq, 2014; Atuahene-Gima, 2005). Hal ini memungkinkan terjadinya bias (Raisch dan Birkinshaw, 2008; Junni et al., 2013) dan kesalahan pengukuran (Boyd et al., 2005). Dengan begitu, kesuksesan perusahaan tidak mampu dijelaskan secara keseluruhan dari penerapan ambidexterity (Raisch dan Birkinshaw, 2008; Junni et al., 2013; Boyd et al., 2005). Ketiga, secara konseptual penerapan ambidexterity merupakan bentuk perilaku perusahaan yang memiliki faktor pendorong dan akan memberikan hasil bagi perusahaan (Porter, 1980; Barney, 1991). Namun, ambidexterity sebagai bentuk perilaku perusahaan belum banyak dikaji sebagai variabel pemediasi pada 11

12 penelitian empiris (Wang dan Rafiq, 2014; Gibson dan Birkinshaw, 2004). Padahal yang menentukan suatu perusahaan berhasil atau tidak menghasilkan kinerja superior adalah perilakunya yaitu ambidexterity. Meskipun, tetap membutuhkan dukungan dari faktor anteseden untuk dapat menerapkannya dan menhasilkan kinerja superior. Keempat, faktor eksternal masih jarang dipertimbangkan sebagai variabel pemoderasi dalam pengujian efektivitas ambidexterity kontekstual khususnya dinamisme pasar, padahal kondisi lingkungan eksternal secara alamiah bersifat dinamis sehingga kondisi tersebut dimungkinkan dapat mempengaruhi tingkat efektivitas ambidexterity kontekstual (Gibson dan Birkinshaw, 2004; He dan Wong, 2004; Raisch dan Birkinshaw, 2008; Atuahene-Gima, 2005; Porter, 1980). Kelima, belum banyak studi dan bukti empiris mengenai penerapan ambidexterity kontekstual pada industri lain di luar industri high-tech. Terutama pada industri kreatif di Indonesia yang aktivitas bisnisnya sangat bergantung pada pemanfaatan kreativitas, keterampilan dan bakat individu (Depdag RI, 2008). Padahal beberapa penelitian empiris juga menemukan tidak hanya industri hightech saja yang mampu menerapkan ambidexterity seperti industri manaufaktur (He dan Wong, 2004; Uotila et al., 2009) dan jasa (Jansen et al., 2006; Jansen et al., 2012). 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 12

13 1. Apakah budaya organisasi berpengaruh pada ambidexterity kontekstual? 2. Apakah ambidexterity kontekstual berpengaruh pada kinerja perusahaan? 3. Apakah ambidexterity kontekstual memediasi pada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah dinamisme pasar memoderasi pengaruh ambidexterity kontekstual terhadap kinerja perusahaan? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah penelitian di atas, dapat diidentifikasi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh budaya organisasi pada ambidexterity kontekstual 2. Menguji pengaruh ambidexterity kontekstual pada kinerja perusahaan 3. Menguji pengaruh mediasi ambidexterity kontekstual pada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan 4. Menguji pengaruh moderasi dinamisme pasar pada pengaruh ambidexterity kontekstual terhadap kinerja perusahaan 1.5 Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapan dapat memberikan kontribusi pada dua hal yaitu kontribusi teoritikal dan praktikal: 1. Secara teoritikal, penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan di bidang manajemen strategik khususnya pada literatur organizational ambidexterity dengan memberikan bukti empiris faktor pendukung dan 13

14 implikasi penerapannya pada industri kreatif di Indonesia. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bagaimana peran budaya organisasi dan dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual, khususnya dalam menghadapi kondisi lingkungan eksternal yang dinamis. 2. Secara praktikal, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku bisnis khususnya UKM untuk mengembangkan kemampuannya melalui eksplorasi dan eksploitasi kompetensi secara bersamaan. Kedua kompetensi ini diharapkan mampu membawa organisasi menciptakan dan memberikan nilai yang lebih baik dari waktu ke waktu bagi pelanggan dibandingkan pesaing. Selain itu, kedua kompetensi ini juga diharapkan mampu membawa perusahaan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan eksternal dan menghasilkan kinerja superior. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari lima bab dan tiap bab terdiri dari beberapa sub-bab dengan urutan sebagai berikut. Bab I Menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II Berisi tinjauan teori dan pengembangan hipotesis. Bab ini menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu yang menjadi acuan penelitian ini serta model penelitian. 14

15 Bab III Menjelaskan mengenai metoda penelitian, terdiri atas: pemilihan sampel, pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran variabel, teknik analisis, model pengujian hipotesis dan deskripsi data. Bab IV Menguraikan hasil pengujian instrumen peneltian, pengujian hipotesis dan analisis data serta pembahasan hipotesis. Bab V Merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi serta saran pada peneliti yang ingin melanjutkan penelitian dalam bidang sama. 15

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran budaya organisasi dan dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu, peneliti juga menguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya organisasi menurut Wernerfelt (1984) berfokus pada aset yang dimiliki oleh organisasi. Aset yang dimaksud adalah aset berwujud dan aset tidak berwujud.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, pendanaan dan energi organisasi produktif terhadap eksplorasi dan eksploitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam industri apapun, industri nasional ataupun internasional yang menghasilkan barang dan jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima kekuatan bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini persaingan bisnis sudah tidak lagi mengenai seberapa berkualitasnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini persaingan bisnis sudah tidak lagi mengenai seberapa berkualitasnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan bisnis sudah tidak lagi mengenai seberapa berkualitasnya suatu produk dan seberapa baiknya suatu perusahaan. Namun, tren bisnis saat ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. konsep pemasaran (Kohli & Jaworski, 1990). Orientasi pasar adalah budaya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan salah satu konsep utama dalam literatur pemasaran karena mengacu pada sejauh mana perusahaan mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian, implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritis dan praktis serta keterbatasan dan saran penelitian

Lebih terperinci

ORGANIZATIONAL AMBIDEXTERITY: KETANGGUHAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KEBERLANGSUNGAN KINERJA ORGANISASI MASA DEPAN

ORGANIZATIONAL AMBIDEXTERITY: KETANGGUHAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KEBERLANGSUNGAN KINERJA ORGANISASI MASA DEPAN Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.2, No.3, Oktober 2017: 433-438 P-ISSN : 2527 7502 E-ISSN: 2581-2165 ORGANIZATIONAL AMBIDEXTERITY: KETANGGUHAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KEBERLANGSUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan lokal (Soelistianingsih, 2013). Fakta yang terjadi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi krisis ekonomi yang melanda dunia membuat banyak perusahaan besar di beberapa negara mengalami kerugian. Di satu sisi, kondisi ini menjadikan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tangguh dan mampu melahirkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tangguh dan mampu melahirkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini teknologi informasi merupakan pilihan utama organisasi guna menciptakan sistem informasi suatu organisasi yang tangguh

Lebih terperinci

AMBIDEKSTERITAS ORGANISASIONAL: ISU RISET DAN ANTESEDEN

AMBIDEKSTERITAS ORGANISASIONAL: ISU RISET DAN ANTESEDEN AMBIDEKSTERITAS ORGANISASIONAL: ISU RISET DAN ANTESEDEN Vitradesie Noekent Fakultas Ekonomi Email : vitradesienoekent@gmail.com Universitas Negeri Semarang Gedung C6 Kampus Unnes Sekaran, Gunungpati, Semarang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh sebab itu diperlukan adanya kelancaran dalam pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa

BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. adalah perusahaan yang dapat menyampaikan superior value kepada pelanggan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. adalah perusahaan yang dapat menyampaikan superior value kepada pelanggan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Orientasi Pasar Perusahaan akan memenangkan persaingan dengan meraih keunggulan bersaing adalah perusahaan yang dapat menyampaikan

Lebih terperinci

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang 1. BAB I 2. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data retail audit AC Nielsen untuk periode tahun 2012, PT Mead Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang berada di peringkat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. dunia bisnis saat ini semakin kompetitif. Hal ini berlaku untuk segala jenis

BAB I LATAR BELAKANG. dunia bisnis saat ini semakin kompetitif. Hal ini berlaku untuk segala jenis BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini perusahaan dituntut untuk lebih bergerak dinamis, inovatif, dan mampu memanfaatkan segala peluang yang ada karena persaingan di dunia bisnis saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL 7 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL 2.1 Intensitas Kewirausahaan Sebagaimana dikatakan sebelumnya, kewirausahaan adalah faktor kunci yang menentukan kegiatan pengembangan kapabilitas perusahaan. Orientasi kewirausahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN Simpulan. Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa

BAB V SIMPULAN Simpulan. Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa BAB V SIMPULAN 5.1. Simpulan Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa keanekaragaman demografi mempengaruhi berbagi pengetahuan terutama pada level tim/kelompok di UMKM

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 2, Desember AMBIDEKSTERITAS ORGANISASIONAL: ISU RISET DAN ANTESEDEN Vitradesie Noekent

Volume 1, Nomor 2, Desember AMBIDEKSTERITAS ORGANISASIONAL: ISU RISET DAN ANTESEDEN Vitradesie Noekent ISSN: 1410-4517 E-ISSN: 2541-2604 Volume 1, Nomor 2, Desember 2016 AMBIDEKSTERITAS ORGANISASIONAL: ISU RISET DAN ANTESEDEN Vitradesie Noekent... 94-106 UPAYA MENGURANGI SKEPTISISME IKLAN HIJAU DALAM MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji 97 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh positif gaya kepemimpinan transformasional organisasi pada kinerja organisasi dan menguji peran pemediasi

Lebih terperinci

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab Tujuh Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil temuan teoritis dan empiris serta implikasi teoritis dan manajerial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pendidikan dalam kehidupan sangat penting. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu badan usaha yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementrian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan organiasi mengalami perubahan, Perubahan tersebut terjadi akibat adanya era globalisasi yang mempengaruhi perubahan disegala bidang.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love

BAB V PENUTUP. Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: perhatian pada pengikut (House, 1996). Visi, hope/faith, dan altruistic love BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini adalah: a. Kepemimpinan spiritual berpengaruh positif signifikan pada harga diri karyawan. Path-goal leadership theory membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, organisasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat. Begitu juga bagi kalangan civitas akademika yang juga tak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumberdaya dan kapabilitas organisasinya (Baron & Kreps, 1999). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika yang terjadi pada lingkungan eksternal menuntut organisasi untuk terus bertahan di tengah iklim yang kompetitif. Organisasi harus mampu bergerak maju menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah aset BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang dan berkembang pesat, dunia bisnis dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dewasa ini telah berkembang dengan sangat cepat dan semakin kompleks sehingga diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang baik dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Kreativitas menjadi topik yang hangat dan agenda penting dalam dua dekade terakhir (Jaussi & Dionne, 2003; Joo, McLean, & Yang, 2013). Fokus terhadap kreativitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang telah terjadi banyak perubahan dengan pesatnya, apalagi dengan maraknya perdagangan bebas yang melahirkan fenomena baru dalam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hal Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hal Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan harus menjadi perusahaan yang sustainable artinya perusahaan yang mampu bertahan dan sukses, tidak hanya pada saat ini tetapi juga dimasa mendatang.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasar tujuan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya serta hasil penelitian maka disusun simpulan penelitian sebagai berikut. Penekanan pimpinan pada orientasi pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era pasar global yang salah satunya ditandai dengan kemajuan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Era pasar global yang salah satunya ditandai dengan kemajuan teknologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era pasar global yang salah satunya ditandai dengan kemajuan teknologi, menyebabkan terjadi ketidakpastian dan ambiguitas, perubahan pasar yang semakin kompleks, usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

BAB 6 FORMULASI STRATEGI. Penerbit Erlangga

BAB 6 FORMULASI STRATEGI. Penerbit Erlangga BAB 6 FORMULASI STRATEGI TUJUAN BAB 6 Menjelaskan definisi sukses dalam dunia bisnis Menerangkan hakikat strategi, terutama bagaimana memformulasikan strategi dan memilih strategi dari berbagai macam perspektif

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan mempertahankan operasi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN ORGANISASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA BISNIS UKM

PENGARUH PEMBELAJARAN ORGANISASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA BISNIS UKM PENGARUH PEMBELAJARAN ORGANISASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING DAN KINERJA BISNIS UKM 1. Latar Belakang Kondisi perekonomian dunia baik pada skala lokal, regional, nasional dan global saat ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karir menjadi salah satu penghubung utama bagi individu dengan organisasi. Karir di masa sekarang jauh berbeda dengan karir di masa lalu. Di masa lalu tidak terpikirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi publik maupun swasta pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu strategi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Strategi pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilahkukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah transformasi yang revolusioner. Perkembangan abad industri telah bergeser kepada persaingan abad informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Orientasi pasar adalah budaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Orientasi pasar adalah budaya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Orientasi Pasar Bakti & Harun (2011) mendefinisikan orientasi pasar merupakan budaya bisnis dimana organisasi mempunyai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 184 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Hasil dari analisis data, temuan dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, menjadi dasar dalam pengambilan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM MEMASUKI PERSAINGAN KESINAMBUNGAN HIDUP PERUSAHAAN SANGAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan politik yang tidak menentu (Eriksson, 2008:6). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan politik yang tidak menentu (Eriksson, 2008:6). Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan bisnis saat ini memiliki karakteristik yang dinamis, kompleks, berkaitan dengan perubahan teknologi, keterbatasan sumber daya, ekonomi global serta perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian menyajikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, hingga kontribusi yang diharapkan dari penelitian. Disamping

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Daftar Isi

DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Strategi Resources Based View (RBV) 2.1.1.1 Pengertian Strategi Resources Based View (RBV) Menurut Grant (2001) dalam Raduan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya melakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Organisasi semacam itu bukan melihat investasi modal, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Organisasi semacam itu bukan melihat investasi modal, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pegawai dalam pekerjaan menjadi bagian integral dari proses manajemen. Memahami pentingnya pegawai dalam organisasi berarti mengakui bahwa eksistensi sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah melingkupi berbagai aspek kegiatan, mulai dari kegiatan individu hingga kegiatan organisasi. Peningkatan

Lebih terperinci

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi

Adanya perubahan gaya hidup dan mobilitas yang semakin tinggi menyebabkan masyarakat lebih menyukai makanan yang praktis tetapi memiliki nilai gizi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menengah (UKM) adalah salah satu motor penggerak perekonomian di negara kita. Usaha kecil, dan menengah (UKM) merupakan tulang punggung perekonomian di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kreativitas merupakan salah satu konstruk yang mendapatkan banyak perhatian di bidang ilmu perilaku organisasional. Pada tataran praktis, kreativitas dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah salah satu sektor yang memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS KONTEKSTUAL ORGANISASI. Amalia, ST, MT

ANALISIS KONTEKSTUAL ORGANISASI. Amalia, ST, MT ANALISIS KONTEKSTUAL ORGANISASI Amalia, ST, MT ORGANISASI SEBAGAI SISTEM TERBUKA ORGANISASI SEBAGAI SISTEM TERBUKA» Permasalahan organisasi: memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan dalam memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses inovasi (Mention, 2011). Inovasi menjadi tema sentral dalam dunia bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. proses inovasi (Mention, 2011). Inovasi menjadi tema sentral dalam dunia bisnis di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, inovasi telah diakui secara luas sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatkan ketertarikan dalam mempelajari proses inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan atau organisasi berlomba-lomba untuk menjadi sebuah perusahaan atau organisasi yang menjadi pilihan bagi pegawai dimana perusahaan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dapat diselesaikan secara optimal, maka manajemen memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. ada dapat diselesaikan secara optimal, maka manajemen memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi bisnis menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Persaingan usaha yang sangat ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),

Lebih terperinci

MP3EI DAN PEMBANGUNAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING NEGARA

MP3EI DAN PEMBANGUNAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING NEGARA Fokus MP3EI DAN PEMBANGUNAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN DAYA SAING NEGARA Oleh: Dr. Ir. Agus Maulana, MSM Volume 18 No. 2, Desember 2013 35 Pada 20 Mei 2011 pemerintah mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 350 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII.1. Kesimpulan Dalam bab ini digambarkan kesimpulan tentang temuan penelitian, hasil analisis penelitian, dan fenomena yang relevan untuk diungkap sebagai bagian penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organizational citizenship behavior (OCB) saat ini menjadi subjek yang sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas dan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya terletak pada kepemilikan aset berwujud, tetapi lebih pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya terletak pada kepemilikan aset berwujud, tetapi lebih pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang tumbuh semakin cepat yang dipicu oleh informasi dan pengetahuan menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin tinggi. Kini para pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Teori Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran merupakan elemen penting dari kinerja perusahaan secara umum karena kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja pemasarannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Orientasi Pasar Orientasi pasar merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan sejalan dengan meningkatnya persaingan global dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Strategi Diferensiasi Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, terutama dalam sektor ekonomi yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan usaha industri manufaktur, perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan agar tujuan utama perusahaan dapat tercapai. Tujuan

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Resources Based Theory (RBT) Resource based theory adalah teori yang menjelaskan tentang kinerja perusahaan akan optimal jika perusahaan memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan individu yang berkumpul

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan individu yang berkumpul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan individu yang berkumpul menjadi suatu kelompok yang bersatu dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan saat ini telah merebut banyak perhatian dalam dunia bisnis di Indonesia. Sistem tata kelola perusahaan dianggap sebagai salah satu faktor penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu organisasi, khususnya bagi sektor publik dalam pelayanan publik (Nurmandi, 2006). Banyak organisasi semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Orientasi Kewirausahaan Grinstein (2008) menyatakan bahwa terdapat serangkaian proses-proses ketika perusahaan membuat suatu keputusan strategi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Brata (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Brata (2003) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah yang biasa disebut dengan UKM, merupakan motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi. Brata (2003) menyatakan bahwa UKM merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 22,7 juta perusahaan di Indonesia usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi

BAB I PENDAHULUAN. 22,7 juta perusahaan di Indonesia usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sensus Ekonomi 2006 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, dari total 22,7 juta perusahaan di Indonesia usaha mikro dan kecil mendominasi dari sisi unit usaha (persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem informasi saat ini berperan penting dalam bisnis dan organisasi. Melalui teknologi dan sistem informasi organisasi dapat memperoleh keunggulan strategis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belakangan ini lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan kemajuan teknologi informasi menciptakan

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. dicapai hanya dengan mempertimbangkan dari sisi keuangan atau dari kinerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif disertai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kapabilitas suatu perusahaan tidak dapat dicapai hanya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tujuan utama penelitian ini adalah memodelkan hubungan antar variabelvariabel

BAB V PENUTUP. Tujuan utama penelitian ini adalah memodelkan hubungan antar variabelvariabel BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Tujuan utama penelitian ini adalah memodelkan hubungan antar variabelvariabel pembentuk intensi kewirausahaan sosial mahasiswa. Tujuan utama tersebut ditempuh melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Inovasi merupakan salah satu hal yang harus selalu dilakukan untuk mengembangkan organisasi menjadi lebih baik, tidak terkecuali pada organisasi non profit seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. mengeksplorasi faktor-faktor consequence (akibat) dari diterapkannya salah satu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. mengeksplorasi faktor-faktor consequence (akibat) dari diterapkannya salah satu BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini mencoba melakukan pengujian secara simultan atas aspek power sebagai faktor antecedent (pemicu) penerapan suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses untuk mendukung terlaksananya strategi perusahaan. Tim adalah sebuah unit yang terdiri dari dua orang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi di dalam industri mendorong perusahaan harus mampu melakukan inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan melakukan inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaplan dan Norton, Hariman Bone dan Mahfud Sholihin, pada tahun 2004, Davis dan Albright

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kaplan dan Norton, Hariman Bone dan Mahfud Sholihin, pada tahun 2004, Davis dan Albright BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana dikatakan oleh Kaplan dan Norton, perusahaan dalam membangun ukuran-ukuran Balance Scorecard (BSC) seharusnya menghubungkan ukuran-ukuran tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah.peran penting tersebut telah mendorong banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat di Indonesia membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat. Kondisi persaingan saat ini menunjukan perubahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi

BAB V PENUTUP. yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: mempengaruhi individu untuk melakukan internalisasi nilai-nilai organisasi BAB V PENUTUP A. Simpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik atas hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya adalah: 1. Identifikasi organisasional berpengaruh positif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak manfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas bisnis agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak manfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas bisnis agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang akuntansi, IT dan sistem informasi di tengah persaingan bisnis antar perusahaan yang semakin ketat saat ini, memberikan banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci