BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat turbulensi di hampir setiap industri ditandai oleh banyaknya perusahaan baru yang bermunculan dan bahkan menggeser perusahaan lama (Caves, 1998; Li dan Liu, 2014). Memahami bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan dan berumur panjang menjadi topik sentral pada kajian manajemen organisasi (Bonn, 2000). Pertanyaan mendasar yang menjadi perhatian para akademisi dan praktisi manajemen adalah bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan, dan faktor-faktor apa saja yang menentukan kelangsungan hidup sebuah perusahaan (Bonn, 2000). Topik kebertahanan usaha dalam kajian manajemen organisasi cenderung diasosiasikan dengan kinerja organisasi (lihat Bonn, 2000; Walter et al., 2014). Dalam hal ini, perusahaan yang berkinerja baik diasumsikan memiliki tingkat kebertahanan hidup yang juga tinggi (Walter et al., 2014). Meskipun demikian, penggunaan pendekatan berbasis kinerja dalam memahami kesuksesan jangka panjang dan kebertahanan suatu perusahaan sejak dulu telah dikritik oleh Aldrich (1979) dan Hannan dan Freeman (1989). Mereka berpendapat bahwa mengacu pada hasil perbandingan kinerja dalam usaha memahami kesuksesan jangka panjang dan kebertahanan hidup suatu perusahaan dapat menyesatkan. Perusahaan yang berkinerja baik memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan perusahaan berkinerja buruk, namun ciri-ciri tersebut belum tentu menjadi sumber kebertahanan hidup 1

2 perusahaannya (Bonn, 2000). Dengan demikian, perusahaan berkinerja tinggi belum tentu memiliki tingkat kebertahanan hidup yang juga tinggi. Berdasarkan tinjauan studi empiris (lihat Tabel 1), terdapat beberapa faktor yang ditemukan menjadi penentu kebertahanan hidup sebuah perusahaan, antara lain: orientasi bisnis (Hakala, 2013), inovasi produk (Cefis dan Marsili, 2006; Löfsten, 2016), reputasi sumberdaya manusia (SDM) (Berbegal-Mirabent, 2015), perencanaan bisnis (Indarti dan Langenberg, 2004; Löfsten, 2016), inovasi model bisnis (Velu, 2015), aktivitas ekspor (Dzumashev et al., 2016), dukungan pemerintah (Sørheim et al., 2011; Payumo et al., 2014), dan dukungan inkubator bisnis (Schwartz, 2013; Mas- Verdú, 2015). Faktor-faktor kebertahanan dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan eksternal. Pandangan berbasis sumberdaya (resource-based view) dapat memberi pemahaman bagaimana sumberdaya dan kapabilitas sebagai aspek internal perusahaan memegang peranan penting terhadap kebertahanan dan keberlangsungan perusahaan tersebut (Barney, 1991; 1995; 2007). Melalui pandangan berbasis sumberdaya, perusahaan dilihat sebagai sekumpulan sumberdaya produktif (Penrose, 1959). Ketika sumberdaya tersebut memiliki nilai, langka, sulit untuk ditiru, dan terdapat dukungan organisasional, maka akan terbangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan pada perusahaan (Barney, 2007). Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan tersebut dipahami sebagai unsur penting bagi kebertahanan dan keberlangsungan perusahaan (lihat Barney, 1991). 2

3 Tabel 1.1 Penelitian Faktor Penentu Kebertahanan Hidup Perusahaan Terdahulu No. Faktor Referensi Internal 1 Orientasi Bisnis Hakala (2013). 2 Reputasi Sumberdaya Manusia Berbegal-Mirabent (2015), Nicoló (SDM) (2015). 3 Inovasi Produk Cefis dan Marsili (2006), Löfsten (2016). 4 Perencanaan Bisnis Indarti dan Langenberg (2004), Löfsten (2016). 5 Inovasi Model Bisnis Velu (2015). 6 Jaringan Sosial Indarti dan Langenberg (2004) 7 Aktivitas Ekspor Dzumashev et al. (2016). 8 Akses Modal Eksternal Furlan dan Grandinetti (2014), Indarti dan Langenberg (2004). 9 Dukungan Pemerintah Payumo et al. (2014), Sørheim et al. (2011). Mas-Verdú et al. (2015), Schwartz 10 Inkubator Bisnis (2013). Sumber: berbagai sumber (diolah) Meskipun demikian, menggunakan pandangan berbasis sumberdaya semata dalam menjustifikasi fenomena kebertahanan perusahaan dianggap kurang lengkap (lihat Burns dan Stalker, 1968). Mengacu pada Scott (1981), keberhasilan dalam mengelola sebuah organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh aspek internal organisasi tersebut, tapi juga bergantung pada sifat dasar lingkungannya. Dengan demikian, keberhasilan organisasi menuntut adanya keselarasan antara sumberdaya internal dan kondisi lingkungan eksternal organisasi. Maka, terdapat juga faktor kontinjensi (eksternal) atas keberhasilan pengelolaan sebuah organisasi, khususnya dalam mempertahankan keberadaannya (lihat Scott, 1981). 3

4 Pentingnya faktor kontinjensi dalam melihat bagaimana faktor eksternal dapat mempengaruhi kebertahanan hidup perusahaan sejalan dengan tinjauan studi empiris sebelumnya (lihat Tabel 1.1). Terdapat beberapa faktor seperti dukungan pemerintah (Payumo et al., 2014) dan peran inkubator bisnis (Schwartz, 2013; Mas-VerdÚ et al., 2015) yang merupakan faktor eksternal dari perusahaan. Disamping itu, Indarti dan Postma (2013) juga berpendapat bahwa perusahaan perlu untuk berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya agar dapat bertahan. Berdasarkan hal tersebut, menggunakan pandangan berbasis sumberdaya (Barney, 1991; 1995) dan teori kontinjensi (Woodward, 1965; Burns dan Stalker, 1968; Lawrence dan Lorsch, 1969;) dalam mengkaji faktor-faktor penentu kebertahanan usaha dianggap dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif. Lebih lanjut, dalam studinya di Amerika Serikat, O Shea et al. (2005) melaporkan bahwa salah satu jenis perusahaan yang memiliki tingkat kebertahanan hidup yang tinggi adalah university spin-off (USO). Pendapat ini mengacu pada data Association of University Technology Managers (AUTM) (2001) yang melaporkan bahwa dari USO di Amerika Serikat yang berdiri pada tahun 1980 dan 2000, terdapat 68 persen yang masih beroperasi pada tahun 2001, yang pada tahun 2014 telah terbentuk dan bertahan sebanyak USO (AUTM, 2014). Angka tersebut bahkan jauh lebih tinggi dari angka tingkat kebertahanan hidup perusahaan konvensional yang ada di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Mengacu pada studi Nerkar dan Shane (2003) di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dikemukakan bahwa USO memiliki tingkat kebertahanan hidup 4

5 yang tinggi karena didasarkan pada pengembangan teknologi secara radikal dan/atau memiliki paten dengan ruang lingkup yang luas. Pada umumnya kedua hal tersebut memang dipahami sebagai sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan, yang juga dapat meningkatkan probabilitas kebertahanannya (LÖfsten, 2016). Maka dari itu, USO dipahami sebagai jenis perusahaan yang memiliki tingkat kebertahanan hidup yang tinggi. Pada awalnya, konsep USO mulai muncul ketika pemanfaatan dan pengembangan sains dan teknologi secara optimal pada perguruan tinggi menjadi topik sentral dalam kebijakan ekonomi dan industri (Lawton-Smith, 2007; Harrison dan Leitch, 2010). Isu utama kebijakan tersebut adalah agar perguruan tinggi dapat berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi sekitarnya, yaitu dengan membangun suatu hubungan yang efektif antara perguruan tinggi dan industri (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Pembangunan hubungan yang efektif tersebut dapat dilakukan melalui proses komersialisasi, dimana kekayaan intelektual perguruan tinggi menjadi sumberdaya utamanya (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Secara umum, terdapat empat mekanisme yang dapat digunakan oleh perguruan tinggi dalam mengkomersialisasikan kekayaan intelektualnya, yaitu melalui paten, lisensi, usaha bersama, dan USO (Lockett et al., 2005). Awalnya, paten dan lisensi adalah mekanisme tradisional yang paling dominan digunakan oleh perguruan tinggi (Siegel et al., 1999; Lockett et al., 2005). Paten dan lisensi dapat menjadi mekanisme yang dominan karena memungkinkan perguruan tinggi dan para akademisi menghasilkan keuntungan atas kekayaan intelektualnya dengan lebih cepat, tanpa perlu 5

6 menghabiskan sumberdaya yang besar dalam menghadapi persoalan-persoalan komersialisasi (Lockett dan Wright, 2005). Meskipun demikian, pada perkembangannya terjadi peningkatan perhatian terhadap USO dibanding mekanisme lainnya (Lambert, 2003; Lockett et al., 2005). USO dianggap sebagai mekanisme yang lebih tepat dalam mengkomersialisasikan kekayaan intelektual dari perguruan tinggi yang tidak mudah dipatenkan atau dilakukan transaksi dengan menggunakan perjanjian lisensi (Feller, 1997; S rheim et al., 2011). Disamping itu, ketika dikomparasikan dengan mekanisme yang lain, USO dilaporkan memiliki kemanfaatan lainnya seperti mendorong kegiatan penelitian lebih intensif dan mencatat jumlah paten dan lisensi yang tinggi (Egeln et al., 2002). Hal tersebut kemudian mendorong perguruan tinggi untuk mulai melihat USO sebagai mekanisme yang lebih menarik dibanding paten dan lisensi (lihat Siegel et al., 2003). Secara umum, university spin-off (USO) didefinisikan sebagai perusahaan baru, kecil, dan berteknologi tinggi, yang dibangun atas dasar optimalisasi kekayaan intelektual yang ada di perguruan tinggi (Callan, 2001). Berdasarkan definisi tersebut, Pirnay et al. (2003) menggambarkan USO sebagai salah satu jenis perusahaan yang dibentuk melalui proses spin-off, dengan tujuan agar dapat mengeksploitasi secara komersial pengetahuan, teknologi, atau hasil penelitian yang ditemukan dalam sebuah perguruan tinggi. Secara singkat, USO dapat disebut sebagai bentuk kewirausahaan yang ada di suatu perguruan tinggi (Berbegal-Mirabent et al., 2015). Sejauh ini, USO dianggap sebagai bentuk paling nyata dari proses komersialisasi atas kekayaan intelektual yang ditemukan di sebuah perguruan tinggi (Landry et al., 6

7 2006). Hal ini dapat dipahami karena ketiga mekanisme lainnya (paten, lisensi, dan usaha bersama) masih bergantung pada perusahaan di luar dari perguruan tinggi. Sementara itu, USO melakukan pemanfaatan kekayaan intelektual perguruan tinggi secara optimal dengan membentuk suatu perusahaan baru secara mandiri (Rasmussen, 2011). Dengan demikian, pembentukan USO dianggap dapat mengoptimalkan potensi kekayaan intelektual yang dimiliki oleh suatu perguruan tinggi (Lockett dan Wright, 2005). Pada dasarnya, USO memiliki kesamaan dengan jenis perusahaan lain pada umumnya. Sebagai contoh, bergerak di industri manufaktur, berukuran kecil dan menengah (UKM), serta termasuk sebagai perusahaan baru (lihat Callan, 2001). Oleh sebab itu, sejumlah faktor yang diuraikan sebelumnya (lihat Tabel 1) diasumsikan juga dapat mempengaruhi tingkat kebertahanan hidup USO. Meskipun demikian, USO tetap memiliki karakteristiknya tersendiri, yaitu berbasis kekayaan intelektual yang ada di perguruan tinggi (Pirnay et al., 2003). Dengan demikian, kurang tepat apabila USO disamakan sepenuhnya dengan jenis perusahaan lain pada umumnya. Implikasinya, masih dibutuhkan studi empiris lainnya dalam menggali fenomena kebertahanan USO (LÖfsten, 2016). Selain itu, meskipun USO dianggap memiliki tingkat kebertahanan hidup yang tinggi (O Shea et al., 2005), Smith et al. (2014) berpendapat bahwa USO perlu dilihat sebagai fenomena yang tidak dapat digeneralisasi. Hal tersebut dapat dilihat melalui banyaknya studi yang mencoba menangkap fenomena USO pada berbagai konteks yang berbeda (Kroll dan Liefner, 2008; Smith et al., 2014). Salah satu faktor 7

8 kontekstual yang cukup banyak mempengaruhi perbedaan USO tersebut adalah perbedaan karakteristik antara negara maju dan berkembang (So et al., 2008). Berbeda dengan negara maju, lemahnya inovasi, infrastruktur, dan sistem legalitas yang menjadi karakteristik umum negara berkembang dianggap memiliki pengaruh terhadap perbedaan karakteristik USO yang ada (lihat Kroll dan Liefner, 2008; Payumo et al., 2014). Sebagai contoh, USO pada negara maju diidentikkan dengan perusahaan berteknologi tinggi (GÜbeli dan Doloreux, 2005). Namun pada negara berkembang, USO lebih banyak dibangun melalui produk berteknologi rendah (Kroll dan Liefner, 2008), atau berbasis sumberdaya alam (Payumo et al., 2014). Oleh sebab itu, agar dapat menghasilkan pemahaman yang jelas, tingginya tingkat kebertahanan hidup USO juga perlu dilihat secara spesifik, yaitu berdasarkan konteksnya masing-masing (Botelho dan Almaida, 2010; Gilsing et al., 2010). Tidak hanya pada level negara, perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO juga dapat disebabkan oleh karakteristik USO yang berbeda. Sebagai contoh, USO yang memiliki ukuran perusahaan yang besar dapat memiliki faktor penentu kebertahanan hidup yang berbeda dengan USO yang berukuran kecil (Audretsch et al., 2000; Mas-VerdÚ et al., 2015). Hal tersebut konsisten dengan argumentasi Smith et al. (2014) yang menekankan pentingnya melihat USO sebagai fenomena yang tidak dapat digeneralisir dalam menghasil hasil penelitian yang komprehensif. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka terdapat beberapa celah yang selanjutnya diisi dalam penelitian empiris saat ini. Pertama, sebagai topik penelitian yang masih 8

9 terbilang baru, sebagian besar penelitian USO diarahkan pada pengidentifikasian faktor-faktor yang dapat mendorong terbentuknya USO pada perguruan tinggi (lihat O Shea et al., 2008; S rheim et al., 2011; Berbegal-Mirabent et al., 2015). Padahal, beberapa studi empiris melaporkan bahwa tingkat kebertahanan hidup USO juga tercatat sangat tinggi (O Shea et al., 2008), namun aspek ini masih kurang menjadi perhatian para peneliti (LÖfsten, 2016). Sejalan dengan itu, sebagian besar penelitian dengan topik kebertahanan hidup sebuah perusahaan lebih banyak dilakukan pada konteks perusahaan manufaktur, usaha kecil menengah (UKM), dan perusahaan baru (lihat Bonn, 2000; Parry et al., 2012; Nicolò, 2015). Di sisi lain, penelitian yang sama pada konteks USO masih minim dilakukan (Kroll dan Liefner, 2012; Payumo et al., 2014). Maka dari itu, penelitian ini berfokus dalam menganalisis faktor-faktor penentu dari tingkat kebertahanan hidup perusahaan berbasis USO. Kedua, studi USO perlu dipandang secara kontekstual, yaitu bergantung pada karakteristik dari setiap negara dan wilayah (lihat Kroll dan Liefner, 2008; Smith et al., 2014). Sementara itu, area penelitian USO sejauh ini lebih banyak dilakukan di negara maju (seperti Inggris, Amerika, Eropa), sedangkan di negara-negara berkembang masih sangat minim (Kroll dan Liefner, 2008; Payumo et al., 2014). Padahal, Payumo et al. (2014) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan karakteristik USO pada negara berkembang, dimana umumnya tidak berbasis pada teknologi. Hal tersebut mengindikasikan pemilihan studi USO pada konteks negara berkembang memiliki 9

10 urgensi dan relevansinya saat ini. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang (Payumo et al., 2014). Ketiga, salah satu isu penting dalam meneliti kebertahanan hidup perusahaan adalah mempertimbangkan aspek ukuran perusahaan (Audretsch et al., 2000; Mas- VerdÚ et al., 2015). Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa studi empiris menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang lebih kecil (Hall dan Weiss, 1967; Eatwell, 1971). Fritsch et al. (2006) dalam studinya juga mengemukakan bahwa perusahaan yang dimulai dengan ukuran yang lebih besar memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibanding perusahaan yang dimulai dengan ukuran kecil. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini juga mengkaji faktor penentu kebertahanan hidup USO di Indonesia dengan mempertimbangkan aspek ukuran perusahaan. Dalam hal ini, menguji perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO pada perusahaan berukuran besar dan kecil. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibangun pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Faktor-faktor apakah yang menjadi penentu kebertahanan hidup USO yang ada?. 2. Apakah terdapat perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO yang ada pada konteks dua kelompok ukuran perusahaan kecil dan besar?. 10

11 1.4 Tujuan Penelitian Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, terdapat dua tujuan pada penelitian ini, antara lain: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu kebertahanan hidup USO yang ada. 2. Menguji perbedaan faktor penentu kebertahanan hidup USO yang ada pada dua kelompok ukuran perusahaan yang berbeda. 1.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, terdapat beberapa nilai dan manfaat secara teoritis dan metodologis serta praktis, antara lain: 1. Manfaat teoritis dan metodologis; memberikan kontribusi teoritis terhadap pengembangan teori dengan melihat kolaborasi perspektif sumberdaya internal dan faktor eksternal dalam mengkaji topik kebertahanan hidup perusahaan, khususnya pada konteks perusahaan berbasis USO. Dalam hal ini, memberi pemahaman terkait faktor-faktor penentu kebertahanan hidup perusahaan (USO). Disamping itu, memperluas pemahaman tentang USO berdasarkan studi di Indonesia. 2. Manfaat praktis; a) Bagi praktisi; dapat membantu perusahaan berbasis USO, perguruan tinggi, ataupun pemerintah Indonesia dalam membangun kerangka kebijakan yang tepat dalam menunjang kebertahanan hidup perusahaan berbasis USO yang ada di Indonesia. 11

12 b) Bagi akademisi/peneliti; penelitian ini memberikan bukti empiris bagi akademisi/peneliti terkait faktor-faktor yang menjadi penentu bagi perusahaan berbasis USO agar dapat bertahan dan berumur panjang. Disamping itu, juga memberikan gambaran terkait fenomena USO yang ada di Indonesia. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulis tesis ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan literatur, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta simpulan, keterbatasan dan saran penelitian mendatang. Bab I menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya dilakukan penelitian ini dan pembahasa penelitian sebelumnya serta gap penelitian yang menjadi dasar permasalahan dalam penelitian ini. Bab ini juga membahas manfaat penelitian baik secara teoritikal maupun secara praktikal. Pada bagian kahir bab ini, juga disusun sistematika penulisan tesis sebagai bentuk alur laporan dari penelitian ini. Pada Bab II penelitian ini mendiskusikan tentang landasan teori yang mencakup pembahasan kebertahanan usaha, pandangan berbasis sumberdaya, teori kontinjensi, dan university spin-off (USO). Selain itu, membahas tinjauan literatur dari setiap variabel yang digunakan pada penelitian ini. Pandangan berbasis sumberdaya dan teori kontinjensi menjadi pendekatan utama dalam mengurai sejumlah variabel yang relevan dengan kebertahanan usaha pada konteks USO. Pada bagian akhir, bab ini juga 12

13 menguraikan ulasan mengenai sejumlah variabel penelitian yang diangkat pada penelitian ini. Selanjutnya, dalam Bab III penelitian ini menggambarkan tentang metode penelitian yang digunakan. Bagian ini melingkupi pembahasan desain penelitian, alasan pemilihan populasi dan kriteria sampel, jenis data penelitian yang terdiri dari sumber data dan teknik pengumpulan data yang digunakan. Selain itu, terdapat juga penjelasan mengenai definisi operasional dan pengukuran variabel, uji instrumen yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data, identifikasi faktor penentu, dan pengolahan data menggunakan model regresi melalui analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Hasil pengujian dideskripsikan pada Bab IV yang menyajikan hasil pengumpulan data, karakteristik dan profil responden. Selain itu, tersaji hasil uji instrumen penelitian yang terdiri dari hasil uji validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif, hasil analisis data dan hasil analisis regresi. Selanjutnya, juga terdapat ulasan mengenai pembahasan hasil penelitian. Akhirnya, pada Bab V penelitian ini menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian dan keterbatasan penelitian. Temuan-temuan yang terdapat dalam penelitian ini menjadi saran penelitian mendatang dan implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritikal dan implikasi manajerial atau praktikal. 13

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan simpulan hasil penelitian dan beberapa implikasi manajerial bagi para pembuat dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan performa melalui peningkatan profitabilitas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jaringan sosial, pendanaan dan energi organisasi produktif terhadap eksplorasi dan eksploitasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai simpulan penelitian, implikasi penelitian yang terdiri dari implikasi teoritis dan praktis serta keterbatasan dan saran penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan agar mampu bersaing maupun bertahan dalam industrinya. Keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan agar mampu bersaing maupun bertahan dalam industrinya. Keunggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan berusaha memiliki keunggulan kompetitif sebagai kekuatan agar mampu bersaing maupun bertahan dalam industrinya. Keunggulan kompetitif dibangun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang makin pesat telah membawa dunia memasuki era digital. Asromawardi (2016) mendefinisikan era digital sebagai suatu istilah yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian, BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,

Lebih terperinci

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten) PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG, BUDAYA ORGANISASI, DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil

BAB V SIMPULAN. dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil BAB V SIMPULAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Hasil pengujian diperoleh dari partisipan dengan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan

BAB I. Pendahuluan. yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang lebih kompetitif, yang seara langsung telah mempengaruhi cara pengusaha menciptakan dan mempertahankan operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha kecil menengah (UKM) produksi tahu di industri tahu Kota Bandung saat ini jumlahnya sedang mengalami pola peningkatan (BPS, 2015). Para pengusaha tahu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melakukan perluasan usaha. Akan tetapi, semua itu tidak sepenuhnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melakukan perluasan usaha. Akan tetapi, semua itu tidak sepenuhnya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bidang ekonomi, inovasi teknologi dan semakin ketatnya persaingan perdagangan bebas yang telah dilakukan oleh berbagai industri di Indonesia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan saat ini telah diakui sebagai salah satu sumberdaya yang penting bagi organisasi dalam pembentukan keunggulan kompetitifnya (Lam, 2000; Ramirez et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterbatasan kemampuan laporan keuangan dalam menjelaskan nilai perusahaan yang sebenarnya merupakan suatu indikasi bahwa terdapat faktor lain di dalam perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses inovasi (Mention, 2011). Inovasi menjadi tema sentral dalam dunia bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. proses inovasi (Mention, 2011). Inovasi menjadi tema sentral dalam dunia bisnis di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, inovasi telah diakui secara luas sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi sehingga meningkatkan ketertarikan dalam mempelajari proses inovasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan sekarang ini semakin kompetitif karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kegagalan perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegagalan perusahaan dapat diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan operasinya. Dua hal utama yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi. BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi BAB V PENUTUP Bab ini berisi pemaparan simpulan, keterbatasan, saran dan implikasi penelitian yang terdapat dalam penelitian ini. Pemaparan simpulan bertujuan menjelaskan ringkasan hasil penelitian guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan

Lebih terperinci

SISTEMATIKA PENULISAN PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR

SISTEMATIKA PENULISAN PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEMATIKA PENULISAN PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR Laporan Tugas Akhir terdiri atas tiga bagian yaitu Bagian Awal, Bagian Utama dan Bagian Akhir. 1. Bagian Awal Bagian awal mencakup (1) Sampul Luar, (2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah proses atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kini menghadapi percepatan pembangunan dalam bidang ekonomi, teknologi, dan infrastruktur. Industrialisasi bangkit dalam skala global dengan melibatkan segala

Lebih terperinci

I. DESKRIPSI MATA KULIAH

I. DESKRIPSI MATA KULIAH SILABUS Fakultas : Ekonomi Program studi : Manajemen Mata Kuliah & Kode : Riset SDM (MNJ6347) Jumlah sks : Teori : 3 SKS Praktik : - Semester : VII Mata Kuliah Prasyarat & Kode: Manajemen Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

Pengaruh desain organisasi terhadap proses inovasi perusahaan

Pengaruh desain organisasi terhadap proses inovasi perusahaan LOGO Pengaruh desain organisasi terhadap proses inovasi perusahaan Studi Kasus PT. Angkasa Pura I (Persero) Dian Farida Nur Hayati NPM. 0806431093 PENDAHULUAN PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah BUMN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas pelayanan dan produk keuangan perbankan yang semakin hari semakin kompleks maka pihak perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Intensi keluar adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri (Wickramasinghe

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran budaya organisasi dan dinamisme pasar terhadap penerapan ambidexterity kontekstual. Selain itu, peneliti juga menguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-commerce adalah media yang relatif baru dalam dunia bisnis. Namun, keberadaannya telah mengubah cara pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Pelanggan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada banyaknya persaingan yang menyebabkan suatu ketidakpastian lingkungan bisnis yang akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang (Posner, 2015; Hannan dan Freeman, 1984). Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika lingkungan eksternal membuat setiap perusahaan berpotensi terperangkap pada paradoks kesuksesan, karena mereka terpaku pada kesuksesan sebelumnya yang tidak

Lebih terperinci

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang

1. BAB I 2. PENDAHULUAN. Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang 1. BAB I 2. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data retail audit AC Nielsen untuk periode tahun 2012, PT Mead Johnson Indonesia merupakan perusahaan industri susu kelas premium yang berada di peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi atau Information Technology (IT) dalam bisnis telah mengalami perubahan dan perkembangan yang lumayan cepat sejak TI pertama kali di perkenalkan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dianggap sebagai bundel sumber daya produktif dan perusahaan berbeda memiliki

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dianggap sebagai bundel sumber daya produktif dan perusahaan berbeda memiliki BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pendekatan pada mempelajari kekuatan dan kelemahan internal perusahaan terletak pada dua asumsi dasar. Pertama, bahwa perusahaan dapat dianggap sebagai bundel

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e- procurement pada fungsi pengadaan dan khususnya pada manajer yang terlibat dalam pelaksanaannya.penulis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Tujuan utama penelitian ini telah terjawab dan perlu dijelaskan kembali secara ringkas dan jelas. Bab ini akan memaparkan mengenai hasil penelitian tersebut dalam bentuk

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor

Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor Judul : Pengaruh Keterikatan Kerja, Persepsi Dukungan Organisasional dan Komitmen Organisasional Terhadap Turnover Intention Karyawan Muji Motor Nama : Sella Bitha NIM : 1215251059 Abstrak Turnover Intention

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang sains dan teknologi menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang sains dan teknologi menjadi salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan di industri teknologi pada saat ini sudah sangat ketat. Kemajuan di bidang sains dan teknologi menjadi salah satu faktor utama pesatnya perkembangan inovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang vital dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan ulasan mengenai latar belakang yang mendasari pentingnya melakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang

BAB I PENDAHULUAN. anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah anggaran. Anggaran merupakan sebuah rencana tentang kegiatan di masa datang yang mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perfilman selalu menarik untuk diamati. Akan selalu ada hal unik

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perfilman selalu menarik untuk diamati. Akan selalu ada hal unik BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia perfilman selalu menarik untuk diamati. Akan selalu ada hal unik yang dapat dibahas secara lebih mendalam di setiap sebuah pemutaran film. Mulai dari genre film

Lebih terperinci

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi

Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab Tujuh Penutup Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil-hasil temuan teoritis dan empiris serta implikasi teoritis dan manajerial,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahan terhadap hak legal dari suatu organisasi yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. penyalahan terhadap hak legal dari suatu organisasi yang memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Counterfeiting atau peniruan adalah tindakan pelanggaran atau penyalahan terhadap hak legal dari suatu organisasi yang memiliki intellectual property (Clark, 1997).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi menuntun perusahaan untuk melakukan pembaharuan dengan cara berfikir global dan bertindak secara lokal. Inovasi teknologi yang makin mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perasaingan dalam dunia bisnis merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi dituntut untuk mampu menghadapi perubahan paradigma, pergeseran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi merek di pasar, mengetahui selera atau kepuasan konsumen ataupun mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan salah satu aspek pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena merupakan bukti komitmen

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu

BAB II TELAAH TEORITIS. Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu BAB II TELAAH TEORITIS Dalam telaah teoritis, dibahas landasan teori dan penelitian terdahulu sebagai acuan dasar teori dan analisis. Dalam bab ini dikemukakan konsepkonsep tentang citra merek, gaya hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al-

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin cepat telah mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial dalam berbagai aspek kehidupan (Al- Kasasbeh, 2011).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ekspansi dan pertumbuhan operasi yang berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan ekspansi dan pertumbuhan operasi yang berkelanjutan. BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sejumlah modal untuk pembiayaan kegiatan operasional dan investasi. Modal dalam jumlah yang besar merupakan hal yang vital bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan dividen telah menjadi subjek perdebatan dalam berbagai literatur keuangan. Para akademisi dan peneliti telah mengembangkan banyak model teoritis yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan inovasi teknologi dan persaingan yang semakin tinggi pada saat ini harus mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan strategi bisnis mereka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hubungan strategi bisnis, penggunaan tipe-tipe ukuran kinerja keuangan dan non

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hubungan strategi bisnis, penggunaan tipe-tipe ukuran kinerja keuangan dan non BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan bukti empiris mengenai hubungan strategi bisnis, penggunaan tipe-tipe ukuran kinerja keuangan dan non keuangan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan, keterbatasan, saran, serta implikasi sebagai bagian akhir dari penelitian. Kesimpulan didasarkan pada hasil análisis data yang telah dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di hampir semua periode sejarah manusia, kewirausahaan telah mengemban fungsi penting dalam kemajuan peradaban modern (Sesen, 2013; Shane dan Venkataraman, 2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar

BAB I PENDAHULUAN. internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar BAB I PENDAHULUAN Bab pertama pada tesis ini menjelaskan topik penelitian yaitu konsep internasionalisasi perusahaan di Indonesia. Bagian pertama membahas latar belakang penelitian yang didasarkan pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DEPAN TESIS... HALAMAN JUDUL TESIS... HALAMAN PENGESAHAN TESIS... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN SAMPUL DEPAN TESIS... HALAMAN JUDUL TESIS... HALAMAN PENGESAHAN TESIS... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DEPAN TESIS... HALAMAN JUDUL TESIS... HALAMAN PENGESAHAN TESIS... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. UKM, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Dengan adanya sektor UKM, pengangguran akibat angkatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internasionalisasi bisnis merupakan topik yang mendapatkan banyak perhatian dari akademisi (Welch & Luostarinen, 1988). Dari beberapa penelitian, internasionalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai organisasi, terlebih menyangkut isu upaya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Strategi Resources Based View (RBV) 2.1.1.1 Pengertian Strategi Resources Based View (RBV) Menurut Grant (2001) dalam Raduan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaksang Masalah Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu yang baru, sebab sebelumnya legitimasi legal formal peran serta masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah. kepada persaingan abad informasi (Kaplan & Norton, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perusahaan dewasa ini berada ditengah tengah transformasi yang revolusioner. Perkembangan abad industri telah bergeser kepada persaingan abad informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film.

BAB I PENDAHULUAN. Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film. Apresiasi tersebut sebagai wujud penghargaan kerja keras untuk seluruh awak pembuat film dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak perusahaan yang terus mencoba menghasilkan produk yang berkualitas. Akan tetapi karena hal tersebut, maka mengakibatkan timbulnya persaingan antar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kreasi pengetahuan..., Jennar Kiansantang, FIB UI, 2009 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang pemilihan topik, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan metode penelitian dan pengumpulan data, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan teknologi informasi kini, khususnya internet menjadi salah satu. kini dapat memperoleh informasi dengan cepat.

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan teknologi informasi kini, khususnya internet menjadi salah satu. kini dapat memperoleh informasi dengan cepat. 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi kini, khususnya internet menjadi salah satu alat komunikasi yang paling efektif untuk menjangkau konsumen. Bahkan bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pengetahuan pada era globalisasi dan teknologi seperti sekarang ini menjadi sangat penting bagi kunci sukses sebuah organisasi. Pengetahuan merupakan aset berharga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad

BAB I PENDAHULUAN. keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan tren dari ekonomi tradisional (tanah, tenaga kerja, dan keuangan) ke ekonomi berbasis pengetahuan telah terjadi selama dua abad terakhir. Dalam ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama (Jones, 2013). Dalam suatu organisasi terdapat tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan di bidang ekonomi sebagai upaya meningkatkan perekonomian di kawasan ASEAN dengan membentuk pasar tunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan 15 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi, karena pada kodratnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang mengacu pada sejauh mana seseorang memandang keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang mengacu pada sejauh mana seseorang memandang keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daya tarik organisasi adalah reputasi yang dirasakan dan dimiliki oleh organisasi yang mengacu pada sejauh mana seseorang memandang keuntungan organisasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak perubahan yang cukup signifikan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Para pelaku bisnis

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN KETIDAKPASTIAN STRATEJIK DAN REVISI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan mengemukakan tentang penjelasan latar belakang dilakukannya penelitian baik dari sisi konseptual maupun kontekstual. Di dalam bab ini juga menguraikan mengenai rumusan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Organizational

BAB V PENUTUP. Kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Organizational BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Organizational Knowledge dalam pembentukan Knowledge Management System pada UKM sektor sandang di Kota Bukittinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Cheng, et.al.,

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Cheng, et.al., BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan pada dasarnya memiliki tujuan utama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat di tingkatkan dengan terciptanya kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan sistem informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan sistem informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemanfaatan sistem informasi menjadi suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada posisi paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu menarik di tahun ini adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen perusahaan dalam berkontribusi terhadap

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENULISAN TESIS

BUKU PANDUAN PENULISAN TESIS BUKU PANDUAN PENULISAN TESIS Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Juni 2016 ii KATA PENGANTAR Tesis merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian    Rohyan Sosiadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung selanjutnya dalam tesis ini oleh penulis disingkat STP Bandung, dahulu dikenal dengan nama National Hotel Institute (NHI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan tujuan utama seseorang dalam meraih aktualisasi diri terhadap potensi yang dimiliki. Dalam perjalanan kerja, sebagian besar orang mulai merasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas bisnis pada era pasar persaingan sempurna saat ini semakin pesat sehingga kian meningkatnya persaingan antara perusahaan dewasa ini. Ditengah persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis, terlebih bagi perusahaan lokal. Karena semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis, terlebih bagi perusahaan lokal. Karena semakin banyaknya BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini pertumbuhan perekonomian dunia telah berkembang. Perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah cara strategi bisnisnya supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang disajikan harus dapat dipahami, dapat dipercaya, relevan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Risiko yang melekat pada suatu kegiatan investasi menyebabkan pentingnya penyajian informasi

Lebih terperinci

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Dewi Mas Yogi Pertiwi NIM : 1306305008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan karena dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi dan tingkat keberlangsungan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pengetahuan diakui sebagai komponen esensial bisnis dan sumber daya strategis yang lebih sustainable untuk memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan antar perusahaan untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi di dalam industri mendorong perusahaan harus mampu melakukan inovasi (Zander dan Kogut, 1995; Elche-Hotelano, 2011). Kemampuan perusahaan melakukan inovasi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci