PENGARUH WINDOW-TO-WALL RATIO TERHADAP KENYAMANAN VISUAL PADA APARTEMEN MAHASISWA DI SURABAYA

Transkripsi

1 PENGARUH WINDOW-TO-WALL RATIO TERHADAP KENYAMANAN VISUAL PADA APARTEMEN MAHASISWA DI SURABAYA Deasy Lastya Sari 1, Agung Murti Nugroho 2, Beta Suryokusumo Sudarmo 2 1 Mahswa Jurus Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurus Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jal MT. Haryono 167 Malg, 65145, Jawa Timur, Indonesia Alamat penulis: dclastya@gmail.com ABSTRAK Tingkat penyinar matahari yg tinggi di Surabaya dapat menjadi potensi pencahaya alami yg baik pada bgun apartemen saat sig hari. Pemfaat potensi alami tersebut membutuhk sebuah strategi desain, yaitu optimalis pencahaya alami melalui ro luas jendela deng mempertimbgk beberapa aspek seperti dimensi, bentuk d posisi jendela. Tuju dari peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh ro luas jendela terhadap tingkat kenyam visual penghuni bgun yg berljut pada percg jendela yg sesuai deng kebutuh pencahaya. Metode yg digunak pada peneliti ini adalah alisis deskriptif kutitatif melalui observ lapg d valid data deng simul software DIALux 4.12 serta evalu hl desain. Peneliti ini dilakuk di 4 unit huni tipe 2 bedroom 30 m 2 Apartemen Puncak Kertajaya deng arah hadap berbeda yg berada di ltai 19. Hl peneliti menunjukk bahwa terjadi peningkat performa lubg cahaya setelah dilakuk modifik desain. Rekomend desain ro luas jendela yg efektif untuk unit huni sebesar 50% 60% mampu meningkatk kondisi kenyam visual hingga 15%. Kata kunci : WWR, jendela, kenyam visual, apartemen mahswa ABSTRACT The high level of solar radiation in Surabaya c be a enourmous potency for natural daylighting in apartment buildings. A design strategy is imensely needed to exploit those natural potencies by way of optimizing the natural daylighting through window to wall ratio by considering several aspects, such as the dimention, the shape d the position of the windows. This study aims to determine the effects of window to wall ratio on dwellers visual comfort d the design process of windows suitable for lighting requirement. This study was performed by using qutitative descriptive method through few steps: undertaking field observation in the location of object, validating data d simulating using daylighting software DIALux 4.12, d evaluating the design results. This study was performed in 4 units type 2 bedrooms 30 m 2 in Puncak Kertajaya Apartments. Each unit has different window orientation, which is located on the 19th floor. The results show that the performce of windows increased after the design modifications. The recommendations of window to wall ratio of 50% 60% afford a 15% better visual comfort condition. Keywords : WWR, windows, visual comfort, student apartment

2 1. Pendahulu Sebagi besar bgun tinggi khususnya huni vertikal khusus mahswa di Surabaya belum menerapk bgun tggap iklim. Sementara itu, tingkat penyinar matahari yg tinggi di kota Surabaya dapat menjadi potensi pencahaya alami yg baik pada sig hari. Ketidaksesuai jumlah intensitas cahaya matahari yg masuk ke dalam bgun deng kebutuh pencahaya menyebabk penghuni lebih mengdalk sistem penerg buat pada sig hari deng alas kenyam visual. Oleh karena itu, dibutuhk sebuah strategi desain untuk memfaatk potensi alami dibutuk strategi desain, yaitu deng optimalis pencahaya alami melalui ro luas jendela yg kemudi ak berdampak pada tingkat kenyam visual dari penggunya. Untuk meningkatk tingkat kenyam visual pada rug, dibutuhk sebuah kaji mengenai pengaruh ro luas jendela terhadap tingkat kenyam visual penghuni bgun yg berljut pada percg jendela yg sesuai deng kebutuh pencahaya. 2. Metode 2.1. Tinjau Sistem Pencahaya Alami Pencahaya alami merupak cahaya yg bersumber dari pcar sinar matahari d dibutuhk oleh musia untuk membtu tugas visualnya. a. Lama Penyinar Matahari Lama penyinar matahari ( sunshine duration) adalah lamya matahari bersinar sampai permuka bumi dalam periode satu hari yg diukur dalam jam. (Prawirowardoyo, 1996) b. Posisi Geografis Lintg d Azimuth Menentuk sudut altitude d azimut posisi matahari dapat menggunak solar chart sehingga ukur sun shading maupun parapet dapat ditentuk ukur idealnya (Packerknechtd, 1993). Cahaya matahari yg masuk ke dalam bgun dapat dibedak menjadi tiga (Szokolay et al, 2001), yaitu cahaya matahari lgsung, cahaya difus dari terg lgit, d cahaya difus dari ptul tah atau bgun lainnya Faktor Pencahaya Sig Hari Faktor pencahaya alami sig hari terdiri dari 3 komponen, yaitu : 1. Komponen lgit (sky component) 2. Komponen refleksi luar (Externally reflected component) 3. Komponen refleksi dalam (Internally reflected component) Kriteria kondisi lgit menurut Commision Internationale de l Eclairage (CIE) adalah sebagai berikut: CIE sky type Clear (Cerah) Tabel 1. Definisi kondisi lgit Kondisi Tingkat radi matahari lgsung lebih dari 200% dari persebar cahaya horizontal Intermediate (Beraw) Tingkat radi matahari lgsung tara 5% hingga 200% Overcast (Mendung) Tingkat radi matahari lgsung kurg dari 5% (Sumber: ISO 15469:2004 CIE, 2003)

3 2.2. Tinjau Kenyam Visual Ada beberapa kriteria kenyam visual yg diperluk dalam satu rug, ditarya : 1. Intensitas pencahaya dalam rug adalah besarnya tingkat pencahaya didalam rug bisa berasal dari pencahaya sig hari atau buat. 2. Distribusi cahaya dalam bgun adalah penyebar pencahaya didalam rug harus merata sesuai deng kebutuh aktifitasnya d tidak menimbulk ggu cahaya. 3. Kontrol kondisi silau atau gggu cahaya agar kualitas pencahaya didalam rug meningkat sehingga dapat membtu aktivitas Tinjau Jendela Strategi Pencahaya Alami Sistem pencahaya samping ( side lighting) merupak sistem pencahaya alami yg paling byak digunak pada bgun, terutama bgun apartemen. Menurut Kroelinger (2005), s trategi desain pencahaya samping yg umum digunak, ialah buka satu sisi ( single side lighting), buka di dua sisi ( bilateral lighting), buka dibeberapa sisi ( multilateral lighting), jendela atas ( clerestories), pembayg jendela ( light shelves), konsep pencahaya bersama tar 2 rug (borrowed light) Distribusi Cahaya Matahari Terkait Deng Bentuk d Posisi Jendela Tabel 2. Distribusi Cahaya Matahari Terkait Deng Bentuk d Posisi Jendela Bentuk Jendela Posisi Jendela Kelebih Kekurg Jendela Vertikal Penetr cahaya yg lebih baik. Distribusi cahaya matahari tidak merata di area sampingnya. (Sumber: Beckett et al., 1974) Jendela Horizontal Menghlk kesilau lebih rendah dari jendela vertikal. Distribusi cahaya tidak merata pada area ltai pada dinding sejajar. Jendela Sudut Bay Windows Jendela Multisisi Penetr cahaya yg lebih baik Mengurgi silau Distribusi cahaya matahari hya pada area yg dijgkau oleh jendela. Persebar cahaya mencakup ke semua area ltai di rug 2.4. Persyarat Tingkat Pencahaya Tingkat Pencahaya Tingkat kenyam visual dapat diukur menggunak stdar tingkat pencahaya rata-rata yg direkomendk, yaitu SNI : Tata cara percg sistem pencahaya buat pada bgun gedung. Sesuai deng fungsi bgun sebagai rumah tinggal, maka tingkat pencahaya rata-rata yg direkomendk adalah

4 Indeks Kesilau Apabila fungsi bgun adalah rumah tinggal deng berbagai fungsi rug berbeda deng tugas visual normal, maka dibutuhk pengendali silau yg sgat penting. Berdasark stdar SNI d Szokolay (2004), indeks kesilau yg dijurk untuk rumah tinggal adalah di tara 10 hingga Nilai Keseragam Keseragam atau uniformity (U0) adalah kemerata distribusi cahaya pada bidg kerja. Untuk rug deng aktivitas seragam, nilai keseragam minimum yg harus dicapai adalah 0, Metode Peneliti Proses kaji mengenai pengaruh ro buka jendela terhadap kenyam visual terhadap kenyam visual pada apartemen mahswa di Surabaya ini menggunak metode deskriptif kutitatif. Hal ini bertuju untuk mengetahui pengaruh ro luas jendela terhadap tingkat kenyam visual penghuni bgun yg berljut pada percg jendela yg sesuai deng kebutuh pencahaya. Peneliti ini dilakuk pada kedua tower apartemen, yaitu Tower A d Tower B. Untuk mendapatk kinerja pencahaya alami optimal tpa adya refleksi bgun di sekitarnya, maka peneliti dilakuk di ltai teratas, yaitu ltai 19 yg berfungsi sebagai ltai unit apartemen. Sampel ditentuk berdasark jenis tipe unit apartemen yg tersedia d memiliki sisi buka yg mewakili ke empat arah mata gin, yaitu unit huni tipe 2 Bedroom (BR) 30 m 2 yg memiliki 4 tipe unit huni 2 BR 30 m 2 deng arah hadap berbeda, yakni tipe 2 BR 30 m 2 Buka Utara, tipe 2 BR 30 m 2 Buka Selat, tipe 2 BR 30 m 2 Buka Timur, d tipe 2 BR 30 m 2 Buka Barat Variabel-variabel yg ak digunak pada tahap eksperimen desain didapatk dari hl perbding sebelumnya, tara pengukur lapg d simul deng stdar pencahaya alami. Variabel atau parameter operonal yg digunak dalam pengamat kondisi pencahaya alami pada bgun meliputi dimensi jendela, bentuk jendela, d posisi jendela yg mempengaruhi tingkat kenyam visual penghuni. 3. Hl d Pembahas 3.1. Posisi Site Terhadap Lintg d Posisi Azimut Posisi Site Terhadap Garis Lintg Kota Surabaya terletak pada koordinat '25"Lintg Selat d '26" Bujur Timur Posisi Azimut Terhadap Orient Buka Pada Bgun Orient Buka Utara d Selat Orient Buka Timur d Barat Gambar 1. Posisi Azimut Terhadap Orient Buka Pada Bgun

5 Dari hl perhitung sudut azimut diatas, dapat disimpulk bahwa posisi bidg fasade yg terdapat buka adalah sebagai berikut: Pada massa bgun, bidg AB terletak pada posisi 7 dari arah utara Pada massa bgun, bidg DC terletak pada posisi 8 dari arah timur Pada massa bgun, bidg BC terletak pada posisi 7 dari arah timur Pada massa bgun, bidg AD terletak pada posisi 83 dari arah selat 3.2. Tinjau Umum Apartemen Puncak Kertajaya Apartemen Puncak Kertajaya terletak pada koordinat LS d BT. Tapak terbentg dari sisi timur ke barat deng total luas tapak m 2. Apartemen Puncak Kertajaya memiliki dua tower apartemen yg terhubung oleh podium yaitu, Tower A d Tower B. Gambar 2. Batas-batas tapak Apartemen Puncak Kertajaya Gambar 3. Fasade Bgun Apartemen Puncak Kertajaya Bentuk fasade bgun apartemen Puncak Kertajaya menggunak sistem modular deng material selubung bgun precast concrete pel. Warna dinding luar bgun memiliki warna domin krem d coklat. Jendela d pintu menggunak material alumunium untuk kusen d kaca lamin. Terdapat dua jenis sun shading atau tritis selebar 20 centimeter berguna sebagai pengontrol sinar matahari d pelengkap estetika bgun. Gambar 1. Tampak Selat Apartemen Puncak Kertajaya Bgun apartemen Puncak Kertajaya terdiri dari 20 ltai aktif deng 1 ltai podium d 19 ltai tower. Apartemen Puncak Kertajaya memiliki tinggi bgun 55,65 meter deng jarak tar ltai setinggi 2,85 meter Analisis Unit Huni Tipe 2 BR 30 m Kondisi Eksisting Pada rug unit huni tipe 2 BR 30 m 2 memiliki bentuk persegi pjg deng pjg 6 meter d lebar 5 meter. Rug unit huni memiliki ketinggi rug 2,68 meter. Pada kamar tidur 1 terdiri dari satu unit jendela deng ukur tinggi 1,15 meter

6 d lebar 0,75 meter diletakk di ketinggi 0,95 meter dari permuka ltai. Sedgk pada rug tengah terdapat 2 unit buka yg terdiri dari 1 unit jendela d 1 unit pintu kaca. Pintu kaca memiliki tinggi 2,1 meter d lebar 0,6 meter. Terdapat 1 buah shading device vertikal selebar 0,2 meter, d 2 buah shading device horizontal setebal 0,1 meter deng ukur pjg 0,75 meter d lebar 0,2 meter. Gambar 2. Denah Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 Gambar 6. Potong Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 Gambar 7. Detail Buka pada Unit Huni Tipe 2 BR 30 m Analisis Tingkat Pencahaya deng Lgsung dilakuk pada di unit huni tipe 2 BR 30 m² yg berorient ke arah selat deng menggunak meter di tiap titik ukur setinggi bidg kerja 0,75 meter pada bul Maret deng pembagi 3 waktu, yakni pagi hari pukul 09.00, sig hari pukul 12.00, d sore hari pukul Tabel 3. Hl Tingkat Pencahaya Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 Waktu Hl pengukur Tingkat pencahaya rata-rata Gambar 3. Hl Lgsung Tingkat Pencahaya Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 pukul Rug = 630 Tidur 1 = 1147 Gambar 4. Hl Lgsung Tingkat Pencahaya Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 pukul Rug = 596 Tidur 1 = 1086 Gambar 5. Hl Lgsung Tingkat Pencahaya Unit Huni Tipe 2 BR 30 m2 pukul Rug = 385 Tidur 1 = 747 Sky type Clear (cerah) Clear (cerah) Intermediate (Beraw) Tingkat pencahaya rata-rata baik pada unit huni melebihi stdar tingkat pencahaya rata-rata SNI sebesar sehingga rug yg terlalu terg menggggu kenyam visual pengguna. Iluminsi tertinggi terdapat di sekitar titik ukur yg berada dekat lubg cahaya sehingga bidg kerja mengkap intensitas cahaya matahari yg lebih besar dari titik-titik ukur lainnya.

7 Analisis Tingkat Pencahaya deng DIALux Tabel 2. Hl Analisis Kenyam Visual Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 deng DIALux Objek Peneliti No. Variabel Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 Buka Utara Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 Buka Barat Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 Buka Timur Unit Huni Tipe 2 BR 30 m 2 Buka Selat Variabel Bebas 1. Orient Buka 2. Dimensi Buka 3. Perbding Luas Buka Terhadap Luas Dinding (Window-to- Wall Ratio) Variabel Terikat 4. Tingkat Pencahaya Rata-rata 5. Indeks Kesilau 6. Nilai Keseragam Bidg buka terletak pada posisi 7 0 dari arah utara x 600 mm 750 x 1150 mm Rug WWR: 31% WWR: 13% Tidur Rug Tidur 01 Tidur 02 Rug Tidur 01 Tidur 02 Rug Tidur 01 Tidur 02 Bidg buka terletak pada posisi 83 0 dari arah selat x 600 mm 750 x 1150 mm Rug WWR: 31% Tidur 13% Tidur Bidg buka terletak pada posisi 7 0 dari arah timur x 600 mm 750 x 1150 mm Rug WWR: 31% WWR: 13% Bidg buka terletak pada posisi 83 0 dari arah timur x 600 mm 750 x 1150 mm Rug WWR: 31% Tidur ,74 2,61 2,60 2,49 18,9 17,7 17,8 18,6 35,6 35,4 35,4 36,3 2,3 2,2 2,2 2,23 0,278 0,290 0,291 0,283 0,159 0,158 0,158 0,157 0,693 0,705 0,699 0,685 WWR: 13% Pada kondisi eksisting, tingkat pencahaya rug tengah sudah nyam d sesuai stdar. Indeks kesilau pada rug tengah berada dibawah nilai maksimum. Namun nilai keseragam berada dibawah stdar minimum. Tingkat pencahaya kamar tidur 01 dikategorik sebagai rug yg nyam terlalu terg. tidur 01 memiliki indeks kesilau yg melebihi nilai maksimum serta nilai keseragam yg rendah. Sedgk pencahaya d indeks kesilau kamar tidur 02 juga sgatlah kurg. Berdasark alisis tersebut, dapat dinyatak dapat disimpulk bahwa kinerja jendela pada unit huni tipe 2 BR 30 m 2 belum memenuhi dua kriteria kenyam visual, yaitu indeks kesilau d keseragam persebar cahaya. Agar pencahaya alami pada unit huni ini dapat sesuai deng kriteria kenyam visual, maka dibutuhk rekomend desain jendela yg dapat menurunk indeks kesilau, meningkatk tingkat pencahaya, d meningkatk kemerata persebar cahaya matahari pada unit huni Kesimpul Analisis Tingkat Pencahaya Menggunak 2 Tahap Untuk menentuk tingkat ketepat hl pengukur lgsung di lapg, maka dilakuk valid melalui pengukur menggunak simul software DIALux yg kemudi hl dari kedua tahap pengukur tersebut ditugk dalam bentuk tabul untuk dibdingk.

8 Tabel 3. Perbding Hl pada Unit Tipe 2 BR 30m² Buka Selat Rug Waktu Titik Ukur engukur Valid % Valid % Valida si % TUS (2) TUU (3) TUS (4) ,072 0,075 4% ,065 0,080 19% ,057 0,061 7% ,048 0,069 30% ,050 0,075 33% ,028 0,032 11% ,040 0,050 19% ,039 0,052 25% ,034 0,040 14% Tidur 01 Waktu Titik Ukur engukur Valid % Valid % Valida si % TUS (1) TUU (2) TUS (3) ,110 0,100 10% ,095 0,106 10% ,091 0,081 12% ,058 0,051 14% ,051 0,060 16% ,052 0,043 21% ,048 0,043 13% ,041 0,055 25% ,039 0,036 10% Pada kedua hl pengukur menunjukk bahwa titik ukur (1) memiliki tingkat pencahaya yg sgat tinggi, namun terdapat perbeda tingkat pencahaya cukup jauh deng titik ukur (2) d (3). Hal tersebut disebabk oleh posisi jendela yg berada disamping hya mampu mendistribusik cahaya matahari di area yg dekat jendela. Oleh karena itu, berdasark hl pengukur tersebut, maka posisi jendela pada bidg jendela menjadi acu untuk meningkatk kenyam visual dalam proses rekomend desain Rekomend Desain Rekomend desain buka deng membuat beberapa skenario modifik desain buka pada unit huni berdasark variabel-variabel bebas yg telah ditentuk hingga didapatk kesimpul berupa desain buka yg paling efektif d menambahk clerestory pada dinding partisi kamar tidur setinggi 0,4 meter. Tabel 4. Rekomend Desain Buka Rug pada Unit Huni 2 BR 30 m² Skenario Orient Buka WWR Dimensi (mm) Bentuk Buka Posisi Buka Terhadap Lebar d Tinggi Dinding 1 Utara 34% P1 = 2100 x 600 J1 = 900 x Utara 40% P1 = 2100 x 900 J1 = 900 x Utara 41% P1 = 2100 x 900 J1 = 750 x 1150

9 4 Utara 44% P1 = 2100 x 900 J1 = 900 x 1500 Tabel 5. Rekomend Desain Buka Tidur pada Unit Huni 2 BR 30 m² Skenario Orient Buka WWR Dimensi (mm) Bentuk Buka Posisi Buka Terhadap Lebar d Tinggi Dinding 1 Utara 16% J1 = 900 x Utara 20% J1 = 900 x Utara 21% J1 = 1200 x Utara 26% J1 = 1200 x 1500 Berdasark hl simul rekomend desain tersebut, dapat ditentuk desain buka yg paling efektif bagi mng-mng unit huni deng orient buka yg berbeda. Tabel perbding hl simul rekomend desain deng kondisi eksisiting adalah sebagai berikut : Orient Buka Utara Timur Barat Selat Nama Rug Rug Tidur 01 Tidur 02 Rug Tidur 01 Tidur 02 Rug Tidur 01 Tidur 02 Rug Tidur 01 Tidur 02 Tabel 6. Hl Tingkat Kenyam Visual Rekomend Desain Eav (Lux) Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Glare Eav Glare Eav Glare Eav Glare u0 u0 u0 Index (Lux) Index (Lux) Index (Lux) Index ,7 0, ,5 0, , ,6 0, ,4 0, ,1 0, ,8 0, ,3 0,239 5,72 1,9 0,776 6,98 1,9 0,773 7,12 1,9 0,754 8,8 1,8 0, ,8 0, ,4 0, ,2 0, ,9 0, ,6 0, , ,7 0, ,3 0,240 6,04 2 0,760 7,5 2 0,723 7,5 2 0,743 9,46 1,9 0, , , ,6 0, ,5 0, ,6 0, ,8 0, , ,7 0,240 5,85 2 0,770 7,61 2 0,765 7,39 2 0,760 8,97 1,9 0, ,8 0, ,7 0, ,7 0, ,5 0, , ,6 0, ,3 0, ,7 0,239 5,43 1,9 0,788 6,61 1,9 0,779 6,83 1,8 0,782 8,42 1,8 0,773 u0

10 Orient Buka Utara Timur Barat Selat Tabel 7. Perbding Tingkat Kenyam Visual Eksisting deng Rekomend Desain Kesimpul Kinerja Jendela Terhadap Stdar Nama Rug Desain Terpilih Eksisting Rekomend Desain Rug Skenario 1 (WWR 34%) 46,3% 50,1% Tidur 01 26,5% 42% Skenario 1 (WWR 16%) Tidur Rug Skenario 2 (WWR 40%) 48,5% 52,1% Tidur 01 26,3% 41,8% Skenario 1 (WWR 16%) Tidur Rug Skenario 1 (WWR 34%) 48,3% 52,3% Tidur 01 26,3% 41,8% Skenario 1 (WWR 16%) Tidur Rug Skenario 3 (WWR 41%) 47% 49,3% Tidur 01 26,1% 41% Skenario 2 (WWR 20%) Tidur Kesimpul Berdasark hl peneliti yg sudah dibahas pada poin sebelumnya, dapat ditarik kesimpul bahwa adya pengaruh orient d luas buka jendela terhadap tingkat kenyam visual dalam rug unit huni. Pengaruh window-to-wall ratio terhadap kenyam visual pada unit apartemen diuraik sebagai berikut: 1. Performa lubg cahaya pada rug tengah meningkat sebyak rata-rata 4%, sedgk kinerja jendela pada kamar tidur meningkat sebyak 15% setelah dilakuk modifik desain. 2. Pada unit huni tipe 2 BR 30 m 2 buka utara d buka barat, total ro luas jendela eksisting sebesar 44% diubah menjadi sebesar 50% dari luas total permuka dinding. Pada unit huni tipe 2 BR 30 m 2 buka timur, total ro luas jendela eksisting sebesar 44% diubah menjadi sebesar 56%. Sedgk pada unit huni tipe 2 BR 30 m 2 buka selat, total ro luas jendela eksisting sebesar 44% diubah menjadi sebesar 61%. 3. Posisi buka jendela tengah meningkatk nilai keseragam. 4. Penambah clerestory pada dinding partisi kamar tidur mampu meningkatk tingkat pencahaya pada kamar tidur Buka satu sisi tidak mampu menghlk nilai keseragam yg mencapai stdar minimum walaupun sudah dilakuk modifik desain. Buka multisisi merupak strategi pencahaya yg baik untuk distribusi cahaya yg lebih merata dalam rug. Daftar Pustaka Beckett, H.E., Godfrey, J.A Windows Performce, Design & Installation. London: Crosby Lockwood Staples. CIE-Commision Internationale de l Eclairage. Spatial Distribution of Daylight - CIE Stdard General Sky, Document ISO 15469:2004. Tersedia di: cie.co.at (diakses November 2016). Daylighting d Window Design, Lighting Guide. LG 10, London: CIBSE. Kroelinger, Michael D Daylight in Buildings. Dimuat dalam Implications Vol 03 Issue 3, Diakses pada 26 Desember SNI tentg Tata Cara Percg Sistem Pencahaya Alami pada Bgun Gedung. Bad Stdardis Nonal. Szokolay, Steven V Introduction to Architectural Science the bs of sustainable design, Engld: Architectural Press.