PERANCANGAN PROGRAM SIMULASI TEKNIK POWER CONTROL DAN MULTI USER DETECTION PADA SISTEM KOMUNIKASI DS-CDMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN PROGRAM SIMULASI TEKNIK POWER CONTROL DAN MULTI USER DETECTION PADA SISTEM KOMUNIKASI DS-CDMA"

Transkripsi

1 PERANCANGAN PROGRAM SIMULASI EKNIK POWER CONROL DAN MULI USER DEECION PADA SISEM KOMUNIKASI DS-CDMA Dw Agus Purwanto, LF Jurusan eknk Elektro Fakultas eknk Unverstas Dponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., embalang, Semarang Emal : dw_agus_p@yahoo.co.d Abstrak- Perkembangan penggunaan ponsel CDMA d masyarakat semakn pesat dan teknolog komunkas mengalam penyempurnaan untuk menngkatkan kualtas layanan bag penggunanya. Namun penyempurnaan sstem komunkas CDMA mengalam kendala msalnya tmbulnya nterferens antar pengguna. Kasus n dakbatkan karena perbedaan snyal antar pengguna sehngga mengakbatkan efek near faar atau efek nose. Solus yang dkembangkan dalam menghadap masalah n salah satunya dengan teknk power kontrol. Pada teknk power control n dgunakan beberapa feedback control massage oleh base staton untuk mengnstrukskan pengguna unuk mengatur level daya transms setap waktu untuk menghndar terjadnya nterferens. Hasl pengamatan menunjukkan dengan menggunakan power control konvensonal dan mult user detecton jka semakn banyaknya jumlah pengguna maka nla SIR akan menurun/d bawah target SIR. Untuk mengatas jumlah pengguna yang semakn banyak dapat dengan cara memperbanyak teras/peng-update-an daya transms hngga ddapat ttk konvergen untuk mencapa nla target SIR. Selan tu, dapat juga dengan memperbanyak jumlah chp untuk mengurang nterferens dengan semakn banyaknya pengguna. Hasl pengamatan n dtamplkan dalam bentuk vsualsas dengan program Mathlab Gudance (GUI). Kata Kunc : Power Control, Mult User Detecton, NearFar, Sgnal to Interfrence Rato (SIR) I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam duna telekomunkas selular saat n masalah yang dhadap adalah makn menngkatnya jumlah pengguna yang menggunakan pta frekuens yang terbatas secara bersama. Pada sstem komunkas bergerak, semua pengguna yang ada dalam area layanan base staton tertentu (suatu sel) akan mendapat layanan berupa snyal snkronsas dar sebuah base staton yang ada ddalam area layanan tersebut. Dengan banyaknya jumlah pengguna yang ada ddalam suatu area layanan base staton tertentu (sel), menyebabkan semakn besar kemungknan terjadnya nterferens antar pengguna aktf. Dalam mplementas drect sequence-cdma memlk masalah jauh-dekat (Near-far problem) yatu pengguna aktf yang jaraknya dekat dengan base staton akan mengrm snyal dengan daya yang lebh besar dbandng pengguna dengan jarak lebh jauh dar base staton yang sama. Snyal yang lebh besar akan mengganggu penermaan snyal yang lebh kecl pada base staton. Untuk mengatas masalah tersebut terdapat dua macam cara yang dapat dgunakan, yatu: dengan menggunakan eknk Power Control konvensonal. dan cara kedua menggunakan detektor MMSE (Mnmum Mean-Squared Error). ujuan ujuan dar tugas akhr n adalah membuat smulas dar teknk power control konvensonal dan detektor mult user-mmse untuk mengatas masalah jauh-dekat (near-far problem) pada sstem komunkas bergerak berbass drect sequence-cdma. Untuk mengetahu knerja teknk power control n dgunakan Sgnal to Interference Rato (SIR) sebaga parameternya..3 Pembatasan Masalah Dalam pembahasan ugas Akhr n penuls hanya membatas pada masalah :. Penerapan pada sstem komunkas DS-CDMA.. Parameter yang d amat : SIR terhadap teras 3. Jumlah pengguna : varabel 4. Pengamatan pada kanal uplnk/reverse 5. Menggunakan gold code 6. Menggunakan kanal nose AWGN II. DASAR EORI. Sstem Komunkas CDMA Code Dvson Multple Access (CDMA) merupakan teknolog akses jamak berbass persebaran spektrum dmana snyal nformas akan dsebar dengan snyal penyebar yang mempunya lebar bdang frekuens dengan perbandngan yang lebh besar dbandngkan lebar frekuens snyal nformas. Sstem komunkas drect sequence sread spectrum merupakan teknk palng populer. Snyal data dkalkan dengan kode Pseudo Random Nose (PNcode). PN-code adalah urutan chps bernla - dan (polar) atau 0 dan (non-polar). Jumlah chp dalam satu kode dsebut perode kode. PN-code adalah kode yang menyerupa nose (nose-lke code) dengan propert propert tertentu. PN-code dapat dbuat dengan satu atau lebh shft regster. Jka panjang dar shftregster adalah n, secara umum perode N dapat dnyatakan sbb: N = n -..()

2 IDC.. CDMA 000 Sstem komunkas bergerak selular CDMA membag wlayah cakupan snyal menjad wlayahwlayah kecl yang dsebut sebaga sel. Standarsas CDMA000 dlakukan berdasarkan spesfkas IS000 yang kompatbel dengan system IS-95A/B (cdmaone). dbandngkan dengan IS-95, jarngan CDMA000 mengalam beberapa perkembangan sepert kontrol daya yang lebh bak, uplnk plot channel, teknk vocoder baru, pengembangan kode Walsh, serta perubahan skema modulas. Sedangkan pada ss arstektur jarngan, terdapat Base Staton controller (BSC) dengan kemampuan IP Routng,BS Multmode serta PDSN (Packet Data Servng Node). Gambar. Arstektur jarngan CDMA 000 X.. Moble Staton / Moble Unt (MS) MS terdr dar Subscrber ranscever, control unt dan antena.. Rado Base Staton / Base ranscever Staton Merupakan perangkat transcever yang berhubungan dar/ke pelanggan (nterface/repeater antar MS dan MSC)..3 eknk Power Control Power control memlk peran pentng dalam komunkas wreless. Dmana teknk n berfungs untuk mengatur level daya transms yang dterma base staton pada uplnk dan downlnk, selan tu untuk memnmalkan nterferens antara user aktf. Sstem CDMA IS-95, pengendalan daya pancar dlakukan setap,5 ms dengan perubahan daya persatu db. Kanal uplnk adalah kanal ketka user menstransmskan nformas kepada BS. Pada transms uplnk, snkronsas transms dar user yang berbeda sangat sult dterapkan karena user mentransmskan dar lokas yang berbeda. Maka dar tu, orthogonal spread spectrum tdak dgunakan dalam uplnk karena ke-orthogonalan n tdak dapat dperbak. Snyal dar user lan merupakan subjek nose. Hasl propagas/nose dan fadng mempunya level daya berbeda yang dterma BS. Non-orthogonal spread spectrum dan level daya yang berbeda pada uplnk menyebabkan terjadnya Multple Access Interference (MAI) yang merupakan masalah serus dalam CDMA. Pada BS, user akan melndung smbol transms dengan cara mengkorelas snyal recever dengan spread spectrum pengguna. Hasl dar cross correlaton yang tdak nol antara spread spectum dengan user yang lan maka user akan mengalama MAI dar k- user lan. Jka level daya yang dterma BS tdak sama, correlatng recever tdak mampu mendeteks snyal pengguna yang lemah karena nterferens pengguna lan dengan level daya yang lebh besar. Pada transms uplnk, snyal yang dterma BS dar user melewat kanal yang berbeda-beda sehngga daya snyal tap pelanggan yang dterma BS tdak sama Power control pada uplnk sangat pentng untuk menjaga nterferens dar user dan dapat menngkatkan kapastas kanal. [] Kanal downlnk adalah kanal ketka BS mengrm nformas ke user. Pada transms kanal downlnk, BS mengrm semua snyal kesetap user. Snyal yang dterma user n yang terdr dar snyal user lan dransmskan melalu kanal yang sama sehngga setap snyal mengalam peredaman dan fadng yang sama. Hal n meyebabkan daya snyalsnyal tersebut pada user sama kuat. Sehngga jelas bahwa power control pada kanal uplnk lebh pentng darpada kanal downlnk. [].3. eknk Power Control konvensonal eknk power control merupakan teknk palng awal dterapkan pada suatu penerma yang dkenal dengan conventonal recever. Pada penerma konvensonal d gunakan sekelompok matched flter (MF). Gambar blok dagram detektor konvensonal dtunjukan sepert gambar. b b b b b b b b b k Gambar Blok dagram detektor konvensonal Pada detektor konvensonal matched flter menggunakan metode deteks pengguna tunggal (sngle user), yatu masng masng user ddeteks secara terpsah, tanpa mempertmbangkan user yang lan. Dengan demkan munculnya MAI (Multple Interference Access) dapat terjad pada konvensonal MF. Dasumskan untuk untuk detector konvensonal untuk penerma snyal [] r (t) = 0 A k b k (t) S k (t) + n(t)...() Dmana: A k = Ampltudo snyal dar user ke k b k = Bt dtransmskan user ke k,dmana nla k adalah + atau - S k = sgnature waveform n(t) = nose whte gaussan (db)

3 Dar persamaan (), dketahu bahwa snyal yang dterma oleh base staton merupakan penjumlahan dar semua snyal yang dkrm dar baberapa user dtambah dengan nose. Kemudan pada setap cabang MF snyal/bt nformas dbangktkan kembal dengan cara mengalkannya dengan sgnature wave dar masngmasng user Sk(t). Dan satu matched flter memproses data dar satu user. [].3. eknk Mult User Detecton (MUD) Mult user detecton merupakan suatu teknk yang menerapkan daya yang dterma dar semua pengguna stabl, dan sekalgus memodulas semua snyal yang dterma dar semua user secara bersamaan. Pada detektor konvensonal mach flter akan terjad adanya MAI Multple Acess Interference, dmana n akan mengurang daya kerja dar detektor konvensonal tu sendr. Untuk mengatas masalah n maka dbuat suatu detektor yang tdak memperlakukan penggunapengguna lan sebag nerferens, melankan sebag snyal yang daggap pentng. Cr dar rangkaan MUD memlk kemampuan untuk mengubah-ubah nla koefsen flter penerma, sehngga nlanya tdak konstan lag. Proses pendeteksan tersebut merupakan deteks ke semua snyal dar semua user secara smultan. Gambar 3 merupakan blok dagram dar detektor mult user. Gambar 3 Blok dagram detektor Mult user MUD merupakan perkembangan dar teknk power control konvensonal selan mengatas nterferens MUD juga berperan dalam mengatas masalah jauh-dekat. MUD dkelompokan menjad dua bagan yatu optmal detektor dan sub optmal detektor. Pada tugas akhr n akan dlakukan analsa pada sstem sub optmal detektor MUD, yatu MMSE (mnmum mean square error) [5].3.3 Mnmum Mean Sequare Error (MMSE) Sstem n memlk prnsp yatu memungknkan adanya pengontrolan (up date) daya yang dkrmkan user P dan sekalgus berfungs mengatur (up date) koefsen flter dss penerma c, n dlakukan untuk menekan nterferens yang cenderung mengganggu daya transms. Kemudan dlakukan kembal proses up date atas daya yang dtransmskan tersebut, untuk memnmalkan probabltas nterferens pada user lan, agar d dapat nla sesua target SIR. Proses up date koesen flter penerma pada teknk MMSE dnyatakan dengan persamaan 3 [] p C (n+) =. A. S P. S. A S Dmana : S = PN code user ke P = vektor daya user ke A = P. h. S. S I j j....(3)..(4) Nla daya transms user yang d up date dnyatakan dengan persamaan [8] p (n+)= h ( j * pj( n) h j ( c s ) ( c s j ) ( ( c c )..(5) Dan nla SIR user ke- dnyatakan dengan persamaan : SIR = Keterangan : j p h ( c j p h ( c s ) s ) ( c c j )..(6) Pj = Vector daya user ke-j (db) h j =Gan kanal pada lnk BS user ke- dengan user ke- j (db) d j = Jarak antara BS user ke- dengan user ke-j (m) b j = Bt yang d transmskan oleh user ke-j s j = Sgnature sequence dar user ke-j = Koefsen flter user ke- c = nose AWGN (db) * S = = SIR target (db) MMSE memlk kelebhan knerja (performene) yang lebh bak dbandngkan teknk power control konvensonal dengan memperhtungkan dar efek nose dan meng up date koefsen flter pada penerma. Oleh karena tu MMSE detektor sedkt lebh kebal terhadap nar-far. Detektor MMSE bertujuan menyembangkan snyal user dalam satu metode algortma dan menghlangkan MAI secara total dharapkan nose tdak kut bertambah. Untuk mengurang MSE (mean square error) pada output transformas lner dengan cara memaksmalkan SIR (sgnal to nterference raso). Semakn rendahnya MSE maka perbandngan antara snyal yang ddapatkan dengan nterferens menjad semakan besar, sehngga knerja sstem akan semakn bak. [5] III. PERANCANGAN PROGRAM Dalam proses smulas pada tugas akhr n pertama kal yatu menentukan tata letak base staton dan tata letak user secara poss acak, dan kemudan akan ddapatkan jarak antara base staton dengan user dengan jarak yang berbeda, jarak n berfungs untuk menghtung nla gan kanal. Setelah ddaptkan nla gan kanal akan ddapatkan nla daya transms dar masng-masng user. Dar nla daya transms yang dterma oleh base staton akan menentukan nla SIR dmana pada smulas n dgunakan target SIR 4 db. 3

4 pertama kal yatu menentukan tata letak base staton dan tata letak user secara poss acak, dan kemudan akan ddapatkan jarak antara base staton dengan user dengan jarak yang berbeda, jarak n berfungs untuk menghtung nla gan kanal. Setelah ddaptkan nla gan kanal akan ddapatkan nla daya transms dar masng-masng user. Dar nla daya transms yang dterma oleh base staton akan menentukan nla SIR dmana pada smulas n dgunakan target SIR 4 db. Dagram alr program smulas teknk power kontrol secara keseluruhan dapat dlhat pada gambar 4. Gambar 5. Dagram alr penentuan gan kanal 3. Pembangktan PN-Sequence Pada perancangan program smulas dgunakan gold code dmana jumlah chp yang dgunakan adalah 3 chp, 63 chp dan 7 chp. PN sequence dgunakan untuk memodulas nformas bt. Pada tugas akhr n dgunakan PN sequence untuk perhtungan daya transms user dan menentukan nla SIR. Gold code dbentuk dar XOR antara dua buah m-sequence kombnas n juga dsebut sgnature sequence. Jumlah chp adalah (^n)- dmana n adalah jumlah regster. Dagram alr pembangkt m-sequence sepert pada gambar 6. Gambar 4. Dagram alr program smulas teknk power kontrol 3. Perhtungan Gan Kanal Untuk mengetahu gan kanal, terlebh dahulu harus mengetahu jarak antara base staton dengan user. Sedangkan untuk menghtung jarak antara base staton dengan user maka terlebh dahulu harus menentukan user dlayan oleh base staton yang terdekat dar user. Setelah mengetahu user dlayan oleh base staton tersebut maka akan dketahu jarak antara user dengan base staton yang melayan maupun base staton yang lan. Gambar 5 mengambarkan skematk dagram alr gan kanal. Gambar 6. Dagram alr pembangktan m-sequence 3.3 Perhtungan Daya ransms Nla daya n sangat menentukan nla dar SIR user dmana near far problem n terjad karena jarak user terhadap base staton yang selalu begerak/moble 4

5 maka dar tu daya yang dpancarkan oleh user akan selalu berubah sehngga nla SIR pun juga berubah. Pada awal teras, nla daya transms dnsalsas sama dengan nol p (0) = 0. Nla daya n akan d update secara terus menerus dmana berdasar CDMA- IS 95 pengupdate daya dlakukan tap,5 ms. Daya transms user dapat d htung dengan menggunakan persamaan 5. Dar persamaan tersebut dapat drealasaskan dalam bentuk dagram alr gambar 7 IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4. Analss Smulas 4.. Penggambaran letak base staton dan user Masng-masng base staton bertugas memberkan layanan berupa lnk komunkas pada setap pengguna aktf d radus area layanan tertentu. Suatu radus tertentu dar area layanan base staton n dsebut dengan sebuah sel. Pada smulas n dasumskan multcell sstem CDMA dalam bentuk seg empat dengan radus yang dgunakan adalah 000m untuk setap sel. Sedangkan varable jumlah base staton yang terseda dan dapat dgunakan adalah 0, 5, 5, dan 50. Sedangkan user melakukan aktvtas secara moble atau bergerak. Jumlah user dapat dtentukan dengan masukan nla yang dskan pada text box dengan jumlah user yang dngnkan, dan letak user adalah random. Berkut hasl program smulas yang menggambarkan letak base staton (o) dan user (x). Penggambaran letak user dan base staton jumlah user 50. jumlah base staton 0. Gambar 7 Dagram alr perhtungan daya transms 3.4 Perhtungan Sgnal to Interference (SIR) Nla SIR merupakan parameter yang dgunakan untuk mengetahu knerja dar ssem teknk power control. Dalam smulas dgunakan nla target SIR=4 dmana berdasar CDMA-IS 95 perbandngan snyal terhadap nterferens sektar 6 db. Nla SIR n berhubungan dengan nla daya yang dtransmskan oleh user. Untuk mengukur nla SIR sesua dengan persamaan 6 dar persamaan tersebut dapat drealasaskan dalam bentuk dagram alr gambar 9 sebelum drealsaskan dalam bentuk lstng program. Gambar 0 Grafk konds 50 user dan 0 base staton Jumlah user 0. Jumlah base staton 5. Gambar Grafk konds0 user dan 5 base staton Jumlah user 50. Jumlah base staton 5. Gambar 9 Dagram alr menentukan SIR Gambar Grafk konds 50 user dan 5 base staton 5

6 4.. Penghtungan daya total transms user Dalam penghtungan daya transms n perlu memperhtungkan gan kanal dan membangktkan gold code s sebaga kode unk dar pengguna, nos AWGN, target SIR serta koefsen flter c. Untuk gan kanal h, efek near far dalam sstem CDMA dnyatakan dalam daya rata-rata yang dterma base staton pada pusat sel adalah : h = r (3.) Dmana r adalah jarak antara pengguna ke- terhadap base staton dan adalah konstanta sesua hukum path loss yatu antara sampa 5 dan dalam smulas dgunakan nla = 4. Dalam teknk power control, nla daya akan dapat d ambl oleh base staton ketka sudah mencapa nla target dan konvergen dalam satu ttk. Daya dar pengguna dengan memanfaatkan teknk power control maka daya pengguna n akan dnakkan atau dturunkan hngga mencapa nla target SIR sehngga kapastas sstem dapat doptmalkan. a. Analss daya transms berdasarkan pengaruh jumlah user. Jumlah user 50. Jumlah base staton 0. Jumlah chp 63. Gambar 3 Grafk daya 50 user dan 0 base staton. Jumlah user 0. Jumlah base staton 0. Jumlah chp 7. Gambar 4 Grafk daya 0 user dan 0 base staton 3. Jumlah user 50. Jumlah base staton 0. Jumlah chp 55. Gambar 5 Grafk daya 50 user dan 0 base staton Dar pengamatan ketga gambar grafk daya datas berdasarkan jumlah user dengan teras sebanyak 5, dar gambar 3 grafk daya dengan jumlah user 50 dan 0 base staton daya transms total untuk power control konvensonal mencapa konvergen level 0,4 dbm d teras ke5 dan untuk teknk MMSE mencapa konvergen pada level 9, dbm d teras ke 3. Sedangkan pada pengamatan gambar 4 dengan jumlah user 0 dan 0 base staton grafk daya total transms power control konvensonal mencapa konvergen 3,4 dbm d teras ke 0 dan untuk teknk MMSE mencapa konvergen level,3 dbm d teras ke 3. kemudan untuk pengamatan gambar 5 dengan jumlah user 50 dan 0 base staton grafk daya transms dengan jumlah user 50 daya total transms power control konvensonal mencapa konvergen level 6,5 dbm d teras ke 7 dan daya transms untuk teknk MMSE mencapa konvergen level 5, dbm d teras ke 3. Sehngga dapat dsmpulkan dar ke tga grafk daya total transms datas dengan jumlah user yang bervaras yatu 50, 0 dan 50, dengan jumlah user yang semakn menngkat akan mempengaruh nla daya total transms selan tu akan lebh lama mencapa konvergen atau ttk kesetablan sehngga akan berpengaruh pada nla daya total transms. abel Daya transms pengguna berdasarkan pengaruh jumlah user No Jumlah user Jumlah BS Jumlah Chp Level Daya PC MMSE ,4 dbm 9, dbm , dbm 0,7 dbm , dbm,4 dbm ,7 dbm,4 dbm ,39dBm 3,8dBm ,7 dbm 4, dbm ,4 dbm 4,5 dbm ,7 dbm 4,7 dbm ,4 dbm 5,3 dbm ,7 dbm 5,4 dbm Berdasarkan abel d atas dapat dbuktkan kembal dengan jumlah base staton tetap (0) dketahu bahwa teknk MMSE memlk daya total transms yang rendah pada setap smulas dengan penngkatan jumlah user dbandngkan daya transms 6

7 teknk power control konvensonal. Selan tu dapat dsmpulkan bahwa jumlah user juga sangat berpengaruh dalam menentukan knerja parameter SIR dan daya transms pada penggunaan power control konvensonal dan teknk MMSE, Semakn besar jumlah user aktf dalam suatu sel semakn besar level daya transms sehngga akan nla SIR akan menurun. a. Analss daya transms berdasarkan pengaruh jumlah base staton. Jumlah user 00. Jumlah base staton 5. Jumlah chp 7. Gambar 6 Grafk daya 00 user dan 5 base staton. Jumlah user 00. Jumlah base staton 5. Jumlah chp 7. base staton, grafk daya total transms power control konvensonal mencapa konvergen level,7 dbm dteras ke 6 dan untuk teknk MMSE mencapa konvergen level,4 dbm d teras ke 3. Kemudan untuk pengamatan gambar 8 grafk daya transms dengan jumlah base staton 50 daya total transms mengalam penurunan dbandng dengan pengamatan grafk sebelumnya yatu mencapa konvergen level,3 dbm d teras ke 6 untuk teknk power control konvensonal sedangkan daya transms untuk teknk MMSE mencapa konvergen level, dbm d teras ke 3. Dapat dsmpulkan dar ke tga grafk daya total transms datas berdasarkan penngkatan jumlah base staton yang bervaras yatu 5, 5 dan 50, dengan jumlah penngkatan base staton mempengaruh nla daya total transms, pada saat jumlah base staton sedkt, maka daya total tranms akan lebh besar dar pada jumlah base staton lebh banyak. Dengan penngkatan jumlah base staton maka daya total transms akan lebh kecl dan cepat mencapa konvegen atau akan mencapa kestablan pada satu ttk. Nla daya pancar dar pengguna n sangat kecl sekal. abel Daya transms user berdasarkan pengaruh jumlah base staton No Jumlah user Juml ah BS Jumlah Chp Level Daya PC MMSE ,8 dbm 4,8 dbm ,9 dbm 4,4 dbm , dbm,8 dbm ,4 dbm 9,7 dbm Gambar 7 Grafk daya 00 user dan 5 base staton 3. Jumlah user 00. Jumlah base staton 50. Jumlah chp 7. Berdasarkan abel d atas dapat dbuktkan kembal dengan penambahan base staton dengan jumlah user tetap (00) dapat dambl kesmpulan daya total transms pada power control konvensonal dan teknk MMSE mengalam penurunan dan akan mencapa konvergen yang lebh cepat sehngga knerja sstem akan optmal. Gambar 8 Grafk daya 00 user dan 50 base staton Dar pengamatan ketga gambar grafk daya berdasarkan jumlah base staton dengan teras sebanyak 5, dar gambar 6 grafk daya dengan jumlah user 00 dan 5 base staton daya total transms yang dcapa power control konvensonal mencapa konvergen pada level,4 dbm dteras ke 6 dan untuk teknk MMSE mencapa konvergen pada level,7 dbm dteras ke 3. Sedangkan pada pengamatan gambar 7 dengan jumlah user 00 dan Pemrosesan Sgnal to Interference Rato (SIR) Sgnal to nterference rato (SIR) merupakan parameter yang dgunakan untuk menunjukkan tolok ukur suatu knerja dalam sstem CDMA. Dalam smulas dgunakan nla target SIR sebesar 4 (~6dB) sesua dengan standart sstem CDMA yang berart bahwa perbandngan snyal terhadap nterferens sektar 6dB. Nla nose AWGN yang dgunakan dalam smulas sebesar -3. Dalam teknk power control, terjad peng-update-an nla daya transms. Sedangkan pada teknk MMSE mengalam peng-update-an nla daya transms juga peng-update-an nla koefsen flter. Nla SIR n dpengaruh oleh nla daya transms dmana jka nla SIR lebh kecl darpada nla target SIR maka daya akan dnakkan dan sebalknya hngga dperoleh nla SIR yang dngnkan dengan nla daya transms yang optmal dan nterferens yang mnmal. 7

8 A. Analss nla SIR berdasarkan pengaruh jumlah user. Jumlah user 50, Jumlah base staton 0, Jumlah chp 63. kesempurnaan membutuhkan waktu yang sngkat. Jad dapat dambl kesmpulan teknk MMSE lebh unggul dbandngkan pada teknk power control konvensonal. 3. Jumlah user 50, Jumlah base staton 0, Jumlah chp 55. Gambar 9 Grafk SIR power control konvensonal, 50 user dan 0 base staton Grafk SIR teknk MMSE, 50 user dan 0 base staton Dar pengamatan gambar 9 grafk SIR teknk power control konvensonal dan grafk SIR teknk MMSE dapat danalsa bahwa SIR teknk power control konvensonal nla SIR sudah mencapa level konvergens yatu level 4 (~6dB), tetap nla konvergens tersebut terjad dteras ke 4 dalam hal n membutuhkan waktu dan teras yang panjang untuk mendapatkan nla target konvergen atau ttk kesetablan yang dharapkan. Kemudan pada pengamatan grafk SIR teknk MMSE nla SIR mencapa level konvergen dlevel 4 (~6dB) pada teras ke 3 dalam hal n waktu yang d butuhkan untuk mendapatkan kesempurnaan membutuhkan waktu sngkat. Jad dapat dambl kesmpulan teknk MMSE lebh unggul dbandngkan pada teknk power control konvensonal karena konvergen yang dperoleh lebh cepat.. Jumlah user 0, Jumlah base staton 0, Jumlah chp 7. Gambar 0 Grafk SIR power control konvensonal, 0 user dan 0 base staton Grafk SIR teknk MMSE, 0 user dan 0 base staton Pada gambar 0 grafk SIR teknk power control konvensonal dan grafk SIR teknk MMSE dapat danalsa bahwa SIR teknk power control konvensonal nla SIR sudah mencapa level konvergen atau ttk setabl yatu level 4 (~6dB), tetap nla konvergenstas tersebut ddapat dteras ke dalam hal n membutuhkan waktu dan teras yang panjang untuk mendapatkan nla konvergen atau ttk kesetablan. Dan untuk pengamatan gambar 0 grafk SIR teknk MMSE nla SIR sudah mencapa level target level 4 (~6dB) d teras ke 3 dalam hal n waktu yang dbutuhkan untuk mendapatkan Gambar Grafk SIR power control konvensonal, 50 user dan 0 base staton Grafk SIR teknk MMSE, 50 user dan 0 base staton Pada gambar yatu grafk SIR teknk power control konvensonal dan grafk teknk MMSE dapat danalsa bahwa SIR teknk power control konvensonal dan teknk MMSE tdak jauh beda dengan gambar 9 dan 0 pencapaan target SIR mencapa konvergen sempurna d level 4 (~6dB), tetap konvergen atau nla kesetablan yang ddapat lebh cepat teknk MMSE yatu d level 4 pada teras ke 3 sedangkan teknk power control konvensonal mencapa kesetablan d teras ke. Dar ketga gambar datas dapat dsmpulkan dengan jumlah user 50, 0 dan 50 grafk SIR teknk MMSE lebh unggul lebh cepat mencap konvergen atau lebh cepat mencap ttk kesetablan selan tu keunggulan lan pada teknk MMSE yatu melakukan peng-update-an pada koefsen flter sehngga kebal terhadap nterferens, dbandngkan teknk power kontrol konvensonal untuk mencapa target SIR dperlukan waktu atau teras yang lebh lama bahkan nla SIR n tdak bsa dcapa. In dsebabkan semakn banyak pengguna maka semakn banyak snyal nterferens yang dtmbulkan karena pada teknk power control pengguna lan yang tdak dkehendak danggap sebaga pengnterferer yang akan menurunkan knerja dar sstem CDMA. B. Analsa SIR berdasarkan pengaruh jumlah base staton. Jumlah user 50, Jumlah base staton 0,Jumlah chp 55. Gambar Grafk SIR power control konvensonal, 50 user dan 0 base staton Grafk SIR teknk MMSE, 50 user dan 0 base staton 8

9 Dar pengamatan gambar grafk SIR teknk power control konvensonal dan grafk SIR teknk MMSE dapat danalsa bahwa SIR teknk power control konvensonal nla SIR sudah mencapa level konvergens yatu level 4 (~6dB), tetap nla konvergens tersebut terjad dteras ke dalam hal n membutuhkan waktu dan teras yang panjang untuk mendapatkan nla konvergen atau ttk kesetablan yang dharapkan. Kemudan pada pengamatan gambar grafk SIR teknk MMSE nla SIR mencapa level konvergen dlevel 4 (~6dB) pada teras ke 3 dalam hal n waktu yang d butuhkan untuk mendapatkan kesempurnaan membutuhkan waktu sngkat. Jad dapat dambl kesmpulan teknk MMSE lebh unggul dbandngkan pada teknk power control konvensonal karena konvergen yang dperoleh lebh cepat.. Jumlah user 50, Jumlah base staton 5, Jumlah chp 55. Gambar 3 Grafk SIR power control konvensonal, 50 user dan 5 base staton Grafk SIR teknk MMSE, 50 user dan 5 base staton Pada gambar grafk 3 grafk SIR teknk power control konvensonal dan grafk SIR teknk MMSE, kedua teknk tersebut sudah mencapa konvegenstas yang dngnkan yatu level 4 (~6dB) sesua dengan standart sstem CDMA. etap kedua teknk tersebut memlk perbedaan pada pencapaan konvergen atau ttk kesetablan dmana teknk MMSE mencapa konvergen lebh cepat yatu konvergen d teras ke 3 sedangkan konvergen teknk power control terjad pada teras ke 7 n dakbatkan semakn banyaknya user maka semakn banyak snyal nterferes sehngga akan menurunkan knerja sstem CDMA. Selan tu teknk MMSE juga memlk keunggulan meng-update nla koefsen sehngga kebal terhadap nterferens yang cenderung mengganggu. 3. Jumlah user 50, Jumlah base staton 50, Jumlah chp 55. Gambar 4 Grafk SIR power control konvensonal, 50 user dan 50 base staton Grafk SIR teknk MMSE, 50 user dan 50 base staton Dar gambar 4, yatu grafk SIR teknk power control konvensonal dan grafk SIR teknk MMSE, kedua teknk tersebut sudah mencapa konvegenstas yang dngnkan yatu level 4 (~6dB) sesua dengan standart sstem CDMA. dar hasl smulas berdasarkan penambahan jumlah base staton dar gambar, gambar 3 dan gambar 4 pada masng-masng grafk SIR power control konvensonal dapat dsmpulkan semakn banyak penambahan jumlah base staton akan semakn cepat mencapa ttk konvergen sehngga knerja sstem akan maksmal dan daya yang dtransmskan juga semakn kecl. Sedangkan untuk teknk MMSE mampu mencapa konvergenstas lebh cepat karena dalam teknk n memlk kemampuan meng-update koefsen flter sehngga kebal terhadap nterferens sehngga knerja sstem akan lebh bak. V. PENUUP 5. Kesmpulan Dar hasl pengujan dan analss smulas perangkat lunak power control dengan menggunakan mathlab 7.0 maka dapat dambl kesmpulan sebaga berkut :. Semakn banyak user yang ada dalam suatu area layanan base staton, makn nak daya transms total terbukt dengan jumlah user 50 daya total mencapa 0,4 dbm pada teknk power control konvensonal sedang untuk teknk MMSE mencapa 9, dbm. Kemudan dengan jumlah user 0 daya total teknk power control konvensonal mencapa 3,4 dbm dan teknk MMSE mencapa,3 dbm. Dan untuk jumlah user 50 daya total mencapa 6,5 dan teknk MMSE mencapa 5, dbm terbukt bahwa dengan bertambahnya jumlah user daya transms akan nak sehngga akan berpengaruh pada nla SIR.. Bertambahnya jumlah user akan mempengaruh pencapaan konvergens/ttk kesetablan terbukt pada teknk power control konvensonal dengan jumlah user 50, 0 dan 50. Nla SIR sudah mencapa target standart CDMA level 4(~6dBm) tetap pencapaan konvergenstas ddapat membutuhkan waktu yang lama serng bertambahnya jumlah user, dbandngkan pada teknk MMSE konvergenstas ddapat pada teras ke 3, jad teknk MMSE lebh unggul dbandng teknk power control konvensonal. 3. Semakn banyak penambahan base staton akan menurunkan daya total transms terbukt dengan jumlah base staton 5 daya total pada teknk power control konvensonal mencapa,4 dbm sedang untuk teknk MMSE mencapa,7 dbm. Kemudan dengan jumlah base staton 5 daya total mengalam penurunan teknk teknk power control konvensonal mencapa,7 dbm dan teknk MMSE mencapa,4 dbm. Dan untuk jumlah base staton 50 daya total mencapa,3 dan teknk MMSE mencapa, dbm terbukt bahwa dengan bertambahnya jumlah base staton daya transms akan menurun sehngga akan berpengaruh pada nla SIR. 9

10 4. Bertambahnya jumlah base staton akan mempengaruh pencapaan konvergens/ttk kesetablan terbukt pada teknk power control konvensonal dengan jumlah base staton 0, 5, 5 dan 50. Nla SIR sudah mencapa target standart CDMA level 4(~6dBm) dengan pencapaan konvergenstas yang semakn cepat dengan penambahan base staton. 5. eknk MMSE (Mnmum Mean Square Error) mampu mencapa konvergenstas SIR maupun daya transms secara lebh cepat dan lebh tngg d bandng teknk power control konvensonal. 6. eknk MMSE (Mnmum Mean Square Error) mampu menekan level daya transms total menjad lebh rendah d bandng teknk power control konvensonal. Sehngga dapat dsmpulkan bahwa dalam hal efektftas sstem, teknk MMSE lebh unggul d bandng teknk power control konvensonal. 5. SARAN Berkut adalah saran-saran yang berkatan dengan peneltan yang telah dlakukan.. Pada proyek akhr n dgunakan detector mult user sub optmal, MMSE, selanjutnya smulas n dapat dkembangkan dengan meggunakan detector mult user optmal (MSL).. Pada proyek akhr n dgunakan bahasa pemrograman Matlab Gudance (GUI), selanjutnya smulas n dapat dkembangkan menggunakan bahasa pemrograman lan, sepert vsual basc (VB). [] Smon Moshav and Bellcore, Mult-User Detecton for DS-CDMA Comuncaton, IEEE Comuncaton Magazne October 996. BIOGRAFI Semarang, Me 009 Pembmbng I Yul Chrstyono, S., M.. NIP Pembmbng II Ajub Ajulan Zahra, S, M NIP Dw Agus Purwanto (LF ) Mahasswa eknk Elektro Program Ekstens Unverstas Dponegoro angkatan 005 dengan konsentras Elektronka elekomunkas. DAFAR PUSAKA [] Nrwan.E dan Kurnawan.A, Evaluas Knerja Power Control pada CDMA Sstem Berdasarkan SIR dan Sgnal Strength, IB, Indonesa, 004 [] NN, Kanal Raylegh Fadng pada Komunkas CDMA 8 Agustus 008 [3] Santoso, Gatot. SISEM SELULER CDMA.eds pertama.garaha lmu. Yogyakarta. 004 [4] Uke Kurnawan Usman, SISEM SELULAR CDMA 000 X EV-DO, S elkom, Bandung 005. [5] Savo G. Glsc, Adaptve WCDMA heory and Practce John Wley & Sons Ltd, England, 003 [6] Uke Kurnawan Usman, Sstem Komunkas Bergerak 5 Oktober 007 [7] Sennur Ulkus and Roy D, Adaptve Power Control and MMSE Interference Suppresson, EEL 6503 course note, 00 [8]., Rado Access Network (RAN), P elekomunkas Indonesa,bk, Bandung 004. [9] Freeman, Roger L, elecommuncaton ransmsson Handbook, A Wley Interscence Publcaton, 998. [0] Gunawan, Uke Kurnawan Usman, Gnad Dw Hartono, Konsep eknolog selular, Informatka Bandung, Januar

SIMULASI TEKNIK POWER CONTROL DAN MULTI USER DETECTION PADA SISTEM KOMUNIKASI DS-CDMA. Yuli Christyono *)

SIMULASI TEKNIK POWER CONTROL DAN MULTI USER DETECTION PADA SISTEM KOMUNIKASI DS-CDMA. Yuli Christyono *) SIMULASI EKNIK POWER CONROL DAN MULI USER DEECION PADA SISEM KOMUNIKASI DS-CDMA Yul Chrstyono *) Abstract CDMA s nterference lmted multple access system. Because all users transmt on the same frequency,

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN SISTEM ADAPTIF OTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING UNTUK APLIKASI MULTIUSER

STUDI PENERAPAN SISTEM ADAPTIF OTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING UNTUK APLIKASI MULTIUSER STUDI PENERAPAN SISTEM ADAPTIF OTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING UNTUK APLIKASI MULTIUSER Bobby Juan Pradana 1, Arfanto Fahm 2, Dharu Arseno 3 1,2,3 Jurusan Teknk Elektro Sekolah Tngg Teknolog

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

Metode Penelitian. 2.1 Pengukuran Curah Hujan

Metode Penelitian. 2.1 Pengukuran Curah Hujan II. etode Peneltan. Pengukuran Curah Hujan Pengukuran curah hujan dlakukan d dalam lngkungan kampus ITS Surabaya menggunakan alat ukur dsdrometer optk yang dletakkan datas atap gedung Teknk esn ITS. Dsdrometer

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT BIAStatstcs (05) Vol. 9, No., hal. -7 PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT Faula Arna Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sultan Ageng Trtayasa Banten Emal : faulaarna@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Perancangan Simulasi Integrasi Pengirim-Penerima DVB-T

Perancangan Simulasi Integrasi Pengirim-Penerima DVB-T Bab 3 Perancangan Smulas Integras Pengrm-Penerma DVB-T 3.1 Pendahuluan Program smulas pada tess n bertujuan untuk mensmulaskan perbandngan knerja algortma snkronsas waktu dan frekuens dalam berbaga tpe

Lebih terperinci

Hiskia Sembiring /

Hiskia Sembiring / SIMULASI PERHITUNGAN PARAMETER FREKUENSI DOPPLER DISKRIT DAN KOEFISIEN DOPPLER MENGGUNAKAN METHOD OF EQUAL DISTANCE (MED) DAN MEAN-SQUARE ERROR METHOD (MSEM) Hska Sembrng / 0222134 Jurusan Teknk Elektro,

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN THROUGHPUT dan KESAMARATAAN INDEKS FAIRNESS PADA JARINGAN NIRKABEL CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA)

PENGOPTIMALAN THROUGHPUT dan KESAMARATAAN INDEKS FAIRNESS PADA JARINGAN NIRKABEL CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) JETr, Volume 6, Nomor 1, Agustus 2006, Halaman 57-68, ISSN 1412-0372 PENGOPTIMALAN THROUGHPUT dan KESAMARATAAN INDEKS FAIRNESS PADA JARINGAN NIRKABEL CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) Yul Kurna Nngsh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE

PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN METODA HEBBRULE 1 PENGENALAN HURUF BRAILLE BERBASIS JARINGAN SARAF TIRUAN METODA HEBBRULE un Ennggar 1, Wahyul Amen Syafe, ST, MT 2, Bud Setyono,ST,MT 2 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk Unverstas, Dponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA ADAPTIVE CODED MODULATION PADA SISTEM OFDM MENGGUNAKAN SWITCH DIVERSITY DIBAWAH PENGARUH REDAMAN HUJAN TROPIS

ANALISA KINERJA ADAPTIVE CODED MODULATION PADA SISTEM OFDM MENGGUNAKAN SWITCH DIVERSITY DIBAWAH PENGARUH REDAMAN HUJAN TROPIS ANALISA KINERJA ADAPTIVE CODED MODULATION PADA SISTEM OFDM MENGGUNAKAN SWITCH DIVERSITY DIBAWAH PENGARUH REDAMAN HUJAN TROPIS Abdul Rozaq Al-Baq 2205 100 205 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknolog Industr,

Lebih terperinci

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman

Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map Dengan Pertukaran Kunci Diffie-Hellman SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Sstem Krptograf Stream Cpher Berbass Fungs Chaos Crcle Map Dengan Pertukaran Kunc Dffe-Hellman A-6 Muh. Fajryanto 1,a), Aula Kahf 2,b), Vga Aprlana

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Perbakan Unjuk Kerja Sstem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB Endryansyah Penddkan Teknk Elektro, Jurusan Teknk Elektro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI TUGAS AKHIR ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI Oleh: Nmas Puspto Pratw Dosen Pembmbng : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T Nur Lala Hamdah, ST.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 II TINJUN PUSTK 2.1 Manaemen Proyek 2.1.1 Pengertan Manaemen Proyek Sebelum mengemukakan apa art dar Manaemen Proyek, terlebh dahulu akan mengetahu art dar Manaemen dan Proyek tu. Menurut Hamng dan Nurnaamuddn

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci