Kartawan 1 Dedi Kusmayadi 2 Pascasarjana Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kartawan 1 Dedi Kusmayadi 2 Pascasarjana Universitas Gunadarma Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRACT"

Transkripsi

1 PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK BADAN MENGENAI UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM SELF ASSESSMENT PADA BUMS DAN BUMD KANTOR PELAYANAN PAJAK TASIKMALAYA Kartawan Ded Kusmayad Pascasarjana Unverstas Gunadarma Faultas Eonom Unverstas Slwang ABSTRACT The ams of ths research s to fnd out how nfluences percepton varables corporate tax payers both BUMS and BUMD about ncome tax laws wth respect to Self Assessment System mplementaton and to obtan the fact wether between BUMS and BUMD. Determnaton Sample number of usses smple samplng method and sample alocatons uses proportonal, other lteratur, ntervew and observaton. The requed data was anlyzed by path analyss. The result of analyss ndcated: The learnng motcaton and personalty have postve nfluences to formed percepton of tax payers both BUMS and BUMD. Both BUMS and BUMD the perceptons of corporate tax payers wth respect to self assessment system mplementaton has postve nfluences. There s no dfference percepton efect the law ncome tax wth respect to self assessment system mplementaton the ttwo tax payers. PENDAHULUAN Latar Belaang Penggalan potens penermaan dalam neger aan terus dtngatan seoptmal mungn melalu perluasan sumber penermaan negara non mgas, guna menggantan pendanaan negara yang bersumber dar utang luar neger. Salah satu sumber penermaan dalam neger yang cuup domnan berasal dar penermaan paja. Perembangan penermaan negara dar paja beberapa tahun terahr dapat dlhat pada Tabel. Langah yang dtempuh pemerntah dalam ranga menngatan penermaan paja yatu dengan memberlauan undang-undang perpajaan baru yang denal dengan stlah reformas perpajaan (tax reform). Secara umum, ebjasanaan reformas perpajaan dlauan untu mengantspas perubahan eonom yang selalu bergera secara dnams, n dapat dataan sebaga mplementas dar munculnya semangat baru dalam ebjasanaan fsal. Kantor Pelayanan Paja Tasmalaya yang melput Kabupaten Tasmalaya, Cams dan Garut merupaan daerah yang berpotens dalam menduung penngatan laju pembangunaan melalu penermaan paja. Penermaan paja pada Kantor Pelayanan Paja Tasmalaya perode 993/994 sampa dengan 997/998 dapat dlhat pada Tabel. Leon Yudn dalam Moh. Zan (998 :-) mengataan bahwa, wajb paja selalu berusaha untu membayar paja yang terhutang seecl mungn, sepanjang hal n dmungnan oleh etentuan 08 JURNAL EKONOMI & BISNIS No. Jld 7, Tahun 00

2 Tabel Perembangan penermaan beberapa jens Paja Tahun anggaran 988/989 s/d 997/998 (mlar rupah) Tahun Anggaran Paja Penghaslan PPN Bea Masu Cua PBB Paja Lannya 988/ / / / / / / / / / / Tabel Realsas Penermaan Paja KPP Tasmalaya Perode 993/994 s/d 997/998 (Jutaan Rupah) Tahun Anggaran Jens paja Paja Penghaslan PPN & PPn BM Bea Matera 993/ / / / / perundang-undangan perpajaan. Wajb paja cenderung untu menyelundupan paja (tax evason) yatu usaha penghndaran paja terutang secara legal, sepanjang wajb paja tersebut mempunya alasan yang meyanan bahwa abat dar perbuatannya tersebut emungnan besar merea tda aan dhuum serta yan pula bahwa rean-reannya melauan hal yang sama. Merea merasa bahwa telah beerja atau berusaha dengan susah payah tetap pada ahrnya apa yang merea peroleh harus durang dengan paja, sehngga daya bel dan, emampuan untu menabung dan nvestas menurun (Prhatno Suryandoro :997:36). Walaupun penermaan paja dar tahun e tahun menngat, namun dssi lan terdapat petunju bahwa potens perpajaan nasonal belum tergal secara masmal (Mar e Muhammad:99:9). Hal n antara lan dsebaban perseps masyaraat, seja dulu bahwa paja dpandang pengabdan masyaraat dalam pembangunan. Paja dpersepsan sebaga alat penjajah dan sumber orups (Radus Prawro: 990;35). Perseps wajb paja badan postf bla dduung oleh fator-fator pembentu perseps yang memada terhadap edua undang-undang tersebut dan persepsnya aan negatf ja tda dduung oleh fator-fator pembentu perseps tersebut. Identfas Masalah. Seberapa besar pengaruh proses belajar, motvas, eprbadan secara serempa maupun parsal terhadap persers wajb paja badan BUMS KARTAWAN, PENGARUH PERSEPSI 09

3 dan BUMD mengena undang-undang paja penghaslan.. Seberapa besar pengaruh perseps wajb paja badan BUMS dan BUMD mengena Undan-Undang Paja Penghaslan terhadap pelasanaan sstem self assessment. 3. Apaah terdapat perbedaan pengaruh perseps wajb paja badan BUMS dan BUMD mengena undang-undang paja penghaslan terhadap pelasanaan sstem self assessment. Keranga Pemran Pada haeatnya perseps melput proses yang dlauan seseorang dalam memaham nformas dan proses pemahaman n melalu penglhatan, pendengaran dan perasaan (Surpto,996:0). Dengan deman perseps merupaan proses atvtas seseorang dalam memberan esan, penlaan, pendapat, memaham, mengorgansr, menafsran yang memungnan stuas, perstwa yang dapat memberan esan perlau yang postf atau negatf (Stephen, 996:3; Hucynsy dan Buchanan 99 37). Dengan menyadar tentang apa yang dterma melalu nderanya, berart seseorang aan mengnterpretasan dan menla suatu obje yang aan tercermn dar respon yang tmbul, yang dapat berupa tanggapan atau perlau. Menurut Mftah (996:30-37) fator -fator pembentu perseps ada yatu fator dar dalam dr dan fator lngungan. Fator dar dalam dr terdr dar proses belajar, motvas dan eprbadan. () Proses belajar, merupaan proses perolehan pengetahuan melalu pengalaman. () Motvas, merupaan fungs dar berbaga macam varabel yang salng mempengaruh dan merupaan proses psologs yang menunjuan usaha-usaha tngat tngg untu menjangau tercapanya suatu tujuan (Indrawjaya,989: : 676). Konsep motvas dpergunaan untu menunjuan arah perlau serta menjelasan perbedaan dalam ntenstas perlau. (3) Keprbadan seseorang, merupaan pola total cara berpr, perasaan dan perlau yang memberan eabsahan mengena perbedaan ndvdu dalam atannya dengan lngungannya. Dengan deman eprbadan beratan dengan proses belajar dan motvas. Pengaruh lngungan/dar luar dr terdr dar, Uuran, Kontras, Pengulangan, Geraan. Selan fator d atas hal pentng yang dapat mempengaruh perseps wajb Paja Badan adalah pengaruh dar pha fscus (aparatur paja) tu sendr, menyangut ntegrtas, ualtas profesonalsme, ualtas pelayanan, ontnutas penyuluhan, ontnutas pengawasan dan pemersaan (Gunad,997:4). Peneltan n mengaj fator dar dalam dr sebaga pembentu perseps. Paja penghaslan merupaan salah satu paja langsung yang dpungut oleh pemerntah pusat atau merupaan paja negara. Sebaga paja langsung maa beban paja tersebut menjad tanggungan wajb paja yang bersangutan dalam art beban paja tersebut tda bsa dlmpahan epada pha lan dengan cara memasuan beban paja tersebut epada alulas harga jual (Munawr, 99:09). Untu mengaj perseps wajb paja mengena undang-undang paja penghaslan yang mengacu pada undang-undang No. 9 Tahun 994 hanya mengdentfas () ewajban wajb paja () ha wajb paja dan (3) etentuan mengena sangs perpajaan, mengngat hal-hal tersebut beratan langsung dengan egatan sehar-har wajb paja dalam melasanaan ewajban pajanya. Sedangan undang-undang No. 0 Tahun 994 tentang paja penghaslan adalah dasar huum pengenaan paja penghaslan. Undang-undang n pada dasarnya memuat subye paja, buan subye paja, 0 JURNAL EKONOMI & BISNIS No. Jld 7, Tahun 00

4 buan obye paja, cara menghtung dan pelunasan paja. Paja adalah uran epada negara (dapat dpasaan) yang oleh wajb paja membayarnya menurut peraturan, dengan tda dapat prestas embal, yang langsung dapat dtunju dan gunanya untu membaya pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untu menyelenggaraan pemerntahan (Santoso, 98:). Wajb paja adalah orang prbad atau badan yang menurut etentuan peraturan perundang-undangan perpajaan dtentuan untu melauan ewajban perpajaan, termasu pemungut paja atau pemotong paja tertentu. Sedangan badan adalah suatu bentu usaha ml negara atau daerah dengan nama dan dalam bentu apapun, perseutuan, perumpulan, frma, ongs, operas, yayasan atau organsas yang sejens, lembaga, dana pensun, bentu usaha tetap serta bentu usaha lannya. Dengan deman yang dmasud wajb paja badan adalah badan yang menurut etentuan peraturan perundang-undangan perpajaan dtentuan untu melauan ewajban perpajaan, termasu pemungut paja atau pemotong paja tertentu. Sstem self assessment adalah sstem pemungutan paja yang member wewenang epada wajb paja untu menentuan sendr besarnya paja yang terutang. Crnya antara lan (a) wewenang untu menentuan besarnya paja terutang ada pada wajb paja sendr, (b) wajb paja atf, mula dar menghtung, menyetor dan melaporan sendr paja terutang, (c) fscus tda ut campur dan hanya mengawas (Mardasmo, 997). Dalam sstem self assessment permberdayaan masyaraat adalah hal yang poo, dmana prnsp tad ba merupaan tuntunan moral menyelenggaraan pembuuan untu eperluan paja. Berdasaran sstem n pula setap wajb paja harus () mendaftaran dr pada antor Dretorat Jenderal Paja (antor paja) untu dcatat sebaga wajb paja dan sealgus mendapatan Nomor Poo Wajb Paja, () ewajban memaham peraturan yang berlau, (3) menyelenggaraan pembuuan atau pencatatan untu eperluan admnstras paja dengan dserta oleh moral dan eta yang bertanggung jawab. Masud dberannya epercayaan penuh epada wajb paja untu melasanaan egotong-royongan nasonal melalu sstem menghtung, membayar dan melaporan sendr paja yang terutang, sehngga melalu sstem n admnstras perpajaan dharapan dapat dlasanaan dengan rap, sederhana dan mudah untu dpaham oleh anggota masyaraat wajb paja. Hpotess. Proses belajar, motvas, eprbadan secara serenta dan secara parsal berpengaruh terhadap wajb paja badan BUMD dan BUMS mengena undang-undang paja penghaslan.. Perseps wajb paja BUMD dan BUMS mengena undang-undang paja penghaslan berpengaruh postf terhadap pelasanaan self assessment. 3. Terdapat perbedaan pengaruh perseps antara wajb paja badan BUMD dan BUMS mengena undang-undang paja penghaslan terhadap pelasanaan self assessment. METODE PENELITIAN Peneltan n menggunaan metode surve. Sampel dambl dengan menggunaan Smple Random Samplng (SRS) dengan formulas yang dtunjuan persamaan (). Smbol n menunjuan uuran sampel mnmal/terplh, N merupaan uuran populas eseluruhan, σ adalah reso eelruan yang mungn terjad dan δ adalah Bound of error. KARTAWAN, PENGARUH PERSEPSI

5 N = + n 0 n 0 N ; n 0 = z α / σ δ () ja n 0 /N<0.05, maa n 0 =n. ja n 0 /N>0.05, maa n=(n 0 /(+n 0 /N)). Fator pembentu perseps A. External set factor. Uuran. Kontras 3. Pengulangan 4. Geraan B. Internal set factor. Proses belajar ( ) Penddan dan Pengalaman. Motvas ( ) Motvas nternal dan external 3. Keprbadan ( 3 ) Sap perlau/pola pr Fator pengaruh pha fscus/aparat paja:. Bersh dan berwbawa/ntegrtas. Kualtas profesonalsme 3. Kualtas pelayanan 4. Kontnutas penyuluhan/penerangan 5. Kontnutas pengawasan/pemersaan Ba/Tda Ba Perseps Wajb Paja Badan BUMD dan BUMS mengena UU Paja Pengahaslan (Y) Perseps atas UU No. 0 Th. 994 UU No. 9 Th. 994 Menduung/ Tda Menduung Pelasanaan Sstem Self Assessment (Z) Gambar Konseptual Keranga Pemran Dengan menggunaan alpha (σ) 0,05 dan bound of error 0,5 dar 00 wajb paja badan efetf penyetor paja terbesar (3 wajb paja badan BUMD dan 77 wajb paja badan BUMS) dperoleh sampel mnmal sebanya 30 yang daloasan secara proporsonal sehngga dperoleh wajb paja BUMS 3 dan wajb paja BUMD 7. Data yang dperluan dalam peneltan n berupa data prmer dan data seunder. Data prmer dumpulan melalu uesoner, sedangan data seunder dperoleh melalu lembaga terat, epustaaan, hasl peneltan serta bentu publas lannya. Varabel Peneltan Varabel-varabel yang aan danalss dalam peneltan terdr dar:. Varabel, yatu fator pembentu perseps ba pada Wajb Paja Badan BUMS atau BUMD, melput: : Proses Belajar pada Wajb Paja Badan BUMS/BUMD : Motvas pada Wajb Paja Badan BUMS/BUMD 3 : Keprbadan pada Wajb Paja Badan BUMS/BUMD JURNAL EKONOMI & BISNIS No. Jld 7, Tahun 00

6 . Varabel Y, yatu Perseps Wajb Paja badan BUMS atau BUMD menge-na UU Paja Penghaslan. 3. Varabel Z, yatu Pelasanaan Sstem Self Assessment pada Wajb Paja Badan BUMS/BUMD. Pengujan Hppotess Dar seluruh varabel yang aan danalss dalam peneltan n secara onseptual dapat dgambaran dalam dagram jalur (path Analyss) sebaga berut: Pε Sedangan pengujan secara parsal dlauan dengan menggunaan uj t. Hpotess Operasonal : H 0 : PY 0 H : PY > 0 Pengaruh perseps wajb paja mengena UU paja penghaslan terhadap pelasanaan sstem self assessment danalsa menggunaan hpotesa:h 0 : β = 0 dan H a : β 0. Untu mengetahu apaah terdapat perbedaan pengaruh perseps wajb paja mengena UU terhadap pelasanaan self assessment antara wajb paja BUMS dan wajb paja t PY R Y..., =,,..., Y Z ( n )( R Y ) BUMD dgunaan uj beda sebaga berut: H 0 : μ = μ dan H a : μ μ = Keterangan: : Proses Belajar pada Wajb Paja Badan BUMS/BUMD : Motvas pada Wajb Paja Badan BUMS/BUMD 3 : Keprbadan pada Wajb Paja Badan BUMS/BUMD Y : Perseps Wajb Paja Badan BUMS/BUMD mengena UU Paja Penghaslan Z : Pelasanaan Sstem Self Assessment Wajb Paja BUMS/BUMD Untu menguj secara serempa pengaruh proses belajar, motvas dan eprbadan terhadap perseps wajb paja dgunaan uj F sebaga berut: H 0 : PY = PY = PY 3 = 0 H : Seurang-urangnya terdapat PY 0 Statst uj yang dgunaan: F = ( n ) R Y... ( R Y... ) () Statst Uj t = ( n ) S ( n ) n + n S + n n (4) HASIL PEMBAHASAN Untu melhat pengaruh fator pembentu perseps terhadap perrseps wajb paja badan secara serempa dgunaan Uj Fsher. Dar hasl analss dperoleh nla F htung sebesar dan F tabel untu α 0,05, dengan db 3 sebesar 3.3. Oleh arena F htung > F tabel maa H o dtola, sehngga dapat dsmpulan bahwa varabel Proses Belajaar ( ), Varabel Motvas ( ) dan Varabel Keprbadan ( 3 ) secara serempa berpengaruh postf terhadap perseps wajb paja badan BUMS mengena UU Paja Penghaslan. Hasl pengujan secara parsal dapat dlhat pada Tabel 3 berut: KARTAWAN, PENGARUH PERSEPSI 3

7 Tabel 3 Koefsen jalur dan t htung, varabel Proses Belajar, Motvas dan Keprbadan pada Wajb Paja Badan BUMS Nama Varabel Koefsen Jalur T ht T tabel Kesmpulan Proses Belajar ( ) Nyata Motvas ( ) Nyata Keprbadan ( 3 ) Nyata t htung > t tabel : Pengaruh Nyata Mengngat antara varabel ndependen meml orelas (hubungan) maa perlu juga dhtung besarnya pengaruh langsung dan besarnya pengaruh tda langsung antara varabel ndependen tersebut terhadap varabel dependen. Untu melhat hubungan varabel tersebut dsajan dalam Tabel 4 berut : Tabel 4 Pengaruh langsung dan tda langsung varabel Proses Belajar, Motvas, Keprbadan terhadap Perseps Wajb Paja Badan BUMS mengena UU Paja Penghaslan Nama Varabel Besarnya Pengaruh (%). Proses Belajar ( ) Pengaruh Langsung 0.67 Pengaruh td Langsung/melalu Total pengaruh Motvas ( ) Pengaruh Langsung.84 Pengaruh td Langsung/melalu Nama Varabel Besarnya Pengaruh (%) Total Pengaruh Keprbadan ( 3 ) Pengaruh Langsung 9.75 Pengaruh td Langsung/melalu Total Pengaruh Pengaruh Total (,, 3 ) Besarnya pengaruh dar fator lan 4.64 Dar tabel 4 dapat dlhat bahwa pengaruh varabel motvas terhadap varabel perseps wajb paja badan BUMS mengena UU Paja Penghaslan, lebh besar dbandng dengan varabel proses belajar maupun varabel eprbadan. Pengaruh fator pembentu perseps terhadap perseps wajb paja badan BUMD secara serempa duj dengan menggunaan Uj F. Dar hasl analss dperoleh nla F htung sebesar 430,683 dan F tabel α 0,05, sebesar 9,8. Oleh arena F htung > F tabel maa H o dtola, sehngga dapat dsmpulan bahwa varabel Proses Belajar ( ), Varabel Motvas ( ) dan Varabel Keprbadan ( 3 ) secara serempa berpengaruh postf terhadap perseps wajb paja BUMD mengena UU Paja Penghaslan. 4 JURNAL EKONOMI & BISNIS No. Jld 7, Tahun 00

8 Tabel 5 Koefsen Jalur dan t htung Varabel Proses Belajar, Motvas, Keprbadan pada Wajb Paja Badan BUMD Nama Varabel Koefsen Jalur t ht t tabel Kesmpulan Proses Belajar ( ) Nyata Motvas ( ) Nyata Keprbadan ( 3 ) Nyata t htung > t tabel : Pengaruh Nyata Untu melhat besarnya hubungan varabel ba hubungaan langsung maupun hubungan tda langsung dapat dlhat dalam Tabel 6. Dalam tabel tersebut nampa bahwa pengaruh varabel proses belajar lebh besaar dbandng dengan varabel motvas maupun varabel eprbadan terhadap varabel perseps wajb paja badan BUMD mengena UU paja penghaslan yatu sebesar 76.6%. Tabel 6 Hubungan Langsung dan Tda Langsung Varabel Proses Belajar, Motvas, Keprbadan terhadap Perseps Wajb Paja Badan BUMD mengena UU Paja Penghaslan Nama Varabel Besarnya Pengaruh (%). Proses Belajar ( ) Pengaruh Langsung Pengaruh td Langsung/melalu Total pengaruh Motvas ( ) Pengaruh Langsung.05 Nama Varabel Besarnya Pengaruh (%) Pengaruh td Langsung/melalu Total Pengaruh Keprbadan ( 3 ) Pengaruh Langsung 3.7 Pengaruh td Langsung/melalu Total Pengaruh Pengaruh Total (,, 3 ) Besarnya pengaruh dar fator lan 4.8 Pengaruh perseps wajb paja mengena UU Paja Penghaslan terhadap pelasanaan sstem self assessment duj dengan menggunaan uj t. Perseps wajb paja badan BUMS mengena UU Paja Penghaslan berpengaruh postf terhadap pelasanaan sstem self assessment. Hal n mengandung mana bahwa seman ba perseps yang dml wajb paja BUMS, aan seman ba ualtas dalam melasanaan ewajban perpajaannya. Perseps wajb paja badan BUMD mengena UU Paja Penghaslan berpengaruh postf terhadap pelasanaan sstem self assessment, yang berart bahwa seman ba perseps yang dml oleh wajb paja badan BUMD tersebut aan seman ba pula ualtas dalam melasanaan ewajban perpajaannya. KARTAWAN, PENGARUH PERSEPSI 5

9 Hasl pengujan mengena perseps wajb paja mengena UU Paja Penghaslan terhadap pelasanaan sstem self assessment pada wajb paja BUMS dan wajb paja BUMD menunjuan bahwa H 0 dterma (t htung =.39 < t tabel =.05). Dengan deman tda terdapat perbedaan pengaruh perseps wajb paja mengena UU Paja Penghaslan terhadap pelasanaan sstem self assessment antara wajb paja BUMS dan wajb paja BUMD. PENUTUP Kesmpulan Proses belajar, motvas dan eprbadan secara bersama-sama (serempa) berpengaruh terhadap terbentunya perseps wajb paja badan mengena UU Paja Penghaslan ba wajb paja badan BUMS maupun BUMD. Secara parsal pada wajb paja BUMS masngmasng varabel mempunya pengaruh postf, dan ontrbus pengaruh varabell lebh besar dbandng proses belajar maupun eprbadan. Pada wajb paja badan BUMD masng-masng varabel mempunya pengaruh postf dan varabel proses belajar pengaruhnya lebh besar dbandngan dengan edua varabel lannya. Perseps wajb paja badan BUMS maupun BUMD mengena mengena UU Paja Penghaslan berpengaruh nyata terhadap pelasanaan sstem self assessment. Perseps wajb paja badan BUMS dengan perseps wajb paja badan BUMD mengena mengena UU Paja Penghaslan tda mempunya perbedaan yang nyata/sgnfan. Saran Dalam ranga menngatan penermaan paja, maa perlu dberan motvas epada wajb paja BUMS dan untu wajb paja BUMD proses belajarnya perlu dtngatan. Karena pengaruh dar fator lan mash cuup besar, maa dperluan peneltan lebh lanjut terhadap fator-fator yang mempengaruh perseps wajb paja BUMS. DAFTAR PUSTAKA Gunad Auntans Paja. Penerbt PT. Grasndo. Jaarta. Harun Al-Rasyd Penaran Sampel dan Penyusunan Sala. Program Pascasarjana UNPAD. Bandung. Huczynns, Andrzej and D. Buchanan. 99. Organzatonal Behavor. Prentce Hall, Inc. Engelwood Clff. New Jersey. Mardasmo Perpajaan. Eds 5. Penerbt And Offset. Yogyaarta. Mar e Muhammad. 99. Eta Profes Auntan dan Kepatuhan Perpajaan. Konvens Nasonal Auntans e-. Desember. Yogyaarta. Mftah Thoha Perlau Organsas: Konsep Dasar dan Perlaunya. Penerbt PT. Raja Grafndo Persada. Jaarta. Moh Zan Manajemen Perpajaan. Tda dpublasan. PPS Unpad. Bandung. Radus Prawro Prospe dan Fa-- tor Penentu Reformas Perpajaan. Penerbt PT Bna Rena Parawra. Jaarta. Robbns, Stephen P. 99. Organzatonal Behavor Concept-Controverses and Applcaton, Ffth Edton. Engelwood. Clffs. New Jersey. Prrentce Hall Internatonal Inc. Surpto Samd Pengaruh Satuan Pengawasan Intern dan Gaya Kepemmpnan serta Perseps Bawahan mengena Perlau Atasan terhadap Upaya Manajemen dalam Menngatan Proftabltas Perusahaan. Dsertas PPs Upad. Bandung. 6 JURNAL EKONOMI & BISNIS No. Jld 7, Tahun 00

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK PENGGUNAAN MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PO ( PERANAKAN ONGOLE) SERTA ANALISIS BCR ( BENEFIT COST RATIO ) PENGGUNAAN PAKAN BAHAN KERING Eman Lesmana, Raman Jurusan Matemata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Watu Peneltan. Tempat Peneltan Obje dalam peneltan n adalah Kelas VIII M.Ts. Neger onang yang terleta d Kecamatan onang Kabupaten Dema.. Watu Peneltan Peneltan dlasanaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN

IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN SISFO-Jurnal Sstem Informas IMPLEMENTASI MODEL OPTIMASI LINIER INTEGER DENGAN BANYAK TUJUAN UNTUK PENGALOKASIAN PEKERJAAN Fazal Mahananto 1), Mahendrawath ER 2), Rully Soelaman 3) Jurusan Sstem Informas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang)

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang) PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Stud Pada Karyawan PT. Telom Indonesa, Tb Kandatel Mala) Very Mahmudhtya Rudhalawan Hamdah Nayat Utam Moehammad Soe oed Haam Faultas Ilmu

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Tahun Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Prnt) D-305 Pemodelan Peran Perempuan Terhadap Pertumbuhan Eonom d Jawa Tmur Tahun 010-014 Menggunaan Regres Data Panel Putr Rachmawat, Wahu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK.

PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK. PENERAPAN PETA P MULTIVARIAT PADA PENGONTROLAN PROSES PEMOTONGAN KACA JENIS LNFL DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, TBK. Fanny Ayu Octavana dan Dra. Luca Ardnant, MT. Jurusan Statsta, Faultas Matemata dan Ilmu

Lebih terperinci

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor

Penggunaan Model Regresi Tobit Pada Data Tersensor SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 016 S 15 Penggunaan Model Regres obt Pada Data ersensor Def Yust Fadah 1, Resa Septan Pontoh 1, Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padjadjaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ANALISIS REGRESI FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 20 MALANG

IMPLEMENTASI ANALISIS REGRESI FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 20 MALANG IMPLEMENTASI ANALISIS REGRESI FAKTOR DALAM MENENTUKAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 0 MALANG Erm Andayan, Swasono Rahardjo, I Nengah Parta Unverstas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION

PEMODELAN TINGKAT KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED ORDINAL LOGISTIC REGRESSION PEMODELAN INGKA KERAWANAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPAEN LAMONGAN DENGAN PENDEKAAN GEOGRAPHICALLY WEIGHED ORDINAL LOGISIC REGRESSION Marsa Rfada 1, Purhad 1) Mahasswa Magster Jurusan Statsta, Insttut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas

Analisis Sensitivitas Analss Senstvtas Terdr dar aa : Analss Senstvtas, bla terad perubahan paraeter seara dsrt Progra Lnear Paraetr, bla terad perubahan paraeter seara ontnu Maa-aa perubahan pasa optu: Perubahan suu tetap,

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil Bab 7 STATISTIKA A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR Kompetens Dasar Setelah mengut pembelajaran n sswa mampu:. Menghayat dan mengamalan ajaran agama yang danutnnya. 2. Meml motvas nternal, emampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPEMILIKAN USAHA MANDIRI MAHASISWA ITS

ANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPEMILIKAN USAHA MANDIRI MAHASISWA ITS ANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPEMILIKAN USAHA MANDIRI MAHASISWA ITS Wasa Yula, Dw Endah Kusrn, S.S., M.S. Mahasswa Jurusan Statsta FMIPA-ITS (305 00 003)

Lebih terperinci

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK PENGARUH WITH HOLDING TA SYSTEM PADA PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (STUDI KASUS KPP PRATAMA MEDAN PETISAH) ZULIA HANUM Jurnal Ilmah Ekonomkawan ISSN: 1693-7600 Eds 11

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e

e + Dengan menggunakan transformasi logit dari π(x), maka model regresi fungsi logit dapat didefinisikan sebagai berikut (2) π(x) e ANALISIS PEMAKAIAN KEMOTERAPI PADA KASUS KANKER PAYUDARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL (STUDI KASUS PASIEN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA Aref Yudssanta, dan Dra. Madu Ratna, M.S Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3. Analss Dsrmnan Analss dsrmnan (dscrmnant analyss) merupaan salah satu metode yan dunaan dalam analss multvarat. Dalam analss dsrmnan terdapat dua jens varabel yan terlbat

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data

Pendekatan Hurdle Poisson Pada Excess Zero Data SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY 05 Pendeatan Hurdle Posson Pada Excess Zero Data S - 7 Def Yust Fadah, Resa Septan Pontoh Departemen Statsta FMIPA Unverstas Padadaran def.yust@unpad.ac.d

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112

π(x) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-112 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-98X D- Analss Pemaaan Kemoterap pada Kasus Kaner Payudara dengan Menggunaan Metode Regres Logst Multnomal (Stud Kasus Pasen d Rumah Sat X Surabaya)

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI

PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI PENJADWALAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN DISPATCHING RULES DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI Yunarstanto 1 Irwan Iftad 1 Iwan Ngabd Raharjo 2 Abstract: Producton flow n PT. Tga Seranga Pustaa Mandr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Pemodelan Penduduk Miskin Di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR)

Pemodelan Penduduk Miskin Di Jawa Timur Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) Pemodelan Pendudu Msn D Jawa Tmur Menggunaan Metode Geographcally Weghted Regresson (GWR) Yuanta Damayant, dan Dr. Vta Ratnasar S.S, M.S Jurusan Statsta, F-MIPA, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE JIG WELDING PADA PROSES PERAKITAN SUPPORT ASSY CLUTCH PEDAL

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE JIG WELDING PADA PROSES PERAKITAN SUPPORT ASSY CLUTCH PEDAL Analss Preventve Mantenance Jg Welng Paa Proses Peratan Support Assy Clutch Peal Untu Mobl ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE JIG WELDING PADA PROSES PERAKITAN SUPPORT ASSY CLUTCH PEDAL UNTUK MOBIL TOYOTA

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda KOLINEARITAS GANDA MULTICOLLINEARIT Oleh Bambang Juanda Model: = X + X + + X + ε. Hubungan Lnear Sempurna esa, Ja C X 0 C onstanta yg td semuanya 0. Mudah detahu rn td ada dugaan parameter oef dgn OLS,

Lebih terperinci

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Sebelum suatu Jarngan Neural Buatan (JNB) dgunaan untu menglasfasan pola, terlebh dahulu dlauan proses pembelaaran untu menentuan strutur arngan, terutama dalam penentuan nla bobot.

Lebih terperinci