SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DINI UNTUK PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN METODE PENELUSURAN PENALARAN BERBASIS KASUS (CASE BASED REASONING)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DINI UNTUK PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN METODE PENELUSURAN PENALARAN BERBASIS KASUS (CASE BASED REASONING)"

Transkripsi

1 D-95 1 SISTEM PAKAR DIAGNOSIS DINI UNTUK PENYAKIT HEPATITIS MENGGUNAKAN METODE PENELUSURAN PENALARAN BERBASIS KASUS (CASE BASED REASONING) Rzka Dhn Kurna 1, Al farss 1, Fakultas Ilmu Komputer Unverstas Srwjaya e-mal: 1 rzkadhn@gmal.com, alfarss.lkom@gmal.com Abstract Case-Based Reasonng an artfcal ntellgence method that s use use prevous experence n form of cases to understand and solve new problems. A case-based reasoner remembers former cases smlar to the current problem and attempts to modfy ther solutons to ft for the current case. Casebased reasonng s not a new method n a branch of artfcal ntellgence. Applcaton of CBR n an expert sstemto detect of a dsease s approprate, because the CBR s able to provdea solutonsalso can adopt new knowledge from a new cases.ths research ams to mplement the concept of CBR that can be used n the utlzaton of CBR on an expert sstem to early dagnose the dsease hepatts. Where hepatts s a dsease that must be wary of. In ths study the concepts n CBR descrbed process steps n accordance wth ts case study, coverng data storage technques case, smlarty search cases and generate solutons. Results of ths study do not provde the approprate soluton. Snce the core of the concept of CBR only provde solutons based on cases that have been saved to the knowledge base. To get the rght soluton, CBR requres a number of cases that s very much to be a knowledge base. Kata Kunc Case Based Reasonng, Artfcal ntellgence, Expert sstem, Hepatts. I. PENDAHULUAN Penalaran berbass kasus merupakan teknk penyelesaan masalah berdasarkan pengalaman yang lalu d bass pengetahuan [1].Penerapan PBK dalam duna meds bukan merupakan hal yang baru.pbk drasakan cocok dkarenakan dalam bdang meds pentngnya hasl dar suatu dagnosa sebaga catatan meds untuk dsmpan.hal n pentng dkarenakan agar rekam meds yang tersmpan fgunakan kemudan har oleh pasen dan pakar dkemudan har.penyakt Hepatts merupakan penyakt yang berbahaya dkaenakan memlk gejala dn yang tdak mengganggu pendertanya.penerapan PBK dalam bdang medsmengena penyakt heapttsakan sangatmembantu bag tenaga meds dalam mengobatpenyakt hepatts. Penerapan PBK dalam lngkup dagnosa dn penyakt hepattsakan sangat membantu para dokter, perawat dan pasen untuk memperoleh nformas dan melakukankonsultas mengena penyaktnya.bagan n bers latar belakang dan permasalahan yang akan dbahas. Selan tu, pada bagan n penelt dapat menjelaskan tentang peneltan-peneltan terkat. II. LANDASAN TEORI Penalaran berbass kasus merupakan metode yang menjadkan kasus lama yang tersmpan pada bass pengetahuan sebaga solus terhadap kasus baru yang ada.bass pengetahuan merupakan kumpulan kasus-kasus lama.penelusuran terhadap kasus baru dengan cara membandngkan tngkat kemrpannya dengan kasus lama yang tersmpan. Ketka dalam penelusuran dtemukan tngkat kemrpan yang tngg antara kasus baru dengan kasus lama yang tersmpan, maka kasus lama tersebut djadkan sebaga solus.selanjutnya, kasus baru tersebut dsmpan sebaga pengetahuan baru d bass pengetahuan.sstem pakar dengan menggunakan metode PBK memlk kemrpan dalam prnsp kerja dar tenaga meds.tenaga meds melakukan dagnosa yang drasakan oleh seorang pasen, kemudan mencar kasus atau gejala yang pernah ddagnosa sebelumnya.solus yang dberkan kepada pasen memberkan hasl dagnosa terhadap pasen sepert pengalaman sebelumnya. II.1 KECERDASAN BUATAN Kecerdasan Buatan (Artfcal Intellegence) memungknkan sstem komputer untuk menerma pengetahuan melalu masukkan dar manusa dan menggunakan pengetahuan tersebut melalu smulas proses penalaran dan berpkr sepert manusa untuk memecahkan berbaga masalah. Untuk menerapkan aplkas kecerdasan buatan ada bagan utama yang sangat dbutuhkan, yatu [] : 1. Bass pengetahuan (Knowledge base), bers fakta-fakta, teor, pemkran dan hubungan antara satu dengan lannya.. Motor Inferens (Inference Engne), yatu kemampuan menark kesmpulan berdasarkan pengalaman. Berkut merupakan skema dar penerapan kecerdasan buatan pada komputer:

2 D-96 Gbr. 1 Penerapan Kecerdasan Buatan Pada Komputer II. SISTEM PAKAR Sstem pakar merupakan cabang dar kecerdasan buatan yang mengadops kepakaran / pengetahuan dar seorang pakar untuk dsmpan dan dgunakan dalam suatu sstem computer. Seorang pakar adalah orang yangmempunya keahlan dalam bdang tertentu, yatu pakar yang mempunyaknowledge atau keahlan khusus dmana orang lan tdak mengetahu ataumampu dalam bdang yang dmlknya[3]. Arstektur umum sstem pakar terbag jad modul utama yatu bass pengetahuan dan sstem kontrol.sstem kontrol berskan kode program untuk strateg pemecahan masalah dan untuk antarmuka bag pengguna. Sstem control terdr dar 4 submodul, yatu [1]: 1. Problem-solvng component: mengnterpretaskan pengetahuan pakar untuk solus masalah yang dsepesfkaskan oleh pengguna. Komponen n berfungs sebaga mesn nferens.berdasarkan nformas yang terdapat pada bass pengetahuan, mesn nferens mampu untuk mengambl kesmpulan, sehngga kesmpulan tersebut menjad keputusan dar sstem pakar.. Intervewer component :mengontrol dalog dengan pengguna. 3. Explanaton componet : membuat operas dalam sstem pakar menjad transparan. 4. Knowledge acquston component : memungknkan pakar memasukkan pengetahuannya ke dalam sstem pakar. II.3 PENALARAN BERBASIS KASUS Penalaran berbass kasus dpopulerkan pada tahun 190 dmana ddasarkan pada prems dasar bahwa masalah yang sama yang terbak dselesakan dengan solus yang sama[4].namun, aspek pentng dar CBR terletak pada stlah "mrp". Teknk tdak memerlukan masalah dentk dengan telah dpecahkan sebelumnya. PBK berbeda dar banyak teknk kecerdasan buatan lannya,dkarenakan tdak berbasskan model. In berart, tdak sepert pendekatan berbass pengetahuan yang menggunakan aturan, pengembang tdak perlu secara eksplst menentukan sebab-akbat dan hubungan dalam doman yang menark. Berbeda dengan pendekatan tradsonal yang berdasarkan bass aturan dmana pengetahuan dar seorang pakar drepresentaskan dengan aturan f-then.pendekatan PBK memungknkan pengetahuan untuk dapat dkelompokan dan dsmpan sebaga kasus.pengembangan pendekatan n merupakan salah satu plhan baru dalam pengembangan generas baru dar sstem pakar. Referens [1] menggambarkan tpe CBR sebaga suatu proses melngkar yang terdr dar the four Res: 1. Retreve. Mendapatkan kasus-kasus yang mrp dbandngkan dengan kumpulan kasus-kasus dmasa lalu.dmula dengan tahapan mengenal masalah dan berakhr ketka kasus yang ngn dcar solusnya telah dtemukan serupa dengan kasus yang telah ada. Tahapan yang ada pada retreve n antara lan : a. Identfkas Masalah b. Memula Pencocokan c. Menyeleks. Reuse. Menggunakan kembal kasus-kasus yang ada dan dcoba untuk menyelesakan suatu masalah sekarang. Reuse suatu kasus dalam konteks kasus baru terfokus pada dua aspek yatu : perbedaan antara kasus yang ada dengan kasus yang baru dan bagan mana dar retreve case yang dapat dgunakan pada kasus yang baru. Ada dua cara yang dgunakan untuk me-reuse kasus yang telah ada yatu : reuse solus dar kasus yang telah ada (transformatal reuse) atau reuse metode kasus yang ada untuk membuat solus (dervatonal reuse). 3. Revse. Merubah dan mengadops solus yang dtawarkan jka perlu.terdapat dua tugas utama dar tahapan n yatu : a. Evaluas Solus. Evaluas solus adalah bagamana hasl yang ddapatkan setelah membandngkan solus dengan keadaan yang sebenarnya.hal n basanya tahapan dluar dar sstm CBR. Pada tahap evaluas n serng memerlukan waktu yang panjang tergantung dar aplkas apa yang sedang dkembangkan. b. Memperbak Kesalahan Perbakan suatu kasus melput pengenalan kesalahan dar solus yang dbuat dan mengambl atau membuat penjelasan tentang kesalahan tersebut 4. Retan. Tetap memaka solus yang terakhr sebaga bagan dar kasus baru. Pada tahap n terjad suatu proses penggabungan dar solus kasus yang baru yang benar ke knowledge yang telah ada.

3 D-97 Dmana : Sm( S, T ) S adalah ftur ke- yang ada dalam source case n 1 f ( S, T )* w n 1 w (1) Gbr. Skema Proses PBK Sebuah kasus yang dtemukan dcocokkan dengan kasus yang ada pada case based dan selanjutnya satu atau beberapa kasus yang mrp kemudan dambl. Pemecahan masalah yang berasal dar kasus yang serupa kemudan dgunakan kembal dan duj kebenaranya. Jka pemecahan masalah yang dgunakan hampr benar maka dperlukan perbakan yang kemudan selanjutnya akan menghaslkan suatu kasus baru yang akan dsmpan kedalam case based. Sstem kerja case based reasonng : User menggambarkan masalah Sstem memperbak solus untuk penyelesaan yang lebh bak TIDAK Sstem mencar ke database untuk kasus yang sama Sstem memberkan solus penyelesaan yang palng mendekat Berhasl? Gbr 3. Sstem Kerja PBK Database Kasus Sstem menympan masalaha dan penyelesaan yang baru II.4 ALGORITMA NEAREST NEIGHBOUR Teknk retreval yang dgunakan dalam peneltan n adalah algortma Nearest Neghbour. Ide dasar dar teknk n adalah membandngkan setap atrbut-atrbut kasus target dengan atrbut-atrbut sumber kasus yang ada dalam bass kasus, kemudan perbandngan tersebut dhtung dengan menggunakan fungs smlarty. Jka nla sumber kasus yang dbandngkan sama atau hampr sama dengan nla kasus target maka solus dar sumber kasus tersebut akan dpromoskan untuk menjad solus dar kasus target. Berkut n fungs smlarty yang dgunakan dalam peneltan n: YA T adalah ftur ke- yang ada dalam target case w adalah bobot ftur ke- n adalah jumlah total ftur Fungs f(t,s ) ddefenskan sebaga berkut : 1; T S f ( T, S ) 0; T S Berdasarkan fungs smlarty d atas, setap target case (dsmbolkan dengan huruf T) akan dcocokan dengan source case yang ada dalam case base (dsmbolkan dengan huruf S) smbol n merupakan jumlah total ftur. Nla smlarty antara target case dengan source case ddapat dar fungs f(t,s ) dkal dengan bobot ftur. Pembobotan dgunakan untuk memberkan nla pentng suatu gejala terhadap penyakt. Nla bobot yang dberkan adalah antara sampa dengan bobot maksmum masng-masng ftur. Semakn besar nla smlarty yang dperoleh maka akan semakn besar peluang source case untuk djadkan solus bag target case. Nla smlarty maksmal adalah dan nla mnmalnya adalah 0. Ada suatu konds dmana ada lebh dar satu kasus yang memlk nla smlarty yang sama. Untuk mengatas masalah tersebut maka dlakukan votng kasus yatu dengan cara mencar smlarty kasus target dengan kelas kasus yang memlk nla smlarty yang sama tad. Total dar smlarty kelas akan menentukan kelas mana yang akan dplh. Berkut n akan dberkan contoh dar votng kasus. Msalkan terdapat beberapa gejala dengan masng-masng bobot.representas kasus dtamplkan pada tabel. Kolom yang bers nomor pada tabel merupakan nomor gejala yang ada. Ada dua kelas kasus yatu kelas A (Kasus A 1 dan Kasus A ) dan kelas B (Kasus B 1 dan Kasus B ).Akan dcar smlarty antara Kasus A 1 dan Kasus B 1 dengan Kasus Target. Representas kasus dengan empat kasus No Kasus n 1. Kasus A Kasus B Kasus A Kasus B Kasus Target

4 D-9 (1x0) (1x0) (1x0) (1x0) 6 Sm A Sm B Sm A Sm B 0.65 Berdasarkan perhtungan nla smlarty antara kasus A1 dan kasus B1 memlk nla smlarty yang sama, maka untuk tu dlakukan votng terhadap dua kasus tersebut dengan cara melakukan perhtungan sebaga berkut : SmA1 ( T ) SmA( T ) Total Kasus A Total Kasus B 0.75 SmB1( T ) SmB( T ) Berdasarkan perhtungan votng datas nla total kasus A lebh kecl dbandngkan perhtungan total kasus B, jad kasus B1 djadkan sebaga solus bag kasus target. II.5 HEPATITIS Hepatts adalah peradangan hat yang dsebabkan oleh berbaga faktor karena berbaga sebab. Hepatts yang berlangsung kurang dar 6 bulan dsebut "hepatts akut" sedangkan hepatts yang berlangsung lebh dar 6 bulan dsebut "hepatts krons". Hepatts basanya terjad karena vrus, terutama salah satu dar kelma vrus hepatts, yatu A, B, C, D atau E. epatts juga bsa terjad karena nfeks vrus lannya, sepert mononukleoss nfeksosa, demam kunng dan nfeks stomegalovrus. Penyebab hepatts non-vrus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. TABEL I Gejala-Gejala Penyakt Hepatts Gejala Hepatts A B C D E F G Gejala Mrp Flu * * Rasa lelah * * * * Demam * * * * Dare * Mual * * * Nyer Perut * Mata Kunng * * Hlang Nafsu Makan (Anoreksa) * * * Lemah * Lesu * * Sakt otot/pegal-pegal pada otot (Malga) * * * Demam rngan * Kurang nafsu makan * Kult kunng * Ar kencng berwarna gelap * * * Muntah * * * Sakt perut * * * Sakt kepala * Pegel lnu * Malase * Nausea * Pusng * * Ar kencng kemerahan * Bola mata bagan puth menjad kekunngan * Nyer pada send (Arthralga) * * Rasa tdak enak pada tenggorokan * Munculnya kterus selama beberapa har * Insdous * Rash * Jaundce * * Mengggl * Nyer perut sebelah kanan * Penurunan berat badan yang tdak jelas * Gangguan abdomnal tdak jelas * Kembung * Mencret * Tabel 1 menunjukkan hubungan antara gejala gejala yang tmbul dar penyakt hepatts. III.1 Analss Rekam Meds III. METODOLOGI PENELITIAN Representas pengetahuan yang dgunakan pada aplkas n dambl berdasarkan kasus rekam meds pasen. Rekam meds tersebut dgunakan sebaga pengetahuan pada sstem yang akan dbangun. Rekam meds pasen terdr dar catatan dan dokumen pentng berupa denttas pasen, pemerksaan, dagnoss awal, tndakan perawatan, dagnoss akhr serta pelayanan lan yang telah dberkan kepada pasen. III. Analss Metode Case Based Reasonng (CBR) Perangkat lunak yang akan dbangun n menggunakan metode CBR (case based reasonng, dengan menggunakan teknk retreval Nearest Neghbor. Proses akuss pengetahuan pada sstem berdasarkan data gejalagejala penyakt yang berasal dar rekam meds. Data tersebut akan dbuat menjad kasus. Ada dua jens kasus yatu source case dan target case. Source case merupakan data-data kasus yang dmasukan ke dalam sstem yang berfungs sebaga pengetahuan bag sstem. Sedangkan target case merupakan data kasus yang akan dcar solusnya. Proses dagnoss kasus dlakukan dengan cara memasukkan gejala-gejala penyakt untuk kasus baru. Kasus baru yang dmasukan selanjutnya dproses untuk dcar smlarty atau kesamaan dengan kasus-kasus yang ada dalam sstem. Proses dar sstem tersebut akan menghaslkan keluaran berupa nama penyakt beserta pengobatannya.

5 D-99 III.3 Analss Teknk Nearest Neghbor Teknk yang dgunakan adalah teknk Nearest Neghbor. Ide dasar dar teknk n adalah membandngkan setap atrbut-atrbut target case dengan atrbut-atrbut source case yang ada dalam case base, kemudan perbandngan tersebut dhtung dengan menggunakan fungs smlarty. Gbr 6.Kelas Analss Mengelola Pengguna IV. PERANCANGAN SISTEM 1) Use Case Dagram Pada peneltan n, perancangan sstem hanya menggunakan dua aktor yatu Pengguna dan Pakar. Kedua aktor tersebut bernteraks dengan sstem melalu fungsfungs yang dmlk oleh sstem. Gambar 4 menunjukkan hubungan antara aktor dengan use case. Sstem Logn Mengelola Pengguna Konsultas Pakar Mengelola gejala Pengguna Gbr 7.Kelas Analss Konsultas Mengelola Kasus Logout Gbr 4.Dagram Use Case Gbr.Kelas Analss Mengelola Gejala ) Dagram Kelas Analss Pengembangan sstem dalam tahapan perancangan sstem berorentas obyek hubungan antar kelas dlustraskan melalu dagram kelas dar setap fungsonaltas sstem. Gbr 5.Kelas Analss Logn/Logout

6 D-300 Gbr 9. Kelas Analss Mengelola Kasus 3) Perancangan Antarmuka Perancangan antar muka dar sstem yang akan dbangun. Antar muka pertama yang tampl adalah antar muka menu utama atau dapat dsebut juga antar muka home Adapun rancangannya adalah sebaga berkut: V. KESIMPULAN Pemanfaatan metodecase-based reasonng dalam dagnosa penyaktdharapkan dapat membantu dokterdalam mengambl keputusan terkatdengan penyakt hepatts.metode case based reasonng dapat dmplementaskan pada aplkas sstem pakar dengan menggunakan teknk retreval Nearest Neghbour.Case-based reasonng tdak menjamn solus terbak atau solus optmum karena CBR hanya memberkan solus berdasarkan kasus-kasus yang dsmpan.hasl yang ddapatkan dar proses dagnoss berdasarkan gejala-gejala yang ada dengan menggunakan aplkas sstem pakar sesua dengan penyakt yang dderta. Penggunaan metode case-based reasonng pada sstem pakar dharapkan dapat menambah pengetahuan berdasarkan kasus baru yang ada, sehngga hasl solus yang ddapatkan dtngkatkan untuk mendapatkan hasl yang lebh akurat.kelengkapan dan kekompleksan kasus yang tersmpan dalam bass kasus dapat menjadkan CBR suatu sstem yang dapat menghaslkan solus optmal dan tepat.cbr membutuhkan metode pencaran yang cepat dan tempat penympanan kasus yang besar jka data yang dsmpan sangat banyak. Gbr 10. Antarmuka Utama Berkut n merupakan penggunaan dar perangkat lunak ketka melakukan dagnoss terhadap suatu kasus target yang dmasukkan oleh pengguna. Msalnya, ada kasus baru yang dmasukkan oleh pengguna yang bers data usa pasen 77 tahun, jens kelamn perempuan, dan gejala yang drasakn alah G01, G0, G03, G04, G05,G06, G07, G0. Maka untuk kasus target n akan dhtung kemrpannya dengan kasusnya ada pada bass pengetahuan sstem dengan tga faktor pengukur yatu A1, A, A3. Representas kasus dar bass pengetahuan dtamplkan d dalam tabel. Kolom yang bers nomor pada tabel merupakan nomor, kode kasus, usa, jens kelamn dan gejala yang ada pada bass pengetahuan. Ada empat kelas kasus yatu Kasus K 1, Kasus K Kasus K 3 dan Kasus K 4. Akan dcar kemrpan antara Kasus K 1, K, K 3, K 4 dengan Kasus Target yang dmasukkan oleh pengguna. UCAPAN TERIMA KASIH Terma kash dsampakan kepada Unverstas Srwjaya yang telah mendana peneltan n serta kepada phak-phak yang terlbat dalam peneltan n. REFERENSI [1] Aamodt A and Plaza E., 1994, Case-Based Reasonng:Foundatonal Issues, Methodologcal Varatons, and Sstem Approaches. AICom - Artfcal Intellgence Communcatons, IOS Press. Vol. 7: 1, pp [] Kusumadew, Sr, 003, Artfcal Intellgence (Teknk dan Aplkasnya). Yogyakarta : Graha Ilmu [3] Arham, Muhammad. (005). Konsep Dasar Sstem Pakar, Yogyakarta: And. [4] Schank, R., Dynamc Memory: A theory of remndng and learnng n computers and people, Cambrdge, UK: Cambrdge Unversty Press, 19. [5] S. Hedberg, New Knowledge Tool, Byte.1, pp , [6] Kusrn, 006, Sstem Pakar Teor dan Aplkas., Yogyakarta.: And Offset [7] Kusumadew, Sr, 003, Artfcal Intellgence (Teknk dan Aplkasnya). Yogyakarta : Graha Ilmu [] Kusrn, Sr Hartat, 007, Penggunaan Penalaran Berbass KasusUntuk Membangun Bass Pengetahuan Dalam Sstem Dagnoss Penyakt.Unversras Gajah Mada, Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA BAYESIAN TERHADAP BASIS KASUS UNTUK KERUSAKAN PERSONAL COMPUTER (PC)

ANALISIS ALGORITMA BAYESIAN TERHADAP BASIS KASUS UNTUK KERUSAKAN PERSONAL COMPUTER (PC) ANALISIS ALGORITMA BAYESIAN TERHADAP BASIS KASUS UNTUK KERUSAKAN PERSONAL COMPUTER (PC) Dna Maulna Sstem Informas STMIK AMIKOM Yogyakarta emal : dna.m@amkom.ac.d Abstract Personal Computer ( PC ) s a set

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kamus Buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, basanya dsusun menurut abjad berkut keterangan tentang makna, pemakaan, atau terjemahannya, kamus juga dsebut buku yang memuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen.

BAB I PENDAHULUAN. suatu komputer digital [12]. Citra digital tersusun atas sejumlah elemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ctra dgtal merupakan ctra hasl dgtalsas yang dapat dolah pada suatu komputer dgtal [12]. Ctra dgtal tersusun atas sejumlah elemen. Elemen-elemen yang menyusun ctra

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE ANALISIS SENTIMEN PENGGUNA JEJARING SOSIAL MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE M. Fachrurroz, M.T. 1, Nov Yuslan, M.T. 2 1,2 Jurusan Teknk Informatka Fakultas Ilmu Komputer, Unverstas Srwjaya 1 obetsobets@gmal.com,

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996).

2 TINJAUAN PUSTAKA. sistem statis dan sistem fuzzy. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Aziz (1996). 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stud Yang Terkat Peneltan n mengacu pada jurnal yang dtuls oleh Khang, dkk.(1995). Dalam peneltannya, Khang, dkk membandngkan arus lalu lntas yang datur menggunakan sstem stats dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA

PENERAPAN METODE LINIEAR DISCRIMINANT ANALYSIS PADA PENGENALAN WAJAH BERBASIS KAMERA PENERAPAN MEODE LINIEAR DISCRIMINAN ANALYSIS PADA PENGENALAN AJAH ERASIS KAMERA Asep Sholahuddn 1, Rustam E. Sregar 2,Ipng Suprana 3,Setawan Had 4 1 Mahasswa S3 FMIPA Unverstas Padjadjaran e-mal: asep_sholahuddn@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Studi Kasus: CV. Triad) Jurnal Informatka Mulawarman Vol. 10 No. 2 September 2015 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN PERANGKAT KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS (Stud Kasus: CV. Trad) Bunga Annete Bennng 1), Indah Ftr Astut 2),

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN

ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN ALGORITMA UMUM PENCARIAN INFORMASI DALAM SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS METODE VEKTORISASI KATA DAN DOKUMEN Hendra Bunyamn Jurusan Teknk Informatka Fakultas Teknolog Informas Unverstas Krsten Maranatha

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI Kompres ctra fraktal memodelkan ctra sebaga lmt dar suatu proses teras. Jka dberkan suatu ctra A X, metode n akan mencar suatu proses W sedemkan sehngga ttk tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant) PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Stud Kasus : Metode Secant) Melda panjatan STMIK Bud Darma, Jln.SM.Raja No.338 Sp.Lmun, Medan Sumatera Utara Jurusan Teknk Informatka e-mal : meldapjt.78@gmal.com

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM PERBANINGAN METOE SAW AN TOPSIS PAA KASUS UMKM Muh. Alyazd Mude al.mude@yahoo.com Teknk Informatka Unverstas Muslm Indonesa Abstrak alam pengamblan keputusan terhadap masalah berdasarkan sebuah analsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog III Program Stud MMTITS, Surabaya 4 Pebruar 2006 PENJADWALAN PRODUKSI d PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO Mohammad Khusnu Mlad, Bobby Oedy P. Soepangkat, Nurhad Sswanto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan. menggantikan penilaian mereka. Dss ditujukan untuk keputusan keputusan yang 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sstem Pendukung Keputusan Lttle (1970) mendefnskan DSS sebaga sekumpulan prosedur berbass model untuk data pemrosesan dan penlaan guna membantu para manajer mengambl

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN PADA AIR CONDITIONER RUANGAN BERBASIS ANDROID I Putu Warma Putra

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN PADA AIR CONDITIONER RUANGAN BERBASIS ANDROID I Putu Warma Putra IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES UNTUK MENGANALISA KERUSAKAN PADA AIR CONDITIONER RUANGAN BERBASIS ANDROID I Putu Warma Putra Sstem Komputer STMIK STIKOM BALI Jalan Raya Puputan No. 86 Renon - Denpasar, telp.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci