BAB II URAIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bahan Makanan Perishable Bahan makanan perishable merupakan bahan makanan yang tidak tahan lama, mudah rusak ataupun layu sehingga perlu perhatiaan khusus dalam penanganannya. Jenis bahan makanan ini diantaranya berupa sayur-sayuran, buah-buahan dan bahan lainnya yang mudah rusak. Penyimpanan jenis bahan makanan perishable dilakukan melalui tahap-tahap sehingga bahan makanan ini bertahan dan tidak rusak sampai proses pengolahannya. Dalam penyimpanan bahan makanan perishable diperlukan tempat didalamnya terdapat lubang-lubang agar udara bebas masuk. Dan disimpan sesuai dengan jenis bahan tidak di campur dengan bahan lainnya. Bahan makanan perishable di simpan dalam ruangan yang di sebut chilled room yang suhu didalamnya antara -13 ºC sampai -16 ºC atau -14 ºC sampai -18 ºC untuk frozen dan untuk ruangan chiller suhu di dalamnya antara -7 ºC sampai -8 ºC. Meskipun begitu jenis bahan makanan ini hanya bisa bertahan 3 hari. Oleh sebab itu proses pembelian bahan makanan perishable dilakukan setiap hari sesuai dengan keperluan sehingga bahan tidak menumpuk, dan mengakibatkan kerusakan pada bahan makanan perishable dan menyebabkan kerugian bagi hotel. 2.2 Jenis Bahan Makanan Perishable

2 Adapun jenis bahan makanan perishable terbagi menjadi dua yaitu bahan makanan perishable local dan bahan makanan perishable import. Bahan makanan perishable local biasanya lebih murah,mudah didapat dan jarak tempuhnya juga tidak jauh, sampai ke negera luar. Sedangkan bahan makanan perishable jenis import lebih mahal,tempat penyimpanan dan cara penanganannya juga khusus agar tidak terjadi kerusakan terhadap mutu barang. perishable jenis local juga perlu penyimpanan yang bagus dan teliti tetapi untuk jenis bahan yang import harus lebih diperhatikan lagi. Adapun jenis barang perishable local dan import dapat di klasifikasikan seperti contoh berikut ini: 1. Jenis bahan makanan Perishable local a. Ikan Gurami, Udang, Ikan Kakap, Lobster, Tengiri, Kembung b. Jenis sayuran ; Wortel, Selada, Jamur, Toge, Terong, dan sayuran lainnya yang bersifat hijau-hijauan. c. Buah Jeruk, Apel, Nangka, Mangga, Salak, Pisang, Pepaya dan buahan lainnya. d. Jenis-jenis bumbu, Bawang, Cabai, Tomat, Daun Salam, dan bumbu dapur lainnya. e. Jenis susu terbagi dua yaitu Fresh Milk dan Ultra Milk 2. Jenis bahan makanan Perishable Import a. Daging Sapi (beef), Kambing, Kalkun, Sapi Muda, ham, beef bacon, dried beef, smoked beef. b. Ikan seperti having, salmon, tuna, trout, rollmops. c. Telur caviar, liver paste, (pate de foic gras )

3 d. Jenis keju parmesan, Swiss Cheese, Mozarella. 2.3 Sistem Atau Cara Pembelian Barang Dalam proses pengadaan barang akan dilakukan oleh bagian Purchasing. Purchasing adalah suatu departemen yang bertugas untuk melakukan pengadaan dan pembelian barang yang dibutuhkan oleh hotel, baik secara langsung (direct purchase) atau secara tidak langsung (indirect purchase). Dalam sistem pengadaan barang dan bahan, maka jenis dari barang atau bahan yang dibutuhkan oleh hotel dapat diklasifikasikan menjadi 5 macam yaitu : 1. Material supplies 2. Enggenering supplise 3. Spa supplies 4. Food 5. Beverage Semua jenis pengadaan barang di hotel, apapun jenis barang tersebut secara prosedural harus melewati purchasing, hal ini dimaksudkan agar setiap barang yang dibeli bisa benar -benar sesuai dengan fungsi dan gunanya Direct Purchase (Secara Langsung) Pengadaan bahan secara terencana, sistematis dan terukur dengan analisis konsumsi, dilakukan secara teratur oleh purchasing dan vendor. Sifatnya adalah rutin, periodik dan meskipun terdapat kenaikan atau penurunan jumlah pengadaan, prosesnya tetap stabil. Beberapa acuan dalam pengadaan barang secara Direct Purchase di gudang:

4 1. Jumlah barang di gudang sudah mendekati minimum stock (persediaan minimum) maka Purchase Request harus sudah disiapkan. 2. Volume bisnis meningkat, occupancy tinggi dan banyak event dalam jumlah besar maka stok didekatkan pada maximum stock (persediaan maksimum). Artinya tidak ragu-ragu mendatangkan banyak barang. 3. Jika kondisi demikaian stok masih kurang,dapat dilakukan direct purchase oleh purchasing. 4. Jika dalam gudang terdapat banyak stok yang macet atau Slow moving items maka store harus punya inisiatif melapor pada Chef agar membuat menu baru dengan bahan tertimbun tersebut. 5. Jika ada barang khusus yang tidak dapat diproduksi oleh dapur maka dilakukan pengadaan secara direct purchase. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan kriteria dari direct purchase atau pengadaan langsung adalah : 1. Hanya untuk keperluan yang sangat mendesak, misalnya tamu akan check in jam 07:00 wib, dan harus segera disiapkan fruit basket dikamarnya. 2. Jika stok di gudang habis, padahal akan segera dimasak, maka dilakukan direct purchase barang secara mendadak. 3. Direct Purchase juga berlaku untuk alat dapur beserta restoran, yang kecil-kecil dan harus segera ada Indirect Purchase (Secara Tidak Langsung) Adapun cara yang dilakukan dalam pengadaan barang secara tidak langsung adalah :

5 1. Penunjukan Langsung Pemasok Pengadaan melalui pemasok tertentu yang sudah terlebih dahulu ditentukan atau ditunjuk melalui penyeleksian calon-calon pemasok. Yang sifatnya rutin, nilai barang cukup besar dan juga pemasoknya sudah memenuhi syarat. 2. Proses Tender untuk Pemilihan Vendor Pelaksanaan pencarian vendor manajemen akan memasang iklan dan mengadakan tender untuk mendapatkan beberapa vendor. Hal ini dilakukan oleh tim pengadaan barang yang dibentuk oleh hotel dan terdiri dari lintas fungsi dan berkumpul menjadi satu tim. Penetapan pemasok pemenang tender dilakukan oleh tim lintas fungsi dan kemudian diseleksi kembali yang mana memenuhi syarat, pemenang vendor akan di buat kontrak oleh hotel. Untuk menjadi vendor, harus memiliki surat DRM (Daftar Rekanan Mampu) yang diberikan oleh manajemen,yang menyatakan kesanggupan vendor menerima pembayaran secara pending (tunda bayar) tiga bulan sejak pengadaan barang. Oleh karena itu, vendor harus memiliki modal cukup besar agar dapat menyetor barang tiap hari dan menerima pembayarannya tiga bulan kemudian. Dengan pemilihan ini maka beberapa vendor akan menjadi spesialis vendor daging, vendor sayur, vendor buah dan vendor lainnya sesuai dengan kekhususan barang Standar Pembelian Barang

6 Saat menentukan standart pembelian yang sering disebut Standart Purchase Spesification atau SPS, terlebih dahulu dibuat checklist menyeluruh bahan-bahan yang diperlukan oleh dapur, bar dan restoran, yang bentuknya adalah makanan dan minuman serta bumbu. Pengadaan bahan olahan harus mencakup tujuan pengadaan yang khusus mendukung produksi, dimana diperlukan : 1. Spesifikasi bahan yang diperlukan 2. Identifikasi bahan 3. Klasifikasi barang menurut kelompoknya 4. Kontinuitas yang merupakan keharusan 5. Inventarisasi periodik untuk memonitor keluar masuk barang dan harga atau nilai finansialnya 6. Kontribusi pihak purchasing dan vendor untuk realisasinya Rasio Persediaan Masalah penyediaan bahan, memerlukan rasio yang proporsional terhadap kebutuhan yang sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel sebagai berikut : 1. Occupancy atau tingkat hunian,yang ditentukan dari jumlah kamar terjual setiap hari. Persentase occupancy akan naik turun sesuai arus tamu yang menginap dan ini harus diantisipasi dengan persediaan bahan makanan yang cukup. 2. Banyak event atau function berupa pesta, seminar, rapat, atau acara situasional seperti Valentine, X-mas Day, atau tahun baru. Semakin banyak yang terjadi, semakin diperlukan banyak persediaan,

7 persediaan dirasiokan dengan volume pesanan yang sudah secara dini dijadwalkan untuk informasi penyediaan barang. 3. Meskipun demikian, rasio keperluan bahan juga dipertimbangkan dengan kemampuan alat-alat yang dipakai untuk menyimpan agar tidak terjadi overload terhadap alat tersebut. 4. Karakter bahan, perishable atau groceries. Barang groceries dapat disediakan lebih banyak karena memiliki daya tahan dan tidak cepat rusak,serta dapat disimpan tanpa peralatan khusus. 5. Tingkat keamanan perusahaan yang harus cukup baik jika menyimpan barang di luar gudang atau alat penyimpanan. Hal ini pentinguntuk melindungi barang dari pencurian Tanggung Jawab Vendor Sebagai Pemasok Adapun tanggung jawab vendor terutama menyangkut hal di bawah ini : 1. Siap dikontrol di luar jam kerja untuk keperluan darurat 2. Pengiriman bahan secara lancar setiap hari sesuai dengan kesepakatan 3. Tetap memperhatikan kualitas dan kuantitas yang diminta 4. Bersedia ditolak kirimannya jika menyalahi standard purchase spesification barang 5. Sanggup bekerjasama selama masa kontrak berlaku dengan kerjasama yang saling mendukung dan saling percaya. Beberapa dokumen yang berlaku dalam pengadaan dan penanganan barang adalah :

8 1. Purchase Request (PR) di buat bagian store berdasarkan data bahan di gudang, analisis konsumsi dan kondisi gudang atau kemampuan gudang secara teknis. Purchase Request ini ditandatangani oleh Store Manager, Cost Control, Purchasing Manager, Chief Accountant, dan General Manager. 2. Purchase Order (PO) dibuat oleh purchasing dan ditujukan kepada vendor untuk membeli barang-barang berdasarkan kriteria pada Standart Purchase Specification dari dapur. Vendor membeli barang dan mengirim ke hotel berdasarkan purchase order tersebut, dan menyerahkannya pada bagian Receiving. 3. Invoice di buat oleh vendor berisi catatan barang dan harga kepada purchasing sebagai bukti pembelian dan pengiriman. 4. Receiving Sheet adalah lembar yang dikeluarkan receiving, yang berisi jenis-jenis barang yang diterima dengan harganya. Receiving Sheet ini jika sudah mendapat persetujuan dari Chef. Lembar ini perlu bagi vendor dan accounting sebagai realisasi pembayaran atas barang yang didatangkan. 5. Label identifikasi atau Identification Card (IC) adalah pemberian label atas barang-barang yang di datangkan untuk menunjukan jenis, kualitas, kuantitas. Pada daging, kartu ini disebut Meat Tags. Identification Card (IC) diperlukan karena dalam gudang,terdapat banyak bahan dengan karakter dan jumlah yang berbeda. 6. Bin Card atau Kardex, adalah kartu inventory sebagai catatan untuk keluar masuk barang di gudang. Dari kartu ini, dapat diketahui volume

9 pengambilan dan stok atau penyediaan barang. Setiap pengambilan oleh dapur akan di catat dalam kartu ini. 7. Store Room Requisition (SRR) adalah lembar yang dibuat dapur untuk mengambil barang dari gudang, yang juga menyebutkan jenis barang, kuantitas dan diparaf oleh Chef. Store Room Requisition (SRR) menjadi pedoman Store dalam melakukan issuing. 8. Transfer (Requisition For Transfer) atau RFT adalah lembar yang dipakai untuk memindahkan barang dari satu seksi keseksi lain dalam departemen (lintas seksional) atau antardepartemen (lintas departemental). Guna transfer adalah memindahkan cost bahan agar tidak dibebankan lagi pada pemilik semula. Transfer ini sangat diperlukan bagi petugas accounting untuk melakukan pembebanan Food Cost. 2.4 Peranan Receiving Dalam Penerimaan Barang Setelah proses pembelian dan pengadaan dilakukan oleh Purchasing maka barang yang datang ke hotel oleh pemasok akan di tangani oleh receiving. Receiving merupakan salah satu bagian dari Accounting Department yang bertanggung jawab terhadap peneriamaan barang di hotel. Menurut Bartono, (2005 : 70) Staff Receiving berkewajiban untuk menerima, memeriksa barang, atau bahan olahan yang datang dan diserahkan oleh pemasok atas pesanana dari bagian pembelian. Pada prinsipnya semua barang-barang yang masuk ke hotel untuk keperluan operation harus melalui bagian receiving, guna pendataan dan

10 kontrol yang diperlukan. Adapun tujuan utama dari menerima barang-barang adalah mendapatkan barang-barang yang berkualitas dan jumlah yang sesuai dengan pesanan dan sesuai dengan harga yang dicatat. Selain menerima, receving juga harus mengadakan pengawasan dan ketelitian di saat barang-barang tersebut datang dan di serahkan oleh pemasok. Menurut Endar Sugiarto, dkk (1997 : 5) bahwa Pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk kepada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Petugas receiving diharapkan mampu membatasi tindakan-tindakannya dalam mencapai tujuan sehingga tidak menyimpang dari rencana, dan akan berjalan pada garisnya bila ada aturan yang jelas dan dipercaya. Dalam pengawasan juga diperlukan ketelitian dimana pengawasan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan sistem-sistem pengontrolan, yang dapat digambarkan sebagai suatu proses perencanaan perbaikan-perbaikan yang tidak ada hentinya, maka ketelitian sangat diperlukan Tugas Dan Tanggung Jawab Receiving Peranan receiving di hotel Aryaduta Hotel Medan adalah sebagai petugas penerimaan barang. Peranan receiving itu sendiri antara lain : 1. Menerima dan mencocokkan semua barang-barang yang datang di hotel sesuai dengan order dan didukung oleh Purchase Order atau Market List.

11 2. Menulis Receiving Report untuk semua barang-barang yang datang di hotel dan memindahkan ke Daily Receiving Sheet yang Didistribusikan ke Cost Control. 3. Memberitahukan kepada Storekeeper dan departemen terkait untuk barang-barang yang datang, sebab barang-barang tersebut harus dipindahkan dari area Receiving Clerk. 4. Memberikan tanda pada faktur atau Receiving Report dengan Cap Receiving Report dan tanda tangan bila telah diterima. 5. Apabila barang yang datang tidak memenuhi ketentuan standar, dicatat dalam Memorandum Invoice dan segera diberitahukan kepada vendor. Tanda tangan oleh Receiving tersebut dimaksudkan untuk membuktikan bahwa barang yang diterima tersebut harus benar-benar dipesan dan dibutuhkan oleh pihak yang meminta barang. Barang yang telah diterima selanjutnya dibuatkan Receiving Report kemudian dipindahkan ke Daily Receiving Sheet berdasarkan catatan. Untuk Daily Receiving Sheet ada dua macam yaitu Daily Receiving Sheet Food and Beverage dan Daily Receiving Sheet Material and Supplies. Selanjunya Daily Receving Sheet didistribusikan ke Cost Control Ketelitian dan Pengawasan Dalam Penerimaan Barang Sebagai petugas Receiving sekaligus petugas Storekeeper harus selalu mempunyai ketelitian dan pengawasan terhadap barang-barang. Barang-barang yang diterima harus benar-benar diperiksa kecocokannya dengan teliti sesuai

12 dengan perincian standar pembelian yang telah ditetapkan oleh hotel. Pengawasan yang luas meliputi semua ciri-ciri khas kualitas harus diadakan. Ketelitian tersebut antara lain mengecek nota pembelian, mengecek barang baik jumlah, jenis, harga, dan kualitas dicocokkan dengan catatan dan market list dan membuka setiap barang yang terbungkus untuk mengetahui kebenaran dari isi barang. Setelah cocok dengan barang kemudian dimasukkan ke gudang untuk disimpan. Tugas Receiving Clerk selain menerima barang dan meneliti barang maka juga harus mengadakan pengawasan pada saat pemasukan barang ke gudang oleh vendor, ini bertujuan untuk menghindari pencurian barang karena sebenarnya tidak dibenarkan vendor masuk ke dalam area penyimpanan barang Kelancaran Operasional Barang Untuk menunjang kelancaran operasional barang di hotel, semua barangbarang yang masuk ke hotel untuk keperluan Operation Hams melalui bagian receiving guna pendataan dan pengawasan. Barang-barang yang diterima oleh bagian receiving merupakan barang-barang permintaan dari masing-masing departemen yang ada di hotel yang sebelumnya telah ada pembelian oleh bagian pengadaan barang atau bagian purchasing. Menurut Richard Sihite (2005 : 4) bahwa bagian Purchasing bertugas dalam hal pengadaan bahan dan barang untuk semua keperluan atas dasar permintaan. Pengadaan barang diadakan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Chief Accounting dan General Manager kemudian baru mencari

13 penawaran kepada supplier. Pembelian bahan harus diatur dengan spesifikasi tertentu sehingga didapat bahan dengan kualitas dan kuantitas yang baik, atau sesuai dengan Standard Purchase Specification (SPS). Setelah terjadi kesepakatan antara petugas Purchasing dengan Supplier maka pengiriman barang dilakukan, yang sebelumnya telah di bahas di atas pada pengadaan barang. Penerimaan barang merupakan tugas dari Receiving Staff yang berkewajiban untuk menerima, memeriksa barang atau bahan olahan yang datang dan diserahkan oleh vendor atas pesanan dari bagian purchasing sesuai dengan Standard Purchase Specification (SPS). Petugas Receiving harus selalu mengadakan pengawasan dan ketelitian setiap barang-barang yang datang. Barang-barang yang telah lolos dari pengawasan dan ketelitian petugas Receiving, barang-barang tersebut akan dimasukan ke tempat penyimpanan. 2.5 Tempat Penyimpanan Bahan Makanan Perishable Dalam penyimpanan bahan makanan Perishable, ada dua bagian penyimpanan di dapur hotel. Bagian pertama, di dapur tersedia satu Storage besar yang dapat di masuki orang atau walk-in refrigator. Bagian kedua, dapur hanya memiliki kulkas-kulkas besar atau reach-in refrigator. Penyimpanan barang atau storing menurut Marsum WA (1993 : 76) adalah semua barang yang dibeli purchasing agar tahan lama dan dapat di atur penggunaanya, di simpan oleh bagian storing.

14 Dalam penyimpanan bahan diperlukan laberalisasi atau pemberian tanda atau nama pada tiap bahan dan bahan yang warnanya serupa, untuk mempermudah pembedaan. Label ini dinamakan Production Tag yang memuat identitas bahan tersebut. Manfaat pemakaian production tag, jika ada yang akan mengambil barang tersebut langsung dapat di ketahui tanggal pembuatannya, jumlah barang yang dibuat, jumlah barang yang dibuat dan jenis barangnya. Pemberian label merupakan tanda dan peringatan untuk menghindari kekeliruan seperti salah ambil, salah pakai, atau salah lihat, yang mungkin akan berakibat fatal dalam produksi. Di dalam penyimpanan harus juga ada pengawasan, pengawasan di store terutama terhadap kuantitas bahan. Menurut Richard Sihite (2005 : 7) Bin Card adalah kartu barang. Bin Card merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencatat keluar masuknya barang digudang secara akurat. Selain itu jugasecara rutin, setiap hari para supervisor dan senior cook akan melakukan pemeriksaan keadaan bahan-bahan dalam mesin-mesin penyimpanan dan membaca labellabel yang ada. Mereka akan menentukan apakah suatu produk perlu dibuang, diganti, ditambah dan sebagainya berdasarkantemuan yang ada. Jika pada waktu malam terjadi kasus mesin-mesin mati maka paginya akan ditemui beberapa kerusakan bahan makanan yang harus segera diatasi oleh supervisor di dapur. Store di dapur berfungsi sebagai Production Store. Dan menempati posisi terdepan dalam proses produksi, sedangkan Store besar yang dibawah pengawasan Accounting Departement adalah back bone Storage, yaitu pendukung dibelakang, yang lebih lengkap dan luas.

15 2.5.1 Ruang Lingkup Pengawasan Gudang Penyimpanan di store bukan hanya sekedar penyimpanan barang melainkan mencakup pengertian dan juga tugas di antaranya : 1. Recording atau pencatatan secara sistematis 2. Classifying atau mengklasifikasikan barang 3. Grouping atau mengelompokan menurut jenis barang 4. Labelling atau memberi label identifikasi 5. Checking atau pemeriksaan rutin tiap hari 6. Issuing atau melayani permintaan barang oleh dapur 7. Inventory atau melakukan inventarisasi dua kali sebulan 8. Evaluating atau mengevaluasi barang di store 9. Reporting atau membuat laporan bulanan 10. Cleaning dan Sanitizing atau tugas kebersihan store Tugas Store Manager adalah mengkoordinasikan, mengontrol dan merencanakan isi store bersama anak buahnya agar fungsi store dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu juga Chef dan Sous Chef terkait dengan kondisi-kondisi dalam penyimpanan di store dapur karena beberapa hal pokok yaitu : 1. Jumlah persediaan barang pada hari itu 2. Kualitas yang disimpan dalam alat tersebut 3. Higiene alat penyimpanan dan sekitarnya 4. Gangguan teknis pada alat, jika ada

16 5. Siapa yang hari itu bertugas mengawasi penyimpanan Pelayanan darurat oleh store dapat dilakukan, misalnya issuing pada malam hari di mana store telah tutup (jam kerja store hanya sampai jam 16:00). Jika ada kebutuhan di malam hari maka prosedur daruratnya adalah : 1. Chef menulis Store Room Requistion untuk mendapatkan barang 2. Chef menemui Duty Manager dan Security Staff, melaporkan akan mengambil barang di store yang sudah terkunci 3. Chef mengambil kunci-kunci store dari Front Office (FO) Cashier yang tugasnya menyimpan seluruh kunci 4. Chef bersama petugas dapur, Duty Manager dan Security membuka store dan mengeluarkan barang.store Room Requistion (SRR)yang di tulis tadi ditinggalkan di kantor Store Manager. 5. Chef, Store dan Duty Manager serta Security menulis laporan di bukubuku mereka bahwa ada pengambilan barang di malam hari secara darurat. Dengan adanya prosedur darurat maka dapur dapat segera mengambil barang meskipun di malam hari. Tetapi sebaiknya dapur menghindari hal ini, dan lebih menyiapkan pengambilan barang pada siang hari secara terencana. Karena hal ini dapat merepotkan shift malam dan juga pihak lainnya seperti Duty Manager dan Security Alat- Alat Penyimpanan

17 Adapun alat-alat pendukung dalam penyimpanan meliputi : 1. Alat Penyimpanan Panas Alat penyimpanan panas ini mampu mempertahankan makanan agar tetap panas dan dapat disajikan secara panas pula. Dan di bawah ini contah dari alatalat tersebut : 1. Bain-marie yang berupa bak air panas untuk menyimpan sup, kaldu panas dan saus panas. 2. Food warmer yang berupa lemari dari logam, dipanasi dengan elemen listrik, untuk makanan panas. 3. Infrared warmer, yang panasnya memakai inframerah dan fungsinya juga sebagai pemanas 4. Rechaud, yang merupakan pemanas listrik untuk 8 porsi atau piring makanan Sebagaimana alat penyimpanan lainnya, alat ini juga memerlukan higiene yang baik dan pembersihan secara rutin. Berkaitan dengan penyimpanan dan labelisasi maka supervisor melakukan tugas ini dan objeknya antara lain : 1. Kaldu, sup, saus yang baru diproduksi 2. Bahan mentah yang secara khusus disimpan dalam freezer untuk waktu yang lama 3. Sisa-sisa bahan atau leftover yang perlu diberi tanda 4. Barang titipan dari seksi lain yang penyimpanannya rusak 5. Bahan-bahan contoh yang harus diketahui semua karyawan

18 6. Titipan tamu yang tidak boleh diganggu karena akan diambil kembali 2. Alat Penyimpanan Dingin Alat ini diperlukan pada situasi tertentu dimana makanan memang perlu disajikan dengan piring-piring dingin,bukan berarti beku. Alat ini berguna untuk penyimpanan buah dan dessert. Alat ini juga harus bebas dari barang-barang yang rusak atau berbau karena dapat mempengaruhi barang lainnya. Bahan yang biasa disimpan dalm pendingin jenis ini adalah : 1. Cold Sandwich dan Cold Canape 2. Cold Meat Platter, Fruit Platter, Cheese Platter 3. Cold Salad, Meat Salad, Fruit Salad 4. Pudding, Punch, Juices, Shakes, Cold Sauces, Dessert Sauces 5. Cold Vegetables, Pickled Vegetable 3. Alat Penyimpanan Bahan Makanan Beku Penyimpanan dingin dengan alat pembeku atau freezer biasa digunakan untuk bahan makanan mentah, setengah jadi, atau bahan yang sudah siap dimakan. Pembekuan di bawah 0 ºC diperlukan untuk keawetan bahan tersebut dan menghambat perkembangan bakteri. Selain itu, juga menjaga agar tekstur bahan makanan tetap konsisten, tidak cair atau berubah menjadi lembek. Selain harus bersih alat ini juga tidak boleh sering mati, sehingga fungsinya sebagai pembeku

19 gagal dan malah mempercepat kerusakan makanan. Bahan makanan yang disimpan pada alat ini diantaranya : 1. Berbagai jenis ikan laut, ikan darat, udang dan lobster. 2. Berbagai jenis daging sapi, dan kambing 3. Daging ayam, sosis, daging asapan 4. Sisa-sisa penyiangan berupa tulang dan tetelan 5. Bahan seperti french breed, cassata 2.6 Proses Mendistribusikan Barang Persediaan Mengeluarkan atau mendistribusikan barang persediaan dari gudangatas permintaan dari semua bagian atau departemen harus menggunakan formulir yang di sebut dengan Store Requistion. Formulir ini diisi oleh bagian atau departemen yang meminta barang dan mengenai jumlah dan jenis barang yang diminta atau ditulis pada form tersebut harus mendapat persetujuan sebelumnya dari atasan masing-masing yang setingkat manajer (departemen heads) atau wakilnya yang diberi wewenang untuk itu. Setelah formulir store requisition dilengkapi dengan persetujuan dari atasannya masing-masing, kemudian formulir tersebut dibawa ke bagian gudang untuk permintaan barang. Dibawah ini merupakan prosedur mengeluarkan barang persediaan (issuing procedure) dari gudang berdasarkan store requisition yang diterima karyawan bagian gudang:

20 1. Semua formulir Store Requistion yang masuk ke gudang terlebih dahulu disortir sesuai dengan jenis barang atau bahan yang di minta. 2. Formulir Store Requistion jenis makanan dipisahkan dengan store requisition jenis minuman dan material dan supplies. 3. Formulir Store Requistion material dan supplies diberikan kepada petugas bagian gudang umum (general store), untuk disiapkan barangnya. 4. Formulir Store Requistion jenis bahan makanan dan minuman disiapkan barangnya oleh staf Daily Store pada kereta barang atau trolley yang sudah tersedia. 5. Pada saat staf bagian atau departemen yang meminta barang datang untuk mengambil barang permintaannya, oleh staf bagian gudang dilakukan lagi pengecekan ulang terhadap barang yang sudah siap di atas trolley tadi bersama-sama, dengan tujuan untuk memastikan apakah barang sudah sesuai dengan yang tercantum pada formulir store requisition. 6. Setelah semua dianggap benar,staf bagian atau departemen yang meminta barang menanda tangani formulir store requisition tadi pada kolom yang tersedia, sebagai bukti bahwa barang sudah diterima sesuai dengan yang diminta, kemudian meminta salah satu lembaran atau copy formulir store requisition sebagai arsip. 7. Oleh karyawan bagian gudang semua formulir store requisition jenis makanan dan minuman yang asli, yang keluar (issued) pada hari itu, diberikan kepada bagian pengendalian biaya atau cost control untuk

21 dihitung nilainya untuk mendapatkan hasil cost percentage, berupa laporan daily fresh food cost.

PERANAN RECEIVING DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN OPERASIONAL BARANG DI HOTEL SAHlD KUSUMA RAYA. Oleh

PERANAN RECEIVING DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN OPERASIONAL BARANG DI HOTEL SAHlD KUSUMA RAYA. Oleh 1 PERANAN RECEIVING DALAM MENINGKATKAN KELANCARAN OPERASIONAL BARANG DI HOTEL SAHlD KUSUMA RAYA Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Peranan penerimaan barang

Lebih terperinci

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control Cost sontrol merupakan salah satu bagian dari departemen accounting yang bertanggung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN FOOD AND BAVERAGE PRODUCTION DI HOTEL JAYAKARTA LOMBOK

IMPLEMENTASI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN FOOD AND BAVERAGE PRODUCTION DI HOTEL JAYAKARTA LOMBOK ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah57 IMPLEMENTASI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN FOOD AND BAVERAGE PRODUCTION DI HOTEL JAYAKARTA LOMBOK Oleh H.Mahsun, I Made Murdana Dosen PNS dpk pada AKPAR Mataram Tegar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

TABULASI. Pertanyaan TOTAL

TABULASI. Pertanyaan TOTAL TABULASI Pertanyaan Responden Nilai 4 5 6 7 8 9 0 Ya Tidak 0 0 0 0 0 0 4 0 0 8 5 0 0 6 0 0 7 0 0 0 7 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti. rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti. rekreasi yang dikelola dengan tujuan komersial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Industri Perhotelan adalah salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan ekonomi dan dunia pariwisata di Indonesia. Seperti yang kita ketahui

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang lebih pada persediaan. bersifat rentan dalam hal kerusakan atau pencurian. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang lebih pada persediaan. bersifat rentan dalam hal kerusakan atau pencurian. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memperoleh pendapatan perusahaan melakukan penjualan. Dalam melakukan penjualan, biasanya perusahaan membutuhkan persediaan. Persediaan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam penelitian skripsi ini, penulis mengambil topik mengenai Peranan Auditor Internal Terhadap Efektifitas Proses Pembelian Perlengkapan Linen dengan studi kasus

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, audit operasional atas fungsi produksi pada PT Dunia Daging Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSTITAS UDAYANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSTITAS UDAYANA AKUNTANSI PERHOTELAN (Memahami, menganalisis dan mendesain prosedur pengeluaran kas pada usaha perhotelan) Oleh : MADE DWINDA KHARISMA (1106305107) INA INTAN D. LARIMANU (1106305121) NI LUH DEWI TRESNA

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hubungan antara pariwisata dengan industri perhotelanmemiliki kaitan yang erat. Bisa dikatakan bahwa industri perhotelan menjadi salah satu pondasi pendukungpembangunan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa jenis sistem, cukup sulit untuk memberikan definisi yang pas. Namun menurut West Churchman dalam buku Krismiaji (2002;1) sebagai berikut: Sistem

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan 1. Sistem yang dibuat untuk purchasing department sudah terancang dan terlaksana dengan aturan yang digunakan dengan standar management, sehingga kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan - 6 - BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan prosedur prosedur yang erat hubunganya satu sama lain yang dikembangkan menjadi

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 19 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Dalam menjalankan operasinya perusahaan/badan membutuhkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN, PEMBAYARAN, PENERIMAAN BARANG, DAN PRODUKSI TERHADAP KETERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS PADA PT. LUNA NEGRA) Jakarta, 2 Agustus 2015

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan

BAB IV PEMBAHASAN. persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan BAB IV PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil dari proses evaluasi kegiatan pembelian tunai dan persediaan bahan baku. Pembahasan dimulai dengan penjelasan prosedur pembelian dan persediaan, penggunaan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INVENTORI PADA PERUSAHAAN LAYANAN JASABOGA PESAWAT UDARA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INVENTORI PADA PERUSAHAAN LAYANAN JASABOGA PESAWAT UDARA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INVENTORI PADA PERUSAHAAN LAYANAN JASABOGA PESAWAT UDARA Oleh: Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran Bali Intisari Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum dipahami dan letak jawaban

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1. Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis melakukan magang di hotel Novotel Jakarta Gajah Mada divisi Accounting & Finance. Kegiatan Magang ini dilaksanakan tiga bulan dimulai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada Hotel Cianjur, Cabang Cianjur, peran sistem informasi akuntansi penjualan dalam pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Merencanakan dan Menentukan Biaya Penerimaan Bahan sampai dengan Pengiriman Barang Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen MATERIAL

Lebih terperinci

barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang jawabkan keutuhannya oleh staf bagian gudang/store yang menjaganya.

barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang jawabkan keutuhannya oleh staf bagian gudang/store yang menjaganya. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Store/Gudang Gudang atau ruangan gudang/store room adalah sebagai tempat menyimpan barang-barang persediaan keperluan operasional perusahaan atau hotel. Barang persediaan

Lebih terperinci

PERAN PURCHASING DEPARTMENT DALAM PENGADAAN BARANG MELALUI DAILY MARKET LIST DI SYARIAH HOTEL SOLO

PERAN PURCHASING DEPARTMENT DALAM PENGADAAN BARANG MELALUI DAILY MARKET LIST DI SYARIAH HOTEL SOLO PERAN PURCHASING DEPARTMENT DALAM PENGADAAN BARANG MELALUI DAILY MARKET LIST DI SYARIAH HOTEL SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem informasi yang dibahas ditekankan pada pengorganisasian informasi antar bagian-bagian yang terlibat dalam pengendalian persediaan di gudang perkantoran kantor.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Pemeriksaan operasional dilakukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan untuk menilai apakah perusahaan telah melakukan kegiatan operasionalnya dengan efektif

Lebih terperinci

SISTEM PENGADAAN BARANG DAN BAHAN UNTUK KELANCARAN OPERASIONAL DAPUR DI GRAND SWISS-BELHOTEL MEDAN KERTAS KARYA O L E H CHATERINA TINDAON

SISTEM PENGADAAN BARANG DAN BAHAN UNTUK KELANCARAN OPERASIONAL DAPUR DI GRAND SWISS-BELHOTEL MEDAN KERTAS KARYA O L E H CHATERINA TINDAON SISTEM PENGADAAN BARANG DAN BAHAN UNTUK KELANCARAN OPERASIONAL DAPUR DI GRAND SWISS-BELHOTEL MEDAN KERTAS KARYA O L E H CHATERINA TINDAON NIM : 092204056 PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengendalian biaya merupakan bagian dari management yang lebih

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengendalian biaya merupakan bagian dari management yang lebih BAB 2 LANDASAN TEORI Pengendalian biaya merupakan bagian dari management yang lebih berfokus mengendalikan penggunaan dan pemakaian pada biaya. Berdasarkan buku Food Service Organizations menurut Pavesic

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Pembelian Pada PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 1. Kebijakan Sistem Pembelian Kebijakan sistem pembelian yang diterapkan oleh PT. Arpeni Pratama

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

Struktur Organisasi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

Struktur Organisasi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk General Shareholders Meeting Board of Commissioners President Director R & D Operation Director Finance Director Controller Plant Marketing Administration General Affair Plant Advisor Marketing R & D E

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

Pengendalian Aktivitas Fungsi Terkait Harga Pokok Makanan BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. PERTEMUAN 4 PRODI HOTEL SMT 4, TH AJARAN 2016/2017

Pengendalian Aktivitas Fungsi Terkait Harga Pokok Makanan BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. PERTEMUAN 4 PRODI HOTEL SMT 4, TH AJARAN 2016/2017 Pengendalian Aktivitas Fungsi Terkait Harga Pokok Makanan BY: EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB. PERTEMUAN 4 PRODI HOTEL SMT 4, TH AJARAN 2016/2017 CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa dapat menentukan ukuran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada PT.Supra Sumber Cipta dibagi atas dua divisi penjualan, hal ini di dasarkan atas tipe atau jenis barang yang ada di PT.Supra Sumber Cipta. Adapun pembagian divisi tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang Prosedur prosedur yang dilakukan oleh PT. Alliyah Agro Nusantara di dalam kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi L1 Form Order L2 Stock List L3 Inter Store Transfer (Surat Jalan) L4 Inter Store Transfer (Surat Jalan-lanjutan) L5 Daily Sales Report L6 Rekapitulasi Penjualan Konsinyor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. i KATA PENGANTAR. v DAFTAR TABEL. ix DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. i KATA PENGANTAR. v DAFTAR TABEL. ix DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber yang potensial untuk meningkatkan devisa negara. Salah satu bentuk aspek pariwisata yang mempunyai peranan cukup penting yaitu dengan dibangunnya hotel

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Akuntansi Definisi akuntansi menurut Warren (2005:10), yaitu: Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Industries dengan No. 35/I/PMA/1999.

BAB III OBYEK PENELITIAN. Industries dengan No. 35/I/PMA/1999. BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Dunia Daging Food Industries (DDFI) didirikan pada tahun 1999 secara patungan (joint venture) antara PT Panjasa Intradin (sekarang Pangansari

Lebih terperinci

ISSN No Media Bina Ilmiah 81

ISSN No Media Bina Ilmiah 81 ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 81 PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN UNTUK PENGENDALIAN HARGA POKOK MAKANAN DAN MINUMAN DI HOTEL Oleh: I Wayan Nuada Dosen pada STIE 45 Mataram Abstrak: Hotel merupakan industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber

BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber BAB IV HASIL PRAKTEK KERJA DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Terkait Sistem Persediaan Bahan Baku Fiber 4.1.1 Prosedur Pemesanan Fiber 1. Bagian PPIC menerima Laporan Stock Fiber (LSF) dari Bag. Inventory (Bag.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan PT Trans Makmur Abadi berdiri pada tanggal 28 Agustus 2002, Kantornya terletak di TRANS MOBIL Jl.Bandengan Utara dalam no.38d Jakarta

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur Restoran Martabak Air Mancur (MAM) merupakan konsep restoran yang menyajikan keunikan pengolahan tepung terigu menjadi menu makanan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN. Tabel 6.1 Rangkuman Hubungan Kerjasama Departemen Housekeeping N O HUBUNGAN KERJASAMA DALAM HAL 6-1

BAB 6 KESIMPULAN. Tabel 6.1 Rangkuman Hubungan Kerjasama Departemen Housekeeping N O HUBUNGAN KERJASAMA DALAM HAL 6-1 BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, pengolahan, dan analisis maka dapat disimpulkan hal-hal penting sebagai berikut : 1. Hubungan kerjasama antar departemen yang terdapat di dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan

BAB II URAIAN TEORITIS. and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Room Service Room service merupakan salah satu bagian penting lainnya di lingkungan Food and Beverage Division Hotel, yakni bagian yang juga menyelenggarakan penjualan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya Hotel Grand Angkasa Internasional Medan Pada tahun 1930 dibawah pimpinan kolonial belanda Grand Angkasa International hotel bernama Hotel Astoria.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan 78 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Food and Beverage Product Department adalah salah satu Department yang mendorong keberhasilan suatu hotel. Di dalam struktur organisasi tersebut, terdapat beberapa bagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Karakteristik Hotel. Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah (Tarmoezi, 2000,p.20):

BAB III PEMBAHASAN Karakteristik Hotel. Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah (Tarmoezi, 2000,p.20): BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori 3.1.1. Pengertian Hotel Hotel merupakan salah satu industri penunjang ekonomi di Indonesia. Perkembangan dunia pariwisata membuka peluang bagi industri perhotelan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

1. Hasil wawancara dan kuisioner dengan pihak perusahaan. 1. Bergerak di bidang apakah perusahaan ini?

1. Hasil wawancara dan kuisioner dengan pihak perusahaan. 1. Bergerak di bidang apakah perusahaan ini? LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dan kuisioner dengan pihak perusahaan 1. Bergerak di bidang apakah perusahaan ini? Perusahaan ini bergerak di bidang penjualan obat-obatan kesehatan. 2. Apa saja barang-barang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Divisi Industri Makanan dan Minuman (BMC) PT. AGRONESIA dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Penjualan Barang yang Sedang Berjalan Dalam menentukan proses penjualan barang yang baru, terlebih dahulu harus dilakukan analisis mengenai proses yang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Di awal perkembangan kegiatan industri di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan sarana transportasi yang dapat dengan cepat dan tepat,

Lebih terperinci

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan CV. Kurnia Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat alat tulis untuk digunakan oleh konsumen akhir. CV. Kurnia Agung

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING 2.1 PENGERTIAN HOUSEKEEPING Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to keep ) yang berarti memelihara, merawat, atau menjaga. Jadi

Lebih terperinci

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian: L61 apakah penerimaan barang untuk kode order pembelian yang baru saja diterima barangnya sudah lengkap diterima atau belum, apabila sudah lengkap, maka status order pembelian di dalam basis data akan

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB II PROFIL MUSIC COFFEE. (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja

BAB II PROFIL MUSIC COFFEE. (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja BAB II PROFIL MUSIC COFFEE A. Sejarah Ringkas Berdirinya Music Coffee berawal dari pertemuan antara Tengku Zainal (Consultan) dan Robin Simatupang (owner). Tengku Zainal menawarkan kerja sama dengan Robin

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. HALAMAN MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... v. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. HALAMAN MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... v. Daftar Isi... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... v Daftar Isi... viii Daftar Istilah... ix Daftar Gambar... xi Intisari... xiii BAB

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Ruffino dan Bartono (2006; 2) Dapur atau kitchen di suatu hotel

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Ruffino dan Bartono (2006; 2) Dapur atau kitchen di suatu hotel BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Dapur Menurut Ruffino dan Bartono (2006; 2) Dapur atau kitchen di suatu hotel adalah sentra produksi makanan yang bertanggung jawab mengolah makanan bagi tamu hotel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT. Syspex Kemasindo 1. Prosedur penjualan dan penerimaan kas PT. Syspex Kemasindo menerapkan prosedur

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Sistem yang Berjalan

BAB 3. Analisis Sistem yang Berjalan BAB 3 Analisis Sistem yang Berjalan 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Fortune Star merupakan perusahan yang bergerak di bidang penjualan barang bebas bea atau bebas pajak seperti Liquor, Tobacco, Accesoris and

Lebih terperinci