BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT. BCA terhadap barang dagang akan diuraikan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan pengendalian, yaitu: 1). Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi Manajemen Filosofi Manajeman PT. BCA merupakan suatu aktifitas untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, dengan gaya kepemimpinan yang ramah dan progresif, perusahaan dapat tetap bertahan bahkan berkembang ditengah persaingan yang ketat. Dalam hal ini maka karyawan dituntut untuk selalu bertanggung jawab dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Pemesanan produk oleh pelanggan akan dikirim secepat mungkin baik dalam maupun luar kota. Keramahan dan pelayanan yang baik dalam menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan merupakan filosofi manajemen, manajemen yang progresif merupakan gaya operasi 26

2 27 manajemen ditengah persaingan bisnis yang mengutamakan pelayanan tepat waktu, hal ini memperlihatkan adanya usaha yang baik dalam pengendalian internal perusahaan. 2). Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika Integritas dan nilai-nilai etika merupakan hal yang selayaknya dimiliki setiap perusahaan bahkan menjadi budaya perusahaan, begitu pula di PT. BCA, karyawan harus berkelakuan jujur, karyawan diharuskan datang tepat waktu dan menggunakan seragam sebagai wujud dari integritas dalam bagian gudang dan teknisi, kecuali bagian administrasi juga akunting dan keuangan serta marketing tidak memakai seragam namun dituntut untuk selalu berpenampilan sopan dan wajar. Budaya perusahaan yang mengharuskan karyawannya jujur menunjukkan bahwa perusahaan memiliki integritas dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika, datang tepat waktu dapat menyelaraskan segala kegiatan operasional perusahaan. Penggunaan seragam dapat menunjukkan kepada khalayak integritas perusahaan tersebut sebagai suatu ciri khasnya. 3). Komitmen terhadap Kompetensi Ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat ini.maka kompetensi karyawan di PT. BCA sangat diutamakan, terutama di bagian teknisi, dengan karyawan yang kompeten maka banyak

3 28 tugas-tugas lapangan diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat daripada yang telah ditentukan, tentu saja harus dengan memperhatikan hasilnya. Namun khusus bagian gudang, kompetensi karyawan sangat tidak diutamakan, hanya kepala gudang dan bagian administrasi gudang saja yang diperlukan memiliki kemampuan menggunakan komputer. Adanya keahlian khusus pada setiap karyawan merupakan aset perusahaan yang dapat menjadikan perusahaan memiliki nilai jual dalam bidang pemasangan, perawatan dan pemeliharaan. Namun sangat disayangkan apabila khusus di bagian gudang perusahaan tidak mempunyai keahlian khusus dalam cara penyimpanan dan administrasi persediaan. 4). Komite Audit dari Dewan Direksi PT. BCA tidak memiliki komite audit dari dewan direksi. Operasional perusahaan setiap hari dipantau oleh General Manager, dewan direksi hanya menerima laporan keuangan setiap bulannya. Laporan persediaan barang di cetak apabila ada permintaan dari general manager atau marketing. Menurut penulis tidak adanya komite audit dari dewan direksi, maka pengendalian internal persediaan barang dagang hanya berupa laporan saja tanpa ada pemeriksaan bersama

4 29 sehingga kemungkinan tidak tepatnya laporan dan adanya kecurangan dapat terjadi. 5). Struktur Organisasi Struktur organisasi PT. BCA yang sederhana secara fungsional terdiri dari bagian teknisi, bagian marketing, bagian akunting & keuangan serta bagian gudang, dengan adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab ini seharusnya pengendalian internal sudah berjalan dengan baik. PT. BCA telah memiliki struktur organisasi yang cukup baik dan secara fungsional telah tersusun dari bagian teknisi, bagian marketing, bagian akunting dan keuangan, serta bagian gudang. 6). Metode Penetapan otoritas dan Tanggung Jawab Struktur organisasi PT. BCA digunakan untuk mengembangkan pembagian tugas dan otoritas sesuai dengan bagian-bagiannya. Dengan adanya pembagian tugas dan otoritas, maka general manager PT. BCA dapat melihat apakah karyawannya telah melaksanakan tugasnya sesuai bagiannya. Penetapan otoritas dan tanggung jawab dalam pengendalian persediaan di PT. BCA belum cukup memadai karena tidak

5 30 adanya pembatasan karyawan yang dapat menerima dan mengambil barang dari gudang, walaupun otoritas pengeluaran barang ada pada kepala gudang dan kepala gudang bertanggung jawab atas persediaan barang dagang tersebut. Dengan tidak adanya pembatasan pekerjaan karyawan atau deskripsi pekerjaan menunjukkan pengendalian internal tidak berjalan dengan baik. Saling melempar tanggung jawab dapat terjadi atau malah ada pekerjaan yang semua orang merasa bukan pekerjaan atau tanggung jawabnya. 7). Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia PT. BCA melaksanakan perekrutan karyawan dengan cara memasang iklan lowongan di koran yang dilakukan oleh pemilik sekaligus direktur, percobaan karyawan baru, memberikan kompensasi bagi karyawan yang rajin, perlindungan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya juga jaminan hari tua dari Jamsostek, perusahaan memberhentikan karyawan apabila terdapat karyawan yang melakukan perbuatan yang kurang terpuji. Kebijakan ini diambil untuk membantu perusahaan agar lebih efisien dan tetap terjaga integritasnya. Kebijakan dan perekrutan karyawan yang dilakukan PT. BCA telah diterapkan dengan cukup baik, hal ini sangat penting karena perekrutan karyawan adalah unsur yang penting dalam

6 31 melaksanakan pengendalian internal perusahaan. Karyawan yang kompeten, adanya kompensasi bagi karyawan yang rajin, serta perlindungan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya membuat karyawan lebih memiliki kejujuran dan loyalitas terhadap perusahaan. b. Penaksiran Risiko terhadap Barang Dagang Penaksiran risiko terhadap barang dagang yang mengakibatkan kerugian perusahaan biasanya diakibatkan oleh selisih penghitungan fisik barang dengan catatan akuntansi yang diketahui setelah adanya kegiatan stock opname, selisih barang tersebut biasanya tidak banyak kemungkinan karena kesalahan penghitungan atau karena kelalaian kelebihan pengiriman barang. PT.BCA juga menilai risiko hilangnya barang yang dikirim sebagai contoh ke pelanggan, namun apabila perusahaan tidak mendapatkan tender atau order pembelian dari pelanggan tersebut, maka contoh barang ditarik kembali, dan dalam penarikan tersebut biasanya ada beberapa contoh barang yang tidak ada, namun adakalanya contoh tersebut tidak dapat ditagih dan dianggap sebagai biaya atau kerugian bagi perusahaan.

7 32 Barang-barang yang rusak dapat dikembalikan dan diganti oleh pemasok kecuali misalnya cylinder yang macet atau rusak, itupun jarang terjadi. Risiko-risiko terhadap persediaan barang dagang yang ada di PT. BCA cukup dipahami oleh manajemen, namun belum ada keputusan yang tetap atau ketentuan menjadi tanggung jawab siapa apabila persediaan barang dagang ada yang hilang atau barang contoh yang tidak kembali saat di ambil kembali dari pelanggan. c. Aktifitas Pengendalian Persediaan Barang Dagang Aktifitas pengendalian yang ditetapkan PT. BCA adalah berbagai kebijakan yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi berbagai masalah dan kegiatan perusahaan, dengan aktifitas terkait sebagai berikut: 1). Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak. Dokumen-dokumen yang digunakan PT. BCA mulai dari pembelian, pengeluaran kas, penjualan sampai penerimaan kas berdesain khusus, memiliki tempat untuk tanda tangan bagi yang berwenang mengotorisasi, bernomor urut tercetak, kecuali untuk blanko order pembelian, pengeluaran kas/bank, penomoran masih manual.

8 33 Sebagai wujud pertanggungjawaban penggunaan dokumen, penggunaan dokumen berdesain yang baik dan bernomor urut tercetak sudah sangat baik namun belum semua blanko menggunakan nomor urut tercetak. 2). Pemisahan fungsi. Transaksi pembelian di PT. BCA dibentuk oleh fungsifungsi sebagai berikut: a). Fungsi gudang: fungsi gudang bertanggung jawab membuat laporan penerimaan barang dan memberikan informasi jumlah persediaan barang dagang yang tinggal sedikit. b). Fungsi Pembelian: karena tidak ada fungsi khusus pembelian maka fungsi penjualan membuat order pembelian secara manual sesuai order pesanan dari pembeli, serta melakukan pembelian secara langsung kepada pemasok. c). Fungsi Akuntansi: dalam transaksi pembelian, bagian akuntansi melakukan input order pembelian kedalam komputer yang terprogram program akuntansi. Apabila barang diterima, akunting akan menginput barang masuk tersebut berdasarkan laporan penerimaan barang dari bagian gudang dan mencatat pengakuan utang. Apabila faktur pembelian telah diterima, maka bagian

9 34 akunting akan menyiapkan bukti pengeluaran bank untuk proses pembayaran pada pemasok. Pemisahan fungsi dalam sistem pembelian PT. BCA masih terdapat perangkapan pekerjaan yaitu fungsi penjualan merangkap fungsi pembelian, hal ini belum memenuhi adanya unsur pengendalian internal yang baik. Namun adanya perangkapan fungsi tersebut tidak mengakibatkan terjadinya fraud atau kecurangan. Sedangkan transaksi penjualan pada PT. BCA dibentuk oleh fungsi-fungsi sebagai berikut: a). Fungsi penjualan: Fungsi penjualan bertanggung jawab mencari pesanan dari pelanggan dan meminta bagian administrasi untuk membuat order penjualan, surat jalan dan kwitansi b). Fungsi gudang: menyediakan barang yang diperlukan sesuai dengan order penjualan dan surat jalan yang dibuat oleh fungsi administrasi. Dan mengatur pengiriman kepada pelanggan. c). Fungsi akuntansi: bertanggung jawab untuk mencatat transaksi penjualan melalui komputer program. d). Fungsi penagihan: bertanggung jawab untuk menagih piutang saat jatuh tempo pada pelanggan. Dan pada akhir bulan membuat rekap laporan piutang yang belum tertagih. Fungsi-fungsi dalam sistem penjualan PT. BCA telah dibagi dengan baik kecuali untuk bagian administrasi yang

10 35 merangkap bagian pembuatan surat jalan yang seharusnya dibuat oleh bagian administrasi gudang, maka hal ini dapat mengakibatkan adanya pembuatan surat jalan namun barangnya secara fisik tidak ada. 3). Otoritas transaksi yang memadai. Otorisasi dalam transaksi pembelian dan penjualan pada PT. BCA diatur sebagai berikut: a). Setiap order pembelian yang dibuat baik oleh general manager langsung maupun marketing seharusnya terlebih dahulu diotorisasi oleh direktur, namun karena perusahaan tempat beroperasi tidak berkantor sama dengan direktur dan apabila order pembelian sangat diperlukan dengan cepat, maka order pembelian tersebut biasanya dikirimkan via fax langsung atau di ke pemasok tanpa otorisasi dari direktur, dan pengotorisasian dilakukan kemudian. Bahkan ada pembelian yang tidak menggunakan order pembelian sama sekali, namun pemesanan dilakukan melalui telepon atau yang tidak di cetak. Namun tidak ada kebijakan secara tertulis bahwa pembelian dapat dilakukan langsung tanpa menggunakan order pembelian bahkan tanpa otorisasi terlebih dahulu, berapapun nilai order pembelian

11 36 tersebut. Hal ini dapat menimbulkan risiko kecurangan, tanpa adanya otorisasi, sulit mendeteksi adanya kecurangan yang dilakukan karyawan, misal fraud yang dilakukan oeleh fungsi pembelian dengan bagian kasit. Namun kecil kemungkinan hal tersebut terjadi, karena apabila terdapat pembelian kredit, sebelum pembayaran dilakukan, akunting akan mengecek terlebih dahulu, apakah sudah menerima barang yang dibeli tersebut atau belum. b). Penerimaan barang contoh atau spareparts barang dalam jumlah yang sedikit, apabila di kirim ke kantor dapat diterima oleh siapa saja, tidak ada bagian khusus yang menerima barang. Hal ini menyulitkan bagian administrasi dan bagian akunting karena tidak adanya pelaporan penerimaan barang, padahal bagian marketing sudah meminta agar barang tersebut segera dikirim ke pelanggan. c). Order penjualan dan kwitansi diotorisasi oleh general manajer atau oleh kepala bagian akuntansi apabila general manajer sedang tidak ditempat. d). Surat jalan yang sudah dibuat oleh bagian administrasi diotorisasi oleh kepala gudang untuk pengeluaran barang dan perintah pengirimannya.

12 37 4). Mengamankan harta dan catatan perusahaan. Penerimaan barang dan mutasi pengeluaran barang dicatat oleh staf administrasi gudang. Begitu pula dengan bagian akunting mencatat setiap transaksi pembelian dan hutang, penerimaan barang, pengeluaran barang, transaksi penjualan tunai dan kredit ke buku piutang ke dalam komputer. Untuk bagian akunting dan keuangan, jaringan komputer program akuntansinya sudah diberi akses database untuk masing-masing pengguna sesuai tanggungjawabnya. Setiap karyawan atau staf di bagian gudang diperbolehkan keluar masuk gudang dalam kepentingan menaruh barang yang baru saja dibeli dan mengambil barang atas perintah kepala gudang. Tidak ada pembatasan karyawan tertentu yang diberi tugas khusus untuk masuk ke dalam gudang. Tidak adanya pembatasan karyawan yang diperbolehkan masuk ke dalam gudang dapat memberikan peluang kehilangan barang dan kecurangan yang dilakukan karyawan. 5). Menciptakan adanya pengecekan independen atas pekerjaan karyawan lain. General manajer PT. BCA menginginkan adanya pengendalian internal yang baik atas persediaan barang dagang dengan adanya pencocokan antara pemegang catatan dan fisik

13 38 barang dagang, namun karena banyaknya jenis dan jumlah barang dan belum adanya waktu yang tepat, maka bagian akunting dan bagian gudang belum melaksanakan opname besar secara akurat. Hal ini dapat menimbulkan tindakan kecurangan yang sangat tinggi dengan adanya kelemahan atas tidak pernah dilakukannya pencocokan dengan catatan. d. Informasi dan Komunikasi Dengan terpisahnya letak kantor dengan gudang PT. BCA, maka informasi dan komunikasi yang akurat sangat diperlukan oleh PT. BCA. Pengendalian terhadap barang dagang terkait dengan sistem penjualan dan penerimaan kas serta sistem pembelian dan pengeluaran kas. Berikut akan diuraikan system informasi dan komunikasi yang terkait dengan sistem-sistem tersebut: 1). Sistem informasi dan komunikasi penjualan dan penerimaan kas Penjualan dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Fungsifungsi yang terkait dalam penjualan dan penerimaan kas adalah: fungsi marketing, fungsi administrasi, akunting, fungsi gudang dan fungsi keuangan. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan dan penerimaan kas adalah sebagai berikut:

14 39 a). Sales Order, yaitu permohonan pengeluaran barang dagang sesuai pesanan pelanggan. b). Surat Jalan merupakan perintah pengiriman yang berisi perincian barang, tanggal pengiriman, alamat pengiriman dan tanda tangan otorisasi dan bukti tanda terima barang. c). Kwitansi, adalah bukti tanda terima pembayaran tunai, namun apabila penjualan secara kredit, maka kwitansi tersebut ditukar dengan tanda terima kwitansi untuk bukti penagihan pembayaran. d). Bukti Penerimaan Piutang, adalah bukti suatu penjualan telah diterima pembayarannya dengan lampiran copy kwitansi dan bukti setoran bank. 2). Sistem informasi dan komunikasi pembelian dan pengeluaran kas a). Purchase Order, yaitu formulir pembelian barang dagang yang dikirim via fax atau dikirim via ke pemasok. b). Laporan Penerimaan Barang, merupakan laporan yang dibuat oleh bagian administrasi gudang untuk melaporkan barang-barang apa saja yang diterima.

15 40 c). Kartu Stok, formulir ini digunakan oleh bagian administrasi gudang untuk mencatat mutasi masuk dan keluarnya persediaan barang dagang secara manual. d). Bukti Pengeluaran Kas/Bank, adalah bukti pembayaran hutang kepada pemasok atas tagihan yang diterima atau pembayaran secara tunai saat barang diterima yang dilampiri invoice atau faktur pembelian dari pemasok, ditandatangani penerima pembayaran atau dilampiri bukti transfer bank. e. Pemantauan Persediaan Barang Dagang Pemantauan atas persediaan barang dagang dilakukan oleh manajemen PT.BCA dengan cara melihat banyaknya permintaan akan jenis barang tertentu, sehingga apabila barang tertentu tersebut banyak diminati, maka perusahaan akan membeli dan menyimpan barang tersebut sebagai stok atau persediaan yang tidak terbatas jumlahnya. Pemantauan ini dinilai cukup efektif bagi pengendalian internal persediaan di PT. BCA 2. Prosedur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang Prosedur pembelian dan penjualan baik tunai maupun kredit serta perhitungan fisik persediaan barang dagang pada PT. BCA akan dijelaskan sebagai berikut:

16 41 a. Pembelian Tunai ataupun Kredit 1). Dalam pembelian tunai biasanya marketing akan meminta salah seorang pesuruh kantor untuk membeli barang yang diperlukan tanpa membuat order pembelian dan meminta pembayarannya kepada bagian keuangan, apabila jumlahnya diatas 2 (dua) juta rupiah, maka diperlukan persetujuan dari general manager guna diketahui tujuan pembelian tersebut terlebih dahulu. Namun apabila jumlahnya kurang dari 2 (dua) juta rupiah, maka dapat dibayarkan langsung tanpa persetujuan terlebih dahulu. Namun biasanya general manajer sudah mengetahui untuk keperluan apa barang tersebut dibeli. 2). Pembelian secara kredit, dilakukan karena jumlahnya cukup besar atau memang karena sudah berlangganan dan pembayarannya dapat dilunasi 1 bulan kemudian. Marketing membeli barang karena barang tersebut ada pemesanan untuk dijual langsung ataupun untuk persediaan. Marketing akan membuat order pembelian setelah menelpon atau untuk menanyakan harga suatu barang kepada pemasok terlebih dahulu. Setelah itu marketing akan membuat order pembelian, setelah ditandatangani, maka order pembelian tersebut akan dikirim via fax atau dikirim via dan difotocopy satu lembar untuk bagian akunting.

17 42 Lembar order pembelian yang aslinya untuk arsip. Bagian gudang tidak menerima copy order pembelian, hal ini akan menyulitkan bagian penerimaan barang digudang untuk mencocokkan barang yang dipesan dengan yang diterima. Tidak ada yang diberi tugas untuk pengarsipan order pembelian dan rangkapannya. b. Penjualan Tunai ataupun Kredit 1). Dalam penjualan tunai biasanya pelanggan datang langsung ke showroom/kantor PT. BCA dengan dilayani oleh marketing untuk membeli barang sedangkan untuk penjualan kredit biasanya order penjualan diterima marketing via fax atau via , kemudian baik penjualan secara tunai maupun kredit marketing akan meminta pada bagian administrasi untuk membuatkan sales order rangkap 3 (tiga), yaitu: lembar ke-1 untuk file administrasi, lembar ke-2 untuk akunting, lembar ke-3 untuk bagian gudang. 2). Selanjutnya bagian administrasi akan membuat surat jalan sebagai perintah pengeluaran barang dari gudang dan untuk tanda terima bahwa barangnya sudah diterima pelanggan, surat jalan ini berangkap 5: lembar ke-1 dan ke-2 akan diterima oleh pelanggan, lembar ke-3 untuk akunting, lembar ke-4 bagian gudang, dan lembar ke-5 untuk file bagian administrasi. 3). Berdasarkan surat jalan bagian administrasi akan membuat kwitansi rangkap 5 (lima), yaitu: lembar ke-1 dan ke-2 untuk pelanggan, lembar

18 43 ke-3 untuk bagian piutang, lembar ke-4 untuk bagian akunting, dan lembar ke-5 untuk arsip. 4). Bagian pengiriman barang menerima surat jalan yang telah ditandatangani kepala gudang beserta barang yang telah dikeluarkan dari gudang untuk dikirimkan ke pelanggan. Bagian pengiriman dapat membawa langsung kwitansi dan menukarnya dengan tanda terima kwitansi untuk penagihan namun apabila ada hari tertentu untuk tukar faktur, maka kwitansi dan surat jalan asli beserta lampiran lainnya akan ditukar dengan tanda terima kwitansi oleh collector. 5). Penerimaan penjualan tunai akan dilaporkan oleh bagian administrasi kepada bagian keuangan setiap hari dengan membuat bukti penerimaan piutang rangkap 2 (dua) dengan lampiran kopi kwitansi yaitu lembar ke-1 untuk arsip, lembar ke-2 untuk bagian akunting dan laporan penerimaan piutang yang akan ditandatangani oleh bagian administrasi sebagai penyetor dan bagian keuangan sebagai bukti penerimaan uang tunai atau giro. c. Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagang Perhitungan fisik persediaan barang dagang dilakukan setahun sekali dengan membandingkan catatan komputer bagian akuntansi dengan perhitungan fisik langsung. Laporan stok opname dan apabila ada permasalahan karena selisih fisik persediaan yang timbul akan

19 44 diserahkan kepada general manager untuk diketahui dan diambil tindakan atas selisih yang timbul tersebut. B. Pembahasan 1. Unsur-unsur Pengendalian Internal Persediaan a. Lingkungan Pengendalian Persediaan Barang Dagang Lingkungan pengendalian persediaan barang dagang PT. BCA dianalisa dan dibahas berdasarkan faktor-faktor lingkungan pengendalian perusahaan. Filosofi manajemen dan gaya operasi manajemen cukup mendukung pengendalian internal persediaan barang dagang PT. BCA dengan mengutamakan pelayanan pengiriman barang demi kepuasan pelanggan, hal ini baik bagi perkembangan perusahaan ditengah-tengah persaingan bisnis yang sangat ketat ini. Struktur organisasi perusahaan yang sederhana namun jelas dalam pembagian fungsi tugas dan tanggung jawabnya, namun masih saja terdapat perangkapan pekerjaan baik oleh fungsi penjualan yang merangkap fungsi pembelian maupun fungsi administrasi yang merangkap fungsi administrasi gudang dalam hal pembuatan surat jalan.

20 45 b. Penaksiran Risiko terhadap Barang Dagang Penilaian risiko terhadap penyajian persediaan barang dagang telah di pahami oleh perusahaan, namun belum ada pengendalian yang tepat untuk mengatasinya. Hal ini tentu saja merugikan perusahaan apalagi bila jumlahnya cukup material. c. Aktifitas Pengendalian Persediaan Barang Dagang Desain dokumen yang baik dan penggunaan blanko bernomor urut tercetak hanya sebagian sebagian saja dari keseluruhan blanko yang digunakan PT. BCA. Pemisahan fungsi yang diadakan di PT. BCA telah berjalan cukup baik, sekalipun ada fungsi yang tidak seharusnya, misal untuk fungsi penjualan tidak seharusnya membuat order pembelian, namun hal ini telah berjalan lama dan perusahaan meyakini tidak akan ada tindakan kecurangan dalam hal marketing membuat dan mengirimkan order pembelian. Secara komputerisasi bagian akunting melakukan menginputan mulai dari membuat order pembelian sampai input penerimaan barang, hal ini menimbulkan tidak adanya pengecekan antara order pembelian yang masih belum diterima barangnya dengan yang sudah diterima. Bagian akunting melakukan input pengakuan hutang, menyiapkan pembayaran kepada pemasok dan pelunasan hutang berdasarkan data yang telah dilunasi.

21 46 Pengotorisasisan dalam transaksi pembelian dan penjualan baik tunai maupun kredit sudah berjalan dengan baik, walaupun terkadang otorisasi diberikan setelah transaksi terjadi, hal ini dimungkinkan karena general manajer mempercayai kegiatan pembelian dan penjualan tersebut tidak menyimpang dari sebagaimana seharusnya. Pengotorisasian dalam penerimaan barang tidak ada karyawan khusus yang diberikan wewenang, penerimaan dapat dilakukan oleh siapa saja dan tidak dilaporkan dengan segera. Hal ini menyulitkan apabila barang yang dibutuhkan telah dikirim namun yang menerima kemungkinan tidak melaporkan penerimaan tersebut ke kepala gudang untuk dibuatkan laporan. Jadi pencatatan yang memadai mulai dari penerimaan barang, pengeluaran kas, penjualan serta penerimaan kas belum dicatat dengan baik dengan lampiran dokumen-dokumen pendukung oleh bagian-bagiannya masing-masing. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengendalian dan pengecekan atas setiap transaksi yang terjadi. Gudang tempat penyimpanan persediaan barang dagang memang memiliki sistem keamanan sendiri dengan digemboknya gudang apabila jam kerja telah usai, namun pada saat jam kerja dan ada perintah pengambilan barang, maka atas perintah kepala setiap staf boleh masuk ke dalam gudang dan mengambil barang yang diminta, termasuk sopir yang apabila tidak ada tugas keluar mengantar barang

22 47 pun dapat diperintahkan untuk mengambil barang. Tidak adanya penugasan karyawan khusus yang dapat masuk gudang ini menyulitkan pembatasan tanggung jawab apalagi bila barang ada yang hilang, sulit untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab. Pembandingan kekayaan dan catatan yang akurat adalah hal yang sangat penting dalam menyajikan suatu laporan persediaan barang dagang dan merupakan pengendalian yang dapat membantu mencegah adanya kecurangan, namun PT. BCA belum dapat memberikan perhitungan fisik yang akurat, kelemahan ini merugikan perusahaan, selain memungkinkan adanya kecurangan yang dibuat oleh karyawan sendiri juga tidak efisiennya waktu yang diperlukan karena apabila ada penjualan dan memerlukan jumlah barang yang tepat, maka bagian gudang harus menghitung fisik terlebih dahulu. d. Informasi dan Komunikasi Penyusunan prosedur pembelian, pengeluaran kas dan penjualan serta penerimaan kas telah tersusun cukup jelas, sehingga informasi dan komunikasi pada PT. BCA telah cukup memadai. Hanya saja pembuatan surat jalan masih dikerjakan oleh bagian administrasi bukan oleh bagian gudang, hal ini menyebabkan adanya kesalahan pemotongan stok di komputer dengan fisik yang dikeluarkan, karena

23 48 belum adanya pengkodean nama-nama barang yang dapat dimengerti dan dipahami oleh semua bagian. e. Pemantauan Persediaan barang Dagang Pemantauan persediaan barang dagang belum cukup memadai untuk dapat menunjang unsur-unsur pengendalian internal yang lain, karena pemantauan yang dilakukan manajemen hanya terbatas pada persediaan yang lebih sering dan cepat mutasi keluar masuknya atau pada barang yang banyak diminati pelanggan. Evaluasi dan solusi terhadap penyimpangan atau selisih persediaan barang dagang belum ada. 3. Prosedur Pengendalian Internal Persediaan barang Dagang PT.BCA Proses pembelian tunai di PT. BCA sangat tidak mendukung pengendalian internal perusahaan, karena pembelian dapat dilakukan dengan tanpa membuat order pembelian terlebih dahulu, dan pembayaran tunainya pun dapat dimintakan pembayarannya ke bagian keuangan tanpa adanya otorisasi dari atasan terlebih dahulu. Setelah barang yang dibeli, biasanya diterima dan akan langsung dikirim ke pelanggan, sedangkan bagian akunting belum menginput data-data pembelian tersebut, sehingga menyulitkan bagian billing dan akunting dalam membuat surat jalan dan penagihan. Prosedur penjualan baik tunai maupun kredit telah dilakukan dengan baik mulai dari penawaran harga, penerimaan order penjualan

24 49 sampai penagihan dan penerimaan kas uang tunai atau pun giro telah dilakukan oleh masing-masing fungsi kecuali untuk prosedur pembuatan surat jalan yang masih dikerjakan oleh bagian administrasi dimana seharusnya bagian administrasi gudang yang membuatnya. Belum adanya keseragaman pengkodean barang menjadi salah satu akibat adanya selisih fisik persediaan barang dagang, perintah pengeluaran barang dagang berdasarkan surat jalan yang diterima bagian gudang dari bagian administrasi, sehingga dapat terjadi kesalahan pengeluaran barang yang dimaksud. Perhitungan persediaan fisik yang belum dapat dilaksanakan secara akurat mengakibatkan laporan keuangan yang tidak benar dan tidak dapat memberikan laporan secara akurat apabila diperlukan sehingga menyulitkan bagian marketing untuk memastikan apakah persediaan tersedia atau tidak.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan. Kas pada PT. Syspex Kemasindo BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Sistem Informasi atas Penjualan dan Penerimaan Kas pada PT. Syspex Kemasindo 1. Prosedur penjualan dan penerimaan kas PT. Syspex Kemasindo menerapkan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara

Lampiran 1. Hasil Wawancara Lampiran 1. Hasil Wawancara 117 1. Apakah perusahaan ini memiliki struktur oraganisasi dan pembagian tugas yang jelas? Perusahaan tidak mempunyai struktur organisasi dan pembagian tugas secara tertulis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak

No. Pernyataan. Tidak. Tidak. Tidak. Tidak LAMPIRAN Lampiran. Kuesioner No. Pernyataan Lingkungan Pengendalian. Perusahaan telah menerapkan integritas dan nilai etis dalam kegiatannya.. Perusahaan telah menempatkan karyawan sesuai dengan latar

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait. Lampiran 1. SOP Akitivitas Penjualan Tunai CV. MAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE Prosedur Penjualan Tunai 1. TUJUAN Tujuan dari standard operating procedure untuk prosedur penjualan tunai hingga penerimaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO)

Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO) Keterangan Flowchart : Sistem Penerimaan PT. Kimia Sukses Selalu dimulai dari datangnya Purchase Order (PO) dari pelanggan ke perusahaan yang diterima oleh Customer Sales Representative (CSR) perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas mengenai evaluasi pengendalian intern atas penjualan, piutang dan penerimaan kas pada PT.Smartdata Securindo. Pengendalian intern dilakukan untuk mengamankan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian:

akan muncul pesan seperti contoh berikut. diterima Berikut adalah tampilan awal dari form Retur Pembelian: L61 apakah penerimaan barang untuk kode order pembelian yang baru saja diterima barangnya sudah lengkap diterima atau belum, apabila sudah lengkap, maka status order pembelian di dalam basis data akan

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O Tujuan dari siklus pengeluaran Meyakinkan bahwa seluruh barang dan jasa telah dipesan sesuai kebutuhan Menerima seluruh barang yang dipesan dan memeriksa (verifikasi)

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT TARGET MAKMUR SENTOSA merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL. Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak dalam bidang hasil bumi. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN CV. SUMBER HASIL 3. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Hasil terletak di Jalan Godean km 5 no 03 Godean, Sleman 55292, Daerah Istimewa Jogjakarta. CV. Sumber Hasil bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 73 BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Hero Mandiri Indonesia didirikan sejak tahun 2004 dengan nama Hero Plasindo. Pada tahun 2005, perusahaan ini berganti nama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Bumi Maestroayu dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah penulis uraikan pada

Lebih terperinci

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN

PT. WIYO. Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE. PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN Lampiran 1 PT. WIYO Komp. Pergudangan Tiara Jabon E1/27 Sidoarjo STANDARD OPERATING PROCEDURE PROSEDUR PENERIMAAN dan PENGIRIMAN PESANAN 1. TUJUAN Tujuan dari Standard Operating Procedure penerimaan pesanan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Hutama Waserda merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang retail dan didirikan pada tanggal 8 oktober 1993 oleh Bpk. Wendy

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Siklus Pendapatan Pada PT.Generasi Dua Selular Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, sumber pendapatan adalah berasal dari kegiatan penjualan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : L1 LAMPIRAN Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan : 1. Ya, artinya sistem dan prosedur telah diterapkan serta dilaksanakan dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun melalui penelitian perpustakaan, beserta semua data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) DEPARTEMEN PENJUALAN POS Departemen Penjualan dan Pemasaran PT Trimata Nagasha Indonesia DAN PEMASARAN terkait dengan 1. Penjualan 2. Pemasaran 1. Penjualan Secara umum,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan Akta Pendirian Nomor 12 yang dibuat oleh notaris Monica, SH. PT Prima

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei Perusahaan didirikan oleh Endang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat PT. BERLIAN TECHPRINT INDONESIA merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Mei 2007. Perusahaan didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM IV. 1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT. Bernofarm. PT. Bernofarm merupakan

Lebih terperinci

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer L1 PENJUALAN KREDIT Mulai 2 1 Purchase Order Copy PO PO SC PO SC Kalkulasi harga PH SC Ke customer T 3 Memeriksa status customer Memberi otorisasi kredit SC SC PO 1 2 Flowchart Sistem Penjualan Kredit

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK IV.1. Perencanaan dan Tujuan Audit Operasional atas fungsi Penjualan, Piutang Usaha

Lebih terperinci

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan

Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan L1 Flowchart Prosedur Penjualan Kredit, Piutang dagang, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Pemasaran yang Berjalan di Perusahaan Untuk public training Bagian Penjualan dan Pemasaran Mulai 1 Mempromosikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Berdasarkan bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh perusahaan PT.Petra Energy International, terdapat beberapa evaluasi yang dapat dijabarkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Prosedur akuntansi piutang dagang merupakan suatu prosedur pencatatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu. 1. Kas dari Penjualan tunai produk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu. 1. Kas dari Penjualan tunai produk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas pada PT Hasta Bayu Kegiatan yang dilakukan PT Hasta Bayu pasti akan melewati tahap penerimaan kas, karena dengan adanya kas maka hal ini mencerminkan

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L1 BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS L2 BUKTI TIMBANG SURAT JALAN L3 SURAT JALAN BATAL NOTA DEBIT NOTA KREDIT L4 FAKTUR PENJUALAN L5 L6 PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA INTERNAL CONTROL QUESTIONNARIES

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam perkembangan dunia di bidang otomotif yang semakin maju, sehingga jumlah unit kendaraan khususnya di daerah jabotabek semakin menjamur,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi pembelian, hutang dan pengeluaran kas pada PT Tuffiadi Semesta maka ditemukan beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO IV.1. Survey Pendahuluan Pemeriksaan operasional dimulai dari tahap perencanaan awal atau yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil PT. Indo Tekhnoplus PT.Indo Tekhnoplus adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang distribusi dan perdagangan alat-alat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan NO PERTANYAAN YA TIDAK JIKA TIDAK, MOHON BERI ALASAN 01 Apakah setiap penerimaan pesanan dicatat dengan baik dan benar? 02 Apakah pencatatan penjualan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Internal Control Questioner Penjualan No Pernyataan Y = Ya Otorisasi atas transaksi dan kegiatan Setiap transaksi penjualan telah diotorisasi pejabat 1 yang berwenang. Dalam pemberian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum memisahkan tanggung

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Lama Melihat model bisnis dari PT XYZ maka kita dapat melakukan pembagian atas setiap proses bisnis yang ada didalam perusahaan. Adapun proses-proses bisnis tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT. AROMATECH INTERNATIONAL 3.1 Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Usaha PT. Aromatech International

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu, persaingan bisnis yang terjadi semakin kompetitif. Semua perusahaan yang ada bersaing dalam memenangkan pasar. Persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho SIKLUS PENDAPATAN By: Mr. Haloho Sifat Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Auto Sukses Perkasa berdiri pada tahun 2006 merupakan perusahaan yang bergerak di bidang automotive accessories, plastic injection, dan moulding

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha, baik perusahaan berskala kecil, menengah hingga besar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman Permata Buana BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan CV. Mutiara Electronic pertama kali didirikan pada tanggal 8 Maret 00 di Jakarta oleh Bapak Eddy. CV. Mutiara Electronic terletak di Ruko Taman

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat. Dengan adanya persaingan yang semakin ketat maka perusahaan harus dapat beradaptasi dengan lingkungan bisnisnya

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE. SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK Nama : Maria Yuliani NPM : 24212434 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan

BAB 3 DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN. di Bandung. PT Gemilang Elektrik Indonesia telah mendapat Surat Keputusan 52 BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN JAS A, PIUTANG DAN PEN ERIMAAN KAS PADA S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan PT Gemilang Elektrik Indonesia didirikan pada tahun 2000

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT BAB IV PEMBAHASAN Bab ini membahas peranan pengendalian intern atas penjualan, piutang, dan penerimaan kas. Supaya tujuan tercapai dilakukan audit operasional pada PT Geotechnical Systemindo yang dibatasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1998 di Jakarta dengan nama PT. Tricilla

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1998 di Jakarta dengan nama PT. Tricilla BAB ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. Gambaran Umum Perusahaan.. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Gumilang Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan juga bertindak sebagai penjual langsung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Kuesioner Pengendalian Intern atas Fungsi Penjualan, Piutang dan. Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. Kuesioner Pengendalian Intern atas Fungsi Penjualan, Piutang dan. Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Kuesioner Pengendalian Intern atas Fungsi Penjualan, Piutang dan Penerimaan Kas Sebelum melakukan analisa dan ealuasi mengenai pengendalian intern pada PT. Grahadaya Nusaprima menurut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Niagatama Cemerlang adalah sebuah perusahaan yang berdiri sejak

Lebih terperinci

Contoh Purchase Order PT.PPN

Contoh Purchase Order PT.PPN Contoh Purchase Order PT.PPN L1 Contoh invoice PT.PPN L2 Contoh Surat Jalan PT.PPN L3 Contoh Faktur Pajak PT.PPN L4 L5 Contoh salah satu produk PT.PPN OIL FILTRATION HP SERIES (High Pressure Series) LP

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Rencana Penerimaan Piutang Dagang Mingguan. Daftar Piutang yang dihapuskan dan Internal Office Memo LAMPIRAN-LAMPIRAN L1 Metode Pengumpulan Data L2 Proses Tinjauan Pelanggan L3 Form Penawaran Harga L4 Purchase Order L5 Surat Jalan L6 Invoice L7 Faktur Pajak L8 Voucher Penerimaan L9 Rencana Penerimaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL BAB 3 ANALIS IS S IS TEM INFORMAS I AKUNTANS I PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. PRO-HEALTH INTERNATIONAL 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Pro-Health International didirikan di Jakarta,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Internal Control Questionnaires DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

Lampiran 2. Hasil Internal Control Questionnaires DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER 55 Lampiran 2 Hasil Internal Control Questionnaires DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Petunjuk Pengisian Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertanyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan

Lebih terperinci

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Pertanyaan Responden Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 Ya Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0

Lebih terperinci