BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit manajemen pada PT. MJPF Farma Indonesia akan dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan dan merencanakan audit manajemen atau operasional yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah auditor dalam memperoleh informasi dan menjalankan proses audit. Informasi yang diperoleh dari semua aspek penting di dalam perusahaan akan memberikan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan persediaan bahan baku. Tahapan ini dilakukan agar audit manajemen dapat dilakukan secara sistematis, efektif dan efisien. Hasil survei pendahuluan antara lain sebagai berikut: 1. Kebersihan dan keamanan lingkungan perusahaan cukup terjamin karena adanya tempat pemisahan antara bahan bubuk dan bahan cair. Bahan bubuk disimpan di rak-rak besi, sedangkan bahan cair disimpan dalam lemari pendingin dan ditempel label yang berisi keterangan berupa nama bahan, berat bahan, dan jenis bahan. 2. Kantor maupun gudang dijaga dengan baik oleh para petugas yang bekerja selama 24 jam. 3. Semua staff kantor diwajibkan menggunakan seragam (blazer) yang telah disediakan perusahaan sehingga seluruh staff terlihat lebih rapih dan seragam. 4. Ruangan dan dokumen-dokumen yang ada di kantor tersusun dengan rapi disertai dengan fasilitas perusahaan yang memadai untuk mendukung 43

2 kegiatan operasional perusahaan seperti komputer, telepon, printer, mesin fax dan fotocopy Penelaahan dan Pengujian atas Pengendalian Internal Penelaahan dan Pengujian merupakan langkah yang akan dilaksanakan setelah survei pendahuluan. Pada tahapan ini dilakukan analisa dan evaluasi dari hasil observasi (pengamatan), wawancara, dan data tertulis terhadap audit manajemen atas pengelolaan persediaan bahan baku yang diterapkan dalam perusahaan. Proses ini dilaksanakan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai sistem pengendalian internal yang baik dan berjalan sesuai dengan prosedur-prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Selain itu, proses ini juga digunakan untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dan kekuatan dari sistem pengendalian internal di dalam perusahaan. Penulis menyusun kusisioner pengendalian internal perusahaan dan menyampaikannya kepada pihak manajemen untu memperoleh data mengenai kegiatan pengelolaan persediaan bahan baku pada PT. MJPF Farma Indonesia. Kuisioner ini biasa disebut ICQ (Internal Control Questionairres). Pertanyaan yang diajukan terkait hal-hal umum di perusahaan dan pengelolaan persediaan. ICQ digunakan untuk menilai pengendalian internal suatu perusahaan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sistematis dan terinci mengenai sistem dan prosedur yang dijalankan perusahaan melalui wawancara dengan pihak berwenang di dalam perusahaaan. Jawaban tersebut dijawab dengan memberikan tanda pada jawaban Y yang berarti YA dan T yang berarti TIDAK. Apabila dijawab YA berarti pengendalian internal perusahaan 44

3 telah dilaksanakan dengan baik, sebaliknya jika dijawab TIDAK berarti pengendalian internal perusahaan kurang baik dan terdapat kelemahan yang harus segera dilakukan perbaikan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam melakukan evaluasi audit manajemen atas pengelolaan persediaan bahan baku, mulai dari pengadaan, penerimaan, sampai penyimpanan barang ke gudang adalah sebagai berikut: 1. Pertama penulis melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen perusahaan sesuai dengan daftar pertanyaan-pertanyaan pada Internal Control Questionnaires (ICQ) yang telah disusun. 2. Kemudian dilakukan evaluasi atas jawaban-jawaban dari questionnaires tersebut. Dari hasil jawaban dari questionnaires dapat diketahui bahwa pengendalian internal perusahaan sudah cukup baik atau belum. Apabila mayoritas jawaban dari questionnaires adalah ya berarti pengendalian internal perusahaan sudah cukup baik. Sedangkan, apabila sebagian besar jawaban adalah tidak maka diperlukan evaluasi lebih lanjut dengan mengumpulkan dan menyusun kelemahan-kelemahan yang ada pada pengendalian internal perusahaan tersebut. Serta mengidentifikasi pengaruh dari kelemahan-kelemahan pengendalian internal tersebut. Kemudian penulis mendiskusikan kelemahan-kelemahan pengendalian internal tersebut kepada pihak manajemen perusahaan. Serta menentukan kemungkinan terhadap adanya pengendalian intern pengganti yang dapat menggantikan pengendalian intern yang lemah tersebut. 3. Mengambil kesimpulan dari jawaban hasil evaluasi atas pengendalian internal perusahaan secara umum dan aktivitas pengelolaan persediaan bahan bakunya sudah efektif dan efisien bagi perusahaan atau belum. 45

4 4.3. Internal Control Questionnaires (ICQ) Berikut adalah daftar Internal Control Questionnaires (ICQ) beserta jawaban yang sudah dijawab oleh pihak manajemen perusahaan: PT. MJPF Farma Indonesia Tabel 4.1. Internal Control Questionares (ICQ) Fungsi Persediaan I. Kuisioner Perusahaan Secara Umum No Daftar Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah perusahaan mempunyai struktur Struktur organisasi organisasi yang jelas sehingga dapat diketahui tanggung jawab dan wewenang tergambar beserta jelas uraian dari setiap bagian? tugas, wewenang dan tanggungjawab setiap bagian. 2 Apakah terdapat pembagian tugas dan Tidak ada tanggung jawab setiap bagian telah jelas dan tidak tumpang tindih? pemisahan antara penerimaan tugas bagian dan 3 Apakah ada kebijakan dan prosedur terkait aktivitas dari masing-masing fungsi? penyimpanan persediaan Terdapat kebijakan dan prosedur pada setiap bagian. 46

5 4 Apakah uraian tugas masing-masing fungsi Masih belum dituangkan dalam bentuk tertulis? lengkap tugas bagian gudang. 5 Apakah perusahaan mempunyai divisi Internal Audit? Tidak mempunyai divisi internal audit 6 Apakah dalam melakukan hal tertentu mempunyai suatu program yang terencana? 7 Apakah fungsi akuntansi perusahaan terpisah dari fungsi: Perusahaan mempunyai a. Pembelian? segregation of b. Penjualan? c. Gudang? duties yang cukup baik. d. Keuangan? Sumber: Data Diolah Berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari daftar Internal Control Questionaire (ICQ) berkaitan dengan perusahaan secara umum, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan sudah mempunyai struktur organisasi yang tergambar jelas. Kebijakan perusahaan terhadap aktivitas setiap fungsinya telah menerapkan segregation of duties dengan cukup baik. Begitu juga dalam melakukan hal tertentu perusahaan mempunyai suatu program yang terrencana dengan baik. Akan tetapi masih ditemukan kelemahan dalam hal pembagian tugas antara penerimaan dan penyimpanan barang. Selain itu, kurangnya informasi tertulis mengenai uraian tugas pada bagian gudang serta divisi khusus internal audit belum dimiliki perusahaan. 47

6 II. Kuisioner Pengelolaan Persediaan Bahan Baku No Daftar Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah kecuali petugas gudang, Hanya petugas karyawan lain dilarang masuk ke gudang bagian gudang persediaan? yang diperbolehkan masuk ke gudang persediaan. 2 Apakah setiap barang dikelompokkan berdasarkan jenis dan ukuran? 3 Apakah persediaan terhindar dari: Gudang dijaga a. Kerusakan ketat oleh petugas b. Pencurian namun kerusakan c. Kebakaran dan banjir dan bencana tidak bisa duga. 4 Apakah persediaan bahan baku diasuransikan? Persediaan tidak diasuransikan oleh perusahaan. 5 Apakah gudang selalu diawasi oleh petugas setiap hari selama 24 jam? 6 Apakah mempunyai jadwal teratur untuk membersihkan gudang? Gudang dibersihkan setiap sebulan sekali pada hari Minggu. 48

7 7 Apakah dilaporkan segera kepada pihak manajemen untuk pengambilan keputusan terhadap: a. Rencana kebutuhan? b. Slow moving items? c. Barang yang rusak? d. Barang yang tidak sesuai kualifikasi? 8 Apakah setiap pembelian bahan baku bagian gudang menyertakan purchase requisition ke bagian pembelian? 9 Apakah formulir berikut bernomor urut Nomor urut pada tercetak: form permintaan a. Purchase requisition? dan penerimaan b. Purchase order? barang masih c. Receiving report? ditulis tangan. 10 Apakah barang yang akan masuk ke gudang, jumlahnya selalu dicocokkan terlebih dahulu dengan catatan akuntansi? 11 Apakah bagian gudang memiliki kartu stok gudang? 12 Apakah jumlah persediaan di kartu stok gudang selalu sama dengan jumlah fisiknya? Ketidakcocokan antara jumlah pada kartu stok dengan fisik barang. 49

8 13 Apakah dilakukan perhitungan fisik (stock Stock opname opname) secara berkala atas jumlah barang di gudang? dilakukan jangka dalam waktu sebulan sekali. 14 Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana stock opname? 15 Apakah saat stock opname pernah terjadi selisih antara kartu stok dengan jumlah fisik? Kadang terdapat ketidakcocokan antara kartu stok dengan jumlah fisik barang. 16 Apakah pegawai yang ditunjuk untuk Stock opname melakukan stock opname bukan dari bagian gudang? dilakukan bagian gudang. oleh 17 Apakah metode penilaian persediaan Persediaan dihitung berdasarkan: Cost-FIFO? dengan FIFO. metode 18 Apakah pengeluaran bahan baku dari bagian gudang berdasarkan reservasi dari bagian produksi? 19 Apakah ada laporan permintaan dan pengeluaran barang? 20 Apakah pengeluaran bahan baku selalu mendapat pengawasan yang efektif? 50

9 21 Apakah bagian gudang memeriksa jumlah bahan baku yang diambil oleh bagian produksi sama dengan yang diminta? 22 Apakah setiap kelebihan pemakaian bahan baku dikembalikan ke bagian gudang? Bagian produksi mengembalikan setiap kelebihan pemakaian bahan 23 Apakah semua kegiatan dalam gudang persediaan telah diotorisasi dengan semestinya oleh pihak yang berwenang? baku Setiap kegiatan di gudang diotorisasi oleh pihak yang berwenang. Sumber: Data Diolah Berdasarkan daftar Internal Control Questionaire (ICQ) di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan sudah mempunyai prosedur dan kebijakan yang baik terhadap fungsi persediaan yakni hanya petugas gudang yang diperbolehkan masuk ke dalam gudang, gudang diawasi 24 jam oleh para petugas dan terjaga kebersihannya. Perusahaan juga mengklasifikasikan persediaan berdasarkan jenis, bentuk dan ukurannya, stock opname dilakukan secara berkala, gudang mempunyai kartu stok untuk mengindikasikan jumlah fisik barang. Pengeluaran bahan baku selalu mendapat pengawasan yang efektif berdasarkan permintaan bagian produksi, ada laporan permintaan dan pengeluaran barang, serta bagian produksi mengembalikan setiap kelebihan pemakaian bahan baku. Semua aktivitas dalam gudang persediaan terotorisasi dengan baik oleh pihak yang berwenang. Akan tetapi, masih terdapat kelemahan dalam hal tidak adanya asuransi pada setiap persediaan sehingga 51

10 bisa terjadi kerusakan ataupun bencana yang tidak terduga, kadang terjadi ketidakcocokan antara jumlah persediaan pada kartu stok dengan fisik barang. Serta tidak ada instruksi tertulis untuk pelaksanaan dan pelaku stock opname Kekuatan dan Kelemahan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku PT. MJPF Farma Indonesia PT. MJPF Farma Indonesia mempunyai kelebihan dan kekurangan pada masing-masing kegiatan operasional perusahaan. Kekuatan atau kelebihan yang sudah dimiliki dipertahankan dan dilakukan pengembangan agar terus menjadi lebih baik. Sedangkan kelemahan atau kekurangan yang ada segera dilakukan perbaikan guna menunjang efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam mencapai tujuan usahanya Kekuatan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Beberapa kekuatan atau kelebihan yang dimiliki PT. MJPF Farma Indonesia dalam pengelolaan persediaannya akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Perusahaan mempunyai prosedur yang tegas bahwa hanya petugas bagian gudang yang diperbolehkan masuk ke gudang persediaan. 2. Setiap barang dikelompokan dengan rapi berdasarkan jenis dan ukuran. 3. Gudang diawasi dan dijaga dengan baik selama 24 jam oleh para petugas keamanan gudang. 52

11 4. Kerbersihan gudang cukup baik karena perusahaan mempunyai jadwal teratur terhadap area pergudangan untuk dibersihkan secara teratur sebulan sekali pada hari libur. 5. Pihak manajemen akan segera melakukan pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan, antara lain rencana kebutuhan, barang yang rusak dan tidak sesuai kualifikasi. 6. Pada setiap pembelian bahan baku yang akan dilakukan, bagian gudang selalu menyertakan form resmi (purchase requisition) ke bagian pembelian. 7. Setiap barang dalam gudang mempunyai kartu stok sebagai penanda penjelasan tentang persediaan yang ada. 8. Perhitungan fisik (stock opname) dilakukan secara teratur dalam periode tertentu oleh bagian gudang. 9. Pegawai yang melakukan stock opname merupakan bagian yang sesuai dengan fungsinya yaitu bagian gudang bukan pihak lain dalam perusahaan. 10. Metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan adalah metode FIFO. 11. Pengeluaran bahan baku mendapat pengawasan yang efektif, kegiatan berdasarkan permintaan bagian produksi dan disertai form tertulis. 12. Setiap kelebihan bahan baku dikembalikan oleh bagian poduksi. 13. Semua kegiatan dalam gudang persediaan telah diotorisasi dengan seharusnya oleh pihak manajemen yang berwenang. 53

12 Kelemahan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku Beberapa kekurangan atau kelemahan yang dimiliki PT. MJPF Farma Indonesia dalam pengelolaan persediaannya akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Belum ada pemisahan tugas yang jelas antara bagian penerimaan dengan bagian penyimpanan persediaan. 2. Perusahaan belum mengasuransikan persediaan yang dimiliki 3. Perusahaan tidak mempunyai nomor urut tercetak (prenumbered). Bukti penerimaan barang (receiving report) dan bukti permintaan barang purchase requisition masih ditulis tangan. 4. Kadang terdapat ketidakcocokan antara kartu stok gudang dengan fisik barang yang ada di gudang persediaan. 5. Perusahaan belum mempunyai standar operasional prosedur (SOP) tertulis yang jelas terkait stock opname perusahaan Audit Terinci Tahap selanjutnya dilakukan audit terinci untuk mengumpulkan bukti-bukti yang dapat dipercaya kebenarannya dalam mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Melalui tahap audit terinci penulis mengembangkan temuan hasil audit dalam mencari keterkaitan antar temuan untuk menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit yang akan dicapai. Proses audit terinci mengacu pada ruang lingkup aktivitas pengelolaan persediaan dalam perusahaan mulai dari penerimaan bahan baku sampai penyimpanan bahan baku, yang akan berguna sebagai alat untuk menetapkan pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Audit terinci meliputi langkah- 54

13 langkah untuk menentukan tujuan pemeriksaan fungsi persediaan bahan baku dan prosedur audit yang dilakukan. 1. Pemeriksaan Aktivititas Penerimaan Bahan Baku a. Tujuan Pemeriksaan Tujuan pemeriksaan aktivitas ini adalah untuk menilai aktivitas penerimaan bahan baku oleh bagian gudang sudah berjalan dengan efektif dan efisien. b. Prosedur Audit 1) Melakukan observasi ke gudang untuk memastikan bagian gudang telah menerapkan kebijakan dan prosedur yang berlaku. 2) Melakukan wawancara dengan bagian gudang apakah kebijakan dan prosedur gudang telah dilakukan dengan seharusnya. 3) Memeriksa dan memastikan apakah telah menerapkan kebijakan dan prosedur berlaku. 4) Memeriksa purchase order perusahaan, surat jalan, kualitas dan kuantitas barang untuk mengetahui kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian dalam penerimaan barang tersebut. 5) Evaluasi mekanisme penerimaan bahan baku dan mendeteksi kemungkinan kelemahan yang ada. 6) Membuat simpulan audit. 2. Pemeriksaan Aktivitas Penyimpanan Bahan Baku a. Tujuan Pemeriksaan Proses pemeriksaan ini bertujuan untuk melakukan penilaian apakah kegiatan penyimpanan bahan baku sudah dilakukan sesuai peraturan yang berlaku sehingga berjalan dengan efektif dan efisien. 55

14 b. Prosedur Audit 1) Melakukan observasi ke gudang penyimpanan bahan baku dan fasilitas yang tersedia. 2) Melakukan wawancara pada bagian gudang apakah kebijakan penyimpanan bahan baku sudah dijalankan dengan baik. 3) Memeriksa apakah bahan baku sudah disimpan, diberi keterangan dan dikelompokan dengan baik. 4) Mengevaluasi penyimpanan bahan baku dan mendeteksi kemungkinan adanya kelemahan. 5) Membuat simpulan audit. 3. Pemeriksaan Aktivitas Perhitungan Fisik Bahan Baku a. Tujuan Pemeriksaan Proses ini mempunyai tujuan untuk menilai apakah perhitungan fisik sudah berjalan dengan efektif dan efisien. b. Prosedur Audit 1) Melakukan observasi perhitungan fisik untuk memastikan apakah kebijakan dan prosedur yang berlaku sudah ditaati. 2) Melakukan wawancara dengan bagian yang melakukan perhitungan fisik untuk mengetahui mekanisme yang diterapkan. 3) Memeriksa apakah kemungkinan terjadinya ketidakefisienan dan ketidakefektifan dalam prosedur perhitungan fisik barang. 4) Evaluasi proses perhitungan fisik dan mendeteksi adanya kelemahan yang terdapat dalam proses tersebut. 5) Membuat simpulan audit. 56

15 4. Pemeriksaan Aktivitas Pengeluaran Bahan Baku a. Tujuan Pemeriksaan Proses ini bertujuan untuk menilai bahwa prosedur pengeluaran barang ke bagian produksi dilaksanakan dengan efektif dan efisien. b. Prosedur Audit 1) Melakukan observasi terhadap aktivitas permintaan bahan baku yang dilakukan oleh bagian produksi kepada bagian gudang. 2) Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengeluaran persediaan untuk mengetahui pengeluaran yang diterapkan oleh perusahaan. 3) Evaluasi proses pengeluaran bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan dan mendeteksi apakah terdapat kelemahan didalamnya. 4) Memeriksa secara sampling apakah setiap pengeluaran bahan baku selalu didasarkan atas bukti permintaan bahan baku yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. 5) Melakukan perbandingan antara jumlah persediaan yang tercantum dalam bukti pengeluaran barang dengan jumlah yang tercantum dalam bukti penerimaan barang. 6) Analisis kemungkinan terjadinya ketidakefektifan dan ketidakefisienan dalam proses pengeluaran persediaan bahan baku. 7) Membuat simpulan audit. 57

16 4.6. Laporan atas Temuan Hasil Audit Tahap ini merupakan tindak lanjut atas evaluasi dan analisa terhadap hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi pada PT. MJPF Farma Indonesia yang telah dijabarkan sebelumnya. Laporan temuan hasil audit ini berfungsi untuk menyampaikan kelemahan serta memberikan rekomendasi perbaikan kepada pihak manajemen agar dapat meningkatkan kinerja operasional perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Hasil temuan audit manajemen tersebut akan dijabarkan berdasarkan kondisi dari kelemahan pengendalian internal perusahaan tersebut yang menyimpang dari kriteria yang seharusnya terjadi serta mengenai sebab dari terjadinya kelemahan tersebut sehingga berpotensi menimbulkan akibat yang dapat merugikan perusahaan. Kemudian penulis juga akan memberikan rekomendasi perbaikan atas kelemahan yang terjadi agar dapat membantu pihak manajemen dalam memperbaiki sistem pengendalian internal perusahaan yang kuat. Penulis menemukan adanya beberapa permasalahan dalam pengelolaan persediaan pada PT. MJPF Farma Indonesia, yaitu: 1. Belum ada pemisahan tugas yang jelas antara bagian penerimaan dengan bagian penyimpanan persediaan Kondisi: Pada PT. MJPF Farma Indonesia ini tidak terdapat pemisahan tugas antara bagian penerimaan dengan penyimpanan barang. Saat bahan baku sampai di gudang, supplier memberikan barang dan dicocokan oleh bagian penerimaan berdasarkan faktur pembelian yang ada. Apabila barang telah sesuai, maka langsung dimasukan ke dalam gudang 58

17 persediaan. Bagian yang melakukan penyimpanan dirangkap oleh bagian penerimaan barang. Kriteria: Seharusnya pada saat barang sampai ke perusahaan dilakukan pencocokan berdasarkan faktur yang ada oleh bagian penerimaan barang dan apabila sesuai maka barang dimasukan ke gudang oleh bagian penyimpanan persediaan. Satu orang tidak boleh merangkap dua pekerjaan sekaligus pada bagian gudang untuk menghindari tindak kecurangan yang akan terjadi pada pengelolaan persediaan perusahaan. Sebab: Hal ini dapat terjadi karena pihak manajemen perusahaan belum secara efektif mengetahui standar kebijakan yang harus dimiliki oleh perusahaan. Selain itu adanya anggapan bahwa penggabungan tugas antara bagian penyimpanan dan penerimaan barang akan menghemat waktu pengerjaan. Jadi, satu orang merangkap menjadi dua pekerjaan sekaligus. Akibat: Akibatnya, memungkinkan terjadinya kecurangan seperti kehilangan barang persediaan terlebih ukuran barang yang kecil. Selain itu, apabila orang yang melakukan penerimaan dan penyimpanan barang berhalangan hadir maka proses kegiatan tersebut akan menjadi terhambat. Rekomendasi: Dalam hal ini, melalui pembuatan kebijakan yang tegas, perusahaan harus melakukan pemisahan tugas dan fungsi yang jelas antara bagian penerimaan barang dan penyimpanan barang. Sehingga pihak manajemen 59

18 dapat mencegah tindak kecurangan atau kehilangan barang serta perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi sesuai dengan kegiatan usahanya. 2. Perusahaan belum mengasuransikan persediaan yang dimiliki Kondisi: Persediaan bahan baku yang disimpan perusahaan dalam gudang tidak mempunyai asuransi. Barang yang sampai di gudang, hanya diletakkan pada setiap tempat dengan rapi dan terjaga kebersihannya. Bahan baku dalam bentuk bubuk disimpan pada tempat yang kering sedangkan bahan berupa cairan disimpan dalam lemari pendingin yang telah disediakan di gudang. Kriteria: Persediaan barang dengan jumlah yang besar seharusnya diasuransikan oleh perusahaan agar terhindar dari beberapa resiko kerusakan barang. Resiko kerusakan barang dapat diakibatkan dari berbagai bencana seperti kebakaran, kebanjiran dan bencana lainnya. Sebab: Pihak perusahaan beranggapan bahwa tidak perlu mengasuransikan persediaannya karena perusahaan yakin gudang yang mereka miliki merupakan tempat penyimpanan yang memadai. Setiap bahan baku dapat disimpan dengan baik. Selain itu, bahan baku yang mereka miliki bersifat fast moving yang artinya tidak disimpan lama sehingga langsung masuk ke dalam proses produksi. 60

19 Akibat: Akibatnya, apabila terjadi bencana yang tak terduga (misalnya kebakaran, banjir, dll.) maka perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar dalam hal keuangan dan perusahaan tidak memperoleh ganti rugi dari kehilangan persediaan yang tidak diasuransikan tersebut. Rekomendasi: Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya mengasuransikan persediaan yang dimilikinya sehingga terhindar dari kerugian apabila terjadi bencana yang tidak terduga sebelumnya. Perusahaan juga dapat melakukan berbagai tindakan antisipasi terhadap bencana banjir dengan melakukan perluasan selokan sekitar area gudang, pembersihan selokan secara rutin oleh para petugas kebersihan gudang, dan melakukan penanaman pohon di halaman sekitar area gudang yang dapat dijadikan sebagai daerah resapan air. 3. Receiving report dan purchase requisition tidak mempunyai nomor urut tercetak (prenumbered). Kondisi: Perusahaan melakukan penomoran pada bon permintaan dan penerimaan barang secara manual, yaitu dengan ditulis tangan oleh petugas gudang. Tidak adanya penomoran urut dalam penyimpanan dokumen permintaan dan penerimaan barang. Kadang-kadang petugas lalai dalam memberi penomoran dokumen. Kriteria: Dalam menciptakan praktik kerja yang sehat, formulir dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak. Hal ini dilakukan agar penggunaan 61

20 formulir dapat diawasi dan terhindar dari penyalahgunaan. Penggunaan nomor urut tercetak juga memudahkan pengecekan atas formulir yang tidak digunakan, seperti formulir salah pengisian. Sebab: Perusahaan belum mempunyai rancangan sistem yang digunakan untuk memberi nomor urut tercetak pada setiap dokumen permintaan dan penerimaan barang. Pihak manajemen juga belum merasa keberatan untuk melakukan penomoran secara manual dengan ditulis tangan. Akibat: Akibatnya, perusahaan tidak dapat melacak atau menelusuri jika terjadi kesalahan transaksi seperti pencatatan suatu transaksi yang lebih dari satu kali, kecurangan, dan penyalahgunaan dokumen tersebut. Selain itu, kelalaian petugas mengakibatkan waktu pekerjaan menjadi tidak efisien karena petugas harus melakukan pengecekan kembali pada setiap dokumen yang bernomor urut ganda. Rekomendasi: Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya menggunakan sistem yang secara otomatis dapat menampilkan nomor urut tercetak pada dokumen tersebut. Sehingga dengan perbaikan tersebut diharapkan dapat mempermudah manajemen perusahaan apabila terjadi kesalahan transaksi, serta dapat meminimalisasikan tindak kecurangan dan penyalahgunaan dokumen yang terjadi di dalam perusahaan. 62

21 4. Terdapat ketidakcocokan antara kartu stok gudang dengan fisik barang Kondisi: Pada waktu pelaksanaan stock opname kadang ditemukan ketidakcocokan antara jumlah, jenis dan berat yang tertera pada kartu stok dengan fisik barang yang ada di gudang. Dalam perhitungan kecocokan jumlah barang seringkali terjadi kelebihan atau kekurangan antara jumlah di kartu stok dan fisik barang. Kriteria: Setiap barang yang masuk ke gudang seharusnya dicatat dan dihitung dengan teliti berdasarkan jumlah, jenis, dan beratnya sebelum barang disimpan. Kemudian dipisahkan pada tempat yang telah disediakan yaitu antara bahan bubuk dan bahan cair. Sebab: Hal tersebut terjadi karena perusahaan melakukan order barang dalam jumlah besar dan disertai dengan ketidaktelitian bagian gudang pada waktu pencatatan pada kartu stok gudang dengan kuantitas barang yang masuk ke gudang. Karyawan tidak cermat dalam menghitung dan mencocokan jumlah, jenis dan berat barang. Akibat: Akibatnya tidak efisien waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan stock opname karena karyawan harus melakukan pencocokan kembali dengan cara perhitungan ulang barang dan membenarkan kesalahan yang ada pada kartu stok gudang. 63

22 Rekomendasi: Pihak manajemen perusahaan sebaiknya memberikan pengawasan dan pengarahan yang tegas kepada bagian gudang bahwa pentingnya kecermatan dan ketelitian pada waktu memasukkan barang ke gudang kemudian menuliskannya pada kartu stok. Selain itu, perusahaan dapat menetapkan beberapa karyawan dari divisi lain agar dapat membantu menangani pengelompokan kartu gudang berdasarkan barang per supplier. 5. Tidak terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) tertulis yang jelas terkait stock opname perusahaan. Kondisi: Dalam melakukan kegiatan stock opname, perusahaan tidak mempunyai instruksi tertulis tentang pelaksanaan dan penjelasan kepada pelaksana stock opname. Setiap perusahaan sudah seharusnya membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) tertulis yang tegas dan jelas, dalam hal ini mengenai pelaksanaan stock opname disertai keterangan yang jelas tentang pelaksananya. Kriteria: Perusahaan harus menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara tertulis agar karyawan dapat mematuhi standar yang berlaku di perusahaan. Setiap tindakan yang akan karyawan lakukan harus sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan supaya karyawan dapat bertindak dengan baik. 64

23 Sebab: Perusahaan menganggap bahwa stock opname merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh bagian gudang setiap periode tertentu sehingga tidak memerlukan instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname perusahaan. Perusahaan merasa karyawannya belum pernah melakukan kesalahan yang besar dalam kegiatan stock opname. Akibat: Oleh sebab itu, kadang-kadang terjadi ketidakcocokan antara stock opname dengan persediaan fisik barang yang ada di gudang. Selain itu, pelaksana stock opname kadang mengalami keterlambatan dalam menangani setiap pekerjaanya. Jika terjadi kesalahan seperti itu, perusahaan tidak mempunyai Standar Operasi Prosedur (SOP) secara tertulis sebagai alat pengendali operasional untuk menangani kesalahan yang terjadi. Atasan tidak dapat menindaklanjuti kesalahan yang dilakukan karyawan karena tidak ada hukum yang mengikat. Tidak adanya prosedur dan kebijakan yang jelas dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan tersebut akan menghambat efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mencapai tujuan. Rekomendasi: Perusahaan sebaiknya menetapkan dan membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) tertulis secara rinci terhadap kegiatan persediaan di gudang. Standar prosedur tersebut harus memuat perincian yang jelas mengenai proses penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, pencatatan, dan pemeriksaan persediaan barang. Prosedur tersebut ditulis agar dijadikan sebagai pedoman dan tolak ukur perusahaan yang dapat memberikan 65

24 petunjuk pada setiap kegiatan operasional yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan prosedur, perusahaan mempunyai pedoman yang jelas sehingga dapat membantu manajemen dalam pengelolaan barang secara efektif dan efisien. 66

AUDIT MANAJEMEN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MENUNJANG EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA PT. MJPF FARMA INDONESIA

AUDIT MANAJEMEN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MENUNJANG EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA PT. MJPF FARMA INDONESIA AUDIT MANAJEMEN ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MENUNJANG EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI OPERASIONAL PERUSAHAAN PADA PT. MJPF FARMA INDONESIA RIRIN Benteng Makasar I No. 48 Tangerang, 08978111061,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana IV.1.1. Evaluasi atas Aktivitas Pembelian Barang Dagang Aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini:

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan barang jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar

BAB IV PEMBAHASAN. dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survei Pendahuluan Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada PT Bondor Indonesia diawali dengan melakukan survei pendahuluan guna memperoleh informasi seputar latar belakang perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT Urasima Putra Gamalindo difokuskan untuk hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan BAB IV Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Pada PT Aneka Medium Garment IV.1. Survei Pendahuluan Kegiatan awal dalam melakukan audit operasional atas fungsi pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Survey Pendahuluan. PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam BAB I PEMBAHASAN I.1 Survey Pendahuluan PT. Kurnia Tirta Sembada adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. Valindo Global. Pembahasan tersebut dibatasi pada penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

A. Prosedur Pemesanan dan

A. Prosedur Pemesanan dan L1 Kuesioner Evaluasi Pengendalian Internal atas Persediaan dan Fungsi Penjualan PT. Tunas Dunia Kertasindo A. Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang NO. PERTANYAAN YA TIDAK KETERANGAN 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional Audit operasional adalah suatu pemeriksaan terhadap kegiatan dan kebijakan operasional suatu perusahaan yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pernyataan SS S N TS STS I. Kualifikasi Pemeriksaan Internal Independensi, Kompetensi, Integritas, Objektivitas, dan Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan yang akan dijabarkan pada bab ke empat ini mengenai pelaksanaan audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum dilakukannya kegiatan audit

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI IV.1. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang dilakukan adalah atas aktivitas yang berkaitan dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah permulaan yang digunakan dalam merencanakan tahap-tahap audit berikutnya. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai semua

Lebih terperinci

Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN

Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN 69 Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN (Studi kasus pada perusahaan distributor PT. Bio Eco Lestari) Pilihlah Jawaban Anda dengan

Lebih terperinci

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN

AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN PADA PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN Cathrine Aprillia, Ahmad Adri, Drs., Ak.,MBA Graha Indah BA 15, 082124942871, cathrineaprillia@yahoo.com ABSTRAK PT. Samudra Mandiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

TABULASI. Pertanyaan TOTAL

TABULASI. Pertanyaan TOTAL TABULASI Pertanyaan Responden Nilai 4 5 6 7 8 9 0 Ya Tidak 0 0 0 0 0 0 4 0 0 8 5 0 0 6 0 0 7 0 0 0 7 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi dalam suatu perusahaan menjadi hal penting. Dalam kondisi bisnis yang mengalami perubahan sangat cepat saat ini, perusahaan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Norita Multiplastindo, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab V Simpulan dan Saran 116 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan Pertanyaan Responden Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 Ya Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan ekonomis suatu perusahaan.

Lebih terperinci

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit L1 Lampiran 1 LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN Jakarta, 15 Juni 2012 Kepada Yth. Direktur PT.Samudra Mandiri Selatan di tempat Dengan hormat, Sesuai dengan program kerja internal audit,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk 41 BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk PT. Indorama Synthetics Tbk merupakan perusahaan manufaktur sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, dimana ruang

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan

Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan Bab I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tidak terlepas akan kebutuhan barang dagangan. Perusahan sering menghadapi ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan dan penerimaan kas PT Kurnia Mulia Citra Lestari, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi L1 Form Order L2 Stock List L3 Inter Store Transfer (Surat Jalan) L4 Inter Store Transfer (Surat Jalan-lanjutan) L5 Daily Sales Report L6 Rekapitulasi Penjualan Konsinyor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan pemeriksaan manajemen atas prosedur pembelian bahan baku dalam rangka mendukung efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional. pemeriksaan lebih sistematis dan terarah. Oleh karena itu, sesuai dengan ruang BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sesuai dengan penentuan ruang lingkup yang telah ditetapkan dari penelitian ini, audit operasional akan dilakukan pada fungsi penjualan serta

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum

BAB V PENUTUP. menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur organisasi MP3 CV Vyto Global Media belum memisahkan tanggung

Lebih terperinci

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi Lampiran Dokumen Permintaan Barang Urgent 1 transaksi Lampiran Dokumen Delivery Order Resmi 1 transaksi Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT KURNIA MULIA CITRA LESTARI IV. 1. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN AUDIT Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI. untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. 97 BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI Pengendalian terhadap sistem informasi dalam suatu perusahaan adalah penting untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENGELOLAAN PERSEDIAAN PADA PT SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG ELITA Perum BTN Buni Asih Jalan Delima B4 No.30 Cikarang, 085921680176, lita_niez@rocketmail.com Gatot

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan L1 ICQ Internal Control Questionaire No Pertanyaan Y T Keterangan PENJUALAN 1. Apakah perusahaan memiliki pedoman penjualan secara tertulis? 2. Apakah perusahaan menggunakan daftar harga (price list)?

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dalam mengelola persediaan barang dinilai sudah cukup efektif dan efisien. Hal ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dalam mengelola persediaan barang dinilai sudah cukup efektif dan efisien. Hal ini BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Dari hasil pemeriksaan operasional yang telah dilakukan penulis pada PT Indomarco Adi Prima yang ditempuh dengan melakukan wawancara, observasi, dan kuisioner serta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Tujuan Evaluasi Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal atas siklus pendapatan pada PT Kartina Tri Satria sudah baik atau belum, dan mengetahui kelemahan-kelemahannya

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 59 B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menentukan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati oleh para pimpinan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK IV.1. Perencanaan dan Tujuan Audit Operasional atas fungsi Penjualan, Piutang Usaha

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan terhadap pengendalian intern siklus penjualan di PT Cisangkan serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan controller dalam pengelolaan persediaan barang jadi guna meningkatkan penjualan dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penulis telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan pada Twin Tulipware, terutama pada aktivitas pencatatan persediaan dan

Lebih terperinci

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat L1 Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional No. Pertanyaan Y T Keterangan 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat diselesaikan tepat waktu dan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Menurut Mulyadi (2001:165) menyatakan bahwa Struktur organisasi merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada

Lebih terperinci

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI 5.1. Konklusi Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju dalam menyelenggarakan sistem

Lebih terperinci

Instruksi Kerja PURCHASING PT GITA MANDIRI TEHNIK. No. Langkah Kerja Ilustrasi Dokumen Terkait

Instruksi Kerja PURCHASING PT GITA MANDIRI TEHNIK. No. Langkah Kerja Ilustrasi Dokumen Terkait Instruksi Kerja PURCHASING PT GITA MANDIRI TEHNIK No. Langkah Kerja Ilustrasi Dokumen Terkait 1 Setelah bagian masing-masing divisi membuat menggunakan form permintaan pembelian secara manual maka proses

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Divisi Industri Makanan dan Minuman (BMC) PT. AGRONESIA dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI APLIKASI PENJUALAN KREDIT PADA PT RODAMAS 4.1 Perencanaan Audit Sebelum melakukan audit terhadap sistem aplikasi penjualan kredit di PT. Rodamas, kami terlebih dahulu membuat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan controller

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan controller 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan controller dalam pengelolaan persediaan bahan baku guna menunjang kelancaran proses produksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat lebih efektif dan efisien dari sebelumnya. Terjadi di bidang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat lebih efektif dan efisien dari sebelumnya. Terjadi di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha memasuki masa yang sangat kompleks.munculnya perusahaan baru menyebabkan perusahaan lama segera membenahi manajemen perusahaan agar dapat

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Adanya persaingan ini menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar bertahan

Lebih terperinci

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O Tujuan dari siklus pengeluaran Meyakinkan bahwa seluruh barang dan jasa telah dipesan sesuai kebutuhan Menerima seluruh barang yang dipesan dan memeriksa (verifikasi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan audit kecurangan diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 19 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Dalam menjalankan operasinya perusahaan/badan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL

BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL BAB 4 ANALISA PROSES BISNIS AWAL Bab keempat ini akan berisi data-data yang dibutuhkan dalam pengerjaan sistem serta pembahasan mengenai pemetaan proses bisnis. Pemetaan proses bisnis merupakan penjabaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT. Danayasa Arthatama Tbk. mencakup pelaksanaan seluruh fungsi manajemen dan ketaatan manajemen terhadap kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG Instalasi Farmasi Rumah Sakit Myria Palembang merupakan Bagian Pelayanan Instalasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran II Daftar Internal Control Questionnaires (ICQ) Penerimaan Kas Nama Responden : Aja Abdurrajak Bagian : Assist. Umum dan Personalia Perusahaan : PT. BPR Syari ah Gebu Prima Medan. Bacalah tiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan adalah sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk kas ketika terjadi suatu transaksi penjualan. Dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP)

BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP) BAB IV EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT CORNINDO BOGA JAYA (GARUDAFOOD GROUP) IV.1 Evaluasi Atas Struktur Organisasi Perusahaan Beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci