USAHA KAKI LIMA SEBAGAI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL YANG SAH
|
|
- Shinta Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 23 USAHA KAKI LIMA SEBAGAI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL YANG SAH Gambaran Usaha Kaki Lima di Sekitar Kebun Raya Bogor (KRB) Menjadi wirausahawan merupakan salah satu sumber pendapatan yang menjanjikan dan banyak digeluti oleh masyarakat pada umumnya, terutama menjadi wirausahawan yang sukses dengan modal dan keuntungan yang besar. Status sosial seseorang dapat meningkat apabila dia dapat meningkatkan usahanya dan akhirnya menjadi wirausahawan muda. Wirausaha sangat beranekaragam dan fluktuatif. Salah satu kegiatan wirausaha adalah usaha kaki lima. Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah wirausahawan yang melakukan aktivitas usaha di sektor informal. Walaupun merupakan usaha yang dilakukan dijalanan, dipedestrian usaha kaki lima adalah kegiatan sektor informal yang sah. Usaha yang dijalankan para PKL membutuhkan modal yang relatif tidak besar. Para PKL mengaku bahwa membuka usaha kaki lima tidak membutuhkan modal yang besar, hanya dibutuhkan modal kejujuran, keberanian dan ketekunan dalam menjalankan usaha tersebut. Para PKL yang menjadi unit analisis penelitian ini terdiri dari penjual makanan dan minuman. Dari 40 responden yang dipilih terdapat 25 persen penjual minuman dan 75 persen penjual makanan. Tabel 4 Jumlah dan persentase penjual makanan dan minuman di sekitar KRB Jenis usaha kaki lima Frekuensi Persentase (%) Penjual makanan Penjual minuman Total Usaha kaki lima yang dilakukan oleh para PKL relatif sudah cukup lama meskipun ada PKL yang masih sangat baru dalam merintis usaha mereka. Para PKL mengaku menjadi pengusaha kaki lima sudah menjadi separuh hidupnya, membuat mereka bertahan hidup dan mampu membesarkan serta menyekolahkan anak-anak mereka. Usaha kaki lima yang terlihat sangat sepele dan kecil teryata mampu menjadi sumber penghidupan yang layak apabila dikerjakan dengan tekun dan berani. Seorang responden penjual kue pukis mengatakan: Saya mah neng, begini juga usaha saya udah nyekolahin anak 2 orang sampe tinggi, ya walau dikampung. Istri saya tidak perlu repot-repot banting tulang untuk bekerja. Istri saya cukup memantau para pekerja yang ada di ladang yang saya beli juga hasil dari jualan selama ini. Ya walau ga bisa naik mobil mewah kemana-mana, tapi alhamdullilah neng saya udah punya motor dan rumah yang walau ga gede, hasil jualan juga neng (Abdul Rohman, 33 tahun). Usaha kaki lima bagi para PKL adalah nyawa mereka. mereka rintis usaha dari nol, mulai dari hanya menjadi sekedar pekerja di tempat teman atau saudara
2 24 yang membawa mereka ke Bogor, mulai bekerja pada seorang tokeh 5 hingga akhirnya membuka usaha mandiri. Responden pada penelitian ini sudah menjalani usaha dalam waktu yang beraneka ragam, mulai dari PKL yang baru memulai usaha sampai PKL yang sudah sangat lama menjalani usahanya. Tabel 5 Lama usaha PKL responden di sekitar KRB Lama usaha (X) Frekuensi Persentase (%) X < 1 Tahun Tahun > X > 3 Tahun Tahun > X > 5 Tahun Tahun > X > 10Tahun X > 10 Tahun Total Lama usaha yang sudah dijalani para PKL dipengaruhi oleh lama mereka sudah menetap atau melakukan migrasi ke Bogor. Sekitar 25 persen para PKL yang menjadi responden penelitian ini sudah melakukan usaha kaki lima lebih dari 10 tahun. Bahkan salah seorang responden yaitu bapak Muhri (54 tahun) sudah menjadi penjual minuman selama lebih kurang 40 tahun, yaitu sejak dia melakukan migrasi ke Bogor dari daerah asalnya di Kuningan, Jawa Barat. Menurut penuturan beliau, menjadi PKL tidak pernah menjadi bagian dari mimpinya tetapi menjadi PKL telah membuat dia mampu bertahan hidup di kota Bogor. Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar KRB Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar KRB menjadikan usaha kaki limanya menjadi sumber pendapatan utama untuk memenuhi kebutuhan keluarga maupun individu. Usaha kaki lima yang ditekuni oleh para PKL menghasilkan tingkat pendapatan yang berbeda-beda. Para PKL cenderung menghitung pendapatan sehari yang didapatkan dari hasil berjualan merupakan pendapatan mereka dalam sehari. Para PKL menganggap bahwa hasil tersebut yang terus akan digunakan untuk modal selanjutnya sekaligus digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga maupun individu. Pendapatan para PKL cenderung berbeda sebelum dan sesudah melakukan migrasi ke kota Bogor. Hal ini disebabkan para migran sebelum melakukan migrasi belum memiliki pekerjaan karena baru putus sekolah atau tidak bekerja karena alasan tidak memiliki skill atau lahan. Berikut tabel yang menggambarkan jumlah dan persentase jenis pekerjaan responden sebelum melakukan migrasi. Tabel 6 Jenis pekerjaan PKL responden sebelum melakukan migrasi Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 5 Tokeh dalam istilah para PKL adalah orang yang menyediakan barang yang akan dijual dan memberikan modal untuk gerobak yang akan mereka gunakan dalam menjajakan barang dagangan.
3 25 Petani Buruh Pabrik Buruh Bangunan Tidak Bekerja Belum Bekerja Pedagang Lain-lain (Penjahit) Total Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa sebanyak 37.5 persen dari responden penelitian ini belum bekerja sebelum melakukan migrasi ke kota Bogor. Para PKL mengaku bahwa mereka belum bekerja karena sesudah putus atau lulus dari sekolahan mereka pergi merantau. Sebagian dari mereka mengaku diajak teman, saudara atau keluarga yang sudah lebih dahulu melakukan migrasi ke kota Bogor dan sudah mendapatkan pekerjaan yang cukup matang. Selain itu, ada juga PKL yang mengaku melakukan migrasi karena insiatif dari diri sendiri dan dengan bermodalkan tekad dan keberanian saja. Mereka yakin di kota nanti akan menemukan keluarga yang baru yang mungkin dari daerah asal yang sama. Tabel 7 Jumlah dan persentase tingkat pendapatan migran PKL sebelum dan sesudah melakukan migrasi Jumlah Pendapatan (Rp) Sebelum Migrasi Sesudah Migrasi Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%) > Total Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan data bahwa pendapatan para PKL di sekitar KRB setelah melakukan migrasi rata-rata Rp per hari dan sebelum melakukan migrasi ke kota Bogor rata-rata Rp Berikut disajikan tabel frekuensi dan persentase pendapatan di sekitar Kebun Raya Bogor (KRB), Jawa Barat 2012 sebelum dan sesudah melakukan migrasi (lihat tabel 7).
4 26 Bila disajikan dalam bentuk grafik maka berikut: akan dihasilkan grafik sebagai Pendapatan migran sebelum dan sesudah melakukan migrasi Sebelum migrasi (%) 50 Sesudah Migrasi (%) Gambar 2 Grafik pendapatan migran PKL sebelum dan sesudah melakukan migrasi Berdasarkan grafik pendapatann migran sebelum dan sesudah melakukan migrasi dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan migran sebelum melakukan migrasi adalah sebesar Rp namun sekitar 50 persen belum mempunyai pendapatan karena belum bekerja ataupun tidak bekerja. Sedangkan setelah melakukan migrasi pendapatan migran rata-rata sebesar Rp 50000, akan tetapi ada juga pedagang yang menghasilkan Rp dalam sehari. Perbedaan jumlah pendapatan ini disebabkan oleh lama usaha yang telah dirintis oleh PKL dan jenis usaha yang dijalankan oleh PKL tersebut. Sebahagian dari para PKL mempunyai pendapatan tambahan selain menjadi PKL dari pekerjaan lain. Pekerjaaan lain yang mereka miliki biasanya bidang pertaniann di daerah asal mereka. Pekerjaan yang mereka milikii di daerah asal membentuk pola kepulangan paraa PKL ke daerah asal. Ketika musim panen tiba mereka akan kembali ke daerah asal dan kemudian kembali ke kota Bogor ketika musim tanam tiba. Ketika musim tanam tiba, biasanya para PKL mempercayakan lahan pertanian mereka kepada istri mereka untuk merawat tanaman atau sekedar memantau para pekerja. Hal ini merupakan salah satu alasan
5 27 yang menyebabkan para PKL biasanya tidak membawa keluarga mereka turut serta ke kota. Berikut ditampilkan jumlah dan persentase PKL yang masih mempunyai pendapatan dari desa selain menjadi PKL. Tabel 8 Jumlah dan persentase PKL yang masih memiliki pendapatan dari desa Pendapatan dari Desa Frekuensi Persentase (%) Ada Tidak ada Total Sebanyak 35 persen dari responden penelitian ini yaitu sejumlah 14 orang dari total 40 responden memiliki pekerjaan lain selain menjadi PKL. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada salah seorang responden yaitu bapak Abdul Rohman yang berasal dari daerah Garut mengatakan: Ga baik neng kalau saya mengandalkan penghasilan dari menjual pukis saja. Kebutuhan anak sekolah semakin tinggi. Saya ga mau anak-anak saya menjadi putus sekolah karena alasan biaya. Di kampung saya punya sedikit lahan dan saya suka bertani karena dari kecil daya dibesarkan di dunia pertanian neng. Untuk itu di kampung saya punya kebun jagung yang diolah oleh para pekerja dan dipantau oleh istri saya di rumah. Saya dari sini mengirim biaya yang dibutuhkan selama musim tanam dan kembali ke kampung ketika musim panen tiba. Lumayan neng buat nambah-nambah penghasilan (Abdul Rohman 33 Tahun). Para PKL yang tidak mempunyai usaha selain menjadi PKL mengaku bukan karena tidak mau bertani melainkan karena merasa tidak punya keahlian lain, tidak punya waktu untuk melakukan hal lain lagi dan alasan tidak punya lahan lagi. Sumber Modal Usaha Pedagang Kaki Lima (PKL) Usaha kaki lima diidentifikasi sebagai suatu usaha yang membutuhkan modal yang relatif kecil. Modal yang digunakan untuk membuka usaha kaki lima biasanya berasal dari modal mandiri PKL itu sendiri. Akan tetapi usaha kaki lima juga diidentifikasi sebagai usaha yang melibatkan anggota keluarga dan teman, sehingga tidak jarang para PKL mendapatkan modal utama maupun modal tambahan dari keluarga dan teman juga. Selain itu, ada juga PKL yang mendapatkan modal dengan memanfaatkan jasa Bank. Akan tetapi ini merupakan hal yang cukup langka terjadi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, para responden PKL yang berjualan di sekitar KRB merupakan PKL yang sudah cukup mandiri. Kemandirian ini dapat dilihat dari tempat mereka berjualan yang cenderung menetap di suatu sudut jalanan, sistem setoran yang sesuai hasil penjualan dan penggunaan modal mandiri. Sebanyak persen responden menggunakan modal mandiri untuk memulai usaha kaki lima yang mereka rintis. Para PKL ini mengaku bahwa sekali merantau maka tidak boleh lagi meminta bantuan orang tua ataupun sanak saudara. Misalnya, pak Soleh seorang penjual sate madura yang
6 28 sudah menjual sate lebih kurang 23 tahun. Menurut beliau, namanya memulai usaha harus punya modal mandiri. atuh neng kalau saya mah orang Madura ya berat tanggung jawabnya sekali merantau. Sekali merantau ya orang taunya saya mesti sukses. Ga ada yang namanya minta bantuan keluarga atau saudara untuk modal usaha. Ya paling banter juga sesama orang Madura yang ada di Bogor ya neng. Apalagi namanya usaha jalanan kaya begini ya sudah pasti modalnya ga banyak, yo mosok ga bisa kumpulin modal sendiri. Ya namanya memulai usaha ya harus punya modal toh? (Soleh 62 Tahun). Selain menggunakan modal mandiri untuk memulai dan menjalankan usahanya, para PKL juga memanfaatkan modal dari keluarga. Modal dari keluarga biasanya berupa lahan atau harta warisan yang diberikan oleh orangtuanya yang digunakan sebagai modal usaha. Selain itu modal keluarga juga bisa berupa bantuan dana dari keluarga saat usaha sedang mengalami penurunan pendapatan. Prinsip daripada meminjam kepada bank, para PKL lebih memilih meminta bantuan kepada keluarga. Selain alasan tidak diberatkan oleh bunga, alasan para PKL menggunakan modal dari keluarga karena mereka tidak dikenai hukuman ketika mereka tidak membayar dan keluarga sering mengikhlaskan modal yang diberikan untuk dijadikan modal usaha. Berdasarkan hasil penelitian sebanyak persen atau sebanyak 12 orang responden hanya menggunakan modal dari keluarga untuk merintis dan menjalankan usahanya. Mereka biasanya mendapatkan modal berupa usaha yang diwariskan, sehingga PKL tersebut tinggal melanjutkan usaha saja. Aku udah 16 tahun di Bogor. Sebelumnya aku tinggal di Bandung. Dulu di Bandung aku bekerja disebuah pabrik. Akan tetapi semenjak bapak mulai sakit-sakitan aku disuruh ke Bogor untuk melanjutkan usaha gorengan yang udah dirintis selama bertahun-tahun. Sepertinya udah sama dengan usiaku deh usaha gorengan ini dikerjakan bapakku. Ya sejak itu aku melanjutkan jualan gorengan ini. Aku udah ga perlu mikirin gerobak, modal, tempat, pelangan dan urusan lainnya. Aku taunya udah beres. Tinggal belajar resep bapak, habis itu langsung jualan di sekitar kebun raya ini. Sejauh ini masih lancar aja neng, belum pernah sampai kekurangan modal. Modal awal dari bapak saya pertama kali ya masih bisa diputar-putar sampai sekarang (Sudianto, 34 tahun penjual gorengan asal Brebes). Sumber modal usaha lain yang digunakan oleh para PKL adalah mengandalkan hubungan persaudaraan dan persahabatan. PKL yang merupakan migran sangat khas dengan hubungan persahabatan dan persaudaraan. Saudara dan teman bisa menjadi sumber modal untuk memulai usaha, terutama saudara dan teman yang sudah terlebih dahulu melakukan migrasi dan sudah mempunyai usaha ataupun bekerja pada orang lain. Sebanyak persen atau sekitar 16 responden hanya mengandalkan modal dari teman atau saudara untuk melakukan usaha kaki lima. Selain dari teman atau dari saudara biasanya sumber modal usaha lain untuk memulai usaha juga bisa seorang tokeh atau bos dari sebuah usaha yang menggunakan sistem setoran, misalnya penjual burger. Penjual burger biasanya
7 dimodali oleh seorang tokeh dengan memberikan gerobak dan burger yang tinggal disusun oleh penjual nantinya. Bapak Koko (35 Tahun) seorang penjual burger asal Cilacap yang juga menjadi responden penelitian ini mengaku sudah menjadi penjual burger selama 3 tahun. Selama 3 tahun menjadi penjual burger beliau mempunyai seorang bos tempat mengambil burger yang akan dijual. Satu burger yang terjual, bapak Koko mendapatkan keuntungan Rp 1000 dan sisanya bisa dikembalikan ke pabrik. Responden lain dari penelitian ini misalnya bapak Muhri (54 tahun) seorang penjual minuman asal Kuningan mengaku hanya menggunakan modal bantuan dari teman yang telah membawanya ke Bogor untuk memulai usaha. Usahanya semakin berkembang dan justru teman yang mengajak dia bermigrasi sudah tidak berjualan lagi dan kembali ke Kuningan. Bank juga merupakan sumber modal yang dapat digunakan untuk memulai dan mengembangkan suatu usaha. Jasa bank akan sangat membantu karena dapat dipinjam dalam jumlah besar. Akan tetapi prosedur yang cukup rumit membuat para PKL cenderung tidak menggunakan bank. Selain karena alasan prosedural juga ada ketakutan dalam hal pengembalian. Para PKL juga merasa bunga bank terlalu tinggi untuk usaha seperti mereka. akan tetapi tetap ada PKL yang hanya menggunakan jasa bank walau dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu 4 orang dari total responden penelitian. Bapak Wawan Suwandi (37 tahun) merupakan pedagang bakso asal Sukabumi yang sudah sukses. Beliau sudah berhasil membuka 3 cabang dibeberapa tempat, termasuk di wilayah Universitas Kesatuan. Beliau menggunakan jasa bank dalam menjalankan usahanya dan beliau mengaku sangat dimudahkan oleh pihak bank dalam segala urusan. Selain hanya menggunakan modal mandiri, modal keluarga, modal bank dan modal jasa lain, para PKL juga ada yang menggabungkan beberapa sumber modal, misalnya mempunyai modal mandiri namun juga mempunyai bantuan modal dari keluarga. Ada yang hanya mempunyai modal keluarga dan pinjaman dari teman atau bahkan menggabungkan modal mandiri, modal keluarga, modal bank dan modal lain untuk mengembangka usahanya. 29
BAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR
38 BAB V FAKTOR PENDORONG DAN PENARIK MIGRAN DAN KEHIDUPAN AWAL DI BOGOR 5.1 Faktor Pendorong Migrasi Faktor pendorong migrasi adalah faktor dari daerah asal yang menjadi pertimbangan responden untuk melakukan
Lebih terperinciPROSES MIGRASI ORANG MADURA
29 PROSES MIGRASI ORANG MADURA Migrasi Berantai Migran Madura Etnis Madura dikenal sebagai salah satu etnis yang memiliki budaya migrasi, selain etnis Bugis, Batak dan Minangkabau (Mantra 1992). Terdapat
Lebih terperinciPELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)
PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL
25 BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL Umur dan Tingkat Pendidikan Responden Data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden pedagang makanan di Jalan Babakan, umur rata-rata
Lebih terperinciREFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan
Lebih terperinciBAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK
48 BAB VII SEJARAH DAN PENGALAMAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN DESA KARACAK 7.1 Sejarah Mobilitas Penduduk Perempuan Desa Karacak Fenomena mobilitas penduduk perempuan Desa Karacak ke luar desa sebenarnya
Lebih terperinciBAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL
31 BAB V FAKTOR PENYEBAB PEREMPUAN DESA MELAKUKAN MIGRASI INTERNASIONAL Lee (1984) dalam teorinya Dorong-Tarik (Push-Pull Theory) berpendapat bahwa migrasi dari desa ke kota disebabkan oleh faktor pendorong
Lebih terperinciBAB VIII FAKTOR PENAHAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN KE LUAR DESA
63 BAB VIII FAKTOR PENAHAN MOBILITAS PENDUDUK PEREMPUAN KE LUAR DESA Fenomena mobilitas penduduk perempuan ke luar desa sebenarnya bukanlah merupakan suatu fenomena yang dianggap tabu oleh penduduk Desa
Lebih terperinciBAB VI PEMANFAATAN REMITAN
49 BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 6.1 Jumlah dan Alokasi Penggunaan Remitan Migrasi Internasional Remitan merupakan pengiriman uang ke daerah asal, seperti diungkapkan Connel (1979) dalam Effendi (2004), menggambarkan
Lebih terperinciLAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA. Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah
LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara untuk Petani Penyewa PEDOMAN WAWANCARA Nama : Sebastian R.S. Saragih NIM : 030901012 Judul : Pola Ketergantungan Petani Penyewa terhadap Pemilik Tanah (Studi Kasus di Desa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah penelitian yakni efektifitas pengembalian dana pinjaman kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya
Lebih terperinciBAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI
BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI 5.1 Strategi Nafkah Petani Petani di Desa Curug melakukan pilihan terhadap strategi nafkah yang berbeda-beda untuk menghidupi keluarganya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN 1 SISTEM BISNIS CHINA DAN PADANG. Ir. Agung Wahyudi B, M.T., M.M. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Mesin
Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 SISTEM BISNIS CHINA DAN PADANG Fakultas TEKNIK Ir. Agung Wahyudi B, M.T., M.M. Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id Bagian Isi A. Pengantar B. Orang Padang berbisnis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Wirausaha Seorang wirausaha merupakan seorang pejuang yang tangguh. Seorang wirausaha pada awalnya mungkin membangun sebuah usaha hanya untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Apa saja produk atau pelayanan yang baru, selama Ibu memimpin usaha soto ini? Tolong jelaskan.
LAMPIRAN No Kategori Pertanyaan Jawaban Responden 1 (Ibu Rumini) 1. Produk dan jasa Apa saja produk atau pelayanan yang baru, selama Ibu memimpin usaha soto ini? Tolong jelaskan. Tidak ada, semuanya sama
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dan tanya jawab dipandu dengan daftar pertanyaan pada kuesioner dengan para
Lebih terperinciBAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA
105 BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 7.1 Supply Bahan Baku Pangan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Munculnya usaha yang diakibatkan oleh adanya kegiatan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. dalam karirnya sebagai pedagang. Sepak terjang Asril Manan selama berdagang
BAB IV KESIMPULAN Asril Manan merupakan salah satu orang yang memiliki kiprah cukup bagus dalam karirnya sebagai pedagang. Sepak terjang Asril Manan selama berdagang memiliki pengalaman dan kemampuan yang
Lebih terperinciBAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN. 5.1 Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB
BAB V PROSES SOSIALISASI NILAI KERJA PERTANIAN 5. Proses Sosialisasi Nilai Kerja Pertanian dalam Keluarga Mahasiswa Batak Toba di IPB Proses sosialisasi nilai kerja pertanian dilihat dari pernah tidaknya
Lebih terperinciMEMBUKA USAHA SAMPINGAN
MEMBUKA USAHA SAMPINGAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 675/XIII Pada beberapa edisi lalu saya mengatakan ke-pada Anda bahwa untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Informasi yang Dimiliki Masyarakat Migran Di Permukiman Liar Mengenai Adanya Fasilitas Kesehatan Gratis Atau Bersubsidi Salah satu program pemerintah untuk menunjang kesehatan
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP
BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP 6.1 Tingkat Keberhasilam Kegiatan SPP Pada penelitian ini, tingkat keberhasilan Kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah
Lebih terperinciTINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN
65 VII. TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN 7.1 Akses dan Kontrol Peserta Perempuan Program Terhadap Sumberdaya Tingkat keberdayaan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan program PNPM Mandiri
Lebih terperinciIDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)
IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 31 Ideologi Gender Ideologi gender adalah suatu pemikiran yang dianut oleh masyarakat yang mempengaruhi WKRT (Wanita Kepala Rumah Tangga)
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi
Lebih terperinciTranskrip Wawancara dengan Suami Broken Home
Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah
Lebih terperinciLampiran 1 Peta Lokasi Penelitian
LAMPIRAN 143 144 Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian 145 146 Lampiran 3 Pengukuran Variabel Penelitian untuk Jawaban Pengetahuan No. Pernyataan Betul Salah Pengetahuan tentang keluarga sistem matrilineal
Lebih terperinciVI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN
73 VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN 6.1. Karakteristik Lembaga Perkreditan Keberhasilan usahatani kentang dan tomat di lokasi penelitian dan harapan petani bagi peningkatan
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN
46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo
Lebih terperinciMIGRAN PEDAGANG MAKl LIMA
MIGRAN PEDAGANG MAKl LIMA Dl KOTA BOGOR (Studi Perbandingan Pedagang Suku Jawa, Snnda dan Minang ) Oleh AGUS PRIYANTO A 22.0510 JURUSAN ILMU - ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciNo. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan :
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM STUDI KUALITATIF PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA IBU RUMAH TANGGA YANG TIDAK MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN GARUT 2009 Informan : Ibu rumah tangga No.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Wirausaha Pengertian wirausahawan (entrepreneur) secara sederhana adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam
Lebih terperinciBAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG
BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Rumahtangga di Indonesia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu rumahtangga yang dikepalai pria (RTKP) dan rumahtangga yang dikepalai
Lebih terperinciDistribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran
Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan
Lebih terperinciBAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR
BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang
Lebih terperinciBAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR
BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR 7.1 Pendahuluan Sebuah organisasi di dalam prosesnya berkembang pasti mengalami pasang surut yang mungkin dapat menghambat kinerja organisasi tersebut. Kendala-kendala
Lebih terperinciPemilik jiwa yang sepi
Mawar biru Kusiapkan ini khusus untuk hadiah ulang tahunmu Sebagai persembahanku atas perhatianmu... Cintamu dan kesediaanmu menerima diriku Terimalah ini Mawar biru... Yang khusus kupetik dari surga Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung saat ini merupakan salah satu kota metropolitan sekaligus menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung memiliki jumlah penduduk 2.481.469 jiwa yang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
73 LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Responden KUESIONER PENELITIAN Responden Yth, Saya MULIA SLAMAT SINAGA, mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciBAB VII TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM MISYKAT
56 BAB VII TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM MISYKAT 7.1 Identifikasi Tingkat Keberdayaan Ekonomi Rumah Tangga Miskin Peserta Program Misykat Ukuran yang menyatakan tingkat keberdayaan
Lebih terperinciLAMPIRAN. berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin & Dess (1996). Inovasi
LAMPIRAN yang diajukan untuk Bapak Agus selaku pengusaha generasi kedua Soto Ayam Dargo Pak Tanto sesuai dengan indikator pada definisi operasional berdasarkan 5 dimensi Orientasi Kewirausahaan Lumpkin
Lebih terperinci5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN
56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba. penggunaan marga, penggunaan bahasa, berkumpul di Lapo Tuak,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Buruh TKBM di Pelabuhan Belawan didominasi oleh suku Toba karena semangat migran yang mereka jiwai. Mereka bekerja keras di daerah perantauannya yaitu Medan,
Lebih terperinciBAB VI FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN PENGHALANG ANTARA
41 BAB VI FAKTOR DI DAERAH ASAL, DAERAH TUJUAN, DAN PENGHALANG ANTARA Setelah dibahas mengenai karakteristik pribadi responden dalam bab sebelumnya, dalam bab ini akan dibahas menganai faktor-faktor yang
Lebih terperinciJika orang lain bisa sukses, pasti saya juga bisa mencapainya, ujar anak kedelapan yang kini menjadi mentor utama Entrepreneur University ini.
Sepuluh Tahun : Modal Rp500 Ribu Menjadi Rp 5 Miliar Bagian ke 1 Jika hari ini anda masih mendorong gerobak sendiri, berjualan kaki lima dipinggir jalan, terkena panas, dan kehujanan, jangan menyerah dan
Lebih terperinciSD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11
SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.11 1. Kemarin, Hana menerima undangan dari Ibu guru Santi. Bu Santi akan merayakan pesta ulang tahun ke-26 pada sabtu ini. Sekarang baru
Lebih terperinciBAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA
111 BAB VIII ALIH SUMBERDAYA DALAM PEMANFAATAN PELUANG USAHA DAN KERJA 8.1 Pembelian Lahan Oleh Pendatang Guna menunjang kegiatan usaha pariwisata, tentunya dibutuhkan suatu lokasi yang dapat mempertemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi kedalam kehidupan. Visi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kewirausahaan merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan usaha dan melembagakan perusahannya sendiri. Selain itu kewirausahaan
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN
BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset
Lebih terperinciBAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41
BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian. Karakteristik pengunjung merupakan hal yang
Lebih terperinciHASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank
BOKS 2 HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI DAN PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 Pada tahun 2007, Kantor Bank Indonesia Bengkulu melakukan dua survei yaitu Survei Kredit Konsumsi dan Survei Survei Kredit
Lebih terperinciBAB V STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG MAKANAN
33 BAB V STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG MAKANAN Struktur pendapatan adalah komposisi pendapatan rumah tangga dari berbagai aktifitas nafkah yang dilakukan oleh seluruh anggota rumah tangga. Struktur
Lebih terperinciLampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai
Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang
Lebih terperinciSTATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014
No. 1/0/32/Th. XVII, 15 Januari 2015 STATISTIK KOMUTER KOTA BEKASI 2014 HASIL SURVEI KOMUTER JABODETABEK 2014 A. Penjelasan Umum Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan pesat
Lebih terperinciUJI COBA UJIAN NASIONAL SMK. Tahun Pelajaran 2014 / 2015 PAKET 01 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA)
UJI COBA UJIAN NASIONAL SMK Tahun Pelajaran 04 / 0 PAKET 0 MATEMATIKA NON TEKNIK KELOMPOK AKUNTANSI DAN PENJUALAN (UTAMA) A Mata Pelajaran Kelompok : MATEMATIKA : Akuntansi dan Penjualan MATA PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan potensi sumber daya yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan mempunyai
Lebih terperinciSD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9
SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan
Lebih terperinciMENYIAPKAN KEUANGAN SAAT MUDIK LEBARAN
MENYIAPKAN KEUANGAN SAAT MUDIK LEBARAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 669/XIII Lebaran sebentar lagi tiba. Apakah Anda salah satu dari mereka yang mudik ke kampung halaman Anda? Apabila
Lebih terperinciPANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018
PANDUAN SURVEI LAPANGAN KKN TEMATIK TAHUN 2018 Tema : Pemberdayaan Potensi Desa untuk mewujudkan masyarakat desa yang aman, mandiri, terintegrasi dan negarawan berdasarkan Iman Ilmu Amal BIDANG GARAPAN
Lebih terperinciOrang Tuamu T. nakmu, Tet. Ajaran dan Nasihat Tuhan.
Hai nak-anak Anak, Taatilah Orang Tuamu T di Dalam Tuhan, Karen arena Haruslah Demikian. Hormatilah Ayahmu dan Ibumu ini Adalah Suatu Perintah yang Penting, Seperti yang Nyata dari Janji ini: Supaya Kamu
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Lokasi Letak dan Keadaan Fisik
4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Letak dan Keadaan Fisik BAB IV GAMBARAN UMUM Desa Gunung Menyan merupakan desa pemekaran dari Desa Cimayang pada tahun 1983 yang terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB V IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PROGRAM MISYKAT DALAM MENERAPKAN PRINSIP PEMBERDAYAAN
40 BAB V IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PROGRAM MISYKAT DALAM MENERAPKAN PRINSIP PEMBERDAYAAN Proses pelaksanaan program Misykat dinilai berdasarkan tahapan dialog, penemuan dan pengembangan. Ukuran proses pelaksanaan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinci: PETUNJUK PENGISIAN SKALA
65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang
Lebih terperinciBAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan
51 BAB VI FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN 6.1 Faktor Eksternal Komoditas Kelapa Sawit memiliki banyak nilai tambah dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Harga pasaran yang
Lebih terperinciBAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. Daftar Alamat Lokasi Pasar Tengah Tanjung Karang
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil Pasar Tengah Tajung Karang Kota Bandar Lampung Pasar Tengah sudah ada sejak tahun 80an, dulunya sebenarnya merupakan pasar Tradisional yang Induknya adalah di
Lebih terperinciBab VII Pemanfaatan Modal (Capital) Oleh Pengusaha Penduduk Lokal dan Pengusaha Migran dalam Dinamika Berwirausaha
Bab VII Pemanfaatan Modal (Capital) Oleh Pengusaha Penduduk Lokal dan Pengusaha Migran dalam Dinamika Berwirausaha Pengantar Pemanfaatan Modal oleh pengusaha penduduk lokal dan pengusaha migran, menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena single mother terus meningkat dan semakin banyak terjadi saat ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika Serikat
Lebih terperinciKaya Raya Berkebun Salak
Kaya Raya Berkebun Salak 9 Kaya Raya Berkebun Salak Anda pernah membeli salak Pondoh di supermarket? Salak ini ber ukuran besar, dagingnya tebal, tetapi bijinya kecil. Warnanya coklat muda bersih, dan
Lebih terperinciBab 5 AKTIVITAS EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 55
Bab 5 AKTIVITAS EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 55 Bab 5 AKTIVITAS EKONOMI Pada bagian yang aktifitas ekonomi anak jalanan di Kota Pekanbaru akan menjawab beberapa persoalan pertama: apa saja yang
Lebih terperinciBAB IV. Hasil dan Pembahasan
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Usaha Usaha Soto Selan ini awalnya didirikan oleh Ibu Kiem Roam pada tahun 1955. Pada tahun 1955 warung Soto Selan ini berada di sebuah tempat sederhana yang
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan
Lebih terperinciETOS KERJA PENJUAL KERUPUK KELILING DESA BRABE KECAMATAN MARON KABUPATEN PROBOLINGGO
1 ETOS KERJA PENJUAL KERUPUK KELILING DESA BRABE KECAMATAN MARON KABUPATEN PROBOLINGGO The Work Ethos Of The Crackers Vendors At Brabe Village, Maron, Probolinggo Siti Romla, Sri Wahyuni, Sri Kantun Program
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pada hasil pembahasan tentang orientasi kewirausahaan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan tentang orientasi kewirausahaan terhadap Ibu Lala sebagai generasi penerus dari soto ayam Pak NO, Ibu Lala menjalankan usaha nya dibantu oleh
Lebih terperinciKUESIONER ANGGOTA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN
KUESIONER ANGGOTA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN Petunjuk Pengisian Baca dan pahami setiap pernyataan di bawah ini, kemudian pilihlah jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Setiap orang mempunyai
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN II BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si TEKNIK INFORMATIKA. Modul ke: Fakultas FASILKOM.
Modul ke: 08 KEWIRAUSAHAAN II BUKTI TRANSAKSI KEUANGAN Fakultas FASILKOM Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si Program Studi TEKNIK INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id I. Pengantar 11 Juta pengangguran 500 Ribu
Lebih terperinciBAB VII OPINI PUBLIK TENTANG PT. INDOCEMENT. TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
BAB VII OPINI PUBLIK TENTANG PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. Opini publik tentang PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terdiri dari opini publik tentang keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:
50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden
Lebih terperinciBAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT
94 BAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT 7.1 Kelembagaan Antar Pemulung Kelembagaan yang terdapat diantara pemulung pada satu lapak ini dapat terlihat
Lebih terperinciBELAJAR DARI PENGUSAHA SUKSES DAN PENGUSAHA GAGAL
Makalah Kewirausahaan BELAJAR DARI PENGUSAHA SUKSES DAN PENGUSAHA GAGAL Oleh: Sibghotur Rohman NIM. H1E014058 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN UMUM TENTANG USAHA
BAB III TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN UMUM TENTANG USAHA A. Pengertian Usaha Menurut kamus besar Indonesia Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, fikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung
Lebih terperinciDesa Ngijo yang berjumlah 87 responden. a. Umur dan Jenis Kelamin Responden. (41,38 persen). Umur responden adalah sebagai berikut:
74 1. Karakteristik Responden Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Penjual Jasa yang berada di sekitar tempat pariwisata Sondokoro Desa Ngijo yang berjumlah responden. a. Umur dan Jenis
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Wawancara dengan Bapak Suwandi (Pemilik Tambak) Nurul P.Suwandi Nurul
LAMPIRAN Hasil Wawancara 1. Wawancara dengan Bapak Suwandi (Pemilik Tambak) : Assalamualaikum Pak : Walaikumsalam : Sebelumnya Saya ucapkan terima kasih pada Bapak sudah meluangkan waktu untuk Saya. Perkenalkan
Lebih terperinciStrategi Mensiasati HUTANG
Strategi Mensiasati HUTANG Nah, jika anda seorang pengusaha atau masih awal dalam membuka usaha, tentunya anda pernah atau bahkan terlibat masalah hutang. Apakah dipergunakan untuk menambah modal usaha,
Lebih terperinciCINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.
CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION. mengetahui, mengenal serta mengkonsumsi moci Kaswari Lampion.
VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN MOCI KASWARI LAMPION 6. Karakteristik Umum Responden Karakteristik umum responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, alamat,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
Penarikan kesimpulan yang mencakup verifikasi atas kesimpulan terhadap data yang dianalisis agar menjadi lebih rinci. Data kuantitatif diolah dengan proses editing, coding, scoring, entry, dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai dibutuhkan kepandaian, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenikmatan memiliki usaha sendiri dengan bekerja pada suatu perusahaan sangat banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai dibutuhkan kepandaian, seperti
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH A. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM di definisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya.
Lebih terperinciPada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian
31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Karakteristik Informan Dari hasil wawancara mendalam, pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah informan. Informan dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan berwirausaha. Indonesia harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, yaitu dengan tekanan
Lebih terperinciBAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI MENTOR, MOTIVASI MAHASISWA DAN MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN PMW
60 BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI MENTOR, MOTIVASI MAHASISWA DAN MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN PMW Bab ini menguraikan hasil temuan penelitian mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdirinya usaha-usaha baru di Kota Medan khususnya di bidang kuliner. lebih untuk mencapai keberhasilan dalam usaha ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh sebab itu manusia tersebut menyatu pada struktur masyarakat guna mencapai tujuan yang di cita-citakan.
Lebih terperinci