BAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT"

Transkripsi

1 94 BAB VII KELEMBAGAAN DI KALANGAN PARA PEMULUNG DAN PROSES MUNCULNYA KELEMBAGAAN TERSEBUT 7.1 Kelembagaan Antar Pemulung Kelembagaan yang terdapat diantara pemulung pada satu lapak ini dapat terlihat dari interaksi-interaksi yang dibangun oleh mereka. Salah satu aturan yang terdapat di lapak ini adalah dilarang mencuri barang pulungan. Aturan ini menjadi kesepakatan bersama antara pemulung yang tinggal di lapak pemulung Kelurahan Beji. Fungsi aturan ini adalah untuk menjaga nama baik pemulung itu sendiri di mata masyarakat sekitar. Aturan ini dilatarbelakangi oleh terdapatnya pemulung beda bos yang mencuri dan akhirnya pemulung tersebut di amuk masyarakat. Peristiwa tersebut tentu saja membuat pemulung merasa perlu berhati-hati dan bersepakat untuk tidak mencuri. Berikut pernyataan Bapak Sdr :.saya kerja mulung udah hampir 10 tahun ya mba, jadi cerita tentang pemulung yang diamuk sama warga karena ketahuan nyuri juga saya udah tau. Makanya saya orang yang dianggap temen-temen ini mbah, bikin aturan ga boleh nyuri mba. Apalagi Bos juga udah kasih peringatan sama kita ga boleh nyuri mba. ya jadi kita harus nurut sama aturan kita itu. Bapak Sdr yang merupakan orang yang dipandang di lapak pemulung ini memiliki andil dalam menjaga teman-teman rekan sesama pemulung. Aturan yang dibuat para pemulung ini merupakan aturan yang tidak tertulis dan hanya menjadi sebuah kesepakatan bersama bagi mereka. Apabila diantara mereka ada yang tertangkap atau ketahuan mencuri maka konsekuensinya adalah diusir dari lapak pemulung di Kelurahan Beji. Konsekuensi yang berat membuat para pemulung ini tidak ada yang berani mencuri. Untuk menghindari diri dari tindakan mencuri mereka diharuskan meminta izin kepada pemilik rumah apabila barang pulungan yang ingin diambil mereka berada di lingkungan rumah warga. Bapak Sdr telah pula memberikan informasi mengenai aturan dilarang mencuri pada keluarga Bapak Swn yang tergolong pemulung baru di lapak ini. Sebagai anggota pemulung yang baru, Bapak Sdr telah memperkenalkan keluarga

2 95 Bapak Swn kepada teman-teman pemulung lainnya. Melalui perkenalan ini diharapkan Bapak Swn dan istri dapat mengenal tetangganya dan dapat bekerjasama dengan baik dengan pemulung lainnya. Bapak Sdr pula memberikan nasihat bahwa bekerja sebagai pemulung haruslah jujur dan mau bekerja keras. Bapak Sdr tidak segan-segan berbagi pengalamannya memulung kepada keluarga Bapak Swn. Bagi Bapak Sdr nasihat dan pengalamannya ini dapat menjadi pelajaran berharga sebelum Bapak Swn dan istrinya memulai memulung. Dilihat dari sudut perkembangannya kelembagaan yang terdapat diantara para pemulung termasuk kedalam kategori enacted institutions. Enacted institutions, yakni suatu kelembagaan yang sengaja dibentuk dan ditujukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Aturan dilarang mencuri merupakan aturan yang sengaja dibentuk oleh para pemulung itu sendiri melalui proses interaksi diantara mereka dan menghasilkan suatu kesepakatan bersama. Pemulung yang berada di lapak pemulung ini tidak memiliki kesepakatan tentang aturan pembagian wilayah memulung. Bagi mereka setiap pemulung berhak memulung didaerah mana saja asalkan kaki mereka masih kuat untuk berjalan. Seperti yang diungkapkan Bapak Sdr : kalo disini mba, ga ada pembagian wilayah atau tempat mulung mba. disini bebas kok mba. Kalo kakinya masih kuat buat jalan ya silahkan mau kemana aja mba. Kalaupun misalnya saya sama Bapak Swn tempat mulungnya sama juga ga jadi masalah buat kita mba. Saya sama tementemen juga bebas mau mulung jam berapa aja mba, semuanya tergantung kondisi badan masing-masing mba. Kasus Bapak Sdr memperlihatkan bahwa setiap pemulung memiliki kebebasan untuk memulung kapan saja dan di wilayah mana saja. Mereka memiliki hak untuk mencari dan mengumpulkan barang pulungan sebanyakbanyaknya guna mendapatkan penghasilan yang besar. Oleh karena itu, tidak dibuatnya kesepakatan tentang aturan pembagian wilayah dan waktu jam kerja diantara mereka. Namun terdapat pula keluarga pemulung yang membagi waktu kerja mulung diantara anggota keluarga. Hal ini terlihat pada kasus keluarga Bapak Drm yang membagi waktu kerja antara dirinya, istrinya dan anaknya. Seperti yang diungkapkan Bapak Drm :

3 96..saya sama istri dan anak saya sama-sama punya waktu kerja mulung masing-masing mba. Kalo saya bagian malem mulungnya sampai pagi, istrinya sama anak saya mulung setelah saya pulang mba. Waktunya dibagibagi gini ya karena saya masih punya anak yang ga bisa ditinggal mba. Kalo dititipin kan malah ngerepotin orang lain toh mba. Sebelum istri saya berangkat mulung, dia masak dulu buat saya sama anak saya Td. Dari pertama saya mulung ya udah saya gini mba aturan waktu kerja saya sama keluarga. Kasus bapak Drm memperlihatkan bahwa aturan mengenai waktu kerja memulung di keluarganya dilatabelakangi oleh kondisi keluarga yang memiliki anak kecil yang tidak bisa ditinggal seorang diri di bedeng. Aturan ini dibuat berdasarkan kesepakatan bersama diantara anggota keluarganya. 7.2 Kelembagaan Antara Pemulung dengan Bos Pemulung Hubungan yang terjadi antara pemulung sebagai anak buah dan lapak dapat dikategorikan sebagai hubungan antara patron (bos pemulung) dan klien (pemulung). Untuk menjaga eksistensi antara patron dan klien ini terdapat aturanaturan yang disepakati bersama. Aturan-aturan tersebut antara lain adalah pemulung tidak boleh menjual hasil barang pulungannya ke lapak lain, harga ditentukan oleh bos pemulung, setiap pemulung melakukan penimbangan hasil memulung pada hari Kamis, penghasilan pemulung diberikan pada malam Kamis, cara memasukan kardus bekas dan barang pulungan lainnya, dilarang kumpul kebo, sopan terhadap warga masyarakat sekitar, dilarang bertikai dengan masyarakat setempat. Berbagai aturan tersebut pula dihasilkan melalui proses interaksi diantara mereka dan menghasilkan kesepakatan bersama antar pemulung dengan bos serta menjadi aturan yang mengikat perilaku pemulung. Anak buah yang bekerja dan menggunakan fasilitas yang diberikan Bos Mch tidak diperbolehkan untuk menjual hasil barang pulungannya kepada bos pemulung lain. Sebab Bos akan mengalami kerugian secara materi. Sampai saat ini tidak ada anak buah Bos Mch yang melakukan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Snr :

4 97 saya sama suami saya engga akan ngejual barang pulungan saya ini ke bos lain mba. Wong bos kita sendiri aja udah baik banget sama saya dan keluarga. Fasilitas yang sudah dikasih ke keluarga saya juga baik, ga kaya bos pemulung lain yang ngasih tarif listrik sama sewa kamar ke anak buahnya. Bos juga udah bilang sama anak buahnya yang disini untuk engga ngejual barang pulungan ke bos lain. Kasus Ibu Snr memperlihatkan bahwa terdapat rasa kesetiaan yang dimiliki anak buah terhadap bosnya. Rasa kesetiaan ini dapat pula timbul karena adanya hubungan kekeluargaan antara pemulung dengan bos pemulung. Pemberian fasilitas yang memadai juga membuat anak buah segan untuk menjual barang pulungannya ke bos lain. Adanya aturan tersebut diharapkan bos dapat mengatur perilaku anak buahnya dalam rangka memenuhi kebutuhan bersama. Kelembagaan yang terdapat diantara bos dan anak buah dapat diidentifikasi pula sebagai enacted institutions. Tujuan dibuatnya berbagai aturan tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan menjaga nama baik pemulung dan bos pemulung merupakan tujuan dibuatnya aturan tersebut. Penimbangan barang pulungan di lapak pemulung ini dilakukan seminggu sekali yakni pada hari kamis pukul wib. Pada waktu itu seluruh anak buah dianjurkan untuk menimbang barang hasil pulungannya. Apabila terdapat anak buahnya yang tidak ikut menimbang dengan alasan barang pulungan yang dikumpulkannya selama seminggu masih sedikit maka bos akan memberikan kelonggaran anak buah tersebut untuk tidak menimbang. Namun, pada hari Kamis depannya anak buah tersebut diwajibkan untuk menimbang barang hasil pulungannya. Hal ini terlihat pada kasus Ibu Msm yang beberapa kali menunda waktu menimbang barang pulungannya dengan alasan perolehan pulungannya masih sedikit. Bos Mch akan menuliskan barang-barang pulungan apa saja dijual pemulung dan berat setiap barang pulungan tersebut. Bon tersebut terdiri dari dua berkas, berkas pertama untuk pemulung dan berkas kedua untuk lapak. Setelah semua barang pulungan ditimbang semua maka lapak hanya akan tinggal menunggu CV Rahmat yang menjadi pemasok untuk mengangkut semua barang pulungan tersebut. Pada saat itu pula terjadi transaksi jual beli antara bos pemulung dengan pemasok. Ketika pemasok telah membayar uang seluruh barang

5 98 pulungan, bos akan menghitung pembagian uang kepada anak buahnya. Maka pada malam harinya Bos Mch akan datang ke lapak untuk memberikan penghasilan anak buahnya. Harga barang pulungan per kilogramnya ditentukan oleh bos. Bos Mch pula memberikan aturan-aturuan memasukan barang pulungan. Seperti pada kardus, ketika memasukan kardus ke karung, maka bagian bawah karung harus diisi dengan kardus yang kering, kemudian kardus yang lumayan basah, ditumpuk kardus kering lagi, kemudian kardus yang lumayan basah lagi sampai seterusnya, namun untuk bagian paling atas harus dimasukkan kardus kering. Seperti yang diungkapkan Ibu Snr :.begini mba masukin kardus bekas ke karung, sebelumnya kita basahin dulu kardusnya terus sedikit diinjek, nah baru dimasukin mba ke kardus. Yang bawah harus yang kering ntar diselipin sama yang basah, terus aja mba. Pokoknya pas bagian atas harus yang kering mba. Semua pemulung disini pake cara gini mba. wong dikasih tau karo lapak mba. Bisa nambah beberapa kg ntar mba. Hal ini membuat kardus menjadi lebih berat dibandingkan dengan kardus yang berisi kardus dalam kondisi kering semua. Aturan penimbangan yang ditetapkan lapak adalalah potongan berat sebesar 10 persen untuk total barang pulungan yang kering per jenisnya. Potongan berat sebesar 15 persen untuk total barang pulungan yang basah per jenisnya. Misalnya, menimbang kardus dalam keadaan kering adalah 100 kg, namun ketika dikurangi 10 persen maka beratnya menjadi 90 kg, 90 kg inilah yang dibayarkan lapak kepada pemulung. Lain lagi jika kondisi kardus dalam keadaan basah, misalnya dalam keadaan basah berat kardus adalah 110 kg, ketika dikurangi 15 persen maka beratnya menjadi 95 kg, 95 kg inilah yang dibayarkan bos ke pemulung. Apabila dibandingkan maka, penghasilan memulung dapat lebih besar apabila barang pulungan dalam keadaan basah. Bos pula memberikan aturan bagi setiap pemulung untuk memotong terlebih dahulu label barang pulungannya pada gelas aqua ataupun gelas kopi. Pada tahun 2008 awal berdirinya lapak pemulung ini, anak buahnya ada yang melakukan kumpul kebo. Pada saat itu, lapak merasa dibohongi oleh anak buahnya yang mengaku bahwa perempuan tersebut adalah adiknya. Tindakan yang dilakukan bos tersebut adalah menyuruh anak buahnya untuk menikah.

6 99 Namun perintah Bos Mch tidak dihiraukan oleh anak buah, maka tindakan tegas yang dilakukan bos adalah mengusir keduanya dari lapak pemulung. Peristiwa ini memperlihatkan bahwa hubungan antara patron dengan klien sewaktu-waktu bisa di putus. Patron dapat melepaskan kliennya yang kurang patuh atau yang tidak menunaikan kewajibannya dengan baik. Peristiwa ini pulalah yang membuat bos membuat aturan dilarang kumpul kebo terhadap siapa saja yang ingin menjadi anak buahnya. Bos pemulung menghimbau pula kepada seluruh anak buahnya untuk selalu sopan terhadap warga masyarakat sekitar dan melarang mereka bertikai dengan masyarakat setempat. Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga nama baik pemulung itu sendiri dan bos pemulung di mata masyarakat sekitar. 7.3 Kelembagaan Antara Pemulung dengan Pemerintah Setempat Pemulung di lapak Kelurahan Beji ini tidak pernah berinteraksi dengan pemerintah setempat. Para pemulung menganggap bahwa dirinya tidak perlu berurusan dengan pemerintah setempat, karena mereka merasa bahwa kehidupan mereka dilindungi oleh bosnya sendiri. Pemulung pula merasa bahwa kehadiran mereka sudah diterima oleh pemerintah setempat karena keberadaan mereka selama ini tidak pernah dipermasalahkan pemerintah. Berikut pernyataan Bapak Sdr :..saya engga pernah sekalipun ke kelurahan mba, kalo ngelewatin saya pernah, wong itu wilayah saya mulung. Orang-orang kelurahan juga engga pernah dateng kok mba ke pemukiman pemulung disini. Tapi mereka pasti tau mba ada pemukiman pemulung, bukannya ada laporan RT ya mba. Kalo masalah KTP itu urusannya sama bos mba. Saya pengennya orang kelurahan tau kondisi kita disini mba. Seenggaknya bisa kasih bantuan mba ke kita-kita disini, bantuan sembako kali aja mba. Kita-kita disini juga secara ga langsung ngebantuin ngumpulin sampah yang ada Kelurahan Beji ya mba. (sambil tertawa) Pihak kelurahan Beji sendiri menyatakan bahwa tidak pernah ada pemulung yang datang ke Kelurahan Beji untuk mengurus izin menetap sementara atau sekedar melapor kedatangan mereka. Oleh karena itu, pembuatan KTP sementara yang seharusnya diurus oleh setiap pendatang yang bekerja di wilayah Kelurahan Beji, Kota Depok ke kantor kelurahan tidak dilakukan oleh para pemulung. Para

7 100 pemulung tidak menghiraukan permasalahan birokrasi kependudukan di Kelurahan Beji. Untuk membuat atau memperpanjang KTP, mereka akan mengurus dan menyelesaikannya di daerah asal masing-masing. Pada saat mencoblos Pemilu pun mereka melakukannya di daerah asalnya, namun apabila tidak sempat ke daerah asalnya maka mereka tidak ikut berpartisipasi dalam pencoblosan Pemilu tersebut. Tidak dimilikinya izin menetap sementara dan tempat tinggal mereka yang dapat berpindah-pindah membuat para pemulung yang berada di Kelurahan Beji ini tidak mendapatkan dana bantuan dari pemerintah berupa BLT (Bantuan langsung Tunai), Beras Raskin, maupun ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin). Berikut pernyataan Bapak Mly selaku pihak Kelurahan Beji : kami mengetahui bahwa terdapat lapak pemulung di sekitar kelurahan kami melalui laporan RT setempat mbak. Walaupun sudah ada laporan, tidak ada pemulung yang mengurus izin menetap sementara. Keberadaan mereka juga itu berpindah-pindah mbak. Bisa saja satu sampai tiga bulan mereka tinggal di Kelurahan Beji, terus mereka pindah ke Kelurahan Depok yang lain atau malah pulang kampung sehingga membuat kami sulit mendapatkan data pemulung yang berada di kelurahan Beji ini. Tidak adanya surat izin menetap dan tempat tinggal yang dapat berpindah sewaktu-waktu membuat bantuan-bantuan pemerintah seperti BLT, Beras Raskin, atau ASKESKIN tidak diterima oleh mereka. Kami sendiri menganggap keberadaan pemulung dapat mengurangi jumlah sampah yang berada di lingkungan kelurahan ini. Namun, keberadaan mereka memang identik dengan kumuh, sehingga bisa dibilang mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan kelurahan Beji ini. Pihak kelurahan setempat tidak keberatan apabila terdapat lapak pemulung di lingkungan kelurahan Beji. Pihak kelurahan hanya sekedar menghimbau kepada RT setempat agar para pemulung tetap menjaga kebersihan di lingkungan kelurahan Beji. Pada akhirnya, bos pemulung menerapkan himbauan pihak Kelurahan Beji tersebut dengan menginformasikan kepada anak buahnya untuk membakar sampah-sampah barang pulungan yang tidak memiliki nilai jual. Sehingga jumlah barang pulungan yang menumpuk dapat di kurangi jumlahnya.

8 Ikhtisar Kelembagaan yang terdapat diantara pemulung pada satu lapak ini dapat terlihat dari interaksi-interaksi yang dibangun oleh mereka. Dilihat dari sudut perkembangannya kelembagaan yang terikat dengan pemulung dapat diidentifikasi sebagai enacted institutions yakni kelembagaan yang sengaja dibentuk dan ditujukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Aturan-aturan yang terkait dengan pemulung diantaranya adalah dilarang mencuri barang pulungan. Aturan dilarang mencuri merupakan aturan yang sengaja dibentuk oleh para pemulung itu sendiri melalui proses interaksi diantara mereka dan menghasilkan suatu kesepakatan bersama. Fungsi aturan ini adalah untuk menjaga nama baik pemulung itu sendiri di mata masyarakat sekitar. Pemulung yang berada di lapak pemulung ini tidak memiliki kesepakatan tentang aturan pembagian wilayah memulung. Untuk menjaga eksistensi antara patron (bos pemulung) dengan klien (pemulung) terdapat aturan-aturan yang disepakati bersama, seperti pemulung tidak boleh menjual hasil barang pulungannya ke bos pemulung lain, harga ditentukan oleh bos, setiap pemulung melakukan penimbangan hasil memulung pada hari Kamis, penghasilan pemulung diberikan pada malam Kamis, cara memasukan kardus bekas dan barang pulungan lainnya, dilarang kumpul kebo, sopan terhadap warga masyarakat sekitar, dilarang bertikai dengan masyarakat setempat. Hubungan kerja antara patron dengan klien sewaktu-waktu dapat pula putus. Hal ini terjadi apabila kliennya kurang patuh atau yang tidak menunaikan kewajibannya dengan baik. Bagi mereka setiap pemulung berhak memulung di daerah mana saja asalkan kaki mereka masih kuat untuk berjalan. Pemulung di lapak Kelurahan Beji ini tidak pernah berinteraksi dengan pemerintah setempat. Untuk permasalahan birokrasi kependudukan para pemulung akan mengurus dan menyelesaikannya di daerah asal masing-masing seperti membuat atau memperpanjang KTP dan mencoblos Pemilu. Tidak dimilikinya izin menetap sementara dan tempat tinggal mereka yang dapat berpindah-pindah membuat para pemulung yang berada di Kelurahan Beji ini tidak mendapatkan dana bantuan dari pemerintah berupa BLT (Bantuan langsung Tunai), Beras Raskin, maupun ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin). Pihak kelurahan sendiri tidak keberatan apabila terdapat lapak pemulung

9 102 di lingkungan kelurahan Beji. Pihak kelurahan hanya sekedar menghimbau kepada RT setempat untuk tetap menjaga kebersihan di lingkungan RT tersebut. Kemudian pihak RT setempat menyampaikan kepada bos pemulung untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan RT setempat agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG

BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG 103 BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG 8.1 Keberadaan Pemulung Keberadaan pemulung yang menempati daerah pinggiran perkotaan maupun pusat perkotaan menjadi suatu fenomena sosial yang tidak dapat dihindari.

Lebih terperinci

BAB VI POLA INTERAKSI ANTAR PEMULUNG, PEMULUNG DENGAN BOS PEMULUNG DAN PEMULUNG DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT

BAB VI POLA INTERAKSI ANTAR PEMULUNG, PEMULUNG DENGAN BOS PEMULUNG DAN PEMULUNG DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT 84 BAB VI POLA INTERAKSI ANTAR PEMULUNG, PEMULUNG DENGAN BOS PEMULUNG DAN PEMULUNG DENGAN MASYARAKAT SETEMPAT 6.1 Pola Interaksi Antar Pemulung Sebagai makhluk sosial, pemulung membutuhkan kehadiran orang

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PEMULUNG, KELUARGA PEMULUNG, KERJA PEMULUNG DAN LAPAK PEMULUNG

BAB V KARAKTERISTIK PEMULUNG, KELUARGA PEMULUNG, KERJA PEMULUNG DAN LAPAK PEMULUNG 38 BAB V KARAKTERISTIK PEMULUNG, KELUARGA PEMULUNG, KERJA PEMULUNG DAN LAPAK PEMULUNG 5.1 Karakteristik Pemulung Karakteristik pemulung merupakan ciri-ciri khusus yang memberikan gambaran tentang pemulung.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Informasi yang Dimiliki Masyarakat Migran Di Permukiman Liar Mengenai Adanya Fasilitas Kesehatan Gratis Atau Bersubsidi Salah satu program pemerintah untuk menunjang kesehatan

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB VI EFEKTIVITAS ORGANISASI KELURAHAN

BAB VI EFEKTIVITAS ORGANISASI KELURAHAN BAB VI EFEKTIVITAS ORGANISASI KELURAHAN Efektivitas organisasi merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi. Efektivitas organisasi Kelurahan Tegal Gundil dan Kelurahan Bantar Jati dianalisis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI

BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI Penerapan gaya kepemimpinan seorang lurah mempengaruhi efektivitas organisasi kelurahan. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan topik Sektor Informal Yogyakarta, pada hari Selasa 7 Maret 2005, diakses pada tanggal 9 Oktober 2009

BAB I PENDAHULUAN. dengan topik Sektor Informal Yogyakarta, pada hari Selasa 7 Maret 2005,  diakses pada tanggal 9 Oktober 2009 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang bekerja dan berusaha bagi sejumlah penduduk yang semakin bertambah masih perlu diatasi dengan sungguh-sungguh. Menurut Badan Pusat Statistik (2009) jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hingga bulan Maret 2014 mencapai 28,29 juta orang, atau bertambah sekitar

I. PENDAHULUAN. hingga bulan Maret 2014 mencapai 28,29 juta orang, atau bertambah sekitar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga bulan Maret 2014 mencapai 28,29 juta orang, atau bertambah sekitar seratus ribu

Lebih terperinci

Warga Kalijodo Keluhkan Lambatnya Proses Pemindahan. Ke Rusunawa Marunda

Warga Kalijodo Keluhkan Lambatnya Proses Pemindahan. Ke Rusunawa Marunda Warga Kalijodo Keluhkan Lambatnya Proses Pemindahan Ke Rusunawa Marunda Selasa, 23 Februari 2016 12:33 Kawasan Kalijodo, Jakarta, Jumat (19/2). Pemprov DKI telah melakukan sosialisasi sebelum melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAN TATA TERTIB RUMAH KOS

PERATURAN DAN TATA TERTIB RUMAH KOS PERATURAN DAN TATA TERTIB RUMAH KOS A. PENDAFTARAN SEBAGAI PENYEWA KAMAR KOS 1. Penyewa kamar kos diminta secara menyeluruh mengetahui, memahami dan mentaati PERATURAN DAN TATA TERTIB RUMAH KOS; 2. Penyewa

Lebih terperinci

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai

terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara berkembang yang memiliki populasi penduduk terbanyak keempat didunia, menurut Akbar (2015), jumlah penduduk mencapai 254,9 juta jiwa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor

Lebih terperinci

WALIKOTA PALANGKA RAYA

WALIKOTA PALANGKA RAYA 1 WALIKOTA PALANGKA RAYA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN RUMAH KOS DAN BARAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang :

Lebih terperinci

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI 5.1 Strategi Nafkah Petani Petani di Desa Curug melakukan pilihan terhadap strategi nafkah yang berbeda-beda untuk menghidupi keluarganya.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR 31 KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR Pengertian kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi

Lebih terperinci

BAB VII EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB VII EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA BAB VII EVALUASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA Evaluasi program merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan dampak program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara

Lebih terperinci

Persiapan The Preparations

Persiapan The Preparations Persiapan The Preparations a. Pendaftaran and the long waiting list Pada awalnya Mamah mau berangkat berdua saja dengan Papah, tapi karena kondisi Papah juga tidak memungkinkan untuk bepergian hanya berdua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah. Orde Baru, maupun pada masa pemerintahan di era Reformasi.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah. Orde Baru, maupun pada masa pemerintahan di era Reformasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah berlangsung sejak lama, baik pada jaman pemerintahan masa Orde Lama, masa Orde Baru, maupun

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Pada bagian ini akan dipaparkan gambaran tentang partisipasi politik penyandang disabilitas di Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto dalam Pilkada 2015. Hasil penelitian

Lebih terperinci

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana dia tak dapat hidup sendiri.

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana dia tak dapat hidup sendiri. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana dia tak dapat hidup sendiri. Begitu juga dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan bantuan orang lain. Untuk

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :... LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA A. Latar Belakang Pendidikan 1. Pendidikan terakhir : Cukup 2. Latar belakang pendidikan : Cukup 3. Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Cukup

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG SEWA MENYEWA PASAR PAHING BARU KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG SEWA MENYEWA PASAR PAHING BARU KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, 1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG SEWA MENYEWA PASAR PAHING BARU KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa dengan telah dibangunnya Pasar Pahing Baru, maka

Lebih terperinci

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Saat berjalan, dia sempat melirik suami yang masih tertidur.

Lebih terperinci

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ 1. Kegiatan selama liburan Bantu orang tua:3 Ya, kalo aku sih ya diem aja dirumah soalnya dirumah juga kan ada ibu punya took jadi bisa bantu-bantu (D,P,Aktif, Jalan-jalan:5 Kalo traveling, mungkin naik

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR

BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR BAB V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR 5.1 Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Bogor Penelitian ini dilakukan di UPTD Pasar Baru Bogor, merupakan salah satu dari 7 unit dari pasar yang ada di Kota Bogor.

Lebih terperinci

Ibu Penderita Kanker Payudara Menolak Dirawat di RS

Ibu Penderita Kanker Payudara Menolak Dirawat di RS Usai Melahirkan, Ibu Penderita Kanker Payudara Menolak Dirawat di RS Kontributor Banyuwangi, Ira RachmawatiTim kesehatan dari Dinas Kesehatan Banyuwangi saat menjenguk Sulastri, pasien penderita kanker

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambaran Objek Penelitian

PEMBAHASAN. Gambaran Objek Penelitian PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian, analisis, serta bahasan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis. Untuk penelitian ini, informan kuncinya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Siswa SD kelas IV hingga VI umumnya berada pada masa kanakkanak akhir yang berusia 6-12 tahun. Masa kanak-kanak akhir merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada pemulung. Pemulung pada dasarnya mencari barang-barang bekas yang bisa mereka jual kembali seperti sampah

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Menjalani hidup sebagai pemulung bukanlah hal yang mudah.

BAB IV PENUTUP. Menjalani hidup sebagai pemulung bukanlah hal yang mudah. 115 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Menjalani hidup sebagai pemulung bukanlah hal yang mudah. Pekerjaan memulung membutuhkan kekuatan fisik, terutama bagi anak-anak yang dilibatkan. Di samping itu, mereka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA AREA WISATA PASIR PUTIH DALEGAN

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA AREA WISATA PASIR PUTIH DALEGAN BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA AREA WISATA PASIR PUTIH DALEGAN A. Hasil Temuan Penelitian Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) Inisial Nama : MA Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur Pendidikan Pekerjaan : 45 Tahun : SMA : Tidak Ada No. Variabel / Pertanyaan Informan Kemudahan Memperoleh Narkoba 1 Apakah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ISTRI YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH DI DESA TANGGUL KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

BAB III DESKRIPSI ISTRI YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH DI DESA TANGGUL KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO BAB III DESKRIPSI ISTRI YANG BEKERJA DI LUAR RUMAH DI DESA TANGGUL KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Desa Tanggul Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Desa Tanggul merupakan desa yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RUMAH PEMONDOKAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. bahwa dengan semakin

Lebih terperinci

Konfigurasi Dasar Debian Wheezy Sebagai Server

Konfigurasi Dasar Debian Wheezy Sebagai Server Konfigurasi Dasar Debian Wheezy Sebagai Server coretanbocahit.blogspot.com Pada awal tutorial kali ini saya akan membahas konfigurasi-konfigurasi dasar yang nantinya kita perlukan untuk konfiugurasi lanjutan

Lebih terperinci

BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH

BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH 46 BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH Selain PLTMH, beberapa rumah tangga di Lebak Picung mendapatkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 4/E, 2006 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. I. Pedoman Wawancara Pertanyaan Umum : 1. Siapa nama lengkap anda? 2. Ibu kandung anda boru apa?

LAMPIRAN. I. Pedoman Wawancara Pertanyaan Umum : 1. Siapa nama lengkap anda? 2. Ibu kandung anda boru apa? I. Pedoman Wawancara Pertanyaan Umum : 1. Siapa nama lengkap anda? 2. Ibu kandung anda boru apa? LAMPIRAN 3. Apa pekerjaan ayah dan ibu anda? 4. Dimana ayah dan ibu anda tinggal? 5. Apakah ayah dan ibu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PESERTA PROGRAM

BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PESERTA PROGRAM BAB VI TINGKAT PARTISIPASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERUBAHAN PERILAKU PESERTA PROGRAM Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang atau masyarakat untuk berperanserta secara aktif dalam suatu kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

0leh : Bibik Nurudduja,S.Ag,M.H

0leh : Bibik Nurudduja,S.Ag,M.H 0leh : Bibik Nurudduja,S.Ag,M.H Bibik nurudduja Tinggal di Desa Kunir RT 01 RW 06 Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Jawa Tengah Alumni fak.syariah IAIN Walisongo Semarang & Magister Ilmu Hukum konsentrasi

Lebih terperinci

BAB VI PERUBAHAN STRUKTUR KEPEMILIKAN LAHAN

BAB VI PERUBAHAN STRUKTUR KEPEMILIKAN LAHAN BAB VI PERUBAHAN STRUKTUR KEPEMILIKAN LAHAN 6.1 Struktur Kepemilikan Lahan sebelum Program Reforma Agraria Menurut penjelasan beberapa tokoh Desa Pamagersari, dahulu lahan eks-hgu merupakan perkebunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pondok Gede. Kelurahan Jatimakmur terletak pada ketinggian 11 meter dari

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pondok Gede. Kelurahan Jatimakmur terletak pada ketinggian 11 meter dari BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kelurahan Jatimakmur 4.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Kelurahan Jatimakmur merupakan salah satu kelurahan dari kecamatan Pondok Gede. Kelurahan

Lebih terperinci

USAHA KAKI LIMA SEBAGAI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL YANG SAH

USAHA KAKI LIMA SEBAGAI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL YANG SAH 23 USAHA KAKI LIMA SEBAGAI KEGIATAN SEKTOR INFORMAL YANG SAH Gambaran Usaha Kaki Lima di Sekitar Kebun Raya Bogor (KRB) Menjadi wirausahawan merupakan salah satu sumber pendapatan yang menjanjikan dan

Lebih terperinci

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR

V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR V. PASAR TRADISIONAL KOTA BOGOR 5.1. Kebijakan Pengelolaan Pasar Tradisional Kota Bogor Terdapat tujuh buah pasar tradisional yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bogor untuk menunjang perekomomian dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN Pada bab sebelumnya sudah dipaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PKH di Desa Petir, baik itu faktor internal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN USAHA RUMAH KOST DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa dengan perkembangan Kota Banjarbaru yang

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri. INT. CLASSROOM - DAY Suasana kelas yang bising akan obrolan murid terhenti oleh sahutan guru yang mendatangi mereka dan membawa seorang murid yang berdiri di depan pintu kelas. GURU Anak-anak, hari ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, dan lainlain

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dokumen-dokumen, jurnal, dan lainlain 59 BAB IV ANALISIS DATA Setelah penulis menguraikan setiap bab yang memiliki hubungan dengan judul skripsi penulis, maka penulis akan menganalisa data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan seperti

Lebih terperinci

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah

Lebih terperinci

PROSES MIGRASI ORANG MADURA

PROSES MIGRASI ORANG MADURA 29 PROSES MIGRASI ORANG MADURA Migrasi Berantai Migran Madura Etnis Madura dikenal sebagai salah satu etnis yang memiliki budaya migrasi, selain etnis Bugis, Batak dan Minangkabau (Mantra 1992). Terdapat

Lebih terperinci

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa keberadaan Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Pertanyaan Wawancara. 1. Sejak kapan anda memulai berjualan buku di Lapangan Merdeka? 3. Dari manakah anda mendapatkan pasokan buku untuk dijual?

Pertanyaan Wawancara. 1. Sejak kapan anda memulai berjualan buku di Lapangan Merdeka? 3. Dari manakah anda mendapatkan pasokan buku untuk dijual? Pertanyaan Wawancara 1. Sejak kapan anda memulai berjualan buku di Lapangan Merdeka? 2. Mengapa anda memilih berjualan buku? 3. Dari manakah anda mendapatkan pasokan buku untuk dijual? 4. Bagaimana caranya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN

Lebih terperinci

Larangan Pembalasan. Apakah perlindungan dari pembalasan hanya tersedia jika saya melaporkan kekhawatiran melalui Saluran Bantuan?

Larangan Pembalasan. Apakah perlindungan dari pembalasan hanya tersedia jika saya melaporkan kekhawatiran melalui Saluran Bantuan? Larangan Pembalasan Saya melaporkan dugaan enam bulan yang lalu. Sejak itu, manajer saya tidak lagi menyertakan saya dalam beberapa rapat. Apakah ini pembalasan? & Perubahan signifikan dalam cara Anda

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Skala Dukungan sosial Orang tua

Kisi-Kisi Skala Dukungan sosial Orang tua 27 Kisi-Kisi Skala Dukungan sosial rang tua No Aspek Indikator Nomor Item 1 Dukungan 11,21, 24, 30, Emosional 30, 32, 35, 40 2 Dukungan Informatif 1. Sikap orang tua terhadap anak (afektif) 2. Kepercayaan

Lebih terperinci

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku Dalam sehari, dia membuatku menangis Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku Dalam sehari Hanya dalam sehari BRRAKKK!!! Pukulan Niken nyaris menghancurkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan rumah kos sebagai

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Guys, tulisan ini ngga ada hubungannya ama Tukul Arwana :p Cuman emank ada hubungannya ama laptop.

Guys, tulisan ini ngga ada hubungannya ama Tukul Arwana :p Cuman emank ada hubungannya ama laptop. Guys, tulisan ini ngga ada hubungannya ama Tukul Arwana :p Cuman emank ada hubungannya ama laptop. Beberapa hari yang lalu, laptop saya yang lagi dibawa Papa saya dinas di luar kota hilang dicuri pas waktu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD

IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD (SUL) (Studi Kasus : Kelurahan Tamansari, Bandung) Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum terselesaikan di Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara. Sebagai masalah bangsa, kemiskinan perkotaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 54 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD N Sidorejo Lor 2 Kelas/Semeseter : I/2 Mata Pelajaran : IPS Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan) Pelaksanaan : Standar Kompetensi

Lebih terperinci

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan :

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan : PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM STUDI KUALITATIF PERILAKU BUANG AIR BESAR PADA IBU RUMAH TANGGA YANG TIDAK MEMILIKI JAMBAN KELUARGA DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN GARUT 2009 Informan : Ibu rumah tangga No.

Lebih terperinci

BAB V PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN LURAH

BAB V PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN LURAH BAB V PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI GAYA KEPEMIMPINAN LURAH Gaya Kepemimpinan merupakan suatu cara yang diterapkan pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Menurut Wahjosumidjo (1984) dalam Randhita (2009)

Lebih terperinci

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran A. SAJIAN DATA Setiap individu memiliki kebiasaan yang berbeda hal tersebut tidak terlepas pada kebiasaan seorang guru dalam memulai kegiatan belajar mengajar. Pada setiap awal pembelajaran Nubuat sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta

PEDOMAN WAWANCARA. Calon Peserta 90 PEDOMAN WAWANCARA Calon Peserta Demand Masyarakat Menjadi Peserta Mandiri Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Di Kota Medan Tahun 2016 I. Identitas Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pekerjaan

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara. 2. Syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi jika nasabah ingin melakukan pembiayaan

Pedoman Wawancara. 2. Syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi jika nasabah ingin melakukan pembiayaan LAMPIRAN Pedoman Wawancara 1. Apa akad yang digunakan dalam pembiayaan BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri? 2. Syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi jika nasabah ingin melakukan pembiayaan BSM

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI A. Profil Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Desa Boto merupakan salah satu desa

Lebih terperinci

erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari

erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari kampus ini rasanya aku nemu keluarga kedua. Aku punya temen

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti. S : Subjek. Subjek HK. P : Assalamu alaikum de, selamat siang. S : Wa alaikum salam, siang..

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti. S : Subjek. Subjek HK. P : Assalamu alaikum de, selamat siang. S : Wa alaikum salam, siang.. LAMPIRAN I Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti S : Subjek Subjek HK P : Assalamu alaikum de, selamat siang S : Wa alaikum salam, siang.. P : Ade, boleh tidak kaka minta waktu ade sebentar saja. Kaka

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 71

LAMPIRAN LAMPIRAN 71 LAMPIRAN LAMPIRAN 71 Lampiran 1 72 Lampiran 2 Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI PARTISIPAN Judul Penelitian Nama Peneliti : Respon Kedukaan Pasien saat Terdiagnosa HIV

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IZIN RUMAH KOS DAN, ATAU RUMAH SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang : a. bahwa usaha penyelenggaraan

Lebih terperinci

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09. Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.00 WIB Bagaimana proses identifikasi wajib retribusi Izin

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA : Hj. Cucu Zainabun Yusuf, S.Pd.,M.Pd : Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mancak 1. Menurut ibu BK itu apa? Jawab: BK itu tempat untuk mengatasi permasalahan dari siswa-siswi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN 57 LAMPIRAN-LAMPIRAN 57 Lampiran 1 : Transkrip Wawancara HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN SURUH (ASLI SURUH) YANG MEMILIKI PONSEL TERKONEKSI INTERNET Nama Waktu Wawancara Kelas Sekolah Kepemilikan ponsel

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KERJA

SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA No. 168/SPK-01/AMARYAI/I/2017 Pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dibuat dan disepakati perjanjian kerja antara : Nama : PT.... Alamat : Jln.... Kemudian dalam hal ini

Lebih terperinci

3. Program exchange yang diketahui ANALISIS MARKET RESEARCH BANDUNG

3. Program exchange yang diketahui ANALISIS MARKET RESEARCH BANDUNG 1. Kegiatan selama liburan 5 dari 8 responden mengisi waktu liburannya hanya di rumah saja. Sebanyak 2 orang jalan-jalan, dan 1 orang mengurus organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswa masih

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg.

P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg. 1 P U T U S A N Nomor xxx/pdt.g/2011/pa.prg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pinrang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu (gugatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 No. :... LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENGALAMAN KELUARGA SEBAGAI PEMBERI ASUHAN PERAWATAN PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI DESA BIREM PUNTONG KOTA LANGSA Saya bernama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2007 TENTANG PENGATURAN PENYELENGGARAAN RUMAH SEWA DAN KAMAR SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa Kota Tarakan sebagai

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEMONDOKAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 22 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN

Lebih terperinci

Limbah Plastik Disulap Jadi Minyak Tanah

Limbah Plastik Disulap Jadi Minyak Tanah Limbah Plastik Disulap Jadi Minyak Tanah PERSOALAN sampah masih menjadi permasalahan tersendiri bagi kota-kota besar di Indonesia, tak terkecuali di Kota Solo. Jumlah sampah di Kota Solo setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari pemerintah. Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terus mengalami pembaharuan,

Lebih terperinci

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK) 40 BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK) A. Deskripsi Umum Desa Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk

Lebih terperinci

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KEBERHASILAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pembahasan ini menguraikan mengenai aspek pembangunan berkelanjutan yang ada dalam program penanaman jarak pagar (Jathropa curcas). World Commission

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci