BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung metode penelitian pada penulisan skripsi ini. Teori yang akan dijelaskan adalah teori-teori yang digunakan penulis dalam pengolahan data. 2.1 Teknik Industri Gerald Smith (1995, PP10) Apa yang dimaksud dengan kualitas? menurut Gerald Smith dalam bukunya yang berjudul Statistical Process Control, and Quality Improvement. Terdapat banyak variasi dalam mendefinisikan kualitas, tetapi pada umumnya kualitas masuk dalam 2 kategori maupun kombinasi dari 2 kategori tersebut. Pasar aotomotive contohnya mengklasifikasikan kualitas dari kendaraannya kedalam beberapa tipe dimulai dari kendaraan paling mewah sampai ke kendaraan yang memiliki kualitas yang rendah. Disetiap level terdapat pembeli yang berbeda-beda yang akan merasa nyaman dengan kelasnya tersebut. Pada umumnya perusahaan akan menampilkan bahwa ini adalah produk terbaik kami, jika pembeli tidak merasa nyaman dengan kualitas tersebut pembeli bisa meminta level yang lebih tinggi. Pengertian kualitas yang lainnya menurut Gerald Smith adalah untuk memenuhi kepuasan dari pelanggan. Banyak perusahaan yang menggunakan teori ini selama bertahun-tahun, tetapi pada saat ini mereka bergerak kedepan dengan mendefinisikan kualitas sebagai total customer satisfaction atau untuk memenuhi kepuasan pelanggan secara keseluruhan. Untuk mewujudkan teori tersebut pelanggan harus mengetahui apa

2 17 kebutuhan dari konsumennya. Dan untuk di market yang besar, perusahaan harus mengetahui kebutuhan konsumen ditiap level-nya. Konsumen adalah pendorong utama dan pengendali untuk kualitas tersebut. Beberapa definisi dari kualitas adalah seperti dibawah ini : 1. kualitas adalah kebutuhan untuk digunakan. 2. Kualitas bisa sesuai dengan spesifikasi dari produk. 3. Kualitas adalah memproduksi produk yang terbaik. 4. Kualitas adlaah sepenuhnya untuk memenuhi kepuasan konsumen. Quality Design Quality : The cost factor is build in. The specifications are a function of cost or Conformance Quality : How well the product Conforms to specifiations. both Quality means Excellence Gambar 2.1 Definisi Kualitas Dale H Besterfield (1994, PP1) Pengertian kualitas menurut Dale H. Besterfield dalam bukunya yang berjudul Quality Control. Ketika expresi quality digunakan, kita pada umumnya berpikir dalam kaitan dengan suatu produk yang sempurna atau jasa yang dapat memenuhi bahkan melebihi harapan kami. Harapan ini muncul dari kegunaan dan harga jual.

3 18 Dale H Besterfield (1994, PP1) Menurut ANSI/ASQC Standard A3-1987, kualitas adalah keseluruhancorak dan karakteristik produk atau jasa yang membawa kemampuan kita untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan yang dinyatakan. Kebutuhan yang dinyatakan di sini ditentukan oleh kontrak, dimana mengimplikasikan kebutuhan akan fungsi-fungsi yang diinginkan pasar dan harus diidentifikasi dan digambarkan. Kebutuhan di sini melibatkan, kenyamanan, ketersediaan, perawatan, kehandalan, kegunaan, harga, dan lingkungan hidup. Harga sangat mudah digambarkan oleh monetary unit seperti dollars. Kebutuhan yang lain harus di gambarkan dengan menentukan kegunaan-kegunaan dan karakteristik untuk memproduksi produk yang baik atau pelayanan pengiriman kedalam spesifikasi. Dale H Besterfield (1994, PP2) Quality Control adalah teknik yang digunakan dan aktivitas untuk mencapai, mendukung, dan peningkatan kualitas dari produk atau pelayanan. Itu melibatkan dan mengintegrasikan teknik dan aktivitas dibawah ini. 1. Spesifikasi apa yang dibutuhkan 2. Desain dari produk atau pelayanan bertemu dengan kebutuhan akan spesifikasi 3. Produksi atau instalasi bertemu dengan tujuan untuk memenuhi spesifikasi 4. Inspeksi atau pemeriksaan untuk menentukan kenyamanan dari spesifikasi 5. Tinjau ulang pemakaian untuk menyediakan informasi untuk merevisi spesifikasi jika dibutuhkan. Pengertian kualitas yang didapatkan dari internet akan di sebutkan dibawah ini : 1. Quality Control adalah untuk prosedur atau satuan prosedur yang diharapkan untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi atau performa dari pelayanan melekat

4 19 pada menggambarkan satuan dari kriteria kualitas atau bertemu dengan kebutuhan dari client atau konsumen. ( 2. Quality Control adalah langkah untuk meyakinkan produk dari perusahaan atau pelayanan dari perusahaan adalah sesuatu yang tinggi kualitasnya. ( 3. Didapatkan dari ( - Kenyamanan akan selalu bertemu dengan kebutuhan. Jika perusahaan mu bertemu dengan kebutuhan, kamu bisa berkata bahwa ini sudah nyaman dengan kebutuhan yang diinginkan. - Catatan dari kualitas berisi bukti yang akan menunjukkan seberapa baik kebutuhan akan kualitas yang djumpai atau seberapa baik performa dari proses kualitas tersebut. Selalu mendokumentasikan apa yang terjadi dimasa lalu. - Quality Control adalah menemukan sejumlah aktifitas atau teknik yang ditujukan untuk memastikan bahwa semua kebutuhan akan kualitas sudah ditemukan. Dalam urutan untuk mencapai tujuan, proses dimonitor atau diawasi dan permasalahan performa kerja harus diselesaikan. - Peningkatan kualitas menunjuk pada apapun yang harus ditingkatkan dari kemampuan perusahaan jika bertemu dengan kebutuhan akan kualitas.

5 20 - Produk adalah hasil akhir dari proses. Produk bisa berupa nyata atau tidak nyata, sesuatu berupa ide, perangkat keras atau perangkat lunak, informasi atau pengetahuan, proses atau prosedur, pelayanan atau fungsi, consep atau creasi. - Pengembangan berkelanjutan adalah susunan aktivitas yang merupakan rutinitas dari perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan jika bertemu dengan kebutuhan. Pengembangan berkelanjutan bisa dicapai dengan pengawasan internal, meninjau ulang management, menganalisa data, dan mengimplementasi perbaikan dan tindakan pencegahan SQC ( Statistic Quality Control) Dale H Besterfield (1994, PP2) SQC adalah cabang dari quality control definisi ini dikemukakan oleh Dale H Besterfield dalam buku yang berjudul Quality Control. Dalam SQC terdapat beberapa tahap yaitu mengumpulkan data, menganalisis, dan menginterpretasikan data untuk digunakan dalam aktivitas pengendalian kualitas. Statistical Process Control adalah bagian dari SQC. Dimana dengan menggunakan SPC proses produksi dapat dikontrol. Dengan penggunaan SPC beberapa teknik diperlukan. Gerald Smith (1995, PP1) Menurut Gerald Smith pada saat ini banyak perusahaan yang menggunakan SPC untuk mencapai efisien yang optimal, produktivitas yang optimal, dan mengoptimalkan kualitas dari produk. Gerald Smith (1995, PP5) Tools-tools SPC yang digunakan oleh penulis adalah Histogram, Pareto Diagram, Peta Kendali, dan Fishbone. Berikut adalah penjelasan dari tools-tools SPC tersebut.

6 Histogram Gerald Smith (1995, PP5) histogram adalah grafik batang yang menunjukkan frekuensi yang memiliki pergerakan yang spesifik. Histogram ini bisa mengidentifikasi permasalahan tersebut pada point yang spesifik dalam proses. Dale H Besterfield (1994, PP48-57) Histogram adalah gambar yang menunjukkan pergerakan frekuensi yang dapat diukur. Histogram dibagi menjadi 2 yaitu data yang tidak dikelompokkan dan data yang dikelompokkan. Data yang tidak dikelompokkan dpt dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.1 Contoh Tabel Histogram Non Grup Jumlah cacat Tabulasi frequensi Dari data tersebut dapat diliat bahwa kemungkinan terjadinya cacat sebanyak 3 lebih besar dibandingkan yang lainnya. Pembuatan histogram dengan menggunakan minitab 15. Berikut adalah gambar histogram dari contoh tabel histogram diatas.

7 22 Histogram of C1 5 4 Frequency C Gambar 2.2 Histogram Contoh Tabel Histogram Non Grup Group data digunakan pada jumlah data yang banyak, untuk membuat histogram jenis ini digunakan rumus. 1. Menentukan banyaknya kelas k = 1 + 3,3log n 2. Menentukan lebar kelas L = xmax xmin k Tabel 2.2 Contoh Tabel Histogram Grup Interval Cacat Frekuensi Cacat 4 7,2 2 7,3 10,5 2 10,6 13,8 1 13,9 17,1 3 17,2 20,4 1

8 23 Histogram of C Frequency C Gambar 2.3 Histogram Contoh Tabel Histogram Grup Dengan adanya histogram tersebut maka dapat menganalisa jumlah cacat terbanyak dan memiliki kemungkinan terbesar untuk terjadi. Histogram penting dalam SPC karena semua formula statistic digunakan untuk mengaplikasikan normal probability distribution Diagram Pareto Gerald Smith (1995, PP5) pareto diagram adalah sejumlah kejadian yang spesifik yang digambarkan dalam diagram batang, bar terbesar menggambarkan permasalahan utama atau yang terbesar, ini untuk menentukan prioritas dalam pemecahan masalah. Dale H Besterfield (1994, PP15) Vilfredo Pareto ( ), seorang pakar ekonomi dalam pembelajarannya mengenai distribusi kekayaan di eropa, ia menemukan bahwa terdapat sedikit orang yang memiliki banyak uang, dan banyak orang dengan sedikit uang. Perbedaan distribusi kekayaan ini menjadi bagian yang turun temurun dalam teory ekonomi. Dr. Joseph Juran menemukan bahwa konsep ini secara universal bisa

9 24 diterapkan di berbagai bidang. Dia mengkoinkan ucapan bagian vital dan memiliki banyak kegunaan. Pareto diagram adalah grafik dengan mengklasifikasikan rangking data secara menurun dari kiri ke kanan. Pareto diagram digunakan untuk mengidentifikasikan banyak permasalahan yang penting. Diagram Pareto ini dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk hal-hal berikut: 1. Menentukan frekuensi relative dan urutan pentingnya masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada 2. Memfokuskan perhatian pada isu-isu yang kritis dan penting melalui pengurutan prioritas terhadap masalah-masalah atau penyebab-penyebab dari masalah itu dalam bentuk yang signifkan Peta Kendali Gerald Smith (1995, PP5) peta kendali adalah grafik garis patah yang mengilustrasikan proses berada dititik mana sejalan dengan waktu. Grafik ini bisa menunjukkan seberapa spesifik pergerakan berubah. Peta kendali adalah tools dari SPC, dan merupakan variabel chart yang terbaik disegala situasi. Peta Kendali merupakan teknik membuat grafik statistik yang nilainya diukur berdasarkan hasil plot karakteristik kualitas tertentu. Peta kendali digunakan untuk mengetahui apakah proses berada dalam kendali statistik atau tidak. Pada dasarnya setiap peta kendali memiliki : Garis tengah (Central Line), yang dinotasikan dengan CL.

10 25 Sepasang batas kontrol (Control Limits), yang dikenal sebagai batas kontrol atas (Upper Control Limit / UCL), dan batas kontrol bawah (Lower Control Limit / LCL). Tebaran nilai nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari proses. Peta kendali yang digunakan oleh penulis adalah peta kendali P berikut adalah penjelasan mengenai peta kontrol P tersebut. Peta Kontrol P Peta kontrol p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari item-item dalam kelompok yang sedang di inspeksi. Dengan demikian peta kontrol p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari item-item yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam suatu proses. Dr.Kaoru Ishikawa (1968, PP79) Pembuatan peta kontrol p dapat dilakukan mengikuti beberapa langkah berikut : Rumus yang digunakan untuk pembuatan Pchart adalah : 1. Central Limit Cacat CL = Pr oduksi 2. Upper Control Limit UCL = p + 3 p [ 1- p] n i

11 26 3. Lower Control Limit LCL = p 3 p [ 1- p] n i FishBone (Diagram Sebab Akibat) Dale H Besterfield (1994, PP22) Cause-and-effect (CE) diagram adalah gambar yang terdiri dari garis dan simbol yang menggambarkan arti hubungan antara efek dan penyebab dari efek tersebut. CE ni ditumukan oleh Dr. Kaoru Ishikawa di tahun 1943 dan terkadang diagram ini disebut dengan Ishikawa diagram. Bagaimana kegagalan kualitas terjadi? menurut Dr. Ishikawa kegagalan tersebut dapat terjadi karena metode kerja, material, pengukuran, manusia, dan lingkungan. Dale H Besterfield (1994, PP24) Diagram sebab akibat berguna untuk: 1. Analisa keadaan yang terjadi meningkatkan kualitas produk atau pelayanan, dan meminimasi biaya. 2. Menghilangkan kondisi penyebab yang membuat produk tidak nyaman untuk konsumen sehingga konsumen mengkomplain. 3. Mengstandarisasikan keadaan sekarang dan yang akan datang. 4. Mengedukasikan dan melatih pekerja dalam mengambil keputusan dan mengkoreksi pergerakan dari aktivitas FMEA Vincent Gaspersz (2002, PP246) dan Greg Brue (2002, PP125) FMEA adalah sekumpulan petunjuk, sebuah proses untuk mengidentifikasi dan mendahulukan masalas-masalah potensial (kegagalan). Dengan mendasarkan aktivitas pada FMEA

12 27 dapat difokuskan energi dan sumber daya pada usaha pencegahan, monitoring dan rencana tanggapan yang paling mungkin untuk melakukan suatu perbaikan. Metode FMEA mempunyai banyak aplikasi dalam lingkungan Six Sigma, untuk mencari berbagai masalah bukan hanya dalam proses serta perbaikan kerja, tapi juga dalam aktivitas pengumpulan data prosedur serta pelaksanaan Six Sigma. Prasyarat yang diperlukan adalah dengan memberikan penekanan khusus untuk menghentikan masalah. Konsep kunci penggunaan FMEA adalah : 1. Mendaftarkan masalah-maslah potensial yang dapat muncul. 2. Menilai masalah dengan menggunakan skala 1-10 untuk setiap kegagalan potensial untuk 3 kategori berikut : Occurance (O), suatu perkiraan probabilitas atau peluang bagi penyebab akan terjadi dan menghasilkan modus kegagalan yang menyebabkan akibat tertentu. Tabel 2.3 Skala Occurrence Skala Kriteria Verbal Tingkat Kejadian 1 Tidak mungkin penyebab ini mengakibatkan kegagalan 1 dalam Kegagalan akan jarang terjadi Kegagalan agak mungkin terjadi Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan terjadi 1 dalam dalam dalam dalam dalam 80 1 dalam 40 1 dalam 20 1 dalam 8 1 dalam 2

13 28 Severity (S), suatu perkiraan subyektif bagaimana buruknya pengguna akhir akan merasakan akibat dari kegagalan tersebut Tabel 2.4 Skala Severity Skala Kriteria Verbal Neglible Severity, kita tidak perlu memikirkan akibat ini akan berdampak pada kinerja produk. Pengguna akhir tidak akan memperhatikan kecacatan ini. Mild Severity, akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan, pengguna akhir tidak merasakan perubahan kinerja. Moderate Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan kinerja atau penampilan namun masih berada dalam batas toleransi. High Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapat diterima, berada di luar batas toleransi. Potential Safety Problem, akibat yang ditimbulkan adalah sangat berbahaya dan bertentangan dengan hukum. Detectibility (D), perkiraan subyektif bagaimana efektivitas dan metode pencegahan atau pendeteksian. Tabel 2.5 Skala Detectability Skala Kriteria Verbal Tingkat Kejadian Metode pencegahan atau deteksi sangat efektif. Tidak ada kesempatan bahwa penyebab akan muncul lagi. Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi adalah sangat rendah. Kemungkinan penyebab bersifat moderat, Metode deteksi masih memungkinkan kadang kadang penyebab itu terjadi. Kemungkinan penyebab itu masih tinggi. Metode pencegahan kurang efektif, penyebab masih berulang lagi Kemungkinan penyebab itu terjadi sangat tinggi. Metode deteksi tidak efektif. Penyebab akan selalu terjadi 1 dalam dalam dalam dalam dalam dalam 80 1 dalam 40 1 dalam 20 1 dalam 8 1 dalam 2 3. Risk Priority Number (RPN) merupakan hasil perkalian antara skala severity, detectibility dan skala occurance, untuk memprioritaskan kegagalan potensial.

14 29 RPN = O S D Melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko kegagalan, dengan memfokuskan pada kegagalan potensial yang memiliki nilai RPN (prioritas) tertinggi. 2.2 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi. (Whitten dan Bentley, 2004, p12). Sedangkan menurut Mathiassen et al. (2000, pp3-4), OOAD merupakan metode untuk menganalisa dan merancang suatu sistem informasi dengan menggunakan objek dan class sebagai konsep dasarnya. ( Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. ( Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan ( Sistem Informasi adalah satu Kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan. ( Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi

15 30 dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien. ( Sistem informasi adalah kumpulan antara sub-sub sistem yang salaing berhubungan yang membentuk suatu komponen yang didalamnya mencakup input-proses-output yang berhubungan dengan pengolaan informasi (data yang telah dioleh sehingga lebih berguna bagi user). (Nasimullah M.Saleh) (onno.vlsm.org/v11/ref-ind-1/network/pengantarteknologi-informasi-1999.rtf) Ada lima komponen sistem informasi yaitu hardware, programs, data, procedures, dan people. Hubungan kelima komponen sistem informasi tersebut dapat dilihat pada gambar-1 berikut : Machine Bridge Human Hardware Programs Data Procedures People Gambar 2.4 Instructions Actors Lima komponen sistem informasi Objek merupakan sebuah entitas yang memiliki identitas, status, dan perilaku (Mathiassen et al., 2000,p4). Contoh dari objek misalnya karyawan, pelanggan. Keduanya memiliki identitas yang berbeda-beda, memiliki status, dan prilaku yang berbeda pula.

16 31 Sedangkan class merupakan kumpulan objek yang memiliki struktur, pola perilaku, dan atribut yang sama (Mathiassen et al., 2000,p4). Untuk dapat lebih memahami objek, biasanya objek-objek tersebut sering digambarkan dalam bentuk class. Mathiassen et al. (2000, pp5-6) menyebutkan bahwa terdapat keuntungan menggunakan OOAD diantaranya adalah: 1. OOAD memberikan informasi yang jelas mengenai context sistem, 2. Tidak hanya dapat mengatur data dalam jumlah yang besar tetapi juga dapat mendistribusikan seragaman data ke seluruh bagian organisasi. 3. Berhubungan erat dengan analisa berorientasi objek, perancangan berorientasi objek, user interface berorientasi objek, dan pemrograman berorientasi objek. Mathiassen et al. (2000, pp14-15) menjelaskan empat buah aktivitas utama dalam analisa dan perancangan berorientasi objek yang digambarkan dalam Gambar 2.4 berikut ini.

17 32 Problem Domain Analysis Requirements for use Application Domain Analysis Model Component Design Specifications of components Specifications of architecture Architectural Design Gambar 2.5 Siklus Pengembangan dengan OOAD OOAD mencakupi empat perspektif melalui empat aktifitas utama, seperti pada Gambar 2.4. Hubungan keempat aktifitas yang penting dan bertahap dapat berubah dari satu proyek ke proyek lainnya. Sebagai notasi, akan digunakan Unified Modeling Language (UML). Terdapat dua keuntungan dengan menggunakan UML, yaitu UML dapat membangun suatu divisi di antara proses dan notasi dan UML memberikan akses kepada pasar yang lebih luas dalam pengembangannya. Langkah awal yaitu dengan memilih sistem. pemilihan sistem didasarkan pada tiga aktifitas (Mathiassen, 2000, p25). Aktifitas pertama berfokus pada tantangan: untuk mendapatkan kilasan mengenai situasi dan cara orang dalam menginterpretasikan tantangan tersebut. Yang kedua, membuat

18 33 dan mengevaluasi ide untuk perancangan sistem. Yang ketiga, definisi sistem diformulasikan dan dipilih. Situasi didefinisikan melalui rich picture. Rich picture sebuah penggambaran informal yang mewakili pengertian ilustrator dari situasi tertentu. Rich picture adalah sebuah gambaran dari proses bisnis yang ada dalam perusahaan. Ide mendeskripsikan bagian dari solusi yang dapat diringkas menjadi satu atau beberapa definisi. Dan tujuan mendefinisikan sistem adalah untuk memilih sistem yang akan dkembangkan. Sistem definisi dengan menggunakan FACTOR adalah: Functionality: Fungsi sistem yang mendukung tugas application-domain. Application domain: Bagian dari suatu organisasi yang berhubungan dengan administrasi, monitor, atau mengendalikan problem domain. Conditions: Dengan kondisi yang bagaimana sistem akan dikembangkan dan digunakan. Technology: Semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan sistem. Objects: object yang utama didalam problem domain. Responsibility: tanggung jawab sistem (kegunaan) secara keseluruhan dalam hubungannya dengan konteks sistem Problem Domain Analysis

19 34 Problem domain analysis merupakan salah satu aktivitas utama dalam analisa dan perancangan berorientasi objek. Problem domain merupakan bagian dari situasi yang diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh sistem. Tujuan melakukan analisis problem domain adalah mengidentifikasi dan memodelkan problem domain. Analisis problem domain terbagi menjadi tiga aktivitas yang dapat dilihat pada Gambar 2.5 (Mathiassen p46) yaitu : a. Memilih objek, class, dan event yang akan menjadi elemen model problem domain. b. Membangun model dengan memusatkan perhatian pada relasi struktural antara class dan objek. c. Mendeskripsikan properti dinamis dan atribut untuk setiap class. Gambar 2.6 Aktifitas dalam Analisa Problem Domain Pada aktivitas classes, langkah awal yang dilakukan adalah mendefinisikan objek, classes kemudian menentukan even dan memasukkan event tersebut kedalam event table. Yang dapat membantu menentukan event-event dari tiap class yang ada. Object : Entitas yang memiliki identitas, state, dan behavior. Event : Insiden yang terjadi seketika yang melibatkan satu atau lebih object. Class : Deskripsi dari sekumpulan objek yang saling berbagi struktur, behavioral pattern, dan attributes.

20 35 Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah statechart diagram yang menunjukkan perubahan status dari masing-masing class yang dikarenakan oleh event tertentu mulai dari initial state sampai dengan final state. Kandidat dari struktur class terbagi 3 : 1. Generalisasi, Dalam hubungan generalisasi, terdapat dua jenis class, yaitu class supertype dan class subtype. Class supertype atau class induk memiliki atribut dan behavior yang umum dari hirarki tersebut. Class subtype atau class anak memiliki atribut dan behavior yang unik dan juga memiliki atribut dan behavior milik class induknya. Passenger Car Account Taxi Private Car Bank book Checking Loan Person Service Customer Employee Gambar 2.7 Hubungan Generalisasi 2. Agregasi, Agregasi merupakan hubungan yang unik dimana sebuah objek merupakan bagian dari objek lain. Hubungan agregasi tidak simetris dimana jika objek B merupakan bagian dari objek A, namun objek A bukan merupakan bagian dari objek B.

21 36 Car * Body Motor Wheel 1 1..* Cam Shaft Cylinder 1 2..* Gambar 2.8 Hubungan Agregasi 3. Asosiasi. Asosiasi merupakan hubungan statis antar dua objek atau class. Hubungan ini menggambarkan apa yang perlu diketahui oleh sebuah class mengenai class lainnya. Hubungan ini memungkinkan sebuah objek atau class mereferensikan objek atau class lain dan saling mengirimkan pesan. Car 0..* 1..* Person Gambar 2.9 Hubungan Asosiasi Aplication Domain Analysis

22 37 Sama seperti analisis problem domain, analisis application domain juga terdiri dari beberapa aktivitas antara lain: a. Menentukan penggunaan sistem dan bagaimana sistem berinteraksi dengan user. b. Menentukan fungsi dan kemampuan sistem dalam mengolah informasi. c. Menentukan kebutuhan interface sistem dan merancang interface. Berikut ini merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada saat melakukan analisis application domain. Gambar 2.10 Aktivitas Analisis Application Domain. Dalam aktivitas usage, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat actor table yang dapat membantu menentukan actor dan use case yang berkaitan. Langkah selanjutnya adalah membuat use case diagram sehingga terlihat lebih jelas interaksi antara actor dengan masing-masing use case. Setelah use case dibuat, use case tersebut dijabarkan dalam use case spasification untuk penjelasan mengenai use case lebih lanjut. Function merupakan fasilitas sistem yang menjadikan sistem tersebut berguna bagi actor. Terdapat empat jenis function (Mathiassen et al., 2000, p231), antara lain: Update

23 38 Fungsi update diaktifkan oleh event problem domain dan menghasilkan perubahan status model. AD * I F M PD * Update Gambar 2.11 Fungsi: Update Signal Fungsi signal diaktifkan oleh perubahan status model dan menghasilkan reaksi di dalam context. AD I F M * PD Signal Gambar 2.12 Fungsi: Signal Read Fungsi read diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan menghasilkan tampilan model sistem yang relevan. AD * I F M PD Read

24 39 Gambar 2.13 Fungsi: Read Compute Fungsi compute diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan berisi perhitungan yang dilakukan baik oleh actor maupun oleh model. Hasilnya adalah tampilan dari hasil perhitungan yang dilakukan. AD * I F M PD Compute Gambar 2.14 Fungsi: Compute Spesifikasi dari function adalah: Simple: function yang mudah dilakukan, misalnya membuat data baru. Medium: function yang memerlukan keterjelasan data, misalnya membuat janji. Complex: function yang membutuhkan data yang lengkap dan detail, misalnya memberikan daftar janji yang mungkin dilakukan. Very complex: function yang mempunyai beberapa function di dalamnya, misalnya membuat jadwal. Setelah function dari setiap use case di identifikasi maka function-function tersebut dimasukkan kedalam sequence diagram dan dilanjutkan dalam pembuatan navigation diagram yang merupakan skema untuk menggambarkan hubungan tiap form dari aplikasi yang akan dibuat.

25 40 Interface adalah fasilitas yang membuat model sistem dan function dapat berinteraksi dengan actors, yang dilakukan dalam tahap Interface adalah (Gambar 2.14): Function list Class diagram Explore patterns Determine interface elements Describe interface elements Use cases Evaluate interface elements Description of interfaces Gambar 2.15 Aktifitas dalam Tahap Interface User interface harus dapat mewakili hubungan model dan function dengan user secara jelsa dan mudah dimengerti. Interface yang baik dilandaskan akan kebutuhan user dan bagaimana sistem akan digunakan. Analisis harus dilakukan berdasarkan deskripsi yang jelas tentang user dengan elemen-elemen yang terkait Architectural Design

26 41 Architectural design berfungsi sebagai kerangka kerja dalam aktivitas pengembangan sistem dan menghasilkan struktur komponen dan proses sistem. Tujuannya adalah untuk menstrukturisasi sebuah sistem yang terkomputerisasi. Tahap architectural design terdiri dari tiga aktivitas yaitu criteria, component architecture, dan process architecture seperti yang digambarkan pada Gambar Gambar 2.16 Aktivitas Architectural Design a) Criteria merupakan properti yang diinginkan dari sebuah arsitektur. Criteria yang telah ditentukan oleh para peneliti untuk menentukan kualitas dari sebuah software akan dijabarkan dibawah ini. 1. Usable adalah kemampuan sistem untuk beradapatasi dengan situasi organisasi, tugas dan hal hal teknis. 2. Secure adalah kemampuan untuk melakukan pencegahan terhadap akses yang tidak berwenang. 3. Efficient adalah penggunaan secara ekonomis terhadap fasilitas technical platform. 4. Correct adalah sesuai dengan kebutuhan., 5. Reliable adalah ketepatan dalam melakukan suatu fungsi. 6. Maintainable adalah kemampuan untuk perbaikan sistem yang rusak.

27 42 7. Testable adalah penempatan biaya untuk memastikan sistem bekerja sesuai dengan yang diinginkan. 8. Flexible adalah kemampuan untuk modifikasi sistem yang berjalan. 9. Comprehensible adalah usaha yang diperlukan untuk memperoleh pengertian akan suatu sistem. 10. Reusable adalah potensi untuk menggunakan sistem pada bagian sistem lain yang saling berhubungan. 11. Portable adalah kemampuan sistem untuk dapat dipindahkan ke technical platform yang lain. 12. Interoperable adalah kemampuan untuk merangkai sistem ke dalam sistem yang lain. b) component architecture Menurut Mathiassen et al. (2000, p189), tujuan dari components adalah untuk menciptakan sistem yang comprehensible dan flexible. Component architecture adalah sebuah struktur sistem dari components yang saling berhubungan. Aktifitas yang terjadi ditunjukkan pada Gambar Gambar 2.17 Aktifitas dalam Desain Arsitektur-Component

28 43 Komponen adalah server dan beberapa dari client. Server memberikan kumpulan dari operation (atau services) pada client. Client menggunakan server secara independent. Arsitektur yang baik untuk mendistribusikan system secara geografis. Bentuk distribusi dari bagian sistem harus diputuskan antara client dan server. Pada Tabel 2.6 akan diperlihatkan macam-macam distribusi untuk Client/Server. Tabel 2.6 Lima Macam Distribusi Client/Server Client Server Arsitektur U U + F + M Distributed Presentation U F + M Local Presentation U + F F + M Distributed Functionality U + F M Centralised Data U + F + M M Distributed Data c) Proces atau lebih kita kenal dengan deployment diagram Menurut Mathiassen et al. (2000, p209), tujuan process adalah untuk mendefinisikan struktur program secara fisik. Aktifitas yang dilakukan diperlihatkan pada Gambar Class diagram and component specifications Identify shared Deployment diagram Distribute program Select coordination mechanisms Explore distribution patterns Explore coordination patterns

29 44 Gambar 2.18 Aktifitas dalam Desain Arsitektur-Process Komponen yang berbeda perlu ditempatkan pada prosesor yang berbeda. Pertama, pisahkan objek yang aktif dari komponen program yang pasif. Kedua, tenutkan prosesor yang tersedia. Distribusikan komponen program dan objek aktif kepada prosesor tersebut Component Design Tujuan dari komponen model adalah untuk memberikan data yang sekarang dan data historis ke user dan sistem yang lainnya. Informasi yang di simpan berhubungan dengan sistem yang ada didalam problem domain. Hasil dari aktifitas komponen model adalah class diagram dari aktivitas analisis yang direvisi. Yang akan direvisi adalah model class yang mempunyai hubungan many-to-many sehingga akan menambah class baru di antaranya.

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Pada

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Angga Adhytiawan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Herdyan Widarmanto 0600664894 ABSTRAK Sebagai penyedia komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah model yang menggambarkan sistem dan terdapat langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Diharapkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SPC PADA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi lapangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil Kisi- kisi BINUS 2011 1. Jelaskan apa yg anda ketahui tentang Good Design? Desain yang baik memiliki sedikit kelemahan utama Sebuah desain yang baik bertujuan untuk mecapai properti yang bagus dan pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dibutuhkan suatu metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung metode penelitian pada penulisan skripsi ini. Teori yang akan dijelaskan akan mencakup metode dari subjek teknik industri dan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Agar penelitian berjalan dengan lebih terarah dan sistematis, maka digunakan flowchart sebagai pedoman dalam setiap

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BONDING TEST UNTUK MEMBANTU

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA 4.1. The Task 4.1.1. Purpose Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung kegiatan dari setiap pengguna

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Makna penelitian secara sederhana ialah bagaimana mengetahui sesuatu yang dilakukan melalui cara tertentu dengan prosedur yang sistematis. Proses sistematis ini tidak lain adalah

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas dapat menjadi konsep yang berbeda bagi beberapa orang, pengertian kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas dapat menjadi konsep yang berbeda bagi beberapa orang, pengertian kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas dapat menjadi konsep yang berbeda bagi beberapa orang, pengertian kualitas terus berevolusi seiring dengan pertumbuhan dan kedewasaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Studi Lapangan Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah pengamatan langsung terhadap perusahaan dan juga untuk mengetahui

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Putra Jaya Gemilang.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Diagram alir untuk memecahkan permasalahan di PT. Krakatau Steel yang digunakan adalah sebagai berikut : Mulai Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan berikut : Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.1 Mulai Studi Pendahuluan Studi

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Johan Kesuma Harsa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Dalam menghasilkan suatu produk yang baik tentunya akan memperhatikan faktor kualitas, karena berhubungan dengan kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam membeli

Lebih terperinci

Bab 3. Landasan Teori

Bab 3. Landasan Teori Bab 3 Landasan Teori 3.1. Pengenalan Six Sigma Ada banyak pengertian mengenai six sigma, six sigma diartikan sebagai metode berteknologi canggih yang digunakan oleh para insinyur dan statistikawan dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tedy Chandra 0600657693

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Teknik Industri - Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Teknik Industri - Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 BINUS UNIVERSITY Program Ganda Teknik Industri - Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system 274 Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi Cluster jadwal produksi berisi class-class yang berhubungan dengan pembuatan jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system definition,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1 Studi Pendahuluan Hal pertama yang dilakukan pada setiap penelitian adalah melakukan studi pendahuluan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh. Marius

SKRIPSI. oleh. Marius ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT CIPTA SUMBER SEJAHTERA SKRIPSI oleh Marius 1100042622 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan memerlukan sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya yang merupakan penggerak dari perusahaan itu sendiri. Seringkali semakin

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri dan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan. Diagram alir dibawah ini menunjukkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 BINUS UNIVERSITY Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil /2008 ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA KOMPONEN PRODUK

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi penelitian mempunyai peranan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dengan cara mudah dan teknis. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan 199 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 Component Design 4.1.1 Model Component Berikut ini merupakan analisis terhadap classes dan behaioral pattern yang diperoleh pada tahap Problem Domain Analysis

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Fungsi yang dapat dilakukan sistem antara lain menyediakan informasi up-todate

BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Fungsi yang dapat dilakukan sistem antara lain menyediakan informasi up-todate BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 5.. Analisis sistem 5.. Tujuan sistem Tujuan sistem adalah untuk meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Fungsi yang dapat dilakukan sistem antara lain menyediakan

Lebih terperinci

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah. Untuk lebih memahami langkah-langkah yang diambil dalam melakukan penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Azhar Susanto dalam bukunya Sistem Informasi Management ( hal.18 bag.1 konsep dasar SIM ). Bahwa sistem adalah kumpulan dari subsistem/ komponen/ bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI UNTUK MODUL KESELAMATAN

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG 4. Prosedur Sistem Usulan Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan dimulai pada saat karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda TEKNIK INDUSTRI SISTEM INFORMASI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2004/2005 PENINGKATAN KUALITAS PROSES PENGENCANGAN BOLT UNTUK LIGHT TRUCK N-SERIES

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci