Bab 3. Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Landasan Teori"

Transkripsi

1 Bab 3 Landasan Teori 3.1. Pengenalan Six Sigma Ada banyak pengertian mengenai six sigma, six sigma diartikan sebagai metode berteknologi canggih yang digunakan oleh para insinyur dan statistikawan dalam memperbaiki atau mengembangkan proses atau produk. Six sigma diartikan demikian karena kunci utama perbaikan six sigma menggunakan metode-metode statistik, meskipun tidak secara keseluruhan membicarakan tentang statistik. Pengertian six sigma yang lain adalah tujuan yang mendekati kesempurnaan dalam mencapai kebutuhan pelanggan. Ada juga yang mengartikan six sigma sebagai usaha mengubah budaya perusahaan untuk mencapai kepuasan pelanggan, keuntungan dan persaingan yang jauh lebih baik. Kunci utama pengertian diatas adalah pengukuran, tujuan dan perubahan budaya perusahaan. Six sigma adalah suatu cara pintar untuk mengelola bisnis, departemen, ataupun industri. Six sigma mengedepankan pelanggan dan menggunakan fakta dan data untuk mendapatkan solusi-solusi yang lebih baik. Definisi secara lengkap dan lebih jelas adalah : Six sigma : suatu sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data, dan analisis statistik serta terus-menerus memperhatikan pengaturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha.

2 10 Keuntungan dari penerapan six sigma ini berbeda untuk tiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankannya, biasanya ada perbaikan pada hal-hal berikut ini : Pengurangan biaya Perbaikan produktivitas Pertumbuhan pangsa pasar Pengurangan waktu siklus Kepuasan pelanggan Pengurangan cacat Perubahan budaya kerja Pengembangan produk atau jasa Metode dan Alat-Alat Penting Six Sigma : Desain Proses atau Rancang ulang proses Analisa variasi/cacat (Analysis of variance) Balanced Scorecard Voice of customers Creative thinking Design of Experiments Process management Statistical Process Control Continuous Improvement

3 11 Hal-hal yang terselubung di balik penerapan six sigma : Six sigma meliputi sekumpulan praktik dan keterampilan (skill) usaha (baik secara dasar maupun secara terapan) yang merupakan kunci menuju keberhasilan dan berkembang ke arah yang lebih baik. Six sigma jauh lebih terinci daripada metode analisis berdasarkan statistic. Maksudnya : Six sigma bisa diterapkan di bidang usaha apa saja mulai dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha anda. Ada banyak pendekatan six sigma. Tapi bila kita mengikuti resep atau modal perusahaan lain dijamin akan gagal atau mendekati kegagalan. Maksudnya : keuntungan six sigma akan terlihat apabila anda memimpin keseluruhan organisasi atau departemen. Selain itu, anda juga dapt mengatur usaha anda, mulai dari menangani masalah tertentu hingga memperbaharui usaha secara keseluruhan. Six sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa di samping lingkungan teknikal. Misalnya : bidang manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik, teknologi informasi, dan sebagainya. Six sigma sebagai keberhasilan individu dan keberhasilan teknikal. Kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dedikasi lebih jauh berkuasa dari sekelompok super statistikawan. Ide-ide pokok six sigma bisa menginspirasi dan memotivasi ide-ide dan kinerja yang lebih baik dari orang-orang dan menciptakan strategi antara talenta individu dan kecakapan teknikal.

4 12 Banyak pekerjaan dan bukan tanpa resiko. Six sigma menghabiskan waktu dan biaya untuk menerapkannya. Maksudnya : six sigma ditinjau dari perolehan finansial akan terlibat pada keuntungan yang intangible (tidak terlihat secara langsung). Perubahan sikap dan antusias yang diperoleh dari perbaikan proses dan orang-orang yang telah diberi penjelasan atau informasi akan lebih mudah diamati dan dihargai daripada penghematan uang. Inilah tiga bidang utama yang menjadi target usaha six sigma : Meningkatkan kepuasan pelanggan Mengurangi waktu siklus Mengurangi defect (cacat) Peningkatan di bidang-bidang tersebut biasanya menghasilkan penghematan biaya yang dramatis, juga peluang-peluang untuk mempertahankan para pelanggan, masuk ke pasar baru, dan membangun reputasi bagi produk dan layanan dengan performa/kinerja tinggi. Dalam memecahkan permasalahan yang ada pada perusahaan maka dibentuklah tim perbaikan, pemecahan masalah, dan perancangan proses yang merupakan komponen yang paling penting dalam perusahaan dan merupakan tim yang pertama kali dibentuk untuk memecahkan masalah-masalah dan menangkap peluang-peluang. Salah satu hal paling mengagumkan dari tim six sigma adalah diversitas mereka : para anggota tim acap kali berasal dari departemen yang berbeda-beda, demikian juga level kerja mereka, latar belakang, keterampilan, dan senioritas. Di dalam tim, setiap

5 13 orang, dengan mempertimbangkan kontribusi keseluruhan dan kontribusi setiap anggota, adalah kunci untuk mencapai usaha terobosan dalam sebuah usaha six sigma. Dalam memimpin tim dengan latar belakang berbeda seperti itu, maka perlu memiliki proses atau model bersama, yang dapat dipakai bersama oleh semua anggota untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Dalam six sigma, jawaban untuk kebutuhan ini adalah DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control). Dengan mengikuti proses ini, sebuah proses dengan lima langkah yang fleksibel dan handal untuk menjalankan perbaikan dapat tercapai dan dijalankan, tim bekerja dari sebuah pernyataan masalah sampai implementasi solusi dengan banyak aktivitas di antaranya DMAIC DMAIC hanyalah suatu konsep. Berhasil atau tidaknya tergantung dari pelaksanaannya. Berikut adalah keuntungan-keuntungan yang didapat karena menerapkan DMAIC : 1. Mengukur masalah. 2. Memfokuskan pada pelanggan 3. Menguji/membuktikan akar masalah 4. Mematahkan kebiasaan-kebiasaan lama 5. Mengelola resiko 6. Mengukur hasil 7. Mempertahankan perubahan

6 14 Berikut ini adalah 5 langkah DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control) : 1. Menentukan Masalah (Define) Langkah pertama mengatur tahap proyek dan seringkali merupakan tantangan terbesar dari tim. Tim harus menghadapi berbagai macam pertanyaan : Apa yang sedang kami lakukan? Mengapa kami mengerjakan masalah khusus ini? Siapakah pelanggannya? Apa persyaratan dari pelanggan? Bagaimana pekerjaan-pekerjaan yang saat ini dilakukan? Apa manfaat dari melakukan perbaikan ini? Jenis pertanyaan ini yang merupakan pemikiran bisnis yang mendasar merupakan cara untuk memikirkan masalah-masalah di masa di masa lalu sering diabaikan. Penentuan masalah dapat dibuat dari beberapa langkah, yaitu : Kasus bisnis : Mengapa peluang tertentu ini yang dipilih? Masalah/peluang dan pernyataan tujuan : Masalah spesifik apa atau kerugian yang mana yang sedang ditangani, dan hasil apa yang diusahakan untuk dicapai? Pernyataan masalah merupakan deskripsi yang tepat dan terfokus terhadap apa yang salah? Pernyataan masalah dapat berfungsi untuk : - Memvalidasi dasar pengukuran proyek - Menilai kejelasan dukungan data dan membantu menentukan masalah - Membangun sebuah ukuran basis dimana kemajuan dan juga hasil dapat ditelusuri.

7 15 Berikut adalah struktur pernyataan masalah : Tabel 3.1. Pernyataan Masalah Struktur Pernyataan Masalah Apa? Proses mana yang terlibat? Apa yang salah? Apa kesenjangan atau peluangnya? Dimana/Kapan? Dimana kita mengamati masalah atau kesenjangan? - Departemen - Wilayah - Lainnya Kapan kita mengamati masalah atau kesenjangan? - Waktu/hari/bulan/tahun - Sebelum atau sesudah X - Lainnya Seberapa besar? Seberapa besar masalah atau kesenjangan atau peluang? Bagaimana kita akan mengukurnya? Dampaknya? Apa dampak masalah atau peluang? Apa manfaat tindakan atau konsekuensi jika tidak bertindak? Pernyataan masalah dan pernyataan tujuan merupakan pasangan yang sesuai. Sementara pernyataan masalah menjelaskan masalah atau gejalagejala, pernyataan tujuan menentukan hal-hal yang mendukung dalam kaitannya dengan hasil-hasil konkret. Struktur pernyataan tujuan dapat distandarisasi ke dalam tiga unsur berikut : - Deskripsi tentang apa yang dicapai. Pernyataan tujuan seharusnya dimulai dengan kata : Mengurangi..., Meningkatkan..., Mengeliminasi... - Target yang dapat diukur untuk hasil-hasil yang diinginkan.

8 16 Target seharusnya mengkuantifikasi penghematan biaya yang diinginkan, eliminasi produk cacat, pengurangan waktu, dan lain-lain. - Tenggang waktu keberhasilan perbaikan. Batasan/asumsi : Keterbatasan apa yang dialami di dalam proyek ataupun sumberdaya yang diharapkan terlibat? Cakupan : Seberapa banyak proses dan atau rentang isu yang ada dalam lingkup yang ditentukan? Para pemain dan peran : Siapa anggota tim, pemimpin dan stakeholder lainnya? Rencana-rencana awal : Kapan setiap tahap DMAIC dilaksanakan? Cetak biru proyek tersebut dimaksudkan untuk menentukan dan mempersempit fokus proyek, membangun batasan-batasan dan sumber daya bagi tim, dan membantu tim mengkomunikasikan tujuan dan rencana-rencananya. Tugas berikutnya adalah mengidentifikasi pemain paling penting di dalam semua proses, yaitu pelanggan. Pelanggan bisa bersifat internal maupun eksternal. Pekerjaan ini membuat suara pelanggan (Voice Of Customer VOC) menjadi hal yang menantang. Para pelanggan sendiri sering tidak yakin dengan apa yang mereka inginkan atau mengalami kesulitan dalam mengekspresikannya. Mereka biasanya tidak cukup baik dalam menjelaskan apa yang tidak mereka inginkan. Jadi tim DMAIC harus mendengarkan suara pelanggan dan menerjemahkan bahasa pelanggan ke dalam persyaratan yang bermakna.

9 17 Berikut adalah contoh VOC : Tabel 3.2. Voice of Customer Perkataan Pelanggan Artinya bagi bisnis Persyaratan Pelanggan Pengiriman Anda terlalu Kami dilihat lambat/kurang Pesanan harus dikirim lama. responsif dalam melakukan dalam 3 hari kerja sejak pengiriman yang telah menerima pesanan dijanjikan pembelian Saya tidak tahu bahwa Kami tidak jelas atau terlalu Komunikasi yang jelas saya harus membawa ketat dalam kebijakan tentang kebijakan kembali hal ini dalam 7 pengembalian kami. pengembalian merupakan hari untuk mendapatkan hal penting pembayaran kembali Tugas berikutnya adalah membuat diagram tentang proses yang akan dikerjakan oleh tim yang menjelaskan proses yang berjalan saat ini. 2. Mengukur (Measure) Langkah kedua ini mempunyai 2 sasaran utama, yaitu : Mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkuantifikasi masalah/peluang. Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang memberikan petunjuk tentang akar masalah. Prioritas utama dari tim DMAIC hampir selalu adalah ukuran-ukuran output yang dengan baik mengkuantifikasi masalah-masalah saat ini. Proses dan ukuran-ukuran input yang dipilih ditargetkan untuk mulai mendapatkan data tentang penyebab-penyebab potensial. 3. Menganalisa (Analyze) Dalam langkah ini DMAIC berguna untuk menemukan akar permasalahan yang terjadi.

10 18 Salah satu prinsip dari penyelesaian masalah DMAIC yang baik adalah memperhatikan berbagai tipe penyebab sehingga tidak membiarkan adanya bias. Beberapa kategori penyebab umum yang dapat terjadi adalah : Methods : Prosedur atau teknik yang digunakan dalam mengerjakan tugas. Machines : Teknologi yang digunakan dalam proses kerja. Materials : Bahan/materi yang jika rusak dapat memperngaruhi output. Measures : Data salah yang dihasilkan dari mengukur sebuah proses atau mengubah tindakan orang pada basis apa yang diukur dan bagaimana mengukur Mother Nature : Unsur-unsur lingkungan, dari cuaca sampai kondisi ekonomi, yang memperngaruhi bagaimana proses atau bisnis berkinerja. People : Sebuah variabel kunci bagaimana menggabungkan semua unsur lain tersebut untuk menghasilkan output bisnis. 4. Memperbaiki (Improve) Dari analisa yang telah dilakukan, maka perusahaan dapat melakukan peningkatan/perbaikan dengan memperhitungkan seberapa besar keuntungan yang didapat setelah dilakukan peningkatan/perbaikan. Pada titik ini peningkatan(improve) dapat menjadi implementasi(implement). Solusi-solusi DMAIC harus dikelola dengan cermat dan diuji, maka itu peningkatan harus disertai dengan implementasi.

11 19 5. Mengendalikan (Control) Menghindari untuk kembali ke kebiasaan dan proses lama merupakan sasaran utama langkah control. Tugas-tugas yang harus dijalankan dalam menerapkan tahap control adalah : Mengembangkan proses monitoring untuk melacak perubahan-perubahan yang harus ditentukan. Menciptakan rencana tanggapan untuk menangani masalah-masalah yang mungkin muncul. Membantu memfokuskan perhatian manajemen terhadap ukuran-ukuran kritis yang memberikan informasi terkini mengenai hasil akhir dari proyek dan terhadap ukuran-ukuran proses kunci Peralatan Six Sigma Histogram Histogram merupakan suatu gambaran dari proses yang menunjukkan distribusi dari pengukuran dan frekuensi dari setiap pengukuran itu. Histogram dapat digunakan sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan informasi tentang variasi dalam proses dan membantu manajemen dalam membuat keputusankeputusan yang berfokus pada usaha perbaikan terus-menerus (continous improvement efforts).

12 SIPOC Diagram Dalam manajemen dan perbaikan proses, diagram SIPOC merupakan salah satu teknik yang sangat berguna dan paling sering digunakan. Diagram ini digunakan untuk menyajikan tampilan sekilas dari aliran kerja. Berikut adalah elemen-elemen SIPOC : - Supplier : Orang atau kelompok yang memberikan informasi kunci, bahan-bahan, atau sumber daya lainnya, kepada proses. - Input : Sesuatu yang diberikan. - Process : Sekumpulan langkah yang mengubah input menjadi output. - Output : Produk akhir. - Customer : Orang atau kelompok yang menerima output. Manfaat SIPOC : - Menampilkan sekumpulan aktivitas lintas fungsional dalam satu diagram tunggal yang sederhana. - Menggunakan kerangka kerja yang dapat diterapkan pada proses dengan ukuran-ukuran, bahkan organisasi keseluruhan. - Membantu memelihara perspektif gambar besar yang untuk itu detail tambahan dapat ditambahkan Pernyataan Proyek Pernyataan Proyek digunakan untuk memfokuskan proyek perbaikan terhadap sesuatu masalah yang akan diteliti atau dipecahkan. Elemen-elemen yang ada pada Pernyataan proyek adalah:

13 21 a. Kasus Bisnis merupakan latar belakang permasalahan yang terjadi saat ini dalam lingkup yang lebih global. b. Pernyataan masalah merupakan pernyataan masalah saat ini secara spesifik dan terukur (specific dan measurable). c. Pernyataan Tujuan merupakan pernyataan tujuan yang akan dicapai setelah proyek diselesaikan. Pernyataan tujuan ini haruslah spesifik, terukur, realistik dan dapat dimengerti (specific, measurable, realistic dan understandable). d. Ruang Lingkup Proyek merupakan batasan-batasan di mana proyek perbaikan atau pemecahan masalah yang akan difokuskan. e. Peran tim merupakan daftar tugas dan tanggung jawab setiap anggota tim yang terlibat dalam proyek perbaikan. f. Milestone atau batas waktu yang ditetapkan pada tim proyek untuk dapat menyelesaikan proyeknya, beserta rincian kegiatan waktu demi waktu jika diperlukan Pareto Diagram Diagram pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai pada masalah yang paling sedikit paling terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan di sisi paling kanan.

14 22 Analisis Pareto didasarkan pada hukum 80/20, di mana 80 persen pengeluaran atau kerugian di dalam sebuah organisasi dibuat oleh hanya 20 persen masalah. Angkanya tidak selalu tepat sama 80 dan 20, tetapi efek yang ditimbulkannya seringkali sama. Pada dasarnya diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interpretasi untuk: Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya suatu masalahmasalah atau penyebab-penyebab dari masalah yang ada. Memfokuskan perhatian pada isu-isu kritis dan penting melalui pembuatan ranking terhadap masalah-masalah atau penyebabpenyebab dari masalah itu dalam bentuk yang signifikan Peta Kontrol (Control Chart) Peta kontrol pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat pada tahun 1924 dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special-causes variation) dari variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common-causes variation). Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya disebabkan oleh variasi penyebab umum.

15 23 Peta kontrol merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melakukan pengawasan dari sebuah proses yang sedang berjalan. Nilai dari karakteristik kualitas diplot sepanjang garis vertikal dan garis horizontal mewakili sample atau subgroups (berdasarkan waktu) di mana karekteristik dari kualitas ditemukan. Beberapa keuntungan yang bisa didapat dengan menggunakan peta kontrol, yaitu: Memantau proses terus-menerus sepanjang waktu agar proses tetap stabil secara statistikal dan hanya mengandung variasi penyebab umum. Menentukan kemampuan proses (process capability). Setelah proses berada dalam pengendalian statistikal, batas-batas dari variasi proses dapat ditentukan dan menunjukkan kemampuan dari proses untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen. Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistikal. Dengan demikian peta-peta kontrol digunakan untuk mencapai suatu keadaan terkendali secara statistikal, di mana semua nilai rata-rata dan range dari sub-sub kelompok (subgroups) contoh berada dalam batas-batas pengendalian (control limits). Ada dua macam peta kontrol, yaitu peta kontrol untuk data variabel atau variable control chart dan peta kontrol untuk data atribut atau attribute control chart. Data variabel sering disebut sebagai data kuantitatif dan bersifat kontinu yang diperoleh dari hasil pengukuran, contohnya adalah diameter, berat, panjang, tinggi, lebar, volume, dll. Sedangkan data atribut sering disebut sebagai data

16 24 kualitatif dan bersifat diskrit yang diperoleh dengan pengelompokkan atau perhitungan, contohnya adalah warna, kebersihan, penampilan, dll Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram) Diagram sebab akibat diperkenalkan pertama kali oleh Kaoru Ishikawa, Ph.D. pada tahun 1943 dan sering juga disebut sebagai diagram Ishikawa. Dan karena bentuknya yang seperti kerangka ikan, diagram sebab akibat ini sering juga disebut sebagai Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram). Diagram sebab akibat digunakan untuk menyelidiki atau mempelajari sebab-sebab kesalahan/kegagalan yang digunakan untuk tindakan perbaikan. Dengan cara ini, kita dapat mengetahui penyebab apa yang mengakibatkan masalah yang paling serius Diagram sebab akibat berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, di mana dapat mengidentifikasi penyebab suatu proses out of control. Sebaliknya bila proses stabil, dapat digunakan untuk memberikan petunjuk pada penyebab untuk diteliti lebih lanjut sehingga meningkatkan proses. Diagram sebab akibat digunakan untuk kebutuhan kebutuhan sebagai berikut : - Menganalisa kondisi aktual yang bertujuan untuk memperbaiki / meningkatkan kualitas barang atau jasa, memanfaatkan sumber daya secara efisien dan meminimasi biaya. - Mengeliminasi / menghilangkan hal-hal yang menyebabkan produk cacat dan ketidakpuasan pelanggan.

17 25 - Membuat standard dari operasi yang ada dan yang akan diusulkan. - Mendidik dan melatih personil yang ada dalam membuat keputusan dan dalam membuat perbaikan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) FMEA adalah sebuah metodologi yang digunakan untuk menganalisa dan menemukan semua kegagalan-kegagalan yang potensial terjadi pada suatu sistem, menemukan efek-efek dari kegagalan yang terjadi pada sistem dan kemudian mencari cara bagaimana untuk memperbaiki atau mengurangi kegagalan-kegagalan atau efek-efeknya pada system. Perbaikan dan pengurangan yang dilakukan biasanya berdasarkan pada sebuah ranking dari severity dan probability dari kegagalan. Berikut adalah beberapa keuntungan dari FMEA: Membantu desainer untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi atau mengendalikan cara kegagalan yang membahayakan serta mengurangi kerusakan terhadap sistem dan penggunanya. Meningkatnya keakuratan dari perkiraan terhadap peluang dari kegagalan yang akan dikembangkan. Reliabilitas dari produk akan meningkat, karena waktu untuk melakukan desain akan dikurangi berkaitan dengan melakukan identifikasi dan perbaikan dari masalah-masalah.

18 26 Berikut adalah definisi serta pengurutan/pemberian ranking dari berbagai terminologi dalam FMEA: 1. Mode Kegagalan Potensial (Potential Failure Mode Quality Risk) adalah kegagalan atau kecacatan dalam desain yang menyebabkan sistem itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Penyebab Potensial dari Kegagalan (Potential Effect of Failure) adalah kelemahan-kelemahan desain dan perubahan dalam variabel yang akan mempengaruhi proses dan menghasilkan kecacatan produk. 3. Severity (S) adalah suatu perkiraan subyektif atau estimasi tentang tingkat parahnya kerusakan atau bagaimana buruknya pengguna akhir akan merasakan akibat dari kegagalan tersebut. Berikut adalah kriteria dari severity.

19 27 Tabel 3.3 Kriteria Severity Effect Criteria ( Severity of Effect) Rank Memungkinkan untuk membahayakan mesin atau operator, Berbahaya, ranking sangat tinggi apabila berhubungan dengan penggunaan tanpa 10 kendaraan secara aman atau tidak sesuai dengan peraturan peringatan pemerintah. Kegagalan akan timbul tanpa peringatan Berbahaya, dengan peringatan Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Minor Sangat Minor Memungkinkan untuk membahayakan mesin atau operator, ranking sangat tinggi apabila berhubungan dengan penggunaan kendaraan secara aman atau tidak sesuai dengan peraturan pemerintah. Kegagalan akan timbul dengan adanya peringatan Gangguan utama pada lini produksi, semua hasil produksi (100%) harus dibuang, produk kehilangan fungsi utama. Konsumen sangat tidak puas. Gangguan minor pada lini produksi, produksi harus dipilih dan sebagian besar produk (dibawah 100%) harus dibuang, fungsi produk menurun. Konsumen tidak puas. Gangguan minor pada lini produksi, sebagian kecil produk harus dibuang, produk dapat digunakan, namun kenyamanan terganggu. Konsumen kurang puas Gangguan minor pada lini produksi, 100% produk mungkin harus di-rework. Produk dapat digunakan namun kemampuan rendah. Konsumen merasa sedikit kecewa Gangguan minor pada lini produksi, produk jadi harus dipilah pilih dan sebagian kecil harus di-rework. Ketidaksesuaian produk kecil, kerusakan dapat dideteksi oleh kebanyakan konsumen Sebagian kecil produk harus di-rework, namun dilakukan di lini produksi dan di luar stasiun kerja, kerusakan diketahui oleh sebagian besar konsumen. Sebagian kecil produk harus di-rework, namun dilakukan di lini produksi dan di dalam stasiun kerja, kerusakan diketahui oleh sangat sedikit konsumen. Tidak ada Tidak ada Efek Occurence (O) adalah suatu perkiraan mengenai kemungkinan dari penyebab yang akan terjadi dan menghasilkan modus kegagalan yang menyebabkan akibat tertentu.

20 28 Tabel 3.4. Kriteria Occurence Probability Of Failure Possible Failure rate Cpk Rank Sangat Tinggi : Kegagalan hampir tak dapat >=1 dari 2 < 0,33 10 dihindari 1 dari 3 >= 0,33 9 Tinggi: Kegagalan sangat mirip dengan 1 dari 8 >= 0,51 8 beberapa kegagalan sebelumnya yang memang sering sekali gagal 1 dari 20 >= 0,67 7 Sedang: Dapat dikaitkan dengan kegagalan 1 dari 80 >= 0,83 6 sebelumnya yang sering terjadi, namun tidak 1 dari 400 >=1,00 5 dalam proporsi besar 1 dari 2000 >=1,17 4 Rendah: Kegagalan yang terisolasi dan dapat diasosiasikan dengan beberapa proses yang serupa 1 dari >= 1,33 3 Sangat Rendah: Hanya kegagalan - kegagalan terisolasi yang serupa dengan proses yang identik. 1 dari >= 1,50 2 Sangat kecil: Kegagalan hampir tidak mungkin, belum pernah terjadi kegagalan serupa di proses lain yang identik <=1 dari >= 1, Detection (D) adalah perkiraan subyektif tentang kemungkinan untuk mendeteksi penyebab dari kegagalan yang ada sebelum produk tersebut keluar dari proses produksi. Untuk dapat menentukan angka Detection dapat dilihat dibawah ini :

21 29 Detection Hampir tidak mungkin Sangat kecil kemungkinannya Kecil kemungkinannya Sangat rendah Rendah Sedang Agak tinggi Tinggi Sangat tinggi Hampir pasti terdeteksi Tabel 3.5. Kriteria Detection Kriteria: Keberadaan dari cacat dapat dideteksi oleh kontrol proses sebelum koponen atau hasil produksi lolos ke proses selanjutnya. Rank Tidak ada kontrol yang tersedia untuk jenis kegagalan ini 10 Sangat tidak mungkin untuk kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan ini Tidak mungkin kontrol yang ada tidak dapat mendeteksi kegagalan yang ada Sangat rendah kemungkinan untuk kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan ini Rendah kemungkinan untuk kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan ini Ada kemungkinan untuk kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan ini Cukup kemungkinan untuk kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan ini Mungkin untuk kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan ini Sangat mungkin untuk kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan ini Hampir pasti kontrol yang ada dapat menangkap kegagalan proses seperti ini, karena sudah diketahui dari proses yang serupa Risk Priority Number (RPN) merupakan hasil perkalian antara rating severity, detection dan rating occurance dengan rumus : RPN = (S) x (O) x (D) Nilai ini harus digunakan untuk mengurutkan perhatian yang harus diberikan pada proses tersebut, misalkan untuk diagram pareto. RPN ini akan bernilai antara 1 dan Untuk RPN yang besar, team harus mampu menurunkan nilai resiko, umumnya perhatian tertinggi harus diberikan pada Severity (S) tertinggi. Recommended Action adalah satu atau lebih tindakan yang dibuat untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan Risk Priority Number (RPN).

22 30 Langkah-langkah FMEA : - Identifikasi proses - Daftarkan masalah-masalah yang mungkin timbul - Beri skala pada masalah berdasarkan kerumitannya, kemungkinan terjadi atau kemungkinan terdeteksi. - Hitung RPN (Risk Priority Number) dab tindakan yang diutamakan. Maksimum RPN = Ambil tindakan untuk mengurangi resiko SPC (Statistical Process Control) SPC berguna untuk mengidentifikasi permasalahan, sehingga bisa diambil tindakan untuk mengendalikan kinerja proses meliputi pemantauan kinerja proses sekarang ini dan menganjurkan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan. Langkah-langkah dasar pelaksanaan SPC : - menetapkan apa yang akan diukur - Mengumpulkan data - Plot data yang telah dikumpulkan - Meninjau ulang hasilnya - Ambil tindakan yang tepat

23 31 Berikut adalah beberapa tujuan utama dari SPC menurut Gerald Smith (1996, p4): 1. Meminimasi biaya produksi. 2. Memperoleh kekonsistenan terhadap produk dan servis yang memenuhi spesifikasi produk dan keinginan konsumen. 3. Menciptakan peluang-peluang untuk semua anggota dari organisasi untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas. 4. Membantu manajemen dan karyawan produksi untuk membuat keputusan yang ekonomis mengenai tindakan yang diambil yang dapat mempengaruhi proses. Menurut Vincent Gaspersz (1998, p43) data adalah catatan tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dipergunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Berdasarkan data, kita mempelajari fakta-fakta yang ada dan kemudian mengambil tindakan yang tepat berdasarkan fakta itu. Dalam konteks pengendalian proses statistikal dikenal dua jenis data, yaitu: Data Atribut (Attributes Data), yaitu data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada kemasan produk, kesalahan proses administrasi buku tabungan nasabah, banyaknya jenis cacat pada produk, banyaknya produk kayu lapis yang cacat karena corelap dan lain-lain. Data atribut biasanya diperoleh dalam bentuk unit-unit nonkonformans atau ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan.

24 32 Data Variabel (Variables Data) merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisi. Contoh dari data variabel karakteristik kualitas adalah diameter pipa, ketebalan produk kayu lapis, berat semen dalam kantong, banyaknya kertas setiap rim, konsentrasi elektrolit dalam persen, dan lain-lain. Ukuran-ukuran berat, panjang, lebar, tinggi, diameter, volume biasanya merupakan data variabel Variasi Penyebab utama terjadinya masalah kualitas adalah variasi. Variasi terjadi di dalam proses, baik proses manufaktur maupun non-manufaktur. Variasivariasi ini dapat terjadi dikarenakan adanya variasi dalam elemen-elemen proses, yaitu manusia, mesin, metode, material dan lingkungan. Menurut Vincent Gaspersz, variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional sehingga menyebabkan perbedaan dalam kualitas pada output (barang atau jasa) yang dihasilkan. Setiap variasi yang terjadi pasti akan menimbulkan cacat pada produk. Adapun pengertian dari cacat ialah semua kejadian/peristiwa yang mengindikasikan di mana produk/jasa gagal memenuhi kebutuhan pelanggan atau definisi yang lain adalah suatu kondisi dari suatu produk/jasa yang tidak dapat memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh standar yang berlaku atau tidak dapat digunakan dengan baik oleh pelanggan (fitness for use) karena tidak memenuhi satu/beberapa persyaratan kualitas pelanggan (Critical to Quality).

25 33 Penyebab dari variasi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu penyebab khusus dan penyebab umum. Pengendalian dari sebuah proses diperoleh melalui pengeliminasian dari penyebab-penyebab khusus. Peningkatan dari sebuah proses didapatkan melalui pengurangan dari penyebab umum Variasi Penyebab Khusus (Special Causes) Variasi ini mempengaruhi proses dalam cara yang tidak terduga dan dapat dideteksi dengan teknik-teknik statistik yang sederhana. Variasi ini dapat dihilangkan dari proses oleh operator atau tim pengendali proses yang bertanggung jawab pada tahap tertentu dari proses, dengan melakukan tindakan langsung (local action), di mana hampir 15% dari semua permasalahan proses dapat diatasi dengan tindakan ini. Ketika semua variasi dari penyebab khusus telah dieliminasi, proses dapat dikatakan berada dalam pengendalian statistik Variasi Penyebab Umum (Common Causes) Variasi penyebab umum diturunkan dari proses. Ketika variasi penyebab khusus telah dieliminasi, proses dapat berjalan sebaik mungkin tanpa memerlukan adanya perubahan. Sekitar 85% dari semua masalah berkaitan dengan variasi penyebab umum. Hanya ada satu cara untuk mengurangi variasi penyebab umum, yaitu dengan membuat peningkatan pada proses manufakturing.

26 34 Perluasan dari variasi penyebab umum dapat diukur secara statistik dan dibandingkan dengan spesifikasinya, jika perbaikan dibutuhkan, tindakan pada proses perlu untuk dilakukan. Tindakan dari manajemen diperlukan untuk semua perubahan dari proses Karakteristik Kualitas Kunci (Critical to Quality) Karakteristik Kualitas Kunci atau Critical to Quality merupakan karakteristik kualitas yang merupakan subjek dari proyek peningkatan (project improvements). Karakteristik Kualitas Kunci adalah kelompok dari ukuranukuran persyaratan kualitas utama yang sangat vital perannya bagi pelanggan, karena sangat penting maka informasi CTQ ini seringkali dikumpulkan dengan metode Voice of Customer (VOC), yang merupakan cara pengumpulan data suara pelanggan secara langsung. Sistem pengumpulan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dengan metode survey atau wawancara langsung. Bentuk dari CTQ ini biasanya digunakan dalam format CTQ Tree yang merupakan penjabaran dari beberapa karakteristik kualitas kunci bagi pelanggan yang akan dibahas dan dipecahkan kasusnya. CTQ ini seringkali diterjemahkan dalam banyaknya peluang dari suatu produk untuk dapat atau tidak dapat memenuhi persyaratan dan spesifikasi standar.

27 Tingkat Sigma Berikut adalah cara perhitungan Tingkat Sigma : 1. Unit (U) adalah jumlah part, sub assy atau sistem yang sedang diperiksa, sebuah item yang diproses atau produk dan jasa akhir yang sedang dikirim kepada pelanggan. 2. Opportunities (OP) adalah karakteristik yang diperiksa atau diukur, dalam hal ini digunakan CTQ, karena sebagian besar produk atau jasa memiliki banyak persyaratan pelanggan, maka ada beberapa peluang untuk memiliki cacat. Ada tiga langkah untuk menentukan opportunities: a. Membuat daftar pendahuluan dari jenis defect. b. Menentukan mana yang defect aktual, kritis bagi komponen dan spesifik. c. Periksalah jumlah peluang yang diusulkan standar. 3. Defect adalah segala sesuatu yang membuat pelanggan tidak puas, kegagalan untuk memenuhi persyaratan pelanggan atau kinerja standar. 4. Defective (D) adalah semua unit yang berisi sebuah defect. 5. Defect per Unit (DPU) adalah ukuran yang merefleksikan jumlah rata-rata dari defect, semua jenis terhadap jumlah total unit dari unit yang dijadikan sampel. D DPU = U

28 36 6. Total Opportunities adalah jumlah keseluruhan opportunities dikalikan dengan jumlah unit yang diperiksa. TOP = U x OP 7. Defect per Opportunity (DPO) menunjukkan proporsi defect atas jumlah total peluang dalam sebuah kelompok. DPO = D TOP 8. Defect per Million Opportunities (DPMO) adalah kebanyakan ukuran-ukuran peluang defect diterjemahkan ke dalam format DPMO, yang mengindikasikan berapa banyak defect akan muncul jika ada satu juta peluang. Dalam lingkungan manufaktur, DPMO disebut Part per Million (PPM). DPMO = DPO x Memahami Proses Untuk Pengukuran Ada 5 langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan pengukuran yang baik, yaitu : Memilih apa yang akan diukur Memilih hanya ukuran-ukuran kerja optimal. Ini berarti menyeimbangkan 2 elemen besar, yaitu : apa yang mungkin untuk dilakukan (feasibility) dan yang paling berguna atau berharga (value).

29 37 Membuat definisi operasional Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah deskripsi yang jelas,dapat dipahami, dan tidak ambigu, mengenai apa yang diukur atau diobservasi, sehingga setiap orang dapat melakukan atau mengukur secara konsisten berdasarkan definisi tersebut. Mengidentifikasi sumber data Sumber data yang dipakai harus memiliki data yang akurat dan mewakili produk atau jasa yang akan diukur. Mempersiapkan rencana pengumpulan data dan sampling Mengimplementasi dan memperbaiki pengukuran 3.8. Sistem Informasi Sistem adalah integrasi dari komponen-komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dengan mengubah input menjadi output melalui proses perubahan. Sistem juga dapat diartikan sebagai kumpulan komponen yang saling berinteraksi dengan tujuan tertentu. Dari pengertian ini, dapat diketahui karakteristik sistem yaitu harus terdiri dari dua atau lebih item, komponen dari sistem merupakan item yang tidak dapat menjadi sistem yang lebih kecil atau item merupakan bentuk dasar/komponen yang berbentuk sistem kecil, komponen-komponen dari sistem beroperasi dengan suatu hubungan tertentu di antaranya, dan sistem harus mempunyai tujuan.

30 38 Hirarki dari sistem menunjukkan semua sistem terdiri dari subsistem karena sistem terdapat dalam sebuah sistem lain yang lebih besar. Interaksi dan koneksi antar subsistem disebut interface. Pada umumnya sistem dibagi ke dalam tiga bagian yaitu input, proses, dan output. Ketiga bagian ini dikelilingi oleh lingkungan sekitarnya dan juga mekanisme feedback. Berikut adalah dasar dari sistem: Input. Meliputi pengumpulan data baik dari dalam maupun dari luar organisasi yang akan digunakan dalam proses sistem informasi. Contohnya adalah raw materials, data dan energi. Process. Meliputi proses transformasi (perubahan) yang merubah input menjadi output sehingga menjadi berguna bagi user. Contohnya adalah proses manufaktur, perhitungan matematika. Output. Merupakan proses untuk melakukan penyebaran informasi dan elemenelemen kepada orang atau kegiatan yang membutuhkannya. Contohnya adalah barang jadi yang nantinya dikirimkan ke konsumen. Feedback. Feedback adalah aliran informasi dari komponen output kepada pengambil keputusan mengenai output sistem atau kinerja dari sistem. Pengambil keputusan membandingkan output dengan yang ditargetkan kemudian

31 39 menyesuaikan input dan proses sehingga sistem dapat menghasilkan output yang mendekati target. Lingkungan Lingkungan (environment) terdiri dari beberapa elemen yang berada diluar sistem dan bukan merupakan input, output, atau proses. Suatu elemen dikatakan berada dalam lingkungan jika dan hanya jika elemen mempengaruhi tujuan sistem dan pengambil keputusan tidak dapat memanipulasi elemen. Elemen lingkungan dapat berupa bidang ekonomi, fiskal, legal, politik, dan sosial. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menggunakannya (end users). Informasi sangat dibutuhkan karena informasi merupakan suatu dasar dalam mengambil keputusan dalam perusahaan. Sistem informasi adalah sistem yang bertujuan untuk menyimpan, memproses dan mengkomunikasikan informasi. Sistem informasi menerima input dan memproses data untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dan membantu pengambil keputusan mengkomunikasikan hasil putusannya. Sistem Informasi membantu tingkat manajemen organisasi dengan menyediakan informasi yang berguna di dalam pengambilan keputusan organisasi baik pada tingkat perencanaan strategis, perencanaan manajemen maupun perencanaan operasi untuk mencapai tujuan organisasi.

32 Object Oriented Analysis and Design Object Oriented Method merupakan sebuah teknik untuk memodelkan sistem, teknik untuk mengatur kekompleksan yang muncul dalam analisis, desain dan implementasi. Analisis di sini adalah kegiatan melakukan investigasi terhadap masalah yang ada, desain adalah solusi logis dari permasalahan yang ada dan implementasi adalah penerapannya. Metode ini digunakan dalam hal analisis dan desain sistem, menyediakan pandangan yang terintegrasi antara software dengan hardware dan menyediakan metodologi untuk melakukan pengembangan sistem. Berikut adalah beberapa keuntungan dari object oriented: 1. Merupakan konsep umum yang dapat digunakan untuk memodelkan hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa yang umum. 2. Memberikan informasi yang jelas tentang context system 3. Mengurangi biaya maintenance Aktivitas di dalam OOAD terdiri dari 4 aktivitas utama, problem domain analysis, application domain analysis, architectural design dan component design. Keempat aktivitas ini merupakan aktivitas analisa dan perancangan pada daur hidup dalam pengembangan sistem Unified Modelling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) dikembangkan dengan tujuan untuk menyederhanakan dan mengkonsolidasikan sejumlah besar metode pengembangan object oriented yang muncul.

33 41 Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. UML diperuntukan untuk pemakaian sistem software yang intensif. Ada banyak tujuan dibelakang pengembangan dari UML, yang paling pertama dan penting adalah agar dapat digunakan oleh semua pengembang atau modelers dan tujuan akhir dari UML adalah untuk menjadi sesederhana mungkin selama masih memenuhi kebutuhan untuk melakukan modeling pada sistem yang akan dibangun System Choice Awal dari suatu proyek pengembangan sistem informasi adalah pengumpulan ide yang berbeda-beda mengenai sistem yang diinginkan. System choice ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mendeskripsikan sistem yang

34 42 akan dibuat. Dalam pembuatan sistem ini perlu dilakukan pengamatan terhadap kondisi situasi yang terkait dan orang-orang yang berhubungan. Sistem yang diinginkan dapat dibuat dalam bentuk narasi ataupun gambar. Apabila system ingin dibuat dalam narasi maka digunakan system definition, sedangkan bila dalam bentuk gambar maka sistem digambarkan dalam bentuk rich pictures. Selain itu dilakukan pengujian dengan menganalisa 6 kriteria yang sering disingkat menjadi FACTOR. Keenam elemen tersebut adalah functionality, application domain, conditions, technology, objects serta responsiliility. FACTOR dapat juga menjadi kriteria yang dapat memberikan penilaian kepuasan dari system definition Problem Domain Analysis Tujuan dari problem domain analysis adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan tujuan dari sistem. Aktivitas yang dilakukan dalam problem domain analysis ini adalah aktivitas mendefinisikan classes, stucture dan behavior Class Aktivitas dalam mendefinisikan class ini bertujuan untuk mencari bagianbagian yang terdapat dalam problem domain, yaitu objects, classes dan events. Object adalah suatu entity yang mempunyai identitas, state dan behavior. Identity dari object adalah property yang memisahkannya dari object-object

35 43 lainnya, di mana semua object memiliki identitas supaya dapat dibedakan antara satu object dengan object lainnya. State dari object terdiri dari atribut yang bersifat statis dan dinamis. Behavior dari object merupakan rangkaian dari event baik secara aktif atau pasif dilakukan oleh object selama masa hidupnya. Menurut Lars Mathiassen, class adalah kumpulan object yang mempunyai struktur, behavior pattern dan attribute yang sama. Event adalah kejadian yang terjadi seketika yang melibatkan satu atau lebih object Structure Aktivitas ini bertujuan untuk membuat model dengan didasarkan pada hubungan struktural antara class dan object. Setelah mengetahui class dan object yang ada, event table dapat dibuat untuk menggambarkan hubungan struktural antara class dan object tersebut. Lalu, struktur antara class dan object dapat digambarkan lewat Class Diagram. Class Diagram menggambarkan sekumpulan class, interface, collaboration dan relasi-relasinya. Class Diagram juga menunjukkan atribut dan operasi dari sebuah object class. Class Diagram dapat dikatakan sebagai diagram dari problem domain yang menggambarkan seluruh hubungan struktural antara class dan object yang terdapat di dalam model sistem yang telah ditetapkan. Terdapat tiga jenis hubungan struktural yang dapat menggambarkan hubungan antar object, yaitu aggregation, composition dan association. Berikut adalah penjelasannya: a. Composition.

36 44 Composition adalah strong aggregation. Pada composition, object bagian tidak dapat berdiri sendiri tanpa object keseluruhan, keduanya terkait satu dengan lain. b. Aggregation. Menggambarkan hubungan antara dua atau lebih object yang menyatakan bahwa salah satu object adalah dasarnya dan mendefinisikan bagian yang lainnya. c. Association. Menggambarkan hubungan antara dua atau lebih object tapi berbeda dengan aggregation di mana object yang tergabung tidak didefinisikan sebagai property dari sebuah object. Umumnya association digambarkan dengan sebuah garis di antara class yang relevan. Untuk class dapat digambarkan dua jenis hubungan, yaitu generalization dan cluster. Berikut adalah penjelasannya: a. Generalization. Merupakan hubungan antara 2 atau lebih subclass dengan sebuah super class. b. Cluster. Cluster menggambarkan hubungan sebuah kumpulan dari class yang saling berhubungan.

37 Behaviour Behaviour merupakan sekumpulan dari event dalam urutan yang tidak teratur yang melibatkan sebuah object. Behaviour perlu dibuat untuk semua class dan dapat dibuat dengan membuat event trace sebelumnya. Event Trace adalah urut-urutan event yang meliputi suatu object tertentu. Sedangkan Behavioural Pattern adalah penjelasan dari event trace untuk seluruh object dalam sebuah class, yang ditampilkan dalam bentuk State Chart Diagram. Statechart diagram menunjukkan state-state yang mungkin dijalankan oleh sebuah object dan bagaimana state object tersebut menjalankannya berubah sebagai hasil dari event-event yang mencapai object tersebut Application Domain Analysis Application domain analysis bertujuan untuk mendefinisikan fungsi dan interface dari sistem. Aktivitas yang dilakukan dalam application domain analysis ini adalah aktivitas mendefinisikan usage, function dan interface Usage Usage didefinisikan untuk menentukan bagiamana aktor berinteraksi dengan sistem. Hasil dari usage adalah use case. Use case adalah suatu gambaran

38 46 umum dari pola interaksi antara sistem dan actor. Actor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem. Penggambaran hubungan antara actor dan use case dapat digambarkan lewat use case diagram ataupun dalam bentuk actor table Interface Interface digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sistem. Interface adalah suatu fasilitas yang membuat model dan function dapat berinteraksi dengan actor. Interface terdiri dari user interface dan system interface. Hasil dari aktivitas ini adalah pembuatan tampilan (form), navigation diagram dan lainnya Function Function didefinisikan untuk mengetahui apa yang dapat dilakukan sistem untuk membantu actor. Hasilnya adalah function list. Sebuah fungsi akan diaktifkan, dieksekusi dan akhirnya memberikan hasil, di mana eksekusi yang dilakukan terhadap fungsi dapat merubah perubahan di application domain dan application domain. Ada 4 tipe dari fungsi yaitu Update, Signal, Read dan Compute.

39 Architectural Design Architectural Design bertujuan untuk membuat struktur dari sistem yang terkomputerisasi. Architectural Design terdiri dari 2 bagian yaitu Component Architecture dan Process Architecture. Component architecture adalah struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Process architecture adalah struktur sistem eksekusi yang terdiri dari proses yang interdependen. Aktivitas yang dilakukan dalam Architectural design adalah mendefinisikan criteria, components dan processes Criteria Criteria adalah property yang diinginkan dari sebuah arsitektur. Kriteria umum bagi suatu desain adalah usable, secure, efficient, correct, reliable, maintainable, testable, flexible, comprehensible, reusable, portable dan interoperable. Berikut ini adalah pernjelasan kriteria sistem : Usable : Sistem dapat digunakan di tempat lain. Secure : Sistem tidak diberikan akses secara umum untuk mencegah orang lain yang tidak berkepentingan dapat memodifikasi data yang ada. Efficient : Penggunaan teknologi dengan ekonomis dan membuat sistem yang mudah digunakan. Correct : Sistem dapat memenuhi kebutuhan. Reliable : Fungsi yang dijalankan dalam sistem harus tepat dan dapat dijalankan.

40 48 Maintainable : Sistem mudah untuk diperbaiki dan biaya yang digunakan untuk mencari dan memperbaiki kerusakan system rendah. Testable : Sistem dites dengan baik untuk memastikan sistem yang dilakukan dapat dilaksanakan oleh sistem development. Flexible : Dalam merubah sistem tidak memakan waktu dan biaya yang banyak. Comprehensible : Sistem mudah dipahami dan dari sistem yang lama jika dibuat sistem yang baru dapat mudah dimengerti. Reusable : Suatu sistem dapat dipakai oleh sistem lain. Portable : Sistem dapat berubah ke platform apa saja. Interoperable : Banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk merubah atau menambah sistem yang lama dengan yang baru Component Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk membuat struktur sistem yang mudah dimengerti dan flexible. Components adalah suatu kumpulan dari bagianbagian program yang mempunyai tugas yang telah ditentukan. Ada 3 macam pola (pattern) yang digunakan untuk merancang component architecture yaitu layered architecture pattern, generic architecture pattern atau client-server architecture pattern.

41 Deployment Proses merupakan sekumpulan operasi yang dijalankan dalam urutan terbatas dan terhubung. Hasil yang diharapkan dari aktivitas ini adalah deployment diagram. Deployment diagram adalah diagram yang menggambarkan konfigurasi dari node-node run time processing dan komponenkomponen yang berada di dalamnya Component Design Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menentukan kebutuhan bagi implementasi dalam suatu kerangka arsitektur tetapi tidak menganggu component architecture. Hasil yang diinginkan dari component design adalah deskripsi dari system components Function Component Function component adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memberikan akses user interface dan komponen sistem lainnya ke model. Hasil yang diharapkan dari aktivitas ini adalah class diagram dengan operasi dan spesifikasi dari operasi yang kompleks, yang dapat digambarkan dalam bentuk use case specification, sequence diagram dan statechart diagram.

42 Tahapan Pengembangan Software Berorientasi Objek Dalam Perancangan Software berorientasi Objek, dilakukan beberapa tahapan yang menggunakan metode Unified Software Deployment. Metode ini digunakan untuk melakukan Anailsis dan Desain Software berorientasi objek secara cepat dan sederhana, sedangkan untuk programming tidak termasuk dalam Desain ini. Tahapan-tahapan yang dilakukan dapat dilihat pada Aktivitasaktivitas dalam OOAD (Gambar 3.17). Terdapat 4 kegiatan utama yang digunakan dalam menggunakan metode Unified Software Deployment untuk OOAD (Object Oriented Analysis and Design) yang dibahas oleh Mathiassen (2000, p14) : 1. Problem Domain Analysis Tahap ini adalah tahapan dimana sistem akan dirancang sesuai dengan kebutuhan informasi dari pengguna, tahapan ini menentukan hasil dari keseluruhan akivitas analisis dan perancangan. Tahapan dari Problem Domain Analysis ini adalah : a) Menentukan Class yang ada dalam sistem dengan melakukan proses identifikasi dari definisi sistem yang telah dikembangkan b) Menganalisa dan mengembangkan struktur hubungan dari class-class yang ada c) Menganalisa Behaviour dari class-class tersebut.untuk menentukan state chart setiap class yang termasuk dalam sistem ini. Hasil laporan perancangan yang dihasilkan dari tahapan ini adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Pada

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI 22 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Kualitas Kualitas secara singkat dapat diartikan sebagai standar yang dapat memuaskan harapan dari pelanggan. Namun, bagi orang produksi kualitas merupakan standar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah model yang menggambarkan sistem dan terdapat langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Diharapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dibutuhkan suatu metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Angga Adhytiawan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BONDING TEST UNTUK MEMBANTU

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tedy Chandra 0600657693

Lebih terperinci

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SPC PADA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Kualitas Kualitas dapat diartikan dalam banyak hal. Secara umum, kualitas adalah pemenuhan kebutuhan, harapan dan kepuasan pelanggan. Menurut Douglas C. Montgomery

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Studi Lapangan Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah pengamatan langsung terhadap perusahaan dan juga untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah & Pengertian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Agar penelitian berjalan dengan lebih terarah dan sistematis, maka digunakan flowchart sebagai pedoman dalam setiap

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Junliana 0600653215

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan berikut : Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.1 Mulai Studi Pendahuluan Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda TEKNIK INDUSTRI SISTEM INFORMASI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2004/2005 PENINGKATAN KUALITAS PROSES PENGENCANGAN BOLT UNTUK LIGHT TRUCK N-SERIES

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Herdyan Widarmanto 0600664894 ABSTRAK Sebagai penyedia komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 PENERAPAN METODE SIX SIGMA DAN DUKUNGAN SISTEM INFORMASI DI PT DANKOS LABORATORIES

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen atau pelanggannya. Faktor utama yang menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Johan Kesuma Harsa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis Persaingan di dunia usaha yang sangat ketat dewasa ini terjadi karena setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Six Sigma 2.1.1. Pengertian Six Sigma Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 82 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model dalam perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 USULAN APLIKASI SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN UNTUK OPERATIONAL EXCELLENCE

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan 199 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 Component Design 4.1.1 Model Component Berikut ini merupakan analisis terhadap classes dan behaioral pattern yang diperoleh pada tahap Problem Domain Analysis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci