BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun jasa yang ditawarkan. Kualitas sebagai tolok ukur dari kehandalan dan ketersediaan serta pelayanan dari suatu produk maupun jasa dan yang paling penting adalah ssuai dengan keinginan konsumen. Seperti yang diutarakan oleh Scherkenbach (1991) kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. Menurut Deming (1982) bahwa kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang. Pendefinisian kualitas memang beragam dari orientasi yang berbeda pula. Pada dasarnya kualitas berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kualitas juga mempunyai dua persepektif yaitu persepektif produsen dan persepektif konsumen, dimanabila kedua hal tersebut disatukan maka akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi tersebut yang 11

2 dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan oleh konsumen. Menurut Russel (1996), dalam hal ini dapat digambarkan seperti gambar 2.1. Arti Kualitas Pandangan Produsen Pandangan Konsumen Produksi Kualitas Kesesuaian Kualitas Desain Pemasaran Sesuai dengan standar Karakteristik Kualitas Biaya Harga Sumber: Russel, 1996 Fitness for Customer Use Gambar 2.1 Dua Perspektif Kualitas Pengendalian kualitas adalah mengembangkan, memproduksi, dan memberikan jasa atau produk bermutu yang paling ekonomis, paling berguna, dan selalu memuaskan pelanggan (Kaoru Ishikawa). Sedangkan SPC (Statistical Process Control) merupakan teknik menyelesaikan masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, mengelola, dan memperbaiki produk dan proses menggunakan metode-metode statistik. Filosofi pada konsep pengendalian kualitas proses statistik atau SPC adalah output pada proses atau pelayanan dapat dikemukakan ke dalam 12

3 pengendalian statistik melalui alat-alat manajemen dan tindakan perancangan. Beberapa metode dan pendekatan seperti Statistical Process Control (SPC) and Statistical Quality Control (SQC); Quality Planning, Implementation, and Improvement (Juran Trilogy); Total Quality Management(TQM), Lean, and Six Sigma TM berakar pada model kualitas. Semua pendekatan tesebut mempunyai prinsip yang sama, ketika digunakan maka tujuan perbaikan kualitas akan tercapai dan mempermudahkan perusahaan mencapai kinerja yang tinggi. Itu merupakan prinsip dasar dari Model Kualitas, antara lain: 1. Tujuan setiap perusahaan harus tercapai adalah memperbolehkan pelanggan mereka untuk mengejar penerapan perbaikan kualitas yang mereka tawarkan untuk menyempurnakan. 2. Dasar masukan kebutuhan untuk perusahaan yang sukses adalah mengerti secara akurat kebutuhan riil pelanggan. 3. Mesin perusahaan yang sukses adalah keterlibatan semua karyawan dalam pemecahan masalah menjadi jalan terbaik untuk mencapai kepuasan pelanggan. 4. Ukuran sukses adalah konsumen merasa puas dengan produk dan jasa yang ditawarkan dan perbaikan secara berkelanjutan dalam pemahaman dan produktivitas kepuasan setiap kebutuhan riil konsumen. Jadi perusahaan harus selamanya memperbaiki secara konstan (Deming, 1998). 13

4 2.2 Proses Yang Mempengaruhi Kualitas Produk Secara langsung maupun tidak langsung kualitas produk dipengaruhi oleh beberapa hal persiapan bahan baku hingga proses packaging. Tahapan proses yang mempengaruhi kualitas produksi dikategorikan sebagai berikut: 1. Desain dan Rancangan Produk Perancangan produk harus mempertimbangkan karakterisrik, spesifikasi dan bentuk untuk menarik perhatian pelanggan dan kedah serta fungsi dari produk tersebut. Selain itu proses produksi untuk desain tersebut akan berpengaruh terhadap kehandalan produk. 2. Bahan Baku Kualitas bahan baku berperan penting pada produk akhir. Selain perlakuan terhadap bahan baku, spesifikasi bahan baku juga harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pabrik pengguna.oleh karena itu pengujian bahan baku pra produksi harus dilakukan. 3. Proses Produksi Proses produksi yang sesuai dengan SOP akan menjaga kualitas produk tersebut. Keterampilan dan pengetahuan operator dalam melakukan proses produksi dengan dukungan peralatan yang baik juga menjadi variable penting penentu kualitas produk. 4. Penyimpanan dan Distribusi Penyimpanan barang baik bahan baku maupun produk jadi harus memperhatikan karakteristik bahan atau produk dan pengaruh lingkungan terhadap bahan baku ataupun produk jadi. Transportasi untuk 14

5 memindahkan bahan baku atau produk juga harus dipertimbangkan untuk menghindari kerusakan. 5. Manajemen Pengelolaan perusahaan mulai dari menyediakan peralatan utama dan pendukung serta suku cadangnya, pelatihan karyawan serta pengaturan prosedur kerja dan keselamatan kerja harus dilakukan oleh pihak manajemen untuk mencapai produk yang berkualitas. 6. Penggunaan Produk Informasi penggunaan produk yang meliputi spesifikasi produk, penyimpanan, cara aplikasi produk, penanggulangan bahaya produk terhadap pengguna dan lingkungan harus dicantumkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. 7. Pemeriksaan Produk Untuk menjaga kualitas produk sampai ke tangan konsumen, pengujian sampel dilakukan pada saat produk akan di-packing dan saat produk akan dikirim ke konsumen. 2.3 Pengendalian Kualitas Metode Six Sigma Secara harfiah Six Sigma adalah sebuah proses yang memiliki kemungkinan cacat (defects opportunity) 3, 4 buah dalam satu juta produk/jasa. Dalam istilah bisnis, Six Sigma didefinisikan sebagai perbaikan bisnis untuk menghilangkan pemborosan, mengurangi biaya karena menghasilkan kualitas 15

6 yang buruk, dan memperbaiki efektifitas dan efisiensi semua kegiatan operasi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Secara konseptual Six Sigma berorientasi pada perbaikan kualitas produk dan proses secara statistik. Dalam penerapannya Six Sigma membutuhkan dukungan dari operator hingga top manajemen sehingga secara sinergi perbaikan kualitas yang dicanangkan oleh manajemen dapat dipahami dan dilaksanakan langsung oleh kedua pihak baik top manajemen dan pelaksana operasional. Six Sigma merupakan program perbaikan perusahaan dan seperangkat alat statistik yang berdasarkan pada alat perbaikan mutu. Sebagai program perbaikan perusahaan, Six Sigma menekankan pengembangan yang sangat terstruktur dan disiplin yang didesain untuk menterjemahkan strategi dan peluang operasional ke dalam sumber daya, proyek yang dapat dikerjakan dengan baik, untuk melatih, mendidik serta membimbing ahli perbaikan produk dan proses serta untuk memastikan proyek dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan garis dasar hasil keuangan. Tabel 2.1 Perbedaan Kualitas Tradisional dengan 6 Sigma Kualitas Tradisional (3,8 sigma) 99% bagus 5000 kesalahan prosedur tiap minggu Produk rusak hampir 15 menit setiap hari Sumber: Singgih Santoso, 2007 Kualitas 6σ (Six Sigma) (6 sigma) 99,99966% bagus 1,7 kesalahan tiap minggu Produk rusak 1 menit setiap bulan 16

7 Tujuan penggunaan metode Six Sigma dalam kaitannya dengan perhitungan kuantitatif statistik adalah 1. Menentukan berapa sigma proses produksi saat ini. Apakah jauh dari angka 6 sigma atau masih dibawah 3 sigma? Selanjutnya menghitung Process Capability Analysis untuk mengetahui sigma sebuah proses produksi yang dilengkapi dengan angka DPMO dan Tingkat Yield yang dicapai. 2. Setelah kapabilitas proses diketahui (lewat Cp atau Cpk), kegiatan dilanjutkan dengan upaya meningkatkan angka Cp atau Cpk ini. 3. Program selanjutnya yang harus dilakukan adalah proses pengendalian dan penghitungan ulang Cp dan Cpk dengan menggunakan Control Chart untuk melihat terjadinya produk rusak. Pada dasarnya Six Sigma didesain untuk menciptakan produk dan proses manufaktur dengan nilai mean maksimal 1,5 σ dari target. Dalam Six Sigma toleransi kesalahan dalam setiap satu juta kesempatan hanya sebesar 3,4 bagian dan biasanya dinyatakan dalam notasi 3,4 DPMO (Defect Per Million Opportunities) dengan nilai Cp = 1. Sehingga proses pada kondisi ini berada pada in statistical control. Semakin tinggi indeks kemampuan proses maka semakin sedikit produk yang berada di luar batas batas spesifikasi. Penghitungan nilai DPMO dapat dihitung dengan rumus: 10 17

8 -1,5σ T +1,5σ BSB Cp<1 Cp>1 BSA Sumber: Dorothea W.A Mean 6 σ Gambar 2.2 Jarak Spesifikasi 6 σ dan Cp Pada praktiknya, pergeseran rata rata 1,5 σ sering dilakukan oleh beberapa industri dengan mengatur strategi untuk meningkatkan kualitas melalui perubahan pada produk maupun proses. Untuk mentolerir pergeseran sebesar 1,5 σ memerlukan nilai rasio kemampuan proses (Cp). Pada gambar diatas, proses berada dalam batas pengendali statistic dengan peta Statistical Process Control (SPC) normal dan rata rata proses terpusat pada target. Maka rasio indeks kemampuan proses dihitung dengan rumus seperti berikut: 18

9 Batas Spesifikasi Atas (BSA) dan Batas Spesifikasi Bawah (BSB) merupakan batas toleransi yang ditetapkan oleh konsumen yang harus dipenuhi oleh produsen untuk mencapai kepuasan pelanggan. Berikut adalah perbandingan nilai Cp dan tingkat kesalahan produk setiap satu juta kesempatan antara proses yang terpusat dengan proses yang bergeser 1,5 σ. Tabel 2.2 Level Six Sigma dan Level Kesalahan Level σ Proses Terpusat Pergeseran Proses 1,5 σ RKP (Cp) PPM IKP (Cpk) PPM , , , ,67 0,57 1, ,0002 1,5 3,4 Sumber: Mc Fadden, 1993 Program peningkatan kualitas dengan Six Sigma biasanya dilaksanakan dengan pendekatan metode DMAIC (Define, Analyze, Improve, and Control) yaitu antara lain: 1. Define Define merupakan proses untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen melalui interview ataupun kuisioner terhadap produk kemudian 19

10 mengembangkan karakteristik kualitas yang diinginkan konsumen. Alat yang digunakan untuk metode ini adalah (1) Pareto chart digunakan untuk melihat variable mana yang menjadi vital few. (2) Cause Effect Diagram digunakan untuk melihat relasi antara penyebab masalah dengan akibat yang ditimbulkan masalah tersebut untuk mencari solusi. (3) Six Sigma Calculator digunakan untuk menghitung berapa sigma sebuah proses produksi. 2. Measure Measure digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik kualitas kemudian mengumpulkan data serta mengukur sigma proses pada saat ini. Alat yang digunakan pada tahap ini adalah (1) Detailed Process Mapping digunakan untuk melihat proses produksi secara rinci. (2) Quality Function Deployment (QFD) merupakan alat yang digunakan untuk memenuhi harapan konsumen melalui perancangan produk baru dan benchmarking terhadap kompetitor. (3) Cause and Effect Analysis digunakan untuk menganalisa sebab dan akibat yang timbul selama proses produksi yang menyebabkan produk tidak sesuai standar. 20

11 (4) Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) digunakan untuk mengetahui kegagalan produk karena tidak sesuai dengan ekspetasi pelanggan dan mempelajari pengaruh kegagalan terhadap kesesuaian dan kegunaan. (5) Capability Analysis digunakan untuk mengetahui kinerja kemampuan suatu proses. 3. Analysis Tahapan dalam Six Sigma yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai sebab adanya produk rusak dan penyebab lain ketidakpuasan pelanggan. Alat yang digunakan antara lain: (1) Cause Effect Diagram (2) Scatter Plot digunakan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari dua variabel melalui penyebaran titik - titik. (3) Korelasi Regresi digunakan untuk menentukan hubungan sebab akibat dari dua variabel melalui garis regresi. (4) Desain Eksperimen digunakan untuk menguji proses ataupun sistem sehingga dapat meneliti dan mengidentifikasi sebab terjadinya perubahan pada output. 4. Improve Pada tahapan ini proses internal dimodifikasi untuk meningkatkan kualitas dengan metode statistik. Alat yang digunakan antara lain: 21

12 (1) Control Chart digunakan untuk melihat proses dibawah kendali atau tidak dengan melihat adanya common cause of variance atau special cause of variance. (2) Histogram digunakan untuk memetakan distribusi frekuensi dengan luasan area grafis batangan menunjukkan proporsi banyak frekuensi yang terjadi pada tiap kategori. (3) Pareto Chart (4) Capability Analysis (5) Six Sigma Calculator (6) Design Experiment 5. Control Tahapan control bertujuan untuk mengevaluasi dan mengendalikan hasil peningkatan kualitas mengunakan metode statistik Control Chart. 2.4 Teknik Perbaikan Kualitas Dengan Metode Six Sigma Perbaikan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk maupun jasa menggunakan alat dasar manajemen kualitas untuk memecahkan masalah yang terjadi pada proses maupun sistem yang berpengaruh terhadap mutu produk ataupun jasa. 22

13 2.4.1 Histogram Histogram menjelaskan variasi proses secara grafis untuk melihat apakah proses terdistribusi secara normal atau distribusi normal yang miring (skew) maupun tidak beraturan. Histogram dan Pareto mempunyai prinsip yang sama tetapi Histogram tidak mengurutkan klasifikasi data menurut peringkat Diagram Pareto Diagram Pareto merupakan suatu grafik batang dengan mengurutkan urutan prioritas masalah utama untuk segera diselesaikan hingga ke urutan tingkat paling rendah berdasarkan jumlah observasi/frekuensi. Diagram Pareto menjadi alat dasar perbaikan kualitas karena dapat mengidentifikasi permasalahan secara komulatif variabel yang menjadi vital few Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Diagram ini dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa menunjukkan hubungan sebab akibat suatu masalah melalui garis dan simbol. Diagram ini menunjukkan penyebab masalah utama secara rinci dengan menarik masalah utama sampai ke akar masalah yang sebenarnya. Secara garis besar penyebab masalah dapat berupa metode kerja, mesin, bahan, pekerja, lingkungan, dan pengukuran. Diagram ini juga dapat mencari penyebab minor yang menjadi penyebab masalah utama. 23

14 Metode Bahan Lingkungan Masalah utama Mesin Karyawan Gambar 2.3 Cause and Effect Diagram Run Chart Secara umum Run chart merupakan penggambaran dari karakteristik kualitas suatu produk terhadap waktu. Dari run chart dapat diketahui variasi proses yang berlangsung pada periode tertentu. Data Sumber: Mitra, 1993 Waktu Gambar 2.4 Run Chart 24

15 2.4.5 Diagram Pencar (Scatter Diagram) Diagram pencar merupakan cara yang paling sederhana untuk mengetahui relasi antara dua variabel. Dari pola titik-titik koordinat yang dihasilkan dari dua variabel tersebut dapat diketahui keterkaitan kedua variabel. Jika pola tidak beraturan maka tidak ada relasi aatara kedua variabel, sedangkan jika pola cenderung miring ke kanan menandakan terdapat hubungan positif antara kedua variabel. Dan jika pola cenderung miring ke kiri maka tidak dan relasi antara kedua variabel Peta Pengendali (Control Chart) Peta pengendali digunakan untuk mengadakan perbaikan kualitas dan mengendalikan kualitas produk agar sesuai dengan batas pengendali dan batas spesifikasi. Secara umum peta pengendali dibagi menjadi dua yaitu peta pengendali untuk data variabel dan peta pengendali untuk data atribut Peta Pengendali untuk Data Variabel Metode ini digunakan untuk menggambarkan variasi proses dan penyimpangan yang terjadi pada kecenderungan memusat dan penyebaran observasi. Dalam kondisi in statistical control, proses berada pada batas pengendali dan dalam kondisi yang stabil. Dalam metode ini tindakan yang diambil berdasarkan pada batas spesifikasi produk. Jika proses dalam batas pengendali tetapi produk tidak sesuai spesifikasi maka perlu tindakan agar produk bisa in spec, karena tujuan sebenarnya pegendalian kualitas adalah kepuasan pelanggan. Pengendalian kualitas untuk data variabel menggunakan peta R dan 25

16 peta X yang masing-masing peta untuk menentukan garis pusat (centre line) dan batas pengendalian (control limits). Berikut adalah perhitungan batas pengendali atas (BPA), batas pengendali bawah (BPB), rata-ratanya untuk peta R dan Peta X dengan konsep 3σ: Peta X BPA X 2. BPB X 2. Garis tengah Peta R BPA R R D4 BPA R R D3 Garis tengah R Di mana: g = banyaknya observasi yang dilakukan xi = data pada sub kelompok atau sampel yang diambil Ri = range untuk setiap sub kelompok 26

17 Peta Pengendali untuk Data Atribut Peta pengendali kualitas proses data atribut dapat membantu mengidentifikasi masalah pada tingkat umum maupun mendetail dan digunakan untuk menentukan penyebab khusus pada situasi out of control. Metode ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Berdasarkan distribusi Binomial 1) Peta Pengendali Proporsi Kesalahan (p-chart) Peta ini digunakan untuk menunjukkan proporsi ketidaksesuain dalam sampel. Berikut adalah perhitungan untuk garis tengah, batas pengendali atas, dan batas pengendali bawah: Garis tengah p BPA 3 BPB 3 2) Peta Pengendali Banyaknya Kesalahan Dalam Sampel (np) Peta ini digunakan untuk menunjukkan banyaknya ketidaksesuaian dalam sampel. Garis tengah np np 3 BPA 31 BPB 31 27

18 Dimana: = Garis pusat peta pengendali proporsi kesalahan = Garis pusat peta pengendali banyaknya kesalahan = proporsi kesalahan setiap sampel dalam setiap observasi = banyaknya kesalahan setiap sampel dalam setiap observasi g = banyaknya observasi yang dilakukan Berdasarkan Distribusi Poison 1. Peta Pengendali c (c-chart) Garis tengah c BPA 3 BPB 3 2. Peta Pengendali u (u-chart) Garis tengah u. BPA 3 BPB 3 Dimana: = Garis pusat = Garis pusat 28

19 ci = banyaknya kesalahan pada setiap unit produk sebagai sampel pada setiap observasi Indeks Kemampuan Proses (Cp) Analisis kemampuan proses dalam Statistical Process Control (SPC) digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu proses. Analisis kemampuan proses hanya dilakukan pada kondisi proses dalam batas pengendali statistik sehingga penyebab penyimpangan hanya terdapat penyebab umum dan hanya dapat digunakan untuk pengendalian data variabel. Rasio kemampuan proses dan indeks kemampuan proses dapat dihitung dengan:, 3 3 Dimana: USL = batas spesifikasi atas LSL = batas spesifikasi bawah σ = standar deviasi (R/d2) µ = rata - rata 29

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian menggambarkan proses atau tahap tahap penelitian yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah yang sedang dibahas sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ANALISIS KEMAMPUAN PROSES KOMPETENSI 1. Memahami pengertian dan manfaat analisis kemampuan proses statistik untuk data atribut 2. Mampu menerapkan konsep six sigma untuk mengukur kemampuan proses ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA

Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA Seminar Hasil ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS KINERJA UNIT KEBERSIHAN DAN ADMINISTRASI AKADEMIK DI JURUSAN STATISTIKA ITS DENGAN METODE SIX SIGMA Dosen Pembimbing: Dra. Lucia Aridinanti, MT. Co. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma... ABSTRAK Persaingan dunia industri semakin ketat, mendorong para pelaku industri untuk makin giat melakukan berbagai hal untuk tetap bertahan. Salah satu yang terpenting adalah kualitas produk yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 57 BAB3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA Titi Jayati 0800775012 ABSTRAK Operational excellent didasari oleh banyak perusahaan sebagai salah satu cara

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu

Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu 2.2. Pengertian Pengendalian Mutu 2.3. Konsep dan Tujuan Pengendalian Mutu Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Mutu Definisi mutu atau kualitas menurut para ahli dikemukakan secara berbeda akan tetapi memiliki maksud yang sama yang berarti mutu atau kualitas adalah tingkat baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar tetap survive. Ada berbagai berbagai cara untuk mewujudkannya, di mana salah

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Six Sigma, DMAIC, FMEA

ABSTRACT. Keywords: Six Sigma, DMAIC, FMEA Title Name Supervisor : Penerapan Metode Six Sigma Dalam Analisi Kualitas Produk (Studi Kasus Produk Batik Handprint Pada PT X di Bali) : Tri Alit Tresna Putra : 1. Ir. I Komang Gde Sukarsa, M.Si. 2. I

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO Huwae Elias P Progam Studi Teknik Manajemen Industri, STMI Jakatra ABSTRAK Kualitas merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengetian Kualitas Banyak sekali definisi tentang kualitas yang ada saat ini, bahkan definisi tentang perkembangan seiring kemajuan teknologi, tetapi ada beberapa pendekatan

Lebih terperinci

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1)

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarajana Strata Satu (S1) USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK PENYANGGA AKI MOTOR HONDA VARIO TECHNO PART STAY D ECCU MENGGUNAKAN METODE DMAIC PADA PT. ADHI WIJAYACITRA Nama : Muhammad Robiesa Npm : 30409301 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kerangka yang memuat langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada bagian ini akan dijelaskan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan studi pendahuluaan terlebih dahulu. Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penentuan Sampel dan Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang Plant, dan difokuskan pada jumlah cacat produk yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap perusahaan yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memperhatikan kualitas produk yang akan dihasilkan.

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini PENGENDALIAN KUALITAS, oleh Hendy Tannady Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii. HALAMAN MOTTO.. v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL xiv. DAFTAR GAMBAR...xv. 1.1 Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI..... viii DAFTAR TABEL xiv DAFTAR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD.

METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian mengenai Pengendalian Mutu Industri Gula Kelapa (Kasus UD. Ngudi Lestari 1 Kecamatan Kebasen, Banyumas) ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan salah satu indikator penting bagi perusahaan untuk dapat eksis di tengah ketatnya persaingan dalam industri. kualitas didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Ganjil 2005/2006 USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN METODE DMAIC UNTUK MENGURANGI CACAT HANGER TIPE TAC 6212 PADA PROSES INJECTION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat pertumbuhan yang kurang menggembirakan, hal ini merupakan dampak dari adanya resesi perekonomian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENINGKATAN KUALITAS PROSES PACKING PERMEN COKLAT DI PT BATMAN KENCANA DENGAN PENDEKATAN DMAIC SIX SIGMA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pustaka yang ditinjau berasal dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengurangan tingkat kecacatan produksi dengan implementasi Six

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur 1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kualitas produk menjadi salah satu topik yang menjadi perhatian utama bagi setiap industri. Setiap industri baik yang berskala kecil maupun skala besar memiliki perhatian khusus

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Alternatif solusi bisnis dari isu bisnis merupakan eksplorasi hasil isu bisnis dari berbagai informasi berupa evaluasi kinerja PT. XYZ Logistik yang diusulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat bersaing dan meningkatkan keunggulan kompetitif dengan perusahaan lain yang sejenis,

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Tujuan Memahami manfaat manajemen kualitas. Memahami proses dalam manajemen kualitas. Mengenal alat yang yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen kualitas. SE 3773

Lebih terperinci

: defect, six sigma, DMAIC,

: defect, six sigma, DMAIC, ABSTRAK PD.Langgeng adalah perusahaan yang memproduksi berbagai macam part mesin seperti carbon brus. Untuk meningkatkan daya saing perusahaan maka perusahaan harus memiliki keunggulan. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

BAB ll LANDASAN TEORI

BAB ll LANDASAN TEORI BAB ll LANDASAN TEORI 1.1 Definisi Pengendalian kualitas 1.1.1 Pengendalian Kualitas Produk Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang

Lebih terperinci