ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA. DRS. IMAM SUBEKTI, M.Si., AK Dosen Fak. Ekonomi Unibraw ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA. DRS. IMAM SUBEKTI, M.Si., AK Dosen Fak. Ekonomi Unibraw ABSTRACT"

Transkripsi

1 ASOSIASI ANTARA PRAKTIK PERATAAN LABA DAN REAKSI PASAR MODAL DI INDONESIA DRS. IMAM SUBEKTI, M.S., AK Dosen Fak. Ekonom Unbraw ABSTRACT Ths research am to examne market reacton of earnng nformaton announced by smoother companes and non smoother companes. Earnng nformaton wll be told nformatve f the nformaton can nfluence perpetrator of market n takng decson of nvestment. Investor oftentmes only centrally at earnngs nformaton not on procedure used to yeld earnngs nformaton, so that ths matter push management to conduct acton earnngs management known as ncome smoothng. The research sample s manufacturng ndustry whch enlst snce year by usng method of purposve samplng. There are 8 company fulfllng crteron as ths research sample. The proxy of market reactons are abnormal return (AR) and tradng volume actvty (TVA), whle for the earnngs nformaton used proxy unexpected earnngs whch grouped become postve earnngs surprse and negatve earnngs surprse. Ths research used Mann Whtney testng to exam mean of AR and TVA to the overall of hypothess. The examnatons result show that there are no dfference AR and TVA between smoother companes wth non smoother companes. Concluson of whch can taken away from entre result of examnaton s pursuant to effcency market theory, hence Indonesa captal market haven t yet effcent sem strength decsonally. Keywords: Abnormal Return, Tradng Volume Actvty, postve earnngs surprse, negatve earnngs surprse, smoother companes and non smoother companes. I Pengantar Laporan keuangan merupakan hasl dar kegatan operasonal yang dlakukan oleh perusahaan yang dlaporkan kepada phak nternal maupun eksternal perusahaan. Salah satu parameter yang palng serng dgunakan untuk mengukur penngkatan atau penurunan knerja pada perusahaan adalah laba. Laba yang menngkat dar perode sebelumnya mengndkaskan bahwa knerja perusahaan adalah bagus dan hal n dapat mempengaruh penngkatan harga saham perusahaan. Parawyat dan Bardwan (1998) menyebutkan bahwa pentngnya nformas laba telah dsebutkan dalam Statement of Accountng Concepts (SFAC) No. 1 bahwa selan untuk menla knerja manajemen, juga untuk membantu mengestmas kemampuan laba yang representatf serta untuk mengukur rsko dalam nvestas atau kredt. Baette et al 199 dalam saduran Assh dan Gudono (000) menyebutkan bahwa perhatan nvestor serngkal hanya terpusat pada nformas laba yang dberkan oleh perusahaan bukan pada prosedur yang dgunakan perusahaan untuk menghaslkan nformas laba tersebut, sehngga dsn dapat memberkan kesempatan bag manajer untuk melakukan tndakan manpulas laba (earnngs manpulaton) dengan salah satu caranya adalah melakukan perataan laba (ncome smootng). Tndakan ncome smootng n dlakukan oleh manajer untuk mencptakan laba yang stabl dan mengurang covarance dar market return (Jn dan Machfoedz, 1998). Jn dan Machfoedz (1998) juga menyatakan bahwa tndakan perataan laba yang dlakukan oleh manajemen perusahaan dharapkan juga dapat memberkan pengaruh yang menguntungkan bag nla saham serta penlaan knerja manajer. 3

2 Reaks pelaku pasar modal terhadap nformas yang dpublkaskan d pasar modal dapat dprokskan dengan varabel abnormal return dan volume perdagangan saham. Perubahan harga saham akan dapat menggambarkan bentuk efsens pasar modal. Semakn efsen pasar, maka semakn cepat nformas tersebut terefleks dalam harga saham. Lestar dan Subekt (00) menyatakan jka pasar bereaks dengan cepat dan akurat untuk mencapa harga kesembangan baru yang sepenuhnya mencermnkan nformas yang ada maka konds pasar yang sepert n dkatakan sebaga pasar efsen (effcent market). Suatu pasar dkatakan efsen jka tdak seorangpun bak nvestor ndvdu maupun nvestor nsttus akan mampu memperoleh abnormal return dalam waktu yang lama. Peneltan n merupakan kelanjutan dar peneltan Assh dan Gudono (000). Assh dan Gudono (000) menguj reaks pasar atas nformas laba yang dprokskan hanya dengan abnormal return saja pada perusahaan perata laba maupun perusahaan non perata laba. Peneltan n akan melengkap peneltan yang dlakukan oleh Assh dan Gudono (000) dengan menambah proks varabel reaks pasar yatu selan abnormal return juga volume perdagangan saham. Hasl peneltan n dharapkan dapat menggambarkan konds pasar modal Indonesa secara lebh lengkap bak tentang bentuk efsennya maupun lkudtasnya. Bentuk efsen pasar dapat dperoleh dar hasl pengujan berdasarkan abnormal return. Sebalknya, lkudtas saham dapat dperoleh dar hasl pengujan volume perdagangan saham. Peneltan n akan mengamat reaks pasar terhadap nformas laba yang telah dumumkan bak oleh perusahaan perata laba maupun non perata laba. Peneltan sebelumnya umumnya hanya bertujuan untuk menganalss ada atau tdaknya tndakan perataan laba d pasar modal khususnya d Indonesa. Perataan laba dalam peneltan n lebh berfungs sebaga varabel moderatng. Reaks pasar dalam peneltan n dprokskan dengan abnormal return untuk mengetahu perubahan harga saham dan mengamat volume perdagangan saham. Selanjutnya, untuk nformas laba dprokskan dengan unexpected earnngs yang dkelompokkan menjad postve earnngs surprse dan negatve earnngs surprse. II Tnjauan Teor dan Perumusan Hpotess.1 Motvas dar Tndakan Perataan Laba Salno dan Bardwan (000) menguj tentang faktor-faktor yang mempengaruh perataan laba serta keterkatannya dengan knerja saham menyatakan bahwa perataan penghaslan (ncome smoothng) terkat erat dengan konsep manajemen laba (earnngs management. Konsep manajemen laba menggunakan dasar teor agency yang menyatakan bahwa praktk manajemen laba dpengaruh oleh konflk kepentngan antara manajemen (agent) dan pemlk (prncpal) yang tmbul ketka setap phak berusaha untuk mencapa atau mempertahankan tngkat kemakmuran yang dkehendaknya. Perataan laba merupakan suatu perlaku yang rasonal yang ddasarkan atas asums dalam postve accountng theory bahwa manajemen (agent) merupakan ndvdual yang rasonal yang memperhatkan kepentngan drnya, sehngga berdasarkan atas asums tersebut maka motvas yang mempengaruh plhan manajer atas kebjakan tertentu adalah dengan memaksmumkan kepentngannya. Dalam hal n, kepentngan manajer tergantung pada nla perusahaan yang dapat dlhat pada reaks pasar atas saham perusahaan yang ddasarkan atas laporan keuangan yang dterbtkan oleh perusahaan. Dalam perataan laba, manajer melaporkan laba lebh rendah ketka laba yang dapat drealsas tngg dan melaporkan laba lebh tngg ketka laba yang dapat drealsas rendah (Sutrsno, 001). Koch (1981) mendefnskan perataan laba sebaga cara yang dgunakan oleh manajemen untuk mengurang fluktuas laba yang dlaporkan agar sesua dengan target yang dngnkan bak secara artfsal (melalu metoda akuntans) maupun secara rl (melalu transaks). Hal n ddukung oleh peneltan Brayshaw dan Eldn (1989) dan Dascher dan Malcom (1970). Dascher dan Malcom (1970) menyatakan bahwa terdapat (dua) tpe perataan laba yatu:

3 1. Real smootng, yatu merupakan suatu transaks yang sesungguhnya untuk dlakukan atau tdak dlakukan berdasar pengaruh perataannya pada laba.. Artfcal smootng, yatu merupakan perataan laba dengan menerapkan prosedur akuntans untuk memndahkan baya dan/ atau pendapatan dar suatu peroda ke peroda lannya. Selanjutnya Brayshaw dan Eldn (1989) beragumentas bahwa perataan laba dapat dlakukan dengan 3 cara. Pertama, perataan melalu keterjadan/ pengakuan suatu perstwa (smoothng through event strategc management occurance or recognaton). Perataan laba dapat dlakukan dengan cara mengatur waktu transaks aktual sehngga dapat mengurang fluktuas pendapatan yang dlaporkan. Barnea et al (1976) juga menyatakan bahwa perataan laba dalam dmens n dlakukan untuk mengurang perbedaan laba yang dlaporkan dengan alternatf manajemen dapat menentukan waktu pengakuan beberapa perstwa. Kedua, perataan laba melalu alokas waktu (smoothng through allocaton over tme), dmana manajemen dapat mengalokaskan pendapatan/ baya tertentu dalam peroda keuangan yang berbeda dalam rangka melakukan perataan laba. Ketga, perataan laba melalu klasfkas (classfcatory smoothng), manajemen perusahaan melakukan perataan laba dengan cara mengklasfkaskan tem-tem dalam laba (extra-ordnary tems atau ordnary tems) untuk menmbulkan kesan yang lebh merata pada laporan keuangan yang dlaporkan. Bedlemen (1973), yang dkutp Assh dan Gudono (000) menyatakan bahwa tujuan manajemen perusahaan melakukan keputusan perataan laba adalah untuk mencptakan suatu alran laba yang stabl dan mengurang covarance atas return dengan pasar. Menurut Hepwort (1953) yang dsadur Jatnngrum (000) menyatakan bahwa tndakan perataan laba yang dlakukan oleh manajemen merupakan suatu tndakan yang logs dan rasonal bag manajer, hal n dsebabkan karena beberapa alasan yatu: 1. Sebaga rekayasa untuk mengurang laba dan menakkan baya pada peroda berjalan yang dapat mengurang hutang pajak.. Tndakan perataan laba dapat menngkatkan kepercayaan nvestor, karena mendukung kestablan penghaslan dan kebjakan dvden sesua dengan kengnan. 3. Tndakan perataan laba dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghndar permntaan kenakan upah/ gaj oleh karyawan.. Tndakan perataan laba memlk dampak pskologs pada perekonoman, dmana kemajuan dan kemunduran dapat dbandngkan dan gelombang optmsma dan pesmsma dapat dtekan. Brayshaw dan Eldn (1989) menyatakan bahwa terdapat dua hal yang memotvas manajer dalam mengambl keputusan untuk melakukan perataan laba yatu: 1. Rencana kompensas manajemen yang basanya dhubungkan dengan knerja perusahaan yang dtunjukkan dalam laba yang dlaporkan, sehngga setap fluktuas dalam laba akan mempengaruh langsung terhadap kompensasnya.. Fluktuas dalam knerja manajemen mungkn mengakbatkan ntervens pemlk untuk menggant manajemen dengan cara pengamblalhan atau penggantan manajemen secara langsung, dan ancaman penggantan manajemen n mendorong manajemen untuk membuat laporan knerja yang sesua dengan kengnan pemlk.. Faktor-Faktor yang Mempengaruh Perataan Laba Peneltan tentang faktor yang mempengaruh perataan laba d Indonesa dlakukan oleh Jn dan Machfoedz (1998), Narsa dkk (003), Jatnngrum (000), dan Salno dan Bardwan (000). Hasl peneltan Jn dan Machfoedz (1998), Narsa dkk (003) dan Jatnngrum (000) yang menggunakan varabel yang sama yatu ukuran perusahaan, proftabltas, sektor ndustr, dan leverage operas memberkan kesmpulan yang berbeda-beda. Jn dan Machfoedz (1998) menympulan bahwa yang merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktk perataan laba adalah varabel leverage operas sedangkan varabel ukuran perusahaan, proftabltas dan sektor ndustr tdak berpengaruh. 5

4 Hasl n tdak snkron dengan peneltan yang dlakukan oleh Narsa dkk (003) yang menympulkan bahwa ukuran perusahaan yang memlk pengaruh postf dengan praktk perataan laba. Sedangkan Jatnngrum (000) menunjukkan bahwa praktk perataan laba dpengaruh oleh varabel proftabltas, dan untuk ukuran perusahaan dan sektor ndustr bukan merupakan faktor pendorong pelaksanaan praktk perataan laba. Salno dan Bardwan (000) menggunakan nstrumen besaran perusahaan, Net Proft Margn (NPM), kelompok usaha, dan wnner/ losser stocks menympulkan bahwa bak besaran perusahaan, NPM, kelompok usaha maupun wnner/ losser stocks tdak berpengaruh terhadap praktk pemerataan laba..3 Reaks Pasar Modal Stud perstwa merupakan stud yang mempelajar reaks pasar atas suatu perstwa (event) yang nformasnya dpublkaskan sebaga suatu pengumuman. Tujuan stud perstwa adalah untuk mengukur hubungan antara suatu perstwa atau nformas dengan reaks pasar apakah nformas tersebut dapat mempengaruh perubahan harga saham atau besarnya volume perdagangan saham. Stud perstwa n juga serng dsebut dengan pengujan kandungan nformas. Jka pengumuman mengandung nformas maka dharapkan pasar akan bereaks pada waktu pengumuman tersebut dterma oleh pasar dan reaks pasar dtunjukkan dengan adanya perubahan harga dar sekurtas yang bersangkutan. Untuk mengukur adanya reaks pasar dapat menggunakan varabel abnormal return dan volume perdagangan saham. Dalam peneltan n nformas yang duj adalah nformas laba perusahaan. Tujuan utama dar pelaporan laba adalah untuk dapat memberkan nformas yang berguna bag phak nternal maupun eksternal perusahaan, sedangkan tujuan spesfk dar pelaporan laba adalah: 1. Penggunaan laba dgunakan sebaga pengukuran efsens manajemen.. Penggunaan angka laba hstors untuk membantu meramalkan arah masa depan dar perusahaan atau pembagan devden masa depan. 3. Penggunaan laba sebaga pengukuran pencapaan dan sebaga pedoman untuk keputusan manajeral masa depan. Ball dan Brown (1968) menyatakan bahwa nformas yang terkandung dalam angka akuntans adalah berguna jka laba yang sesungguhnya berbeda dengan laba harapan nvestor. Hal n ddukung oleh Beaver (1968) yang menyatakan jka pengumuman laba tahunan mengandung nformas, maka varabltas perubahan harga akan nampak lebh besar pada saat laba dumumkan darpada saat lan selama tahun yang bersangkutan, hal n dkarenakan terjadnya perubahan dalam kesembangan nla harga saham selama perode pengumuman. Selan tu, nformas laba akan dkatakan nformatf jka nformas tersebut dapat menngkatkan aktvtas perdagangan pelaku pasar. Assh dan Gudono (000) menyatakan bahwa laba yang dlaporkan oleh perusahaan merupakan snyal mengena laba d masa yang akan datang, sehngga penggunaan laporan keuangan dapat mempredks laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan snyal yang dsedakan oleh manajemen melalu laba yang dlaporkan. Dalam hal n perataan laba merupakan suatu sgnalng technque yang dmaksudkan untuk menyedakan snyal untuk melakukan predks yang lebh akurat. Utam dan Suharmad (1998) yang menelt tentang pengaruh nformas penghaslan perusahaan terhadap harga saham d BEJ menympulkan bahwa nformas penghaslan yang dberkan oleh perusahaan memberkan pengaruh terhadap harga saham d BEJ, dalam hal n saham yang memlk unexpected ncome postf menghaslkan abnormal return rata-rata yang lebh besar dbandng dengan saham yang memlk unexpected ncome negatf, sehngga semakn besar tngkat penghaslan semakn optms nvestor terhadap return perusahaan. Peneltan n juga menympulkan bahwa menjelang pengumuman laporan keuangan CAR (cummulatve abnormal return) mengalam kenakan, namun setelah laporan keuangan dumumkan CAR mengalam penurunan yang berart bahwa setelah laporan keuangan dpublkaskan nvestor tdak lag memperoleh abnormal return. 6

5 Selan dengan proks abnormal return, reaks pasar modal dapat dprokskan dengan volume perdagangan saham. Perbedaan volume perdagangan saham yang sgnfkan antara pada waktu pengumuman nformas dengan waktu dluar pengumuman nformas mengndkaskan bahwa adanya reaks pasar modal atas publkas tersebut. Pemcu adanya kenakan atau penurunan volume perdagangan saham yang sgnfkan tersebut antara lan adanya abnormal return. Pada konds pasar modal yang efsen adanya abnormal return yang postf akan memcu kenakan volume perdagangan saham. Sebalknya, adanya abnormal return yang negatf dapat memcu penurunan volume perdagangan saham. Dengan demkan, dapat dsmpulkan bahwa abnormal return mempunya hubungan postf dengan volume perdagangan saham. Husnan dkk (1996) dalam peneltannya tentang dampak pengumuman laporan keuangan terhadap volume perdagangan saham dan varabltas return saham menunjukkan hasl bahwa volume perdagangan saham dapat dgunakan untuk melhat reaks nvestor atas publkas laporan keuangan. Beaver (1968) menyatakan bahwa laporan yang dumumkan dkatakan memlk kandungan nformas jka jumlah lembar saham yang dperdagangkan menjad lebh besar ketka earnngs dumumkan darpada saat waktu lan. Jad, dalam hal n pasar akan bereaks terhadap nformas yang dberkan oleh perusahaan bak tu nformas yang bersfat postf maupun nformas yang bersfat negatf. Beaver (1968) mengasumskan bahwa selama laporan keuangan dapat memberkan nformas baru akan yang dapat merubah harapan nvestor terhadap perusahaan, maka nformas tersebut akan terefleks dalam volume perdagangan perusahaan dan perubahan harga saham. Hasl peneltan Beza dan Nam (1998) yang menelt tentang nformas yang terkandung dalam pengumuman laba atas volume perdagangan menympulkan bahwa terdapat penngkatan dalam volume saham secara sgnfkan setelah pengumuman laba tahunan jka dbandngkan dengan sebelum pengumuman laba tahunan. Hal n menunjukkan bahwa para nvestor akan mengubah kepercayaan (belef) mereka terhadap perusahaan setelah laba tahunan dumumkan. H 1A : Reaks pasar modal yang dprokskan dengan abnormal return adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H 1B : Reaks pasar modal yang dprokskan dengan volume perdagangan saham adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H A : Reaks pasar modal yang dprokskan dengan abnormal return pada perusahaan yang menunjukkan postve earnngs surprse adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H B : Reaks pasar modal yang dprokskan dengan volume perdagangan saham pada perusahaan yang menunjukkan postve earnngs surprse adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H 3A : Reaks pasar modal yang dprokskan dengan abnormal return pada perusahaan yang memlk negatve earnngs surprse adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. H 3B : Reaks pasar modal yang dprokskan dengan volume perdagangan saham pada perusahaan yang memlk negatve earnngs surprse adalah berbeda antara perusahaan perata laba dengan perusahaan non perata laba. III Metoda Peneltan 3.1 Populas dan Sampel Peneltan Populas dalam peneltan n adalah perusahaan publk yang terdaftar d PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sampel peneltan dplh berdasarkan metoda purposve samplng dengan krtera sebaga berkut: Pertmbangan pemlhan perusahaan manufaktur sebaga sampel adalah homogentas dalam aktvtas penghaslan pendapatan utama (revenue-producng actvtes) (Parawyat dan Bardwan, 1998) serta sebagan besar perusahaan d Indoensa merupakan perusahaan yang bergerak d bdang 7

6 manufaktur. Metode pemlhan sampel dlakukan secara purposve samplng dengan krtera sebaga berkut: 1. Perusahaan masuk dalam sektor ndustr manufaktur. Krtera n bertujuan untuk menghndar bas karena perbedaan ndustr dan karena sektor manufaktur mempunya akun relatf besar yang memungknkan untuk dlakukannya perataan laba.. Perusahaan telah terdaftar d Bursa Efek Jakarta sejak 1 Januar 1999 sampa dengan tahun 00 secara terus menerus. 3. Perusahaan menerbtkan laporan keuangan untuk perode 1999 sampa 00 dan laporan keuangan berakhr 31 Desember.. Data tanggal pengumuman laba perode 31 Desember 00 terseda d bursa atau d meda massa. 5. Selama perode pengamatan tdak terjad perstwa ekonom lan yang dapat mengganggu pengamatan. Hal n bertujuan untuk menghndar bas reaks pasar karena perstwa lan (confoundng effect). Hasl pemlhan sampel berdasarkan krtera tersebut sebesar 8 perusahaan. Secara detal proses pemlhan sampel tersebut dapat dlhat pada tabel 1 berkut n. Tabel 1 Proses dan Hasl Pemlhan Sampel Keterangan Jumlah Total perusahaan yang terdaftar d BEJ tahun Perusahaan bukan sektor manufaktur Perusahaan yang delstng tahun Perusahaan yang tanggal laporan keuangannya tdak 31 Desember Perusahaan yang mengumumkan corporate acton pada peroda pengamatan reaks pasar modal Total perusahaan yang memenuh krtera sampel peneltan 39 perusahaan (17) ( 1) ( ) ( 8) 8 perusahaan 3. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam analss peneltan n adalah data sekunder. Jens dan sumber data tersebut adalah sebaga berkut: 1. Laporan keuangan tahunan emten yang terdaftar d BEJ yang mula tahun berakhr pada 31 Desember 1999 sampa dengan 31 Desember 00 yang dperoleh dar Database Annual Report POJOK BEJ-UNIBRAW.. Abnormal return dan volume perdagangan saham dperoleh dar Indonesan Securtes Market Database. 3. Tanggal publkas laporan keuangan dperoleh dar stus PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) Pengukuran Varabel Peneltan Varabel yang dgunakan dalam peneltan n melput: 1. Unexpected Earnngs Unexpected earnngs merupakan selsh antara laba harapan dengan laba yang sesungguhnya yang dumumkan oleh perusahaan. Model yang dgunakan untuk menghtung laba harapan adalah model penaksran laba zero growth model dan market expectaton model. Model penaksran zero growth model dgunakan jka perusahaan melakukan perataan laba dengan sempurna maka laba yang dlaporkan akan sama antara peroda sekarang dengan peroda sebelumnya. Sedangkan, model market expectaton model dgunakan karena peneltan n merupakan peneltan yang menghubungkan laba harapan dengan harga saham. Penghtungan unexpected earnngs dengan menggunakan model zero growth model dlakukan dengan cara menghtung selsh laba yang sesungguhnya tahun 8

7 sekarang dengan laba sesungguhnya tahun sebelumnya yang dapat drumuskan sebaga berkut: UE t = E t E t-1, (UE= unexpected Earnng, E= earnng) Sedangkan penghtungan unexpected earnngs dengan menggunakan model market expectaton dlakukan dengan cara menghtung selsh antara laba yang sesungguhnya dengan laba harapan pasar dengan rumus sebaga berkut: UE t = E t a t - b t M t Keterangan: UE t : laba kejutan untuk perusahaan pada tahun t. E t : laba yang dlaporkan untuk perusahaan pada tahun t. E t-1 : laba yang dlaporkan untuk perusahaan pada tahun sebelumnya (t-1). M t : rata-rata laba seluruh perusahaan yang ada d pasar, selan perusahaan pada tahun t, a t dan b t adalah parameter yang dtaksr dar regres atas laba perusahaan pada tahun t dengan rata-rata laba perusahaan yang ada d pasar, selan perusahaan dengan menggunakan data sampa t-1. Varabel unexpected earnng n dgunakan untuk mengelompokkan perusahaan menjad perusahaan yang menunjukkan postve earnng surprse atau negatve earnng surprse. Perusahaan masuk kelompok postve earnng surprse jka laba yang drealsas lebh besar dar laba harapan. Sebalknya, perusahaan masuk kelompok negatve earnng surprse jka laba yang drealsas lebh kecl dar laba harapan.. Cumulatve Abnormal Return (CAR) CAR adalah jumlah dar abnormal return dar masng-masng sampel selama peroda jendela 11 har dsektar tanggal pengumuman laporan laba. Abnormal return merupakan selsh antara return yang dharapkan dengan return yang sesungguhnya. Penghtungan abnormal return haran dalam peneltan n ddasarkan pada market model yang dkoreks. Koreks atas abnormal return n menggunakan model Fowler dan Rorke sesua dengan perhtungan dalam Indonesan Securtes Market Database (ISMD) dar PPA FE-UGM. Dalam peneltan n data abnormal return dperoleh dar ISMD tahun 003. AR t = R t - E(R t ) (AR= Abnormal Return, R= Actual Return, E(R)= Expected Return) AR dhtung dar peroda jendela dar perstwa pengumuman laba tahun 00 selama 11 har (5 har sebelum pengumuman, 1 har saat,dan 5 har setelah pengumuman). Koreks atas abnormal return dengan model Fowler dan Rorke dlakukan dengan perode lead dan lag har yang prosedurnya sebaga berkut: Mengoperaskan persamaan regres berganda yang drumuskan sebaga berkut: R = α + β R + β R + β R + β R + β R t + β + 1 R Mt β Mt + R Mt + + β Mt R Mt β Mt + R Mt + + ε t Mt 1 Mt Mengoperaskan persamaan regres untuk mendapatkan korelas seral return ndeks pasar dengan return ndeks pasar perode sebelumnya sebaga berkut: R α + ρ R + ρ R + ρ R + ρ R + ε Mt = 1 Mt 1 Mt 3 Mt 3 Mt Menghtung bobot dar masng-masng har dengan rumus sebaga berkut: ρ1 3 + ρ w 1 = ρ 1 ρ1 + ρ3 + ρ w = ρ t 9

8 w w 3 ρ1 + ρ + ρ3 + ρ = ρ 1 ρ1 + ρ + ρ3 + ρ = ρ Menghtung beta dkoreks sekurtas ke- yang merupakan penjumlahan koefsen regres berganda dengan bobot. ρ = w β + w β + w β + w β + β + w β + w β + w β w β Volume Perdagangan Saham (VPS) Perhtungan VPS dhtung dengan membandngkan jumlah saham perusahaan yang dperdagangkan dalam suatu peroda tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar perusahaan pada kurun waktu yang sama, hal n dapat drumuskan sebaga berkut: Saham dtransakskan waktu t VPS t = Saham beredar waktu t. Indeks Perataan Laba (IPL) IPL berfungs untuk mengelompokkan perusahaan sebaga perata laba atau bukan perata laba. IPL dhtung berdasarkan pendekatan Eckel ndeks yang rumusnya sebaga berkut: CV I Indeks perataan laba (IPL) = CV s Keterangan: I: perubahan laba dalam satu peroda S: CV: perubahan penjualan dalam satu peroda koefsen varas yang dhtung dengan cara sebaga berkut: CV = Devas Standar/ Nla yang dharapkan CV I : koefsen varas untuk perubahan laba CV s : koefsen varas untuk perubahan penjualan CV I dan CV s dapat dhtung dengan rumus sebaga berkut: Varance CV I dan CV s = ExpectedValue Atau, CV I dan CV s ( x x) = x n 1 x: perubahan laba (I) atau penjualan (S) antara tahun n dengan n-1 n: banyaknya tahun yang damat Perusahaan dklasfkaskan sebaga bukan perata laba jka CV I CV s, sebalknya jka CV I < CV s maka perusahaan akan dklasfkaskan sebaga perusahaan bukan perata laba. Data yang dgunakan dalam mengukur koefsen varas penjualan dan laba adalah tahun 1999 sampa dengan 00. Dalam peneltan n dgunakan angka laba operas dan laba setelah pajak, dengan pertmbangan karena laba operas merupakan laba yang dhaslkan dar aktvtas utama perusahaan, sedangkan laba setelah pajak merupakan angka laba yang akan mencakup seluruh akbat tndakan perataan laba dmana elemenelemen luar basa juga dapat dgunakan sebaga sarana perataan laba

9 3. Pengujan Hpotess Sebelum pengujan hpotess dlakukan, data abnormal return dan volume perdagangan saham dsektar tanggal pengumuman laba akan duj kenormaltasnya dengan kolmogorov-smrnov goodness of ft test. Apabla dstrbus data adalah normal maka pengujan hpotess menggunakan parametrc test: ndependent samples t-test. Tetap jka dstrbus data adalah tdak normal maka dgunakan nonparametrc test: manwhtney test. IV. Hasl Analss Data dan Pembahasan.1 Statstk Deskrptf dan Pengujan Normaltas Data Statstk deskrptf dar masng-masng varabel peneltan dsajkan pada tabel berkut n. Statstk deskrptf n berfungs untuk memberkan gambaran umum tentang data yang akan dgunakan sebaga dasar untuk menguj hpotess dalam peneltan n. Tabel Statstk Deskrptf Varabel Peneltan Varabel N Mnmum Maksmum Rerata Dev. Standar CAR VPS 8 8-0,5705 0,0000 1,7636 0,85 0, , , , Dstrbus untuk pengelompokkan sampel dalam perusahaan perata laba dan bukan perata laba dsajkan pada tabel 3 berkut n. Pengelompokkan perusahaan n berfungs sebaga dasar dalam pengujan hpotess peneltan. Tabel 3 Hasl Pengelompokkan Sampel dalam Perusahaan Perata dan Bukan Perata Laba Keterangan A. Laba Operas Zero Growth Model Postve Earnng Surprse Negatve Earnng Surprse Jumlah Earnng Surprse: Market Expectaton Model Postve Earnng Surprse Negatve Earnng Surprse Jumlah B. Laba Bersh Setelah Pajak Zero Growth Model Postve Earnng Surprse Negatve Earnng Surprse Jumlah Earnng Surprse: Market Expectaton Model Postve Earnng Surprse Negatve Earnng Surprse Jumlah Total Sampel Jumlah Perusahaan Perata Laba Jumlah Perusahaan Bukan Perata Laba Pengelompokkan sampel dalam perusahaan perata laba dan bukan perata laba antara model zero growth dan market expectaton menghaslkan hasl yang tdak sama. Hasl yang tdak sama n akan berfungs konsstens hasl dalam pengujan hpotess peneltan. Hasl pengujan normaltas data dengan menggunakan kolmogorov-smrnov test terhadap masng-masng varabel dapat dlhat pada tabel berkut n

10 Tabel Hasl Pengujan Normaltas Data Varabel N K-S Z Asymp. Sg. (-taled) CAR TVA 8 8 1,817 3,06 0,003 0,000 Hasl pengujan kolmogorov-smrnov goodness of ft test menunjukkan bahwa bak varabel CAR maupun TVA untuk keseluruhan data merupakan data tdak berdstrbus normal karena nla taled p < 0.05, sehngga untuk pengujan keseluruhan hpotess dgunakan man whtney test (non parametrk).. Hasl Pengujan Hpotess 1 Pengujan hpotess 1 n bertujuan untuk mengetahu apakah terdapat perbedaan reaks pasar modal yang dprokskan dengan abnormal return dan volume perdagangan saham dsektar tanggal pengumuman laba antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba. Hasl pengujan hpotess n dsajkan pada tabel 5. Berdasarkan pada hasl pengujan hpotess satu (H 1A dan H 1B ) pada tabel 5 tersebut dapat dsmpulkan bahwa reaks pasar modal yang dprokskan oleh abnormal return dan volume perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tdak berbeda. In berart bahwa hpotess (H 1A dan H 1B ) tdak ddukung. Indkas tdak mendukung hpotess n dapat dlhat pada nla asymp. Sg. ( taled) datas 0,05. hasl pengujan n bersfat konssten antara pengelompokkan perusahaan yang berdasarkan pada laba operas maupun laba bersh setelah pajak. Tabel 5 Reaks Pasar Modal antara Perusahaan Perata Laba dan Bukan Perata Laba Keterangan Mean Rank Sum of Rank Z htung A. Proks Abnormal Return Operas 5,75 0, ,50.01,50 1,007 Asymp. Sg. (taled) 0,31 Bersh Setelah Pajak B. Proks Volume Perdagangan Saham Operas 1,61,76 0,6,0 790,50.779, ,00.01,00 0,18 0,98 0,856 0,353 Bersh Setelah Pajak 39,61 3,35 75,50.817,50 0,788 0,31.3 Hasl Pengujan Hpotess Pengujan hpotess n bertujuan untuk mengetahu apakah terdapat perbedaan reaks pasar modal untuk perusahaan yang menunjukkan adanya postve earnng surprse dengan proks dengan abnormal return dan volume perdagangan saham dsektar tanggal 3

11 pengumuman laba antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba. Hasl pengujan hpotess n dsajkan pada tabel 6. Berdasarkan pada hasl pengujan hpotess dua (H A dan H B ) pada tabel 6 tersebut dapat dsmpulkan bahwa reaks pasar modal yang dprokskan oleh abnormal return dan volume perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tdak berbeda. In berart bahwa hpotess dua (H A dan H B ) tdak ddukung. Indkas tdak mendukung hpotess n dapat dlhat pada nla asymp. Sg. ( taled) datas 0,05. hasl pengujan n bersfat konssten antara pengelompokkan perusahaan yang berdasarkan pada laba operas maupun laba bersh setelah pajak maupun berdasarkan model Zero Growth dan Market Expectaton. Tabel 6. Perbedaan Reaks Pasar Modal pada Perusahaan yang Menunjukkan Postve Earnng Surprse antara Perusahaan Perata Laba dan Bukan Perata Laba Keterangan A. Proks Abnormal Return Operas dan Zero Growth Model Operas dan Market Expect. Model Bersh Setelah Pajak dan Zero Growth Model Bersh Setelah Pajak dan Market Expectaton Model B. Proks Volume Perdagangan Saham Operas dan Zero Growth Model Operas dan Market Expect. Model Bersh Setelah Pajak dan Zero Growth Model Bersh Setelah Pajak dan Market Expectaton Model Mean Rank 15,6 0, 17,5 18,16 30,69 9,80 3,3 30,61 15,91 0,31 1,50 18,7 6,1 31,10 6,3 3,36 Sum of Rank 17,50 531,00 103,50 56,50 399, ,00 5, ,50 175,00 58,00 87,00 53,00 339, ,50 370, ,00 Z htung 1,30 0,197 0,165 0,317 1,503 1,317 1,157 1,36 Asymp. Sg. (taled) 0,19 0,8 0,869 0,751 0,133 0,188 0,7 0,173 33

12 . Hasl Pengujan Hpotess 3 Pengujan hpotess 3 n bertujuan untuk mengetahu apakah terdapat perbedaan reaks pasar modal untuk perusahaan yang menunjukkan adanya postve earnng surprse dengan proks dengan abnormal return dan volume perdagangan saham dsektar tanggal pengumuman laba antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba. Hasl pengujan hpotess n dsajkan pada tabel 7 berkut n. Tabel 7 Perbedaan Reaks Pasar Modal pada Perusahaan yang Menunjukkan Negatve Earnng Surprse antara Perusahaan Perata Laba dan Bukan Perata Laba Keterangan A. Proks Abnormal Return Operas dan Zero Growth Model Operas dan Market Expect. Model Bersh Setelah Pajak dan Zero Growth Model Bersh Setelah Pajak dan Market Expectaton Model B. Proks Volume Perdagangan Saham Operas dan Zero Growth Model Operas dan Market Expect. Model Bersh Setelah Pajak dan Zero Growth Model Bersh Setelah Pajak dan Market Expectaton Model Mean Rank 1,09 0,08 7,36 1,86 10,83 13,68 9,70 1,6,0 3,96,1 6,1 13,75 1,76 13,0 11,61 Sum of Rank 96,00 8,00 766,00 59,00 65,00 60,00 8,50 7,50 553,00 575,00 676,00 59,00 8,50,50 67,00 09,00 Z htung 1,09 1,33 0,88 0,858 0,09 0,65 0,507 1,067 Asymp. Sg. (taled) 0,085 0,18 0,06 0,391 0,977 0,53 0,61 0,86 Berdasarkan pada hasl pengujan hpotess tga (H 3A dan H 3B ) pada tabel 7 tersebut dapat dsmpulkan bahwa reaks pasar modal yang dprokskan oleh abnormal return dan volume perdagangan saham antara perusahaan perata laba dengan bukan perata laba tdak berbeda. In berart bahwa hpotess (H 3A dan H 3B ) tdak ddukung. 3

13 Indkas tdak mendukung hpotess n dapat dlhat pada nla asymp. Sg. ( taled) datas 0,05. hasl pengujan n bersfat konssten antara pengelompokkan perusahaan yang berdasarkan pada laba operas maupun laba bersh setelah pajak maupun berdasarkan model Zero Growth dan Market Expectaton. Dar keseluruhan hasl pengujan hpotess yang menunjukkan bahwa tdak terdapat perbedaan reaks pasar modal bak yang dprokskan dengan abnormal return maupun volume perdagangan saham antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba, maka hal n mengndkaskan bahwa pasar modal Indonesa belum merespon secara lebh detal nformas laba perusahaan. Perbedaan n tampak juga secara lebh detal pada perusahaan yang mempunya postve dan negatf earnng surprse. Intepretas dar keseluruhan hasl pengujan hpotess tersebut mengndkaskan bahwa berdasarkan teor hpotess pasar efsen, pasar modal Indonesa belum efsen bentuk setengah kuat secara keputusan. Dalam hal n dar hasl pengujan hpotess datas dketahu bahwa laporan keuangan memlk kandungan nformas yang dtunjukkan oleh adanya abnormal return dan volume perdagangan saham yang nla sgnfkan berbeda dengan 0. Nla abnormal return dan volume perdagangan saham yang snfkan n dapat dlhat pada tabel 8 berkut n. Tabel 8 Nla Sgnfkans Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Varabel N Rerata Dev. t-value, test = 0 Sg. taled CAR VPS 8 8 0,0869 0,01189 Standar 0,37 0,0363,831 3,003 0,01 0,00 Hasl peneltan n berbeda dengan hasl peneltan Assh dan Gudono (000), yang menunjukkan bahwa antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba mempunya reaks pasar yang berbeda. Proks dar reaks pasar dalam peneltan tersebut adalah abnormal return. Hasl pengujan yang tdak konssten n menunjukkan bahwa tngkat efsens pasar modal Indoensa belum konssten. Assh dan Gudono (000) dalam peneltannya menggunakan data laporan keuangan tahun 1991 sampa dengan Pada masa tersebut konds perekonoman Indonesa belum dlanda krss sehngga memungknkan pasar modal memenuh syarat sebaga bentuk efsen setengah kuat. Sebalknya, peneltan yang dlakukan n menggunakan data tahun 1999 sampa dengan tahun 00. Pada masa n perekonoman Indonesa mash terkena dampak krss ekonom, sehngga sangat memungknkan bahwa pasar modal Indonesa terpengaruh oleh konds n. Adanya perbedaan konds n dapat menghaslkan hasl rset yang tdak konssten dalam katannya dengan pengujan efsens pasar modal khususnya d Indonesa. In berart bahwa d Indonesa antara praktk perataan laba dan reaks pasar modal tdak berhubungan atau tdak berasosas. V. Smpulan, Keterbatasan dan Saran Peneltan Smpulan yang dapat dperoleh dar peneltan n adalah bahwa semua hpotess yang dajukan dalam peneltan n tdak ddukung bukt emprs. Bukt emprs dalam peneltan n menunjukkan bahwa reaks pasar modal Indonesa tdak berbeda untuk perusahaan yang melakukan perataan laba maupun yang tdak melakukan perataan laba. Demkan juga, apabla kelompok perusahaan dbag menjad perusahaan perata dan bukan perata laba berdasarkan postve dan negatve earnng surprse reaks pasar modalnya tdak berbeda. Hasl n juga konssten dalam pengujan antara berdasarkan laba operas dan laba bersh setelah pajak yang menghaslkan reaks pasar modal yang tdak berbeda. Walaupun dengan proks reaks pasar yang berbeda yatu abnormal return dan volume perdagangan saham hasl analss peneltan juga menghaslkan konds yang tdak berbeda. Hasl n peneltan n mengndkaskan bahwa pada tahun 00 konds pasar modal Indonesa tdak efsen setengah kuat secara keputusan. Akan tetap, pada tahun tersebut konds Pasar modal Indoensa telah memenuh persyaratan efsens pasar dalam bentuk setengah secara nformas karena pasar modal bereaks atas publkas laporan laba 35

14 perusahaan dalam nla sgnfkan. Hasl n tdak konssten dengan hasl peneltan yang dlakukan oleh Assh dan Gudono (000) yang menunjukkan bahwa antara perusahaan perata laba dan bukan perata laba mempunya reaks pasar modal yang berbeda, hal n reaks pasar modal dprokskan dengan abnormal return. Peneltan n kemungknan mash mengandung kelemahan yang dsebabkan oleh oleh keterbatasan-keterbatasan berkut n: 1. Peneltan n hanya menggunakan empat tahun peneltan, sebaknya untuk peneltan yang berkatan perataan laba sebaknya menggunakan data laporan keuangan lebh panjang agar lebh detal dalam analssnya.. Peneltan n hanya menggunakan varabel abnormal return dan tradng volume actvty sebaga proks dar reaks pasar. 3. Peneltan n hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur. Sehubungan dengan adanya keterbatan tersebut, maka saran yang dapat dsampakan untuk peneltan selanjutnya agar pada peneltan berkutnya bsa menambah data laporan keuangan dengan jumlah tahun yang lebh panjang sehngga dapat dperoleh hasl peneltan yang lebh bak. Selanjutnya, untuk peneltan berkutnya agar dapat menggunakan sampel yang lebh besar tdak hanya pada sektor manufaktur saja, tetap juga pada sektor lan dengan tujuan untuk dapat dperbandngkan besarnya reaks pasar dantara berbaga sektor tersebut. DAFTAR PUSTAKA Assh, Prhat dan M. Gudono, 000, Hubungan Tndakan Perataan Laba Dengan Reaks Pasar Atas Pengumuman Informas Laba Perusahaan Yang Terdaftar D Bursa Efek Jakarta, Jurnal Rset Akuntans Indonesa, Vol. 3 No. 1, Januar: Ball, Ray and Phlph Brown, 1968, An Emprcal Evaluaton of Accountng Income Numbers, Journal of Accountng Research, Barnea, Amr, Joshua Ronen, dan Sncha Sadan, 1976, Classfcatory Smoothng Of Income Wth Extraordnary Items, The Accountng Revew, January. Beaver, Wllam H., 1968, The Informaton Content of Annual Earnng Announcement, Journal of Accountng Research, Beza, Berhanu dan Anun Na m, 1998, The Informaton Content Of Annual Earnngs Announcement A Tradng Volume Approach, Jurnal Rset Akuntans Indonesa, Vol. 1 No., jul: Brayshaw, R.E dan Ahmed E.K Eldn, 1989, The Smootng Hypothess And The Role of Exchange Dfferences, Journal Of Busness Fnance And Accountng, 16(5) Wnter. Dascher, Paul E dan Robert E. Malcom, 1970, A Note on Income Smoothng n The Chemcal Industry, Journal of Accountng Research, Autumn. Husnan, Suad, Mamduh M. Hanaf dan Amn Wbowo, 1996, Dampak Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Kegatan Perdagangan Saham Dan Varabltas Tngkat Keuntungan, Kelola, No. 11/ V. Jatnngrum, 000, Analss Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perataan Penghaslan Bersh/Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar D BEJ, Jurnal Bsns Dan Akuntans, Vol. No., Agustus: Jn, She Lauw dan Mas ud Machfoedz, 1998, Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Praktk Perataan Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar D Bursa Efek Jakarta, Jurnal Rset Akuntans Indonesa, Vol. 1 No., Jul: Koch, Bruce S, 1981, Income Smoothng: An Experment, The Accoutng Revew, Vol. LVI No. 3, July. Lestar, Sr dan Imam Subekt, 00, Asosas Antara Pengumuman Kabnet Baru Tanggal 3 Agustus 000 Dengan Stock Prce Dan Tradng Volume Actvty D PT Bursa Efek Jakarta, Tema, Vol. III No. 1, Maret. Narsa, Made I, Bernadetta Dana Nugrahen dan Benedkta Martza, 003, Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Praktek Perataan Laba Selama Krss Moneter Pada 36

15 Perusahaan Yang Terdaftar D Bursa Efek Surabaya, Majalah Ekonom, Tahun XIII, No., Agustus. Parawyat dan Zak Bardwan, 1998, Kemampuan Laba Dan Arus Kas Dalam Mempredks Laba Dan Arus Kas Perusahaan Go Publk D Indonesa, Jurnal Rset Akuntans Indonesa, Vol. 1 No. 1, Januar:1-11. Salno, Hanna Melan dan Zak Bardwan,, 000, Analss Perataan Penghaslan (Income Smootng): Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Dan Katannya Dengan Knerja Saham Perusahaan Publk D Indonesa, Jurnal Rset Akuntans Indonesa, Januar: Sutrsno, 001, Stud Analtkal Pengaruh Bentuk Manajemen Laba (Earnngs Management) Terhadap Hubungan Antara Return-Laba, Lntasan Ekonom, Vol. XVII No., Jul. Utam, Wwk dan Suharmad, 1998, Pengaruh Informas Penghaslan Perusahaan Terhadap Harga Saham D Bursa Efek Jakarta, Jurnal Rset Akuntans Indonesa, Vol. 1 No., Jul:

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di 1 BAD PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan nformas yang akurat, relevan dan dan up to date dbutuhkan oleh nvestor dalam menentukan apakah akan melakukan transaks jual bel efek d pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tnjauan Teorts 2.1.1 Saham Menurut Anoraga (2006:58) saham adalah surat berharga bukt penyertaan atau pemlkan ndvdu maupun nsttus dalam suatu perusahaan. Saham berwujud selembar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN INTERNET BANKING TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Aref A. Kurnawan 1, Hellk Hermawan 2 Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto, emal: wwn_stats@yahoo.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PERILAKU HARGA SAHAM (STUDI DAMPAK RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA) Oleh: Gunistiyo ABSTRAK

PERILAKU HARGA SAHAM (STUDI DAMPAK RESHUFFLE KABINET INDONESIA BERSATU TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK JAKARTA) Oleh: Gunistiyo ABSTRAK PEILAKU HAGA SAHAM (STUDI DAMPAK ESHUFFLE KABINET INDONESIA BESATU TEHADAP ETUN SAHAM LQ 45 DI BUSA EFEK JAKATA) Oleh: Gunstyo ABSTAK Stud n bertujuan untuk menganalss perbedaan abnormal return saham dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA Vol. 3, No.1, Januar 017, 33-3 ISSNONLINE 3-3578/ISSN PRINTED 3-1850 PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA CARISSA BELLA YONATAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN 1 PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN Pembmbng: Surtkant, SE., M.S Penuls: Ecatarna Febola Annsa Program Stud Akuntans Fakultas Ekonom Unverstas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jens Peneltan Peneltan n tergolong sebaga peneltan hypothess testng. Menurut Sekaran (2003), hypotess testng merupakan suatu peneltan yang sudah memlk kejelasan dan gambaran,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Sesua dengan tujuan peneltan untuk mengetahu reaks pasar pada saat penerbtan oblgas, maka dgunakan metode event study untuk mengetahu ada tdaknya return saham yang abnormal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai 67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

CAPITAL ASSET PRICING MODEL CAPITAL ASSET PRICING ODEL 1. Konsep CAP 2. Perumusan CAP (CL dan SL) 3. Pelonggaran CAP unya Alteza Konsep Dasar CAP Drumuskan oleh Sharpe, Lntner & ossn (1960an) odel yang menghubungkan expected return

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Kerangka Pkr Analss Peneltan n dalam menguj eksstens konservatsme dalam pencatatan serta pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan publk manufaktur d Indonesa menggunakan

Lebih terperinci