BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Kerangka Pkr Analss Peneltan n dalam menguj eksstens konservatsme dalam pencatatan serta pelaporan keuangan perusahaan-perusahaan publk manufaktur d Indonesa menggunakan pendekatan peneltan yang dlakukan oleh Basu (1997) yakn dengan melhat apakah terdapat asymmetrc tmelness dalam pengakuan bad news dan good news. Asymmetrc Tmelness terlhat dengan adanya hubungan nla earnng yang lebh kuat dengan bad news dbandngkan dengan good news. Hal n dsebabkan penerapan konservatsme mempersyaratkan tngkat verfkas yang lebh tngg untuk pengakuan good news d dalam nla earnng yang dlaporkan, sehngga good news tdak tercermn dengan segera d dalam nla reported earnng. Hal yang sebalknya terjad pada pelaporan bad news, dmana bad news cenderung lebh cepat tercermn d dalam nla earnng konservatf. Hal n menyebabkan bad news memlk hubungan yang lebh kuat dengan earnng. Untuk melhat adanya asymmetrc tmelness tersebut melalu perbandngan hubungan bad news dan good news terhadap nla reported earnng maka dlakukan analss regres dar earnng terhadap return, dmana return negatve menjad proks dar bad news sementara return postf menjad proks dar good news. Nla earnng, dalam hal n reported earnng, yang menjad varabel dependen dalam pengujan tersebut, dnla memlk hubungan yang lebh kuat dengan bad news apabla hasl dar pengujan regres earnng dan return menunjukkan nla koefsen return yang lebh tngg untuk sample bad news. Untuk menangkap hpotess tersebut, persamaan estmas yang dgunakan adalah sebaga berkut: = (3.1) 28

2 29 dmana : : nla earnng per share perusahaan pada tahun t dbag dengan harga saham perusahaan d awal perode fscal terkat : mencermnkan varabel dummy, dmana 1 mewaklkan tngkat pengembalan saham (return) yang negatf dan 0 mewaklkan tngkat pengembalan saham (return) postf : tngkat pengembalan saham perusahaan dalam kurun waktu semblan bulan sebelum berakhrnya perode fscal terkat hngga tga bulan setelah perode fscal terkat Persamaan (3.1), yang selanjutnya dsebut model persamaan (1), mengnformaskan bahwa perbedaan respon terhadap good news dan bad news tertangkap oleh adanya nteraks antara varabel dummy return dengan varabel return. Untuk kasus bad news ( D 1), perubahan return akan drespon sebesar 0 1 persen perubahan earnng per share per prce. Sebalknya, perubahan return untuk good news hanya drespon dengan sebesar. Dengan demkan 0 hasl estmas dan dharapkan bernla postf. 0 1 Bla dbandngkan dengan model yang dpaka oleh Basu (1997), persamaan d atas telah dmodfkas, dmana earnngs per share per prce sebaga varabel dependen dubah dalam bentuk logartma natural. In berart, perubahan earnngs dukur dalam persentase. Langkah n dambl karena hasl estmas menjad lebh sgnfkan dengan transformas tersebut. Nla earnng yang dperoleh dar laporan keuangan perusahaan dbag dengan pembukaan harga saham d awal tahun untuk mengkontrol heteroskedaststas. Tngkat pengembalan saham tahunan dhtung dalam jangka waktu yang berakhr tga bulan setelah perode fscal terkat untuk memastkan bahwa nla return tersebut tdak dpengaruh oleh nla reported earnng tahun sebelumnya, hal n dperkuat dengan peneltan yang dlakukan oleh Easton dan Harrs (1991).

3 30 Selanjutnya, stud n berusaha memaham tngkah laku konservatsme d tngkat perusahaan melalu nvestgas terhadap faktor-faktor yang mendorong perusahaan untuk berskap konservatf. Pengukuran konservatsme dlakukan berdasarkan Gvoly dan Hayn (2000), dalam peneltan tersebut, apabla selsh antara laba bersh dan arus kas bernla negatf yang konssten selama beberapa tahun maka hal tersebut merupakan ndkas dterapkannya konservatsme dan sebalknya. Selsh laba bersh dan arus kas bernla negatf berart nla laba yang dlaporkan perusahaan lebh rendah darpada nla kas yang dterma perusahaan. Rumus yang dgunakan dalam pengukuran konservatsme berdasarkan Gvoly dan Hayn adalah : = (3.2) dmana : : Konservatsme akuntans : Laba bersh sebelum extraordnary tem dtambah baya depresas dan amortsas : Jumlah arus kas dar kegatan operas Depresas dan amortsas merupakan alokas baya dar aktva yang dmlk perusahaan. Pada saat pembelan aktva, kas yag dbayarkan termasuk dalam arus kas dar kegatan nvestas. Sehngga, alokas baya depresas dan amortsas yang tercermn dalam net ncome tdak berhubungan dengan arus kas dar kegatan operas dan dkeluarkan dar net ncome dalam pengukuran konservatsme akuntans. Berdasarkan stud yang telah dlakukan Gvoly dan Hayn tersebut, dalam peneltan n perusahaan dgolongkan menerapkan akuntans konservatf jka selama dua tahun berturut-turut melaporkan pendapatan bersh yang telah dkurang cash flow bernla negatf. Lebh jauh lag, telah ddentfkas beberapa varabel yang mendorong suatu perusahaan menjad konservatf dan selanjutnya menjad varabel ndependen dalam peneltan n, yatu debt to equty rato, penjualan bersh (net sales), dan lqudty rato.

4 31 Dengan varabel dependen perusahaan konservatf atau tdak, persamaan estmasnya dapat dtulskan dengan : Pr con 1 log 0 1ns 3lr 4 log( der) j D j 1 Pr con 1 (3.3) j2005 con : varabel numerc bernla 1 jka perusahaan konservats dan 0 jka selannya ns : nla penjualan bersh perusahaan (dnyatakan dalam mlyaran rupah) der : debt to equty rato lr : lqudty rato D : Varabel dummy tahun 2005 hngga 2007 dengan bass 2004 Dgunakannya varabel dummy tahun pada model n untuk mengakomodas adanya efek perbedaan antar waktu mengngat data sampel yang dpaka sebanyak 64 perusahaan dalam kurun waktu lma tahun. III.2 Sampel dan Data Peneltan n menggunakan data sekunder yang dperoleh dar Indonesa Captal M arket Drectory tahun 2007, Database Osrs,Yahoo Fnance dan webste Bursa Efek Indonesa. Sampel dplh dar populas perusahaan publk yang terdaftar dan sahamnya dperdagangkan d Bursa Efek Jakarta M etode pengamblan sampel dalam peneltan n adalah purposve samplng yatu pengamblan sampel berdasarkan krtera tertentu. Adapun krtera yang menjad dasar pemlhan sampel adalah : a. Perusahaan bergerak d dalam ndustr manufaktur b. Perusahaan terdaftar d Bursa Efek Jakarta dan menyampakan laporan keuangannya secara berkelanjutan sejak tahun 2002 hngga tahun c. Laporan keuangan perusahaan dpublkaskan dalam mata uang rupah Alasan pemlhan sampel berupa perusahaan yang bergerak d dalam ndustr manufaktur karena perusahaan tersebut memlk karakterstk pelaporan

5 32 keuangan yang sama.. Dar 184 perusahaan manufaktur yang terdaftar d Bursa Efek Indonesa, terdapat 141 perusahaan manufaktur yang dapat djadkan sampel dalam peneltan n. Selanjutnya, jumlah perusahaan tersebut tereduks hngga menjad 64 perusahaan karena keterbatasan data yang ada. III.3. Metode Pengolahan M odel estmas yang telah ddapatkan pada dan persaman d atas akan menggunakan program Evews 4 dan Stata 8 untuk menentukan hasl emprsnya. M etode yang dambl untuk mendapatkan hasl emprs peneltan n adalah dengan menggunakan analss data panel untuk persamaan pertama dan analss logt untuk persamaan kedua. III.3.1. Metode Data Panel Penjelasan metode data panel pada ses n banyak dadaptas dar M odul Data Panel dar Laboratorum Ilmu Ekonom FEUI. Data panel merupakan bentuk data yang menggabungkan data-data lntas waktu (tme seres) dan lntas ndvdu, dalam hal n perusahaan (cross secton). Dengan kata lan, data yang dperoleh merupakan hasl observas terhadap beberapa objek (dalam hal n dapat berupa perusahaan, manusa, dan lan sebaganya) dalam perode waktu tertentu. Gujarat (2003) menjelaskan bahwa terdapat dua jens data panel, pertama adalah unbalanced panel yatu apabla data cross secton dan tme seres yang dpaka tdak memlk jumlah yang sama. Jens data panel kedua adalah balanced panel yatu apabla data cross secton dan tme seres yang dgunakan memlk jumlah yang sama (sembang). Penggunaan data panel memlk kelebhan dbandngkan dengan penggunaan data tme seres ataupun cross secton. (Baltag, 1995) menyatakan beberapa kelebhan dar panel data sebaga berkut: a. Estmas yang terdapat pada panel data dapat mencermnkan heterogentas secara eksplst dar data yang dgunakan. b. Dengan menggabungkan data tme seres dengan data cross secton, data panel memberkan data yang lebh banyak, lebh nformatf, lebh banyak derajat kebebasan, lebh efsen, dan rendah kolneartasnya.

6 33 c. Panel data sangat bak untuk dgunakan dalam stud perubahan yang dnamk. d. Panel data dapat mendeteks dan mengukur pengaruh dengan lebh bak dbandngkan data yang murn tme seres ataupun cross secton. e. Panel data memungknkan untuk mempelajar behavoral model yang lebh kompleks. f. Dengan membuat data dalam rbuan unt, panel data dapat memnmumkan bas yang mungkn muncul Pengolahan data panel dapat melalu beberapa cara. Secara umum, terdapat tga metode dalam pengolahan data panel, yatu metode kuadrat terkecl (pooled least square), metode efek tetap (fxed effect), dan metode efek acak (random effect). M etode kuadrat terkecl merupakan pendekatan yang palng sederhana dalam pengolahan data panel. M salkan terdapat persamaan berkut n: Y X (3.3) t t t untuk = 1, 2,..., I dan t = 1, 2,..., T. I adalah jumlah unt cross secton (ndvdu) dan T adalah jumlah perode waktunya. Dengan mengasums komponen error dalam pengolahan kuadrat terkecl basa, dlakukan proses estmas secara terpsah untuk setap unt cross secton. Untuk perode t = 1, akan dperoleh persamaan regres cross secton sebaga berkut: Y 1 X 1 1 (3.4) yang akan bermplkas dperolehnya persamaan sebanyak T persamaan yang sama.begtu juga sebalknya, kta juga akan dapat memperoleh persamaan deret waktu (tme seres) sebanyak I persamaan untuk setap T observas. Namun, untuk mendapatkan parameter dan yang konstan dan efsen, akan dapat dperoleh dalam bentuk regres yang lebh besar dengan melbatkan sebanyak IT observas. Kesultan terbesar dalam pendekatan metode kuadrat terkecl basa tersebut adalah asums ntersep dan slope dar persamaan regres yang danggap konstan bak antar daerah maupun antar waktu. Padahal, asums tersebut kemungknan besar tdak dapat dbenarkan. Untuk mengatas permasalahan

7 34 tersebut dgunakan varabel boneka (dummy varable) untuk mengdentfkaskan terjadnya perbedaan nla parameter yang berbeda-beda bak lntas unt cross secton maupun antar waktu. Pendekatan dengan memasukkan varabel boneka n dkenal dengan sebutan model efek tetap (fxed effect) atau Least Square Dummy Varable. M etode n dapat dtuls dengan Y t = a + bx t + g 2 W 2t + g 3 W 3t g N W Nt + d 2 Z 2 + d 3 Z d T Z T + e t (3.5) dmana, 1, untuk ndvdu ke, I W t 0 untuk sebalknya 2,..., N 1, Z t 0 untuk perode ke t, t 2,..., N untuk sebalknya Dar persamaan d atas, dapat dsmpulkan bahwa telah dtambahkan sebanyak (N-1) + (T-1) varabel boneka ke dalam model dan menghlangkan dua ssanya untuk menghndar kolneartas sempurna antar varabel ndependen. Dengan menggunakan pendekatan n akan terjad degree of freedom sebesar NT 2 (N-1) (T-1), atau sebesar NT - N T. Keputusan memasukkan varabel boneka n harus ddasarkan pada pertmbangan statstk. In dkarenakan dengan melakukan penambahan varabel boneka n mengurang banyaknya degree of freedom. Pertmbangan pemlhan pendekatan yang dgunakan n ddekat dengan menggunakan statstk F yang berusaha memperbandngkan antara nla jumlah kuadrat dar error dar proses pendugaan dengan menggunakan metode kuadrat terkecl dan efek tetap yang telah memasukkan varabel boneka. Rumusan yang merupakan tes pemlhan antara metode kuadrat terkecl dan efek tetap n serng dsebut dengan Chow Test yang dapat dtuls sebaga berkut: F N T 2, NT N T ESS 1 / N T 2 ESS / NT N T 2 (3.6)

8 35 dmana ESS 1 dan ESS 2 adalah jumlah kuadrat ssa dengan menggunakan metode kuadrat terkecl basa dan model efek tetap. Nla statstk F uj n yang kemudan dbandngkan dengan nla statstk F tabel yang akan menentukan plhan model yang akan dgunakan. Efek tetap akan dambl bla F uj lebh besar dar F tabel atau dengan kata lan Ho dtolak. Keputusan untuk memasukkan varabel boneka dalam model efek ternyata memlk konsekuens. Penambahan varabel boneka dapat mengurang banyaknya derajat kebebasan, yang pada akhrnya akan mengurang efsens dar parameter yang destmas. Berkatan dengan hal n, dalam model data panel dkenal metode ketga yatu metode efek acak (random effect). Dalam model efek acak, parameter-parameter yang berbeda antar daerah maupun antar waktu dmasukkan ke dalam error. Karena hal n lah, model efek acak serng juga dsebut model komponen error (error component model). Bentuk model efek acak n djelaskan pada persamaan berkut n: Y t X t u t v w t t t (3.7) dmana u N(0, u 2 ) = komponen cross secton error v t N(0, 2 v ) = komponen tme seres error w t N(0, 2 w ) = komponen error kombnas Dalam hal n, dasumskan pula bahwa error secara ndvdual tdak salng berkorelas. Begtu juga dengan error kombnasnya. Dengan menggunakan model efek acak n, maka pemakaan derajat kebebasan dapat dhemat dan tdak mengurang jumlahnya sepert yang dlakukan pada model efek tetap. Hal n menyebabkan parameter yang merupakan hasl estmas akan menjad semakn efsen. Keputusan penggunaan model efek tetap ataupun efek acak dtentukan dengan menggunakan spesfkas yang dkembangkan oleh Hausmann. Spesfkas n akan memberkan penlaan dengan menggunakan nla Ch Square Statstcs sehngga keputusan pemlhan model akan dapat dtentukan secara statstk. Proses pemlhan mana dar ketga efek d atas yang akan dgunakan dalam estmas, dawal dengan menggunakan Chow Test. Tes n akan memberkan hasl

9 36 apakah estmas akan dlakukan dengan menggunakan PLS ataukah fxed effect. Ketka Chow Test menerma Ho, maka PLS yang akan dgunakan. Sebalknya, bla Ho dtolak, Hausmann Test dgunakan untuk menentukan apakah estmas akan menggunakan fxed effect atau random effect. Pada saat Ho dtolak, maka fxed effect yang lebh sesua untuk dgunakan dalam estmas n. Demkan pula sebalknya. III.3.1. Metode Estmas Logstk M etode estmas logstk atau yang serng dkenal dengan model logt pada subbab n secara umum drangkum dar Gujarat (2003). Secara sederhana, analss regres logstk adalah analss model yang menggunakan varabel ndependen yang berupa peubah kategork ataupun peubah numerk untuk menduga besarnya peluang kejadan tertentu dar varabel dependen. Sedangkan pemodelan peluang kejadan tertentu dar kategor peubah Y dlakukan melalu transformas logt. Msalkan P adalah kategor sukses dar Y, maka probabltas sukses dtulskan dengan Z 1 e P Z Z 1e 1 e (3.8) dmana Z = a +a X +...+a X. Sebalknya, probabltas gagal secara n n matemats dnyatakan 1 1P Z 1 e (3.9) Dengan demkan, dapat dperoleh P 1P e Z Nla P 1 P (3.10) dsebut dengan odds rato, yatu raso antara probabltas kejadan sukses dengan probabltas kejadan gagal. Dengan mengambl nla natural logartmanya, persamaann d atas berubah menjad

10 37 P L ln Z a +a X +...+a X n n 1 P (3.11) Dar persamaan d atas tampak bahwa nla L, yang merupakan nla logartma natural dar odds rato, tdak hanya lner terhadap X, tetap juga lner terhadap parameter. Dengan kata lan, proses manpulas d atas menggambarkan transformas logt. Gambar xxx menglustraskan proses transformas logt tersebut. Gambar 1. Transformas Logt P Logt (P ) Logt Transform Predctor S Predctor u Sumber: Modul Regres Logstk, Statstka IPB, (2007) D sampng lnertas, propert lan yang ada dalam model logt melput: a. Meskpun P hanya bernla dar 0 sampa 1, namun nla logt L berada pada batasan. L. Dengan demkan, nla L tdak memlk b. M ekpun L bersfat lner terhadap X, tetap tdak dengan nla probabltasnya. c. Nla slope koefsen, dalam hal n a,..., a, mencermnkan perubahan 1 n L sebaga akbat dar perubahan varabel ndependen yang bersangkutan sebesar satu unt. Dengan kata lan, slope koefsen menyatakan bagamana perubahan nla logartma natural dar odd rato berubah saat varabel ndependen berubah sebesar satu unt.

11 38 III.4 Metode Interpretas Hasl Estmas III.4.1 Pendekatan Teor Pengujan hasl estmas dengan menggunakan pendekatan teor mentkberatkan pada bagamana perubahan varabel dependen sebaga akbat dar perubahan varabel-varabel ndependennya. Selan tu, pendekatan teor juga menekankan pada seberapa logs hasl estmas yang ddapatkan, yakn apakah hasl yang ddapatakan logs dan sesua dengan hukum teor-teor akuntans yang berlaku. Termasuk d dalamnya adalah kesesuaan hasl estmas dengan teorteor yang telah dpublkaskan yang merupakan hasl peneltan sebelumnya. Apabla hasl yang ddapatkan berbeda, maka dperlukan analss yang lebh mendalam untuk menjawab mengapa fenomena tersebut terjad. III.4.2 Pendekatan Statstka Dalam pendekatan statstka, akan duj seberapa ft model menjelaskan varas-varas dalam sampel. Terdapat tga pengujan yang dlakukan untuk mengetahu hal tersebut, yatu F test, t test, dan R squared (R 2 ) test. a. F test (uj F). Uj F dgunakan untuk melhat seberapa ft sebuah model secara keseluruhan. Varabel-varabel ndependen duj secara bersamaan dalam menjelaskan varabel dependennya. M odel hpotesa dar uj F n adalah: H 0 : model yang dgunakan tdak ft H a : model yang dgunakan sudah ft Krtera penolakan H 0 dperoleh pada saat nla p-value kurang dar tngkat sgnfkans ( ), dmana sebesar 1%, 5%, atau 10%. Sehngga, model dkatakan ft apabla besarnya p-value kurang dar nla sgnfkans yang telah dtentukan. b. t test (uj t). Berbeda dengan uj F, uj t dlakukan untuk mengetahu seberapa sgnfkan varabel-varabel ndependent mempengaruh varabel dependennya secara sendr-sendr. Oleh karena tu, uj t serngkal dsebut dengan uj parsal Bla dasumskan bahwa koefsen dar varabel-

12 39 varabel ndependen dalam model estmas adalah b, maka model hpotesa dar uj t adalah: Ho: = 0 Ha: 0 H 0 akan dtolak ketka p-value kurang dar nla yang telah dtentukan. Pada konds tolak H 0, maka varabel ndependen yang sedang duj tersebut dkatakan berpengaruh sgnfkan terhadap varabel dependennya. c. R squared (R 2 ) test (uj R 2 ). Uj R 2 mrp dengan uj F dalam melhat bagamana varabel ndependen mempengaruh varabel dependen secara bersama-sama. Uj n melhat seberapa besar varabel-varabel ndependen mampu menjelaskan varas dar varabel dependennya. Semakn besar nla R 2, maka semakn bak model tersebut. Adapun batas nla R 2 yang harus dpenuh sebuah model untuk dkatakan sebaga model yang bak, tdak dtetapkan secara past. Beberapa peneltan menyatakan, untuk model estmas dalam skala makro, nla R 2 d atas 0,8 dkatakan bahwa model tersebut sudah bak. Sedangkan untuk model dalam konteks mkro, sejauh n belum ada konsensus yang past. III.4.3. Pendekatan Ekonometrka Dalam pendekatan ekonometrka, ketka menggunakan pendekatan OLS (Ordnary Least Squares), setap parameternya harus memenuh propert BLUE (Best Lnear Unbased Estmator). Apabla propert tersebut dlanggar, maka parameter tdak lag memenuh syarat BLUE. Akbatnya, treatment harus dlakukan untuk mencapa persyaratan BLUE tad. Beberapa pelanggaran asums dasar ekonometrka dan penanganannya antara lan sebaga berkut: a. Heteroskedaststas. Pelanggaran asums dmana varans error tdak sama antar observas dsebut dengan heteroskedaststas. Pelanggaran n serng terjad pada estmas yang menggunakan data-data cross secton. Adanya Pelanggaran n menyebabkan hasl estmas memberkan hasl parameter yang bas, tdak konssten, dan tdak efsen karena tdak berasal dar varans yang terkecl. Untuk mendeteksnya, dapat dgunakan Whte- Heteroscedastcty Test dengan desan hpotess,

13 40 H 0 : tdak ada heteroskedaststas H a : terdapat heteroskedaststas dmana model mengalam heteroskedaststas apabla Ho dtolak (p-value kurang dar nla sgnfkansnya). Sedangkan untuk penangannya, setap observas harus dbobot (weghted) dengan error-nya untuk mendapatkan varans yang sama. Oleh karena tu, prosedur estmasnya serng dsebut dengan Weghted Least Squares (WLS). b. Autokorelas. Pelanggaran n terjad pada saat korelas error antar waktu muncul dan serng terjad pada estmas yang menggunakan data-data tme seres. Autokorelas ddeteks dengan melhat nla Durbn Watson (DW), dmana model yang tdak memlk masalah autokorelas, memlk nla DW sebesar 2. Autokorelas dapat ddentfkas pula dengan menggunakan breusch-godfrey seral correlaton LM test yang terdapat pada program Evews 4. Untuk penanganannya, dapat dmasukkan varabel-varabel lag, AR (autoregressve) atau MA (movng average) ke dalam model. c. Multkolneartas. Pelanggaran n terjad ketka terdapat hubungan antar varabel bebas dalam model. Akbatnya, varabel bebas yang sgnfkan dalam model menjad lebh sedkt. Untuk mendeteks adanya multkolneartas dalam sebuah model, dperlukan matrks korelas antar varabel. Varabel yang memlk tngkat korelas sebesar 0,8 dengan varabel lan serngkal baru dkatakan memlk multkolneartas. Penanganannya harus melalu pemodelan ulang (remodelng), bak melalu pengurangan varabel bebas, redefns terhadap varabel, ataupun transformas varabel yang dgunakan.

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneltan n penuls bermaksud untuk menelt bagamana pengaruh perubahan kebjakan moneter terhadap jumlah kredt yang dberkan oleh bank pada beberapa kelompok bank berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Sesua dengan tujuan peneltan untuk mengetahu reaks pasar pada saat penerbtan oblgas, maka dgunakan metode event study untuk mengetahu ada tdaknya return saham yang abnormal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Sumber data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder bersumber dar Badan Pusat Statstk (BPS) dan Bank Indonesa (BI). Data yang dgunakan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN A. Regres Model Log-Log Pada prnspnya model n merupakan hasl transformas dar suatu model tdak lner dengan membuat model dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB 73 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan n adalah nla tambah sektor pertanan untuk PDRB Jawa Barat berupa data tme seres perode 1985-005. selan tu penuls memlh varabel yang mempengaruhnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian.

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu objek penelitian dan desain penelitian. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Bab n dbag menjad dua bagan, yatu objek peneltan dan desan peneltan. III.1 Objek Peneltan Objek peneltan dalam skrps n adalah nla perusahaan LQ 45 perode 2009-2011.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah jens peneltan assosatf kausal, yatu peneltan yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh antara dua varabel

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA Regres Lnear Tujuan Pembelajaran Menjelaskan regres dan korelas Menghtung dar persamaan regres dan standard error dar estmas-estmas untuk analss regres lner sederhana

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group. Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor, Nopember 05 ISSN 085-789 Pemodelan Regres Varabel Moderas Dengan Metode Sub-Group Regresson Modelng of Moderatng Varable wth a Method of Sub Group Rsna Septawat, Des

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENEITIAN Peneltan n merupakan peneltan deskrptf, yang dalam penulsannya dmaksudkan untuk menjabarkan penyerapan tenaga kerja berdasarkan konds wlayah peneltan. Analss dlakukan secara kualtatf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian 58 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneltan Objek peneltan merupakan varabel-varabel yang menjad perhatan penelt. Peneltan n terdr dar dua varabel yatu ndependent varable/varabel bebas (X)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani    / KORELASI DAN REGRESI LINIER 9 Debrna Puspta Andran www. E-mal : debrna.ub@gmal.com / debrna@ub.ac.d 2 Outlne 3 Perbedaan mendasar antara korelas dan regres? KORELASI Korelas hanya menunjukkan sekedar hubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi

Uji Park Dan Uji Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksian Heteroskedastisitas Pada Analisis Regresi Al-Jabar: Jurnal Penddkan Matematka Vol. 8, No., 07, Hal 63-7 Uj Park Dan Uj Breusch Pagan Godfrey Dalam Pendeteksan Heteroskedaststas Pada Analss Regres Sska Andran UIN Raden Intan Lampung: sskaandran@radenntan.ac.d

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab n akan membahas mengena tahapan-tahapan yang dlakukan dalam pengolahan data dalam upaya mendapatkan hasl estmas yang mampu menjawab tujuan penelan. Tahapan pada penelan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data 9 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jens dan Sumber Data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data prmer dan data sekunder. Data prmer berupa data prmer (cross secton) Surve Khusus Tabungan dan Investas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method

Model Regresi Variabel dengan Metode Selisih Mutlak. Moderating Variable Regression Model with an Absolute Difference Method Model Regres Varabel dengan Metode Selsh Mutlak Moderatng Varable Regresson Model wth an Absolute Dfference Method Desy Ika Rachmawat 1, Des Yunart, dan Darnah And Nohe 3 1 Mahasswa Program Stud Statstka

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI)

REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) REGRESI LINIER SEDERHANA (MASALAH ESTIMASI) PowerPont Sldes byyana Rohmana Educaton Unversty of Indonesan 007 Laboratorum Ekonom & Koperas Publshng Jl. Dr. Setabud 9 Bandung, Telp. 0 013163-53 Hal-hal

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV TNR 1 Space.0 ANALISIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

UJI HETEROSKEDASTISITAS DAN PERBAIKAN HETEROSKEDASTISITAS

UJI HETEROSKEDASTISITAS DAN PERBAIKAN HETEROSKEDASTISITAS BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI HETEROSKEDASTISITAS DAN PERBAIKAN HETEROSKEDASTISITAS 7.. Uj Heteroskedaststas Homoskedaststas terjad bla dstrbus probabltas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. data, dan teknik analisis data. Kerangka pemikiran hipotesis membahas hipotesis BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab n akan durakan kerangka pemkran hpotess, teknk pengumpulan data, dan teknk analss data. Kerangka pemkran hpotess membahas hpotess pengujan pada peneltan, teknk pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci