BAB 5 HASIL PENELITIAN. Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5 HASIL PENELITIAN. Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi"

Transkripsi

1 40 41 BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada bagian hasil penelitan ini memuat deskripsi hasil penelitian meliputi letak dan luas geografis kota Surabaya, keadaan demografis,. Lalu dipaparkan juga hasil penelitian yang menggambarkan karakteristik responden yang terdiri atas umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lapangan usaha. Termasuk juga disini gambaran seputar pemahaman responden tentang Pundi Kencana dalam sub judul deskripsi temuan lapangan. Setelah itu dipaparkan hasil tabulasi silang, dan gambaran jawaban hipotesis. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Letak dan Luas Geografis Letak geografis Kotamadya Surabaya berada antara 122,36 BT dan 12,54 BT dan antara 7,12 KB. Dengan batas wilayah di sebelah utara dan timur selat Madura, Kabupaten Sidoarjo di sebelah selatan, sedang di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gresik. Luas Wilayah Kotamadya Surabaya ± 326,36 km2 terbagi dalam 5 wilayah Pembantu Walikota, 20 wilayah Kecamatan dan 163 Kelurahan Keadaan Demografis Jumlah penduduk kota Surabaya hasil SP2000 adalah jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Jumlah

2 42 tersebut tidak termasuk mereka yang tidak bertempat tinggal. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk kota Surabaya adalah 98,20 yang berarti dari 100 orang perempuan terdapat sekitar 98 laki-laki. Jika dibandingkan dengan tahun 1990 (SP 90), maka jumlah penduduk kota Surabaya mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 0,52 persen per tahun. Kota Surabaya memiliki wilayah administrasi yang seluruhnya termasuk dalam klasifikasi perkotaan sehingga penduduk di daerah ini tergolong padat. Bahkan Kota Surabaya merupakan wilayah terpadat penduduknya di Jawa Timur tahun 2000 dimana dalam sepuluh tahun terakhir tingkat kepadatan mencapai jiwa perkilometer persegi Pendidikan Sampai dengan tahun 2000 tingkat pendidikan penduduk di Kota Surabaya yang terbesar mencapai tamat SLTA yaitu sebesar 30,48 persen. Sedangkan selebihnya adalah belum tamat/ tidak tamat SD (17,53 persen), tamat SD (25,37 persen), tamat SLTP (18,66 persen), tamat Perguruan Tinggi/ DIV (5,85 persen), tamat DIII (1,50 persen), dan tamat Diploma I/II (0,56 persen). Jika diperhatikan menurut kelompok usia menunjukkan bahwa pada kelompok usia SD (7-12 tahun), persentasi terbesar penduduk adalah tidak/ belumtamat SD yaitu 86,37 persen. Pada kelompok usia SLTP (13-15 tahun), persentasi terbesar penduduk adalah tamat SD yaitu 67,24 persen. Selanjutnya pada kelompok usia SLTA (16-18 tahun) persentasi terbesar penduduk adalah tamat SLTP yaitu 60,49 persen. Pada kelompok usia berikutnya, penddidikan

3 43 tertinggi yang ditamatkan terbesar adalah mencapai tamat SLTA dan Sekolah Dasar. 5.2 Karakteristik Umum Responden Dari populasi sebanyak 93 debitur yang menerima Kredit Pundi pada saat dilakukan penelitian, ternyata yang dapat dijadikan sampel yaitu yang memiliki anak usia sekolah sebanyak 65 orang. Proses pemberian bantuan kredit yang bersifat menjemput bola pada debitur atau para pengusaha kecil, membuat distribusi lokasi tempat tinggal para debitur kredit pundi kencana tersebar di Kota Surabaya, mulai dari Surabaya Selatan, Surabaya Timur dan Surabaya Barat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis lapangan usaha yang digeluti dapat dilihat pada paparan berikut Umur Rasio ketergantungan yang terefleksi dari komposisi umur penduduk secara eksplisit merupakan indikator potensi ekonomi rumah tangga, berapa besar anggota rumah tangga yang bekerja atau berpotensi untuk bekerja dan menghasilkan uang atau pendapatan. Selain itu, komposisi umur secara tidak langsung juga merefleksikan konsumsi rumah tangga, misalnya berapa banyak yang masih berusia sekolah dan berapa banyak yang masih berusia sekolah dan berapa pengeluaran yang harus ditanggung olehnya.

4 44 Umur responden bervariasi antara 25 tahun sampai dengan 65 tahun. Profil responden menurut umur dapat dilihat pada tabel berikut ini, dimana memperlihatkan responden yang berumur tahun lebih banyak daripada distribusi umur lainnya, yang dapat dijadikan indikasi responden berada pada usia produktif. Namun responden dengan usia di atas atau di bawah tahun bukan berarti tidak produktif dalam berusaha. Tabel 5.1 Distribusi Umur Responden Penerima Kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003 No UMUR JUMLAH PERSEN tahun 9 13, tahun 22 33, tahun 17 26, tahun 14 21, tahun ke atas 3 4,61 TOTAL Jenis Kelamin Penentuan pemberian penerima kredit pundi kencana tidak membedakan jenis kelamin, tapi pada usaha yang dikelola. Bahkan dalam konsep Yayasan Damandiri, pemberian kredit diutamakan diberikan pada kaum ibu atau kaum perempuan. Namun, pada kenyataanya jumlah perempuan yang mengambil kredit pundi kencana untuk menambah modal usaha berjumlah 25 orang atau 38,46 persen dari keseluruhan jumlah responden. Berikut gambaran penerima kredit berdasarkan jenis kelamin. Tabel 5.2. Distribusi Jenis Kelamin Responden Penerima Kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003 Jenis Kelamin Jumlah Persen

5 45 1. Laki laki 40 61,54 2. Perempuan 25 38,46 Total Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan responden bervariasi antara yang tidak pernah sekolah/ belum tamat SD sampai dengan jenjang Perguruan Tinggi. Dari tabel berikut terlihat yang dominan adalah yang berada di jenjang pendidikan D1 S2 atau pada tingkat Perguruan Tinggi. Tabel 5.3. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Penerima Kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003 No Tingkat Pendidikan Jumlah Persen 1. Tidak pernah sekolah/ belum 5 7,69 tamat SD 2. SD/ MI/ Sederajat 6 9,23 3. SLTP/ MTs/ Sederajat 10 15,38 4. SMU/ Aliyah/ Sederajat 16 24,62 5. D1 S ,07 Total Lapangan Usaha Lapangan usaha dapat diklasifikasikan dalam 5 jenis yaitu pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan, industri pengolahan dan kerajinan, perdagangan, dan penginapan serta jasa. Dari 9 jenis lapangan usaha tersebut, untuk Kota Surabaya yang banyak digeluti oleh responden dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

6 46 Tabel 5.4. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Lapangan Usaha di Kota Surabaya Tahun 2003 No Lapangan Usaha Jumlah Persen 1. Industri Kerajinan 6 9,23 2. Perdagangan 38 58,47 3. Penginapan 4 6,15 4. Jasa 17 26,15 Total Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan responden menunjukan hasil yang didapatkan responden dari usaha yang dijalankan yang mendapat bantuan kredit pundi kencana dan penghasilan lain yang diperoleh anggota keluarga. Berdasarkan temuan lapangan, tingkat pendapatan responden terlihat pada tabel berikut : Tabel 5.5. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Kota Surabaya Tahun 2003 No Tingkat Pendapatan Jumlah Persen 1. Rp Rp Rp ,2 3. Rp Rp ,15 4. Rp. > ,23 Total Data dari tabel di atas memperlihatkan bahwa responden yang memiliki pendapatan antara Rp merupakan jumlah yang terbanyak yaitu sebanyak 43 orang (66,2%), sedangkan yang sedikit adalah mereka yang berpendapatn Rp sebanyak 5 orang (7,69%).

7 Alokasi Biaya Pendidikan Biaya yang harus dikeluarkan setiap keluarga untuk membayar hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan berkisar antara Rp Biaya itu meliputi pembayaran SPP setiap bulan, alat tulis, buku-buku, uang cawu dan perlengkapan sekolah lain seperti baju seragam, sepatu, tas yang pengeluarannya tidak setiap bulan. Tabel 5.6. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Alokasi Biaya Pendidikan di Kota Surabaya Tahun 2003 No Alokasi Biaya Pendidikan Jumlah Persen 1. Rp. < ,7 2. Rp ,4 3. Rp. > Total Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden yang mengalokasikan biaya pendidikan terbanyak pada jumlah Rp yaitu sebanyak 31 orang (52,4%) Jumlah Tanggungan dan Tingkat Pendidikan Anak Keluarga yang mendapat kredit, mengalokasikan dana untuk biaya pendidikan pada anak-anaknya dengan jumlah tanggungan yang berbeda, ada yang hanya satu orang, ada yang bahkan 4 (empat) orang sekaligus, dengan tingkat pendidikan yang juga bervariasi, ada yang hanya membiayai anak di

8 48 tingkat SD, SLTP, atau hanya anak SMU, ada juga yang menanggung anak dengan tiga tingkat pendidikan tersebut. Tabel 5.7 Jumlah Tanggungan dan Tingkat Pendidikan Anak Jumlah Tingkat No Tanggungan Persen Pendidikan Keluarga Jumlah Keluarga Persen SD SLTP SMU ,24 29,03 24, ,9 27,7 15,4 Jumlah (2003) Dari tabel di atas, secara umum terlihat bahwa terdapat 37 keluarga (56,9%) yang memiliki anak di tingkat SD, dimana jumlah anak yang ditanggung biayanya di tingkat SD sebanyak 43 orang. Kemudian terdapat 18 keluarga (27,7%) memiliki anak di tingkat SLTP, jumlah anak pada tingkat ini sebanyak 27 orangn (29,03%). Dan keluarga yang memiliki anak di tingkat SMU sebanyak 10 Keluarga (15,4%), dengan jumlah anak di tingkat ini sebanyak 23 orang (24,73%) Besarnya Jumlah Kredit Pemberian kredit ditujukan pada keluarga yang mulai berhasil. Indikator keluarga yang berhasil itu adalah memiliki usaha yang dikelola sendiri. Pada tahap ini Yamandiri membantu keluarga yang mulai berhasil itu dengan memberikan pinjaman yang lebih besar. Oleh Bank Jatim yang mengelola dana Yamandiri, dengan melihat kelayakan usaha, maksimal pinjaman perorangan Rp ,000. (dua puluh lima juta rupiah) termasuk untuk kredit investasi. Sementara untuk kelompok (minimal 10 orang anggota) dan koperasi adalah Rp

9 ,000 (dua ratus lima puluh juta). Ketentuan ini tertuang pada pasal 9 Surat Keputusan antara BPD Jatim dengan Yamandiri.Berikut distribusi besarnya jumlah kredit yang dipinjam responden Dari tabel di bawah terlihat bahwa jumlah yang terbanyak dipinjam oleh responden adalah pada angka Rp yaitu sebanyak 37 orang (56,9%), sedang yang lainnya bervariasi antara satu orang hingga 11 orang. Tabel 5.8. Distribusi Responden Penerima Kredit Pundi Kencana Berdasarkan Banyaknya Jumlah Kredit di Kota Surabaya Tahun 2003 No Besarnya Jumlah Kredit Jumlah Persen 1. Rp ,5 2. Rp ,5 3. Rp ,8 4. Rp ,5 5. Rp ,5 6. Rp ,9 7. Rp ,2 8. Rp ,9 Total Deskriptif Temuan Lapangan Keberadaan program Pundi Kencana dilakukan dengan sistem Menjemput bola dalam melayani nasabah, dimana pihak Bank mendatangi para calon debitur yang dianggap produktif dalam berusaha dan layak menambah modal usaha. Bila dilihat dari hasil penelitian, terlihat responden yang menerima informasi pertama kali tentang Pundi Kencana, sebanyak 45 orang (69,2%) adalah dari pihak Bank,

10 50 menyusul dari sesama nasabah Pundi Kencana sebanyak 18 orang (27,78%), informasi dari media massa baik cetak ataupun audiovisual tidak diperoleh para responden. Berikut distribusi data tentang informasi pertama kali dari responden mengenai pundi Kencana. Tabel 5.9 Informasi Pertama Kali Responden tentang Pundi Kencana Di Kota Surabaya Tahun 2003 No Informasi Kredit Pundi Kencana Jumlah % 1 Bank Jatim 45 69,23 2 Media cetak Nasabah Pundi 18 27,78 4 Perangkat Pemerintah 1 1,54 5 Lainnya 1 1,54 Total Sebagai program lanjutan dari program-program pemberdayaan terdahulu dari Yamandiri, bantuan skim Pundi Kencana secara idealnya diberikan pada individu atau keluarga yang telah lulus dari program seperti Takesra Kukesra atau Taskin. Namun pada responden yang berada di Kota Surabaya yang mengambil kredit sebanyak 62 orang (92,86 persen) adalah orang-orang yang baru pertama kali berhubungan dengan bantuan dari Yamandiri. Berikut distribusi responden dalam hal pengalaman menggunakan bantuan dana dari Yamandiri: Tabel 5.10 Pengalaman Menerima Bantuan Yamandiri No Bantuan Yamandiri Jumlah % 1 Takesra 1 1,54 2 Kukesra 3 Taskin 2 3,08 4 Lainnya Tidak pernah 62 95,38 Total

11 51 Berkaitan dengan konsep Pundi yang berfokus pada pembinaan usaha dan dukungan dana yang lebih besar dimana program pembinaan meliputi bidang pilihan perluasan usaha, kemampuan manajemen, pemasaran dan pengembangan modal. Kemudian pelaksana dari pembinaan ini berasal dari 3 (tiga) kalangan; pertama, lembaga-lembaga yang bernaung dalam lingkungan Universitas atau Perguruan Tinggi. Kedua, lembaga-lembaga masyarakat seperti Pesantren, LSM, PKK atau para petugas lapangan yang selama ini telah ikut membantu kelompok atau perorangan yang berhasil. Ketiga, staf Bank yang disiapkan untuk itu. Dari hasil penelitian, terdapat 56 orang (86,15 persen) responden menyatakan tidak pernah mendapat pembinaan, ada 9 orang (13,85 persen) yang mendapat bimbingan. Berikut distribusi responden yang pernah mendapat bimbingan. Tabel 5.11 Distribusi Responden yang mendapat Pembinaan No Apakah pernah mendapat Jumlah % Pembinaan 1 Pernah 9 13,85 2 Tidak Pernah 56 86,15 Total Variabel Penelitian Pemberian Skim Kredit Pundi Kencana Variabel pemberian Skim Kredit Pundi Kencana yang diukur oleh sub variabel besarnya kredit, kelancaran pembayaran, produktifitas, dan alokasi kredit. Total seluruh item yang merupakan indikator pemberian skim kredit Pundi Kencana adalah 30 dan yang dapat digunakan untuk analisis selanjutnya ada 23

12 52 item. Seluruh item diukur dengan menggunakan skala Likert. Kemudian dari jawaban total responden atas variabel pemberian skim kredit Pundi Kencana dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu jika jawaban lebih dari 75 % jawaban benar maka termasuk dalam kategori baik. Jika jawaban responden antara 75 sampai dengan 50 % jawaban benar maka termasuk kategori cukup dan jika kurang dari 50 % jawaban benar maka termasuk kategori kurang. Hasil selengkapnya distribusi variabel pemberian skim kredit Pundi Kencana dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.12 Distribusi pemberian skim kredit Pundi Kencana di Kota Surabaya Tahun 2003 No. Pemberian Skim Kredit Pundi Kencana Jumlah Persen Kurang Cukup Baik ,4 26,2 18,5 Jumlah (2003) Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori pemberian Skim Kredit Pundi Kencana kurang yaitu sebanyak 36 orang ( 55,4 % ), kemudian pada kategori cukup sebanyak 17 orang (26,2 %), dan yang termasuk dalam kategori baik ada 12 orang (18,5 %) Tingkat kesejahteraan Variabel tingkat kesejahteraan yang diukur oleh 10 item. Seluruh item diukur dengan menggunakan skala Borgadus, yaitu dengan variasi jawaban antara ya dan tidak. Jika responden menjawab ya maka mendapat nilai 1 dan apabila

13 53 menjawab tidak maka mendapat skor 0. Kemudian dari jawaban total responden atas variabel tingkat kesejahteraan dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu jika jawaban lebih dari 50 % jawaban benar maka termasuk dalam kategori sejahtera. Jika jawaban responden kurang dari atau sama dengan 50 % jawaban tepat maka termasuk kategori kurang sejahtera. Hasil selengkapnya distribusi variabel tingkat kesejahteraan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.13 Distribusi tingkat kesejahteraan di Kota Surabaya Tahun 2003 No. Tingkat kesejahteraan Jumlah Persen Kurang sejahtera Sejahtera ,2 70,8 Jumlah (2003) Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori sejahtera yaitu sebanyak 46 responden (70,8 %), sedangkan yang termasuk kategori kurang sejahtera adalah 19 orang (29,2 %) Pendidikan Variabel tingkat pendidikan yang diukur oleh 11 item. Seluruh item diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu dengan variasi jawaban antara sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju. Jika responden menjawab sangat setuju maka mendapat skor 5, kemudian berturut turut mendapat skor 4, 3, 2, dan 1. Kemudian dari jawaban total responden atas variabel pendidikan dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu jika jawaban lebih dari 50 % jawaban tepat maka termasuk dalam kategori dipenuhi dengan baik. Jika jawaban responden kurang

14 54 dari atau sama dengan 50 % jawaban tepat maka termasuk kategori kurang dipenuhi. Hasil selengkapnya distribusi variabel pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.14 Distribusi pendidikan di Kota Surabaya Tahun 2003 No. Pendidikan Jumlah Persen Kurang dipenuhi Dipenuhi dengan baik ,9 43,1 Jumlah (2003) Dari tabel diatas menunjukkan pemenuhan pendidikan sebagian besar responden termasuk dalam kategori kurang dipenuhi yaitu sebanyak 37 responden (56,9 %), sedangkan yang termasuk kategori dipenuhi dengan baik adalah 28 orang (43,1 %). 5.6 Tabulasi silang Pemberian Skim Kredit Pundi Kencana terhadap Tingkat Kesejahteraan Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pemberian Skim Kredit Pundi Kencana dengan tingkat kesejahteraan menunjukkan bahwa pada kelompok yang pemenuhan kesejahteraannya kurang sebagian besar mendapatkan skim kredit Pundi Kencana dalam kategori kurang sebanyak 35 orang (97,2 %). Sedangkan pada kelompok sejahtera sebagian besar mendapatkan skim kredit Pundi Kencana pada kategori cukup sebanyak 10 orang (58,8 %). Dari tabulasi silang juga dapat dilihat bahwa semakin mendapatkan skim kredit pundi kencana dengan baik maka ada peningkatan kesejahteraan dan sebaliknya semakin kurang mendapatkan skim

15 55 kredit Pundi Kencana maka semakin kurang sejahtera. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.15 Tabulasi silang pemberian skim Kredit Pundi Kencana dengan tingkat kesejahteraan responden di Kota Surabaya Tahun 2003 Pemberian skim kredit Kurang Cukup Banyak Tingkat Kesejahteraan Kurang sejahtera % Sejahtera % 35 97,2 1 2,8 7 41, ,8 4 33,3 8 66,7 Total % ,4 26,2 18,5 Jumlah 46 70, , Tabulasi Silang Tingkat Kesejahteraan terhadap Pemenuhan Pendidikan Anak Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat kesejahteraan dengan pemenuhan pendidikan menunjukkan bahwa pada kelompok yang pemenuhan pendidikannya kurang sebagian besar pada kategori kurang sejahtera sebanyak 33 orang (71,7 %). Sedangkan pada kelompok pemenuhan pendidikannya baik sebagian besar tingkat kesejahteraannya pada kategori sejahtera sebanyak 15 orang (78,9 %). Dari tabulasi silang juga dapat dilihat bahwa semakin sejahtera maka pemenuhan biaya pendidikan anak semakin baik dan sebaliknya semakin kurang sejahtera maka semakin kurang pemenuhan biaya pendidikan anak. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

16 56 Tabel 5.16 Tabulasi silang tingkat kesejahteraan dengan pemenuhan biaya pendidikan anak responden di Kota Surabaya Tahun 2003 Tingkat Kesejahteraan Kurang sejahtera Sejahtera Pemenuhan biaya pendidikan Dipenuhi Kurang % dengan dipenuhi baik ,7 21, % 28,3 78,9 Total % ,8 29,2 Jumlah 37 56, , Analisis regresi logistik Sederhana Uji untuk melihat pengaruh pemberian skim kredit pundi kencana dengan tingkat kesejahteraan dan tingkat kesejahteraan terhadap pemenuhan biaya pendidikan anak dilakukan dengan uji regresi logistik dichotomous sederhana. Uji ini dilakukan karena pada variabel terikat atau tergantung mempunyai skala nominal dengan 2 kategori. Hasil pengujian regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.17 Hasil analisis regresi logistik sederhana pengaruh pemberian skim kredit Pundi Kencana terhadap tingkat kesejahteraan pada responden di Kota Surabaya Tahun 2003 Variabel B P OR Skim kredit Konstanta 1,982-4,461 0,000 0,000 7,258 0,012 CI 95% Bawah Atas 2,822 18,664 - Hasil pengujian regresi logistik sederhana menunjukkan variabel skim kredit Pundi Kencana mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesejahteraan dengan tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 (p < 0,05). Sehingga hipotesis : diduga ada pengaruh pemberian skim kredit

17 57 pundi kencana terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga debitur di terima, dan Ho ditolak - Nilai OR variabel kesejahteraan adalah 7,258 dengan nilai interval kepercayaan pada batas bawah sebesar 2,822 dan batas atas sebesar 18,664. Oleh karena batas bawah interval kepercayaan dibawah angka satu maka variabel pemberian skim kredit Pundi Kencana merupakan faktor resiko untuk menjadi sejahtera. Hasil pengujian menunjukkan nilai Cox & Snell R Square diperoleh nilai 0,318 ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas yaitu pemberian skim kredit pundi Kencana terhadap variabel tergantung yaitu tingkat kesejahteraan adalah 31,8 % sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diuji. Hasil uji regresi logistik pada variabel tingkat kesejahteraan terhadap pemenuhan biaya pendidikan pada anak selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5.18 Hasil analisis regresi logistik sederhana pengaruh tingkat kesejahteraan terhadap pemenuhan biaya pendidikan anak pada responden di Kota Surabaya Tahun 2003 Sejahtera Konstanta Variabel B P OR 2,253-3,185 0,001 0,000 9,519 0,041 CI 95% Bawah Atas 2,657 34,102 - Hasil pengujian regresi logistik sederhana menunjukkan variabel tingkat kesejahteraan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemenuhan biaya pendidikan pada anak dengan tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,001 (p < 0,05). Sehingga Hipotesis 1 (H1) diterima yaitu peningkatan

18 58 kesejahteraan keluarga debitur berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, dan Ho ditolak. - Nilai OR variabel kesejahteraan adalah 9,519 dengan nilai interval kepercayaan pada batas bawah sebesar 2,657 dan batas atas sebesar 34,102. Oleh karena batas bawah interval kepercayaan dibawah angka satu maka variabel tingkat kesejahteraan merupakan faktor resiko untuk menjadi dapat memenuhi biaya pendidikan pada anak. Hasil pengujian menunjukkan nilai Cox & Snell R Square diperoleh nilai 0,200 ini berarti besarnya pengaruh variabel bebas yaitu tingkat kesejahteraan terhadap variabel tergantung yaitu pemenuhan pendidikan pada anak adalah 20 % sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diuji.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat 35 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah observasional karena hanya melihat kejadian yang ada di lapangan tanpa melakukan intervensi dari peneliti. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang 4 BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang meliputi lokasi penelitian dan aktivitas orang lanjut usia di kelurahan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. 6.1 Pengaruh pemberian skim kredit Pundi kencana Terhadap Kesejahteraan Keluarga

BAB 6 PEMBAHASAN. 6.1 Pengaruh pemberian skim kredit Pundi kencana Terhadap Kesejahteraan Keluarga 59 BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh pemberian skim kredit Pundi kencana Terhadap Kesejahteraan Keluarga Pemberian kredit Pundi Kencana ditujukan pada keluarga yang mulai berhasil. Indikator keluarga yang

Lebih terperinci

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki BAB V KARAKTERISTIK, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KEPEDULIAN RESPONDEN, DAN EKUITAS MEREK 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat pengetahuan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam 55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia bertitik tolak pada upaya pembangunan di bidang pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia didasarkan pada kenyataan bahwa

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.. Gambaran Umum Proses Penelitian Pengumpulan data dilakukan pada distributor MLM di Malang, mengingat sulitnya menemui responden, maka hampir setiap ada pertemuan group meeting

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang karyawan pada perusahaan Filter PT. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan hasil jawaban responden kemudian ditabulasi dan dapat ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Geografis Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kelurahan Tegal Gundil 4.1.1. Profil Kelurahan Tegal Gundil Kelurahan Tegal Gundil merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR A. Letak Geografis Kecamatan Banjar adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Banjar selain Kecamatan Purwaharja, Kecamatan Pataruman, dan Kecamatan Langensari yang berdiri

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT 41 BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT Responden dalam penelitian ini adalah petani anggota Gapoktan Jaya Tani yang berasal dari tiga kelompok tani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan teori-teori yang mendukung rencana penulisan yang terkait.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan bank.

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU Secara umum, rumahtangga miskin di Desa Banjarwaru dapat dikatakan homogen. Hal ini terlihat dari karakteristik individu dan rumahtangganya. Hasil tersebut

Lebih terperinci

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBALIAN KUPEDES PADA BRI UNIT CIJERUK

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBALIAN KUPEDES PADA BRI UNIT CIJERUK VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGEMBALIAN KUPEDES PADA BRI UNIT CIJERUK 6.1. Hubungan Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha dengan Peluang Pengembalian Kupedes Pada BRI

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA 2016 B A D A N P U S AT S TAT I S T I K KO TA B I T U N G Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 Statistik Kecamatan Lembeh Utara 2016 No. Publikasi : 7172.1616 Katalog

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk

SUMBER DAYA MANUSIA. A. Penduduk Profil Barito Utara 00 SUMBER DAYA MANUSIA A. Penduduk. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan klasifikasi kepadatan penduduk, maka semua Kecamatan yang berada di Kabupaten Barito Utara mempunyai kepadatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Kredit UMKM Bank X merupakan kredit dengan jumlah nasabah terbanyak dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Jasa layanan kredit usaha pada Bank ini diantaranya meliputi

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN. berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Letaknya antara Lintang II. KEADAAN UMUM DAERAH PENELIITIAN Kabupaten Brebes terletak di sepanjang pantai utara Laut Jawa, merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Jawa Tengah, memanjang keselatan berbatasan dengan wilayah

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN DANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. b. c. bahwa sesuai Peraturan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 40 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Bedono merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang terletak pada posisi 6 0 54 38,6-6 0 55 54,4

Lebih terperinci

Katalog : pareparekota.bps.go.id

Katalog : pareparekota.bps.go.id Katalog : 1101002.7372011 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT TAHUN 2014 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA 6.1 Karakteristik Responden Responden untuk penelitian ini berjumlah 90 responden yang terdiri dari 30 orang yang bergerak di sektor perdagangan, 30 orang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan 39 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan sekunder. 1.1.Data primer pengumpulan data dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan

Lebih terperinci

Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Labour

Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Labour Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 38 PENDUDUK Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Sebagai modal dasar atau aset pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan Cross Sectional dengan metode survei yang menggunakan kuesioner, lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Lampung Barat.

Lebih terperinci

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

METODE. Desain, Tempat dan Waktu 25 METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini merupakan metode sensus menggunakan kuesioner dengan lokasi penelitian di STPP Bogor. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan STPP Bogor adalah lembaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran

Lebih terperinci

NO KATALOG :

NO KATALOG : NO KATALOG : 1101002.3510210 STATISTIK DAERAH KECAMATAN WONGSOREJO 2013 Katalog BPS : 1101002.3510210 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 25,7 cm x 18,2 cm : vi + Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA

KEMISKINAN KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA KEMISKINAN DAN KESEHATAN MELIMPAHNYA PENDUDUK USIA PRODUKTIF 15-60 TAHUN DAN LANSIA DI INDONESIA Pengantar : Prof. Dr. Haryono Suyono, MA., PhD. YAYASAN ANUGERAH KENCANA BUANA, JAKARTA APAKAH ERA BONUS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis 1. Luas dan batas wilayah administrasi Kecamatan Tampan merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 71 RW dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. diresmikan pada tanggal 29 Juni tahun 2005, sebelumnya Kelurahan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Kelurahan Tugusari Kelurahan Tugusari adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara sedang berkembang adalah jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi

Lebih terperinci

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai penyedia lapangan kerja tidak perlu diragukan lagi. Peningkatan unit UMKM wanita atau perempuan, ternyata berdampak positif untuk mengurangi angka kemiskinan.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN CIBIRU 2015 ISSN / ISBN : - No. Publikasi : 3273.1545 Katalog BPS : 9213.3273.110 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : vi + 12 halaman Naskah: Priatna Nugraha Badan

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT MIKRO Faktor-faktor yang diduga akan mempengaruhi pengembalian KUR Mikro adalah usia, jumlah tanggungan keluarga, jarak tempat tinggal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam penelitian ini yang dipilih sebagai objek penelitian oleh peneliti adalah konsumen yang sudah menggunakan sepatu Converse. Peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 53 BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab Analisa dan Pembahasan diuraikan terlebih dahulu tentang hasil perolehan data penelitian, selanjutnya dipaparkan hasil uji validitas dan reabilitas, analisa deskriptif

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank BOKS 2 HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI DAN PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 Pada tahun 2007, Kantor Bank Indonesia Bengkulu melakukan dua survei yaitu Survei Kredit Konsumsi dan Survei Survei Kredit

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO 2014 Statistik Daerah Kecamatan Air Manjunto 2014 Halaman i

Lebih terperinci

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya PENDAHULUAN Studi demografi menekankan tiga fenomena perubahan penduduk, yakni: 1. Dinamika Penduduk (Population

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi, IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografi Daerah Wilayah Kabupaten Mamuju merupakan daerah yang terluas di Provinsi Sulawesi Barat. Secara geografis Kabupaten Mamuju terletak di posisi : 00

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 130 TAHUN 2000 (130/2000) TENTANG PENGECUALIAN SEBAGAI OBJEK PAJAK ATAS KEUNTUNGAN KARENA PEMBEBASAN UTANG DEBITUR KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK 4.1. Letak Geografis, Kependudukan dan Kondisi Perekonomian Kabupaten Demak Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Pada bab ini akan membahas semua data yang dikumpulkan dari responden dalam penelitian, sehingga dapat diketahui bagaimana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494) 19 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional karena pengumpulan data hanya dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan, serta retrospektif karena

Lebih terperinci

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG IV. DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG 4.1. Provinsi Lampung 4.1.1. Gambaran Umum Provinsi Lampung meliputi wilayah seluas 35.288,35 kilometer persegi, membentang di ujung selatan pulau Sumatera, termasuk pulau-pulau

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 Katalog : 1101002.7372011 1101002 i STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012 ISSN : Katalog BPS : 1101002.7372011 Ukuran Buku : 21 cm x 14,8 cm Jumlah Halaman : 20 halaman Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS

VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS VII FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEKTOR AGRIBISNIS 7.1. Karakteristik Responden Responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 38 responden yang menjadi mitra

Lebih terperinci

Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Labour

Penduduk dan Tenaga Kerja / Population and Labour Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2009 36 PENDUDUK Penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Sebagai modal dasar atau aset pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran

Lebih terperinci

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung Tabel 2.17. Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam No Jenis Bencana Alam Kecamatan 1 Potensi Tanah Longsor Tretep, Wonoboyo, Bejen, Candiroto, Gemawang, Kandangan, Jumo, Bansari, Kledung, Kaloran, Kranggan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun kemudian pada tanggal 24 Maret tahun 1925, Kraton Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun kemudian pada tanggal 24 Maret tahun 1925, Kraton Yogyakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Pasar Beringharjo Pasar Beringharjo pada awalnya adalah hutan beringin. Tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga 37 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga cabang Cibinong. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juli 2009 sedangkan upaya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kondisi Geografi dan Demografi Provinsi Jawa Timur terletak pada 111,0 hingga 114,4 Bujur Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Peneitian Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga. B. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 dan selesai pada bulan Desember

Lebih terperinci

Sanggau, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Sanggau MUHAMMAD YANI, SE NIP

Sanggau, Agustus 2010 Kepala BPS Kabupaten Sanggau MUHAMMAD YANI, SE NIP Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, Badan Pusat Statistik bertanggung jawab menyediakan data statistik dasar dengan menyelenggarakan kegiatan Sensus Penduduk. Sensus Penduduk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul Analisis Konsumsi Beras Merah (Oryza nivara) dengan Pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Marpoyan Damai Keseluruhan Sidomulyo Timur terletak dalam Wilayah Kecamatan Marpoyan Damai. Kelurahan dan desa ini berada dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR 32 III. METODE PENELITIAN A. Profil Lokasi Penelitian Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR tanggal 29 Oktober 2008, sebagai pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci