H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan
|
|
- Lanny Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menciptakan Teori Perubahan. Melalui proses perencanaan, kami mengumpulkan semua data yang dapat membantu mengembangkan Teori Perubahan tersebut. Kami mulai menambahkan ini kedalam tabel sederhana yang kemudian digunakan untuk mengembangkannya secara naratif. Data kami membantu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Siapa ORANG yang akan dipengaruhi oleh program saya? TINDAKAN apa yang akan diambil oleh program saya? Dalam PENGATURAN seperti apa tindakan itu akan dilaksanakan? KELUARAN apa yang akan dihasilkan oleh kampanye saya? Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut akan membantu dalam menentukan kerangka kerja untuk dan tujuan yang lebih besar dibelakang kegiatan-kegiatan individu Teori Perubahan 19.1 Rencana Aksi untuk Menjangkau Seluruh Khalayak 19.2 Rencana Aksi untuk Menjangkau Para Nelayan 19.3 Rencana Aksi untuk Menjangkau Para Wisatawan 19.4 Kerangka kerja kampanye untuk Para Nelayan Kerangka kerja kampanye untuk Para Wisatawan 100
2 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mengurangi ancaman pokok yang terjadi pada spesies endemik dan terancam punah, Merpati Andrea, yang invasif harus dibasmi dari dan mencegah terjadinya invasi kembali. Kelompok target kunci (Para Nelayan dan Wisatawan) akan diberi tahu mengenai nilai keanekaragaman hayati di pulau ini, ancaman yang, dan manfaat program pembasmian. Mereka akan diminta untuk membuat petisi pada pemerintah untuk menyetujui program pembasmian, dan mengubah mereka untuk memastikan serbuan kembali tikus-tikus tersebut tidak akan terjadi lagi. Akan ada 100% kepatuhan dalam mengadopsi kegiatan memantau dan strategi memasang pada perahu mereka sebelum mereka tiba di pulau. Kampanye Serena Pride akan dianggap berhasil bila telah dibasmi dari pulau, invasi kembali tidak terjadi lagi, dan bila populasi Merpati Andrea dari 100 ekor di tahun 2007 menjadi 250 di tahun RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU SELURUH KHALAYAK SELURUH KELOMPOK SASARAN Tujuan keanekaragam an hayati: Untuk mengamankan populasi spesies endemik dan terancam punah Merpati Andrea sehingga jumlahnya dari 100 menjadi 250 di tahun 2010 Merpati Andrea yang merupakan spesies endemik dan terancam punah Populasi Merpati Andrea RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA 16 Populasi Merpati Andrea dari 100 (2007) menjadi 250 di tahun 2010 Memantau populasi Dove Sukarelawan yang diawasi oleh Departemen Kehutanan Komunitas ilmiah Andrea (Andrea Naturalists Society/ ANS) Jumlah Merpati Andreas Metode Target Frekuensi Sosial-politik Survei transek dua kali setahun 250 di tahun 2010 Dua kali setahun dimulai dari tahun selama 10 tahun Dipenuhi oleh para sukarelawan (ANS memastikan bahwa hal ini tidak akan menjadi masalah) 16 Lihat bagian F untuk deskripsi lengkap mengenai tujuan 101
3 SELURUH KELOMPOK SASARAN Tujuan mengurangi ancaman: 1) Perizinan program pembasmian Adanya izin untuk membasmi tikus Izin disetujui RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA 16 Departemen Kesehatan menyetujui izin pada 11/08 Petisi pemerintah Petisi ANS pembasmian Persetujuan di lembaran diaksanakan negara Metode Target Frekuensi Sosial-politik Des Des Pemerintah kemungkinan menolak petisi 2) Pembasmian tikus yang invasif Pembasmian yang invasif Binatang berkurang Tikus tertangkap per 100 penangkap menurun dari 36 menjadi 0 Program pembasmian Stasiun umpan REI # tikus di Pulau Serena Memantau jepit & papan lem Tidak ada tikus sejak Jan 2009 Harian, mingguan, 3 bulan sekali Invasi kembali akan terjadi bila tidak ada dukungan Pemberian racun secara kebetulan. REI memastikan resiko minimal 3) Pendeklarasian sebagai kawasan yang dilindungi Pendeklarasian Pulau Serena sebagai Taman Nasional Taman Nasional terdeklarasi Pemerintah menyetujui status TN pada tahun 2010 Petisi pemerintah Petisi ANS Persetujuan TN diberikan Persetujuan di lembaran negara Des 2009 Des 2009 Pemerintah kemungkinan menolak petisi 102
4 19.2 RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU PARA NELAYAN NELAYAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA perenungan (Pengetahuan) 1) Nilai keanekaragaman hayati 2) Ancaman (pada Merpati Andrea dan manusia) yang 1) Pengetahuan mengenai nilai keanekaragama n hayati 17 1) Pada Agustus, 70% nelayan yang bermalam di akan peduli terhadap nilai keanekaraga man hayati ( dari 19%) 2) Pengetahuan 2) Pada mengenai Agustus, ancaman yang 70% nelayan yang bermalam di di Pulau Serena akan paham bahwa tikus adalah ancaman serius untuk hidupan liar asli ( dari 33%) dan 100% paham bahwa tikus juga mengancam sektor ekonomi dan kesehatan para nelayan Pesan kognitif disebarkan melalui radio, papan reklame dan Teater Alam Materi dan izin papan reklame Laptop dan proyektor powerpoint KQRS & Radio Reef Perubahan kesadaran Metode Target Frekuensi Sosial politik Pra/pasca survei 1) 70% dari 19% 2) 70% dari 33%; 100% dari 62%; 100% dari 48% Jan & Des H. Teori Perubahan Izin untuk membuat papan reklame tidak diberikan Radio meminta biaya siaran 17 Lihat bagian F untuk deskripsi lengkap mengenai sasaran 103
5 NELAYAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA 3) Bagaimana tikus dapat mencapai Pulau Serena 3) Pengetahuan mengenai peran perahu sebagai vektor pembawa 17 3) Pada Agustus, 90% nelayan yang bermalam di akan paham bagaimana dapat mencapai ( dari 4%) Metode Target Frekuensi Sosial politik 3) 90% dari 4% Tingkat Persiapan (Sikap) 1) Adanya kesepakatan mengenai masalah invasif 2) Dukungan untuk membasmi 1) Adanya kesepakatan bahwa masalah invasif 2) Dukungan untuk membasmi 1) Pada Agustus, 80% nelayan yang bermalam di akan setuju bahwa tikus menyebabkan masalah pada manusia dan lingkungan ( dari 33%) 2) Ada Agustus, 80% nelayan yang bermalam di Pulau Serena akan mendukung program pembasmian ( dari 33%) Pesan emosional disebarkan melalui lembar khotbah Lembar khotbah Uskup Montreal, James Bacon Gereja Perubahan sikap Pra/pasca survei 80% dari 33% Jan & Des 08 Kurangnya dukungan dari Pastor Katolik dan pemimpin agama 104
6 NELAYAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA Validasi (Sikap) pelaksanaan (Praktek) Isu invasif 1) Perangkap jepit dan pembuangan yang telah mati Membahas mengenai masalah yang dan bagimana cara mengatasinya 1)Pengetahuan mengenai bagaimana cara menggunakan dan memasang dan membuang tikus yang telah mati 17 Pada Agustus, 80% nelayan yang bermalam di akan membahas isu tikus dan solusinya dengan nelayan ( dari 40%) Pesan Perorangan Pertemuan dengan masyarakat 1) Pada 1) Pelatihan September pemasangan, 100% nelayan yang yang benar bermalam di akan diajarkan bagaimana cara memeriksa ruangan perahu dan memasang jepit ( dari 0) Perangkap tersedia dan dibiayai oleh Departemen Kehutanan, senter, dan radio dua arah, LMU, LMU Berbicara satu sama lain 1) Jumlah nelayan Metode Target Frekuensi Sosial politik Survei kesiapan 1) Observasi dan diskusi 80% lebih dari 40% Oktober 1) Semua 1) Agustus Nelayan terlalu sibuk atau tidak ingin menghadiri pertemuan Kurangnya kepercayaan pada petugas Dept.Kehutanan 1) Nelayan terlalu sibuk atau tidak ingin menghadiri sesi pelatihan 1) 105
7 NELAYAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA 2) Penggunaan jepit dan memeriksa ruangan perahu 2) Nelayan mengambil langkah untuk mengurangi jumlah tikus dari perahu mereka 17 2) Pada Desember, 100% nelayan akan memeriksa perahu mereka ( dari 17%) dan memasang (harian) sebelum merapat di dan akan melaporkan bila mereka melihat pada Dep. Kehutanan 2)Membagikan dan perlengkapan 2a) Jumlah perahu ber 2b) Jumlah tikus yang ter Metode Target Frekuensi Sosial politik 2a) Pelaporan dan pelaksanaan pemeriksaan bangkai tikus 2b) Nelayan melaporkan dengan mengguna kan radio hasil sumbangan 2a) Semua perahu mengguna kan 2b) Tidak ada di perahu 2a) Bulanan, dari Agustus 2b) Bila tikus muncul 2) Tidak semua nelayan dilatih dan bersedia untuk melaksanakan 2) 100% kepatuhan atau proyek akan gagal 106
8 19.3 RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU PARA WISATAWAN H. Teori Perubahan WISATAWAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA Kontemplasi (Pengetahuan) 1) Ancaman (pada manusia dan Merpati) 2) Isu ganguan yang disebabkan oleh 1) Pengetahuan mengenai ancaman yang di 2) Pengetahuan mengenai masalah yang dan bagaimana solusinya 18 1) Pada Oktober, 60% Wisatawan di Pulau Serena akan peduli terhadap tikus yang menjadi ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati dan kesehatan ( dari 28%) 2) Pada Agustus, 70% Wisatawan di Pulau Serena akan peduli terhadap langkah kritis yang perlu diambil untuk melindungi Pulau Serena untuk generasi yang akan datang termasuk perlunya pembasmian dan pendeklara- Pesan kognitif disebarkan melalui poster dan media berita (press releases) Karya seni, penyeni grafis untuk poster Media pendukung pencetakan dan audio visual, Lembaga Utama (LMU) dengan dukungan dari rumah media Perubahan pengetahuan Metode Target Frekuensi Pra/pasca survei 60% dari 28% 70% dari 32% Jan & Des Sosialpolitik Keinginan rumah usaha untuk membantu menyebarkan poster 18 Lihat bagian F untuk deskripsi lengkap mengenai tujuan 107
9 WISATAWAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA Persiapan (Sikap) pengakuan (Sikap) Dukungan untuk membasmi dan pendeklarasian TN Isu gangguan Dukungan untuk membasmi dan pendeklarasian TN 18 sian TN ( dari 32%) Hingga Oktober, sekurangnya 70% Wisatawan di akan mendukung pembasmian dan pendeklarasian Pulau Serena sebagai TN (lebih dari 40 dan 33% yang menerima) Membicarakan Hingga mengenai Oktober, masalah yang sekurangnya 70% Wisatawan ke dan bagaimana mengatasinya akan menyampaikan ke pengunjung mengenai isu gangguan tikus dan langkah apa yang perlu diambil untuk melindungi ( dari 21%) Pesan emosional Disebarkan melalui lagu dan kunjungan ke sekolah Pesan perorangan Pertemuan orang per orang dengan masyarakat Pemusik dan studio rekaman untuk memproduksi lagu PA Kostum Pin, LMU dengan dukungan dari Departemen Pendidikan, LMU Perbahan Sikap Saling memberitahu antar pengunjung Metode Target Frekuensi Pra/pasca survei Survei kesiapan 70% dari 40 dan 33% 70% dari 21% Januari & Desember 08 Oktober Sosialpolitik Persetujuan kunjungan oleh Departemen Pendidikan Kesediaan radio untuk menyiarkan lagu anakanak yang membawa pesan untuk orang tua Pengunjung terlalu sibuk atau tidak bersedia untuk menghadiri pertemuan 108
10 RENCANA AKSI UNTUK MENJANGKAU PARA WISATAWAN (Lanjutan) H. Teori Perubahan WISATAWAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA Pelaksanaaan (Praktek) 1) Menggunakan jepit dan memeriksa ruangan perahu 1) Pengunjung mengambil langkah untuk mengurangi jumlah tikus di perahu mereka 1) Pada Desember, 100% pengunjung yang memiliki perahu akan memeriksa perahu mereka dan memasang jepit (harian) untuk sebelum merapat di dan akan melaporkan ke Dep. Kehutanan bila mereka melihat yang muncul (0) 1) Penyebaran 1) Perangkap tersedia dan dibiayai oleh Departemen Kehutanan. 1), LMU 1a) Jumlah perahu yang memiliki 1b) Jumlah tikus yang ter Ukuran Target Frekuensi Sosial Politik 1) Pelaporan dan pemeriksa an pelaksana an ( yang mati) 1a) Semua perahu menggu nakan 1b) Tidak ada di perahu 1a) Bulanan dari Agustus 1b) Bila tikus terlihat 1) Tidak semua pengunjung diberi pelatihan dan atau bersedia melaksanakan 1) Binatang menjauhi jepit 109
11 WISATAWAN RENCANA AKSI RENCANA PEMANTAUAN RESIKO UTAMA 2) Petisi 2) Petisi ditandatangani dan diberikan pada Menteri Kesehatan 2) Hingga Oktober, 5,000 pengunjung akan menandatangani petisi agar Menteri Kesehatan mendukung program pembasmian yang telah direncanakan dan dilaksanakan dengan hatihati 2) Petisi 2) Sukarelawan untuk membantu mendorong petisi 2) Komunitas ilmiah Andrea (Andrea Naturalists Society) 2) Jumlah tanda tangan Ukuran Target Frekuensi Sosial Politik 2) Perhitungan tanda tangan 2) 5,000 2) Oktober 2) Menteri tidak memperdulikan petisi 2) Tidak ada 110
12 19.4 KERANGKA KERJA KAMPANYE: PARA NELAYAN Masy. Naturalis Andrea Dept Kehutanan Andrea Rodent Eradication Int l 111
13 19.5 KERANGKA KERJA KAMPANYE: WISATAWAN Masy. Naturalis Andrea Dept Kehutanan Andrea Rodent Eradication Int l 112
19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan
19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan
Lebih terperinciRencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal
19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita
Lebih terperinciD. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor
Sebagian besar lokasi menghadapi sangat banyak ancaman. Sumberdaya konservasi sangat langka dan kompetensi sering terbatas. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak
Lebih terperinci8.0 MENETAPKAN DATA DASAR (BASELINE) (SURVEI DENGAN KUESIONER)
E. Penelitian Formatif 8.0 MENETAPKAN DATA DASAR (BASELINE) (SURVEI DENGAN KUESIONER) Departemen Kehutanan mengadakan survei kuantitatif dengan 28 pertanyaan untuk menetapkan data dasar (baseline) untuk
Lebih terperinci2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI
2.0 TIM PROYEK DAN PEMANGKU KEPENTINGAN KUNCI B. Lokasi Proyek 2.1 Lembaga Pemimpin dan Manajer Kampanye Pride Untuk menangani elemen-elemen kunci dari Rencana Pengelolaan Hutan Sepuluh Tahun, Kepala Petugas
Lebih terperinciC. Model-model Konseptual
C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya,
Lebih terperinciBRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare
BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Sebuah alat untuk menilai kelayakan dan potensi dampak rencana-rencana proyek Rare PULAU SERENA Ekonomi Teknikal Budaya/Politik Dampak& Metrik BRAVO:
Lebih terperinci17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye
17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi
Lebih terperinciRENCANA PROYEK PULAU SERENA. Jacob Parker, Departemen Kehutanan & Hidupan Liar, April 2008
RENCANA PROYEK PULAU SERENA Jacob Parker, Departemen Kehutanan & Hidupan Liar, April 2008 1 TEORI PERUBAHAN K + A + IC + BR BC TR CR Kampanye pemasaran sosial meningkatkan kepedulian tentang kesehatan
Lebih terperinciPengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk
RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah Negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat banyak. Salah satunya adalah keanekaragaman jenis satwanya. Dari sekian banyak keanekaragaman
Lebih terperinciKAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL
KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Coral Triangle Wilayah Sasaran = Pulau Wangiwangi,
Lebih terperinciG. RENCANA TINDAK LANJUT
BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk
Lebih terperinciKampaye Pride KKLD Ayau-Asia
Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Di akhir masa kampanye Maret 2012, tutupan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung merupakan salah satu sumber plasma nutfah yang memberikan warna dalam kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia. Sebagai salah satu fauna yang indah dan diminati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis yang merupakan keunggulan tersendiri dari Negara ini
Lebih terperinciKRITERIA KAWASAN KONSERVASI. Fredinan Yulianda, 2010
KRITERIA KAWASAN KONSERVASI Fredinan Yulianda, 2010 PENETAPAN FUNGSI KAWASAN Tiga kriteria konservasi bagi perlindungan jenis dan komunitas: Kekhasan Perlindungan, Pengawetan & Pemanfaatan Keterancaman
Lebih terperinciMalam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia
Malam Rare Pride. Persembahan kisah lapangan yang menghibur pada malam pertama Lokakarya Fish Forever di Bali, 22 Oktober 2012. Perayaan keberhasilan Angkatan Bogor 4 yang telah berhasil menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 40 spesies primata dari 195 spesies jumlah primata yang ada di dunia. Owa Jawa merupakan salah satu dari 21 jenis primata endemik yang dimiliki
Lebih terperinciKampanye Pride. Di KKLD Kaimana
Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari
Lebih terperinciPELUNCURAN KAMPANYE PRIDE TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MENO, GILI AYER DAN GILI TRAWANGAN. Gili Ayer, 8 Juni 2013
PELUNCURAN KAMPANYE PRIDE TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MENO, GILI AYER DAN GILI TRAWANGAN Peringatan Hari Samudra Sedunia Dan Launcing Kampanye Pride TWP Gili Matra Gili Ayer, 8 Juni 2013 1. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Fauna merupakan bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia,
Lebih terperinciRencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena
Contoh Ilustratif DOKUMEN INI BERSIFAT REKAYASA SEMUA ANGKA ADALAH REKAYASA Rencana Operasi Penyingkiran Hambatan (BROP) Pemusnahan Tikus Pulau Serena Rodent Eradication International James Waterman Windward
Lebih terperinciKESEPAKATAN BERSAMA ANTARA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
\ t' b 'lk ih To Komisi Peniaran Indonesia Komisi Informasi Pusat KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAN KOMISI INFORMASI
Lebih terperinciMengapa Klaim Bencana Montara di Laut Timor Ditolak Dua Kali?
Mengapa Klaim Bencana Montara di Laut Timor Ditolak Dua Kali? JONSON LUMBAN GAOL Jika bencana tumpahan minyak di Teluk Mexico berhakhir sudah teratasi sebaliknya bencana tumpahan minyak Montara di Laut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Dari segi fauna, Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang terdiri dari kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (www.okezone.com 17/8/ % Spesies Primata Terancam Punah)
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Keberadaan primata di seluruh dunia akhir-akhir ini sangat memprihatinkan akibat berkurangnya habitat mereka dan penangkapan liar untuk diperdagangkan. Degradasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikan) yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu Kabupaten yang paling banyak memproduksi Ikan, komoditi perikanan di Kabupaten Kupang merupakan salah satu pendukung laju perekonomian masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lokasi wisata di kota Bandung semakin lama semakin pesat dan meluas. Bandung memiliki banyak jenis wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari
Lebih terperinciUPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN
International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah dinyatakan punah pada tahun 1996 dalam rapat Convention on
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, jumlah populasi manusia semakin meningkat. Di Indonesia kepadatan penduduknya mencapai 200 juta jiwa lebih. Kebutuhan akan tempat dan
Lebih terperinciBAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan medium manusia untuk mencapai sesuatu. Kita juga tidak dapat menghindari komunikasi. Dengan komunikasi kita dapat mempengaruhi seseorang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang populer, di antaranya Dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang populer, di antaranya Dunia Fantasi, Taman Safari, Taman Mekar Sari dan Taman Mini Indonesia Indah. Tempat wisata merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu memperkenalkan produknya pada calon konsumen.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bisnis periklanan merupakan salah satu bisnis yang paling cepat perkembangannya.banyak pilihan yang diperoleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Salah
Lebih terperinciBAB V. RANCANGAN dan PENGUJIAN
BAB V RANCANGAN dan PENGUJIAN 5.1. Pengujian Pengujian hasil rancangan digunakan untuk pembuktian bagaimana hasil perancangan dapat sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Permasalahan khusus yang diambil
Lebih terperinciSTRATEGI TINDAK LANJUT
VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:
Lebih terperinciKomisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN
Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN GUGUS TUGAS PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN
Lebih terperinciG. RENCANA TINDAK LANJUT
G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,
Lebih terperinciSaya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)
Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2. Bagaimana pendapat Anda
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek
BAB V KESIMPULAN Illegal Fishing merupakan kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan yang tidak bertanggung jawab dan bertentangan oleh kode etik penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk
Lebih terperinciLangkah-Langkah Advokasi
KOMUNIKASI ADVOKASI Pengumpulan Data Evaluasi dan Monitoring Aktivitas terus meneru s Langkah-Langkah Advokasi 1. Pilih dan rumuskan isu 2. Tetapkan tujuan jangka panjang dan tujuan-tujuan strategis 3.
Lebih terperinciterlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.
BAB V KESIMPULAN Sampai saat ini kelima negara pemilik nuklir belum juga bersedia menandatangani Protokol SEANWFZ. Dan dilihat dari usaha ASEAN dalam berbagai jalur diplomasi tersebut masih belum cukup
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya. 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya NO Judul Program Isi Program 1. Wisata Malam *Traveling ke tempat tempat yang eksotis *Dipresenteri oleh satu presenter laki laki yang
Lebih terperinciG. Tindak Lanjut. Pendahuluan
G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat
Lebih terperinciPERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS
PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS - 1 - Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Perancis, untuk selanjutnya disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati baik di darat maupun di laut memiliki peluang yang sangat besar dalam meraih manfaat dari alam, salah satu manfaat
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciKampanye antisipasi global warming melalui desain komunikasi visual bagi anak usia sekolah BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Kampanye antisipasi global warming melalui desain komunikasi visual bagi anak usia sekolah Oleh : Natalia Tri Maharani C0704021 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan iklim yang terjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan
83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Strategi Promosi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Jawa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian
Lebih terperinciGambar III.1 SWOT Sumber: Data Pribadi (15 juni 2016)
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN III.1 Strategi Perancangan Untuk memberikan pemahaman K3 kepada pekerja tentang pentingnya pemakaian alat pelindung diri maka dibutuhkan suatu komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal dengan kota pelajar dan kota budaya, selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta juga dikenal sebagai daerah pariwisata ini dibuktikan
Lebih terperinciSaya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)
Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa Puri Kusuma D.Putriii 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2.
Lebih terperinciSUAKA ELANG: PUSAT PENDIDIKAN BERBASIS KONSERVASI BURUNG PEMANGSA
SUAKA ELANG: PUSAT PENDIDIKAN BERBASIS KONSERVASI BURUNG PEMANGSA Latar Belakang Di Indonesia terdapat sekitar 75 spesies burung pemangsa (raptor) diurnal (Ed Colijn, 2000). Semua jenis burung pemangsa
Lebih terperincib. Zona-2 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,315,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 927,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun 1,190,000
A. BIAYA IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK 1. JASA PENYIARAN RADIO 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,460,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 1,030,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge
85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa
Lebih terperinciPengawasan dan Evaluasi Proses
Sesi Kedua Pengawasan dan Evaluasi Proses B l j Handout PENGAWASAN DAN EVALUASI (M&E) M&E adalah sebuah proses yang harus terjadi sebelum, selama dan setelah aktifitas tertentu untuk mengukur efek aktifitas
Lebih terperinciBAB VI F. ANALISA KRITIS
BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu elemen paling penting dalam kemajuan suatu daerah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia sektor pariwisata merupakan penunjang ekonomi
Lebih terperinci2016, No Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Jenis Invasif; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konse
No.1959, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Jenis Invasif. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.94/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 TENTANG JENIS INVASIF
Lebih terperinci60 menit tahun. Bekerja Sama untuk Mencapai Tujuan Global. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan
Bekerja sama untuk mencapai Tujuan Global P1 Saat mengetahui ketidakberuntungan berbagai budaya dan masyarakat di seluruh dunia, siswa-siswa saya sering bertanya, Mengapa ini bisa terjadi? Terkadang, seorang
Lebih terperinciPerjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.
DATA MITRA BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON PERIODE 2011 S/D 2014 1. PT KHARISMA LABUAN WISATA Perjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon. Jangka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Yogyakarta) masih memiliki areal pertanian yang cukup luas dan merupakan salah satu daerah pemasok beras dan kebutuhan pangan lainnya di
Lebih terperincimendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat hutan pegunungan sangat rentan terhadap gangguan, terutama yang berasal dari kegiatan pengelolaan yang dilakukan manusia seperti pengambilan hasil hutan berupa
Lebih terperinciEpidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan
Lebih terperinciKonservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI
Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan konservasi mempunyai peran yang sangat besar terhadap perlindungan keanekaragaman hayati. Kawasan konservasi juga merupakan pilar dari hampir semua strategi
Lebih terperinciPidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010
Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi. Permainan menurut Joan Freeman dan Utami Munandar (dalam Andang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Penjelasan Judul Perancangan Game menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah permainan. Permainan menurut Joan Freeman dan Utami Munandar (dalam Andang
Lebih terperinciRosita Tariola (Mona)
Mengikuti Program Kampanye Pride sangat menantang juga menyenangkan. Pelajaran yang saya peroleh di kelas selama pelatihan benar-benar diaplikasikan di lapangan bersama masyarakat. Saya 'dipaksa' untuk
Lebih terperinciTENTANG. yang. untuk. dalam. usaha
1 B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Jawa-Madura tahun 2004 menunjukkan bahwa kawasan hutan Jawa seluas 3.289.131 hektar, berada dalam kondisi rusak. Lahan kritis di dalam
Lebih terperinciMATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN
MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN # Peserta/ Pemangku kean Nama, posisi, dan rincian kontak peserta Isu-isu Kunci Sumbangan Potensial Motivasi untuk Hadir Konsekuensi Tidak Mengundang 1 10 Kepala Desa Kamirudin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul
Lebih terperinciSumber : Gambar 1.2 Pantai Pangandaran
1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat obyek pariwisata
Lebih terperinciCAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut Penataan Izin Pelaksanaaan Kewajiban
Lebih terperinciKomite Audit Pasak. 1. Tujuan. 2. Organisasi. Dokumen ini menguraikan tujuan, organisasi, tugas- tugas, dan pertanggungjawaban
Dokumen ini menguraikan tujuan, organisasi, tugas- tugas, dan pertanggungjawaban komite audit pasak. Catatan: Dalam dokumen ini, istilah presiden pasak, auditor pasak, dan juru tulis pasak juga merujuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keindahan alam di Indonesia menjadi salah satu faktor yang menggerakkan naluri wisatawan nusantara untuk menikmati keindahannya. Olahraga alam bebas seperti mendaki
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 5 Juni 2010 PENTINGNYA MENJAGA KEANEKARAGAMAN HAYATI ALAM DI SEKITAR KITA Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun hewan. Sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dan merupakan ibukota dari provinsi Jawa Barat. Bandung juga merupakan kota yang sedang berkembang di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari proses belajar yang selalu dimulai pada usia dini. Seorang anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan siklus kehidupan makhluk hidup terutama manusia tak lepas dari proses belajar yang selalu dimulai pada usia dini. Seorang anak dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mencari informasi, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang suatu hal yang tidak diketahui oleh manusia. Pada dasarnya manusia
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI
LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuatu hal atau peristiwa yang baru saja atau sedang terjadi. Orang tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di jaman globalisasi telah mengalami berbagai perkembangan yang begitu cepat. Salah satu hal yang mengalami perkembangan dengan cepat adalah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai
Lebih terperinciPanduan untuk Pendidik
Panduan untuk Pendidik Bagaimana menggunakan situs web dan sumber Pelajaran Terbesar di Dunia Pada hari Jumat, 25 September, PBB mendeklarasikan Tujuan Global untuk Pembangunan Berkelanjutan. Ide dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang terus mengalami pertumbuhan di Indonesia dan berada di peringkat 70 dalam daya saing pariwisata global. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENJUALAN HEWAN YANG DILINDUNGI MELALUI MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA JUNCTO
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam waktu sementara,
Lebih terperinciKonferensi Pers Presiden RI Setelah Ratas ttg Pangan, tgl 29 Okt 2013, di Sumbar Selasa, 29 Oktober 2013
Konferensi Pers Presiden RI Setelah Ratas ttg Pangan, tgl 29 Okt 2013, di Sumbar Selasa, 29 Oktober 2013 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SETELAH RAPAT TERBATAS TENTANG PANGAN DI BALAI SIDANG
Lebih terperinci