LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian,

2 Daftar Isi DAFTAR ISI 2 DAFTAR TABEL 4 DAFTAR FOTO 6 DAFTAR GAMBAR 7 DAFTAR DIAGRAM 8 I. Ringkasan Eksekutif 9 Formulasi Teori Perubahan 9 Narasi Teori Perubahan 11 Hasil Teori Perubahan 11 Fokus Konservasi: Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri 12 Status Kepemilikan Lahan, Status Lahan dan Pengelolaan Kawasan 16 II. Model Konseptual 17 Kerangka Kampanye Petani 26 III. Ringkasan Kreatif 27 Ringkasan Kreatif: Petani 27 IV. KEGIATAN KAMPANYE 30 Kegiatan 1. Program radio mingguan 33 Kegiatan 2: Mobile Cinema/ Layar Tancap 36 Kegiatan 3: Pertemuan kampung 37 Kegiatan 4: Iklan layanan masyarakat 44 Kegiatan 5: Produksi leaflet 45 Kegiatan 6: Komik dan pembatas buku 48 2

3 Kegiatan 7: Video partisipatif 51 Kegiatan 8: Special Event-Aksi Simpatik Untuk Bumi 53 Kegiatan 9: Magang CU 56 Kegiatan 10: Perencanaan Strategis CU Pantura Lestari 57 V. Hasil Kampanye 60 Metode Survei Pra dan Paska Kampanye 60 Hasil Survei Pra dan Paska Kampanye 62 Paparan Terhadap Media Kampanye 64 Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan 69 Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal 72 Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perilaku 76 Fasilitasi Pembentukan Credit Union Sebagai Kegiatan Penyingkiran Halangan 80 VI. ANALISIS KRITIS 85 Tahap Perencanaan Proyek 85 Tahap Pelaksanaan 89 VII. STRATEGI TINDAK LANJUT 96 Pendahuluan 96 Strategi 1. Meningkatkan dukungan terhadap pelestarian kawasan 97 Strategi 2. Memaksimalkan peran CU untuk menguatkan ekonomi masyarakat dan mendorong perubahan perilaku khalayak target 100 Strategi 3: Mendorong terbentuknya rencana kelola masyarakat untuk kawasan hutan Sungai Putri 103 Kesimpulan 105 VIII. Lampiran 106 Pre Test Material Kampanye (Brosur dan ILM) 106 Kuesioner Pra Survei 109 Kuesioner Post Survei 128 Hasil Lengkap Survei Pra dan Pasca Kampanye 142 Pola kebijakan CUPL 161 DAFTAR PUSTAKA 171 3

4 Daftar Tabel TABEL 1. PEKERJA ILLEGAL LOGGING 14 TABEL 2. ANCAMAN LANGSUNG DI HUTAN SUNGAI PUTRI DAN FAKTOR PENDORONGNYA 20 TABEL 3. KAITAN ANTARA KHALAYAK SASARAN, TAHAPAN PERILAKU DAN KEGIATAN PEMASARAN 29 TABEL 4. RANTAI HASIL DAN SASARAN SMART TERKAIT PENGETAHUAN UNTUK PETANI 30 TABEL 5. RANTAI HASIL DAN SASARAN SMART TERKAIT SIKAP UNTUK PETANI 32 TABEL 6. RANTAI HASIL DAN SASARAN SMART TERKAIT KOMUNIKASI INTERPERSONAL UNTUK PETANI 32 TABEL 7. TEMA BULANAN PROGRAM RADIO DI RSPDK 34 TABEL 8. TEMA BULANAN PROGRAM OBSESI DI RADIO GEMA SOLIDARITAS FM 35 TABEL 9. JADWAL PERTEMUAN KAMPUNG UNTUK PENGORGANISIRAN CU DI SUNGAI PUTRI 39 TABEL 10. DISTRIBUSI LAMPU HEMAT ENERGI 54 TABEL 11. RANTAI HASIL DAN SASARAN SMART TERKAIT PERUBAHAN PERILAKU UNTUK PETANI 55 TABEL 12. JUMLAH KEPALA KELUARGA DI DESA TARGET 60 TABEL 13. DISTRIBUSI KUESIONER 61 TABEL 14. KARAKTERISTIK RESPONDEN DI DESA TARGET 63 TABEL 15. PAPARAN TERHADAP MEDIA KAMPANYE 64 TABEL 16. PENERIMAAN RESPONDEN TERHADAP PESAN BROSUR MENGENAL MANFAAT HUTAN 66 TABEL 17. PENERIMAAN RESPONDEN TERHADAP PESAN BROSUR HUTAN DAN PERUBAHAN IKLIM 67 TABEL 18. PENERIMAAN RESPONDEN TERHADAP PESAN BROSUR REDD 68 TABEL 19. PERUBAHAN DALAM VARIABEL-VARIABEL PENGETAHUAN ANTARA SURVEI-SURVEI PRA DAN PASCA KAMPANYE 70 TABEL 20. PERUBAHAN DALAM VARIABEL-VARIABEL SIKAP DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA SURVEI-SURVEI PRA DAN PASCA KAMPANYE 73 TABEL 21. PERUBAHAN DALAM VARIABEL-VARIABEL PERILAKU ANTARA SURVEI-SURVEI PRA DAN PASCA KAMPANYE 77 TABEL 22. PERBANDINGAN JUMLAH PEKERJA, BAGAN DAN ALAT TEBANG TAHUN TABEL 23. KEGIATAN UNTUK MENINGKATKAN DUKUNGAN TERHADAP PELESTARIAN KAWASAN 97 TABEL 24. KEGIATAN UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PENGURUS DAN TIM MANAJEMEN CU 100 TABEL 25. PEMBUATAN PERENCANAAN DESA 104 TABEL 26. DEMOGRAFI RESPONDEN 142 TABEL 27. SUMBER INFORMASI YANG DIPERCAYA 144 TABEL 28. PERTANYAAN AKSES/ PENGGUNAAN MEDIA 146 TABEL 29. PERTANYAAN UNTUK PENGETAHUAN 151 TABEL 30. PERTANYAAN UNTUK SIKAP 153 TABEL 31. PERTANYAAN-PERTANYAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN EFEKTIVITAS DIRI 155 TABEL 32. PERTANYAAN-PERTANYAAN PERILAKU 156 TABEL 33. HAMBATAN PERUBAHAN PERILAKU 158 4

5 TABEL 34. PAPARAN TERHADAP KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE 160 5

6 Daftar Foto FOTO 1. LOKAKARYA KONSENSUS DI DESA SUNGAI PUTRI 17 FOTO 2. PROGRAM RADIO DI GEMA SOLIDARITAS FM 33 FOTO 3. LAYAR TANCAP DI DESA TANJUNG BAIK BUDI 36 FOTO 4. PENGORGANISIRAN CREDIT UNION DI DESA TEMPURUKAN 37 FOTO 5. FLIPCHART, ALAT BANTU UNTUK MENJELASKAN 41 FOTO 6. DISKUSI KELOMPOK 42 FOTO 7. PRODUKSI IKLAN LAYANAN MASYARAKAT 44 FOTO 8. PELATIHAN PEMBUATAN VIDEO PARTISIPATIF 51 FOTO 9. SEKRETARIS DAERAH KAB. KETAPANG IKUT MENGKAMPANYEKAN PELESTARIAN HUTAN SUNGAI PUTRI DALAM MALAM AKSI SIMPATIK UNTUK BUMI53 FOTO 10. PERENCANAAN STRATEGIS CU PANTURA LESTARI 57 FOTO 11. BAPAK A.R. MECER TENGAH MEMFASILITASI RENSTRA CU PANTURA LESTARI 58 FOTO 12. PENGAWAS DAN PENGURUS CU PANTURA LESTARI TERPILIH 80 FOTO 13. SUASANA PELAYANAN PERTAMA CU PANTURA LESTARI 83 6

7 Daftar Gambar GAMBAR 1. PETA LOKASI KOMPLEKS HUTAN SUNGAI PUTRI 12 GAMBAR 2. LEAFLET MENGENAL MANFAAT HUTAN 45 GAMBAR 3. LEAFLET REDD DAN PERUBAHAN IKLIM 46 GAMBAR 4. KOMIK 48 GAMBAR 5. CONTOH STORYBOARD KOMIK 49 GAMBAR 6. PEMBATAS BUKU YANG RENCANANYA AKAN DISERTAKAN DI DALAM KOMIK 50 GAMBAR 7. LOGO CU PANTURA LESTARI 82 GAMBAR 8. PRODUK UNGGULAN CU PANTURA LESTARI 82 7

8 Daftar Diagram DIAGRAM 1. MODEL KONSEPTUAL REVISI 18 DIAGRAM 2. RANTAI FAKTOR PENEBANGAN (I) 22 DIAGRAM 3. RANTAI FAKTOR PENEBANGAN (II) 23 DIAGRAM 4. RANTAI HASIL 24 DIAGRAM 5. STRUKTUR ORGANISASI CU PANTURA LESTARI 81 8

9 I. Ringkasan Eksekutif Formulasi Teori Perubahan K+ A+ IC+ BR BC TR CR Kampanye pemasaran sosial meningkatkan pemahaman petani tentang: Fungsi hutan rawa gambut untuk mencegah intrusi air laut dan mendukung usaha pertanian Fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon (carbon sequestration) Manfaat Credit Union Kampanye pemasaran sosial menyebabkan: Hutan rawa gambut yang terjaga sehingga dapat menahan masuknya air laut dan mencegah gagal panen Petani menyetujui jika hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan CU dapat menguatkan modal usaha masyarakat Kampanye pemasaran sosial meningkatkan diskusi diantara petani mengenai: Pentingnya melestarikan hutan rawa gambut Sungai Putri Manfaat Credit Union Mitra BR memfasilitasi terbentuknya Credit Union untuk memudahkan petani mengakses modal usaha Mitra lembaga memperkenalkan mekanisme pembiayaan karbon (untuk tujuan jangka panjang) Petani mendukung CU yang ditunjukkan dengan kesediaan menjadi anggota Petani memanfaatkan CU untuk memperoleh modal usaha Petani mengembangkan usaha (atau memulai usaha baru) dan pelanpelan meninggalkan aktivitas illegal logging dan perambahan hutan Penebangan di Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri berkurang Mempertahankan hutan rawa gambut Sungai Putri sebagai habitat orangutan Kalimantan (P.p. wurmbii) Pada Juli 2010, 31,20% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui fungsi hutan rawa gambut untuk menahan Pada Juli 2010, 29,40% petani di 4 desa target menyetujui hubungan antara penebangan dan intrusi air laut (naik 26,25% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 48,40% petani di 4 desa target menyetujui hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan (naik 1,25% dari hasil Perencanaan strategis (renstra) CU Pantura telah dilaksanakan pada minggu ke IV Juli Renstra ini menandai berdirinya Pada 23 Juli 2010, telah terbentuk CU Pantura Lestari dengan anggota pertama berjumlah 12 orang dengan total aset Rp Dikarenakan CU baru saja terbentuk dan khalayak target belum dapat memanfaatkan modal dari sini, maka masih terlalu dini untuk menilai dampak inovasi ini terhadap pengurangan ancaman di kawasan hutan Sungai Putri dan capaian konservasinya. Setidaknya baru setelah satu 9

10 intrusi (naik 43% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 28,40% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon (naik 39,75% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 98,1% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui tentang Credit Union sebagai wadah/ usaha bersama untuk simpan pinjam (terjadi perubahan pp +31,2 dari hasil survei pra kampanye). survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 39,8% petani di 4 desa target menyetujui untuk bersama-sama mengembangkan CU sebagai untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama untuk keperluan usaha dan kesejahteraan (naik 39,75% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, intensitas komunikasi petani di 4 desa target tentang perlunya pelestarian hutan rawa gambut meningkat menjadi 40,30% (naik 33,25% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, intensitas komunikasi petani di 4 desa target tentang petani di 4 desa target tentang manfaat CU menjadi 10,20% (turun 46% dari hasil survei pra kampanye) Meskipun intensitas komunikasi petani mengenai manfaat CU menurun, namun intensitas komunikasi petani mengenai cara mengembangkan modal dan kemandirian justru meningkat dari 14,30% menjadi 42,40%. Selengkapnya dapat dilihat pada Bab IV CU dan dapat memberikan pelayanan pada masyarakat terutama khalayak target Telah dilakukan pertemuan kampung terutama untuk membicarakan rencana inisiasi proyek REDD di Sungai Putri Selengkapnya dapat dilihat di Bab IV Namun karena baru saja terbentuk, khalayak target belum dapat memanfaatkan modal ini dan mengembangkan usaha baru. Baru pada bulan Oktober, dapat dilihat bagaimana khalayak target memanfaatkan modal yang bisa diakses di CUPL. tahun, hal ini bisa dinilai. Selengkapnya dapat dilihat pada Bab IV 10

11 Narasi Teori Perubahan Salah satu faktor yang menyebabkan penebangan di Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri adalah kurangnya modal untuk pengembangan usaha. Sehingga untuk mengurangi ancaman penebangan di Sungai Putri, maka perlu menjawab kebutuhan masyarakat akan modal dan alternative pendapatan. Credit Union (CU) merupakan wadah yang mungkin dikembangkan oleh petani untuk mengumpulkan modal bersama dan dimanfaatkan untuk tujuan produktif. Selain itu, petani sebagai khalayak target utama akan diberikan informasi mengenai fungsi hutan rawa gambut untuk menahan intrusi air laut dan penyimpan karbon. Petani akan menyetujui bahwa hutan rawa gambut perlu dilestarikan untuk mencegah masuknya air asin yang dapat menyebabkan gagal panen. Petani juga menyetujui kalau CU dapat membantu menguatkan modal mereka. Perubahan perilaku yang diharapkan adalah petani mendukung CU yang ditunjukkan dengan kesediaannya menjadi anggota CU. Petani memanfaatkan CU untuk meminjam modal usaha yang kemudian digunakan untuk mengembangkan usaha mandiri. Pada Juni 2010, paling tidak ada 150 orang petani yang menjadi anggota CU. Hasil Teori Perubahan Kampanye ini dibangun berdasarkan asumsi jika petani diberikan kemudahan mengakses modal untuk mengembangkan usaha, maka petani pelan-pelan akan mengurangi ketergantungannya terhadap hutan. CU merupakan lembaga keuangan dengan usaha utamanya simpan pinjam, telah diperkenalkan dan dikembangkan bersama-sama dengan masyarakat di Desa Sungai Putri. Pada saat didirikan terdaftar 12 anggota CU dengan jumlah total aset Rp Pelan-pelan jumlah petani yang menjadi anggota juga bertambah. Sementara ini intervensi yang dilakukan agar pengetahuan khalayak target mengenai konservasi kawasan terus meningkat yaitu dengan merancang modul pendidikan dasar CU dengan perspektif konservasi. Ke depan, perlu diciptakan sistem untuk mendorong perubahan perilaku petani khalayak yang menjadi anggota CU untuk mengurangi aktivitas pemanfaatan kayu tanpa ijin di dalam kawasan Sungai Putri. Misalnya dengan membuat kriteria untuk melakukan pinjaman. Anggota yang berasal dari desa yang tidak lagi melakukan penebangan atau sangat sedikit memanfaatkan kayu dari dalam kawasan akan diberikan platform pinjaman yang lebih besar. Titian akan melakukan monitoring terhadap kawasan dan pelaku secara berkala sebagai dasar penilaian permohonan kredit bagi tim manajemen CU. Untuk itu, kegiatan tindak lanjut sangat diperlukan. 1 Target kumulatif asset, sedangkan asset ril saat baru terventuk adalah sekitar 12 juta 11

12 Fokus Konservasi: Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kompleks Hutan Sungai Putri berada di sebelah utara Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Dari Ketapang, Sungai Putri berjarak + 40 Km dan dapat diakses melalui transportasi darat dan air. Secara administratif terletak di 3 kecamatan (Muara Pawan, Matan Hilir Utara dan Nanga Tayap) dan berbatasan dengan 8 desa (Tempurukan, Ulak Medang, Tanjungpura, Mayak, Sungai Putri, Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sungai Kelik). Pintu masuk menuju kawasan Hutan melalui desa Kuala Tolak. Sungai Putri memiliki luasan hektar yang didominasi oleh kubah gambut ombrogen yang sangat luas. Sebagian kecil habitatnya merupakan rawa air tawar (fresh water swamp) dan hutan dataran rendah (lowland forest). Kompleks Hutan Sungai Putri merupakan eks konsesi HPH pada tahun 1970-an. Kawasan ini dulunya terkenal Gambar 1. Peta Lokasi Kompleks Hutan Sungai Putri memiliki potensi kayu ramin (Gonystilus bancanus) yang sangat tinggi. Aktivitas ini membuat kawasan Sungai Putri sekarang menjadi mosaik hutan sekunder. Hutan primer hanya ditemukan di bagian tengah kubah gambut. Kedalaman gambut di Sungai Putri diketahui mencapai 15 meter. Ini menunjukkan Sungai Putri mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penyimpan karbon. Ekosistem hutan gambut Sungai Puteri berperan sebagai penyangga perairan bagi daerah sekitarnya. Ekosistem ini juga merupakan habitat orangutan, yang menjadi objek utama dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 53/Menhut-IV/2007 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia Berdasarkan hasil survei biologi FFI Kalimantan Programme (

13 Unpublished 2 ), Sungai Putri merupakan habitat penting orangutan kedua terbesar di Kab. Ketapang, setelah Taman Nasional Gunung Palung (2500 individu). Populasi orangutan diperkirakan 668 individu, dengan rentang antara individu dan diperkiraan kepadatannya 1,2 individu/km 2. Selain itu, nilai penting kawasan Sungai Putri adalah sebagai berikut: 1. Melindungi daratan (masyarakat dan lahan pertanian) dari intrusi air laut dan ancaman abrasi pantai 2. Mengatur air, mencegah terjadinya banjir pada musim penghujan serta menyediakan penyaring sumber air tawar untuk lahan pertanian dan kehidupan penduduk di sekitarnya pada musim kemarau. 3. Menjaga kestabilan iklim mikro ekosistem gambut Sungai Putri yang memberikan kondisi lingkungan dengan tingkat kelembaban (relative humidity) dan temperatur yang stabil. Sejak era 1970an hingga 1980an, hutan Sungai Putri telah dieksploitasi kayunya oleh perusahaan pemegang hak pengusahaan hutan (HPH). Perusahaan-perusahaan HPH yang beroperasi di sini, utamanya mengekstraksi kayu ramin (Gonystylus bancanus). Perusahaan-perusahaan pemegang konsesi hutan tersebut kemudian menghentikan operasinya pada kurun tahun 1980an, jauh sebelum terbitnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 168/Kpts-IV/2001 tentang Pemanfaatan dan Peredaran Kayu Ramin (Gonystylus spp), yang menjelaskan larangan pemanfaatan kayu ramin. Setelah perusahaan-perusahaan tersebut tidak lagi beroperasi, masyarakat sekitar hutan mulai membalaki kawasan tersebut. Hingga saat ini kegiatan pembalakan hutan oleh masyarakat masih terus berlangsung. Mayoritas pembalak kayu di kompleks hutan Sungai Putri adalah masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Masyarakat membalak kayu untuk memperoleh pendapatan uang tunai. Pada September 2008, Titian melakukan survei penilaian ancaman illegal logging di Sungai Putri. Lokasi survei di empat titik atau empat desa, yaitu Desa Sungai Putri, Desa Sungai Kelik (Sumber Priangan), Desa Ulak Medang dan Desa Tanjung Pura. Hasil yang didapat sebagai mana berikut: 2 Informasi mengenai keanekaragaman hayati di Sungai Putri dikutip dari laporan survey biologi FFI Kalimantan Programme (High Conservation Value Forest in Ketapang 2008 unpublished report). Sebelumnya Yayasan SIMPUR (Kalbar) pernah melakukan survey serupa di Sungai Putri, namun hingga saat ini hasil survey tersebut belum dipublikasikan 13

14 Tabel 1. Pekerja Illegal Logging Pekerja Jumlah Kelompok Asal Lama Bekerja Desa Sungai Putri 7 kelompok, paling banyak 5 orang/kelompok Desa Sungai Putri; kota Ketapang; Sukadana; Sambas Desa Sungai Kelik (Dsn.Tanah Merah) 17 kelompok, 3 5 orang/kelompok Dusun Sumber Priangan; Desa Sungai Putri Desa Ulak Medang Desa Tanjung Pura Keterangan 2 kelompok, 2 3 orang/kelompok Desa Ulak Medang; Sambas 3 kelompok, 2 orang/kelompok Desa Tanjung Pura Total 29 kelompok Desa setempat, Ketapang, Sukadana, Sambas 2 bulan 1 tahun 1 bulan 6 bulan 16 tahun 2 bulan 1 bulan 16 tahun Sumber: Data Investigasi Illegal Logging Titian, 2008 Aktifitas illegal logging di dalam blok hutan Sungai Putri dilakukan secara berkelompok. Terdapat 29 kelompok pekerja kayu yang beraktifitas di empat desa tersebut. Masing-masing yaitu di Desa Sungai Putri ada 7 kelompok, di Desa Sungai Kelik (Sumber Priangan) ada 17 kelompok, di Desa Ulak Medang ada 2 kelompok, dan di Desa Tanjung Pura ada 3 kelompok. Pekerja-pekerja kayu tersebut mayoritas berasal dari desa setempat dan beberapa berasal dari kota Ketapang, Sukadana dan dari Sambas. Mereka telah bekerja di blok hutan Sungai Putri paling lama 16 tahun dan yang paling baru adalah 1 bulan. Pembalak yang bukan berasal dari desa setempat biasanya membuat pondok tidak permanen yang terbuat dari kayu dan beratap terpal (dalam bahasa lokal bagan). Di pondok-pondok inilah mereka tinggal. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari biasanya mereka beli di desa terdekat. 14

15 Sedangkan pembalak dari desa setempat biasanya tidak membangun pondok. Setiap pagi sekitar pukul enam mereka masuk ke dalam hutan menggunakan sepeda ontel yang juga dirancang untuk mengangkut kayu. Pembalak setempat mayoritas diupah menjadi pengangkut kayu dari dalam hutan ke tepi jalan atau sungai. Masing-masing kelompok penebang memiliki alat tebang pohon berupa chainsaw. Masing-masing kelompok memiliki chainsaw 1 hingga 2 buah. Jumlah chainsaw yang beredar di dalam blok hutan Sungai Putri diperkirakan sebanyak 32 buah. Namun ada juga yang bekerja secara tidak berkelompok. Misalnya hanya diupah untuk mengangkut kayu-kayu yang sudah ditebang oleh pekerja upahan yang bertugas menebang dan membelah kayu-kayu Untuk membawa hasil kayu yang sudah ditebang, pekerja kayu menggunakan sepeda, gerobak dan rakit untuk mengangkut kayu keluar hutan. Sepeda dan gerobak digunakan untuk mengangkut kayu melalui jalan yang terbuat dari papan-papan kayu dari hutan ke jalan desa. Sedangkan rakit digunakan untuk mengangkut kayu melalui sungai. Kayu-kayu yang dirakit tersebut dihanyutkan ke muara sungai. Kayu-kayu yang ditebang ada 4 jenis, yaitu punak (Tetramerista glabra), cin (Dacrydium pectinatum), gerunggang (Cratoxylon glaucum) dan ramin (Gonystylus bancanus). Keempat jenis kayu tersebut ditebang jika sudah berdiameter 25 hingga 50 cm. Adapula kayu yang berdiameter antara 10 sampai 15 cm yang ditebang. Kayu-kayu ini disebut kayu cerucuk. Jenis kayu cerucuk yang ditebang biasanya tidak dipilih. Kelompok-kelompok pekerja kayu yang bekerja di blok hutan Sungai Putri mampu menghasilkan 3 hingga 4 meter kubik kayu setiap harinya. Total seluruh kelompok pekerja kayu yang terdapat di blok hutan Sungai Putri mampu menghasilkan 87 sampai 116 meter kubik kayu per hari. Jika tidak dilakukan upaya-upaya pencegahan terhadap deforestasi dan degradasi hutan yang terjadi karena masih adanya praktik pembalakan liar, maka dalam 20 tahun mendatang hutan di komplek hutan Sungai Putri semakin rusak. Kebutuhan kayu di tingkat lokal pada saat itu akan semakin tinggi sedangkan persediaan kayu di hutan semakin sedikit. Ancaman penebangan merupakan ancaman utama yang akan coba dikurangi dengan pendekatan kampanye pride. Ancaman lainnya adalah rencana konversi lahan untuk perkebunan, pembukaan lahan pertanian baru, kebakaran, perburuan dan peracunan ikan. 15

16 Status Kepemilikan Lahan, Status Lahan dan Pengelolaan Kawasan Status kompleks Hutan Sungai Putri berdasarkan SK Menhutbun 259/Kpts-II/2000 tentang kawasan hutan dan perairan adalah hutan produksi (HP) dan Hutan Produksi yang bisa dikonversi (HPK). Terkait statusnya sebagai hutan produksi (HP) dan hutan produksi yang bisa dikonversi (HPK) maka wewenang pengelolaan kawasan Sungai Putri berada di tangan Departemen Kehutanan, dengan Dinas Kehutanan Kab Ketapang sebagai perpanjangan tangan di daerah. 16

17 II. Model Konseptual Perumusan model konseptual kawasan Kompleks Hutan Rawa Gambut (KHRG) Sungai Putri dilakukan dengan metode Technology of Participation (ToP) melalui lokakarya konsensus. ToP dikembangkan oleh Institute of Cultural Affairs (ICA). Dalam metode ini, partisipasi atau keterlibatan semua pemangku kepentingan merupakan bagian integral dari semua aspek eksplorasi dan pengambilan keputusan. Lokakarya konsensus ini dilakukan pada Februari 2009 yang dihadiri oleh 36 orang perwakilan dari 4 desa target yaitu Tempurukan, Sei Putri, Tanjung Baik Budi dan Kuala Tolak. Perwakilan masyarakat ini mewakili unsur pemerintahan desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, pekerja kayu dan perambah hutan. Lingkup proyek atau sasaran konservasi yang ditetapkan dalam lokakarya ini adalah KHRG Sungai Putri, dengan konteks untuk pembahasan adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menganggu hutan, satwa dan sungai di KHRG Sungai Putri. Ancaman Foto 1. Lokakarya konsensus di Desa Sungai Putri langsung yang diidentifikasi, kemudian dituliskan pada kartukartu yang lalu ditempelkan ke dinding dan dihubungkan dengan sasaran konservasi yang sesuai dengan menggunakan tanda panah. Peserta juga membahas dan menyepakati faktor yang menjadi pemicu (driving factors) ancaman langsung. Model konsep yang dihasilkan dari lokakarya konsensus ini kemudian dikonsultasikan lebih lanjut kepada mitra antara lain Fauna and Flora International-Indonesia Programme dan Dinas Pertanian, terkait kegiatan kebutuhan masyarakat sekitar hutan Sungai Putri terhadap lahan pertanian. Setelah kampanye dilakukan, muncul dinamika di lapangan yang sebelumnya tidak dipetakan di 17

18 dalam model konseptual awal yang digunakan dalam perencanaan proyek. Model konseptual awal ini kemudian direvisi berdasarkan temuan tersebut sebagai mana berikut Diagram 1. Model Konseptual Revisi Faktor yg berkontribusi/ancaman tak langsung [kotak kuning] Ancaman langsung [kotak merah] Sasaran [lingkaran hijau] 18

19 Ancaman langsung yang ditambahkan adalah rencana konversi hutan untuk perkebunan sawit. Informasi ini diperoleh berdasarkan data daftar perkebunan di Kabupaten Ketapang yang dikeluarkan Dinas Perkebunan Ketapang tahun Berikut adalah gambaran singkat dari ancaman langsung dan faktor yang berpengaruh yang disajikan dalam model konseptual di atas. 19

20 Tabel 2. Ancaman Langsung di Hutan Sungai Putri dan Faktor Pendorongnya Ruang lingkup dan sasaran proyek Ancaman langsung Faktor yang berpengaruh (termasuk ancaman tak langsung) Lemahnya penegakan hukum, lemahnya mental penegak hukum, keinginan memperkaya diri sendiri, upaya perlindungan rendah, tidak ada unit pengelola kawasan, alternatif pekerjaan terbatas, keahlian terbatas, modal usaha tidak tersedia, tingkat pendidikan rendah. Komplek Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Hutan rawa gambut Satwa Sungai Penebangan Kategori ancaman IUCN: 5.3. Penebangan pohon dan pemanenan kayu) Terkait dengan tidak adanya unit pengelola kawasan, saat kampanye dilakukan, hanya ada 1 izin konsesi HPH di sebelah barat kawasan Sungai Putri. Perusahaan ini, meskipun sudah mengantongi ijin namun belum pernah melakukan aktivitas apapun. Sebagai upaya untuk mengkonservasi kawasan, sekaligus mendorong adanya unit pengelola kawasan, FFI-IP menginisiasi upaya pengurangan emisi dari kerusakan hutan melalui HPH restorasi ekologi (HPH-RE). Titian sendiri dalam fase kampanye ini ikut membantu mendiseminasikan informasi mengenai REDD. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi hutan gambut, belum ada sosialisasi tentang hutan gambut Gagal panen Kebutuhan subsisten Terbatasnya program pemberdayaan ekonomi masyarakat, pemerintah kurang mengetahui permasalahan desa Permintaan pasar local, pembangunan infrastruktur, terbatasnya ketersediaan kayu dari kawasan lain 20

21 Kegiatan pemanfaatan kayu tanpa ijin disepakati peserta lokakarya sebagai ancaman yang paling berdampak terhadap keberadaan hutan rawa gambut Sungai Putri. Ini juga dikuatkan dengan pengamatan langsung di lapangan dan percakapan terarah dengan beberapa tokoh kunci. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai fungsi hutan rawa gambut dan terbatasnya alternative pekerjaan yang dikarenakan keterbatasan modal usaha, perlu diatasi untuk membantu mengurangi pemanfaatan kayu di dalam kawasan. 21

22 1. Peluang pekerjaan bisa diciptakan jika masyarakat mempunyai wadah untuk mengakses modal untuk pengembangan usaha yang lebih berkelanjutan Tidak adanya peluang pekerjaan yang dapat memberikan hasil menjanjikan, maka upaya untuk mengurangi penebangan kayu akan menjadi kurang maksimal. Namun, untuk itu masyarakat perlu mempunyai modal dasar untuk mengembangkan usaha mandiri. Wadah untuk mengakses modal dasar ini perlu diciptakan. Diagram 2. Rantai Faktor Penebangan (i) 22

23 2. Pengetahuan khalayak target mengenai fungsi hutan rawa gambut perlu ditingkatkan Terkait dengan status kawasannya dan tidak adanya unit pengelola kawasan hutan rawa gambut Sungai Putri, selama ini masyarakat di sekitar hutan belum pernah diedukasi mengenai fungsi hutan. Untuk mendapatkan dukungan khalayak target dalam mengurangi ancaman, maka sebelumnya pengetahuan khalayak target mengenai nilai ekologis kawasan perlu ditingkatkan. Diagram 3. Rantai Faktor Penebangan (ii) 23

24 Kampanye Pride akan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kemandirian (lewat konsep Credit Union) dan fungsi hutan rawa gambut, terutama sebagai penyimpan karbon dan dalam menahan intrusi air laut, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pertanian masyarakat. Asumsinya, intervensi ini akan menumbuhkan sikap kemandirian (yang ditunjukkan lewat terbentuknya Credit Union) dan dukungan bagi konservasi hutan Sungai Putri. Ini pada akhirnya akan berdampak mengurangi penebangan liar di dalam kawasan. Hipotesa ini ditunjukkan pada rantai hasil berikut: Diagram 4. Rantai Hasil 24

25 Teori perubahan (ToC) kampanye yang dilakukan dituliskan sebagai berikut: Salah satu faktor yang menyebabkan penebangan di Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri adalah kurangnya modal untuk pengembangan usaha. Sehingga untuk mengurangi ancaman penebangan di Sungai Putri, maka perlu menjawab kebutuhan masyarakat akan modal dan alternative pendapatan. CU merupakan wadah yang mungkin dikembangkan oleh petani untuk mengumpulkan modal bersama dan dimanfaatkan untuk tujuan produktif. Selain itu, petani sebagai khalayak target utama akan diberikan informasi mengenai fungsi hutan rawa gambut untuk menahan intrusi air laut dan penyimpan karbon. Petani akan menyetujui bahwa hutan rawa gambut perlu dilestarikan untuk mencegah masuknya air asin yang dapat menyebabkan gagal panen. Petani juga menyetujui kalau CU dapat membantu menguatkan modal mereka. Perubahan perilaku yang diharapkan adalah petani mendukung CU yang ditunjukkan dengan kesediaannya menjadi anggota CU. Petani memanfaatkan CU untuk meminjam modal usaha yang kemudian digunakan untuk mengembangkan usaha mandiri. Pada Juni 2010, paling tidak ada 150 orang petani yang menjadi anggota CU. Sebagai panduan capaian kampanye, maka dibuat sasaran SMART, metrik pemantauan dan stategi untuk mencapai tujuan kampanye. 25

26 Kerangka Kampanye Petani Tingkat pendidikan rendah Keahlian terbatas Belum ada sosialisasi tentang hutan rawa gambut Modal usaha tidak tersedia Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hutan rawa gambut Alternatif pekerjaan terbatas Penebangan Hutan rawa gambut Sungai Putri Pengetahuan mengenai kemandirian modal usaha dan nilai ekologi hutan Sungai Putri mulai terbentuk Sikap kemandirian (CU) dan dukungan terhadap konservasi Sungai Putri terbentuk Komunikasi intensif untuk membangun kemandirian dan memobilisasi dukungan bagi perlindungan hutan Sungai Putri Terkumpul kecukupan modal dari CU yang terbentuk Dukungan petani menjadi anggota CU dan kesepakatan untuk tidak melakukan penebangan Penebangan liar berkurang KHRG Sungai Putri terjaga Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut untuk mencegah intrusi air laut meningkat dari 14% menjadi 54% pada Juni 2010 Pengetahuan petani mengenai fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon meningkat dari 12,5% menjadi 52,5% pada Juni 2010 Pengetahuan petani mengenai manfaat CU sebagai usaha bersama untuk simpan pinjam meningkat dari 6,7% menjadi 46,7% pada Juni 2010 talkshow, PSA, mobile cinema, diskusi,fact sheet Petani menyetujui hubungan antara penebangan dan intrusi air laut, meningkat dari 18,9% menjadi 58,9% Petani menyetujui hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan meningkat dari 47,9% menjadi 87,9% pada Juni Petani akan menyetujui untuk bersama-sama mengembangkan CU sebagai untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama untuk keperluan usaha dan kesejahteraan, meningkat dari 23,9% menjadi 63,9% pada Juni Diskusi tatap muka, PSA Meningkatkan intensitas komunikasi petani tentang perlunya pelestarian hutan rawa gambut dari 27% menjadi 67% pada Juni Meningkatkan intensitas komunikasi petani tentang manfaat CU meningkat dari 14,3% menjadi 54,3% pada Juni Diskusi tatap muka Sebanyak 150 petani menjadi anggota CU pada Juni 2010 Pembentukan CU 150 anggota CU aktif meminjam simpanan capital dan menyimpan uang pada Juni 2010 Anggota CU menandatangani kesepakatan untuk tidak melakukan penebangan hutan Sosialisasi, diskusi, factsheet, kunjungan ke CU terdekat, magang Jumlah penebang di Sungai Putri berkurang 30% pada Juni 2010 Memberikan kemudahan meminjam modal untuk pengembangan usaha KHRG Sungai Putri terjaga Monitoring pelaku penebangan di 4 titik dalam kawasan Pra dan Post survey Pra dan Post survey Pra dan Post survey Analisis data sekunder Analisis data sekunder Diskusi langsung Monitoring dan investigasi illegal logging 26

27 III. Ringkasan Kreatif Ringkasan kreatif dibuat berdasarkan hasil survei kuesioner yang dilakukan pada khalayak target. Hasil survei telah menunjukkan saluran-saluran informasi yang digunakan oleh khalayak target. Ringkasan kreatif akan membantu mengarahkan produksi materi kampanye dan pesan inti yang disampaikan. Ringkasan Kreatif: Petani Tindakan yang diinginkan Halangan-halangan untuk bertindak Pertukaran manfaat Petani mendukung program perdagangan karbon di dalam kawasan Petani menjadi anggota Credit Union (CU) aktif Petani memanfaatkan CU untuk mengambil pinjaman produktif Petani mampu mengelola keuangan keluarga Petani mengembangkan usaha mandiri dan pelan-pelan mengurangi ketergantungannya terhadap hutan rawa gambut sungai putri, terutama untuk kebutuhan uang tunai dan kayu Keterbatasan pengetahuan mengenai perdagangan karbon Keterbatasan pengetahuan mengenai manfaat hutan bagi usaha pertanian Keterbatasan pengetahuan petani tentang CU Menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap CU Taraf hidup masyarakat rendah sehingga susah untuk menabung Dengan menjadi anggota CU petani dapat: Meminjam modal untuk usaha Mendapatkan asuransi kesehatan dan jiwa Ada simpanan untuk hari tua Patuh pada hukum Terhindar dari jerat hukum karena melakukan illegal logging Secara tidak langsung, menjaga sumber air mereka di komplek hutan rawa gambut Sungai Putri Dengan mendukung program perdagangan karbon: Hutan tetap terjaga 27

28 Dukungan Citra Celah Jasa lingkungan hutan dapat terus dirasakan Ada keberlanjutan pendapatan (dari REDD) untuk masyarakat Regulasi di tingkat nasional (UU 41/1999 tentang Kehutanan, PP no 34/2002 tentang Tata Hutan dan RPH Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan) Dukungan dari lembaga mitra penyingkir halangan Data survei biologi yang menunjukkan nilai ekologis KHRG Sungai Putri Petani cerdas yang mampu mengembangkan usaha pertanian/ peternakan secara mandiri Kepala keluarga bertanggung jawab yang mampu mengelola keuangan keluarga Petani yang peduli dengan perlindungan hutan rawa gambut Sungai Putri Pesan-pesan kampanye dapat dimasukkan pada: Waktu pagi ( wib) dan sore ( wib), saat petani mendengarkan radio Setiap ada musyawarah desa Setiap pengajian mingguan Saat hari besar atau hari libur nasional Dari hasil pra survei diketahui, orangutan merupakan spesies yang menjadi kebanggaan dan selalu mengingatkan masyarakat dengan hutan Sungai Putri. Namun, orangutan tidak dijadikan maskot kampanye karena khalayak target tidak membuka ruang untuk mendiskusikan hal ini lebih lanjut. Untuk slogan, dipilih hidup lebih baik, warisan terbaik. Slogan ini didiskusikan pada saat uji materi untuk kampanye. Pada saat lokakarya konsensus, peserta lokakarya yang terdiri dari unsure pemerintahan desa, tokoh masyarakat dan pengguna sumber daya hutan menyarankan untuk menggunakan nama lain untuk menyebut Kompleks Hutan Sungai Putri. Dikarenaka nama ini mengesankan kawasan hutan rawa gambut ini hanya terletak di dalam wilayah desa Sungai Putri, sehingga desa target yang lain merasa tidak perlu untuk ikut berpartisipasi dalam proses diskusi dan kegiatan yang akan dilakukan. Berdasarkan masukan ini, maka dilakukan wawancara dengan beberapa tokoh kunci untuk menggali nama local kawasan hutan ini. Dan diketahui memang tidak pernah ada sebutan khusus untuk hutan Sungai Putri. Setelah melakukan diskusi dengan tim kampanye, maka disepakatilah untuk menggunakan nama Sentap Kancang, sesuai dengan nama blok hutan yang tertera di dalam SK Menhutbun 259/Kpts-II/2000 tentang kawasan hutan dan perairan. Nama ini yang selanjutnya terus digunakan dalam setiap aktivitas, material dan pesan kampanye. 28

29 Kemudian berdasarkan kondisi khalayak sasaran, tahapan perilaku dan citra yang ingin dibentuk, maka dibuat rencana kerja kegiatan pemasaran sebagai mana berikut: Tabel 3. Kaitan Antara Khalayak Sasaran, Tahapan Perilaku dan Kegiatan Pemasaran Khalayak Sasaran Tahapan Perilaku Kegiatan Pemasaran Petani K 3 =diseminasi informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang fungsi hutan rawa gambut Program radio, iklan layanan masyarakat, brosur, layar tancap, workshop K=diseminasi informasi untuk meningkatkan Pertemuan kampung pengetahuan tentang manfaat Credit Union A+IC 4 = pesan emosional untuk mendorong sikap Koran selembar, iklan layanan masyarakat dan komunikasi interpersonal terhadap upaya perlindungan hutan Sungai Putri BC 5 =untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model perubahan perilaku mendukung usaha kemandirian (Credit Union) dan perlindungan hutan Sungai Putri Bekerja dengan pemuka agama 3 K= Knowledge/ pengetahuan 4 A=Attitude/ Sikap IC= Interpersonal communication/ komunikasi antar individu 5 BC= Behavior change/ perubahan perilaku 29

30 IV. KEGIATAN KAMPANYE Kegiatan-Kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektifitas Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani Tahap teori perubahan Rantai hasil Sasaran-sasaran SMART Khalayak sasaran: petani Pengetahuan Pengetahuan mengenai fungsi lahan gambut meningkat Pengetahuan mengenai kemampuan mandiri dan modal usaha tumbuh Pada Juli 2010, 31,20% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui fungsi hutan rawa gambut untuk menahan intrusi (naik 43% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 28,40% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon (naik 39,75% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 98,1% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui tentang Credit Union sebagai wadah/ usaha bersama untuk simpan pinjam (terjadi perubahan pp +31,2 dari hasil survei pra kampanye). Jumlah petani yang mengetahui tentang Credit Union yang digunakan untuk mengukur sasaran SMART dalam laporan akhir ini berbeda dengan yang digunakan dalam dokumen rencana proyek. Ini dikarenakan karena pada hasil survei pra kampanye, ada jawaban pertanyaan yang sebenarnya mempunyai ide yang sama tapi tidak dikelompokkan. Pada saat melakukan analisis hasil survei paska kampanye, jawaban pertanyaan untuk dasar penentuan sasaran 30

31 SMART untuk pengetahuan mengenai CU ini dikelompokkan, sehingga angkanya menjadi berbeda. Untuk mendukung sasaran SMART ini, bisa juga dilihat adanya penurunan jumlah responden khalayak target yang belum paham mengenai CU, dari 15,6% menjadi 0%. Sebenarnya, jika dilihat dari semua jawaban yang diberikan oleh responden tidak ada pemahaman yang salah mengenai CU. Namun pada saat penentuan sasaran SMART, manajer kampanye memilih 1 pilihan jawaban (media/ usaha bersama simpan pinjam) tanpa mempertimbangkan pilihan jawaban yang lain. Manajer kampanye tidak mempertimbangkan bahwa pertanyaan yang diajukan adalah adalah pertanyaan terbuka, sehingga banyak kemungkinan jawaban yang bisa muncul. Pertanyaan lain yang bisa mendukung perubahan pengetahuan responden khalayak target adalah apakah responden pernah mendengar tentang CU. Ada perubahan sebesar 31.2 pp, dari 18.1% menjadi 49.3%. Namun frekuensi error untuk jawaban pertanyaan yang menjadi dasar sasaran SMART pengetahuan mengenai CU ini cukup besar (11,9%). Ini mungkin dikarenakan, jumlah responden khalayak target yang menjawab pada saat survei pra jauh lebih sedikit (45 dari 265 responden) dibandingkan dengan yang menjawab saat survei paska (109 dari 220 responden). 31

32 Tabel 5. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap untuk Petani Tahap teori perubahan Rantai hasil Sasaran-sasaran SMART Khalayak sasaran: petani Sikap Sikap ketergantungan berlebihan pada kayu (hutan) menjadi berkurang Sikap kemandirian dan kemampuan memperbaiki hidup secara mandiri tumbuh Pada Juli 2010, 29,40% petani di 4 desa target menyetujui hubungan antara penebangan dan intrusi air laut (naik 26,25% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 48,40% petani di 4 desa target menyetujui hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan (naik 1,25% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 39,8% petani di 4 desa target menyetujui untuk bersama-sama mengembangkan CU sebagai untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama untuk keperluan usaha dan kesejahteraan (naik 39,75% dari hasil survei pra kampanye) Tabel 6. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Komunikasi Interpersonal untuk Petani Tahap teori perubahan Rantai hasil Sasaran-sasaran SMART Khalayak sasaran: petani Komunikasi interpersonal Komunikasi mengenai fungsi hutan Sungai Putri dan upaya penyelamatannya terbentuk Komunikasi mengenai pengembangan modal mandiri terbentuk dalam masyarakat Pada Juli 2010, intensitas komunikasi petani di 4 desa target tentang perlunya pelestarian hutan rawa gambut meningkat menjadi 40,30% (naik 33,25% dari hasil survei pra kampanye) 32

33 Pada Juli 2010, intensitas komunikasi petani di 4 desa target tentang petani di 4 desa target tentang manfaat CU menjadi 10,20% (turun 46% dari hasil survei pra kampanye) Meskipun intensitas komunikasi petani mengenai manfaat CU menurun, namun intensitas komunikasi petani mengenai cara mengembangkan modal dan kemandirian justru meningkat dari 14,30% menjadi 42,40%. Pada saat survei paska kampanye ini, intensitas komunikasi petani mengenai rencana mendirikan CU meningkat menjadi 39,00% dari yang sebelumnya sama sekali tidak pernah membicarakan mengenai hal ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal pada dasarnya sama. Satu (1) kegiatan digunakan untuk menyasar 3 variabel tersebut. Kegiatan 1. Program radio mingguan Alasan untuk kegiatan: Petani di sekitar hutan rawa gambut Sungai Putri lebih banyak yang melihat Sungai Putri sebagai habitat orangutan dan satwasatwa lainnya. Hanya sedikit yang menyadari fungsinya sebagai penahan intrusi yang justru sangat terkait erat dengan usaha pertanian yang mereka lakukan. Selain itu, pengetahuan petani mengenai hutan sebagai penyimpan karbon juga perlu ditingkatkan mengingat ke depan akan diperkenalkan Foto 2. Program radio di Gema Solidaritas FM mekanisme pembiayaan karbon sebagai alternative lain pengelolaan kawasan hutan. Radio dipilih karena jangkauannya yang luas, sehingga dapat menyentuh semua khalayak target dan kedalamannya sedang (dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara interaktif ataupun secara rinci) 6. 6 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA,

34 Deskripsi kegiatan: program radio dilakukan di 2 stasiun radio. Program radio pertama dilaksanakan di Radio Siaran Pemerintah Daerah Ketapang (RSPDK) mulai bulan September Program dilakukan seminggu sekali, masing-masing selama 1 jam tanpa iklan. Untuk program ini Titian hanya perlu membantu biaya operasional pada pihak radio, tanpa perlu memberikan honor pada penyiar/ penanggung jawab. Pertimbangan memilih RSPDK didasarkan pada hasil pra survei mengenai saluran informasi kedua yang paling banyak didengar oleh khalayak target (25,7%). Televisi sebenarnya merupakan pilihan media informasi utama khalayak target (93,6%), namun dikarenakan cost untuk melakukan kampanye melalui televisi sangat mahal maka radio tetap dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi mengenai hutan Sungai Putri. Pada program radio ini Titian hanya menyediakan bahan siar, sementara manajemen radio yang menjadi penanggung jawab siaran. Mencari penyiar untuk program ini dan memastikan program berjalan pada jadwal yang sudah ditentukan. Program radio di RSPDK setiap hari senin pukul wib. Dalam tabel berikut disajikan tema siaran dari bulan September Desember 2009: Tabel 7. Tema Bulanan Program Radio di RSPDK No Bulan Tema Narasumber 1. September 2009 Pengenalan kawasan hutan rawa gambut Sungai Putri Dinas Kehutanan Kab. Ketapang, Fauna & Flora International-IP (FFI-IP) 2. Oktober 2009 Pengenalan tentang Credit Union Titian, aktivis Credit Union 3. November 2009 Hutan dan perubahan iklim Titian dan FFI-IP 4. Desember 2009 Mekanisme pembiayaan karbon Titian dan FFI-IP Setelah dievaluasi pada Januari 2010 berdasarkan hasil diskusi terbatas di lapangan, maka program radio di RSPDK tidak dilanjutkan kembali. Meskipun RSPDK dapat menjangkau seluruh daerah kabupaten Ketapang dengan populasi jiwa, namun dari diskusi diketahui banyak khalayak yang tidak mendengarkan program radio ini, sehingga program ini menjadi tidak efektif. Televisi menjadi media informasi yang dipilih oleh khalayak target. Selain itu karena waktu siaran yang terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menerima telepon dan berinteraksi dengan pendengar selain khalayak target. 34

35 Bulan Februari 2010, Titian mendapat tawaran untuk mengelola siaran program lingkungan di radio Gema Solidaritas FM. Program ini dinamai Obrolan Seputar Konservasi (Obsesi), disiarkan setiap hari selasa pk wib, mulai bulan Maret Manajer kampanye bertanggung jawab secara langsung untuk mengelola program ini. Mulai dari menyiapkan bahan siar hingga on air. Dalam tabel berikut dapat dilihat tema program bulanan: Tabel 8. Tema Bulanan Program Obsesi di Radio Gema Solidaritas FM No Bulan Tema Narasumber 1. Maret 2010 Hutan dan perubahan iklim Titian, FFI-IP 2. April 2010 Hari bumi Titian 3. Mei 2010 Potensi keragaman hayati di Ketapang dan Titian hutan Sungai Putri 4. Juni 2010 REDD: sebuah alternative untuk konservasi Titian kawasan 5. Juli 2010 Hutan kemasyarakatan Titian, FFI-IP Durasi program selama 2 jam dan tanpa iklan. Radio Gema Solidarita FM memberikan waktu siar ini secara cuma-cuma. Durasi program yang cukup panjang, memungkinkan interaksi dengan pendengar. Setiap kali siaran, pendengar dapat menelpon untuk menyampaikan komentar atau menanyakan langsung hal-hal yang didiskusikan. Respon pendengar umum (bukan khalayak target) tercatat cukup aktif. Tema siaran yang paling banyak mendapat respon pendengar adalah mengenai kawasan hutan Sungai Putri dan REDD. Program ini masih berlanjut sampai dengan sekarang. Pertimbangan utama mempertahankan program ini meskipun paparannya terhadap khalayak target sangat kecil, terutama karena masih ada respon pendengar yang masuk dan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk mengelola program ini. Pembelajaran: sangat penting menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan media atau lembaga mitra lainnya. Di lembaga sebelumnya, Manajer kampanye sudah pernah bekerja sama dengan RSPDK. Hubungan ini terus dipertahankan oleh Manajer kampanye bahkan ketika sudah berpindah ke lembaga lain. Hingga pada saat melakukan kampanye Pride, Manajer kampanye tidak perlu melakukan negosiasi yang panjang untuk memasukkan program baru ke dalam radio tersebut. Hubungan yang terkelola dengan baik ini juga yang membuat pihak RSPDK memberikan ekstra 1 kali siar iklan layanan masyarakat yang diproduksi oleh lembaga. 35

36 Demikian juga dengan radio Gema Solidaritas FM. Radio komunitas ini dikelola oleh CU Pancur Solidaritas (CUPS) di Ketapang. Sebelumnya Manajer kampanye sering berhubungan dengan CU ini ketika berencana mengembangkan CU di Sungai Putri. Ketika mereka mengelola radio dan radionya sudah beroperasi, pihak pengelola langsung menghubungi dan memberikan penawaran program lingkungan pada Manajer kampanye. Pembelajaran lainnya, terutama untuk mengefektifkan media ini pada khalayak target di masa depan, Manajer kampanye ingin menggunakan kartu pendengar yang memungkinkan pendengar berkirim salam dengan keluarga atau meminta lagu favorit mereka. Dengan adanya kartu ini, pendengar akan selalu antusias menunggu program disiarkan. Selain itu, mengundang tokoh dari desa target untuk menjadi narasumber dalam salah satu siaran. Kegiatan 2: Mobile Cinema/ Layar Tancap Alasan untuk kegiatan: Layar tancap dipilih karena merupakan media hiburan rakyat yang tidak memakan biaya dan dapat melibatkan banyak khalayak target. Lewat layar tancap, manajer kampanye juga dapat berinteraksi langsung dengan khalayak target untuk mengetahui apakah pesan yang disampaikan lewat media audio visual dapat diterima dengan baik. Kegiatan ini cukup efektif dari sisi kedalaman karena membuka kesempatan diskusi interaktif dengan khalayak sedangkan jangkauannya termasuk rendah-sedang, terutama karena logistik dan teknologi. Foto 3. Layar tancap di desa Tanjung Baik Budi Deskripsi kegiatan: layar tancap dilaksanakan 2 kali selama masa kampanye, yaitu pada bulan Agustus 2009 sebagai pembuka kegiatan kampanye. Kegiatan layar tancap ini dilakukan bersama Yayasan Palung. Yayasan Palung merupakan organisasi non pemerintah yang juga bekerja untuk pelestarian orangutan dan habitatnya di kab. Ketapang. Pertunjukkan layar tancap dilakukan di Desa Tanjung Baik Budi dan Sungai Putri. Rencana kegiatan kemudian dikonsultasikan dengan kepala desa di 2 lokasi tersebut. Kepala desa kemudian memberikan masukan lokasi pemasangan layar tancap. Di Desa Tanjung, dipilih halaman SDN 02 Tanjung sebagai lokasi kegiatan. Lokasi ini dianggap 36

37 strategis karena berbatasan dengan desa Kuala Tolak. Posisinya yang terletak di antara 2 desa target ini akan memudahkan 2 khalayak target di desa Kuala Tolak dan Tanjung Baik Budi untuk berpartisipasi. Sementara di Sungai Putri, halaman SDN 01 yang dipilih menjadi lokasi kegiatan. Pada pelaksanaannya, film yang pertama diputar adalah film komersil yang tujuannya untuk menarik perhatian khalayak target baru kemudian setelah khalayak target berkumpul, film disela dengan slideshow mengenai hutan rawa gambut Sungai Putri. Slide show ini menyampaikan informasi mengenai luas kawasan, potensi kawasan dan nilai penting kawasan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Di Tanjung Baik Budi, setidaknya 350 orang yang menyaksikan layar tancap. Sedang di Sungai Putri, setidaknya ada 200 orang yang menyaksikan. Untuk memastikan penerimaan audiens terhadap informasi yang disampaikan, manajer kampanye mengajukan quiz berhadiah. Pertanyaan yang diajukan antara lain mengenai fungsi hutan rawa gambut, satwa-satwa dilindungi yang ada di dalam kawasan dan fungsi satwa tersebut bagi ekosistem. Pertanyaan tersebut ternyata dapat dijawab dengan baik oleh audiens. Pembelajaran: media layar tancap sangat diminati oleh khalayak target, meskipun banyak audiens anak-anak yang hadir ketimbang orang dewasa. Ke depan, untuk menarik lebih banyak perhatian orang dewasa, Manajer kampanye akan mengadakan kuis berhadiah alat-alat rumah tangga dan sebelum pelaksanaan layar tancap akan diumumkan keliling desa terlebih dahulu. Terlepas dari itu, kegiatan ini bisa direplikasi terus menerus untuk menyampaikan pesan konservasi pada khalayak target. Kegiatan ini dapat melibatkan banyak orang dan relative tidak berbiaya. Kegiatan 3: Pertemuan kampung Foto 4. Pengorganisiran Credit Union di Desa Tempurukan Alasan untuk kegiatan: pertemuan kampung dipilih untuk menyampaikan informasi mengenai hutan, perubahan iklim dan Credit Union (CU) secara lebih mendalam. Melalui pertemuan kampung juga memungkinkan untuk mengetahui penerimaan khalayak target secara langsung terhadap informasi yang disampaikan. Berdasarkan hasil survei pra kampanye media yang paling sering digunakan masyarakat untuk berkomunikasi adalah musyawarah desa (43%). Walaupun kedalaman kegiatan ini cukup 37

38 tinggi akan tetapi jangkauannya memang rendah. Artinya hanya sekelompok kecil atau jumlah terbatas saja yang dapat terjangkau dan untuk menjangkau lebih luas lagi akan dibutuhkan banyak sumberdaya baik waktu, dana maupun manusia. Deskripsi kegiatan: pertemuan kampung yang dilakukan selama masa kampanye dikelompokkan berdasarkan informasi yang disampaikan. Ada pertemuan kampung yang khusus membicarakan mengenai hutan dan perubahan iklim, dan ada pertemuan kampung yang khusus menyampaikan informasi mengenai Credit Union dan bagaimana korelasinya terhadap pelestarian hutan. Ini untuk mencegah agar informasi yang disampaikan terlalu padat dan memakan waktu lama, karena pertemuan biasanya dilakukan pada malam hari. Pertemuan kampung mengenai Credit Union dilakukan selama bulan Oktober 2009, sebanyak 6 kali. Alur pertemuan kampung dibuat dalam desain kaleidoskop. Tujuan rasionalnya adalah memberikan pemahaman pada khalayak target mengenai apa itu Credit Union, manfaat CU untuk menguatkan ekonomi masyarakat dan bagaimana korelasinya dengan upaya penyelamatan kawasan Sungai Putri. Sementara tujuan pengalamannya adalah untuk menggantikan citra kerja kayu dengan kegiatan wirausaha lainnya yang lebih berkelanjutan dan lebih menguntungkan. Pertemuan kampung ini menggunakan alat bantu presentasi power point dan film documenter. Untuk memfasilitasi pertemuan, manajer kampanye meminta dukungan dari pakar dalam hal ini penggiat Credit Union Mariamah Achmad. Mariamah Achmad bersama lembaga Gemawan sudah berpengalaman menginisiasi CU pada komunitas melayu pertama di Kalimantan Barat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mendapat informasi yang memadai, sekaligus untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Dari pertemuan ini berhasil diidentifikasi perwakilan khalayak target yang cukup kritis dan dianggap berpotensi menjadi penggerak komunitas. Pertemuan kampung untuk mengenalkan konsep CU ini kembali diulang pada akhir bulan April hingga Mei Pertemuan ini juga bertujuan untuk mendorong khalayak target menjadi anggota pertama CU yang akan didirikan pada Juli Selain itu, dalam rangka mempersiapkan berdirinya CU di Sungai Putri dilakukan juga seri pertemuan dengan tim pioneer pembentukan CU Sungai Putri. Pertemuan ini sifatnya lebih membahas persiapan-persiapan teknis menuju perencanaan strategis yang diselenggarakan pada akhir Juli. Berikut adalah jadwal pertemuan kampung untuk pengorganisiran CU sejak Oktober hingga Juli

39 Tabel 9. Jadwal Pertemuan Kampung untuk Pengorganisiran CU di Sungai Putri No Jadwal Pertemuan Lokasi Agenda 1 17 Oktober 2009 Desa Sungai Putri Pengenalan CU 2 18 Oktober 2009 Desa Tanjung Baik Budi Pengenalan CU 3 19 Oktober 2009 Desa Sungai Putri Pengenalan CU 4 19 Oktober 2009 Desa Tempurukan Pengenalan CU 5 20 Oktober 2009 Desa Kuala Tolak Pengenalan CU 6 26 Oktober 2009 Desa Tempurukan Pengenalan CU 7 28 Oktober 2009 Desa Sungai Putri Usulan nama Kriteria calon staf Usulan tempat magang Rencana pembiayaan magang 8 2 Desember 2009 Desa Sungai Putri Update perkembangan rekrutmen calon staf 9 22 Januari 2010 Desa Sungai Putri Pembentukan panitia pendirian CU Pantai Utara Penyusunan jadwal kerja panitia Persiapan diskusi dengan BKCUK Januari 2010 Desa Sungai Putri Diskusi dengan BKCUK (A.R. Mecer, Silvia Sayu) 11 3 Februari 2010 Desa Sungai Putri Pemantapan pengetahuan tentang CU dan manajemen CU Maret 2010 Desa Sungai Putri Persiapan magang Maret 2010 Desa Sungai Putri Pembekalan magang khusus calon staf April 2010 Desa Sungai Putri Penentuan produk CU Pantai Utara dan syarat anggota baru, penentuan lokasi tempat pelayanan sementara 39

40 No Jadwal Pertemuan Lokasi Agenda CU April 2010 Desa Sungai Putri Penentuan jadwal pertemuan kampung untuk penjaringan anggota pertama CU Pantai Utara April 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 17 2 Mei 2010 Desa Tempurukan Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 18 7 Mei 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) Mei 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) Mei 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) Mei 2010 Desa Tempurukan Pengenalan CU (pendidikan motivasi) Juli 2010 Desa Sungai Putri Persiapan renstra Juli 2010 Desa Sungai Putri Checking terakhir persiapan renstra Pada bulan Juni tidak pernah dilakukan pertemuan karena suasana politik sesudah Pemilukada putaran I di Ketapang yang kurang kondusif. Hal ini juga yang menjadi kendala dan memperkuat kenyataan bahwa kegiatan ini memiliki jangkauan rendah; dalam situasi tertentu tidak mudah menggunakan kegiatan ini untuk menjangkau khalayak target. Pertemuan khusus mengenai hutan dan perubahan iklim dimulai pada bulan Desember 2009 Februari Tujuan rasional dari pertemuan ini adalah membangun pemahaman mengenai manfaat hutan, perubahan iklim dan REDD. Serta membangun pehamaman dan menggali umpan balik mengenai skema REDD yang akan diinisiasi di Sungai Putri. Tujuan pengalamannya adalah masyarakat mulai membicarakan rencana program REDD di Sungai Putri. Selain itu juga agar masyarakat memberikan respon positif terhadap rencana program REDD Sungai Putri. 40

41 Untuk memastikan suasana pertemuan yang nyaman dan memungkinkan semua peserta untuk terlibat dalam proses diskusi, Manajer kampanye menggunakan teknik fasilitasi vibran. Pertemuan dibuka dengan kegiatan menggambar wajah. Peserta diskusi diminta duduk berpasangan kemudian menggambar wajah pasangannya masing-masing di kertas dengan menggunakan spidol atau krayon. Peserta juga diminta untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai pasangannya. Setelah selesai, semua peserta diberi kesempatan untuk menceritakan pasangan yang sudah digambarnya tadi. Permainan ini cukup berhasil mencairkan suasana. Sehingga pada saat diskusi, suasana menjadi nyaman dan peserta tanpa sungkan dan ragu menyatakan ide dan pemikirannya. Untuk menjelaskan mengenai perubahan iklim, Manajer kampanye menggunakan alat bantu flipchart yang digambar sendiri di atas karton berukuran besar. Ide menggunakan flipchart ini muncul ketika diskusi internal di lembaga. Seringkali alat bantu yang digunakan dalam sebuah proses diskusi justru menimbulkan jarak antara fasilitator dengan peserta. Peralatan seperti laptop, proyektor akan menimbulkan kesan bahwa fasilitator adalah orang pintar yang mengerti segalanya. Atas pertimbangan ini kemudian muncul ide untuk membuat flipchart. Presentasi mengenai perubahan iklim yang tadinya dibuat dengan power point disalin ke atas kertas karton. Pada saat diskusi flipchart diedarkan ke audiens sehingga audiens bisa melihat dari dekat dan menjadikannya sebagai bahan diskusi. Alat bantu ini dirasakan Manajer kampanye sangat efektif untuk mengambil perhatian audiens. Foto 5. Flipchart, alat bantu untuk menjelaskan perubahan iklim Untuk memberikan ilustrasi mengenai oksigen dan karbondioksida, dilakukan demonstrasi dengan menggunakan kantong plastik. Seorang peserta diminta untuk menjadi relawan untuk disungkup kepalanya dengan kantong plastik. Kantong plastik perlahan-lahan dikencangkan sehingga tidak ada aliran udara yang masuk dan peserta akhirnya menghirup karbon dioksida. Ini dimaksudkan agar peserta mengetahui perbedaan antara oksigen dan karbondioksida. Baru kemudian dijelaskan bagaimana hutan berperan menghasilkan oksigen dan memerangkap karbon. Peserta juga diminta untuk melakukan curah ide mengenai fungsi hutan. 41

42 Untuk menjembatani presentasi mengenai hutan dan perubahan iklim dengan REDD, peserta diminta untuk bekerja di dalam kelompok. Menjawab 4 pertanyaan untuk menuju cita-cita hutan terjaga masyarakat sejahtera. Pertanyaan 1) apa permasalahan yang terjadi jika kita tidak menjaga hutan, 2) kalau hutan terjaga apa yang terjadi dengan masyarakatnya? 3) kalau ada program yang menawarkan masyarakat sejahtera hutan terjaga, kontribusi apa yang bisa diberikan oleh masyarakat? 4) kendala atau kesulitan kalau hutan terjaga dan jika hutan tidak ada? Diskusi ini juga bertujuan untuk melihat pengetahuan masyarakat mengenai hutan dan modal sosial apa yang sudah dimiliki masyarakat untuk mendukung inisiasi REDD disana. Pertemuan mengenai hutan dan perubahan iklim ini dilakukan masing-masing 2 kali di 3 desa target yaitu desa Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sungai Putri. Desa Tempurukan baru pada bulan April 2010 menyatakan kesediaannya untuk berdiskusi mengenai ini, namun sayangnya pada saat bersamaan, FFI-IP yang memimpin proses inisiasi REDD di Sungai Putri sedang mengalami masalah internal lembaga dan menghentikan sementara kegiatannya di lapangan. Untuk menghindari resiko kesalahan penyampaian informasi mengenai REDD di Sungai Putri yang semestinya disampaikan oleh FFI-IP sebagai lead agency, Titian memilih untuk tidak memfasilitasi pertemuan di Tempurukan. Foto 6. Diskusi kelompok Selain itu, manajer kampanye juga menginisiasi pertemuan dengan pihak kecamatan untuk mendiskusikan mengenai inisiatif ini. Di Kecamatan Muara Pawan dan Matan Hilir Utara pertemuan masing-masing dilakukan pada bulan Februari Pertemuan di Kecamatan Muara Pawan sifatnya hanya audiensi. Dalam pertemuan tersebut selain dihadiri pihak kecamatan (Camat dan Sekcam), juga hadir Kepala desa, ketua BPD, sekretaris desa dan perwakilan tokoh masyarakat desa Tempurukan. Di kecamatan Matan Hilir Utara, pertemuan melibatkan komponen yang sama dari desa Sungai Putri, Tanjung dan Tolak. Beberapa catatan dari pertemuan yang dilakukan tersebut adalah sebagai berikut: 42

43 1. Pengetahuan masyarakat terhadap nilai ekologis hutan bisa dikatakan cukup merata di 3 desa. Ini bisa dilihat pada saat diskusi kelompok dimana peserta diminta menyebutkan tantangan yang terjadi jika hutan tidak ada. Meskipun demikian, keberlanjutan penyampaian informasi mengenai hutan tetap perlu dilakukan. 2. Peserta diskusi merespon baik ide proyek REDD dengan catatan balas jasa yang diterima sebanding dengan pendapatan mereka dari bekerja kayu atau paling tidak ada jaminan tersedianya lapangan pekerjaan atau sumber ekonomi alternatif. Meskipun demikian, penerimaan dan respon masyarakat terhadap informasi yang telah disampaikan perlu digali melalui proses wawancara yang lebih mendalam. 3. Perlu dipikirkan mengenai suplai kayu untuk kebutuhan domestik/ lokal. Jika REDD berjalan, maka penebangan sebisa mungkin ditekan hingga tidak ada sama sekali (zero logging). Sehingga perlu dipikirkan dari suplai kayu untuk kebutuhan pembangunan di desa dapat dipenuhi. 4. Masyarakat berkeinginan untuk melihat secara langsung kawasan hutan Sungai Putri. Keinginan ini bisa ditindak lanjuti dengan memfasilitasi field trip ke kawasan. Pembelajaran: sangat penting untuk menciptakan suasana pertemuan yang menyenangkan bagi semua pihak dan memberikan semua orang kesempatan bicara di awal, sehingga semua orang merasa dipentingkan dan mau terlibat dalam proses diskusi selanjutnya. Dengan cara seperti ini, diskusi yang terbangun lebih hidup dan peserta akan memberikan komentar atau input dengan cara yang konstruktif. Permainan menggambar wajah sangat baik dipergunakan untuk membangun suasana pertemuan. Pernah suatu kali Manajer kampanye tidak menggunakan permainan ini di awal pertemuan karena pertemuan mulai sangat terlambat, akibatnya suasana pertemuan menjadi kaku dan proses diskusi yang terbangun kurang lancar. Kelemahan dari permainan ini, waktu yang diperlukan cukup lama, sehingga kurang efektif jika digunakan pada pertemuan malam hari. Jumlah peserta pertemuan perlu ditetapkan agar pertemuan berjalan lancar dan hasilnya maksimal. Berdasarkan pengalaman Manajer kampanye, rentang jumlah peserta yang disarankan antara orang. Di atas jumlah itu, akan terlalu banyak distraksi dan peserta menjadi tidak fokus. Jika pertemuan dilakukan pada malam hari, waktu yang ideal antara pukul wib. Di atas waktu tersebut peserta sudah kelelahan dan tidak fokus lagi pada isi pertemuan. Jika akan melakukan pertemuan serupa di masa depan, Manajer kampanye hanya akan merancang pertemuan pada waktu-waktu tersebut. Agar pertemuan selesai tepat waktu, strategi yang akan dilakukan adalah menghindari tema diskusi yang terlalu luas. Pemilihan tema diskusi yang sangat spesifik sangat dianjurkan. Jika memfasilitasi pertemuan dengan tim, sebelum pertemuan mesti disepakati pembagian peran dan tugas secara spesifik. Pada saat pertemuan kampung mengenai hutan dan perubahan iklim, Manajer kampanye bekerja dengan tim berjumlah 5 orang. Masing- 43

44 masing mempunyai peran sendiri. Ada yang berperan sebagai fasilitator utama, fasilitator pendamping, pencatat proses, dokumentasi dan mengatur logistik pertemuan. Kegiatan 4: Iklan layanan masyarakat Alasan untuk kegiatan: iklan layanan masyarakat dibuat untuk melengkapi program radio dan agar pesan yang disampaikan lebih melekat pada khalayak responden. Kegiatan ini memiliki tingkat kedalaman sedang dan jangkauan tinggi 7. Deskripsi kegiatan: iklan layanan masyarakat (ILM) tadinya akan diproduksi 2 kali, seri 1 akan mengangkat tema tentang fungsi hutan Sungai Putri untuk menahan intrusi dan hubungannya dengan usaha pertanian. Sedang seri kedua akan bertemakan manfaat Credit Union. Namun pada implementasinya, hanya 1 iklan layanan masyarakat yang dibuat karena keterbatasan sumber daya. Iklan layanan masyarakat dibuat pada bulan November 2009 dimulai dengan menulis naskah, identifikasi dan audisi pengisi suara, rekaman untuk pre-tes, pre tes, revisi, produksi dan launching. Tema ILM yang diproduksi adalah fungsi hutan untuk menahan intrusi. Naskah ILM disusun dengan bahasa melayu dan dielaborasi dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Sejak 4 tahun terakhir ladang masyarakat sekitar hutan Sungai Putri Foto 7. Produksi iklan layanan masyarakat terkena intrusi dan mengalami gagal panen. Hasil panen padi yang didapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Sehingga petani terpaksa pergi masuk hutan, melaut, membuat gula kelapa bahkan menjadi buruh di perkebunan yang jauh dari kampung. Padahal sebenarnya kegiatan menebang hutan justru memperparah intrusi air laut. 7 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA,

45 ILM tadinya akan disiarkan 3 kali sehari selama 2 bulan antara jam dan wib. Lalu kemudian, pihak RSPDK memberikan bonus 1 kali siar, sehingga dalam sehari ILM disiarkan selama 4 kali. Pihak RSPDK merasa kampanye yang dilakukan sangat positif sehingga mau ikut mendukung kegiatan. Pembelajaran: proses produksi iklan layanan masyarakat sebenarnya menyenangkan dan cukup menantang. Manajer kampanye harus membuat narasi iklan yang menarik, dengan pesan yang efektif dalam waktu kurang dari 60 detik. Berdasarkan hasil survei paska kampanye, media ini merupakan media ketiga yang disenangi oleh khalayak target setelah leaflet tentang mengenal manfaat hutan dan pertemuan kampung mengenai hutan dan perubahan iklim. Tantangan menggunakan media ini adalah memastikan khalayak target mendengarkannya. Ke depan jika akan memproduksi iklan layanan lagi, Manajer kampanye akan melakukan audisi pengisi suara iklan layanan di desa target. Kegiatan ini tentu akan menarik perhatian khalayak target dan menimbulkan ketertarikan untuk mendengarkan iklan layanan yang nantinya akan diputar di radio. Pengisi suara iklan layanan yang diproduksi ini adalah orang-orang radio dan bukan masyarakat desa target. Kegiatan 5: Produksi leaflet Gambar 2. Leaflet Mengenal Manfaat Hutan Alasan untuk kegiatan: leaflet dipilih menjadi salah satu media untuk menyampaikan informasi mengenai hutan, perubahan iklim dan REDD pada saat pertengahan kampanye. Saat itu yang menjadi pertimbangan adalah 45

46 ingin membuat media yang bisa ditinggalkan untuk masyarakat, sehingga di lain waktu masyarakat dapat membaca ulang informasi yang sudah disampaikan. Meskipun kegiatan ini memiliki tingkat kedalaman rendah-sedang, karena informasi dikemas dalam sebuah ruang terbatas, namun jangkauannya cukup tinggi/luas 8. Deskripsi kegiatan: diskusi mengenai tema dan isi leaflet sudah dimulai sejak September Ide awalnya hanya ingin membuat 2 seri leaflet dengan tema manfaat hutan serta perubahan iklim yang dikolaborasi dengan inisiatif REDD. Namun setelah didiskusikan lebih lanjut, akhirnya diputuskan untuk membuat 3 seri leaflet. Perubahan iklim dan inisiatif REDD dibuat ke dalam leaflet terpisah karena dikhawatirkan informasinya akan menjadi terlalu padat jika dipaksakan masuk ke dalam satu leaflet. Isi leaflet dibuat se-informative namun dengan bahasa sesederhana mungkin. Kejadian-kejadian di lapangan akan dielaborasi ke dalam leaflet untuk menimbulkan kesan kedekatan (proximity) dengan khalayak target. Leaflet dirancang dengan komposisi gambar lebih banyak dari teks. Ukuran huruf yang digunakan juga sengaja dibuat cukup besar sehingga memudahkan untuk dibaca. Draft leaflet kemudian dikonsultasikan ke dalam tim untuk mendapat koreksi dan masukan. Pada putaran pertama muncul ide untuk memasukkan rencana inisiasi REDD di Sungai Putri, termasuk rencana pengelola dan distribusi manfaat. Penyusunan informasi menganai REDD ini ditangani oleh Community Engagement Specialist Fauna & Flora Gambar 3. Leaflet REDD dan Perubahan Iklim International-Indonesia Programme. Manajer kampanye hanya membantu menyunting naskah dan merancang ilustrasi dan foto yang akan digunakan. Januari 2010, dengan berbagai pertimbangan leaflet mengenai REDD akhirnya 8 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA,

47 disepakati sementara hanya menyajikan informasi dasar mengenai REDD. Penyusunan informasi diserahkan kembali pada Manajer kampanye. Leaflet seri pertama dan kedua lebih dulu direvisi dan diujicobakan di lapangan. Ujicoba dilakukan pada bulan Desember 2009 dengan metode wawancara sela melibatkan 8 12 orang. Daftar pertanyaan untuk ujicoba terlampir pada bab VIII. Beberapa masukan yang diperoleh dari wawancara sebagai berikut. 1. Kata "serasah" dan "merebak" tidak dipahami oleh masyarakat. Kata-kata ini kemudian dicari istilah lokalnya agar lebih mudah dipahami. 2. Kesulitan memahami peristiwa efek rumah kaca, sehingga perlu dibuat ilustrasi untuk memudahkan pemahaman. 3. Banyak informasi pada leaflet seri 1 yang terkesan berulang. Perlu penyederhanaan informasi. 4. Informasi yang disajikan dalam tabel sulit untuk dipahami. Perlu dipertimbangkan untuk menarasikan semua informasi yang disajikan dalam tabel. 5. Nama-nama gas rumah kaca tidak perlu dicantumkan. Berdasarkan masukan ini maka pada minggu kedua Desember 2009, draft leaflet kembali direvisi. Jauh sebelum proses revisi, pada November 2009 manajer kampanye sudah meminta penawaran untuk layout dan cetak leaflet. Dari 4 vendor yang mengajukan penawaaran, manajer kampanye memilih bekerja sama dengan vendor yang juga memiliki latar belakang konservasi sehingga proses transfer informasi tidak terlalu sulit dan vendor bisa lebih leluasa mengembangkan ilustrasi untuk melengkapi informasi leaflet. Namun dikarenakan persoalan internal, proses layout dan cetak baru dimulai pada Februari Leaflet yang sudah dilayout dan ditambahkan ilustrasi oleh vendor kembali direvisi sampai mendapat versi final dan siap cetak. Minggu ketiga April 2009, baru leaflet pertama yang sudah selesai dicetak. Leaflet seri kedua dan ketiga baru selesai dicetak akhir Mei 2010 dikarenakan keterlambatan lembaga mitra kampanye terlambat menyelesaikan administrasi untuk produksi leaflet. Ketiga seri leaflet ini masing-masing dicetak sebanyak 1000 eksemplar dan didistribusikan secara merata pada masyarakat di 4 desa target. Distribusi leaflet ini dibantu oleh relawan. Pembelajaran: pre-test media sangat penting untuk memastikan pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak target. Selain itu agar pesan yang disampaikan lebih fokus, gunakan satu media hanya untuk satu pesan. Manajer kampanye sengaja memproduksi 3 seri leaflet agar pesan yang disampaikan dalam tiap leaflet spesifik. Dengan pesan yang spesifik kita bisa menambah kedalaman, tidak semua informasi dimampatkan dalam satu leaflet tapi dipecah dalam beberapa leaflet. Elaborasi peristiwa atau cerita yang terjadi di masyarakat menjadi daya tarik tersendiri bagi leaflet ini. Leaflet mengenal manfaat hutan yang banyak memasukkan 47

48 kejadian-kejadian dan foto-foto di desa target terkait dengan degradasi hutan, membuat media ini menjadi media yang paling disukai oleh khalayak target (sumber: analisis data survei pra dan paska kampanye, 2010). Jika ke depan jika akan membuat media serupa, target waktu harus ditaati sehingga media dapat dikeluarkan di awal atau paling tidak pada pertengahan masa kampanye. Sehingga ada cukup waktu bagi masyarakat untuk mencerna informasi yang disampaikan. Kegiatan 6: Komik dan pembatas buku Alasan untuk kegiatan: komik dibuat untuk mendukung informasi yang sudah disampaikan di dalam leaflet. Komik juga dibuat untuk mengakomodir masyarakat target yang kurang lancar baca tulis. Komik ini dibuat khusus untuk orang dewasa. Media komik untuk audiens dewasa memiliki kedalaman tinggi dan jangkauan luas 9. Deskripsi kegiatan: seperti halnya dengan leaflet, diskusi mengenai isi komik mulai dibahas sejak September Informasi yang disampaikan dalam komik merupakan rangkuman dari informasi yang ada di dalam leaflet. Pesan yang coba disampaikan adalah dampak dari perubahan iklim, dan upaya mengurangi dampak tersebut dengan menjaga hutan. Manajer Kampanye lalu mulai menuangkan ide cerita dalam bentuk storyboard pada Oktober Storyboard merupakan salah satu cara alternative mensketsakan kalimat sebagai alat perencanaan. Storyboard menggabungkan narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual terkoordinasi. Komik dimulai dengan suasana warga kampung yang mengantri air. Lalu diceritakan keresahan petani yang tidak bisa menggarap lahan karena hujan yang tak kunjung datang. Lalu muncul desas desus kalau desa terkena kutukan. Petani lalu ramai-ramai mendatangi kepala desa Gambar 4. Komik untuk mengkonfirmasi mengenai kutukan ini. Kepala desa kemudian menjelaskan bahwa apa yang mereka sebut sebagai kutukan ini sebenarnya merupakan dampak perubahan iklim. Kepala desa kemudian menjelaskan panjang lebar mengenai apa itu perubahan iklim, penyebab, dampak dan 9 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA,

49 upaya yang bisa dilakukan untuk menguranginya. Kepala desa juga menjelaskan tentang REDD sebagai bentuk usaha mitigasi perubahan iklim. Komik ditutup dengan cerita warga yang bersepakat menjaga hutan. Usaha mereka ini membuahkan hasil pertanian yang melimpah karena hutan bagus dan intrusi tidak terjadi lagi Storyboard ini lalu disirkulasikan di dalam tim untuk mendapatkan input. Ide ceritanya diterima oleh tim, namun cerita perlu lebih didramatisasi sehingga lebih menarik untuk dibaca. Akhir cerita juga harus dibuat lebih dramatis. Ada masukan juga agar tokoh yang memberikan penjelasan mengenai perubahan iklim ini disesuaikan dengan hasil survei pra kampanye mengenai sumber informasi yang paling dipercaya oleh masyarakat. November 2009, Manajer kampanye kembali melakukan revisi. Komik yang direvisi ini mengangkat cerita pasangan Minah dan Bahrun yang tinggal di kampung dekat hutan Sentap Kancang. Suatu hari Minah yang sedang hamil tua terus-terusan mengeluh kepanasan dengan suaminya. Minah juga menuntut agar suaminya membelikan pendingin ruangan. Namun karena Gambar 5. Contoh storyboard komik hanya bekerja sebagai petani yang ladangnya sering gagal panen karena intrusi, Bahrun tidak dapat memenuhi tuntutan istrinya. Minah yang tidak terima akhirnya malah minta cerai. Bahrun resah dengan masalah rumah tangganya, ditambah lagi musim kemarau panjang yang terjadi di kampungnya. Ladang yang semestinya sudah ditanami benih, belum juga digarap karena belum turun hujan. Kejadian ini menjadi buah bibir di kampung, desas desus yang beredar, desa mereka 49

50 terkena kutukan. Bahrun dan istrinya lalu pergi ke rumah ketua RT untuk membantu menengahi masalah mereka. Kebetulan pada saat bersamaan orang-orang kampung juga tengah berkumpul di rumah ketua RT, mendiskusikan tentang kutukan di kampung mereka. Ketua RT lalu menjelaskan bahwa fenomena alam yang terjadi di kampung mereka sebenarnya adalah dampak dari perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim bisa dikurangi dengan menjaga hutan. Membeli pendingin ruangan sebagaimana yang dikehendaki Midah tidak akan menyelesaikan masalah. Ketua RT juga menjelaskan mengenai REDD. Penjelasan dari ketua RT ini menenangkan warga kampung dan pasangan Bahrun-Midah. Mereka kembali hidup rukun. Komik ini ditutup dengan Bahrun dan Midah yang menanam pohon di hutan Sentap Kancang sebagai tanda syukur atas kelahiran anak mereka. Dalam versi revisi ini, Ketua RT dipilih sebagai tokoh yang menyampaikan informasi lingkungan pada masyarakat, sesuai dengan hasil survei pra kampanye. Dalam survei pra kampanye, Ketua RT merupakan tokoh yang paling dipercaya masyarakat desa target untuk menyampaikan informasi, termasuk informasi lingkungan. Gambar 6. Pembatas buku yang rencananya akan disertakan di dalam komik Setelah disepakati, April 2010 baru kemudian dibuat dummy komik untuk dikirim ke vendor dan dibuat ilustrasinya. Namun hingga akhir masa kampanye, komik ini belum sempat dicetak dikarenakan kendala administrasi dan pendanaan. Hanya pembatas buku yang sudah dicetak pada akhir Mei Bulan Agustus 2010, proses meminta penawaran dari vendor untuk cetak komik baru dilakukan oleh lembaga mitra kampanye. Jika mendapat vendor yang sesuai, maka komik akan segera dicetak. Rencananya komik akan dicetak sebanyak 1000 eksemplar dan akan dibagikan secara merata di desa target. Pembelajaran: jika lembaga melakukan kampanye dengan sumber daya dari lembaga lain, maka tenggat waktu produksi media harus disepakati dan ditaati bersama. Keterlambatan produksi dan distribusi media akan berpengaruh terhadap efektivitas kampanye yang dilakukan. 50

51 Selain itu, jika ke depan akan memproduksi komik kembali, Manajer kampanye ingin melibatkan seniman lokal, atau jika memungkinkan pemuda di desa target yang mempunyai kemampuan melukis. Hal ini dimaksudkan agar komik yang dihasilkan menjadi kebanggaan lokal dan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk membacanya. Kegiatan 7: Video partisipatif Alasan untuk kegiatan: video dikenal sebagai jenis media yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap penontonnya, terutama karena kemampuan memindahkan berbagai kejadian/ kegiatan dan tindakan manusia secara nyaris sempurna. Berkat kemajuan teknologi, rekaman gambar-gambar oleh kamera video bahkan sudah dapat disesuaikan sehingga membuatnya lebih dramatis daripada yang sesungguhnya. Tujuannya tidak lain untuk untuk menggiring penonton menerima pesan yang ingin disampaikan pembuatnya. Dalam konteks mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk melestarikan sumber daya alam, video partisipatif akan menjadi alat yang efektif untuk menyatakan Foto 8. Pelatihan pembuatan video partisipatif perasaan, pikiran dan pandangan masyarakat terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan dan kehidupan mereka. Video komunitas berpeluang untuk merangsang munculnya sebuah perubahan dan pembaharuan di antara warga masyarakat setempat. Kedalaman menengah tinggi jangkauan menengah. Deskripsi kegiatan: Persiapan pelatihan dimulai pada pertengahan Januari Persiapan mulai dari menyiapkan TOR pelatihan, konsultasi dengan fasilitator pelatihan, distribusi undangan dan persiapan logistik. Peserta yang dilibatkan dalam pelatihan ini adalah perwakilan kelompok pemuda dari 4 desa target, masing-masing sebanyak 3 orang. Pada pelaksanaannya, hanya Desa Tempurukan dan Sungai Putri yang hadir berpartisipasi. Perwakilan kelompok pemuda dari desa Kuala Tolak dan Tanjung Baik Budi tidak hadir. Padahal sebelumnya, kelompok pemuda ini bersedia untuk ikut serta. Ketika dikonfirmasi ulang, perwakilan kelompok pemuda dari 2 desa ini menyatakan tidak dapat hadir karena mereka harus bekerja pada pagi hingga siang hari, bersamaan dengan waktu pelatihan. 51

52 Pelatihan dilakukan selama 3 hari, dari tanggal Februari 2010 di Balai Desa Sungai Putri. Pelatihan ini diikuti 8 peserta (2 diantaranya dari Yayasan Palung). Fasilitator pelatihan sebagai berikut: 1. M. F. Yuliansyah (Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Ketapang) 2. Tito P. Indrawan (Yayasan Palung) 3. Rahmawati (Fauna & Flora International, finalis 5 besar kompetisi film dokumenter Eagle Award Metro TV tahun 2008) Hari pertama pelatihan lebih banyak diisi dengan sesi di dalam ruangan. Materi pertama disampaikan langsung oleh Manajer kampanye mengenai potensi dan tantangan di hutan Sungai Putri. Tujuannnya untuk membuka pikiran dan sebagai dasar untuk mengembangkan ide film yang akan dibuat. Materi selanjutnya lebih yang bersifat teknis mengenai apa itu video partisipatif, bagaimana menggunakan kamera, mengembangkan ide cerita dan membuat storyboard. Pada hari kedua, peserta sepakat untuk mengangkat tema potensi desa selain kayu di sekitar hutan Sungai Putri. Tujuannya agar masyarakat menyadari bahwa sebenarnya ada banyak potensi selain kayu yang bisa dikembangkan dan bernilai ekonomi di desa mereka. Dari tema besar ini lalu diturunkan menjadi 3 judul yaitu potensi tanaman padi, profil penganyam tikar dan potensi kelapa. Pengambilan gambar sebagian dilakukan pada hari kedua dan sepanjang hari ketiga pelatihan. Fasilitator dan manajer kampanye ikut mendampingi pada saat pengambilan gambar untuk meminimalisir kesalahan. Semua film yang dibuat berdurasi maksimal 15 menit. Film hasil pelatihan ini selanjutnya ditransfer ke dalam bentuk VCD, dengan sedikit proses editing. Film ini diperbanyak sebanyak 100 keping dan dibagikan secara merata ke 4 desa target. VCD ini terutama dibagikan pada pemerintah desa dan tokoh yang mempunyai pengaruh besar di kampung. Ini dimaksudkan agar film ini dapat membuka pola pikir dan menjadi bahan diskusi di dalam komunitas. 52

53 Kegiatan 8: Special Event-Aksi Simpatik Untuk Bumi 10 Alasan untuk aktivitas: memperingati hari bumi sekaligus menyampaikan informasi mengenai pemanasan global dan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak pemanasan global. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk mengambil peran dalam upaya pencegahan dampak pemanasan global. Event serupa ini sangat efektif untuk mengumpulkan banyak audiens dalam satu kesempatan. Walaupun tentunya tidak mudah menyampaikan pesan kampanye secara efektif. Deskripsi kegiatan: Ide dari kegiatan ini adalah mendorong masyarakat untuk menanam pohon di lahan-lahan kosong di wilayah desa mereka dan mulai menggunakan lampu hemat energy untuk mengurangi emisi. Bantuan bibit karet unggul diberikan hanya untuk desa Kuala Tolak dan Tempurukan masing-masing sebanyak 500 bibit. Bibit karet ini rencananya akan ditanam di lahan milik desa. Kedua desa ini mempunyai kebun milik desa seluas 1 hektar. Desa Tanjung Baik Budi tidak bersedia menerima bantuan bibit karena tidak punya lahan untuk penanaman. Sedang desa Sungai Putri punya rencana untuk membibitkan tanaman kehutanan yang bibitnya diambil secara cabutan dari hutan Sungai Putri. Namun sayangnya rencana ini tidak direspon positif oleh pihak kecamatan, sehingga akhirnya tidak jadi dilakukan. Foto 9. Sekretaris Daerah Kab. Ketapang ikut mengkampanyekan pelestarian hutan Sungai Putri dalam Malam Aksi Simpatik Untuk Bumi Sedang lampu hemat energi yang didistribusikan sejumlah 609 lampu. Kepala desa target membantu mendaftar fasilitas desa yang akan diinstalasi lampu hemat energy ini. Berikut adalah daftar lengkapnya. 10 Kegiatan ini merupakan satu rangkaian kegiatan yang terdiri distribusi dari bibit karet untuk ditanam di kebun desa, distribusi lampu hemat energy untuk dipasang di fasilitas desa dan malam aksi simpatik untuk bumi. Kegiatan ini didukung oleh RARE dan PT. Osram. 53

54 Tabel 10. Distribusi Lampu Hemat Energi No Fasilitas Jumlah Kebutuhan Ds. Tempurukan Ds. Sungai Putri Ds. Tanjung Baik Budi Ds. Kuala Tolak 1. Taman Kanak-kanak/ PAUD/ TPA SD/ SMP/ SMA Surau/ masjid Bangunan kantor Puskesmas/ Pustu/ Posyandu Lumbung padi Pasar Jalan Semua lampu hemat energi ini baru terdistribusi awal Mei 2010, dikarenakan paket kiriman lampu dari RARE yang baru datang pada akhir bulan April. Tanggal 22 April dilangsungkan kegiatan Malam Aksi Simpatik Untuk Bumi. Kegiatan dipusatkan di halaman SDN 2 Tempurukan. Masyarakat desa Tempurukan secara bergotong royong membantu Manajer kampanye mempersiapkan kegiatan ini, terutama untuk menyiapkan lokasi kegiatan. Acara ini dimeriahkan dengan pemutaran film partisipatif, tarian melayu, hadrah dan orkes dangdut. Untuk pemutaran film, Manajer kampanye dibantu oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Ketapang. Sedang orkes dangdut merupakan sumbangan dari Kepala Desa Tempurukan. Manajer kampanye mendapat potongan 80% dari harga normal. Untuk kegiatan ini, Manajer kampanye meminta dukungan Sekretaris Daerah Ketapang, Drs. H. Bachtiar untuk hadir dan memberikan motivasi pada masyarakat untuk menjaga hutan Sungai Putri. Kehadiran Sekretaris Daerah dalam kegiatan ini akan sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat. Drs. H. Bachtiar dikenal sebagai pejabat daerah yang dekat dengan masyarakat dan menaruh perhatian besar pada isu lingkungan. Acara ini juga turut dihadiri oleh pihak Kecamatan, perangkat desa dan tokoh masyarakat dari keempat desa target. Sekurangkurangnya 500 orang mengikuti kegiatan ini. Manajer kampanye mengirim siaran pers kegiatan ini pada media-media lokal. Siaran 54

55 pers ini dipublikasikan di harian Borneo Tribune ( dan Pontianak Post ( Pembelajaran: jika kepercayaan sudah terbangun, maka dukungan akan dengan mudah didapatkan. Masyarakat di desa Tempurukan tanpa diduga bergotong royong untuk mempersiapkan kegiatan ini. Pembelajaran lainnya, kehadiran tokoh masyarakat didalam kegiatan kampanye sangat besar pengaruhnya bagi. Ke depan jika akan melakukan kegiatan serupa, Manajer kampanye akan meminta lebih banyak dukungan orang berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan kampanye Pride. Tabel 11. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Petani Tahap teori perubahan Rantai hasil Sasaran-sasaran SMART Khalayak sasaran: petani Perilaku Terbentuknya CU dengan kecukupan modal untuk memberikan pinjaman dan sistem yang berjalan baik dan memasukkan aspek perlindungan Sungai Putri dalam sistemnya. Pada 23 Juli 2010, telah terbentuk CU Pantura Lestari dengan anggota berjumlah 12 orang dengan total aset Rp Hasil ini tidak sesuai dengan yang direncanakan, yaitu pada Juni 2010 akan terdapat 150 anggota dengan aset sebesar 50 juta rupiah. Ini dikarenakan mundurnya waktu pembentukan CU yang tadinya direncanakan di bulan Januari 2010 menjadi Juli Keterlambatan ini terutama dikarenakan perencanaan waktu pendirian CU yang kurang matang. Tidak mempertimbangkan jika pengorganisiran masyarakat dan peningkatan kapasitas memerlukan waktu yang cukup lama. Jika dilihat lagi dari target yang dibuat, memang dari sisi waktu dan jumlah anggota CU Pantura Lestari (CUPL) ini tidak seperti yang direncanakan, namun jika dilihat dari jumlah aset bulanan, angkanya sudah melampaui target aset semula. Per 31 Juli 2010, aset CUPL sudah mencapai dengan jumlah anggota 24 orang. Target aset semula, pada Juni 2010 adalah 150 juta rupiah, dan perkiraan CU berdiri pada Januari Artinya jika dirata-ratakan selama 5 bulan, target aset CU per bulan adalah 30 juta. Sementara aset 55

56 CUPL selama seminggu lebih dari itu. Ini berarti, dari segi aset, targetnya sudah dilampaui. Namun karena CU ini baru saja dibentuk, maka modal yang terkumpul belum bisa dimanfaatkan oleh khalayak target untuk pengembangan usaha. Setidaknya baru setelah 3 bulan (pada Oktober 2010), modal terkumpul ini dapat dimanfaatkan. Pada saat itu, baru dapat dilihat bagaimana khalayak target mengelola modal yang bisa mereka akses dari CUPL ini. Kegiatan 9: Magang CU Alasan untuk kegiatan: magang dilakukan sebagai salah satu persiapan untuk pembentukan Credit Union di Sungai Putri. Magang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas calon tim manajemen CU dalam hal administrasi, keuangan, kredit dan pendidikan latihan (diklat). Deskripsi kegiatan: magang dilakukan 2 tahap di CU Canaga Antutn Desa Menyumbung, Kecamatan Hulu Sungai Kab. Ketapang. Tahap pertama dari tanggal 19 Maret 2 Mei 2010, dan tahap kedua dari 15 Juni 19 Juli Peserta magang adalah 4 orang calon staf CU Pantura Lestari (Umar Idawan, Nelly Hermawati, Japri dan Ernawati). Penentuan lokasi dan durasi magang ini merupakan keputusan Badan Koordinasi CU Kalimantan (BKCUK), berdasarkan permohonan yang diajukan oleh Manajer kampanye pada bulan November 2009 dan Maret Setelah surat permohonan pertama di bulan November 2009, BKCUK tidak serta merta langsung menanggapi. Ketua BKCUK ingin berdiskusi terlebih dahulu dengan penggerak CU di Sungai Putri (Januari 2010). Ini semacam proses verifikasi yang dilakukan oleh BKCUK setiap ada inisiatif dari masyarakat untuk mendirikan CU di daerah. Maret 2010 barulah keluar surat penunjukan lokasi magang. Saat magang, calon staf belajar mengenai pembukuan, kredit, administrasi dan sekilas mengenai pola kebijakan. Pola kebijakan ini akan terkait dengan perspektif konservasi yang akan dijadikan landasan pengelolaan CU. Sehingga CU Pantura Lestari dapat berkontribusi menurunkan tekanan terhadap kompleks hutan Sungai Putri. 56

57 Selama magang, 4 calon staf ini diberikan kesempatan belajar di beberapa lokasi yaitu Tempat Pelayanan (TP) Sei Laur, TP Sandai, TP Nanga Tayap dan Beginci. Pada magang tahap kedua, keempat calon staf juga sudah memilih spesifikasi masing-masing. Sehingga bidang yang dipelajari hanya yang menunjang peran masing-masing di dalam CU nanti. Kegiatan 10: Perencanaan Strategis CU Pantura Lestari Alasan untuk kegiatan: perencanaan strategis (renstra) dilakukan untuk menetapkan dasar-dasar CU sekaligus menandai berdirinya CU Pantura Lestari. Deskripsi kegiatan: renstra diadakan selama 4 hari mulai tanggal Juli 2010 di desa Sungai Putri. Ada 150 khalayak target yang diundang namun hanya sekitar 70 orang yang hadir. Renstra difasilitasi langsung oleh tim BKCUK yang terdiri atas A.R. Mecer, Stefanus Masiun dan Eko. Renstra hari pertama dimulai dengan brainstorming mengenai kesulitan hidup yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar hutan Sungai Putri. Lalu dilanjutkan dengan diskusi untuk merubah pola pikir, ini untuk melihat apakah masyarakat benar-benar mempunyai alasan kuat untuk mendirikan Credit Union. Kemudian dibahas juga peta pengembangan CU hingga Bahan diskusinya adalah data sosial ekonomi desa target di sekitar hutan Sungai Putri. Pada tahapan ini, Foto 10. Perencanaan strategis CU Pantura Lestari disepakati target anggota bulanan di desa target yang bisa direkrut. Target ini akan memudahkan CUPL untuk mengembangkan aset dan lembaga. Target anggota dan aset CUPL per 31 Desember 2012 adalah 3715 orang dan rupiah dengan rata-rata tabungan anggota 7 juta rupiah. 57

58 Di akhir hari pertama, dirumuskan tujuan stratetegis untuk tahun , perumusan visi; misi; slogan serta tujuan jangka panjang. Di hari pertama ini juga, nama CU yang tadinya Pantai Utara dirubah menjadi Pantai Utara (Pantura) Lestari. Perubahan ini terutama karena di daerah lain di Kalbar sudah ada CU yang memakai nama Pantura. Kata Lestari sengaja ditambahkan sesuai dengan semangat pelestarian hutan Sungai Putri. Slogan untuk CU yang dipilih adalah hijau hutanku, jaya CUPL-ku. Foto 11. Bapak A.R. Mecer tengah memfasilitasi renstra CU Pantura Lestari Pada hari kedua, dilakukan penetapan pola kebijakan hingga 2012 dan menyusun strategi memasarkan CU ke desa-desa target. Memasuki hari ketiga, diskusi mengenai pola kebijakan dan penetapan produk CU kembali dilakukan. Produk CUPL yang direncanakan oleh tim pioneer tadinya ada 4 yaitu produk simpanan investasi, simpanan harian, simpanan pendidikan dan simpanan hari raya. Namun karena mempertimbangkan kondisi keuangan dan kapasitas tim manajemen CU yang belum mumpuni, maka sampai tahun 2012, produk yang dikembangkan di CUPL hanya 3 yaitu simpanan harian (BETAH/ Boleh Tiap Hari), simpanan investasi (BELAT/ Benih Lanjut Terus) dan simpanan deposito (JANGKAR/ Tabungan Berjangka). Di hari ketiga ini juga dilakukan pemilihan pengawas dan pengurus CUPL, sekaligus pada sore harinya CUPL sudah bisa memberikan pelayanan pertama dan menerima anggota. Berbagai persiapan dilakukan staf CUPL dan manajer kampanye untuk pelayanan CUPL ini antara lain menyiapkan tempat penerimaan anggota dan kelengkapan administrasi seperti formulir masuk, perjanjian kredit, materai, ATK dan berbagai buku bantu untuk pencatatan keuangan. Hari keempat, yang lebih banyak dibahas adalah penyusunan arus kas untuk tahun Kemudian karena pengurus dan pengawas terpilih juga merasa perlu diperkaya wawasannya mengenai peran dan tanggung jawab dalam mengelola CU, termasuk dalam hal keuangan dan akuntansi, maka bersama dengan fasilitator disepakati untuk menambah 1 hari lagi khusus untuk pelatihan pengurus dan pengawas CU terpilih. Pelatihan ini dimulai sejak 24 Juli malam 58

59 dan dilanjutkan pada tanggal 25. Pelatihan singkat ini perlu dilanjutkan dengan pelatihan yang lebih spesifik dan terencana dengan baik, misalnya pelatihan kepemimpinan dan keuangan. Pada tahap tindak lanjut, pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas pengurus, pengawas dan tim manajemen perlu dijadualkan secara terstruktur. 59

60 V. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Paska Kampanye Yayasan Titian melakukan 2 (dua) kali survei kuantitatif menggunakan kuesioner di 5 desa (4 target dan 1 pembanding) di sekitar hutan rawa gambut Sungai Putri, yaitu sebelum dan sesudah kampanye. Survei pra kampanye dilakukan pada bulan Februari Dilakukan untuk menentukan dasar perubahan pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal dan perubahan perilaku khalayak target. Survei yang kedua dilakukan pada Juli 2010, untuk melihat perubahan variabel di atas sekaligus sebagai bahan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kampanye yang sudah dilakukan. Kedua survei ini masing-masing mengambil sampel sebanyak 339 KK. Penentuan sampel ini berdasarkan jumlah kepala keluarga di desa target tahun 2009, dengan confidence level 95% dan confidence interval + 5 (tabel 12). Sebaran responden di tiap desa target disesuaikan dengan persentase jumlah KK di tiap desa target. Distribusi kuesioner dapat dilihat dalam tabel 13. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target Kecamatan Desa Jumlah Jiwa Jumlah KK Muara Pawan Tempurukan Matan Hilir Utara Sungai Putri Tanjung Baik Budi Kuala Tolak Total Sumber: Kecamatan dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kab. Ketapang Kalbar 60

61 Tabel 13. Distribusi Kuesioner Kecamatan Desa Jumlah KK Persentasi Distribusi (%) Jumlah Kuesioner di Tiap Desa Muara Pawan Tempurukan Matan Hilir Utara Sungai Putri Tanjung Baik Budi Kuala Tolak Total Sampel diambil dengan metode acak (simple random sampling). Responden merupakan satu rumah tangga yang tinggal pada rumah dengan interval 5. Setiap rumah tangga kelima akan dikunjungi untuk diwawancarai kepala keluarganya. Jika responden tidak berada di tempat, maka enumerator akan mengunjungi kembali rumah tersebut di lain waktu. Jika responden tidak bersedia diwawancarai, enumerator akan melewati rumah tersebut dan mencacah rumah tangga kelima berikutnya sampai kuota terpenuhi. Variabel bebas dalam survei ini data sosial-ekonomi dan demografi dasar responden, sedangkan variabel tetapnya adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal dan perilaku. Pada kuesioner survei pra kampanye, juga terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk menggali sumber-sumber informasi lingkungan yang dipercaya responden, dan media yang paling informative bagi responden. Ini digunakan sebagai dasar untuk merancang kegiatan dan pesan kampanye. Sedang pada kuesioner survei paska kampanye terdapat ditambahkan pertanyaan mengenai efektifitas paparan media kampanye. Survei pembanding dilakukan di desa Kuala Satong Kec. Matan Hilir Utara. Jumlah sampel pembanding 226, yaitu 2/3 dari jumlah responden di desa utama. Total sampel target dan pembanding adalah 566 KK. Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan software Apian Survei Pro. 61

62 Survei dilakukan oleh 11 enumerator yang berasal dari daerah setempat. Sebelum survei sebenarnya dimulai, enumerator dibekali dengan pengetahuan mengenai teknik wawancara selama 1 hari. Kuesioner juga diujicobakan bersama enumerator untuk mengetahui jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam kuesioner. Hasil Survei Pra dan Paska Kampanye Data dari kuesioner yang dikumpulkan selama survei paska kampanye yang dimasukkan ke dalam berkas data SurveiPro yang berisi data survei pra kampanye. Ringkasan hasil dari survei pra kampanye disajikan dalam Rencana Proyek. Hasil yang disajikan di sini hanyalah yang terkait dengan penjajakan pengaruh kampanye Pride. Karakteristik responden yang disurvei pada desa target pada survei pra dan paska kampanye dapat dilihat pada tabel 14 berikut: 62

63 Tabel 14. Karakteristik Responden di Desa Target Variabel Pilihan Jawaban Petani (N=265) Pra Kampanye GA 11 (N=130) Total (N=339) Petani (N=220) Pasca Kampanye GA (N=158) Total (N=339) Daerah enumerasi Desa Tanjung Baik Budi 29.40% 27.40% 28.30% 32.30% 20.90% 29.00% Desa Kuala Tolak 29.80% 42.70% 33.60% 31.80% 45.10% 33.40% Desa Sei Putri 21.50% 21.80% 20.90% 20.00% 18.30% 21.00% Desa Tempurukan 19.20% 8.10% 17.10% 15.90% 15.70% 16.60% Jenis kelamin Laki-laki 94.30% 94.40% 94.40% 86.70% 87.50% 86.60% Perempuan 5.70% 5.60% 5.60% 13.30% 12.50% 13.40% Pendidikan formal SD 38.30% 21.00% 33.70% 50.00% 30.10% 41.30% Tidak tamat SD 26.50% 19.40% 23.70% 16.70% 8.50% 13.70% SMP 17.00% 27.40% 20.10% 22.20% 26.10% 23.10% SMA 13.30% 29.00% 18.30% 8.30% 30.70% 17.90% Tidak sekolah 3.80% 1.60% 3.00% 1.90% 0.70% 1.20% Akademi/ Perguruan Tinggi 1.10% 1.60% 1.20% 0.00% 3.90% 1.80% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% 0.90% 0.00% 0.90% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Hasil X 2 X2 < 50% NS X2 > 50% S X 2 < 50% NS Nilai siginifikansi dari karakteristik responden ini kurang dari 50%, artinya meskipun responden dipilih secara acak namun karakternya sama atau konsisten antara responden yang disurvei pada saat pra dan paska kampanye. 11 GA: General Adult Respondent 63

64 Paparan Terhadap Media Kampanye Paparan media kampanye terhadap responden dapat dilihat pada tabel 15 dibawah ini. Tabel 15. Paparan Terhadap Media Kampanye Pra Kampanye Pasca Kampanye Variabel Pilihan Jawaban Petani (N=265) Petani (N=220) Apakah Bapak/ Ibu pernah mendapatkan brosur "Mengapa Harus Melestarikan Hutan"? Pernahkan Bapak/ Ibu mendapatkan brosur "Hutan dan Perubahan Iklim"? Apakah Bapak/ Ibu pernah mendapat brosur "REDD"? Berapa kali Bapak/ Ibu mengikuti diskusi yang diadakan Titian dan FFI? Pernahkan Bapak/ Ibu mendengarkan program radio "Obsesi" tiap hari selasa di radio Gema Solidaritas FM? Pernahkan Bapak/ Ibu mendapat CD film potensi anyaman dan kelapa? Ya NA 87.40% Tidak NA 12.60% Ya NA 85.60% Tidak NA 14.40% Ya NA 84.30% Tidak NA 15.70% Tidak pernah NA 58.50% 1 kali NA 28.00% 2 kali NA 10.50% 3 kali NA 1.50% lebih dari 3 kali NA 1.50% Ya NA 3.00% NA 97.00% Tidak Ya NA 10.70% Tidak NA 89.30% 64

65 Variabel Dari media, alat komunikasi dan aktifitas kampanye berikut, manakah yang paling disukai: Pilihan Jawaban Brosur Mengenal Manfaat Hutan Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Pra Kampanye Petani (N=265) NA Pasca Kampanye Petani (N=220) 27.90% Brosur Hutan dan Perubahan NA Iklim 4.60% Brosur REDD NA 14.20% Pertemuan kampung tentang REDD dan Perubahan Iklim NA 22.80% Pertemuan kampung tentang Credit Union NA 4.60% CD film potensi anyaman dan NA kelapa 0.50% Siaran radio NA 3.00% Iklan layanan masyarakat NA 15.70% Pemutaran film NA 6.60% Dari tabel di atas diketahui bahwa brosur merupakan media yang paling banyak menjangkau khalayak target. Titian bersama dengan FFI-IP membuat 3 seri brosur yang masing-masing diproduksi sebanyak 1000 eksemplar. Brosur ini kemudian didistribusikan pada khalayak target dalam berbagai kesempatan. Kemudian untuk mengetahui apakah responden menerima pesan yang disampaikan dalam tiap seri brosur dengan baik, maka diajukan pertanyaan lanjutan yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel 16 dibawah ini: 65

66 Tabel 16. Penerimaan Responden Terhadap Pesan Brosur Mengenal Manfaat Hutan Variabel Pilihan Jawaban Pasca Kampanye Petani (N=220) Pesan apa yang Bapak/ Ibu Hutan berfungsi mengatur iklim 51.60% tangkap dari brosur Hutan pencegah banjir 50.00% Mengenal Manfaat Hutan? Hutan penghasil oksigen 16.70% Hutan menghasilkan obat-obatan 8.10% Hutan menyebabkan banyak hama babi dan tikus 0.50% Belum mengerti 0.50% Hutan sumber bibit penyakit malaria 0.00% Tidak tahu 0.00% Lain-lain 0.50% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye,

67 Tabel 17. Penerimaan Responden terhadap Pesan Brosur Hutan dan Perubahan Iklim Variabel Pilihan Jawaban Pasca Kampanye Petani (N=220) Pesan apakah yang Bapak/ Ibu tangkap dari brosur hutan dan perubahan iklim tersebut? Berkurangnya hutan akan menyebabkan suhu bumi makin panas 50.80% Perubahan iklim salah satunya menyebabkan banjir 16.60% Menjaga hutan dapat mencegah perubahan iklim 16.00% Hutan rawa gambut paling banyak menyimpan karbon 14.40% Bumi makin panas karena kiamat makin dekat 0.00% Akibat perubahan iklim, suhu air laut semakin panas 2.20% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye,

68 Variabel Tabel 18. Penerimaan Responden terhadap Pesan Brosur REDD Pilihan Jawaban Pasca Kampanye Petani (N=220) Pesan apakah yang Bapak/ Ibu tangkap dari brosur REDD tersebut? REDD merupakan salah satu usaha perlindungan hutan 66.90% REDD dapat menjadi sumber pendapatan jangka panjang bagi masyarakat 17.10% Melalui REDD, masyarakat akan mendapat balas jasa karena sudah menjaga hutan 16.60% Agar balas jasa bisa dirasakan, penebangan di hutan harus dihentikan 8.30% Hanya masyarakat yang bertugas menjaga hutan dalam program REDD 4.40% Jika program REDD dilaksanakan, masyarakat tidak boleh lagi mengambil rotan 2.20% Kurang paham 0.60% Tidak tahu 0.00% Lain-lain 0.60% Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Ini menunjukkan jika selain menerima material kampanye, responden juga dapat menangkap pesan yang disampaikan dengan baik. Brosur Mengenal Manfaat Hutan berisi informasi mengenai manfaat hutan dari sisi ekonomi maupun sebagai penyedia jasa lingkungan. Hanya 1,5% responden yang tidak menangkap pesan ini dengan benar. Demikian juga dengan brosur Hutan dan Perubahan Iklim dan REDD. Rata-rata hanya 0,6% responden yang tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan. Selain dengan brosur, Titian bersama dengan FFI-IP juga menggunakan saluran komunikasi yang lain seperti seri pertemuan kampung, produksi video partisipatif, iklan layanan masyarakat dan program radio mingguan. Namun responden yang terpapar oleh media-media ini sangat sedikit. 68

69 Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan Dalam tabel 19 disajikan pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengaruh kampanye pride terhadap pengetahuan khalayak target petani. Meskipun hanya 1 (satu) pertanyaan yang digunakan untuk menetapkan sasaran SMART, namun sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan indikator pengaruh kampanye Pride terhadap pengetahuan petani. Variabel-variabel untuk mengukur pengetahuan responden ditabulasi silang dengan khalayak target kampanye (petani) di 4 desa target dengan periode survei pra dan paska kampanye. Kemudian untuk persentase sasaran SMART yang dicapai dihitung dari kenaikan poin persentase (pp) sasaran dan perubahan aktual yang diukur dengan survei sebagai berikut: 69

70 Tabel 19. Perubahan dalam Variabel-variabel Pengetahuan antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye Variabel Menjaga hutan merupakan: Fungsi hutan rawa gambut Dampak penebangan di hutan Sungai Putri Pilihan Jawaban Pra Kampanye Petani (N=265) Pasca Kampanye Petani (N=220) Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X 2 ) Capaian Sasaran SMART (%) Tanggung jawab bersama 89.80% 94.90% 5.1 Tanggung jawab petugas kehutanan 5.70% 4.60% -1.1 Bukan tanggung jawab saya 3.80% 0.00% -3.8 X 2 = 50% NS Tidak ada Tidak tau 0.40% 0.50% 0.1 Lain-lain 0.40% 0.00% -0.4 Tempat hidup orangutan dan satwa lainnya 63.80% 64.70% 0.9 Penyimpan air 60.80% 56.30% -4.5 Tidak ada Sumber kayu 25.30% 32.60% 7.3 Penahan air asin 14.00% 31.20% 17.2 X 2 43 =99% S Penyimpan karbon 12.50% 28.40% Tidak tahu 5.30% 0.00% -5.3 Sumber uang tunai 1.90% 0.90% -1 Tidak ada Lain-lain 0.40% 0.50% 0.1 Punahnya satwa 53.20% 57.70% 4.5 Masuknya air laut 23.60% 48.40% 24.8 Kekeringan 27.80% 38.50% 10.7 Kebutuhan kayu masyarakat terjamin 4.60% 18.30% 13.7 Tidak tahu 10.30% 0.00% X 2 = 99% S Tidak ada Tidak ada 2.70% 0.50% -2.2 Banjir 0.00% 0.90% 0.9 Terjadi kebakaran 0.40% 0.50%

71 Variabel Melestarikan hutan rawa gambut: Mendengar tentang CU Pilihan Jawaban Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Lain-lain 0.40% 1.40% 1 Menjamin ketersediaan air 53.40% 48.10% -5.3 Mencegah masuknya air asin 29.90% 49.10% 19.2 Membantu pekerjaan polisi kehutanan 11.00% 6.50% -4.5 Merugikan masyarakat sekitar hutan 5.30% 0.50% -4.8 Tidak tahu 3.80% 0.90% -2.9 Pekerjaan sia-sia 2.70% 0.90% -1.8 Menjamin ketersediaan kayu bagi 0.40% 1.40% 1 masyarakat Mempertahankan jasa lingkungan untuk masyarakat sekitar hutan 0.40% 0.90% 0.5 Menjaga kelangsungan hidup satwa 0.00% 0.90% 0.9 Membuat udara tetap segar 0.40% 0.00% -0.4 Sumber pendapatan 0.40% 0.00% -0.4 Mencegah banjir 0.00% 0.00% 0 Lain-lain 1.50% 0.00% -1.5 Ya 18.10% 49.30% 31.2 Tidak 81.90% 50.70% Signifikansi Chi-Square (X 2 ) X 2 = 95% S X 2 = 99% S Capaian Sasaran SMART Tidak ada Tidak ada Pengetahuan Wadah untuk simpan pinjam 80.00% 98.10% tentang CU Belum begitu paham 15.60% 0.00% Tidak ada Dapat meningkatkan kesejahteraan 4.40% 0.90% -3.5 Tidak ada CU mengajari cara mengelola uang 0.00% 0.90% 0.9 X 2 = 75% S Tidak ada pengembangan usaha 0.00% 0.90% 0.9 Tidak ada Bunga pinjaman rendah 0.00% 0.00% 0 Tidak ada pemberdayaan manusia 0.00% 0.00% 0 Tidak ada Sumber: Analisis Data Survei pra dan paska kampanye,

72 Pada sasaran SMART pengetahuan pertama mengenai fungsi hutan rawa gambut telah terjadi peningkatan pengetahuan petani sebesar 43%, sedang target semula yang ditentukan sebesar 40%. Pada sasaran SMART pengetahuan kedua yaitu mengenai pengetahuan petani mengenai fungsi hutan sebagai penyimpan karbon terdapat peningkatan sebesar 39,75%-hampir mendekati sasaran SMART yang ditargetkan sebesar 40%. Sedang untuk sasaran SMART pengetahuan yang ketiga yaitu mengenai manfaat Credit Union, terdapat peningkatan sebesar 45,25%, yaitu 5,25% diatas sasaran yang ditargetkan (40%). Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal Perubahan variabel sikap dan komunikasi interpersonal tidak ada satupun yang mencapai target. Perubahan sikap petani yang menyetujui adanya korelasi antara aktivitas penebangan hutan dengan intrusi air laut hanya meningkat 26,25% dari 58,90% yang ditargetkan (dengan signifikansi statistik sama dengan 99%). Petani yang menyetujui hutan rawa gambut perlu dilestarikan hanya meningkat 1,25% dari 87,90% yang ditargetkan (signifikansi kurang dari 50%, telah terjadi perubahan sikap namun tidak signifikan). Bahkan terkait dengan kegiatan penyingkiran halangan, petani yang menyetujui bahwa mengembangkan Credit Union merupakan hal yang mudah untuk dilakukan mengalami penurunan hingga 12%. Hal ini terjadi kemungkinan besar karena khalayak target berasumsi ada investasi modal dari pihak ketiga yang digunakan untuk mengembangkan aset CU. Sehingga khalayak target tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk mengumpulkan modal. Modal sudah disediakan oleh pihak ketiga, khalayak target tinggal memanfaatkannya. Sedang untuk perubahan komunikasi interpersonal, intensitas komunikasi petani mengenai perlunya pelestarian hutan gambut meningkat 33,25%. Diskusi petani mengenai manfaat CU justru jauh menurun sebanyak 46%. Survei paska dilakukan menjelang pelaksanaan renstra CU Pantura, sehingga diskusi yang berkembang di khalayak target adalah mengenai rencana pendirian CU (pp+39). Secara lengkap mengenai perubahan variable sikap dan komunikasi interpersonal ini disajikan dalam tabel

73 Tabel 20. Perubahan dalam Variabel-variabel Sikap dan Komunikasi Interpersonal antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye Variabel Hutan rawa gambut Sentap Kancang perlu dilestarikan Penebangan di hutan rawa gambut Sentap Kancang dapat menyebabkan air asin masuk ke lahan pertanian Pembukaan lahan pertanian baru merupakan masalah bagi hutan rawa gambut Sentap Kancang Penegakan hukum perlu dilakukan untuk mengurangi penebangan di hutan rawa gambut Sentap Kancang Tidak melakukan pembukaan hutan rawa gambut Sentap Kancang Memberitahu orang lain Pilihan Jawaban Pra Kampanye Petani (N=265) Pasca Kampanye Petani (N=220) Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X 2 ) Sangat setuju 47.90% 48.40% 0.5 Setuju 43.40% 47.00% 3.6 X 2 Tidak ada < 50% NS Tidak setuju 3.00% 0.90% -2.1 Tidak ada Tidak tahu 5.70% 3.70% -2 Tidak ada Sangat setuju 18.90% 29.40% 10.5 Setuju 30.60% 37.20% 6.6 X 2 Tidak ada = 99% S Tidak setuju 32.10% 24.80% -7.3 Tidak ada Tidak tahu 18.50% 8.70% -9.8 Tidak ada Sangat setuju 12.10% 23.80% 11.7 Tidak ada Setuju 37.40% 25.70% X 2 Tidak ada = 99% S Tidak setuju 18.90% 37.10% 18.2 Tidak ada Tidak tahu 31.70% 13.30% Tidak ada Sangat setuju 30.60% 47.00% 16.4 Tidak ada Setuju 45.30% 41.90% -3.4 X 2 Tidak ada = 99% S Tidak setuju 6.00% 5.60% -0.4 Tidak ada Tidak tahu 18.10% 5.60% Tidak ada Mudah 10.20% 10.70% 0.5 Tidak ada Netral 37.50% 32.10% -5.4 Tidak ada Sulit 35.60% 37.70% 2.1 X 2 < 50% NS Tidak ada Tidak tahu/tidak 2.8 Tidak ada yakin 16.70% 19.50% Mudah 29.20% 35.80% 6.6 X 2 < 50% NS Tidak ada Capaian Sasaran SMART (%)

74 Variabel mengenai manfaat hutan rawa gambut Sentap Kancang Mencegah orang lain untuk tidak membuka hutan rawa gambut Sentap Kancang Bersepakat mengembangkan Credit Union Dalam sebulan terakhir, pernahkan Bapak/ Ibu membicarakan tentang hutan rawa gambut Sentap Kancang dengan orang lain? Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Signifikansi Capaian Sasaran Pilihan Jawaban Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Chi-Square SMART (%) (X 2 ) Netral 11.40% 13.50% 2.1 Tidak ada Sulit 48.90% 42.30% -6.6 Tidak ada Tidak tahu/tidak -2.2 Tidak ada yakin 10.60% 8.40% Mudah 2.70% 2.30% -0.4 Tidak ada Netral 6.80% 12.80% 6 Tidak ada Sulit 79.20% 80.70% 1.5 X 2 = 99% S Tidak ada Tidak tahu/tidak -7.3 Tidak ada yakin 11.40% 4.10% Mudah 18.20% 13.40% Netral 22.70% 38.20% 15.5 Tidak ada Sulit 13.60% 14.70% 1.1 X 2 = 95% S Tidak ada Tidak tahu/tidak Tidak ada yakin 45.50% 33.60% Ya 20.50% 38.10% 17.6 Tidak ada X 2 = 99% S Tidak 79.50% 61.90% Tidak ada Hal apakah yang Bapak/ Ibu dibicarakan? Pelestarian hutan 27.00% 40.30% 13.3 Fungsi hutan 13.50% 19.40% 5.9 Tidak ada Rencana 24.30% 0.00% Tidak ada pembangunan dainase rawa yang belum terlaksana X 2 = 50% NS Kondisi hutan 0.00% 11.30% 11.3 Tidak ada Rencana membuka 8.10% 6.50% Tidak ada lahan untuk budidaya

75 Variabel Dalam sebulan terakhir, pernahkan Bapak/ Ibu membicarakan tentang pemanfaatan kayu di dalam hutan rawa gambut Sentap Kancang? Dalam sebulan terakhir, pernahkah Bapak/ Ibu membicarakan tentang Credit Union dengan orang lain? Hal apakah yang Bapak/ Ibu dibicarakan? Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Signifikansi Capaian Sasaran Pilihan Jawaban Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Chi-Square SMART (%) Penebangan hutan 5.40% 6.50% (X 2 ) 1.1 Tidak ada Potensi hutan rawa 2.70% 8.10% Tidak ada gambut 5.4 Lahan hutan 8.10% 1.60% -6.5 Tidak ada Rencana 2.70% 3.20% Tidak ada pembukaan perkebunan sawit 0.5 Dampak 0.00% 3.20% Tidak ada pemanfaatan hutan 3.2 Lain-lain 8.10% 0.00% -8.1 Tidak ada Ya 22.60% 50.20% 27.6 Tidak ada Tidak ada Tidak 77.40% 49.80% X 2 = 99% S Tidak ada Tidak ada Ya 4.20% 34.00% 29.8 Tidak ada X 2 = 99% S Tidak ada Tidak ada Tidak 95.80% 66.00% Cara 14.30% 42.40% 28.1 Tidak ada mengembangkan modal dan kemandirian Rencana mendirikan 0.00% 39.00% 39 X 2 Tidak ada =95% S CU Manfaat CU bagi 28.60% 10.20% masyarakat Keinginan menjadi 57.10% 3.40% Tidak ada anggota 75

76 Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan Signifikansi Capaian Sasaran Variabel Pilihan Jawaban Petani (N=265) Petani (N=220) (pp) Chi-Square SMART (%) CU adalah hal baru 0.00% 3.40% 3.4 (X 2 ) Tidak ada di Sungai Putri Lain-lain 0.00% 1.70% 1.7 Tidak ada Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perilaku Perubahan perilaku diukur melalui banyaknya jumlah petani yang menjadi anggota Credit Union. Namun, dari pertanyaanpertanyaan dalam tabel 21 berikut menunjukkan tahapan kontinum perubahan perilaku petani terhadap isu tertentu. Perilaku petani dalam memanfaatkan kayu di hutan Sungai Putri pada survei pra kampanye diketahui sebagian besar berada dalam tahapan pemeliharaan dan persiapan. Namun, pada survei paska terjadi pergeseran tahapan perilaku. Jumlah petani yang berada pada tahapan pemeliharaan meningkat dari 35,80% menjadi 36,20% (pp +04). Sedangkan jumlah petani yang berada pada tahapan persiapan justru menurun dari 20,70% menjadi 7,50% (pp -13,2). Namun di sisi lain, petani yang pada saat survei pra kampanye berada pada tahapan perilaku validasi, pada survei paska jumlahnya bergerak naik dari 7,8% menjadi 11,50% (pp +3,7). Ini berarti khalayak target sudah siap mengadopsi perilaku yang ditawarkan, yaitu menjadi anggota CU. Menjadi mandiri dalam hal finansial dan meninggalkan kegiatan kerja kayu di hutan Sungai Putri. Sedang perilaku petani untuk mengembangkan Credit Union pada survei pra kampanye diketahui sebagian besar masih berada pada tahap pra kontemplasi (51,10%) dan kontemplasi(22,70%). Pada survei paska perilakunya bergeser pada tahapan kontemplasi, persiapan dan validasi. Perubahan variable perilaku ini selengkapnya disajikan dalam tabel 21. Namun perubahan perilaku ini tidak signifikan (X 2 < 50%). Ini kemungkinan dikarenakan pilihan jawaban untuk pertanyaan yang mengukur perubahan perilaku, susah dipahami. Akibatnya responden tidak dapat memberikan respon sebagai mana mestinya. Lemahnya penegakan hukum kemungkinan juga berkontribusi terhadap perubahan perilaku yang tidak nyata ini. Selama masa kampanye, manajer kampanye tidak pernah menemukan ada tindakan hukum dilakukan, baik oleh kepolisian maupun oleh polisi kehutanan, untuk menekan aktivitas pemanfaatan kayu tanpa ijin di hutan Sungai Putri. Status kawasan yang bukan kawasan konservasi diduga menjadi faktor pendorongnya. 76

77 Tabel 21. Perubahan dalam Variabel-variabel Perilaku antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye Variabel Pemanfaatan kayu di hutan Sentap Kancang Pra Pasca Pilihan Jawaban Kampanye Kampanye Petani Petani Perubahan (PP) Hasil X 2 (N=265) (N=220) Sebulan terakhir, saya tidak pernah lagi memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut % 36.20% 0.4 Selama sebulan terakhir, saya belum pernah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut Selama sebulan terakhir, saya pernah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut, tapi belum melakukannya Selama sebulan terakhir, saya telah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan Sebulan terakhir, saya telah mengurangi kegiatan pemanfaatan kayu di hutan rawa gambut % 20.70% % 14.40% % 7.50% % 9.80% -0.3 X 2 < 50% NS 77

78 Variabel Pilihan Jawaban Sebulan terakhir, saya telah memikirkan untuk berhenti memanfaatkan kayu di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakan mengenai hal ini dengan orang lain. Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (PP) Hasil X 2 Petani Petani 7.80% 11.50% 3.7 Pembukaan lahan pertanian Setahun terakhir, saya tidak pernah lagi membuka lahan di hutan rawa gambut % 35.00% -6.2 Selama setahun terakhir, saya pernah menimbang untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut tapi belum melakukannya % 22.00% 6.4 Selama setahun terakhir, saya telah menimbang untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Selama setahun terakhir, saya belum pernah memikirkan untuk tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut. Setahun terakhir, saya telah menimbang tidak membuka lahan pertanian di hutan rawa gambut dan bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakan mengenai hal ini pada orang lain 18.10% 11.30% % 10.70% % 10.70% 1.7 X 2 < 50% NS 78

79 Variabel Pilihan Jawaban Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (PP) Hasil X 2 Petani Petani Setahun terakhir, saya sudah mengurangi pembukaan lahan baru di hutan rawa gambut. 5.00% 10.20% 5.2 Pengembangan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama Selama sebulan terakhir, saya belum pernah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama % 36.40% Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama, tapi belum melakukannya % 26.70% 4 Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang & menciptakan modal bersama & bermaksud melakukannya di masa depan. Saya juga sudah membicarakannya dgn orang lain 14.00% 15.50% 1.5 X 2 < 50% NS Sebulan terakhir saya sudah memikirkan untuk mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama dan bermaksud melakukannya di masa depan % 15.50% 5.3 Sebulan terakhir saya sudah mulai mengembangkan wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama. 0.80% 3.70%

80 Variabel Pilihan Jawaban Sebulan terakhir saya sudah membuat wadah untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama. Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (PP) Hasil X 2 Petani Petani 1.10% 2.10% 1 Sumber: Analisis Data Survei Pra dan Paska Kampanye, 2010 Fasilitasi Pembentukan Credit Union Sebagai Kegiatan Penyingkiran Halangan Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan tokoh-tokoh masyarakat kunci di sekitar hutan Sungai Putri diketahui salah satu faktor utama yang mendorong terjadinya kegiatan illegal logging adalah keterbatasan akses permodalan untuk mengembangkan alternative ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Kredit usaha yang disalurkan bank sulit diberikan kepada petani karena bank menganggap usaha tani sangat bergantung dengan alam dan hasilnya tidak tetap. Untuk menyingkirkan kendala permodalan ini maka difasilitasi pembentukan Credit Union (CU). CU merupakan sekumpulan orang yang saling percaya dalam satu ikatan pemersatu yang bersepakat menabungkan uang untuk menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan. Usaha utama CU adalah simpan pinjam. Melalui CU, masyarakat di sekitar Sungai Putri diharapkan dapat berdaya dan mampu menolong dirinya sendiri. Dengan usaha bersama, masyarakat akan memiliki wadah untuk perputaran modal dan lebih mudah mengakses modal usaha, sehingga masyarakat akan terdorong untuk mengembangkan usahanya sendiri (yang sudah ada), ataupun menciptakan peluang usaha baru sesuai dengan minat dan Foto 12. Pengawas dan pengurus CU Pantura Lestari terpilih potensinya masing-masing. Pada tanggal 23 Juli 2010, terbentuk CU Pantura Lestari (CUPL) di Sungai Putri dengan struktur organisasi sebagai berikut. 80

81 Diagram 5. Struktur Organisasi CU Pantura Lestari Keberadaan CU diharapkan akan menjawab kebutuhan modal masyarakat untuk beralih dari aktivitas pembalakan liar kepada usahasaha produksi yang lebih berkelanjutan baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. CU juga merupakan alat pengorganisasian dan perekat sosial yang efektif pada masyarakat tradisional dan semi-urban. Salah satu sistem yang dikembangkan dalam rangka mengurangi aktivitas penebangan di dalam kawasan adalah dengan mengintegrasikan muatan konservasi ke dalam modul pendidikan dasar CU. Umumnya modul pendidikan dasar hanya berisi pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, tapi Manajer kampanye mengembangkan modul pendidikan dasar dengan perspektif konservasi untuk CUPL. 81

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target V. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Paska Kampanye Yayasan Titian melakukan 2 (dua) kali survei kuantitatif menggunakan kuesioner di 5 desa (4 target dan 1 pembanding) di sekitar hutan rawa gambut

Lebih terperinci

KEGIATAN KAMPANYE. Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani. Khalayak sasaran: petani

KEGIATAN KAMPANYE. Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani. Khalayak sasaran: petani IV. KEGIATAN KAMPANYE Kegiatan-Kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektifitas Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani Khalayak sasaran: petani Tahap teori perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS SURVEI KUANTITATIF

ANALISIS SURVEI KUANTITATIF ANALISIS SURVEI KUANTITATIF Pengetahuan Sikap Perilaku Masyarakat Di Sekitar Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Disiapkan oleh: AdeYuliani Communication & Outreach Coordinator Yayasan Titian (adeyuliani@gmail.com/yayasan.titian@gmail.com)

Lebih terperinci

West Kalimantan Community Carbon Pools

West Kalimantan Community Carbon Pools Progress Kegiatan DA REDD+ Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan West Kalimantan Community Carbon Pools Fauna & Flora International Indonesia Programme Tujuan: Pengembangan proyek REDD+ pada areal

Lebih terperinci

C. Model-model Konseptual

C. Model-model Konseptual C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya,

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

I. PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan modal pembangunan nasional yang memiliki manfaat ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI Izin Usaha Pemanfaatan Penyerapan Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (PAN-RAP Karbon) Nomor: SK. 494/Menhut-II/2013 Hutan Rawa Gambut Tropis Merang-Kepayang Sumatera Selatan, Indonesia Oleh: PT. GLOBAL

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS. Tahap Perencanaan Proyek

ANALISIS KRITIS. Tahap Perencanaan Proyek VI. ANALISIS KRITIS Tahap Perencanaan Proyek Perencanaan proyek terbagi dalam beberapa tahapan, mulai dari melakukan riset-riset di lapangan sampai dengan mengintegrasikan hasil kajian tersebut ke dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi

Lebih terperinci

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Iman Santosa T. (isantosa@dephut.go.id) Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat (TGHK) 1 seluas 140,4 juta hektar terdiri atas kawasan hutan tetap seluas 113,8 juta hektar

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi kesejahteraan manusia. Keberadaan sumber daya alam dan manusia memiliki kaitan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, salah satu pengelompokan hutan berdasarkan fungsinya adalah hutan konservasi. Hutan konservasi merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia terjadi setiap tahun dan cenderung meningkat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Peningkatan kebakaran hutan dan lahan terjadi

Lebih terperinci

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya Latar Belakang Tripa merupakan hutan rawa gambut yang luasnya sekitar 61.000 ha, terletak

Lebih terperinci

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015

Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015 Penebangan hutan alam gambut oleh PT. Muara Sungai Landak mengancam ekosistem dan habitat Orangutan Laporan Investigatif Eyes on the Forest Desember 2015 Eyes on the Forest (EoF) adalah koalisi LSM Lingkungan

Lebih terperinci

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon Platform Bersama Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia dan Iklim Global Kami adalah Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Hutan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa hutan mangrove di Kota Bontang merupakan potensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA 4.1. Landasan Berfikir Pengembangan SRAP REDD+ Provinsi Papua Landasan berpikir untuk pengembangan Strategi dan Rencana Aksi (SRAP) REDD+ di Provinsi

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam lain yang terdapat di atas maupun di bawah tanah. Definisi hutan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATERA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 A. LATAR BELAKANG Pulau Sumatera merupakan salah kawasan prioritas konservasi keanekaragaman hayati Paparan Sunda dan salah

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut SUMBER DAYA AIR Indonesia memiliki potensi lahan rawa (lowlands) yang sangat besar. Secara global Indonesia menempati urutan keempat dengan luas lahan rawa sekitar 33,4 juta ha setelah Kanada (170 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan salah satu sumber daya alam hayati yang memiliki banyak potensi yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat, Pasal 33 ayat (3) Undang- Undang Dasar 1945 menyebutkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar Ketua : Marfuatul Latifah, S.H.I, L.LM Wakil Ketua : Sulasi Rongiyati, S.H., M.H. Sekretaris : Trias

Lebih terperinci

RENCANA PROYEK KOMPLEKS HUTAN RAWA GAMBUT SUNGAI PUTRI KABUPATEN KETAPANG KALBAR. Ade Yuliani, Yayasan Titian, Juni 2009

RENCANA PROYEK KOMPLEKS HUTAN RAWA GAMBUT SUNGAI PUTRI KABUPATEN KETAPANG KALBAR. Ade Yuliani, Yayasan Titian, Juni 2009 RENCANA PROYEK KOMPLEKS HUTAN RAWA GAMBUT SUNGAI PUTRI KABUPATEN KETAPANG KALBAR Ade Yuliani, Yayasan Titian, Juni 29 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 Teori Perubahan 5 Ringkasan Eksekutif 6 I. Lokasi Proyek A.

Lebih terperinci

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 49/Menhut-II/2008 TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar

Lebih terperinci

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.180, 2013 SDA. Rawa. Pengelolaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5460) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan 29 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan ekosistem laut. Mangrove diketahui mempunyai fungsi ganda

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di

BAB I PENDAHULUAN. karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hutan bakau / mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut (pesisir). Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan

Lebih terperinci

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA RINGKASAN Apa Pengembangan kawasan konservasi masyarakat dan pengelolaan hutan berbasis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG Menimbang : a. bahwa dalam penjelasan pasal 11 ayat (1)

Lebih terperinci

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat. Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau Daddy Ruhiyat news Dokumen terkait persoalan Emisi Gas Rumah Kaca di Kalimantan Timur

Lebih terperinci

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Marthen A. Tumigolung 1, Cynthia E.V. Wuisang, ST, M.Urb.Mgt, Ph.D 2, & Amanda Sembel,

Lebih terperinci

8/6/2010 AYAU-ASIAASIA. Photo x Position x: 4.36, y:.18. Photo x Position x: 8.53, y:.18 TEMA KAMPANYE

8/6/2010 AYAU-ASIAASIA. Photo x Position x: 4.36, y:.18. Photo x Position x: 8.53, y:.18 TEMA KAMPANYE K M P N Y E K E B N G G N KKLD YU-SISI Photo 1 4.2 x 10.31 Position x: 4.36, y:.18 KKLD SELT DMPIER Photo 2 5.51 x 10.31 Position x: 8.53, y:.18 TEM KMPNYE Overfishing / Tangkap lebih Kawasan larang ambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan di Sumatera Utara memiliki luas sekitar 3.742.120 ha atau sekitar 52,20% dari seluruh luas provinsi, luasan kawasan hutan ini sesuai dengan yang termaktub

Lebih terperinci

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009 Contributor : Doni Prihatna Tanggal : April 2012 Posting : Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009 Pada 19 Januari 2012 lalu, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Lahan gambut merupakan salah satu tipe ekosistem yang memiliki kemampuan menyimpan lebih dari 30 persen karbon terestrial, memainkan peran penting dalam siklus hidrologi serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Indonesia memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,2 juta ha (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari Sumatera,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam 2 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, di kawasan mangrove terjadi interaksi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem mangrove bagi kelestarian sumberdaya perikanan dan lingkungan hidup memiliki fungsi yang sangat besar, yang meliputi fungsi fisik dan biologi. Secara fisik ekosistem

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode. No.489, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 52/Permentan/OT.140/12/2009 TENTANG METODE PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2015 KEHUTANAN. Hutan. Kawasan. Tata Cara. Pencabutan (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5794). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

INDONESIA - AUSTRALIA FOREST CARBON PARTNERSHIP (IAFCP)

INDONESIA - AUSTRALIA FOREST CARBON PARTNERSHIP (IAFCP) INDONESIA - AUSTRALIA FOREST CARBON PARTNERSHIP (IAFCP) I. PENDAHULUAN - IAFCP didasarkan pada Kesepakatan Kerjasama ditandatangani oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Australia 13 Juni 2008, jangka waktu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

Pelatihan untuk Pelatih Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ditingkat Akar Rumput Mengenai Perubahan Iklim dan REDD+

Pelatihan untuk Pelatih Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ditingkat Akar Rumput Mengenai Perubahan Iklim dan REDD+ Pelatihan untuk Pelatih Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ditingkat Akar Rumput Mengenai Perubahan Iklim dan REDD+ 2014 Biduk- Biduk, 13-14 November 2014 1. Daftar Isi... 2 2. Latar

Lebih terperinci

III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3. 1 Luas dan Lokasi Hutan Gambut Merang terletak dalam kawasan Hutan Produksi Lalan di Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan dengan

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

KONSERVASI Habitat dan Kalawet

KONSERVASI Habitat dan Kalawet 113 KONSERVASI Habitat dan Kalawet Kawasan hutan Kalimantan merupakan habitat bagi dua spesies Hylobates, yaitu kalawet (Hylobates agilis albibarbis), dan Hylobates muelleri. Kedua spesies tersebut adalah

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.797, 2015 KEMEN PU-PR. Rawa. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa Hutan Lindung Kota Bontang mempunyai

Lebih terperinci

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan ANALISIS SOSIAL BUDAYA REDD+ 2011 Penyusunan Kriteria Indikator Pemilihan Lokasi dan Strategi Keberhasilan Implementasi REDD dari Perspektif Struktur Sosial Budaya Tim Peneliti PUSPIJAK Pusat Penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara Opini Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan di Hulu DAS Kelara OPINI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN DI HULU DAS KELARA Oleh: Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penegakan hukum yang lemah, dan in-efisiensi pelaksanaan peraturan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. penegakan hukum yang lemah, dan in-efisiensi pelaksanaan peraturan pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya hutan di Indonesia saat ini dalam kondisi rusak. Penyebabnya adalah karena over eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan industri kehutanan, konversi lahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu sumberdaya pesisir yang penting adalah ekosistem mangrove, yang mempunyai fungsi ekonomi dan ekologi. Hutan mangrove dengan hamparan rawanya dapat menyaring dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN DANAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang : a. bahwa daerah aliran sungai

Lebih terperinci

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial yang tinggi. Hutan alam tropika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 22 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Luas dan Lokasi Wilayah Merang Peat Dome Forest (MPDF) memiliki luas sekitar 150.000 ha yang terletak dalam kawasan Hutan Produksi (HP) Lalan di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya, BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan taman nasional yang ditunjuk berdasarkan SK Menhut No 70/Kpts-II/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan, perubahan

Lebih terperinci

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013 1. Apakah TFCA Kalimantan? Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan program kerjasama antara Pemerintah Republik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks global emisi gas rumah kaca (GRK) cenderung meningkat setiap tahunnya. Sumber emisi GRK dunia berasal dari emisi energi (65%) dan non energi (35%). Emisi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN Oleh: Dini Ayudia, M.Si. Subbidang Transportasi Manufaktur Industri dan Jasa pada Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA & LH Lahan merupakan suatu sistem yang kompleks

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A. Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi

Lebih terperinci