PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION"

Transkripsi

1 PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION Nyoman Pandu Wiradarma, KresnayanaYahya, Suhartono Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika, ITS, Surabaya Abstrak Fenomena HIV/AIDS memiliki dependensi waktu bagi seseorang yang mengidap penyakit tersebut. Dependensi waktu tersebut berkaitan dengan lama usia hidup seseorang yang mengidap penyakit HIV/AIDS dan berpotensi menyebarkan ke orang lain dalam periode waktu tersebut sehingga fenomena HIV/AIDS dapat dijelaskan dengan meng-gunakan analisis time series. Jumlah penderita HIV/AIDS yang ada di berkaitan dengan waktu dan mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk tersebut dapat berupa kunjungan wisatawan ke dua daerah tersebut. Wisatawan yang bekunjung tidak diketahui dengan pasti apakah mengidap suatu penyakit tertentu dan menyebarkan suatu penyakit. Perlu dilakukan suatu pemodelan untuk melihat keterkaitan antara pola yang ditunjukkan oleh jumlah penduduk yang masuk ke daerah tersebut dengan pola jumlah penderita HIV/AIDS dengan melihat dependensi waktu yang ada. Oleh karena itu, analisis time series dengan menggunakan model transfer function memungkinkan untuk digunakan dalam memodelkan kedua fenomena tersebut. Model akhir transfer function yang diperoleh menjelaskan bahwa dengan hanya melihat secara tahunan saja, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar memiliki dependensi dengan jumlah penderita HIV/AIDS pada masa sebelumnya, serta memiliki keterkaitan atau suatu hubungan secara korelasi linear dengan jumlah kunjungan wisatawan di daerah tersebut. Hasil ramalan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar memiliki hasil yang cukup jauh berbeda dengan jumlah penderita secara aktual. Namun, nilai aktual masih berada pada selang kepercayaan 95% dari nilai forcasting. Kata-kata kunci: HIV/AIDS, wisatawan, model transfer function.. Pendahuluan Penyakit HIV/AIDS di negara berkembang termasuk di Indonesia sangat sulit untuk dikontrol penyebarannya. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang membuat tubuh sulit untuk melawan penyakit menular. HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyebab-kan AIDS dengan menginfeksi dan merusak bagian dari pertahanan tubuh (limfosit) yang merupakan jenis sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh (berfungsi untuk melawan infeksi). Penyakit HIV/AIDS dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi virus. Sektor pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan di daerah pariwisata juga dapat dikatakan sebagai penyebab penyebaran penyakit HIV/AIDS. Hal ini disebabkan oleh tempat hiburan yang memiliki pekerja seks komersil (Ketshabile, ). Pulau Bali merupakan salah satu tempat pariwisata yang paling banyak diminati, tidak hanya oleh wisatawan domestik tetapi juga oleh wisatawan mancanegara. Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar merupakan daerah yang memiliki tempat objek wisata sekaligus menjadi pusat bagi penduduk yang ada di Bali untuk melakukan aktif pekerjaannya. Kedua daerah tersebut memiliki fasilitas kesehatan terbaik yang ada di Bali sehingga mampu mendeteksi kasus HIV/AIDS lebih cepat dan memiliki proses pencatat lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya. HIV/ AIDS yang terjadi di kedua daerah tersebut saat ini merupakan suatu ancaman yang harus di-

2 waspadai secara serius karena terkenal berbahaya dan mematikan, dengan kata lain, bukan soal jumlah kunjungan wisatanya yang kini paling dikhawatirkan namun maraknya kasus HIV/AIDS yang mulai ditemukan. kemungkinan bisa menjadi tempat penularan HIV/AIDS terbesar di Bali jika tidak segera ditekan penyebarannya karena hampir semua lapisan masyarakat yang ada di Bali akan bertemu di dua daerah tresebut sehingga proses penyebaran lebih mudah terjadi. Sejauh ini jumlah pengidap HIV/AIDS yang terlihat, jauh lebih kecil dari jumlah sebenarnya. Hal ini disebabkan karena, sebagian besar masyarakat masih enggan memeriksakan diri, karena masih ada stigma dan diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS di masyarakat. Pemodelan mengenai fenomena HIV/AIDS pernah dilakukan Johnson dan Dorrington (6). Pemodelan yang dilakukan ialah pemodelan mengenai HIV/AIDS yang terjadi di Afrika Selatan terkait dengan demografi dan dugaan terjadinya intervensi. Model yang digunakan ialah model ASSA yang digunakan untuk mengestimasi pengaruh antara kelompok proyeksi demografi terhadap HIV/AIDS di Afrika Selatan. Nyabadza (8) melalukan pemodelan pencegahan HIV/AIDS dengan pertahanan diri di Afrika Selatan dengan menggunakan SSS (steady state satiation). Namun, pemodelan dengan menggunakan analisis time series mengenai fenomena HIV/AIDS terkait dengan aspek pariwisata pada daerah yang bersangkutan masih sangat terbatas dilakukan. Fenomena HIV/AIDS memiliki dependensi waktu seseorang yang mengidap penyakit tersebut. Dependensi waktu tersebut berkaitan dengan lama usia hidup seseorang yang mengidap penyakit HIV/AIDS dan berpotensi menyebarkan ke orang lain dalam periode waktu tersebut sehingga fenomena HIV/AIDS dapat dijelaskan dengan menggunakan analisis time series. Jumlah penderita HIV/AIDS yang ada di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar berkaitan dengan waktu dan mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk tersebut dapat berupa perpindahan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya dan juga dapat berupa kunjungan wisatawan ke dua daerah tersebut. Wisatawan yang bekunjung ke dua daerah tersebut tidak diketahui dengan pasti apakah mengidap suatu penyakit tertentu dan menyebarkan suatu penyakit. Perlu dilakukan suatu pemodelan untuk melihat keterkaitan antara pola yang di-tunjukkan oleh jumlah penduduk yang masuk ke daerah tersebut dengan pola jumlah penderita HIV/AIDS dengan melihat dependensi waktu yang ada.oleh karena itu, analisis time series dengan menggunakan model transfer function memungkinkan untuk digunakan dalam memodelkan kedua fenomena tersebut. Ada beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan berdasarkan model transfer function, Farid () yang menyimpulkan bahwa penggunaan space untuk pemasangan iklan juga dipengaruhi oleh price. Listyowati () melakukan pe-modelan IHK transportasi berdasarkan pada konsumsi bahan bakar minyak (premium dan solar) untuk wilayah Surabaya. Model transfer function yang diperoleh nanti akan digunakan untuk meramalkan kondisi jumlah penderita HIV/ AIDS di terkait dengan kunjungan wisatawan di kedua daerah tersebut sehingga mampu memberi gambaran mengenai kondisi jumlah penderita HIV/AIDS yang tercatat. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan pemodelan serta peramalan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar terkait kunjungan wisatawannya serta harapan informasi yang diperoleh mampu menginformasikan dan menekan angka penderita HIV/AIDS di kedua daerah tersebut dan di Bali pada umumnya yang disebabkan oleh sektor pariwisata.. Tinjauan Pustaka Tinjaun yang digunakan pada penelitian ini antara lain Univariate Time series, Model Transfer Function, Estimasi Parameter, Uji Asumsi Residual. Selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut.. Univariate Time Series Salah satu analisis time series yang sering digunakan untuk melakukan pemodelan time series dengan satu variabel tanpa mempertimbangkan adanya pengaruh variabel lain adalah model ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average). Model ini dapat menjelaskan keterkaitan suatu pengamatan pada suatu waktu dengan pengamatan pada waktu sebelumnya. Menurut Box dan Jenkins (976), pembentukan model, yaitu tahap

3 identifikasi, estimasi parameter, cek diagnosa dan peramalan. Model ARIMA merupakan gabungan dari model Auto-regressive (AR) dan Moving Average (MA) dengan differencing orde d. Secara umum model ARIMA (p,d,q) dirumuskan sebagai berikut (Wei, 6). φ p B ( B) d Z t = θ + θ q (B)a t () Model ARIMA musiman dinotasikan dengan ARIMA (P, D, Q) S yang mempunyai faktor musiman dalam pengamatan waktu ke-t. Bentuk persamaan model ARIMA musiman (Wei, 6). () s s D s P ( )( ) Zt Q( ) t Apabila terdapat pola non-musiman dan musiman, model yang terbentuk adalah model multiplikatif ARIMA (p, d, q)(p, D, Q) s yang persamaannya bisa dituliskan sebagai berikut (Wei, 6). s d s D s ( ) ( )( ) ( ) Z ( ) ( P p t q Q ). Model Transfer Function Model transfer function adalah suatu model time series yang menggambarkan nilai prediksi masa depan dari suatu time series (yang disebut output series atau y t ) yang didasarkan pada nilai-nilai masa lalu dari time series itu sendiri dan pada satu atau lebih time series yang berhubungan (disebut input series atau x t ) dengan output series tersebut. Bentuk umum persamaan model transfer function dengan single input x t dan single output y t adalah sebagai berikut (Wei, 6). atau y t = v B x t + n t (3) y t = ω s B B b δ r B x θ B t + φ B a t.3 Tahap Pembentukan Model Transfer Function Tahapan-tahapan yang digunakan dalam pembentukan model fungsi transfer adalah sebagai berikut. Tahap : Identifikasi Bentuk Model. Stasioneritas Deret Input dan Output Deret input (x t ) dan deret output (y t ) harus sudah stasioner, apabila deret input maupun deret output belum dalam keadaan stasioner maka perlu dilakukan transformasi (jika belum stasioner pada variansi) dan differencing (jika belum t stasioner terhadap mean) untuk menstasionerkan data tersebut. Deret data yang telah sesuai dan stasioner disebut x t dan y t (Makridakis, 999).. Penentuan Model ARIMA dan Prewhitening Deret Input Saat deret input dalam kondisi stasioner, maka dilanjutkan dengan penentuan model ARIMA pada deret input. Setelah model ARIMA yang sesuai untuk deret input terbentuk, maka dilakukan proses prewhitening. Pada tahap prewhitening ini, sistem input dibuat sesederhana mungkin. Model untuk deret input yang telah di-prewhitening adalah sebagai berikut (Makridakis dkk, 999). φ x B θ x B x t = α t (4) 3. Prewhitening Deret Output Untuk tetap mempertahankan integritas hubungan antara fungsi deret input dan output maka deret output dimodelkan dengan menggunakan parameter ARIMA yang terbentuk pada deret input. Prewhitening pada deret output dilakukan dengan cara yang sama dengan prewhitening pada deret input, yaitu sebagai berikut(makridakis dkk, 999). φ x B θ x B y t = β t (5) 4. Mendeteksi Hubungan yang Terjadi Antara x t dan y t dengan Menggunakan CCF (Cross Correlation Function) Cross correlation Function (CCF) digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan diantara dua variabel random x t (variabel input) dan y t (variabel output) yang masing-masing merupakan proses univariate yang stationer. Fungsi cross correlation antara x t dan y t dapat ditulis sebagai berikut. γ xy k = E x t μ x y t μ y (6) dimana k =, ±, ±,, maka CCF yang terbentuk adalah sebagai berikut. ρ xy k = γ xy k σ x σ y (7) dimana σ x dan σ y adalah standar deviasi x t dan y t (Wei, 6). 5. Penetapan (b, r, s) yang Menghubungkan Deret Input dan Deret Output (Model Transfer function) 3

4 a. Nilai b menjelaskan bahwa y t tidak dipengaruhi oleh nilai x t sampai periode t+b, besarnya b sama dengan jumlah bobot respon impuls yang tidak berbeda dari nol secara signifikan. b. Nilai s menyatakan bahwa berapa lama deret output y t secara terus-menerus dipengaruhi oleh nilai-nilai baru dari deret input x t. y t dipengaruhi oleh x t+b, x t+b+,..., x t+b+s, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai s adalah jumlah bobot respon impuls sebelum terjadinya pola menurun. c. Nilai r menunjukkan bahwa y t berkaitan dengan nilai-nilai masa lalu dari y t, yaitu y t, y t,..., y t r. Terdapat tiga kondisi pada nilai r yang mempunyai indikasi pemodelan berbeda, yaitu r=, bila jumlah bobot respon impuls hanya terdiri dari beberapa lag yang kemudian langsung terpotong, r=, bila bobot respon impuls menunjukkan suatu pola eksponensial yang menurun, dan r=, bila bobot respon impuls menunjukkan suatu pola eksponensial yang menurun dan mengikuti pola sinusoidal (Makridakis dkk, 999). 6. Penaksiran model transfer function sementara berdasarkan nilai (b,r,s) yang ditetapkan sebelumnya. 7. Penaksiran awal deret noise n t Berdasarkan nilai (b,r,s) akan digunakan sebagai dasar penaksiran awal deret noise. Penaksiran awal deret noise dapat dirumuskan sebagai berikut. n t = y t m δ j β x j = ω j B j,t bj (8) 8. Penetapan p n, q n untuk model ARIMA p n,, q n dari deret noise n t Tahap : Penaksiran Parameter Model Transfer function Setelah dilakukan identifikasi bentuk model sementara yang digunakan sebagai dugaan model awal dari model transfer function, maka dapat diperoleh model sementara untuk transfer function adalah sebagai berikut (Makridakis dkk, 999). θ B y t = ω s B x δ r B t b + a φ B t (9) Selanjutnya dilakukan estimasi parameter-parameter transfer function yaitu,, dan dengan menggunakan metode Conditional Least Square. Tahap 3 : Uji Diagnostik Model Transfer function Parameter-parameter yang telah diperoleh dan sudah signifikan dari model transfer function dilanjutkan dengan pengujian untuk mengetahui apakah model awal transfer function yang telah terbentuk sudah memenuhi asumsi white noise residual dan kenormalan residual. Adapun langkah-langkah dalam uji diagnostik model adalah sebagai beikut (Wei, 6).. Pengujian cross correlation Pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah deret noise a t dan deret input x t yang telah mengalami prewhitening saling independen, dengan cara menghitung cross correlation (CCF) antara residual a t dan α t. Model yang sesuai adalah model yang CCF antara a t dan α t tidak menunjukkan pola tertentu dan terketak diantara n k. Selain itu bisa juga dengan menggunakan statistik uji Ljung Box.. Pengujian autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemodelan deret noise telah sesuai atau tidak. Indikator yang menunjukkan bahwa model yang dipilih telah sesuai adalah ACF dan PACF dari residual model transfer function tidak menunjukkan pola tertentu. Selain itu bisa juga dengan menggunakan statistik uji Ljung Box..4 Estimasi Parameter Setelah melakukan identifikasi model, tahap selanjutnya adalah melakukan estimasi terhadap parameter dalam model ARIMA. Pada penelitian ini penaksiran parameter model menggunakan metode Conditional Least Square (CLS). CLS merupakan metode Least Square dengan mengasumsikan error pengamatan sebelumnya yang tidak diamati sama dengan nol dan meminimumkan jumlah kuadrat dari error model (sum of square): n S = a t t= () Untuk model ARMA (p,q), adalah sebagai berikut : n S φ, θ = t= a t, () dimana untuk model AR(p) adalah a t = Z t φ Z t φ p Z t p () dan untuk model MA(q) adalah 4

5 a t = θ a t + θ a t θ q a t q (3) Untuk mengestimasi parameter transfer function, yaitu ω, δ,, θ dengan membuat error a t yang tidak diketahui dan sama dengan nol. Estimasi parameter fungsi transfer didapatkan dengan meminimumkan : S(δ, ω, φ, θ b) = a t (4) t=t dimana t = max{p+r+,b+p+s+}..5 Kriteria Pemilihan Model Terbaik Kriteria in-sample yang digunakan adalah Akaike s Information Criterion (AIC), AIC merupakan kriteria pemilihan model yang mempertimbangkan banyaknya parameter dalam model. AIC dapat dirumuskan sebagai berikut (Wei, 6). AIC M = n lnσ a + M (5) semakin kecil nilai AIC maka model tersebut akan semakin baik untuk digunakan. Kriteria out sample yang digunakan adalah RMSE. RMSE digunakan untuk memperoleh gambaran keseluruhan standar deviasi yang muncul saat menunjukkan perbedaan antara model atau hubungan yang dimiliki. RMSE dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: RMSE n n e t t (6) nilai RMSE berkisar antara sampai. Semakin kecil nilai RMSE maka model semakin bagus..6 Pengujian Asumsi Residual Uji asumsi kenormalan untuk residual dilakukan untuk mengetahui apakah residual sudah mengikuti distribusi normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan hasil dari uji Kolmogorov Smirnov. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. H F x = F (x) (berdistribusi Normal) H F x F (x)(tidak berdistribusi Normal) Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut : D = sup S x F (x) (7) H ditolak jika D > D ( α;n), dengan n adalah ukuran sampel (Daniel, 989). Residual bersifat white noise berarti residual dari masing-masing data saling independen. Untuk menguji asumsi white n noise dapat dilakukan dengan menggunakan uji Ljung-Box. Hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut. H ρ = ρ = = ρ K = H minimal ada satu ρ i yang tidak sama dengan nol, i =,,, K Statistik uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut (Wei, 6). Q = n n + K ρ k k= (8) n k H ditolak jika nilai Q > χ α ;(K m) dengan m adalah banyaknya parameter atau tolak H jika p-value < α.yang artinya residual tidak memenuhi asumsi white noise dengan m=p+q (orde dari ARMA (p,q))..7 HIV dan AIDS HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menurunkan kekebalan tubuh manusia, yang termasuk ke dalam golongan retrovirus, dan dapat ditemukan dalam cairan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan sindrom yang fatal karena terjadi kerusakan yang progresif pada sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan manusia sangat rentan dan mudah terjangkit beberapa penyakit tertentu. Penyakit tersebut disebabkan oleh berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus, dan kanker. AIDS (adalah penyakit yang membuat tubuh sulit untuk melawan penyakit menular. HIV menyebabkan AIDS dengan menginfeksi dan merusak bagian dari pertahanan tubuh (limfosit), yang merupakan jenis sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh (berfungsi untuk melawan infeksi) yang seharusnya untuk melawan kuman. Penyakit HIV/AIDS dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi virus..8 Pariwisata di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Pulau Bali merupakan salah satu tempat pariwisata yang paling banyak diminati tidak hanya oleh wisatawan domestik tetapi juga oleh wisatawan mancanegara. Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar merupakan daerah yang memiliki tempat objek wisata sekaligus menjadi pusat bagi penduduk untuk melakukan aktif pekerjaannya. Tempat obyek wisata di Kabupaten Badung yang menjadi daya tarik wisatawan adalah Sangeh, Nusa 5

6 Dua, Pantai Kuta, Bukit Jimbaran, dan lainnya. Sedangkan Kota Madya Denpasar memiliki obyek wisata Museum Bali, Pantai Sanur, Art Center, Kertalangu, dan lainnya (Dinas Pariwisata Provinsi Bali, ). 3. Metodologi Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data pertama merupakan data agregat dari jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan data kedua merupakan data agregat dari jumlah wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Data penderita HIV/AIDS dari setiap bulan dari tahun 6 hingga bulan Mei tahun dan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar tiap bulan dari tahun 6 hingga tahun. Langkah pertama yang dilakukan adalah data agregat jumlah penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu akan dibagi menjadi dua, yaitu data in-sample dan data out-sample. Data insample berjumlah 6 mulai tahun 6 hingga tahun dan data out-sample berjumlah 5 yaitu bulan Januari hingga bulan Mei tahun. Model yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah Model jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar terhadap jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar. Tahapan-tahapan analisis dalam mencapai tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Tahap : Identifikasi Bentuk Model Identifikasi model meliputi tahapan-tahapan seperti berikut.. Mempersiapkan deret input (jumlah kunjungan wisatawan) dan output (jumlah penderita HIV/AIDS) agar memperoleh deret input dan output yang stationer.. Menentukan model ARIMA untuk deret input dan melakukan prewhitening pada deret tersebut untuk memperoleh deret yang white noise α t. 3. Melakukan prewhitening pada deret output untuk memperoleh β t. 4. Mendeteksi Cross Correlation (CCF) dan autokorelasi untuk deret input dan deret output yang telah mengalami proses prewhitening. 5. Menetapkan nilai-nilai (b, r, s) yang menghubungkan deret input dan output. 6. Penaksiran model transfer function sementara berdasarkan nilai (b,r,s) yang ditetapkan sebelumnya. 7. Melakukan penaksiran awal deret noise n t dan perhitungan autokorelasi serta parsial korelasinya. 8. Menetapkan p n, q n untuk model ARIMA p n,, q n dari deret noise n t. Tahap : Penaksiran Parameter Model Transfer function Penaksiran parameter dari model transfer function dengan menggunakan metode Conditional Least Square. Tahap 3 : Uji Diagnostik Model Transfer function Pengujian kebaikan dari model yang diperoleh pada tahap sebelumnya. Tahap 4 : Penggunaan Model Transfer function untuk Peramalan Peramalan jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar untuk bulan ke depan dengan menggunakan model transfer function akhir. 4. Hasil dan Pembahasan Kasus HIV/AIDS di Bali pertama kali ditemukan pada tahun 987 yaitu sebanyak 3 kasus. Pada tahun berikutnya, kasus HIV/ AIDS mulai hampir selalu ditemukan di Bali. Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun 987 hingga dapat dilihat pada Gambar. Jumlah_Kasus Tahun Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali Gambar Diagram Jumlah Kasus HIV/AIDS di Bali

7 Gambar menunjukkan terjadi lonjakan kasus pada tahun dari tahun sebelumnya yang hanya ditemukan 5 kasus, kini menjadi 49 kasus. Tahun kasus HIV/AIDS di Bali sudah melewati jumlah kasus yaitu sebanyak kasus. Pertambahan ditemukannya kasus pun terus terjadi di tahuntahun berikutnya, dan pada tahun kasus HIV/AIDS di Bali yang tercatat mencapai angka 83 kasus. Pada tahun 987, saat kasus HIV/AIDS pertama kali di temukan di Bali, dari 3 kasus yang di temukan, satu penderita dinyatakan meninggal dunia. Jumlah penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia dari tahun 987 sampai tahun dapat dilihat pada Gambar. Jumlah_Penderita_yang _Meninggal_Dunia Tahun Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali Gambar Diagram Jumlah Penderita HIV/AIDS di Bali yang Meninggal Dunia Jumlah Penderita HIV/AIDS di Bali yang meninggal dunia setiap tahunnya juga cenderung selalu meningkat dibandingkat tahun-tahun sebelumnya. Kematian tertinggi terjadi pada tahun 8 yaitu sebanyak 8 orang dan berkurang pada tahun 9 menjadi 6 orang yang meninggal akibat penyakit tersebut (Gambar ). Pada tahun jumlah kematian akibat HIV/AIDS kembali bertambah menjadi 7 orang. Angka jumlah kasus HIV/ADIS dan jumlah penderita HIV/AIDS yang ditunjukkan pada tahun (Gambar dan ) mengindikasikan bahwa HIV/AIDS sudah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan untuk Indonesia pada umumnya dan Bali khususnya. Jumlah Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar dari tahun 3 sampai bulan Juli tahun ditunjukkan oleh Gambar Badung Denpasar Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Bali Gambar 3 Diagram Jumlah Penderita HIV/AIDS di Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar dari tahun 3 hingga data sementara pada bulan Juli cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya namun terjadi penurunan jumlah kasus yang tercatat pada tahun. Namun pada data bulan Juli jumlah penderita HIV/AIDS di dua daerah tersebut sudah melampaui jumlah kasus pada tahun sebelumnya, yaitu 458 kasus. Hal ini menunjukkan kasus HIV/AIDS yang terjadi sudah sangat mengkhawatirkan. Perlu dilakukan suatu tindakan untuk menekan angka tersebut. Pemodelan terhadap jumlah penderita HIV/AIDS dengan melihat dua daerah tersebut sangat perlu dilakukan untuk melihat bagaimana model yang sesuai untuk menggambarkan kasus yang sedang terjadi di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar. Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan data agregat jumlah penderita HIV/AIDS dan agregat jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar dari tahun 6 sampai tahun sehingga dapat lebih mudah dipahamai dan dijelaskan. Agregasi pada data jumlah penderita HIV/AIDS dilakukan karena informasi yang terdapat pada data belum terlalu jelas seperti misalnya kelompok umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan sebagainya. Begitu juga halnya pada agregasi data jumlah kunjungan wisatawan, pada data yang ada tidak memberikan informasi yang lebih terperinci, seperti asal negara, jenis kelamin, apakah wisatawan tersebut menderita suatu penyakit tertentu, dan sebagainya. Sehingga agregasi pada data hanya menjelaskan hubungan secara korelasi linear saja

8 Hasil analisis deskriptif yang diperoleh ditunjukkan dalam Tabel. Tabel Statistik Deskriptif Jumlah Penderita HIV/AIDS dan Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Variable Mean St.Dev Min Maks HIV/AIDS 6,9, Wisatawan Mean jumlah penderita HIV/AIDS yang tercatat di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar dari tahun 6 sampai tahun adalah sebanyak 6,9 kasus atau hampir 7 kasus setiap bulannya, jumlah penderita terbanyak yang mampu dicatat adalah sebanyak 66 kasus dan jumlah penderita paling sedikit tercatat sebanyak 7 kasus (Tabel ). Nilai standar deviasinya sebesar,68 maka jumlah penderita HIV/AIDS tiap bulannya mempunyai variasi yang cukup tinggi. Sedangkan analisis deskriptif untuk jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar tiap bulan secara keseluruhan dari tahun 6 sampai tahun memiliki rata-rata jumlah wisatwan sebanyak 6596 orang dengan jumlah maksimum yaitu sebanyak 3788 orang dan minimum sebanyak 966 orang. Untuk menjelaskan jumlah kunjungan wisatawan lebih baik dengan melihat analisis banyaknya wisatawan yang datang tiap bulan karena jumlah kunjungan wisatawan memiliki pola musiman. Hasil analisis yang diperoleh adalah seperti Tabel. Tabel Statistik Deskriptif Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Bulan Mean StDev Min Maks Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Tabel menunjukkan bahwa mean tertinggi dari jumlah kunjungan wisatawan di terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 789 dengan jumlah maksimum wisatawan sebesar 3565 dan minimum wisatawan sebesar 65. Nilai standar deviasi yang dimiliki adalah sebesar 88 maka jumlah kunjungan wisatawan tiap tahunnya mempunyai variasi yang cukup tinggi dibandingkan bulan lainnya. Tingginya jumlah kunjungan wisatawan pda bulan Juli jika dibandingkan dengan bulan lain setiap tahunnya menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar mengikuti pola musiman sehingga dalam penentuan model time series akan digunakan model time series musiman. Syarat utama yang harus dipenuhi dalam pemodelan time series adalah stasioner. Kestasioneran dalam varians dapat dilihat dari plot time series dari data. Pada model transfer function pengujian stasioner dilakukan pada deret input, sedangkan pada deret output akan mengikuti perlakuan yang terjadi pada deret input (prewhitening). Perlakuan yang sama tersebut dapat berupa transformasi, differencing, dan model time series-nya. Jadi, pada penelitian ini akan dilakukan pengujian kestasioneran untuk data input. Secara visual akan terlihat plot dengan kenaikan dan penurunan yang hampir sama disekitar mean dari data. Namun, hasil yang diperoleh kurang obyektif jika hanya dengan melihat plot time series sehingga perlu dilakukan uji kestasioneran varians. Plot time series untuk data diperlihatkan oleh Gambar 4. Jumlah_Kunjungan_Wisatawan 4 3 Month Year Jan 6 Jul Jan 7 Jul Jan 8 Gambar 4 Plot Time Series Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Secara visual, data jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar belum stasioner dalam Jul Jan 9 Jul Jan Jul 8

9 varians pola kenaikan dan penurunan yang tidak sama. Namun untuk lebih jelasnya akan dilakukan uji kestasioneran varians agar hasil yang diperoleh bersifat obyektif. Hasil uji kestasioneran varians menunjukkan hal yang sama yaitu varians belum dalam keadaan stasioner karena nilai lambda belum melalui nilai satu sehingga perlu dilakukan transformasi. Salah satu metode transformasi untuk menstasionerkan varians adalah Box-Cox Transformation. Setelah dilakukan transformasi hasil dari plot Box Cox adalah seperti Gambar 5. transformasi. Proses transformasi juga dapat menyebabkan perubahan struktur dependensi yang ada karena adanya proses scaling tersebut. Sehingga perlu dilakukan pemodelan tanpa melalui proses transformasi agar struktur dari depndensi waktu variabel asli masih tetap terlihat dan tidak berubah. Plot ACF yang turun cepat mengindikasikan bahwa mean sudah dalam keadaan stasioner. Plot ACF yang dihasilkan adalah seperti Gambar 6...8,9 Lower CL Lambda (using 95,% confidence) Upper CL.6.4,8,7 Estimate,3 Lower CL -,8 Upper CL 3, Rounded Value, Autocorrelation.. -. StDev, ,5 -.,4-5, -,5, Lambda Gambar 5 Plot Box Cox Setelah Transformasi untuk Data Jumlah Kunjungan Wisatawan di Gambar 4 memperlihatkan bahwa nilai lambda data jumlah kunjungan wisatawan di setelah mengalami transformasi, nilainya sudah melalui nilai satu. Hal ini dapat dikatakan bahwa varians data sudah stasioner. Pada penelitian ini akan dilakukan pemodelan untuk data yang melalui proses transformasi dan data tanpa melalui proses transformasi. Hal tersebut dilakukan berkaitan dengan kepentingan akurasi forcasting dan akurasi interpretasi. Data melalui proses transformasi mengacu pada akurasi perhitungan dari nilai forcasting, sedangkan data tanpa melalui proses transformasi akan lebih mengacu pada ketepatan interpretasi. Model Transfer Function tanpa melalui proses transformasi akan digunakan untuk memodelkan keterkaitan antara jumlah kunjungan wisatwan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar agar dapat menjelaskan keterkaitan yang ada secara interpretasi bukan secara perhitungan matematis, karena dengan melakukan transformasi terdapat proses scaling terhadap varians yang mampu menyebabkan terdapat banyak informasi yang hilang setelah dilakukan,5 5, Limit 5 5 Gambar 6 Plot ACF Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Gambar 5 memperlihatkan bahwa mean dari data belum stasioner, hal ini bisa dilihat dari plot ACF yang belum turun secara cepat dan masih terdapat data yang berada diluar batas signifikansi yaitu terjadi pada lag-. Selain itu data input yaitu jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung dan Kota Madya Denapsar memiliki indikasi deret musiman shingga untuk memperoleh deret yang stasioner perlu dilakukan differencing lag-. Plot ACF setelah dilakukan differencing ditampilkan dalam Gambar 7. Autocorrelation Lag 4 36 Gambar 7 Plot ACF Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Setelah Mengalami Differencing Setelah mengalami differencing, plot sudah terlihat turun dengan cepat setelah 5 Lag

10 lag- sehingga data dapat dikatakan sudah stasioner dalam mean (Gambar 4.7). Indikasi bahwa jumlah wisatawan Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar mengikuti deret musiman sudah terbukti dilihat dari lag yang signifikan terjadi pada lag-. Differencing pada lag- memiliki makna bahwa dengan hanya melihat pola data secara bulanan (tahunan), sudah mampu digunakan untuk membuat suatu model time series. Oleh karena itu, data jumlah kunjungan wisatawan di dapat digunakan sebagai data input untuk model fungsi transfer dan analisis dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Partial Autocorrelation Gambar 8 Plot PACF Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Setelah Mengalami Differencing Identifikasi order ARIMA berdasarkan plot ACF dan PACF menunjukkan bahwa untuk non-musiman plot ACF pada Gambar 6 signifikan pada lag- dan cenderung cuts off, dan untuk musiman plot ACF signifikan pada lag- dan cederung mendekati batas atau mempunyai pola yang turun lambat (dies down). Plot PACF untuk order ARIMA nonmusiman signifikan pada lag- dan untuk musiman signifikan pada lag-, kedua lag yang signifikan menujukkan kencenderungan cuts off (Gambar 7). Sehingga dapat diprediksi bahwa model ARIMA yang terbentuk adalah ARIMA(,,)(,,) dan ARIMA (,,) (,,). Model yang baik adalah model yang parameter-parameternya signifikan atau tidak sama dengan nol. Hipotesis untuk pengujian signifikansi parameter φ adalah sebagai berikut. Hipotesis : H : φ i =, untuk i=, (parameter model tidak signifikan) H : φ i, untuk i=, (parameter model signifikan) 5 Lag Sedangkan hipotesis untuk pengujian signifikansi parameter θ adalah sebagai berikut. Hipotesis : H : θ =, (parameter model tidak signifikan) H : θ, (parameter model signifikan) Statistik uji yang digunakan adalah statistik uji t pada taraf Signifikansi α =,5 Hasil dari pengujian signifikansi parameter model disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Uji Signifikansi Parameter Model Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Model ARIMA Parameter Estimasi P-value Keputusan (,,)(,,) φ,4775,5 Signifikan φ -,5784,4 Signifikan θ -,33494,57 Signifikan (,,)(,,) φ -,56,4 Signifikan Tabel 3 menunjukkan bahwa semua parameter pada model ARIMA(,,)(,,) dan ARIMA (,,)(,,) sudah signifikan karena memiliki p-value yang lebih kecil dari α=,5. Cek diagnosa residual digunakan untuk mengetahui kelayakan model ARIMA yang terbentuk. Deret input yang digunakan dalam pemodelan fungsi transfer harus memenuhi asumsi white noise. Berikut ini merupakan hasil dari pengujian diagnosa residual dengan hipotesisnya adalah sebagai berikut. Hipotesis: H : ρ = ρ = = ρ k = H : minimal ada satu ρ i yang tidak sama dengan nol, untuk i =,,, k Taraf Signifikansi : α =,5 Hasil dari pengujian white noise residual disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4 Uji White Noise Residual Model Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Model ARIMA Lag P-value Keputusan (,,)(,,) (,,)(,,) 6,647 White noise,4458 White noise 8,983 White noise 4,747 White noise 6,397 White noise,455 White noise 8,386 White noise 4,348 White noise

11 Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil pengujian residual white noise untuk model ARIMA(,,)(,,) dan ARIMA (,,) (,,) dengan tingkat signifikansi α =,5 sudah memenuhi asumsi white noise karena p- value dari residual pada lag-lag yang diuji memiliki nilai lebih besar dari α =,5. Model yang dipilih sebagai model terbaik dilihat berdasarkan nilai AIC paling kecil. Tabel 5 merupakan AIC in-sample dari masing-masing model. Tabel 5 Kriteria Model Deret Input Terbaik Model ARIMA AIC (,,)(,,) 475,95 (,,)(,,) 477,895 Nilai AIC pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa untuk data in-sample yang memiliki nilai AIC paling kecil adalah model ARIMA(,,)(,,). Sehingga model tersebut merupakan model terbaik untuk data jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung dan Kotamadya Denpasar. Oleh karena itu model yang digunakan adalah model ARIMA(,,)(,,) dan dapat ditulis sebagai berikut. φ B)( φ B ( B )X t = a t Tahapan selanjutnya dalam pemodelan fungsi transfer adalah prewhitening deret input dan deret output. Berikut ini merupakan prewhitening deret input melalui persamaan α t = X t,4775 X t,496 X t +,7499X t 3 +,5784X t 4 +,376X t 5 Sehingga prewhitening untuk deret output-nya adalah sebagai berikut. β t = Y t,4775 Y t,496 Y t +,7499Y t 3 +,5784Y t 4 +,376Y t 5 CCF menunjukkan seberapa jauh deret input mampu mempengaruhi mempengaruhi deret output. Plot CCF yang diperoleh adalah seperti Gambar 7. Gambar 7 Plot CCF Jumlah Penderita HIV/AIDS dengan Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Gambar 7 menjelaskan bahwa jumlah lag yang signifikan adalah lag-,, dan 6. Hal ini memiliki makna bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar pada bulan ini memiliki keterkaitan secara linear dengan jumlah kunjungan wisatawan di kedua daerah tersebut pada bulan ini, satu bulan yang lalu, dan 6 bulan yang lalu. Namun secara inter-pretasi fenomena HIV/AIDS mengalami suatu proses inkubasi dari saat tertular hingga mampu teriden-tifikasi secara medis, masa tersebut berkisar antara 3-6 bulan, sehingga dengan mengabaikan lag- dan lag- yang signifikan, maka dapat dijelaskan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS pada bulan ini memiliki keterkaitan secara linear dengan jumlah kunjungan wisatawan pada 6 bulan sebelumnya.berdasa rkan plot CCF-nya, orde b, r,dan s dapat diduga nilainya (Ganbar 7). Berikut ini orde b, r,dan s dugaan dalam model yang diperoleh pada pembahasan sebelumnya. Tabel 6 Estimasi dan Signifikansi Parameter Orde (b, r, s) Model b= ; r= ; s=[,6] b=6 ; r= ; s= Estimasi P-value Estimasi P-value ω,,7 - - ω,579, ω 6,546,386 -,354,37 AIC 49,686 59,8337 Orde b, r,dan s yang dipoeroleh adalah dalam model dugaan yaitu b=; r=; s=[,6] dan b=6; r=; s= (Tabel 6). Pendugaan model pertama merupakan indikasi dari CCF antara deret input dan deret output, terlihat bahwa lag yang signifikan terletak pada lag-, lag-, dan lag-6 sehingga untuk kepentingan dalam akurasi maka dijelaskan oleh model pertama. Model kedua menjelaskan model dalam hal interpretasi dari fenomona HIV/AIDS dimana masa inkubasi yang harus dilalui oleh penderita untuk terdeteksi mengidap penyakit tersebut adalah berkisar 3-6 bulan sehingga kunjungan wisatawan yang datang lebih memungkinkan memiliki kaitan secara linear pada jumlah penderita HIV/AIDS pada 6 bulan ke depan. Tabel 6 juga menjelaskan bahwa kedua model memiliki parameter yang berpengaruh terhadap model. Hal ini dapat dilihat dari p-value dari parameternya yang lebih

12 kecil dari α=,5 sehingga parameter signifikan dalam model. Dari plot CCF antara (α t ) dengan (β t ) didapatkan dugaan awal untuk model fungsi transfer adalah : y t = ω ω x t ω 6 x t 6 + η t dan y t = ω 6 x t 6 + η t Untuk menentukan kelayakan model fungsi transfer berdasarkan model dugaan awal dilakukan diagnosa residual. Selanjutnya dilakukan identifikasi deret noise dan cek diagnosa residual. Tabel 7 menunjukkan bahwa residual dari fungsi transfer belum memenuhi asumsi white noise karena berdasarkan lag-lag yang diuji terdapat lag yang residualnya belum memenuhi asumsi white noise karena p-value yang lebih kecil dari α=,5. Hal ini menunjukkan bahwa residual dependen secara statistic, sehingga komponen noise dapat dimodelkan dengan model ARMA. Tabel 7 Uji White Noise Residual Fungsi Transfer Model Lag P-value Keputusan 6,97 White noise Tidak white,8 b=; r=; noise s=[,6] Tidak white 8,4 noise 4,6 Tidak white noise 6,3737 White noise, Tidak white noise b=6; r=; s= 8,67 White noise 4,88 White noise Plot ACF dan plot PACF model deret noise b=;r=; s=[,6] menunjukkan bahwa terjadi cuts off pada lag-5 dan lag-9. Hal ini mengindikasikan bahwa model ARMA yang diprediksi adalah model ARMA(,[5,9]) dan ARMA ([5,9],). Model ARMA([5,9],) menunjukkan bahwa adanya dependensi antara jumnlah penderita HIV/AIDS pada bulan ini dengan jumlah penderita HIV/AIDS pada bulan sebelumnya. Berdasarkan model yang terdeteksi perlu dilakukan estimasi dan signifikansi parameter dari model ARMA deret noise untuk mencari model terbaik untuk menjelaskan keterkaitan pola kunjungan wisatawan terhadap pola jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar. Hasil estimasi dan signifikansi parameter ditunjukkan oleh Tabel 8. Tabel 8 Estimasi dan Signifikansi Parameter Model ARMA Deret Noise b=;r=;s=[,6] dari Fungsi Transfer Model ARMA (,[5,9]) ([5,9],) Parameter Estimasi P-value Keputusan θ 5 -,947,635 Signifikan θ 9,47767,5 Signifikan ω,4,3 Signifikan ω,577,3 Signifikan ω 6 -,96,59 Tidak Signifikan φ 5,3745,3 Signifikan φ 9 -, Signifikan ω,675,7 Signifikan ω,796,8 Signifikan ω 6,856,77 Tidak Signifikan Tabel 8 menunjukkan bahwa dari model ARMA yang diprediksi untuk model deret noise b=;r=; s=[,6] yaitu model ARMA(,[5,9]) dan ARMA ([5,9],). Kedua model dugaan menunjukkan estimasi parameter yang tidak signifikan. Pada model ARMA(,[5,9]) parameter yang tidak signifikan adalah ω 6 karena p-value yang dimiliki adalah,59 atau lebih besar dari α=,5. Dan, model ARMA([5,9],) parameter yang tidak signifikan adalah ω 6 karena p-value yang dimiliki adalah,77 atau lebih besar dari α=,5. Pada model deret noise b=6;r=; s=, plot ACF menunjukkan bahwa terjadi cuts off pada lag-5 dan lag- sedangkan plot PACF menunjukkan bahwa terjadi cuts off pada lag- 5, lag-9, dan lag- (Lampiran 6). Hal ini mengindikasikan bahwa model ARMA yang diprediksi adalah model ARMA (,[5,]) dan ARMA([5,9,],). Model ARMA([5,9,],) menunjukkan bahwa adanya dependensi antara jumnlah penderita HIV/AIDS pada bulan ini dengan jumlah penderita HIV/AIDS pada bulan sebelumnya. Hasil estimasi dan signifikansi parameter ditunjukkan oleh Tabel 9. Tabel 9 Estimasi dan Signifikansi Parameter Model ARMA Deret Noise b=6;r=;s= dari Transfer Function Model ARMA (,[5,]) Parameter Estimasi P-value Keputusan θ 5 -,969,38 Signifikan θ,6459,3 Signifikan ω 6 -,899,37 Signifikan

13 Tabel 9 Estimasi dan Signifikansi Parameter Model ARMA Deret Noise b=6;r=;s= dari Transfer Function (Lanjutan) Model P- Parameter Estimasi Keputusan ARMA value φ 5,6863,473 Signifikan ([5,9,],) φ 9,3378. Signifikan φ -,48534,8 Signifikan ω 6 -,349,7 Signifikan Tabel 9 menunjukkan bahwa dari model ARMA yang diprediksi untuk model deret noise b=6; r=; s= yaitu model ARMA(,[5,]) dan ARMA ([5,9,],). Pada model ARMA (,[5,]) terdapat parameter yang tidak signifikan adalah ω 6 karena p-value yang dimiliki adalah,37 atau lebih besar dari α=,5. Sedangkan model ARMA ([5,9,],) menunjukkan bahwa semua parameter sudah signifikan pada model karena p-value yang dimiliki lebih kecil dari α=,5. Sehingga model ARMA untuk model deret noise yang digunakan adalah model deret noise b=6; r=; s= dengan model ARMA-nya adalah ARMA ([5,9,],). Model ini menjelaskan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar pada suatu waktu tertentu memiliki kaitan dengan jumlah penderita HIV/AIDS di daerah tersebut pada 5, 9, dan bulan sebelumnya. Jumlah penderita HIV/AIDS pada bulan atau satu tahun sebelumnya memiliki kaitan yang sangat erat dengan jumlah penderita HIV/AIDS pada bulan ini karena nilai estimasi parameternya menunjukkan nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan periode waktu yang lainnya. Hasil dari uji white noise-nya disajikan pada Tabel. Tabel Uji White Noise Residual Model Deret Noise Model ARMA ([5,9,],) Lag P-value Keputusan 6,469 White noise,37 White noise 8,53 White noise 4,76 White noise Tabel menunjukkan bahwa untuk model deret noise ARMA([5,9,],), semua residual sudah memenuhi asumsi white noise. Hal ini dapat dilihat dari p-value lebih besar dari α =,5. Hasil pengujian asumsi normalitas residual deret noise menunjukkan bahwa nilai statistik uji D yang diperoleh adalah,88 dengan p-value sebesar,89. Hal ini menunjukkan bahwa residual pada model deret noise sudah mengikuti asumsi normalitas residual karena p-value >,5 atau lebih besar dari α =,5. Asumsi yang harus dipenuhi selanjutnya adalah crosscorrelation residual (a t ) dengan deret input (α t ) memenuhi asumsi white noise. Hasil dari pengujian asumsi tersebut adalah seperti Tabel. Tabel Crosscorrelation Residual dengan Deret Input Model ARMA Lag P-value ([5,9,],) 5,5437,55 7,57 3,6354 Tabel menjelaskan bahwa nilai p- value dari hasil crosscorrelation residual (a t ) dengan deret input (α t ) memiliki p-value yang lebih besar dari α=,5 yang artinya residualnya telah white noise. Sehingga model deret noise ARMA([5,9,],) dengan keterkaitan antara deret input dengan deret output terjadi pada lag-6 dapat dinyatakan sebagai berikut ( φ 5 B 5 φ 9 B 9 φ B )η t = a t (,6863B 5,3378B 9 +,48534B )η t = a t a t η t = (,6863B 5,3378B 9 +,48534B ) Sehingga model transfer function yang didapatkan adalah sebagai berikut. y t = (,349x t 6 ) + a t (,6863B 5,3378B 9 +,48534B ) dimana y t = Y t Y t dan x t 6 = X t 6 X t 8, sehingga model akhir yang diperoleh adalah Y t =,349X t 6 +,36X t +,4549X t 5 +,694X t 8 +,36X t 3,4549X t 7 +,6547X t 3 +,6863Y t 5 +,3378Y t 9 +,5466Y t +,6863Y t 7 +,3378Y t +,48534Y t 4 + a t Sedangkan dengan menggunakan prosedur yang sama seperti prosedur yang dilakukan untuk data input setelah melalui proses transformasi untuk data input tanpa melalui proses transformasi diperoleh model akhir transfer function adalah sebagai berikut. Y t =,6X t 6 +,73X t +,9X t 5 +,39X t 8,73X t 3,9X t 7 +,3X t 3 +,785Y t 5 +,3657Y t 9 + 3

14 ,49878Y t,785y t 7 +,3657Y t +,5Y t 4 + a t Model akhir transfer function yang diperoleh menjelas-kan bahwa pola jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar pada bulan ini memiliki keterkaitan secara linear dengan pola jumlah penderita HIV/AIDS pada bulan 5, 9,,, 7,, dan 4 bulan sebelumnya serta kunjungan wisatawan pada 6,, 5, 8, 3, 7, dan 3 bulan sebelumnya di kedua daerah tersebut. Penderita HIV/AIDS beberapa bulan sebelumnya juga memiliki kaitan dengan jumlah penderita HIV/AIDS pada bulan ini. Nilai yang relatif tinggi ditunjukkan pada Y t dan Y t 4 hal ini menunjukkan bahwa terjadi efek dengan pola tahunan antar jumlah penderita HIV/AIDS saat ini dengan penderita HIV/AIDS satu tahun dan dua tahun sebelumnya, dan bulan-bulan yang lain merupakan pola yang mengikuti efek tahunan yang ada. Sehingga secara interpretasi model deret noise ARMA ([5,9,],) dengan keterkaitan terjadi pada lag-6 dapat digunakan untuk menjelaskan keterkaitan secara linear antara jumlah penderita HIV/AIDS di terkait dengan jumlah kunjungan wisatawan di kedua daerah tersebut. Tabel Perbandingan Hasil RMSE Model Transfer Function Melalui Transformasi dan Tanpa Transformasi Pada Deret Input Model Transfer Function RMSE Deret Input Melaui Proses Transformasi 3,97 Deret Input Tanpa Proses Transformasi 3,863 Tabel menunjukkan bahwa hasil perbandingan antara model transfer function melaui transformasi dan tanpa transformasi deret input. Model dengan nilai ramalan terbaik ditunjukkan oleh model transfer function tanpa melalui proses transformasi pada deret input-nya karena nilai RMSE yang diperoleh lebih kecil dari nilai RMSE model transfer function setelah melalui proses transformasi pada deret input-nya. Jadi model transfer function tanpa melalui proses transformasi pada deret input-nya akan digunakan untuk melakukan forcasting jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar untuk beberapa periode waktu ke depan. Tabel 3 Nilai Ramalan Jumlah Penderita HIV/ AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar Tahun Bulan Nilai Ramalan Selang Kepercayaan 95% Nilai Batas Bawah Batas Atas Aktual Januari 53,67 5,47 8,87 3 Februari 5,7-3,3 53,37 37 Maret 6,8 -, 44,38 4 April 7,7 -,93 45,47 36 Mei 4,58-3,6 4,78 3 Juni 46,9 7, 75,57 33 Juli 7,68-3,47 58,8 4 Agustus 3,4 -, 6,8 * September,33-8,8 53,47 * Oktober 34,5,9 66,83 * November 5,77-6,6 58,7 * Desember 5,69-6,7 58,9 * Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil ramalan jumlah penderita HIV/AIDS di memiliki hasil yang cukup jauh berbeda dengan jumlah penderita secara aktual. Namun, model transfer function yang diperoleh masih layak digunakan untuk menjelaskan keterkaitan atau hubungan antara jumlah penderita HIV/AIDS dengan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar karena nilai aktual masih berada pada selang kepercayaan 95% dari nilai forcasting. Hal ini mungkin disebabkan karena hasil ramalan yang diperoleh hanya mengacu pada data penderita HIV/AIDS yang tercatat di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar sehingga nilai forcasting masih lebih rendah dari nilai aktualnya. Data yang ada hanya sebatas data jumlah penderita HIV/ AIDS yang tercatat pada bulan tersebut, bukan data yang menjelaskan fenomena HIV/AIDS yang terjadi pada bulan tersebut ataupun pengaruh jumlah penderita HIV/AIDS dari bulan sebelumnya mengikuti suatu perhitungan matematis atau suatu pola yang pasti. 5. Kesimpulan dan Saran Model Model transfer function akhir yang diperoleh menjelaskan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar memiliki dependensi dengan jumlah penderita HIV/ AIDS pada masa sebelumnya, selain itu 4

15 memiliki keterkaitan atau suatu hubungan secara korelasi linear dengan jumlah kunjungan wisatawan di daerah tersebut. Dependensi tersebut menjelaskan bahwa setiap terjadi peningkatan satu penderita HIV AIDS pada satu tahun dan dua tahun sebelumnya maka akan terjadi peningkatan pada bulan ini sebeanyak,49878 dan,5 atau dengan kata lain sebanyak satu penderita HIV/AIDS. Periode waktu lainnya merupakan pola yang mengikuti peningkatan pada satu tahun dan dua tahun sebelumnya. Serta jumlah penderita HIV/AIDS memiliki keterkaitan secara korelasi linear dengan jumlah kunjungan wisatawan di daerah tersebut pada 6 bulan sebelumnya dan mengikuti pola tahunan. Hasil ramalan jumlah penderita HIV/AIDS di memiliki hasil yang cukup jauh berbeda dengan jumlah penderita secara aktual. Namun, model transfer function yang diperoleh masih layak digunakan untuk menjelaskan keterkaitan atau hubungan antara jumlah penderita HIV/AIDS dengan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Badung dan Kota Madya Denpasar karena nilai aktual masih berada pada selang kepercayaan 95% dari nilai forcasting. Saran kepada peneliti berikutnya dapat memodelkan jumlah penderita HIV/AIDS di Bali secara tersendiri tanpa mengaitkan dengan sektor lainnya karena beradasarkan jumlah penderita HIV/AIDS yang terus meningkat setiap tahunnya dan kemungkinan adanya dependensi dengan penderita HIV/ AIDS pada masa sebelumnya tanpa adanya pengaruh dari sektor pariwisata akan tetapi akibat dari penularan penderita HIV/AIDS yang sudah ada. Selain itu peneliti selanjutnya juga bisa memilih satu daerah yang ada namun dibahasa secara lebih mendalam, seperti berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, perantara penyebaran, dll. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Bali agar melakukan pencatatan lebih intensif tidak hanya sebatas jumlah namun juga berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, latar belakang pendidikan, dll. Sehingga persebaran dari penderita HIV/AIDS lebih terlihat jelas pergerakannya serta publikasi kepada masyarakat mengenai jumlah penderita HIV/AIDS lebih sering dilakukan sehingga mampu menumbuhkan kesadaran yang lebih akan bahaya HIV/AIDS. Daftar Pustaka Box, G.E.P., dan Jenkins, G.M. (976). Time Series Analysis Forecasting and Control, nd Edition. San Francisco: Holden-Day. Bowerman, B.L. dan O Connell, R.T. (993). Forecasting and Time series: An Applied Approach, edisi ketiga. Belmont, California : Duxbury Press. Cryer, J.D. (986). Time Series Analysis. Boston : Publishing Company. Daniel, W.W.(989). Statistika Nonparametrik Terapan. Jakarta : PT. Gramedia. Dinas Pariwisata Bali (). Data Objek dan Daya Tarik Wisata Tahun. tidak dipublikasikan, Bali. Farid,F.F.(). Pemodelan Space Pemasangan Iklan Di Surat Kabar Harian X Dengan Metode Variasi Kalender Dan Fungsi Tansfer Single Input. Tugas Akhir Jurusan Statistika FMIPA. Surabaya: ITS Johnson, L. F., Dorrington, R. E. (6). Modelling the Deographic Impact of HIV/AIDS in South Africa and the Likely Impact of Interventions, Demographic Research, Vol.4, No., pp Ketshabile, L. S. (). Utilising Tourism Potential in Combating the Spread of HIV/AIDS through Poverty Allevaiation in Rural Areas of Botswana, E3 Journal of Business Management and Economics, Vol., No., pp. -. KPAN. (998). Buku Pegangan Untuk Wartawan : Langkah Memahami HIV & AIDS. tidak dipublikasikan, Jakarta. Listyowati (). Pemodelan IHK Transportasi Berdasarkan Pada Konsumsi Bahan Bakar Minyak (Premium dan Solar) Untuk Wilayah Surabaya. Tugas Akhir Jurusan Statistika FMIPA. Surabaya: ITS. Makridakis, S., Wheelwright, S.C., dan McGee, V.E. (999). Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga. Nyabadza, F. (8). Modeling HIV/AIDS Prevention by Defense, International Journal of Biological and Life Science 4:. Wei, W.W.S. (6). Time Series Analysis: Univariate and Multivariate Methods. United State of America: Addison- Wesley Publishing Company Inc. 5

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION

PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION PEMODELAN JUMLAH PENDERITA HIV/AIDS TERKAIT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BADUNG DAN KOTA MADYA DENPASAR DENGAN METODE TRANSFER FUNCTION Oleh NYOMAN PANDU WIRADARMA (1308 100 052) Dosen Pembimbing 1

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Oleh : Defi Rachmawati 1311 105 007 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Oleh : Dwi Listya Nurina 1311105022 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Air Bersih BUMN Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-157 Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series Moh Ali Asfihani dan Irhamah

Lebih terperinci

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer TUGAS AKHIR Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer Oleh : Fani Felani Farid (1306 100 047) Pembimbing : Drs. Kresnayana Yahya M.Sc Latar Belakang

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-249 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) D-249 Analisis Fungsi Transfer pada Harga Cabai Merah yang Dipengaruhi oleh Curah Hujan Di Surabaya Putri Rintan Aryasita,

Lebih terperinci

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer OLEH : DWI LISTYA NURINI 1311 105 021 DOSEN PEMBIMBING : DR. BRODJOL SUTIJO SU, M.SI Bursa saham atau Pasar

Lebih terperinci

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran OUTLINE Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran LATAR BELAKANG Listrik elemen terpenting dalam kehidupan manusia Penelitian Sebelumnya Masyarakat

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun NAMA : RITA RAHMADHANI NRP : 1306 030 008 PEMBIMBING: DR. BRODJOL SUTIJO

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (203) 233-20 (230-9X Print) D-300 Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R- dengan Metode Fungsi Transfer

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input

Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input Jurnal Informatika Mulawarman Vol 4 No. Juli 9 8 Pemodelan Fungsi Transfer Multi Input M. Fathurahman *) Program Studi Statistika, FMIPA Universitas Mulawarman Jl. Barong Tongkok no.5 Kampus Unmul Gn.

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Novian Endi Gunawan 1, I Wayan Sumarjaya 2, I G.A.M. Srinadi 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA JEKT 8 [2] : 136-141 ISSN : 2301-8968 Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA Rukini *) Putu Simpen Arini Esthisatari Nawangsih Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER I Ketut Putra Adnyana 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Komang Gde Sukarsa 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas FMIPA

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 LOGO PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING Nama : Zahroh Atiqoh NRP : 1205 100 021 Dosen Pembimbing : 1. Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes 2. Drs. Sulistiyo,

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Oleh : Winda Eka Febriana 1307 030 002 Pembimbing : Dra. Wiwiek Setya Winahju, MS Latar Belakang PMI Merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER

PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER PEMODELAN DAN PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG DAN PESAWAT DI TERMINAL KEDATANGAN INTERNASIONAL BANDARA JUANDA SURABAYA DENGAN METODE VARIANSI KALENDER M. Insanil Kamil 0 0 0 m.insanil_kml@yahoo.com Dosen pembimbing:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: ---- Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover

Lebih terperinci

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol., No., Juli 7, Hal. 52-57 p-issn: 25-4596; e-issn: 25-4X Halaman 52 Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG LOGO DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT Oleh : Ary Miftakhul Huda (1309 100 061) Dosen Pembimbing : Dr.rer.pol.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii. HALAMAN PENGESAHAN...iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv PERNYATAAN...

Lebih terperinci

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA FATHIN FAHIMAH 226133 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng.

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH Tri Mulyaningsih ), Budi Nurani R ), Soemartini 3) ) Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) SIDANG TUGAS AKHIR KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) Disusun oleh : Ratna Evyka E.S.A NRP 1206.100.043 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 737-745 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERAMALAN DAYA LISTRIK BERDASARKAN JUMLAH PELANGGAN PLN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan Analisis Model Intervensi Fungsi Step Terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) Zuhairini Azzahra A 1, Suyono 2, Ria Arafiyah 3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 131-140 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

Peramalan Harga Beras di Perum BULOG Divre Jatim

Peramalan Harga Beras di Perum BULOG Divre Jatim Peramalan Harga Beras di Perum BULOG Divre Jatim Disusun oleh : Woro Morphi H (1309030010) Dosen Pembimbing : Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Pendahuluan Latar Belakang, Perumusan Masalah,Tujuan Penelitian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI. Oleh: IRLIZANTY YULYANTIKA RAHADI

PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI. Oleh: IRLIZANTY YULYANTIKA RAHADI PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Oleh: IRLIZANTY YULYANTIKA RAHADI 6 4 Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes Abstrak Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang

Lebih terperinci

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Efek Variasi Kalender dengan Pendekatan Regresi Time Series Nur Ajizah 1, Resa Septiani Pontoh 2, Toni Toharudin 3 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

PEMODELAN FUNGSI TRANSFER UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG

PEMODELAN FUNGSI TRANSFER UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG PEMODELAN FUNGSI TRANSFER UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA SEMARANG 1 Andayani Nurfaizah, 2 Rochdi Wasono, 3 Siti Hajar Rahmawati 1,2,3 Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 323-332 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN FUNGSI TRANSFER DENGAN DETEKSI OUTLIER UNTUK MEMPREDIKSI

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) FITROH AMALIA (1306100073) Dosen Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

Sedangkan model fungsi transfer bentuk kedua adalah sebagai berikut :

Sedangkan model fungsi transfer bentuk kedua adalah sebagai berikut : 1 Metode Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 255 dengan Pendekatan Fungsi Transfer Dwi Listya Nurini, Brodjol Sutijo SU Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 149-159) ISSN : 2450 766X PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH 1 Y. Wigati, 2 Rais, 3 I.T.

Lebih terperinci

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS Jurnal EKSPONENSIAL Volume 3, Nomor, Mei 2 ISSN 8-7829 Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS Forecasting The Number

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Jeine Tando 1, Hanny Komalig 2, Nelson Nainggolan 3* 1,2,3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam penyusunan rencana yang efektif dan efisien. Pada

Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam penyusunan rencana yang efektif dan efisien. Pada Estimasi Parameter Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Menggunakan Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) (Studi Kasus: Peramalan Curah Hujan DAS Brangkal, Mojokerto) Meytaliana Factmawati,

Lebih terperinci

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Jurnal UJMC, Volume 2, Nomor 1, Hal. 28-35 pissn : 2460-3333 eissn: 2579-907X PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Novita Eka Chandra 1 dan Sarinem 2 1 Universitas

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal Uji residual white noise 2 Lag Q P value 6 3.5 9.49 0.5330 2 6.6 8.3 0.803 8 9.8 26.30 0.9059 24 9.3 33.92 0.6374 K p q Uji residual berdistribusi normal Percent 99.9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 0 5

Lebih terperinci

Penerapan Analisa Time Series Terhadap Nilai Matematika di SMAS Alfa Centauri Bandung.

Penerapan Analisa Time Series Terhadap Nilai Matematika di SMAS Alfa Centauri Bandung. Penerapan Analisa Time Series Terhadap Nilai Matematika di SMAS Alfa Centauri Bandung. Imam Nulhakim, Utriweni Mukhaiyar Institut Teknologi Bandung, Jl.Tamansari no 64, Bandung; imamnul@gmail.com Jl.Tamansari

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 3 Hal. 59 67 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA DERET WAKTU DENGAN METODE SEASONAL ARIMA ANNISA UL UKHRA Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) UJIAN TUGAS AKHIR KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) Disusun oleh : Novan Eko Sudarsono NRP 1206.100.052 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun )

ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun ) ANALISIS INTERVENSI FUNGSI STEP (Studi Kasus Pada Jumlah Pengiriman Benda Pos Ke Semarang Pada Tahun 2006 2011) Amelia Crystine 1, Abdul Hoyyi 2, Diah Safitri 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP

Lebih terperinci

Meytaliana F Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes.

Meytaliana F Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes. ESTIMASI PARAMETER AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) MENGGUNAKAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) (STUDI KASUS PERAMALAN CURAH HUJAN DAS BRANGKAL MOJOKERTO) Meytaliana F. 1210100014

Lebih terperinci

Peramalan Volume Distribusi Air di PDAM Kabupaten Bojonegoro dengan Metode ARIMA Box- Jenkins

Peramalan Volume Distribusi Air di PDAM Kabupaten Bojonegoro dengan Metode ARIMA Box- Jenkins Peramalan Volume Distribusi Air di PDAM Kabupaten Bojonegoro dengan Metode ARIMA Box- Jenkins Fastha Aulia P / 1309030018 Pembimbing: Ir.Dwiatmono Agus M.Ikomp Latar Belakang Air sebagai sumber kehidupan

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

Prediksi Wisatawan Mancanegara Ke Jawa Barat Melalui Pintu Masuk Bandara Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati Menggunakan Metode SARIMA

Prediksi Wisatawan Mancanegara Ke Jawa Barat Melalui Pintu Masuk Bandara Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati Menggunakan Metode SARIMA Politeknik Negeri Bandung July 26-27, Prediksi Wisatawan Mancanegara Ke Jawa Barat Melalui Pintu Masuk Bandara Husein Sastranegara dan Pelabuhan Muarajati Menggunakan Metode SARIMA Agus Supriatna 1, Betty

Lebih terperinci

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA 1 Harnum Annisa Prafitia dan 2 Irhamah

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP.

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL. Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP. PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN DI AGROWISATA KUSUMA BATU MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL Oleh: Niswatul Maghfiroh NRP. 1208100065 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 21 BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 3.1 Model Variasi Kalender Liu (Kamil 2010: 10) menjelaskan bahwa untuk data runtun waktu yang mengandung efek variasi kalender, dituliskan pada persamaan

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL

PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL E-Jurnal Matematika Vol. 5 (4), November 2016, pp. 183-193 ISSN: 2303-1751 PERAMALAN CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPEKTRAL Ni Putu Mirah Sri Wahyuni 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Gusti Ayu Made

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

(S.4) PENDEKATAN METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ARIMA

(S.4) PENDEKATAN METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ARIMA (S.4) PENDEKATAN METODE ALGORITMA GENETIK UNTUK IDENTIFIKASI MODEL ARIMA Jimmy Ludin Mahasiswa Program Magister Jurusan Statistika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data 5 korelasi diri, dan plot korelasi diri parsial serta uji Augmented Dickey- Fuller b. Identifikasi Model dengan metode Box-Jenkins c. Pemutihan deret input d. Pemutihan deret output berdasarkan hasil pemutihan

Lebih terperinci

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010 Statistika, Vol., No., Mei PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI Reksa Nila Anityaloka, Atika Nurani Ambarwati Program Studi S Statistika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR

Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (0) 7-0 (0-X Prin D-7 Pemodelan Inflasi di Kota Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta dengan pendekatan GSTAR Laily Awliatul Faizah dan Setiawan Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI Trio Yonathan Teja Kusuma 1, Sandra Praharani Nur Asmoro 2 1,2)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Data Deret Berkala Suatu deret berkala adalah himpunan observasi yang terkumpul atau hasil observasi yang mengalami peningkatan waktu. Data deret berkala adalah serangkaian

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 33-42 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP PERMINTAAN BBM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di kenal sebagai AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). AIDS merupakan penyakit yang sangat

Lebih terperinci

PEMILIHAN MODEL TERBAIK DAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA (WISMAN) KE BALI TAHUN 2014

PEMILIHAN MODEL TERBAIK DAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA (WISMAN) KE BALI TAHUN 2014 66 Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol. 20 No., Februari 205 PEMILIHAN MODEL TERBAIK DAN PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA (WISMAN) KE BALI TAHUN 204 Rukini I Wayan Sukadana 2 Luh Gede Meydianawathi

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor 1, Mei 2017 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor 1, Mei 2017 ISSN Jurnal EKSPONENSIAL Volume 8, Nomor, Mei 07 ISSN 085-789 Peramalan dengan Metode Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA) di Bidang Ekonomi (Studi Kasus: Inflasi Indonesia) Forecasting

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan ekonomi dan bisnis dewasa ini semakin cepat dan pesat. Bisnis dan usaha yang semakin berkembang ini ditandai dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Peramalan Penjualan Produk Minuman TB Wilayah Pemasaran Jawa Timur dengan Menggunakan Metode VARIMA. Oleh : C. Ade Kurniawan

Tugas Akhir. Peramalan Penjualan Produk Minuman TB Wilayah Pemasaran Jawa Timur dengan Menggunakan Metode VARIMA. Oleh : C. Ade Kurniawan Tugas Akhir Peramalan Penjualan Produk Minuman TB Wilayah Pemasaran Jawa Timur dengan Menggunakan Metode VARIMA Oleh : C. Ade Kurniawan 1304100022 Latar Belakang Ketidakpastian dalam aliran hulu supply

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Model fungsi transfer multivariat merupakan gabungan dari model ARIMA univariat dan analisis regresi berganda, sehingga menjadi suatu model yang mencampurkan pendekatan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN Puji Rahayu 1), Rohmah Nur Istiqomah 2), Eminugroho Ratna Sari 3) 1)2)3) Matematika

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP SKRIPSI Disusun oleh : DITA RULIANA SARI NIM. 24010211140084 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika. Baristand Industri Surabaya)

Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika. Baristand Industri Surabaya) Peramalan Permintaan Pengujian di Lab. Kimia dan Fisika (Aneke Rintiasti, Erna Hartati, Nunun Hilyatul M.) Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika Baristand Industri Surabaya

Lebih terperinci

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 55 69. PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA John Putra S Tampubolon, Normalina Napitupulu, Asima Manurung Abstrak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 016 1 Ada tiga tahapan iterasi dalam pemodelan data deret waktu, yaitu: 1. Penentuan model tentatif (spesifikasi model)

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Peta Kendali Comulative Sum (Cusum) Residual Studi Kasus pada PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik. Rina Wijayanti

SEMINAR TUGAS AKHIR. Peta Kendali Comulative Sum (Cusum) Residual Studi Kasus pada PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik. Rina Wijayanti SEMINAR TUGAS AKHIR Peta Kendali Comulative Sum (Cusum) Residual Studi Kasus pada PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Rina Wijayanti 1306100044 Pembimbing Drs. Haryono, MSIE Dedi Dwi Prastyo, S.Si., M.Si.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK

PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK PERBANDINGAN HASIL ESTIMASI PARAMETER GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE (GSTAR) DENGAN VARIABEL EKSOGEN BERTIPE METRIK Reza Mubarak ) dan Suhartono ) ) Program Pasca Sarjana Jurusan Statistika, Institut

Lebih terperinci