STUDI KINERJA FUNGSI-FUNGSI JARAK DAN SIMILARITAS DALAM CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERBAHASA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KINERJA FUNGSI-FUNGSI JARAK DAN SIMILARITAS DALAM CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERBAHASA INDONESIA"

Transkripsi

1 STUI KINERJA FUNGSI-FUNGSI JARAK AN SIMILARITAS ALAM CLUSTERING OKUMEN TEKS BERBAHASA INONESIA Amir Hamzah 1), F. Soesianto ), Ahi Susanto ), an Jazi Eko Istiyanto 3), 1) Jurusan Teknik Informatika, Institut Sains & Teknologi AKPRIN Yogyakarta Jl. Kali Sahak No.8, Komplek Balapan Yogyakarta 55 Tlp(074) amir@akprin.ac.i, miramzah@yahoo.co.i ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Maa Jl. Grafika Yogyakarta, Phone: (6) ,9000,9001 fhsoes@mti.gajahmaa.eu 3) Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Gajah Maa Sekip Utara, Phone: (074) , Yogyakarta, Inonesia jazi@ugm.ac.i Abstrak Clustering okumen teks banyak iteliti karena peranan pentingnya alam biang text-mining an information retrieval. alam algoritma clustering pemilihan fungsi jarak atau fungsi similaritas antar objek menjai kunci keberhasilan algoritma. Paa fungsi jarak, jarak eucliean paling sering igunakan. Fungsi ini memiliki kelemahan jika igunakan untuk vektor berimensi sangat tinggi yang menyebabkan kinerja clustering menurun. Alternatif ari fungsi jarak aalah fungsi similaritas, antara lain jaccar, ice, cosine an pearson. Penelitian ini melakukan kajian tentang unjuk kerja fungsi jarak eucliean engan empat fungsi similaritas tersebut i atas jika iterapkan untuk melakukan clustering okumen teks berbahasa Inonesia. ua penekatan clustering yang icobakan aalah penekatan hierarchi an partisi. Untuk penekatan hierachi igunakan teknik aglomeratif engan metoe similaritas cluster yaitu GroupAverage an CompleteLink. Untuk penekatan partisi juga icobakan metoe, yaitu Bisecting K-Mean an Buckshot. Koleksi okumen yang igunakan 1 koleksi okumen teks berita, yaitu engan cacah okumen, 100, 00, 300,, 0,, 700,, 1009, 170 an 1370 okumen. Semua koleksi telah ilakukan clustering secara manual. Kriteria kinerja clustering iukur berasarkan waktu komputasi an valiitas clustering. Untuk valiitas igunakan nilai F- measure, yaitu nilai yang iturunkan ari Recall an Precision yang mengukur kemampuan algoritma melakukan klasifikasi secara benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil clustering terbaik aalah jika igunakan fungsi Cosine engan rata-rata F-measure untuk seluruh koleksi 0,9313; sementara yang terburuk aalah jika igunakan fungsi jarak eucleian engan rata-rata F-measure 0,4668. Secara waktu komputasi fungsi cosine juga memiliki kinerja tercepat engan rata-rata 1,9 etik seangkan terjelek aalah pearson engan rata-rata 58, etik. Kata Kunci: clustering okumen, valiitas clustering, fungsi similaritas 1. PENAHULUAN ocument Clustering banyak iteliti karena peranan pentingnya alam biang text-mining an information retrieval. alam teknik clustering berbasis feature kata engan moel ruang vektor setiap objek okumen ianaikan sebagai vektor imensi tinggi engan kata-kata yang muncul alam koleksi okumen ianggap sebagai absis alam ruang vektor tersebut. alam kajian clustering objek secara umum ukuran keekatan antar vektor objek yang ikluster lebih sering igunakan ukuran jarak, yaitu jarak eucliean. Ukuran ini mengasumsikan bahwa antar sumbu koorinat alam ruang vektor aalah saling bebas. alam vektor okumen imana koorinat aalah kata yang iekstrak ari koleksi okumen asumsi ini sebenarnya sulit ipenuhi karena biasanya alam okumen selalu aa kata yang kemunculannya tergantung paa kata yang lain. Untuk mengatasi hal ini ukuran keekatan okumen apat iukur engan fungsi lain, yaitu fungsi similaritas. Beberapa fungsi similaritas yang biasa igunakan antara lain aalah fungsi jaccar, ice, cosine an pearson. Perbaningan kinerja antar fungsi-fungsi similaritas ini an perbaningannya engan fungsi jarak eucliean jarang ilakukan. Paa sisi lain fungsi jarak an similaritas ini merupakan persoalan paling krusial alam kinerja clustering. Untuk itulah alam penelitian ini akan ilakukan upaya perbaningan kinerja fungsi-fungsi tersebut alam clustering okumen teks. Penelitian ini mencari fungsi mana yang paling efektif an efisien secara komputasional. Ukuran efektivitas iukur engan F-measure, yaitu nilai yang iukur ari Recall an Precision, seangkan efisiensi iukur engan waktu komputasi yang iperlukan untuk menyelesaiakn proses clustering. 1

2 . TINJAUAN PUSTAKA.1 Moel ruang vektor Moel ruang vektor untuk koleksi okumen menganaikan okumen sebagai sebuah vektor alam ruang kata (feature) (Rijsbergen, 1979). Clustering okumen ipanang sebagai pengelompokan vektor berasarkan suatu fungsi jarak atau similarity antar ua vektor tersebut. Jika koleksi n buah okumen apat iineks oleh t buah term/feature maka suatu okumen apat ipanang sebagai vektor berimensi t alam ruang term tersebut. engan emikian koleksi okumen apat ituliskan sebagai matrik kata-okumen X, yang apat itulis : X = {x ij } i= 1,,..t ; j =1,,.. N (1) x ij aalah bobot term i alam okumen ke j Proses menyusunan matrik kata-okumen (sering isebut tahap pre-processing) aalah sebagai berikut: tahap awal aalah pengubahan ekspresi kata ke lower-case an penghilangan stop-wor, seperti artikel atau preposisi misalnya ini, itu, yang, yaitu an lain-lain. Penghilangan stop-wor ini apat mengurangi frekuensi feature 30 sampai 40 persen (Rijsbergen,1979). Proses leksikal yang lain terhaap feature kata aalah proses stemming, yang akan mereuksi semua kata ke alam akar katanya. Algoritma stemming yang suah luas iterapkan alam sistem IR aalah algoritma yang ibangun oleh Porter (1987), biasa isebut engan Porter Stemmer. Algoritma ini telah imoifikasi ke alam berbagai bahasa. Moifikasi untuk bahasa Inonesia ilakukan oleh Tala(004). Review etail tentang stemmer bahasa Inonesia telah ilakukan oleh Asian(005), seangkan efek stemming paa clustering okumen bahasa Inonesia ilakuan oleh Hamzah (006). Untuk meningkatkan kemampuan term sebagai pembea okumen pembobotan atas term perlu ilakukan. Pembobotan asar ilakukan engan menghitung frekuensi kemunculan term alam okumen karena ipercaya bahwa frekuensi kemunculan term merupakan petunjuk sejauh mana term tersebut mewakili isi okumen. Menurut Luhn (1958), kekuatan pembea terkait engan frekuensi term (term-frequency, tf), i mana term yang memiliki kekuatan iskriminasi aalah term engan frekuensi seang. Untuk itu pemotongan frekuensi bawah biasanya itempuh engan memberikan treshol tertentu untuk minimal jumlah okumen yang memuat term tersebut. Pemotongan term engan frekuensi tinggi ilakukan engan membuang stop-wor.. Pembobotan Term (term weighting) Penggunaan hanya frekuensi term alam okumen sebagai bobot term tersebut alam representasi okumen tiaklah memaai. Hal ini karena bias apat muncul ari faktor lain, misalnya banyaknya okumen yang memuat term tersebut, atau faktor panjang okumen imana term tersebut muncul (Rijsbergen, 1979). Faktor panjang okumen alam koleksi berakibat seolah-olah term yang sering muncul paa okumen panjang lebih penting ari paa term yang kurang sering muncul paa okumen penek. Untuk itu normalisasi frekuensi term terhaap panjang okumen iperlukan. Secara umum bentuk pembobotan akhir term apat irangkumkan sebagai berikut (Chisholm et.al.,1999) : w ij =L ij.g i.n j () i mana w ij aalah akhir bobot total term i alam okumen ke j, L ij aalah bobot lokal term i alam okumen ke j yang mengukur seberapa penting peranan term i alam okumen j, G i bobot global term i yang mengukur seberapa penting term i alam seluruh koleksi okumen, an N j aalah faktor normalisasi untuk okumen ke j untuk menghilangkan pengaruh bias karena panjang okumen. Berbagai variasi pembobotan lokal, global an normalisasi yang apat iterapkan paa vektor okumen irangkumkan alam Chisholm et.al. (1999). N Kombinasi terbaik yang sering igunakan aalah f ij untuk bobot lokal L ij (isebut TF), an log sebagai n i bobot global G i (isebut IF) an pembobotan normal sehingga panjang vektor aalah satu, yaitu : N j = = m i 0 1 (3) ( G i L ) Sehingga bentuk akhir isebut sebagai pembobotan TF-IF ternormalisasi, yaitu : ij

3 w ij = N (log( f + ij 1).log n (4) i t N (log( f ij + 1).log i= 1 ni i mana w ij aalah akhir bobot total term i alam okumen ke j, f ij aalah frekuensi kata ke-i alam okumen kej, N cacah okumen alam koleksi, n i cacah okumen menganung term i an t aalah cacah total term..3 Fungsi jarak an similaritas antar vektor okumen Kesamaan antara okumen i engan okumen j apat iukur engan fungsi similaritas ( mengukur kesamaan) atau fungsi jarak (mengukura ketiaksamaan). Beberapa fungsi similaritas an fungsi jarak yang apat ijumpai antara lain aalah ice, Jaccar, Eucliean istance, Pearson Correlation an Cosine-similarity (Tombros, 00). Berikut ini formula fungsi-fungsi tersebut : ice: sim( i, j ) = Jaccar : sim( i, j ) = k = 1 + ik ik k = 1 k = 1 k= 1 ik + i= 1 k= 1 k= 1 ik ik (5) (6) Eucleian istance: is( i, j ) = ( ik ) (7) k= 1 Cosine : sim( i, j ) = i= 1 ( ik ) k = 1 k = 1 i j ( ) (8) Pearson Correlation : sim( i, j ) = 1 ( i i ) i i T ( j j ) + 1 j j (9) Menurut Strehl et.al. (000) untuk tujuan clustering okumen jarak fungsi yang paling baik aalah fungsi similaritas Cosine. Akan tetapi ibaningkan engan fungsi similaritas yang lain, seperti jaccar, ice an pearson, kelebihan cosine ini belum icobakan an ielaborasi. Secara formula fo\ungsi cosine memiliki keuntungan untuk efisiensi komputasi, yaitu apabila vektor okumen tarnsformasikan ke alam bentuk vektor satuan, maka sehingga i =1 an j =1 maka fungsi similaritas cosine menjai seerhana, yaitu sekear perkalian antar vektor, yaitu : t Cosine-sim( i, j ) = (10) i= 1 i j.4 Algoritma Clustering okumen alam moel ruang vektor ikenal ua penekatan algoritma clustering, yaitu hierarchi an partisi (Jain,1988). ari penerapan clustering yang luas paa biang sains an teknik salah satu penerapannya aalah untuk clustering okumen. ari algoritma hierarchi aa ua penekatan, yaitu ivisive an aglomerative. ari ua penekatan tersebut, penekatan agglomerative lebih banyak iteliti untuk clustering okumen. 3

4 Metoe Hierarchi Agglomerative untuk Clustering okumen Berikut ini algoritma asar klustering secara aglomerative, engan menggunakan notasi cluster, N = cacah objek an c = cacah cluster yang akan ibuat: [1]. Anaikan ĉ =N ; himpunan objek C={x i }, i=1,, n []. Jika ĉ < c stop [3]. Temukan ua kluster terekat : C i an C j [4]. gabungkan C i an C j, hapus C j an kurangi ĉ engan satu [5]. 5. Pergi ke langkah ĉ = himpunan Tahap paling krusial yaitu langkah 3, tahap penggabungan kluster yang itentukan engan beberapa ukuran similaritas antar kluster. Beberapa metoe penggabungan kluster antara lain : UPGMA, CST, IST, Single Link an Complete Link (Jain,1988). Menurut Hamzah kk (007) untuk clustering okumen teks metoe yang terbaik aalah UPGMA an Complete Link. Berikut ini ringkasan masing-masing teknik tersebut: Unweighte Pair Group Metho Average similarity (UPGMA): Similaritas ua kluster iukur engan rata-rata hitung similaritas antar seluruh pasangan titik antara keua kluster. Complete Link(CL) : jarak terbaik ua kluster iwakili oleh jarak terjauh (similaritas terenah) ari ua titik ari ua kluster. K-Means Clustering Algoritma K-means clustering merupakan algortima iteratif engan meminimalkan jumlah kuarat error antara vektor objek engan pusat kluster terekatnya (Jain, 1988). Algoritma K-means stanar apat ituliskan sebagai : [1]. Ambil K objek sebagai see ari K pusat kluster []. Untuk semua objek: cari kluster engan jarak terekat, an tetapkan objek masuk alam kluster tersebut. [3]. Hitung ulang pusat kluster engan rata-rata objek alam kluster tersebut [4]. Hitung fungsi kriteria an lakukan evaluasi. Jika fungsi kriteria berubah cukup kecil algoritma berhenti. Bisecting K-Means Clustering Metoe Bisecting K-means Steinbach et.al. (000) mencoba menggabungkan penekatan partitional engan ivisive hierarchical, yaitu mula-mula seluruh okumen ibagi ua engan cara K-means (bisectingstep). Selanjutnya cara itu ikenakan paa suatu kluster yang ipilih engan cara tertentu sampai iperoleh K buah kluster. Berikut ini algoritmanya : [1]. Ambil satu kluster untuk isplit engan K-means (bisecting step) []. Ulangi langkah [1] sebanyak ITER kali, an ambil hasil terbaik yang memiliki overal similarity terbesar. [3]. Ulangi langkah [1] an [] sampai iapatkan K buah kluster. Overall similarity paa langkah [] itentukan sebagai rata-rata similaritas setiap titik terhaap pusat klusternya masing-masing. Seangkan pemilihan kluster paa langkah satu paa setiap iterasinya apat igunakan cara memilih kluster engan ukuran cacah objek terbesar atau memilih kluster yang memiliki variance terbesar. Buckshot Clustering Algoritma Buckshot menggunakan penekatan hierarchie agglomerative untuk menapatkan k buah vektor sebagai pusat kluster awal (Cutting et.al.,199). Langkah Buckshot mula-mula mengambil sampel acak sebesar kn buah okumen, yang ikluster engan cluster subroutine, yaitu proseur hierarchie agglomerative untuk menapatkan k buah kluster. Selanjutnya engan partisi awal yang iapat ari Buckshot proses refinement ilakukan sebagaimana alam K-means clustering..5 Parameter kinerja clustering Parameter kinerja paa stui clustering teriri ari ua parameter, yaitu parameter yang mengukur sejauh mana algoritma apat menyerupai clustering yang ilakukan secara manual oleh manusia ( ahli ) an waktu yang iperlukan untuk melakukan clustering. Untuk penelitian ini ahli telah ibentuk tim kecil teriri 3 4

5 osen (termasuk penulis) an mahasiswa untuk melakukan clustering secara manual seluruh koleksi okumen yang icobakan. Untuk kinerja yang pertama parameter yang igunakan aalah engan menghitung F-measure yang iturunkan ari tabel confusion-matrix seperti Tabel 1 berikut : Manual (i) Class (i) Tabel 1. Hubungan Nilai Actual-Class an Preicte Algoritma Clustering (j) Custer-1 Cluster- Total Per Class Cass-1 n 11 n 1 n i, i=1 Class- n 1 n ni, i= Total Per Cluster nj, j=1 nj, j= n ari tabel iturunkan nilai R an P, yakni jika j mewakili clustering oleh algoritma an i mewakili klasifikasi manual, apat itentukan : R = Recall( i, j ) = n ij /n i (11) P = Precision( i, j ) = n ij /n j (1) F( i ) = PR/(P+R) (13) engan F(i) iambil nilai terbesar ari setiap kluster untuk class i. F-measure keseluruhan cluster hasil clustering aalah : ni xf( i) i F-measure = (14) n 3. METOE PENELITIAN Bahan ari penelitian ini aalah koleksi okumen teks berita yang iownloa ari beberapa sumber news online i internet, yaitu Tempo online, Kompas online an e-library.com. Koleksi yang okumen asalnya berupa file-file html iformat ulang engan membuang tag-tag html an menggabungkannya menjai satu file. Setiap koleksi isimpan alam satu file yang teriri ari okumen-okumen yang suah murni berupa okumen teks. Setiap okumen yang satu engan okumen lain ipisahkan engan tag <OC>..</OC>. Aapun format setiap okumen aakah seperti Gambar 1. Statistik koleksi berita yang igunakan alam penelitian ini secara lengkap isajikan seperti paa Tabel 1. Beberapa perangkat lunak sebagai alat yang igunakan paa penelitian ini aalah sebagai berikut. a) Komputasi ilakukan engan menggunakan komputer PC Intel Pentium IV.8GHz, RAM 1GB, Har isk 80 GB, an sistem operasi Winows XP Professional. b) Bahasa pemrograman yang ipergunakan aalah Borlan C++ Builer 5.0, java 1.4.1_, an Matlab versi <OC> <OCNO>news10513-html</OCNO> mayjen syafrie samsuin akan jai kapuspen tni jakarta meia mantan pangam jaya mayjen syafrie samsuin akan menjai kapuspen tni menggantikan marsekal mua graito husoo menurut informasi yang iperoleh antara jakarta kamis syafrie samsuin menjai kapuspen tni an serah terima jabatan akan ilakukan paa akhir februari 00 namun kebenaran informasi tersebut hingga kini belum apat ikonfirmasikan ke kapuspen tni m-1 </OC> Gambar 1. Format okumen berita 5

6 Nama Koleksi Cacah ok Cacah cluster Tabel. Nama Koleksi okumen teks berita Ukuran Cluster Cch Kata Unik Min Cch kata/ok Max Cch kata/ ok Rerata juml kata/ ok Nws 5 Sama Nws Sama Nws Sama Nws Bea Nws 11 Bea Nws Bea Nws 13 Bea Nws Bea Nws 14 Bea Nws Bea Nws Bea Nws Bea Program clustering an evaluasi clustering ikoekan engan java (1.4.1_). Paa seluruh koleksi ilakukan clustering engan berbagai algoritma clustering. Setiap algoritma ikoekan engan 5 macam fungsi, 1 fungsi jarak eucleian an 4 fungsi similaritas. Hasil kinerja clustering ibaningkan engan membaningkan nilai F- measurenya. 4. HASIL AN PEMBAHASAN Hasil perancangan antar muka untuk proses clustering engan berbagai macam fungsi similaritas memiliki tampilan seperti paa gambar berikut. Paa tampilan tersebut list okumen paa tiap-tiap cluster tiak itampilkan untuk menghemat ruang. Selanjutnya untuk algoritma hiararchi an partisi masing-masing ilakukan pengujian secara terpisah. Gambar. Perancangan antar muka proses clustering okumen 4.1 Hasil perbaningan paa algoritma hierarchi Berikut ini hasil perbaningan kinerja fungsi jarak an similaritas paa algoritma hierarchi engan metoe penggabungan kluster UPGMA. Tabel 3 an gambar menunjukkan hasil kinerja tersebut. 6

7 Tabel 3. Nilai F-measure hasil clustering engan metoe UPGMA engan 5 fungsi Koleksi COSN EUCL JACC ICE PEAR 1,0000 0,8493 0,6566 1,0000 0, ,9856 0,7474 0,9006 0,956 0, ,9848 0,376 0,956 0,965 0, ,9834 0,4139 0,945 0,9654 0,95 0,9545 0,3765 0,8397 0,9354 0, ,9139 0,3987 0,8333 0,9078 0,47 0,8581 0,487 0,813 0,841 0, ,8873 0,3457 0,8735 0,851 0,3456 0,9109 0,786 0,8656 0,8917 0, ,8345 0,761 0,7473 0,8111 0, ,8403 0,745 0,7573 0,801 0, ,89 0,657 0,6734 0,784 0,4534 Average 0,9170 0,4193 0,815 0,8898 0,959 F-measure 1,0 1,00 0,80 0,60 0,40 0, Koleksi okumen COSN EUCLI JACC ICE PEARSN Gambar 3. Nilai F-measure engan algoritma UPGMA untuk 5 fungsi ari tabel 3 terlihat bahwa fungsi similaritas cosine memiliki kinerja rata-rata terbaik (0,9170) an terbaik paa kinerja setiap koleksi seperti tampak alam grafik gambar 3. Urutan keua aalah fungsi ice (0,8898). Fungsi similaritas ice memiliki formula yang mirip engan cosine. Fungsi engan kinerja terjelek aalah similaritas engan korelasi pearson (0,959). Untuk penggunaan fungsi jarak eucliean kinerjanya, meskipun bukan terjelek, tetapi cukup kecil yaitu rata-rata 0,4193. Tabel 4. Waktu komputasi (etik) clustering engan metoe UPGMA engan 5 fungsi Koleksi COSS EUCL JACC ICE PEAR 0,031 0,094 0,047 0,110 0, ,094 0,453 0,110 0,110, ,797 4,81 0,813 0,813 3, 300,657 16,610,687,790 16,480 6,016 3,870 6,38 5,15 37, ,688 53,311 10,66 9,880 43,560 16,97 87,860 16,0 16, , ,390 15,0 5,560 5,10 678,457 34,830 18,0 36,980 34, , , ,960 6, 61, , , ,18 16, , , ,797 98,03 198,4 199, ,300 Average 39,810 3,783 48,037 4, ,14 7

8 Secara waktu komputasi paa algoritma UPGMA juga terlihat bahwa fungsi similaritas cosine memiliki efisiensi yang paling tinggi, yaitu rata-rata 39,81 etik. Seangkan waktu komputasi yang paling buruk aalah paa fungsi pearson yang memiliki rata-rata 581,14 etik. Fungsi jarak eucliean juga memiliki efisiensi yang renah ibaningkan engan fungsi similaritas seperti ice an jaccar. Untuk waktu komputasi engan algoritma UPGMA bagi 5 fungsi yang itinjau apat isajikan alam tabel 4 an gambar 4. Time (sec) 1,00 1, ,00,00, Koleksi okumen COSN EULCI JACCR ICE Series5 Gambar 4. Waktu komputasi (etik) clustering engan algoritma UPGMA untuk 5 fungsi Untuk algoritma hierarchi agglomerative menggunakan metoe penggabungan cluster Complete Link, hasil kinerja fungsi-fungsi tiak jauh berbea engan UPGMA ari segi efektivitas an efisiensi komputasinya. Grafik F-measure an grafik waktu komputasi isajikan alam gambar 5 (a) an (b). F-measure 1,0 1,00 0,80 0,60 0,40 0, Koleksi okumen COSN EUCLI JACCR ICE PEARSN Time (sec),00, Koleksi okumen 170 COSN EUCL JACCR ICE PEARSN (a) (b) Gambar 5. Efektifitas an efisiensi fungsi jarak an similaritas paa algoritma Complete Link (a) Nilai F-measure ari 5 fungsi (b) Waktu komputasi (etik) ari 5 fungsi 4. Hasil perbaningan paa algoritma partisi Paa perbaningan kinerja fungsi similaritas engan algoritma engan penekatan partisi hasilnya memiliki pola yang hampir sama engan penekatan hierarchi. Berikut ini hasil perbaningan kinerja fungsi jarak an similaritas paa algoritma partisi metoe Buckshot an metoe Bisecting K-Means. Paa ua penekatan ini kinerja terbaik juga icapai jika fungsi similaritas aalah cosine, isusul yang keua fungsi ice, fungsi Jaccar, eucliean an yang terburuk háala fungsi korelasi pearson. Tabel 5 menunjukkan nilai-nilai F- measure untuk metoe Buckshot. Untuk Bisecting K-mean hasil grafik F-measure an waktu komputasi apat ilihat paa gambar 6. Pola ini sama juga engan pola paa BuckShot, Complete Link an UPGMA. Jika icermati paa formula fungsi similaritas an fungsi jarak yang icobakan, fungsi cosine merupakan fungsi yang paling seerhana, yakni jika vektor okumen alam keaaan normal sehingga operasi yang ilakukan háala perkalian vektor saja. Inilah yang menyebabkan fungsi cosine memiliki efisiensi komputasi yang paling baik. Paa fungsi lain seperti korelasi-pearson memiliki formula yang paling kompleks sehingga efisiensi komputasinya paling renah an kinerjanya paling buruk. 8

9 Untuk fungsi jarak euclieean juga terlihat memiliki kenerja yang relatif buruk meskipun tiak lebih buruk ari korelasi pearson, tetapi kinerjanya lebih buruk ari fungsi similaritas ice an jaccar. Kinerja yang jelek ari fungsi eucliean ini háala karena fungsi jarak ini mengasumsikan inepenensi yang tinggi antar koorinat vektor alam ruang vektor. Fungsi jarak eucliean juga terlihat menurun rastis jika imenai ruang vektor semakin tingi, meskipun paa fungsi lainpun terjai penurunan kinerja jika imensi semakin tinggi. Tabel 5. Nilai F-measure hasil clustering engan metoe BUCKSHOT engan 5 fungsi Koleksi COSN EUCL JACC ICE PEAR 0,9845 0,7654 0,8974 0,9674 0, ,9830 0,753 0,8976 0,933 0, ,9343 0,543 0,956 0,965 0, ,9654 0,4356 0,945 0,984 0,34 0,9545 0,4011 0,8754 0,9354 0, ,91 0,3987 0,8854 0,934 0,343 0,843 0,487 0,813 0,8543 0, ,8754 0,453 0,7867 0,851 0,3564 0,8944 0,4987 0,813 0,8876 0, ,803 0,43 0,7473 0,833 0, ,8430 0,4678 0,7640 0,813 0, ,80 0,4356 0,6734 0,7845 0,33 Average 0,9019 0,11 0,8375 0,893 0,339 F-measure 1,0 1,00 0,80 0,60 0,40 0, Koleksi okumen COSN EUCLI JACCR ICE PEARSN Time (sec) 18,00 16,00 14,00 1,00 1 8,00 6,00 4,00,00 00 Koleksi okumen Cosine Eucli Jaccar ice Pearson Gambar 6. Efektifitas an efisiensi fungsi jarak an similaritas paa algoritma Bisecting K-Means (a) Nilai F-measure ari 5 fungsi (b) Waktu komputasi (etik) ari 5 fungsi 5. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang apat iambil ari penelitian ini aalah : - Paa semua algoritma yang icobakan, yaitu UPGMA an Complete paa penekatan hierarchi an Buckshot an Bisecting K-Mean paa penekatan partisi fungsi similaritas Cosine secara consisten menunjukkan kinerja yang terbaik, baik paa sisi hasil clusteringnya yang memiliki rata-rata F-measure paling tinggi maupun arisisi efisiensi komputasinya yang memiliki rata-rata paling renah - Fungsi yang kinerjanya terburuk aalah fungsi similaritas korelasi pearson. iuga kinerja komputasi yang buruk karena kompleksitas formulanya - Fungsi similaritas yang lain, yaitu ice an Jaccr kinerjanya menekati fungsi similaritas cosine, meskipun ari sisi efisiensi komputasinya masih kalah engan cosine - Fungsi jarak eucliean memiliki kinerja yang buruk meskipun tiak yang terburuk, baik ari sisi hasil clustering yang ihasilkan maupun ari sisi efisiensi komputasinya. 9

10 6. AFTAR PUSTAKA Asian, J., H. E. Williams, an S. M. M. Tahaghoghi, 005, Stemming Inonesian, 8th Australian Computer Science Conference (ACS005). Chisholm, E. an T. G. Kola, 1999, New Term Weighting Formula for the Vector Space Metho in Information Retrieval, Research Report, Computer Science an Mathematics ivision, Oak Rige National Library, Oak Rige, TN , March Cutting,. R.,. R. Karger, J. O. Peerson, an J. W. Tukey,199, Scatter/Gather:A Cluster-base Approach to Browsing Large ocument Collection, Proceing 15 th Annual Int 7ACM SIGIR Conference on R& in IR, June 199. Hamzah, A., Ahi Susanto, F.Soesianto, Jazi Eko Istiyanto, 007, Stui Komparasi Algoritma Hierarchical an Partitional Untuk Clustering okumen Teks Berbahasa Inonesia, Jurnal Terakreitasi, ACAEMIA ISTA Agustus 007 Jain, A.K. an R. C. ubes, 001, Algorithms for Clustering ata, Prentice-Hall. Luhn, H.P. (1958), The Automatic Creation of Literature Abstracts. IBM Journal of Research an evelopment, : Porter, M., 1980, An Algorithm for Suffix Stripping, Program 13(3), Rijsbergen, C. J.,1979, Information Retrieval, Information Retrieval Group, University of Glasgow. Steinbach, M., G. Karypis, an V. Kumar, 000, A Comparison of ocument Clustering Techniques, K Workshop on Text Mining, Strehl, A., J. Ghosh, an R. Mooney, 000, Impact of Similarity Measures on Web-Page Clustering, Proceeing of the Workshop of Artificial Intelligent for Web Search, 17 th National Conference on Artificial Intelligence, July 000. Tala, F. Z., 004, A Stuy of Stemming Effect on Information Retrieval in Bahasa Inonesia, Master Thesis, Universiteit van Amsteram, The Netherlans 30

ISSN : rui JUNUSAN IEXNIK FAKULTAS TEKNO UPN {YETERAN'

ISSN : rui JUNUSAN IEXNIK FAKULTAS TEKNO UPN {YETERAN' ISSN : 1979-38 i\ rui Xp nl u* JUNUSAN IEXNIK FAKULTAS TEKNO UPN {YETERAN' AFTAR ISI IIAI,AMAN JI]UL AT-I R ISI BI]KI] I A, 'OMPIITATIONAI, L Mulrlpk scquen.c Aliefroit M Amlisis sif,y senmik Gunung M

Lebih terperinci

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB

DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB ISSN: 1693-6930 17 DETEKSI API REAL-TIME DENGAN METODE THRESHOLDING RERATA RGB Kartika Firausy, Yusron Saui, Tole Sutikno Program Stui Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Inustri, Universitas Ahma Dahlan

Lebih terperinci

Data Mining. Metode Klasterisasi K-Means

Data Mining. Metode Klasterisasi K-Means Data Mining Metoe Klasterisasi K-Means Pokok Pembahasan. Konsep Dasar Clustering. Tahapan Clustering. K-Means Clustering Algoritma K-Means Rumus Umum K-Means 4. Case Stu Konsep Dasar Klusterisasi Data,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

KOM341 Temu Kembali Informasi

KOM341 Temu Kembali Informasi KOM341 Temu Kembali Informasi KULIAH #3 Inverte Inex?? o Apa persamaan pokok bahasan antara Rijbergen Ch.2 engan Manning Ch.2? o Apa perbeaannya? 1 Inverte inex construction perkebunan, pertanian, an kehutanan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED BOOLEAN

PERANCANGAN INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED BOOLEAN PERANCANGAN INFORMATION RETRIEVAL SYSTEM UNTUK DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN EXTENDED BOOLEAN Steven Teknik Informatika Universitas Tarumanagara Jl. S. Parman No.1, Jakarta 11440 Inonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Information age atau computer age adalah suatu era dimana kebutuhan seseorang akan informasi menjadi suatu hal yang sangat penting. Pada saat era informasi ini seseorang

Lebih terperinci

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur

Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur Mata Kuliah Koe SKS : Perancangan Struktur Beton : CIV-204 : 3 SKS Kombinasi Gaya Tekan an Lentur Pertemuan 9,10,11 Sub Pokok Bahasan : Analisis an Desain Kolom Penek Kolom aalah salah satu komponen struktur

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n

MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n MAKALAH TUGAS AKHIR DIMENSI METRIK PADA PENGEMBANGAN GRAPH KINCIR DENGAN POLA K 1 + mk n Oleh : JOHANES ARIF PURWONO 105 100 00 Pembimbing : Drs. Suhu Wahyui, MSi 131 651 47 ABSTRAK Graph aalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan rangkaian dari langkah-langkah yang diterapkan dalam penelitian, secara umum dan khusus langkah-langkah tersebut tertera pada Gambar flowchart

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE)

ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) ANALISIS CLUSTER PSIKOGRAFIS KONSUMEN KEDIRI TOWN SQUARE (CLUSTER ANALYSIS PSYCHOGRAPHIC CONSUMERS KEDIRI TOWN SQUARE) Amin Tohari Universitas Nusantara PGRI Keiri, amin.tohari@unpkeiri.ac.i Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

CLUSTERING UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENYAJIAN INFORMASI DARI MESIN PENCARI TEKS

CLUSTERING UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENYAJIAN INFORMASI DARI MESIN PENCARI TEKS CLUSTERING UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENYAJIAN INFORMASI DARI MESIN PENCARI TEKS Amir Hamzah 1, Adhi Susanto 2, F. Soesianto 2, Jazi Eko Istiyanto 3 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER

METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER METODE PERSAMAAN DIOPHANTINE LINEAR DALAM PENENTUAN SOLUSI PROGRAM LINEAR INTEGER Asrul Syam Program Stui Teknik Informatika, STMIK Dipanegara, Makassar e-mail: assyams03@gmail.com Abstrak Masalah optimasi

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Hierarchical Clustering

Pengenalan Pola. Hierarchical Clustering Pengenalan Pola Hierarchical Clustering PTIIK - 2014 Course Contents 1 Agglomerative Hierarchical Clustering (AHC) 2 Stui Kasus 3 Latihan an Diskusi 4 Progress Final Project Hierarchical Clustering Hierarchical

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT ANALISIS KLASTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH BERDASARKAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT 1 Safa at Yulianto, Kishera Hilya Hiayatullah 1, Ak. Statistika Muhammaiyah Semarang

Lebih terperinci

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan

Ax b Cx d dan dua persamaan linier yang dapat ditentukan solusinya x Ax b dan Ax b. Pada sistem Ax b Cx d solusi akan SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINIER PADA ALJABAR MAX-PLUS Bui Cahyono Peniikan Matematika, FSAINSTEK, Universitas Walisongo Semarang bui_oplang@yahoo.com Abstrak Dalam kehiupan sehari-hari seringkali kita menapatkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI AN EVALUASI Pada bab ini, disajikan spesifikasi sistem yang digunakan, pengujian program serta hasil pengujian. Pengujian dilakukan dengan melakukan pencarian kata kunci terhadap sejumlah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang DAFTAR TABEL Tabel 3-1 Dokumen Term 1... 17 Tabel 3-2 Representasi... 18 Tabel 3-3 Centroid pada pengulangan ke-0... 19 Tabel 3-4 Hasil Perhitungan Jarak... 19 Tabel 3-5 Hasil Perhitungan Jarak dan Pengelompokkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham

BAB II DASAR TEORI. II.1 Saham BAB II DASAR TEORI Paa bab ini akan ijelaskan asar teori yang igunakan selama pelaksanaan Tugas Akhir ini: saham, analisis funamental, analisis teknis, moving average, oscillator, an metoe Relative Strength

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor penting penunjang globalisasi ialah internet. Semakin majunya teknologi internet menyebabkan banyaknya pengembang perangkat lunak membuat berbagai

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN BISNIS

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN BISNIS Volume 7. No 3 Novemb r 2006 tssn 1411.4453 SKNo 23a / DIKT /XBp/2004 JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN BISNIS Seleksi f?,ure Xala Berdasarli+n!?.ia!si l{cmrn.olan Kala Dalam P6ningkatan Unj!k l

Lebih terperinci

Integrasi Peringkas Dokumen Otomatis Dengan Penggabungan Metode Fitur dan Metode Latent Semantic Analysis (LSA) Sebagai Feature Reduction

Integrasi Peringkas Dokumen Otomatis Dengan Penggabungan Metode Fitur dan Metode Latent Semantic Analysis (LSA) Sebagai Feature Reduction Integrasi Peringkas Dokumen Otomatis Dengan Penggabungan Metode Fitur dan Metode Latent Semantic Analysis (LSA) Sebagai Feature Reduction Junta Zeniarja 1, Abu Salam 2, Ardytha Luthfiarta 3, L Budi Handoko

Lebih terperinci

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA

BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA BAB III UJICOBA KALIBRASI KAMERA 3.1 Spesifikasi kamera Kamera yang igunakan alam percobaan paa tugas akhir ini aalah kamera NIKON Coolpix 7900, engan spesifikasi sebagai berikut : Resolusi maksimum :

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak

PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN. Abstrak PROGRAM KOMPUTER UNTUK PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN Ruy Setiawan, ST., MT. Sukanto Tejokusuma, Ir., M.Sc. Jenny Purwonegoro, ST. Staf Pengajar Fakultas Staf Pengajar Fakultas Alumni Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL

JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. JUDUL PENUH MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL Penulis Abstrak. Ketikkan Abstrak Ana i sini. Sebaiknya tiak lebih ari 250 kata. Abstrak sebaiknya menjelaskan

Lebih terperinci

ISSN:' Jurnal Teknologi. ACAN,trFTIA [SEd[ Terdkcditaq tno. 56 DIKTI/KEP/2005) Vol. l2 No.l Agustus 2007 ""I

ISSN:' Jurnal Teknologi. ACAN,trFTIA [SEd[ Terdkcditaq tno. 56 DIKTI/KEP/2005) Vol. l2 No.l Agustus 2007 I ISSN:'1410-5829 Jurnal Teknologi ACAN,trFTIA [SEd[ Terdkcditaq tno. 56 DIKTI/KEP/2005) Vol. l2 No.l Agustus 2007 ""I -l JURNAL TEKNOLOGI Pemimpir U mu rvpemlnpli Redaks i 0.. f wahyu PuNanto, MS E Pret

Lebih terperinci

EFISIENSI PHRASE SUFFIX TREE DENGAN SINGLE PASS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKAN DOKUMEN WEB BERBAHASA INDONESIA

EFISIENSI PHRASE SUFFIX TREE DENGAN SINGLE PASS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKAN DOKUMEN WEB BERBAHASA INDONESIA EFISIENSI PHRASE SUFFIX TREE DENGAN SINGLE PASS CLUSTERING UNTUK PENGELOMPOKAN DOKUMEN WEB BERBAHASA INDONESIA Desmin Tuwohingide 1, Mika Parwita 2, Agus Zainal Arifin 3, Diana Purwitasari 4 1,2,3,4 Teknik

Lebih terperinci

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201

Jurnal Teknika ISSN : Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 201 akultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume 2 No.2 Tahun 20 PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI POTENSIAL DENGAN METODE PROMETHEE II Ahma Jalaluin )

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr

Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Kontribusi Fisika Inonesia Vol. 13 No.3, Juli 00 Relasi Dispersi alam Panu Gelombang Planar Nonlinear Kerr Abstrak Hengki Tasman 1) an E Soewono 1,) 1) Pusat Penelitian Pengembangan an Penerapan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Tampilan Aplikasi IV.1.1 Tampilan Aplikasi untuk Pengguna 1. Halaman Home Halaman ini merupakan halaman pertama saat pengguna membuka aplikasi. Gambar IV.1 Tampilan

Lebih terperinci

ANALISIS KLASTERING LIRIK LAGU INDONESIA

ANALISIS KLASTERING LIRIK LAGU INDONESIA ANALISIS KLASTERING LIRIK LAGU INDONESIA Afdilah Marjuki 1, Herny Februariyanti 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank e-mail: 1 bodongben@gmail.com,

Lebih terperinci

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1

JULIO ADISANTOSO - ILKOM IPB 1 KOM341 Temu Kembali Informasi Proses Temu-Kembali KULIAH #4 Pemoelan IR Boolean moel Vector space moel Konsep IR Pemoelan IR Moel IR iefinisikan sebagai empat komponen [D, F, Q, R(q, )] Keterangan: D aalah

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

Pengujian Kerelevanan Sistem Temu Kembali Informasi

Pengujian Kerelevanan Sistem Temu Kembali Informasi Pengujian Kerelevanan Sistem Temu Kembali Informasi Ari Wibowo / 23509063 Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Batam Jl. Parkway No 1 Batam Center, Batam wibowo@polibatam.ac.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

TWEET SUMMARIZATION BERDASARKAN TRENDING TOPIC TWITTER MENGGUNAKAN ALGORITMA TF-IDF DAN SINGLE LINKAGE AGGLOMERATIVE HIERARCHICAL CLUSTERING

TWEET SUMMARIZATION BERDASARKAN TRENDING TOPIC TWITTER MENGGUNAKAN ALGORITMA TF-IDF DAN SINGLE LINKAGE AGGLOMERATIVE HIERARCHICAL CLUSTERING TWEET SUMMARIZATION BERDASARKAN TRENDING TOPIC TWITTER MENGGUNAKAN ALGORITMA TF-IDF DAN SINGLE LINKAGE AGGLOMERATIVE HIERARCHICAL CLUSTERING TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BB III PROSES PERNCNGN DN PERHITUNGN 3.1 Diagram alir penelitian MULI material ie an material aluminium yang iekstrusi Perancangan ie Proses pembuatan ie : 1. Pemotongan bahan 2. Pembuatan lubang port

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Loasi an Watu Penelitian 3.1.1 Loasi penelitian Loasi yang ijaian tempat alam penelitian ini aalah Tempat Pelelangan Ian (TPI) Kota Gorontalo. 3.1. Watu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura

Sistem Informasi Seminar dan Sidang Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Jurnal an Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (2016) 1 Informasi Seminar an Siang Tugas khir Stui Teknik Informatika Universitas Tanjungpura Muftia 1, rif Bijaksana Putra Negara 2, Novi Safriai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR YANG BERDASARKAN ONE PASS CLUSTERING UNTUK KATEGORISASI TEKS

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR YANG BERDASARKAN ONE PASS CLUSTERING UNTUK KATEGORISASI TEKS IMPLEMENTASI ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOUR YANG BERDASARKAN ONE PASS CLUSTERING UNTUK KATEGORISASI TEKS Andreas Daniel Arifin 1, Isye Arieshanti 2, Agus Zainal Arifin 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CLUSTERING MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE DAN K - MEANS PADA PENGELOMPOKAN DOKUMEN

PERBANDINGAN METODE CLUSTERING MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE DAN K - MEANS PADA PENGELOMPOKAN DOKUMEN PERBANDINGAN METODE CLUSTERING MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE DAN K - MEANS PADA PENGELOMPOKAN DOKUMEN Rendy Handoyo 1, R. Rumani M 2, Surya Michrandi Nasution 3 1,2,3 Gedung N-203, Program Studi Sistem

Lebih terperinci

BAB V EKSPERIMEN TEXT CLASSIFICATION

BAB V EKSPERIMEN TEXT CLASSIFICATION BAB V EKSPERIMEN TEXT CLASSIFICATION Pada bab ini akan dibahas eksperimen untuk membandingkan akurasi hasil text classification dengan menggunakan algoritma Naïve Bayes dan SVM dengan berbagai pendekatan

Lebih terperinci

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem emu Kembali Informasi Ari Wibowo Program Studi eknik Multimedia dan Jaringan, Politeknik Negeri Batam E-mail : wibowo@polibatam.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang? Paa bab ini ipelajari aritmatika moular yaitu aritmatika tentang kelas-kelas ekuivalensi, imana permasalahan alam teori bilangan iseerhanakan engan cara mengganti setiap bilangan bulat engan sisanya bila

Lebih terperinci

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai

Penggunaan Persamaan Pendekatan Untuk panjang gelombang pantai Penggunaan Persamaan Penekatan Untuk panjang gelombang pantai Nizar Acma Program Stui Teknik Sipil, Universitas Janabara Yogyakarta, Jl.Tentara Rakyat Mataram 35-37 Yogyakarta Email: nizarachma@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi

Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem Temu Kembali Informasi Jurnal Integrasi, vol. 6, no. 1, 2014, 21-25 ISSN: 2085-3858 (print version) Article History Received 10 February 2014 Accepted 11 March 2014 Analisis dan Pengujian Kinerja Korelasi Dokumen Pada Sistem

Lebih terperinci

Recommender System di Perpustakaan Universitas Kristen Petra menggunakan Rocchio Relevance Feedback dan Cosine Similarity

Recommender System di Perpustakaan Universitas Kristen Petra menggunakan Rocchio Relevance Feedback dan Cosine Similarity Recommender System di Perpustakaan Universitas Kristen Petra menggunakan Rocchio Relevance Feedback dan Cosine Similarity Adi Wiboo, Andreas Handoo, Minardi Taliang adi@petra.ac.id, handoo@petra.ac.id,

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier

Penggunaan Metode Multi-criteria Decision Aid dalam Proses Pemilihan Supplier Performa (24) Vol. 3, No.2: 62-7 Penggunaan Metoe Multi-criteria Decision Ai alam Proses Pemilihan Supplier Inra Cahyai Jurusan Teknik an Manajemen Inustri, Universitas Trunojoyo Maura Abstract Noways,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4. Menghitung fungsi objektif pada iterasi ke-t, 5. Meng-update derajat keanggotaan. 6. Mengecek kondisi berhenti:

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4. Menghitung fungsi objektif pada iterasi ke-t, 5. Meng-update derajat keanggotaan. 6. Mengecek kondisi berhenti: 2. v kj merupakan centroid term ke-j terhadap cluster ke-k 3. μ ik merupakan derajat keanggotaan dokumen ke-i terhadap cluster ke-k 4. i adalah indeks dokumen 5. j adalah indeks term 6. k adalah indeks

Lebih terperinci

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Text mining

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Text mining BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Text mining Text mining adalah proses menemukan hal baru, yang sebelumnya tidak diketahui, mengenai informasi yang berpotensi untuk diambil manfaatnya dari

Lebih terperinci

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF)

Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) Sistem Temu Kembali Informasi pada Dokumen Teks Menggunakan Metode Term Frequency Inverse Document Frequency (TF-IDF) 1 Dhony Syafe i Harjanto, 2 Sukmawati Nur Endah, dan 2 Nurdin Bahtiar 1 Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH

BAB 3 MODEL DASAR DINAMIKA VIRUS HIV DALAM TUBUH BAB 3 MODEL DASA DINAMIKA VIUS HIV DALAM TUBUH 3.1 Moel Dasar Moel asar inamika virus HIV alam tubuh menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut: Mula-mula tubuh alam keaaan tiak terinfeksi virus atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan tugas akhir. Adapun tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC

BAB 4 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK TEGANGAN DAN ARUS SISI DC BAB ANAL DAN MNMA RAK EGANGAN DAN ARU DC. Penahuluan ampai saat ini, penelitian mengenai riak sisi DC paa inverter PWM lima-fasa paa ggl beban sinusoial belum pernah ilakukan. Analisis yang ilakukan terutama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Belimbing manis (Averrhoa carambola L) termasuk salah satu komoitas tanaman hortikultura yang banyak igemari masyarakat Bentuknya khas terlihat seperti bintang apabila iiris

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 20010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 20010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 20010/2011 PENERAPAN METODE CLUSTERING HIRARKI AGGLOMERATIVE UNTUK KATEGORISASI DOKUMEN PADA WEBSITE SMA NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi Indonesia yang diperoleh dari Lembaga Riset Pasar E-Marketer, populasi pengguna internet tanah air pada tahun

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Text Mining Text mining merupakan suatu teknologi untuk menemukan suatu pengetahuan yang berguna dalam suatu koleksi dokumen teks sehingga diperoleh tren, pola, atau kemiripan

Lebih terperinci

1.1. Sub Ruang Vektor

1.1. Sub Ruang Vektor 1.1. Sub Ruang Vektor Dalam membiarakan ruang vektor, tiak hanya vektoer-vektornya saja yang menarik, tetapi juga himpunan bagian ari ruang vektor tersebut yang membentuk ruang vektor lagi terhaap operasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI

IMPLEMENTASI TEKNIK FEATURE MORPHING PADA CITRA DUA DIMENSI IMPLEMENTSI TEKNIK FETURE MORPHING PD CITR DU DIMENSI Luciana benego an Nico Saputro Jurusan Intisari Pemanfaatan teknologi animasi semakin meluas seiring engan semakin muah an murahnya penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISA AN PERANCANGAN 3.1 Gambaran Umum Pada masa sekarang ini, proses pencarian dokumen dalam web seperti Google, Yahoo, dan sebagainya dilakukan dengan menginput query yang diinginkan pada kotak

Lebih terperinci

Praktikum Total Quality Management

Praktikum Total Quality Management Moul ke: 09 Dr. Fakultas Praktikum Total Quality Management Aries Susanty, ST. MT Program Stui Acceptance Sampling Abstract Memberikan pemahaman tentang rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau

Lebih terperinci

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal

Respon Getaran Lateral dan Torsional Pada Poros Vertical-Axis Turbine (VAT) dengan Pemodelan Massa Tergumpal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13 ISSN: 337-3539 (31-971 Print B-11 Respon Getaran Lateral an Torsional Paa Poros Vertical-Axis Turbine (VAT engan Pemoelan Massa Tergumpal Ahma Aminuin, Yerri Susatio,

Lebih terperinci

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2

PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN. Hedwig A Tan 1, Ratna S Alifen 2 PEMODELAN PENJADWALAN LINIER DENGAN ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PROYEK PERUMAHAN Hewig A Tan, Ratna S Alifen ABSTRAK: Metoe penjawalan linier cocok untuk proyek engan aktivitas seerhana, an repetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin canggihnya teknologi di bidang komputasi dan telekomunikasi pada masa kini, membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan oleh banyak orang. Kemudahan ini

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH

PENENTUAN SOLUSI SOLITON PADA PERSAMAAN KDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANH Jurnal Matematika UNND Vol. 5 No. 4 Hal. 54 61 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIP UNND PENENTUN SOLUSI SOLITON PD PERSMN KDV DENGN MENGGUNKN METODE TNH SILVI ROSIT, MHDHIVN SYFWN, DMI NZR Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini ada beberapa tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut : Mulai Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Analisa Aplikasi

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA PENGARUH KECEPATAN ANGIN TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BERDASARKAN METODE PENMAN DI KEBUN STROBERI PURBALINGGA Nurhayati Fakultas Sains an Teknologi, UIN Ar-Raniry Bana Aceh nurhayati.fst@ar-raniry.ac.i Jamru

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT. Keywords: Training, Evaluation, Kirkpatrick Model, Employees. 376 Hania Aminah. Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta MODEL EVALUASI KIRIKPATRICK DAN APLIKASINYA DALAM PELAKSANAAN PELATIHAN (LEVEL REAKSI DAN PEMBELAJARAN) DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERUM JAKARTA Hania Aminah Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat * Jurnal Matematika Murni an Terapan εpsilon ANALISIS MODEL PREDATOR-PREY TERHADAP EFEK PERPINDAHAN PREDASI PADA SPESIES PREY YANG BERJUMLAH BESAR DENGAN ADANYA PERTAHANAN KELOMPOK Mursyiah Pratiwi, Yuni

Lebih terperinci

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur

Penerapan Model Deformasi Horizontal Mogi untuk Prediksi Perubahan Volume Sumber Tekanan pada Gunungapi Guntur Reka Geomatika Jurusan Teknik Geoesi Itenas No. Vol. 1 ISSN 8-50X Desember 01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Penerapan Moel Deformasi Horizontal Mogi untuk Preiksi Perubahan Volume Sumber Tekanan

Lebih terperinci

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA

PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA Penentuan Frekuensi Maksimum Komunikasi Raio an Suut..(Jiyo) PENENTUAN FREKUENSI MAKSIMUM KOMUNIKASI RADIO DAN SUDUT ELEVASI ANTENA J i y o Peneliti iang Ionosfer an Telekomunikasi, LAPAN ASTRACT In this

Lebih terperinci

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 1 ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS Budi Susanto (versi 1.3) Text dan Web Mining - FTI UKDW - BUDI SUSANTO 2 Tujuan Memahami konsep analisis clustering Memahami

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana tahap pertama adalah proses pengumpulan dokumen teks yang akan digunakan data training dan data testing. Kemudian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA STEMMING PADATEKS BAHASA INDONESIA

PERBANDINGAN ALGORITMA STEMMING PADATEKS BAHASA INDONESIA PERBANDINGAN ALGORITMA STEMMING PADATEKS BAHASA INDONESIA Sigit Prasetyo Karisma Utomo 1, Ema Utami 2, Andi Sunyoto 3 1,2,3 Magister Teknik Informatika STMIK AmikomYogyakarta e-mail: 1 aku@sigitt.com,

Lebih terperinci

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES

PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES PENALAAN KENDALI PID UNTUK PENGENDALI PROSES Raita.Arinya Universitas Satyagama Jakarta Email: raitatech@yahoo.com Abstrak Penalaan parameter kontroller PID selalu iasari atas tinjauan terhaap karakteristik

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Pengelompokan Non-Hierarki untuk Dataset Dokumen

Perbandingan Algoritma Pengelompokan Non-Hierarki untuk Dataset Dokumen Perbandingan Algoritma Pengelompokan Non-Hierarki untuk Dataset Dokumen Dyah Herawatie Prodi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia dy4h_h3r4@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi seperti saat ini, informasi berupa teks sudah tidak lagi selalu tersimpan dalam media cetak seperti kertas. Orang sudah mulai cenderung

Lebih terperinci

METODE MENGIKAT KEBELAKANG

METODE MENGIKAT KEBELAKANG METODE MENGIKAT KEBELAKANG Metoe mengikat ke belakang aalah menentukan suatu titik baru engan jalan mengaakan pengukuran suut paa titik yang tiak iketahui koorinatnya. Ketentuan yang harus ipenuhi aalah

Lebih terperinci

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC

PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC PERILAKU KOMPONEN STRUKTUR LENTUR PROFIL I BERDASARKAN FORMULA AISC A. PENDAHULUAN. Aa ua kegagalan yang apat terjai paa komponen struktur lentur profil I yang mengelami lentur. Kegagalan pertama profil

Lebih terperinci

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial

Metode Nonparametrik untuk Menaksir Koefisien Korelasi Parsial Prosiing Statistika ISSN 46-6456 Metoe Nonparametrik untuk Menaksir Koeisien Korelasi Parsial 1 Silmi Kaah, Anneke Iswani Ahma, 3 Lisnur Wachiah 1,,3 Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Islam Banung,

Lebih terperinci

ALGORITMA SINGLE PASS CLUSTERING UNTUK KLASTERING HALAMAN WEB

ALGORITMA SINGLE PASS CLUSTERING UNTUK KLASTERING HALAMAN WEB ALGORITMA SINGLE PASS CLUSTERING UNTUK KLASTERING HALAMAN WEB Herny Februariyanti ), Eri Zuliarso 2) ) Sistem Informasi, Unisbank Semarang 2) Teknik Informatika, Unisbank Semarang herny@unisbank.ac.id,

Lebih terperinci

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita

Tabel 3 Situs berita dan jumlah RSS yang diunduh Situs Berita 6 besar dibandingkan dengan istilah yang berada pada description. Lingkup Implemental Lingkungan implementasi yang akan digunakan adalah sebagai berikut: Perangkat Lunak : Sistem operasi Windows XP Professional

Lebih terperinci

ANALISIS SKEMA-SKEMA KEMIRIPAN VEKTOR PADA SISTEM PENILAIAN UJIAN ESSAY ONLINE

ANALISIS SKEMA-SKEMA KEMIRIPAN VEKTOR PADA SISTEM PENILAIAN UJIAN ESSAY ONLINE ANALISIS SKEMA-SKEMA KEMIRIPAN VEKTOR PADA SISTEM PENILAIAN UJIAN ESSAY ONLINE Trisna Ari Roshinta 1, Faisal Rahutomo 2, Deddy Kusbianto 3 1,2,3 Teknik Informatika, Teknologi Informasi, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 GHz DAN 3,3 GHz PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGI EMPAT SLOTS DUAL-BAND PADA FREKUENSI 2,4 DAN 3,3 Zul Hariansyah Hutasuhut, Ali Hanafiah Rambe Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

QUERY-SENSITIVE SIMILARITY MEASURE DALAM TEMU KEMBALI DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA ABSTRAK

QUERY-SENSITIVE SIMILARITY MEASURE DALAM TEMU KEMBALI DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA ABSTRAK QUERY-SENSITIVE SIMILARITY MEASURE DALAM TEMU KEMBALI DOKUMEN BERBAHASA INDONESIA Sri Nurdiati 1, Julio Adisantoso 1, Adam Salnor Akbar 2 1 Staf Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan IPA, Institut

Lebih terperinci

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2.

PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aditya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2. Makalah Tugas Akhir PENGENALAN IRIS MATA MENGGUNAKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN Aitya Angga Kusuma 1, R. Rizal Isnanto 2, Imam Santoso 2 Abstract Human iris has a very unique pattern which

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DENGAN METODE PROMETHEE (STUDI KASUS SD PLUS NURUL HIKMAH PAMEKASAN) Ubaii Teknik Informatika Universitas Maura ube_gvc@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Tugas Makalah Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI029306 Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Oleh : I PUTU ANDREAS WARANU 1204505042 Dosen : I Putu Agus

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR SITUS BERITA ONLINE UNTUK KALEIDOSKOP BERITA TAHUNAN

EKSTRAKSI FITUR SITUS BERITA ONLINE UNTUK KALEIDOSKOP BERITA TAHUNAN EKSTRAKSI FITUR SITUS BERITA ONLINE UNTUK KALEIDOSKOP BERITA TAHUNAN Afri Yosela Putri 1, Faisal Rahutomo 2, Ridwan Rismanto 3 1, 2, 3 Jurusan Teknologi Informasi, Program Studi Teknik Informatika, Politeknik

Lebih terperinci

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A

Solusi Tutorial 6 Matematika 1A Solusi Tutorial 6 Matematika A Arif Nurwahi ) Pernyataan benar atau salah. a) Salah, sebab ln tiak terefinisi untuk 0. b) Betul. Seerhananya, titik belok apat ikatakan sebagai lokasi perubahan kecekungan.

Lebih terperinci

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System

Tugas Makalah. Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Tugas Makalah Sistem Temu Kembali Informasi (STKI) TI029306 Implementasi Metode Generalized Vector Space Model Pada Information Retrieval System Oleh : I PUTU ANDREAS WARANU 1204505042 Dosen : I Putu Agus

Lebih terperinci

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning CLUSTERING DEFINISI Clustering : Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning # Unsupervised learning

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1.2 Perumusan masalah

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang 1.2 Perumusan masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Informasi telah menjadi kebutuhan primer pada kehidupan saat ini. Informasi seakan-akan menjadi mata uang baru yang membuat akurasi menjadi sangat penting ketika mencari

Lebih terperinci

1 Kapasitor Lempeng Sejajar

1 Kapasitor Lempeng Sejajar FI1201 Fisika Dasar IIA Kapasitor 1 Kapasitor Lempeng Sejajar Dosen: Agus Suroso Paa bab sebelumnya, telah ibahas mean listrik i sekitar lempeng-yang-sangat-luas yang bermuatan, E = σ 2ε 0 ˆn, (1) engan

Lebih terperinci