BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
|
|
- Leony Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan PP No. 15 tahun 2005 tentang jalan tol, jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan dan sebagai jalan nasional yang penggunaannya diwajibkan membayar tol (sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol). Untuk dapat menggunakan fasilitas jalan tol ini, setiap kendaraan harus masuk melalui gerbang tol dan setiap pengemudi harus membayar retribusi sesuai dengan golongan kendaraannya. Di Indonesia, terdapat lima golongan kendaraan yang mempunyai tarif retribusi berbeda sesuai dengan golongan kendaraan. Besaran tarif tol ditetapkan oleh pemerintah melalui beberapa pertimbangan, diantaranya kebutuhan biaya operasi, pemeliharaan dan peningkatan kapasitas yang ada, serta pengembangan jalan tol yang bersangkutan. Dalam hal ini pemerintah memiliki tujuan untuk memaksimalkan retribusi jalan tol sedemikian sehingga dapat digunakan untuk meringankan beban dana pemerintah dalam hal pengadaan dan pemeliharaan jalan tol. Namun, pemerintah juga dihadapkan pada para pengguna jalan tol yang akan berupaya untuk meminimalkan total biaya perjalanan yang harus dikeluarkan, yaitu dalam hal penghematan biaya operasi perjalanan dibandingkan apabila melewati jalan umum yang ada. Biaya yang dikeluarkan ini akan menggambarkan kualitas dari arus lalu lintas yang dilalui. Untuk mempermudah penyelesaian, maka permasalahan tersebut dapat disederhanakan dengan menggunakan model jaringan sedemikian sehingga permasalahan ini dapat dikarakterisasi menjadi suatu masalah optimisasi dengan daerah kendala dari masalah tingkat atas secara implisit merupakan penentuan oleh masalah optimisasi yang lain, yang dikenal sebagai masalah pemrograman bilevel. Tarif retribusi jalan tol akan ditentukan berdasarkan dua parameter, yaitu golongan kendaraan yang melewati gerbang tol dan gerbang tol yang dilalui kendara- 1
2 2 an. Dengan demikian besar retribusi jalan tol yang harus dikeluarkan oleh pengguna jalan tol dapat berbeda-beda tergantung dari rute jalan yang dilalui, meskipun dari asal dan tujuan yang sama. Oleh karena itu, pemerintah harus memaksimalkan rute jalan yang perlu dihubungkan dan dilayani sedemikian rupa sehingga rute optimal terbentuk sesuai dengan tujuannya serta dengan mempertimbangkan semua batasan yang ada. Selain tergantung dari besarnya tarif retribusi pada masing-masing ruas jalan tol, kualitas arus juga dipengaruhi oleh biaya perjalanan lainnya yang dikeluarkan oleh pengguna jalan tol. Salah satu diantaranya adalah Biaya Operasi Kendaraan (BOK), yaitu sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh seorang pengendara mobil yang meliputi beberapa komponen, diantaranya konsumsi bahan bakar, konsumsi minyak pelumas, konsumsi ban, pemeliharaan dan suku cadang, depresiasi, dan asuransi (Jaja dan Rahmanto, 2010). Besarnya BOK dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya adalah kecepatan perjalanan, kondisi lalu lintas, kondisi geometri jalan, dan kekasaran permukaan jalan. Misalnya, kecepatan perjalanan berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar, minyak pelumas, dan ban, kondisi lalu lintas akan menggambarkan volume lalu lintas pada beberapa ruas jalan, dan lain sebagainya. Selain itu BOK juga sangat dipengaruhi oleh waktu perjalanan. Terjadinya kemacetan-kemacetan lalu lintas akan menyebabkan naiknya biaya operasi, karena bahan bakar yang dipakai misalnya saja menjadi tidak efektif. Unsur waktu juga menjadi pertimbangan, karena setiap pengguna jalan mengartikan secara tersendiri nilai waktu yang digunakannya. Penghematan biaya perjalanan merupakan penghematan yang diperoleh pengguna jalan tol apabila dibandingkan melewati jalan umum yang ada. Oleh karena itu, dalam banyak situasi biaya perjalanan tersebut tidak dapat diketahui secara pasti melainkan mengandung ketidakpastian, sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal maka biaya tersebut akan dianggap sebagai bilangan fuzzy. Hal ini dikarenakan bahwa sangat sesuai untuk menggunakan pendekatan fuzzy ketika sebuah ketidakpastian muncul. Dengan demikian permasalahan pengoptimalan retribusi jalan tol merupakan masalah pemrograman bilevel fuzzy.
3 3 Untuk mencari solusi optimal dari permasalahan pengoptimalan retribusi jalan tol, dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mereformulasikan bentuk masalah pemrograman bilevel fuzzy menjadi masalah pemrograman bilevel crisp. Dalam pembentukannya dapat menggunakan metode ranking Yager. Salah satu keuntungan menggunakan metode ini adalah dapat menghindari adanya ketidaksesuaian dari vektor fuzzy yang terlibat dalam masalah tersebut sehingga masalah pemrograman bilevel fuzzy dapat dengan mudah diformulasikan ke dalam masalah pemrograman bilevel crisp (Ruziyeva dan Dempe, 2012). Selanjutnya permasalahan dapat diselesaikan dengan menerapkan konsep metode konvensional yang ada untuk masalah pemrograman bilevel crisp. Pada tesis ini akan dibahas mengenai pemodelan masalah pengoptimalan retribusi jalan tol ke dalam masalah pemrograman bilevel fuzzy. Selanjutnya permasalahan akan diselesaikan dengan menggunakan suatu pendekatan baru yang dikenal sebagai pendekatan fungsi seleksi (selection function approach). Kemudian untuk memperjelas penggunaan algoritma dari pendekatan ini, pada akhir pembahasan akan diberikan contoh dari permasalahan optimisasi retribusi jalan tol pada jaringan lalu lintas yang melibatkan koefisien biaya fuzzy. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun pemodelan matematika dari masalah optimisasi retribusi jalan tol serta membuat rumusan optimisasi masalah ke dalam masalah pemrograman bilevel fuzzy. 2. Menyelesaikan masalah pemrograman bilevel fuzzy menggunakan pendekatan fungsi seleksi, melalui reformulasi masalah ke dalam bentuk masalah pemrograman bilevel crisp menggunakan metode ranking Yager. 3. Menerapkan algoritma penyelesaian yang diberikan pada suatu contoh masalah optimisasi retribusi jalan tol.
4 4 Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan pengetahuan dalam bidang matematika terapan terutama dalam bidang optimisasi dan masalah arus lalu lintas melalui jalan tol. 2. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai masalah pengoptimalan retribusi jalan tol dengan koefisien biaya fuzzy. 3. Pemrograman bilevel fuzzy yang digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan pengoptimalan retribusi jalan tol dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata yang memiliki prinsip yang sama dengan contoh model yang diberikan. 1.3 Tinjauan Pustaka Dalam membuat rumusan model optimisasi retribusi jalan tol dibutuhkan informasi terkait sistem jalan tol itu sendiri dalam keperluan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Informasi mengenai hal tersebut diambil dari Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 2005 tentang jalan tol. Selanjutnya dalam membuat rumusan model dari masalah pengoptimalan retribusi jalan tol yang merupakan masalah pemrograman bilevel fuzzy diambil dari paper utama dalam tesis ini, yaitu Ruziyeva dan Dempe (2012), serta paper pendukung Dempe dan Starostina (2006). Dalam hal ini kendala masalah merupakan masalah arus fuzzy dengan biaya minimum, secara lengkap dikaji oleh Liu dan Kao (2004) dan referensi didalamnya seperti Korte dan Vygen (2000). Untuk lebih jelasnya, masalah pemrograman bilevel dalam hal ini melibatkan fungsi tujuan fuzzy dan kendala crisp. Konsep dasar masalah pemrograman bilevel untuk data yang bersifat crisp beserta penyelesaiannya diambil dari buku Dempe (2002) dan Bard (1998) serta paper
5 5 Ishizuka dan Aiyoshi (1992), Bard dan Moore (1990), Dempe (1987). Dari pengalaman yang ada menunjukkan bahwa banyak sekali metode-metode yang telah dikembangkan untuk mencari penyelesaian optimal dari suatu masalah bilevel (Ruziyeva dan Dempe, 2012). Namun, berdasarkan kompleksitas dari masalah bilevel, menyebabkan sulitnya merancang suatu algoritma yang konvergen untuk berbagai permasalahan dengan karakteristik yang berbeda-beda. Bahkan untuk formulasi paling sederhana, yaitu masalah bilevel yang linear dan crisp, masalah pemrograman bilevel telah terbukti NP hard. Hal ini dikaji dalam paper Ben Ayed dan Blair (1990) dan selanjutnya dalam Blair (1992). Banyak situasi dalam dunia nyata yang mengandung ketidakpastian, sehingga melibatkan data dalam bentuk tidak tepat yang melibatkan deskripsi samar-samar dan linguistik. Pada kasus demikian, pendekatan yang umum digunakan adalah dengan memodelkannya sebagai masalah optimisasi fuzzy sedemikian rupa sehingga diperoleh solusi yang optimal. Dasar teori mengenai himpunan fuzzy digunakan paper Zadeh (1965), buku Sakawa (1993), dan Chong (2008). Pendekatan ini terbukti sangat berguna dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang mengandung ketidakpastian, dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi ilmu terapan seperti bidang ekonomi dan fisika. Berkenaan dengan hal tersebut dapat dirujuk dari paper Peidro et al. (2010), Wu dan Xu (2008), Zimmermann (1976), Zhang et al. (2010), serta Lin dan Kao (2004). Lebih lanjut, dalam mendefinisikan bilangan fuzzy diambil dari Buckley (1995). Selain itu, dasar teori tentang operasi pada bilangan fuzzy dan fungsi fuzzy diambil dari Panigrahi et al. (2008), serta pemrograman linear fuzzy diambil dari Buckley (1995), Dempe dan Ruziyeva (2012). Selanjutnya konsep di atas digabungkan untuk mencari solusi optimal pada masalah pemrograman bilevel fuzzy. Salah satu masalah utama dalam sejumlah besar strategi yang dikembangkan untuk masalah pemrograman bilevel fuzzy adalah kurangnya kemampuan untuk menyelesaikan masalah pemrograman bilevel. Beberapa penulis menyelesaikan masalah ini sebagai masalah biobjektif (Arora dan Gupta, 2009). Namun pendekatan ini mendapat kritikan dari Dempe melalui paper Dubois
6 6 dan Prade (1978), Dempe mengatakan bahwa solusi yang diperoleh tidak mengarah pada solusi yang memuaskan. Karena penggunaan optimisasi multicriteria bertumpu pada perumusan masalah asli ke dalam masalah optimisasi fuzzy multicriteria dan dengan demikian menghilangkan struktur hierarkis dari masalah asli. Oleh karena itu, penyelesaian masalah pemrograman bilevel fuzzy masih menjadi topik penelitian yang cukup menarik. Ruziyeva (2013) mengatakan bahwa hanya ada beberapa kemungkinan untuk menyelesaikan masalah pemrograman bilevel fuzzy terkait dengan ketidaktunggalan dalam penentuan solusi masalah, yaitu: (1) pendekatan optimistic (Dempe dan Starostina, 2007); (2) pendekatan pessimistic (Lohse, 2011); dan (3) pendekatan fungsi seleksi (Ruziyeva dan Dempe, 2012). Pada tesis ini akan mengkaji kembali paper yang ditulis oleh Dempe dan Ruziyeva (2012) yang membahas tentang masalah pemrograman bilevel fuzzy beserta penyelesaiannya menggunakan pendekatan fungsi seleksi. Dalam pendekatan ini, didalamnya menggunakan metode ranking Yager untuk mereformulasikan masalah pemrograman bilevel fuzzy menjadi masalah pemrograman bilevel crisp. Teori tentang metode ranking Yager diambil dari paper Yager (1981) dan Liu dan Kao (2004), dikatakan bahwa dengan menggunakan indeks ranking Yager maka ketidaksesuaian dari vektor fuzzy yang terlibat dalam masalah tersebut dapat dihindari. Dengan demikian, masalah pemrograman bilevel fuzzy dapat dengan mudah direformulasikan ke dalam masalah pemrograman bilevel crisp, sedemikian sehingga konsep metode konvensional yang sesuai dapat diterapkan dalam penyelesaian masalah. 1.4 Metode Penelitian Pada tesis ini dibahas mengenai penyelesaian masalah pemrograman bilevel fuzzy pada masalah pengoptimalan retribusi jalan tol dengan pendekatan fungsi seleksi. Dalam algoritma penyelesaiannya, pendekatan ini menggunakan metode ranking Yager untuk mereformulasikan masalah pemrograman bilevel fuzzy menjadi masalah pemrograman bilevel crisp. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis
7 7 ini adalah studi literatur. Penelitian ini dibagi dalam tiga tahap. Tahap Pertama, menyusun rumusan model optimisasi dari masalah pengoptimalan retribusi jalan tol. Dalam tahap ini diawali dengan mengumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan masalah pengoptimalan retribusi jalan tol kemudian mengidentifikasi masalah yang ada. Untuk menyusun rumusan model optimisasi tersebut, sebelumnya perlu dipelajari mengenai konsep-konsep yang lebih mendasar yaitu pemrograman linear dan bilinear, konsep teori graf dan model jaringan, jaringan arus fuzzy, teori himpunan fuzzy dan bilangan fuzzy, operasi pada bilangan fuzzy, fungsi fuzzy, konsep dasar pemrograman bilevel, dan pemrograman linear fuzzy yang akan digunakan dalam mempelajari lebih lanjut tentang algoritma penyelesaian masalah dengan pendekatan fungsi seleksi. Selanjutnya, setelah terbentuk rumusan model masalah pengoptimalan retribusi jalan tol sebagai masalah pemrograman bilevel fuzzy. Tahap kedua yaitu, penyelesaian masalah untuk menentukan solusi optimal dari permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan fungsi seleksi. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan yaitu: Pertama-tama, mempelajari formulasi umum dan konsep dasar masalah pemrograman bilevel fuzzy. Selanjutnya, mempelajari konsep dasar penyelesaian masalah dengan menggunakan pendekatan fungsi seleksi, kemudian mempelajari setiap langkah dari algoritma tersebut. Tahap ketiga, menerapkan algoritma penyelesaian yang diberikan ke dalam suatu contoh aplikasi masalah pemrograman bilevel fuzzy yaitu dalam pengoptimalan retribusi jalan tol, sehingga algoritma yang diberikan dapat lebih mudah untuk dipahami.
8 8 1.5 Sistematika Penulisan Pada penulisan proposal tesis ini, penulis menggunakan sistematika sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II DASAR TEORI Bab ini memuat penjelasan mengenai deskripsi umum masalah optimisasi retribusi jalan tol, pemrograman linear dan bilinear, teori graf dan model jaringan, jaringan arus fuzzy, himpunan fuzzy dan bilangan fuzzy, operasi pada bilangan fuzzy, fungsi fuzzy, pemrograman bilevel, dan pemrograman linear fuzzy yang merupakan dasar untuk pembahasan selanjutnya. BAB III PEMROGRAMAN BILEVEL FUZZY Dalam bab ini dibahas mengenai pemodelan masalah optimisasi retribusi jalan tol yang merupakan bentuk masalah pemrograman bilevel bilinear fuzzy. Selanjutnya diberikan penyelesaian masalah menggunakan pendekatan fungsi seleksi dan menerapkannya pada suatu contoh masalah. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menyajikan secara ringkas dari keseluruhan pembahasan tesis ini.
Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori himpunan fuzzy banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu seperti teori kontrol dan manajemen sains, pemodelan matematika dan berbagai aplikasi dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri secara umum terdapat dua proses pendistribusian barang. Pendistribusian pertama adalah pendistribusian bahan baku dari beberapa sumber (origin)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diberikan pendahuluan sebelum memasuki pembahasan pokok. Pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, tinjauan pustaka, batasan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Besarnya tarif tol tidak boleh melebihi 70 % nilai BKBOK yang merupakan selisih antara BOK
Lebih terperinci3.1. IDENTIFIKASI MASALAH
BAB III METODOLOGI Secara garis besar, langkah kerja dalam penyusunan tugas akhir ini meliputi : 3.1. IDENTIFIKASI MASALAH Identifikasi masalah merupakan peninjauan pokok permasalahan untuk dijadikan dasar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
II - 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tarif Tol Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Menurut UU No.38 2004 tentang Jalan, tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Generasi pertama dari pembangkit listrik menggunakan kincir air, dinamo, dan alternator. Tenaga air (hydropower) sebagai salah satu sumber energi yang dapat
Lebih terperinciR PROGRAM APLIKASI PENYELESAIAN MASALAH FUZZY TRANSSHIPMENT MENGGUNAKAN METODE MEHAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dunia bisnis, manajemen rantai suplai merupakan strategi klasik yang banyak digunakan oleh industri atau perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Salah satu tingkat
Lebih terperinciUji Coba Konsumsi Bahan Bakar Antara Ban Tipe Radial dan Tipe Bias BAB I PENDAHULUAN
Uji Coba Konsumsi Bahan Bakar Antara Ban Tipe Radial dan Tipe Bias BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Salah satu faktor yang mempengaruhi biaya operasional pengangkutan barang adalah biaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier (linear programming) ditemukan dan diperkenalkan seorang ahli matematika bangsa Amerika, Dr.George Dantzig yaitu dengan dikembangkannya metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi merupakan bentuk khusus dari program linier yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, masalah yang berhubungan dengan optimisasi sering kali terjadi, misalnya dalam bidang ekonomi dan industri sering dijumpai masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah kendali inventori (persediaan) pada suatu perusahaan atau retailer merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan keberhasilan dalam menjalankan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai
Lebih terperinciRISKI RAMADHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN RUAS JALAN DIATAS BOX CULVERT DI DAERAH BANYU URIP- BENOWODARI SEGI LALU LINTAS DAN EKONOMI JALAN RAYA RISKI RAMADHAN 3106.100.061 Latar Belakang Pembangunan ruas jalan didaerah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan melakukan pengembangan dari model yang sudah ada tentang penanganan logistik bantuan. Penentuan rute dan jumlah alokasi komoditi ke setiap titik permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Kereta api merupakan salah satu angkutan darat yang banyak diminati masyarakat, hal ini dikarenakan biaya yang relatif murah dan waktu tempuh yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi merupakan bentuk khusus dari program linear yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan rute terpendek merupakan suatu jaringan pengarahan rute perjalanan di mana seseorang pengarah jalan ingin menentukan rute terpendek antara dua kota berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN
ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN Oleh : CITTO PACAMA FAJRINIA 3109100071 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB III METODELOGI III - 1
III - 1 BAB III METODELOGI Secara garis besar, langkah kerja dalam penyusunan Tugas Akhir ini meliputi: 1. Identifikasi masalah 2. Persiapan awal dan studi literatur 3. Pengumpulan dan pengolahan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses distribusi barang merupakan bagian dari aktivitas suatu perusahaan atau lembaga yang bersifat komersil ataupun sosial. Distribusi berperan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun jalan tol di Indonesia sepertinya merupakan investasi yang cukup menguntungkan. Tapi, anggapan ini belum tentu benar sebab resiko yang ada ternyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak masalah nyata yang dapat dibawa ke model program linear. Metode penyelesaian program linear telah digunakan para ahli untuk menyelesaikan masalah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada suatu eksperimen atau pengamatan terhadap suatu keadaan, pengambilan data merupakan salah satu bagian terpenting, agar hasil dari eksperimen dapat lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan manusia untuk setiap orangnya berbeda-beda, baik dari kuantitas maupun dari kualitas. Di zaman
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK...
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN HAK CIPTA ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SIMBOL... ix BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju, termasuk di bidang transportasi. Namun seiring dengan kemajuannya muncul pula
Lebih terperinciOPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK
OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK Pengoperasian angkutan umum di kotamadya Banjarmasin ke kota kota lain dipusatkan pada Terminal Induk km. 6 Banjarmasin, dimana terlihat secara visual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, ilmu pengetahuan semakin berkembang. Hal ini berdampak pada kemajuan teknologi dan pemikiran manusia dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemacetan merupakan salah satu masalah lalu lintas yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia dan biasa terjadi di daerah perkotaan yang padat. Dewasa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
Lebih terperinciKOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK. Iqbal Kharisudin. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang
KOEFISIEN DETERMINASI REGRESI FUZZY SIMETRIS UNTUK PEMILIHAN MODEL TERBAIK S-33 Iqbal Kharisudin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Email: iqbal_kh@staff.unnes.ac.id Abstrak: Dalam analisis
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO Astrid Fermilasari NRP : 0021060 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciFUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN
FUZZY LINIER PROGRAMMING UNTUK PEMILIHAN JENIS KENDARAAN DALAM MENGANTISIPASI KEMACETAN LALU LINTAS DI KOTA MEDAN Zulfikar Sembiring 1* 1 Fakultas Teknik, Universitas Medan Area * Email : zoelsembiring@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL
BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL Optimisasi kombinatorial merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencari semua kemungkinan nilai real dari suatu fungsi objektif. Proses pencarian dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Jalan tol merupakan salah satu prasarana untuk memperlancar arus transportasi. Keterbatasan sumber daya pemerintah dalam membangun prasarana ini diatasi dengan membangun jalan tol sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah lintasan terpendek pada pencarian sebuah lintasan dengan jarak yang paling minimum. Untuk mencari lintasan terpendek dari sebuah node sumber ke node lain adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kantorovich dengan metode penyelesaian yang masih terbatas dan belum banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model Program Linear (MPL) mulai dikenal pada tahun 1393 oleh L.W. Kantorovich dengan metode penyelesaian yang masih terbatas dan belum banyak diperhatikan orang.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Umum Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam konektifitas suatu daerah, sehingga kegiatan distribusi barang dan jasa dapat dilakukan secara
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI
STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR
MODEL MATEMATIKA MASALAH ALIRAN MAKSIMUM KABUR DENGAN PROGRAM LINEAR KABUR Isnaini Rosyida Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang isnainimat@staff.unnes.ac.id Abstrak Masalah aliran maksimum pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang tidak dapat diprediksi dengan pasti, ada kalanya segala sesuatu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan atau
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II DASAR TEORI Himpunan Fuzzy Bilangan Fuzzy Masalah Transportasi Program Linear Multiobjective..
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN.. iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI. vii DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN... ix DAFTAR TABEL. x DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diberikan pendahuluan sebelum menginjak pembahasan pokok. Pendahuluan ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
Lebih terperinciPEMILIHAN RUTE PERJALANAN
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Pertemuan Ke 9 dan 10 PEMILIHAN RUTE PERJALANAN Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi Dr.Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari lintasan sederhana terpanjang maksimum dalam suatu graph yang diberikan. Lintasan terpanjang
Lebih terperinciTESIS STUDI KELAYAKAN PENYEBERANGAN LAUT KENDARAAN ANGKUTAN BARANG ANTARA PELABUHAN JANGKAR SITUBONDO-PELABUHAN LEMBAR LOMBOK NTB
TESIS STUDI KELAYAKAN PENYEBERANGAN LAUT KENDARAAN ANGKUTAN BARANG ANTARA PELABUHAN JANGKAR SITUBONDO-PELABUHAN LEMBAR LOMBOK NTB Diajukan Oleh : SONI SUDARSO NIM : 147.151.0.0801 Pembimbing 1 : Dr. Sri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu komponen yang penting bagi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan mobilitas penduduk. Permasalahan transportasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemilihan lokasi fasilitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan fasilitas karena dapat mempengaruhi keberlangsungan sebuah perusahaan. Manajemen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,
Lebih terperinciPEMILIHAN RUTE PADA KORIDOR BANDUNG-BOGOR MENGGUNAKAN MODEL ALL-OR-NOTHING
PEMILIHAN RUTE PADA KORIDOR BANDUNG-BOGOR MENGGUNAKAN MODEL ALL-OR-NOTHING Angga Nugraha Fatharany NRP : 0421059 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST.,MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan yang penting dalam dunia matematika dan informatika. TSP dapat diilustrasikan sebagai perjalanan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN. ABSTRAK KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMAKASIH. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v vi ix x xi BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang..... 1.2 Rumusan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dijelaskan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING
PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING Oleh : Heny Nurhidayanti 1206 100 059 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang persamaan diferensial parsial terus berkembang baik secara teori maupun aplikasi. Dalam pemodelan matematika pada permasalahan di bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, penyelesaian suatu masalah dapat ditangani oleh suatu algoritma. Jenis masalah dapat berkisar dari masalah yang mudah sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan menabung. Pada era modern, tindakan menabung telah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada hakikatnya setiap manusia pasti memiliki kebutuhan dalam menjalani kehidupan. Kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan cara bekerja keras. Hasil dari kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah administrasi yang luas dan berkembang sangat cepat di berbagai bidang. Perkembangan yang cepat ini didukung dengan tingginya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. minimum secara langsung didasarkan pada algoritma MST (Minimum Spanning
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan antara titik-titik dalam graf kadang-kadang perlu diperjelas. Hubungannya tidak cukup hanya menunjukkan titik-titik mana yang berhubungan langsung, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal sebagai kota budaya dan kota pariwisata. Oleh karena itu, prosentase pendatang baru selalu meningkat setiap tahunnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem database yang digunakan oleh manusia hanya mampu menangani data yang bersifat pasti (crisp), begitu pula pada query yang menggunakan bahasa Structured Query
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemetaan linear merupakan salah satu jenis pemetaan yang dikenal dalam bidang matematika, khususnya dalam bidang matematika analisis. Diberikan ruang vektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mudik merupakan salah satu kegiatan tahunan yang terjadi di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mudik merupakan salah satu kegiatan tahunan yang terjadi di Indonesia. Hampir seluruh masyarakat di Indonesia melakukan kegiatan ini, terutama masyarakat yang berada
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND
MASALAH TRANSPORTASI DENGAN FUZZY SUPPLY DAN FUZZY DEMAND Ridayati Ircham Jurusan Teknik Sipil STTNAS Jalan Babarsari Caturtunggal Depok Sleman e-mail: ridayati@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan jalan bebas hambatan dan menjadi bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar
Lebih terperinciBAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)
BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR) Pada permasalahan pencarian rute optimal dalam rangka penyebaran rute lalu lintas untuk mencapai keseimbangan jaringan lalu lintas sebagai upaya untuk mengurangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan penjualan ritel
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan penjualan ritel produk BBM (Bahan Bakar Minyak) yang bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) selaku perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah optimasi digunakan untuk memaksimalkan keuntungan yang akan diraih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, baik disadari maupun tidak disadari, manusia sebenarnya telah melakukan upaya optimasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN LITERATUR TENTANG PENJADWALAN PROYEK
BAB 2 KAJIAN LITERATUR TENTANG PENJADWALAN PROYEK Ketidakpastian menambahkan tingkat kesulitan ekstra untuk masalah penjadwalan apakah itu terdapat dalam struktur masalah atau dalam parameter (Davenport
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan Ibukota Sumatera Utara, yang secara geografis terletak pada posisi antara 03. 30' - 03. 48' LU dan 98. 35' - 98. 44' BT dengan ketinggian 30 meter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan informasi. Secara umum gudang membutuhkan produk handling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat disangkal apabila semua perusahaan yang mempunyai gudang menginginkan kegiatan operasinya dapat dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dilakukan
Lebih terperinciALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim
ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE Perbandingan Kruskal dan Prim AGENDA Pendahuluan Dasar Teori Contoh Penerapan Algoritma Analisis perbandingan algoritma Prim dan Kruskal Kesimpulan PENDAHULUAN
Lebih terperinciANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)
ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) Christian Yosua Palilingan J.A. Timboeleng, M. J. Paransa Fakultas Teknik
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemodelan matematika telah berkembang seiring perkembangan matematika sebagai alat analisis berbagai masalah nyata. Dalam pengajaran mata kuliah pemodelan
Lebih terperinciPERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI
Materi Kuliah PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI --- PEMILIHAN RUTE PERJALANAN --- PENDAHULUAN Setiap pelaku perjalanan mencoba mencari rute terbaik yang meminimumkan biaya perjalanannya. Dari beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman barang dari pabrik ke agen atau pelanggan, yang tersebar di berbagai tempat, sering menjadi masalah dalam dunia industri sehari-hari. Alokasi produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang terasa sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) di berbagai bidang terasa sangat pesat belakangan ini. Kemajuan tersebut haruslah diimbangi oleh peningkatan kualitas Sumber Daya
Lebih terperinciElis Ratna Wulan a, Diana Ratnasari b
ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Pencarian Solusi Optimal Fuzzy Untuk Masalah Program Linier Fuzzy Menggunakan Metode Level-Sum Elis Ratna Wulan a, Diana Ratnasari b b a Jurusan Matematika,Fakultas Sains
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang pembuatan sistem, tujuan penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian tersebut. Selain itu, penulis juga akan menjelaskan
Lebih terperinciALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian
BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian yang mencakup gambaran pembuatan simulasi pengaturan lampu lalu lintas, algoritma yang digunakan dalam simulasi, dan manfaat penelitian
Lebih terperinciAplikasi Teori Graf dalam Pencarian Jalan Tol Paling Efisien
Aplikasi Teori Graf dalam Pencarian Jalan Tol Paling Efisien Rianto Fendy Kristanto ) ) Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung 40, email: if706@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini membahas tentang
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
2 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan kota dengan tingkat kemacetan lau lintas yang semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor menyebabkan banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memilih keputusan terbaik diantara bermacam-macam alternatif yang ada.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Optimasi adalah pokok dari masalah yang melibatkan pengambilan keputusan, apakah itu dalam bidang teknik, dalam bidang ekonomi ataupun dalam bidang-bidang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Indonesia, telah banyak mengalami perkembangan yang pesat dalam intensitas aktifitas sosial ekonomi seiring dengan kemajuan ekonomi yang telah terjadi. Jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian mencakup keseluruhan langkah pelaksanaan penelitian dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kejadian diskrit (SKD) adalah nama klasifikasi masalah tentang sistem dengan sumber daya berhingga yang digunakan oleh beberapa pengguna untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang demikian pesatnya saat ini, telah membawa dunia memasuki era informasi yang lebih cepat dan lebih efisien. Hal ini tidak terlepas dari pemanfaatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus mengalami kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini mengalami perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan baru seputar arus kepadatan jalan. Sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penting sebagai salah satu faktor pendukung berkembangnya suatu kota. Oleh karena itu kebutuhan akan jalur transportasi semakin bertambah.
Lebih terperinci