PEMILIHAN GEOMETRI ANTENA WIRE BOW-TIE MENGGUNAKAN SIMULASI FDTD3D PADA RENTANG FREKUENSI MHz. Ringkasan TUGAS AKHIR
|
|
- Hamdani Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMILIHAN GEOMETRI ANTENA WIRE BOW-TIE MENGGUNAKAN SIMULASI FDTD3D PADA RENTANG FREKUENSI MHz Ringkasan TUGAS AKHIR Oleh: Ryan Himawan Kelompok Keilmuan Teknik Telekomunikasi PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
2 ABSTRAKSI Antena meupakan bagian yang sangat penting bagi sistem GPR. Antena untuk aplikasi GPR haus didesain untuk meadiasikan pulsa duasi pendek ke tanah dan meneima pulsa-pulsa yang dihambukan oleh objek-objek dibawah pemukaan tanah. Oleh kaena itu antenna GPR haus memiliki bandwidth yang sangat leba (Teknologi Ulta Wideband). Pada tugas akhi ini penulis akan memilih geometi dai antena wie bow-tie dengan dua spesifikasi bebeda pada entang fekuensi MHz (fc=850 MHz) dengan melakukan simulasi menggunakan pogam FDTD3D. Pada simulasi menggunakan softwae FDTD3D ini akan dilihat espon pulsa antena wie bow-tie pada titik pengamatan 5 dan 10 cm dai boadside antena untuk mengetahui besaan gafik medan listik dan magnitudenya. Aga mendapatkan gafik yang lebih baik atau signifikan (peubahan amplituda lebih baik dai LTR) maka wie bowtie dipasangi esisto sebanyak 25 buah setiap wienya. Hasilnya kineja (gafik) antena menjadi lebih baik ditandai dengan pebandingan penguangan ampitude medan (Epp) tehadap bekuangnya Late Time Ringing (LTR) menjadi lebih besa. Kata kunci: antena GPR, antena tansient, impulse GPR, duasi pulsa, FDTD PENDAHULUAN Secaa umum antena dapat didefinisikan sebagai stuktu tansisi antaa gelombang tebimbing dengan gelombang bebas, atau sebaliknya. Antena dikatakan meupakan sebuah bentuk tansisi dai gelombang elektomagnetik yang dihasilkan oleh pealatan penghasil gelombang elektomagnetik lalu disalukan melalui suatu saluan tansmisi tetentu yang digunakan sebagai pembimbing gelombang tesebut, dengan gelombang elektomagnetik bebas yang meupakan gelombang elektomagnetik sebenanya yang akan diteima oleh antena lain yang befungsi sebagai peneima. Sedangkan menuut definisi yang tedapat pada The IEEE Standad Definitions of Tems fo Antenas (IEEE Std ), yaitu definisi antena adalah suatu alat yang digunakan untuk meadiasikan atau meneima gelombang adio. Dai sini telihat bahwa suatu stuktu dikatakan antena adalah ketika stuktu tesebut dapat befungsi sebagai peneima maupun, meadiasikan gelombang adio. Sepeti sistem ada umumnya, sistem GPR tedii atas bagian pengiim (tansmitte), yaitu antena yang tehubung ke sumbe pulsa, dan bagian peneima (eceive), yaitu antena yang tehubung ke unit pengolahan sinyal dan cita. Adapun dalam menentukan tipe antena yang digunakan, sinyal yang ditansmisikan dan metoda pengolahan sinyal tegantung pada bebeapa hal yaitu: Jenis objek yang akan dideteksi Kedalaman objek Kaakteistik elektik medium tanah Dai poses pendeteksian sepeti diatas, maka akan didapatkan suatu cita dai letak dan bentuk dai objek yang teletak dibawah tanah.
3 Untuk menghasilkan pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR haus memenuhi empat pesyaatan sebagai beikut: Kopling adiasi yang efisien kedalam tanah Penetasi gelombang elektomagnetik yang efisien Menghasilkan sinyal dengan amplituda yang besa dai objek yang dideteksi Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan esolusi yang baik memenuhi entang fekuensi yang dihaapkan yaitu MHz. Optimasi ini dilakukan dengan dua antena yang bebeda pemitivitasnya, yaitu ε = 4.5 dan ε = 16. Kemudian untuk menguangi late time inging yang tejadi, kedua tipe antena ini selanjutnya akan dibei esisto di lengan (wing) antenanya. METODE FDTD Metode finite-diffeence time domain (FDTD) Antena meupakan bagian yang sangat penting bagi sistem GPR haus didesain untuk meadiasikan pulsa ke tanah dan meneima pulsa-pulsa yang dihambukan oleh objek-objek di bawah pemukaan tanah. Oleh kaena itu, antena GPR haus memiliki bandwidth yang sangat leba (Ulta Wideband) dengan kaakte fasa linea dan polaisasi konstan. Sedangkan menuut definisi yang dikeluakan oleh Defense Advanced Reseach Pojects Agency (DARPA) pada tahun 1990, ulta wideband meupakan sistem dan sinyal yang factional-bandwidth-nya lebih besa atau sama dengan 25%. Sedangkan factional bandwidth itu sendii didefinisikan sebagai beikut : 2( fh fl) Factional Bandwidth = 25% ( fh + fl) dengan f H didefinisikan sebagai batas fekuensi tetinggi dan f L didefinisikan sebagai batas fekuensi teendah pada 10 db dai spektum sinyal yang digunakan. Pada tugas akhi ini penulis akan mencoba untuk mengoptimasikan geometi dai antena wie bow-tie menggunakan simulasi FDTD3D, sehingga didapatkan dimensi dan geometi antena wie bow-tie yang meupakan metode yang paling popula dan paling banyak digunakan dalam simulasi elektomagnetik. Metode ini petama kali dipekenalkan oleh Kane S Yee pada tahun metode FDTD meupakan pendekatan untuk menyelesaikan pemasalahan pesamaan Maxwell melalui diskitisasi domain waktu dan domain uang. Meskipun Yee mempublikasikan metode FDTD pada tahun 1966, namun metode tidak langsung mendapat populaitas, pesoalan utamanya adalah ketebatasan teknologi kompute (kecepatan kompute dan kapasitas memoi) yang ada pada saat itu. Metode FDTD didasakan atas pesamaan Maxwell yang meupakan peumusan matematis untuk hukum-hukum alam yang mendasai fenomenafenomena EM. Pedasamaan Maxwell ini meupakan angkuman dai empat hukum mengenai medan listik dan medan magnet, yaitu hukum Faaday, hukum Ampee, hukum Gauss untuk medan listik dan hukum Gauss untuk medan magnet. Keempat hukum tesebut dapat dituliskan baik dalam bentuk integal maupun dalam bentuk diffeensial sebagai beikut.
4 o Hukum Faaday u B u uu = E Jm t u uu uuu uuuu B. ds = E. dl Jm. ds t s c s o Hukum Ampee u D uu uu = H + Je t u uu uuuu uuuu Dds. = Hdl. + Je. ds t s c s o Hukum Gauss untuk medan listik u u uu. D = 0 dan Dds=. 0 o Hukum Gauss untuk medan magnet u u uu. B = 0 dan Dds=. 0 Algoitma FDTD didasakan atas diffeence, dimana keakuasian akan semakin baik bila ukuan sel yang digunakan semakin kecil. Namun, kompensasi yang haus dibaya adalah komputasi akan semakin umit dan membutuhkan esouce compute (kecepatan CPU dan kapasitas memoi) yang sangat tinggi. Untuk mendapatkan esolusi uang yang memadai dalam egion komputasi, sel Yee haus sekecil mungkin, biasanya ukuan sel diambil 1/10 sampai dengan 1/20 dai panjang gelombang tehadap fekuensi tetinggi yang digunakan. Langkahwaktu (time-step) haus dipilih untuk memenuhi kestabilan numeik dai algoitma lompat-katak (leap-fog). Bedasakan teoema kestabilan, langkah-waktu memiliki hubungan matematis dimana adalah kecepatan-ambat gelombang tetinggi dalam uang pemasalahan, biasanya diasumsikan kecepatan cahaya di uang hampa. Bila, maka akan dipeoleh hubungan langkah-waktu dengan langkah-uang sebagai suatu pesamaan yang sedehana beikut ini: PERANCANGAN DAN HASIL SIMULASI Aus input yang digunakan adalah tuunan petama pulsa Gaussian yang mempunyai pesamaan sebagai beikut: () ( t t ) ( t t ) 2 I t 2I exp c c = 0 tw tw Aga antena bekeja pada fekuensi yang diinginkan yaitu MHz atau memiliki f c = 850 MHz, maka input aus adalah: t c = pusat pulsa = 1ns t w = leba pulsa = ns Gamba input aus pada titik catu dalam domain waktu dan fekuensi adalah sebagai beikut: dengan langkah-uang,, dan. Untuk suatu kisi-kisi FDTD 3-dimensi, pesyaatan kestabilan Cuant beikut haus tepenuhi: (a)
5 Softwae yang digunakan adalah FDTD3D sepeti yang telihat dibawah ini: (b) Gamba 1. Pulsa yang dibangkitkan oleh antenna (a) bentuk gelombang, (b) spektum. Dalam penelitian tugas akhi ini diancang dua antena GPR dengan masingmasing memiliki ε yang bebeda, sehingga didapatkan geometi antena sebagai beikut: c lmax = f ε 4 c Maka didapat untuk main antena : l max = = mete= 4.16 cm l max = = mete= 2.21 cm Dengan nilai ini maka panjang main antena yang digunakan adalah 4 cm untuk ε =4.5 dan 2.2 cm untuk ε =16. Optimasi panjang wing antena yang paling sesuai dengan kiteia antena yang diinginkan sepeti yang tetea dibawah: Untuk Main antena 4 cm Untuk wing antena, akan dicai optimasi dengan panjang bevaiasi yaitu 5, 6.25, 7.5, dan 9 cm untuk dicai yang tebaik. Untuk Main max antena 2.21 cm Untuk wing antena, akan dicai optimasi dengan panjang bevaiasi yaitu 2.5, 3.75, 4.5, dan 7.5 cm untuk dicai yang tebaik. Gamba 2. Pulsa Softwae FDTD3D Pada tugas akhi ini antena akan dioptimasi pada 4 titik yaitu feedpoint(1), teminal antena(2), 5 cm dai boadside(3) dan 10 cm dai boadside(4) Z 4 Antenna Unde Test (AUT) X Gamba 3. Titik-titik pengamatan pada simulasi Analisis Hasil Simulasi Untuk Main antena 4 cm (a)
6 (b) Gamba 4. Membandingkan antena dengan wing 5 cm, 6.25 cm, 7.5 cm, dan 9 cm pada (a) jaak 5 cm dai boadside, Gamba(b) pada jaak 10 cm dai boadside. Telihat dai gamba bahwa main antena 4 cm dengan wing antena sepanjang 7.5 cm memiliki kenaikan amplituda yang signifikan tehadap memiliki Late Time Ringing (LTR). Untuk Main antena 2.2 cm (b) Gamba 5. Membandingkan antena dengan wing 2.5 cm, 3.75 cm, 4.5 cm, dan 7.5 cm (a) pada jaak 5 cm dai boadside, Gamba(b) pada jaak 10 cm dai boadside. Telihat dai gamba bahwa main antena 2.2 cm dengan wing antena sepanjang 3.75 cm memiliki kenaikan amplituda yang signifikan tehadap Late Time Ringing (LTR). Setelah didapatkan Wing yang paling optimum, maka selanjutnya akan dilihat kineja antena pada bentuk wie, dan wie dengan loading. Maka hasilnya adalah sebagai beikut: Untuk ε =4.5 dengan main antena 4 cm dan wing antena 7.5 cm (a) (a)
7 Untuk ε =16 dengan main antena 2.2 cm dan wing antena 3.75 cm (b) Gamba 6. Pebandingan [ E ] untuk main 4 cm dan wing 7.5 cm dengan jenis plate, wie, loading (a) jaak 5 cm (b) jaak 10 cm x (a) Pehitungan Medan tehadap LTR (Plate vs Loading) pada jaak 5 cm dai boadside: Ampl= % = % LTR= % = % Telihat bahwa dengan penambahan esisto pada wing antena, amplituda medan mengecil sebesa hampi 15% walaupun begitu penguangan LTR jauh lebih kecil yaitu hampi 136%. Hal sepeti inilah yang dihaapkan dai penambahan esisto. (b) Gamba 7. Pebandingan [ E ] untuk main 2.2 cm dan wing 3.75 cm dengan jenis plate, wie, loading (a) jaak 5 cm (b) jaak 10 cm Pehitungan Medan tehadap LTR pada jaak 5 cm dai boadside: Ampl = 100% = % LTR= 100% = % Telihat bahwa dengan penambahan esisto pada wing antena, amplituda medan mengecil sebesa hampi 56% walaupun begitu penguangan LTR jauh lebih kecil yaitu hampi 59%. Walaupun penguangan LTR jauh lebih x
8 besa daipada Amplituda medan (sesuai haapan), tetapi besanya tidak telalu jauh (hanya kali) jika dibandingkan dengan penguangan LTR tehadap Amplituda medan pada main antena 4 cm yang dapat mencapai kalinya. Impedansi Input Untuk ε =4.5 dengan main antena 4 cm dan flat dibandingkan dengan input impedansi antena bowtie wie tanpa esisto, ini beati konfiguasi antena wie bowtie dengan loading mampu mempebaiki impedansi input antena wie tanpa loading. Untuk ε =16 dengan main antena 2.2 cm dan wing antena 3.75 cm wing antena 7.5 cm Gamba 8. Impedansi input main antena 4 cm dan wing antena 7.5 cm dengan loading Gamba 8 adalah impedansi input dai antena wie bowtie pada saat pembebanan dengan main antena 4 cm. Pada gamba tesebut telihat bahwa esistansi antena bowtie yang diancang elatif flat dan konstan pada haga tetentu sedangkan nilai eaktansinya mendekati nol. Hal tesebut menunjukkan bahwa antena bowtie yang diancang telah memiliki kaaktesitik ultawideband sepeti yang diinginkan dimana nilai esistansinya konstan pada nilai tetentu sedangkan nilai eaktansinya nol. Gamba 9. Impedansi input main antena 2.2 cm dan wing antena 3.75 cm dengan loading Gamba 9 adalah impedansi input dai antena wie bowtie pada saat pembebanan dengan main antena 2.2 cm. Pada gamba tesebut telihat bahwa esistansi antena bowtie yang diancang tidak telalu flat teutama pada entang fekuensi GHz dan sisanya konstan pada haga tetentu sedangkan nilai eaktansinya jika diata-data mendekati nol. Dai gamba tesebut juga telihat bahwa nilai impedansi input dai antena GPR yang dibei esisto, teutama komponen esistansinya, lebih
9 KESIMPULAN Setelah melakukan semua poses peancangan dan simulasi antena GPR yang dioptimasi tehadap entang fekuensi MHz, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan menggunakan analisis FDTD tebukti bahwa antena dapat dioptimasi tehadap duasi pulsa yang dibangkitkan dengan mengatu panjang antena (baik main antena maupun wing antena) sesuai dengan duasi pulsa yang dibangkitkan. 2. Panjang antena yang optimum aga dapat menghasilkan efisiensi adiasi yang maksimum sangat ditentukan oleh nilai duasi pulsa yang dibangkitkan dan pemitivitas elatif epoxy substat yang digunakan sebagai bahan antena. 3. Pembebanan esistif yang diteapkan disepanjang lengan (wing) antena dapat meningkatkan bandwidth antena dan menekan inging yang meugikan kaena dapat menimbulkan efek masking pada objek yang dideteksi. DAFTAR PUSTAKA [1]. Iskande, Magdy F., Electomagnetic Fields and Waves, Pentice Hall, [2]. Judawisasta, Heman, Catatan Kuliah: Antena dan Popagasi, Penebit ITB. [3]. R.W.P.King, G.S.Smith, M.Owens, T.T.Wu, Antennas in matte: fundamental, theoy, and applications, The MIT Pess, Cambidge, [4]. Kaus,John.,Antennas 2 nd ed., McGaw- Hill, [5]. AA.Lestai,A.G Yaovoy, L.P Lighat, Gound Influence on the input Impedance of tansient dipole and bowtie antennas, IEEE tans.antennas Popagate, vol.52,no.8,pp ,aug [6]. A.A. Lestai, Antennas Fo Impoved Gound Penetatimg Rada: Modeling, Tools, Analisys And Design, Ph.D.Dissetation, ISBN , Delft Univesity of Technology, The Nethelands, [7]. A.A. Lestai, A.G. Yaovoy, L. P. Ligthat, Adaptive Antenna fo Gound Penetating Rada, Delft Univesity of Technology, The Nethelands. [8]. A.A. Lestai, A.G. Yaovoy, L.P. Ligthat, RC loaded bow-tie antenna fo impoved pulse adiation, IEEE Tans. An-tennas Popagat., vol. 52, no. 10, pp , Oct [9]. Lestai, A. Andaya, A.G. Yaovoy, L. P. Ligthat, Capasitively Tapeed Bow- Tie Antenna, Delft Univesity of Technology, The Nethelands. [10]. A.A. Lestai, Y.A. Kiana, A.B. Suksmono, E. Bhaata, Ap-plied eseach on Gound Penetating Rada, Bow-tie An-tenna, GPR antenna, Adaptive antenna, Ultawideband an-tennas, Supplemental Repot (Poject ID: IS 03143), no. IRCTR-S , Delft Univesity of Technology, The Nethelands, Dec [11]. Josaphat Tetuko Si Sumantyo, Ph.D, Metoda Beda Beda Hingga Hingga
10 Kawasan Kawasan Waktu Waktu (Finite Diffeence Time Domain Method), Penebit ITB. [12]. T.T.Wu, R.W.P.King, The cylindical antenna with non eflecting esistiv loading, IEE Tans.Antennas Popagat., vol.ap-13, no.5, pp , May [13]. Wawan Sapudin, Optimasi Geometi Metalic Shielding pada Antena Bowtie yang Dimodifikasi untuk Aplikasi GPR dengan Metode FDTD, Tugas Akhi, ITB, 2004.
Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole
Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM ANTENA GPR YANG ADAPTIF TERHADAP FOOTPRINT DENGAN METODE FDTD
PERANCANGAN DAN SIMULASI SISTEM ANTENA GPR YANG ADAPTIF TERHADAP FOOTPRINT DENGAN METODE FDTD Swardiman Esron W Nainggolan (13204214/ Teknik Telekomunikasi) Program Studi Teknik Elektro Sekolah Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN
BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS
STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen
Lebih terperinciKEYWORDS Array, Return Loss, Coupling Level, Standing Wave Ratio, Resistive Loading
REDUKSI COUPLING LEVEL ANTAR ELEMEN PADA ARRAY GPR DENGAN RESISTIVE LOADING Richard Martinus Halim 13204043/Teknik Telekomunikasi Pembimbing : Dr. Ir. Adit Kurniawan M.Eng Sekolah Teknik Elektro Informatika
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge
BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya
Lebih terperinciRancang Bangun Antena Mikrostrip 900 MHz
Rancang Bangun Antena Mikostip 900 MHz Siska Novita Posma 1, M. Yanua Haiyawan 2, Adiyan Khabzli 3 1,2,3 Juusan Teknik Elekto Politeknik Caltex Riau Tel : (0761-53939) Fax : (0761-554224) siska@pc.ac.id
Lebih terperinciSTUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND ( 2,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz )
STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGITIGA TRIPLE BAND (,3 GHz, 3,3 GHz DAN 5, GHz ) Ibahim Sinaa, Ali Hanafiah Rambe Depatemen Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Sumatea Utaa Jl. Almamate,
Lebih terperinciBAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY
BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya
Lebih terperinciPengaturan Impedansi Input pada Antena UWB
Pengaturan Impedansi Input pada Antena UWB untuk Aplikasi SFCW-GPR Asep Sudrajat 13204213 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Abstrak Antena biasanya
Lebih terperinciDina Angela #1,Yuyu Wahyu *2, Tony A Porayouw #3. Jln Dipatiukur no.80-84, Bandung, Jawa Barat 1
Junal Telematika, vol.8 no., Institut Teknologi Haapan Bangsa, Bandung, Indonesia Desain dan Implementasi Antena Susunan Mikostip Patch Pesegi Panjang Empat Elemen pada, GHz Menggunakan Teknik Pencatuan
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Segitiga Dengan Parasitic Untuk Aplikasi Wireless Fidelity
Antena Mikostip Segitiga Dengan Paasitic Untuk Aplikasi Wieless Fidelity 1 Syah Alam, 2 Kukuh Ais Santoso. 1 Univesitas 17 Agustus 1945 Jakata, syah.alam@uta45jakata.ac.id 2 Univesitas 17 Agustus 1945
Lebih terperinciIni merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).
7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal
Lebih terperinciMICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR
JTEUNPAK 5 Ditebitkan di Bogo Junal Teknik Elekto Univesitas Pakuan MICROSTRIP ANTENA PADA FREQUENSI 9GH FREQUENSI APLIKASI RADAR I Hey Satia Utama,MT Abstak Indonesia adalah Negaa kepulauan yang tesusun
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING T.M Syahu Ichsan (1111667 ) Mahasiswa Pogam Studi Teknik Infomatika
Lebih terperinciListrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.
LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Circular Array Dual Frekuensi
39 Antena Mikostip Cicula Aay Dual Fekuensi Dwi Fadila Kuniawan, Efan Achmad Dahlan dan Aiestya Yoga Patama Abstact Application of GPS and GSM in one cellula phone need a single antenna that have dual
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ROLLED DIPOLE UNTUK KEPERLUAN GPR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FDTD
PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA ROLLED DIPOLE UNTUK KEPERLUAN GPR DENGAN MENGGUNAKAN METODE FDTD Gerry Roy M.S.(13204228) Jalur Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut
Lebih terperinciANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ
ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BENTUK LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG MENGGUNAKAN SIMULASI UNTUK APLIKASI LTE FREKUENSI 2.3 GHZ Rio Juli Henda*, Yusnita Rahayu**, Ey Safianti** *Alumni Teknik Elekto Univesitas
Lebih terperinciPerancangan Butler matrix 4x4 pada Frekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Aperture Radar (SAR)
Peancangan Butle matix 4x4 pada Fekuensi 1,27 GHz untuk Aplikasi Synthetic Apetue Rada (SAR) Nu Kamila 1, Bambang Setia Nugoho 2, Budi Syihabuddin 3 Fakultas Teknik Elekto,Univesitas Telkom Bandung Nukamila25@gmail.com
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S
BAB II DAAR TEORI. PARAMETER Paamete digunakan untuk mempeole kaakteistik dai suatu jaingan dua pot yang beopeasi pada fekuensi tinggi. Paamete lain sepeti H, Y, dan tidak bisa meepesentasikan jaingan
Lebih terperinciStudi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar
Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi
Lebih terperinciPendahuluan Elektromagnetika
Revisi Febuai 2002 Modul 1 EE 2323 Elektomagnetika Telekomunikasi Pendahuluan Elektomagnetika Oleh : Nachwan Mufti Adiansyah, ST Oganisasi Modul 1 Pendahuluan Elektomagnetika A. Lata Belakang Sejaah page
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciDESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ
Junal ELTEK, Vol 11 No 02, Oktobe 2013 ISSN 1693-4024 DESAIN DAN SIMULASI ANTENA MICROSTRIP SEMICIRCULAR HALF U-SLOT UNTUK APLIKASI MODEM GSM 1800 MHZ 42 Waluyo 1 dan Dyan Nastiti Novikasai 2 Abstak Pemasalahan
Lebih terperinciFISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi
Lebih terperinciPENENTUAN POSISI PIPA MENGUNAKAN METODE GPR
PENENTUAN POSISI PIPA MENGUNAKAN METODE GPR Akba,Muhammad Institut Teknologi Bandung,Bandung E-mail koespondensi: akbatahanub@gmail.om Abstak: Kata Kuni: Gound peneteting ada (GPR) adalah salah satu metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Pehitungan Pegeakan Robot Dai analisis geakan langkah manusia yang dibahas pada bab dua, maka dapat diambil bebeapa analisis untuk membuat ancangan geakan langkah
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz
PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PADA FREKUENSI 850 MHz Yuli Chistyono *), Imam Santoso, and Rahmat Dwi Cahyo Juusan Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Diponegoo, Jalan Pof. Sudhato, Tembalang,
Lebih terperinciPerencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)Mahkota (Crown Antenna)
24 Peencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ulta Wide Band)Mahkota (Cown Antenna) Rudy Yuwono,ST.,MSc. Abstak -Kemajuan teknologi komunikasi menunjukkan pekembangan yang sangat pesat, khususnya komunikasi
Lebih terperinciPeningkatan Kinerja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Berkemampuan CUDA
Peningkatan Kineja Pemodelan Resistivitas DC 3D dengan GPU Bekemampuan CUDA Haiil Anwa 1,a), Achmad Imam Kistijantoo 1,b) dan Wahyu Sigutomo 2,c) 1 Laboatoium Sistem edistibusi, Kelompok Keilmuan Infomatika,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA MHz
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANTENA RECTANGULAR PATCH ARRAY SWITCHED BEAM PADA RANGE FREKUENSI KERJA 2400-2483.5 MHz Publikasi Junal Skipsi Disusun oleh: SOFYAN ARIE SANDI NIM. 0710630084-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciPERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI
Semina Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industi 2017 ISSN 2085-4218 ITN Malang, 4 Pebuai 2017 PERANCANGAN BUTLER MATRIKS 4X4 UNTUK PENGARAHAN BERKAS ANTENA PADA STASIUN BUMI Chistian Mahadhika
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciBAB 17. POTENSIAL LISTRIK
DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPR merupakan sistem yang sangat berguna untuk proses pendeteksian benda-benda yang berada atau terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 1, NO., NOVEMBER 8: 8-85 PENGEMBANGAN ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN DENGAN PENERAPAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK TRAPESIUM Fiti Yuli Zulkifli, Eko Tjipto Rahadjo, Muhamad
Lebih terperinciINDUKSI ELEKTROMAGNETIK
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?
Lebih terperinciAbstrak - IINUSAT-1 ( Indonesia Inter University Satellite-1 ) merupakan proyek satelit pertama antar
Peancangan dan Pembuatan Antena Mikostip Pada Fekeunsi 145.9 MHz dan 436.5 MHz Tepolaisasi Sikula dan Bepolaadiasi Dieksional Untuk Potable Tansceive Satelit. Rizadi Sasmita Dawis, Eko Setijadi, Gamantyo
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Frekuensi Kerja 2,4 GHz (Frekuensi WIFI)
Ampliie Vol. 6 No. 2, Mei 2016 Antena Mikostip Bentuk Segitiga Pencatuan Langsung Dengan Fekuensi Keja 2,4 GHz (Fekuensi WIFI) Junas Haidi* 1 Pogam Studi Teknik Elekto Univesitas Bengkulu, E-mail: junas.haidi@unib.ac.id
Lebih terperinciPERCOBAAN 14 RANGKAIAN BAND-PASS FILTER AKTIF
EOBAAN 4 ANGKAIAN BAND-ASS FILTE AKTIF 4. Tujuan : ) Mendemonstasikan pinsip keja dan kaakteistik dai suatu angkaian akti band-pass ilte dengan menggunakan op-amp 74. ) Band-pass ilte melewatkan semua
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis
LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 ANTENA MIKROSTRIP Konsep tentang antena mikostip petama sekali diusulkan oleh Deschamps pada tahun 1953, dan mendapatkan hak patennya pada tahun 1955 atas nama Gutton dan Baissinot.
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.
. TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda
Lebih terperinciPERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz.
PERANCANGAN ANTENA PLANAR MENGGUNAKAN STRUKTUR SPIRAL RESONATOR (SR) SEBAGAI INKLUSI MAGNETIK TIRUAN UNTUK APLIKASI FREKUENSI 2,4 2,5 GHz Oleh: Riza Zakaia Helmi, Pembimbing Petama : I. Moch Yunus, M.Eng.
Lebih terperinciAntena Mikrostrip Linear Array dengan Slot U untuk Internal Pesawat Televisi pada Band Frekuensi UHF
Junal Nasional Teknik Elekto, Vol. 7, No. 1, Maet 2018 p-issn: 2302-2949, e-issn: 2407-7267 Antena Mikostip Linea Aay dengan Slot U untuk Intenal Pesawat Televisi pada Band Fekuensi UHF Aditya Wadhani
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT ARRAY 8 ELEMEN
ABSTRACT ANTENA WIDEBAND MIKROSTRIP SLOT ARRAY 8 ELEMEN Iskanda Fiti 1 Mikostip slot antenna is one of techniques in design of micostip antenna that has a potential fo wide bandwidth. The bandwidth in
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperinciSejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )
Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb
Lebih terperinciMetoda Voltmeter-Amperemeter
Pengukuan esistansi (Tahanan) PENGUKUAN L-C (esistansi, Induktansi, Kapasitansi) Klasifikasi Tahanan : Tahanan Kecil (< Ω) Tahanan Sedang ( 00 k Ω) Tahanan Besa (>00 kω) Lab Sistem Elektonika IT Telkom
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.
* MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].
BAB 2 LANDAAN TORI 2.1 Pinsip luoesensi luoesensi adalah poses pemancaan adiasi cahaya oleh suatu matei setelah teeksitasi oleh bekas cahaya beenegi tinggi. misi cahaya tejadi kaena poses absobsi cahaya
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Penempatan Dan Perubahan Kapasitor Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3-Fasa Bercatu 1-Fasa
27 Analisis Pengauh Penempatan Dan Peubahan Kapasito Tehadap Unjuk Keja Moto Induksi 3-Fasa Becatu 1-Fasa Hey Punomo Abstak Moto induksi 3 fasa dalam beopeasi secaa nomal mendapat catu daya 3 fasa yang
Lebih terperinciBAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI
BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI 3. Pendahuluan Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinci(MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Hal.» Kata Pengantar i» Daftar Isi ii
ISSN 1411-597 (MAJALAH ILMIAH FAKULTAS TEKNIK - UNPAK) Volume II, Edisi 4, Peiode Januai-Juni 14 Hal.» Kata Penganta i» Dafta Isi ii» Analisa Pengauh Pelebaan Jalan Raya Tehadap Tingkat Pelayanan Jalan
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciPENERAPAN ALGORITMA ELECTRE DALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA
PENERAPAN ALGORITMA ELECTRE ALAM MENENTUKAN LOKASI SHETLER TRANS JOGJA Supiatin Sistem Infomasi STMIK AMIKOM Yogyakata supiatin@amikom.ac.id Abstak Tans Jogja meupakan salah satu altenatif tanspotasi massa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi
III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciAplikasi Substrat Alumina Pada Antena Mikrostrip Patch Persegi Untuk Komunikasi Bergerak Pada Frekuensi (3,3-3,4 ) GHz.
Aplikasi Substat Alumina Pada Antena Mikostip Patc Pesegi Untuk Komunikasi Begeak Pada Fekuensi (3,3-3,4 ) GHz. Si Hadiati*, Yuyu ayu *, Suci Ramadita ** *)Peneliti Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi
Lebih terperinciBAB II METODA GEOLISTRIK
BB METOD GEOLSTRK. Pendahuluan Metode Geolistik Metoda geolistik adalah salah satu metoda dalam geofisika yang memanfaatkan sifat kelistikan untuk mempelajai keadaan bawah pemukaan bumi. Metoda geolistik
Lebih terperinciDimensi Partisi pada Graf Kincir
Dimensi Patisi pada Gaf Kinci Disusun Oleh : Chanda Iawan NRP.00 09 0 Abstak Misalkan G(VE) adalah gaf tehubung dan S adalah sebuah subset dai V(G) jaak antaa v dan S adalah dv S min d v x x S.Suatu gaf
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciBAB 2 SALURAN TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB ALUAN TANM TEM TENAGA LTK.1 Pengetian Umum aluan Tansmisi Pusat pembangkit tenaga listik biasanya letaknya jauh dai tempat-tempat dimana tenaga listik itu digunakan. Kaena itu, tenaga listik yang dibangkitkan
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciBAB 7 Difraksi dan Hamburan
BAB 7 Difaksi dan Hambuan Bedasakan bab sebelumnya yang menjelaskan tentang sebuah gelombang yang datang di pantulkan oleh suatu bidang pembatas meupakan gelombang data dan tidak behingga. Jika sebuah
Lebih terperinciVDC Variabel. P in I = 12 R AC
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciTorsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya
SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas
Lebih terperinciPENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR
PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi
Lebih terperinciModel Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap
Vol. 3, No., 7-79, Januai 7 Model Matematika Sistem Pesediaan (Q, R) Yang Tekait Dengan Mutu Baang Dan Infomasi Pemintaan Lengkap Agus Sukmana Abstact This pape deals with an inventoy model fo continuous
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciAnalisis Numerik Ragam pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Interaksi Dinamis Struktur dengan Udara ABSTRAK
Volume 6, Nomo 1, Pebuai 2009 Junal APLIKASI Analisis Numeik pada Pelat Utuh dan Retak: Studi Inteaksi Dinamis Stuktu dengan Udaa Agung Budipiyanto Pogam Diploma Teknik Sipil FTSP ITS email: agungbp@ce.its.ac.id
Lebih terperinciMEDAN LISTRIK STATIS
Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan
Lebih terperinciSUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama
SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh
44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC
BAB 3 ANALISIS DAN MINIMISASI RIAK ARUS SISI AC 3.1 Pendahuluan Pada penelitian sebelumnya[7] telah dibuktikan bahwa sinyal efeensi optimum yang dapat menghasilkan iak aus keluaan yang minimum pada invete
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attribut Decision Making (FMADM) dan Simple Additive Weighting (SAW)
Junal Rekayasa Elektika Vol., No. 4, Agustus 20, hal. 49-6 49 Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Peneima Beasiswa Menggunakan Fuzzy Multi Attibut Decision Making (FMADM dan Simple Additive Weighting
Lebih terperinciANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU
Posiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU 1 Lian Apianna, 2 Sudawanto, dan 3 Vea Maya Santi Juusan Matematika,
Lebih terperinciHUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik
HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan
Lebih terperinciIV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor
IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2
LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis
Lebih terperincidengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q
MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan
Lebih terperinci