BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan
|
|
- Glenna Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya berbagai fasilitas dan pelayanan kesehatan serta kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan hidup (UHH) yang berdampak pada semakin meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mencapai 24 juta jiwa yang merupakan jumlah terbesar ke-4 di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Jumlah tersebut terus meningkat setiap tahunnya dan menjadikan populasi lansia sebagai salah satu dari triple burdens yang dihadapi Indonesia, yaitu jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi, masih dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat, keadaan ini membutuhkan upaya kesehatan lansia yang komprehensif (Kementrian Kesehatan, 2013). Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010 penduduk lansia yang berumur 60 tahun keatas mencapai peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari data pada tahun 1960-an penduduk lansia hanya 2%, saat ini sudah mencapai 10% dari total jumlah penduduk di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2010). Persatuan Gerontologi Medik (2013) juga menyebutkan bahwa pada tahun 2015 jumlah lansia diperkirakan mencapai 36 juta orang atau 11,34% dari total penduduk Indonesia. 1
2 2 Meningkatnya populasi lansia ini tidak dapat dipisahkan dari masalah kesehatan yang terjadi pada lansia, menurunnya fungsi organ memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif (Azizah, 2010). Penyakit degeneratif pada lansia ini jika tidak ditangani dengan baik maka akan menambah beban finansial negara yang tidak sedikit dan akan menurunkan kualitas hidup lansia karena meningkatkan angka morbiditas bahkan dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2010). Beberapa penyakit degeneratif yang paling banyak diderita oleh lansia antara lain, gangguan sendi, hipertensi, katarak, stroke, gangguan mental emosional, penyakit jantung dan diabetes melitus (Riskesdas, 2007). Diantara berbagai jenis penyakit degeneratif tersebut penyakit kardiovaskular terutama hipertensi adalah yang paling sering ditemukan pada lansia (Fu, 2011). Prevalensi hipertensi pada kelompok umur lansia sendiri mencapai 60-75% dari total populasi lansia (Fu, 2011). Survei yang dilakukan The National Health and Nutrition Examination (NHANES) menyatakan bahwa prevalensi hipertensi pada usia diatas 65 tahun sebesar 50 hingga 75 % (Nwankwo, 2013). Umumnya hipertensi pada usia lanjut ditemukan paling banyak pada kelompok wanita. Pada wanita lansia adanya penurunan fungsi organ reproduksi berupa menopause diyakini berperan dalam meningkatkan risiko wanita lansia terkena penyakit kardiovaskuler. Di Amerika sekitar 75% wanita pasca menopause menderita hipertensi (Barton et al., 2009). Meskipun angka kejadian hipertensi pada lansia cukup tinggi namun masalah tersebut tidak dapat dipertimbangkan kedalam dampak menua yang normal, karena menurut data dari World Health Organization (WHO, 2013)
3 3 hipertensi menjadi penyebab 45% kematian akibat serangan jantung dan 51% akibat stroke diseluruh dunia. Oleh sebab itu setiap kejadian hipertensi wajib diwaspadai. Sebagian besar dari kasus hipertensi yang terjadi pada lansia adalah jenis hipertensi esensial dimana penyebab dari hipertensi tersebut belum diketahui secara pasti. Meskipun begitu insidensi hipertensi esensial dikaitkan dengan faktor gaya hidup atau lifestyle (Fu, 2011). Pada pria dalam usia yang lebih muda dibanding wanita pada usia yang sama lebih banyak mengalami hipertensi. Hal tersebut diduga disebabkan karena perilaku yang tidak sehat (merokok dan konsumsi alkohol), depresi atau stres rendahnya status pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan, dan pengangguran (Setiawan, 2006). Insidensi hipertensi juga sering dikaitkan dengan berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, kebiasaan merokok, konsumsi minuman berkafein, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan obesitas (Rahajeng dan Tuminah, 2009). Berdasarkan data Riskesdas (2007) prevalensi hipertensi nasional yang terdiagnosis atau mendapat pengobatan di berbagai layanan kesehatan adalah 24,2%, angka tersebut jauh lebih sedikit dibanding prevalensi nasional yang mencapai 32,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengontrol tekanan darah mereka masih rendah, padahal jika tidak segera ditangani hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi bahkan kematian (Depkes, 2006). Salah satu provinsi dengan angka hipertensi tertinggi di Indonesia adalah Jawa Tengah. Prevalensi hipertensi di provinsi ini lebih tinggi dari rata-rata
4 4 prevalensi nasional yaitu mencapai 37% (Riskesdas, 2007). Selain termasuk dalam provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi data dari Badan Pusat Statistik (2014) menyatakan bahwa Jawa Tengah juga temasuk provinsi yang memiliki UHH yang cukup tinggi di Indonesia yaitu 72,6 tahun. Sebagai upaya dalam mengatasi peningkatan jumlah lansia dikarenakan UHH yang tinggi dan berbagai penyakit degeneratif termasuk hipertensi yang prevalensinya cukup tinggi maka pemerintah membentuk posyandu lansia sebagai pelayanan kesehatan yang berfokus pada langkah promotif dan preventif (Depkes, 2013). Penerapan pelayanan kesehatan lansia di Jawa Tengah sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami peningkatan di masing-masing kabupaten di Provinsi ini (Dinkes Jawa Tengah, 2013). UHH tertinggi di Jawa Tengah dimiliki oleh Kabupaten Temanggung yaitu 74,2 tahun. Hal tersebut menyebabkan jumlah penduduk lansia semakin mengalami peningkatan (Depkes Temanggung, 2013). Temanggung adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan komoditas yang paling terkenal berupa tembakau. Dua perusahaan rokok terbesar di Indonesia memasok sebagian besar tembakaunya dari Temanggung. Oleh sebab itu sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani tembakau. Bahkan tembakau srintil yang hanya dihasilkan dari daerah ini dilabeli sebagai tembakau terbaik di dunia (Soeparna, 2009). Melimpahnya hasil pertanian tembakau menyebabkan rokok sebagai produk olahan utama tembakau tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Temanggung. Berdasarkan hasil data Riskesdas (2007) prevalensi merokok pada penduduk diatas usia 10 tahun mencapai 36,2% atau termasuk dalam 5 besar
5 5 kabupaten dengan konsumsi rokok terbesar di Indonesia. Hal tersebut diduga menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi di Temanggung yang memiliki prevalensi cukup tinggi (Oktaviani, 2012). Dalam rangka menekan prevalensi penyakit degeneratif seperti hipertensi, puskesmas di Kabupaten Temanggung sudah menjalankan program posyandu lansia. Posyandu lansia merupakan salah satu program puskesmas santun lansia dan 97,1% puskesmas di provinsi di Jawa Tengah telah memiliki kegiatan posyandu Lansia tersebut (Riset Fasilitas Kesehatan, 2011). Meskipun posyandu lansia dilakukan rutin tiap bulan, data laporan Posyandu Lansia dari Puskesmas Dharma Rini Temanggung (2014) menyatakan bahwa hipertensi masih menjadi masalah terbesar yang sering ditemui dalam kegiatan posyandu lansia. Berdasarkan data dari 346 lansia dengan gangguan kesehatan, 283 lansia atau 81% lansia mengalami hipertensi. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia agar dapat mengurangi angka hipertensi dan meningkatkan kualitas hidup pada lansia. Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik meneliti melakukan penelitian tentang gambaran karakteristik demografi, gaya hidup, dan stres psikososial pada lansia dengan hipertensi di Temanggung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti merumuskan Bagaimana gambaran karakteristik demografi, gaya hidup, dan stres psikososial pada lansia dengan hipertensi di Temanggung?
6 6 C. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi, gaya hidup, dan stres psikososial pada lansia dengan hipertensi di Temanggung. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status gizi, riwayat keluarga hipertensi, riwayat diabetes melitus) pada lansia dengan hipertensi di Temanggung Jawa Tengah. b. Mengetahui gambaran gaya hidup (merokok, asupan garam, konsumsi alkohol, konsumsi kopi, konsumsi teh, dan aktivitas fisik) pada lansia dengan hipertensi di Temanggung Jawa Tengah. c. Mengetahui gambaran stres psikososial pada lansia dengan hipertensi di Temanggung Jawa Tengah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat memberikan masukan untuk Dinas Kesehatan terkait untuk menyusun perencanaan dan pengembangan kebijakan dalam peningkatan pelayanan kesehatan lansia khususnya dalam meningkatkan pelayanan program posyandu lansia.
7 7 2. Manfaat Praktis Meningkatkan keilmuan dan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian 1. Sari (2010) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada karyawan Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Penelitian menggunakan rancangan case control dan dilakukan dengan melakukan matching terhadap variabel umur dan jenis kelamin.teknik pengambilan sampel dengan teknik random sampling sebanyak 40 responden dari masingmasing kelompok kasus dan kontrol. Analisis hasil menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji chi square, dan multivariat dengan teknik regresi logistik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa asupan natrium (p=0,001; OR=6,378; 95%CI=2,280-17,842) asupan kalium (p=0,002; OR=0,150; 95%CI=0,045-0,503), kebiasaan merokok (p=0,003; OR=4,500; 95%CI=1,731-11,696-17,842), dan kebiasaan olahraga (p=0,028; OR=6,333; 95%CI=1,289-31,115) mempengaruhi kejadian hipertensi pada karyawan di RSUD Pemangkat dengan nilai p<0,05. Faktor lain yang diteliti yaitu asupan kalsium (p=0,735) dan status nutrisi (p=1,000) tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian hipertensi.
8 8 Perbedaannya terletak pada tempat, sasaran, teknik pengambilan sampel, jumlah variabel independen, dan rancangan penelitian. Variabel independen pada penelitian tersebut terdiri dari asupan natrium, kalium dan kalsium, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, dan status gizi sedangkan penelitian yang akan dilakukan terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, merokok, asupan garam, konsumsi alkohol, konsumsi kafein, aktivitas fisik, status gizi/ IMT, riwayat keluarga hipertensi, stres psikososial, dan riwayat DM. Rancangan penelitiannya menggunakan case control sementara rancangan penelitian yang akan dilakukan menggunakan cross sectional. Sasaran pada penelitian tersebut adalah karyawan RSUD Pemangkat sementara sasaran dari penelitian yang akan dilakukan adalah lansia dengan hipertensi di Temanggung. 2. Rachman (2011) tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling sebanyak 34 responden yang melakukan kunjungan pada bagian Geriatri RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan April-Juni Analisis hasil menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor riwayat keluarga yang terkena hipertensi (p=0,01;rp=0,10; 95%CI=0,01-0,65) merupakan faktor risiko penyebab terjadinya hipertensi. Faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitan ini
9 9 yaitu:jenis kelamin (p=0,51), kebiasaan merokok (p=0,35), kebiasaan mengonsumsi asin (p=1,00), kebiasaan mengonsumsi lemak jenuh (p=0,67), kebiasaan mengonsumsi jelantah (p=1,00), kebiasaan mengonsumsi alkohol (p=0,42), kebiasaan olahraga (p=0,17), status gizi (p=0,68) tidak terbukti berhubungan dengan kejadian hipertensi pada lansia. Perbedaannya terletak pada tempat, teknik pengambilan sampel, uji analisis, dan jumlah variabel independen yang diteliti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah consecutive sampling sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan total sampling. Uji analisis yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah analisis bivariat dengan uji chi square sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan analisis univariat saja. 3. Assis (2013) tentang kebiasaan konsumsi kopi, perilaku merokok, dan kualitas tidur sebagai faktor risiko tingginya tekanan darah pada remaja di kota Yogyakarta. Penelitian menggunakan rancangan case control dan dilakukan dengan melakukan matching terhadap variabel umur dan jenis kelamin. Teknik pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling sebanyak 40 responden dari masing-masing kelompok kasus dan kontrol. Analisis hasil menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil dari penelitian ini adalah konsumsi kopi dengan frekuensi 6 kali perminggu merupakan faktor
10 10 risiko peningkatan tekanan darah pada remaja di kota Yogyakarta (p=0,043; OR=4,75; 95%CI=0,94-23,99). Faktor lain seperti perilaku merokok (p=1,000) dan kualitas tidur (p=0,799) bukan merupakan faktor risiko peningkatan tekanan darah pada remaja. Perbedaan terletak pada tempat, sasaran, rancangan penelitian, teknik pengambilan sampel, uji analisis, dan jumlah variabel yang digunakan. 4. Cohen et al. (2012) tentang Influence of age on the association between lifestyle factors and risk of hypertension. Penelitian ini menggunakan rancangan prospective cohort dengan tujuan menganalisis hubungan lima faktor risiko yang dapat dikontrol dan hipertensi. Responden berjumlah wanita non-hipertensi dari berbagai rentang usia antara tahun yang berasal dari 11 negara bagian di Amerika Serikat. Penelitian ini diawali dengan pembagian kuesioner 4 tahun sebelum penelitian yang berisi tentang riwayat kesehatan dan gaya hidup, dari perawat yang dikirimi kuesioner >90% responden dapat dilakukan follow up untuk penelitian ini yang berlangsung selama 26 tahun. Responden kemudian dibagi menjadi 3 kelompok usia yaitu 50 tahun, tahun, dan 61 tahun. Kelima faktor risiko yang diteliti adalah Indeks Massa Tubuh (IMT), diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), penggunaan analgesik, menopause dan konsumsi alkohol. Metode cox proportional hazards regression digunakan untuk mengetahui hubungan faktor
11 11 risiko dengan kejadian hipertensi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya hidup terhadap hipertensi cenderung menurun dibandingkan dengan pengaruh terhadap kelompok usia yang lebih muda. Wanita dengan kelompok usia 50 tahun atau lebih muda dengan faktor risiko rendah memiliki Hazard Ratio atau HR=0,13 (95%CI=0,03-0,52) sedangkan pada kelompok wanita diatas 61 tahun HR=0,62 (95%CI=051-0,75). Perbedaannya terletak pada tempat, teknik pengambilan sampel, rancangan penelitian, sasaran, uji analisis, dan variabel yang diteliti. 5. Fatma (2010) tentang Pola Konsumsi, Gaya Hidup, dan Indeks Massa Tubuh sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi pada nelayan di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Penelitian ini menggunakan responden nelayan di Kabupaten Bintan dan diambil dengan teknik consecutive sampling, rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah unmatched case control study. Subyek penelitian terdiri dari 137 kelompok kasus dan 137 kelompok kontrol. Analisis data menggunakan analisis bivariat chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Delapan faktor risiko diteliti dalam penelitian ini, terdapat hubungan bermakna antara konsumsi natrium (OR=2,622; 95%CI=1,494-4,600; p=0,001), konsumsi kalium (OR=2,512; 95%CI=1,545-4,086; p=0,000), konsumsi kopi (OR=3,657; 95%CI=2,206-6,060; p=0,000), dan kebiasaan merokok OR=3,132; 95%CI=1,601-6,126; p=0,001) dengan kejadian hipertensi.
12 12 Sementara faktor lain seperti konsumsi serat, konsumsi alkohol, stres psikososial, dan IMT memiliki nilai p>0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan bermakna antar faktor-faktor tersebut dengan kejadian hipertensi pada nelayan di Kabupaten Bintan. Perbedaannya terletak pada tempat, teknik pengambilan sampel, rancangan penelitian, sasaran, dan jumlah variabel yang diteliti 6. Manik (2011) tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia di posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Parsoburan Kecamatan Pematangsiantar tahun Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan jumlah responden 105 lansia menggunakan teknik total sampling. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 3 variabel yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan terhadap keadian hipertensi pada lansia yaitu pendidikan (p=0,016), riwayat keluarga (p=0,000;rp=3,106), dan aktivitas fisik (p=0,002;rp=2,500). Variabel lain seperti jenis kelamin, obesitas, pendidikan, status pekerjaan dan kebiasaan merokok tidak ditemukan hubungan yang signifikan. Perbedaan penelitian terletak pada analisa data pada penelitian ini tidak menggunakan analisis multivariat, tempat pada penelitian ini berada di posyandu lansia di Sorburan Pematangsiantar, Sumatera Utara sementara penelitian yang akan dilakukan dilakukan di Temanggung dan variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah
13 13 umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, riwayat keluarga, status gizi, aktivitas fisik dan riwayat merokok sementara variabel pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan 12 variabel. 7. Oktaviani (2012) tentang Faktor-faktor risiko Hipertensi Primer pada Petani di kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian case control dengan jumlah responden untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol sebanyak 139 yang berasal dari petani yang berasal dari kecamatan Temanggung. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 3 variabel yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian hipertensi pada petani yaitu stres (p=0,000;or=12,8), merokok (p=0,000;or=10,81), asupan natrium (p=0,000;or=5,96), dan minum kopi (p=0,026;or=3,94). Perbedaan penelitian terletak pada, tempat pada penelitian ini berada di kecamatan Parakan, sementara penelitian yang akan dilakukan dilakukan di Temanggung dan variabel independen yang diteliti pada penelitian ini adalah stres, merokok, asupan natrium, dan minum kopi sementara variabel pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan 12 variabel, sasaran pada penelitian ini adalah petani sementara penelitian yang akan dilakukan adalah lansia
BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara berkembang. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan beberapa sebutan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi masalah dan semakin menjadi sorotan di seluruh dunia. Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian sekitar 38 juta (68%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah gizi ganda diantaranya prevalensi gizi kurang dan meningkatnya prevalensi obesitas. Obesitas tidak lagi di anggap sebagai masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data American Heart Association
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di dunia. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami peningkatan tekanan. Tekanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
68 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kurang gizi, terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu dengan adanya transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular (Non-Communicable diseases) terdiri dari beberapa penyakit seperti jantung, kanker, diabetes, dan penyakit paru-paru kronis. Pada tahun 2008,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Penderita hipertensi setiap tahunnya terus menerus mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik 140 mmhg dan Diastolik 85 mmhg merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Berdasarkan data WHO (2013), pada tahun 2008 angka kematian Penyakit Tidak Menular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi masih tetap menjadi masalah hingga saat ini karena beberapa hal seperti meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu kelompok penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada populasi umum, pria lebih banyak yang menderita penyakit ini dari pada wanita (pria 39 % dan wanita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Kemenkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit degeneratif tersebut antara
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular telah berkembang menjadi suatu permasalahan pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah menyumbang 3 juta kematian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit hipertensi esensial telah berdampak pada satu milyar orang diseluruh dunia, mengungguli serangan jantung dan stroke. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tidak Menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. Empat jenis PTM utama menurut WHO adalah penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh darah vaskular. Tekanan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk telah menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan Negara berkembang lebih dari delapan
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti membawa dampak negatif dalam hal kesehatan. Orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang rendah terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, dkk, 2011). Memasuki usia tua, seseorang mengalami perubahan fisik,
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI
ABSTRAK FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan Tekanan darah tinggi biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya transisi epidemologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia telah mengakibatkan perubahan penyakit dari penyakit infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia tidak dapat terhindar dari penurunan kondisi fisik, psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang dapat mengakibatkan gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi epidemiologi yang dikenal dengan istilah double burden diseases, yaitu penyakit menular belum dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi merupakan penyakit umum yang terjadi di masyarakat, seringkali tidak disadari karena tidak mempunyai tanda gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesian saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi dan defisiensi menjadi penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan pada anak mengalami peningkatan dari tahun ketahun baik di dunia maupun di Indonesia. Tahun 2006, terdapat 20 juta anak-anak dibawah usia 5 tahun di dunia
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1 Gumarang, 2 Gita 1,2 Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang sudah mencapai usia lanjut tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg. 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transisi epidemiologi yang paralel antara transisi demografi dan transisi teknologi, dewasa ini mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke Penyakit
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang mengubah gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah menyebabkan transisi epidemiologi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pergeseran seperti pola makan, penanganan stres, kebiasaan olahraga, serta gaya hidup berpeluang besar menimbulkan berbagai masalah kesehatan apabila tidak disikapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) sudah menjadi masalah global tidak hanya di negara maju saja tetapi juga di negara berkembang. Renu Garg, penasihat regional WHO (South-East
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi, dimana dua pertiganya terdapat di negara berkembang. Hipertensi menyebabkan 8 juta penduduk di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal. Joint National Committee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga mengalami pergeseran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan serius yang mengakibatkan mortalitas dan morbiditas (Ba ttegay et al., 2005). Jika dibiarkan, hipertensi menyebabkan komplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organizations (WHO) menyatakan bahwa penyakit tidak menular menyumbang kematian utama paling besar yaitu sebesar 36 juta atau 2/3 dari 57 juta kematian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi
0 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinci