MODUL PEMBELAJARAN INVENTARISASI HUTAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PEMBELAJARAN INVENTARISASI HUTAN"

Transkripsi

1 MODUL PEMBELAJARAN Mata Kulah : INVENTARISASI HUTAN Dsusun oleh : Prof. Dr. Daud Malamassam PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN September, 009

2 KATA PENGANTAR Penyusunan Modul Pembelajaran Mata Kulah Inventarsas n merupakan bagan yang tdak terpsahkan dar upaya untuk mengoperasonalkan Student Centered Learnng d Unverstas Hasanuddn. Selesanya penyusunan laporan modul pembelajaran n tdak terlepas dar bantuan dan dukungan dar berbaga phak, bak secara langsung maupun secara tdak langsung, yang penuls tdak dapat sebutkan namanya satu persatu. Sehubungan dengan tu, maka melalu kesempatan n penuls ngn menyampakan terma kash dan penghargaan kepada phak-phak termaksud. Penuls sepenuhnya menyadar bahwa modul n mash perlu dsempurnakan, secara terus menerus. Sehubungan dengan tu, saran-saran yang bersfat konstruktf dar berbaga phak, tetap penuls nantkan. Semoga modul n dapat member kontrbus yang bermakna bag penngkatan efektvtas proses dan optmalsas hasl pembelajaran dalam lngkup Unverstas Hasanuddn, dan khususnya dalam lngkup Fakultas Kehutanan, pada masa mendatang. Makasar, 09 September 009 Pembuat Modul, Prof. Dr. Daud Malamassam

3 PETA KEDUDUKAN MODUL Mata Kulah Inventarsas Hutan SASARAN TUJUAN PEMBELAJARAN MODUL - 6 Rap Tegakan, serta Penaksran & & Pemodelannya PANDUAN TUTOR MODUL - 5 Tabel Volume & Penggunaannya MODUL - 4 Metode-Metode Samplng PANDUAN TUGAS MODUL - Pengukuran Pohon dan Tegakan MODUL - 3 Teor Samplng dan Penerapannya dlm IH MODUL - 1 Pengertan dan Ruang Lngkup

4 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... PETA KEDUDUKAN MODUL... DAFTAR ISI... v MODUL - 1 Pengertan, Peranan dan Ruang lngkup... M1 - I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan... 9 IV. Penutup... 9 MODUL - Pengukuran Pohon dan Tegakan... M - I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan IV. Penutup MODUL - 3 Teor Samplng dan Penerapannya dalam Inventarsas Hutan... M3 - I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan IV. Penutup MODUL - 4 Metode-Metode Samplng... M4-4.1 Samplng Acak... M4.1- I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan IV. Penutup Samplng Sstematk... M4.- I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan... 7 IV. Penutup Samplng Stratfkas... M4.3- I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan... 1 IV. Penutup... 1 v

5 4.4 Samplng Berganda... M4.4- I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... 1 III. Indkator Penlaan IV. Penutup MODUL - 5 Tabel Volume dan Penggunaannya... M5 - I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan IV. Penutup MODUL - 6 Rap Tegakan Beserta Penaksran dan Pemodelannya M6 - I. Pendahuluan... 1 II. Mater Pembelajaran... III. Indkator Penlaan... 8 IV. Penutup... 8 Tnjauan Pustaka... TP-1 LAMPIRAN Lampran 1. Rancangan Pembelajaran Berbass SCL... L-1 Lampran. Tabel-Tabel Statstka... L- v

6 RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI MATAKULIAH : INVENTARISASI HUTAN Kompetens Utama : 1.1 Mampu mendata potens dan daya dukung lahan hutan, serta menganalssnya untuk kepentngan pengelolaan hutan lestar (Kompetens FHut No. 9) 1. Memaham dan mampu menerapkan teknolog komputer dan sstem nformas dalam bdang kehutanan (Kompetens FHut No.10) Kompetens Pendukung :.1 Mampu menganalss, merencanakan dan mengevaluas program pembangunan (Kompetens FHut No.7 ).. Mampu bekerjasama dengan orang lan (Kompetens FHut No.14) Kompetens Lannya : 3.1 Mampu berkomunkas, bermtra dan bersnerg dengan orang lan (masyarakat) (Kompetens FHut No.3 ) Sasaran Belajar : Mampu menerapkan metode penaksran potens hutan Mampu menggunakan model-model pertumbuhan tegakan secara tepat Mnggu Sasaran Pembelajaran Mater Pembelajaran 1. Membentuk Klp & memlh Ketua Kelompok Kompetens MK No.., & 3.1 Strateg Pembelajaran Unt Tugas Mahasswa Krtera Penlaan (Indkator) Kontrak dan Rencana Pembelajaran Dskus Kelompok - Kerjasama kelompok Bobot Nla. Mampu menjelaskan peranan nventarsas dalam pengelolaan Hutan Kompetens MK No.1.1,. 3 5 Mampu melakukan pengukuran pohon dan tegakan Kompetens MK No.1.1, dan. Pendahuluan - Pengertan dan Ruang lngkup - Peranan Inventarsas Hutan Pengukuran pohon dan tegakan Kulah Interaktf Presentas Kulah nteraktf PjBL Eksperensal Menulskan ulang & mempresentaskan pengertan / ruang lngkup, dan peranan IH Pembuatan hypsometer Pengukuran pohon & tegakan Ketepatan penjelasan 8% Ketepatan hasl kerja Keasran hasl kerja 16% Keaktfan ndvdu

7 Mnggu Sasaran Pembelajaran Mater Pembelajaran Strateg Pembelajaran Unt Tugas Mahasswa Krtera Penlaan (Indkator) Bobot Nla 6 7 Mampu menjelaskan teor samplng dan bentuk-bentuk penerapannya dalam nventarsas hutan Kompetens MK No.1.1, 1,,.1 dan 3.1 Teor Samplng dan Peranannya dalam Inventarsas Hutan - Populas & Contoh - Teor Pendugaan - Pengantar samplng Kulah Interaktf Presentas Menulskan ulang & mempresentaskan Teor sampng / teor pendugaan dengan contoh Ketepatan penjelasan / ketepatan contoh yang dberkan melalu presentas Keaktfan ndvdu 1% 8-1 Mampu merencanakan dan menerapkan Teknk-Teknk Samplng dalam Inventarsas Hutan Kompetens MK No.1.1,.1,. dan 3.1 Metode-Metode Samplng dalam Invenyarsas Hutan : Samplng Acak Samplng Sstmatk Samplng Stratfkas Samplng Berganda Kulah Interaktf Eksperensal Membandngkan samplng Merancang samplng Ketepatan prosedur dan perbandngan Ketepatan rancangan 34% (10%+ 8%+ 8%+ 8%) Mampu menyusun Tabel Volume Kompetens MK No.1.1,dan 1, Tebel Volume dan penggunaannya Kulah PjBL Menganalss Fungs volume Membuat Tabel Volume Ketepatan analss (prosedur pembuatan) 1% Mampu menjelaskan prnspprnsp pemodelan / penaksran pertumbuhan tegakan (Kompetens MK No.1.1, 1.,.1 dan 3.1) Pertumbuhan tegakan dan Pemodelannya Kulah nteraktf Tugas Kelompok Presentas Menulskan ulang dan mempresentaskan model-model dan tahapan pemodelan pertumbuhan dengan contoh Ketepatan & Kelengkapan penjelasan Kerjasama kelompok 16%

8 Lampran Tabel-Tabel Statstka SEBARAN PELUANG BINOMIUM Jumlah Peluang Bnomum Χ Χ 0 b (x;n,p) p n r L - 1

9 SEBARAN PELUANG BINOMIUM (Sambungan) Jumlah Peluang Bnomum Χ Χ 0 b (x;n,p) p n r L -

10 SEBARAN PELUANG BINOMIUM (Sambungan) Jumlah Peluang Bnomum Χ Χ 0 b (x;n,p) p n r L - 3

11 SEBARAN PELUANG BINOMIUM (Sambungan) Jumlah Peluang Bnomum Χ Χ 0 b (x;n,p) p n r L - 4

12 SEBARAN PELUANG BINOMIUM (Sambungan) Jumlah Peluang Bnomum Χ Χ 0 b (x;n,p) p n r L - 5

13 SEBARAN PELUANG BINOMIUM (Sambungan) Jumlah Peluang Bnomum Χ Χ 0 b (x;n,p) p n r Sumber : L - 6

14 SEBARAN NORMAL BAKU Wlayah Luas D Bawah Kurva Normal Z L - 7

15 SEBARAN NORMAL BAKU (Lanjutan) Wlayah Luas D Bawah Kurva Normal Z Sumber : L - 8

16 SEBARAN t-student ν α Inf Sumber : L - 9

17 SEBARAN F ƒ 0,05 (ν 1,ν ) ν 1 ν L - 10

18 SEBARAN F (Lanjutan) ƒ 0,05 (ν 1,ν ) ν 1 ν L - 11

19 SEBARAN F (Lanjutan) ƒ 0,01 (ν 1,ν ) ν ν L - 1

20 SEBARAN F (Lanjutan) ƒ 0,01 (ν 1,ν ) ν 1 ν Sumber : L - 13

21 NILAI PARAMETER SEBARAN WEIBULL C r 1 r r /r 1 CV X c r 1 r r /r 1 CV X 0,5 4, ,0 70,0000 8,3066,75 0,8868 0,9358 1,1898 0,4357 0,30 9, ,57 30,431 5,4077,80 0,8904 0,9114 1,1495 0,3866 0,35 5,09 44,338 16,7773 3,971,85 0,8911 0,9090 1,1448 0,3805 0,40 3,334 10,000 10,8650 3,1409,90 0,8917 0,9067 1,1404 0,3747 0,45, ,8761 7,7931,6064,95 0,893 0,9046 1,1361 0,3690 0,50,0000 4,0000 6,0000,361 3,00 0,8993 0,907 1,131 0,3634 0,55 1,704 14,0893 4,8613 1,9650 3,05 0,8936 0,9010 1,18 0,3581 0,60 1,5046 9,605 4,0908 1,7581 3,10 0,8943 0,8994 1,146 0,359 0,65 1,3663 6,614 3,5433 1,5948 3,15 0,8950 0,8979 1,110 0,3479 0,70 1,658 5,09 3,1387 1,464 3,0 0,8956 0,8966 1,1176 0,3430 0,75 1,1906 4,01,830 1,359 3,5 0,8963 0,8953 1,1144 0,3383 0,80 1,1330 3,333,5889 1,605 3,30 0,8970 0,894 1,1113 0,3336 0,85 1,0880,8359,3959 1,1815 3,35 0,8977 0,893 1,1083 0,39 0,90 1,05,4786,388 1,1130 3,40 0,8984 0,89 1,1055 0,348 0,95 1,034,088,1089 1,0530 3,45 0,8991 0,8914 1,108 0,306 1,00 1,0000,0000,0000 1,0000 3,50 0,8997 0,8906 1,1001 0,3164 1,05 0,9808 1,8351 1,9076 0,957 3,55 0,9004 0,8899 1,0967 0,314 1,10 0,9808 1,8351 1,9076 0,910 3,60 0,9011 0,8893 1,905 0,3085 1,15 0,9517 1,5941 1,7600 0,8718 3,65 0, ,099 0,3047 1,0 0,9407 1,5046 1,7004 0,8369 6,70 0,904 0,888 1,0906 0,3010 1,5 0,9314 1,496 1,6480 0,8050 3,75 0,9031 0,8878 1,0884 0,974 1,30 0,936 1,3663 1,6017 0,7757 3,80 0,9038 0,8874 1,0863 0,938 1,35 0,9170 1,31 1,5606 0,7487 3,85 0,9044 0,8870 1,0843 0,904 1,40 0,9114 1,658 1,538 0,738 3, ,8867 1,084 0,871 1,45 0,9067 1,56 1,4908 0,7006 3,95 0,9058 0,8864 1,0805 0,837 1,50 0,907 1,1906 1,4610 0,6790 4, ,0787 0,806 1,55 0,8994 1,1600 1,4340 0,6588 4,05 0,9070 0,8864 1,0770 0,774 1,60 0,8966 1,1330 1,4095 0,6399 4, ,8859 1,0753 0,473 1, ,0880 1,3666 0,6055 4,15 0,9073 0,8859 1,0736 0,714 1,75 0,8906 1,0691 1,3478 0,5897 4,0 0,9089 0,8857 1,070 0,684 1,80 0,8893 1,05 1,3305 0,5749 4, ,8856 1,0705 0,655 1,85 0,888 1,0370 1,3145 0,5608 4,30 0,910 0,8856 1,0690 0,68 1,90 0,8874 1,034 1,997 0,5475 4,35 0,9108 0,8856 1,0676 0,600 1,95 0,8867 1,0111 1,860 0,5348 4,40 0,9114 0,8856 1,066 0,573,00 0,886 1,0000 1,73 0,57 4,45 0,910 0,8857 1,0649 0,547,05 0,8859 0,9899 1,614 0,511 4,50 0,916 0,8857 1,0636 0,51,10 0,8857 0,9808 1,503 0,5003 4,55 0,913 0,8858 1,063 0,496,15 0,8856 0,975 1,399 0,4898 4,60 0,9137 0,8859 1,0611 0,471,0 0,8856 0,9649 1,30 0,4799 4,65 0,9143 0,8860 1,0598 0,447,5 0,8857 0,9580 1,11 0,4703 4,70 0,9149 0,886 1,0587 0,44,30 0,8859 0,9517 1,16 0,4611 4,75 0,9154 0,8863 1,0576 0,400,35 0,886 0,9459 1,045 0,453 4,80 0,9160 0, ,0565 0,377,40 0,8865 0,9407 1,1970 0,4438 4,85 0,9165 0,8867 1,0555 0,355,45 0,8868 0,9358 1,1889 0,4357 4,90 0,9171 0,8868 1,0544 0,333,50 0,8873 0,9314 1,1831 0,404 4,95 0,9176 0,8870 1, ,55 0,8877 0,973 1,1767 0,404 5,00 0,918 0,8873 1,0535 0,90,60 0,888 0,936 1,1707 0,4131 5,05 0,9187 0,8875 1,0515 0,70,65 0,8887 0,901 1,1650 0,406 5,10 0,919 0,8877 1,0506 0,49,70 0,8893 0,9170 1,1595 0,3994 5,15 0,9197 0,8880 1,0497 0,9 L - 14

22 NILAI PARAMETER SEBARAN WEIBULL (Lanjutan) C r 1 r r /r 1 CV X c r 1 r r /r 1 CV X 5,0 0,90 0,888 1,0488 0,10 8,00 0,9417 0,9064 1,00 0,1484 5,5 0,907 0,8885 1,0480 0,191 8,50 0,9445 0,9096 1,0997 0,1484 5,30 0,913 0,8887 1,047 0,17 9,00 0,9470 0,916 1,0176 0,138 5,35 0,917 0,8890 1,0463 0,153 9,50 0,949 0,954 1,0159 0,163 5,40 0,9 0,8893 1,0456 0,135 10,00 0,9513 0,918 1,0145 0,103 5,45 0,97 0,8896 1,0449 0,117 1,50 0,9597 0,998 1,0095 0,0973 5,50 0,93 0,8899 1,0441 0,099 15,00 0,9657 0,9387 1,0067 0,0818 6,00 0,977 0,899 1,0375 0,1938 0,00 0,9735 0,9513 1,0038 0,060 6,50 0,9318 0,8963 1,034 0, ,00 0,9888 0,9784 1,0006 0,055 7,00 0,9354 0,8997 1,08 0, ,00 0,9943 0,9888 1,0001 0,01 7,50 0,9387 0,9031 1,048 0,1576 1,0000 1,0000 1,0000 0,0000 Sumber : L - 15

23 ANGKA ACAK Bars Kolom L - 16

24 ANGKA ACAK (Lanjutan) Bars Kolom Sumber : L - 17

25 Modul Inventarsas Hutan MODUL - 1 PENGERTIAN, PERANAN DAN RUANG LINGKUP A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pertanyaan pertama yang past muncul dalam benak setap peserta ddk, pada saat akan mempelajar suatu cabang lmu tertentu, adalah apa saja yang dpelajar dalam cabang lmu tu, dan manfaat apa yang dapat dperoleh atau apa gunanya mempelajar cabang lmu tersebut. Pertanyaan yang sama, patut dduga, akan dkemukakan oleh peserta mata kulah Inventarsas Hutan, khususnya oleh mahasswa yang tergolong cukup krts. Jawaban terhadap pertanyaan n, dharapkan dapat menjad sumber motvas atau pendorong bag mahasswa untuk mempelajar mata kulah (cabang lmu) termaksud secara lebh bersungguh-sungguh. Hanya dengan memaham pengertan dan ruang lngkup dar lmu yang akan dpelajarnya, seseorang dapat memaham poss relatf dar lmu yang bersangkutan dalam khasana suatu bdang lmu tertentu. Selanjutnya, pemahaman tentang peranan suatu cabang lmu, selan akan lebh memperjelas poss relatf dar cabang lmu tersebut dalam khasana bdang lmu tertentu, juga akan member kejelasan tentang kontrbus cabang lmu yang bersangkutan bag pembangunan dan atau bag pendayagunaan sumberdaya alam. Modul n bers pembahasan tentang hal-hal yang telah dkemukakan d atas. B. Ruang Lngkup Is Is dar modul n secara gars besar melput antara lan hal-hal sebaga berkut : (1) Pengertan Inventarsas Hutan, () Peranan Inventarsas Hutan, (3) Ruang Lngkup Inventarsas Hutan C. Sasaran Pembelajaran Modul Setelah mempelajar modul n, mahasswa dharapkan dapat memlk kompetens yang dndkaskan oleh kemampuan dalam menjelaskan : (1) Pengertan Inventarsas Hutan, () Peranan Inventarsas Hutan, dan (3) Ruang Lngkup Inventarsas Hutan. Pendahuluan M1-1

26 Modul Inventarsas Hutan A. Pengertan II. MATERI PEMBELAJARAN Ilmu Inventarsas hutan adalah salah satu cabang lmu kehutanan yang membahas tentang metode penaksran potens hutan. Metode penaksran adalah cara pengukuran sebagan atau seluruh elemen dar suatu obyek yang menjad sasaran pengamatan untuk mengetahu sfatsfat dar obyek yang bersangkutan. Potens hutan adalah nla kekayaan yang terkandung dalam suatu lahan hutan, bak yang secara nyata ada pada saat pengamatan maupun prakraan pengembangan / pertumbuhannya pada masa mendatang. Potens hutan melput potens fsk dan potens hayat (bologs). Potens fsk terkat dengan konds tanah, konds klm dan konds topograf lahan hutan. Sedang potens hayat melput stuktur dan komposs vegetas (khususnya pohon), serta dverstas dan jumlah satwa dalam lahan hutan yang bersangkutan. Sebaga cabang lmu, nventarsas hutan dapat ddefenskan sebaga suatu cabang lmu kehutanan yang membahas tentang cara pengukuran sebagan atau seluruh elemen-elemen dar suatu lahan hutan untuk mengetahu sfat-sfat dan / atau nla kekayaan yang ada d atas lahan hutan yang bersangkutan. Istlah lan yang sama pengertannya dengan nventarsas hutan antara lan adalah : 1. Bosch Inventarsate (Bahasa Belanda). Forest Inventory 3. Tmber Crusng 4. Crusng 5. Tmber Estmaton 6. Forest Survey. Istlah-stlah d atas dentk dengan Penaksran Potens Hutan pada saat tertentu. Khusus untuk penaksran potens pertumuhan hutan dkenal suatu cabang lmu kehutanan yang dsebut Growth Modelng and Yeld Smulaton. Cabang lmu n umumnya dpelajar pada stud lanjutan, yatu pada program Strata- dan Strata-3. Namun prsp-prnsp dar cabang lmu n sudah dnla pentng untuk dberkan kepada mahasswa Strata-1. Hal n ddasarkan atas pertmbangan bahwa pengelolaan hutan sudah semakn menutut penngkatan efsens dan Pendahuluan M1 -

27 Modul Inventarsas Hutan efektftas, dmana hal n hanya dmungknkan jka terseda nformas tentang pertumbuhan / perkembangan hutan yang akurat. Pemanfaatan hutan yang lestar hanya dmungknkan, jka dan hanya jka, jumlah potens yang dmanfaatkan sembang dengan potens pertumbuhan dar hutan yang bersangkutan. Berkatan dengan tulah maka pemberan pengetahuan dasar tentang Growth modelng and Yeld Smulaton bag mahasswa Strata-1 darahkan pada penngkatan kemampuan dan keteramplan mahasswa untuk menerapkan metodemetode pengamatan atau pendataan pertumbuhan atau perkembangan hutan. B. Peranan Inventarsas Hutan Berdasarkan pengertan Inventarsas Hutan yang telah dpaparkan d atas, maka secara sngkat dapat dkatakan bahwa Ílmu Inventarsas Hutan adalah suatu cabang lmu yang membahas tentang teor dan metode pendataan kekayaan berupa hutan. Dengan demkan peranan nventarsas hutan adalah sama dengan peranan dar keberadaan atau ketersedaan data kekayaan hutan tu sendr. Kekayaan hutan akan mempunya nla jka dapat dmanfaatkan untuk memenuh kebutuhan manusa. Dalam katan dengan pemanfaatan nlah maka dperlukan data atau nformas yang menjad dasar d dalam penyusunan rencana pemanfaatan termaksud. Tanpa adanya data yang cukup, bak dalam hal jumlah maupun dalam hal mutu, maka adalah mustahl untuk menyusun suatu rencana yang dapat mendukung suatu pemanfaatan kekayaan berupa hutan secara optmum. Sejalan dengan tu pula, pengumpulan nformas atau data harus mempertmbangkan faktor-faktor efsens dan efektftas. Efsens berart nformas dmaksud harus mempunya nla manfaat yang jauh lebh besar darpada nla pengorbanan tenaga, waktu dan baya yang dgunakan untuk mendapatkannya. Sedang efektf bermakna bahwa keberadaan atau ketersedaan data tersebut harus tepat waktu dan dapat menunjang pencapaan suatu tujuan tertentu secara tepat waktu pula. Dengan demkan, peranan Inventarsas Hutan dapat dsebutkan sebaga berkut : 1. Inventarsas hutan berperan dalam penyapan data yang akurat, melalu upaya-upaya yang efsen dan efektf Pendahuluan M1-3

28 Modul Inventarsas Hutan. Inventarsas hutan berperan dalam menentukan tersusunnya rencana pemanfaatan kekayaan hutan secara optmum 3. Inventarsas hutan berperan sebaga suatu langkah awal yang sangat menentukan dalam pendayagunaan sumberdaya hutan secara lestar. C. Ruang Lngkup Inventarsas Hutan Kekayaan yang terdapat pada suatu lahan hutan tdak hanya dpengaruh oleh keadaan hutan pada saat pengamatan (saat nventarsas) dlakukan, tetap juga dpengaruh oleh sejumlah faktor lan. Faktor-faktor tersebut berperan dalam proses tercptanya keadaan hutan yang ada pada saat pengamatan dan juga kemungknan akan terus mempengaruh proses pertumbuhan / perkembangan hutan tersebut pada masa mendatang. Keseluruhan faktor-faktor tersebut merupakan elemen-elemen yang perlu damat atau dcatat melalu nventarsas hutan. Secara gars besar, elemen-elemen tersebut dapat dgolongkan atas tga kelompok, yatu : 1. Keadaan lahan hutan, yang antara lan melput jens tanah, konds fsk, bolog dan kma tanah, konds klm, serta konds topograf. Faktorfaktor nlah yang telah, sedang dan akan terus mempengaruh konds pertumbuhan / perkembangan vegetas (khususnya pohon-pohon) yang ada pada suatu lahan hutan.. Keadaan tegakan, antara lan melput : luas areal (yang produktf dan tdak produktf), struktur tegakan dan komposs jens, penyebaran kelas umur, penyebaran ukuran pohon, keadaan pertumbuhan, keadaan permudaan, kerapatan tegakan, penyebaran kelas bonta, dan keadaan tempat tumbuh. 3. Keterangan yang bersangkut-paut dengan pemanfaatan, yang melput aksesbltas dan konds sosal ekonom masyarakat d sektar hutan, termasuk pola penggunaan lahan. Pada uraan d atas, terlhat secara jelas bahwa cakupan bahasan nventarsas hutan tdak hanya terbatas pada masalah hutan atau pohon saja, tetap juga melput sejumlah elemen-elemen yang telah, sedang dan akan mempengaruh pertumbuhan atau perkembangan hutan yang bersangkutan. Dalam art luas, lmu nventarsas hutan adalah lmu yang membahas teor dan metode pengumpulan dan penggunaan data / Pendahuluan M1-4

29 Modul Inventarsas Hutan nformas tentang keseluruhan elemen yang telah dpaparkan d atas, serta keterkatan masng-masng elemen dengan potens hutan. Elemen tanah msalnya, akan mempengaruh pertumbuhan dan perkembangan sesuatu jens pada sesuatu lahan tertentu. Demkan pula halnya dengan elemen klm. Selanjutnya, pertumbuhan potensl yang merupakan hasl dar kedua elemen tersebut akan menjad dasar bag phak pengelola dan atau pengguna hutan dalam pemlhan dan penentuan jens yang dapat dkembangkan, serta dalam penentuan dan pengaturan tndakan-tndakan pembnaan yang dapat dterapkan. Selanjutnya elemen aksesbltas akan sangat mempengaruh dapat tdaknya nla potensl hutan berubah menjad nla rl, yang secara langsung akan mendukung penngkatan pendapatan phak pengelola dan penngkatan kesejahteraan anggota masyarakat yang terkat dengan pendayagunaan hutan yang bersangkutan. Demkan pula halnya dengan elemen konds sosal ekonom masyarakat d sektar hutan, tdak akan dapat dpsahkan dengan keberhaslan dan atau kegagalan upaya pengelolaan hutan. Tngkat keakuratan data dan nformas dar keseluruhan elemenelemen tersebut d atas akan menentukan lengkap tdaknya gambaran tentang potens hutan (termasuk potens pengembangan / perkembangannya) yang dapat dperoleh untuk melandas penyusunan rencana pemanfaatan hutan yang bersangkutan. Dar uraan d atas dapat dkatakan bahwa cakupan Inventarsas Hutan adalah cukup kompleks, sehngga sult untuk dlaksanakan secara tuntas dalam waktu yang relatf terbatas. Sehubungan dengan tulah, maka dalam banyak hal nventarsas hutan serng dlakukan dengan member penekanan pada aspek-aspek tertentu yang dsesuakan dengan tujuan pelaksanaan nventarsas yang ngn dcapa. Dalam pengertan sempt Inventarsas hutan dapat dartkan sebaga penaksran massa tegakan atau penaksran volume kayu yang terdapat pada suatu lahan hutan. Pada pengertan n, penekanan atau perhatan hanya darahkan pada potens kayu yang terdapat dalam hutan pada saat pelaksanaan pengamatan. Berdasarkan pada tujuannya dan penekanan elemen yang damat, dkenal beberapa macam nventarsas hutan, yang antara lan adalah sebaga berkut : Pendahuluan M1-5

30 Modul Inventarsas Hutan 1. Inventarsas Hutan Nasonal. Inventarsas Pendahuluan / Pengenalan 3. Inventarsas untuk Penyusunan Rencana Karya 4. Inventarsas untuk penyusunan Rencana Penebangan 5. Inventarsas untuk Penyusunan Rencana Pembangunan Industr Kehutanan 6. Inventarsas untuk Penaksran Nla Tegakan 7. Inventarsas untuk Penyusunan Tata Guna Lahan Hutan 8. Inventarsas untuk Pembangunan Hutan Rekreas 9. Inventarsas untuk Pengelolaan Daerah Alsan Sunga (DAS) Tabel 1. Pendekatan relatf elemen-elemen yang dperlukan dalam Inventarsas Hutan menurut tujuannya. Tujuan Inventarsas Informas yang dperlukan Keadaan Lahan Konds Pemanfaatan Keadaan Tegakan Luas Topograf Transportas Sosek Volume Rap Etat Pendataan Hutan Nasonal Penyusunan Rencana Karya Inventarsas Pendahuluan 3 / 3 / Penyusunan Rencana Pembalakan Penyusunan Rencana PIK (*) Penaksran Nla Tegakan Penyusunan Tata Guna Lahan Hutan Pembangunan Hutan rekreas Pengelolaan Watershed Sumber : Hush (1971) dalam Smon (1993) Keterangan : PIK (*) = Pembangunan Industr Kehutanan 1 = Sangat pentng, dperlukan nformas yang akurat dan rnc = Dperlukan Informas Secara Umum 3 = Tdak terlalu pentng (dapat dabakan) Berdasarkan tujuan dar masng-masng nventarsas tersebut d atas, maka dlakukan pengumpulan data tentang berbaga elemen dengan tngkat keakuratan yang bervaras. Untuk tujuan tertentu, dperlukan nformas rnc tentang sesuatu elemen tertentu, sedang elemen lannya dapat dabakan. Untuk pendataan potens hutan nasonal, msalnya, dperlukan nformas tentang semua elemen, namun demkan nformas Pendahuluan M1-6

31 Modul Inventarsas Hutan tersebut semuanya bersfat umum. Sebalknya pada nventarsas untuk penyusunan rencana penebangan (rencana eksplotas) dperlukan nformas-nformas rnc tentang konds topograf, konds prasarana dan sarana transportas, serta volume atau potens kayu dalam tegakan, sedang nformas tentang luas dapat bersfat umum dan malahan nformas tentang elemen-elemen rap, etat dan konds sosal ekonom dapat dabakan. Perncan tentang tngkat keakuratan data yang dperlukan untuk masng-masng elemen, sesua dengan tujuan nventarsas, secara lengkap dsajkan pada Tabel 1. Berdasarkan elemen-elemen yang menjad cakupan Inventarsas Hutan dalam paparan d atas maka dapat pula djelaskan bahwa Inventarsas Hutan tdak dapat dpsahkan dengan cabang-cabang lmu yang lan. Hubungan antara Inventarsas Hutan dengan beberapa cabang lmu, yang sekalgus dapat member gambaran tentang poss Inventarsas Hutan d dalam rumpun Ilmu-lmu Kehutanan pada khususnya dan d dalam konteks lmu pengetahuan secara keseluruhan, dapat djelaskan sebaga berkut : 1. Perencanaan Hutan dan Manajemen Hutan : Inventarsas Hutan dapat dkatakan sebaga lmu yang mendukung peletakan dasar yang kuat bag tersusunnya suatu rencana pemanfaatan hutan secara efsen dan efektf, serta menjad salah satu alat dalam upaya mewujudkan pengelolaan hutan yang lestar. Dapat juga dkatakan bahwa Inventarsas Hutan adalah bagan dar dan sekalgus dasar bag Ilmu Perencanaan Hutan dan Ilmu Manajemen Hutan.. Slvkultur dan Ekolog : Inventarsas Hutan dapat memfasltas tndakantndakan slvkultur guna mengakomodr kemampuan ekologs dan mengoptmalkan pendayagunaan potens ekolog sesuatu lahan. Dengan kata lan, Inventarsas Hutan dapat mendukung pengamblan keputusan tentang tndakan-tndakan slvkultur yang tepat dan sesua dengan konds ekologs lahan hutan. 3. Ilmu Tanah dan Klmatolog : Inventarsas Hutan juga mengakomodr metode-metode yang dkembangkan dalam Ilmu Tanah dan Klmatolog, khususnya yang berkatan dengan pengumpulan data tentang konds tanah dan konds klm yang dapat menunjang pertumbuhan atau perkembangan potens hutan. Pendahuluan M1-7

32 Modul Inventarsas Hutan 4. Ilmu-lmu Sosal Ekonom : Inventarsas Hutan mengakomodr metodemetode yang dkembangkan dalam bdang sosal ekonom khususnya yang bersangkut paut dengan metode pengumpulan nformas tentang hubungan antara masyarakat dengan hutan. Pada satu phak, hubungan yang dmaksudkan berkenaan dengan upaya pengkatan partspas masyarakat dalam mendukung upaya-upaya pengelolaan hutan. Pada phak lan hubungan tersebut juga melput upaya untuk menngkatkan peranan hutan dalam mendukung penngkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat yang berdomsl d dalam dan d sektar kawasan hutan, langsung ataupun tdak langsung. 5. Matematka dan Statstka : Inventarsas Hutan memanfaatkan teor dan metode Matematka dan Statstka, terutama yang bersangkut paut dengan teor dan metode penaksran atau teor dan metode paramalan. Dalam katan dengan hal n, Inventarsas Hutan dapat danggap sebaga salah satu cabang (atau mungkn rantng) dar Matematka Terapan. Penggunaan rumus-rumus matematka, secara khusus banyak djumpa dalam Growth Modelng dan Yeld Smulaton yang telah dsebutkan sebelumnya sebaga sebuah rantng dar Ilmu Kehutanan atau suatu cabang dar Ilmu Inventarsas Hutan. D. Tugas dan Lathan 1. Jelaskan apa yang dmaksud dengan : a. Inventarsas Hutan b. Potens Hutan c. Penaksran Potens Hutan. Sebutkan mnmal tga stlah lan yang sama pengertannya dengan Inventarsas Hutan 3. Sebutkan rantng dar Ilmu Inventarsas Hutan yang secara khusus membahas tentang penaksran perkembangan atau pertumbuhan hutan 4. Jelaskan peranan Inventarsas Hutan dalam mendukung pendayagunaan sumberdaya hutan 5. Jelaskan tga kelompok elemen yang menjad sasaran pengamatan dalam Inventarsas Hutan 6. a. Sebutkan satu faktor sebaga contoh untuk masng-masng kelompok elemen yang damat dalam Inventarsas Hutan b. Jelaskan keterkatan antara faktor tersebut dengan potens hutan Pendahuluan M1-8

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

BABY. S!MPULAN DA:i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan BABY S!MPULAN DA:" SARAN A. Smpulan Rumah sakt adalah bentuk organsas pengelolaan jasa pelayanan kesehatan ndvdual secara menyeluruh oleh karena tu dperlukan penerapan vs. ms. dan strateg seara tepat oleh

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

Untuk memperoleh buku ini hubungi: 2004 Badan Perencanaan Pembangunan Nasonal Untuk memperoleh buku n hubung: Pusat Data dan Informas Perencanaan Pembangunan Jl. Taman Suropat No. 2, Jakarta Pusat 10310 Telepon/Fax: 021-31934973 atau Webste:

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran)

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran) Buku Pedoman Akademk (Standar Kompetens Lulusan & Standar Is Pembelajaran) dsampakan Tatk Suryan tatk@perbanas.ac.d Catatan: Sebagan sldes dambl dar sldes yang dproduks oleh Tm Belmawa Dkt Buku Pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI TEKNIK SAMPLING PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI PENDAHULUAN Pendugaan parameter dar peubah Y seharusnya dlakukan dengan menggunakan nformas dar nla-nla peubah Y Bla nla-nla peubah Y sult ddapat, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d kawasan TNTN yang berbatasan dengan perkebunan kelapa sawt PT. Int Indosawt Subur Kecamatan Uku, Kabupaten Pelalawan, Propns

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d areal IUPHHK-HA PT Mamberamo Alasmandr yatu pada hutan prmer (BLOK RKT 01), Logged Over Area (LOA) berumur tahun (Blok RKT

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

perencanaan dan perancangan taman bermain anak di Yogyakarta.

perencanaan dan perancangan taman bermain anak di Yogyakarta. BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN BERMAIN ANAK DI YOGYAKARTA 4.1. Pendekatan Konsep Tata Ruang dan Kualtas Ruang Pendekatan konsep dar tata ruang dan kualtas ruang n ddapat dar

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci