INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012"

Transkripsi

1

2 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN TENGAH 2011/2012

3 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 WELFARE INDICATORS OF KALIMANTAN TENGAH 2011/2012 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 21 cm x 16 cm Jumlah Halaman : xii halaman Naskah : Bidang Statistik Sosial Tim Penyusunan Naskah: Penanggung Jawab Umum : Panusunan Siregar Koordinator : Syafi i Nur Anggota : Yanis Habibie Iwie Gambar Kulit : Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Koordinator : Bob Setiabudi Anggota : Ervin Prasetyaning Astuti Oki Libriyanto Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

4 KATA PENGANTAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 ini merupakan publikasi rutin setiap tahun yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah. Publikasi ini menyajikan perkembangan indikator-indikator tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah dari waktu ke waktu. Data yang disajikan dalam publikasi ini merupakan rangkuman dari hasil survei yang dilaksanakan oleh BPS dan dari luar BPS berupa data sekunder. Adapun informasi statistik yang disajikan terkait dengan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, antara lain: kependudukan, pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, kemiskinan, dan sosial lainnya. Diharapkan publikasi ini akan dapat melengkapi dan memenuhi kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat, baik dalam penentuan kebijakan maupun dalam keperluan penelitian atau analisis data. Kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Tengah 2011/ 2012 ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Meskipun publikasi ini sudah dipersiapkan secara baik, tetapi tidak tertutup kemungkinan akan ditemukan kekurangan atau kekeliruan. Untuk itu, saran dan kritik membangun dari setiap pengguna publikasi ini guna untuk penyempurnaan di masa mendatang, akan sangat diharapkan. Palangka Raya, Agustus 2012 BPS Provinsi Kalimantan Tengah Kepala, Panusunan Siregar Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 iii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Sistematika dan Penyusunan Indikator Sumber Data dan Indikator...5 BAB II KEPENDUDUKAN Jumlah dan Komposisi Penduduk Persebaran dan Kepadatan Penduduk Keluarga Berencana (KB) BAB III PENDIDIKAN Keadaan Sarana Pendidikan Angka Melek Huruf Partisipasi Sekolah Pendidikan yang Ditamatkan Rata-rata Lama Sekolah BAB IV KETENAGAKERJAAN Penduduk Usia Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Lapangan Pekerjaan Status Pekerjaan Jam Kerja BAB V KESEHATAN Anak Lahir Hidup Angka Kematian Bayi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 v

6 5.3. Angka Harapan Hidup Status Kesehatan Sarana dan Prasarana Kesehatan Pemanfaatan Fasilitas Tenaga Kesehatan Penolong Persalinan Persentase Penduduk Sakit yang Mengobati Sendiri Persentase Penduduk Sakit yang Menjalani Rawat Inap BAB VI TARAF DAN POLA KONSUMSI Pengeluaran Rumah Tangga Konsumsi Energi dan Protein BAB VII PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Berbagai Unsur Rumah/Tempat Tinggal Status Penguasaan Tempat Tinggal Lantai Rumah Atap dan Dinding Rumah Fasilitas Tempat Tinggal Sumber Air Minum Sumber Penerangan Tempat Buang Air Besar Bahan Bakar/Energi Utama Untuk Memasak BAB VIII KEMISKINAN Perkembangan Tingkat Kemiskinan Perubahan Garis Kemiskinan Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan BAB IX SOSIAL LAINNYA Akses Pada Teknologi Komunikasi dan Informasi Pemberian Kredit Usaha dan Pelayanan Kesehatan Gratis Tindak Kejahatan vi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

7 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tabel 2.2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tabel 2.3. Luas Wilayah, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, Tabel 2.4. Persentase Wanita Umur Tahun yang Berstatus Kawin Menurut Kelompok Umur dan Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan, Tabel 3.1. Angka Melek Huruf Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel 3.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tabel 3.3. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Tabel 3.4. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, Tabel 3.5. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel 4.1. Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan dan Jenis Kelamin, Tabel 4.2. Persentase TPAK, Tingkat Kesempatan Kerja, dan Tingkat Pengangguran Terbuka, Tabel 4.3. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Tabel 4.4. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin, Tabel 4.5. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Jam Kerja dan Jenis Kelamin, Tabel 5.1. Rata-rata Anak yang Pernah Dilahirkan Hidup Menurut Kabupaten/Kota dan Kelompok Umur Ibu, Tabel 5.2. Angka Kesakitan Menurut Kabupaten/Kota dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel 5.3. Rata-rata Lama Sakit Menurut Kabupaten/Kota dan Daerah Tempat Tinggal, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 vii

8 Tabel 5.4. Persentase Anak-anak Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Keluhan Kesehatan Utama yang Dialami, Tabel 5.5. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kalimantan Tengah, Tabel 5.6. Angka Kunjungan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tabel 5.7. Persentase Kunjungan Penduduk ke Pelayanan Kesehatan Menurut Tempat Pelayanan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel 5.8. Persentase Penolong Persalinan Balita Menurut Daerah Tempat Tinggal, Tabel 5.9. Persentase Penduduk Sakit yang Pernah Mengobati Sendiri Menurut Kabupaten/ Kota dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel Persentase Penduduk Sakit yang Menjalani Rawat Inap Menurut Kabupaten/Kota dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel 6.1. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran, (rupiah) Tabel 6.2. Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran, (rupiah) Tabel 6.3. Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel 7.1. Persentase Rumah tangga Menurut Status Penguasaan Tempat Tinggal, Tabel 7.2. Presentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah, Tabel 7.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah Terluas, Tabel 7.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Rumah Terluas, Tabel 7.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Rumah Terluas, Tabel 7.6. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum, Tabel 7.7. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum yang Dipergunakan, Tabel 7.8. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan, Tabel 7.9. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar, Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset, Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja, viii Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

9 Tabel Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar/Energi Utama Untuk Memasak, Tabel 8.1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Tempat Tinggal, Tabel 8.2. Garis Kemiskinan Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Komoditi, Tabel 8.3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) Menurut Daerah Tempat Tinggal, Tabel 8.4. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Tabel 9.1. Persentase Rumah Tangga yang Mempunyai Akses Teknologi Komunikasi dan Informasi Menurut Jenis Komunikasi dan Informasi dan Daerah Tempat Tinggal, Tabel 9.2. Persentase Rumah Tangga Penerima Kredit Usaha dan Penerima Pelayanan Kesehatan Gratis Menurut Daerah Tempat Tinggal, Tabel 9.3. Persentase Penduduk yang Pernah Menjadi Korban Kejahatan Menurut Daerah Tempat Tinggal, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 ix

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Piramida Penduduk, Gambar 2.2. Persentase Penduduk Wanita Pernah Kawin Umur Tahun yang Sedang Menggunakan KB Menurut Kelompok Umur, Gambar 3.1. Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Tingkat Sekolah Tahun Ajaran 2009/2010 dan 2010/ Gambar 3.2. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Gambar 4.1. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan, Gambar 4.2. TPAK Menurut Jenis Kelamin, Gambar 4.3. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus Gambar 4.4. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Sektor Pekerja, Agustus Gambar 5.1. Rata-rata Anak yang Pernah Dilahirkan Hidup Menurut Kelompok Umur Ibu, Gambar 5.2. Angka Kematian Bayi (AKB) Menurut Jenis Kelamin, Gambar 5.3. Angka Harapan Hidup (e o ) Menurut Jenis Kelamin, Gambar 6.1. Persentase Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Sebulan Menurut Jenis Pengeluaran, Gambar 6.2. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Daerah Tempat Tinggal, Gambar 6.3. Persentase Rata-rata Konsumsi Kalori Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 6.4. Persentase Rata-rata Konsumsi Protein Per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 7.1. Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Tempat Tinggal dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 7.2. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumah Terluas, Gambar 7.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Rumah Terluas dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 7.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 7.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan dan Daerah Tempat Tinggal, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 xi

11 Gambar 7.6. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 7.7. Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Kloset dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 7.8. Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan bakar/energi Utama Untuk Memasak dan Daerah Tempat Tinggal, Gambar 8.1. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah, Gambar 8.2. Persentase Garis Kemiskinan Menurut Jenis Komoditi, Gambar 9.1. Persentase Penduduk Menurut Akses Terhadap Internet dan Daerah Tempat Tinggal, xii Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

12 PENDAHULUAN

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah kesejahteraan yang tercantum dalam dokumen resmi negara seperti UUD 1945, sebenarnya mempunyai makna dan pengertian yang sangat luas. Kesejahteraan tidak saja menyangkut aspek yang bersifat lahiriah atau material tetapi juga bersifat batiniah atau spiritual. Sedemikian luasnya aspek-aspek yang tercantum dalam istilah tersebut sehingga data statistik yang konvensional, seperti pendapatan per kapita sangatlah tidak memadai untuk menampung makna kesejahteraan yang dimaksud. Peningkatan pendapatan per kapita sudah tentu merupakan bagian penting dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal demikian belum memadai untuk membangun manusia seutuhnya, seperti istilah yang tercantum dalam dokumen resmi negara, yang secara jelas menggambarkan luasnya muatan kesejahteraan. Dimensi kesejahteraan rakyat disadari sangat luas dan kompleks, sehingga suatu taraf kesejahteraan rakyat hanya dapat terlihat (visible) melalui suatu aspek tertentu. Oleh karena itu, dalam publikasi ini kesejahteraan rakyat diamati dari berbagai aspek yang spesifik, yaitu kependudukan, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, konsumsi rumah tangga, perumahan, dan sosial lainnya. Setiap aspek disajikan secara terpisah dalam bab tersendiri. Selain itu, tidak semua permasalahan kesejahteraan rakyat dapat diamati dan dapat diukur. Pada aspek yang begitu luas sangat tidak mungkin untuk menyajikan data statistik yang mampu mengukur segi kesejahteraan rakyat. Publikasi ini hanya menyajikan permasalahan kesejahteraan rakyat yang dapat diamati dan terukur (measurable welfare) baik dengan menggunakan indikator tunggal maupun indikator komposit. Untuk itu, kerangka kajian yang bertujuan untuk menilai berbagai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat dan pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan perlu dilakukan. Disamping itu kajian ini perlu juga mempelajari hambatan dan kendala yang mungkin ada selama pelaksanaan pembangunan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 3

14 berlangsung. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan sosial tersebut, sangat diperlukan adanya data/informasi yang bisa memberikan gambaran tentang taraf kemerataan dan perkembangan kesejahteraan rakyat sebagai dampak pembangunan yang berkelanjutan. Indikator-indikator yang disajikan merupakan indikator hasil (keadaan sosial) atau dampak (output or impact indicators) yang menggambarkan pengaruh atau dampak langsung dari pembangunan. Hal ini perlu disusun sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan ukuran untuk menilai derajat kesejahteraan yang telah dicapai selama ini, disamping itu juga terkandung berbagi informasi yang bisa dijadikan bahan penyusunan perencanaan pembangunan di masa mendatang Maksud dan Tujuan Penyusunan Indikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 ini untuk memberikan gambaran yang jelas secara statistik dan berkesinambungan dalam pelaksanaan program pembangunan, yang pada gilirannya dapat dijadikan bahan/kerangka perumusan kebijaksanaan dan program-program pengembangan/peningkatan pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat Sistematika dan Penyusunan Indikator Inkesra Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 terbagi ke dalam 8 kelompok indikator sektoral yaitu Kependudukan, Kesehatan/Gizi, Pendidikan, Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga, Ketenagakerjaan, Perumahan, serta Sosial Budaya. Ringkasan indikator sektoral disajikan untuk menggambarkan secara garis besar keadaan, dan perkembangan kesejahteraan rakyat. Disamping itu, juga membahas keterkaitan dan keterbandingan antar kabupaten/kota dengan mempergunakan tabel-tabel dan gambar/grafik. Untuk maksud tersebut di atas, publikasi ini terbagi ke dalam 11 (sebelas) bab seperti berikut: 4 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

15 Bab I. Bab II. Bab III. Bab IV. Bab V. Bab VI. Bab VII. Bab VIII. Bab IX. Pendahuluan Kependudukan Pendidikan Ketenagakerjaan Kesehatan Taraf dan Pola Konsumsi Perumahan dan Lingkungan Kemiskinan Sosial Lainnya 1.4. Sumber Data dan Indikator Sumber data publikasi Inkesra Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2012 adalah Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), dan data sekunder atau data yang berasal dari luar BPS Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 5

16 KEPENDUDUKAN

17 BAB II KEPENDUDUKAN Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan adalah masalah kependudukan, yang mencakup antara lain jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk. Hal ini dikarenakan penduduk merupakan faktor yang sangat dominan, tidak saja menjadi menjadi pelaksana tetapi juga menjadi sasaran dari pembangunan. Untuk itu perhatian pemerintah terhadap masalah kependudukan selama ini telah diwujudkan dalam berbagai bentuk program, baik berorientasi langsung terhadap faktor-faktor demografi maupun yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Ini menunjukkan bahwa pemerintah tanggap terhadap masalah penting yang dihadapi oleh bangsa kita ini. Jumlah penduduk yang besar dan distribusinya yang tidak merata merupakan masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia, belum lagi kualitas penduduk yang relatif masih rendah. Kondisi ini menjadikan penduduk lebih diposisikan sebagai beban dalam proses pembangunan daripada sebagai modal pembangunan, sehingga secara makro hal ini dijadikan landasan kebijakan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Kebijakan pembangunan sektor kependudukan memiliki posisi yang amat strategis karena proses pembangunan pada akhirnya akan bermuara pada penduduk. Penduduk tidak hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek pembangunan. Pembangunan di sektor-sektor lain sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam pembangunan di sektor kependudukan. Diperlukan kebijakan pembangunan dan kependudukan yang integratif untuk mengendalikan kualitas dan persebaran serta memperbaiki kualitas penduduk, baik untuk aspek kesehatan, pendidikan, dan perekonomiannya Jumlah dan Komposisi Penduduk Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2011 adalah jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki jiwa (52,16 persen) dan jiwa (47,84 persen) penduduk perempuan. Dengan penduduk yang besar tersebut maka Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012 9

18 apabila didukung oleh kualitas yang memadai maka penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah akan merupakan potensi dan sekaligus modal bagi pembangunan. Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011 Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Jumlah Sumber: Perkiraan Penduduk Pertengahan Tahun 2011 Hasil SP2010 Perkembangan struktur umur penduduk ditentukan oleh adanya perubahan kondisi sosial dan ekonomi serta norma-norma hidup masyarakat. Sebagai contoh, turunnya angka kelahiran (fertilitas) sebagai hasil upaya keras pemerintah melalui pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) menyebabkan pertumbuhan penduduk 10 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

19 pada kelompok anak-anak dapat dikendalikan. Membaiknya derajat kesehatan masyarakat seiring dengan membaiknya pelayanan kesehatan menyebabkan semakin tinggi angka harapan hidup. Di samping itu, globalisasi mempercepat pengaruh pada mobilitas penduduk baik yang bersifat permanen maupun sementara. Tabel 2.2. Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2011 Kelompok Umur Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) ,37 10,69 10, ,67 10,95 10, ,50 9,74 9, ,82 9,10 8, ,11 9,70 9, ,15 10,47 10, ,41 9,15 9, ,40 7,93 8, ,86 6,38 6, ,36 4,95 5, ,08 3,72 3, ,72 2,37 2, ,80 1,81 1, ,20 1,23 1, ,77 0,85 0, ,79 0,96 0,88 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber: Perkiraan Penduduk Pertengahan Tahun 2011 Hasil SP2010 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

20 Dari Tabel 2.2 di atas terlihat bahwa persentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 66,16 persen, sedangkan persentase penduduk usia non produktif (kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas adalah 33,84 persen. Dengan kata lain angka beban ketergantungan penduduknya sebesar 51,16, yang berarti setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung 51 penduduk usia non produktif (usia muda dan usia lanjut). Struktur umur penduduk tahun 2011 tergambar pada piramida penduduk. Dari gambar tersebut masih terlihat melebar di dasar piramida, sedangkan di bagian tengah piramida makin melebar dan merata dan bagian atas piramida yang cenderung semakin menyempit meruncing tajam. Dari analisis piramida menggambarkan bahwa penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tergolong penduduk muda ke arah menengah, pada kelompok umur penduduk tua pada piramida penduduk, menunjukkan bahwa penduduk perempuan cenderung lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki-laki. Gambar 2.1. Piramida Penduduk, 2011 Laki-laki Perempuan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

21 2.2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Secara administratif, pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi 125 kecamatan dan desa/kelurahan. Sampai dengan tahun 2011 persebaran penduduk Provinsi Kalimatan Tengah masih belum merata. Hal ini akibat kurangnya sarana jalan darat yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lain, sehingga penduduk lebih banyak memanfaatkan sungai sebagai sarana transportasi. Dengan berfungsinya sungai sebagai sarana transportasi perhubungan untuk semua kegiatan masyarakat, maka daerah-daerah sepanjang aliran sungai menjadi daerah pemukiman penduduk. Daerahdaerah yang jauh dari aliran sungai jarang dihuni oleh penduduk, meskipun kadang kala daerah tersebut merupakan daerah potensial untuk pertanian, industri, pertambangan, dan lain sebagainya. Pada tahun 2011 kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah adalah 15 jiwa per km 2. Angka ini meningkat dibanding kondisi tahun 1990 dimana kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah hanya 9 jiwa per km 2. Dengan adanya modernisasi banyak memberikan Pada tahun 2011 kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah adalah 15 jiwa per km 2. Angka ini meningkat dibanding kondisi tahun 1990 dimana kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah hanya 9 jiwa per km 2. Dengan adanya modernisasi banyak memberikan pengaruh pada mobilitas penduduk baik yang sifatnya permanen maupun sementara, sehingga pada tahun 2011 kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah meningkat. Khusus di Kota Palangka Raya yang luas wilayahnya kurang dari 2 persen dari luas Provinsi Kalimantan Tengah (± km 2 ) mempunyai kepadatan penduduk lebih dari 6 (enam) kali kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu sebesar 94 jiwa per km 2. Bila dilihat menurut kabupaten/kota, Kabupaten Murung Raya yang merupakan kabupaten terluas dengan luas ± 15 persen luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah kepadatan penduduknya paling jarang, yaitu sebesar 4 jiwa per km 2. Untuk kabupaten-kabupaten induk seperti Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Selatan, Barito Utara dan Kota Palangka Raya masing-masing 22 jiwa, 23 jiwa, 22 jiwa, 14 jiwa, 15 jiwa dan 94 jiwa per km 2. (Tabel 2.3.). Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

22 Persebaran yang tidak merata sangat berkaitan dengan permasalahan kemasyarakatan, daya dukung serta daya tampung lingkungan/wilayah, juga persoalan penyediaan kebutuhan terhadap lapangan pekerjaan, serta tenaga kerjanya. Kota Palangka Raya memiliki kepadatan yang tinggi dibandingkan kabupaten lainnya, sehingga perlu penyeimbangan persebaran penduduk melalui pemerataan pembangunan wilayah, penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya. Tabel 2.3. Luas Wilayah, Jumlah, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota, 2011 Kabupaten/Kota Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (jiwa/km 2 ) (1) (2) (3) (4) Kotawaringin Barat Kotawaringin Timur Kapuas Barito Selatan Barito Utara Sukamara Lamandau Seruyan Katingan Pulang Pisau Gunung Mas Barito Timur Murung Raya Palangka Raya Kalimantan Tengah Sumber: Perkiraan Penduduk Pertengahan Tahun 2011 Hasil SP Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

23 2.3. Keluarga Berencana (KB) Sasaran program KB adalah bukan hanya ditujukan kepada pencapaian jumlah peserta KB saja, tetapi juga agar terciptanya kondisi peserta tersebut dapat terus menerus secara aktif menggunakan cara/alat KB. Dengan demikian meningkatnya jumlah peserta KB harus diikuti pula dengan berbagai upaya untuk meningkatkan peserta KB aktif, sehingga dapat memberikan dampak yang positif terhadap penurunan fertilitas. Salah satu faktor yang penting diperhatikan dalam layanan KB adalah faktor informasi. Karena informasi yang memadai dapat memberikan berbagai keterangan mengenai metode KB yang dapat membantu calon akseptor untuk menentukan pilihan alat kontrasepsi dan dapat memberikan informasi mengenai efek samping dari metode KB yang akan dipilih. a) Proporsi Peserta KB Aktif Umumnya Pasangan Usia Subur (PUS) sudah menyadari perlunya ber-kb dan mereka memahami bahwa dengan dua anak lebih baik, jumlah keluarga yang terencana, dan jarak kelahiran yang tepat sesuai perencanaan. Pada tahun 2011 terdapat sekitar 68,07 persen wanita berumur tahun yang berstatus pernah kawin yang sedang menggunakan KB. Penduduk pada kelompok umur tahun merupakan persentase pemakaian alat KB-nya terbesar (67 persen), sedangkan terkecil adalah kelompok umur tahun (1,81 persen). Hal ini mungkin disebabkan wanita pada kelompok umur tersebut sangat berkeinginan mempunyai keturunan. Gambar 2.2. Persentase Penduduk Wanita Pernah Kawin Umur Tahun yang Sedang Menggunakan KB Menurut Kelompok Umur, ,63 20,55 21,82 13,46 10,82 6,91 1, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

24 b) Penggunaan Alat/Cara KB Dari sejumlah pemakai alat kontrasepsi, pasangan usia subur umumnya lebih suka ber KB jangka pendek, hal ini terlihat dari alat/cara KB yang paling banyak digunakan adalah suntik dan pil, dimana terdapat 57,06 persen wanita yang menggunakan suntik dan 35,87 persen menggunakan pil KB, sedangkan sisanya alat kontrasepsi yang lain. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh adanya sasaran dari program itu sendiri, dan juga karena lebih praktis dan kemudahan pelayanan bagi para pengguna. Sebaliknya pengguna alat/cara KB jangka panjang seperti IUD, tubektomi maupun vasektomi masih sangat rendah. Proporsi besarnya pemakaian IUD sebesar 0,71 persen, padahal IUD merupakan salah satu alat yang efektif, karena tingkat kelangsungan pemakaian IUD lebih tinggi dibandingkan pil atau kondom. Diharapkan dengan pemakaian IUD akan lebih menjamin keberhasilan program KB. Rendahnya tingkat pemakaian IUD tersebut terjadi pada semua kelompok umur, bahkan pada kelompok umur tahun tidak ada yang menggunakan alat tersebut. Tabel 2.4. Persentase Wanita Umur Tahun yang Berstatus Kawin Menurut Kelompok Umur dan Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan, 2011 Kelompok Umur AKDR /IUD Alat/cara KB yang digunakan Susuk KB Pil KB Tubektomi Vasektomi Suntikan KB Kondom Tradisional Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) ,24 3,26 36, ,39-0,80 61,82 2,89 32,69-1, ,28-0,29 59,93 2,93 34,46 0,60 1,24 0, ,46-1,38 57,58 2,86 35,58 0,55 1,47 0, ,75 0,88 0,22 56,25 3,32 36,77 0,62 1, ,11 0,26 0,89 52,95 6,02 34,35 0,45 3,81 0, ,64 0,17 1,45 44,18 3,12 47,33 0,41 2,44 0,25 Jumlah 0,54 0,23 0,71 57,06 3,35 35,87 0,47 1,64 0,13 Sumber: Susenas 2011 Provinsi Kalimantan Tengah 16 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

25 PENDIDIKAN

26 BAB III PENDIDIKAN Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan menuju masyarakat dewasa dan mandiri, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Sejauh mana amanat yang tercermin dalam UUD 1945 dan GBHN, dimana dinyatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa telah atau sedang dicapai oleh masyarakat merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan dan kemajuan sosial ekonomi masyarakat. Melalui pemerataan pendidikan masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan penduduk. Dalam kaitan ini pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan melaksanakan kebijakan pendidikan yang disebut Gerakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar) 9 tahun, yaitu sebuah kebijakan yang sangat mendasar dan diharapkan dapat menopang keberhasilan program pendidikan jangka panjang. Untuk menunjang perkembangan ekonomi melalui industrialisasi, tenaga kerja yang hanya berpendidikan SD saja tidak memadai, sehingga dengan Wajar 9 tahun berarti menunda anak-anak dan remaja untuk tidak segera terjun kelapangan kerja dan untuk lebih siap bekerja secara produktif. Selain itu diharapkan jumlah penduduk yang buta huruf akan berkurang terutama pada penduduk usia sekolah. Kesejahteraan penduduk di suatu wilayah tidak terlepas dari pendidikan yang merupakan penentu kualitas penduduk tersbut. Oleh sebab itu, sektor pendidikan selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Tingkat keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat diukur dari berbagai macam indikator. Untuk menggambarkan keadaan pendidikan penduduk secara umum dalam uraian bagian ini, antara lain akan disajikan gambaran umum mengenai status pendidikan dari beberapa indikator seperti angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan, angka melek huruf, dan rata-rata lama sekolah. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

27 3.1. Keadaan Sarana Pendidikan Komitmen pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa antara lain terlihat dari semakin meningkatnya jumlah sekolah yang dibangun, dan pengangkatan tenaga guru dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut agaknya merupakan keharusan yang tidak dapat dihindari untuk menampung jumlah penduduk usia sekolah yang selalu meningkat terus sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk. Rasio murid-guru dan murid-kelas merupakan ukuran yang dapat menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pendidikan. Semakin kecil rasio, berarti semakin baik keadaan fasilitas pendidikan yang tersedia. Selain itu rasio murid-guru menggambarkan kepadatan kelas sebagai ruang belajar. Indikator-indikator tersebut digunakan untuk melihat ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai untuk mendukung program wajib belajar 9 tahun yang dicancangkan oleh pemerintah. Pengadaan/pengangkatan guru secara umum dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang dibandingkan dengan peningkatan jumlah murid serta pertambahan sekolah pada ke tiga jenjang pendidikan (SD, SMP, dan SMA), yang semakin merata sampai ke pelosok perdesaan terutama di daerah terpencil dan kantong-kantong pemukiman yang terpencar. Oleh sebab itu jumlah sekolah yang ada dibandingkan dengan guru yang tersedia makin seimbang, khususnya daerah yang terpencil, sementara pertambahan jumlah murid relatif meningkat, pertambahan guru maupun jumlah sekolahnya juga bertambah Gambar 3.1. Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Tingkat Sekolah Tahun Ajaran 2009/2010 dan 2010/ ,51 12,63 12,68 11,11 10,74 9,72 8,71 8, / / SD SMP SMA SMK Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah 20 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

28 Rasio murid-guru pada masing-masing tingkatan sekolah pada tahun ajaran 2009/2010 untuk SD = 9,72, SMP = 12,51, SMA = 12,63 dan SMK = 8,71, pada tahun 2010/2011 menjadi SD = 11,11, SMP = 10,74, SMA = 12,68 dan SMK = 8,60. Keadaan ini menggambarkan bahwa mutu pendidikan perlu ditingkatkan dengan menambah jumlah guru, terutama pada pendidikan dasar. Program wajib belajar 9 tahun juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anaknya sampai 9 tahun Angka Melek Huruf Membaca merupakan suatu hal yang sangat penting dalam memajukan setiap individu, karena membaca adalah dasar utama dalam memperluas ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, indikator Angka Melek Huruf (AMH) merupakan indikator yang sangat penting untuk melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan. Salah satu keberhasilan program pendidikan ditunjukkan dengan semakin berkurangnya tingkat buta huruf penduduk yang berumur 10 tahun ke atas. Tingkat buta huruf merupakan bagian dari indikator kemampuan penduduk untuk berkomunikasi secara tertulis. Kemampuan baca tulis merupakan pengetahuan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk mencapai hidup sejahtera. Berkaitan dengan hal itu, pemerintah berusaha agar penduduk laki-laki maupun perempuan di segala lapisan masyarakat dapat terbebaskan dari buta aksara. Usaha pemerintah selama ini antara lain diwujudkan dengan program wajib belajar 9 tahun dan program kejar paket A dan B. Selama tahun , AMH laki-laki maupun perempuan baik di perkotaan maupun perdesaan terlihat angkanya sudah melebihi 95 persen. Sementara itu jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, AMH di perkotaan lebih besar dari AMH di perdesaan. Kemudian jika membandingkan antar wilayah perdesaan dan perkotaan lebih lanjut, perbedaan AMH laki-laki lebih tinggi dibandingkan AMH perempuan (Tabel 3.1.). Tingginya AMH laki-laki dibanding perempuan selama dua tahun terakhir menunjukkan, bahwa jumlah perempuan yang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan lebih banyak dibanding laki-laki dan lebih banyak dibanding di perkotaan. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

29 Kemudian jika dibandingkan AMH laki-laki dan perempuan di perkotaan lebih besar daripada perdesaan. Penyebab dari keadaan ini juga diduga terkait dengan kemampuan ekonomi keluarga yang kurang memadai dan keadaan geografis yang kurang menguntungkan di mana fasilitas yang tersedia berlokasi di tempat yang jauh dari jangkauan penduduk setempat. Arah pembinaan pemberantasan buta huruf telah cukup berhasil mengingat dinamika masyarakat perkotaan dapat mendorong kesadaran masyarakat untuk dapat membaca dan menulis. Tabel 3.1. Angka Melek Huruf Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan Jenis Kelamin (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Laki-laki 99,33 98,47 97,97 98,19 98,41 98,28 Perempuan 98,14 95,98 96,54 95,96 97,10 95,97 Total 98,74 97,22 97,30 97,14 97,78 97,17 Sumber: Susenas Provinsi Kalimantan Tengah Keadaan ini menunjukkan bahwa tingkat buta huruf penduduk Kalimantan Tengah sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat buta huruf penduduk perempuan yang lebih besar tersebut. Meskipun rendah, namun perbedaan angka buta huruf laki-laki dan perempuan di atas memperlihatkan kesenjangan baik sosial budaya maupun kesempatan diantara keduanya masih ada. Dari gambaran yang dikemukakan di atas kiranya jelas bahwa perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk pemberantasan buta huruf di Provinsi Kalimantan Tengah, dan upaya tersebut perlu diprioritaskan pada penduduk perempuan khususnya di daerah perdesaan. Hal ini mengingat bahwa akselerasi pemberantasan buta huruf masih berjalan cukup lambat walaupun ini telah dilancarkan sejak satu dasawarsa terakhir. 22 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

30 3.3. Partisipasi Sekolah Keberhasilan pembangunan suatu daerah ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas SDM tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan harus terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Tujuan Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Nasional Tahun salah satunya adalah pemerataan dan perluasan akses pendidikan. Indikator keberhasilan dalam pencapaian rencana strategis tersebut dapat dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Angka Partisipasi Murni (APM) yang keduanya menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan. Usia sekolah tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu 7-12 tahun (SD), tahun (SMP), dan tahun (SMA). Perbedaan APS dan APM terletak pada tingkat pendidikan, jika APS hanya memandang kelompok umur, APM memperhatikan tingkat pendidikan dan kelompok umur. Dengan demikian, APM mengukur seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan dan juga melihat proporsi anak yang bersekolah tepat waktu sesuai dengan umurnya. Pengkajian partisipasi sekolah penduduk Kalimantan Tengah pada setiap jenjang pendidikan (Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah), diharapkan akan dapat memberikan gambaran kualitas SDM yang potensial di masa datang. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, tingkat partisipasi sekolah penduduk Kalimantan Tengah telah meningkat, baik perempuan maupun laki-laki. Keadaan ini cukup menggembirakan karena partisipasi sekolah memang diharapkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

31 Tabel 3.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Kelompok Umur / Jenis Kelamin 7-12 tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) - Laki-laki 97,40 97,98 97,96 98,30 98,71 98,92 97,94 - Perempuan 96,49 98,70 98,51 98,55 98,28 98,44 98,28 - Total 96,96 98,33 98,23 98,43 98,50 98,70 98, tahun - Laki-laki 83,96 83,79 83,89 84,03 84,52 84,70 85,23 - Perempuan 88,86 88,73 88,36 88,61 88,72 89,05 86,10 - Total 86,28 86,08 86,14 86,19 86,62 86,83 85, tahun - Laki-laki 52,22 50,11 50,18 50,02 53,50 54,36 52,51 - Perempuan 51,33 57,10 56,48 56,44 53,99 54,67 56,47 - Total 51,77 53,39 53,20 53,01 53,73 54,50 54, tahun - Laki-laki 9,67 9,74 10,14 9,91 10,13 11,21 13,61 - Perempuan 9,67 8,90 9,36 9,04 10,06 10,91 11,65 - Total 9,67 9,32 9,75 9,46 10,09 11,06 12,59 Sumber: Susenas Provinsi Kalimantan Tengah Peningkatan penduduk yang bersekolah selama tahun merupakan keberhasilan Provinsi Kalimantan Tengah dalam upaya memperluas pelayanan pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi sekolah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah yang cenderung semakin meningkat. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut kelompok umur dan jenis kelamin selama tahun dapat dilihat pada Tabel 3.2. Perbandingan antara kelompok usia penduduk tingkat pendidikan tampak bahwa APS anak usia tingkat pendidikan SD (7-12 tahun) lebih tinggi dibandingkan APS usia SMP (13-15 tahun). Pada tahun 2011 APS usia SD mencapai 98,10 persen dan APS usia SMP 24 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

32 sebesar 85,64 persen. APS usia penduduk tingkat pendidikan SMP yang masih lebih rendah dibanding APS usia SD menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, mengingat pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan lebih dari satu dasawarsa, akan tetapi belum meliputi seluruh anak usia tahun yang ada. Partisipasi sekolah penduduk perempuan usia tingkat pendidikan SMA (16-18 tahun) selama tahun pun menunjukkan gambaran yang menggembirakan. Jika pada tahun 2005 APS penduduk perempuan sebesar 51,33 persen atau lebih rendah dibanding laki-laki (52,22 persen), namun pada tahun-tahun berikutnya menunjukkan peningkatan yang berarti, yaitu tahun 2011 mencapai 56,47 persen dan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki (52,51 persen). Pada kelompok usia penduduk tingkat pendidikan tinggi (19-24 tahun), APS penduduk laki-laki mengalami peningkatan dari pada perempuan, yaitu dari 9,67 persen naik menjadi 13,61 persen tahun 2011 dan APS untuk perempuan adalah 9,67 persen tahun 2005 menjadi 11,65 persen. Fenomena ini menunjukkan masih adanya peranan perempuan dalam kesetaraan gender di bidang pendidikan. Secara umum, tingkat partisipasi sekolah pada setiap jenjang pendidikan di Kalimantan Tengah mengalami kenaikan selama sepuluh tahun terakhir. Demikian pula partisipasi sekolah baik pada laki-laki maupun perempuan. Tabel 3.3. Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, Tingkat Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan Pendidikan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SD 97,26 92,37 95,90 92,11 96,62 92,25 SMP 59,96 65,55 62,69 67,24 61,30 66,35 SMA 39,96 42,35 39,21 45,80 39,62 43,93 Sumber: Susenas Provinsi Kalimantan Tengah Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

33 Tidak jauh berbeda dengan APS, APM pun menunjukkan kondisi yang cukup menggembirakan, penduduk yang memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai dengan umurnya pada umumnya semakin meningkat. Pada tingkat pendidikan SMP dan SMA mengalami peningkatan, yaitu SMP dari 61,30 persen menjadi 66,35 persen dan SMA dari 39,62 persen menjadi 43,93 persen, sedangkan SD mengalami penurunan dari 96,62 persen menjadi 92,25 persen pada tahun 2011 (Tabel 3.3.). Namun demikian, seperti yang terjadi di tahun sebelumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah nilai APM, terutama pada tingkat penddikan SMA/sederajat yang menunjukkan akses terhadap pendidikan lanjutan masih rendah. Fenomena yang cukup menarik adalah APM perempuan untuk pendidikan sekolah menengah lebih tinggi jika dibandingkan laki-laki, hal ini berbeda dengan jenjang SD dimana APM laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun jika kita lihat secara keseluruhan, APM laki-laki dan perempuan pada semua tingkat pendidikan tidak terlalu berbeda jauh, kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerataan pendidikan maupun perluasan akses pendidikan bagi laki-laki maupun perempuan sudah terwujud Pendidikan yang Ditamatkan Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka seseorang akan dapat lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menyerap kemajuan teknologi. Sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, maka tamatan pendidikan tinggi diharapkan akan meningkatkan produktivitasnya sebagai tenaga kerja. Selanjutnya, peningkatan produktivitas seseorang dalam bekerja diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Kemajuan yang dicapai oleh suatu bangsa antara lain sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan penduduknya. Berkaitan dengan hal ini, penting untuk diketahui perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Tengah terutama dari tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil ditamatkan. Gambaran mengenai peningkatan SDM dapat dilihat dari kualitas tingkat pendidikan penduduk usia 10 tahun ke atas. 26 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

34 Tabel 3.4. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, Daerah Tempat Tinggal/Pendidikan Tertinggi Perempuapuapuan Perem- Perem- Yang Ditamatkan Laki-laki Laki-laki Laki-laki (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Perkotaan Tdk/blm pernah sekolah 1,18 3,21 1,01 3,22 1,41 3,91 Tdk/blm tamat SD 15,12 17,97 14,89 16,40 15,57 16,21 Tamat SD 22,22 24,25 20,65 23,64 22,15 24,21 Tamat SMP 19,92 18,63 20,74 21,36 20,02 19,68 Tamat SMA ke atas 41,56 35,93 42,70 35,37 40,84 35,99 Perdesaan Tdk/blm pernah sekolah 2,05 4,73 2,50 5,01 1,63 4,08 Tdk/blm tamat SD 23,77 26,24 21,57 24,56 21,99 23,20 Tamat SD 39,16 39,30 39,60 40,64 40,83 41,78 Tamat SMP 20,74 18,97 20,20 17,33 18,84 18,36 Tamat SMA ke atas 14,29 10,76 16,13 12,46 16,71 12,58 Total Tdk/blm pernah sekolah 1,75 4,20 2,02 4,39 1,56 4,02 Tdk/blm tamat SD 20,86 23,36 19,41 21,71 19,92 20,77 Tamat SD 33,46 34,06 33,47 34,70 34,80 35,67 Tamat SMP 20,46 18,85 20,37 18,74 19,22 18,82 Tamat SMA ke atas 23,46 19,53 24,74 20,47 24,50 20,71 Sumber: Susenas Provinsi Kalimantan Tengah Tingkat pendidikan penduduk di daerah perkotaan lebih baik dibandingkan dengan penduduk di perdesaan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan lebih tingginya persentase penduduk yang tamat SMP ke atas. Sedangkan persentase penduduk dengan tingkat pendidikan di bawahnya menunjukkan kondisi sebaliknya, seperti terlihat dalam Tabel 3.4. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

35 Peningkatan level pendidikan juga terjadi pada setiap jenis kelamin. Namun demikian, proporsi tingkat pendidikan masih lebih menguntungkan bagi laki-laki. Sebagai contoh, persentase penduduk yang berpendidikan rendah (tamat SD ke bawah) tahun 2009 masing-masing tercatat sebesar 56,07 persen laki-laki dan 61,62 persen perempuan, sedangkan untuk tahun 2011 menjadi 56,28 persen untuk penduduk laki-laki dan 60,47 persen untuk penduduk perempuan. Persentase penduduk yang tamat SMA ke atas juga memperlihatkan kenaikan. Pada tahun 2009, persentase penduduk yang tamat sekolah menengah atas mencapai 19,53 persen pada perempuan dan 23,46 persen pada laki-laki. Pada tahun 2011 persentase yang tamat sekolah menengah atas meningkat menjadi 20,71 persen pada perempuan dan 24,50 persen pada laki-laki. Gambar 3.2. menunjukkan persentase penduduk menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan jenis kelamin. Dari gambar tersebut terlihat bahwa ada kecenderungan pendidikan yang ditamatkan terfokus pada tingkat dasar. Gambar 3.2. Persentase Penduduk Umur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, ,67 34,80 20,77 19,92 19,22 18,82 16,10 12,75 1,56 4,02 2,92 2,30 0,87 1,30 0,97 1,13 3,64 3,23 Tdk/Blm Prnh Sklh Tdk/Blm Tamat SD SD SMP SMA SMK DI/II DIII Univ Laki-laki Perempuan 28 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

36 3.5. Rata-rata Lama Sekolah Indikator lain yang digunakan untuk melihat tingkat pendidikan adalah rata-rata lama sekolah yang secara umum menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk usia 15 tahun ke atas. Pada tahun 2011 rata-rata lama sekolah laki-laki selalu lebih tinggi dibandingkan perempuan baik di perkotaan maupun perdesaan. Rata-rata lama sekolah penduduk di daerah perkotaan mencapai 9,42 tahun, artinya rata-rata tingkat pendidikan penduduk perkotaan adalah kelas 1 SMA. Tabel 3.5. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Daerah Tempat Tinggal, 2011 Jenis Kelamin Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan (1) (2) (3) (4) Laki-laki 9,71 7,49 8,22 Perempuan 9,13 6,91 7,68 Laki-laki + Perempuan 9,42 7,21 7,96 Sumber: Susenas 2011 Provinsi Kalimantan Tengah Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

37 KETENAGAKERJAAN

38 BAB IV KETENAGAKERJAAN Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam upaya pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Dengan demikian titik sentral ketenagakerjaan adalah perencanaan tenaga kerja yang mencakup: (1) penyusunan program penyediaan tenaga profesional untuk memenuhi kebutuhan dalam melaksanakan usaha atau kegiatan pembangunan yang direncanakan, (2) penyusunan program penciptaan kesempatan kerja supaya dapat menggunakan sumber daya manusia secara optimal, (3) terciptanya lapangan kerja baik dalam jumlah maupun kualitas yang memadai. Oleh karena upaya pembangunan banyak diarahkan pada perluasan kesempatan kerja, sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan, misalnya skala prioritas arah pertumbuhan antara sektor informal dan formal di perkotaan. Akhir-akhir ini di sektor informal di perkotaan semakin berperan penting dalam menyerap pertumbuhan angkatan kerja, maka menjadi kurang bijaksana jika kebijakan pembangunan perkotaan lebih diarahkan pada sektor formal. Program-program pembangunan sektoral maupun regional perlu diusahakan demi terciptanya perluasan kesempatan kerja sebanyak mungkin dengan imbalan jasa yang sepadan. Dengan perluasan dan pemerataan lapangan kerja serta peningkatan mutu lapangan pekerjaan diharapkan akan dapat dikurangi perbedaan penghasilan di antara tenaga kerja yang berpenghasilan tinggi dan rendah, sehingga dengan demikian dapat ditingkatkan pemerataan pendapatan. Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang penting untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat. Banyaknya penduduk yang bekerja menunjukkan banyaknya penduduk yang mampu secara ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa, yang secara tidak langsung dapat menunjukkan pula banyaknya penduduk yang mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebaliknya, banyaknya Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/

39 pengangguran menunjukkan banyaknya penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh sebab itu, pengangguran berkaitan erat dengan kemiskinan. Ada berbagai macam indikator yang dapat digunakan untuk mencerminkan keberhasilan pembangunan di bidang ketenagakerjaan, antara lain jumlah penduduk usia kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), persentase penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan serta persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha dan jam kerja Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja yaitu seluruh penduduk yang dianggap mempunyai potensi untuk bekerja secara produktif. Sesuai dengan ketentuan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Penduduk yang telah memasuki usia kerja dapat dikelompokkan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Kelompok angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan penduduk yang menganggur/pengangguran. Pada tahun 2011 penduduk usia kerja (berumur 15 tahun ke atas) tercatat sebanyak orang. Dari jumlah tersebut 52,45 persen adalah penduduk laki-laki dan 47,55 persen penduduk perempuan atau penduduk usia kerja laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Penduduk laki-laki umur 15 tahun ke atas yang tergolong angkatan kerja jauh lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk laki-laki bukan angkatan kerja. Begitu juga dengan penduduk perempuan umur 15 tahun ke atas yang tergolong angkatan kerja lebih besar dibandingkan dengan penduduk perempuan umur 15 tahun ke atas yang bukan angkatan kerja. Masih kentalnya tatanan sosial budaya masyarakat, dimana laki-laki sebagai kepala keluarga mempunyai kewajiban untuk bekerja mencari nafkah, sehingga angkatan kerja laki-laki (63,36 persen) jauh lebih besar jika dibandingkan dengan angkatan kerja perempuan (36,64 persen). 34 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kalimantan Tengah 2011/2012

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1404 Katalog BPS : 4102004.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm :

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 i PROFIL KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013 ii KATA PENGANTAR Profil Kesejahteraan Rakyat Kota Palangka Raya Tahun 2013 ini adalah merupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Pusat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 STATISTIK PENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 i STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013 No. Publikasi : 62520.1401 Katalog BPS : 2101023.62 Ukuran Buku Jumlah Halaman :15 cm x 21 cm : ix + 57 halaman

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

Cover dalam.

Cover dalam. .id s. go.b p ng lt e ka :// tp ht Cover dalam Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 ISBN : 978-602-6774-47-7 Nomor Publikasi : 62520.1605 Katalog : 4104001.62 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR. Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM KOTA MAKASSAR 1. Penyebaran Penduduk Luas Kota Makassar sekitar 175,77 km 2, terletak di bagian Barat Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas-batas

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA 1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017 No. 08/11/62/Th.XI, 6 November 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Agustus 2017 Agustus 2017, Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG KatalogBPS:4102004.18 Kerjasama BadanPerencanaanPembangunanDaerahLampung dan BadanPusatStatitistikProvinsiLampung BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI LAMPUNG 2012

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012 No. 08/11/62/Th.VI, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012 Agustus 2012 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,17 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

Profile Perempuan Indonesia

Profile Perempuan Indonesia Profile Perempuan Indonesia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan perempuan yang terorganisir, ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia tingkat

Lebih terperinci

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan 402 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Kalimantan Tengah Jembatan Kahayan Jembatan Kahayan adalah jembatan yang membelah Sungai Kahayan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Jembatan ini

Lebih terperinci

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014 No.08/11/62/Th.VIII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014 Agustus 2014 : Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Tengah Sebesar 3,24 persen Jumlah angkatan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 Nomor Publikasi: 16522.11.04 Katalog BPS: 3101017.16 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

madiunkota.bps.go.id

madiunkota.bps.go.id Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Madiun Tahun 2015 Nomor Publikasi : 35770.1610 Katalog BPS : 3101001.3577 Naskah oleh : Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit oleh : Seksi Statistik Sosial Diterbitkan

Lebih terperinci

https://rotendaokab.bps.go.id

https://rotendaokab.bps.go.id KATA PENGANTAR Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 disusun guna memenuhi kebutuhan pengguna data statistik khususnya data statistik sosial. Oleh karena itu BPS Kabupaten

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

STATISTIK GENDER 2011

STATISTIK GENDER 2011 STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 3 ISSN: 2085-6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 86 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:

Lebih terperinci

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat

Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat Publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Mamuju merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan BPS Kabupaten Mamuju. Publikasi ini memuat gambaran umum tentang keadaan kesejahteraan di Kabupaten

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 No. ISBN ISBN Number : 4102004.3403 No. Publikasi Publication Number : 3403.16.066 Naskah Manuscript

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 No. Publikasi : 5371.1012 Katalog BPS : 4103.5371 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 122 Halaman

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010 No. 02/01/62/Th.IV, 1 DESEMBER 2010 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2010 mencapai 1.066.733 orang berkurang sekitar 34.279 orang dibandingkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : 5314.1420 Katalog BPS : 2104003.5314 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting :

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014

Indikator Kesejahteraan Rakyat 2014 Kabupaten Pinrang 1 Kabupaten Pinrang 2 Kata Pengantar I ndikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) Kabupaten Pinrang tahun 2013 memuat berbagai indikator antara lain: indikator Kependudukan, Keluarga Berencana,

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Katalog BPS : 4102004.8172 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Tahun 2012 ISSN : 0216.4769 Katalog BPS

Lebih terperinci

pareparekota.bps.go.id

pareparekota.bps.go.id INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI PAPUA BARAT 2011 WELFARE INDICATORS OF PAPUA BARAT PROVINCE 2011 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 91522.1205 Katalog BPS/BPS Catalogue : 4102004.9100 Ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang dinamis dalam mengubah dan meningkatkan kesehjateraan masyarakat. Ada tiga indikator keberhasilan suatu pembangunan dalam

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA TANGERANG SELATAN 2 0 1 4 ISSN : 2089-4619 Katalog BPS : 4102004.3674 Ukuran Buku : 25 cm x 17,6 cm Jumlah Halaman : x + 76 Halaman / pages Naskah: Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting di seluruh aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 Statistik Daerah Kecamatan Batam Kota Kota Batam 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA 2015 No Publikasi : 2171.14.26 Katalog BPS : 1102001.2171.051 Ukuran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Kubu Raya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 meter diatas permukaan laut. Lokasi Kabupaten Kubu Raya terletak pada posisi

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016

STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 STRUKTUR DATA BPS DAN PROSEDUR MENDAPATKAN DATA DI BPS Hady Suryono 8 Maret 2016 Data dan Informasi (1) Data a. Data adalah fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda-tanda, isyarat, tulisan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009 25 KATA PENGANTAR Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PANDEGLANG 2 0 1 1 ISSN: 2085 6016 Katalog BPS : 4101002.3601 Ukuran Buku : 22 cm x 16,5 cm Jumlah Halaman : 96 + xiii Halaman Naskah: Seksi Statistik Sosial Gambar Kulit:

Lebih terperinci

INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan

INIJIKATDR RAKYAT. ~~QI!i. l~e~ejaht&raan. Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan INIJIKATDR l~e~ejaht&raan RAKYAT ~~QI!i Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pekalongan dengan Badan Pusat Statistik Kota Pekalongan INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN 2015

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah Kota Yogyakarta maka dibuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.3510071 STATISTIK DAERAH KECAMATANTEGALSARI 2015 Katalog BPS : 1101002.3510071 Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm Jumlah Halaman : vi + 16 Halaman Pembuat Naskah : Koordinator Statistik

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Katalog BPS : 4103.7371 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR KATA PENGANTAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar 2015 disusun sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014

DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014 DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iii + 20 halaman Naskah: Penanggung Jawab Umum : Sindai M.O Sea, SE Penulis

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG KATALOG BPS : 4013.6474 2012 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA BONTANG KOTA BONTANG Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bontang Badan Pusat Statistik Kota Bontang INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 27/05/62/Th. II, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 IPM KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT IPM Kalimantan Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kalimantan Tengah pada

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 1 1 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 4 A. Latar Belakang... 4 B. Tujuan... 4 C. Ruang Lingkup... 5 BAB II. KEADAAN UMUM...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

STATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : 2355-2964 Katalog BPS : 2301104.51 Nomor Publikasi : 51521.1502 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 No. 27/07/62/Th. I, 01 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Kalimantan Tengah Tahun 2015 Pembangunan manusia di Kalimantan Tengah pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai

Lebih terperinci

A. Keadaan Geografis Dan Topografi

A. Keadaan Geografis Dan Topografi BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI GORONTALO Profil Kesehatan Provinsi Gorontalo Provinsi Gorontalo di bentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 tahun 2000, maka secara administratif sudah terpisah dari Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan merupakan persoalan kompleks yang terkait dengan berbagai dimensi yakni sosial,

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU Oleh BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI MALUKU 2013 KATA

Lebih terperinci

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA 39 BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA 3.1. Karakteristik Kemiskinan Propinsi Sumatera Utara Perkembangan persentase penduduk miskin di Sumatera

Lebih terperinci

ht //j ak tp : s. go.b p ta ar.id / ht //j ak tp : s. go.b p ta ar.id / PROFIL KEPENDUDUKAN HASIL SUPAS2015 PROVINSI DKI JAKARTA ISBN : No Publikasi : 31520.1603 Katalog BPS : 2101014.31 Ukuran Buku :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh pemerintah pusat dan daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini adalah masih tingginya angka kemiskinan dan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008

PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 Kerjasama Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2008 PENYUSUNAN DATA SOSIAL EKONOMI DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN 1. DAFTAR PARAMETER DASAR KEPENDUDUKAN TINGKAT NASIONAL, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA No Tabel A KUANTITAS 1 Jumlah penduduk Banyaknya orang yang sudah SP (2000, SP (2000, SP (2000, BPS Sensus

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 Katalog BPS : 1101002.6271020 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan 41 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia dan merupakan salah satu Provinsi di Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi

Lebih terperinci

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010)

TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) TIGA PULUH DUA TAHUN PERJALANAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA NASIONAL DI PROPINSI BENGKULU (1972 SAMPAI DENGAN 2010) BAB I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM Pada bab IV ini penulis akan menyajikan gambaran umum obyek/subyek yang meliputi kondisi geografis, sosial ekonomi dan kependudukan Provinsi Jawa Tengah A. Kondisi Geografis Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diselenggarakan BPS untuk memenuhi kebutuhan data sosial ekonomi. Data yang dihasilkan Susenas Kor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Paser dan merupakan Kabupaten urutan ke-13 dari 14 Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

VISI PAPUA TAHUN

VISI PAPUA TAHUN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018 ototus Oleh : DR.Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA Jayapura, 11 Maret 2014 VISI PAPUA TAHUN 2013-2018 PAPUA BANGKIT PRINSIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk suatu negara merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi atau peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi. Penduduk tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 31/05/21/Th. VI, 5 Mei 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN FEBRUARI 2011 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEBESAR 7,04 PERSEN Jumlah

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman

STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman Katalog BPS : 9312.3273.100 Statistik Daerah Kecamatan Rancasari 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH KECAMATAN RANCASARI 2016 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1642 Katalog BPS : 9213.3273.100

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN PESISIR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1421 Katalog BPS : 1101001.2102.063 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga nasional

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER Kerjasama Penelitian : BADAN

Lebih terperinci

Katalog :

Katalog : Katalog : 4102004.7372 KATA PENGANTAR Penyusunan buku Indikator Sosial Kota Parepare 2013 ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tingkat kesejahteraan yang telah dicapai di Kota Parepare, dan sebagai

Lebih terperinci

BAB II ASPEK STRATEGIS

BAB II ASPEK STRATEGIS BAB II ASPEK STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 16 BAB II ASPEK STRATEGIS A. Sumber Daya Manusia 1. Kependudukan umlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada

Lebih terperinci