ALTERNATIF MODEL PENDUGAAN STOK GABAH/BERAS DI PENGGILINGAN PADI DAN SUB DOLOG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALTERNATIF MODEL PENDUGAAN STOK GABAH/BERAS DI PENGGILINGAN PADI DAN SUB DOLOG"

Transkripsi

1 ALTERNATIF MODEL PENDUGAAN STOK GABAH/BERAS DI PENGGILINGAN PADI DAN SUB DOLOG The Alternatif Modelling of Paddy/Rice Stocks in Rice Mill and Sub Dolog Mohamad Chafid Statistisi Madya pada Pusat Data dan Informasi Pertanian ABSTRACT Currently, information on total amount of paddy/rice stocks in certain area is not known except by survey. The owner paddy/rice stocks are farmer household, consumer household, rice milling unit, grocer rice, trader rice, restaurant/hotel, industry and Bulog. On this research, the objective is aimed to develop paddy/rice stocks model for rice milling unit and Bulog. Based on these models, the stocks can be predicted. Model for suspected stocks of paddy/rice at the rice mill unit in August, affected by the free variables of rice production in March, April, May and July. The results of model analysis in the stock of rice mills shows that stocks in August, is strongly influenced by the production of rice in March. This happens because the month of March is the peak of the rice harvest in Subang Regency, thus providing a significant contribution in expected grain/rice stocks the mill. Model test results indicate this model is feasible with the coefficient of determination corrected for 79.7% (adj-r2 = 79.7%). Results of analysis showed Arima model can be applied to predict the monthly rice stocks in Sub Dolog. Based on the selection of the best models, models to predict rice stocks next few months at Subang was sub Dolog Arima (2,0,2). Test results for the model parameter estimates Arima (2,0,2) with a test Modified Box-Pierce (Ljung-Box) showed significant value at 95% confidence level. Key words : bulog, model, rice, rice mill, stocks. Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

2 ABSTRAK Saat ini, informasi mengenai jumlah padi/stok beras di daerah tertentu hanya diketahui melalui survei. Pemilik stok padi/beras adalah rumah tangga petani, rumah tangga konsumen, penggilingan padi/beras, toko kelontong, pedagang beras, restoran/hotel, industri dan Bulog. Pada penelitian ini, tujuannya adalah untuk mengembangkan padi/beras stok model untuk unit penggilingan padi dan Bulog. Berdasarkan model tersebut, stok dapat diprediksi. Diduga model stok padi/beras di unit penggilingan padi pada bulan Agustus, dipengaruhi oleh variabel bebas produksi beras di bulan Maret, April, Mei dan Juli. Hasil analisis model stok penggilingan padi menunjukkan bahwa pada bulan Agustus, sangat dipengaruhi oleh produksi padi pada bulan Maret. Hal ini terjadi karena bulan Maret merupakan puncak musim panen padi di Kabupaten Subang, sehingga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap stok gabah/beras di penggilingan. Hasil tes model ini menunjukkan layak dengan koefisien determinasi sebesar 79,7% dikoreksi (adj-r2=79,7%). Hasil analisis menunjukkan model Arima dapat diterapkan untuk memprediksi stok beras di Sub Dolog bulanan. Berdasarkan pemilihan model terbaik, model untuk memprediksi stok beras beberapa bulan ke depan di Subang pada sub Dolog Arima (2,0,2). Hasil pengujian untuk estimasi parameter model Arima (2,0,2) dengan tes Modifikasi Box- Pierce (Ljung-Box) menunjukkan nilai yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Kata kunci: beras, bulog, model, penggilingan padi, stok. 2 Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

3 PENDAHULUAN Informasi mengenai stok beras sangat penting untuk mengetahui situasi ketahanan pangan, baik di tingkat rumah tangga maupun wilayah (kabupaten, propinsi, nasional). Pemegang stok gabah/beras di masyarakat antara lain rumah tangga, penggilingan padi, grosir, pengecer, rumah makan dan hotel, sedangkan pemegang stok gabah/beras di pemerintah yaitu Bulog dan Sub Dolog di daerahdaerah. Informasi stok beras pemerintah relatif lebih mudah diperoleh karena dilakukan oleh instansi pemerintah (pada saat ini Bulog), sedangkan informasi mengenai stok gabah/beras di masyarakat lebih sulit diperoleh dan tidak tersedia secara rutin. Di sisi lain data stok ini sangat dibutuhkan dalam penentuan kebijakan sektor pertanian karena menyangkut ketersediaan pangan di suatu wilayah. Informasi mengenai jumlah pangan yang tersedia dalam suatu wilayah menjadi sangat penting. Pada sisi lain informasi mengenai besarnya stok pangan ini sulit diperoleh. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam menghitung stok beras di masyarakat diantaranya adalah : (1) data tidak tersedia secara rutin, (2) stok gabah/beras di masyarakat tidak terkumpul pada satu tempat, tetapi tersebar di beberapa pemegang stok (3) belum adanya model stok gabah/beras, sehingga dengan model tersebut dapat meramalkan stok gabah/beras di suatu wilayah. Stok adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah atau swasta seperti yang ada di pabrik, gudang, depo, lumbung petani/rumah tangga dan pasar/pedagang, yang dimaksud sebagai cadangan dan akan digunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan (Neraca Bahan Makanan, 2003). Pelaku pemupukan stok di masyarakat dapat dibedakan menjadi 6 kelompok yaitu : (1). Konsumen Rumah Tangga, (2). Petani produsen, (3). Pedagang makanan/hotel, (4). Pedagang perantara, (5). Industri pengolahan dan (6). Penggilingan padi. Berdasarkan hasil penelitian tahun 1989, disimpulkan bahwa petani produsen dan penggilingan adalah merupakan pemupuk stok terbesar dibandingkan kelompok lainnya, setelah itu adalah pedagang perantara (Sugianto et al. 1989). Secara skematis, distribusi stok beras dapat digambarkan seperti Gambar 2 di bawah ini. Penggilingan adalah perusahaan yang melakukan proses pengolahan padi mulai dari gabah menjadi beras. Penggilingan dimaksud adalah penggilingan yang selain melayani jasa pengolahan gabah menjadi beras juga melakukan pembelian/penjualan gabah/beras dengan pihak lain, tidak termasuk penggilingan yang hanya melayani jasa pengolahan gabah menjadi beras saja. Stok gabah/beras di penggilingan adalah banyaknya gabah beras yang disimpan di penggilingan dan dimiliki/dikuasai oleh perusahaan penggilingan. Tidak termasuk cadangan (stok) milik pihak lain yang Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

4 menyimpan/menitipkan gabah/beras di penggilingan tersebut (BPS 2002). BPS dan BBKP (2002) telah melakukan survei untuk mendapatkan model stok beras, melalui persamaan regresi linier sederhana yaitu : Ŝ =b0 + b1p dimana Ŝ estimasi total stok di penggilingan pada saat pengamatan stok, P produksi padi selama 4 bulan sebelum pengamatan stok, bo intersep dan b1 koefisien regresi. Namun pada kenyataanya model yang diperoleh adalah Ŝ = 7,376%P. Tujuan dari tulisan ini adalah menduga besaran stok setara beras di penggilingan padi dan di Sub Dolog, sedangkan sasaran adalah tersedia informasi model stok di penggilingan dan Sub Dolog sehingga besaran stok dapat diprediksi dari model tersebut. METODOLOGI Model Stok Penggilingan Penggilingan membeli gabah dari petani dan dari pedagang pengumpul. Selanjutnya penggilingan melakukan pengolahan gabah menjadi beras, dan menjual beras ke pedagang (grosir), pedagang eceran atau pasar, baik di dalam wilayah kabupaten maupun di luar wilayah kabupaten. Produksi petani (P) Stok t-1 (X 11) Pembelian t (X 10) Suplai (S) Penjualan t (X 12) Stok t (X 13) Gambar 1. Skema Pembelian, Penjualan dan Stok Penggilingan. Persamaan identitas untuk penggilingan adalah : S = X 10 + X 11 S = X 12 + X 13 4 Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

5 Sehingga : X 13 = (X 10 X 12 ) + X 11 Atau Stok t =(Pembelian-Penjualan)+Stok t-1 Dalam menyusun model pendugaan stok lebih mudah memasukkan data produksi wilayah baik kecamatan atau kabupaten karena datanya tersedia setiap saat dibandingkan dengan data volume pembelian ataupun penjualan, maka modelnya dihubungkan dengan produksi wilayah. Langkah-langkah penyusunan model adalah sebagai berikut : Menentukan rata-rata stok untuk penggilingan kecamatan ke-k waktu t adalah: dimana : n X ik ( t) i= SGk t = 1 ( ) i=1,2,3,..,n n k=1,2,3,...,18. S G k (t) = rata stok setara beras penggilingan di kecamatan ke-k X ik (t) pada waktu t = stok di penggilingan ke i pada kecamatan ke-k waktu t Menentukan pendugaan total stok penggilingan di kecamatan ke-k waktu t : TSG ˆ N n k i= 1 k ( t) = nk X ik ( t) dimana : N k =jumlah total penggilingan merangkap pedagang di kecamatan ke-k. n k =jumlah penggilingan contoh di kecamatan ke-k. Sedangkan ragam dugaan stok total adalah : 2 s N n Vˆ 2 ( TSG ˆ k ( t) ) = Vˆ( Ny) = N n N Menyusun model terbaik untuk menduga stok setara beras di penggilingan untuk setiap kecamatan contoh, dengan menggunakan Stok waktu t di kecamatan ke-k sebagai peubah tak bebas (respon) dan produksi padi waktu t-1 sampai t-n sebagai peubah bebas (prediktor). Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

6 Sˆ G = f ( P, P, P,..., P k ( t) t 1 t 2 t 3 t n Berdasarkan model terbaik yang diperoleh dilakukan pendugaan total stok di penggilingan untuk kecamatan yang tidak disurvei. Menduga total stok di penggilingan untuk total seluruh kecamatan di Kabupaten Subang. Menghitung galat baku (standar error) hasil pendugaan total wilayah kabupaten sehingga diperoleh batas atas dan batas bawah pendugaan. Analisis Regresi Analisis regresi merupakan suatu teknik statistik untuk menyelidiki dan memodelkan hubungan diantara peubah-peubah, yaitu peubah tak bebas (respon) dan peubah bebas (prediktor). Diantara model-model regresi, model regresi linier merupakan model yang paling sederhana dan paling sering digunakan. Suatu model linier adalah sebuah fungsi linier dalam parameter β 0, β 1,..., β m (Myers & Milton, 1991). Model Regresi yang mempunyai lebih dari satu peubah bebas dan linier dalam koefisiennya disebut model regresi linier berganda. Persamaan regresi linier adalah persamaan antara satu peubah tak bebas (Y) dengan satu atau lebih peubah bebas (X 1, X 2,...,X p ), yang dinyatakan sebagai berikut : Yi = β 0 + β 1 X 1i + β 2 X 2i β p X pi + εi ) atau dalam bentuk matriks : Y = Xβ + ε dimana X = matriks peubah bebas berukuran nxk Y= vektor peubah tak bebas berukuran nx1 β = vector parameter berukuran kx1 ε = vector galat (sisaan) berukuran nx1 n= banyaknya pengamatan k=p+1 adalah banyaknya parameter. Dalam model regresi klasik diasumsikan bahwa ε i merupakan suatu peubah acak yang berdistribusi normal dengan nilai tengah nol; dan ragam σ 2, serta ε i dan ε j tidak berkorelasi (bebas satu sama lain). Dengan kata lain model memiliki sifat : ε i ~ N(0, σ 2 ) ; E(ε i ) = 0 ; V(ε i ) = σ 2 dan Cov(ε i, ε j ) = 0, i j. 6 Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

7 Stok Sub Dolog Berbeda dengan stok petani dan penggilingan, jumlah stok di Sub Dolog mudah diketahui karena untuk setiap wilayah hanya ada 1 Sub Dolog. Namun karena pada penelitian ini kita menduga stok t, maka perlu dilakukan penyusunan model stok Sub Dolog tersebut. Model yang digunakan adalah model deret waktu ARIMA. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengumpulan data bulanan stok beras di Sub Dolog selama 5 tahun terakhir. Tahapan penyusunan model stok Sub Dolog adalah : Plot data stok untuk melihat kestationeran data. Penentuan model tentatif (spesifikasi model) berdasarkan analisis data historis. Tahap ini untuk menentukan secara tentatif nilai p (proses AR), d (pembedaan) dan q (proses MA). Pendugaan parameter model. Tahapan ini digunakan menentukan penduga bagi parameter model yaitu θ i dan φ i (i=1,2,...) sesuai dengan model tentatif di atas. Analisis diagnostik (analisis sisaan) untuk mengevaluasi kelayakan model. Melakukan peramalan berdasarkan model yang diperoleh. Menghitung varian dan selang kepercayaan hasil pendugaan stok. Tujuan utama membangun model adalah untuk melakukan peramalan. Berdasarkan series data yang telah lalu sampai dengan waktu ke t, yaitu Z t, Z t-1,..., Z 1, dapat dilakukan peramalan untuk Z t+l dan e adalah unit waktu yang akan datang. Berdasarkan waktu t dari data asal, kita dapat meramalkan e waktu ke depan. Penulisan Z ˆ t ( l ) maknanya ramalan untuk waktu ke-(t+l) berdasarkan t data. Menurut Cryer (1991) metode peramalan yang digunakan adalah Minimum Mean Square Error (Kuadrat Tengah Terkecil Galat). Metode ini menyatakan peramalan Z ˆ t ( l ) diberikan oleh : ˆ t ( l ) Z =E(Z t+l Z t, Z t-1,..., Z 1 ) Lebih jauh Cryer menyatakan bahwa error pendugaan e t(l) dapat didefinisikan sebagai: e t(l) = Z t+l - Z ˆ t ( l ) SUMBER DATA Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua sumber yaitu : a. Data Primer : untuk menyusun model regresi stok padi/beras di penggilingan. Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

8 b. Data Sekunder : untuk menyusun model time series stok beras di Sub Dolog. Data primer diperoleh melalui survei langsung pada 70 penggilingan padi di Kabupaten Subang yang tersebar di 17 kecamatan. Data sekunder untuk stok beras di pemerintah untuk wilayah Subang dan sekitarnya adalah Data Sub Dolog Divre Subang. HASIL DAN PEMBAHASAN Model Stok Penggilingan Model stok penggilingan dibangun berdasarkan data primer yang merupakan hasil survei dan data sekunder dari Dinas Pertanian Kabupaten Subang. Data stok yang diperoleh dari survei adalah data stok pada saat wawancara, yaitu pada awal Agustus lalu. Untuk setiap kecamatan diambil beberapa penggilingan sebagai contoh, kemudian dihitung rata-rata stok di penggilingan untuk setiap kecamatan. Jumlah penggilingan yang merangkap pedagang diperoleh dari hasil listing. Berdasarkan rata-rata stok gabah/beras di penggilingan untuk setiap kecamatan dan jumlah penggilingan merangkap pedagang untuk setiap kecamatan maka dapat diduga besarnya stok di penggilingan untuk setiap kecamatan contoh. Selanjutnya dari hasil pendugaan total stok setara beras di penggilingan untuk setiap kecamatan, kemudian dibangun model stok penggilingan. Model stok dibangun dari peubah tak bebas yaitu stok di penggilingan pada awal Agustus untuk setiap kecamatan dan peubah bebas produksi gabah di kecamatan contoh dari bulan Maret sampai dengan Juli. Pemilihan peubah bebas tersebut didasarkan pada asumsi bahwa stok di bulan Agustus dipengaruhi oleh produksi padi 5 bulan terakhir. Model yang digunakan sebagaimana model stok petani adalah model regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis model yang terbaik untuk menduga stok di penggilingan untuk setiap kecamatan pada awal Agustus adalah : Ŝ G agt = -341,1 + 0,0595 Pjul + 0,0203 Pmei + 0,0370 Papr + 0,125 Pmar 0, Pkmar dimana: Ŝ G agt : total stok setara beras di penggilingan pada awal Agustus (Ton) Pjul Pmei Papr 8 : produksi padi gabah kering giling (GKG) bulan Juli (Ton) : produksi padi gabah kering giling bulan Mei (Ton) : produksi padi gabah kering giling bulan April (Ton) Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

9 Pmar : produksi padi gabah kering giling bulan Maret (Ton) PKmar : produksi kuadrat padi gabah kering giling bulan Maret (Ton) Peubah Tabel 1. Model Stok Penggilingan Koefisien Galat baku T p VIF Intersep Pjul Pmei Papr Pmar PKmar S = R-Sq = 86.0% R-Sq(adj) = 79.7% PRESS = R-Sq(pred)=55.18% Ŝ G agt merupakan stok setara beras pada awal Agustus dalam satuan ton, sedangkan Pjul, Pmei, Papr, Pmar merupakan produksi gabah kering giling menurut bulan dalam satuan ton untuk masingmasing kecamatan dan Pkmar merupakan produksi gabah kering giling Bulan Maret dikuadratkan. Produksi bulan Juni tidak dimasukkan dalam model, karena berdasarkan hasil uji coba pemilihan model terbaik ternyata koefisien regresi bulan Juni tidak signifikan, hal ini karena produksi bulan Juni sangat sedikit, sehingga variable produksi bulan Juni dikeluarkan dari model. Model tersebut merupakan model stok setara beras pada awal Agustus di kecamatan dalam wilayah Kabupaten Subang. Koefisien determinasi sebesar 86.0% menunjukkan bahwa keragaman stok di penggilingan pada awal Agustus untuk wilayah kecamatan, berhasil diterangkan oleh peubah bebas produksi per kecamatan bulan Juli, Mei, April, Maret dan produksi Maret kuadrat sebesar 86.0%. Koefisien determinasi ganda terkoreksi besarnya 79.7%, nilai ini menjadi salah satu kriteria dalam pemilihan model terbaik, makin tinggi nilainya (mendekati 100%) model semakin baik. Uji F menunjukkan nilai p=0.000 sehingga hubungan regresi antara stok Agustus dengan produksi padi bulan Juli, Mei, April, Maret dan produksi kuadrat bulan Maret nyata. Uji t menunjukkan bahwa untuk β k (k=0,1,2,3,5) nilai p< 0.10, artinya dengan tingkat keyakinan 90% nilai koefisien regresi β k untuk peubah bebas produksi padi bulan Juli, Mei, April dan kuadrat produksi bulan Maret tidak sama dengan nol. Sebaliknya nilai β k untuk koefisien regresi peubah bebas produksi bulan Maret tidak nyata pada tingkat keyakinan 90%. Model stok awal Agustus menunjukkan nilai koefisien regresi untuk produksi bulan Juli, Mei, April dan Maret semua bertanda positif, Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

10 sebaliknya produksi bulan Maret kuadrat bernilai negatif. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya panen pada bulan Juli, Mei, April dan Maret akan meningkatkan besaran stok di bulan Agustus karena pada Bulan Maret dan April merupakan puncak panen raya sehingga penggilingan cenderung untuk melakukan penyimpanan stok, bulan Mei panen masih cukup banyak jadi masih terus terjadi penambahan stok, dan bulan Juli jumlah padi yang dipanen kembali meningkat sehingga penggilingan kembali menyimpan stok. Pada bulan Maret panen cukup banyak dan produksi padi besar, tanda koefisien positif dan bentuk kuadratnya negatif, tetapi jika dijumlahkan peran panen bulan Maret positif terhadap stok Agustus artinya makin besar produksi bulan Maret, stok pada bulan Agustus juga semakin besar. Salah satu syarat model regresi yang layak adalah antar peubah bebas harus saling bebas. Peubah bebas pada model yaitu produksi padi bulan Juli, Mei, April dan Maret saling bebas. Produksi Juli besarnya tidak ditentukan oleh produksi Mei, April dan Maret, produksi Mei tidak ditentukan oleh produksi April dan Maret dan seterusnya. Besarnya produksi dipengaruhi oleh luas tanam, luas panen dan produktivias. Hasil korelasi Pearson juga menunjukkan korelasi antar bulan panen tersebut tidak ada yang lebih dari 0,5. Berdasarkan model yang telah diuji kelayakannnya, selanjutnya dilakukan pendugaan stok baik untuk kecamatan contoh maupun kecamatan yang tidak disurvei. Hasil Pendugaan stok setara beras untuk masing-masing kecamatan disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan tabel tersebut ada perbedaan antara hasil pendugaan dengan menggunakan survei dan hasil berdasarkan model. Semakin kecil jumlah kuadrat selisih antara nilai sebenarnya (hasil survei) dan nilai dugaan (hasil model) maka model tersebut akan semakin baik. Berdasarkan hasil survei total stok setara beras di penggilingan untuk seluruh kecamatan contoh yang terdiri dari 17 kecamatan pada awal Agustus adalah sebesar ton beras, dan berdasarkan model total stok sama dengan hasil survei yaitu sebesar ton. Sedangkan pendugaan stok di kecamatan yang tidak dijadikan contoh berdasarkan model yaitu Kecamatan Subang sebesar 545 ton, Kalijati sebesar 349 ton, Legon Kulon 95 ton, Pabuaran 599 ton dan Patokbeusi sebesar 932 ton. 10 Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

11 Tabel 2. Pendugaan Stok Setara Beras di Penggilingan No. Kecamatan Stok Setara Beras (Ton) Survei Model Galat Baku Pendugaan Model Selang Kepercayaan 95% Untuk Model (Ton Beras) Batas Bawah Batas Atas 1. Sagalaherang Jalancagak Cisalak Tanjungsiang Cijambe Cibogo Cipunagara Pagaden Cipeundeuy Purwadadi Ciasem Binong Compreng Pusakanagara Pamanukan Blanakan Cikaum TOTAL Kecamatan yang tidak disurvei 18. Legonkulon Subang Kalijati Pabuaran Patokbeusi TOTAL KAB. SUBANG Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

12 Stok (Ton) Kecamatan Survei Model Gambar 2. Plot Pendugaan Stok di Penggilingan Menurut Hasil Survei dan Model Pendugaan total stok di rumah tangga petani pada awal Agustus di 17 kecamatan contoh, berdasarkan model adalah sebesar ton setara beras. Galat baku pendugaan (standard error prediction) untuk total kecamatan contoh adalah , sehingga selang kepercayaan 95% bagi hasil pendugaan total stok pada 17 kecamatan contoh berkisar antara 5042 ton sampai 6725 ton setara beras. Sedangkan untuk kecamatan baru yang tidak masuk dalam contoh, dianggap sebagai pengamatan baru, sehingga selang yang digunakan bukan selang kepercayaan, tetapi selang pendugaan (prediction interval) untuk pengamatan yang baru. Pendugaan total stok setara beras di penggilingan padi untuk seluruh kecamatan adalah 8404 ton, dengan tingkat kepercayaan 95% besaran stok setara beras di penggilingan untuk Kabupaten Subang berkisar antara 7063 ton sampai 9745 ton setara beras. Model Stok Sub Dolog Model stok Sub Dolog menggunakan data sekunder stok operasional beras Sub Dolog wilayah Subang. Sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan eksplorasi data yang digunakan untuk mengetahui pola data secara umum. Hasil eksplorasi data menunjukkan, dimana stok Sub Dolog pada periode bulan April 1997 sampai dengan bulan Juli 2005 cenderung berfluktuasi tanpa pola musiman tertentu. Data tersebut mempunyai ragam yang cukup besar dengan nilai tengah konstan di sekitar kg/bulan. 12 Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

13 Plot ACF Autocorrelation Lag Corr T LBQ Lag Corr T LBQ Lag Corr T LBQ Lag Corr T LBQ Plot PACF Partial Autocorrelation Lag PAC T Lag PAC T Lag PAC T Lag PAC T Gambar 3. Plot ACF dan PACF Stok Beras di Sub Dolog Dengan melihat pola data tersebut dugaan sementara adalah data bersifat stasioner. Ragam berdasarkan plot tersebut menunjukkan ragam yang tidak konstan, sehingga dilakukan transformasi data dalam bentuk logaritma berbasis 10. Untuk memperkuat dugaan kestasioneran data dilakukan plot ACF (autocorrelation function) dan PACF (partial autocorrelation function), jika menunjukkan hasil yang tidak stationer maka dilakukan proses pembedaan (differencing). Plot ACF yang nilai-nilainya cenderung tetap besar untuk lag-lag yang cukup besar (lebih dari 6 lag yang signifikan), mengindikasikan data Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

14 tidak stationer dalam nilai tengah, sehingga perlu dilakukan pembedaan (differencing). Hasil plot ACF menunjukkan hanya sampai lag 2 yang signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah stationer, tidak perlu lagi dilakukan pembedaan (differencing). Pendugaan model dilakukan dengan menggunakan model ARIMA(p,d,q). Untuk mengetahui nilai dari p, d, dan q digunakan plot ACF (autocorrelation function) dan PACF (partial autocorrelation function). Plot ACF menunjukkan bahwa data turun secara drastis pada lag 2 (cut off after lag-2), sedangkan plot PACF menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu adanya penurunan data secara drastis setelah lag ke-2 (cut off after lag-2). Berdasarkan plot ACF dan PACF tersebut maka model tentative untuk data stok beras subdolog adalah model transformasi logaritma : - ARIMA (2,0,0) - ARIMA (3,0,0) - ARIMA (0,0,2) - ARIMA (0,0,3) - ARIMA (2,0,2) - ARIMA (3,0,3) Hasil pengujian menunjukkan model yang terbaik adalah ARIMA (2,0,0) dan ARIMA (2,0,2). Pengujian ini meliputi pengujian pendugaan paramater apakah nyata atau tidak dan Uji Modified Box-Pierce (Ljung- Box). Hasil pengujian pendugaan parameter baik model ARIMA (2,0,0) maupun ARIMA (2,0,2) menunjukkan nilai yang siginifikan pada tingkat kepercayaan 95%, karena nilai p untuk semua paramater < 0.05 (taraf α =5%). Tabel 3. Penduga Parameter Model ARIMA (2,0,0) dan ARIMA (2,0,2) Type Koefisien SE Koefisien T Nilai-p ARIMA (2,0,0) AR AR ARIMA (2,0,2) AR AR MA MA Pengujian asumsi kebebasan sisaan menggunakan hipotesis : H 0 : a t bebas atau tidak berkorelasi H 1 : a t berkorelasi Penarikan kesimpulan untuk hipotesis tersebut dilakukan berdasarkan korelasi diri dari sisaan (r k ) untuk k = 1,2,,K yang selanjutnya diuji dengan statistik uji Modified Box-Pierce (Ljung-Box). Hasil uji asumsi kebebasan galat ditampilkan pada Tabel Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

15 Tabel 4. Uji Kebebasan Galat dengan Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Lag Chi-Square df Nilai-p ARIMA (2,0,0) ARIMA (2,0,2) Model ARIMA (2,0,0) Untuk k = 12 diperoleh nilai statistik uji Modified Box-Pierce Q < χ 2 (α=0.05; db=10) karena nilai Q=10.4 sedangkan χ 2 (α=0.05; db=10) = sehingga keputusan yang diambil adalah menerima H 0 dan menolak H 1, berarti tidak ada korelasi antar a t atau a t saling bebas hingga lag ke-12, sehingga model dapat dikatakan layak. Model ARIMA (2,0,2) juga menunjukkan hal yang sama yaitu model layak hingga lag ke-12, bisa dilihat nilai p yang signifikan jika lebih dari Oleh karena kedua model ARIMA tersebut memiliki kelayakan model yang sama, maka untuk memilih model terbaik adalah dengan cara melihat keakuratan peramalan. Untuk pengujian ini dilakukan pemotongan data sampai dengan bulan Desember 2004, untuk bulan Januari Juli 2005 digunakan untuk menguji ketepatan peramalan, makin dekat nilai peramalan dengan nilai sebenarnya model makin tepat. Tabel 5. Uji kemampuan Meramal 2 Model Terbaik Stok Log Stok ARIMA Sisaan ARIMA Sisaan (2,0,0) Kuadrat (2,0,2) Kuadrat Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Jumlah Kuadrat Sisaan Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

16 Hasil pengujian menunjukkan model ARIMA (2,0,2) memberikan peramalan yang lebih mendekati nilai sebenarnya dibandingkan ARIMA (2,0,0), sehingga dapat disimpulkan bahwa model terbaik adalah ARIMA (2,0,2) dengan transformasi logaritma. Penduga parameter untuk ARIMA (2,0,2) dapat dilihat pada Tabel 3, sehingga model untuk Z t adalah : Log(Z t )= Log(Z t-1 ) Log(Z t-2 )+Log a t Log(a t-1 ) Log(a t-2 ) Model yang telah ditentukan sebelumnya harus diuji kembali kelayakannya. Secara visual dilakukan uji kenormalan sisaan/galat dengan menggunakan plot Normal-scores. Hasil plot menunjukkan bahwa galat membentuk pola garis relatif lurus yang berarti bahwa galat tersebut mendekati sebaran normal. Selain itu kelayakan model juga dapat dilihat dari keacakan galat model. Jika galat menyebar acak tanpa ada pola tertentu maka model dikatakan layak, hasil uji keacakan galat model menunjukkan bahwa galat bersifat acak karena tidak terdapat adanya pola tertentu pada sebaran galat. Berdasarkan hasil tersebut di atas maka asumsi kenormalan dan keacakan galat telah terpenuhi untuk model ARIMA(2,0,2). Plot antara nilai dugaan dan aktual menunjukkan nilai yang selalu hampir berimpit atau plot nilai dugaan hampir selalu mengikuti pola nilai aktual (sebenarnya). Makin berimpit plot dugaan dan plot nilai aktual maka model tersebut makin baik. Gambar 5 menujukkan plot nilai aktual dan nilai dugaan model stok Sub Dolog. Peramalan stok beras di Sub Dolog Kabupaten Subang dengan menggunakan model ARIMA(2,0,2) dilakukan untuk periode bulan Agustus 2005 sampai dengan Januari 2006 (6 bulan). Hasil peramalan ditampilkan dalam Tabel 6 dengan plot stok beras aktual dan stok dugaan pada Gambar 4. Tabel 6. Peramalan Stok Beras di Sub Dolog Kabupaten Subang Dengan Model ARIMA (2,0,2) Bulan Pendugaan Stok (Kg) Galat baku Selang Kepercayaan 95% Batas bawah (Kg) Batas atas Agustus September Oktober Nopember Desember Januari Stok beras di Sub Dolog Kabupaten Subang diperkirakan mengalami peningkatan pada bulan Agustus 2005 menjadi 16 Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

17 kg. Hal ini karena musim panen yang telah terjadi di beberapa kecamatan menjelang bulan Agustus 2005 menyebabkan stok di Sub Dolog juga meningkat. Pada bulan September stok diramalkan akan menurun menjadi kg, bulan Oktober kembali menurun menjadi kg, karena produksi juga menurun. Pada bulan Nopember, Desember dan Januari memasuki musim paceklik dimana panen padi terus menurun dan produksi menurun sehingga bulan Januari 2006 diperkirakan stok turun menjadi kg. Stok (Kg) Apr-97 Oct-97 Apr-98 Oct-98 Apr-99 Oct-99 Aktual Apr-00 Oct-00 Apr-01 Oct-01 Apr-02 Dugaan Oct-02 Apr-03 Oct-03 Apr-04 Oct-04 Apr-05 Oct-05 Gambar 4. Plot antara nilai aktual dan dugaan stok setara beras di Sub Dolog. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Salah satu alternatif untuk menduga total stok gabah/beras di penggilingan adalah dengan model regresi berganda. Model regresi merupakan model umum artinya satu model dapat menduga stok di seluruh kecamatan. Sebagai peubah bebas adalah produksi padi di wilayah kecamatan beberapa bulan yang lalu. Pemilihan produksi padi sebagai peubah bebas karena datanya mudah diperoleh. Model stok setara beras di penggilingan bulan Agustus untuk Kabupaten Subang ternyata dipengaruhi oleh produksi bulan Juli, Mei, April dan Maret. 2. Stok Beras bulanan di Bulog dapat diduga dengan menggunakan model ARIMA. Penggunaan model ARIMA cocok untuk menduga stok karena tersedia data stok beras series bulanan. Berdasarkan analisis model, model stok beras di Sub Dolog Kabupaten Subang adalah dengan menggunakan model transformasi logaritma ARIMA (2,0,2) tanpa pengaruh musiman. Informatika Pertanian Volume 19 No. 1,

18 DAFTAR PUSTAKA Badan Bimas Ketahanan Pangan dan BPS Metodologi Perhitungan Cadangan Pangan Beras Masyarakat. Deptan BPS. Jakarta. Cryer, JD Time Series Analysis. PWS KENT Publishing Company. Boston. Montgomery, D.C. L.A. Johnson & J.S. Gardiner Forecasting and Time Series Analysis. Mc-Graw Hill, Singapore. Myers, Raymond Classical And Modern Regression with Applications. PWS KENT Publishing Company. Boston. Netter, John. William Wasserman. Michael Kutner Applied Linier Statistical Models. Richard D Irwin, Inc, Illinois. Ryan,T.P Modern Regression Methods. John Wiley & Sons, INC. New York,USA. Scheaffer, Richard L. Elementary Survey Sampling. PWS KENT Publishing Company. Boston. Sugianto, Tjahjadi. Pantjar Simatupang. Moeljarno Djojomartono Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Sistem Pengendalian Stok Beras di Masyarakat. BPS. Jakarta. 18 Alternatif Model Pendugaan Stok Gabah/Beras

ALTERNATIF MODEL PENDUGAAN STOK GABAH/BERAS DI RUMAH TANGGA PETANI

ALTERNATIF MODEL PENDUGAAN STOK GABAH/BERAS DI RUMAH TANGGA PETANI ALTERNATIF MODEL PENDUGAAN STOK GABAH/BERAS DI RUMAH TANGGA PETANI Alternative Model of Rice Stocks Prediction at Farmer s Household Level Mohamad Chafid Statistisi Madya pada Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : PEMODELAN STOK GABAH/BERAS

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2016 1 a. Lakukan proses pembedaan (differencing) sebanyak dua kali pada data asal. b. Lakukan pendugaan parameter pada

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Spesifikasi Model. a. ACF

Spesifikasi Model. a. ACF Dept. Statistika IPB, 0 Spesifikasi Model Ada tiga tahapan iterasi dalam pemodelan data deret waktu, yaitu:. Penentuan model tentatif (spesifikasi model) berdasarkan data contoh untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : PEMODELAN STOK GABAH/BERAS

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN

PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN PEMODELAN DATA RUNTUK WAKTU PADA DATA PRODUKSI SUSU SAPI DI AMERIKA SEJAK TAHUN 1962 1975 Jantini Trianasari Natangku dan Fitria Puspitoningrum Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 016 1 Ada tiga tahapan iterasi dalam pemodelan data deret waktu, yaitu: 1. Penentuan model tentatif (spesifikasi model)

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

7.1. PERDAGANGAN NASIONAL 7. PERDAGANGAN 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL Perdagangan mempunyai peran yang cukup penting dalam mendorong perekonomian di Kabupaten Subang. Sektor unggulan kedua setelah pertanian ini dari tahun ketahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL

7. PERDAGANGAN 7.2. PRASARANA EKONOMI 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL 7. PERDAGANGAN 7.1. PERDAGANGAN NASIONAL Salah satu motor penggerak perekonomian di Kabupaten Subang adalah Perdagangan. Jumlah perusahaan perdagangan nasional di Kabupaten Subang pada tahun 2011 tercatat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 164 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, serta memberikan beberapa rekomendasi baik rekomendasi secara

Lebih terperinci

Diagnostik Model. Uji Ljung-Box-Pierce (modified Box-Pierce)

Diagnostik Model. Uji Ljung-Box-Pierce (modified Box-Pierce) Diagnostik Model Analisis Sisaan Sisaan = Nilai Aktual Nilai Prediksi Apabila model ARIMA(p, d, q) benar dan dugaan parameter sangat dekat ke nilai yang sebenarnya maka sisaan akan memiliki sifat seperti

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA

Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Prediksi Jumlah Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Laut Manado Menggunakan Model ARMA Jeine Tando 1, Hanny Komalig 2, Nelson Nainggolan 3* 1,2,3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

Application of ARIMA Models

Application of ARIMA Models Application of ARIMA Models We have learned how to model using ARIMA Stages: 1. Verify whether the data we are analyzing is a stationary data using ACF or other methods 2. If the data is not stationer,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 9 menguji kelayakan model sehingga model sementara tersebut cukup memadai. Salah satu caranya adalah dengan menganalisis galat (residual). Galat merupakan selisih antara data observasi dengan data hasil

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK

PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI ABSTRAK PERAMALAN PERMINTAAN PRODUK SARUNG TANGAN GOLF MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DI PT. ADI SATRIA ABADI Trio Yonathan Teja Kusuma 1, Sandra Praharani Nur Asmoro 2 1,2)

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Suhu Udara Rata-rata

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Suhu Udara Rata-rata suhu 18 20 22 24 26 28 30 32 ragam, maka dilakukan transformasi Box-Cox. d. Mengidentifikasi model. Dalam tahap ini akan didapat model-model sementara, dengan melihat plot ACF dan PACF. e. Pendugaan parameter

Lebih terperinci

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut : 4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtut waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data harga

Lebih terperinci

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran OUTLINE Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran LATAR BELAKANG Listrik elemen terpenting dalam kehidupan manusia Penelitian Sebelumnya Masyarakat

Lebih terperinci

ARIMA and Forecasting

ARIMA and Forecasting ARIMA and Forecasting We have learned linear models and their characteristics, like: AR(p), MA(q), ARMA(p,q) and ARIMA (p,d,q). The important thing that we have to know in developing the models are determining

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan : BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG Bab Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :.. Simulasi peramalan nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) melalui metode ARIMA.. Prediksi nilai inflasi tahun 0.3. Prediksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 15 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan ekonomi dan bisnis dewasa ini semakin cepat dan pesat. Bisnis dan usaha yang semakin berkembang ini ditandai dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Oleh : Defi Rachmawati 1311 105 007 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 253 266. PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) MA 2081 Statistika Dasar 30 April 2012

Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) MA 2081 Statistika Dasar 30 April 2012 Pengenalan Analisis Deret Waktu (Time Series Analysis) ) MA 208 Statistika Dasar 0 April 202 Utriweni Mukhaiyar Ilustrasi Berikut adalah data rata-rata curah hujan bulanan yang diamati dari Stasiun Padaherang

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Pipa di PT X

Peramalan Penjualan Pipa di PT X Elviani, et al. / Peramalan Penjualan Pipa di PT X / Jurnal Titra, Vol.. 2, No. 2, Juni 2014, pp. 55-60 Peramalan Penjualan Pipa di PT X Cicely Elviani 1, Siana Halim 1 Abstract: In this thesis we modeled

Lebih terperinci

MODEL PENGELOLAAN STOK DAN KONSUMSI BERAS BERBASIS DECISION SUPPORT SYSTEM PADA ERA OTONOMI DAERAH (OTDA)

MODEL PENGELOLAAN STOK DAN KONSUMSI BERAS BERBASIS DECISION SUPPORT SYSTEM PADA ERA OTONOMI DAERAH (OTDA) MODEL PENGELOLAAN STOK DAN KONSUMSI BERAS BERBASIS DECISION SUPPORT SYSTEM PADA ERA OTONOMI DAERAH (OTDA) Tri Pudjadi, Harisno Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI CABANG DINAS DAERAH KABUPATEN SUBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUBANG Menimbang : a. Bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

Model Space Time Autoregressive (STAR) Orde 1 Dan Penerapannya Pada Prediksi Harga Beras Di Kota Manado, Tomohon Dan Kabupaten Minahasa Utara

Model Space Time Autoregressive (STAR) Orde 1 Dan Penerapannya Pada Prediksi Harga Beras Di Kota Manado, Tomohon Dan Kabupaten Minahasa Utara Model Space Time Autoregressive (STAR) Orde 1 Dan Penerapannya Pada Prediksi Harga Beras Di Kota Manado, Tomohon Dan Kabupaten Minahasa Utara 1 Rahmadania Paita, 2 Nelson Nainggolan, 3 Yohanes A.R. Langi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017 1 Ada tiga tahapan iteratif dalam pemodelan data deret waktu yang berbasis model ARIMA, yaitu: 1. Penentuan model

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA)

OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA) OPTIMALISASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PREEMPTIVE GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS: UD. DODOL MADE MERTA TEJAKULA, SINGARAJA) Ni Putu Deviyanti 1, Ni Ketut Tari Tastrawati 2, I Wayan Sumarjaya 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Data 5 korelasi diri, dan plot korelasi diri parsial serta uji Augmented Dickey- Fuller b. Identifikasi Model dengan metode Box-Jenkins c. Pemutihan deret input d. Pemutihan deret output berdasarkan hasil pemutihan

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013

PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013 La Pimpi //Paradigma, Vol. 17 No. 2, Oktober 2013, hlm. 35-46 PENERAPAN METODE ARIMA DALAM MERAMALKAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) INDONESIA TAHUN 2013 1) La Pimpi 1 Staf Pengajar Jurusan Matematika, FMIPA,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk. PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. Djoni Hatidja ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 955 email: dhatidja@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Software Eviews Versi 4.1 dan Microsoft Office Excel Gambar 2 Plot IHSG. kointegrasi lebih besar dari nol maka model yang digunakan adalah VECM (Enders, 1995). 4. Analisis model VAR, VARD atau VECM. 5. Interpretasi terhadap model. 6. Uji kelayakan model. 7. Pengkajian fungsi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PEMULUSAN WINTER DENGAN ARM A(p, q) UNTUK PERAMALAN STOK BERAS BULOG PEKANBARU ABSTRACT

PERBANDINGAN MODEL PEMULUSAN WINTER DENGAN ARM A(p, q) UNTUK PERAMALAN STOK BERAS BULOG PEKANBARU ABSTRACT PERBANDINGAN MODEL PEMULUSAN WINTER DENGAN ARM A(p, q) UNTUK PERAMALAN STOK BERAS BULOG PEKANBARU Arif Sanjaya 1, M.D.H Gamal 2, Sigit Sugiarto 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER 6.1. Analisis Pola Data Penjualan Ayam Broiler Data penjualan ayam broiler adalah data bulanan yang diperoleh dari bulan Januari 2006

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Bunga Rawabelong, Jakarta Barat yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Holtikultura

Lebih terperinci

BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT

BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT BAB III PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL VAR PADA PERAMALAN VOLUME PENJUALAN DAN HARGA INTI SAWIT Pada bab ini, penulis akan membandingkan hasil peramalan menggunakan model ARIMA dan model VAR yang telah

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) FITROH AMALIA (1306100073) Dosen Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

TREND ANALYSIS INFANT MORTALITY RATE DENGAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA)

TREND ANALYSIS INFANT MORTALITY RATE DENGAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) TREND ANALYSIS INFANT MORTALITY RATE DENGAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Jerhi Wahyu Fernanda, Wisnaningsih S, Emilia Boavida,, Prodi Rekam Medis Informasi Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman

Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun Tahun Bulan Wisman Lampiran 1. Data Tingkat Hunian Hotel di Propinsi DIY Tahun 1991-2003 48 49 Lampiran 1 Data Tingkat Hunian Hotel Rata-Rata di Propinsi DIY Tahun 1991-2003, Tahun Bulan Wisman 1991 1 27,00 1991 2 30,60

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi data Tahap pertama dalam pembentukan model VAR adalah melakukan eksplorasi data untuk melihat perilaku data dari semua peubah yang akan dimasukkan dalam model. Eksplorasi

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2017/2018 1 a. Misalkan data asal Y t. Lakukan proses pembedaan (differencing) sebanyak dua kali pada data asal sehingga

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 LOGO PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

Lebih terperinci

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Efek Variasi Kalender dengan Pendekatan Regresi Time Series Nur Ajizah 1, Resa Septiani Pontoh 2, Toni Toharudin 3 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data Deret Berkala BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Data Deret Berkala Suatu deret berkala adalah himpunan observasi yang terkumpul atau hasil observasi yang mengalami peningkatan waktu. Data deret berkala adalah serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian. yang berupa data deret waktu harga saham, yaitu data harian harga saham 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Unit Analisis dan Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek sampel data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data deret waktu harga saham,

Lebih terperinci

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Statistika, Vol. 16 No. 2, 95 102 November 2016 Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins FERRY KONDO LEMBANG Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 Pertemuan 8 Outline: Simple Linear Regression and Correlation Multiple Linear Regression and Correlation Referensi: Montgomery, D.C., Runger, G.C., Applied Statistic and

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk)

TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari Indonesia Tbk) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 2 (2013), hal 71 78. TEKNIK PERAMALAN DENGANMODEL AUTOREGRESSIVE CONDITIONALHETEROSCEDASTIC (ARCH) (Studi KasusPada PT. Astra Agro Lestari

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Deret Waktu (time series) Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang diambil secara beruntun berdasarkan interval waktu yang tetap (Wei,

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

PERAMALAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE KOYCK DAN ALMON

PERAMALAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE KOYCK DAN ALMON ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 91-97 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERAMALAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

ANALISIS DERET BERKALA MULTIVARIAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER: STUDI KASUS CURAH HUJAN DI KOTA MALANG

ANALISIS DERET BERKALA MULTIVARIAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER: STUDI KASUS CURAH HUJAN DI KOTA MALANG ANALISIS DERET BERKALA MULTIVARIAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER: STUDI KASUS CURAH HUJAN DI KOTA MALANG Fachrul Ulum Febriansyah dan Abadyo Universitas Negeri Malang E-mail: fachrul.febrian@gmail.com

Lebih terperinci

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 55 69. PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA John Putra S Tampubolon, Normalina Napitupulu, Asima Manurung Abstrak.

Lebih terperinci

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 1 10. PERAMALAN HASIL PRODUKSI ALUMINIUM BATANGAN PADA PT INALUM DENGAN METODE ARIMA Lukas Panjaitan, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Dalama makalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan

ABSTRAK. Kata kunci : Data Runtun Waktu, Indeks Harga Konsumen, ARIMA, Analisis Intervensi, Fungsi Step, Peramalan. I Pendahuluan Analisis Model Intervensi Fungsi Step Terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) Zuhairini Azzahra A 1, Suyono 2, Ria Arafiyah 3 Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Luas dan Potensi Wilayah Luas fungsional daerah penelitian adalah 171.240 ha, secara administratif meliputi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Subang, Sumedang,

Lebih terperinci

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 21 BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 3.1 Model Variasi Kalender Liu (Kamil 2010: 10) menjelaskan bahwa untuk data runtun waktu yang mengandung efek variasi kalender, dituliskan pada persamaan

Lebih terperinci

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK. Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 25 32 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN RESIKO INVESTASI DENGAN MODEL GARCH PADA INDEKS HARGA SAHAM PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN UJI PORTMANTEAU UNTUK KORELASI DIRI SISAAN PADA MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) KURNIA SEKAR NEGARI

PERBANDINGAN UJI PORTMANTEAU UNTUK KORELASI DIRI SISAAN PADA MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) KURNIA SEKAR NEGARI PERBANDINGAN UJI PORTMANTEAU UNTUK KORELASI DIRI SISAAN PADA MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) KURNIA SEKAR NEGARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 579 589. PERAMALAN NILAI EKSPOR DI PROPINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Raisa Ruslan, Agus Salim Harahap, Pasukat Sembiring Abstrak. Dalam

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG. Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 71 83. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI DELI SERDANG Riang Enjelita Ndruru,Marihat Situmorang,Gim Tarigan Abstrak. Penyediaan

Lebih terperinci

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Jurnal UJMC, Volume 2, Nomor 1, Hal. 28-35 pissn : 2460-3333 eissn: 2579-907X PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Novita Eka Chandra 1 dan Sarinem 2 1 Universitas

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Oleh : Dwi Listya Nurina 1311105022 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Air Bersih BUMN Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA YANG BEKUNJUNG KE BALI MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER I Ketut Putra Adnyana 1, I Wayan Sumarjaya 2, I Komang Gde Sukarsa 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas FMIPA

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Novian Endi Gunawan 1, I Wayan Sumarjaya 2, I G.A.M. Srinadi 3 1 Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 44 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Integrasi Pasar (keterpaduan pasar) Komoditi Kakao di Pasar Spot Makassar dan Bursa Berjangka NYBOT Analisis integrasi pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (203) 233-20 (230-9X Print) D-300 Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R- dengan Metode Fungsi Transfer

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci