Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008( )"

Transkripsi

1 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) PROSEDUR NUMERIK UNTUK PERHITUNAN REAKTIVITAS AYUN REAKTOR CEPAT DENAN BAHAN BAKAR CAMPURAN (U Pu MA Zr) MENUNAKAN METODE DIFUSI MULTI-RUP 1-DIMENSI Marsodi * ABSTRAK PROSEDUR NUMERIK UNTUK PERHITUNAN REAKTIVITAS AYUN REAKTOR CEPAT DENAN BAHAN BAKAR CAMPURAN (U Pu MA Zr) MENUNAKAN METODE DIFUSI MULTI-RUP 1-DIMENSI. Prosedur numerik untuk perhitunan reaktivitas ayun reactor cepat denan bahan bakar campuran (U-Pu-MA-Zr) ini menunakan metoda difusi multi-rup 1- dimensi, karena metoda difusi ini telah diunakan untuk kebanyakan disain reaktor cepat dan relatif cukup sederhana di mana lintasan bebas rata-rata sebuah neutron cepat biasanya relatif panjan dibandinkan denan dimensi disain fuel-pin dan channel pendininnya. Perhitunan untuk prosedur 2 numerik ini dilakukan menunakan teorema diverensi. D φdv = D φda. Penyelesaian prosedur nemerik ini menunakan metode penyelesaian persamaan diferensial yaitu metode Rune- Kutta. Prosedur ini menunakan multi-rup data penampan lintan untuk bahan (material) reaktor cepat yan diperoleh dari penampan lintan data nuklir efektif 26-rup dari Brookheaven National Laboratory (BNL). Perhitunan untuk spatial space-dependent dilakukan dalam arah radial denan analisis 1-dimensi. Penaruh dari beberapa parameter (seperti halnya komposisi bahan bakar, bahan pendinin, and unrecovered rear earth, RE) dalam teras reaktor telah diuji denan perubahan kerapatan bahan terkait sesuai denan kondisi yan diininkan. Kata-kata kunci: Prosedur numerik, Reaktivitas ayun, Reaktor cepat, Metoda difusi, Multi-rup penampan lintan data nuklir. ABSTRACT NUMERICAL PROCEDURE FOR CALCULATIN THE REACTIVITY SWIN OF FAST REACTOR WITH (U-PU-MA-ZR) FUEL USIN MULTY-ROUP OF 1-DIMENTION. This diffusion method have been used for most of fast reactor desin and relatively simple where the mean free path of the fast neutron usually lon enouh compared with desin of fuel pin and it s coolin channel. The calculation for this numerical procedure performed usin diverence theorema of 2 D φdv = D φda. Solution of this numerical proceedur performed usin the solution of differensial equation from Rune-Kutta Method. This procedure usin multy-roup effective cross section nuclear data 26-roups from Brookheaven National Laboratory (BNL). Spatial space-dependent calculation heve been performed in radial direction of 1-dimention analisys. Effects of the parameters (as fuel composition, coolant material, and unrecovered rear earth, RE) in the core reactor have been examined with the chane of material density as the condition we want. * PPIN-BATAN, Puspiptek Serpon, INDONESIA 15310, marsodi@batan.o.id 253

2 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) Key words: Numerical Proceedure, Reactivity swin, Fast reactor, Diffusion method, Multy-roup cross section nuclear data. PENDAHULUAN Metoda perhitunan yan diunakan adalah metoda difusi multi-rup 1- Dimensi, karena metoda difusi ini telah diperunakan untuk kebanyakan disain dan perhitunan reaktor cepat dan relatif cukup sederhana di mana lintasan bebas rata-rata sebuah neutron cepat biasanya relatif panjan dibandinkan denan dimensi disain fuel-pin dan channel pendininnya [Waltar A.E., et.al., 1981]. Ukuran teras reaktor cepat yan diperunakan dalam perhitunan ini relatif besar dibandinkan denan lintasan bebas rata-rata neutron cepat. Spektrum eneri neutron pada sistem ini cukup lebar di mana sebaian besar reaksi pembelahan dan reaksi tankapan terjadi dalam reaktor ini. Prosedur numeric untuk perhitunan reactor cepat ini menunakan metoda perhitunan multi-rup (26-rup) data penampan lintan untuk bahan (material) reaktor cepat yan diperoleh dari data penampan lintan efektif 26-rup [Lamarsh J.R., 1977], dan BNL [Benedict M., et.al., 1982]. Perhitunan untuk spatial space-dependent dilakukan dalam arah radial denan prosedur numerik 1-dimensi. Penampan lintan data nuklir yan diunakan adalah penampan lintan data nuklir efektif 26-rup, σ, untuk U, Pu, dan MA/Pu. Dalam perhitunan ini, metoda yan diunakan sepenuhnya diadopsi dari Waltar [Waltar A.E., et.al., 1981] denan uraian sebaai berikut: Eneri rup dalam batasan jumlah neutron per satuan volume 2 per detik termasuk kemunkinan kebocoran (leakae) adalah ( D φ ), kemunkinan penyerapan (absorption) adalah ( Σ a ) di mana penyerapan ini termasuk kemunkinan tankapan (capture) dan pembelahan (fission) yaitu ( Σ a = Σ c + Σ f ), kemunkinan neutron yan dikeluarkan (removal) oleh hamburan elastik (elastic scatterin) yaitu Σ ) dan hamburan inelastik (inelastic scatterin) yaitu ( Σ Σ ir ( Σ er ). Persamaan multi-rup diunkapkan dalam bentuk sebaai berikut: ( D ) 2 φ + ( Σ a + Σ c + Σ f )= 1 ( υφ ) ' φ ' + Σe ' φ ' + χ Σ φ (1) keff ' = 1 ' = 1 ' = 1 i ' dimana, k eff merupakan faktor multiplikasi terhadap keseimbanan produksi dan kehilanan neutron, χ merupakan fraksi neutron yan dihasilkan dalam reaksi pembelahan yan muncul dalam rup, ( υφ ) ' φ ' merupakan laju produksi ' = 1 ' 254

3 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) neutron dari hasil pembelahan (neutron per sentimeter kubik per detik), dan ' = 1 Σ di mana rup, e' φ ' dan ' = 1 Σ Σ e ' dan i 1 keff ' = 1 i ' φ ' batasan dari sumber hamburan elastik dan inelastik Σ ' merepresentasikan hamburan neutron dari rup ke χ ( υφ ) φ adalah laju produksi neutron rup ke dari hasil ' ' pembelahan. Perhitunan dilakukan dalam arah radial dalam eometri silinder denan solusi persamaan difusi multi-rup satu dimensi. Reaktor dibai dalam interval mesh- N, dan interasi seluruh volume mesh pada titik k diunkapkan dalam persamaan 2-2 berikut ini; k k k k k k 2 k k D φ dv + D Bzφ dv + Σ rφ dv = 1 k eff k χ ' = 1 k k 1 ' ' ' ) ' ' = 1 k k k k k ( υσ ) φ dv + ( Σ φ dv (2) f di mana, Σ r adalah batasan removal, dan Σ ' adalah jumlah kedua hamburan elastik dan inelastik dari rup ke rup, B z adalah bucklin dalam arah z. Penyelesaiannya menunakan teorema diverensi seperti duraikan dalam persamaan (3) berikut ini; ' 2 D φdv = D φda (3) Sistem persamaan multi-rup ini diselesaikan secara iteratif dalam bentuk matriks denan solusi 1-dimensi. Penaruh dari burn-up bahan bakar pada reaktivitas reaktor pada Looses reactivity reaktor dianap sebaai fuel depletes. Karena itu, harus ditentukan fraksi Pu awal pada awal daur berhubunan denan faktor kritikalitas awal seperti halnya akan terjadi pada akhir daur. Pada saat terjadi kritikalitas, ekses reaktivitas yan terjadi pada awal daur diperoleh dan dikendalikan denan menintroduksi boron, sebaai B 4 C, dalam ranka mendapatkan kondisi di mana reaktor dapat dioperasikan. Pada sisi lain, kehilanan sodium (sodium loss) dapat memberikan penaruh yan sama seperti pada reaktor cepat lainnya denan pendinin cairan metal. Dalam hal ini, spektrum neutron menjadi lebih keras akibat dari kehilanan sodium (sodium loss) di mana moderasi oleh pendinin sodium tidak terjadi sehina reaktivitas naik. Dalam hal ini palin sedikit ada empat faktor yan berpenaruh terhadap keberadaan sodium seperti halnya penerasan spektrum neutron, meninkatnya kebocoran, elimiasi tankapan sodium, dan perubahan pada self shieldin, tetapi perubahan pada self shieldin ini tidak termasuk dalam pembahasan. 255

4 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) Dalam penelitian ini, perhitunan reaktor dilakukan denan menunakan persamaan diferensial M-simultan dan persamaan difusi 26-rup. Dalam hal ini, penelompokan eneri neutron menikuti referensi dan metoda ini diunakan untuk perhitunan isotop-isotop yan tersisa selama reaksi, di mana φ ' merupakan rata-rata terhadap mesh arah jari-jari denan unit lethary. 1 u R s φ ( r) = 2 r dr R u O ( ) 2 πφ (0 r < R s ) (4) π s 1 u Ro φ ( r) = 2 r dr R R u R ( ) 2 2 ( s o s ) πφ (R s < r R o ) (5) π Dalam penelitian ini, kapasitas daya reaktor cepat diasumsikan sebesar 3 Wt- LMFBR denan standar bahan bakar metalik yaitu U, Pu, dan Zr yan dicampur secara homoen denan isotop-isotop MA. Denan alasan yan sama seperti halnya pada LMFBR standar, bahan pendinin sodium (Na) dipilih karena bahan Na ini mempunyai sifat-sifat termal (thermal properties) dan kompatibilitas yan baik (ood compatibilities) denan bahan claddin standar dan jua pada struktur bahan standar pada LMFBR denan rasio volume yan sama [Wakabayashi T., et.al., 1993]. Pemuatan MA/Pu dalam bahan bakar disesuaikan denan kriteria sebaai salah satu parameter yan akan diketahui. Perhitunan untuk prosedur numerik ini dilakukan menunakan teorema diverensi seperti pada persamaan (3) di atas. Penyelesaian prosedur nemerik ini telah dilakukan menunakan metode penyelesaian persamaan diferensial yaitu metode Rune-Kutta sebaai pendekatan penyelesaian. Ambil sebaai pemisalan adalah persamaan diferensial sebaai berikut: y' = f(x,y) (6) denan y(x 0 ) = K (initial or startin value of y) Kita inin mendekati penyelesaian untuk persamaan ini melalui sebuah interval tertentu. Kemudian kita bai interval ini kedalam ukuran interval yan lebih kecil h. Pendekatan numeric untuk persamaan diferesial bias diperoleh menunakan metode Run-Kutta order ke-4 seperti berikut ini: Ambil y 0 = K y i+1 = y i + (1/6) [k1 + 2k2 + 2k3 + k4] (7) untuk i=0,1,...,n-1 256

5 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) di mana y 0 = K (startin value) k1 = hf(x i,y i ), k2 = hf(x i +h/2,y i +k1/2), k3 = hf(x i +h/2,y i +k2/2), k4 = hf(x i +h,y i +k3) Eksplorasi pendekatan ini dilakukan denan merubah ukuran stepinnya yaitu h dan seterusnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penaruh Fraksi Pemuatan MA Terhadap Reaktivitas Ayun Reaktivitas ayun untuk berbaai fraksi MA/Pu yan berbeda telah diuji dalam ranka untuk memperoleh kapasitas pemuatan maksimum yan aman dan reaktivitas ayunnya dapat dijaa selama umur bahan bakar. Penujian ini telah dilakukan denan berbaai fraksi MA denan F/C = 0.35/0.43 dan [Pu] = Hasil perhitunan menunakan prosedur nemerik denan pemuatan MA yan berbeda diperlihatkan pada ambar 1. Di sini dapat dilihat bahwa perbedaan fraksi MA menyebabkan reaktivitas ayun berubah, dan dalam kondisi dimana fraksi MA sama denan nol berarti bahwa reaktor ini sama denan reaktor biasa denan bahan bakar metalik. Kriteria untuk menentukan pemuatan maksimum MA/Pu yan dapat dikandun dalam bahan bakar reaktor adalah denan menacu pada operasi normal sebuah reaktor, yaitu denan pemuatan MA/Pu tertentu, reaktor masih tetap dapat dioperasikan secara normal. Pada ambar ini, dapat dilihat bahwa denan pemuatan MA/Pu di atas 10%, maka reaktivitas ayunnya lebih rendah dari 2.1% dk/k. Apabila diunakan standar sistem kontrol reaktor konvensional, maka reaktivitas ayun ini terlalu kecil dan secara nyata sulit untuk diunakan selama operasi, khususnya yan berhubunan denan penurunan efektivitas mekanisme kontrol terhadap umur bahan bakar. Pada saat pemuatan MA direduksi hina 5%, reaktivitas ayun naik menjadi lebih besar dari pada 3.4% dk/k. Nilai reaktivitas ayun ini pada umumnya dapat dinyatakan diterima untuk sistem operasi reaktor konvensional. Sebaai kesimpulan, dapat disarankan untuk memberikan pemuatan [MA-1] maksimum sebesar 5% pada bahan bakar reaktor. 257

6 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) ambar 1. Penaruh berbaai pemuatan MA terhadap reaktivitas ayun reaktor pada kondisi awal dan akhir daur menunakan komposisi bahan bakar MA-1 dimana [Pu] = 24% dan F/C/S = 0.325/0.455/0.220 Dalam studi ini, perhitunan reaktivitas ayun untuk komposisi yan berbeda yaitu MA-2 denan F/C = 0.35/0.43 dan [Pu] = 0.24 jua telah dilakukan. Hasil perhitunan menunakan prosedur nemerik denan pemuatan MA yan berbeda diperlihatkan pada ambar 2. Di sini terlihat bahwa kehilanan reaktivitas (reactivity loss) untuk komposisi MA-1 lebih tini dari pada kehilanan reaktivitas untuk komposisi MA-2 dari dischared sisa bahan bakar LWR denan waktu pendininan 5 tahun. Hal ini berarti bahwa kapasitas maksimum pemuatan MA dapat diperoleh denan menunakan komposisi MA-1 dari dischared sisa bahan bakar LWR denan waktu pendininan 150 hari. Perhitunan ini telah menambil asumsi bahwa komposisi MA yan diambil kembali lebih besar dari 99.9% dari komposisi lainnya seperti komponen RE. Penaruh RE yan tidak diambil kembali dari MA pada reaktivitas ayun reaktor akan dibahas pada pararaf berikut ini. 258

7 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) ambar 2. Penaruh berbaai pemuatan MA terhadap reaktivitas ayun reaktor pada kondisi awal dan akhir daur menunakan komposisi bahan bakar MA-2 dimana [Pu] = 24% dan F/C/S = 0.325/0.455/0.220 Prosedur numeric ini jua dilakukan untuk menetahui perubahan reaktivitas ayun reactor cepat tersebut di atras denan asumsi penunaan bahan baker tercampur Tanah Jaran (unrecovered rear earth, RE) dan penunaan bahan bakar dan pendinin reactor yan berbeda -beda seperti yan diuraikan pada pararaph berikut. Penaruh RE yan Tidak Dapat Diambil Kembali (unrecovered RE) dari MA Terhadap Reaktivitas ayun Penarun RE yan tidak dapat diambil kembali (unrecovered RE) dari MA pada reaktivitas ayun teras reaktor jua telah dievaluasi dalam penelitian ini. Komponenkomponen yan terkandun dalam RE diantaranya adalah 241 Pr, 143 Nd, 144 Nd, 145 Nd, 147 Pm, 147 Sm, 148 Sm, 151 Sm, dan 154 Eu. Komposisi RE yan terdapat dalam bahan bakar reaktor diasumsikan sebanyak [MA]/2 dari sisa bahan bakar LWR yan dibuan (dischared) denan waktu pendininan 150 hari, sehina fraksi RE dalam bahan bakar dapat diasumsikan denan setenah dari fraksi MA. 259

8 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) ambar 3. Penaruh berbaai pemuatan MA yan menandun RE yan tidak dapat diambil kembali sebesar [MA]/2 terhadap reaktivitas ayun reaktor pada kondisi awal dan akhir daur menunakan komposisi bahan bakar MA-1 dimana [Pu] = 24% dan F/C/S = 0.325/0.455/0.220 Dalam hal ini, keberadaan unsur RE dalam bahan bakar menantikan Uranium, dimana fraksi Pu dalam bahan bakarnya dianap tetap yaitu sebesar [Pu] = Perhitunan dilakukan dalam kondisi yan sama seperti perhitunan sebelumnya. Hubunan antara reaktivitas ayun denan umur bahan bakar untuk penunaan berbaai variasi RE yan tidak dapat diambil kembali dari MA diperlihatkan pada ambar 3. Dari ambar ini dapat dilihat bahwa keberadaan RE dalam bahan bakar dapat mempenaruhi kenaikan burn-up reactivity loss. Evaluasi serupa jua dilakukan untuk MA-2 yan hasilnya diperlihatkan pada ambar 4. Hal ini berati bahwa keberadaan RE dalam bahan bakar dapat memberikan kontribusi terhadap operasi keselamatan reaktor. 260

9 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) ambar 4. Penaruh berbaai pemuatan MA yan menandun RE yan tidak dapat diambil kembali sebesar [MA]/2 terhadap reaktivitas ayun reaktor pada kondisi awal dan akhir daur menunakan komposisi bahan bakar MA-2 dimana [Pu] = 24% dan F/C/S = 0.325/0.455/0.220 Penaruh elembun Sodium (sodium void) Terhadap Reaktivitas Ayun Penaruh elembun sodium terhadap reaktivitas ayun ternyata cukup besar [Kessler S.F., et. al., 1993] dan ini dilakukan untuk memperoleh kemunkinan menunakan bahan pendinin as (He) di satu sisi, dan pada sisi lain, efek elembun sodium terhadap reaktivitas ayun adalah neatif. Penunaan bahan pendinin sodium perlu diantisipasi kemunkinan terjadinya elembun sodium yan mempenaruhi karakteristik keselamatannya. Dalam penujian ini, reaktivitas reaktor terhadap umur bahan bakar menunakan material pendinin as He jua dilakukan untuk mendapatkan spektrum neutron yan lebih tini dan memaksimalkan kemampuan reaktor dalam mentransmutai MA/Pu. Hasil penujian penaruh bahan pendinin terhadap aspek keselamatan reaktor diperlihatkan pada Tabel 1. Di sini dapat dilihat bahwa reaktivitas ayun reaktor menunakan material pendinin as He memberikan efek neatif yan cukup sinifikan apabila dibandinkan denan efek reaktivitas ayun neatif pada reaktor yan menunakan bahan pendinin sodium. Sebaai hasil, dapatlah disimpulkan bahwa reaktor cepat berpendinin sodium mempunyai karakteristik keselamatan yan lebih baik dibandinkan denan menunakan pendinin as He. Di sisi lain, penunaan bahan pendinin as He 261

10 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) dapat menhasilkan spektrum neutron yan lebih baik sehina dapat meninkatkan laju B/T, Hal ini disebabkan karena faktor moderasi as He jauh lebih kecil dibandinkan denan faktor moderasi pada bahan pendinin sodium. Tabel 1. Kinerja reaktor cepat menunakan bahan bakar metalik dan oksida denan pendinin sodium dan as He untuk pola pemuatan homoen denan [MA] = 10.0% dan [Pu] = 24.0% Item Bahan bakar & pendinin Sodium (Na) Bahan bakar metalik & pendinin as He Oksida Metalik Reaktivitas ayun dk/kk (%) Sodium loss (%) Penaruh elembun sodium terhadap reaktivitas ayun jua telah dilakukan denan menurunkan fraksi volume elembun sodium tanpa merubah fraksi volume bahan bakarnya, melainkan denan menurani fraksi volume bahan pendininnya (sodium) yan selanjutnya disebut denan kehilanan sodium (sodium loss). Evaluasi ini dilakukan denan menunakan komposisi yan sama denan perhitunan sebelumnya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa keberadaan elembun sodium dalam reaktor menyebabkan kenaikan pada reaktivitas ayun. Hal ini jua berpenaruh terhadap kenaikan tinkat eneri neutron, karena penurunan tinkat moderasi oleh bahan pendinin adalah akibat dari penuranan fraksi volume sodium, sehina spektrum neutron akan bertambah keras. Penaruh elembun sodium terhadap reaktivitas reaktor telah dievaluasi denan berbaai fraksi elembun sodium yan berbeda hina kehilanan sodiumnya mencapai 10%, dan hasilnya positif denan kenaikan reaktivitas reaktor sekitar 0.5% dk/k/v Na. Setelah menetahui kinerja reaktor cepat denan beberapa parameter yan cukup berpenaruh, maka perlu kiranya untuk melanjutkan mencari lebih banyak lai parameter lain misalnya efek Doppler. Dalam penelitian ini, efek Doppler tidak dievaluasi karena secara dominan efek Doppler terjadi pada tankapan (capture) neutron bereneri rendah [Waltar A.E., et. al., 1981]. Sedankan, reaktor cepat B/T beroperasi pada daerah eneri cepat dan bahkan lebih tini. 262

11 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) KESIMPULAN Prosedur numerik untuk perhitunan reaktivitas ayun reactor cepat denan berbaai parameter yan berbeda-beda telah dilakukan denan menunakan metode perhitunan Rune-Kutta untuk multi-rup 1-dimensi secara rinkas diuraikan dalam bentuk kesimpulan sebaai berikut: 1. Prosedur numeric untuk perhitunan reaktivitas ayun ini diunakan untuk menentukan kriteria pemuatan maksimum MA/Pu yan dapat dikandun dalam bahan bakar reaktor dimana reaktor masih tetap dapat dioperasikan secara normal yaitu dena pemuatan MA/Pu sekutar 10%, denan reaktivitas ayun-nya lebih rendah dari 2.1% dk/k. Pada saat pemuatan MA direduksi hina 5%, reaktivitas ayun naik menjadi lebih besar dari pada 3.4% dk/k. Nilai reaktivitas ayun ini pada umumnya dapat dinyatakan diterima untuk sistem operasi reaktor konvensional. 2. Metoda solusi untuk prosedur numeric ini jua diperunakan untuk menhitun reaktivitas ayun reactor cepat denan memperhatikan keberadaan RE dalam bahan bakar dan sodium loss dimana keberadaan RE mempunyai penaruh yan sanat sinifikan pada reaktivitas ayun sebuah reactor cepat dan hasilnya positif denan kenaikan reaktivitas ayaun sekitar 0.5% dk/k/v Na. DAFTAR PUSTAKA 1. WALTAR A.E., REYNOLDS A.B., Fast Breeder Reactors, Peramon Press, (1981) LAMARSH, J.R., Introduction to Nuclear Reactor Enineerin, Addison-Wesley, (1997) BENEDICT, M., PIFORD, T.H., LEVI, H., Nuclear Chemical Enineerin, Mc raw-hill, 2-nd ed., BONDARENKO I.I., roup Constants for Nuclear Reaktor Calculation, Colsultant Bureau, New York, MC. LANE V., DUNFORD C.L., ROSE P.F., Neutron Cross Section, Vol.2.,Neutron Cross Section Curve, Academik Press, KESSLER S.F., Reduction of the Sodium Void Coefficient of Reactivity by Usin a Technitium-99 Layer, Proceedins of Intl. Conference and Tech. Exhibition on Future Nuclear System; Emerin Fuel Cycles and Wastes Disposal Options, LOBAL 93, Seattle, USA, (1993)

12 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) DARWIS DISKUSI Ada pernyataan di abstrak lintasan neutron relative lebih panjan dibandin dimensi fuel pin dan channel bertolak belakan denan transparansi. Yan saya tahu lintasan neutron lebih besar, oleh sebab itu dipasan reflector sehina kembali ke tenah yan menakibatkan fluks menjadi tini. Mohon Tanapan! MARSODI Pada reactor cepat denan ukuran teras besar (diameter 4 m) sehina ini jauh lebih besar dari panjan rata-rata lintasan besar neutron. Pada abstrak disebutkan denan lebih panjan dari fuel pin dan channelnya. 264

13 Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008( ) DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Marsodi 2. Tempat/Tanal Lahir : Kebumen, 3 Juli Instansi : PPIN-BATAN 4. Pekerjaan / Jabatan : Peneliti Bidan Komputasi PPIN - BATAN 5. Riwayat Pendidikan : S1 Fisika Universitas Indonesia (1987) S2 Elektro Tokyo Univ. of Apriz dan Tech (1992) S3 Fisika ITB (2004) 6. Penalaman Kerja : Peneliti BATAN 7. Oranisasi Professional : HFI HIMNI 8. Makalah yan pernah disajikan : Prores In Nuclear Enery Japan 1993 Annual of Nuclear Enery Enland

Optimasi Ukuran Teras Reaktor Cepat Berpendingin Gas dengan Uranium Alam sebagai Bahan Bakar

Optimasi Ukuran Teras Reaktor Cepat Berpendingin Gas dengan Uranium Alam sebagai Bahan Bakar Optimasi Ukuran Teras Reaktor Cepat Berpendinin Gas denan Uranium Alam sebaai Bahan Bakar Dora Andris*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *doraandris18.93@mail.com

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BAHAYA PADA PASKA PERLAKUAN DAUR ULANG PEMBAKARAN/TRANSMUTASI AKTINIDA. Marsodi, dan Mulyanto

ANALISIS TINGKAT BAHAYA PADA PASKA PERLAKUAN DAUR ULANG PEMBAKARAN/TRANSMUTASI AKTINIDA. Marsodi, dan Mulyanto ANALISIS TINGKAT BAHAYA PADA PASKA PERLAKUAN DAUR ULANG PEMBAKARAN/TRANSMUTASI AKTINIDA Marsodi, dan Mulyanto ABSTRAK Analisis Tingkat Bahaya pada Paska Perlakuan Daur Ulang Pembakaran/Transmutasi Aktinida.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BURN UP PADA REAKTOR SUB KRITIS BERDAYA SEDANG BERPENDINGIN Pb - Bi BURN UP CALCULATION OF Pb Bi COOLED MEDIUM SIZED SUBCRITICAL CORE

PERHITUNGAN BURN UP PADA REAKTOR SUB KRITIS BERDAYA SEDANG BERPENDINGIN Pb - Bi BURN UP CALCULATION OF Pb Bi COOLED MEDIUM SIZED SUBCRITICAL CORE Prosidin Semirata2015 bidan MIP BKS-PTN Barat PERHITUNGN BURN UP PD REKTOR SUB KRITIS BERDY SEDNG BERPENDINGIN Pb - Bi BURN UP CLCULTION OF Pb Bi COOLED MEDIUM SIZED SUBCRITICL CORE Nur ida* UIN Syarif

Lebih terperinci

SIMULASI KECELAKAAN REAKTOR NUKLIR JENIS GAS COOLED FAST REACTOR

SIMULASI KECELAKAAN REAKTOR NUKLIR JENIS GAS COOLED FAST REACTOR SIMULASI KECELAKAAN REAKTOR NUKLIR JENIS GAS COOLED FAST REACTOR Ade Gafar Abdullah 1) Zaki Su ud 2) Yanti Yulianti 3) 1 Proram Studi Teknik Tenaa Elektrik, FPTK UPI, Jl Dr Setiabudi,207 Bandun,email :

Lebih terperinci

Desain Reaktor Cepat Berpendingin Gas 600 MWth dengan Uranium Alam sebagai Input Siklus Bahan Bakar

Desain Reaktor Cepat Berpendingin Gas 600 MWth dengan Uranium Alam sebagai Input Siklus Bahan Bakar Jurnal ILMU DSR, Vol.14 No. 1, Januari 2013: 11-15 11 Desain Reaktor epat Berpendinin Gas 600 MWth denan Uranium lam sebaai Input Siklus Bahan Bakar Desin of Gas-ooled Fast Reactor 600MWth with Natural

Lebih terperinci

STUDI AWAL DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM

STUDI AWAL DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM Proceedin Seminar dan Workshop Nasional Pendidikan Teknik Elektro (SWNE) FPTK Universitas Pendidikan Indonesia 11 Desember 2010 STUDI AWAL DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM

Lebih terperinci

Diterima editor 12 September 2011 Disetujui untuk publikasi 10 Oktober 2011

Diterima editor 12 September 2011 Disetujui untuk publikasi 10 Oktober 2011 J Vol. 13 No.2 Juni 2011, Hal. 194-205 ISSN 1411 240X Nomor : 266/AU1/P2MBI/05/2010 STUDI DESAIN DOWN SCALE TERAS REAKTOR DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS PEBBLE BED MODULAR REACTOR HTR 100 MWe S *), Andan Widi

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR DIDIH TANPA PENGISIAN BAHAN BAKAR DI LOKASI

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR DIDIH TANPA PENGISIAN BAHAN BAKAR DI LOKASI KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR DIDIH TANPA PENGISIAN BAHAN BAKAR DI LOKASI Ferhat Aziz *, Suharno * dan Zaki Su ud ** ABSTRAK KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR DIDIH TANPA PENGISIAN BAHAN BAKAR

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT

PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT Meiby Astri Lestari, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang e-mail : meibyasri@gmail.com

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFUSI MULTIGRUP 1-DIMENSI MENGGUNAKAN METODE DIRECT DAN APLIKASINYA DALAM ANALISIS KECELAKAAN REAKTOR CEPAT JENIS UTOP

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFUSI MULTIGRUP 1-DIMENSI MENGGUNAKAN METODE DIRECT DAN APLIKASINYA DALAM ANALISIS KECELAKAAN REAKTOR CEPAT JENIS UTOP PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFUSI MULTIGRUP 1-DIMENSI MENGGUNAKAN METODE DIRECT DAN APLIKASINYA DALAM ANALISIS KECELAKAAN REAKTOR CEPAT JENIS UTOP Yanti Yulianti *, Zaki Su ud **, Abdul Waris ** ABSTRAK PENYELESAIAN

Lebih terperinci

PEHITUNGAN REAKTIVITAS (ρ) TARGET PIN PRTF (POWER RAMP TEST FACILITY) DI REAKTOR RSG-GAS

PEHITUNGAN REAKTIVITAS (ρ) TARGET PIN PRTF (POWER RAMP TEST FACILITY) DI REAKTOR RSG-GAS PEHITUNGAN REAKTIVITAS (ρ) TARGET PIN PRTF (POWER RAMP TEST FACILITY) DI REAKTOR RSG-GAS Sutrisno dan Purwadi Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN, kaw. Puspiptek Gd 31 Serpon E-mail: soe-tris@batan.o.id ABSTRAK

Lebih terperinci

STUDI AWAL NEUTRONIK FIXED BED NUCLEAR REACTOR (FBNR)

STUDI AWAL NEUTRONIK FIXED BED NUCLEAR REACTOR (FBNR) Alexander Aun, dkk. ISSN 0216-3128 143 STUDI AWAL NEUTRONIK FIXED BED NUCLEAR REACTOR (FBNR) Alexander Aun, Andan Widi Harto, Wahyuni Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika 2, Yoyakarta

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR

BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR 4.1 Parameter Desain Teras Reaktor 4.1.1 Komposisi bahan bakar pada teras reaktor Dalam pendesainan reaktor ini pertama kali

Lebih terperinci

ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX)

ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX) ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX) Dina Cinantya N, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: cinantyad@yahoo.com ABSTRAK Analisis

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT

PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT Nevi Haryani, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: neviharya31@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Mohammad Taufik *

ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Mohammad Taufik * ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA Mohammad Taufik * ABSTRAK ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Telah dilakukan simulasi untuk melakukan analisa keselamatan

Lebih terperinci

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM. BAB III HASIL DAN DISKUSI Bab ini berisi hasil dan diskusi. Pekerjaan penelitian dimulai denan melakukan penukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan denan penyesuaian (fittin hasil tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. i dari yang terkecil ke yang terbesar. Tebaran titik-titik yang membentuk garis lurus menunjukkan kesesuaian pola

TINJAUAN PUSTAKA. i dari yang terkecil ke yang terbesar. Tebaran titik-titik yang membentuk garis lurus menunjukkan kesesuaian pola TINJAUAN PUSTAKA Analisis Diskriminan Analisis diskriminan (Discriminant Analysis) adalah salah satu metode analisis multivariat yan bertujuan untuk memisahkan beberapa kelompok data yan sudah terkelompokkan

Lebih terperinci

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi

Lebih terperinci

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )

Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Riska*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *riska_fya@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)

Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX) Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX) Nella Permata Sari 1,*, Dian Fitriyani,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas menenai konsep dasar masalah penjadwalan kuliah, aloritma memetika serta komponen aloritma memetika. Aoritma memetika diilhami dari proses evolusi makhluk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Komposisi Masukan Perhitungan dilakukan dengan menjadikan uranium, thorium, plutonium (Pu), dan aktinida minor (MA) sebagai bahan bakar reactor. Komposisi Pu dan MA yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana pada Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung.

TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana pada Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung. STUDI AWAL DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR DALAM BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM DENGAN MODEL BURNUP STANDAR MENGGUNAKAN MODUL PERHITUNGAN SEL PIJ DARI CODE SRAC 2002 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton 6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak Analisis Penaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Anin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak Mustafa 1 1 adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract One of the problems in

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN

BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN 3.1 Spesifikasi Umum Desain Reaktor Pada penelitian ini, penulis menggunakan data-data reaktor GCFR yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Argonne

Lebih terperinci

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS BAB I TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR ABSTRAK

PROSIDING SEMINAR ABSTRAK PROSIDING SEMINAR PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknoloi Akselerator dan Proses Bahan Yoyakarta, 27 Juli 20 KARAKTERISASI NEUTRONIK ELEMEN BAKAR RSG-GAS PADA OPERASI DAYA 30 MWTH MENGGU UNAKAN PAKET

Lebih terperinci

III.3. Material Fisil dan Fertil III.4. Persamaan Diferensial Bateman III.5. Efek Umpan Balik Reaktivitas Suhu dan Void III.6.

III.3. Material Fisil dan Fertil III.4. Persamaan Diferensial Bateman III.5. Efek Umpan Balik Reaktivitas Suhu dan Void III.6. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O

STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 95-100 STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Very Richardina 1*, Wahyu Setia Budi 1 dan Tri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN USTK ompa adalah suatu alat yan diunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain denan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut diunakan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI

DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI Youngster Physics Journal ISSN : 2303-7371 Vol. 3, No. 2, April 2014, Hal 107-112 DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SEBAGAI FUNGSI BURN-UP BAHAN BAKAR PADA REAKTOR KARTINI Fatkhiyatul Athiqoh 1), Wahyu Setia Budi

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG NSS 9/08 DAN INFCIRC/225 REV 4/99 TERKAIT PENENTUAN TINGKAT KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

KAJIAN TENTANG NSS 9/08 DAN INFCIRC/225 REV 4/99 TERKAIT PENENTUAN TINGKAT KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF Prosidin Seminar Nasional Teknoloi Penelolaan Limbah IX Pusat Teknoloi Limbah Radioaktif-BATAN ISSN 14-6086 Fakultas Teknik Universitas Sultan Aen Tirtayasa ABSTRAK. KAJIAN TENTANG NSS 9/08 DAN INFCIRC/225

Lebih terperinci

STUDI PERHITUNGAN KARAKTERISTIK REAKTIVITAS AYUN PADA SISTEM SUB-KRITIK

STUDI PERHITUNGAN KARAKTERISTIK REAKTIVITAS AYUN PADA SISTEM SUB-KRITIK STUDI PERHITUNGAN KARAKTERISTIK REAKTIVITAS AYUN PADA SISTEM SUB-KRITIK Marsodi *, As Natio Lasman*, RB. Wahyu*,, K. Nishihara **, T. Osugi**, K. Tsujimoto**,, Marsongkohadi*,, and Zaki Su ud ***, ABSTRAK

Lebih terperinci

E-journal boga, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 1-7

E-journal boga, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 1-7 Ejournal boa, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 17 1 Ejournal boa, volume 3 nomor 3 yudisium Oktober tahun 2014 hal. 17 jalar sebaai makanan dapat diolah denan berbaai cara, mulai dikukus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong

I. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan listrik di Indonesia semakin meningkat, sedangkan bahan bakar fosil akan segera habis. Oleh karena itu dibutuhkan pembangkit listrik yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987) 6.3 Gaya Hambat Udara Ketika udara melewati suatu titik tankap baik itu udara denan kecepatan konstan ( steady ) maupun denan kecepatan yan berubah berdasarkan waktu (unsteady ), kecenderunan alat tersebut

Lebih terperinci

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20. UM UGM 016 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM016FIS999 Version: 017-0 Halaman 1 Petunjuk berikut diperunakan untuk menerjakan soal nomor 01 sampai denan nomor 0. = 9,8 m/s (kecuali diberitahukan lain) µ o =

Lebih terperinci

STUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM

STUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.tpn.01 STUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM Ridha Mayanti 1,a), Menik Ariani 2,b), Fiber Monado 2,c)

Lebih terperinci

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU BAB III ALIRAN DI BAWAH PINTU III TUJUAN PERCOBAAN Menamati aliran didasarkan atas pemakaian persamaan Bernouli untuk aliran di bawah pintu III ALAT-ALAT ANG DIGUNAKAN Flume beserta perlenkapanya Model

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON PADA TERAS REAKTOR NUKLIR DENGAN METODE ITERASI JACOBI PARALEL MENGGUNAKAN OPENMP

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON PADA TERAS REAKTOR NUKLIR DENGAN METODE ITERASI JACOBI PARALEL MENGGUNAKAN OPENMP SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON PADA TERAS REAKTOR NUKLIR DENGAN METODE ITERASI JACOBI PARALEL MENGGUNAKAN OPENMP Frans Madah Basoaro Wau, Imam Taufiq dan Afdal Program Pascasarjana, Jurusan Fisika

Lebih terperinci

METODA ELEMEN HINGGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON SATU DIMENSI DUA GRUP

METODA ELEMEN HINGGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON SATU DIMENSI DUA GRUP METODA ELEMEN HINA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON SATU DIMENSI DUA RUP Utaja *, Topan Setiadipura **, Khairina Ns ABSTRAK METODA ELEMEN HINA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFUSI NEUTRON SATU

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP

PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP Elfrida Saragi PPIN BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia 15310 Email

Lebih terperinci

Oleh: Tjandra Satria Gunawan

Oleh: Tjandra Satria Gunawan Soal dan Solusi (S 2 ) untuk: Olimpiade Sains Nasional Bidan Matematika SMA/MA Seleksi Tinkat Kota/Kabupaten Tahun 2010 Tanal: 14-29 April 2010 Oleh: Tjandra Satria Gunawan 1. Diketahui bahwa ada yepat

Lebih terperinci

Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder

Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016 Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder

Lebih terperinci

ANALISIS KEKRITISAN TERAS REAKTOR NUKLIR CEPAT DAN TERMAL TERKOPEL BERDASARKAN PADA LETAK SUMBER NEUTRONNYA

ANALISIS KEKRITISAN TERAS REAKTOR NUKLIR CEPAT DAN TERMAL TERKOPEL BERDASARKAN PADA LETAK SUMBER NEUTRONNYA ANALISIS KEKRITISAN TERAS REAKTOR NUKLIR CEPAT DAN TERMAL TERKOPEL BERDASARKAN PADA LETAK SUMBER NEUTRONNYA Mohamad Ali Shafii 1,4, Ade Gaffar Abdullah 2,4, Menik Ariani 3,4, S. H. J. Tongkukut 5 1 Jurusan

Lebih terperinci

RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb DAYA 200 MW(T)

RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb DAYA 200 MW(T) RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb DAYA 200 MW(T) Epung Saepul Bahrum *, Zaki Su ud *, Abdul waris *, Bambang Ari Wahjoedi ** ABSTRAK RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb DAYA

Lebih terperinci

MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ningrum (2)

MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ningrum (2) MEDIA DARI KULIT SINGKONG UNTUK PERTUMBUHAN Saccharomyces cerevisiae DAN APLIKASI PADA ROTI Mochammad Wachid (1), Diana Ayu Ninrum (2) 1 Universitas Muhammadiyah Malan, Malan 2 Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik

Lebih terperinci

STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi YANG HANYA MEMERLUKAN INPUT URANIUM ALAM DALAM SIKLUS OPERASINYA. Rida Siti NM dan Zaki Su ud *

STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi YANG HANYA MEMERLUKAN INPUT URANIUM ALAM DALAM SIKLUS OPERASINYA. Rida Siti NM dan Zaki Su ud * STUDI DESIN REKTOR CEPT BERPENDINGIN Pb-Bi YNG HNY MEMERLUKN INPUT URNIUM LM DLM SIKLUS OPERSINY Rida Siti NM dan Zaki Su ud * BSTRK STUDI DESIN REKTOR CEPT BERPENDINGIN PB-BI YNG HNY MEMERLUKN INPUT URNIUM

Lebih terperinci

Analisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran

Analisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran Analisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran Cici Rahmadya Guskha 1,*, Mohammad Ali Shafii 1, Feriska Handayani Irka 1, Zaki Su ud 2 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.

EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN. EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN Rizki Budi Rahayu 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARA RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL Kennie A. Lempoy Abstrak Permasalahan pada ketidakpuasan konsumen pada penunaan pompa air khususnya yan diunakan di rumah tana, pada saat ini

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 1,2 Proram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya EVALUASI SUPPOSITORIA No Jenis Uji Prinsip 1 Apperance Menjamin distribusi zat berkhasiat didalam basis 2 Keseraam an kandunan Keraaman bobot Menjamin keseraama n kadar zat aktif Menjamin yan dihasilkan

Lebih terperinci

PERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng

PERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng PERSMN BERNOULLI Ir. Suroso Dil.HE, M.En Pendahuluan Pada at cair diam, aya hidrostatis mudah dihitun karena hanya bekerja aya tekanan. Pada at cair menalir, dierhitunkan keceatan, arah artikel, kekentalan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP

PERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP PERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP Uswatun Chasanah 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kacan merah Kacan merah (Phaseolus vularis L) termasuk dalam Famili Leuminoseae alias polon-polonan. Satu keluara denan kacan hijau, kacan kedelai dan kacan tolo. Kacan merah

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN UNIT PENGERING PABRIK TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA SKALA KOMERSIAL KAPASITAS 150 TON/JAM

BAB IV PERANCANGAN UNIT PENGERING PABRIK TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA SKALA KOMERSIAL KAPASITAS 150 TON/JAM BAB IV PERANCANGAN UNIT PENGERING PABRIK TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA SKALA KOMERSIAL KAPASITAS 150 TON/JAM 4.1. Peralatan yan Dirancan Peralatan-peralatan utama yan ada dalam unit penerin pabrik

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Breeding Ratio dan Void Reactivity Reaktor Termal Air Berat Berbahan Bakar Thorium

Analisis Kemampuan Breeding Ratio dan Void Reactivity Reaktor Termal Air Berat Berbahan Bakar Thorium Analisis Kemampuan Breeding Ratio dan Void Reactivity Reaktor Termal Air Berat Berbahan Bakar Thorium Muhammad Ilham 1,a), Sidik Permana 1,b) 1 Laboratorium Fisika Nuklir, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir

Lebih terperinci

diajukan oleh : IRMA PERMATA SARI J2D005176

diajukan oleh : IRMA PERMATA SARI J2D005176 STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR DAN PENDINGIN D 2 O Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 diajukan oleh : IRMA PERMATA SARI J2D005176 JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR DENGAN WIMS-ANL

ANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR DENGAN WIMS-ANL 186 ISSN 0216-3128 Tukiran, dkk. ANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR DENGAN WIMS-ANL Tukiran S. Rokhmadi PTRKN - BATAN ABSTRAK ANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR

Lebih terperinci

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 ( )

Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 ( ) RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN PbBi DAYA 200 MW(t) DENGAN GEOMETRI TERAS SILINDER PIPIH, SETIMBANG DAN TINGGI Epung Saepul Bahrum *, Dian Fitriyani *, Zaki Su ud *, Abdul Waris *, Bambang

Lebih terperinci

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATANG KELAPA

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATANG KELAPA Sifat fisis dan mekanis anyaman bamban (Donax canniformis) denan bahan stabilisator....dwi Harsono SIFAT FISIS DAN MEKANIS BATANG KELAPA (Cocos nucifera L.) DENGAN PROSES PEMADATAN Physical and Mechanical

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KOEFISIEN KEHITAMAN PADA PERANGKAT KRITIS HITACHI TRAINING REACTOR MENGGUNAKAN BATAN-2DIFF 1

ANALISIS PERHITUNGAN KOEFISIEN KEHITAMAN PADA PERANGKAT KRITIS HITACHI TRAINING REACTOR MENGGUNAKAN BATAN-2DIFF 1 ANALISIS PERHITUNGAN KOEFISIEN KEHITAMAN PADA PERANGKAT KRITIS HITACHI TRAINING REACTOR MENGGUNAKAN BATAN-2DIFF 1 TA Budiono 2, Tagor M. Sembiring 3, Zuhair 4, R. Muhammad Subekti 3 ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Proses tumbukan dua inti atomik dan partikel penyusunnya, lalu menghasilkan

BAB II TEORI DASAR. Proses tumbukan dua inti atomik dan partikel penyusunnya, lalu menghasilkan BAB II TEORI DASAR 2.1. Reaksi Nuklir 2.1.1. Pendahuluan Proses tumbukan dua inti atomik dan partikel penyusunnya, lalu menghasilkan produk yang berbeda dari partikel awalnya dikenal dengan istilah reaksi

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi

BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka.

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah membaca modul dan menelesaikan

Lebih terperinci

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau SOLUSI. a) Gambar diaram aya diberikan pada ambar di sampin. b) Anap teanan tali yan membentuk sudut θ adalah terhadap horizontal adalah T. Anap teanan tali yan mendatar adalah T. Gaya yan bekerja pada

Lebih terperinci

OPTIMASI KETEBALAN INSULATOR PADA JARINGAN PIPA GEOTHERMAL. Isnani, M.Si PMTK FKIP Universitas Pancasakti Jl. Halmahera km 01 Tegal

OPTIMASI KETEBALAN INSULATOR PADA JARINGAN PIPA GEOTHERMAL. Isnani, M.Si PMTK FKIP Universitas Pancasakti Jl. Halmahera km 01 Tegal OPTIMASI KETEBALAN INSULATOR PADA JARINGAN PIPA GEOTHERMAL Isnani, M.Si PMTK FKIP Universitas Panasakti Jl. Halmahera km 01 Teal isna01@yahoo.om Abstrats. Geothermal is one of heap and hue enery resaoures

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR. Abdul Waris 1* dan Budiono 2

STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR. Abdul Waris 1* dan Budiono 2 Studi Tentang Fisibilitas Daur Ulang Aktinida Minor dalam BWR (Abdul Waris) ISSN 1411-3481 STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR Abdul Waris 1* dan Budiono 2 1 Kelompok Keilmuan

Lebih terperinci

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit Contact Person : 0896-5985-681 OSK Fisika 018 Number 1 BESARAN PLANCK Pada tahun 1899 Max Planck memperkenalkan suatu sistem satuan iniversal sehina besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam tia satuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS TES KIMIA BERBASIS OPEN- ENDED PROBLEM UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penuatan Profesi Bidan Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Proram Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara L.1 LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Wawancara Hasil Wawancara denan Kepala Personalia : Apakah Proses perekrutan di perusahaan telah dapat memenuhi permintaan tenaa kerja? Menurut saya, aktivitas perekrutan

Lebih terperinci

STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM MENGGUNAKAN STRATEGI SHUFFLING. Rida SNM *

STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM MENGGUNAKAN STRATEGI SHUFFLING. Rida SNM * STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM MENGGUNAKAN STRATEGI SHUFFLING Rida SNM * ABSTRAK STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM

Lebih terperinci

diajukan oleh : VERY RICHARDINA J2D005202

diajukan oleh : VERY RICHARDINA J2D005202 STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 diajukan oleh : VERY RICHARDINA J2D005202

Lebih terperinci

EVALUASI SETTING RELAY OCR, GFR DAN RECLOSER PASCA REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PADA TRAFO 2 GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 12.6.

EVALUASI SETTING RELAY OCR, GFR DAN RECLOSER PASCA REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PADA TRAFO 2 GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 12.6. EVALUASI SETTING RELAY, DAN RECLOSER PASCA REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PADA TRAFO 2 GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 12.6.0 Susatyo Handoko *, Junintyastuti, Isa Abdullah Departemen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI MCNP. D. Andiwijayakusuma *

PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI MCNP. D. Andiwijayakusuma * Pengembangan Antarmuka Konversi File Data Nuklir Terevaluasi pada Rentang Suhu. (Dinan Andiwijakusuma) PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI

Lebih terperinci

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

REAKTOR PEMBIAK CEPAT REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio

Lebih terperinci

OPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR).

OPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR). ISSN 1411 240X Optimasi Geometri Teras Reaktor... (Mega Agustina) OPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR) Mega Agustina,

Lebih terperinci

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM

BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM 3.1. Siklus Bahan Bakar Nuklir Siklus bahan bakar nuklir (nuclear fuel cycle) adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pemanfaatan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN FRAKSI VOLUME SERAT KOMPOSIT HIBRIDA KENAF-E GLASS DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE

PERHITUNGAN FRAKSI VOLUME SERAT KOMPOSIT HIBRIDA KENAF-E GLASS DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FRAKSI VOLUME SERAT KOMPOSIT HIBRIDA KENAF-E GLASS DENGAN MATRIKS POLYPROPYLENE Sebelum proses pencetakan dimulai maka dilakukan perhitunan terlebih dahulu, yaitu perhitunan terhadap

Lebih terperinci

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS Fakultas MIPA, Universitas Neeri Yoyakarta, 16 Mei 009 PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PODUKSI SUMU GAS Mohammad Taufik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran Jl. aya Bandun - Sumedan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja **

MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja ** MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI Elfrida Saragi *, Utaja ** ABSTRAK MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Salah satu faktor penting dalam keselamatan operasi

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah * KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING Oleh : Fathul Zannah * Abstrak Keiatan pembelajaran di SMAN 2 Banjarbaru sudah

Lebih terperinci

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2 Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati ABSTRAK PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Elemen bakar merupakan salah

Lebih terperinci

Desain Pengaturan Level pada Coupled Tank Process dengan Menggunakan Metode Model Predictive Control

Desain Pengaturan Level pada Coupled Tank Process dengan Menggunakan Metode Model Predictive Control JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) F 4 Desain Penaturan Level pada Coupled Tank Process denan Menunakan Metode Model Predictive Control Evira Dyah Puspitarini, Rushdianto

Lebih terperinci

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY

NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Lecture Presentation NUCLEAR CHEMISTRY & RADIOCHEMISTRY By : NANIK DWI NURHAYATI, S,Si, M.Si Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan

Lebih terperinci

PELABELAN PADA GRAPH ( ), DENGAN

PELABELAN PADA GRAPH ( ), DENGAN PELABELAN PADA GRAPH, DENGAN Yuliarti 1) Purwanto 2) FMIPA Universitas Neeri Malan E-mail : yulia.anwar91@yahoo.com ABSTRAK: Pelabelan raph adalah pemetaan yan memetakan elemen elemen raph (titik atau

Lebih terperinci

Diterima editor 29 Februari 2012 Disetujui untuk publikasi 03 April 2012

Diterima editor 29 Februari 2012 Disetujui untuk publikasi 03 April 2012 ISSN 4 40X Nomor : 40/U/PMI-LIPI/04/0 nalisis Penendalian Daya Reaktor PMSR denan... (Ibal Syafin Noha) NLISIS PENGENDLIN DY REKOR PMSR DENGN PENGURN LJU LIR PENDINGIN Iqbal Syafin Noha ndan Widiharto

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH

KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERSAMAAN DIFUSI RUANG-WAKTU SILINDER 1-DIMENSI PADA KECELAKAAN REAKTOR UTOP (UNPROTECTED TRANSIENT OVER POWER) UNTUK JENIS REAKTOR CEPAT

ANALISIS PERSAMAAN DIFUSI RUANG-WAKTU SILINDER 1-DIMENSI PADA KECELAKAAN REAKTOR UTOP (UNPROTECTED TRANSIENT OVER POWER) UNTUK JENIS REAKTOR CEPAT J. Sains MIPA, Agustus 2009, Vol. 15, No. 2, Hal.: 100-110 ISSN 1978-1873 ANALISIS PERSAMAAN DIFUSI RUANG-WAKTU SILINDER 1-DIMENSI PADA KECELAKAAN REAKTOR UTOP (UNPROTECTED TRANSIENT OVER POWER) UNTUK

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS

PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS Disusun oleh : TEGUH RAHAYU M0209052 SKRIPSI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM ANALISIS KETIDAKPASTIAN PROBABILISTIK DARI DATA NUKLIR UNTUK SIMULASI DAN ANALISIS NEUTRONIK

PENGEMBANGAN SISTEM ANALISIS KETIDAKPASTIAN PROBABILISTIK DARI DATA NUKLIR UNTUK SIMULASI DAN ANALISIS NEUTRONIK PENGEMBANGAN SISTEM ANALISIS KETIDAKPASTIAN PROBABILISTIK DARI DATA NUKLIR UNTUK SIMULASI DAN ANALISIS NEUTRONIK Entin Hartini *, Dinan Andiwijayakusuma **, Khairina NS *** ABSTRAK PENGEMBANGAN SISTEM

Lebih terperinci

Disusun oleh: SUSANTI M SKRIPSI

Disusun oleh: SUSANTI M SKRIPSI PENGARUH VARIASI KONSENTRASI URANIUM DALAM BAHAN BAKAR URANIL NITRAT (UO 2 (NO 3 ) 2 ) DAN URANIL SULFAT (UO 2 SO 4 ) TERHADAP NILAI KRITIKALITAS AQUEOUS HOMOGENEOUS REACTOR (AHR) Disusun oleh: SUSANTI

Lebih terperinci

Pengaruh Ketinggian Larutan Bahan Bakar pada Kekritisan Aqueous Homogeneous Reactor

Pengaruh Ketinggian Larutan Bahan Bakar pada Kekritisan Aqueous Homogeneous Reactor Pengaruh Ketinggian Larutan Bahan Bakar pada Kekritisan Aqueous Homogeneous Reactor Cahyo Ridho Prabudi 1, AndangWidiharto 2, Sihana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Fisika FT UGM Jln.Grafika 2 Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS

ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS 176 ISSN 0216-3128 Lily Suparlina ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS Lily suparlina Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan

Lebih terperinci