a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit"

Transkripsi

1 Contact Person : OSK Fisika 018 Number 1 BESARAN PLANCK Pada tahun 1899 Max Planck memperkenalkan suatu sistem satuan iniversal sehina besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam tia satuan Planck yaitu massa Planck M P, panjan Planck L P, dan waktu Planck T P. Ketia satuan Planck tersebut dapat dinyatakan dalam tia konstanta alamiah dalam mekanika kuantum serta dalam teori relativitas khusus dan relativitas umum yaitu konstanta Planck tereduksi ħ = h/π = 1, Js, kelajuan cahaya dalam ruan hampa c = m/s, dan konstanta umum ravitasi G = 6, Nm k. Ketia satuan Planck ini M P, L P, dan T P dapat dituliskna dalam bentuk : M P = M P (ħ, c, G L P = L P (ħ, c, G T P = T P (ħ, c, G a. Tentukan bentuk akhir dari tia persamaan di atas yan menampilkan secara eksplisit keterantunan M P, L P, dan T P kepada ħ, c, dan G. b. Hitun nilai numerik dari ketia satuan Planck di atas M P, L P, dan T P dalam sistem Satuan Internasional (SI. Selanjutnya denan menunakan satuan Planck di atas dapat pula dibentuk 4 macam satuan Planck lainnya yaitu eneri Planck E P = M P c, kecepatan Planck v P = L P /T P, percepatan Planck a P = L P /T P, dan rapat massa Planck ρ P = M P /L P. c. Hitun nilai numerik E P, v P, a P, dan ρ P dalam satuan SI. Pembahasan : a. Untuk menemukan hubunan satuan Planck denan besaran-besaran yan diminta, kita bisa menunakan analisis dimensi. Berikut dimensi masin-masin besaran M P = M ħ = ML T 1 L P = L c = LT 1 T P = T G = M 1 L 3 T Dalam analisis dimensi akan ada kosntanta tanpa dimensi ikut dalam persamaan kita. Namun di sini, nilai konstanta ini bisa kita asumsikan bernilai 1 karena hubunan besaran yan kita analisis adalah sebuah satuan. Untuk Massa Planck M P = ħ x c y G z M = (ML T 1 x (LT 1 y (M 1 L 3 T z M = M x z L x+y+3z T x y z Dari kesamaan pankat untuk suku di sebelah kanan dan kiri akan kita dapatkan 1 = x z (1 x + y + 3z = 0 ( x y z = 0 (3 Dari penjumlahan persamaan ( dan (3 kita dapatkan x + z = 0 x = z Hal

2 Contact Person : Maka dari persamaan (1 akan kita dapat 1 = z z = z z = 1 dan x = 1 Kemudian akan kita dapatkan pula dari persamaan (3 y = x z = 1 ( 1 y = 1 Maka massa Planck akan berbentuk M P = ħ 1 c 1 G 1 M P = ħc G Untuk Panjan Planck L P = ħ x c y G z L = M x z L x+y+3z T x y z Dari kesamaan pankat kita dapatkan persamaan berikut x z = 0 x = z (4 x + y + 3z = 1 (5 x y z = 0 (6 Dari persamaan (4 dan (6 kita peroleh x y x = 0 y = 3x Maka dari persamaan (5 akan kita dapatkan x + ( 3x + 3x = 1 x = 1 = z dan y = 3 Maka panjan Planck akan berbentuk L P = ħ 1 c 3 G 1 L P = ħg c 3 Untuk Waktu Planck T P = ħ x c y G z T = M x z L x+y+3z T x y z Dari kesamaan pankat kita dapatkan persamaan berikut x z = 0 x = z (7 x + y + 3z = 0 (8 x y z = 1 (9 Dari persamaan (7 dan (8 kita peroleh x + y + 3x = 0 y = 5x Maka dari persamaan (9 akan kita dapatkan x ( 5x x = 1 x = 1 = z dan y = 5 Maka waktu Planck akan berbentuk Hal

3 Contact Person : T P = ħ 1 c 5 G 1 T P = ħg c 5 b. Denan memasukkan nilai numerik ħ, c, dan G akan kita dapatkan nilai numerik dari masin-masin satuan Planck Massa Planck M P = ħc G = (1, ( , , tadi kita nak boleh pakai kalkulator kan ya... terus imana don cara menhitun akar untuk anka yan kuran enak? Tenan teman-teman, setiap kesulitaan pasti ada jalan keluar. Ada yan namanya metode hampiran, silahkan pelajari secara lenkap di buku kalkulus bab tentan aplikasi diferensial. Intinya adalah, kita bisa mendekati akar suatu bilanan dari akar suatu bilanan lain yan diketahui akarnya. Rumusnya adalah sebaai berikut, misalkan kita inin mencari akar nilanan H, maka H x + dx H adalah nilai akar yan kita cari, x adalah bilanan terdekat dari H yan nilainya rasional, dan dx pereseran dari nilai x. Rumus dx adalah dx = 1 Δx denan Δx = H x x Baik mari kita coba unakan untuk H = 4,7. Nilai x yan terdekat adalah 4 maka Δx = 4,7 4 = 0,7 dx 1 0,7 = 0,18 4 4, ,18 =,18 Jika menunakan kalkulator hasil yan kita dapatkan adalah 4,7,17556 Hasilnya mendekati kan. Karena kita ak boleh pakai kalkulator kita pakai hasil yan dari hampiran M P, k dari kalkulator M P, k Panjan Planck L P = ħg c 3 = (1, (6, ( , Denan metode hampiran seperti sebelumnya kan kita dapatkan L P 1, m dari kalkulator L P 1, m Waktu Planck T P = ħg c 5 = (1, (6, ( , Hal

4 Contact Person : Denan metode hampiran akan kita dapatkan T P 5, s dari kalkulator T P 5, s c. Eneri Planck E P = M P c = (, ( E P = 1, J Kecepatan Planck v P = L P 1, = T P 5, v P = 3, m/s Percepatan Planck a P = L P T = 1, P (5, a P = 6, m/s Rapat Massa Planck ρ P = M P 3 L =, P (1, ρ P = 3, k/m 3 OSK Fisika 018 Number GERAK PARABOLA Sebuah peluru ditembakkan ke atas denan kecepatan awal dan sudut elevasi tertentu dari permukaan tanah. Ketika peluru tersebut berada di ketinian H 1 untuk pertama dan kedua kalinya, selan waktu antara keduanya adalah T 1, sedankan ketika peluru tersebut berada ketinian H untuk pertama dan kedua kalinya, selan waktu antara keduanya adalah T. Asumsikan H > H 1 dan T 1 > T. Tentukan : a. Selan waktu ketika peluru tersebut berada di ketinian H 3 untuk pertama dan kedua kalinya, dinyatakan dalam H 1, H, H 3, T 1 dan T b. Syarat untuk H 3 (dinyatakan dalam H 1, H, T 1 dan T aar selan waktu pada soal a ada nilainya. Pembahasan : a. H 3 bisa berada di ketinian berapa saja. Kita tinjau untuk H 3 > H > H 1. Sebenarnya dimanapun pemilihan posisi H 3, hasilnya akan tetap sama. Lintasan erak peluru adalah sebaai berikut y T 3 H H 3 T H 1 T 1 x Hal

5 Contact Person : Misalkan kecepatan ketika peluru berada di ketinian untuk komponen vertikal adalah v 1y. Perhatikan ambar di atas! Jika selan waktu T 1 adalah Selan waktu ketika peluru tersebut berada di ketinian H 1 untuk pertama dan kedua kalinya, maka selan waktu ketika peluru berada di ketinian H 1 untuk pertama kalinya sampai mencapai titik tertini adalah T 1 /. Ketika berada di titik tertini, kecepatan peluru arah vertikal bernilai nol, maka v y = 0 = v 1y T 1 v 1y = T 1 (1 Kita tinjau posisi peluru untuk arah vertikal relatif terhadap titik di ketinian H 1. Waktu untuk mencapai posisi di ketinian H adalah H H 1 = v 1y t 1 t t v 1y t + (H H 1 = 0 Subtitusi persamaan (1 t T 1 t + (H H 1 = 0 Solusi untuk t di atas ada dua yaitu t = T 1 T 1 8(H H 1 dan t = T 1 + T 1 8(H H 1 Untuk t adalah selan waktu dari posisi ketinian H 1 untuk pertama kali sampai ke posisi ketinian H untuk pertama kali. Sedankan t adalah selan waktu dari posisi ketinian H 1 untuk pertama kali sampai ke posisi ketinian H untuk pertama kedua kalinya. Maka selisih antara t dan t adalah T atau t t = T T 1 + T 1 8(H H 1 T 1 8(H H 1 T 1 8(H H 1 = T = T T 1 T = 8(H H 1 T 1 T 1 8(H H 1 = 8(H H 1 T 1 T ( = T Denan cara yan sama untuk posisi di ketinian H 1 dan H 3 akan kita dapatkan = 8(H 3 H 1 T 1 T 3 (3 Persamaan (3 sama denan persamaan ( Hal

6 Contact Person : (H H 1 T 1 T = 8(H 3 H 1 T 1 T 3 T 1 T 3 = (T 1 T H 3 H 1 H H 1 T 3 = T 1 (T 1 T H 3 H 1 H H 1 T 3 = T 1 (1 H 3 H 1 H H 1 + T ( H 3 H 1 H H 1 T 3 = T 1 ( H 3 H H H 1 + T ( H 3 H 1 H H 1 T 3 = T (H 3 H 1 T 1 (H 3 H H H 1 T 3 = T (H 3 H 1 T 1 (H 3 H H H 1 b. Aar T 3 memiliki nilai atau kalau kata soal ada nilainya, dia haruslah berupa bilanan real. Aar T 3 merupakan bilanan real, suku di dalam akar haruslah lebih besar dari nol T (H 3 H 1 T 1 (H 3 H H H 1 > 0 T H 3 T H 1 > T 1 H 3 T 1 H (T 1 T H 3 < T 1 H T H 1 H 3 < T 1 H T H 1 T 1 T OSK Fisika 018 Number 3 BOLA BERONGGA Sebuah bola berona berdindin tebal dimana jari-jari dindin luar dan dalamnya masin-masin adalah R 0 dan R 1. Densitas bola pada R 1 < r < R 0 dianap homoen, yaitu ρ. Bola menelindin ke bawah tanpa slip dari keadaan diam pada suatu bidan mirin dan kecepatannya ketika mencapai dasar bidan mirin adalah v 0. Bila bidan mirinnya licin dan bola menuruni bidan mirin dari keadaan dan posisi yan sama seperti sebelumnya, maka kecepatannya saat mencapai dasar bidan mirin menjadi 5v 0 /4. Tentukan : a. Jari-jari irasi bola berona tersebut terhadap sumbu yan melalui pusat bola. b. Perbandinan nilai R 1 /R 0 dan c. Perbandinan volume rona bola terhadap volume total bola Petunjuk : Untuk polinom 13x 5 45x + 3 = 0, salah satu solusinya adalah x = 1,15 Pembahasan : a. Jari-jari irasi adalah jari-jari yan diunakan pada momen inersia jika benda tear yan kita tinjau dianap sebaai massa titik. Oleh karena itu kita perlu meninjau Hal

7 Contact Person : moen inersia bola berona tebal ini terkebih dahulu. Momen inersia untuk kulit bola tipis terhadap sumbu rotasi yan melalui pusatnya adalah I 0 = 3 mr Sekaran kita tinjau suatu elemen kulit bola tipis setebal dr yan berjarak r dari pusat bola dimana R 1 < r < R 0. R 0 r elemen kulit bola tipis R 1 dr Luas permukaan elemen kulit bola ini adalah 4πr. Karena kulit bola ini sanat tipis, luas permukaan luar dan dalamnya bisa kita asumsikana sama, maka volume kulit bola ini adalah dv = 4πr dr. Massa elemen kulit bola ini adalah dm = ρdv = 4ρπr dr Massa total bola berona ini adalah M dm = 4ρπr dr 0 R 0 R 1 R 0 M = 4ρπ r dr = 4 R 1 3 ρπ(r 0 3 R 3 1 Momen inersia kulit bola ini terhadap sumbu rotasi yan melalui pusatnya adalah di = 3 dmr di = 8 3 ρπr4 dr I di 0 = 8 R 0 3 ρπ r4 dr R 1 I = 8 3 ρπ 1 5 (R 0 5 R 1 5 I = 8 15 ρπ(r 0 5 R 1 5 Jika bola berona bendindin tebal ini dianap sebaai massa titik, jari-jari irasi nya atau R G adalah MR G = 8 15 ρπ(r 0 5 R 1 5 Hal

8 Contact Person : ρπ(r 0 3 R 3 1 R G = 8 15 ρπ(r 0 5 R 5 1 R G = (R 0 5 R 5 1 5(R 3 0 R 3 1 R G = (R 0 5 R 5 1 5(R 3 0 R 3 1 b. Pertama kita tinjau kondisi ketika bola menelindin tanpa slip. Karena bola menelindin tanpa slip, ketik sampai di dasar bidan mirin, bola bererak translasi denan kecepatan v 0 dan rotasi denan kecepatan sudut ω. M h ω v 0 Menunakan Hukum Kekekalan Eneri Mekanik akan kita dapatkan Mh = 1 Mv Iω Karena bola menelindin tanpa slip maka ω = v 0 /R ρπ(r 0 3 R 3 1 h = ρπ(r 0 3 R 3 1 v ρπ(r 0 5 R 5 1 ( v 0 R 0 h = 1 v R R 1 5 (R 3 0 R 3 1 R v 0 (1 0 Berikutnya kita tinjau kondisi ketika bidan mirin licin. Karena bidan mirin licin, maka tidak ada aya esek dan tidak tidak ada torsi yan menyebabkan bola berotasi, jadi ketika sampai di dasar bidan mirin, bola hanya murni bererak translasi denan kecepatan 5v 0 /4. M h 5v 0 4 Menunakan Hukum Kekekalan Eneri Mekanik akan kita dapatkan Mh = 1 M (5v 0 4 h = 5 3 v 0 ( Hal

9 Contact Person : Persamaan (1 sama denan persamaan ( 5 3 v 0 = 1 v R R 1 5 (R 3 0 R 3 1 R v = R R 1 5 (R 3 0 R 3 1 R = R R 1 5(R 5 0 R 3 1 R 0 45R R 1 3 R 0 = 3R 0 5 3R R R 1 3 R 0 + 3R 1 5 = 0 1 R ( R ( R = 0 R 1 R 1 Persamaan terkahir ini analo denan bentuk polinom yan diberikan petunjuk yaitu 13x 5 45x + 3 = 0 Maka solusinya adalah R 0 = 1,15 = 115 R R 1 = 1000 R R 1 = 00 R 0 43 = 0,83 Alterntif Solusi Untuk Baian a kita bisa mencari jari-jari irasi denan cara yan lebih mudah. Untuk persamaan eneri sistem dari kondisi awal sampai ketika tiba di dasar bidan mirin akan berbentuk Mh = 1 Mv MR G ω Untuk kasus pertama berlaku ω = v 0 /R 0 Mh = 1 Mv Mv 0 ( R G R 0 Untuk kasus kedua ω = 0 Mh = 1 M (5v 0 4 = 1 Mv 0 ( 5 16 Maka jari-jari irasi bola akan menjadi 1 Mv Mv 0 ( R G R ( R G R 0 ( R G R 0 = 9 16 = 5 16 R G R 0 = 3 4 R G = 3 4 R 0 = 1 Mv 0 ( 5 16 Hal

10 Contact Person : Hasil ini akan sama denan hasil pada baian a, kalau tidak percaya coba saja masukkan nilai numeriknya, berapapun yan kamu pilih pasti hasilnya sama. c. Volume rona adalah V R = 4 3 πr 1 3 Volume total bola bola adalah V B = 4 3 πr 0 3 Maka, perbandinan volume rona terhadap volume total bola adalah 4 V R = 3 πr 1 3 V B 4 = ( R 1 3 πr 0 3 R 0 3 = (0,83 3 V R V B = 0,557 OSK Fisika 018 Number 4 OSILASI AYUNAN BANDUL Sebuah partikel bermassa m diikat pada ujun tali tear tak bermassa denan panjan L. Ujun tali yan satunya dipasan pada suatu titik tetap. Partikel tersebut diputar denan kecepatan sudut konstan Ω = Ωz sehina bererak dalam bidan horizontal xy. Sudut antara tali denan sumbu vertikal z adalah θ. Percepatan ravitasi ke arah sumbu z neatif. θ Ω L m a. Jika sudut konstan sebesar θ = θ 0 adalah sudut apit tali denan aris vertikal sehina m berada pada bidan horizontal yan tetap, tentukan θ 0 dinyatakan dalam L,, dan Ω. b. Ketika partikel tersebut berotasi terhadap sumbu vertikal, sudut θ 0 dapat divariasi denan sudut infinitesimal δ(θ = θ 0 + δ sehina partikel tersebut jua melakukan erak osilasi terhadap δ. Tentukan kecepatan sudut osilasi dinyatakan dalam L,, dan Ω. Pembahasan : a. Kita tinjau keseimbanan partikel pada arah radial relatif terhadap lintasan melinkar partikel. karena kita tinjau relatif terhadap lintasan partikel, sedankan pada lintasan ini partikel memiliki percepatan sentripetal yan arahnya radial ke dalam, maka dia akan mendapat aya fiktif yaitu aya sentrifual yan arahnya menjauhi sumbu rotasi. Berikut diaram aya pada partikel Hal

11 Contact Person : T cos θ 0 T θ 0 mω L sin θ 0 T sin θ 0 m Keseimbanan aya arah vertikal memberikan T cos θ 0 m = 0 Tcos θ 0 = m (1 Keseimbanan aya arah radial memberikan T sin θ 0 mω L sin θ 0 = 0 T = mω L ( Subtitusi persamaan ( ke (1 mω L cos θ 0 = m cos θ 0 = Ω L θ 0 = arccos ( Ω L b. Sekaran kita tinjau kondisi ketika sudut apit antara tali dan aris vertikal bertambah sebesar δ menjadi θ = θ 0 + δ. Kita tinjau erak rotasi sistem. Torsi pemulih sistem adalah proyeksi aya berat dan aya sentrifual pada arah tanensial. Perhatikan ambar di bawah! T mω L sin θ α θ θ θ m Besar torsi pemulih sistem adalah τ = ml α m sin θ L mω L sin θ cos θ = ml α L sin θ Ω sin θ cos θ = α L sin(θ 0 + δ Ω sin(θ 0 + δ cos(θ 0 + δ = α (3 Hal

12 Contact Person : Kita unakan rumus trionometri berikut untuk memodifikasi persamaan di atas sin(θ 0 + δ = sin θ 0 cos δ + cos θ 0 sin δ cos(θ 0 + δ = cos θ 0 cos δ sin θ 0 sin δ maka sin(θ 0 + δ cos(θ 0 + δ = (sin θ 0 cos δ + cos θ 0 sin δ(cos θ 0 cos δ sin θ 0 sin δ sin(θ 0 + δ cos(θ 0 + δ = sin θ 0 cos θ 0 cos δ + cos θ 0 sin δ cos δ sin θ 0 sin δ cos δ sin θ 0 cos θ 0 sin δ Untuk osilasi yan kecil, atau sudut δ kecil, maka kita akan berlaku hampiran berikut yaitu cos δ 1 sin δ δ sin δ δ 0 Suku δ bisa kita hampirkan ke nol karena δ sendiri suatu bilanan yan kecil, maka δ akan sanat kecil dan mendekati nol sehina sin(θ 0 + δ = sin θ 0 + δ cos θ 0 sin(θ 0 + δ cos(θ 0 + δ = sin θ 0 cos θ 0 + δ cos θ 0 δ sin θ 0 Kita kembali ke persamaan (3 L (sin θ 0 + δ cos θ 0 Ω (sin θ 0 cos θ 0 + δ cos θ 0 δ sin θ 0 = α Kita unakan hasil dari baian a yaitu cos θ 0 = Ω L L = Ω cos θ 0 Maka Ω cos θ 0 (sin θ 0 + δ cos θ 0 Ω (sin θ 0 cos θ 0 + δ cos θ 0 δ sin θ 0 = α Ω cos θ 0 sin θ 0 + Ω δ cos θ 0 Ω sin θ 0 cos θ 0 Ω δ cos θ 0 + Ω δ sin θ 0 = α Ω δ sin θ 0 = α Karena arah α berlawanan denan arah bertambahnya δ maka α = δ sehina Ω δ sin θ 0 = δ δ + Ω sin θ 0 δ = 0 ω = Ω sin θ 0 ω = Ω sin θ 0 Dari identitas trionometri kita peroleh sin θ 0 = 1 cos θ 0 = 1 Ω 4 L Kecepatan sudut osilasi partikel akan menjadi ω = Ω 1 Ω 4 L Hal

13 Contact Person : OSK Fisika 018 Number 5 TUMBUKAN MASSA DAN BATANG Tinjau sistem dibawah ini yan terdiri dari tia buah massa m 1, m, dan m 3 yan salin lepas (tidak salin menempel. Seluruh erakan sistem berada pada bidan horizontal. Batan m denan panjan 3L dipasan pada poros licin. Massa m 3 yan hampir menyentuh batan m berada pada posisi berjarak L dari poros, dan keduanya dalam keadaan diam. Massa m 1 bererak lurus denan kecepatan v 0 denan arah teak lurus batan dan akan menumbuk batan pada jarak L dari dari poros. Semua tumbukan yan terjadi bersifat lentin sempurna. Untuk selanjutnya dalam perhitunan unakanlah oleh kalian m 1 = m = m 3 = m. 3L L m 3 poros licin L v 0 m m 1 Setelah tumbukan terjadi, tentukan : a. Kecepatan massa m 1 dan m 3 serta kecepatan sudut batan m. b. Perbedaan momentum sudut total dan perbedaan eneri kinetik sistem antara sebelum dan sesudah tumbukan. Pembahasan : a. Baik teman-teman. Kita akan bahas soal ini. Hal yan perlu diperhatikan di sini adalah tumbukan yan terjadi sebanyak dua kali. Loh koq bisa?? Jadi beini, kan semuanya benda salin lepas, beitupun antara m dan m 3. Tumbukan pertama adalah tumbukan antara massa m 1 dan batan m, massa m 3 tidak ikut serta dalam tumbukan pertama ini karena dia tidak menempel pada m. Tumbukan kedua adalah tumbukan antara batan m dan massa m 3, di sini massa m 1 tidak ikut serta karena dia sudah berbalik arah. Baik kita tinjau masin-masin tumbukan. Tumbukan Pertama Setelah tumbukan massa m 1 akan berbalik arah dan batan m akan berotasi. Momentum sudut sistem terhadap poros licin kekal karena jika kita tinjau terhadap poros ini, tidak ada torsi eksternal yan bekerja pada sistem. Misal kecepatan massa m 1 dan kecepatan sudut batan m setelah tumbukan adalah v 1 dan ω 0. Momen inersia batan terhadap poros licin adalah I = 1 3 m L = 1 3 m(l = 3mL Hal

14 Contact Person : v 0 m m m 1 ω 0 m 1 v 0 Kekekalan momentum sudut mv 0 L = mv 1 L + 3mL ω 0 v 0 + v 1 = 3Lω 0 (1 Karena poros licin dan tumbukan elastis eneri sistem sebelum dan sesdah tumbukan kekal 1 mv 0 = 1 mv mL ω 0 v 0 v 1 = 3L ω 0 (v 0 + v 1 (v 0 v 1 = 3L ω 0 Subtitusi persamaan (1 3Lω 0 (v 0 v 1 = 3L ω 0 v 0 v 1 = Lω 0 v 1 = v 0 Lω 0 ( Subtitusi persamaan ( ke (1 v 0 + v 0 Lω 0 = 3Lω 0 v 0 = 4Lω 0 ω 0 = v 0 L Subtitusi ω 0 ke persamaan ( v 1 = v 0 L v 0 L v 1 = v 0 Tumbukan Kedua Pada tumbukan kedua ini, setelah tumbukan, erak rotasi batan m akan berbalik arah denan kecepatan sudut ω dan massa m 3 akan bererak denan kecepatan v 3. Seperti sebelumnya, pada tumbukan ini jua berlaku Hukum Kekekalan Momentum Sudut dan Hukum Kekekalan Eneri. v 3 m 3 m ω 0 m 3 m ω Kekekalan momentum sudut 3mL ω 0 = mv 3 L 3mL ω Hal

15 Contact Person : L(ω 0 + ω = v 3 (3 Kekekalan eneri 1 3mL ω 0 = 1 mv mL ω 3L (ω 0 ω = v 3 3L (ω 0 ω(ω 0 + ω = v 3 Subtitusi persamaan (3 v 3 L(ω 0 ω = v 3 L(ω 0 ω = v 3 (4 Subtitusi persamaan (4 ke (3 3L(ω 0 + ω = [L(ω 0 ω] 3ω 0 + 3ω = 4ω 0 4ω ω 0 = 7ω ω = ω v = L 7 ω = v 0 14L Subitusi ω 0 dan ω L ( v 0 L v 0 14L = v 3 v 3 = 6v 0 7L Jadi, kecepatan massa m 1 dan m 3 serta kecepatan sudut batan m setelah seluruh tumbukan terjadi adalah kecepatan massa m 1 v 1 = v 0 kecepatan massa m 3 v 3 = 6v 0 7L kecepatan sudut batan m ω = v 0 14L b. Untuk momentum sudut total sistem terhadap poros licin, secara loika kita, karena kekal, harusnya perbedaan momentum sudut sistem saat awal dan sesudah semua tumbukan haruslah nol. Akan kita buktikan. Momentum sudut awal dan akhir sistem terhadap poros licin adalah L i = mv 0 L L f = mv 1 L + mv 3 L 3mL ω ΔL = L f L i = mv 1 L + mv 3 L 3mL ω mv 0 L ΔL = mv 0 L mv 1 L + mv 3 L 3mL ω ΔL = mv 0 L mv 1 L + 3mL ω 0 3mL ω 0 + mv 3 L 3mL ω Lihat kembali persamaan kekekalan momentum sudut pada tumbukan pertama dan kedua mv 0 L = mv 1 L + 3mL ω 0 mv 0 L mv 1 L + 3mL ω 0 = 0 3mL ω 0 = mv 3 L 3mL ω 3mL ω 0 + mv 3 L 3mL ω = 0 Maka perbedaan momentum sudut sistem nol atau ΔL = 0. Hal

16 Contact Person : Untuk eneri sistem, eneri awal sebelum dan sesudah semua tumbukan akan kekal. Hal ini karena tidak ada aya luar non konservatif (seperti aya esek yan melakukan usaha pada sistem. Eneri awal dan akhir sistem adalah E i = 1 mv 0 E f = 1 mv mv mL ω E f = 1 m (v m (6v 0 7L + 1 3mL ( v 0 14L E f = 1 8 mv mv mv 0 = E f = 1 mv 0 ΔE = E f E i = 1 mv 0 1 mv 0 ΔE = mv 39 0 = mv 0 OSK Fisika 018 Number 6 BOLA PEJAL DAN BENDA MELENGKUNG Suatu bola pejal A bermassa m 1 dan berjari-jari r bererak denan kecepatan v 0 ke arah sebuah benda B bermassa m (m m 1 denan sisi melenkun seperti terlihat pada ambar di bawah ini. Bola A dan benda B berada di atas lantai licin. m 1 A v 0 m B Bola A kemudian melintasi permukaan benda B hina terpental secara vertikal ke atas relatif terhadap benda B. Kemudian bola terjatuh kembali melewati lintasan yan sama. Asumsikan setelah melewati bidan lenkun bola terhempas sanat tini sehina dimensi balok dapat diabaikan. c. Apabila aya esek antara bola A dan benda B diabaikan, tentukan waktu tempuh bola untuk kembali ke titik semula! d. Apabila aya esek antara bola A dan benda B tidak diabaikan, tentukan ketinian maksimum yan dapat dicapai bola! Pembahasan : Hal

17 Contact Person : a. Karena aya esek diabaikan, bola A tidak akan berotasi dan hanya bererak translasi murni. Karena dimensi B bisa kita abaikan, ketinian bola A lepas dari B bisa kita asumsikan nol, sehina pertambahan eneri potensial bola A menjadi nol pula. u m 1 A V m 1 A v 0 m B B m Misalkan u adalah kecepatan bola A relatif terhadap benda B ketika tepat akan terpantal ke atas dan lepas dari lintasan dan V adalah kecepatan benda B. Momentum linear sistem pada arah horizontal kekal karena tidak ada aya eksternal. Eneri sistem jua kekal karena semua permukaan licin sehina tidak ada Kekekalan momentum linear arah horizontal m 1 v 0 = (m 1 + m V V = m 1v 0 m 1 + m Kekekalan eneri mekanik 1 m 1v 0 = 1 m 1(u + V + 1 m V m 1 v 0 = (m 1 + m V + m 1 u m 1 v 0 = (m 1 + m ( m 1v 0 + m m 1 + m 1 u v 0 = m 1 m 1 + m v 0 + u m u = (1 m 1 v m 1 + m 0 = ( v m 1 + m 0 u = v 0 m m 1 + m Kecepatan u jua adalah komponen kecepatan bola A untuk arah vertikal terhadap tanah. Selan waktu total untuk bola sejak lepas dari benda B sampai kembali lai adalah y = y 0 + v y t 1 t Hal

18 Contact Person : = 0 + ut 1 t t = u t = v 0 m m 1 + m Karena dimensi benda B dapat diabaikan, selan waktu untuk bola A melewati lintasan lenkun bisa kita abaikan. Dalam selan waktu t ini, benda B sudah bererak ke kanan sejauh x = Vt = ( m 1v 0 ( v 0 m 1 + m m x = v 0 m 1 + m ( m 1 m m 1 + m m 1 + m Sekaran kita hitun dulu kecepatan bola A ketika dia berbalik arah, dalam hal ini berlaku pulahukum kekekalan momentum linier arah horizontal dan hukum kekekalan eneri mekanik. m 1 A v A m 1 B m V u B V m Kekekalan momentum linear arah horizontal m 1 v 0 = m 1 v + m V m 1 (v 0 + v = m V (1 Kekekalan eneri mekanik 1 m 1v 0 = 1 m 1v + 1 m V m 1 (v 0 v = m V m 1 (v 0 + v (v 0 v = m V Subtitusi persamaan (1 m V (v 0 v = m V v 0 v = V ( Subtitusi persamaan ( ke (1 m 1 (v 0 + v = m (v 0 v Hal

19 Contact Person : (m 1 + m v = (m m 1 v 0 v = m m 1 m + m 1 v 0 (3 Waktu tempuh bola A untuk kembali ke tempat awalnya adalah v 0 T = x v = ( m 1 m 1 + m m m 1 + m m m T = 1 m + m v 0 1 v 0 ( m 1 m m 1 m m + m 1 Maka waktu tempuh bola untuk kembali ke titik semula adalah t tot = t + T = v 0 m m 1 + m + v 0 ( m 1 m m 1 m m + m 1 t tot = v 0 m m 1 + m (1 m 1 m m 1 t tot = v 0 m m 1 + m ( m m 1 m m 1 karena m m 1 maka t tot = v 0 m m 1 + m m m = 1 dan m m 1 m m 1 m m = 1 b. Aar bola A bisa terlempar sanat jauh ke atas maka v 0 harus dibuat sanat besar nilainya. Karena sekaran permukaan benda B kasar, bola A akan slip ketika mulai memasuki lintasan lenkun pada benda B. Lintasan lenkun di B dapat kita asumsikan sanat pendek dan aya esek kinetik bisa kita asumsikan konstan dalam selan waktu selama bola A di B yan sanat sinkat misalkan Δt. Misalkan kecepatan sudut rotasi bola ketika lepas dari B adalah ω. Kita tinjau kondisi ketika bola A terlepas dari B dalam keadaan menelindin tanpa slip sehina berlaku ω = u/r. Dalam selan waktu yan sinkat ini, perubahan momentum sudut bola A adalah ΔL = f k rδt = Iω = 5 m 1r u r f kδt = 5 m 1u (3 Karena lintasan lenkun di B diasumsikan sanat pendek dan massa B jauh lebih besar dari bola A, perubahan momentum linear A akibat aya esek kinetik bisa kita anap seperti terjadi di lintasan yan lurus dimana kecepatan awal bola A sebelum dikenaik impuls adalah v 0 dan setelah dikenai impuls adalah u maka Δp = f k Δt = m 1 (u v 0 Hal

20 Contact Person : Subtitusi persamaan (3 5 m 1u = m 1 (u v u = v 0 u = 5 7 v 0 Ketinian maksimum yan dicapai bola jika saat lepas dari B dia menelindin tanpa slip adalah h = u = 5v 0 98 karena lintasan sanat di B sanat pendek sedankan v 0 sanat besar maka menurut saya mustahil bola A akan tepat menelindin tanpa slip ketika tepat lepas dari B. Maka kecepatan bola A ketika lepas dari B untuk kondisi ini ada di selan v 0 v L u. Sehina ketinian maksimum yan dicapai bola A berada di selan v 0 h maks < 5v 0 98 OSK Fisika 018 Number 7 PERLAMBATAN DI ATAS BIDANG MIRING AKIBAT BEBAN Sebuah silinder pejal bermassa M menelindin tanpa slip menuruni bidan mirin diam bersudut elevasi θ denan kecepatan awal v 0. Seseoran inin menhentikan silinder tersebut denan memberikan beban. Pada pusat silinder tersebut dikaitkan tali sehina tali membentuk sudut φ terhadap permukaan bidan mirin. Di ujun lain tali tersebut, diikatkan ke sebuah beban kotak m yan memiliki massa sama denan silinder. Diketahui koefisien esek antara kotak dan bidan mirin adalah μ serta percepatan ravitasi. m = M μ φ M θ Asumsikan esekan beban mampu menehentikan erak silinder. Tentukanlah : a. Jarak yan ditempuh silinder hina berhenti! b. Syarat sudut φ yan dapat memenuhi asumsi di atas (nyatakan dalam θ dan μ! Pembahasan : Hal

21 Contact Person : a. Di asumsikan bahwa esekan antara beban dan bidan mirin dapat menhentikan erakan silinder, maka tali penhubun antara keduanya haruslah tean, di sini dapat kita ambil bahwa perlambatan kedua benda sama yaitu a. Berikut diaram aya pada kedua benda f k N a φ T T φ K a α M arah erak M f s arah erak Aar silinder bisa berhenti, sistem haruslah dipercepat ke atas berlawanan denan arah erak atau denan kata lain sistem diperlambat denan besar nilainya adalah a. Aar hal ini terpenuhi pula, tali yan menhubunkan kedua benda haruslah selalu tean, karena jika tidak, silinder akan memiliki peluan untuk dipercepat. Baik, berikutnya kita tinjau aya-aya yan bekerja pada kedua benda. Untuk Beban Gaya esek yan bekerja pada beban adalah aya esek kinetik karena terjadi erak relatif antara permukaannya denan permukaan bidan mirin sehina berlaku f k = μn. Resultan aya arah teak lurus bidan mirin N M cos θ + T sin φ = 0 N = M cos θ T sin φ (1 Resultan aya arah sejajar bidan mirin f k M sin θ T cos φ = Ma μn M sin θ T cos φ = Ma ( Untuk Silinder Pada silinder ini, karena dia menelindin tanpa slip dan tidak terjadi erak relatif antara permukaannya denan permukaan silinder, maka aya esek yan bekerja adalah aya esek statik dan berlaku α = a/r. Resultan aya arah sejajar bidan mirin T cos φ f s M sin θ = Ma (3 Resultan torsi berlawanan arah jarum jam f s R = 1 MR ( a R f s = 1 Ma (4 Subtitusi persamaan (1 ke ( μ(m cos θ T sin φ M sin θ T cos φ = Ma M(μ cos θ sin θ T(μ sin φ + cos φ = Ma (5 Subtitusi persamaan (4 ke (3 Hal

22 Contact Person : T cos φ 1 Ma M sin θ = Ma T cos φ = M sin θ Ma T = cos φ (M sin θ + 3 Ma (6 Subtitusi persamaan (6 ke (5 M(μ cos θ sin θ 1 cos φ (M sin θ + 3 Ma (μ sin φ + cos φ = Ma M(μ cos θ sin θ (M sin θ + 3 Ma (μ tan φ + 1 = Ma [μ cos θ sin θ (μ tan φ + 1 sin θ] = a[3(μ tan φ ] [μ cos θ (μ tan φ + sin θ] a = 3μ tan φ + 5 Kecepatan awal sistem adalah v 0, maka jarak yan ditempuh sampai berhenti adalah v t = v 0 as 0 = v 0 as s = v 0 a (3μ tan φ + 5v 0 s = 4[μ cos θ sin θ (μ tan φ + ] b. Tadi kita definisikan arah a adalah berlawanan arah erak sistem. Maka aar silinder dapat berhenti, perlambatan a haruslah lebih dari sama denan nol, karena jika neatif, berarti arah a berlawanan denan arah arah yan kita definisikan, yan artinya pula sistem dipercepatan searah denan arah erak awalnya. a 0 [μ cos θ (μ tan φ + sin θ] 0 3μ tan φ + 5 μ cos θ (μ tan φ + sin θ 0 μ tan φ + μ cot θ tan φ cot θ μ Hal

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau SOLUSI. a) Gambar diaram aya diberikan pada ambar di sampin. b) Anap teanan tali yan membentuk sudut θ adalah terhadap horizontal adalah T. Anap teanan tali yan mendatar adalah T. Gaya yan bekerja pada

Lebih terperinci

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2 SOLUSI. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= H B. Jarak d yan dibutuhkan adalah d=v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik sistem

Lebih terperinci

Sekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com

Sekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com SOLUSI SELEKSI OSN TINGKAT PROVINSI 06 Bidan Fisika Waktu : Jam Sekolah Olimpiade Fisika davitsipaun.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT SEKOLAH

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g SOLUSI OSN 009. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A=! H B.! Jarak d yan dibutuhkan adalah d =v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik

Lebih terperinci

Karena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm

Karena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm m 0 139 Pada sistem dibawah ini hitun percepatan benda m 1 nap benda m bererak ke bawah Jawab: T 1 T 1 m 1 T m 0 a 0 T T 1 m 1 m 1 m T 1 m a m Karena massa katrol diabaikan maka T 1 T m k a k 0 atau T

Lebih terperinci

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20. UM UGM 016 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM016FIS999 Version: 017-0 Halaman 1 Petunjuk berikut diperunakan untuk menerjakan soal nomor 01 sampai denan nomor 0. = 9,8 m/s (kecuali diberitahukan lain) µ o =

Lebih terperinci

Jawaban OSK v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai 2) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -2a [M] b [L] c. Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b

Jawaban OSK v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai 2) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -2a [M] b [L] c. Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b Jawaban OSK 01 Fisika B 1- (nilai 6) Jawaban menunakan konsep dimensi v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai ) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -a [M] b [L] c Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b Dari dimensi L: 1

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1.

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1. GERAK PADA BIDANG DATAR 1. Gerak denan Percepatan Tetap C Gb. 1 Grafik kecepatan-waktu untuk erak lurus denan percepatan tetap Pada ambar 1, kemirinan tali busur antara titik A dan B sama denan kemirinan

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 osisi, kecepatan, dan percepatan osisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi:

Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: solusi: Kumpulan soal-soal level Olimpiade Sains Nasional: 1. Sebuah batang uniform bermassa dan panjang l, digantung pada sebuah titik A. Sebuah peluru bermassa bermassa m menumbuk ujung batang bawah, sehingga

Lebih terperinci

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP MODUL PERTEMUAN KE 4 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Gerak Peluru (Proyektil); Gerak Melinkar Beraturan, Gerak Melinkar Berubah Beraturan, Besaran Anular dan Besaran Tanensial. POKOK BAHASAN: GERAK

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω = v adalah kecepatan bola A: v = ωr. ω adalah kecepatan sudut bola A terhadap sumbunya (sebenarnya v dapat juga ditulis sebagai v = d θ dt ( + r), tetapi hubungan ini tidak akan kita gunakan). Hukum kekekalan

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

Pembahasan OSP Fisika Tahun 2018 Oleh Ahmad Basyir Najwan

Pembahasan OSP Fisika Tahun 2018 Oleh Ahmad Basyir Najwan Contact Person : Pembahasan OSP Fisika Tahun 018 Oleh Ahmad Basyir Najwan follow my Instagram @basyir.physolimp Facebook ID Line WA Hal 1 Contact Person : Hal Contact Person : Petunjuk Penggunaan 1. Pembahasan

Lebih terperinci

h maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum

h maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum GEK PELUU eori Sinkat : Y y 0 y o sin α o maks α x o cos α maks Gerak parabola terdiri dari dua komponen erak yaitu :. Gerak orisontal berupa GL. Gerak vertikal berupa GL.Gerak orisontal (seara sumbu-x)

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG FISIKA Hari, tanggal: Rabu, 2 April 2014 Waktu: 60 menit Nama: NIM: 1. (50 poin) Sebuah

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan erak dalam bidan datar Contoh erak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melinkar Gerak relatif Posisi, Kecepatan, Percepatan r i = vektor posisi partikel di A

Lebih terperinci

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014 KETENTUAN UMUM 1. Periksa terlebih dahulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (tujuh) buah soal 2. Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3 jam atau 180 menit 3. Peserta diperbolehkan menggunakan

Lebih terperinci

GERAK PELURU PENGERTIAN PERSAMAAN GERAK PELURU. Kecepatan awal pada sumbu x. v 0x = v 0 cos α. Kecepatan awal pada sumbu y.

GERAK PELURU PENGERTIAN PERSAMAAN GERAK PELURU. Kecepatan awal pada sumbu x. v 0x = v 0 cos α. Kecepatan awal pada sumbu y. GERAK PELURU PENGERTIAN Gerak parabola adalah erak abunan dari GLB pada sumbu horizontal (x) dan GJB pada sumbu vertikal (y) secara terpisah serta tidak salin mempenaruhi. PERSAMAAN GERAK PELURU Kecepatan

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D 9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 02

Xpedia Fisika. Mekanika 02 Xpedia Fisika Mekanika 02 Doc. Nae: XPFIS0102 Version: 2012-07 halaan 1 01. Gaya yan dibutuhkan untuk enerakan bola hoki berassa 0,1 k konstan pada kecepatan 5 /s di atas perukaan licin adalah... (A) Nol

Lebih terperinci

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa  WhatsApp: Treefy Education PEMBAHASAN LATIHAN 1 1.a) Bayangkan bola berada di puncak pipa. Ketika diberikan sedikit dorongan, bola akan bergerak dan menabrak tanah dengan kecepatan. Gerakan tersebut merupakan proses

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016 TK/SD/SMP/SMA Methodist- Medan Jalan M Tharin No. 96 Medan Kota - 01 T: (+661)46 81 METODIST- EDUCATION EXPO 016 Loba Sains Plus Antar Pelajar Tinkat SMA se-suatera Utara NASKA SOAL FISIKA - Petunjuk Soal

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 MOMENTUM DAN IMPULS. K e l a s A. PENGERTIAN GERAK PARABOLA

FIsika KTSP & K-13 MOMENTUM DAN IMPULS. K e l a s A. PENGERTIAN GERAK PARABOLA KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI MOMENTUM DAN IMPULS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami konsep erak parabola dan mampu menaplikasikannya dalam pemecahan masalah.

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK JENJANG KELAS MAA PELAJARAN OPIK BAHASAN SMA XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK Benda yan melakukan erak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yan tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda tidak cukup melakukan inovasi) Elon Musk

(Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda tidak cukup melakukan inovasi) Elon Musk Contact Person : Failure is an option. If things are not failing, you are not innovating enough (Kegagalan adalah suatu pilihan. Jika hal-hal (yang anda lakukan) tidak mengalami kegagalan, artinya anda

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 6 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA Waktu : 3 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e. SOAL : 1. Empat buah gaya masing-masing : F 1 = 100 N F 2 = 50 N F 3 = 25 N F 4 = 10 N bekerja pada benda yang memiliki poros putar di titik P. Jika ABCD adalah persegi dengan sisi 4 meter, dan tan 53

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 06 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2013 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi GERAK BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap. Gerak

Lebih terperinci

FISIKA GERAK PARABOLA

FISIKA GERAK PARABOLA KTSP K-13 Kelas X FISIKA GERAK PARABOLA TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami konsep erak parabola.. Menaplikasikannya dalam pemecahan masalah.

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM A. Menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan besaran-besaran terkait. 1. Sebuah meja massanya 10 kg mula-mula

Lebih terperinci

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC 1. Gerak benda di antara tubukan erupakan erak parabola. Sebut posisi ula-ula benda adalah titik A, posisi terjadinya tubukan pertaa kali adalah titik B, posisi terjadi tubukan kedua kalinya adalah titik

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s². Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel

Lebih terperinci

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1 . Pengantar a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Gerak melingkar adalah gerak benda yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari jari r Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari

Lebih terperinci

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda. Konsep Gaya

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar

1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring. katrol licin. T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring. N mg cos =0, (13) lantai kasar 1. a) Kesetimbangan silinder m: sejajar bidang miring katrol licin T f mg sin =0, (1) tegak lurus bidang miring N mg cos =0, (2) torka terhadap pusat silinder: TR fr=0. () Dari persamaan () didapat T=f.

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika Tingkat SMA terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat dan soal

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

1. Tekanan pada Plat Diam

1. Tekanan pada Plat Diam MESIN-MESIN FLUIDA Mech. En. Depth. Gadjah Mada University 1 Mesin-Mesin Fluida : Pendahuluan an Mesin yan diperunakan untuk menubah eneri mekanik menjadi eneri aliran atau sebaliknya. Contohnya : E. Mekanik

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 3. Perhatikan gambar berikut. Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, maka besar

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2012 Tingkat Propinsi. F i s i k a

Olimpiade Sains Nasional 2012 Tingkat Propinsi. F i s i k a Olimpiade Sains Nasional 2012 Tingkat Propinsi Bidang F i s i k a Ketentuan Umum: 1- Periksa lebih dulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 7 (tujuh) buah soal. 2- Waktu total untuk mengerjakan tes

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi: Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK KED. Fungsi Bukan Fungsi Definisi

FUNGSI DAN GRAFIK KED. Fungsi Bukan Fungsi Definisi FUNGSI DAN GRAFIK Deinisi Funsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan nilai ya diperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton 6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2014 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI 1. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m lantai. Jika koefisien restitusi = ½ maka tinggi bola setelah tumbukan pertama A. 50 cm B. 25 cm C. 2,5 cm D. 12,5

Lebih terperinci

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada

Lebih terperinci

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987) 6.3 Gaya Hambat Udara Ketika udara melewati suatu titik tankap baik itu udara denan kecepatan konstan ( steady ) maupun denan kecepatan yan berubah berdasarkan waktu (unsteady ), kecenderunan alat tersebut

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING Massa electron NAMA:.. ID PESERTA:.. m e = 9, kg Besar muatan electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

INFORMASI PENTING Massa electron NAMA:.. ID PESERTA:.. m e = 9, kg Besar muatan electron. e = 1, C Bilangan Avogadro PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar soal. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk Jawaban. 3. Peserta boleh menggunakan kalkulator sewaktu mengerjakan soal.

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut

Lebih terperinci

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1 Soal UN Fisika sesuai SKL 2012 disertai dengan konsep, rumus dan kunci jawaban. Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat

Lebih terperinci

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. MATA KULIAH : FISIKA DASAR TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika. POKOK BAHASAN: Pendahuluan Fisika, Pengukuran Dan Pengenalan Vektor

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat  1 Indikator 1 : Membaca hasil pengukuran suatu alat ukur dan menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. Pengukuran dasar : Pelajari cara membaca hasil pengukuran dasar. dalam

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

BAB MOMENTUM DAN IMPULS

BAB MOMENTUM DAN IMPULS BAB MOMENTUM DAN IMPULS I. SOAL PILIHAN GANDA 0. Dalam sistem SI, satuan momentum adalah..... A. N s - B. J s - C. W s - D. N s E. J s 02. Momentum adalah.... A. Besaran vektor dengan satuan kg m B. Besaran

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi impuls dan momentum dan memformulasikan impuls dan momentum 2. Memformulasikan hukum kekekalan momentum 3. Menerapkan konsep kekekalan

Lebih terperinci

JAWABAN Fisika OSK 2013

JAWABAN Fisika OSK 2013 JAWABAN Fisika OSK 013 1- Jawab: a) pada saat t = s, sehingga m/s pada saat t = 4 s, (dg persamaan garis) sehingga m/s b) pada saat t = 4 s, m/s m/s (kemiringan) sehingga m/s c) adalah luas permukaan di

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang NASKAH SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 CALON PESERTA INTERNATIONAL PHYSICS OLYMPIAD (IPhO) 015 FISIKA Teori Waktu: 5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

PETUNJUK KHUSUS PETUNJUK

PETUNJUK KHUSUS PETUNJUK Olympiad of Physics 1 PETUNJUK UMUM 1. Sebelum menerjakan soal, teliti terlebih dahulu jumlah soal yan terdapat pada naskah soal. Naskah soal ini terdiri dari 40 soal denan TIPE I sebanyak 10 soal dimulai

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

Fisika Dasar 9/1/2016

Fisika Dasar 9/1/2016 1 Sasaran Pembelajaran 2 Mahasiswa mampu mencari besaran posisi, kecepatan, dan percepatan sebuah partikel untuk kasus 1-dimensi dan 2-dimensi. Kinematika 3 Cabang ilmu Fisika yang membahas gerak benda

Lebih terperinci