STUDI AWAL NEUTRONIK FIXED BED NUCLEAR REACTOR (FBNR)
|
|
- Erlin Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Alexander Aun, dkk. ISSN STUDI AWAL NEUTRONIK FIXED BED NUCLEAR REACTOR (FBNR) Alexander Aun, Andan Widi Harto, Wahyuni Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika 2, Yoyakarta ABSTRAK STUDI AWAL NEUTRONIK FIXED BED NUCLEAR REACTOR (FBNR). Telah dilakukan penelitian awal studi analisis neutronik Fixed Bed Nuclear Reactor (FBNR) denan menunakan paket proram SRAC. FBNR berbahan bakar Uranium dioksida (UO 2 ) berbentuk pebble yan disebut denan Micro Fuel Elements (MFE) yan didalamnya berisi partikel berlapis yan disebut denan Fuel Particle (FP). Analisis neutronik yan dilakukan terhadap teras FBNR dibatasi denan tidak menambahkan batan kendali pada teras dan tanpa penambahan burnable poisons. Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan desain awal reaktor denan umur operasi lebih dari 10 tahun serta mempunyai nilai-nilai koefisien reaktivitas yan neatif. Analisis neutronik dilakukan denan memvariasikan penkayaan bahan bakar serta ketinian teras aktif reaktor. Dari hasil perhitunan diperoleh hasil bahwa untuk mendapatkan umur operasi reaktor yan mampu bertahan pada kondisi kritis hina tahun ke-10, diperlukan bahan bakar UO 2 berpenkayaan 17,8% dan dioperasikan denan ketinian 235 cm. Denan kondisi semacam ini diperoleh nilai koefisien reaktivitas suhu bahan bakar sebesar -2,575 pcm/k (BOL) hina -2,14 pcm/k (EOL), koefisien reaktivitas suhu pendinin sebesar -0,438 pcm/k (BOL) hina -4,469 pcm/k (EOL) dan koefisien reaktivitas void sebesar -147,78 pcm/% void (BOL) hina -186,45 pcm/% void (EOL). Kata kunci: Analisis neutronik, Fixed Bed Nuclear Reactor, SRAC, umur operasi, yan lama, koefisien reaktivitas. ABSTRACT NEUTRONIC PRELIMINARY STUDY OF FIXED BED NUCLEAR REACTOR. A preliminary study on the neutronics of Fixed Bed Nuclear Reactor (FBNR) has been performed by usin the SRAC code. Uranium dioxide is used as fuel in pebble form (i.e. Micro Fuel Elements), in which coated particles are embedded. The analysis was performed on a clean core without control rods nor burnable poisons. The objective of the study is to obtain a preliminary reactor desin havin more than ten years of operational periods and neative reactivity coefficients. The analysis was performed by varyin enrichment of the fuel and heiht of the active core. The results showed that an enrichment of 17.8% and an active core heiht of 235 cm is required to obtain the intended objectives. Such condition ives a fuel temperature reactivity coefficient of pcm/k (BOL) to pcm/k (EOL), a coolant temperature ractivity coefficient of pcm/k (BOL) to pcm/k (EOL) and a void reactivity coefficient of pcm/% void (EOL) to pcm/% void (EOL). Keywords: Neutronic analysis, Fixed Bed Nuclear Reactor, SRAC, lon operational period, reactivity coefficient. I. PENDAHULUAN A ar pembankit listrik tenaa nuklir (PLTN) dapat diaplikasikan secara sukses di masa mendatan, penemban PLTN harus mampu menjawab tantanan-tantanan sebaai berikut [1] : (i) keamanan, (ii) ekonomi, (iii) proliferasi dan (iv) limbah. Beberapa usulan telah diajukan untuk menatasi tantanan tersebut, baik itu denan menerapkan desain evolusioner maupun desain inovatif. Desain evolusioner meliputi penembanan secara radual dan perbaikan pembankit untuk berdasarkan hasil catatan operasional dan implementasi defense-in-depth serta analisis keselamatan probabilistik. Sementara itu desain inovatif menekankan kepada penembanan desain dan fitur keselamatan secara radikal [3]. Adanya reaktor nuklir inovatif ini merupakan perubahan paradima yan berdasar kepada filosofi keselamatan yan baru. Dalam hal ini para ilmuwan dan insinyur ditantan untuk menciptakan reaktor nuklir jenis baru di mana total safety dapat tercapai. Di sini fitur keselamatan pasif beserta tindakan-tindakan intensif untuk menceah kerusakan teras reaktor mendapatkan penekanan.
2 144 ISSN Alexander Aun, dkk. IAEA melalui proyek INPRO memutuskan untuk menembankan beberapa tipe SRWOSR (Small Reactors without On-Site Refuelin). Salah satu di antaranya adalah reaktor nuklir hamparan tetap (Fixed Bed Nuclear Reactor/FBNR) yan merupakan penembanan desain dan teknoloi dari reaktor air rinan (Liht Water Reactor/LWR) denan bahan bakar partikel berlapis (coated particles/cp). Reaktor ini memiliki konsep sesuai persyaratan yan diminta oleh INPRO diantaranya sebaai berikut [4] : (1) berukuran kecil denan daya optimum sebesar 40 MWe per modul, (2) tidak perlu on-site refuellin dikarenakan modul-modul bahan bakar mudah dilepas dan dipasan ke reaktor serta memiliki siklus penisian bahan bakar yan panjan, (3) menunakan konsep teknoloi dari reaktor PWR yan telah teruji ditambah denan penunaan bahan bakar untuk reaktor HTGR, (4) keanekaraaman penunaan tidak hanya sebaai pembankit tenaa listrik saja tetapi jua dapat sekalius dimanfaatkan untuk industri desalinasi air laut, (5) proses refuellin di pabrik dan (6) kemudahan transportasi bahan bakar. Konsep tipe reaktor Fixed Bed Nuclear Reactor (FBNR) dikembankan di Federal University of Rio Grande do Sul, Brazil [6]. FBNR memiliki teras berbentuk silinder denan diameter 160 cm denan tini teras cm serta memiliki ruan penyimpan bahan bakar (fuel chamber) di bawah teras yan dihubunkan oleh pompa, sedankan baian atas teras terhubun denan steam enerator. Pompa berfunsi untuk memompa pendinin yaitu air bersama denan bahan bakar menuju teras. Fuel Chamber berfunsi sebaai penyimpan bahan bakar, dimana berada di dalam tabun yan terisi oleh air sebaai pendinin. Teras memiliki dua lapis silinder yan berlubanluban. Lapisan silinder dalam berfunsi sebaai tempat masukan bai pendinin sekalius tempat batan kendali yan menatur reaktivitas. Silinder luar merupakan tempat bahan bakar yan nantinya dialiri pendinin secara horisontal. Selain itu teras masih dilapisi selonson/shell. Prinsip kerja dari reaktor fixed bed sanat sederhana, seperti terlihat di Gambar 1. Saat reaktor mulai dioperasikan, pompa bekerja mendoron pendinin bererak vertikal sambil membawa bahan bakar di fuel chamber menuju teras. Saat bahan bakar dan pendinin masuk teras, pendinin bererak menuju silinder baian dalam sedankan bahan bakar denan sedikit air berada di sebelah luarnya sambil terus bererak naik. Pendinin di silinder dalam bererak horizontal melewati bahan bakar yan tersusun di dalam silinder teras baian luar sambil membawa panas. Pendinin akan keluar menuju lapisan di luar silinder yan berisi bahan bakar, selanjutnya bererak vertikal menuju steam enerator. Setelah melewati steam enerator, pendinin akan menalir ke bawah menuju pompa untuk dialirkan kembali menuju teras. Doronan pompa yan membawa pendinin dan bahan bakar ini, menakibatkan bahan bakar berada dalam kondisi fixed suspended. Pada saat shut down, kondisi fixed suspended dari bahan bakar di teras berubah dan bererak turun karena aya ravitasi menuju fuel chamber. Panas dari bahan bakar di dalam fuel chamber didininkan oleh air secara konveksi yan terletak di baian luarnya. Gambar 1. Skema aliran pendinin saat reaktor beroperasi. Dikarenakan FBNR merupakan reaktor inovatif yan masih relatif baru, masih banyak permasalahan teknis yan harus dipecahkan. Sebaai contoh adalah perhitunan neutronik teras reaktor, permasalahan dinamika dan tanap reaktor, studi terhadap interitas bahan bakar dan kelonson pada fraksi bakar yan tini, perhitunan termohidrolika teras, sistem pendininan pasif secara total terhadap ruan bahan bakar, permasalahan perisai radiasi, dan sebaainya. Makalah ini akan melaporkan hasil penelitian yan terkait denan perhitunan neutronik teras FBNR tanpa batan kendali maupun burnable poisons.
3 Alexander Aun, dkk. ISSN Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mendapatkan konfiurasi reaktor yan mempunyai umur operasi yan panjan yaitu lebih dari sepuluh tahun serta memiliki nilai koefisien reaktivitas yan neatif. Sistematika penulisan makalah ini adalah sebaai berikut. Pada Baian II akan dijelaskan landasan teori yan menjadi dasar perhitunan dalam penelitian ini. Tata kerja dari penelitian ini akan dibahas pada Baian III di mana diaram alir pelaksanaan penelitian ditampilkan serta penjelasan menenai pemodelan bahan bakar dan teras akan diuraikan. Selanjutnya hasil yan diperoleh pada penelitian ini akan dibahas di Baian IV. Pembahasan meliputi penaruh pemilihan model bahan bakar terhadap spektrum neutron, perhitunan kritikalitas teras untuk menentukan ketinian dan penkayaan yan sesuai denan taret yan inin dicapai serta penentuan nilai-nilai koefisien reaktivitas. Baian V akan menakhiri makalah ini denan memberikan kesimpulan dan saran untuk penelitian selanjutnya. menyelesaikan persamaan difusi: (1) mencari nilai konstanta-konstanta rup perhitunan, (2) menyelesaikan persamaan difusi denan menunakan konstanta-konstanta yan sudah diperoleh. Untuk keperluan tersebut akan diunakan proram SRAC yan merupakan proram simulasi komputer yan dikembankan oleh JAERI untuk keperluan analisis dan desain reaktor nuklir [8]. SRAC merupakan proram komputer yan handal dalam perhitunan aspek neutronik yan terjadi di dalam teras reaktor. Dalam penunaan proram SRAC, penuna hanya memasukkan inpit-input yan diperlukan dan setelah itu proram SRAC akan menhitun aspek-aspek neutroniknya. Suhu pendinin yan masuk ke dalam reaktor akan bervariasi terhadap ketinian (z). Untuk MFE, suhu maksimum di tenah bahan bakar sebaai funsi dari ketinian dapat dihitun berdasarkan persamaan [5] : II. DASAR TEORI Persamaan kesetimbanan netron multirup dapat ditulis sebaai berikut (Stacey, 2001) T m = T f q ( z) + N ''' c FE π. k c. r1 4π. k πz cos H e c r1 r2 h.4π. r 2 2 (3) S G 1 + Σ s ' φ ' Σ sφ + Dφ Σ aφ = v ' = 1 φ, t = 1, 2, K, G (1) denan D adalah koefisien difusi, Σ s adalah tampan lintan hamburan, φ adalah fluks neutron, S adalah sumber neutron, Σ a adalah tampan lintan serapan dan v adalah kecepatan neutron. Indeks menyatakan nomor kelompok neutron dan G adalah banyaknya kelompok neutron. Untuk kondisi yan tunak (steady-state), persamaan difusi neutron multiroup menjadi χ Dφ + Σ Rφ = ν ' Σ f' φ' + Σs' φ (2) ' k eff ' denan Σ R adalah tampan lintan ambilan, χ adalah fraksi neutron fisi, ν adalah banyaknya neutron yan dihasilkan per fisi dan k eff adalah faktor multiplikasi efektif. Tampak dari persamaan di atas banyak konstanta yan harus dicari untuk menyelesaikan persamaan difusi. Ada dua lankah besar dalam ' dan suhu fluida dihitun menunakan persamaan [2] T ( z) = T f f0 ''' qc Ac He πz πh + sin + sin mc & π He 2He p (4) denan m& adalah laju aliran massa fluida pendinin, T fo adalah suhu pendinin pada z = -H/2, T f adalah ''' suhu pendinin, q c adalah laju pembankitan eneri volumetrik, A c adalah tampan lintan permukaan bahan bakar, H adalah tini teras aktif berisi bahan bakar, H e adalah tini ekstrapolasi teras aktif berisi bahan bakar, Cp adalah kalor jenis jenis pendinin, h adalah koefisien konveksi pendinin, N FE adalah banyaknya MFE di dalam teras, r 1 adalah jari-jari zona bahan bakar di MFE, r 2 adalah jari-jari MFE dan k c adalah koefisien konduksi rafit. III. TATA KERJA 1. Diaram Alir Diaram alir dari tata kerja penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 2.
4 146 ISSN Alexander Aun, dkk. Gambar 2. Diaram alir tata kerja penelitian. 2. Pemodelan Bahan Bakar dan Konfiurasi Teras Bahan bakar reaktor FBNR adalah Micro Fuel Elements (MFE) denan diameter 15 mm yan diisi denan partikel berlapis berdiameter 2 mm. Jumlah partikel berlapis ini di dalam MFE sekitar 165 dan jumlah MFE di dalam teras sekitar Partikel bahan bakar memiliki tia lapis (PyC porous, PyC dense, dan SiC) yan membunkus uranium dioksida dan MFE berupa kumpulan partikel bahan bakar yan di dalam matriks SiC. Modul SRAC yan pertama kali diunakan adalah modul PIJ. Pada modul PIJ dilakukan dua macam perhitunan. Perhitunan yan pertama adalah pada tinkat MFE. Bahan bakar diasumsikan kondisi packed denan packin factor (PF) sebesar 0,6 dan bucklin eometri yan diunakan sama denan 0 untuk memperoleh nilai k inf. Pada perhitunan tinkat ini diunakan metode homoenisasi untuk mendapatkan faktor koreksi Dancoff, di mana MFE dianap terdiri dari tia lapisan yaitu fuel zone, lapisan SiC dan void shell antar MFE di dalam teras. Pada perhitunan pertama ini dilakukan perhitunan densitas nuklida untuk bahan bakar, selanjutnya butiran MFE di teras yan terdiri dari dua lapisan yaitu MFE dan void shell antar MFEs di teras dihomoenisasi, Gambar 3 menunjukkan skema pemodelan bahan bakar di dalam teras yan dihomoenisasi.
5 Alexander Aun, dkk. ISSN Gambar 3. Pemodelan bahan bakar di dalam teras yan dihomoenisasi. Geometri coated particle berupa bola berlapis yan terdiri dari kernel bahan bakar pada baian palin dalam kemudian lapisan PyC porous, lapisan PyC dense, lapisan silikon karbida (SiC), dan void shell antar coated particle yan berupa matrik karbon (C). Selanjutnya dilakukan perhitunan metode double heteroen, metode ini bertujuan untuk memperlihatkan keberadaan fuel particle di dalam fuel zone MFE. Pada perhitunan denan metode double heteroen, terdapat sel mikro dan sel makro. Sel mikro terdiri dari fuel particle dan coatin ditambah matriks antar coated particle yan berupa karbon. Sel makro yan merupakan fuel zone, SiC, dan matriks antar MFEs yan berisi fluida pendinin air. Densitas nuklida pada sel mikro merupakan homoenisasi densitas nuklida bahan penyusun coatin dan matriks karbon. Sedankan densitas nuklida pada fuel zone MFE merupakan homoenisasi densitas nuklida unsur penyusun coated particle termasuk matriks antar coated particle yan berisi karbon. Skema pemodelan bahan bakar menunakan metode dobel heteroen ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Pemodelan bahan bakar menunakan metode dobel heteroen.
6 148 ISSN Alexander Aun, dkk. Pada tinkat sel, perhitunan burn-up jua dilakukan kemudian dilanjutkan denan pemodelan teras untuk mendapatkan perhitunan tinkat teras yaitu denan modul CITATION yan menunakan input dari tinkat sel. Modul CITATION diunakan untuk menetahui umur teras reaktor. Selain itu, CITATION jua diunakan untuk menhitun kritikalitas teras reaktor dan densitas daya teras. CITATION akan menasumsikan teras hanya berisi bahan bakar, tanpa elemen batan kendali atau elemen lainnya. Pada tahap pertama, data densitas daya ratarata diunakan untuk mencari distribusi aksial dari nilai temperatur fluida pendinin, pebble shell, dan fuel zone. Temperatur-temperatur ini kemudian dijadikan sebaai parameter masukan modul PIJ untuk dijalankan dalam modul CITATION. Pada CITATION, model teras yan sebenarnya diasumsikan berbentuk silinder seperti tampak pada Gambar 5. Teras berbentuk silinder denan diameter 160 cm dan tini 200 cm hina 250 cm, dan MFE diasumsikan menisi teras silinder secara teratur. Reaktor bekerja pada temperatur inlet pendinin sebesar 290 o C dan temperatur outlet pendinin maksimum sebesar 326 o C. Apabila dilihat dari atas, maka pemodelan teras di dalam CITATION seperti tampak pada Gambar 6. Gambar 5. Teras sebenarnya yan dimodelkan menjadi silinder 2 dimensi R-Z. Gambar 6. Skema model teras aktif tampak atas.
7 Alexander Aun, dkk. ISSN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Homoenisasi Bahan Bakar Bahan bakar teras reaktor FBNR dihomoenisasi terlebih dahulu untuk memperoleh spektrum netronnya. Spektrum neutron beserta burn-up bahan bakar hasil perhitunan netronik pada tinkat sel denan proram PIJBurn dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Spektrum neutron untuk model bahan bakar yan homoen dan dobel heteroen pada kondisi BOL dan EOL. 2. Kritikalitas Teras Dalam studi yan dilakukan, perhitunan kritikalitas teras dilakukan denan membai tini teras aktif menjadi 4 daerah aksial. Hal ini dilakukan untuk menakomodasi perubahan suhu secara aksial. Perbedaan suhu pendinin ini tentunya berpenaruh pada parameter neutronik maupun termohidrolik teras. Perbedaan suhu keempat daerah aksial ini dapat dicari dari persamaan (3) dan (4). Hasil perhitunan suhu aksial untuk ketinian 200 cm hina 250 cm yan telah dilakukan dimasukkan dalam input CITATION proram SRAC untuk mendapatkan faktor perlipatan efektif teras. Dalam studi ini, eometri teras diubah denan menubah ketinian teras aktif. Apabila dalam suatu penkayaan bahan bakar kondisi kritis belum tercapai hina usia teras 10 tahun, maka ketinian teras ditambah hina batas ketinian maksimum yaitu 250 cm. Untuk komposisi campuran bahan bakar telah ditentukan bahwa fraksi bahan bakar di teras FBNR adalah 60%. Sedankan jumlah bahan bakar yan ada di Fuel Chamber seluruhnya berjumlah MFE. Penkayaan uranium dalam bahan bakar dimulai denan sebesar 5% dalam komposisi bahan bakar UO 2. Namun denan penkayaan sebesar 5%, tinkat kritikalitas pada ketinian 200 cm hanya dapat dipertahankan kuran dari satu tahun. Sedankan pada ketinian 250 cm tinkat kritikalitas dapat dipertahankan hina tahun kedua. Gambar 8 menunjukkan nilai faktor perlipatan efektif teras pada ketinian 200 cm dan 250 cm sebaai funsi waktu. Setelah dilakukan beberapa kali variasi penkayaan dan ketinian, didapatkan bahwa kondisi kritis yan mampu bertahan hina tahun kesepuluh dimiliki oleh bahan bakar berpenkayaan 17,8% denan ketinian teras aktif 235 cm. Gambar 9 menunjukkan hasil perhitunan untuk bahan bakar berpenkayaan 17,8% pada ketinian 200 cm hina 250 cm. Hasil perhitunan menunjukkan nilai bahwa penambahan ketinian teras aktif akan menaikkan nilai maka nilai k eff.
8 150 ISSN Alexander Aun, dkk. Gambar 8. Faktor perlipatan efektif sebaai funsi waktu untuk ketinian teras sebesar 200 cm dan 250 cm. Untuk kedua kondisi tersebut diunakan penkayaan sebesar 5%. Gambar 9. Faktor multiplikasi efektif sebaai funsi tini teras aktif reaktor untuk berbaai waktu operasi reaktor. 3. Koefisien Reaktivitas Suhu Bahan Bakar Koefisien reaktivitas suhu bahan bakar dapat dihitun denan melakukan perubahan suhu bahan bakar tanpa perubahan suhu yan lain, kelonson dan pendinin, yan diunakan sebaai masukan proram SRAC. Dalam studi ini dilakukan perubahan suhu bahan bakar sebesar -20 K, -10 K, +10 K dan +20 K. Hasil perhitunan disajikan pada Gambar 10. Dari Gambar 10 dapat dihitun koefisien reaktivitas suhu bahan bakar sebesar -2,575 pcm/k untuk BOL dan untuk tahun kesepuluh sebesar -2,14.pcm/ K.
9 Alexander Aun, dkk. ISSN (a) BOL (b) tahun kesepuluh Gambar 10. Reaktivitas reaktor sebaai funsi perubahan suhu bahan bakar pada kondisi BOL dan tahun kesepuluh. Perhitunan dilakukan pada kondisi operasi. 4. Koefisien Reaktivitas Suhu Pendinin Perhitunan koefisien reaktivitas suhu pendinin dilakukan denan menubah suhu pendinin tanpa perubahan suhu yan lain, bahan bakar dan kelonson, yan akan diunakan sebaai masukan proram SRAC. Dalam studi dilakukan perubahan suhu sebesar -20 K, -10 K, +10 K dan +20 K. Hasil perhitunan denan proram SRAC ditampilkan pada Gambar 11. Dari Gambar 11 dapat dihitun koefisien reaktivitas suhu pendinin pada saat BOL adalah - 0,43798 pcm/k dan reaktivitas suhu pendinin pada tahun kesepuluh adalah pcm/k. 5. Koefisien Reaktivitas Void Dalam teras FBNR material yan diunakan sebaai pendinin jua diunakan sebaai moderator, dalam hal ini Reaktor FBNR menunakan air sebaai moderatornya, ketika moderator mencapai suhu jenuh dan mulai mendidih dan terbentuk void maka partikel yan diunakan untuk memoderasi neutron cepat akan berkuran. Efek yan disebabkan void ini dalam teras reaktor dapat dilihat dari koefisien reaktivitas void. Pada studi ini dilakukan denan menambil nilai α = 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Gambar 12 menunjukkan reaktivitas reaktor akibat berubahnya fraksi void dalam teras. (a) BOL (b) tahun kesepuluh Gambar 11. Reaktivitas reaktor sebaai funsi perubahan suhu moderator pada kondisi BOL dan tahun kesepuluh. Perhitunan dilakukan pada kondisi operasi.
10 152 ISSN Alexander Aun, dkk. Gambar 12. Reaktivitas sebaai funsi fraksi void untuk kondisi BOL maupun setelah tahun kesepuluh. Dari Gambar 12 dapat dihitun koefisien reaktivitas void pada saat BOL adalah -147,784 pcm/%void dan pada tahun kesepuluh sebesar - 186,446 pcm/%void. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Desain awal teras reaktor FBNR tanpa penambahan batan kendali dan burnable poisons denan persentase penkayaan bahan bakar U-235 sebesar 5% belum mampu mencapai kondisi kritis hina tahun kesepuluh, baik denan ketinian teras aktif sebesar 200 cm maupun tini maksimum sebesar 250 cm. 2. Setelah penkayaan bahan bakar dinaikkan hina 17,8%, kondisi kritis mampu bertahan hina tahun kesepuluh denan ketinian teras aktif 235 cm. 3. Teras memiliki koefisien reaktivitas suhu bahan bakar, suhu moderator dan fraksi void yan neatif baik pada kondisi BOL maupun EOL. Denan demikian dari sisi neutronik, reaktor mempunyai sifat aman secara inheren. Saran 1. Penelitian ini dapat dilanjutkan denan menambah batan kendali dan burnable poisons. 2. Penunaan bahan bakar oksida campuran (Th,U)O 2 dapat dipertimbankan aar reaktor dapat bersifat breedin pada spektrum eneri termal. DAFTAR ACUAN 1. ANSOLABEHERE, S., DEUTCH, J.J., DRISCOLL, M., GRAY, P.E., HOLDEN, J.P., JOSKOW, P.L., LESTER, R.K., MONIZ, E.Z., and TODREAS, N.E., The Future of Nuclear Power: An Interdisciplinary MIT Study, Massachusetts Institute of Technoloy, El-WAKIL, M.M., Nuclear Heat Transport, The American Nuclear Society, Illinois, IAEA, Terms for Describin New, Advanced Nuclear Power Plant, IAEA-TECDOC-936, Vienna, IAEA, IAEA Research Contract No /Reular Budet Fund (RBF) Year 2005 Report, Vienna, KUGELER and SCHULTEN, Hochtemperaturreaktortechnik, Spriner-Verla, Berlin Heidelber, SEFIDVASH, F., Fixed Bed Suspended Core Nuclear Reactor Concept, Kerntechnik, 68:56, STACEY, W. M., Nuclear Reactor Physics, John Wiley & Sons, Inc., New York, OKUMURA, K., KUGO, T., KANEKO, K., and TSUCIHHASHI, K., SRAC: The Comprehensive Neutronics Calculation Code, JAERI, Japan, 2002.
Diterima editor 12 September 2011 Disetujui untuk publikasi 10 Oktober 2011
J Vol. 13 No.2 Juni 2011, Hal. 194-205 ISSN 1411 240X Nomor : 266/AU1/P2MBI/05/2010 STUDI DESAIN DOWN SCALE TERAS REAKTOR DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS PEBBLE BED MODULAR REACTOR HTR 100 MWe S *), Andan Widi
Lebih terperinciOptimasi Ukuran Teras Reaktor Cepat Berpendingin Gas dengan Uranium Alam sebagai Bahan Bakar
Optimasi Ukuran Teras Reaktor Cepat Berpendinin Gas denan Uranium Alam sebaai Bahan Bakar Dora Andris*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *doraandris18.93@mail.com
Lebih terperinciOPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR).
ISSN 1411 240X Optimasi Geometri Teras Reaktor... (Mega Agustina) OPTIMASI GEOMETRI TERAS REAKTOR DAN KOMPOSISI BAHAN BAKAR BERBENTUK BOLA PADA DESAIN HIGH TEMPERATURE FAST REACTOR (HTFR) Mega Agustina,
Lebih terperinciAnalisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )
Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Riska*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *riska_fya@yahoo.com
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.
EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN Rizki Budi Rahayu 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciKONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR DIDIH TANPA PENGISIAN BAHAN BAKAR DI LOKASI
KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR DIDIH TANPA PENGISIAN BAHAN BAKAR DI LOKASI Ferhat Aziz *, Suharno * dan Zaki Su ud ** ABSTRAK KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR DIDIH TANPA PENGISIAN BAHAN BAKAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa mendatang penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi harus dikurangi karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan dampak
Lebih terperinciSIMULASI KECELAKAAN REAKTOR NUKLIR JENIS GAS COOLED FAST REACTOR
SIMULASI KECELAKAAN REAKTOR NUKLIR JENIS GAS COOLED FAST REACTOR Ade Gafar Abdullah 1) Zaki Su ud 2) Yanti Yulianti 3) 1 Proram Studi Teknik Tenaa Elektrik, FPTK UPI, Jl Dr Setiabudi,207 Bandun,email :
Lebih terperinciSTUDI AWAL DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM
Proceedin Seminar dan Workshop Nasional Pendidikan Teknik Elektro (SWNE) FPTK Universitas Pendidikan Indonesia 11 Desember 2010 STUDI AWAL DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM
Lebih terperinciBAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM
BAB III DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR PADA BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM 3.1. Siklus Bahan Bakar Nuklir Siklus bahan bakar nuklir (nuclear fuel cycle) adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pemanfaatan
Lebih terperinciPERHITUNGAN BURN UP PADA REAKTOR SUB KRITIS BERDAYA SEDANG BERPENDINGIN Pb - Bi BURN UP CALCULATION OF Pb Bi COOLED MEDIUM SIZED SUBCRITICAL CORE
Prosidin Semirata2015 bidan MIP BKS-PTN Barat PERHITUNGN BURN UP PD REKTOR SUB KRITIS BERDY SEDNG BERPENDINGIN Pb - Bi BURN UP CLCULTION OF Pb Bi COOLED MEDIUM SIZED SUBCRITICL CORE Nur ida* UIN Syarif
Lebih terperinciAnalisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX) Nella Permata Sari 1,*, Dian Fitriyani,
Lebih terperinciDESAIN TERAS DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS HTR-PBMR PADA DAYA 50 MWe DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SRAC2006
DESAIN TERAS DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS HTR-PBMR PADA DAYA 50 MWe DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SRAC2006 Bima Caraka Putra 1, Yosaphat Sumardi 1, Yohannes Sardjono 2 1 Program Studi Fisika,Jurusan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Memperoleh energi yang terjangkau untuk rumah tangga dan industri adalah aktivitas utama pada masa ini dimana fisi nuklir memainkan peran yang sangat penting. Para
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi
BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri
Lebih terperinciPERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP
PERHITUNGAN REAKTIVITAS UMPAN BALIK AKIBAT KOMPAKSI BAHAN BAKAR DAN KEBOCORAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA PADA HTR-10 DENGAN CODE MVP Uswatun Chasanah 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciDESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR
DESAIN TERAS SUPERCRITICAL WATER COOLED FAST BREEDER REACTOR R. Sigit E.B. Prasetyo, Andang Widi Harto, Alexander Agung Program Studi Teknik Nuklir, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik UGM ABSTRAK DESAIN
Lebih terperinciAnalisis Distribusi Suhu Aksial Teras Dan Penentuan k eff PLTN Pebble Bed Modular Reactor (PMBR) 10 MWE Menggunakan Metode MCNP 5
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 12, No. 3, Juli 2010, hal 85-90 Analisis Distribusi Suhu Aksial Teras Dan Penentuan k eff PLTN Pebble Bed Modular Reactor (PMBR) 10 MWE Menggunakan Metode MCNP 5 Agung
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O
Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 18, No. 3, Juli 2015, hal 95-100 STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Very Richardina 1*, Wahyu Setia Budi 1 dan Tri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Laju konsumsi energi dunia terus mengalami kenaikan. Laju konsumsi energi primer (pemanfaatan sumber daya energi) total dunia pada tahun 2004 kurang lebih 15 TW sebesar
Lebih terperinciDesain Reaktor Cepat Berpendingin Gas 600 MWth dengan Uranium Alam sebagai Input Siklus Bahan Bakar
Jurnal ILMU DSR, Vol.14 No. 1, Januari 2013: 11-15 11 Desain Reaktor epat Berpendinin Gas 600 MWth denan Uranium lam sebaai Input Siklus Bahan Bakar Desin of Gas-ooled Fast Reactor 600MWth with Natural
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR
BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS HASIL PERHITUNGAN DESAIN HTTR 4.1 Parameter Desain Teras Reaktor 4.1.1 Komposisi bahan bakar pada teras reaktor Dalam pendesainan reaktor ini pertama kali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi energi listrik dunia dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam hal ini industri memegang peranan penting dalam kenaikan konsumsi listrik dunia. Di Indonesia,
Lebih terperinciPenghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta
Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi
Lebih terperinciPERHITUNGAN BENCHMARK NILAI REAKTIVITAS ELEMEN KENDALI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI HTR-10. Ferhat Aziz *
PERHITUNGAN BENCHMARK NILAI REAKTIVITAS ELEMEN KENDALI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI HTR-10 Ferhat Aziz * ABSTRAK PERHITUNGAN BENCHMARK NILAI REAKTIVITAS ELEMEN KENDALI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI HTR-10. Perhitungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Telah dilakukan beberapa riset reaktor nuklir diantaranya di Serpong
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan listrik di Indonesia semakin meningkat, sedangkan bahan bakar fosil akan segera habis. Oleh karena itu dibutuhkan pembangkit listrik yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciDESAIN TERAS DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS PEBBLE BED MODULAR REACTOR (PBMR) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SRAC.
ISSN 1411 240X Desain Teras Dan Bahan BakarPLTN... (Sungkowo Wakyu Santoso) DESAIN TERAS DAN BAHAN BAKAR PLTN JENIS PEBBLE BED MODULAR REACTOR (PBMR) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SRAC Sungkowo Wahyu Santoso
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT
PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT Nevi Haryani, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: neviharya31@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS KOEFFISIEN REAKTIVITAS TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 4,8gU/cc DENGAN KAWAT KADMIUM MENGGUNAKAN SRAC ABSTRAK
ANALISIS KOEFFISIEN REAKTIVITAS TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 4,8gU/cc DENGAN KAWAT KADMIUM MENGGUNAKAN SRAC Oleh Jati Susilo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK Analisis
Lebih terperinciPEHITUNGAN REAKTIVITAS (ρ) TARGET PIN PRTF (POWER RAMP TEST FACILITY) DI REAKTOR RSG-GAS
PEHITUNGAN REAKTIVITAS (ρ) TARGET PIN PRTF (POWER RAMP TEST FACILITY) DI REAKTOR RSG-GAS Sutrisno dan Purwadi Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN, kaw. Puspiptek Gd 31 Serpon E-mail: soe-tris@batan.o.id ABSTRAK
Lebih terperinciSigma Epsilon, ISSN
VALIDASI PROGRAM VSOP PADA PERHITUNGAN DISTRIBUSI TEMPERATUR BAHAN BAKAR RGTT200K KONDISI TUNAK Sudarmono Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI PROGRAM VSOP PADA PERHITUNGAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP
PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP Elfrida Saragi PPIN BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia 15310 Email
Lebih terperinciAnalisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran
Analisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran Cici Rahmadya Guskha 1,*, Mohammad Ali Shafii 1, Feriska Handayani Irka 1, Zaki Su ud 2 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciPOTENSI THORIUM SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS UNTUK PLTN
POTENSI THORIUM SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN GAS UNTUK PLTN POTENTIAL OF THORIUM AS FUEL AT GAS COOLED FAST REACTOR FOR NUCLEAR POWER PLANT Menik Ariani 1 *, Supardi 1, Fiber Monado
Lebih terperinciDesain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016 Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PUNCAK DAYA TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 SI 2 -AL. Jati Susilo, Endiah Pudjihastuti Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir
ANALISIS FAKTOR PUNCAK DAYA TERAS RSG-GAS BERBAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 4,8 gu/cc DENGAN KAWAT KADMIUM Jati Susilo, Endiah Pudjihastuti Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir Diterima editor 02 September
Lebih terperinciANALISIS KORELASI RESONANCE INTEGRAL DAN TEMPERATUR KELUARAN PAKET PROGRAM V.S.O.P PADA REAKTOR HTGR PEBBLE BED
ANALISIS KORELASI RESONANCE INTEGRAL DAN TEMPERATUR KELUARAN PAKET PROGRAM V.S.O.P PADA REAKTOR HTGR PEBBLE BED Khairina Natsir 1), Elfrida Saragi 2), Nursinta Adi Wahanani 3) 1,2,3) Bidang Komputasi,
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.tpn.01 STUDI PARAMETER BURNUP SEL BAHAN BAKAR BERBASIS THORIUM NITRIDE PADA REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN HELIUM Ridha Mayanti 1,a), Menik Ariani 2,b), Fiber Monado 2,c)
Lebih terperinciPENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS
PENGARUH JENIS MATERIAL REFLEKTOR TERHADAP FAKTOR KELIPATAN EFEKTIF REAKTOR TEMPERATUR TINGGI PROTEUS Disusun oleh : TEGUH RAHAYU M0209052 SKRIPSI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor Kartini merupakan reaktor nuklir tipe TRIGA Mark II (Training Research and Isotop Production by General Atomic) yang mempunyai daya maksimum 250 kw dan beroperasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana pada Departemen Fisika Institut Teknologi Bandung.
STUDI AWAL DAUR ULANG PLUTONIUM DAN AKTINIDA MINOR DALAM BWR BERBAHAN BAKAR THORIUM DENGAN MODEL BURNUP STANDAR MENGGUNAKAN MODUL PERHITUNGAN SEL PIJ DARI CODE SRAC 2002 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciOPTIMASI DIMENSI BAHAN BAKAR UNTUK REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR DAN PENDINGIN AIR RINGAN (H 2 O)
OPTIMASI DIMENSI BAHAN BAKAR UNTUK REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR DAN PENDINGIN AIR RINGAN (H 2 O) Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh :
Lebih terperinciJadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan
Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat
Lebih terperinciSTUDI SENSITIVITAS KETINGGIAN TERAS REAKTOR DALAM DESAIN HTR PEBBLE BED ABSTRAK
STUDI SENSITIVITAS KETINGGIAN TERAS REAKTOR DALAM DESAIN HTR PEBBLE BED Zuhair, Rokhmadi Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK STUDI SENSITIVITAS KETINGGIAN TERAS REAKTOR DALAM DESAIN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor nuklir membutuhkan suatu sistem pendingin yang sangat penting dalam aspek keselamatan pada saat pengoperasian reaktor. Pada umumnya suatu reaktor menggunakan
Lebih terperinciStudi Sensitivitas Ketinggian Teras Reaktor dalam Desain Htr Pebble Bed
Studi Sensitivitas Ketinggian Teras Reaktor dalam Desain Htr Pebble Bed Zuhair Abstrak: HTR pebble bed adalah reaktor temperatur tinggi berbahan bakar pebble dan berpendingin gas helium dengan teras densitas
Lebih terperinciStudi Efek Geometri Terhadap Performa Bahan Bakar Pebble Bed Reactor
Studi Efek Geometri Terhadap Performa Bahan Bakar Pebble Bed Reactor Ginanjar 1,a), M. Nurul Subkhi 2,b), Dwi Irwanto,c) dan Topan Setiadipura,d) 1,2 Laboratorium Fisika Nuklir dan Energi, Kelompok Keilmuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Komposisi Masukan Perhitungan dilakukan dengan menjadikan uranium, thorium, plutonium (Pu), dan aktinida minor (MA) sebagai bahan bakar reactor. Komposisi Pu dan MA yang
Lebih terperinciAnalisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)
Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik
Lebih terperinciDiterima editor 10 Agustus 2011 Disetujuai untuk publikasi 26 September 2011
I Nomor : 266/AU1/P2MBI/05/2010 Analisis Transien Pada Fixed... (M. Rizaal) ANALISIS TRANSIEN PADA FIXED BED NUCLEAR REACTOR M. Rizaal, A.W. Harto, Sihana Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN
BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN 3.1 Spesifikasi Umum Desain Reaktor Pada penelitian ini, penulis menggunakan data-data reaktor GCFR yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Argonne
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Geometri Aqueous Homogeneous Reactor (AHR) Geometri AHR dibuat dengan menggunakan software Visual Editor (vised).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan dengan membuat simulasi AHR menggunakan software MCNPX. Analisis hasil dilakukan berdasarkan perhitungan terhadap nilai kritikalitas (k eff )
Lebih terperincidiajukan oleh : VERY RICHARDINA J2D005202
STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR H 2 O DAN PENDINGIN H 2 O Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 diajukan oleh : VERY RICHARDINA J2D005202
Lebih terperinciPERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL. Mochamad Imron, Ariyawan Sunardi
Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 PERHITUNGAN BURN UP BAHAN BAKAR REAKTOR RSG-GAS MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM BATAN-FUEL Mochamad Imron,
Lebih terperinciANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS
176 ISSN 0216-3128 Lily Suparlina ANALISIS PENINGKATAN FRAKSI BAKAR BUANG UNTUK EFISIENSI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al 2,96 gu/cc DI TERAS RSG-GAS Lily suparlina Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT Meiby Astri Lestari, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang e-mail : meibyasri@gmail.com
Lebih terperinciPEMBUATAN KODE KOMPUTER UNTUK ANALISIS AWAL TERMOHIDROLIK SUBKANAL PENDINGIN REAKTOR LWR
PEMBUATAN KODE KOMPUTER UNTUK ANALISIS AWAL TERMOHIDROLIK SUBKANAL PENDINGIN REAKTOR LWR Muhammad Khoiri 1, Tri Wulan Tjiptono 2, Adhi Prihastomo 3 1.Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciAnalisis Kemampuan Breeding Ratio dan Void Reactivity Reaktor Termal Air Berat Berbahan Bakar Thorium
Analisis Kemampuan Breeding Ratio dan Void Reactivity Reaktor Termal Air Berat Berbahan Bakar Thorium Muhammad Ilham 1,a), Sidik Permana 1,b) 1 Laboratorium Fisika Nuklir, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir
Lebih terperinciSTUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR. Abdul Waris 1* dan Budiono 2
Studi Tentang Fisibilitas Daur Ulang Aktinida Minor dalam BWR (Abdul Waris) ISSN 1411-3481 STUDI TENTANG FISIBILITAS DAUR ULANG AKTINIDA MINOR DALAM BWR Abdul Waris 1* dan Budiono 2 1 Kelompok Keilmuan
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN DIFUSI MULTIGRUP 1-DIMENSI MENGGUNAKAN METODE DIRECT DAN APLIKASINYA DALAM ANALISIS KECELAKAAN REAKTOR CEPAT JENIS UTOP
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFUSI MULTIGRUP 1-DIMENSI MENGGUNAKAN METODE DIRECT DAN APLIKASINYA DALAM ANALISIS KECELAKAAN REAKTOR CEPAT JENIS UTOP Yanti Yulianti *, Zaki Su ud **, Abdul Waris ** ABSTRAK PENYELESAIAN
Lebih terperinciRisalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 2008( )
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknoloi Nuklir: 6-7 Austus 2008(253-265) PROSEDUR NUMERIK UNTUK PERHITUNAN REAKTIVITAS AYUN REAKTOR CEPAT DENAN BAHAN BAKAR CAMPURAN (U Pu MA Zr) MENUNAKAN
Lebih terperinciDesain Reaktor Air Superkritis (Super Critical Water Reactor) dengan Bahan Bakar Thorium. Design of Supercritical Water Reactor with Thorium Fuel Cell
Jurnal ILMU DASAR, Vol.14 No. 1, Januari 2013: 1-6 1 Desain Reaktor Air Superkritis (Super Critical Water Reactor) dengan Bahan Bakar Thorium Design of Supercritical Water Reactor with Thorium Fuel Cell
Lebih terperinciANALISIS REAKTIVITAS BATANG KENDALI TERAS SETIMBANG SILISIDA RSG-GAS DENGAN SRAC-
74 ISSN 0216-3128 Jati Susilo, dkk. ANALISIS REAKTIVITAS BATANG KENDALI TERAS SETIMBANG SILISIDA RSG-GAS DENGAN SRAC- CITATION Jati Susilo, Rohmadi Pusat Teknologi Reaktor Dan Keselamatan Nuklir - BATAN
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak
Analisis Penaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Anin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak Mustafa 1 1 adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract One of the problems in
Lebih terperinciOPTIMASI UKURAN TERAS DAN DAYA TERMAL TERHADAP TINGKAT SIRKULASI ALAMIAH BAHAN PENDINGIN Pb-Bi PADA REAKTOR CEPAT
OPTIMASI UKURAN TERAS DAN DAYA TERMAL TERHADAP TINGKAT SIRKULASI ALAMIAH BAHAN PENDINGIN Pb-Bi PADA REAKTOR CEPAT Sri Oktamuliani dan Dian itriyani Jurusan isika Universitas Andalas Kampus Limau Manis
Lebih terperinciANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX)
ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX) Dina Cinantya N, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: cinantyad@yahoo.com ABSTRAK Analisis
Lebih terperinciANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR DENGAN WIMS-ANL
186 ISSN 0216-3128 Tukiran, dkk. ANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR DENGAN WIMS-ANL Tukiran S. Rokhmadi PTRKN - BATAN ABSTRAK ANALISIS KOEFISIEN REAKTIVITAS TEMPERATUR MODERATOR PWR
Lebih terperinciWebsite : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek
ANALISIS PENGARUH FRAKSI VOLUME NANOPARTIKEL Al 2 O 3 TERHADAP KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA DI TERAS REAKTOR NUKLIR BERBAHAN BAKAR SILINDER DENGAN SUSUNAN SUB BULUH SEGI ENAM Anwar Ilmar
Lebih terperinciANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Mohammad Taufik *
ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA Mohammad Taufik * ABSTRAK ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Telah dilakukan simulasi untuk melakukan analisa keselamatan
Lebih terperinciSTUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM MENGGUNAKAN STRATEGI SHUFFLING. Rida SNM *
STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM MENGGUNAKAN STRATEGI SHUFFLING Rida SNM * ABSTRAK STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM
Lebih terperinciPENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati
PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2 Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati ABSTRAK PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Elemen bakar merupakan salah
Lebih terperincidiajukan oleh : IRMA PERMATA SARI J2D005176
STUDI PARAMETER REAKTOR BERBAHAN BAKAR UO 2 DENGAN MODERATOR DAN PENDINGIN D 2 O Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 diajukan oleh : IRMA PERMATA SARI J2D005176 JURUSAN
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai dari bulan Februari
19 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai dari bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Adapun tempat dilaksanakannya
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI RADIOISOTOP 99 MO PADA AQUEOUS HOMOGENEOUS REACTOR 6 HARI BURN-UP DENGAN METODE KOMPUTASI
Khodijah Amini, dkk. ISSN 0216-3128 109 ANALISIS PRODUKSI RADIOISOTOP 99 MO PADA AQUEOUS HOMOGENEOUS REACTOR 6 HARI BURN-UP DENGAN METODE KOMPUTASI Khodijah Amini 1, Riyatun 1, Suharyana 1, Azizul Khakim
Lebih terperinciPOTENSI PRODUKSI MOLYBDENUM-99 ( PADA REAKTOR SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MO-99 PRODUCTION (SAMOP)
POTENSI PRODUKSI MOLYBDENUM-99 ( PADA REAKTOR SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MO-99 PRODUCTION (SAMOP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Yunita Anggraini 1), Riyatun 2), Azizul Khakim 3) 1) Mahasiswa Prodi Fiska, FMIPA
Lebih terperinciSOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau
SOLUSI. a) Gambar diaram aya diberikan pada ambar di sampin. b) Anap teanan tali yan membentuk sudut θ adalah terhadap horizontal adalah T. Anap teanan tali yan mendatar adalah T. Gaya yan bekerja pada
Lebih terperinciEFEK FRAKSI PEBBLE DALAM PERHITUNGAN KOEFISIEN REAKTIVITAS DOPPLER RGTT200K
EFEK FRAKSI PEBBLE DALAM PERHITUNGAN KOEFISIEN REAKTIVITAS DOPPLER RGTT200K Hery Adrial Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Gedung No 80, Serpong, Tangerang 15310 heryadrial@yahoo.co.id
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK
PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM Ign. Djoko Irianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN ABSTRAK PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI
Lebih terperinciPENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE
PENGARUH DAYA TERHADAP UNJUK KERJA PIN BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR PADA KONDISI STEADY STATE EDY SULISTYONO PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR ( PTBN ), BATAN e-mail: edysulis@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DISTRIBUSI TEMPERATUR TERAS DAN REFLEKTOR REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL
ANALISIS PERHITUNGAN DISTRIBUSI TEMPERATUR TERAS DAN REFLEKTOR REAKTOR DAYA EKSPERIMENTAL Suwoto, Hery Adrial, Topan Setiadipura, Zuhair Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir - BATAN ABSTRAK ANALISIS
Lebih terperinciDESAIN TERAS PLTN JENIS PEBBLE BED MODULAR REACTOR (PBMR) MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM MCNP-5 PADA KONDISI BEGINNING OF LIFE Ralind Re Marla 1), Yohannes Sardjono 2) dan Supardi 1) 1) Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA
STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Aryadi Suwono 1, Nathanael P. Tandian 1, Efrizon Umar 2 1 Kelompok Keahlian Konversi
Lebih terperinciSTUDI ANALITIK POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU DINDING ELEMEN BAKAR SILINDER DI TERAS REAKTOR NUKLIR SMALL MODULAR REACTOR
STUDI ANALITIK POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU DINDING ELEMEN BAKAR SILINDER DI TERAS REAKTOR NUKLIR SMALL MODULAR REACTOR (SMR) Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Ery Diniardi 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciKONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH
KONSEP DESAIN NEUTRONIK REAKTOR AIR TEKAN BERBAHAN BAKAR PLUTONIUM-URANIUM OKSIDA (MOX) DENGAN INTERVAL PENGISIAN BAHAN BAKAR PANJANG ASIH KANIASIH DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciEFEK MODEL KISI HEKSAGONAL DALAM PERHITUNGAN FAKTOR MULTIPLIKASI BAHAN BAKAR RGTT
Suwoto, dkk. ISSN 0216-3128 47 EFEK MODEL KISI HEKSAGONAL DALAM PERHITUNGAN FAKTOR MULTIPLIKASI BAHAN BAKAR RGTT Suwoto, Zuhair, Maman Mulyaman Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN, Kawasan
Lebih terperinciUM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.
UM UGM 016 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM016FIS999 Version: 017-0 Halaman 1 Petunjuk berikut diperunakan untuk menerjakan soal nomor 01 sampai denan nomor 0. = 9,8 m/s (kecuali diberitahukan lain) µ o =
Lebih terperinciVERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI
VERIFIKASI PERHITUNGAN TEMPERATUR ELEMEN BAKAR REAKTOR KARTINI Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) ABSTRAK Verifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera memikirkan
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN KOEFISIEN REAKTIVITAS DOPPLER PARTIKEL TRISO REAKTOR TEMPERATUR TINGGI
Analisis Perhitungan Koefisien Reaktivitas Doppler Partikel TRISO Reaktor Temperatur Tinggi (Zuhair, Suwoto, Ign. Djoko Irianto) ANALISIS PERHITUNGAN KOEFISIEN REAKTIVITAS DOPPLER PARTIKEL TRISO REAKTOR
Lebih terperinciREAKTOR PEMBIAK CEPAT
REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio
Lebih terperinciANALISIS LAJU ALIR PENDINGIN DI TERAS REAKTOR KARTINI
Analisis Laju Alir Pendingin di Teras Reaktor Kartini ISSN : 0854-2910 Budi Rohman, BAPETEN ANALISIS LAJU ALIR PENDINGIN DI TERAS REAKTOR KARTINI Budi Rohman Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) didesain berdasarkan 3 (tiga) prinsip yaitu mampu dipadamkan dengan aman (safe shutdown), didinginkan serta mengungkung produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat di dunia. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke 16 di dunia dan dalam
Lebih terperinciSTUDI KOMBINASI KISI KERNEL DAN KISI PEBBLE DALAM DESAIN RGTT200K
Hery Adrial, dkk. ISSN 0216-3128 41 STUDI KOMBINASI KISI KERNEL DAN KISI PEBBLE DALAM DESAIN RGTT200K Hery Adrial, Piping Supriatna, Zuhair Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir - BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciPengaruh Ketinggian Larutan Bahan Bakar pada Kekritisan Aqueous Homogeneous Reactor
Pengaruh Ketinggian Larutan Bahan Bakar pada Kekritisan Aqueous Homogeneous Reactor Cahyo Ridho Prabudi 1, AndangWidiharto 2, Sihana 3 1,2,3 Jurusan Teknik Fisika FT UGM Jln.Grafika 2 Yogyakarta 55281
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BATANG KENDALI REAKTOR RSG-GAS DENGAN PENGGANTIAN BAHAN PENYERAP
PENINKATAN KEMAMPUAN ATAN KENDALI REAKTOR RS-AS DENAN PENANTIAN AHAN PENYERAP Iman Kuntoro dan Tagor Malem Sembiring Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset - ATAN ASTRACT THE IMPROVEMENT OF THE RS-AS
Lebih terperinciTURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton
6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme
Lebih terperinciPEMODELAN TERAS UNTUK ANALISIS PERHITUNGAN KONSTANTA MULTIPLIKASI REAKTOR HTR-PROTEUS
ISSN 1411 240X Pemodelan Teras Untuk Analisis... (Zuhair) PEMODELAN TERAS UNTUK ANALISIS PERHITUNGAN KONSTANTA MULTIPLIKASI REAKTOR HTR-PROTEUS Zuhair, Suwoto, Ign. Djoko Irianto Pusat Teknologi Reaktor
Lebih terperinci