PENGEMBANGAN PREFERENSI DALAM PEMILIHAN KONSEP PRODUK KOSMETIK BEDAK BERBASIS ANALISIS KONJOIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN PREFERENSI DALAM PEMILIHAN KONSEP PRODUK KOSMETIK BEDAK BERBASIS ANALISIS KONJOIN"

Transkripsi

1 Forum Statstka dan Komputas, Aprl 2009 p : 1-10 ISSN : Vol 14 No.1 PENGEMBANGAN PREFERENSI DALAM PEMILIHAN KONSEP PRODUK KOSMETIK BEDAK BERBASIS ANALISIS KONJOIN Sr Pngt Wulandar Jurusan Statstka FMIPA ITS E-mal : sr_pngt@statstka.ts.ac.d Abstrak Perkembangan ndustr kosmetk yang terus menngkat menyebabkan beragamnya produk bedak yang beredar d pasar, bak dar seg merek, fasltas, jens, harga maupun varas lan yang terkandung dalam produk tersebut. Perusahaan yang bergerak d bdang produks, bak produks barang maupun jasa, tdak akan lepas dar mencar keuntungan optmal. Salah satu cara adalah dengan jalan kombnas suatu produk. Analss konjon adalah suatu metode untuk mengoptmalkan keuntungan dengan jalan kombnas produk. Kombnas produk yang dmaksudkan adalah memproduks satu jens produk dengan ukuran atau kemasan tertentu dengan tujuan khusus agar dapat mencapa pangsa pasar yang lebh luas. Penyusunan konsep produk bedak berdasarkan pertmbangan atrbut-atrbut palng dpentngkan yang terkandung dalam produk bedak. Analss konjon menghaslkan konsep produk baru yang palng dngnkan sesua preferens responden. Konsep produk bedak yang terbentuk adalah produk bedak dengan jens tabur, bahan kemasan melamn, tanpa harus terkandung kandungan UV dan Vtamn, dserta wewangan, bentuk kemasan bulat, dan ukuran harga yang pentng. Kata Kunc : bedak, preferens, konsep produk, analss konjon PENDAHULUAN Kosmetk merupakan produk yang unk karena selan produk n memlk kemampuan untuk memenuh kebutuhan mendasar wanta akan kecantkan sekalgus serngkal menjad sarana bag konsumen untuk memperjelas denttas drnya secara sosal dmata masyarakat (Fabrcant & Gould, 1993) D sampng tu, produk kosmetk sesungguhnya memlk resko pemakaan yang perlu dperhatkan mengngat kandungan bahanbahan kma tdak selalu member efek yang sama untuk setap konsumen. Perusahaan yang bergerak d bdang produks, bak produks barang maupun jasa, tdak akan lepas dar mencar keuntungan optmal. Keuntungan yang optmal berhubungan dengan penekanan baya produks yang harus dketahu. Kombnas produk adalah suatu metode untuk mengoptmalkan keuntungan dengan jalan memproduks satu jens produk dengan ukuran atau kemasan tertentu dengan tujuan khusus agar dapat mencapa pangsa pasar yang lebh luas (Umar, 2003). Hal yang menark untuk dtelt berdasarkan fenomena ndustr adalah menganalss skap konsumen terhadap atrbut-atrbut berguna yang dtawarkan perusahaan kosmetk sehngga ddapatkan konsep produk yang benar-benar memenuh kebutuhan dan kengnan konsumen. Peneltan n bermaksud untuk menemukan atrbut produk apa saja yang dnla pentng oleh konsumen dalam pemlhan bedak dan mengembangkannya sebaga suatu kombnas produk baru. Analss konjon merupakan suatu metode analss dalam analss multvarat yang dkembangkan untuk membantu mendapatkan kombnas atau komposs atrbut-atrbut suatu produk bak baru maupun lama yang palng dsuka konsumen. Analss konjon basanya dgunakan dalam pemasaran, khususnya untuk pengembangan produk dalam hal memaksmas preferens konsumen. Analss konjon dapat meramalkan nla preferens konsumen terhadap konsep-konsep produk yang tdak turut devaluas secara langsung (Har, 1992). Proses Analss konjon akan memnta konsumen untuk membuat suatu pertmbangan pertukaran (trade-off judgement) atrbut. Seberapa besar kesukaan konsumen terhadap suatu atrbut dnla cukup untuk mengorbankan atrbut lan atau pertmbangan konsumen untuk mengorbankan suatu atrbut untuk mendapatkan atrbut lan. Masalah yang dtelt adalah bagamana profl responden pengguna kosmetk bedak, mengetahu 1

2 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas atrbut kosmetk bedak apa saja yang berpengaruh terhadap pembelan produk bedak, membuat konsep baru produk bedak dengan menggunakan preferens dan perseps konsumen sehngga ddapatkan suatu konsep produk yang benar-benar sesua dengan kebutuhan dan kengnan konsumen. Oleh karena tu selan dlakukan pengukuran preferens konsumen terhadap atrbut, juga dlakukan postonng terhadap merek bedak yang menjad objek peneltan untuk mengetahu seberapa besar suatu merek berhubungan dengan atrbut pembentuk preferens konsumen. Tujuan peneltan n durakan sebaga berkut : 1. Mengkaj atrbut yang palng dpentngkan oleh konsumen sebaga dasar untuk penyusunan konsep produk berdasarkan atrbut-atrbut yang terkandung d dalamnya. 2. Menyusun konsep produk baru yang sesua dengan kengnan dan preferens konsumen. 3. Menentukan postonng merek bedak berdasarkan kedekatan atrbut-atrbutnya Batasan permasalahan peneltan n adalah: 1. Pengembangan produk yang dmaksudkan dalam peneltan n merupakan pengembangan dar produk yang sudah ada sebelumnya. Jad, peneltan n dlakukan dengan asums tdak ada kemungknan pengembangan produk yang benar-benar baru. 2. Peneltan n dlakukan pada konsumen produk kosmetk yang berusa antara tahun. Produk kosmetk yang dtelt dsn dkhususkan pada produk bedak, dengan pertmbangan pemakaan produk bedak bersfat konssten dan kemungknannya besar dpaka oleh semua orang. 3. Topk peneltan n adalah produk kosmetk, sehngga ruang lngkup responden berjens kelamn perempuan yang menggunakan salah satu dar 4 (empat) merek bedak dan mengenal 4 (empat) merek bedak yang menjad obyek peneltan. 4. Peneltan n dlakukan d swalayan yang ada d wlayah Surabaya, melput Hero Supermarket d Mulyosar, Bonet Supermarket d Manyar, Blka Supermarket d Ngagel dan Saknah Supermarket d Keputh. 5. Jumlah produk obyek peneltan dbatas untuk kosmetk bedak dengan merek Sarayu, Pond s, Vva, Marck s. TINJAUAN PUSTAKA Thurstone Case V Metode Thurstone case V n dgunakan untuk mengetahu tngkat preferens pelanggan terhadap atrbut produk. Dar hasl analss dapat dlhat urutan prortas atrbut dar yang palng dutamakan sampa yang danggap tdak dutamakan. Data yang dpergunakan dalam analss n adalah data urutan prortas responden. Setelah dlakukan pemberan rangkng berdasarkan besarnya, maka bsa dketahu perngkat dar masng-masng atrbut produk kosmetk bedak menurut perseps responden. Analss Konjon Analsa konjon adalah salah satu teknk multvarat yag dgunakan khusus pada preferens suatu pengembagan produk d paham oleh responden, dalam hal n konsumen/pelanggan. Teknk n ddasarkan pada penlaan terhadap kombnas utltas yang dberkan tap atrbut (Har et al, 1992). Analss konjon sangat bermanfaat dalam bdang pemasaran. Dalam Analss Konjon responden memberkan apresas nla kepentngan, mula kombnas produk tertngg sampa yang palng rendah. Manfaat lengkap yang dperoleh antara lan : 1. dapat menentukan obyek/konsep dengan kombnas optmum ftur. 2. mengetahu kontrbus relatf setap atrbut dan masng-masng level terhadap semua evaluas obyek. 3. dapat menggunakan estmas keputusan pembel atau konsumen untuk mempredks prortas obyek yang dph. Analss Konjon dhubungkan kepada percobaan tradsonal dmana efek dar level peubah bebas dtentukan oleh peubah tak bebas. Peubah bebas dtunjukkan dengan notas X 1, X 2..X n sedangkan peubah tak bebas dtunjukkan dengan notas Y, dmana nla X 1, X 2..X n berskala non metrk, sedangkan nla Y dapat berskala metrk atau non metrk. Keuntungan dar Analss Konjon adalah kemampuannya untuk mengakomodas peubah bebas berupa metrk atau non metrk, kemampuan menggunakan peubah non metrk sebaga predktor dan asums umum tentang hubungan antara peubah bebas dan tak bebas tdak dbutuhkan sepert normaltas, lneartas, homoskedaststas, dan lannya (Har et al, 1992). Dalam Analss konjon, data yang dgunakan dapat berupa data non metrk atau data berskala kategork maupun data metrk atau data berskala numerk. Untuk data non metrk, responden dmnta untuk memberkan perngkat terhadap stmul (konsep produk) yang palng dsuka, demkan seterusnya hngga perngkat terakhr untuk stmul yang palng tdak dsuka. Untuk data metrk, responden dmnta mengurutkan stmul kemudan memberkan ratng atau penlaan terhadap masngmasng stmul secara terpsah. (Suharjo, 2001). Hasl akhr dar Analss Konjon adalah nla kegunaan dar taraf-taraf tap atrbut dan tngkat kepentngan relatf ndvdu. Tngkat kepentngan relatf tap atrbut dhtung dengan rumus (Aaker, 1997) yatu 2

3 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas TKR p UT j UR j j 1 UT UR dengan TKR adalah tngkat kepentngan atrbut ke-. UT adalah nla kegunaan tertngg taraf atrbut ke-, UR adalah nla kegunaan terendah taraf atrbut ke-, dan p adalah banyaknya atrbut Tujuan utama dar analss konjon adalah untuk mengetahu sampa seberapa jauh konsumen mau mengorbankan tngkat dan jens suatu atrbut terhadap atrbut lannya. Analss konjon dlakukan setelah atrbut-atrbut determnan dtemukan. Metode pengukuran dalam konjon ada dua yatu dua faktor dan mult faktor. Pengukuran dua faktor hanya memperhatkan dua atrbut dan basanya dsebut analss trade off. Responden dmnta untuk memerngkat semua kombnas atrbut yang dsedakan. Pendekatan n cukup mudah karena mengevaluas dua atrbut. Tetap kurang realsts jka hanya memfokuskan pada dua atrbut saja, jka banyak atrbut yang dsajkan. Pengukuran multfaktor dgunakan untuk mengevaluas faktor yang banyak. Salah satu metode yang dgunakan adalah profl penuh, dmana semua kemungknan kombnas d evaluas. Secara umum model dasar analss konjon dengan pendekatan regres lner dengan peubah boneka dan dformulaskan (Malhotra, 1993) : p k U( x) x 1 j1 j dengan U(x) adalah total utltas, j adalah nla kegunaan atrbut ke-, taraf ke-j, k adalah taraf kek dar atrbut ke-, p adalah jumlah atrbut, x j adalah peubah boneka atrbut ke- taraf ke-j. (bernla 1 bla taraf yang berkatan muncul dan 0 bla tdak) Untuk menentukan tngkat kepentngan atrbut ke- (A ) dtentukan melalu formula berkut : I W 100% I dengan I 1 max mn j p j, untuk setap. Beberapa prosedur yang dapat dgunakan untuk menla valdtas dan relabltas hasl analss konjon yatu : a. mengevaluas kesesuaan model. Msalnya jka menggunakan regres dengan peubah boneka, nla R 2 akan mengndkaskan sampa tngkat mana model dapat menerangkan data atau permasalahan. Model dengan kesesuaan yang rendah patut dcurga. b. evaluas terhadap stmul valdas bsa dpredks dengan mengestmas fungs part worth. Evaluas yang telah dpredks dapat dkorelaskan dengan nla stmul valdas untuk menentukan valdtas nternal. j Analss Postonng Salah satu metode yang dapat dpergunakan untuk melakukan analss postonng adalah metode bplot melalu analss faktor. Peubah yang dgunakan untuk mengukur dan melhat postonng adalah elemen penlaan merek terhadap atrbut. Analsa elemen-elemen dengan analss komponen utama sebaga langkah awal. Melalu analss komponen utama akan ddapatkan jumlah dmens yang mampu menerang-kan nformas pentng dar sekan banyak atrbut produk (Urban, 1980). Selanjutnya untuk mengetahu possnya dpetakan dengan bplot. Sesua dengan permasalahan peneltan n, untuk membuat peta kompets akan dgunakan metode bplot yang merupakan teknk statstk deskrptf dmens ganda yang dapat dsajkan vsual dengan meyajkannya secara smultan segugus objek pengamatan dan peubah dalam suatu grafk pada suatu bdang datar sehngga cr-cr peubah dar objek pengamatan serta poss relatf antara objek dapat danalss. Bplot secara bersama-sama menyajkan label bers bars dan kolom dar data yang berbentuk sebuah plot. Peragaan bersama n dapat memberkan nformas lebh tentang hubungan antar bars dan kolom yang tentunya tdak mungkn dperoleh dar masngmasng plot secara terpsah. Pemetaan poss dengan bplot dapat dlakukan dengan pendekatan analss komponen utama. Metode Bplot dkembangkan atas dasar dekomposs nla sngular (Gabrel, 1971). Suatu matrk X yang berpangkat dua (pangkat X (nxp) 2), dapat durakan sebaga berkut : X (nxp) = G (nx2) H (2xp) dengan dasar penguraan nla sngular akan dbangktkan matrks G dan H sebaga berkut : g11 g12 g1 g k1 g G k 2 = gk g p1 gn2 g p h11 h12 hk h 1 h H 2 = h hp1 hp2 hp dengan k g k1 gk2 x x x x dan h h k g adalah representas dar k1 k dar x x x x kp 1 dmens-2, vektor k h adalah representas n k 1 g dan 2 sehngga dengan pada h akan dperoleh nformas yang cepat. Untuk mendapatkan grafk bplot dmula dar penguraan nla sngular. Langkah awal 3

4 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas menentukan Matrks X * ( nxp ) yang sudah dkoreks dengan nla tengahnya dan berpangkat r, yatu * JX X ( nxp ) = X. n Nla J merupakan matrks dengan elemen bernla 1 yang berukuran (nxn) dan elemen matrk X * ( nxp ) sebaga berkut : dengan X x * ( n x p) n 1 x11 x1 x1 j x j x1 p x p x 1 x1 xj x j xp x p xn1 x1 xnj x j xnp x p x j n Langkah selanjutnya dlakukan penguraan nla * sngular terhadap matrk X ( nxp ) yang baru sehngga dperoleh * ( nxp) X U Λ V (1) ( nxp ) ( pxp ) ( pxp ) dmana dag( 1, 2,, p) dan V adalah matrk ortogonal yang kolomnya merupakan egen vektor dar X X n 1S. Dketahu nla V Eˆ [ˆ e, eˆ,, eˆ ] dan U ( nxp) 1 a1, 1 1 a2,..., 2 1 a r r 1 2 p Dengan melakukan substtus nla Ê maka persamaan (1) akan dsederhanakan menjad XEˆ U Λ G, dengan G merupakan nla komponen utama ke-j, sehngga dketahu bahwa UΛ terdr dar nla-nla komponen utama sedangkan V E ˆ mengandung koefsen yang membentuk komponen utama. Apabla XEˆ UΛ durakan dan dlakukan substtus maka akan membentuk persamaan : [( x j x) eˆ,( x j x) eˆ 2,...,( x j x) eˆ p] [ yˆ j1, yˆ j2,...,ˆ y 1 jp * nxp Taksran terbak untuk matrk X ( ) yang berpangkat 2 dperoleh dengan menggant menjad ˆ dag(,,0,0), sehngga matrk * ( nxp ) X menjad X 1 2 * * ( nxp) UΛ V xˆ 1 x ˆ 2 eˆ 1 eˆ 2 dengan ˆx 1 merupakan vektor (nx1) dar komponen utama pertama dan ˆx 2 merupakan vektor dar komponen utama kedua. Landasan analss bplot adalah setap matrk X yang berpangkat r 2 dapat dgambarkan (nxp) secara past dalam ruang berdmens-2. Bplot merupakan suatu analss yang dapat dgunakan ] untuk melakukan postonng dar sekumpulan obyek sehngga obyek yang berdekatan akan memperlhatkan kemrpan berdasarkan atrbut yang damat. Sebalknya semakn jauh letak antar obyek, maka akan memperlhatkan perbedaan yang semakn besar. Melalu analss n poss suatu obyek akan dapat dkenal berdasarkan domnas atrbutnya. Kosmetk Bedak Bedak adalah sahabat sejat wanta. Tetap, tak semua jens bedak cocok untuk setap jens kult. Kenal jens-jens bedak, plus seluk-baluk pemakaannya a. Loose Powder Dkenal sebaga bedak tabur, dalam bentuk bubuk yang halus. Dkenakan setelah alas bedak. b. Compact Powder Bentuknya sangat padat, dgunakan setelah pemakaan alas bedak. c. Shmmerng Powder Bentuknya bubuk, berwarna, dan bergltter. Dgunakan sebaga sentuhan akhr selesa berhas. d. Meteorte Powder Bentuknya bulat kecl berwarna-warn. Dgunakan setelah bermake-up sebaga sentuhan akhr. e. Two way cake Powder Bentuknya mrp compact powder, tap memlk fungs ganda, yatu sebaga bedak sekalgus foundaton. Dgunakan setelah memaka pelembab dengan memaka spons kerng bla ngn dgunakan sebaga bedak, dan dgunakan memaka spons basah jka ngn dgunakan sebaga foundaton. METODOLOGI PENELITIAN Identfkas Populas dan Sampel Peneltan Lokas peneltan adalah swalayan atau supermarket d Surabaya Tmur. Dalam peneltan n dambl 4 (empat) Swalayan d Surabaya Tmur, yatu 1. Hero d Mulyosar 2. Blka d Ngagel 3. Bonet d Manyar 4. Saknah d Keputh Adapun syarat-syarat sampel dalam peneltan n adalah : 1. Perempuan konsumen produk bedak yang berusa tahun sebaga pengunjung swalayan yang dtentukan. 2. Responden konsumen terplh adalah wanta yang mengkonsums salah satu merek bedak dan mengenal atau tahu merek yang lan yang telah dtentukan. 4

5 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas Metode Penarkan Sampel Dalam peneltan n metode penarkan sampel yang dgunakan adalah Sampel Sstematk. Pengamblan sstematk dsn berdasarkan urutan kedatangan pelanggan (Supranto, 1992). Pelanggan yang dambl sebaga responden yatu yang berjens kelamn perempuan berdasarkan urutan kelpatan lma kedatangan (k=5). Penentuan ukuran sampel dlakukan dengan menggunakan propors kepuasan responden dar survey pendahuluan jumlah populas yang tdak dketahu, sehngga ukuran sampel mnmum dtentukan dengan rumus : 2 z n pq / 2 (Cochran, 2001). d dengan n adalah jumlah sampel mnmum yang dambl, p adalah propors responden yang puas terhadap produk kosmetk yang dpaka, q adalah propors responden yang tdak puas terhadap produk kosmetk yang dpaka, d adalah tngkat keteltan sebesar 1 %, α adalah tngkat kesalahan pengamblan sampel sebesar 5 %. Selanjutnya ddapatkan jumlah mnmum sampel yang harus dambl adalah 128,48 responden. Dalam peneltan n dambl sebanyak 144 responden. Survey dlaksanakan selama empat har. Setap harnya dkhususkan untuk 1 (satu) swalayan dan akan dbag menjad tga ses, sesua dengan Tabel 1. Tabel 1. Waktu pengamatan d Swalayan No Ses Waktu 1 Pertama (I) 08:00 11:00 2 Kedua (II) 13:00 16:00 3 Ketga (III) 18:00 21:00 Identfkas Peubah Peneltan Secara umum peubah peneltan dbag menjad 4, peubah karakterstk konsumen, varbel preferens konsumen dan peubah konjon, peubah postonng. 1. Karakterstk Responden, terdr dar : a. Faktor demograf, terdr dar beberapa peubah ndkator, yatu :Status pernkahan, Penddkan, Pekerjaan, Pengeluaran b. Faktor perlaku konsumen, terdr dar beberapa peubah ndkator, yatu : Alasan menggunakan bedak dengan merek tersebut, Frekuens Penggunaan bedak dengan merek tersebut, Cara Mendapatkan nformas seputar bedak, Jumlah Pengeluaran untuk belanja kosmetk bedak, Tempat membel produk bedak tersebut 2. Faktor preferens konsumen, terdr dar beberapa peubah ndkator,: Merek, kemasan, harga, Plhan Warna, Kandungan UV dan Vtamn, Wang / Aroma, Gengs, Bentuk kemasan, Jens bedak,fasltas Kaca, Cocok dengan kult. 3. Faktor pembentuk konjon, terdr dar beberapa peubah ndkator, : Harga, Bentuk Kemasan, Jens Bedak, Bahan Kemasan, Wang/ Aroma,, dan Kandungan UV + Vtamn 4. Faktor pembentuk postonng, dmana peubah ndkator yang dgunakan adalah sama dengan faktor preferens konsumen. Metode Untuk menyelesakan tujuan peneltan, maka dlakukan serangkaan tahapan analss data, yang melput : 1. Valdtas dan Relabltas Uj valdtas dan relabltas data untuk mengetahu tngkat akuras dan press peubah peneltan. Setelah data dnyatakan vald dan relabel maka dapat dlakukan analss selanjutnya. 2. Analss Thurstone Case V Analss yang dlakukan adalah Analss faktorfaktor yang mempengaruh keputusan konsumen dalam pembelan produk bedak. Metode yang dgunakan adalah metode Thurstone case V untuk mengetahu prortas atrbut dalam mempengaruh keputusan pembelan produk bedak. 3. Analss Konjon Analss Conjont dlakukan untuk mengevaluas peubah-peubah conjont yang mempunya nla utltas tertngg sehngga ddapatkan Konsep Produk berdasarkan perseps dan preferens konsumen. 4. Analss Peta Poss Perseps Analss Postonng dlakukan untuk menentukan peta poss perseps terhadap atrbut-atrbut postonng dar produk bedak yang terbentuk dengan menggunakan metode bplot melalu pendekatan komponen utama. Peubah yang dgunakan untuk mengukur dan melhat postonng adalah atrbut produk bedak dan elemen merek produk bedak. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uj Valdtas dan Relabltas Valdtas tap peubah ndkator dar merek Sarayu, Pond s, Vva dan Marck s semuanya menunjukkan sgnfkan pada taraf = 5. Perhtungan relabltas masng-masng merek dsajkan pada Tabel 3. Analss Deskrptf Dketahu bahwa status pernkahan responden, lebh banyak yang sudah menkah atau berkeluarga, dengan prosentase sebesar 52,1%. Namun untuk jumlah status pernkahan n memlk nla yang hampr sama karena hanya ada selsh 4,2 % antara 5

6 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas jumlah wanta yang sudah menkah dengan yang belum menkah. Sementara tu, dar seg penddkan, Sebagan besar responden telah mengenyam bangku penddkan terakhr hngga SMU sebanyak 57,6%. Hal n berhubungan dengan latarbelakang mereka yang lebh banyak telah bekerja. Hanya 16 % yang berpenddkan sampa D3 dan ssanya adalah yang melalu penddkan sampa sarjana, karena untuk responden yang hanya berpenddkan sampa SD/SLTP tdak ada sama sekal. Hal n menunjukan kalau sebagaan besar responden telah mengenyam penddkan formal yang cukup bak. Umumnya responden telah bekerja d Perusahaan Swasta dengan prosentase 29,2 %. Urutan selanjutnya adalah plhan pekerjaan lannya, yang setelah ddefnskan ternyata mereka sebagan besar sebaga bu rumah tangga dengan jumlah mendekat, yatu 27,8 %. Bla dlhat dar ss pengeluaran masng-masng, responden sebagan besar memlh pengeluaran sebesar atau bsa dkatakan 36,1 % dar total keseluruhan responden. Tabel 2. Nla Korelas Pearson setap Atrbut Atrbut Merek Bedak Kode Hasl Preferens A B C D Merek P Vald Harga P Vald Plhan Warna P Vald Kandungan UV + Vt P Vald Wang/Aroma P Vald Gengs P Vald Bentuk Kemasan P Vald Jens Bedak P Vald Kemasan P Vald Fasltas Kaca P Vald Cocok dengan Kult P Vald Tabel 3. Relabltas tap Merek Merek r ht r tabel Keputusan Sarayu relabel Ponds relabel Vva relabel Marcks relabel Karakterstk Perlaku Responden Propors karakterstk untuk tap-tap peubah ndkator penyusun faktor perlaku responden djelaskan sesua Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Karakterstk Perlaku Pembelan Bedak Info % Pembelan % Tempat % meda 11.8 < Toko 31.9 tawaran Supermarket 50.7 org lan Agen 17.4 lannya 18.8 > Lannya 0.0 Tabel 5. Karakterstk Perlaku Pemakaan Bedak Alasan Pemakaan % Waktu % Harga 9.7 < 6 bulan 41.7 Coba-coba bulan 58.3 Kepraktsan 41.0 Kemasan 20.1 Lannya 9.0 Perhtungan tersebut memberkan kesmpulan bahwa sebagan besar responden yang merupakan pengguna bedak dengan merek produk Vva, menyatakan alasan kepraktsan sebaga latarbelakang pemlhan produk kosmetk, dan mendapatkan nformas seputar berasal dar keluarga, kerrabat atau teman dekat. Responden pada umumnya menyatakan menggunakan produk bedak tu dengan waktu yang cukup lama, yatu 6 bulan. Selanjutnya responden umumnya membelanjakan uangnya untuk keperluan pembelan bedak berada pada ksaran Rp sampa dengan Rp dan palng serng membel produk bedak d Supermarket atau mnmarket. Analss Thurstone Case V Sebelas peubah atrbut preferens dgunakan sebaga alat ukur. Hasl deskrpsnya akan menjad gambaran dalam analss Thurstone Case-V. Untuk mengetahu urutan preferens pertmbangan responden dalam membel dan menggunakan produk bedak. Tga peubah utama yang menjad prortas utama masyarakat sebaga alasan membel dan menggunakan produk bedak dengan merek tertentu adalah kemasan, fasltas kaca dan merek. Plhan warna berada pada urutan keenam. Harga berada pada urutan yang sedang-sedang saja, yatu pada urutan kelma, sehngga dpertmbangkan namun tdak begtu membeban. Wang atau Aroma dar Produk bedak tu merupakan prortas keempat setelah merek sebaga atrbut yang dpertmbangkan oleh konsumen yang perlu mendapat evaluas lebh lanjut dar phak produsen. Prortas yang terakhr, yang danggap palng kecl dalam mempengaruh konsumen dalam memlh produk bedak adalah gengs. Penggunaan produk bedak dengan merek objek peneltan n umumnya merata dgunakan untuk seluruh kalangan dan lapsan, sehngga gengs tdak terlalu berpengaruh. Tabel 6. Urutan Preferens pembelan Bedak No. Atrbut Urutan 1 Merek 3 2 Harga 5 3 Plhan Warna 6 4 Kandungan Bahan 8 5 Wang/ Aroma 4 6 Gengs 11 7 Bentuk Kemasan 7 8 Jens Bedak 9 9 Kemasan 1 10 Fasltas Kaca 2 11 Cocok dengan kult 10 6

7 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas Analss Penyusunan Konsep Produk Salah satu tujuan Analss Konjon adalah memperoleh skor kegunaan yang mewakl kepentngan setap aspek produk. Skor kegunaan dhtung dar penlaan subyek dar hmpunan stmul. Setap stmul menjelaskan satu kemungknan konfguras dar kombnas atrbutatrbut produk. Pada dasarnya, Analss Konjon dgunakan untuk mengetahu bagamana persps seseorang terhadap suatu obyek yang terdr atas satu atau banyak bagan. Hasl utama Analss Konjon adalah suatu bentuk (desan) produk barang yang dgunakan untuk sebagan besar responden. Hal yang dlakukan dalam formulas permasalahan adalah menentukan atrbut dan level produk peneltan. Dalam peneltan n terplh 6 Atrbut Utama yang menjad dasar pertmbangan konsumen dalam memlh produk bedak, dengan masng-masng level tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Atrbut dan Level Analss Konjon Atrbut Level Skala Harga Bentuk Jens Bahan Wang Kandungan Pentng 1 Tdak Pentng 0 Bulat 1 Kotak 0 Tabur 1 Padat 0 Melamn 1 Kaca 0 Pentng 1 Tdak Pentng 0 Pentng 1 Tdak Pentng 0 Penyusunan Stmul Dalam peneltan n, produk bedak terbag atas enam atrbut yang masng-masng terdr dar dua level. Atrbut determnan dengan masng-masng level akan dbentuk suatu konsep produk (stmul) yang akan devaluas oleh responden. Berdasarkan Tabel 7 d atas, maka secara keseluruhan seharusnya akan terbentuk kombnas 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 64 (2 6 ) buah konsep produk (stmul). Akan tetap jumlah keseluruhan tersebut terlalu banyak untuk devaluas oleh responden sehngga untuk memudahkan responden dalam mengevaluas semua stmul, selanjutnya akan dgunakan desan faktoral sebagan dengan konsep ortogonal array, sehngga jumlah stmul yang akan devaluas berkurang. Hal n dapat dlakukan karena pada umumnya efek yang dukur hanya pada efek utamanya saja, sedangkan nteraks antar atrbut dabakan. Jumlah mnmal stmul yang akan terbentuk adalah sebaga berkut : JK = JT-JA+1 = ( ) = 7 Mengngat jumlah atrbut dan level yang menjad pertmbangan, maka dalam peneltan n dgunakan rancangan ortogonal array dengan tpe L.8 Regres Peubah Boneka Penduga model regres dalam analss konjon ddefnskan dengan model Y = b 0 +b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 +b 5 X 5 +b 6 X 6 dengan Y adalah nla preferens responden, X 1 adalah peubah dummy atrbut harga, X 2 adalah peubah dummy atrbut bentuk, X 3 adalah peubah boneka atrbut jens, X 4 adalah peubah boneka atrbut bahan, X 5 adalah peubah boneka atrbut wang, X 6 adalah peubah dummy atrbut kandungan UV dan Vt. Penduga model konjon yang ddapatkan dengan regres peubah boneka keseluruhan, sebanyak peubah konjon dengan 6 peubah boneka yang mewakl keseluruhan atrbut. Tabel 8. Peubah Boneka Konsep Produk Bedak Harga Bentuk Jens Bahan Kandungan Wang KP x 1 x 2 x 3 x 4 x 5 x Berdasarkan penlaan masng-masng responden terhadap kedelapan stmul, dhaslkan nla rata-rata evaluas responden untuk tap-tap stmul, sepert pada Tabel 9. Table 9 Nla Preferens Responden Konsep Produk Rata-rata y Proses Analss Konjon Hasl pendapat responden atas delapan stmul datas dlakukan analss konjon untuk memperkrakan bentuk produk yang dngnkan responden. Dalam peneltan n melalu proses konjon ddapatkan hasl nla guna masng-masng level dar tap atrbut yang dsajkan pada Tabel 10. Untuk tahap berkutnya mencar selsh nla dan nla kepentngan relatf masng-masng atrbut, hasl perhtungannya tertera pada Tabel 11. 7

8 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas Penduga Konjon dengan Regres Peubah Boneka Nla rata-rata preferens responden datas akan menjad nla respon, sedangkan kedelapan peubah Dummy yang mewakl tap-tap atrbut menjad peubah predktor. Dengan menggunakan pendekatan OLS pada regres dummy, dperoleh model Analss Konjon yang merupakan penlaan secara umum menggunakan preferens konsumen. Model yang ddapatkan adalah y = x x x x x x 6 Tabel 10. Nla Guna Masng-masng Level Atrbut Harga Bentuk Jens Bahan Wang Kandungan Level Rata-rata ratng Nla Guna Kode Pentng Tdak Pentng Bulat Kotak Tabur Padat Kaca Melamn Pentng Tdak Pentng Pentng Tdak Pentng Table 11 Nla Kepentngan Relatf Atrbut Level % % Kumulatf Perngkat Harga Bentuk Jens Bahan Wang Kandungan Selanjutnya dar hasl pendugaan parameter model regres peubah boneka djadkan dasar untuk memperoleh nla utltas untuk tap-tap atrbut dan nla kepentngan relatve tap-tap atrbut. Dar hasl tersebut, juga ddapatkan nla kepentngan relatf untuk setap atrbut, hasl perhtungannya sebaga berkut tertera pada Tabel 12. Tabel 12. Nla Kepentngan Relatf No. Atrbut Level Nla Kepentngan Relatf % % Kum. Urutan 1 Harga Bentuk Jens Bahan Wang Kandungan Jumlah Hasl analss konjon pada tabel d atas dapat dnterpretaskan sesua haslnya. Hasl tersebut menyebutkan bahwa atrbut Jens bedak mempunya nla kepentngan palng tngg, yatu 31,45 %, kemudan atrbut bahan kemasan dengan nla kepentngan 23,39 % berada pada poss kedua yang dplh oleh responden, dsusul atrbut kandungan UV dan Vtamn pada produk bedak dengan nla 19,09 %, selanjutnya berturut-turut nlanya adalah untuk atrbut wang, bentuk kemasan dan harga dengan nla masng-masng 15,32 %, 8,33 % dan 2, 42 %. Berdasarkan hasl tersebut, dketahu bahwa jens bedak palng berpengaruh terhadap pembelan responden, sehngga jens bedak merupakan atrbut yang perlu devaluas dan dtngkatkan varasnya oleh produsen produk bedak guna memenuh kengnan konsumen dan mendapatkan hasl penjualan yang bak. Untuk tap-tap level dar masng-masng atrbut dplh dengan alasan tertentu. Berdasarkan nla utltasnya, dapat dketahu tngkatan dar tap-tap atrbut yang dsuka oleh responden, sehngga dperoleh konsep produk yang dmnat oleh sebagan besar konsumen adalah Produk bedak dengan jens bedak tabur, Bahan kemasan yang terbuat dar melamn, dengan tdak terlalu senstf atau tdak begtu memperhatkan kandungan UV dan Vtamn, dlengkap dengan wang atau aroma yang sesua, dengan bentuk kemasan bulat dan pertmbangan harga yang juga pentng. Analss konjon pada peneltan n menggunakan metode regres Dummy, sehngga untuk mengetahu apakah hasl analss memlk valdtas dan relabltas dlakukan menggunakan perhtungan menggunakan kesesuaan model dengan nla R 2. Nla R 2 akan mengndkaskan sampa tngkat mana model dapat menerangkan data permasalahan. Berdasarkan hasl Analss Regres Dummy, ddapatkan nla R 2 sebesar 86,5 %. Nla kesesuaan model tersebut cukup besar. Analss Peta Poss Tap Merek Bedak Tujuan utama dar analss n adalah mengetahu peta poss dar masng-masng merek bedak terhadap karakterstk postonngnya. Melhat tamplan vsual dar peta poss, kta dapat melhat kedekatan antara peubah-peubah possonng terhadap merek yang dbandngkan (Sarayu, Pond s, Vva, Marck s). Data selengkapnya hasl pengolahan nla-nla peubah pembentuk postonng dan objek merek, dapat dlhat pada Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 13. Koordnat Atrbut Possonng (G (11x2) ) Skor PC-1 Skor PC

9 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas Tap-tap koordnat datas akan dkomposskan untuk membentuk sebuah gambar plot yang menunjukkan hubungan antara peubah postonng dan keempat merek produk bedak. Koordnatkoordnat d atas selanjutnya dtamplkan dengan bplot pada Gambar 1. Tabel 14. Koordnat Tap Merek H (2x4) ) Merek PC-1 PC=2 Sarayu Pond s Vva Marck s Hal yang dapat kta cermat dar peta poss datas adalah keberadaan letak dar keempat merek jka dbandngkan dengan poss peubah postonng justru lebh menyebar peubah postonng-nya. In menunjukan bahwa dar 11 peubah possonng yang ada ternyata belum sepenuhnya dkuasa oleh masng-masng merek. Berdasarkan gambar peta poss antara varbel perseps dengan merek tersebut, dapat dhtung besar sudut antara kedua elemen tersebut. Besar sudut tersebut menentukan seberapa dekat hubungan antara keduanya. Hasl perhtungan besar sudut antara tap-tap merek terhadap peubah persepsnya dtunjukkan pada Tabel 15. Gambar 1 Bplot Peubah Perseps dengan Merek Tabel 15 Merek dengan Peubah Postonng Kode Sarayu Ponds Vva Marcks Mn Sudut f_ Marcks f_ Ponds f_ Marcks f_ Marcks f_ Marcks f_ Marcks f_ Ponds f_ Sarayu f_ Sarayu f_ Sarayu f_ Ponds Gambar peta poss datas, poss keempat merek salng berdekatan satu sama lan. Hal n menunjukkan persangan yang kuat dantara keunggulan yang dmlk mereka dan terdapat kemungknan dantaranya memlk keunggulan atrbut produk yang mrp. tdak ada perbedaan besar yang mencolok dantara ketganya. Atrbut cocok dengan kult merupakan atrbut unggulan yang dmlk dua merek, yatu Sarayu dan Vva. Peta poss dhaslkan dar perseps responden terhadap merek-merek produk Bedak, semakn besar sudut yang dhaslkan maka semakn besar pula perbedaan atau semakn lemah hubungan dantara dua ttk tersebut, sedangkan semakn jauh jarak yang dhaslkan maka semakn besar pula keragaman dar kedua ttk tersebut Produk bedak Marck s bla dtnjau dar seg Merek, Plhan warna, Kandungan Bahan, Wang atau Aroma dan gengs memlk kedekatan tersendr d benak konsumen, sedangkan untuk harga, bentuk kemasan dan kecocokan pada kult, responden lebh mengdentkkan dengan produk bedak Pond s. Untuk kelengkapan fasltas kaca, jens bedak dan kemasan yang menark, Produk bedak Sarayu memlk keunggulan yang lebh dbandngkan ketga merek lannya. Perseps responden tentang Sarayu adalah bahwa merek Sarayu lebh dekat dengan peubah kemasan, fasltas Kaca dan kecocokan pada kult atau produk Bedak yang dentk dengan fasltas.perseps responden terhadap bedak Pond s adalah Bentuk kemasan Pond s memberkan varas kemasan bedak yang menark konsumen untuk menympannya, sehngga bentuk kemasan yang unk melekat pada bedakk Pond s. Responden juga menganggap harga bedak pond s sesua. Merek bedak Vva keunggulan desan kemasan dan bentuknya mash terus berada d hat penggunanya. Tampak sudut yang begtu kecl antara Vva dengan atrbut kemasan dan bentuk kemasan mengndkaskan bahwa desan kemasan vva telah menark perhatan konsumen. Hal yang juga dapat damat dar besarnya sudut antara objek peneltan dengan peubah postonng adalah bahwa atrbut yang kedekatannya sama relatf kecl untuk setap merek adalah atrbut harga, kemasan, dan kecocokan pada kult. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan 1. Preferens terhadap atrbut yang mempengaruh pembelan produk bedak dengan metode Thurstone Case V, dperoleh hasl urutan secara umum sebaga berkut : Kemasan, Fasltas Kaca, Merek, wang, Harga, Plhan Warna, Bentuk Kemasan, Kandungan Bahan, Jens Bedak,cocok dengan kult dan yang terakhr adalah Gengs. 9

10 Pengembangan Preferens dalam Pemlhan Konsep Produk Kosmetk Bedak Berbass Analss Konjon Forum Statstka dan Komputas 2. Nla kepentngan relatf untuk tap-tap atrbut memberkan urutan terhadap atrbut yang dpentngkan oleh responden, yang selanjutnya dgunakan untuk menyusun konsep produk, yatu : Jens Bedak, Bahan, Kandungan UV dan Vtamn, Wang, Bentuk, dan yang terakhr adalah Harga. Hasl akhr dar analss Konjon adalah berupa konsep produk yang palng dmnat oleh responden dengan susunan beberapa level dar tap atrbut yang memlk nla tertngg dantaranya yatu ddapatkan Konsep Produk bedak dengan jens Bedak tabur, Bahan kemasan yang terbuat dar melamn, dengan tdak terlalu senstf atau tdak begtu memperhatkan kandungan UV dan Vtamn, dlengkap dengan wang atau aroma yang sesua, dengan bentuk kemasan bulat dan pertmbangan harga yang juga pentng. 3. Berdasarkan peta poss dar atrbut postonng terhadap masng-masng merek produk bedak, dperoleh hasl sebaga berkut : pada umumnya tap-tap merek memlk jarak yang berdekatan untuk tap-tap atrbut. Untuk atrbut Merek, Plhan warna, Kandungan bahan, Wang, Gengs lebh dekat dengan merek bedak Marck s, untuk atrbut Jens bedak, kemasan dan fasltas kaca dentk dengan bedak merek Sarayu, selanjutnya untuk atrbut harga, bentuk, dan cocok untuk kult anggapan responden sesua untuk merek Pond s. Saran 1. Jens bedak serta Kandungan UV dan Vtamn termasuk atrbut yang dpentngkan, sehngga perlu mendapat perhatan untuk devaluas keunggulannya. 2. Analss konjon hanya dapat memfasltas permasalahan dskrt, sedangkan pengembangan produk terkadang menuntut adanya suatu metode yang dapat memfasltas permasalahan kontnu karena atrbut serngkal dgambarkan sebaga suatu besaran yang terukur. DAFTAR PUSTAKA Cochran WG. 2001, Teknk Penarkan Sampel. (Terjemahan). Jakarta: UI Press, Fabrcant SM & Gould S Women s Make Up Careers: An Interpretve Study of Color Cosmetc Use and Face Value. Psychology and Marketng, 10(6): Gabrel KR The Bplot Graphc Dsplay of Matrces wth Applcaton to Prncpal Componen Analyss. Bometrka 3(58): Har JF, Anderson RE, Tatham RL, BlackWC Multvarate Data Analyss wth Readngs. New Jersey: Macmllan Publshng Company. Urban LG & Houser JR Desgn and Marketng of New Product. New Jersey : Prentce-Hall. Malhotra NK Marketng Research, an Appled Orentaton, New Jersey : Prentce-Hall. Suharjo B. 2001, New Product Development wth Conjont Analyss. Jakarta : PT. Carpcorn MARS Indotama. Supranto J Dasar-Dasar Pemasaran, Alh Bahasa, Alexander Sndoro;penyuntng, Benyamn Molan, Jakarta. Umar H. 2003, Rset Pemasaran dan Perlaku Konsumen. Jakarta : Grameda & Jakarta Bussness Research Center (JBRC) 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Analisis Conjoint Sebagai Alat Menentukan Model Preferensi Nasabah Menabung Di Bank

Analisis Conjoint Sebagai Alat Menentukan Model Preferensi Nasabah Menabung Di Bank Analss Conjont Sebaga Alat Menentukan Model Preferens Nasabah Menabung D Bank Budono Nan Hdayat Program Stud Statstka Terapan FMIPA Unv.Gajayana Jl.Merjosar- Dnoyo Malang Abstrak :Tngkat persangan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Percobaan

TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Percobaan 4 TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Percobaan Perancangan percobaan adalah suatu metode yang efsen untuk merancang suatu percobaan sehngga data yang dperoleh dapat danalss untuk menghaslkan suatu kesmpulan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pemodelan Persamaan Struktural Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equaton Modelng (SEM) merupakan analss multvarat yang dapat menganalss hubungan varabel secara

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB TIJAUA KEPUSTAKAA.1. Gambaran Umum Obyek Peneltan Gambar.1 Lokas Daerah Stud Gambar. Detal Lokas Daerah Stud (Sumber : Peta Dgtal Jabotabek ver.0) 7 8 Kawasan perumahan yang dplh sebaga daerah stud

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM 1) Membuat dstrbus frekuens. 2) Mengetahu apa yang dmaksud dengan Medan, Modus dan Mean. 3) Mengetahu cara mencar Nla rata-rata (Mean). TEORI PENUNJANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV TRIP GENERATION

BAB IV TRIP GENERATION BAB IV TRIP GENERATION 4.1 PENDAHULUAN Trp Generaton td : 1. Trp Producton 2. Trp Attracton j Generator Attractor - Setap tempat mempunya fktor untuk membangktkan dan menark pergerakan - Bangktan, Tarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 PENDAHULUAN Bangktan perjalanan (Trp generaton model ) adalah suatu tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pizza Hut Garden 6 - Jakarta Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 Juni 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat dan peneltan dlakukan Peneltan n dlaksanakan d Pzza Hut Garden 6 - Jakarta Barat 2. Waktu Pengumpulan data Peneltan dlakukan pada bulan

Lebih terperinci