National Communication Association (NCA) bersamaan dengan munculnya sejumlah
|
|
- Sri Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 CETAK BIRU TEORI KOMUNIKASI DAN STUDI KOMUNIKASI DI INDONESIA Oleh: Turnm Rahardj (Pengajar Jurusan Ilmu Kmunikasi FISIP Undip) Disampaikan Dalam Simpsium Nasinal: Arah Depan Pengembangan Ilmu Kmunikasi Di Indnesia. Jakarta, 13 Maret Pengantar: Ada 3 (tiga) isu yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu perkembangan kajian tentang pemikiran teritik kmunikasi, paradigma dalam penelitian kmunikasi dan perkembangan studi kmunikasi di Indnesia. Isu pertama tentang perkembangan kajian teritik kmunikasi diarahkan pada upaya untuk memahami pemikiran filsfis yang menjadi pijakan terciptanya teriteri kmunikasi sekaligus untuk melihat keluasan wilayah dari pemikiran teritik tentang kmunikasi. Sedangkan isu yang kedua, paradigma penelitian kmunikasi, mencba membahas asumsi-asumsi ntlgi, epistemlgi, aksilgi dan metdlgi dalam penelitian kmunikasi yang secara umum terpilah dalam 2 (dua) paradigma, yaitu paradigma psitivisme dan nn psitivisme. Sedangakan isu ketiga, perkembangan studi kmunikasi di Indnesia, mencba mendiskusikan tantangan yang dihadapi leh perguruan tinggi ilmu kmunikasi di Indnesia yang saat ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang pesat dari sisi kuantitas lembaga pendidikan tinggi yang mengajarkan ilmu kmunikasi. Dalam catatan sejarah (Littlejhn & Fss, 2005:3), studi akademis tentang kmunikasi telah dimulai setelah PD I ketika kemajuan teknlgi dan melek huruf telah menjadikan kmunikasi sebagai tpik kajian. Setelah PD II, imu-ilmu ssial diakui secara penuh sebagai disiplin yang sah (legitimate), dan perhatian kepada prses-prses psiklgis dan ssial menjadi semakin intensif. Studi-studi kmunikasi dikembangkan pada paruh abad ke 20. Dalam perkembangan sekarang, banyak peneliti telah mengakui kmunikasi sebagai tpik sentral bagi semua pengalaman manusia. Karya-karya dari Internatinal Cmmunicatin Assciatin (ICA) dan Natinal Cmmunicatin Assciatin (NCA) bersamaan dengan munculnya sejumlah
2 2 jurnal memperlihatkan apa yang sedang terjadi dalam kajian kmunikasi. Disiplin ilmu kmunikasi sekarang telah menghasilkan teri-teri baru. Di Indnesia, ilmu kmunikasi telah dipelajari selama kurang lebih setengah abad melalui lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Perguruan tinggi pertama yang menyelenggarakan pendidikan kmunikasi adalah Akademi Ilmu Plitik Ygyakarta pada tahun 1949 yang kemudian menjadi Bagian Ssial Pltik dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Perguruan tinggi ini sekarang kita mengenalnya sebagai Jurusan Ilmu Kmunikasi FISIPOL UGM. Dalam perkembangannya sekarang, jumlah perguruan tinggi di Indnesia yang menyelenggarakan pendidikan kmunikasi semakin meningkat secara kuantitas. Di berbagai wilayah, kita dengan mudah menjumpai perguruan tinggi ilmu kmunikasi, tidak saja di Pulau Jawa, tetapi telah menyebar ke Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Dibalik peningkatan secara kuantitas, ada persalan yang perlu diperbincangkan bersama, yaitu selama kurang lebih 50 tahun kajian tentang ilmu kmunikasi masih terlihat seragam. Hampir seluruh (untuk tidak menyebut semua) perguruan tinggi melaksanakan kegiatan belajar-mengajar bidang-bidang kmunikasi yang kurang lebih sama, yaitu Jurnalistik, Public Relatins, Periklanan, Penyiaran dan Manajemen Kmunikasi. Cetak Biru Teri Kmunikasi: Teri-teri kmunikasi yang dipelajari leh kmunitas kampus (pengajar dan mahasiswa) pendidikan tinggi ilmu kmunikasi maupun para praktisi kmunikasi di Indnesia merujuk pada sumber-sumber pemikiran filsfis (metateri) yang dikenal dengan blue print atau cetak biru. Bagi kita, baik secara individual maupun kelmpk yang selama ini memberi perhatian dan memiliki kepedulian terhadap perkembangan keilmuan kmunikasi, cetak biru teri kmunikasi perlu untuk diketahui, karena cetak biru merupakan sarana yang memungkinkan kita dapat memahami dengan lebih baik perspektif dari setiap pemikiran teritik tentang kmunikasi.
3 3 Pemikiran filsfis tentang teri-teri kmunikasi dapat dicermati dari karyakarya ilmiah Infante dkk. (1990), Stacks dkk. (1991), Littlejhn (1999, 2002), Littlejhn & Fss (2005) dan West & Turner (2007). Karya-karya ilmiah tersebut memilah pemikiran utama tentang teri kmunikasi ke dalam 3 (tiga) perspektif, yaitu Cvering Laws, Rules dan Systems. Pemilahan ke dalam tiga perspektif ini didasarkan pada apa yang dikenal dengan metda eksplanasi. Teri-teri Cvering Laws berpijak pada causal necessity, karena teri-terinya menekankan pada hubungan sebab-akibat. Teri-teri Rules lebih memberi perhatian pada practical necessity, sebab teri-terinya menegaskan bahwa rang akan mengikuti aturanaturan guna mencapai apa yang mereka kehendaki. Diantara kedua tipe di atas terdapat pendekatan Systems yang memusatkan perhatian pada hubunganhubungan lgis diantara elemen-elemen sebuah sistem yang memiliki baik causal necessity maupun practical necessity. Dalam deskripsi yang lebih lengkap, Teri-teri System merupakan pendekatan teritik yang paling umum (general) dalam studi kmunikasi. Pemikiran teritik ini mengarahkan perhatiannya pada interaksi diantara elemen-elemen dalam suatu prses yang lebih besar. Sedangkan Teri-teri Rules menegaskan bahwa eksistensi manusia tidak dapat dipelajari dengan menggunakan mdel-mdel yang dikembangkan leh ilmu-ilmu eksakta, karena manusia secara kualitatif berbeda dengan peristiwa-peristiwa yang bersifat natural. Sifat dari realitas yang sesungguhnya merupakan pengalaman subyektif. Karenanya, untuk memahami sebuah peristiwa kmunikasi, maka kita harus memahami persepsi individu tentang peristiwa tersebut. Dalam teri-teri Cvering Laws, peristiwa kmunikasi dipahami dalam relasi kausalistik (sebab-akibat). Peristiwa yang terjadi (cnsequent event) ditentukan leh kejadian yang mendahuluinya (antecedent). TABEL 1 PENDEKATAN ONTOLOGI TERHADAP KOMUNIKASI Pendekatan Deskripsi Cvering Laws Teritisi Cvering Laws menegaskan bahwa ada relasi yang terpadu antara 2 (dua) atau lebih peristiwa/byek. Cnth: ketika A terjadi, maka B terjadi. Ini merupakan pernyataan sebab-akibat yang mengekspresikan hubungan antara A duengan B. Pernyataan tersebut secara umum dipahami sebagai pernyataan jika-
4 4 maka. Rules System Teritisi Rules menegaskan bahwa banyak dari perilaku manusia merupakan hasil/akibat dari pilihan yang bebas (free chice). Orang membuat pilihan aturanaturan ssial yang mengatur interaksi mereka. Cnth: dalam sebuah interaksi antarpekerja (c-wrkers), banyak interaksi mereka akan dipandu leh aturanaturan mengenai kespanan, gliran berbicara dan lain-lain. Teritisi Systems menegaskan bahwa perilaku manusia merupakan bagian dari sebuah sistem. Cnth: keluarga merupakan sebuah sistem dari relasi keluarga, lebih dari sekadar anggta-anggta secara individual. Pernyataan ini menjelaskan kmpleksitas pla-pla kmunikasi dalam keluarga. Sumber: Richard West & Lynn H. Turner, Intrducing Cmmunicatin Thery, Analysis and Applicatin, Third Editin, 2007: 57. Gagasan metateritik lain tentang teri-teri kmunikasi dapat dicermati dari tulisan Littlejhn (1999: 12-16) tentang genre dalam teri kmunikasi. Genre dipahami sebagai salah satu cara untuk mengrganisasikan teri-teri kmunikasi. Littlejhn mengemukakan ada 5 (lima) genre, yaitu structural and functinal, cgnitive and behaviral, interactinist, interpretive dan critical. Genre structural and functinal menegaskan bahwa struktur-struktur ssial merupakan sesuatu yang nyata dan berfungsi dalam cara-cara yang dapat dibservasi secara byektif. Pemikiran metateritik ini memahami kmunikasi sebagai prses dimana individu-individu menggunakan bahasa untuk menyampaikan makna kepada rang lain. Genre cgnitive and behaviral memberi perhatian pada individu dan psiklgi menjadi sumber utama dalam teri-teri kgnitif dan perilaku. Teri-teri kgnitif tentang kmunikasi akan mengarahkan cara-cara rang mengevaluasi aspek-aspek pesan, seperti misalnya kredibilitas, rganisasi dan agumentasi serta memprediksi jenis-jenis infrmasi yang berdampak pada bagaimana rang berpikir. Genre interactinist memahami kehidupan ssial sebagai suatu prses interaksi. Kmunikasi (interaksi) merupakan sarana kita belajar berperilaku, kmunikasi dipahami sebagai perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa kmunikasi. Struktur-struktur ssial (kelmpk, institusi) diciptakan dan ditpang melalui interaksi. Pemikiran metateritik ini menekankan pada bagaimana bahasa yang dipakai untuk menciptakan struktur-struktur ssial dan bagaimana bahasa dan
5 5 sistem-sistem simbl yang lain direprduksi, dipelihara dan dirubah. Makna bukanlah sesuatu yang byektif, namun diciptakan leh rang melalui kmunikasi. Genre interpretive menjelaskan prses dimana pemahaman (understanding) terjadi dan membuat perbedaan yang jelas antara understanding dengan penjelasan ilmiah (scientific explanatin). Tujuan interpretasi bukan menemukan hukum-hukum yang mengatur kejadian-kejadian, tetapi mengungkap cara-cara rang dalam memahami pengalaman mereka sendiri. Teri-teri interpretif menekankan bahasa sebagai pusat pengalaman, meyakini bahasa akan menciptakan dunia makna dimana rang berada dan melalui mana semua pengalaman dipahami. Genre critical memfkuskan pada isu-isu tentang ketidaksetaraan dan penindasan. Teritisinya tidak hanya melakukan bservasi, tetapi juga memberikan kritik. Banyak teritisi kritikal memberi perhatian pada knflik kepentingan dalam masyarakat dan cara-cara kmunikasi mengekalkan dminasi satu kelmpk terhadap kelmpk yang lain. Perkembangan terbaru gagasan metateritik tentang teri-teri kmunikasi dapat dicermati dari karya Rbert T. Craig (dalam Littlejhn, 2002, Griffin, 2006: 21-33) yang ia sebut dengan cmmunicatin thery as a field. Selama bertahun-tahun, ilmuwan kmunikasi berjuang menghadapi persalan tentang bagaimana memberi karakteristik teri kmunikasi sebagai satu bidang kajian. Craig menegaskan bahwa bidang kajian (kmunikasi) tidak akan pernah dapat disatukan melalui teri-teri, karena teri-teri akan selalu merefleksikan keragaman gagasan tentang kmunikasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga selamanya kita berhadapan dengan bermacam-macam pendekatan. Craig menguraikan 7 (tujuh) tradisi pemikiran dalam teri-teri kmunikasi, yaitu retrika, semitika, fenmenlgi, sibernetika, ssipsiklgi, ssikultural dan kritikal. Tradisi retrika memahami kmunikasi sebagai pidat publik yang indah; tradisi semitika memahami kmunikasi sebagai prses pertukaran makna melalui tanda-tanda; tradisi fenmenlgi memahami kmunikasi sebagai pengalaman diri sendiri dan rang lain melalui dialg; tradisi sibernetika memahami kmunikasi sebagai pemrsesan infrmasi; tradisi ssipsiklgi memahami kmunikasi sebagai pengaruh antarpribadi; tradisi ssikultural memahami kmunikasi sebagai
6 6 penciptaan realitas ssial; dan tradisi kritikal memahami kmunikasi sebagai penlakan reflektif terhadap wacana yang tidak adil. TABEL 2 TRADISI PEMIKIRAN DALAM TEORI KOMUNIKASI Tradisi Pemikiran Deskripsi Retrika Teri-teri dalam tradisi ini memahami kmunikasi sebagai seni praktis (practical art). Kmunikatr (speakers, media prducers, writers) memahami persalan sebagai hal yang perlu diatasi melalui pesan-pesan yang dirancang secara cermat. Kmunikatr mengembangkan strategi, sering memakai pendekatanpendekatan umum (daya tarik lgis dan emsinal) untuk mengarahkan khalayak. Tradisi ini melihat karya kmunikatr diatur leh seni dan metda; bergantung pada perasaan bahwa kata-kata itu memiliki kekuatan, infrmasi berguna untuk membuat penilaian, dan kmunikasi dapat dievaluasi dan diperbaiki. Teri-teri retrika sering menentang pandangan yang menegaskan bahwa kata-kata bukanlah tindakan, penampakan bukanlah realitas, gaya bukanlah hal yang pkk dan pini bukanlah kebenaran. Semitika Memfkuskan pada tanda-tanda dan simbl-simbl; memperlakukan kmunikasi sebagai jembatan antara dunia privat dari individu-individu dengan tanda-tanda untuk mendapatkan makna. Kekuatan semitika bertumpu pada gagasan-gagasan tentang kebutuhan akan bahasa yang sama, identifikasinya tentang subyektivitas menjadi kendala untuk mencapai pemahaman, dan keterikatannya dengan makna yang beragam. Teri-teri semitika sering bertentangan dengan teri-teri yang menekankan bahwa kata-kata memiliki makna yang tepat, tanda-tanda merepresentasikan byek atau bahasa yang bersifat netral. Fenmenlgi Tradisi fenmenlgi memberi perhatian pada pengalaman pribadi. Kmunikasi dilihat sebagai pertukaran pengalaman pribadi melalui dialg. Dalam tradisi ini, wacana yang muncul mencakup istilah-istilah seperti exeperience, self, dialgue, genuine, supprtiveness dan penness. Istilah-istilah tersebut merupakan pendekatan teritik ketika menegaskan kebutuhan akan kntak, penghrmatan, pengakuan adanya perbedaan dan landasan bersama. Sibernetika Kmunikasi dipahami sebagai kegiatan pemrsesan infrmasi, dan persalan-persalan yang dihadapi dikaitkan dengan nise, verlad
7 7 dan malfunctin. Tradisi sibernetika menjadi gagasan yang bisa diterima secara lgis ketika muncul isu-isu yang berkaitan dengan pikiran, rasinalitas dan sistem yang kmpleks. Secara umum, tradisi ini menentang argumen-argumen yang membuat perbedaan antara mesin dengan manusia atau mengasumsikan hubungan liner sebab-akibat. Ssipsiklgi Memusatkan perhatian pada asek-aspek kmunikasi yang mencakup ekspresi, interaksi dan pengaruh. Wacana dan tradisi ini menekankan pada perilaku, variabel, efek, kepribadian dan sifat, persepsi, kgnisi, sikap dan interaksi. Ssipsiklgi menjadi tradisi pemikiran yang kuat, khususnya dalam situasi dimana kepribadian menjadi penting, penilaian menjadi bias leh keyakinan dan perasaan, dan rang memiliki pengaruh yang nyata satu sama lain. Tradisi ssipsiklgi menentang pandangan bahwa rang bersikap rasinal, individu-individu mengetahui apa yang mereka pikirkan, dan persepsi merupakan jalur yang jelas untuk melihat apa yang nyata. Ssikultural Tatanan ssial sebagai pusat kajian dan melihat kmunikasi sebagai perekat masyarakat. Persalan dan tantangannya diarahkan pada knflik, alienasi dan kegagalan untuk melakukan krdinasi. Ilmuwan dalam tradisi ini menggunakan bahasa yang mencakup elemen-elemen seperti masyarakat, struktur, ritual, aturan dan kultur. Ilmuwan tersebut meniadakan argumen-argumen yang mendukung kekuatan dan tanggung jawab individu, penyatuan diri atau pemisahan interaksi manusia dari struktur ssial. Kritikal Cenderung melihat kmunikasi sebagai perencanaan ssial dari kekuasaan dan penindasan. Teri-teri kritikal memberi respn terhadap persalan-persalan idelgi, kekuasaan dan dminasi. Wacana kritikal mencakup istilah-istilah seperti idelgy, dialectic, ppressin, cnsciusness raising, resistance dan emancipatin. Tradisi kritikal merupakan pendekatan terhadap teri dalam situasi yang mencakup pengekalan kekuasaan, nilai-nilai kebebasan dan kesetaraan. TABEL 3 RANAH KONSEPTUAL TEORI KOMUNIKASI Ranah knseptual Kmunikasi diterikan sebagai Persalan kmunikasi diterrikan sebagai Retrika Seni wacana praktis. Urgensi ssial yang mempersyaratkan pertimbangan klektif yang mendalam.
8 8 Semitika Fenmenlgi Mediasi antarsubyektif melalui tanda-tanda. Pengalaman dari therness, dialg. Kesalahpahaman atau kesenjangan pandangan-pandangan subyektif. Ketiadaan atau kegagalan untuk menpang relasi manusia yang tentik. Sibernetika Pemrsesan infrmasi. Nise, verlad, underlad, malfunctin dalam suatu sistem. Ssipsiklgi Ekspresi, interaksi dan pengaruh. Situasi yang mempersyaratkan manipulasi sebab-sebab perilaku untuk mencapai hasil yang spesifik. Ssikultural (Re)prduksi tatanan ssial. Knflik, pengasingan, kegagalan, krdinasi. Kritikal Refleksi diskursif. Idelgi hegemnik, secara sistematis mendistrsi situasi ujaran. Sumber: Katherine Miller, Cmmunicatin Theries, Perspective, Prcesses, and Cntexts, Secnd Editin, 2005: 13. Sumber-sumber tentang pemikiran teritik kmunikasi di atas merupakan pemetaan (mapping) yang disusun leh para ilmuwan kmunikasi Barat (AS). Teriteri kmunikasi yang dipelajari leh kmunitas pendidikan tinggi ilmu kmunikasi maupun para praktisi kmunikasi di Indnesia selama ini merupakan prduk dari sejarah intelektual Barat. Pemikiran Barat masih mendminasi aktivitas keilmuan kmunikasi hingga sekarang ini. Namun demikian, Kincaid (dalam Littlejhn, 1999: 4-6) menawarkan pemikiran yang berbeda ketika ia menyampaikan gagasan yang cukup menguntungkan bagi kemungkinan munculnya pemikiran teritik tentang kmunikasi dari cara pandang Timur. Ia mengkntraskan pandangan Barat dengan Timur sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut. TABEL 4 TEORI KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN TIMUR Perspektif Barat Perspektif Timur Memberi perhatian pada pengukuran bagian-bagian dan tidak mengintegrasikannya ke dalam sebuah prses yang disatukan. Cenderung memfkuskan pada keseluruhan dan kesatuan. Didminasi leh visi individualisme. Orang dipertimbangkan aktif dalam pencapaian tujuan-tujuan pribadi. Memandang hasil kmunikasi sebagai sesuatu yang tidak direncanakan dan merupakan knsekuensi alami dari suatu
9 9 peristiwa. Didminasi leh bahasa. Lambang-lambang verbal, khususnya ujaran, tidak cukup mendapat perhatian dan dipandang secara skeptis. Hubungan atau relasi muncul diantara dua atau lebih individu. Hubungan bersifat lebih rumit, karena melibatkan psisi ssial tentang peran, status dan kekuasaan. Sumber: Stephen W. Littejhn, Theries f Human Cmmunicatin, Sixth Editin, 1999: 4-6. Dalam catatan Littlejhn (1999: 41), kmunikasi dalam perspektif Timur memiliki kesamaan dengan Teri Sistem, karena cara pandang Timur tentang kmunikasi menekankan pada keseluruhan (whleness) yang menjadi centerpieces dari Teri Sistem. Dalam arti, sistem merupakan keseluruhan yang bersifat unik. Ia mencakup pla hubungan (relatinship) yang berbeda dengan sistem yang lain. Keseluruhan lebih dari sekadar penjumlahan terhadap bagian-bagiannya. Sistem merupakan prduk dari kekuatan-kekuatan atau interaksi diantara bagian-bagiannya. Disamping adanya kesamaan tersebut, perspektif Timur dan Teri Sistem menghindari alasan kausal yang bersifat linier. Menurut pendapat penulis, usaha untuk mengembangkan pemikiran teritik tentang kmunikasi dari perspektif Timur belum menyentuh kesadaran keilmuan kita selama ini, karena aktivitas keilmuan (penelitian) kita masih sebatas melakukan verifikasi terhadap teri-teri kmunikasi dari cara pandang Barat. Artinya, apa yang kita lakukan sekarang ini masih pada tataran melakukan pengujian, mendukung atau menlak teri-teri Barat tersebut. Kita belum sampai pada tahapan untuk mengeksplrasi kearifan lkal (lcal wisdm) yang hingga saat ini masih menunggu aktivitas keilmuan kita. Paradigma Penelitian Kmunikasi: Penelitian kmunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan tunggal yang berbeda karaktersitiknya, yaitu pendekatan kuantitatif (bjectivist) dan pendekatan kualitatif (subjectivist). Secara umum dapat dipahami bahwa penelitian kmunikasi dengan pendekatan bjectivist berhubungan dengan
10 10 pengujian hiptesis dan data yang dikuantifikasikan melalui penggunaan teknikteknik pengukuran yang byektif dan analisis statistik. Sedangkan penelitian kmunikasi dengan pendekatan subjectivist memiliki keterkaitan dengan analisis data visual dan data verbal yang merupakan cerminan dari pengalaman sehari-hari. Perbedaaan antara penelitian kmunikasi bjectivist dengan subjectivist ditandai leh adanya paradigma sebagai pijakan filsfis yang memandu peneliti dalam menjalankan aktivitas penelitiannya. Paradigma dimengerti sebagai sistem keyakinan dasar (basic belief system) yang dicirikan leh asumsi-asumsi ntlgi, epistemlgi, aksilgi dan metdlgi. Asumsi ntlgi berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang sifat realitas (being), asumsi epistemlgi membahas pertanyaan-pertanyaan tentang relasi antara peneliti dengan fenmena yang diteliti (knwing), asumsi aksilgi berhubungan dengan pertanyaanpertanyaan mengenai peran nilai (value) dan asumsi metdlgi mengkaji pertanyaan-pertanyaan tentang prses penelitian. TABEL 5 KARAKTERISTIK PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF Asumsi Pertanyaan Kuantitatif Kualitatif Ontlgi Sifat realitas Bersifat byektif dan tunggal, terpisah dari penelitinya. Bersifat subyektif dan banyak, seperti yang dipahami setiap rang. Epistemlgi Hubungan peneliti dengan realitas Bersikap independen terhadap realitas yang diteliti. Berinteraksi dengan realitas yang diteliti. Aksilgi Peran nilai Bebas nilai dan tidak bias. Sarat nilai dan bias. Retrika Bahasa penelitian Frmal, berdasarkan pada seperangkat definisi. Metdlgi Prses penelitian Deduktif, sebab-akibat, disain statis, bebas knteks, generalisasi. Infrmal dan bersifat persnal. Induktif, simultan, disain muncul, terikat knteks, teriteri dikembangkan untuk menciptakan pemahaman. Sumber: Jhn W. Cresswell, Research Design, Qualitative & Quantitative Appraches, 1994: 5.
11 11 Paradigma dalam penelitian kmunikasi tidak bersifat mnlitik. Artinya, terdapat lebih dari 1 (satu) paradigma yang dapat digunakan sebagai pijakan filsfis dalam melakukan aktivitas penelitian. Dalam beberapa literatur metdlgi penelitian ssial (kmunikasi) ditemukan beragam peta tentang paradigma. Stiris Sarantaks (Scial Research) dan W. Lawrence Neumann (Scial Research Methds, Qualitative and Quantitative Appraches, Third Editin) membagi paradigma ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu psitivisme, interpretif dan kritikal. Sedangkan Nrman K. Denzin & Yvnna S. Lincln (penyunting The Sage Handbk f Qualitative Research, Third Editin) membagi paradigma ke dalam 5 (lima) jenis, yaitu psitivism, pstpsitivism, critival thery et al., cnstructivism dan participatry. Leslie A. Baxter & Earl Babbie (The Basics f Cmmunicatin Research) membagi paradigma ke dalam 4 (empat) jenis, yaitu psitivisme, sistem, interpretif dan kritikal. TABEL 6 BASIC BELIEFS OF ALTERNATIVE INQUIRY PARADIGMS Isu Psitivism Pstpsitivism Ontlgi Epistemlgi Metdlgi Realisme naif realitas yang nyata, tetapi dapat dipahami. Dualist/bjectivist: temuan-temuan yang benar. Eksperimental/manipulatif, verifikasi terhadap hiptesis, terutama menggunakan metda-metda kuantitatif. Realisme kritis realitas yang nyata, tetapi tidak lengkap dan secara prbabilitas dapat dipahami. Dualist/bjectivist yang dimdifikasi, tradisi kritikal/kmunitas, temuan-temuan kemungkinan benar. Eksperimental/manipulatif yang dimdifikasi, pengembangan pemikiran kritis, falsifikasi terhadap hiptesis, melibatkan penggunaan metda-metda kualitatif. Sumber: Egn G. Guba & Yvnna S. Lincln, Paradigmatic Cntrversies, Cntradictins, and Emerging Cnfluences, 2005: 195. TABEL 7 BASIC BELIEFS OF ALTERNATIVE INQUIRY PARADIGMS Isu Critical Thery et al. Cnstructivism Participatry Ontlgi Realisme histris: realitas yang sebenarnya Relativisme: realitas yang diknstruksikan dalam Realitas partisipatif: realitas subyektif-
12 12 dibentuk leh nilai-nilai ssial, plitik, kultural, eknmi, etnis dan gender yang mewujud sepanjang waktu. knteks lkal dan spesifik. byektif, diciptakan bersama leh pikiran dan ksms. Epistemlgi Transactinal/subjectivist: nilai mengantarai temuan-temuan. Transactinal/subjectivist: temuan-temuan yang diciptakan. Subyektivitas kritikal dalam transaksi partisipatif dengan ksms, epistemlgi eksperensial, prprsinal, dan praktik yang diperluas, temuantemuan yang dihasilkan bersama. Metdlgi Dialgis/dialektis. Hermeneutika/dialektis. Partisipasi plitik dalam tindakan klabratif, keunggulan praktik, penggunaan bahasa yang muncul dari knteks pengalaman yang dipertukarkan. Sumber: Egn G. Guba & Yvnna S. Lincln, Paradigmatic Cntrversies, Cntradictins, and Emerging Cnfluences, 2005: 195. Paradigma merupakan knstruksi manusia (human cnstructin), yaitu gagasan yang merepresentasikan beragam cara yang dilakukan peneliti untuk memahami dunia (realitas). Sebagai knstruksi manusia, paradigma tidak dipahami dalam lingkup benar atau salah. Paradigma adalah cara melihat (way f lking) realitas, sehingga perlu dimengerti dalam knteks kegunaannya. Melalui paradigma, peneliti bisa menetapkan pijakan teri dan metda penelitian yang digunakan. Dalam knteks pertimbangan epistemlgi (pertanyaan-pertanyaan mengenai penciptaan dan perkembangan pengetahuan), Miller (2005: 28-29) menjelaskan psisi antara Objectivist dan Subjectivist dalam epistemlgi yang meliputi jenis pengetahuan yang diperleh melalui teri, kmitmen metdlgi dalam pencarian pengetahuan dan tujuan pengetahuan untuk pengembangan teri.
13 13 TABEL 8 POSISI OBJECTIVIST DAN SUBJECTIVIST DALAM EPISTEMOLOGI Jenis pengetahuan yang diperleh melalui teri: Kmitmen metdlgis dalam pencarian pengetahuan: Tujuan pengetahuan untuk pengembangan teri: Objectivist Penjelasan (explanatin) fenmena ssial yang didasarkan pada relasi sebabakibat. Pemisahan antara knwer dengan knwn melalui penggunaan metda ilmiah. Kumulasi pengetahuan melalui pengujian dari kmunitas ilmuwan. Subjectivist Pemahaman (understanding) fenmena ssial yang didasarkan pada pengetahuan yang disituasikan. Kajian dari dalam melalui etngrafi dan lapran para aktr ssial. Pemahaman kasus-kasus lkal dari kehidupan ssial yang disituasikan. Sumber: Katherine Miller, Cmmunicatin Theries, Perspectives, Prcesses, and Cntexts, Secnd Editin, 2005: 29. Sebagai catatan pelengkap guna memahami relasi antara paradigma penelitian dengan pemikiran teritik tentang kmunikasi, ada gagasan menarik yang dikemukakan leh James Andersn, akademisi kmunikasi dari Universitas Utah (dalam Griffin, 2006: ). Andersn melakukan klasifikasi teri-teri kmunikasi berdasarkan perspektif Objective dan Interpretive. Dalam pandangan Andersn, para teritisi Objective meyakini adanya kesatuan dalam ilmu (unity f science). Mereka memahami fisika, bilgi, psiklgi dan kmunikasi hanyalah sebagai jendela-jendela yang berbeda untuk melihat realitas fisik yang bersifat tunggal. Sedangkan para teritisi Interpretive meyakini adanya ranah (dmain) yang beragam. Mereka tidak meragukan adanya realitas material. Tidak ada yang byektif tentang tanda-tanda (signs) dan maknanya. Ranah ssial terpisah dari bidang material. Teritisi Objective memahami realitas yang tunggal, independen dan tnm. Sebaliknya, teritisi Interpretive mengasumsikan bahwa realitas ssial merupakan sebuah status yang diberikan. Interpretasi adalah sebuah pencapaian manusia yang menciptakan data. Teks tidak pernah menginterpretasikan dirinya sendiri.
14 14 TABEL 9 TEORI-TEORI KOMUNIKASI DALAM SKALA OBJECTIVE INTERPRETIVE Interpersnal Cmmunicatin Objective Interpretive Symblic Interactinism ***** Crdinated Management f Meaning ***** Expectancy Vilatins Thery ***** Interpersnal Deceptin Thery ***** Scial penetratin Thery ***** Uncertainty Reductin Thery ***** Scial Infrmatin Prcessing Thery ***** The Interactinal View ***** Cnstructivism ***** Scial Judgement Thery ***** Elabratin Likelihd Mdel ***** Cgnitive Dissnance Thery ***** Relatinal Dialectics ***** Grup and Public Cmmunicatin Objective Interpretive Functinal Perspective n Grup Decisin Making ***** Adaptive Structuratin Thery ***** Symblic Cnvergence Thery ***** ***** Infrmatin Systems Apprach ***** Cultural Apprach ***** Critical Thery f Cmmunicatin Apprach ***** The Rhetric ***** Dramatism ***** Narrative Paradigm ***** Mass Cmmunicatin Objective Interpretive Semitics ***** Cultural Studies *****
15 15 Cultivatin Thery ***** Agenda-Setting Thery ***** Spiral f Silence ***** Cultural Cntext Objective Interpretive Anxiety/Uncertainty Management Thery ***** Face-Negtiatin Thery ***** Speech Cdes Thery ***** Genderlect Styles ***** ***** Standpint Thery ***** Muted Grup Thery ***** Sumber: Em Griffin, A First Lk At Cmmunicatin Thery, Sixth Editin, 2006: 518 Perkembangan Studi Kmunikasi di Indnesia: Seperti yang telah diuraikan pada bagian awal makalah ini, institusi pendidikan tinggi ilmu kmunikasi di Indnesia tumbuh dengan pesat. Namun, dibalik peningkatan secara kuantitas tersebut, ilmu kmunikasi yang dipelajari di institusi-institusi pendidikan tinggi masih terlihat seragam. Apa yang bisa kita cermati dari perkembangan pendidikan kmunikasi di negara kita selama ini? Menurut pendapat penulis, pemahaman terhadap pembidangan ilmu kmunikasi yang seragam tersebut sangat tidak menguntungkan, karena setiap institusi penyelenggara pendidikan ilmu kmunikasi tidak terlihat ciri khas atau keunggulannya secara kmpetitif maupun kmparatif. Tidak ada identitas yang bisa menjadi pengenal bagi keberadaan setiap institusi pendidikan tinggi ilmu kmunikasi. Bidang-bidang kmunikasi yang selama ini diajarkan pada hampir semua perguruan tinggi memiliki relasi dengan kmunikasi sebagai disiplin praktik/terapan. Jurnalistik, Public Relatins, Periklanan, Penyiaran dan Manajemen Kmunikasi lebih dipahami sebagai kajian yang bersifat aplikatif. Penyelenggara pendidikan ilmu kmunikasi berharap menghasilkan lulusan yang dengan cepat dapat diserap leh
16 16 pasar (sekadar memenuhi kebutuhan pasar ), namun cenderung menafikan upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang dapat menciptakan pasar. Pembidangan ilmu kmunikasi yang selama ini dipahami leh penyelenggara pendidikan tinggi ilmu kmunikasi di Indnesia telah mengesankan terjadinya kemandegan (stagnasi) dalam studi kmunikasi di negara kita. Ilmu Kmunikasi identik dengan Jurnalistik, Public Relatins, Periklanan, Penyiaran dan Manajemen Kmunikasi. Tantangan yang dihadapi leh institusi pendidikan tinggi kmunikasi di Indnesia sekarang ini adalah adakah keinginan untuk keluarga dari arus utama (mainstream) pembidangan ilmu kmunikasi yang selama ini telah terjadi. Tentu bukan persalan yang sederhana bagi perguruan tinggi ilmu kmunikasi untuk menyelenggarakan bidang kmunikasi yang baru, karena institusi pendidikan tersebut memerlukan kesiapan dalam banyak hal: SDM, kurikulum, prasarana dan sarana penunjang prses belajar mengajar hingga pasar yang akan menyerap lulusan yang dihasilkan. Jika ada keberanian untuk membuka wilayah baru, maka akan membuka kemungkinan lahirnya lembaga-lembaga pendidikan tinggi ilmu kmunikasi di Indnesia yang unggul secara kmparatif dan memiliki identitas yang jelas. Semarang, 8 Maret 2008 Turnm Rahardj Jurusan Ilmu Kmunikasi FISIP Universitas Dipnegr
17 17 Bahan Bacaan: Baxter, Leslie & Earl Babbie. The Basics f Cmmunicatin Research, Canada, Wadswrth a divisin f Thmsn Learning, Inc., Cresswell, Jhn W. Research Design, Qualitative & Quantitative Appraches, Thusand Oaks, Califrnia, Sage Publicatins, Inc., Denzin, Nrman K. & Yvnna S. Lincln (pen.). The Sage Handbk f Qualitative Research, Third Editin, Thusand Oaks, Califrnia, Sage Publicatins, Inc., Griffin, Em. A First Lk At Cmmunicatin Thery, Sixth Editin, New Yrk, McGraw-Hill, Infante, Dminick A., Andrew S. Rancer, Deanna F. Wmack. Building Cmmunicatin Thery, Illinis, Waveland Press, Inc., 1990 Littlejhn, Stephen W. Theries f Human Cmmunicatin, Sixth Editin, Belmnt, Califrnia, Wadswrth Publishing Cmpany, Littlejhn, Stephen W. Theries f Human Cmmunicatin, Seventh Editin, Belmnt, Califrnia, Wadswrth Publishing Cmpany, Littlejhn, Stephen W. & Karen A. Fss. Theries f Human Cmmunicatin, Eight Editin, Belmnt, Califrnia, Wadswrth a divisin f Thmsn Learning, Inc., Miller, Katherine. Cmmunicatin Theries, Perspective, Prcesses, and Cntexts, Secnd Editin, New Yrk, The McGraw-Hill Cmpanies, Inc., Neuman, W. Lawrence. Scial Research Methds, Qualitative and Quantitative Appraches, Third Editin, Bstn, Allyn & bacn A Viacm Cmpany, Sarantaks, Stiris. Scial Research, Suth Melburne, Macmillan Educatin Australia, 1993.
18 18 Stacks, Dn, Mark Hicksn, III, Sidney R. Hill, Jr. Intrductin t Cmmunicatin Thery, Flrida, Hlt, Rinehart and Winstn, Inc., West, Richard & Lynn H. Turner. Intrducing Cmmunicatin Thery, Analysis and Applicatin, New Yrk, The McGraw-Hill Cmpanies, Inc., 2007.
TEORI KOMUNIKASI. Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Komunikasi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN TEORI KOMUNIKASI Pendekatan-Pendekatan Dalam Keilmuan Kmunikasi Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Ilmu Kmunikasi Ilmu Kmunikasi 1 85004 Abstract Ilmu Kmunikasi adalah
Lebih terperinciMODUL LIMA KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK
MODUL LIMA KOMUNIKASI DAN OPINI PUBLIK Istilah pini publik sering diterjemahkan pini umum atau pini masyarakat. Hal ini kurang tepat, karena istilah masyarakats lebih mengarah kepada pengertian sciety.
Lebih terperinciDEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI
DEFINISI KOMUNIKASI Sebuah prses penyampaian pikiran atau infrmasi dari seserang kepada rang lain melalui suatu cara tertentu sehingga rang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud leh penyampai
Lebih terperinciKonstruksi Teori (Komunikasi) dalam Logika Hypothetico-Deductive
Konstruksi Teori (Komunikasi) dalam Logika Hypothetico-Deductive Turnomo Rahardjo Universitas Diponegoro Jl. H. Imam Bardjo, SH, Pleburan, Semarang Email: turnomor@yahoo.co.id Abstract: A research is closely
Lebih terperinci1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ 2014 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. M. Sulthan Tri Nugroho
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Psikologi Umum 2. Psikologi Sosial. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10
MODUL PERKULIAHAN Psiklgi Ssial Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Psiklgi Psiklgi 10 61017 Abstract Materi tentang sikap, prasangka, diskriminasi, agresi, atribusi, knfrmitas, skema,
Lebih terperinciMEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS
MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS Tujuan Pembelajaran: Mampu membedakan kmunikasi verbal & nn verbal Mampu menjelaskan terjadinya prses kmunikasi Mampu mengidentifikasikan sebab-sebab munculnya kesalahpahaman
Lebih terperinci1. : FISIP 2. : : II
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : Smt Genap/ 2014 2015 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. M. Sulthan
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG
8 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Bimbingan dan Penyuluhan Prayitn dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah prses pemberian bantuan yang dilakukan leh rang yang ahli kepada serang atau
Lebih terperinciDesain Proyek Efektif: Menggunakan Pengetahuan Pemecahan Masalah
Desain Pryek Efektif: Menggunakan Pengetahuan Pemecahan Masalah Menciptakan Slusi Menyelesaikan masalah mengambil tempat di mana pun kita dihadapi leh halangan atau tantangan untuk mencapai sebuah cita-cita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Scial Budaya Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi menjadi dua slidaritas, yaitu masyarakat dari berslidaritas mekanik
Lebih terperinciKajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi. Rachmat Kriyantono, Ph.D
Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi Rachmat Kriyantono, Ph.D Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi Sejauh mana manusia membuat pilihan-pilihan nyata? - apakah pilihan nyata adalah mungkin? a. Kaum determinis:
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Silabus Kelas 7 SMP Negeri 4 Brebes Seklah Mata Pelajaran Kelas /Semester Standar : SMP Negeri 4 Brebes : Bahasa Indnesia : VII (Tujuh) /2 (Dua) : Mendengarkan 9. Memahami wacana lisan
Lebih terperinciNILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT
NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK (USIA 2 12 / 13 TAHUN)
PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK (USIA 2 12 / 13 TAHUN) Masa kanak-kanak dimulai saat anak dapat berdiri sampai dengan mencapai kematangan. Masa ini terbagi menjadi 2 peride : (Hurlck, 1990) 1. Masa Kanak-Kanak
Lebih terperinciBAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI
BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut
Lebih terperinciTurnomo Rahardjo Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro
Turnomo Rahardjo Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Diponegoro FACE-NEGOTIATION THEORY Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Stella Ting-Toomey. Asumsi-asumsi: Identitas diri (self-identity) merupakan
Lebih terperinci1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/ 2012 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/ 2012 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. Toto Sugito Mite Setiansah,
Lebih terperinciD LAM PENDI D D I I D K I A K N
PERSPEKTIF PSIKOLOGI DALAM PENDIDIKAN PERSPEKTIF BEHAVIORISME PERSPEKTIF KOGNITIF PERSPEKTIF HUMANISME (FENOMENOLOGIS) PERSPEKTIF BEHAVIORISME (Thrndike dan Skinner) Perkembangan perilaku manusia akibat
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Kompetensi Inti : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alkasi : SMA : FISIKA : X / II : ELASTISITAS : 12 JP Kmpetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan
Lebih terperinciini. TEORI KONTEKSTUAL
TEORI KOMUNIKASI DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, serta kemampuan kerja yang didasari leh pengetahuan, sikap, keterampilan dan mtivasi dalam menghasilkan
Lebih terperinciIni adalah Contoh: Jika ada yang berminat dengan Format *.Doc Silahkan kontak: Telp/SMS : Terima kasih!
Ini adalah Cnth: Jika ada yang berminat dengan Frmat *.Dc Silahkan kntak: Telp/SMS : 085 255 989 455 email : sedarmn.s@gmail.cm Terima kasih! PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA STANDAR KOMPETENSI DAN
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teri 4.1.1 Teri Desain Kmunikasi Visual Terapan teri Desain Kmunikasi Visual dalam hal kampanye ssial ini lebih berfkus pada navigasi yang lebih playful namun edukatif
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan
Lebih terperinciA. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH
A. IDENTITAS Nama Mata Kuliah : Sistem Infrmasi Akuntansi Kde Mata Kuliah : AKT 207 Tipe : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Bbt SKS : 3 SKS / 3 JP Prasyarat : Aplikasi Kmputer Pengantar B. DESKRIPSI
Lebih terperinciPERANAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK PADA HUBUNGAN PERSAHABATAN REMAJA
JURAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISS : 2085 0328 PERAA KOMUIKASI ITERPERSOAL DALAM MEYELESAIKA KOFLIK PADA HUBUGA PERSAHABATA REMAJA Muhammad Alfikri 1, Abedneg Edy Suranta Tarigan 2 1 Email: muhammad_alfikri@yah.c.id
Lebih terperinci[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 1 & 2
[Summary] Sistem Infrmasi Perusahaan Chapter 1 & 2 CHAPTER 1 PENGANTAR Integrated enterprise infrmatin system: Enterprise (perusahaan): rganisasi yang didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan
Lebih terperinciANTARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
ANTARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF Secara umum, pemahaman terhadap perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari perbedaan penting antara pendekatan interpretive dan objective untuk
Lebih terperinciMengembangkan Kajian Teoritik Ilmu Komunikasi dari Teori Public Relations Berperspektif Lokal
Mengembangkan Kajian Teoritik Ilmu Komunikasi dari Teori Public Relations Berperspektif Lokal M. Fikri. AR, MA (Materi Bedah Buku Teori Public Relations karya Rachmat K, Ph.D 1 The Fact Without Theory
Lebih terperinciEtika dan Filsafat. Komunikasi
Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Komunikasi sebagai Ilmu (Lanjutan) Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Matriks Perbedaan
Lebih terperinciArtikel keperawatan sebagai ilmu
Artikel keperawatan sebagai ilmu Artikel ini disusun guna memenuhi tugas Knsep Dasar Keperawatan Dsen pengampu: Ns.Dera Alfiyanti, S.Kep Di susun leh: Nama : Agung Siswy Nim : G0A011002 FIKKES DIII KEPERAWATAN
Lebih terperinciOptions Disable. Get Free Shots. Tulisan Terakhir o Mengungkap Fakta di Balik Fenomena Intelijen (Intelligent) o MUTU DAN KEUNGGULAN PENDIDIKAN (1)
Optins Disable Get Free Shts Tulisan Terakhir Mengungkap Fakta di Balik Fenmena Intelijen (Intelligent) MUTU DAN KEUNGGULAN PENDIDIKAN (1) Halaman Abut Kategri PENDIDIKAN MENURUT ALIRAN FILSAFAT IDEALISME
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Deskripsi Singkat :
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Mata Kuliah Kode/ Bobot : TEORI KOMUNIKASI I : ISK 4212/ 3 SKS (3-0)) Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini akan memberikan gambaran tentang apa itu
Lebih terperinciPEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK
PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK Ek Subyantr* 1, Septafiansyah Dwi Putra 2 1,2 Pliteknik Negeri Lampung; Jl. Sekarn Hatta N. 10, Rajabasa Bandar Lampung Eknmi
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-I PENGENALAN STUDIO PROSES PERENCANAAN
PERTEMUAN KE-I PENGENALAN STUDIO PROSES PERENCANAAN Pengertian Studi Studi erupakan pengenalan lapangan atas bagian kegiatan prses perencanaan yang akan diajarkan akan dipraktekan leh mahasiswa. Studi
Lebih terperinciPemahaman Etika Secara Umum
Pemahaman Etika Secara Umum By : Aini Zahra 08650027 Fathan Trikurniawan 08650033 Ummi Athiyah 09650039 Pengertian Etika Etika/etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti nilai-nilai, kaidah-kaidah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan Televisi Republik Indnesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran pertama di Indnesia. Berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962,
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Seklah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indnesia Kelas/Semester : VIII (Delapan) /1 (Satu) Standar : Mendengarkan 1. Memahami wacana lisan berbentuk lapran Kegiatan Indikatr Pencapaian
Lebih terperinciJenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan
Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI
Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data
UNIVERSITAS UNIVERSAL BATAM 2016 PENDAHULUAN Data dan Infrmasi Data merupakan nilai (value) yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu bjek atau kejadian (event) Infrmasi merupakan hasil dari penglahan
Lebih terperinciBAB II. LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS. determinan perilaku. Determinan perilaku adalah faktor-faktor yang membedakan
7 BAB II LANDASAN TEORI dan PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teri 2.1.1 Teri Penetapan Tujuan (Gal Setting) Teri penetapan tujuan adalah prses kgnitif membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pelanggan dengan potensi profitable dengan membangun sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelanggan merupakan kunci keberhasilan bisnis. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan berbagai cara untuk membuat pelanggan meningkat dan tetap setia, namun
Lebih terperinciSILABUS. Mendeskripsikan kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Menguraikan pengertian bangsa dan unsur terbentuknya bangsa
SILABUS Nama Seklah : SMA 78 Jakarta Mata Pelajaran : Pendidikan Kewargaan Kelas/Semester : X/I Standar Kmpetensi :1. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik (NKRI) Alkasi waktu : 8 X 45 Menit
Lebih terperinciDESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep
Lebih terperinciIslam dan Sekularisme. dan. Dualisme dalam Pendidikan. Sekular bermakna yang berkaitan dengan keduniaan dan tidak berkaitan dengan keagamaan.
Islam dan Sekularisme dan Dualisme dalam Pendidikan Sekularisme 1. Kamus Dewan:- Sekular bermakna yang berkaitan dengan keduniaan dan tidak berkaitan dengan keagamaan. Sekularisme bermakna faham, dktrin
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Pertemuan 1 Disampaikan oleh: Budi Setiawan
Metodologi Penelitian Pertemuan 1 Disampaikan oleh: Budi Setiawan Metodologi: sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu Penelitian: suatu penyelidikan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kde dan nama mata kuliah Tpik Bahasan 1 1. Mahasiswa memahami silabus, kntrak kerja dan membuat kelmpk 2. Mahasiswa memahami manajemen SDM:perspektif masa lalu, sekarang, dan yang
Lebih terperinciPENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL
PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL SUMMARY SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI
BAB IV KURIKULUM PROGRAM STUDI 4.1 PRODI MATEMATIKA 4.1.1 Visi Prdi Matematika Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan ilmu matematika terkemuka pada tahun 2025 yang mensinergikan ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciOleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya
Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya untiludigdo@ub.ac.id; masunti@gmail.com Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi di Universitas Lampung, 24-26 Agustus 2016 Seperangkat
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI P = 1 Analisis dan Perancangan Sistem
Lebih terperinciPengantar Ilmu Komunikasi
MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Kmunikasi Kmunikasi Nn Verbal Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Ilmu Kmunikasi Humas 09 85001, S.IP, M.Si. Abstract Kde-kde verbal dan nn verbal merupakan
Lebih terperinciILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS
ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS Disarikan dari buku Griffin (2006) dan Littlejohn & Foss (2008) Oleh : Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D Departemen Ilmu Komunikasi FISIP-UI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu media, yang kemudian
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Strategi Kmunikasi Periklanan umumnya mengandung nilai kmunikasi, karena periklanan adalah suatu kmunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran,
Lebih terperinciKecerdasan Buatan/ Artificial Intelligence
Kecerdasan Buatan/ Artificial Intelligence Knsep Dasar AI Imam Chlissdin, S.Si., M.Km. Pkk Bahasan 1. Apa itu AI/Kecerdasan Buatan? 2. Fndasi AI/Kecerdasan Buatan 3. Sejarah Kecerdasan Buatan 4. AI Saat
Lebih terperinciKonsep Sistem Informasi Manajemen
Knsep Sistem Infrmasi Manajemen Sistem Infrmasi Sistem Infrmasi telah menjadi pndasi bagi mdel dan prses bisnis Sistem Infrmasi memungkinkan distribusi pengetahuan: suatu sistem kmunikasi antara manusia
Lebih terperinciAdvertising Project Management
MODUL PERKULIAHAN Advertising Prject Management Knsep Manajemen Jasa Dan Isu Strategik Fakultas Prgram Studi Tatap Muka Kde MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Advertising and Kmunikasi Marketing Cmmunicatin
Lebih terperinciPANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM
PANDUAN PERENCANAAN KOLABORATIF PSABM Perencanaan secara klabratif Pengellaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PSABM) dilakukan untuk menyusun acuan dan prgram bersama di antara pemangku kepentingan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA. Tanggal Penyusunan 21/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 21/02/2017 Tanggal revisi dd/bb/thn Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Kode Prodi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER
L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian yang sangat penting dalam knteks keberlanjutan suatu bangsa. Anak merupakan penentu kualitas sumber daya manusia serta kemajuan di masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin majunya teknologi. Hal tersebut mendorong para produsen dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Pada saat ini masyarakat semakin berkembang, yang disebabkan leh semakin majunya teknlgi. Hal tersebut mendrng para prdusen dalam menciptakan barang dan jasa, untuk
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas Semester Mata Pelajaran Alkasi Waktu : SMP : VIII : Ganjil /Genap : Seni Budaya (Musik) : 2 x 40 menit x (4 pertemuan) A. KOMPETENSI INTI
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi
Lebih terperinciPENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
PENYUSUNAN MATERI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SENI RUPA BERDASAR KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: Tri Hartiti Retnwati M.Pd Makalah disampaikan pada Wrkshp pelaksanaan Kurikulum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
Lebih terperinciANALISIS ISI FOTO BERITA PADA RUBRIK JEPRET DI HARIAN POS METRO MEDAN. Taufik Walhidayat 1, Novri Maulana 2
JURAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA ISS : 208 0328 AALISIS ISI FOTO BERITA PADA RUBRIK JEPRET DI HARIA POS METRO MEDA Taufik Walhidayat 1, vri Maulana 2 1 Email: taufik_walhidayatuma@yah.c.id Jl. Klam
Lebih terperinciD.Persepsi Kedalaman ( Depth Perception )
D.Persepsi Kedalaman ( Depth Perceptin ) Persepsi kedalaman merupakan kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang. Akan tetapi ruang berdimensi tiga, sedang kan penginderaan visual kita hanya berdimensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang
Lebih terperinciSILABUS. Sifat: Pendukung
SILABUS Prgram Studi : Sistem Infrmasi Kde Mata Kuliah : Nama Mata Kuliah : Pryek Sistem Infrmasi (MPSI) Kelmpk Mata Kuliah : Kde / SKS : RIS1/3 Nama Dsen : Ir. Riswan, MMSI Jam/Minggu 2 Jam Kde MataKuliah
Lebih terperinciBAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES. Tanpa komunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan informasi,
1 BAB II PETUGAS HUMAS DAN WARTAWAN DI KABUPATEN BREBES 2.1 Petugas Humas Kmunikasi dan infrmasi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar mausia. Tanpa kmunikasi, masyarakat akan mengalami ketertinggalan
Lebih terperinciBAB III. Metodologi Penelitian
BAB III Metodologi Penelitian 3. 1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih paradigma konstruktivisme sebagai landasan filosofis untuk memahami realitas sosial di masyarakat.
Lebih terperinciPerspektif / Paradigma Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.
Perspektif / Paradigma Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. PARADIGMA Sebagai suatu konsep, istilah paradigma (paradigm) pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam karyanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENGEMBANGAN BERBAGAI PROGRAM IMC
Perspektif Pemasaran Untuk mengerti IMC, kita harus memahami pengertian dasar dari pemasaran, karena fungsifungsi IMC sendiri berada dibawah payung pemasaran. Seperti halnya pemasaran, IMC sendiri merupakan
Lebih terperinciTEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI
KONSEP DASAR Semiotik, Sesi 01 TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI Konsep Dasar Semantik Sintaktik Pragmatik Konsep dasar pertama yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang diidentifikasikan sebagai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti berusaha untuk menggambarkan bagaimana persepsi elit partai politik di Provinsi Lampung terhadap wacana pemilihan gubernur oleh DPRD Provinsi, sehingga
Lebih terperinciKETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF KRITIS (KBKK) DALAM PEMBELAJARAN PAUD Oleh Puji Yanti Fauziah, M.Pd
KETERAMPILAN BERFIKIR KREATIF KRITIS (KBKK) DALAM PEMBELAJARAN PAUD Oleh Puji Yanti Fauziah, M.Pd Abstrak Keterampilan berfikir kreatif dan kritis merupakan salah satu keterampilan yang harus diberikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum kurikulum Konstruksi tersebut melakukan the making process dalam
BAB V KESIMPULAN 5.1. Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum 2013 Konstruksi Identitas Nasional Indonesia tidaklah berlangsung secara alamiah. Ia berlangsung dengan konstruksi besar, dalam hal ini
Lebih terperinciKOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3
PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lazim disebut classroom action research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13)
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau lazim disebut classrm actin research. Menurut Wiriaatmadja (2006: 13) penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah karya sastra itu diciptakan pengarang untuk dibaca, dinikmati, ataupun dimaknai. Dalam memaknai karya sastra, di samping diperlukan analisis unsur
Lebih terperinciREVIEW TEORI MEDIA DAN MASYARAKAT
REVIEW TEORI MEDIA DAN MASYARAKAT Selama beberapa dekade dikatakan bahwa media memiliki kekuatan dalam membentuk opini publik. Media bukan saja dapat membentuk worldview masyarakat, namun juga mampu menciptakan
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. Teori yang Penulis gunakan akan Penulis bagi kedalam 4 bagian: seni (Yongky Safanayong, 2006, p43).
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.4 Landasan Teri / Metde Teri yang Penulis gunakan akan Penulis bagi kedalam 4 bagian: 4.4.1 Teri Kmunikasi Teri Gestalt atau Persepsi Visual, untuk menganalisis dan mendefinisikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat
Lebih terperinciDAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya
DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS P E N D A H U L U A N B A B I APA PENDEKATAN ANDA? Pendekatan inside-ut ataukah utside-in. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. Satu tujuan
Lebih terperinciModifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata
Mdifikasi Mtif Kain Tradisinal Menggunakan Cellular Autmata Purba Daru Kusuma Prgram Studi Sistem Kmputer Universitas Telkm Bandung, Indnesia purbdaru@gmail.cm Abstrak Metde cellular autmata telah diimplementasikan
Lebih terperinciPENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian
PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Lebih terperinci[Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 2
[Summary] Struktur dan Prses Organisasi Chapter 2 Ch 2 Structural Design fr Organizatins Pada pkk bahasan ini bertujuan untuk menjelaskan knsep dasar dari struktur rganisasi dan memberikan penjelasan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, slusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun
Lebih terperinciW.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI
W.10 PEMANFAATAN PELAKU PARIWISATA DI PROPINSI NTB SEBAGAI SUMBER DAYA CYBER DEFENCE GUNA MENGHADAPI PERANG ASIMETRI Nama Peneliti : Ir. Achmad Farid Wadjdi, MM Dra. Aries Setyani, M.Si Santi Andriany,
Lebih terperinci