ANTARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
|
|
- Ratna Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANTARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF Secara umum, pemahaman terhadap perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dari perbedaan penting antara pendekatan interpretive dan objective untuk ilmu komunikasi yang tersaji pada bagian berikut ini (Griffin, 2003: 6-15): Bagan 1 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Kualitatif Interpretive Rhetorician Humanities Interpret Tets Kuantitatif Objective Behavioral Empirical Research Eperiments Seperti halnya peneliti yang menggunakan pendekatan objective, pendekatan interpretive dipergunakan untuk menjajagi dan menemukan kebenaran. Namun, pengguna pendekatan interpretive cenderung melihat kebenaran sebagai sesuatu yang tentatif dalam mengungkap realitas obyektif. Dasar dari pandangan mereka tentang kebenaran adalah sebagai sesuatu yang subyektif sehingga makna yang dilihat darinya bersifat interpretif. Kondisi seperti ini mengantar Anderson (1996: 120) untuk menyatakan kebenaran sebagai sebuah upaya perjuangan dan bukan status. Di lain pihak, kebenaran dalam pandangan pengguna pendekatan objective bersifat tunggal. Mereka memiliki keyakinan bahwa bila satu prinsip kebenaran berhasil dipetakan dan divalidasi, hal ini akan berlangsung untuk seterusnya sepanjang kondisinya tetap. Dari hal di atas kemudian bisa terlihat beda antara pendekatan interpretive yang banyak dipakai para rhetoricians dan pendekatan objective yang dianut kelompok behavioralis. Menurut para rhetorician, kebenaran adalah sesuatu yang melekat secara unik pada tempat, waktu dan komunitas tertentu atau, dengan kata lain, kebenaran memiliki banyak makna. Sedangkan kelompok behavioralis menganggap kebenaran dapat diberlakukan secara umum karena bermakna tunggal. Universitas Gadjah Mada 1
2 Contoh paling sederhana untuk hal ini adalah bila seseorang berkata pada satu orang lainnya, "Matahari akan segera terbit," yang oleh kelompok behavioralis kalimat tersebut hams dimaknai sebagai kebenaran tentang `matahari yang belum terbit'. Sedangkan bagi kelompok lainnya harus dicermati dulu waktu, suasana, kondisi, tujuan serta motif dari kalimat yang terucap. Makna kalimat itu bagi mereka bisa berarti pengingat waktu yang terbatas di antara dua agen rahasia yang sedang menggarap dokumen yang hendak mereka curi, berarti keluhan terhadap sempitnya waktu yang dimiliki pasangan selingkuh, berarti sebuah harapan terbitnya matahari berwarna indah di balik gunung dalam perbincangan para pendaki, atau sekadar hanya pernyataan belaka bahwa matahari akan segera terbit. Lebih lanjut, pendekatan interpretive di atas menjadi perhatian dalam ilmu humanities, sementara pendekatan objective banyak dilakukan dalam penelitian-penelitian empiris. Secara praktis, pendekatan interpretive dilakukan dengan melakukan interpretasi terhadap teks, yang tidak sekadar teks tertulis tetapi juga aksi sosial atau aksi manusia menurut inner connections-nya (Carey, 1995: 371; and Ricoeur, 1977: 322), sedangkan pendekatan objective dijalankan dengan melakukan sejumlah eksperimen. Dengan berdasar pada pemilahan pendekatan interpretive dan objective di atas, dan kemudian dikaitkan dengan tujuan penelitian yang dilakukan, akan diperoleh gambaran tentang cakupan penelitian kualitatif dan kuantitatif beserta bidang besar aktivitas penelitiannya. Hal ini dapat disederhanakan seperti pada bagan berikut: Universitas Gadjah Mada 2
3 Sagan 2 Pemilahan Pendekatan dan Tujuan Penelitian Dengan bahasa yang lain, Wimmer dan Dominick (1997: 83-84) melakukan pembedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif berdasar pada dimensinya. Pertama, kedua metode memiliki perbedaan filosofi tentang realitas. Bagi peneliti kualitatif, tidak ada realitas tunggal. Masing-masing peneliti menciptakan realitasnya sendiri sebagai bagian dari suatu proses penelitian yang dilakukannya. Mereka menguji keseluruhan proses dan meyakini realitas bersifat holistic dan tidak dapat dibagi-bagi. Sebaliknya bagi peneliti kuantitatif, realitas adalah obyektif. Realitas dapat dilihat oleh semua orang dan berada di luar peneliti. Mereka beranggapan bahwa realitas dapat dibagi menjadi sejumlah komponen, dan mereka yakin dapat memahami keseluruhannya hanya dengan melihat sejumlah komponen tadi. Kedua, metode kualitatif dan kuantitatif memiliki sudut pandang yang berbeda tentang individu. Peneliti kualitatif menganggap individu secara berbed-beda dan tidak bisa disamaratakan. Sebaliknya, peneliti kuantitatif memandang bahwa individu pada dasarnya sama saja dan cenderung mencari kategori umum untuk mewujudkan perilaku atau mengungkapkan perasaannya. Ketiga, peneliti kualitatif berusaha mendapatkan penjelasan yang unik tentang situasi dan invidu. Mereka mencoba mendalami hal-hal itu. Sedangkan peneliti kuantitatif mencoba mendapatkan rumusan umum tentang perilaku dengan menjelaskan banyak hal untuk sejumlah settings. Dalam hal ini, mereka berusaha melebarkannya (breadth) dan bukan pada depth seperti yang dilakukan peneliti kualitatif. Universitas Gadjah Mada 3
4 Lebih lanjut Wimmer dan Dominick (1997: 84-85) menggambarkan perbedaan signifikan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif atas dasar perbedaan praktisnya: peran peneliti, desain penelitian, setting, instrumen ukur dan pengembangan teori. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah bagian dari data (bahkan dikatakan, tanpa partisipasi aktif peneliti, data tidak akan ada), desain penelitian berkembang selama proses penelitian dan dapat diubah serta disesuaikan sejalan dengan berlangsungnya proses penelitian, peneliti mengadakan studi lapangan, berusaha memperoleh gambaran natural serta menangkap peristiwa-peristiwa yang terjadi tanpa melakukan pengontrolan variabel, peneliti adalah instrumen penelitian itu sendiri yang tidak bisa digantikan oleh orang lain, serta pengembangan teori terjadi bersamaan dengan berlangsungnya proses penelitian sehingga teori disusun dari data yang tengah mereka kumpulkan. Sebaliknya, dalam penelitian kuantitatif, peneliti berusaha mengejar obyektivitas dan berada di luar data dan desain penelitian disusun sebelum penelitian dilakukan. Selain itu, setting diupayakan terkontrol sehingga bisa membatasi variabel-variabel yang dipakainya, instrumen penelitian terlepas dari keberadaan peneliti dan dapat dilakukan oleh orang lain. Terakhir, secara umum penelitian kuantitatif berusaha menguji, mendukung atau menolak teori. Perbedaan lainnya dikemukakan oleh Jensen (1991: 4-5) dengan melihat bentukbentuk knowledge yang biasanya diasosiasikan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Perbedaan mendasar antara metode kualitatif dan kuantitatif menurutnya adalah sebagai berikut: Bagian 3 Perbedaan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Menurut Klaus Bruhn Jensen Kualitatif Geisteswissenschaften (Humanitis) meaning internal occurrence eperience eegesis (penjelasan, penafsiran) process Kuantitatif Naturwissenschaften (Natural) information eternal recurrence eperiment measurement product Lebih lanjut ia menjelaskan, metode kualitatif memiliki latar belakang ilmu-ilmu humanitis atau Geisteswissenschaften, dengan kultur dan komunikasi bisa dipahami sebagai sumber makna (meaning) dalam batasan-batasan fenomenologis dan kontekstual. Sebagai Universitas Gadjah Mada 4
5 akibatnya, analisis kualitatif berfokus pada munculnya (occurrence) obyek analitik pada konteks tertentu. Implikasi lainnya, analisis kualitatif menggunakan pendekatan internal untuk dalam memahami budaya, menginterpretasikan dan mungkin hingga melibatkan diri secara total. Pada tingkat ini, isi media dan bentuk budaya dapat dipandang sebagai sesuatu yang membangkitkan keunikan, sebuah pengalaman (eperience) yang utuh tak terbagi agar dapat memberi penjelasan atau penafsiran (eegesis) padanya. Pendekatan kualitatif menguji produksi makna sebagai sebuah proses (process) yang dikontekstual dan diintegrasikan dengan praktek-praktek sosial dan budaya yang lebih luas. Sebaliknya, metode kuantitatif diyakini memiliki latar belakang ilmu-ilmu natural atau Naturwissenschaften, dengan kultur dan komunikasi bisa dipahami sebagai sumber informasi (information) dalam pengertian suatu pesan bermakna yang dibawa melalui media. Sebagai akibatnya, analisis kuantitatif berfokus pada muncul kembalinya (recurrence) hal-hal yang sama meskipun pada konteks yang berbeda. Implikasi lainnya, analisis kuantitatif menggunakan pendekatan eternal untuk menjaga jarak terhadap nilainilai budaya yang ada. Pada tingkat ini, isi media dan bentuk budaya dapat dipandang sebagai suatu set stimuli yang dapat dimanipulasi melalui eperiment dan menghasilkan variabel-variabel yang dapat diukur (measured). Pendekatan kuantitatif berfokus pada halhal konkrit hasil dari suatu produksi makna. Seperti telah disinggung di muka, Anderson (1998: 206) secara spesifik menjelaskan perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif atas dasar landasan kelompok objectivist dan landasan hermeneutic. Lebih lanjut Anderson menjelaskan bahwa hermeneutic empiricism menempatkan wilayah studi manusia beserta penjelasanpenjelasannya dalam domain tanda (sign). Domain ini mempertemukan hermeneutic empiricism dengan fenomena yang ditujunya; suatu fenomena yang merupakan konstruksi manusia, yang secara ontologis tergantung pada perspektif yang diikutinya, dan yang berada pada suatu hubungan yang keefektifannya ditentukan oleh pencapaian manusia. Universitas Gadjah Mada 5
6 Empirisme hermeneutic menempatkan perlakuan interpretif di antara obyek analisis dan subyek klaim. Wilayah fenomena empirisme jenis ini terdiri dari fakta-fakta dan perlakuan interpretif yang diupayakan agar bermakna bagi tindakan-tindakan manusia. Dalam hal ini, klaim (claim) dipandang sebagai hadirnya upaya mencapai kebenaran, dan ilmu adalah bagian dari upaya manusia ke arah itu. Fungsi awal hermeneutic empiricism adalah mengantar analisis ke sisi produksi makna. Patut diingat, studi atau penelitian berbasis empirisme jenis ini biasanya diawali dengan sejumlah "kegelisahan" tentang `bagaimana hal itu dilakukan?', `nilai sosial apa yang ada dalam rujukan simbolik dan aktivitasnya?', `apa makna tindakan atau teks?', dan `persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan untuk upaya pencapaiannya (Anderson, 1998: 208). Bila langkah awal ini sudah dijalankan dan berhasil dimasuki, peneliti kemudian melakukan aktivitas berulang dan berganti-ganti antara "membaca" dan "menulis". Lebih lanjut Anderson menjelaskan, terjun berpartisipasi dalam dunia yang ditelitinya adalah sebuah aktivitas "membaca". Melakukan interview jangka lama (long-form interviews atau conversation) serta lewat sambil melihat (walking one through atau protocol analysis) adalah jenis membaca secara interaktif. Mengumpulkan sejumlah artifak dapat dipandang sebagai aktivitas noninteractive reading. Sedangkan aktivitas melakukan pemotretan, perekaman, transkripsi serta pencatatan adalah aktivitas "menulis". Hasil dari aktivitas "membaca" dan "menulis" ini yang kemudian menjadi kumpulan pengalaman dan bahan untuk dideskripsikan, diinterpretasikan, dianalisis, dimaknai dan dikritik. Dalam kalimat yang lebih singkat, Griffin (2003: 508) menyebut hermeneutic sebagai suatu studi dan sekaligus praktek interpretasi. Hermeneutic sendiri pada dasar dan awalnya lebih terkait dengan studi yang menginterpretasikan naskah-naskah kuno. Fokus terhadap ini kemudian mengarah pada studi tekstual setelah Dilthey dan Gadamer membakukan dan memperluas cakupannya (Palmer, 1969). Metode hermeneutic lebih jauh dapat diterapkan pada segala situasi saat seorang peneliti berusaha mencermati ulang makna-makna kesejarahan, sehingga hermeneutic kemudian dianggap sebagai metode yang aplikabel untuk pendekatan interpretif kalangan antropolog dan mereka yang terjun dalam cultural studies. 1 1 Beragam nama muncul dan diklaim oleh peneliti yang memakai pendekatan interpretif. Di antaranya: hermeneuticists, poststructuralists, deconstructivists, phenomenologists, cultural studies researchers dan social action theorists. Lihat Griffin (2003: 9). Dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi, rentang peta antara empirisme objective dan hermeneutic (interpretive) digambarkan dengan baik oleh Griffin (2003: ). Ia Universitas Gadjah Mada 6
7 memetakan permasalahan itu dalam suatu skala dengan hermeneutic pada akhir skala. Seperti telah disinggung di depan, penganut objective berpegang pada realitas social yang tunggal, bebas dan otonom. Prinsip-prinsip teoritik utama dalam pandangan mereka adalah ahistoris dan tidak tergantung pada kondisi lokal. Penganut interpretive, di sisi lain, menganggap realitas sebagai keadaan yang dibuat (conferred status). Interpretasi adalah upaya manusia yang menjadikannya sebagai data, dan teks tidak pernah menginterpretasikan dirinya sendiri. Pengetahuan harus dilihat dari sudut pandang tertentu, yang konsekuensinya tidak bisa secara sembarangan melintasi batas waktu dan ruang. Griffin (2003: 510) lebih lanjut mencoba membuat klasifikasi sejumlah teori komunikasi atas dasar pandangan objective dan interpretive. Klasifikasinya dapat dilihat pada bagan berikut: Universitas Gadjah Mada 7
8 Bagan 4 Teori Komunikasi dan Pandangan Objective dan Interpretive Teori Interpersonal Communication Symbolic Interactionism Coordinated Management of Meaning Epectancy Violations Theory Interpersonal Deception Theory Constructivism Social Penetration Theory Uncertainty Reduction Theory The Interactional View Relational Dialectics Social Judgment Theory Elaboration Likelihood Model Cognitive Dissonance Theory Group and Public Communication Functional Perspective on Group Decision Making Adaptive Structuration Theory Symbolic Convergence Theory Information Systems Approach Cultural Approach Critical Theory of Communication Approach The Rhetoric Dramatism Narrative Paradigm Mass Communication Technological Determinism Semiotics Cultural Studies Cultivation Theory Agenda-Setting Theory The Media Equation Cultural Contet Aniety/Uncertainty Management Theory Face-Negotiation Theory Speech Codes Theory Genderlect Styles Standpoint Theory Muted Group Theory Objective Interpretive Skala Universitas Gadjah Mada 8
9 Sejumlah paparan di atas kiranya dapat mempermudah dan melengkapi pemahaman terhadap perbedaan yang ada antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pada bagian selanjutnya akan disajikan lebih lanjut tentang paradigma interpretif (interpretive paradigm). Universitas Gadjah Mada 9
PEMAHAMAN DASAR METODE PENELITIAN KUALITATIF
PEMAHAMAN DASAR METODE PENELITIAN KUALITATIF Dikotomi metode penelitian mengarah pada dataran upaya pemahaman secara kuantitatif dan kualitatif. Para peneliti yang memanfaatkan ukuran-ukuran pasti, seperti
Lebih terperinci1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2013/ 2014 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. M. Sulthan Tri Nugroho
Lebih terperinci1. : FISIP 2. : : II
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : Smt Genap/ 2014 2015 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. M. Sulthan
Lebih terperinci1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/ 2012 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi
1. Institusi : FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi 2. Tahun Akademik : 2011/ 2012 3. Semester : II 4. Nama dan Kode Mata Kuliah : Teori Komunikasi (SPK 1201) 5. SKS : 3-0 6. Pengampu : Dr. Toto Sugito Mite Setiansah,
Lebih terperinciEtika dan Filsafat. Komunikasi
Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Komunikasi sebagai Ilmu (Lanjutan) Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Matriks Perbedaan
Lebih terperinciKEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENELITIAN KUALITATIF
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENELITIAN KUALITATIF Kendala umum yang kerap dihadapi peneliti adalah keterbatasan waktu, tenaga, dana dan peralatan. Ragam kendala ini memang bersifat relatif antarpeneliti. Waktu
Lebih terperinciMetodologi Penelitian Kuantitatif
Modul ke: Metodologi Penelitian Kuantitatif Proses dan Unsur-unsur Penelitian 1 Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id Proses dan Unsur-unsur Penelitian
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini terdapat beberapa teknologi yang digunakan untuk membentuk perangkat lunak yang fleksibel dengan prinsip modular, yaitu prinsip M-V-C (Model-View-Controller)
Lebih terperinciSEPUTAR PARADIGMA INTERPRETIF
SEPUTAR PARADIGMA INTERPRETIF Penelitian komunikasi acap menerapkan interpretive paradigm, walaupun status keparadigmaannya ini kerap juga diperdebatkan. Terlepas dari antara benar dan salah atau antara
Lebih terperinciSEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN
Modul ke: 14Fakultas Dr. PSIKOLOGI SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN BAB XIII Metode Penelitian KUALITATIF Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Program Studi PSIKOLOGI Menurut Banister, dkk (1994) penelitian
Lebih terperinciParadigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd
Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd Kesulitan mahasiswa 1. Tidak menguasai (ia baru merasa adanya) persoalan yang akan diteliti 2. Ia tidak mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan penelitian dalam mengungkapkan data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti, yang menjadi persoalan metode apakah yang dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma penelitian kualitatif melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategori, dan deskripsi yang dikembangkan
Lebih terperinciMENGAWALI PENELITIAN
MENGAWALI PENELITIAN Konsekuensi dari langkah awal peneliti dalam memulai pekerjaannya bisa disamakan dengan pindahnya peneliti ke sebuah arena yang berisi dengan komitmen dan resikonya terlibat dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinciperistiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan Kepala Cabang Dinas Pendidikan dalam mewujudkan manajemen kinerja sumber daya manusia kepala sekolah
Lebih terperincidengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 84 popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena
BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami
Lebih terperinciTeori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.
Teori-teori Umum (LittleJohn) Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. JENIS TEORI KOMUNIKASI (Stephen W. Littlejohn) Teori-teori Umum: Teori-teori fungsional dan struktural Teori-teori behavioral
Lebih terperinciPendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,
Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono, 2003). Desain Penelitian ini harus memuat segala sesuatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian dilakukan untuk mengembangkan apa yang ada di balik peristiwa, latar belakang pemikiran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma dikenal dengan usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu. Paradigma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data
92 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran
Lebih terperinciTeori Komunikasi. Pemahaman Konseptual MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Pemahaman Konseptual Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 0 ---- Abstract Ilmu komunikasi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciTEORI KOMUNIKASI. Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI
Modul ke: TEORI KOMUNIKASI Teori Berdasarkan Pendekatan Obyektif Fakultas ILMU KOMUNIKASI SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Program Studi MARKETING COMMUNICATIONS & ADVERTISING www.mercubuana.ac.id Pengertian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Prof. Dr. Sugiyono Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab tiga merupakan uraian dari metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. 31 Universitas Indonesia. Gambaran Stres..., Muhamad Arista Akbar, FPSI UI, 2008
3. METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, subyek penelitian, prosedur persiapan, prosedur pelaksanaan, dan
Lebih terperinciILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS
ILMU KOMUNIKASI : KARAKTERISTIK DAN TRADISI PENDEKATAN TEORITIS Disarikan dari buku Griffin (2006) dan Littlejohn & Foss (2008) Oleh : Prof. Sasa Djuarsa Sendjaja, Ph.D Departemen Ilmu Komunikasi FISIP-UI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Kulango Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik
Lebih terperinciKuantitatif. penelitian. Kualitatif
Kuantitatif penelitian Kualitatif PENELITIAN KUANTIATIF KOMPARATIF Eksperimen EXPOST FACTO PENELITIAN KUANTITATIF ASOSIATIF ASOSIASI KORELASIONAL ASOSIASI KAUSAL JENIS PENELITIAN KUALITATIF 1) Etnografi
Lebih terperinciPERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF
METODOLOGI PENELITIAN DR. ADI SETIAWAN, M. SC PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF A. Pengertian Metode Penelitian B. Jenis-jenis Penelitian C. Pengertian Metode Kuantitatif dan Kualitatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Sukmadinata, Nana Syaodih,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma interpretif dan pendekatan konstruktivis, dengan riset studi kasus (case study) dengan tipe penelitian
Lebih terperinciMETODE-METODE DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL
METODE-METODE DALAM PENELITIAN ILMU SOSIAL 1. Metode Penelitian Sosial (Social Research Method) Mahasiswa selalu dihadapkan pada permasalahan teoritis dan metodologis dalam proses penulisan tugas akhir
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Denzin & Lincoln (1998:105) mendefinisikan paradigma sebagai sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam
Lebih terperinciMetode Penelitian Pendekatan kualitatif ialah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisa data da
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam pandangan filosof, paradigma merupakan pandangan awal yang membedakan, memperjelas dan mempertajam orientasi berpikir seseorang. Hal ini membawa
Lebih terperinciTeori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D
Teori dan Praktek Evaluasi Program DIAN PERMATASARI K.D Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian jenis ini dimaksudkan sebagai suatu cara yang tidak menggunakan prosedur statistik atau dengan
Lebih terperinciQualitative Research: Samiaji Sarosa
Qualitative Research: Samiaji Sarosa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Apa? Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif? Apa yang dimaksud dengan penelitian empiris?
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam hal ini sasaran objek penelitian ini adalah meneliti pada komunitas anak langit yang merupakan sebuah komunitas anak jalanan saat melakukan aktivitas
Lebih terperinciEtika dan Filsafat. Komunikasi
Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Komunikasi sebagai Ilmu Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Communications
Lebih terperinciOleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya
Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya untiludigdo@ub.ac.id; masunti@gmail.com Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi di Universitas Lampung, 24-26 Agustus 2016 Seperangkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Wimmer dan Dominick, yaitu seperangkat teori, prosedur, dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. 1 Sedangkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus mengetahui dan memahami paradigma yang memayungi metode yang dipergunakannya tersebut. Dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Di dalam bab ini disajikan tujuh hal yang berkaitan dengan metode penelitian, yakni (1) penentuan data dan sumber data; (2) desain penelitian; (3) metode penelitian; (4) definisi
Lebih terperincidibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian mengenai Proses Penyesuaian Diri di Lingkungan Sosial pada Remaja Putus Sekolah. Metodologi penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciBAB III Metodologi Penelitian. waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan
BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma Penelitian pada hakikatnya ada konteks khusus atau dimensi waktu, merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk membenarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Sebuah penelitian harus menggunakan suatu paradigma. Banyak sekali definisi mengenai paradigma itu sendiri. Dibawah ini definisi mengenai paradigm
Lebih terperinciperumusan dan pelaksanaan kebijakan program kerja PGRI, (c) peluang
70 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian deskriptif dilaksanakan dengan memfokuskan pada upaya
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : TEORI KOMUNIKASI Revisi ke : - Satuan Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : - Jml Jam kuliah dalam seminggu : 150 Menit. Tgl
Lebih terperinciTULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH
JURNAL ILMIAH, DAN METODOLOGI PELATI HAN PENULI SAN ARTI KEL I LMI AH Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2008 PRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Sosial Anak.
Lebih terperinciParadigma adalah suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari atau
Paradigma adalah suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari atau pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,
Lebih terperinciBeberapa Isu Penting di dalam. Bahan kuliah pertemuan ke 2 dan 3 Disajikan oleh: Agus Taufiq Sumber : Furqon dan Emilia (2009)
Beberapa Isu Penting di dalam Penelitian Kualitatif Bahan kuliah pertemuan ke 2 dan 3 Disajikan oleh: Agus Taufiq Sumber : Furqon dan Emilia (2009) 1. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PARADIGMA Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pelanggan dengan potensi profitable dengan membangun sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelanggan merupakan kunci keberhasilan bisnis. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan berbagai cara untuk membuat pelanggan meningkat dan tetap setia, namun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berdasarkan judul penelitian yang digunakan yaitu Implementasi Etika Public Relations PT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi
Lebih terperinciINFORMATION SYSTEMS AS A REFERENCE DISCIPLINE FOR NEW PRODUCT DEVELOPMENT
INFORMATION SYSTEMS AS A REFERENCE DISCIPLINE FOR NEW PRODUCT DEVELOPMENT By: Satish Nambisan MIS Quarterly Vol. 27 No. 1, pp. 1-18/March 2003 2004 Indah Wulansari-Ratih Kemala GNU Free License Silahkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena topik yang diangkat perlu eksplorasi secara mendalam tentang Sistem Pengendalian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ialah paradigma yang hampir merupakan antitesis
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. 23 Universitas Indonesia. Gambaran Penghayatan..., Mitra Atensi, FPSI UI, 2008
3. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran makna hidup yang dihayati oleh relawan pemberdayaan masyarakat miskin. Makna hidup bersifat unik, spesifik, dan personal (Frankl dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif dengan analisi evaluasi program, yaitu rangkaian kegiatan
Lebih terperinciPengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak
Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak P A R A D I G M A (Penelitian Sosial) I Paradigma Merton universalisme, komunalisme, pasang jarak/ tanpa keterlibatan emosional, skeptisisme
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN UNSUR DALAM TEORI
PENGERTIAN DAN UNSUR DALAM TEORI PENGERTIAN ILMU Konsep Ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal : rsionalitas, dapat digeneralisasi, dan dapat disistematisasi (Shapere, 1974) Pengertian ilmu mencakup : logika,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma
BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma kontruktivist sebagai interpretatif menolak obyektifitas. Obyektifitas sebagaimana
Lebih terperinciini. TEORI KONTEKSTUAL
TEORI KOMUNIKASI DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Dimana paradigma meliputi tiga elemen yaitu epistemologi, mengajukan pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciPENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF
PENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF PERBEDAAN PENELITIAN KUALITATIF-KUANTITATIF SIFAT REALITAS SOSIAL PRINSIP DASAR PENELITIAN CARA PANDANG TERHADAP REALITAS SOS GENERALISASI PENELITI- DITELITI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Kualitatif Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan khusus atas suatu fenomena, serta untuk dapat memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai makhluk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini, objek penelitian dilakukan terhadap dua media yaitu www.tempo.co dan www.suara-islam.com dengan mengamati teks online pemberitaaan RUU
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian yang peneliti lakukan, yaitu ingin mengetahui minat masyarakat terhadap klub olahraga PSBL. Maka penelitian tersebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan fenomenologi untuk dapat menggambarkan sifat-sifat
Lebih terperinciKETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA
KETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA Luwiyanto* Abstrak: Meskipun ada beberapa model, hermeneutik dalam rangka studi sastra dihadapkan sejumlah kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut terdapat pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini tergolong jenis penelitian pendekatan kualitatif. Dikatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif atau naturalistik karena dilakukan pada kondisi yang alamiah. Sugiyono (2013) mengemukakan bahwa metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian di mana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian mempunyai peranan penting dalam penelitian karena akan mengarahkan peneliti bagaimana langkah-langkah yang harus peneliti lakukan dalam
Lebih terperinci27 Universitas Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata (Mulyana, 2006:9). Paradigma yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN RASIONAL Dilakukan dg dg cara yg yg masuk akal shg Terjangkau terjangkau penalaran manusia CARA ILMIAH KEGIATAN PENELITIAN DIDASARKAN CIRI-CIRI
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.
Lebih terperinci3. Metode Penelitian
3. Metode Penelitian 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif relevan untuk studi mengenai relasi sosial,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku
Lebih terperinciSaifuddin, Op. Cit., hlm. 5.
61 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research, yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif/studi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Poerwandari (2005) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif digunakan jika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam sebuah penelitian adalah salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nasution, membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, paradigma juga membantu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan apa yang mesti
Lebih terperinciAda 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut: 1. Triangulasi Data (Data Triangulation)
Triangulasi dan Validitas Penelitian Kualitatif Tutorial Laporan Penelitian - Triangulasi adalah metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk memeriksa dan menetapkan validitas dengan menganalisa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1990: 131) bahwa: Metode
Lebih terperinci