BAB 2 LANDASAN TEORI. saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain (Hanif Al

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain (Hanif Al"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan elemen yang independen (Gelinas dan Dull, 2008), saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain (Hanif Al Fatta, 2007), dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses yang teratur untuk mencapai suatu tujuan (O Brien, 2006). Menurut Kusrini dan Koniyo (2007, h.6) sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain: 1. Komponen sistem (Component) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem. 2. Batasan sistem (Boundary) Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing. 3. Subsistem Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing. 4. Lingkungan luar sistem (Environment) Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem. 5. Penghubung sistem (Interface)

2 9 Media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya. 6. Masukkan sistem (Input) Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi. 7. Keluaran sistem (Output) Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. 8. Pengolahan sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukkan menjadi keluaran. 9. Sasaran sistem (Object) Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti (O Brien, 2006), dalam bentuk yang berguna (Gelinas dan Dull, 2008), dan semua keterangan yang bermanfaat untuk pengambil keputusan manajer dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Gaol, 2008). Information generation merupakan proses dari kompilasi, pengaturan, dan penyajian informasi bagi pengguna. Informasi dapat berupa dokumen operasional seperti sales order, laporan, atau pesan melalui layar komputer (Hall, 2008).

3 10 Karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2008, p.13-14) adalah relevance, timelines, accuracy, completeness dan summarization. Penjelasan dari karakteristik informasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Relevance (Relevan) Relevan dapat berarti sesuai dengan hal yang dimaksud atau diperlukan. Oleh karena itu, isi dari sebuah laporan atau dokumen harus menyajikan suatu tujuan yaitu memenuhi kebutuhan pengguna informasi. Oleh karena itu, sistem informasi harus menyajikan data yang relevan dalam laporannya. b. Timelines (Tepat Waktu) Informasi yang berguna adalah informasi yang digunakan tepat pada waktunya. Misalnya, seorang manajer penjualan membuat keputusan setiap harinya untuk menentukan target dan strategi penjualan sales representative berdasarkan laporan status penjualan, maka informasi dalam laporan penjualan tidak boleh lebih dari satu hari. c. Accuracy (Akurat) Informasi harus bebas dari kesalahan yang bersifat material. Material dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat penting dan dapat mengakibatkan perubahan atas pertimbangan seseorang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut. Misalnya, informasi yang terdapat pada nota penjualan, sales order dan bukti pembayaran harus selalu tepat dan akurat karena berdampak pada pembuatan laporan periodik untuk pengambilan keputusan manajemen. d. Completeness (Kelengkapan)

4 11 Informasi yang disajikan untuk pengambilan keputusan harus lengkap, dalam arti tidak ada informasi penting yang terlewatkan atau hilang. Sebagai contoh, suatu laporan harus menyediakan semua perhitungan yang diperlukan dan menyajikan pesan yang jelas dan tegas (tidak ambigu). e. Summarization (Keringkasan) Informasi harus dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Manajer pada tingkat yang lebih rendah umumnya memerlukan informasi yang rinci sedangkan pada tingkat manajemen puncak cenderung memerlukan informasi yang ringkas Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi merupakan seperangkat unsur yang saling terkait (Stair dan Reynolds, 2009), kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O Brien, 2006). Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan penggunanya. Tentunya tujuan sistem informasi berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Tujuan pokok dari sistem informasi menurut (Hall, 2008, p.14), adalah untuk: - Mendukung fungsi kepengurusan manajemen - Mendukung pengambilan keputusan manajemen - Mendukung operasi perusahaan sehari-hari Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data (Sarosa, 2009), mengubah data transaksi

5 12 bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya (Kusrini dan Koniyo, 2007). Menurut Hall (2008, p.9), sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: 1. Transaction Processing System (TPS), yang mendukung operasi bisnis seharihari dengan berbagai laporan, dokumen, dan pesan untuk pengguna di seluruh organisasi. 2. General Ledger/Financial Reporting System (GL/FRS), yang menghasilkan laporan keuangan, seperti: laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan lainnya yang diperlukan perusahaan. 3. Management Reporting System (MRS), yang menyediakan manajemen internal laporan keuangan dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan Tujuan dan Fungsi dari Sistem Informasi Akuntansi Menurut Kusrini dan Koniyo (2007, h.10), dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Mendukung operasi sehari-hari. 2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen. 3. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban. Di dalam organisasi, sistem informasi akuntansi berfungsi untuk: 1. Mengumpulkan dan menyimpan aktivitas yang dilaksanakan di suatu organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut dan para pelaku aktivitas tersebut. 2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi manajemen.

6 13 3. Menyediakan pengendalian yang memadai Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2009, p.28-29), terdapat enam komponen sistem informasi akuntansi, yaitu: 1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi 2. Prosedur dan instruksi, baik manual dan otomatis, termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data aktivitas organisasi 3. Data tentang organisasi dan proses bisnis 4. Software yang digunakan untuk memproses data organisasi 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, perangkat jaringan, dan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirimkan data dan informasi 6. Pengendalian internal dan keamanan dalam menjaga data sistem informasi akuntansi Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari semua aktivitas penjualan dan penerimaan kas (Hall, 2008), berkaitan dengan distribusi barang dan jasa kepada entitas lain serta pengumpulan pembayaran atas peristiwa tersebut (Bodnar dan Hopwood, 2001). Menurut Sarosa, (2009, h.18-19), aktivitas yang harus dicatat adalah penerimaan order dari konsumen, penjualan, dan penerimaan kas. Pengiriman barang juga harus dicatat bersamaan dengan penjualan. Laporan yang dihasilkan oleh siklus pendapatan antara lain: i. Order penjualan

7 14 ii. iii. iv. Faktur penjualan Dokumen pengiriman barang Remittance advices, yaitu pemberitahuan pembayaran tagihan oleh konsumen v. Ringkasan penerimaan kas vi. vii. Analisa penjualan Saldo piutang setiap konsumen Basis data siklus pendapatan biasanya memiliki tabel data berikut ini: a. Penerimaan kas b. Daftar konsumen/ pelanggan c. Persediaan barang dagangan d. Penjualan e. Order penjualan f. Daftar wiraniaga Prosedur dalam siklus pendapatan adalah: a. Pelanggan memesan barang menggunakan dokumen order pembelian yang diterima oleh fungsi penjualan/pemasaran. b. Setelah verifikasi dan negoisasi harga, status kredit pelanggan diverifikasi oleh fungsi kredit. Jika pelanggan baru apakah boleh membeli secara kredit, sedangkan pelanggan lama apakah batas kreditnya memenuhi. Jika diperlukan bisa saja batas kredit pelanggan dinaikkan. Pada kasus lain, dapat juga permintaan pembelian kredit pelanggan ditolak karena riwayat kredit yang buruk.

8 15 c. Setelah verifikasi status kredit fungsi penjualan melihat apakah jumlah persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan. Jika tersedia, maka catatan persediaan diperbaharui dan fungsi gudang diminta menyiapkan barang untuk dikirim. d. Jika persediaan tidak mencukupi maka dilakukan prosedur back order. Pada perusahaan manufaktur, back order menjadi pemicu proses produksi. Pada perusahaan dagang, back order menjadi pemicu fungsi pembelian untuk membeli barang yang dibutuhkan kepada pemasok. e. Barang yang sudah disiapkan oleh fungsi gudang kemudian dikirim oleh fungsi pengiriman. Perusahaan dapat mengirim sendiri barang pesanan pelanggan atau memanfaatkan jasa perusahaan pengiriman (outsourcing). f. Saat barang telah diterima oleh pelanggan, maka fungsi penagihan akan Smengirimkan faktur kepada pelanggan sebagai tagihan atas piutang pelanggan. Piutang baru boleh diakui saat pelanggan telah menerima barang. g. Fungsi piutang mengelolah data piutang pelanggan, termasuk membuat laporan, memperbaharui buku pembantu piutang, otorisasi pembayaran piutang, dll. h. Pelanggan membayar piutangnya dengan menggunakan cek atau transfer bank Definisi Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2009): i. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, dividen, royalty dan sewa. (SAK ETAP 2.22 a)

9 16 ii. Pendapatan muncul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian berikut: (a) Penjualan barang (baik diproduksi oleh entitas untuk tujuan produksi atau dibeli untuk dijual kembali); (b) Pemberian jasa; (c) Kontrak konstruksi; (d) Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti atau dividen. (SAK ETAP 20.1) Definisi Penjualan Menurut Rangkuti (2009, h.206), penjualan adalah pemindahan hak milik atas barang atau pemberian jasa yang dilakukan penjual kepada pembeli dengan harga yang disepakati bersama dengan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan dalam penjualan barang/jasa dalam suatu periode akuntansi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2009), Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang jika semua kondisi berikut terpenuhi: (a) Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli; (b) Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan manajerial sampai kepada tingkat dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun control efektif atas barang yang terjual; (c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; (d) Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas;

10 17 (e) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. (SAK ETAP 20.8) Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan suatu kegiatan bisnis utama perusahaan dagang dimana perusahaan menyediakan barang atau jasa untuk pelanggan dan memperoleh pembayaran (uang) atas barang dan jasa tersebut. Penjualan juga merupakan sumber pendapatan utama perusahaan bagi kelangsungan bisnisnya Definisi Piutang Penjualan Menurut Moyer et al. (2008, p.624), piutang terdiri dari kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya saat menjual barang atau jasa, atau ke perusahaan lain. Dalam memberikan kredit kepada para pelanggannya, perusahaan harus melakukan hal berikut: a. Menetapkan kredit dan kebijakan penagihan b. Mengevaluasi permohonan kredit pelanggan Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p.295) piutang merupakan uang yang terhutang oleh pelanggan untuk barang atau jasa yang dijual. Piutang juga memelihara kredit pelanggan dan histori informasi pembayaran, yang penting dalam proses bisnis manajemen pesanan pelanggan. Jadi dapat disimpulkan piutang adalah kredit yang diberikan kepada pelanggan pada saat perusahaan menjual barang atau jasa untuk kemudian menerima uang dari pelanggan atas barang atau jasa yang diberikan tersebut Pengelolaan Piutang Penjualan Menurut Royan (2009, h ), beberapa alasan piutang penjualan perlu dikelola dengan baik, antara lain adanya:

11 18 1. Ekses menjual produk 2. Strategi penetrasi 3. Ekses risiko 4. Akibat target yang tidak tepat 5. Manipulasi dan korupsi pelanggan 6. Manipulasi dan korupsi oleh karyawan 7. Account Receivable sebagai jantung cash flow distributor 8. Kewajiban menjaga cash flow 9. Meningkatkan laba Definisi Penerimaan Kas Penerimaan kas adalah sebuah proses mendapatkan atau menerima kas dari pihak eksternal perusahaan, yang menambah saldo kas perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2009), Kas adalah kas (cash on hand) dan rekening giro. (SAK ETAP.171) Jadi, penerimaan kas disini digunakan sebagai sumber dana bagi perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan secara umum. Bentuk dari penerimaan kas atau uang dapat dibagi atas : 1. Penerimaan dalam bentuk tunai 2. Penerimaan dalam bentuk cek/giro Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Menurut Romney dan Steinbart (2009, p ), terdapat empat aktivitas bisnis dasar dalam siklus pendapatan antara lain: 1. Entri Pesanan Penjualan

12 19 Kegiatan siklus pendapatan dimulai dari penerimaan pesanan pelanggan. Proses penerimaan pesanan terdiri dari tiga tahap diantaranya: a. Penerimaan pesanan pelanggan Data pesanan pelanggan dicatat dalam sales order. Sales order berisi sejumlah informasi mengenai nomor barang, jumlah barang, harga, dan keterangan penjualan lainnya. b. Persetujuan kredit Untuk penjualan secara kredit, batasan kredit harus disetujui terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut. c. Memeriksa ketersediaan persediaan Menentukan apakah persediaan cukup tersedia untuk memenuhi pesanan, sehingga dapat diinformasikan mengenai tanggal pengiriman yang diharapkan pelanggan. Selain memproses pesanan pelanggan, hal lain yang tidak kalah penting adalah menanggapi permintaan pelanggan karena kualitas layanan pelanggan yang disediakan oleh perusahaan dapat menjadi kunci keberhasilan sebuah perusahaan. 2. Pengiriman Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan pengiriman barang yang diinginkan. Proses ini terdiri dari dua langkah: a. Memilih dan mengepak pesanan Picking ticket dicetak berdasarkan entri pesanan penjualan yang akan memicu proses pengiriman barang. Bagian gudang menggunakan picking ticket untuk

13 20 memilih dan mengidentifikasi jenis dan jumlah produk, untuk kemudian menghapusnya dari persediaan. b. Pengiriman Pesanan Salah satu keputusan besar perusahaan dalam memenuhi pengiriman pesanan menyangkut pemilihan metode pengiriman. Secara tradisional, banyak perusahaan yang memiliki dan menggunakan armada truk sendiri untuk memenuhi pengiriman pesanan. Namun penggunaan jasa pengiriman (outsourcing) dapat mengurangi biaya dan memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada kegiatan bisnis utama mereka. Memilih jasa pengiriman yang tepat dengan cara memantau kinerjanya (misalnya persentase pengiriman tepat waktu dan klaim kerusakan). 3. Penagihan Aktivitas utama berikutnya berkaitan dengan penagihan pelanggan. Proses ini terdiri dari dua tahap yaitu: a. Pembuatan faktur penjualan dan memperbaharui akun piutang Penagihan yang akurat dan tepat waktu untuk barang yang dikirim sangatlah penting. Kegiatan ini merupakan kegiatan pemrosesan informasi yang dikemas dari informasi pengisian sales order sampai kegiatan pengiriman. Dokumen yang digunakan untuk menagih adalah faktur penjualan, yang memberitahukan pelanggan mengenai jumlah yang harus dibayar dan kemana harus mengirim pembayaran. b. Memelihara piutang dagang

14 21 Fungsi piutang dibagi dalam dua tugas utama diantaranya menggunakan informasi dalam faktur penjualan untuk mendebit akun pelanggan dan secara berkala mengkredit akun ini ketika pembayaran diterima. Terdapat dua cara untuk mengendalikan piutang, antara lain: i. Metode Open Invoice Pelanggan biasanya membayar sejumlah uang menurut masing-masing faktur penjualan. Biasanya 2(dua) rangkap invoice yang akan dikirimkan ke pelanggan dimana satu rangkap dikembalikan jika melakukan pembayaran. Rangkap ini disebut remittance advice. ii. Metode Balance Forward Pelanggan biasanya membayar menurut jumlah yang ada pada laporan bulanan, dibandingkan menurut faktur penjualan satuan. Laporan bulanan berisi semua transaksi termasuk penjualan dan pembayaran yang ada selama bulan terakhir serta menginformasikan jumlah saldo piutang terakhir. 4. Penerimaan Kas Aktivitas terakhir dalam siklus pendapatan berkaitan dengan penerimaan kas. Fungsi kasir ialah melaporkan penerimaan, menangani penerimaan uang dari pelanggan dan menyetorkan uang ke bank Penilaian Pemberian Kredit Menurut Rivai dan Veithzal (2008, h ), tujuan utama dari analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan bank.

15 22 Prinsip-prinsip dasar dalam menganalisis kredit lazim dikenal dengan prinsip 6 C s, antara lain: 1. Character Character adalah keadaan watak/sifat dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Sebagai alat untuk memperoleh gambaran tentang karakter dari calon nasabah tersebut, dapat ditempuh melalui upaya antara lain: a. meneliti riwayat hidup calon nasabah; b. meneliti reputasi calon nasabah tersebut di lingkungan usahanya; c. meminta bank to bank information; d. mencari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon nasabah berada; e. mencari informasi apakah calon nasabah suka berjudi; f. mencari informasi apakah calon nasabah memiliki hobi berfoya-foya; 2. Capital Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. 3. Capacity

16 23 Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui/mengukur sampai sejauh mana calon nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi hutang-hutangnya (ability to pay) secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. Pengukuran capacity tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan berikut ini: a. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu. b. Pendekatan financial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para pengurus. Hal ini sangat penting untuk perusahaan-perusahaan yang menghendaki keahlian teknologi tinggi atau perusahaan yang memerlukan profesionalisme tinggi seperti rumah sakit, biro konsultan, dan lain-lain. c. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasbah mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha yang diwakilinya untuk mengadakan perjanjian kredit dengan bank. d. Pendekatan manajerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan keterampilan nasabah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam memimpin perusahaan e. Pendekatan teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan calon nasabah mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, sumber bahan baku, peralatanperalatan/mesin-mesin, administrasi, dan keuangan, industrial relation sampai pada kemampuan merebut pasar 4. Collateral

17 24 Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Collateral tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana risiko kewajiban financial nasabah kepada bank. Penilaian terhadap jaminan ini meliputi jenis, lokasi, bukti pemilikan, dan status hukumnya. Penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau daru dua segi sebagai berikut. a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan. b. Segi yuridis, yaitu apakah jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis untuk dipakai sebagai jaminan. 5. Conditions of Economy Conditions of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, budaya yang memengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur. Untuk mendapat gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian mengenai hal-hal antara lain: a. keadaan konjungtur; b. peraturan-peraturan pemerintah; c. situasi, politik, dan perekonomian dunia; d. keadaan lain yang memengaruhi pemasaran. Kondisi ekonomi yang perlu disoroti mencakup hal-hal sebagai berikut: - Pemasaran : kebutuhan, daya beli masyarakat, luas pasar, perubahan mode, bentuk persaingan, peranan barang subsitusi, dan lain-lain. - Teknis produksi : perkembangan teknologi, tersedianya bahan baku, cara penjualan sistem tunai atau kredit.

18 25 - Peraturan pemerintah : kemungkinan pengaruhnya terhadap produk yang dihasilkan, misalnya larangan peredaran jenis obat tertentu. 5. Constraint Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalkan pendirian suatu usaha pompa bensin yang sekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bara Pajak Pertambahan Nilai Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pasal 1: 23. Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan penyerahan Jasa Kena Pajak. 25. Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/ atau ekspor Jasa Kena Pajak Objek Pajak Pertambahan Nilai Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah:

19 26 Pasal 4 Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas: a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; b. impor Barang Kena Pajak; c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha; d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak; atau h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Tarif Pajak Pertambahan Nilai Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah: Pasal 7 (1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). (2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: a. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;

20 27 b. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; c. ekspor Jasa Kena Pajak. (3) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah Sistem Pengendalian Internal Definisi Sistem Pengendalian Internal Menurut Boynton dan Johnson (2006, p.391), berdasarkan COSO, pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personal lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian tujuan dalam kategori sebagai berikut: a. Keandalan pelaporan keuangan b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku c. Efektivitas dan efisiensi operasi Laporan COSO juga menekankan bahwa konsep dasar yang diwujudkan dari definisi di atas: a. Pengendalian internal adalah suatu proses yang terintegrasi dengan, atau tidak ditambahkannya pada infrastruktur entitas. Ini berarti pengendalian internal merupakan sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. b. Orang menerapkan pengendalian internal, yang berarti bukan hanya sebagai bentuk panduan kebijakan, tetapi orang-orang di setiap tingkat organisasi menerapkannya.

21 28 c. Pengendalian internal diharapkan dapat menyediakan keyakinan memadai, bukan jaminan mutlak, karena adanya keterbatasan inheren. d. Pengendalian internal diarahkan untuk pencapaian tujuan dalam hal pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Boynton dan Johnson (2006, p.392), berdasarkan COSO, kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan pencapaian tujuan entitas terdiri dari lima komponen yang saling terkait dengan pengendalian internal sebagai berikut: 1. Control Environment, mewakili nada yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi yang mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orangnya. Ini adalah dasar untuk semua komponen lain dari pengendalian internal, dengan menyediakan disiplin dan struktur seperti integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, filosofi manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, penugasan wewenang dan tanggung jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia. 2. Risk Assessment adalah identifikasi entitas dan analisis resiko yang relevan dengan pencapaian tujuan, membentuk dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. 3. Control Activities adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Control Activities terdiri dari: a. Authorization Controls, memastikan bahwa hanya transaksi yang valid yang akan diproses.

22 29 b. Segregation of Duties melibatkan pemberian tanggung jawab untuk mengotorisasi, mengeksekusi, mencatat transaksi dan memelihara assets pada karyawan yang berbeda. c. Information Processing Controls, meliputi: I. General Controls adalah pengendalian terhadap operasi dan organisasi, dokumentasi dan pengembangan sistem, akses, serta prosedur dan data. II. Computer Application Controls, berhubungan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi yang meliputi input controls, processing controls, dan output controls. i. Input controls adalah pengendalian terhadap program yang dirancang untuk mendeteksi atau melaporkan kesalahan dalam input data untuk pengolahan. ii. Processing controls dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pemrosesan komputer telah dilakukan dan ditujukan untuk aplikasi tertentu. iii. Output control dirancang untuk memastikan bahwa hasil pengolahan benar dan hanya personel yang berwenang menerima input. III. Controls over the Financial Reporting Process 4. Information and Communication adalah identifikasi, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam bentuk dan kerangka waktu yang memungkinkan orang untuk melaksanakan tanggung jawab mereka.

23 30 5. Monitoring adalah proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian internal dari waktu ke waktu Prinsip Control Activities pada Transaksi Penerimaan Kas Menurut Kieso et al. (2011, p.309), prinsip pengendalian internal yang harus diterapkan pada transaksi penerimaan kas, antara lain: a. Establishment of Responsibilty, hanya personil yang ditunjuk yang berwenang untuk menangani penerimaan kas, seperti: kasir. b. Segregation of Duties, adanya pemisahan tugas antara individu yang menerima kas, mencatat penerimaan kas, dan yang menyimpan kas. c. Documentation Procedures, menggunakan remittance advice, cash register tapes, dan slip setoran. d. Physical Controls, menyimpan uang tunai dalam lemari besi (brankas). e. Independent Internal Verification, supervisor menghitung penerimaan kas harian dan bendahara membandingkan total deposito bank harian. f. Human Resource Controls, adanya ikatan/kontrak dengan karyawan yang menangani kas Flowchart Sistem flowchart adalah representasi grafis dari hubungan fisik antara elemenelemen kunci dari sistem. Elemen-elemen ini dapat mencakup departemen organisasi, kegiatan manual, program komputer, hardcopy catatan akuntansi (dokumen, jurnal, buku besar, dan file), dan merekam digital records (file referensi, file transaksi, file arsip, dan file master) (Hall, 2008), yang menggunakan simbol-simbol standar, garis

24 31 aliran interkoneksi, dan penjelasan yang menggambarkan langkah-langkah yang terlibat dalam pengolahan informasi melalui sistem akuntansi (Boynton dan Johnson, 2006) Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOAD) Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOAD) Menurut Mathiassen et al. (2000, p.4), analisis identitas objek mengungkapkan bagaimana pengguna membedakannya dari objek lain di dalam hubungan. Sedangkan, desain identitas objek mengungkapkan bagaimana objek dapat saling mengenal di dalam sistem sehingga dapat saling mengakses satu sama lain. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.4), perancangan berorientasi objek terbagi dalam empat aktivitas utama, yaitu problem domain analysis, application domain analysis, architectural design, dan component design. Gambar 2.1 Aktivitas utama Object Oriented Analysis and Design Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.15)

25 Prinsip Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Menurut Mathiassen (2000, p.18), analisis dan perancangan berorientasi objek dibangun berdasarkan empat prinsip umum, yaitu: 1. Pemodelan konteks (Model the Context) Sistem yang bermanfaat harus sesuai dengan konteks mereka karena itu penting menggunakan model application domain dan problem domain selama menganalisis dan mendesain sistem. 2. Penekanan pada Arsitektur (Emphasize the Architecture) Memahami arsitektur penting untuk memfasilitasi kolaborasi antara desainer dan programmer. Sebuah arsitektur yang fleksibel membuat sistem lebih mudah dimodifikasi dan diperbaiki. 3. Penggunaan kembali Pola Pola (Reuse Patterns) Membangun ide-ide produk yang bagus dan komponen-komponen yang sudah diuji meningkatkan kualitas sistem dan proses pengembangan produktivitas. 4. Penyesuaian Metode (Tailor the Method) Setiap upaya pengembangan produk memiliki tantangan yang unik/berbeda. Analisis dan perancangan berorientasi objek harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari analisis dan situasi desain yang diberikan Describe the Situation and System Definition Menurut Mathiassen et al. (2000, p.24), system definition merupakan suatu uraian ringkas dari suatu sistem terkomputerisasi yang dinyatakan dalam bahasa alami.

26 33 Rich Picture Menurut Mathiassen et al. (2000, p.26), rich picture adalah sebuah gambaran informal yang menyajikan pemahaman ilustrator dari situasi yang sedang berlangsung dan berfokus pada aspek penting dari situasi tersebut. Rich picture dibuat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dari sebuah situasi. Dalam proses pembuatan rich picture, sangat penting berinteraksi dengan beberapa orang di dalam organisasi untuk mengetahui tentang apa yang terjadi atau harus terjadi untuk memahami proses bisnis organisasi. Rich picture juga membantu pengembang sistem untuk mengembangkan pemahaman mereka di dalam mendefinisikan kebutuhan sistem. Kriteria FACTOR Kriteria FACTOR digunakan untuk mendukung pengembangan system definition dan mempertimbangkan bagaimana masing-masing elemen faktor harus dirumuskan dengan hati-hati. Selain itu, untuk memulai system definition dengan menggambarkan sistem dan menggunakan kriteria FACTOR untuk melihat bagaimana sistem memenuhi definisi masing-masing faktor. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.39), kriteria FACTOR terdiri dari enam elemen, yaitu: a. Functionality: fungsi sistem yang mendukung tugas aplikasi domain b. Application Domain: bagian dari suatu organisasi yang mengelola, memantau, atau mengendalikan problem domain. c. Conditions: dengan kondisi yang bagaimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.

27 34 d. Technology: semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan sistem. e. Objects: objek utama dalam problem domain. f. Responsibility: tanggung jawab sistem secara keseluruhan dalam kaitannya dengan konteks Unified Modelling Language (UML) Unified modelling language (UML) merupakan suatu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek (Satzinger, 2005), untuk struktur proses pembangunan dan penyatuan serangkaian prosedur dan filosofi (Bennett, 2006), yang harus berfungsi sebagai model yang lebih didorong notasi dalam rangka membuat diagram lebih mudah dibaca (Bell, 2004) Analisis Problem Domain Menurut Mathiassen et al. (2000, p.45), problem domain adalah bagian dari konteks yang diadministrasikan, diawasi, atau dikendalikan oleh sistem. Dalam analisis problem domain terdapat tiga aktivitas, yaitu: - Mencari elemen dari problem domain, yaitu: objects, classes, dan events. - Buat model berdasarkan hubungan struktural antara class dan objects yang dipilih. - Interaksi antara objects dan class serta behavior dari object dan class.

28 35 Gambar 2.2 Aktivitas dalam pemodelan problem domain Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.46) Object Objek adalah suatu entitas dengan identitas, keadaan (state), perilaku (Mathiassen et al., 2000), pada problem domain yang mencerminkan kemampuan sistem untuk menyimpan informasi, berinteraksi satu sama lain atau kedua-duanya (Bennett, 2006). Secara umum, objek dijelaskan dalam hal class, bukan secara individual, misalnya class pelanggan bukan berisi objek pelanggan secara spesifik tetapi class yang sama juga akan berisi banyak pelanggan lainnya yang masing-masing memiliki identitas, keadaan (state), perilaku yang unik. Dengan demikian, objek adalah sebuah entitas yang memiliki identitas, keadaan (state), perilaku masing-masing. Classes Class merupakan deskripsi dari kumpulan objek yang memiliki struktur, pola behaviour dan atribut yang sama (Mathiassen et al., 2000), menunjukkan bagaimana entitas yang berbeda (orang, benda, dan data) berhubungan satu sama lain (Bell, 2003).

29 36 Kegiatan class merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Kegiatan class ini dimulai dengan mencari kandidat untuk class dan event kemudian mengevaluasi dan memilihnya secara sistematis untuk menghasilkan event table. Dengan kata lain, class menunjukkan struktur statis dari sistem. Structure Menurut Mathiassen et al. (2000, p.69) kegiatan ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan struktural antara kelas-kelas dan objek-objek pada problem domain. Kegiatan Structure merupakan kegiatan kedua dalam analisis problem domain. Kegiatan Structure ini dimulai dengan class dan event pada event table lalu menentukan stuktur object dan class, kemudian menghubungkan antar class untuk menghasilkan class diagram. Ada dua tipe hubungan struktural dimana keduanya dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1. Class structure, meliputi: a. Generalization adalah suatu kelas yang umum (kelas super) yang menggambarkan properti umum untuk suatu grup yang memiliki kelas khusus (sub kelas). b. Cluster adalah suatu koleksi dari kelas yang berhubungan. 2. Object structure, meliputi: a. Aggregation : adalah suatu objek superior (keseluruhan) yang berisi jumlah dari objek atau bagiannya. b. Association : adalah hubungan yang berarti antar sejumlah objek.

30 37 Behaviour Menurut Mathiassen et al. (2000, p.89), kegiatan ini bertujuan untuk model dinamis pada problem domain. Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola perilaku (behaviour pattern) dan atribut dari setiap kelas. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart diagram. stm Bagian Keuangan /menyetorkan /menilai Activ e /menilai Gambar 2.3 Contoh Statechart Konsep dari behavior terdiri dari: a. Event trace: urutan peristiwa yang melibatkan objek tertentu. b. Behavioral pattern: deskripsi dari peristiwa yang mungkin untuk semua objek dalam kelas. Ada 3 notasi dalam behavioral pattern, yaitu: Sequence, dimana event muncul satu per satu secara berurutan. Selection, dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul. Iteration, dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali. c. Attribute: deskriptif sifat dari sebuah class atau peristiwa.

31 38 Sequence Sequence diagram merupakan diagram yang baik untuk digunakan sebagai dokumen persyaratan sistem dan sangat berguna karena menunjukkan logika interaksi antara objek dalam sistem pada urutan waktu saat interaksi berlangsung (Bell, 2004), yang melengkapi class diagram, untuk menjelaskan situasi yang umum dan statis (Mathiassen, 2000), dan digunakan untuk memodelkan perilaku dinamis dari sebuah use case yang dapat dilihat sebagai specification of use case (Bennett, 2006). Semua jenis interaction diagrams harus diberikan frame untuk menjelaskan bagaimana mereka digabungkan. Setiap sequence diagram harus diberikan frame yang memiliki heading dengan menggunakan notasi sd yang merupakan kependekan dari sequence diagram (Bennett, 2006), elemen notasi disebut juga frame. Elemen frame digunakan sebagai dasar bagi banyak elemen lain dalam diagram UML (Bell, 2004). Berikut beberapa notasi penulisan heading pada setiap frame yang terdapat dalam sequence diagram, yaitu: Tabel 2.1 Tipe Interaction Operator yang Dapat Digunakan dengan Combined Fragments Interaction Penjelasan Operator alt opt loop break Notasi alt merupakan kependekan dari alternatives yang menyatakan bahwa terdapat beberapa buah alternatif jalur eksekusi untuk dijalankan. Notasi opt merupakan kependekan dari optinal dimana frame yang memiliki heading ini, memiliki status pilihan yang akan dijalankan jika syarat tertentu dipenuhi. Notasi loop menyatakan bahwa operation yang terdapat dalam frame tersebut dijalankan secar berulang selama kondisi tertentu Notasi break mengindikasikan bahwa semua operation

32 39 yang berada setelah frame tersebut tidak dijalankan. par Notasi par merupakan kependekan dari parallel yang mengindikasikan bahwa operation dalam frame tersebut dijalankan secara bersamaan. seq Notasi seq merupakan kependekan dari weak sequencing yang berarti operation yang berasal dari lifeline yang berbeda dapat terjadi pada urutan manapun. strict Notasi strict merupakan kependekan dari strict sequencing yang menyatakan bahwa operation harus dilakukan secara berurutan. neg Notasi neg merupakan kependekan dari negative yang mendeskripsikan operasi yang tidak valid. critical Notasi critical mengindikasikan bahwa operasi-operasi yang terdapat didalamnya tidak memiliki sela yang kosong. ignore Notasi ignore mengindikasikan bahwa tipe pesan atau parameter yang dikirimkan dapat diabaikan dalam interaksi. consider Notasi consider menyatakan pesan mana yang harus dipertimbangkan dalam interaksi assert Notasi assert merupakan kependekan dari assertion yang menyatakan urutan pesan yang valid. ref Notasi ref merupakan kependekan dari refer yang menyatakan bahwa frame mereferensikan operation yang terdapat di dalamnya pada sebuah sequence diagram tertentu. Sumber: Bennet et al. (2006, p. 270) Analisis Application Domain Menurut Mathiassen et al. (2000, p.115), application domain adalah bagian dari suatu organisasi yang mengelola, memantau, atau mengendalikan problem domain. Application domain bertujuan untuk menentukan persyaratan penggunaan suatu sistem. Prinsip dari analisis application domain, yaitu: a. Menentukan application domain dengan use case. b. Kolaborasi dengan user Dalam analisis application domain terdapat tiga aktivitas, yaitu:

33 40 Gambar 2.4 Aktivitas utama di dalam analisis application domain Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.117) Usage Use case menggambarkan suatu unit fungsionalitas yang disediakan oleh sistem (Bell, 2003), dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna (Miles dan Hamilton, 2006), yang bertujuan untuk menentukan bagaimana aktor berinteraksi dengan sistem (Mathiassen, 2000). Konsep utama dari usage, terdiri dari: a. Actor: abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem. b. Use case: pola interaksi antara sistem dan aktor di dalam application domain.

34 41 uc Use Case Mo... Mendata Pelanggan Membuat Sales Order Membuat Surat Perintah Kerja Bagian Administrasi Penjualan Mendata Barang Gambar 2.5 Contoh Use Case Diagram Funtions Menurut Mathiassen (2000, p.137), functions bertujuan untuk menentukan kemampuan pemrosesan informasi pada sistem. Selain itu, functions juga merupakan fasilitas untuk membuat model yang berguna untuk aktor. Terdapat empat tipe dari functions, yaitu: a. Update functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh event dari problem domain dan menghasilkan perubahan dalam state dari model tersebut. b. Signal functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh perubahan state dari model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. c. Read functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan dengan model.

35 42 d. Compute functions, merupakan fungsi yang diaktifkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau model, hasilnya adalah sebuah tampilan dari hasil perhitungan tesebut. Interfaces Menurut Mathiassen (2000, p.151), interfaces merupakan fasilitas yang membuat suatu model sistem dapat berinteraksi dengan aktor. Selain itu, bertujuan untuk menentukan antarmuka suatu sistem. Ada dua jenis interface, yaitu: user interface, yang menghubungkan aktor dengan sistem dan system interface, yang menghubungkan sistem dengan sistem lain seperti sistem monitoring dan pengendalian Architectural Design Menurut Mathiassen et al. (2000, p.173), tujuan dari architectural design adalah untuk menstrukturkan sebuah sistem yang terkomputerisasi. Prinsip-prinsip yang digunakan adalah mendefenisikan dan memprioritaskan kriteria, menghubungkan kriteria dengan technical platform, mengevaluasi perancangan sejak awal. Hasil yang diperoleh berupa struktur bagi komponen-komponen dan proses-proses sistem. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam architectural design, yaitu: Gambar 2.6 Aktivitas dalam Architectural Design Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.176)

36 43 Criteria Menurut Mathiassen et al. (2000, p.177), konsep dari kriteria adalah sebuah properti yang disukai dari arsitektur. Tujuannya adalah untuk menetapkan prioritas desain. Untuk menciptakan sebuah desain yang baik diperlukan pertimbangan mengenai bagaimana arsitektur dipengaruhi oleh kemungkinan penggabungan pola-pola umum dari komponen yang ada. Kondisi-kondisi yang perlu dipertimbangkan tersebut menurut Mathiassen et al. (2000, p.184), adalah sebagai berikut : 1. Technical, yang terdiri dari pertimbangan: penggunaan hardware, software dan sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan penggabungan pola-pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur atau kemungkinan pembelian komponen standar. 2. Organizational, yang terdiri dari pertimbangan: perjanjian kontrak, rencana untuk pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang. 3. Human, yang terdiri dari pertimbangan: keahlian dan pengalaman orang yang terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan platform teknis yang akan didesain. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.186), prinsip-prinsip dalam menentukan kriteria desain dalam proyek pengembangan sistem, antara lain: 1. Desain yang baik tidak memiliki kelemahan utama Adanya kelemahan utama dapat menggagalkan sebuah desain. Sebuah desain yang baik berusaha untuk mencapai sifat yang baik dan menghindari sifat yang buruk.

37 44 2. Desain yang baik memenuhi beberapa kriteria secara seimbang Karena ada kriteria yang dapat bertentangan, memprioritaskan semua kriteria adalah penting. Oleh sebab itu untuk menentukan kriteria mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara untuk menyeimbangkan dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu. 3. Desain yang baik dapat digunakan, fleksibel, dan dapat dipahami Kegunaan sistem ditentukan oleh kualitas teknis antara sistem dan penerapannya untuk membantu pekerjaan user. Fleksibilitas dari sistem yang mudah digunakan membantu merancang dan implementasi sistem. Kriteri-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap proyek pengembangan sistem. Tabel 2.2 Kriteria Umum Criterion Ukuran dari Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks, organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis Correct Pemenuhan dari kebutuhan Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan fungsi Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan sistem Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat melaksanakan fungsi yang diinginkan Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap sistem Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain yang berhubungan Portabel Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang berbeda Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain Sumber Mathiassen et al.(2000,p.178)

38 45 Component Architecture Menurut Mathiassen et al. (2000, p.190), component architecture merupakan suatu struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Component architecture membuat sistem lebih mudah untuk dimengerti, menyederhanakan desain, dan mencerminkan kestabilan sistem. Hal ini dikarenakan komponen merupakan subsistem dari sebuah sistem. Menurut Mathiassen et al. (2000,p.193), Pola umum dalam desain komponen arsitektur adalah sebagai berikut : 1. Layered-architecture pattern Sebuah arsitektur layered terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi lapisan-lapisan dimana lapisan yang berada di atas bergantung ke pada lapisan yang ada di bawahnya. Perubahan yang terjadi pada suatu lapisan akan mempengaruhi lapisan yang di atasnya. Gambar 2.7 Layered Architecture Pattern Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.193)

39 46 2. Generic-architecture pattern Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari komponen interface, function, dan model. Di mana komponen model terletak pada lapisan yang paling bawah, kemudian dilanjutkan dengan function layer dan paling atasnya komponen interface. Gambar 2.8 Generic Architecture Pattern Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.196) 3. Client-server architecture pattern Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah sistem yang terdistribusi di antara beberapa prosesor yang tersebar secara geografis. Komponen pada arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client. Tanggung jawab daripada server adalah untuk menyediakan database dan resource yang dapat disebarkan terhadap client melalui jaringan. Sementara Client memiliki tanggung jawab untuk menyediakan interface lokal untuk setiap user-nya. Identifikasi komponen, di dalam perancangan sistem atau subsistem, pada umumnya dimulai dengan layer architerture dan client server

40 47 architercture di mana keduanya merupakan dua layer yang berbeda, tetapi saling melengkapi. Gambar 2.9 Client-Server Architecture Pattern Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.197) Menurut Mathiassen et al. (2000, p.200), berikut adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server. Tabel 2.3 Jenis Arsitektur Client-Server Client Server Architercture U U+F+M Distributed Presentation U F+M Local Presentation U+F F+M Distributed Functionality U+F M Centralized Data U+F+M M Distributed Data Sumber Mathiassen et al. (2000, p.200) Process Architecture Process architecture menurut Mathiassen et al. (2000, p209) merupakan struktur dari eksekusi sistem yang terdiri dari proses-proses yang saling bergantung. Hasilnya berupa sebuah deployment diagram. berikut : Tiga jenis pola distribusi menurut Mathiassen et al. (2000, p215), yaitu sebagai 1. Centralized Pattern

41 48 Pola ini menyimpan semua data pada server pusat dan user hanya bisa melihat user interface saja. Keuntungannya adalah dapat diimplementasikan pada client secara murah, semua data konsisten karena hanya berada di satu tempat, strukturnya mudah dimengerti dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringannya moderat. 2. Distributed Pattern Semua data terdistribusi ke user atau client dan server hanya menyebarkan model yang telah di-update di antara client. Keuntungannya adalah waktu akses yang rendah kinerja lebih maksimal, dan back-up data banyak. Kerugiannya adalah redundansi sata sehingga konsistensi data terancam, kemacetan jaringan tinggi, arsitektur sulit dipahami dan diimplementasikan. 3. Decentralized Pattern Pola ini berada di antara kedua pola di atas. Di sini client data tersendiri sehingga data umum hanya berada pada server. Server menyimpan data umum dan fungsi atas data-data tersebut, sedangkan client menyimpan data milik application domain client. Keuntungannya adalah konsistensi data, tidak ada duplikasi data, lalu lintas jaringan jarang karena jaringan hanya digunakan data umum di server diupdate. Kekurangannya adalah semua prosesor harus mampu melakukan fungsi yang kompleks dan memelihara model dalam jumlah besar, sehingga meningkatkan biaya hardware Component Design Menurut Mathiassen et al. (2000, p.231), component design bertujuan untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam sebuah kerangka arsitektural. Kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p4), sistem informasi adalah penggunaan teknologi komputer dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Dalam melakukan analisis sistem informasi untuk pembuatan sistem penjualan yang menjadi topik skripsi ini, dibutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2008, p4), sistem didefinisikan sebagai sekelompok dua atau lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah sebuah susunan dari orang, data, proses data, dan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA 4.1. The Task 4.1.1. Purpose Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung kegiatan dari setiap pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin berkembang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Hampir semua bidang dalam kehidupan sudah

Lebih terperinci

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil Kisi- kisi BINUS 2011 1. Jelaskan apa yg anda ketahui tentang Good Design? Desain yang baik memiliki sedikit kelemahan utama Sebuah desain yang baik bertujuan untuk mecapai properti yang bagus dan pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 108 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task Perancangan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Informasi 2.1.1 Definisi Data Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Menurut O Brien, Data merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang. Suatu perusahaan yang baru berdiri maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011:6) Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi SI telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Menurut Hall (2008, p7), SI adalah sebuah rangkaian prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG 4. Prosedur Sistem Usulan Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan dimulai pada saat karyawan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Stair dan Reynolds (2006, p4), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi. saling mempengaruhi satu sama lain dalam melakukan kegiatan bersama untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi. saling mempengaruhi satu sama lain dalam melakukan kegiatan bersama untuk 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen terstruktur yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam melakukan

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2006, p4), Sistem merupakan suatu kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi O Brien (2003, h.7) menyatakan, Sistem Informasi dapat mengelola kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN IKLAN DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini, penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi Akuntansi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, membantu perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi Akuntansi yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, membantu perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Sekarang ini sebagian besar perusahaan telah mengimplementasikan teknologi informasi untuk membantu kegiatan operasionalnya sehari-hari serta menunjang perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegitan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen dan teknologi yang keterkaitannya dirancang untuk mengumpulkan dan memproses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sebelum mengulas SIA (Sistem Informasi Akuntasi) kita harus mengtahui apa itu sistem. Sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dan pesaingan semakin ketat menuntut perusahaan menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman kebutuhan masyarakat terus meningkat dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi sehingga kredit menjadi salah satu alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Seinbart (2006, p.6) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatannya sehari-hari seperti melakukan transaksi penjualan, pembelian, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Definisi Sistem Menurut Hall (2011, p.5), Sebuah sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berhubungan atau subsistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. MASTER WOVENINDO

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif. Menangkap data transaksi pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson, et al. (2000, p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu struktur yang menyatukan banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI Oleh Imam Ashyri 1000889142 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa 162 5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dengan judul Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan Stok Gudang di Toko Bahan Bangunan Sinar Jaya mengatakan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian sistem informasi akuntansi perlu diketahui defenisi sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peta Proses Operasi Menurut Sritomo (2003,p100) Peta Proses Operasi atau dikenal dengan Operation Chart akan menunjukkan langkah-langkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi,

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang 127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Unsur-Unsur Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian internal pada PT.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem infomasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas,

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSES BISNIS

TINJAUAN PROSES BISNIS TINJAUAN PROSES BISNIS N. Tri Suswanto Saptadi 3/29/2016 nts/sia 1 Tiga Fungsi Dasar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan dunia bisnis. Dengan teknologi informasi, data dan informasi yang diperlukan perusahaan dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang sama halnya seperti obat. Obat sangat penting bagi kebutuhan seseorang, tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. orang sama halnya seperti obat. Obat sangat penting bagi kebutuhan seseorang, tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu harta yang sangat berharga dan berarti bagi setiap orang sama halnya seperti obat. Obat sangat penting bagi kebutuhan seseorang, tanpa adanya

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho SIKLUS PENDAPATAN By: Mr. Haloho Sifat Siklus Pendapatan Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 53 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis sistem, perancangan sistem, rancangan pengujian dan evaluasi sistem dalam Rancang Bangun Sistem

Lebih terperinci