BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi. saling mempengaruhi satu sama lain dalam melakukan kegiatan bersama untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi. saling mempengaruhi satu sama lain dalam melakukan kegiatan bersama untuk"

Transkripsi

1 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen terstruktur yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Romney dan Steinbart (2008, p.4), sistem adalah serangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan untuk mencapai sebuah tujuan. Menurut Gelinas dan Dull (2008, p.11), sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan dari bagian yang saling berhubungan ataupun terintegrasi. Sedangkan menurut Indrajani (2011, p.48), sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan, berinteraksi, dan terintegrasi satu sama lain hingga membentuk satu satuan untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Menurut Fatta (2007, p.5) untuk memahami atau mengembangkan sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut adalah karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem yang lainnya : - Batasan (boundary) adalah penggambaran dari suatu elemen atau unsur mana yang termasuk didalam sistem dan mana yang di luar sistem - Lingkungan (environment) adalah segala sesuatu di luar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.

2 11 - Masukan (input) adalah sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem. - Keluaran (output) adalah sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem. - Komponen (component) adalah kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi output. Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem. - Penghubung (interface) adalah tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungan bertemu atau berinteraksi. - Penyimpanan (storage) adalah area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga diantara komponen tersebut bekerja dengan berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari komponenkomponen atau unsur-unsur yang saling berhubungan dan saling terkait satu sama lain untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu dengan proses penerimaan input dan menghasilkan output Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diolah sehingga menghasilkan output yang memiliki arti dan nilai bagi pengguna dalam pengambilan keputusan. Contohnya adalah

3 12 informasi tentang penjualan per wilayah yang dapat membantu manajer penjualan dalam menyusun dan membuat keputusan strategi penjualan perusahaan ke depan. Menurut Bodnar dan Hoopwood (2006, p.1), informasi adalah data yang berguna untuk dapat diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat. Menurut Stair dan Reynolds (2006, p.4), informasi adalah suatu kumpulan bukti yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambah daripada nilai dari bukti itu sendiri. Sedangkan menurut Gelinas dan Dull (2008, p.17), informasi didefinisikan sebagai data yang disajikan dalam bentuk yang membantu dalam aktivitas pengambilan keputusan. Informasi tersebut mempunyai nilai kepada pengambil keputusan karena mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan pengetahuan akan area tertentu yang menjadi perhatian. Karakteristik informasi yang berguna menurut Hall (2008, p.14) adalah relevance, timelines, accuracy, dan completeness. Penjelasan dari karakteristik informasi tersebut adalah sebagai berikut : a) Relevance (Relevan) Relevan dapat berarti sesuai dengan hal yang dimaksud atau diperlukan. Oleh karena itu, isi dari sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan yaitu memenuhi kebutuhan pengguna informasi. Dengan demikian laporan atau dokumen yang bersangkutan dapat mendukung keputusan manager atau petugas administrasi. b) Timelines (Tepat Waktu) Informasi yang berguna adalah informasi yang digunakan tepat pada waktunya. Misalnya, untuk menghitung limit kredit pelanggan maka diperlukan informasiinformasi mengenai transaksi historis pelanggan maksimal enam bulan sebelum dan

4 13 sampai tanggal penilaian, agar limit kredit yang dihasilkan sesuai dengan kapasitas pelanggan pada saat tanggal penilaian tersebut. c) Accuracy (Akurat) Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Material dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat penting dan memiliki dampak yang signifikan apabila informasi tersebut berubah. Misalnya, informasi yang terdapat pada nota penjualan, sales order dan bukti pembayaran harus selalu tepat dan akurat karena selain berdampak pada pembuatan laporan periodik juga berdampak ketika dilakukan penilaian pelanggan untuk penentuan limit kredit. d) Completeness (Lengkap) Tidak boleh ada bagian informasi yang penting bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan data yang melalui berberapa proses sehingga dapat membantu para pengguna dalam membuat dan mengambil keputusan. Informasi yang dihasilkan dapat dikatakan bermanfaat bagi para penggunanya jika informasi tersebut relevan, tepat waktu, akurat, dan lengkap sehingga hasil keputusan yang diambil untuk memecahkan suatu masalah merupakan suatu keputusan yang tepat Pengertian Akuntansi Akuntansi dapat dikatakan sebagai alat yang dapat menyediakan informasi dari transaksi yang berlangsung di suatu organisasi untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan. Laporan tersebut berasal dari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi sehari-

5 14 hari sehingga laporan keuangan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011, p.4), akuntansi adalah sistem informasi keuangan yang menyediakan pengetahuan atau wawasan untuk memahami semua organisasi jenis apapun. Tiga kegiatan dasar yang dimiliki organisasi tersebut yaitu mengindentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi untuk pengguna yang tertarik. Menurut Gade (2005, p.5), akuntansi adalah ilmu pengetahuan terapan dan seni pencatatan yang dilakukan secara terus menerus menurut sistem tertentu. Fungsinya untuk mengolah dan menganalisis catatan tersebut sehingga dapat disusun menjadi suatu laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pimpinan perusahaan atau lembaga terhadap kinerjanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara mencatat transaksi, mengolah, dan menganalisis catatan tersebut sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Hasil tersebut berupa laporan keuangan yang harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras, perangkat lunak, prosedur atau aturan yang saling terintegrasi dan diolah sebagaimana mestinya. Kumpulan-kumpulan yang saling terintegrasi tersebut dapat menghasilkan berbagai informasi untuk pihak-pihak yang membutuhkan dalam pengambilan sebuah keputusan sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik.

6 15 Menurut Jimmy dan Gaol (2008, p.366), sistem informasi dapat didefinisikan sebagai satuan komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut O Brien (2008, p.5), sistem informasi merupakan kombinasi dari pengguna, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber daya data. Semuanya digunakan untuk mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam perusahaan. Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan penggunanya. Tentunya tujuan sistem informasi berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Tujuan pokok dari sistem informasi menurut Hall (2008, p.14), adalah untuk: - Mendukung fungsi kepengurusan manajemen - Mendukung pengambilan keputusan manajemen - Mendukung operasi perusahaan sehari-hari Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem yang terdiri dari rangkaian subsistem, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang dapat menghasilkan sebuah informasi. Informasi tersebut sangat bermanfaat bagi pengguna untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Setiap bisnis yang dijalankan perusahaan perlu didukung oleh aliran informasi yang cepat sehingga dapat membantu para pengambil keputusan. Aliran informasi ini berasal dari pihak internal yaitu dari perusahaan itu sendiri dan pihak external perusahaan seperti customer, supplier, dan stakeholder yang memiliki kepentingan

7 16 secara langsung dengan perusahaan. Berikut adalah gambaran aliran informasi yang terdapat pada gambar 2.1, biasa dikenal sebagai piramida sistem informasi. Gambar 2.1 Piramida Sistem Informasi (Sumber: Hall, p.3) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi dapat dikatakan sebagai suatu komponen yang mengumpulkan, mengolah, dan menghasilkan informasi yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan sehingga dapat membantu pihak-pihak terkait dalam pengambilan keputusan atas hasil yang telah didapatkan. Menurut Gelinas dan Dull (2008, p.14), sistem informasi akuntansi adalah spesialisasi subsistem dari SI untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari kejadian bisnis. Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008, p.6), sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem dari SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi. Sedangkan menurut Sarosa (2009, p.13), sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang dapat

8 17 mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses suatu data menjadi sebuah informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem berbasis komputer yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data atas transaksi akuntansi rutin. Tujuannya untuk menghasilkan informasi akuntansi dan keuangan yang berguna bagi pihak internal dan ekternal untuk pengambilan keputusan dan dapat dipertanggungjawabkan Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008, p.7-8) ada lima macam penggunaan informasi akuntansi : 1. Membuat laporan eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporanlaporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lain. Laporan-laporan ini mencakup laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) pajak, dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas. 2. Mendukung aktivitas rutin Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan. 3. Mendukung pengambilan keputusan Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain mengetahui

9 18 produk-produk yang penjualannya bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian. Informasi ini sangat penting untuk merencanakan produk baru, memutuskan produk-produk apa yang harus ada di persediaan, dan memasarkan produk kepada para pelanggan. 4. Perencanaan dan pengendalian Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual. 5. Menerapkan pengendalian internal Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan-kebijakan, prosedurprosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan. Menurut Romney dan Steinbart (2006, p12), sebuah sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat memberikan kegunaan, sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya dari barang dan jasa. 2. Meningkatkan efisiensi 3. Berbagi pengetahuan 4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari supply chain-nya 5. Meningkatkan struktur pengendalian internal 6. Meningkatkan kemudahan pembuatan keputusan

10 Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Sarosa (2009, p.17), sudut pandang sistem informasi akuntansi sebagai siklus pemrosesan transaksi sejalan dengan pendekatan basis data, setiap siklus transaksi saling berhubungan satu sama lain. Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008, p.22-23), bahwa proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama yaitu sebagai berikut: - Siklus pemerolehan/pembelian (acquisition/purchasing cycle) mengacu pada proses pembelian barang dan jasa. - Siklus konversi (conversion cycle) mengacu pada proses mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang dan jasa. - Siklus pendapatan (revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan. Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.30), siklus pemrosesan transaksi pada suatu sistem adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh peusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, sampai penjualan barang dan jasa. Berikut gambar 2.2 yang menggambarkan siklus transaksi akuntansi. Gambar 2.2 Siklus Transaksi Akuntansi Sumber : Romney & Steinbart (2006)

11 20 Penjelasan dari gambar 2.2 di atas adalah sebagai berikut : 1. Pada siklus pendapatan, perusahaan menjual produknya (barang dan jasa) dengan imbalan uang tunai (kas) atau piutang. Uang tunai yang diperoleh memasuki siklus pembiayaan 2. Dalam siklus pembiayaan perusahaan memperoleh dana untuk pembiayaan operasional maupun investasi melalui instrumen keuangan seperti saham atau obligasi. Dalam siklus pembiayaan juga terjadi transaksi pembayaran dividen dan bunga. Aliran dana dari siklus pembiayaan menuju siklus pengeluaran dan penggajian. 3. Dalam siklus pengeluaran, perusahaan mengeluarkan uang untuk membeli bahan baku, bahan penolong, dan membayar berbagai pengeluaran yang diperlukan untuk kegiatan perusahaan. 4. Dalam siklus penggajian perusahaan membayar gaji dan upah sebagai ganti tenaga kerja yang diberikan oleh para pegawainya 5. Siklus produksi mengubah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan sumber daya lain yang dibutuhkan menjadi produk yang siap dijual. 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Pengertian Penjualan Penjualan dapat dikatakan sebagai suatu usaha untuk memperoleh laba sehingga suatu usaha dapat berjalan terus menerus dan berkembang. Caranya yaitu dengan memindahkan barang atau memberikan jasa dari penjual ke pembeli dengan harga yang telah ditentukan oleh penjual atau berdasarkan kesepakatan bersama antara penjual dengan pembeli.

12 21 Ikatan Akuntansi Indonesia (2007, PSAK No.23.1) mendefinisikan penjualan barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual. Selain itu juga barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah properti lain yang dibeli untuk dijual kembali. Sedangkan menurut Rangkuti (2009, p.206), penjualan adalah pemindahan hak milik atas barang atau pemberian jasa yang dilakukan penjual kepada pembeli dengan harga yang disepakati bersama. Harga yang telah disepakati bersama merupakan jumlah yang dibebankan kepada pelanggan dalam penjualan barang atau jasa dalam suatu periode akuntansi. Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah transaksi pemidahan hak milik atas barang atau jasa dari penjual ke pembeli dengan jumlah yang telah disepakati bersama dan untuk mendapat keutungan bagi penjual. Namun tidak semua penjualan dapat memberikan pendapatan bagi penjual karena dapat memungkinkan terjadinya pengembalian barang oleh pembeli akibat salah satu faktor Pengertian Pendapatan Pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil dari penjualan barang dan jasa, bunga, sewa, dan royalty yang dapat digunakan sebagai alat untuk membeli kembali persediaan sehingga kegiatan proses bisnis dapat berjalan terus menerus. Pendapatan juga dapat dipakai untuk memberikan upah kepada karyawan-karyawan yang berkerja untuk suatu organisasi sehingga kegiatan proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik. Menurut Kuswadi (2006, p.58-59), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode, arus masuk itu mengakibatkan kenaikan modal (ekuitas) dan tidak berasal dari

13 22 kontribusi penanaman modal. Arus masuk bruto atau pendapatan adalah hasil dari penjualan produk yang hanya diterima oleh perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, pendapatan timbul karena terjadinya transaksi dan peristiwa ekonomi berikut : a. Penjualan barang b. Penjualan jasa c. Penggunaan harta perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007, PSAK No.23.1), pendapatan adalah suatu penghasilan yang timbul dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang biasa atau dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti, dan sewa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah jumlah uang atau hasil yang didapatkan dari aktivitas perusahaan seperti menjual produk atau jasa dan pengunaan harta perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bung, royalty, dan dividen. Pendapatan juga merupakan suatu hal penting bagi perusahaan untuk mendapatkan penghasilan Pengertian Piutang Dagang Piutang dagang dapat dikatakan sebagai harta yang belum didapatkan oleh suatu perusahaan dari pelanggan yang membeli secara kredit atau cicilan, dimana harta tersebut dapat dicairkan menjadi bentuk kas. Kas yang diperoleh akan digunakan perusahaan untuk melakukan proses bisnis yaitu membeli persediaan kembali dan melakukan pembayaran atas beban-beban yang ditanggung perusahaan.

14 23 Menurut Suandy dan Jessica (2008, p.17) mengemukakan pengertian piutang dagang merupakan tagihan kepada individu atau perusahaan lain yang diharapkan akan diterima dalam bentuk kas. Klasifikasi piutang dagang adalah sebagai berikut : 1. Piutang usaha, terdiri dari piutang dagang (trade receivable) dan wesel tagih (notes receivable), merupakan piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit dalam kegiatan normal perusahaan. 2. Piutang lain-lain, mencakup piutang bunga, piutang pegawai, piutang pajak, dan lainlain. Menurut Wibowo dan Arif (2008, p ), piutang dagang (account receivable) dinilai dan dilaporan sebesar nilai kas yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang (net realizable value). Dalam menentukan penghapusan piutang ada dua metode, yaitu : a. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method) Jumlah piutang merupakan bagian yang relatif kecil dari total aktiva lancarnya. Dalam hal demikian, lebih baik menangguhkan pengakuan atas ketidaktertagihan sampai periode yang jumlah tersebut dianggap tidak berharga dan benar-benar dihapuskan sebagai beban b. Metode Penyisihan (Allowance for Doubtful Account) Nilai yang dapat direalisasi merupakan nilai piutang dikurangi dengan estimasi penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtful accounts). Allowance for doubtful accounts dapat ditentukan dengan dua pendekatan, seperti berikut :

15 24 1. Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Approach) Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan penjualan kredit tahun berjalan. 2. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach) Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan saldo piutang berdasarkan analisis umur piutang (aging schedule analysis). Jadi dapat disimpulkan bahwa piutang dagang merupakan piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan yang diharapkan akan menjadi kas. Kas yang diperoleh digunakan perusahaan untuk menjalankan proses bisnis seperti membeli persediaan kembali dan membayar bebanbeban yang ditanggung oleh perusahaan Analisis Pemberian Kredit Kepada Customer Calon debitur harus memenuhi beberapa syarat seperti yang dikemukakan oleh Munawir (2007, p.235), sehingga dapat memperkecil tingkat resiko dalam pemberian kredit, yaitu : 1. Character Keterangan mengenai sifat pribadi customer, watak, dan kejujuran dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Adapun keterangan ini didapatkan dari beberapa petunjuk seperti mengenal secara dekat pribadi customer, kumpulan keterangan dari aktivitas perbankan, dan pendapat dari berbagai pihak seperti rekan-rekan, karyawan, dan saingan mengenai reputasi, kebiasaan, dan pergaulan sosialnya.

16 25 2. Capacity Hal ini menyangkut kemampuan customer sebagai pemimpin perusahaan beserta karyawannya, baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Kapasitas customer dapat dilihat dari angka hasil produksi, angka penjualan atau pembelian, perhitungan laba rugi, dan laporan finansial lainnya. 3. Capital Hal ini menunjukkan pada posisi finansial perusahaan secara menyeluruh yang ditunjukkan dalam laporan keuangan dan rasio finansial lainnya. Dalam melakukan penilaian ini, perlu diperhatikan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas dari calon customer. 4. Collateral Collateral merupakan jaminan. Hal ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan dijadikan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan kepada customer. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dalam menilai kemampuan jaminan untuk dijadikan uang dalam waktu yang relatif singkat serta pengikatan barang yang menjadi kepentingan jaminan. 5. Conditions Hal ini mengacu pada kondisi ekonomi secara umum dan kondisi pada sektor usaha dari segi customer yang dapat mempengaruhi perkembangan usahanya serta kemampuan customer untuk membayar utangnya Pengertian Penerimaan Kas Penerimaan kas dapat dikatakan perolehan harta dalam bentuk kas yang diterima oleh perusahaan dari customer ketika membeli barang. Penerimaan kas ini akan

17 26 digunakan perusahaan untuk melanjutkan kegiatan operasionalnya dalam membeli persediaan kembali sehingga perusahaan dapat memproduksi kembali barang yang dijual dan untuk membayar segala biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan seperti biaya tenaga kerja, penyusutan, dan biaya tak terduga lainnya. Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.371), Aktivitas terakhir di dalam siklus pendapatan berhubungan dengan penerimaan kas. Kasir akan melaporkan penerimaan, menangani remittance pelanggan dan akan menyetorkan uang ke bank. Sedangkan menurut Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011, p.344), kas adalah asset yang paling cair, merupakan media pertukaran standar dan dasar untuk pengukuran dan akuntansi untuk semua item lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas merupakan sebuah transaksi keuangan yang menyebabkan aset perusahaan berupa kas atau setara kas bertambah. Penerimaan kas dapat diperoleh dari penjualan barang atau jasa, penagihan piutang, maupun hal-hal yang dapat dijadikan kas oleh perusahaan seperti bangunan yang dapat disewakan kepada pihak lain Retur Penjualan Retur penjualan dapat dikatakan sebagai salah satu aktivitas perusahaan yaitu terjadinya proses pengembalian barang dari pelanggan ke perusahaan. Pengembalian barang tersebut dapat terjadi barang yang diterima pelanggan tidak sesuai dengan permintaan, barang yang diterima ternyata mengalami kerusakan, dan beberapa faktor lainnya.

18 27 Menurut Hall (2007, p.235), retur penjualan merupakan pengembalian barang yang sudah dibeli oleh pelanggan dan biasanya pelanggan meminta perusahaan untuk mengembalikan pembayaran dari barang yang tidak diinginkan tersebut. Retur penjualan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: - Penjual mengirimkan barang yang salah. - Barang yang dikirim ternyata rusak atau cacat. - Barang tersebut ternyata rusak pada saat pengiriman - Pembeli menolak barang yang dikirim karena keterlambatan dalam pengiriman. 2.3 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Pengertian Persediaan Persediaan dapat dikatakan sebagai suatu aktiva yang penting di dalam perusahaan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Persediaan terdiri dari bahan baku yang digunakan untuk memproduksi barang sehingga menjadi persediaan dalam bentuk barang jadi yang akan dipasarkan dan dijual kepada pelanggan. Menurut Himayati (2008, p.17), persediaan adalah harta perusahaan yang digunakan untuk melakukan transaksi penjualan. Sedangkan menurut Sulistiyowati (2010, p.122), persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk kegiatan biasa dan proses produksi seperti penjualan atau dalam bentuk bahan dan perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Jadi dapat disimpulkan persediaan adalah aset perusahan yang dapat berupa bahan mentah, barang dalam proses, maupun barang jadi yang tersedia untuk dijual oleh perusahaan kepada pelanggan. Persediaan juga dapat digunakan perusahaan dalam memberikan pelayanan jasa.

19 Metode Pencatatan Persediaan Menurut Suandy dan Jessica (2008, p.17) pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Metode persediaan periodik, tidak mencatat perubahan pada persediaan setiap kali terjadi transaksi penambahan atau pengurangan sehingga untuk mengetahui saldo persediaan perlu dilakukan perhitungan fisik, biasanya diakhir periode. 2. Metode persediaan perpetual, mencatat semua transaksi persediaan setiap terjadi penambahan dan pengurangan persediaan, sehinga saldo fisik persediaan dapat diketahui sewaktu-waktu. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011, p ), terdapat 2 asumsi mengenai metode cost flow yang dapat digunakan perusahaan sesuai dengan kebutuhannya yaitu : 1. Metode FIFO (first in first out) Barang yang dibeli paling awal oleh perusahaan merupakan barang yang dijual pertama. FIFO sering kali disejajarkan dengan actual physical flow dari merchandise, umumnya adalah praktik bisnis yang baik untuk menjual unit yang pertama dibeli. Berdasarkan metode FIFO, perusahaan mendapatkan biaya persediaan akhir dengan mengambil unit biaya pembelian tersebut yang paling terbaru dan bekerja mundur sampai semua unit persediaan telah dihitung biayanya 2. Metode Rata-rata (average method) Metode biaya rata-rata mengalokasikan biaya barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan biaya unit rata-rata tertimbang yang terjadi. Perusahaan menerapkan biaya unit rata-rata tertimbang untuk unit yang ditangan dalam menentukan biaya persediaan akhir.

20 Reorder Point (ROP) Reorder point dapat dikatakan sebagai salah satu cara penghitungan untuk mengetahui titik pemesanan kembali persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal tersebut berguna agar proses bisnis perusahaan seperti penjualan dapat berjalan terus tanpa harus mengalami kehabisan persediaan yang menyebabkan pelanggan tidak jadi melakukan pembelian. Menurut Render dan Heizer (2006, p.476), reorder point merupakan tingkat persediaan yang berada di suatu titik tertentu dimana harus melakukan pemesanan untuk mengisi kembali persediaan. Hal-hal yang mempengaruhi ROP antara lain adalah lead time, permintaan per hari, dan safety stock. Safety Stock itu sendiri adalah unit tambahan di persediaan yang digunakan sebagai stok pengaman sebelum mencapai tahap reorder point. Perhitungan ROP menggunakan rumus sebagai berikut: ROP = (d x L) + safety stock Dimana: d L = jumlah permintaan (unit), atau daily quantity required = lead time atau waktu pengiriman pesanan (dalam hari) Permintaan per hari, d, dapat dicari dengan membagi permintaan tahunan, D, dengan jumlah hari kerja per tahun, sebagai berikut: d = D / jumlah hari kerja per tahun Economic Order Quantity (EOQ) Economic order quantity dapat dikatakan sebagai salah satu cara penghitungan untuk mengetahui titik maksimal dalam melakukan pemesanan persediaan agar tidak

21 30 melebihi kapasitas dalam penyimpanan persediaan. Selain itu, cara ini juga dapat digunakan perusahaan dalam mengendalikan pengeluaran biaya agar tidak melebihi anggaran yang menyebakan kerugian bagi perusahaan. Menurut Render dan Heizer (2006, p.472), economic order quantity teknik pengendalian yang meminimalkan total pemesanan dan biaya penyimpanan. Perhitungan EOQ menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana : EOQ = Jumlah optimal pemesanan barang D S H = Permintaan tahunan atas barang persediaan dalam unit = Biaya pesan per pesanan = Biaya penyimpanan per unit per tahun 2.4 Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan dan Persediaan Pengertian Pengendalian Internal Menurut Romney dan Steibart (2006, p195), laporan COSO (The Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission) mendefinisikan pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh suatu entitas dewan dari direktur, manajemen, dan personal-personal lainnya yang menyediakan jaminan yang layak untuk memperhatikan pencapaian dari tujuan-tujuan. Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008, p.132), pengendalian internal (internal control) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh

22 31 dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh suatu entitas seperti sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi. Hal tersebut terdiri atas kebijakan dan prosedur dalam operasional perusahaan yang dirancang untuk pencapaian tujuan Tujuan Sistem Pengendalian Internal Menurut Hall yang diterjemahkan oleh Fitriasari dan Kwary (2007, p.181), sistem pengendalian internal (internal control system) terdiri atas berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya : 1. Menjaga aktiva perusahaan 2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi 3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan 4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang diterapkan oleh pihak manajemen Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo(2008, p.134), Laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai sasaran pengendalian internal, yaitu :

23 32 1. Lingkungan Pengendalian Mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya terhadap pengendalian. Faktor-faktor ini meliputi integritas, nilai-nilai etika, serta filosofi dan gaya operasi manajemen. Juga meliputi cara manajemen memberikan wewenang dan tanggung jawab, mengatur, dan mengembangkan karyawannya, serta perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi. 2. Penentuan Risiko Indentifikasi dan analisis risiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal. 3. Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi risiko. Aktivitas pengendalian meliputi hal-hal berikut : a. Penelaahan kinerja merupakan aktivitas-aktivitas yang mencakup analisis kinerja. b. Pemisahaan tugas mencakup pembebanan tanggung jawab untuk otorisasi transaksi, pelaksanaan transaksi, pencatatan transaksi, dan pemeliharaan aset kepada karyawan yang berbeda-beda. c. Pengendalian aplikasi diterapkan pada masing-masing aplikasi sistem informasi akuntansi d. Pengendalian umum adalah pengendalian umum yang berkaitan dengan banyak aplikasi. 4. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomasi dan manual) dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan

24 33 kejadian pada proses entitas. Komunikasi meliputi penyediaan pemahaman mengenai peran dan tanggung jawab individu. 5. Pengawasan Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana dimaksudkan. 2.5 Object Oriented Analysis and Design Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.14), Object Oriented Analysis and Design (OOAD) terbagi ke dalam empat aktivitas, antara lain: analisis problem-domain, analisis application domain, architecture design, dan component design. Notasi standar yang digunakan dalam OOAD adalah UML (Unified Modeling Languange). UML digunakan hanya sebagai notasi dan bukan sebagai metode dalam melakukan modeling. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.5), keuntungan dari OOAD adalah : - Menyediakan informasi yang jelas mengenai konteks sistem - Suatu metode yang mempunyai hubungan di antara : a. Analisis berorientasi objek, b. Desain berorientasi objek, c. Tampilan berorientasi objek, dan d. Pemrograman berorientasi objek. - Merupakan konsep yang umum yang dapat digunakan untuk memodel hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural language) - Mengurangi biaya maintenance

25 34 - Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah - Membuat perubahan menjadi lokal, tidak berpengaruh pada modul yang lainnya Mengacu kepada Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.18), ada empat prinsip umum dalam menganalisis dan merancang sebuah sistem yaitu: 1. Pemodelan konteks (Model the Context) Konteks dari sebuah sistem dapat dilihat dari dua perspektif yang saling melengkapi yaitu problem domain dan application domain. Problem domain merupakan bagian dari konteks yang diatur, diawasi atau dikendalikan oleh sebuah sistem. Application domain merupakan sebuah organisasi yang mengelola, mengawasi atau mengendalikan suatu problem domain. Kesuksesan dan kegagalan sebuah sistem tergantung dari seberapa baik application domain dan problem domain terhubung bersama-sama ke dalam fungsi keseluruhan. 2. Penekanan pada Arsitektur (Emphasize the Architecture) Analisis dan perancangan berorientasi objek menekankan arsitektur sistem sebagai sebuah tantangan utama, memfokuskan kepada kemudahan untuk dipahami, fleksibilitas dan kegunaannya sebagai kualitas perancangan yang penting. Sebuah arsitektur sistem harus mudah untuk dipahami karena menyediakan sebuah dasar bagi keputusan dan sebagai alat komunikasi serta alat kerja pada tugas pengembangan selanjutnya. Arsitektur sistem harus fleksibel karena pengembangan sistem terjadi pada lingkungan yang bergejolak. Terakhir, arsitektur sistem harus dapat bermanfaat karena kesuksesan sebuah sistem tergantung dari bagaimana sistem dapat berperan dalam organisasi pengguna. Dalam analisis dan perancangan berorientsi objek, ada tiga komponen arsitektur dasar yaitu : model component, function component dan interface component. Model

26 35 component berisi sebuah model dinamis dari problem domain sistem. Function component berisi fasilitas-fasilitas bagi user untuk melakukan update dan menggunakan model component. Interface component merangkaikan sistem ke dalam konteksnya dengan dua cara. Cara pertama, interface mencakup monitor dengan teks dan grafik-grafik, printouts, dan fasilitas lain yang membuat user dapat mengaktifkan fungsi-fungsi sistem. Cara kedua, interface terhubung secara langsung dengan teknikal sistem lain seperti radar dan sensor. 3. Penggunaan kembali Pola-pola (Reuse Patterns) Cara mendasar untuk memastikan kualitas dan efisiensi dalam analisis dan perancangan adalah dengan menggunakan kembali ide-ide yang telah diuji dan digunakan dalam situasi-situasi lain. Analisis dan perancangan berorientasi objek menginspirasikan penggunaan kembali ini dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan objek dan komponen dan dengan menggunakan pola analisis dan perancangan. 4. Penyesuaian Metode (Tailor the Method) OOAD adalah kumpulan dari pedoman umum untuk melakukan analisis dan perancangan sistem. Oleh sebab itu, harus dilakukan penyesuaian terhadap organisasi dan proyek. Untuk membuat metode lebih berguna, perancangan harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga adaptasi, perbaikan, dan penggantian bagian lebih mudah untuk diimplementasikan. OOAD merefleksikan empat perspektif sentral pada suatu sistem dan konteksnya, yaitu isi informasi dari sistem, bagaimana sistem akan digunakan, sistem sebagai keseluruhan dan komponenkomponen dari sistem. Perpektif-perspektif tersebut terhubung dengan aktivitasaktivitas utama dari analisis dan perancangan berorientasi objek, yaitu problem

27 36 domain analysis, application domain analysis, architectural design dan component design, secara berturut-turut Object Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage ( 2000, p.51), objek adalah sebuah entity yang memiliki identitas, state, dan behaviour atau sesuatu yang dapat disentuh atau dirasakan. Selain itu, objek juga menjelaskan tentang user yang mana menyerupai data dan kombinasi behavior di antara mereka serta suatu entity yang mempunyai indentitas, state, dan behavior. Sedangkan menurut Bennet, McRobb, dan Farmer (2006, p.69), objek adalah gambaran tentang sesuatu pada problem domain yang menjelaskan kemampuan sistem dalam menyimpan berbagai informasi dan saling berinteraksi satu sama lain atau keduaduanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa objek merupakan suatu entitas yang memiliki identitas dan dapat disentuh atau dirasakan, status, serta perilaku yang menjelaskan kemampuan sistem dalam menyimpan berbagai informasi serta berinteraksi satu sama lain atau kedua-duanya Rich Picture Rich picture merupakan salah satu langkah dalam pengembangan sistem dengan cara memahami proses bisnis yang sedang berjalan dalam suatu perusahaan, sehingga rich picture dapat digunakan untuk menggambarkan proses bisnis yang sedang berjalan tersebut. Rich picture dapat digambarkan secara menyeluruh atau masing-masing prosedur perusahaan.

28 37 Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage ( 2000, p.25 ), rich picture merupakan sebuah gambaran informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berlangsung. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam sistem. Jadi rich picture menggambarkan proses bisnis di dalam suatu perusahaan, yang di dalamnya dapat terdiri dari orang, benda, peraturan dan organisasi. Gambar 2.3 Rich Picture Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.23) System Definition System definition menggambarkan berbagai solusi dari masalah yang ada secara terkomputerisasi. System definition dapat berupa narasi singkat mengenai sistem yang akan dikembangkan berdasarkan kegunaan dan kebutuhan dari sistem yang akan dikembangkan agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan informasi di dalam perusahaan. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000,p.24), system definition adalah sebuah deskripsi singkat dari sistem yang terkomputerisasi yang dijelaskan

29 38 dalam bahasa natural. Tujuan dari system definition adalah untuk memilih sistem aktual yang akan dikembangkan FACTOR Criteria Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000,p.39), FACTOR Criteria terdiri dari 6 elemen, yaitu : - Functionality Berkaitan dengan fungsi sistem yang mendukung tugas application-domain - Application Domain Berkaitan dengan bagian dari suatu organisasi yang mengadministrasi, memonitor, ataupun mengendalikan problem domain - Conditions Berkaitan dengan kondisi yang bagaimana sistem akan dikembangkan dan digunakan - Technology Berkaitan dengan semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan menjalankan sistem dan teknologi - Objects Berkaitan dengan objek-objek utama di dalam problem domain - Resposibility Berkaitan dengan tanggung jawab sistem (kegunaan) secara keseluruhan dalam hubungannya dengan konteks sistem

30 Problem Domain Analysis Problem domain analysis fokus terhadap berbagai informasi yang perlu ditangani oleh sistem. Pemodelan ini menyediakan gambaran mengenai kebutuhan sistem untuk menjawab informasi yang penting dalam kegiatan analisis. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.45), problem domain merupakan bagian dari context yang diatur, dimonitor, atau dikendalikan oleh sebuah sistem. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan kebutuhan- kebutuhan untuk model dari sistem atau apa yang kita buat untuk sebuah sistem. Fokus pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang merupakan gambaran dari class, objek, struktur dan behaviour yang ada dalam problem domain. Gambar 2.4 Aktivitas dalam Problem Domain Analysis Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.46) Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.48), problem domain analysis dibagi menjadi tiga aktivitas. Pada problem domain analysis terdapat tiga aktivitas utama yaitu: 1. Classes, aktivitas ini meliputi pendefinisian dan pembuatan karakteristik problem domain dengan memilih class dan event yang menghasilkan event table.

31 40 2. Structure, aktivitas ini menekankan pada penggambaran hubungan antara class dan object yang ada pada problem domain sehingga menghasilkan class diagram. 3. Behavior, aktivitas ini menggambarkan properti yang dinamis dan atribut-atribut dari setiap class yang dipilih. Tujuan dari behavior adalah untuk membuat pemodelan dinamis dari suatu problem domain Classes Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage ( 2000, p.53 ), Class adalah kumpulan dari objek yang mempunyai structure, behavior pattern, dan atribut yang bersamaan untuk memanipulasi atau mengelola atribut. Kegiatan class merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem domain. Langkah-langkah dalam menentukan class, terdiri dari : abstraksi fenomena dari problem domain dalam objek dan event, klasifikasikan objek dan event, memilih class dan event yang akan dipelihara informasinya oleh sistem Structure Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.69), structure merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan struktural antara kelas-kelas dan objek-objek pada problem domain. Ada empat tipe hubungan struktural dimana keempatnya dibagi ke dalam dua bagian yaitu: 1. Class structure, meliputi: a. Generalization adalah suatu kelas yang umum (kelas super) yang menggambarkan properti umum untuk suatu group yang memiliki kelas khusus (sub kelas).

32 41 b. Cluster adalah kumpulan dari class yang akan membantu kita untuk mencapai dan menyediakan gambaran tentang domain masalah. Cluster digambarkan dengan notasi file folder yang mencakup kelas-kelas di dalamnya. Class dalam cluster yang sama dihubungkan dengan generalisasi ataupun agregasi, sedangkan class yang berada pada cluster yang berbeda dihubungkan dengan asosiasi. 2. Object structure, meliputi: a. Aggregation : Menggambarkan hubungan antara 2 atau lebih objek untuk menunjukan bahwa suatu objek adalah suatu pokok dan menjelaskan bagian dari objek yang lain. b. Association : hubungan yang berarti antar sejumlah objek. Hasil dari kegiatan stuktur ini adalah class diagram. Class Diagram menghasilkan ringkasan model problem-domain yang jelas dengan menggambarkan semua struktur hubungan statik antar kelas dan objek yang ada dalam model dari sistem yang berubah-ubah Behaviour Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage ( 2000, p.89 ), behavior merupakan kegiatan yang terakhir dalam analisa problem domain yang bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi (perilaku dinamis) dalam problem domain sistem sepanjang waktu. Behavior berhubungan dengan sesuatu yang dapat dilakukan objek dan ini berhubungan dengan fungsi yang dilakukan pada data objek (atribut). Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menggambarkan pola prilaku (behavioural pattern) dan atribut dari setiap class. Hasil dari kegiatan ini adalah statechart diagram. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.93) ada 3 notasi untuk behavioural pattern yaitu sebagai berikut:

33 42 Sequence, dimana event muncul satu per satu secara berurutan. Selection, dimana terjadi pemilihan satu event dari sekumpulan event yang muncul. Iteration, dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau beberapa kali Apllication Domain Analysis Application domain analysis berfokus pada penggunaan target sistem sehingga fungsi sistem dan interface perlu didefinisikan secara tepat dan benar untuk menjawab kebutuhan sistem agar hasilnya sesuai dengan keinginan pengguna. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.115), application domain adalah suatu organisasi yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Hasil dari application domain adalah list lengkap dari kebutuhan pengguna sistem secara keseluruhan. Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhankebutuhan fungsi dan interproses dari sistem atau bagaimana cara menggunakannya. Gambar 2.5 Application Domain Analysis Sumber: Mathiassen et al. (2000, p.117)

34 Usage Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p ), tujuan dari usage adalah untuk menentukan bagaimana actor-actor berinteraksi di dalam sistem. Actor merupakan sebuah abstraksi dari pengguna atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem target. Usecase adalah sebuah pola untuk interaksi antara sistem dan actor-actor dalam application domain. Hubungan antara actors dengan usecase dapat diilustraksikan dengan actor table atau usecase diagram Jadi dapat dikatakan bahwa usecase diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan pola hubungan interaksi antara actor dengan sistem, serta menjelaskan apa saja yang actor lakukan dengan menggunakan sistem. Actor tidak hanya berhubungan dengan satu sistem saja melainkan bisa dengan beberapa sistem Function Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p ), tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan sistem memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar lengkap dari fungsi-fungsi dengan spesifikasi dari fungsi yang kompleks. Kegiatan function merupakan kegiatan kedua dari application domain. Function adalah suatu fasilitas untuk membuat suatu model yang berguna untuk actors. Function memfokuskan pada bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Function memiliki empat tipe berbeda yaitu: a. Update, fungsi ini disebabkan oleh event problem domain dan menghasilkan perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut.

35 44 b. Signal, fungsi ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari model yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. c. Read, fungsi ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan aktor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan dengan informasi dalam model. d. Compute, fungsi ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang disebabkan oleh aktor atau model, hasil dari fungsi ini adalah tampilan dari hasil komputasi Interfaces Interface merupakan kegiatan ketiga dari analisis application domain yang bertujuan untuk menentukan system s interface. Interface biasanya digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan sistem. Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p ), interface merupakan suatu fasilitas yang membuat suatu model dan fungsi-fungsi dari sistem yang tersedia bagi aktor. Interface terdiri dari 2 macam, yaitu: a. User Interface, yang menghubungkan actor (manusia) dengan sistem. Terdapat 4 jenis pola dialog yang penting dalam menentukan interface pengguna, yaitu : - Pola menu-selection, yang terdiri dari daftar pilihan yang mungkin dalam interface pengguna. - Pola fill-in, merupakan pola klasik untuk entry data - Pola command-language, yang mana user memasukkan dan memulai format perintah sendiri

36 45 - Pola direct-manipulation, dimana user dapat memilih objek dan melaksanakan function atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut dengan segera. b. Sistem Interface, yang menghubungkan sistem (system actor) dengan sistem lain yang sedang dikembangkan. System actor tersebut dapat berupa external device (misalnya sensor, switch, dan lain-lain) dan sistem komputer yang kompleks sehingga dibutuhkan suatu protokol komunikasi. Sistem interface dispesifikasikan sebagai class diagram dari external device dan sebagai protokol dalam berinteraksi dengan sistem lain Sequence Diagram Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p.340), sequence diagram menjelaskan tentang interaksi di antara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Sequence diagram melengkapi class diagram, yang menjelaskan situasi yang umum dan statis. Sebuah sequence diagram dapat mengumpulkan rincian situasi yang kompleks dan dinamis melibatkan beberapa dari kebanyakan object yang digeneralisasikan dari class pada class diagram. Menurut Meixia Zhu, Hanpin Wang, Xikui Liu, dan Xiaoqiong Han (2012) dalam jurnalnya yang berjudul Formal Analysis of Sequence Diagram with Time Constraints by Model Transformation menjelaskan bahwa sequence diagram merupakan satu dari dynamic diagram yang paling penting. Selain itu, sequence diagram SD yang pertama diusulkan dalam Unified Modeling Language (UML). Menurut Kenny Wong and Dabo Sun (2006) dalam jurnalnya yang berjudul On Evaluating The Layout of UML Diagrams for Program Comprehension menjelaskan

37 46 bahwa class UML dan sequence diagram sangat membantu untuk memahami struktur statis dan perilaku dinamis dari suatu sistem perangkat lunak. Dalam sequence diagram yang diadaptasi dari Bennet, McRobb, dan Farmer (2006, p.252), terdapat satu buah notasi yang disebut fragment. Fragment ini biasa digunakan dalam setiap tipe UML diagram. Fragment yang digunakan pada sequence diagram dimaksudkan untuk memperjelas bagaimana sequence ini saling dikombinasikan. Fragment terdiri dari beberapa jenis interaction operator yang menspesifikasikan tipe dari kombinasi fragment. Tipe-tipe interaction operator yang ada dalam sequence diagram dibahas dalam Tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1 Tipe Interaction Operator yang Digunakan dalam Fragment Interaction Penjelasan dan Penggunaan Operator Alt Alternatives ini mewakili alternative behaviour yang ada, setiap behaviour ditampilkan dalam operasi yang terpisah. Opt break Option ini merupakan pilihan tunggal atas operasi yang hanya akan dieksekusi bila batasan interaksi bernilai true. Break mengindikasi bahwa dalam combined fragment ditampilkan sementara oleh sisa dari interaction fragment yang terlampir. Par Seq Strict Neg Critical Ignore Parallel mengindikasi bahwa eksekusi operasi dalam combined fragment biasa digabungkan dalam sequence manapun. Weak Sequencing menampilkan dalam urutan dari tiap operasi yang telah dimaintain tetapi keterjadian suatu event adalah berbeda operasinya dalam perbedaan lifeline yang dapat terjadi dalam urutan apapun. Strict Sequencing membuat sebuah strict sequence berada dalam eksekusi sebuah operasi tapi tidak termasuk urutan dalam operasi. Negative menggambarkan sebuah operasi yang bersifat invalid. Critical Region mengadakan sebuah batasan dalam sebuah operasi yang tidak memiliki event yang terjadi dalam lifeline. Ignore menandakan tipe pesan, spesifikasi sebagai parameter, yang seharusnya diabaikan dalam sebuah interaksi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Informasi 2.1.1 Definisi Data Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data item. Menurut O Brien, Data merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi O Brien (2003, h.7) menyatakan, Sistem Informasi dapat mengelola kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini, penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi telah berkembang dengan sangat pesat dan terus mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih baik. Dewasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PADA PT RACKINDO SETARA PERKASA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PADA PT RACKINDO SETARA PERKASA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PADA PT RACKINDO SETARA PERKASA Rianto Wijaya, Yanti, dan Vina Georgiana Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar (2000, p6), sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatannya sehari-hari seperti melakukan transaksi penjualan, pembelian, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Sistem informasi akuntansi persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran teknologi informasi sangat penting dalam perkembangan dunia bisnis. Dengan teknologi informasi, data dan informasi yang diperlukan perusahaan dapat diperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, setiap Perusahaan dituntut untuk selalu mampu dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi para customer-nya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p4), sistem informasi adalah penggunaan teknologi komputer dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sebuah aktifitas

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap dunia bisnis yang semakin dominan membuat eksistensi teknologi informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap dunia bisnis yang semakin dominan membuat eksistensi teknologi informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah disadari dan diakui bahwa peranan teknologi informasi terhadap dunia bisnis yang semakin dominan membuat eksistensi teknologi informasi dalam

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dan pesaingan semakin ketat menuntut perusahaan menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama dua puluh tahun terakhir, hal ini berdampak secara global dimana hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. selama dua puluh tahun terakhir, hal ini berdampak secara global dimana hampir semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan yang signifikan selama dua puluh tahun terakhir, hal ini berdampak secara global dimana hampir semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, teknologi informasi telah menjadi suatu kesatuan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Maka tidak mengherankan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi, Indonesia menjadi sebuah negara berkembang. Pembangunan di dalam negara berkembang menjadi persaingan

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk menyediakan sumber daya informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan up to date. Sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. CIPTA PANGAN NIAGA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. CIPTA PANGAN NIAGA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Dalam melakukan analisis sistem informasi untuk pembuatan sistem penjualan yang menjadi topik skripsi ini, dibutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG 1. Faktor yang Mempengaruhi Piutang 1.1 Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum, sistem mempunyai definisi yang sama. Pendapat dari O Brien (2005, p8), sistem adalah sekumpulan dari komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Stair dan Reynolds (2006, p4), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM INFORMASI UNTUK MENENTUKAN KREDIT LIMIT PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAGANG SKALA KECIL DAN MENENGAH

PENERAPAN SISTEM INFORMASI UNTUK MENENTUKAN KREDIT LIMIT PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAGANG SKALA KECIL DAN MENENGAH PENERAPAN SISTEM INFORMASI UNTUK MENENTUKAN KREDIT LIMIT PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAGANG SKALA KECIL DAN MENENGAH Suparto Darudiato Jurusan Sistem Informasi. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat menyebabkan perusahaan perusahaan sejenis saling berlomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat menyebabkan perusahaan perusahaan sejenis saling berlomba untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi seperti saat ini dimana persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menyebabkan perusahaan perusahaan sejenis saling berlomba untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta informasi yang dibutuhkan untuk memberikan limit kredit kepada

BAB I PENDAHULUAN. serta informasi yang dibutuhkan untuk memberikan limit kredit kepada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi adalah teknologi yang membantu kita dalam memproses data untuk mendapatkan informasi. Teknologi informasi ini pada awalnya diperuntukkan bagi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL

PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL PERTEMUAN 7 KONSEP DAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengendalian internal yang meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. NOORUMI CATUR MANUNGGAL

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. NOORUMI CATUR MANUNGGAL UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju-mundurnya suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Pendapatan Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Melalui pengertian pengertian dari sistem informasi akuntansi yang ada dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1. 74 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN 4.1. Analysis 4.1.1. Rich Picture Rich Picture yang menggambarkan proses Sistem Informasi Manejemen Persediaan yang baru ditampilkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN

PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN PERTEMUAN 14 BUKU BESAR DAN PELAPORAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Buku Besar dan Pelaporan. Anda harus mampu: 1. Menjelaskan konsep dasar buku besar dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA 4.1 Struktur Organisasi Baru Usulan Struktur organisasi baru dengan sedikit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cabang semarang. Tujauan peneliti adalah sebagai bahan pertimbangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Pulasari (2010) meneliti tentang evaluasi system pengendalian internal penjualan jasa perawatan lift pada PT.Industri Lift Indonesia Nusantara kantor cabang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Mulai dari pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku pada PD. Tritunggal Adhi Pratama dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam menelusuri bagaimana pengaruh-pengaruh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam menelusuri bagaimana pengaruh-pengaruh dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perkembangan sistem informasi dengan memanfaatkan Teknologi Informasi (IT) telah berkembang sangat pesat sehingga pengelolaan informasi menjadi sangat penting

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. ANEKA BAUT ERIC NIM :

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. ANEKA BAUT ERIC NIM : UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Jurusan Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program ganda Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin berkembang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Hampir semua bidang dalam kehidupan sudah

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dengan judul Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan Stok Gudang di Toko Bahan Bangunan Sinar Jaya mengatakan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB II LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa 162 5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci