BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi
|
|
- Dewi Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi Dalam melakukan analisis sistem informasi untuk pembuatan sistem penjualan yang menjadi topik skripsi ini, dibutuhkan pemahaman mengenai konsep dasar sistem, informasi dan sistem informasi sehingga ada kesepahaman dalam pelaksanaannya Definisi Sistem Sistem menurut O Brien (2003, p.8) adalah sekumpulan elemen-elemen terkait yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan. Sistem terdiri dari 3 (tiga) komponen dasar, yaitu: a. Input, merupakan komponen yang menerima elemen-elemen yang masuk ke dalam sistem untuk diproses. Data merupakan salah satu bentuk input sistem; b. Proses, merupakan komponen yang mengolah input, kemudian mengubahnya menjadi output. Proses yang umum terjadi misalnya kalkulasi data numerik; c. Output, merupakan komponen yang menyebarkan elemen-elemen yang sudah diproses ke tujuan yang sudah ditentukan. Informasi merupakan salah satu bentuk output yang kemudian akan disampaikan kepada pengguna sistem (user).
2 Definisi Informasi Menurut Turban (2009, p.48), Informasi adalah data yang telah diolah sehingga memiliki arti dan nilai bagi penerimanya. Penerima informasi menginterpretasikan makna dan menarik kesimpulan serta implikasi. Untuk menghasilkan informasi, data diproses malalui program aplikasi sehingga dapat berguna dan memiliki nilai tambah yang signifikan dibandingkan bila data tersebut hanya ditangkap dari database secara apa adanya tanpa melalui proses pengolahan data. Definisi di atas dengan sangat jelas membedakan antara data dan informasi. Data merupakan bahan baku dihasilkannya informasi. Data dapat berupa fakta, gambar, atau suara yang mungkin atau tidak dapat bermanfaat bagi individu maupun kelompok Definisi Sistem Informasi Menurut Hall (2008, p.7), Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai. Menurut Turban (2009, p.15), Sistem Informasi adalah sistem yang mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan-tujuan tertentu Definisi Akuntansi M enurut Horngren et al. (2005, p.5), Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut menjadi
3 10 laporan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Produk utama dari akuntansi adalah laporan keuangan. Menurut Skousen et.al (2007, p.5), Akuntansi adalah aktivitas pelayanan. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, utamanya informasi keuangan, mengenai entitas ekonomi yang akan berguna dalam membuat keputusan. Dilihat dari kedua penjelasan di atas, Akuntansi adalah aktivitas untuk mencatat, mengolah, dan menyajikan informasi yang berkaitan dengan aktivitasaktivitas bisnis suatu perusahaan. 2.2 Sistem Informasi Akuntansi Definisi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney and Steinbart (2006, p.6), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan. Menurut Gelinas, et al. (2008, p.16), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu subsistem khusus dari sistem informasi manajemen yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan transaksi transaksi keuangan. Berdasarkan definisi definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan kegiatan dalam organisasi yang berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah data-data akuntansi dengan tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi pihak yang membutuhkan.
4 Kegunaan dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2004, p.7), kegunaan sistem informasi akuntansi adalah : Membuat laporan eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan pihak lain yang berkepentingan; Mendukung aktivitas rutin Para manajer memerlukan suatu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan itu, misalnya pesanan pelanggan, mengirimkan barang dan jasa, membuat faktur penagihan pelanggan, dan menagih kas kepada pelanggan; Mendukung pengambilan keputusan Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang bersifat tidak rutin pada semua tingkat dalam sebuah organisasi, misalnya mengetahui produk-produk yang penjualannya bagus dan pelanggan yang paling banyak melakukan pembelian; Perencanaan dan pengendalian Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan jumlah
5 12 anggaran dengan jumlah aktual. Ini merupakan salah satu wujud perencanaan dan pengendalian dalam sistem informasi akuntansi; dan Menerapkan pengendalian internal Pengendalian internal mencakup kebijakan-kebijakan, prosedurprosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asetaset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan. Menurut Wilkinson et al. (2000, p.8-10), tujuan penggunaan sistem informasi akuntansi adalah : Mendukung operasional sehari-hari; Mendukung pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan internal; dan Untuk memenuhi kewajiban atau tanggung jawab yang sesuai dengan jabatannya Siklus Pemrosesan Transaksi Menurut pendapat Romney dan Steinbart (2006, p.30), siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi ke dalam 5 (lima) subsistem yaitu: 1. Revenue Cycle (Siklus Pendapatan), yang terdiri dari transaksi pembelian dan penerimaan kas; 2. Expenditure Cycle (Siklus Pengeluaran), yang terdiri dari peristiwa
6 13 pembelian dan pengeluaran kas; 3. Human Resource/Payroll Cycle (Siklus Sumber Daya Manusia), yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja; 4. Production Cycle (Siklus Produksi), terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/jasa siap dipasarkan; dan 5. Financing Cycle (Siklus Keuangan Perusahaan), yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor. 2.3 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan Definisi Siklus Pendapatan Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.5), siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa kepada para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Menurut Jones dan Rama (2004, p.52), siklus pendapatan merupakan proses transaksi yang digunakan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan Fungsi-Fungsi yang Terlibat dalam Siklus Pendapatan Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p ), fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus pendapatan adalah :
7 14 Fungsi Penjualan Fungsi penjualan bertugas menerima pesanan pelanggan, meminta otorisasi kredit, mengisi faktur penjualan tunai, serta menentukan tanggal dan tujuan pengiriman; Fungsi Kredit Fungsi kredit bertugas memberikan kredit kepada pelanggan dan memeriksa status kredit pelanggan; Fungsi Gudang Fungsi gudang bertugas menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan pelanggan; Fungsi Pengiriman Fungsi pengiriman bertugas menyerahkan barang atas dasar surat pesanan penjualan yang diterimanya dari fungsi penjualan; Fungsi Penagihan Fungsi penagihan bertugas melakukan verifikasi pesanan berdasarkan dokumen-dokumen pesanan yang diterimanya, kemudian membuat dan mengirimkan faktur kepada pelanggan; Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi bertugas membuat pencatatan transaksi penjualan, piutang dagang, serta penerimaan kas secara periodik; Fungsi Kas Fungsi kas bertugas menerima kas dari hasil penjualan untuk diteruskan ke bank; dan
8 15 Fungsi Pemeriksa atau Audit Internal Fungsi pemeriksa atau audit internal bertugas melakukan penghitungan kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik, serta bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk memeriksa ketelitian catatan kas terhadap fungsi akuntansi Rangkaian Aktivitas Bisnis dalam Siklus Pendapatan Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.7-27), siklus pendapatan setiap organisasi yang berbeda pada umumnya sama dan terdiri dari 4 (empat) aktivitas dasar bisnis, yaitu pencatatan pesanan penjualan, pengiriman barang dagangan, penagihan dan piutang usaha, dan penerimaan kas Pencatatan Pesanan Penjualan Siklus pendapatan dimulai dengan penerimaan pesanan dari para pelanggan. Proses pencatatan pesanan penjualan mencakup 3 (tiga) tahap, yaitu : Mengambil pesanan pelanggan Pesanan pelanggan dapat diterima dalam berbagai cara, seperti di toko, melalui surat, melalui telepon, atau melalui tenaga penjualan di lapangan. Data pesanan pelanggan sangat dibutuhkan untuk memproses pesanan tersebut, sehingga harus dikumpulkan dan dicatat secara akurat. Beberapa hal dibutuhkan untuk memastikan akurasi yang menyeluruh terhadap data pesanan pelanggan, yaitu pemeriksaan validitas terhadap rekening pelanggan dan nomor barang persediaan,
9 16 uji kelengkapan untuk memastikan informasi pelanggan tersedia, dan uji kewajaran untuk membandingkan kuantitas yang dipesan dengan pengalaman terdahulu untuk barang dan pelanggan tersebut; Menyetujui kredit pelanggan Sebagian besar penjualan antar perusahaan dilakukan secara kredit. Penjualan secara kredit harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum diproses. Bagi pelanggan lama dengan catatan pembayaran yang baik (tidak melewati tanggal jatuh tempo), pemeriksaan kredit formal untuk setiap penjualan biasanya tidak dibutuhkan. Batas kredit (saldo kredit maksimum yang diizinkan) dibutuhkan untuk setiap pelanggan berdasarkan pada catatan kredit pelanggan terdahulu dan kemampuannya untuk membayar; dan Memeriksa persediaan yang ada Pemeriksaan persediaan diperlukan agar pelanggan dapat diinformasikan mengenai perkiraan tanggal pengiriman. Apabila persediaan tidak cukup untuk memenuhi pesanan, maka dilakukan pemesanan ulang (back order) Pengiriman Barang Dagangan Proses ini terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu : Mengambil dan menyiapkan pesanan
10 17 Kartu pengambilan barang yang dicetak sesuai dengan pencatatan pesanan penjualan akan mempercepat proses pengambilan dan pengepakan. Kartu pengambilan barang digunakan untuk mengidentifikasi produk dan jumlah setiap produk yang akan dikeluarkan dari persediaan; dan Mengirim pesanan Departemen pengiriman membandingkan perhitungan fisik persediaan dengan jumlah yang ditunjukkan dalam kartu pengambilan barang dan salinan pesanan penjualan yang dikirim secara langsung ke bagian pengiriman. Proses ini merubah field jumlah yang dimiliki dalam file induk persediaan, dan menghasilkan slip pengepakan beberapa rangkap dokumen pengiriman Penagihan dan Piutang Usaha Penagihan dan piutang usaha merupakan proses yang terpisah dan dilakukan oleh 2 (dua) fungsi yang terpisah dalam departemen akuntansi. Berikut ini adalah tahap dalam penagihan dan piutang usaha : Melakukan penagihan Penagihan yang akurat dan tepat waktu atas barang dagangan yang dikirimkan merupakan hal yang penting. Aktivitas ini membutuhkan informasi dari departemen pengiriman yang mengidentifikasikan barang dan jumlah yang dikirim, serta informasi mengenai harga dan syarat khusus penjualan
11 18 lainnya dari departemen penjualan. Dokumen dasar yang dibuat dalam proses penagihan adalah faktur penjualan, yang berisi jumlah yang harus dibayar dan kemana harus mengirimkan pembayaran; dan Memelihara data piutang usaha Fungsi piutang usaha menggunakan informasi dalam faktur penjualan untuk mendebit rekening pelanggan dan mengkredit rekening tersebut ketika pembayaran sudah diterima. Terdapat 2 (dua) cara untuk memelihara data piutang usaha, yaitu dengan metode faktur terbuka dan pembayaran gabungan. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada kapan pelanggan mengirimkan pembayaran, bagaimana pembayaran tersebut digunakan untuk memperbarui file induk piutang usaha, dan format laporan keuangan yang dikirim ke para pelanggan Penerimaan Kas Pihak yang bertanggung jawab terhadap penerimaan kas adalah kasir. Kas dan cek yang diterima dari pelanggan harus dijaga dengan baik agar terhindar dari risiko pencurian. Fungsi piutang usaha, yang bertanggung jawab atas pencatatan kiriman uang pelanggan, tidak memiliki akses fisik ke kas atau cek. Fungsi piutang usaha harus mampu mengidentifikasi sumber kiriman uang dari mana pun dan faktur penjualan yang terkait harus dikredit.
12 19 Perkembangan teknologi yang banyak digunakan saat ini sebagai media pembayaran adalah Electronic Funds Transfer (EFT) dan Financial Electronic Data Interchange (FEDI) Tujuan, Ancaman, dan Pengendalian pada Siklus Pendapatan Dalam siklus pendapatan, sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik harus memiliki pengendalian yang memadai untuk memastikan agar tujuan-tujuan berikut ini dapat dicapai : Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar; Semua transaksi yang dicatat harus valid (benar-benar terjadi); Semua transaksi yang valid dan disahkan telah dicatat; Semua transaksi dicatat dengan akurat; Aset (kas, persediaan, dan data) dijaga dari kehilangan dan segala bentuk pencurian; Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif. Setiap perusahaan dengan berbagai lini bisnis yang berbeda, menghadapi ancaman-ancaman dari lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem informasi akuntansi yang dirancang sedemikian rupa untuk dapat mengatasi ancaman-ancaman tersebut. Berikut ini adalah ancaman-ancaman utama dalam siklus pendapatan dan prosedur pengendalian yang sesuai, dan dapat dilihat dalam tabel 2.1.
13 20 Tabel 2.1 Ancaman dan Pengendalian dalam Siklus Pendapatan (Sumber : Romney dan Steinbart, 2006, p.31) Proses Ancaman Prosedur Pengendalian Entri pesanan penjualan 1. Pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat Pemeriksaan edit entri data 2. Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catatan kredit buruk Persetujuan kredit oleh manajer bagian kredit; bukan oleh fungsi penjualan; catatan yang akurat atas saldo rekening pelanggan 3. Legitimasi pesanan Tanda tangan di atas dokumen kertas; tanda tangan digital dan sertifikat digital untuk e-business 4. Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga Pengiriman 5. Kesalahan pengiriman : barang dagangan yang salah; jumlah yang salah; alamat yang salah Sistem pengendalian persediaan Rekonsiliasi pesanan penjualan dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan; pemindai kode garis; pengendalian aplikasi entri data Penagihan dan Piutang Usaha 6. Pencurian persediaan Batasi akses fisik ke persediaan; dokumentasi semua transfer internal persediaan; perhitungan fisik persediaan secara periodik dan rekonsiliasi perhitungan dengan jumlah yang dicatat 7. Kegagalan untuk menagih pelanggan Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan; pemberian nomor ke semua dokumen pengiriman dan rekonsiliasi faktur secara periodik; rekonsiliasi kartu pengambilan dan dokumen pengiriman dengan pesanan penjualan 8. Kesalahan dalam penagihan 9. Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha Pengendalian edit entri data Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar; laporan bulanan ke pelanggan
14 21 Penagihan kas Masalahmasalah Pengendalian Umum 10. Pencurian kas Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; kesepakatan lockbox; konfirmasi pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan; rekonsiliasi periodik laporan bank dengan catatan seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas 11. Kehilangan data Prosedur cadangan dan pemulihan dari bencana; pengendalian akses (secara fisik dan logis) 12. Kinerja yang buruk Persiapan dan tinjauan laporan kinerja 2.4 Sistem Pengendalian Internal Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Hall (2008, p.150), sistem pengendalian intern merangkum kebijakan, praktek, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai 4 (empat) tujuan utama, yaitu untuk menjaga aktiva perusahaan, memastikan keakuratan dan keandalan catatan dan informasi akuntansi, mendorong efisiensi operasi perusahaan, dan mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas; b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya; c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi; dan
15 22 d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Komponen Pengendalian Internal Menurut Jones dan Rama (2004, p.134), terdapat 5 (lima) komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai sasaran pengendalian internal, yaitu : 1. Lingkungan pengendalian Faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya terhadap pengendalian meliputi integritas, nilai-nilai etika, serta filosofi dan gaya operasi manajemen. Cara manajemen memberikan wewenang dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan karyawannya, serta perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi juga mempengaruhi pengendalian yang ada dalam entitas; 2. Penentuan risiko Cara dalam menentukan risiko adalah dengan identifikasi dan analisis risiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal; 3. Aktivitas pengendalian Aktivitas pengendalian meliputi hal-hal yang berkaitan dengan penelaahan kinerja, pemisahan tugas, pengendalian aplikasi, dan pengendalian umum; 4. Informasi dan komunikasi Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomatis dan manual) dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat,
16 23 memproses, dan melaporkan kejadian pada proses entitas. Komunikasi meliputi adanya pemahaman mengenai peran dan tanggung jawab individu; dan 5. Pengawasan Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana mestinya. 2.5 Sistem Informasi Akuntansi Piutang Dagang Pengertian Piutang Dagang Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p.272), piutang dagang adalah uang yang terhutang oleh konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang diberikan kepadanya. M enurut Horngren et al. (2005, p.12), piutang dagang adalah suatu janji untuk menerima uang dari pelanggan dimana perusahaan telah menjual barangbarang atau telah melakukan jasa kepadanya. Jadi, piutang dagang adalah sejumlah uang yang terhutang oleh konsumen kepada perusahaan karena terjadinya transaksi penjualan barang dan jasa Sistem Penagihan Piutang Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.430), tipe penagihan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu postbilling dan prebilling. Metode postbilling menyiapkan surat tagihan (invoice) setelah ada konfirmasi bahwa barang telah dikirim oleh bagian pengiriman. Sistem ini lazim diterapkan perusahaan pabrikan, dimana ada jeda waktu antara penerimaan pesanan dan pengiriman barang.
17 24 Prebilling mempersiapkan invoice saat suatu pesanan penjualan disetujui, namun tagihan tersebut belum dikirim. Bila perusahaan menggunakan sistem ini, maka pada saat yang sama persediaan barang, piutang dagang, dan file buku besar juga di-update Sistem Pencatatan Piutang Menurut Romney dan Steinbart (2006, p.432), metode dalam pencatatan piutang ada 2 (dua), yaitu open-invoice method dan balance-forward method. Pada metode open-invoice pelanggan melunasi piutangnya berdasarkan invoice. Pelanggan menerima 2 (dua) salinan invoice dan harus mengembalikan 1 (satu) salinan beserta dengan pembayaran sebagai bukti pembayaran (remittance advice). Laporan pelanggan bulanan dibuat berdasarkan invoice yang belum dilunasi beserta umur piutang masing-masing invoice. Metode ini digunakan bila perusahaan menawarkan diskon bagi pembayaran yang tepat waktu. Kelemahannya metode ini lebih rumit karena memelihara data masing-masing invoice. Pada metode balance-forward, pembayaran pelanggan langsung mengurangi saldo piutang pelanggan tanpa melihat saldo piutang per invoice. Bukti pembayaran dibuat berdasarkan saldo piutang pelanggan. Laporan bulanan pelanggan berisi informasi saldo awal, perubahan piutang pada bulan berjalan, dan saldo akhir. Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan dengan banyak pelanggan yang melakukan pembelian dalam jumlah kecil setiap bulannya.
18 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Konsep Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) Metode yang digunakan dalam melakukan analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penjualan adalah berorientasi objek. Untuk itu dibutuhkan pemahaman mengenai 4 (empat) aktivitas yang ada dalam OOAD, antara lain analisis problem-domain, analisis application domain, architecture design, dan component design. Dapat dilihat pada gambar 2.1 mengenai penggambaran 4 (empat) aktivitas utama dalam OOAD. Gambar 2.1 Aktivitas utama dan hasil-hasil dari OOAD (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.15) Definisi Object-Oriented Analysis and Design Menurut Mathiassen et al. (2000, p.135), Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah metode untuk menganalisa dan merancang sistem dengan pendekatan berorientasi object. Object merupakan dasar dari konsep OOAD.
19 26 Menurut Mathiassen et al. (2000, p.4), object adalah sebuah entitas yang memiliki identity, state, dan behaviour. Pada analisa, identitas sebuah object menjelaskan bagaimana seorang user membedakannya dari object lain, dan behavior object digambarkan melalui event yang dilakukannya. Sedangkan pada perancangan, identitas sebuah object digambarkan dengan cara bagaimana object lain mengenalinya sehingga dapat diakses, dan behavior object digambarkan dengan operation yang dapat dilakukan object tersebut yang dapat mempengaruhi object lain dalam sistem. Setiap objek tidak digambarkan terpisah, melainkan secara berkelompok dalam sebuah class. Objek merupakan konsep yang penting dan harus diperhatikan dalam melakukan analisa dan perancangan ini, karena saling bergantung dengan konsep-konsep selanjutnya dalam OOAD. Notasi yang digunakan dalam OOAD adalah UML (Unified Modeling Language), yang merupakan notasi dalam bentuk diagram untuk merancang sistem menggunakan konsep object-oriented Prinsip umum OOAD Menurut Mathiassen et al. (2000, p.18), terdapat 4 (empat) prinsip umum OOAD, yaitu: 1. Model the context Sistem yang digunakan bermanfaat sesuai dengan konteks OOAD. Selain itu merupakan hal yang penting untuk
20 27 membuat model dari application domain dan problem domain selama proses analisis dan desain; 2. Emphasize the architecture Arsitektur yang mudah dipahami menyediakan kolaborasi antara designer dan programmer. Arsitektur yang fleksibel membuat modifikasi dan perbaikan sistem yang lebih baik; 3. Reuse Patterns Membangun berdasarkan gagasan-gagasan yang kuat dan komponen-komponen yang sudah diuji akan meningkatkan kualitas sistem dan produktivitas pembangunan proses; 4. Tailor the method to suit specific projects Setiap usaha pembangunan mempunyai tantangan yang unik. OOAD harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan khusus dari situasi analisis dan desain yang diberikan Keuntungan OOAD Keuntungan dari OOAD menurut Mathiassen et al. (2000, p.5) adalah : 1. Merupakan konsep umum yang dapat digunakan untuk memodelkan hampir semua fenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural language): Noun menjadi object atau class; Verb menjadi object atau class; Adjective menjadi attributes.
21 28 2. Memberikan informasi yang jelas tentang context dari sistem; 3. Memiliki koneksi yang kuat antara object-oriented anaylsis, object-oriented design, object-oriented user interfaces, dan object-oriented programming. 2.7 System Definition Menurut Mathiassen et al. (2000, p.23), system definition merupakan sebuah penjelasan singkat dari sistem terkomputerisasi yang diungkapkan dalam bahasa alamiah. Di dalam system definition dijelaskan mengenai rich picture dan FACTOR. Rich picture merupakan sebuah penggambaran secara tidak formal yang menggambarkan pemahaman illustrator dari suatu situasi. Rich picture memfokuskan pada aspek penting dari suatu situasi yang mana ditentukan oleh illustrator. Dengan rich picture, didapatkan penjelasan mengenai pandangan user yang penting dari suatu situasi, memfasilitasi perbincangan, dan mendapatkan gambaran mengenai suatu situasi dengan cepat. Tujuannya bukan untuk membuat deskripsi secara rinci mengenai seluruh kemungkinan yang terjadi, tetapi lebih kepada untuk mendapatkan sebuah gambaran. FACTOR dapat berguna sebagai alat bantu untuk membuat system definition, sehingga dapat menggambarkan sistem yang mudah dimengerti. Selain itu juga dapat berguna apabila ingin memulainya dengan menjelaskan mengenai sistem dan menggunakan kriteria yang ada untuk melihat bagaimana definisi sistem dapat memenuhi masing-masing dari 6 (enam) factor tersebut. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.39), Kriteria FACTOR terdiri dari 6 (enam) elemen, yaitu: 1. Functionality Fungsi dari sistem yang mendukung application domain;
22 29 2. Application Domain Bagian dari organisasi yang melakukan administrasi, pengawasan, dan pengendalian pada problem domain; 3. Condition Kondisi dari sistem yang akan dikembangkan dan digunakan; 4. Technology Teknologi yang digunakan untuk membangun sistem dan teknologi yang digunakan untuk menjalankan sistem; 5. Objects Objek dasar dari problem domain; 6. Responsibility Tanggung jawab sistem secara keseluruhan dalam hubungannya dengan konteks sistem Problem Domain Problem domain adalah bagian dari sebuah konteks yang diadministrasikan, diawasi atau dikendalikan oleh sebuah sistem. Problemdomain analysis terbagi menjadi 3 (tiga) aktivitas. Aktivitas pertama adalah memilih object, classes, dan events yang akan menjadi elemen dari problemdomain model. Aktivitas kedua adalah membuat model dengan memfokuskan kepada hubungan struktural antara classes dan object yang dipilih. Aktivitas terakhir adalah memfokuskan kepada properti dinamis dari object. Problem domain terdiri dari classes, structure, dan behavior yang dapat dilihat pada gambar 2.2.
23 30 System definition Cla sse s Beh aviour Structure Model Gambar 2.2 Aktivitas di dalam Pemodelan Problem-Domain (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.46) Classes Menurut Mathiassen et al. (2000, p.49), class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan objek-objek yang memiliki struktur, behavior pattern dan atribut yang sama. Abstraksi, klasifikasi, dan seleksi adalah tugas utama dalam aktifitas class. Abstraksi problem-domain dilakukan dengan melihatnya sebagai objects dan events, kemudian mengklasifikasikan objects dan events, dan terakhir melakukan seleksi terhadap classes dan events yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi. Class merupakan hal yang penting dalam mendefinisikan dan membatasi problem domain. Hasil dari aktivitas pertama problem-domain adalah sebuah event table dengan classes dan events yang saling berhubungan, dan dapat dilihat pada tabel 2.2. Event adalah sebuah kejadian seketika yang melibatkan 1 (satu) atau lebih object. Event turut menentukan kualitas dari problem-domain objects dan merupakan karakteristik umum dari object. Event table mempermudah dalam
24 31 menganalisa sistem agar tidak ada event yang terlupakan dalam membuat suatu class diagram. Event table dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas dari class dan event candidates. Tabel 2.2 Event Table (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.50) Classes Events Customer Assistant Apprentice Appoinment Plan reserved cancelled treated employed resigned graduated agreed Structure Menurut Mathiassen et al. (2000, p.69), structure bertujuan untuk menjelaskan hubungan struktural antara kelas-kelas dan objekobjek pada problem domain. Aktivitas structure difokuskan pada hubungan antara classes dan objek. Struktur antar class terdiri dari 4 (empat) tipe, dimana terbagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu : 1. Class Structure, yang meliputi :
25 32 a. Generalization Structure Generalization structure adalah hubungan antara 2 (dua) atau lebih class yang dispesialisasikan (sub class) dengan class yang umum (super class). Super class menjelaskan kesamaan yang ada pada sekumpulan sub class, dan dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Generalization Structure (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.73) b. Cluster Structure Cluster adalah sebuah kumpulan dari classes yang berhubungan, yang dapat membantu memberikan gambaran untuk problem domain. Classes di dalam Cluster biasanya berhubungan secara struktur generalisasi atau struktur agregasi. Gambar 2.4 merupakan contoh dari cluster untuk sebuah pendaftaran automobile.
26 33 Gambar 2.4 Cluster Structure (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.75) 2. Object Structure c. Aggregation Structure Aggregation structure adalah sebuah hubungan antara 2 (dua) atau lebih objek. Agregasi merupakan suatu objek superior (keseluruhan) yang terdiri atas beberapa objek inferior (beberapa bagian). Agregasi biasanya digambarkan dengan formulasi has-a, is-part-of, atau is-owned-by. Struktur agregasi dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Aggregation Structure (Sumber : Mathiassen et al, 2000)
27 34 d. Association Structure Association structure adalah sebuah hubungan antara 2 (dua) atau lebih objek tetapi berbeda dengan aggregasi, dimana hubungan objek-objek yang terasosiasi tersebut tidak mendefinisikan properti dari suatu objek. Asosiasi biasanya digambarkan dengan formulasi knows atau associatedwith. Struktur asosiasi dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6 Association Structure (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.77) Behaviour Menurut Mathiassen et al. (2000, p.89), aktivitas behaviour bertujuan untuk memodelkan keadaan dinamis dari problem-domain. Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah behavioural pattern dengan attributes pada setiap class di dalam sebuah class diagram. Terdapat 3 (tiga) konsep dalam aktivitas behaviour, yaitu event trace, behavioural pattern, dan attributes. Event trace adalah urutan event-event dari suatu objek tertentu. Behavioural pattern adalah deskripsi dari event trace yang mungkin untuk semua objek di dalam class. Behavioural pattern dapat digambarkan dalam state diagram. State Diagram menggambarkan behavior umum dari semua objek dari class tertentu, yang terdiri dari bagian-bagiannya dan transisi
28 35 diantaranya dan juga dapat menjelaskan usecase. Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimulasi yang diterima. Contoh penggambaran dari statechart diagram dapat dilihat pada gambar 2.7. Gambar 2.7 Statechart diagram untuk class Customer di sebuah bank (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.90) yaitu: Notasi pada behavioural pattern terdiri dari 3 (tiga) macam 1. Sequence merupakan events yang terjadi satu per satu secara berurutan, dilambangkan dengan simbol + ; 2. Selection merupakan event yang dipilih dari serangkaian event yang muncul, dilambangkan dengan simbol ; 3. Iteration merupakan events yang terjadi nol kali atau lebih, dilambangkan dengan simbol *. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.92), attribute adalah properti deskriptif dari sebuah kelas atau event. Contoh attribute adalah pelanggan yang memiliki nama, alamat, dan nomor identitas pelanggan.
29 Application Domain Menurut Mathiassen et al. (2000, p.115), application domain adalah organisasi yang mengelola, memantau atau mengontrol problem domain. Application-domain analysis terbagi dalam 3 (tiga) aktivitas, yaitu aktivitas usage, functions, dan interfaces. Hasil dari application domain adalah kumpulan daftar dari keseluruhan kebutuhan pengguna sistem. Application domain analysis dapat dilihat pada gambar 2.8. System definition Usage Interfaces Functions Re quireme nts Gambar 2.8 Application Domain Analysis (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.117) Usage Menurut Mathiassen et al. (2000, p.119), kegiatan usage merupakan kegiatan pertama dalam analisis application domain yang bertujuan untuk menentukan bagaimana actor berinteraksi dengan sistem yang dituju. Hasil dari usage adalah deskripsi dari use case dan actor yang digambarkan dalam tabel actor dan use case diagram.
30 37 a. Use Case Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dan actor di dalam application domain. Use case menyediakan gambaran mengenai kebutuhan sistem dari sudut pandang user dan merupakan sebuah dasar untuk menentukan dan mengevaluasi function dan kebutuhan interface. Use case dapat diaktifkan oleh actor atau oleh target sistem. Use case specification digunakan untuk menjelaskan use case secara rinci disertai dengan penjelasan yang terfokus kepada setiap actor yang terlibat. Use case dapat dijelaskan dengan diagram statechart, use case specification, maupun keduanya. Use case yang lengkap menentukan semua penggunaan target sistem didalam application domain, seperti yang terdapat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Use Cases Diagram (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.129)
31 38 b. Actor Actor merupakan abstraksi dari user dan sistem yang lain yang mengaktivasi function sistem. Setiap actor dapat berupa manusia atau mesin Sequence Menurut Mathiassen, et al. (2000, p.340), sequence diagram menjelaskan mengenai interaksi diantara beberapa objek dalam jangka waktu tertentu. Menurut Bennet et al. (2006, p ), sebuah sequence diagram menunjukkan interaksi antar objek-objek yang disusun dalam urutan waktu tertentu. Sequence diagram dapat digambarkan pada tingkatan rincian yang berbeda dan sesuai dengan pencapaian tujuan yang berbeda pada beberapa tahap dalam siklus pengembangan. Dimensi vertikal memperlihatkan waktu dan semua object, dimana setiap object tersebut ditunjukkan dengan lifeline. Sedangkan dimensi horizontal menunjukkan interaksi antar actor dengan object dan object dengan object lainnya Function Menurut Mathiassen et al. (2000, p.137), function adalah sebuah fasilitas untuk membuat sebuah model yang berguna bagi actor. Tujuannya adalah untuk menentukan kemampuan sistem dalam mengolah informasi dengan membuat semua daftar dari function dan rincian
32 39 spesifikasi dari bagian yang rumit. Kriteria utama analisis fungsi sistem adalah analisis harus diakhiri dengan kumpulan daftar dari function dan harus konsisten dengan use cases. Prinsip untuk mengukur kualitas suatu function adalah mengidentifikasi seluruh function, function yang kompleks harus dispesifikasikan, dan konsistensi terhadap use cases dan model harus diperiksa. Ada beberapa tipe dari function antara lain: a. Update Function diaktifkan oleh sebuah event dari problem domain dan hasilnya adalah sebuah perubahan pada model state; b. Signal Function diaktifkan oleh sebuah perubahan pada model state dan hasilnya sebuah reaksi pada konteks. Reaksi ini mungkin sebuah tampilan kepada actor di application domain; c. Read Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas kerja pada actor dan hasilnya tampilan sistem yang berhubungan dengan bagian model; dan d. Compute Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas kerja pada actor dan terdiri dari sebuah perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau model. Hasilnya sebuah tampilan hasil perhitungan.
33 Interface Menurut Mathiassen et al. (2000, p.151), interface adalah fasilitas-fasilitas yang membuat model dan fungsi-fungsi tersedia agar user dapat berinteraksi dengan sistem. Hasil dari interface adalah user interface dan system interface. User interface adalah sebuah interface yang menghubungkan user dengan sistem. User interface harus sesuai dengan pekerjaan dan gambaran user terhadap sistem. Prinsip untuk mengukur kualitas suatu interface adalah sesuai dengan usability dalam application domain, dapat diuji, dan memenuhi seluruh elemen interface. Hasil dari user interface berupa dialogue style dan presentation forms, daftar elemen dari user interface yang lengkap, windows diagram yang dipilih dan navigation diagram. System interface adalah sebuah interface yang menghubungkan sistem dengan sistem lainnya. Hasil dari system interface berupa class diagram untuk perangkat eksternal dan protokol-protokol untuk berinteraksi dengan sistem lain. 2.8 Design System Architectural Design Menurut Mathiassen et al. (2000, p.173), kunci kesuksesan sebuah sistem bergantung kepada rancangan arsitektur yang kuat. Tujuan dari architecture design adalah untuk menstrukturkan sebuah sistem yang terkomputerisasi. Terdapat 3 (tiga) prinsip dalam membuat architecture design, yaitu menentukan
34 41 dan memberikan prioritas pada criteria, menjembatani criteria dan technical platform, serta mengevaluasi rancangan yang dihasilkan sedini mungkin. Hasil dari architectural design adalah strukturisasi untuk proses dan komponen sistem. Menurut Mathiassen et al. (2000, p.176), terdapat 3 (tiga) aktivitas dalam architectural design, yaitu criteria, component architecture, dan process architecture Criteria Menurut Mathiassen et al. (2000, p. 177), criteria merupakan sebuah properti yang diinginkan dari sebuah arsitektur, dimana tujuannya adalah untuk menyiapkan prioritas dari rancangan yang diinginkan. Criteria klasik untuk mengukur kualitas software dapat dilihat pada tabel 2.3. Kumpulan dari daftar criteria tersebut digunakan untuk menyiapkan prioritas yang diinginkan untuk architectural design. Hasil dari aktivitas criteria adalah sekumpulan dari criteria yang sudah diprioritaskan. Tabel 2.3 Kriteria Klasik Kualitas Perangkat Lunak (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.178) Kriteria Usable Secure Efficient Correct Reliable Pengukuran Kesesuaian sistem dalam organisasi, hubungan kerja dan konteks teknis. Adanya tindakan pencegahan atas akses terhadap data dan fasilitas yang tidak diinginkan. Fasilitas technical platform yang sudah ada dapat digunakan secara ekonomis sesuai dengan fungsinya. Kemampuan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Pemenuhan performa yang diinginkan pada waktu function dieksekusi.
35 42 Maintainable Testable Flexible Comprehensib le Reusable Portable Interoperable Pengalokasian biaya dan perbaikan sistem yang rusak. Biaya untuk menjamin bahwa sistem dapat menjalankan function-function yang ada di dalamnya. Biaya yang dibutuhkan untuk memodifikasi sistem yang dikembangkan. Usaha yang dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman yang logis dari sebuah sistem. Adanya potensi untuk memakai bagian-bagian dari sistem pada sistem lain yang berhubungan. Biaya dari pemindahan sistem ke sistem platform yang lainnya. Biaya penggabungan sistem dengan sistem lainnya Component Architecture Menurut Mathiassen et al. (2000, p.189), component architecture merupakan struktur sistem dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Sedangkan component adalah sebuah kumpulan dari bagian-bagian program yang membentuk sebuah kesatuan dan mempunyai tanggung jawabnya masing-masing. Tujuan dari component architecture adalah untuk membuat sistem yang mudah dipahami dan fleksibel. Terdapat 3 (tiga) prinsip perancangan component architecture, yaitu mengurangi kompleksitas dengan membagi beberapa fungsi, menggambarkan struktur konteks sistem yang stabil, dan dapat menggunakan kembali komponen yang ada. Hasil dari aktivitas components adalah sebuah class diagram dengan spesifikasi dari komponen yang kompleks. Terdapat beberapa pola yang dapat dipakai
36 43 untuk mendesain sebuah komponen arsitektur menurut Mathiassen et al. (2000, p ), yaitu : The Layered Architecture Pattern Layered architecture terdiri dari beberapa komponen, yang disebut sebagai layers. Interface downward menggambarkan operation mana yang dapat diakses oleh komponen pada layer yang berada di bawahnya. Interface upward menggambarkan operation pada layer yang berada di atasnya. Contoh dari layered architecture dapat dilihat pada gambar 2.10, dimana setiap layer menggambarkan komponen dan panahnya menunjukkan dependencies. Sebuah dependency memiliki arti, apabila perubahan pada 1 (satu) komponen (yang ditunjuk panah) dapat mempengaruhi komponen lainnya (yang menunjuk); <<component>> Layer i+1 <<component>> Layer i Upwards Interface Downwards Interface <<component>> Layer i-1 Gambar 2.10 Layered Architecture Pattern (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.193)
37 44 The Generic Architecture Pattern Generic architecture terdiri dari 3 (tiga) komponen sebagai bagian keseluruhan layer, dimana komponen interface pada bagian paling atas, kemudian layer fungsi sistem, dan bagian terakhir terdapat komponen technical platform. Contoh generic architecture dapat dilihat pada gambar 2.11; <<component>> Interface <<component>> User Interface <<component>> System Interface <<component>> Function <<component>> Model <<component>> Interface <<component>> UIS <<component>> DBS <<component>> NS Gambar 2.11 Generic Architecture Pattern (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.196)
38 45 The Client-Server Architecture Pattern Client-server architecture dikembangkan untuk mengatasi distribusi sistem yang terdapat pada beberapa processors yang berpencaran secara geografis. Client-server architecture banyak digunakan dalam industri software karena kemampuannya dalam memberikan solusi terhadap masalah mengkomunikasikan personal computers dengan central mainframe computer. Komponen yang dimiliki client-server architecture adalah sebuah server dan beberapa clients. Server memiliki sekumpulan operations yang dapat diakses oleh clients melalui sebuah jaringan dan memiliki tanggung jawab untuk menyediakan database atau sumber daya lainnya untuk clients. Setiap clients memiliki tanggung jawab untuk menyediakan local interface untuk user. Contoh dari clientserver architecture dapat dilihat pada gambar <<component>> Client 1 <<component>> Client 2 <<component>> Client n <<component>> Server Gambar 2.12 Client-Server Architecture Pattern (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.197)
39 46 Terdapat 2 (dua) metode berbeda untuk memisahkan komponen client dan server. Client dan server dapat dilihat sebagai subsistem, dimana masing-masing memiliki komponen model (M), function (F), dan user-interface (U). Selain itu dapat juga dilihat sebagai layer yang berbeda dalam sebuah sistem tunggal. Dalam komponen diagram dapat digambarkan distribusi dalam client server architecture yang terdapat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 Bentuk Berbeda dari distribusi Client Server Achictecture (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.200) Client Server Architecture U U + F + M Distributed presentation U F + M Local presentation U + F F + M Distributed functionality U + F M Centralized data U + F + M M Distributed data Process Architecture Menurut Mathiassen et al. (2000, p.209), process architecture adalah struktur dari eksekusi sistem yang terdiri dari proses-proses yang saling bergantung. Process architecture menggambarkan bagaimana proses sistem didistribusi dan dikoordinasi. Tujuan dari desain process architecture adalah untuk menyusun eksekusi pada level physical.
40 47 Aktivitas process memiliki 2 (dua) level abstraksi. Level pertama menjelaskan mengenai distribusi dari komponen program yang ada pada processor sistem. Level kedua menjelaskan mengenai proses yang yang memiliki kolaborasi struktur antar object yang ada saat eksekusi. Hasil akhir dari proses arsitektur adalah deployment diagram yang menjelaskan mengenai distribusi dan kolaborasi dari komponen program dan active object yang ada pada processors. Terdapat beberapa pola distribusi dalam kegiatan desain proses arsitektur, yaitu : The Centralized Pattern Pada pola ini semua data disimpan pada server pusat dan client hanya menangani user interface saja. Keseluruhan model dan fungsi bergantung pada server dan client hanya berperan seperti terminal. Keuntungan dari pola distribusi ini adalah dapat diimplementasikan dengan murah untuk client, semua data ditempatkan dalam satu tempat, strukturnya mudah dimengerti dan diimplementasikan, dan kemacetan jaringannya tergolong sedang. Sedangkan kerugiannya adalah level kinerja client rendah karena apabila server atau jaringan turun, maka client tidak dapat melakukan apapun. Centralized pattern dapat dilihat pada gambar 2.13;
41 48 Gambar 2.13 Centralized Pattern (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.216) The Distributed Pattern Distributed pattern merupakan kebalikan dari centralized pattern. Semua data didistribusikan pada client dan server hanya diperlukan untuk melakukan update model antar clients. Keuntungan dari pola distribusi ini adalah waktu akses yang rendah karena semua fungsi dan model terdapat di client, sehingga tidak ada kemacetan jaringan. Selain itu kinerja setiap client lebih maksimal dan back-up data banyak. Sedangkan kerugiannya adalah adanya redudansi data sehingga konsistensi data antar client berkurang, kemacetan jaringan tinggi, kebutuhan teknis untuk client meningkat, dan
42 49 arsitekturnya lebih rumit untuk dipahami dan diimplementasikan. Distributed pattern dapat dilihat pada gambar 2.14; Gambar 2.14 Distributed Pattern (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.217) The Decentralized Pattern Decentralized pattern dapat dikatakan merupakan gabungan dari kedua pola sebelumnya. Pada pola ini client memiliki datanya sendiri, sehingga hanya data umum client yang terdapat pada server. Client dan server memiliki struktur desain yang sama. Perbedaannya adalah server menyimpan model dan fungsi umum, sementara client menyimpan data yang terdapat pada application domain miliknya. Keuntungan
43 50 dari pola distribusi ini adalah konsistensi data karena tidak ada duplikasi antar client maupun antara client dan server, beban jaringan rendah karena jaringan hanya digunakan saat data umum pada server di-update. Sedangkan kerugiannya adalah semua processor harus mampu menjalankan fungsi yang rumit dan memelihara model dalam jumlah besar, biaya hardware meningkat, dan sistem tidak memiliki fasilitas back-up di dalamnya. Decentralized pattern dapat dilihat pada gambar Gambar 2.15 Decentralized Pattern (Sumber : Mathiassen et al, 2000, p.219) Component Design Menurut Mathiassen et al. (2000, p.231), tujuan dari component design adalah menentukan implementasi dari kebutuhan yang ada pada architectural
44 51 framework. Hasil dari aktivitas component design adalah sebuah deskripsi dari komponen sistem. Terdapat beberapa aktifitas dalam component design, termasuk di dalamnya model component dan function component Model Component Model component adalah bagian dari sebuah sistem yang mengimplementasikan problem-domain model. Tujuannya adalah mengirim data yang sekarang dan yang lalu kepada fungsi, interfaces dan kepada user dan sistem yang lain. Hasil dari aktivitas model component adalah sebuah revised class diagram dari aktivitas analisis. Dalam analisis, model digambarkan sebagai kelas diagram yang dikombinasikan dengan statechart diagram untuk setiap class. Dalam model component desain lebih fokus pada informasi yang diambil dari event, yang meliputi event traces dan attribute untuk setiap event. Untuk menentukan revised class, pertama-tama harus ditentukan private event dan common event. Private event adalah event yang hanya melibatkan 1 (satu) object pada problem domain. Common event adalah adalah event yang melibatkan beberapa object. Event ini menggambarkan hubungan antara 1 (satu) object dengan object lainnya dan memungkinkan menambahkan hubungan struktural, untuk memungkinkan object lain mengakses attribute-nya. Untuk event yang terjadi sekali, maka tampilkan event tersebut sebagai attribute pada class dimana event itu berada. Event ini ditandai dengan +. Untuk event yang terjadi berkali-kali atau iteration, maka
45 52 tampilkan event attribute ini sebagai class baru. Event ini ditandai dengan *. Hubungkan class baru dengan class dimana event itu berasal dengan hubungan agregasi Function Component Function component merupakan sebuah bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan-kebutuhan fungsional. Tujuan dari function component adalah untuk memberikan user interfaces dari system components dapat mengakses ke dalam model. Hasil dari function component adalah sebuah class diagram dengan operation dan spesifikasi dari operation yang kompleks. Ada 4 (empat) tipe dari function component yaitu: 1. Update : berhubungan langsung dengan problem domain. Jika tidak terjadi sesuatu dalam problem domain, maka tidak dilakukan perubahan dalam model system. Update function menerima input data yang mendeskripsikan event dan output data yang merupakan model update; 2. Read : menjelaskan kebutuhan dari user atau sistem lain untuk mendapatkan informasi dari model. Sistem dilihat sebagai sebuah database, dimana informasi yang diinginkan dapat ditemukan sebagai attribute; 3. Compute : menandakan kebutuhan user atau sistem yang lain dalam memproses suatu data, dimana dapat melibatkan pembacaan (read) dari model;
46 53 4. Signal : menggambarkan akan kebutuhan pengawasan dan pengendalian. Dalam sebuah sistem dimana pengawasan dan pengendalian merupakan hal yang penting, maka model diperhatikan supaya dapat dilihat apabila problem domain memasukkan state yang menghasilkan reaksi. Berikut ini merupakan sub kegiatan dalam component function, yaitu : 1. Merancang function sebagai operation; 2. Menelusuri pola yang dapat membantu dalam mengimplementasi function sebagai operation; 3. Spesifikasikan operasi yang kompleks.
BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Jusuf dan Tambunan (2000, p4), sistem informasi adalah penggunaan teknologi komputer dalam
Lebih terperinciLAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS
195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi SI telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Menurut Hall (2008, p7), SI adalah sebuah rangkaian prosedur
Lebih terperinciBAB 4. PT. Siaga Ratindotama
BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah sebuah susunan dari orang, data, proses data, dan teknologi informasi yang
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,
Lebih terperinciSiklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas. Pertemuan 11
Siklus Pendapatan: Penjualan dan Penagihan Kas Pertemuan 11 Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN SISTEM
BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk
Lebih terperinciBAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS
BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS A. Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG
Lebih terperinciPERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
PERTEMUAN 11 : SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu:
Lebih terperinciAKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN
AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN Siklus adalah rangkaian dua komponen atau lebih yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.siklus pendapatan (revenue cycle) adalah rangkaian
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG
Lebih terperinciGambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang
Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.
Lebih terperinciKelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil
Kisi- kisi BINUS 2011 1. Jelaskan apa yg anda ketahui tentang Good Design? Desain yang baik memiliki sedikit kelemahan utama Sebuah desain yang baik bertujuan untuk mecapai properti yang bagus dan pada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) sistem informasi adalah the use of computer technology in an organization to provide information to users. (p.3).
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung
BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA 4.1. The Task 4.1.1. Purpose Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung kegiatan dari setiap pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang
127 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang dimulai dari pendataan bahan yang baru, bahan masuk yang dimulai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegitan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2008, p4), sistem didefinisikan sebagai sekelompok dua atau lebih komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sehubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang berkembang. Suatu perusahaan yang baru berdiri maupun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatannya sehari-hari seperti melakukan transaksi penjualan, pembelian, dan sebagainya.
Lebih terperinciGambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar
261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT. JATI DHARMA INDAH PLYWOOD INDUSTRIES SKRIPSI. oleh.
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT. JATI DHARMA INDAH PLYWOOD INDUSTRIES SKRIPSI oleh Delis 0800758782 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN IKLAN DAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk menyediakan sumber daya informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan up to date. Sistem
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA PT. SIAGA RATINDOTAMA. Fiona Kohan
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN
Lebih terperinciJurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG
BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG 4. Prosedur Sistem Usulan Sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan dimulai pada saat karyawan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi. diorganisasikan untuk mengumpulkan, memasukkan, mengolah dan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut O`Brein, James A (2003) sistem informasi adalah any organized combination of people, hardware, software, communications networks, and data
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Skripsi Sarjana Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p5) Sistem adalah sekelompok dua atau lebih
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Jurusan Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/008
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Jurusan Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta informasi yang dibutuhkan untuk memberikan limit kredit kepada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi adalah teknologi yang membantu kita dalam memproses data untuk mendapatkan informasi. Teknologi informasi ini pada awalnya diperuntukkan bagi
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL
108 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task Perancangan sistem informasi akuntansi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan sumber
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi O Brien (2003, h.7) menyatakan, Sistem Informasi dapat mengelola kombinasi dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunkasi dan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. MASTER WOVENINDO
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut George H. Bodnar (2000, p6), sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini, penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem infomasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000,p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERS EDIAAN, PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.METALINDO GUNATAMA SKRIPSI. Oleh.
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERS EDIAAN, PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT.METALINDO GUNATAMA SKRIPSI Oleh Wilia Wijaya 0900828493 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sekarang ini memberi pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Mulai dari pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari
Lebih terperinciTHE REVENUE CYCLE: SALES
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNY CHAPTER 17 THE REVENUE CYCLE: SALES SIKLUS PENDAPATAN AND CASH COLLECTIONS AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN Siklus pendapatan adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu
BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Diagram alir untuk memecahkan permasalahan di PT. Krakatau Steel yang digunakan adalah sebagai berikut : Mulai Studi Literatur
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2001,p1), sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG DAGANG
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI Oleh Imam Ashyri 1000889142 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA
BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA 4.1 Application Domain 4.1.1 Usage 4.1.1.1 Overview Dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Putra Jaya Gemilang.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2006, p4), Sistem merupakan suatu kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KREDIT PINJAMAN. Perancangan system informasi akuntansi siklus kredit pinjaman akan dimulai
BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KREDIT PINJAMAN 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task Perancangan system informasi akuntansi siklus kredit pinjaman akan dimulai dengan deskripsi sistem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson, et al. (2000, p7), Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu struktur yang menyatukan banyak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Jenis-jenis Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p4), sistem informasi terdiri dari beberapa jenis, sebagai berikut : 1. Sistem Pengolahan
Lebih terperinciBAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah
BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN 4.1 The Task 4.1.1 Purpose Sistem dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan administrasi penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah pencatatan
Lebih terperinciSKRIPSI. oleh. Marius
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN PADA PT CIPTA SUMBER SEJAHTERA SKRIPSI oleh Marius 1100042622 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. NIAGATAMA CEMERLANG SKRIPSI. Oleh.
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. NIAGATAMA CEMERLANG SKRIPSI Oleh Melissa 0900792814 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN UNTUK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bidang dalam kehidupan sudah tidak dapat lepas dari teknologi tersebut. Ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang semakin berkembang ini, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Hampir semua bidang dalam kehidupan sudah
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. CIPTA PANGAN NIAGA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA LPP TVRI SKRIPSI. oleh Cita Radita Artati
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA LPP TVRI SKRIPSI oleh Cita Radita Artati 1100059573 PROGRAM GANDA SISTEM INFORMASI DAN AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.
8 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Tuhan yang telah menyertai dan
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Yesus Kristus Tuhan yang telah menyertai dan membimbing saya dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktu yang ditentukan. Penulisan skripsi ini disusun
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson et al. (2000, p7) Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan, yang mempekerjakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan memerlukan sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan operasionalnya yang merupakan penggerak dari perusahaan itu sendiri. Seringkali semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terhadap dunia bisnis yang semakin dominan membuat eksistensi teknologi informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah disadari dan diakui bahwa peranan teknologi informasi terhadap dunia bisnis yang semakin dominan membuat eksistensi teknologi informasi dalam
Lebih terperinciLampiran 1. Notasi yang digunakan dalam Class Diagram. Class. Association. dua class atau lebih. Multiplicity. instances dari class lain.
L.1 Lampiran 1. Notasi yang digunakan dalam Class Diagram Class1 -Attribute +Operations() Class Menjelaskan kumpulan object dangan structure, behavior dan relationship yang serupa. Class ini terbagi menjadi
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi-Sistem Informasi 2004-2005 Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perancangan, penerapan dan pengoperasian Sistem Informasi adalah mahal dan sulit. Upaya dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Erni Wartini 0600665051 ABSTRAK Masalah yang dihadapi perusahaan saat
Lebih terperinci