BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama : Jenis Kelamin : Sekolah : Kelas dan Usia:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah SD Negeri Bawen 03 di Lingkungan Berokan Bawen. Kemudian pada. Tabel 4.1.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas VIIC yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar. Dari penelitian ini penulis memilih subjek dari suatu populasi yang dibagi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Skor Tes Awal Xi (Pre-Test) Perilaku Sopan Santun Siwa. Skor Pre-Tes. No

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

AlokasiWaktu : 2 x 40 menit

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

BAB II LANDASAN TEORI

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Balai ini berada di tengah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian true experimental ( eksperimen yang

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai dari tanggal 8 april 2011 hingga 30 april Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, sebelum treatment diadakan Pre-Test atau tes awal. Data hasil tes awal ini

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil pengolahan data penelitian berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti : Tri Parartha Pertemuan ke- : 1, 2, 3, 4 dan 5 Alokasi Waktu :

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Kriteria Pengukuran Instrumen Sikap Sosial

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

25. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Hari / Tanggal : Jum at / 26 Agustus 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

: Bahasa Indonesia. Kelas VII Kurikulum 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Lokasi Penelitian SMP Negeri 7 Salatiga merupakan tempat yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian. Sekolah ini beralamat di jalan Setiaki No.15, Salatiga. Sekolah ini berada di lingkungan yang jauh dari keramaian dan kebisingan sehingga mendukung proses belajar mengajar yang disampaikan oleh guru kepada siswa-siswa. 4.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 14 siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga yang terdiri dari dua kelompok yaitu 7 siswa kelompok eksperimen dan 7 siswa kelompok kontrol. Berikut ini tabel deskripsi subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin, usia dan prestasi siswa. Tabel 4.1. Deskripsi Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia. Kelompok Usia Laki-Laki Perempuan Kelompok 13 tahun 2 2 Eksperimen 14 tahun 2 2 4 15 tahun 1 1 Kelompok Kontrol 4 3 7 13 tahun 3 1 4 14 tahun 1 1 15 tahun 2 2 6 1 7 29

Berdasarkan tabel 4.1. deskripsi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat 14 subjek penelitian. Pada kelompok eksperimen terdapat 7 subjek penelitian yang berdasarkan jenis kelamin terdapat 4 siswa lakilaki dan 3 siswa perempuan. Pada usia dikelompok eksperimen terdapat 2 siswa laki-laki yang berusia 13 tahun, 4 siswa yang berusia 14 tahun yaitu 2 siswa lakilaki dan 2 siswa perempuan dan 1 siswa perempuan yang berusia 15 tahun. Selanjutnya pada kelompok kontrol terdapat 7 subjek penelitian yang berdasarkan jenis kelamin terdapat 5 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Sedangkan pada usia dikelompok kontrol terdapat 4 siswa yang berusia 13 tahun yaitu 3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan, 1 siswa laki-laki yang berusia 14 tahun dan 2 siswa laki-laki yang berusia 15 tahun. Tabel 4.2. Deskripsi Kelompok Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan Prestasi Belajar. Kelompok Prestasi F % Kelompok 69-75 2 28,6% Eksperimen 62-68 2 28,6% 55-61 3 42,8% Kelompok Kontrol 7 100% 69-75 1 14,3% 62-68 6 85,7% 55-61 - - 7 100% Berdasarkan tabel 4.2. deskripsi subjek penelitian dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan prestasi belajar terdapat 14 subjek penelitian. Pada kelompok eksperimen terdapat 7 subjek penelitian dengan prestasi belajar 69-75 terdapat 2 siswa dengan presentase 28,8%. Selanjutnya pada prestasi belajar 62-68 terdapat 2 siswa dengan presentase 28,6% dan 55-61 terdapat 3 siswa dengan presentase 42,8%. Pada kelompok kontrol terdapat 7 30

subjek penelitian dengan prestasi belajar 69-75 terdapat 1 siswa dengan presentase 14,3% dan 62-68 terdapat 6 siswa dengan presentase 85,7%. 4.3. Persiapan Penelitian Eksperimen. Pada saat persiapan penelitian, penulis melakukan pretest budi pekerti yang dilakukan kelompok eksperimen dan kontrol, terdiri dari tiga aspek yaitu akhlak terhadap Tuhan, sesama manusia dan peduli lingkungan untuk mengetahui ada perbedaan atau tidak ada perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Di bawah ini tabel hasil pretest budi pekerti pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tabel 4.3 Skor Pretest Budi Pekerti pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol. No Nama Aspek Skor Kategori Akhlak Terhadap Tuhan Sesama Manusia Peduli Lingkungan Total Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko Ek Ko 1 F Kh 34 36 31 35 27 23 92 94 2 2 2 S Ad 36 38 50 46 20 24 106 108 2 2 3. P D 40 40 25 38 24 13 89 91 2 2 4. Sv Dk 36 35 30 38 21 24 87 97 2 2 5. T M 34 32 42 47 22 23 98 102 2 2 6. Sr R 30 21 45 36 29 17 104 74 2 1 7. H T 38 32 40 40 31 23 109 95 2 2 Jumlah 248 234 263 280 174 147 Keterangan : Ek : Eksperimen 1 : Cukup Ko : Kontrol 2 : Kurang Dari tabel 4.3. bahwa ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing mempunyai aspek-aspek budi pekerti. Dalam kelompok eksperimen terdapat 7 subjek kelompok eksperimen mempunyai kategori cukup pada ketiga aspek yaitu aspek terhadap akhlak terhadap Tuhan, sesama manusia dan peduli lingkungan. Pada aspek akhlak terhadap Tuhan 31

dengan hasil skor tertinggi adalah 40 dan skor terendah adalah 30. Selanjutnya pada aspek sesama manusia dengan hasil skor tertinggi adalah 50 dan skor terendah 25. Pada aspek peduli lingkungan dengan hasil skor tertinggi adalah 31 dan skor terendah 20. Selanjutnya penulis melakukan uji homogen berdasarkan hasil pretest pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Mann-Whitney Test. Di bawah ini merupakan tabel hasil uji homogen berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.4. Uji Homogen dari Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Mann-Whitney Test Ranks Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks NBP Eksperimen 7 8.00 56.00 Kontrol 7 7.00 49.00 Total 14 Test Statistics b NBP Mann-Whitney U 21.000 Wilcoxon W 49.000 Z -.1000 Asymp. Sig. (2-tailed).317 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: kelompok.710 a 32

Berdasarkan tabel 4.4. bahwa hasil uji homogenitas dari kelompok eksperimen dan kontrol yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) 0.317>0.050 sedangkan mean rank untuk kelompok eksperimen adalah 8.00 dan mean rank untuk kelompok kontrol adalah 7.00. Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau homogen antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga penulis dapat melanjutkan penelitian Berdasarkan hasil analisis di atas bahwa penulis membuat rancang treatment berupa sosiodrama kepada kelompok eksperimen yang akan dilakukan selama delapan kali pertemuan, tetapi pada kelompok kontrol tidak mendapatkan treatment. Penyusunan tema atau topik dalam kegiatan sosiodrama disesuaikan dengan kebutuhan siswa berdasarkan aspek budi pekerti pada kelompok eksperimen sebagai berikut : Tabel. 4.5 Program Layanan Sosiodrama No. Tujuan 1. Siswa dapat meyakinin adanya Tuhan Yang Maha Esa. Indikator Keberhasilan Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Topik Ingat Tuhan dengan beribadah. Bentuk Kegiatan Sosiodrama Waktu 45 menit 2. Siswa dapat bersikap dan berperilaku yang mencerminkan toleransi dan penghargaan terhadap pendapat, gagasan dan tingkah laku yang sependapat dengannya maupun tidak. Hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Toleransi antarumat beragama. Sosiodrama 45 menit 33

No. Tujuan 3. Siswa mampu mengikuti kegiatan kelompok sesuai dengan pilihannya. 4. Siswa mampu meningkatkan rasa cinta dan kasih di lingkungan sosial. Indikator Keberhasilan Menghormati dan menghargai kekurangan dan kelebihan teman sebaya. Membantu tanpa pamprih. Topik Pribadi yang unik. Menunjukan sikap rela berkorban. Bentuk Kegiatan Sosiodrama Sosiodrama Waktu 45 menit 45 menit 5. Siswa mampu memiliki kebersamaan dan gotong royong di dalam kelompok bermain. Bekerja secara kelompok. Saling membantu. Sosiodrama 45 menit 6. Siswa dapat menjunjung tinggi rasa persahabatan dengan teman sebaya. Memiliki rasa kesetiakawanan. Pemaaf. Sosiodrama 45 menit 7. Siswa dapat menjunjung tinggi sikap sopan santun di dalam lingkungan pergaulan. 8. Siswa mampu menjaga lingkungan yang bersih terhindar dari berbagai penyakit. Sikap dan perilaku yang sopan santun dalam bertindak dan bertutur kata terhadap orang lain. Melestarikan lingkungan hidup. Bertindak dan berbicara sopan. Membuang sampah pada tempatnya. Sosiodrama Sosiodrama 45 menit 45 menit 34

4.4. Pelaksanaan Penelitian Eksperimen 4.4.1. Perijinan Penelitian. Penulis memberikan surat ijin kepada Kepala sekolah pada hari Senin, 15 Oktober 2012. Penulis menjelaskan judul dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan kepada Kepala sekolah agar beliau memperoleh memahami tujuan dan gambaran pada penelitian yang penulis lakukan di SMP Negeri 7 Salatiga. Setelah penulis menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian, Kepala sekolah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di kelas VIII G. Selanjutnya penulis menemui guru BK kelas VIII untuk menyampaikan persetujuan ijin penelitian dari Kepala sekolah. Penulis menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilakukan dan kapan penelitian akan dimulai dari kegiatan sosiodrama, proses pretest sampai posttest kepada guru BK sehingga guru BK paham akan alur penelitian ini serta penulis bisa melakukan penelitian dengan baik sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan penulis dengan pihak sekolah. 4.4.2. Tes Awal ( Pretest ) Pretest dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Januari 2013 dengan menyebar skala sikap budi pekerti di kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga yang terdiri dari 45 item pertanyaan yang dibagikan kepada 25 siswa. Selanjutnya penulis mengola data dan menganalisis bahwa terdapat 14 siswa yang mempunyai kategori cukup terdapat 13 siswa dan ketegori kurang terdapat 1 siswa. Penulis membagi menjadi dua kelompok dari 14 siswa tersebut menjadi 7 siswa kelompok eksperimen dan 7 35

siswa kelompok kontrol yang masing-masing memiliki kategori cukup dan kurang secara random serta melakukan uji homogen yang menghasilkan bahwa kedua kelompok tersebut tidak ada perbedaan. Kemudian kelompok eksperimen diberi treatment berupa layanan berupa sosiodrama sedangkan kelompok kontrol tidak menerima treatment layanan sosiodrama. 4.4.3. Perlakuan ( Treatment ) Treatment yang berupa sosiodrama dilakukan sebanyak delapan kali kepada kelompok eksperimen yang disesuai dengan program layanan sosiodrama dan jadwal pertemuan yang telah penulis sepakati dengan siswa yaitu sepulang sekolah pada hari Rabu, Kamis dan Sabtu yang dimulai dari tanggal 17 Januari 2013 sampai tanggal 2 Maret 2013. Berikut ini pertemuan treatment dengan kelompok eksperimen sebagai berikut : a. Treatment pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Januari 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis melakukan treatmen pertama sesuai dengan kesepakatan penulis dan kelompok eksperimen yaitu sepulang sekolah di taman SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 14.30 WIB. Siswa diharapkan bisa bergabung dengan penulis dan melaksanakan sosiodrama dengan baik sesuai dengan alur cerita. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 36

1. Tahap Pembentukan. Tahap ini penulis melakukan penerimaan yang baik dan hangat dengan menanyakan kabar siswa-siswa serta berdoa untuk memulai kegiatan. Selanjutnya penulis melakukan perkenalan dengan anggota kelompok dan menjelaskan arti, tujuan, asas-asas agar siswa lebih memahami dan mempunyai gambaran mengenai layanan bimbingan kelompok dengan tehnik sosiodrama serta melakukan kontrak waktu yang disepakati antara penulis dengan anggota kelompok. Dalam kegiatan ini penulis melakukan permainan dan apersepsi mengenai kekuasaan Tuhan kepada anggota kelompok untuk membantu anggota kelompok dalam mempersiapkan untuk mengikuti sosiodrama, menghangatkan suasana dan menambah keakraban antara penulis dengan anggota kelompok. 2. Tahap Peralihan. Penulis menjelaskan kembali kegiatan anggota kelompok dari tahap pembentukan sampai akhir dari pertemuan pertama dan menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya agar kegiatan berjalan dengan lancar. Selanjutnya penulis menentukan pemain yang akan memainkan peran sosiodrama dan penonton serta menjelaskan tugas masing-masing pada pertemuan sosiodrama yang pertama. Tugas dari anggota kelompok yang tidak memerankan sosiodrama atau penonton adalah melakukan observasi selama pementasan sosiodrama yang dilakukan anggota kelompok untuk memberi tanggapan mengenai kesesuaian peran dan tugas dari pemain adalah memainkan perannya sesuai dengan topik. 37

3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk dapat melibatkan diri secara aktif dengan mencari informasi mengenai skenario sosiodrama yang sesuai dengan topik sosiodrama yang akan diperankan. Topik pertama sosiodrama yang dipilih adalah Ingat Tuhan dengan Beribadah, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat meyakinin adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan rajin beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. Penulis, memberikan waktu kepada pemain untuk mempelajari dan menghafalkan peran serta alur cerita agar pemain bisa mempraktikan sosiodrama dengan baik dan berjalan dengan lancar. Setelah pemain memahami isi dan perannya, maka penulis memberi kesempatan untuk mempraktikan sosiodrama. Pemain masih merasa kaku dan malu dengan apa yang diperankan, karena baru pertama kali memainkan sosiodrama. Namun penulis mengarahkan kepada pemain untuk mempraktikan sosiodrama dengan baik dan menjelaskan tujuan yang akan diperoleh dari pertemuan pertama ini. Kemudian pemain bisa mempraktikan sosiodrama yang berjudul Ingat Tuhan dengan Ibadah dengan baik sesuai dengan peran dan tugas masingmasing. Pemain utama berhasil memainkan sosiodrama dengan baik yaitu tidak terpengaruh kepada temannya untuk meninggalkan ibadah serta meningkatkan keimanan dengan rajin beribadah bersama dengan teman-temannya. Gambar di 38

bawah ini adalah proses sosiodrama pertama yang berjudul Ingat Tuhan dengan Beribadah. Gambar 4.1 Sosiodrama ke-1 b. Tahap Elaborasi Setelah selesai mempraktikan sosiodrama, anggota kelompok melakukan diskusi yang dibimbing oleh penulis mengenai apa yang telah dipraktikan dalam sosiodrama dan memberi tanggapan dari pemain yang telah menjadi pemeran sosiodrama sesuai dengan peran masing-masing. Anggota kelompok yang bertugas sebagai penonton juga memberikan tanggapan dari hasil pengamatan yang mereka lakukan ketika anggota kelompok memainkan perannya. Hasil dari pengamatan tersebut bahwa masih ada salah satu anggota kelompok yang merasa malu dengan apa yang diperankannya. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok mendapatkan gambaran langsung untuk berbuat sebagaimana mestinya terhadap Tuhan, diri sendiri dan lingkungan sosial tanpa terpengaruh kepada temannya yang mengajak bermain serta lupa 39

dengan ibadah. Selain itu harus dapat menyakini adanya Tuhan dan beribadah sesuai dengan ajaran dan agama masing-masing dengan baik di kehidupan seharihari. c. Tahap Konfirmasi Penulis memberikan umpan balik kepada anggota kelompok mengenai apa yang sudah dilakukan dan diperoleh dari pementasan sosiodrama serta memberikan refleksi berupa kesimpulan dan penguatan agar anggota kelompok lebih rajin beribadah dengan Tuhan Yang Maha Esa. 4. Tahap Pengakhiran. Dalam kegiatan penutup ini, penulis menginformasikan bahwa kegiatan sosiodrama akan segera usai dan menanyakan kesan-kesan yang telah didapat dan dirasakan oleh semua anggota kelompok baik dari pemain dan penonton pada sosiodrama pertama. Kesan-kesan tersebut adalah anggota kelompok merasa senang bisa bermain peran yang bisa menambah pengalaman dan pengetahuan untuk lebih taat kepada Tuhan serta saling mengingatkan teman untuk lebih beribadah. Selanjutnya penulis melakukan penilaian segera atau mengevaluasi kegiatan dengan membahas proses kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan sosiodrama. Hasil dari penilaian segera ini secara keseluruhan cukup baik, karena antusiasme anggota kelompok dalam memainkan sosiodrama berjalan dengan lancar sesuai dengan alur cerita dan tugasnya masing-masing walaupun masih ada yang malu-malu tetapi anggota kelompok sangat menikmati sosiodrama dan memperoleh pengalaman untuk lebih rajin beribadah. Kemudian penulis dan anggota kelompok membahas pertemuan berikutnya yang disepakati bersama 40

serta ucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi anggota kelompok untuk mengikuti sosiodrama. b. Treatment kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Januari 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis melakukan treatment kedua sesuai dengan kesepakatan penulis dan kelompok eksperimen yaitu dilakukan setelah pulang sekolah di ruang kelas SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 11.00 WIB. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 1. Tahap Pembentukan. Tahap ini penulis melakukan penerimaan yang baik dan hangat dengan menanyakan kabar siswa-siswa serta berdoa untuk memulai kegiatan. Selanjutnya penulis dan anggota kelompok mengadakan kontrak waktu yang disepakati untuk melakukan kegiatan sosiodrama kedua. Dalam kegiatan ini penulis melakukan permainan untuk menghangatkan suasana dan menambah keakraban antara penulis dengan anggota kelompok. Kemudian penulis melakukan apersepsi mengenai hidup toleransi di lingkungan pergaulan agar anggota kelompok lebih siap mengikuti kegiatan selanjutnya dan paham pentingnya toleransi dalam pergaulan. 2. Tahap Peralihan. Penulis menjelaskan kembali kegiatan anggota kelompok dari tahap pembentukan sampai akhir pada pertemuan kedua dan menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Setelah semua anggota 41

kelompok siap, penulis menentukan pemain-pemain yang akan memainkan peran sosiodrama dan penonton serta menjelaskan tugas masing-masing pada pertemuan sosiodrama kedua. Tugas dari penonton atau anggota kelompok yang tidak memerankan sosiodrama adalah melakukan observasi selama pementasan sosiodrama yang dilakukan anggota kelompok untuk memberi tanggapan mengenai proses sosiodrama, kesesuaian alur cerita dan tugas pemain adalah memerankan sosiodrama sesuai dengan topik. 3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan sosiodrama dengan cara membagikan skenario mengenai topik sosiodrama yang akan diperankan. Topik kedua sosiodrama yang dipilih adalah Toleransi antarumat Beragama, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat bersikap dan berperilaku yang mencerminkan toleransi di lingkungan pergaulan. Siswa diharapkan dapat bertoleransi walaupun mempunyai teman yang berbeda agama. Penulis, memberikan waktu kepada pemain untuk mempelajari dan menghafalkan peran dan alur cerita agar sosiodrama dapat berjalan dengan lancar. Setelah anggota kelompok memahami isi dan perannya, maka penulis memberi melakukan tanya jawab mengenai hal yang kurang dimengerti dalam topik 42

sosiodrama yang akan diperankan. Setelah pemain paham dan siap maka penulis memberi kesempatan anggota kelompok untuk mempraktikan sosiodrama. Pada sosiodrama kedua yang berjudul Toleransi antarumat Beragama dipentaskan anggota kelompok dengan baik, tidak merasa malu dengan anggota kelompok yang lainnya dan berusaha menghayati sosiodrama yang akan dipentaskan. Tugas penulis adalah mengamati dan memberi arahan kepada anggota kelompok agar sosiodrama berjalan sesuai dengan alur cerita dan sesuai dengan tugas kelompok masing-masing. Pemain utama berhasil memainkan sosiodrama dengan baik yaitu mau mengubah sikapnya yang egois dan kurang toleransi dengan pemeluk agama lain menjadi lebih toleransi. Rasa toleransi dan kepedulian pemain utama dengan pemeluk agama lain muncul setelah temantemannya tetap mau menolongnya ketika dia mengalami musibah. Gambar di bawah ini adalah proses sosiodrama kedua yang berjudul Toleransi antarumat Beragama. Gambar 4.2 Sosiodrama ke-2 43

b. Tahap Elaborasi Setelah pementasan sosiodrama kedua selasai, anggota kelompok melakukan diskusi yang dibimbing oleh penulis mengenai apa yang telah dipraktikan dalam sosiodrama dan penonton memberi tanggapan mengenai jalannya proses sosidrama kedua serta pemeran sosiodrama yang diperankan oleh masing-masing pemain. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penonton adalah pemain sudah mulai memerankan perannya dengan baik dan tanpa rasa malu dari salah satu pemain dibandingkan dari pertemuan pertama. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa sangat bersikap bersikap toleransi dengan pemeluk agama lain, karena kita semua adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Dengan bersikap toleransi antarumat beragama dapat menciptakan lingkungan pergaulan yang rukun dan tentram. c. Tahap Konfirmasi Penulis memberikan umpan balik kepada anggota kelompok mengenai apa yang sudah dilakukan dan diperoleh dari pementasan sosiodrama serta memberikan refleksi berupa kesimpulan dan penguatan agar anggota kelompok lebih bersikap toleransi walaupun berbeda agama, suku dan kebiasaan karena dengan hidup beroleransi akan tercipta lingkungan saling menghargai dan menghormati antarpeluk agama. d. Tahap Pengakhiran. Dalam kegiatan penutup ini, penulis menginformasikan bahwa kegiatan sosiodrama akan segera usai dan menanyakan kesan-kesan yang telah didapat dan dirasakan oleh semua anggota kelompok baik dari pemain dan penonton pada 44

sosiodrama kedua. Kesan-kesan tersebut adalah menambah pengalaman, perasaan yang bangga karena bisa memerankan perannya dengan baik dan bisa memberi gambaran untuk hidup rukun tanpa membedakan agama. Selanjutnya penulis melakukan penilaian segera atau mengevaluasi kegiatan dengan membahas proses kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan sosiodrama. Hasil dari penilaian segera ini secara keseluruhan baik, karena antusiasme, partisipasi dan penghayatan anggota kelompok dalam memainkan sosiodrama berjalan dengan lancar alur cerita dan tanpa rasa malu sehingga anggota kelompok dapat memperoleh gambaran untuk hidup lebih bertoleransi dengan pemeluk agama lain. Kemudian penulis dan anggota kelompok membahas pertemuan berikutnya yang disepakati serta ucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi anggota kelompok dalam mengikuti sosiodrama. c. Treatment ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Januari 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis melakukan treatment ketiga sesuai dengan kesepakatan penulis dan kelompok eksperimen yaitu sepulang sekolah di ruang kelas IX A SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 15.00 WIB. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 1. Tahap Pembentukan. Tahap ini penulis melakukan penerimaan yang baik dan hangat dengan menanyakan kabar siswa-siswa serta berdoa untuk memulai kegiatan. Selanjutnya penulis dan anggota kelompok mengadakan kontrak waktu yang untuk melakukan 45

kegaiatan sosiodrama ketiga sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan. Kemudian penulis melakukan permainan untuk mencairkan suasana agar anggota kelompok lebih rileks untuk melakukan kegiatan ini. Penulis melakukan apersepsi mengenai saling menghargai dan menghormati kelemahan dan kelebihan yang ada di dalam diri individu agar bisa membaur di lingkungan pergaulan serta membantu anggota kelompok dalam menyiapkan diri pada kegiatan selanjutnya. 2. Tahap Peralihan. Penulis menjelaskan kembali kegiatan anggota kelompok dari tahap pembentukan sampai akhir dari pertemuan ketiga agar anggota kelompok lebih siap untuk mengikuti kegiatan selanjutnya yaitu melakukan sosiodrama dengan baik. Setelah semua anggota kelompok siap, penulis menentukan pemain yang akan memainkan peran sosiodrama dan penonton serta menjelaskan tugasnya masing-masing pada pertemuan sosiodrama ini. Tugas dari penonton atau anggota kelompok yang tidak memerankan sosiodrama adalah melakukan observasi selama pementasan sosiodrama yang dilakukan anggota kelompok dan memberi tanggapan mengenai proses sosiodrama, kesesuaian pemain dalam memerankan perannya dan alur cerita yang teelah dimainkan. 3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan sosiodrama dengan mencari informasi dan menghafal peran 46

serta alur cerita pada topik sosiodrama yang akan diperankan. Topik ketiga sosiodrama adalah Pribadi yang Unik, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa mampu mengikuti kegiatan kelompok sesuai dengan pilihannya. Penulis, memberikan waktu kepada anggota kelompok untuk membaca, mempelajari, menghafalkan peran dan alur cerita agar anggota kelompok mampu mengeksplor perannya dengan baik sesuai dengan skenario dan alur cerita. Sebelum sosiodrama dipraktikan, penulis melakuan tanya jawab mengenai hal yang kurang dimengerti pemain dalam memahami peran serta alur cerita. Setelah anggota kelompok memahami isi dan perannya, maka penulis memberi kesempatan anggota kelompok untuk mempraktikan sosiodrama. Pada sosiodrama ketiga yang berjudul Pribadi yang Unik dapat dipentaskan anggota kelompok dengan baik dan dengan penghayatan sesuai dengan peran masing-masing. Tugas penulis adalah mengamati dan memberi arahan kepada anggota kelompok agar sosiodrama berjalan sesuai dengan alur cerita dan sesuai dengan tugas kelompok masing-masing. Pemeran utama berhasil memainkan sosiodrama dengan baik yaitu mau mengubah sikapnya untuk lebih menghargai sesama teman, lebih serius dan bekerja bersama-sama dalam mengerjakan tugas kelompok serta meminta maaf kepada temannya karena pemain utama kurang menghargai pribadi baik itu kelebihan dan kelemahan dari salah satu anggota kelompok yang telah baik kepadanya. Gambar di bawah ini adalah proses sosiodrama ketiga yang berjudul Pribadi yang Unik. 47

Gambar 4.3 Sosiodrama ke-3 b. Tahap Elaborasi Setelah pementasan sosiodrama ketiga selasai, anggota kelompok melakukan diskusi yang dibimbing oleh penulis mengenai apa yang telah dipraktikan dalam sosiodrama dan penonton memberi tanggapan penghayatan serta proses pemeran sosiodrama sesuai dengan peran masing-masing. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penonton adalah pemain sudah mulai bisa memerankan perannya dengan penuh penghayatan dan semangat dalam melakukan sosiodrama walaupun dilakukan setelah pulang sekolah. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa menghargai dan menghormati pribadi teman sebaya di dalam lingkungan pergaulan itu sangat diperlukan karena dengan adanya sikap tersebut dapat menjadikan sesuatu lebih baik dari yang sebelummya yaitu bersama-sama mengerjakan tugas dengan baik dan saling memaafkan satu sama lainnya. Jika kita menghargai dan menghormati teman maka teman itu akan menghargai dan menghormati kita. 48

c. Tahap Konfirmasi Penulis memberikan umpan balik kepada anggota kelompok mengenai apa yang sudah dilakukan dan diperoleh dari pementasan sosiodrama serta memberikan refleksi berupa kesimpulan dan penguatan agar anggota kelompok dapat menghargai dan menghormati kelemahan serta kelebihan diri sendiri maupun temannya agar tidak ada kesalahpahaman dan menjadikan hidup indah. d. Tahap Pengakhiran. Dalam kegiatan penutup ini, penulis menginformasikan bahwa kegiatan sosiodrama akan segera usai dan menanyakan kesan-kesan yang telah didapat dan dirasakan oleh semua anggota kelompok baik dari pemain dan penonton pada sosiodrama ketiga. Selanjutnya penulis melakukan penilaian segera atau mengevaluasi kegiatan dengan membahas proses kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan sosiodrama. Hasil dari penilaian segera ini secara keseluruhan baik, karena antusiasme, respon dan penghayatan anggota kelompok dalam memainkan sosiodrama lebih baik dan berjalan sesuai dengan pemeran serta alur cerita. Selain itu anggota kelompok sudah mulai terbiasa dengan sosiodrama yang diperankannya sesuia dengan peranan masing-masing. Penulis dan anggota kelompok membahas pertemuan berikutnya yang disepakati serta ucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi anggota kelompok dalam mengikuti sosiodrama. 49

d. Treatment keempat dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Februari 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis melakukan treatment keempat sesuai dengan kesepakatan penulis dan kelompok eksperimen yaitu sepulang sekolah di ruang kelas IX A SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 14.00 WIB. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 1. Tahap Pembentukan. Sebelum memulai kegiatan sosiodrama pada pertemuan keempat yang dilaksanakan pada hari Rabu, 6 Februari 2013, penulis melakukan penerimaan yang baik dan hangat dengan menanyakan kabar siswa-siswa serta berdoa untuk kelancaran sosiordama ini. Selanjutnya penulis dan anggota kelompok mengadakan kontrak waktu yang untuk melakukan kegaiatan sosiodrama keempat sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan. Penulis melakukan permainan untuk melepas kepenatan pada anggota kelompok. Kemudian penulis melakukan apersepsi mengenai pentingnya rela berkorban di lingkungan pergaulan dan membantu anggota kelompok untuk lebih menyiapkan diri pada kegiatan selanjutnya. 2. Tahap Peralihan. Penulis menjelaskan kembali kegiatan anggota kelompok dari tahap pembentukan sampai akhir dari pertemuan keempat agar anggota kelompok lebih termotivasi dalam mengikuti sosiodrama yang sesuai dengan alur kegiatan dan menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti sosiodrama. Setelah semua anggota kelompok siap, penulis menentukan pemain yang akan memainkan 50

peran sosiodrama dan penonton serta menjelaskan tugas masing-masing sebagai pemain dan penonton pada pertemuan sosiodrama yang sesuai dengan skenario. 3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan sosiodrama dengan cara membagikan dan menghafal skenario mengenai topik sosiodrama yang akan diperankan. Topik keempat sosiodrama adalah Menunjukan Sikap Rela Berkorban, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa mampu menerapkan sikap rela berkorban di lingkungan pergaulan. Penulis, memberikan waktu kepada anggota kelompok untuk mempelajari, menghafalkan peran dan alur cerita agar pemain mampu mengeksplor perannya dengan baik sesuai dengan skenario dan alur cerita. Pemain dan penonton semakin antusias dan fokus menghafalkan serta stimulasi yang akan diperankan pada sosiodrama ini. Sebelum mempraktikan sosiodrama, penulis melakukan tanya jawab mengenai kesiapan dan pemahaman peran serta alur cerita kepada pemain. Setelah pemain memahami isi dan perannya, maka penulis memberi kesempatan anggota kelompok untuk mempraktikan sosiodrama. Pada sosiodrama keempat yang berjudul Menunjukan Sikap Rela Berkorban dapat dipentaskan anggota kelompok dengan baik sesuai dengan peran masing-masing. Tugas penulis adalah mengamati dan memberi arahan 51

kepada anggota kelompok agar sosiodrama berjalan sesuai dengan alur cerita dan sesuai dengan tugas kelompok masing-masing. Pemeran utama berhasil memainkan sosiodrama dengan baik yaitu selalu baik dan mau rela berkorban dengan semua orang walaupun ada salah satu temannya yang tidak peduli dengan kebaikan dan pengorbanan yang dia berikan. Dengan niat yang tulus dan kebaikannya maka bisa menyadarkan temannya yang kurang peduli menjadi lebih peduli dan minta maaf dengan pemain utama. Gambar di bawah ini adalah proses sosiodrama keempat yang berjudul Menunjukan Sikap Rela Berkorban. Gambar 4.4 Sosiodrama ke-4 b. Tahap Elaborasi Setelah pementasan sosiodrama keempat, anggota kelompok melakukan diskusi mengenai apa yang telah dipraktikan dalam sosiodrama dan penonton memberi tanggapan selama proses pementasan sosiodrama kepada pemainpemain sosiodrama. Hasil pengamatan dan tanggapan yang dilakukan oleh penonton adalah pemain sudah bisa menjiwai perannya dengan ekspresi yang 52

sesuai tanpa ada rasa malu satu sama lainnya dalam memerankan sosiodrama. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa sangat penting menerapkan sikap rela berkorban, cinta dan kasih di dalam kehidupan sehari-hari karena bisa saling berbagi satu sama lain untuk bisa membahagiakan orang-orang yang selalu dekat dengan kita. Selain itu dengan memberi kebaikan maka dapat menyadarkan sesorang yang kurang peduli menjadi lebih peduli dan sayang dengan kita. c. Tahap Konfirmasi Penulis memberikan umpan balik kepada anggota kelompok mengenai apa yang sudah dilakukan dan diperoleh dari pementasan sosiodrama serta memberikan refleksi berupa kesimpulan dan penguatan agar anggota kelompok dapat lebih mengembangkan sikap rela berkorban di lingkungan sosial yang dapat menciptakan cinta kasih dan tanpa ada pertengkaran dengan teman sebaya. d. Tahap Pengakhiran. Penulis menginformasikan bahwa kegiatan sosiodrama akan segera usai. Sebelum kegiatan sosiodrama usai, penulis menanyakan kesan-kesan yang telah didapat dan dirasakan oleh satu persatu dari anggota kelompok bahwa anggota kelompok semakin senang dan menghibur karena bisa mempraktikan sosiodrama. Selanjutnya penulis melakukan penilaian segera atau mengevaluasi kegiatan dengan membahas proses kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan sosiodrama. Hasil dari penilaian segera ini secara keseluruhan baik, karena anggota kelompok sangat antusiasme dan tidak kaku dalam memerankan sosiodrama serta semakin pandai dalam mengeksplor ekspresi dengan baik. Penulis dan anggota kelompok 53

membahas pertemuan berikutnya yang disepakati serta ucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi anggota kelompok dalam mengikuti sosiodrama. e. Treatment kelima dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Februari 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis melakukan treatment kelima sesuai dengan kesepakatan penulis dan kelompok eksperimen yaitu sepulang sekolah di taman SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 11.45 WIB. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 1. Tahap Pembentukan. Sebelum memulai kegiatan sosiodrama pada pertemuan kelima yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Februari 2013, penulis melakukan penerimaan yang baik dan hubungan penulis dengan anggota kelompok semakin akrab serta berdoa untuk kelancaran sosiordama ini. Selanjutnya penulis dan anggota kelompok mengadakan kontrak waktu yang untuk melakukan kegiatan sosiodrama kelima sesuai dengan kesepakatan. Sebelum memulai sosiodrama, penulis melakukan permainan agar anggota kelompok lebih semangat dalam kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian penulis melakukan apersepsi mengenai pentingnya saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama dan menyiapkan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. 2. Tahap Peralihan. Penulis menjelaskan kembali kegiatan anggota kelompok dari tahap pembentukan sampai akhir dari pertemuan kelima agar anggota kelompok lebih 54

antusias dalam mengikuti sosiodrama yang sesuai dengan alur kegiatan dan anggota kelompok siap untuk mengikuti sosiodrama. Setelah semua anggota kelompok siap, penulis menentukan pemain yang akan memainkan peran sosiodrama dan penonton serta menjelaskan tugas masing-masing baik dari pemain dan penonton. 3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan sosiodrama dengan cara mempelajari dan menghafal skenario mengenai topik sosiodrama yang akan diperankan. Topik kelima sosiodrama adalah Saling Membantu, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa mampu memiliki kebersamaan dan gotong royong di dalam kelompok bermain. Penulis, memberikan waktu kepada anggota kelompok untuk mempelajari, menghafalkan peran dan alur cerita agar anggota kelompok paham dengan peran yang akan dimainkan. Penulis melakukan tanya jawab kepada anggota kelompok mengenai tugas dan pemahaman isi topik pada skenario yang akan diperankan. Setelah semua anggota kelompok memahami isi sosiodrama, penulis memberi kesempatan untuk mempraktikan sosiodrama. Pada sosiodrama kelima yang berjudul Saling Membantu dapat dipentaskan pemain dengan kesesuaian dengan peran masing-masing dan alur cerita. Tugas penulis adalah mengamati dan memberi arahan kepada anggota 55

kelompok agar sosiodrama berjalan sesuai dengan alur cerita dan sesuai dengan tugas kelompok masing-masing. Pemeran utama berhasil memainkan sosiodrama dengan penuh penghayatan yaitu awalnya dia tidak mau bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok dengan berbagai alasan. Teman-temannya berusaha memakluminya, tetapi lama-kelamaan pemeran utama absen terus dari kegiatan kelompok dan berbohong. Dia ternyata main di warnet dan dan ketahuan berbohong. Kemudian teman satu kelompok bersikap tegas yaitu ingin mengeluarkannya dari kelompok. Pemeran utama tidak mau dan mengakui kesalahannya serta mau berubah untuk lebih rajin lagi dalam mengerjakan tugas kelompok. Gambar di bawah ini adalah proses sosiodrama kelima yang berjudul Saling Membantu. Gambar 4.5 Sosiodrama ke-5 b. Tahap Elaborasi Setelah pementasan sosiodrama kelima, penonton memberi tanggapan melakukan tanggapan dan diskusi mengenai apa yang telah dipraktikan dalam 56

sosiodrama. Hasil pengamatan dan tanggapan yang dilakukan oleh penonton adalah pemain sudah bagus dan berakting dengan penuh ekspresi yang sesuai dengan perannya masing-masing serta alur cerita. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa saling membantu dan tidak egois sangat penting di dalam mengerjakan tugas kelompok serta sikap berbohong itu tidak baik karena bisa menjadikan kita dijauhi oleh teman-teman. Jadi dalam sebuah kelompok perlu adanya saling melengkapi atau bertukar pikiran untuk membantu dan gotong-royang agar nilai atau hasil kerja kelompok dapat maksimal. c. Tahap Konfirmasi Penulis memberikan umpan balik kepada anggota kelompok mengenai apa yang sudah dilakukan dan diperoleh dari pementasan sosiodrama serta memberikan refleksi berupa kesimpulan dan penguatan agar anggota kelompok dapat hidup bergotong royong dan saling membantu untuk mencapai keberhasilan bersama-sama dalam suatu kegiatan kelompok karena hasil tugas kelompok ditentukan kelompok itu sendiri serta kerja sama yang baik. d. Tahap Pengakhiran. Penulis menginformasikan bahwa kegiatan sosiodrama akan segera usai. Penulis menanyakan kesan-kesan yang telah didapat dan perasaan anggota kelompok setelah melakukan sosiodrama ini bahwa mereka mendapat pengalaman untuk tidak egois terhadap teman. Selanjutnya penulis melakukan penilaian segera atau mengevaluasi kegiatan dengan membahas proses kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan sosiodrama. Hasil dari penilaian segera adalah secara keseluruhan baik, karena anggota kelompok sudah mengerti apa yang harus mereka lakukan untuk 57

dapat memerankan sosiodrama dengan baik sesuai dengan perannya masingmasing, lebih bisa mengekplor ekspresinya dengan baik dan antusias. Kemudian penulis dan anggota kelompok membahas pertemuan berikutnya yang disepakati serta ucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi anggota kelompok dalam mengikuti sosiodrama. f. Treatment keenam dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Februari 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis melakukan treatment keeman sesuai dengan kesepakatan penulis dan kelompok eksperimen yaitu sepulang sekolah di ruang kelas IX A SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 13.15 WIB. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 1. Tahap Pembentukan. Sebelum memulai kegiatan sosiodrama pada pertemuan keenam yang dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Februari 2013, penulis melakukan penerimaan dan menjalin hubungan yang baik dengan anggota kelompok serta berdoa untuk memulai kegiatan sosiodrama. Selanjutnya penulis dan anggota kelompok melakukan kontrak waktu pada kegiatan sosiodrama keenam ini. Penulis melakukan permainan dengan anggota kelompok dan melakukan apersepsi mengenai pentingnya sikap pemaaf di lingkungan pergaulan demi mempertahankan persahabatan. 58

2. Tahap Peralihan. Penulis menjelaskan kembali kegiatan anggota kelompok dari tahap pembentukan sampai akhir dari pertemuan keenam agar anggota kelompok lebih siap dan paham dengan apa yang akan dilakukan untuk mengikuti sosiodrama dengan baik. Selanjutnya penulis menentukan pemain yang akan memainkan peran sosiodrama dan penonton serta menjelaskan tugas dari pemain dan penonton. 3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk aktif dalam kegiatan sosiodrama dengan mempelajari dan menghafal skenario mengenai topik sosiodrama yang akan diperankan. Topik keenam sosiodrama adalah Pemaaf, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat menjunjung tinggi rasa persahabatan dengan teman sebaya. Penulis, memberikan waktu kepada anggota kelompok untuk mempelajari, menghafalkan peran yang sesuai dengan perannya dan alur cerita. Selanjutnya penulis melakukan tanya jawab kepada anggota kelompok mengenai hal-hal yang kurang dimengerti oleh anggpta kelompok. Setelah semua anggota kelompok memahami isi sosiodrama, penulis memberi kesempatan kepada pemain untuk mempraktikan sosiodrama. 59

Pada sosiodrama keenam yang berjudul Pemaaf dapat diperankan anggota kelompok dengan penuh antusias, bersungguh-sungguh dalam memerankan perannya sesuai dengan peran masing-masing. Tugas penulis adalah mengamati dan memberi arahan kepada anggota kelompok agar sosiodrama berjalan dengan lancar. Pemeran utama berhasil memainkan sosiodrama dengan baik yaitu bersikap kurang peduli dan tidak mau mendengar penjelasan dari temannya bahwa seseorang yang dia sayangi sudah mempunyai kekasih sehingga menjadikan hubungan pertemanannya kurang baik. Walaupun sikap pemeran utama tidak peduli dengan teman-temannya, tetapi teman-temannya berusaha baik dan selalu memberi perhatian serta nasihat dengannya. Pada akhirnya pemeran utama melihat sendiri sesorang yang dia sayangi berjalan dengan kekasihnya dan sadar akan sikapnya yang kurang baik yaitu tidak mau mendengan nasihat dan marah serta meminta maaf dengan temannya agar hubungan pertemanannya menjadi lebih baik lagi. Gambar di bawah ini adalah proses sosiodrama keenam yang berjudul Pemaaf. Gambar 4.6 Sosiodrama ke-6 60

b. Tahap Elaborasi Setelah sosiodrama keenam diperankan, penonton dan anggota kelompok melakukan diskusi dan tanggapan mengenai apa yang telah diperankan. Hasil pengamatan dan tanggapan yang dilakukan oleh penonton adalah pemain bermain sosiodrama dengan baik dan sangat bersungguh-sungguh dalam memerankan tugasnya masing-masing serta dapat memecahkan masalah dengan minta maaf demi mempertahankan persahabatan yang sudah mereka jalin. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa berusaha baik dengan saling menasihati, perhatian dan belajar memaafkan kasalahan dari orang lain itu lebih mulia dan baik untuk keutuhan kesetiakawanan atau persahabatan di dalam lingkungan pergaulan. c. Tahap Konfirmasi Pada tahap ini, penulis memberikan umpan balik dan refleksi kepada anggota kelompok mengenai apa yang sudah dilakukan dan diperoleh dari pementasan sosiodrama agar anggota kelompok bisa belajar untuk lebih peduli dengan persahabatan dan mau memaafkan kesalahan dari orang lain. Dengan memiliki sikap itu, maka hubungan persahabatan akan lebih baik dari sebelumnya. d. Tahap Pengakhiran. Sebelum mengakhiri kegiatan sosiodrama, penulis menanyakan kesankesan dan perasaan anggota kelompok mengenai apa yang dirasakan setelah melakukan sosiodrama bahwa mendapatkan perasaan yang bahagia bisa saling memaafkan dan menjalin persahabatan dengan baik. Selanjutnya penulis melakukan penilaian segera atau mengevaluasi kegiatan dengan membahas proses 61

kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan sosiodrama. Hasil dari penilaian segera adalah baik, karena anggota kelompok bisa memerankan perannya dengan antusias dan penuh ekspresi tanpa canggung, malu dan sesuai dengan alur cerita. Kemudian penulis dan anggota kelompok membahas pertemuan berikutnya dan penulis mengucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi anggota kelompok dalam mengikuti sosiodrama. g. Treatment ketujuh dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Februari 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis dan anggota kelompok melakukan treatment ketujuh yang dilakukan pada sepulang sekolah di ruang kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 11.00 WIB. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 1. Tahap Pembentukan. Sebelum memulai kegiatan sosiodrama pada pertemuan ketujuh yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Februari 2013, penulis melakukan penerimaan dan berdoa untuk memulai kegiatan sosiodrama. Hubungan penulis dan anggota kelompok semakin akrab dan dilanjutkan dengan kesepakatan waktu atau kontrak waktu untuk melakukan kegiatan ini. Selanjutnya penulis melakukan permainan dengan anggota kelompok dan melakukan apersepsi mengenai pentingnya bersikap sopan di lingkungan pergaulan. 62

2. Tahap Peralihan. Pada tahap ini, penulis menjelaskan kembali kegiatan yang akan dilakukan anggota kelompok pada pertemuan sosiodrama ketujuh agar anggota kelompok lebih siap dalam mengikuti kegiatan ini. Selanjutnya penulis menentukan pemain dan penonton serta menjelaskan tugas masing-masing agar anggota kelompok lebih paham dan siap untuk mengikuti kegiatan sesi berikutnya. 3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk aktif dalam kegiatan sosiodrama untuk mencari informasi mengenai isi sosiodrama yaitu dengan membaca dan menghafal skenario. Topik ketujuh sosiodrama adalah Bertindak dan berbicara sopan, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat menjunjung tinggi sikap sopan santun di dalam lingkungan pergaulan. Penulis, memberikan waktu kepada anggota kelompok untuk mencari informasi, menghafalkan peran yang sesuai dengan perannya masing-masing. Kemudian penulis melakukan tanya jawab kepada anggota kelompok untuk mengetahui apakah anggota kelompok sudah paham dengan peran dan alur cerita yang akan dipraktikan pada sosidrama ketujuh ini. Setelah semua anggota kelompok memahami isi sosiodrama, penulis memberi kesempatan kepada pemain untuk mempraktikan sosiodrama. 63

Pada sosiodrama ketujuh yang berjudul Bertindak dan berbicara sopan dapat diperankan pemain kesungguhan, ekspresi yang lebih bagus dan sesuai dengan perannya masing-masing. Tugas penulis adalah mengamati dan memberi arahan kepada pemain agar sosiodrama tetap berjalan dengan lancar. Pemeran utama berhasil memainkan sosiodrama dengan baik yaitu sikap pemeran utama yang kurang sopan dan kasar dengan temannya menjadikannya dijauhi oleh teman-temannya. Pada suatu hari pemeran utama mendorong temannya sampai jatuh dan dia menangis tersedu-sedu. Pameran utama sangat menyesal dan minta maaf dengan temannya tersebut serta berjanji untuk lebih sopan dan tidak kasar terhadap teman-temannya. Akhirnya hubungan mereka menjadi lebih baik dan teman-teman yang lainnya ikut senang. Gambar di bawah ini adalah proses sosiodrama ketujuh yang berjudul Bertindak dan berbicara sopan. Gambar 4.7 Sosiodrama ke-7 64

b. Tahap Elaborasi Setelah sosiodrama ketujuh diperankan, anggota kelompok melakukan diskusi yang berupa hasil pengamatan dan tanggapan mengenai apa yang telah diperankan dari penonton. Hasil pengamatan dan tanggapan yang dilakukan oleh penonton adalah pemain memainkan perannya dengan sangat baik karena seakanakan hal itu terjadi dan lebih mampu mengekspresikan perasaan dan dirinya dengan baik melalui raut wajah serta akting yang baik. Selanjutnya hasil dari diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa sangat penting bertindak dan berbicara sopan di dalam lingkungan pergaulan karena bisa mempertahankan hubungan persahabatan dan tidak menyakit hati temannya dengan perkataan dan perbuatan yang kurang sopan. c. Tahap Konfirmasi Pada tahap ini, penulis memberikan umpan balik dan refleksi kepada anggota kelompok mengenai sosiodrama ketujuh agar anggota kelompok bisa menerapkan sikap yang sopan di lingkungan pergaulan serta tidak berbuat kasar dengan temannya sendiri. Dengan berbuat atau bersikap baik maka akan disenangi teman-temannya dan tidak menyakiti hati temannya sendiri. d. Tahap Pengakhiran. Penulis menanyakan kesan-kesan dan perasaan anggota kelompok mengenai apa yang telah dirasakan setelah melakukan sosiodrama bahwa bisa memahami pentingnya sikap sopan santun di dalam lingkungan pergaulan. Selanjutnya penulis melakukan penilaian segera atau mengevaluasi kegiatan dengan membahas proses kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan sosiodrama. Hasil 65

dari penilaian segera adalah baik, karena anggota kelompok sangat antusias dalam memerankan perannya dengan penuh penghayatan, lebih antusias dan lebih leluasa mengekspresikan perasaan serta wajah yang sesuai dengan apa yang mereka perankan. Kemudian penulis dan anggota kelompok membahas pertemuan berikutnya dan penulis mengucapan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi anggota kelompok dalam mengikuti sosiodrama. h. Treatment kedelapan dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Maret 2013 di SMP Negeri 7 Salatiga. Penulis dan anggota kelompok melakukan treatment kedelapan yang dilakukan pada sepulang sekolah di ruang kelas IX A SMP Negeri 7 Salatiga pada pukul 10.45 WIB. Dalam melaksanakan layanan sosiorama, langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu : 1. Tahap Pembentukan. Sebelum memulai kegiatan sosiodrama pada pertemuan kedelapan yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Maret 2013, penulis melakukan penerimaan dengan baik kepada anggota kelompok dan berdoa untuk memulai kegiatan sosiodrama. Kemudian penulis dan anggota kelompok melakukan kontrak waktu dan melakukan permainan dengan anggota kelompok untuk mencairkan suasana serta dan melakukan apersepsi mengenai pentingnya menjaga kelestarian atau kebersihan lingkungan. 66

2. Tahap Peralihan. Pada tahap ini, penulis menjelaskan kembali kegiatan yang akan dilakukan anggota kelompok pada pertemuan sosiodrama kedelapan, menentukan pemain dan penonton serta menjelaskan tugas masing-masing agar anggota kelompok lebih siap dalam mengikuti kegiatan berikutnya. 3. Tahap Kegiatan. Tahap ini, terdiri dari tiga jenis kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kegiatan : a. Tahap Eksplorasi. Penulis mengajak anggota kelompok untuk aktif mencari informasi mengenai isi sosiodrama yaitu dengan menghafal isi, peran dan alur cerita di dalam skenario kedelapan. Topik kedelapan sosiodrama adalah Melestarikan lingkungan hidup, tujuan yang ingin dicapai adalah siswa mampu menjaga lingkungan yang bersih terhindar dari berbagai penyakit Selanjutnya penulis, memberikan waktu kepada anggota kelompok untuk mencari mendalami isi topik pada skenario serta peran yang akan diperankan dan melakukan tanya jawab kepada anggota kelompok mengenai isi topik pada skenario dan peran serta alur cerita. Setelah pemain siap, maka penulis memberi kesempatan kepada pemain untuk mempraktikan sosiodrama. Pada sosiodrama kedelapan yang berjudul Melestarikan lingkungan hidup dapat diperankan pemain dengan baik dan sesuai dengan perannya masingmasing. Tugas penulis adalah mengamati dan memberi arahan kepada anggota kelompok agar pemain memainkan perannya sesuai dengan alur cerita. Pemeran 67

utama berhasil memainkan sosiodrama dengan baik yaitu pada awalnya pemeran utama tidak mau menjaga kebersihan dengan baik dan selalu membuang sampat di sembarang tempat serta tidak mau mengerjakan piket bersama-sama. Temantemannya sudah menasihati pemeran utama, tetapi dia marah-marah dan tidak didengarkannya. Akhirnya pemeran utama sakit karena digigit nyamuk demam berdarah dan menyesali perbuatannya yang kurang menjaga kelestarian serta tidak menjaga kebersihan dengan baik. Setelah masuk sekolah pemeran utama minta maaf kepada teman-temannya dan ingin lebih menjaga lingkungan dengan baik. Gambar di bawah ini adalah proses sosiodrama kedelapan yang berjudul Melestarikan lingkungan hidup. Gambar 4.8 Sosiodrama ke-8 b. Tahap Elaborasi Setelah pementasan sosiodrama selesai, anggota kelompok melakukan diskusi yang berupa hasil pengamatan dan tanggapan mengenai apa yang telah diperankan. Hasil pengamatan dan tanggapan yang dilakukan oleh penonton 68