BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU

OBSERVER UNTUK SISTEM KONTROL LINIER KONTINU

KETEROBSERVASIAN SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK DARI SISTEM LINIER DISKRIT

REALISASI UNTUK SISTEM DESKRIPTOR LINIER INVARIANT WAKTU

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

PEMODELAN STATE SPACE

REALISASI POSITIF STABIL ASIMTOTIK SISTEM LINIER DISKRIT DENGAN POLE KONJUGAT KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. himpunan vektor riil dengan n komponen. Didefinisikan R + := {x R x 0}

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

REALISASI SISTEM LINIER INVARIANT WAKTU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

Pemodelan Matematika dan Kontrol

SISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN. Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Model Linear Kuadratik untuk Sistem Deskriptor Berindeks Satu dengan Factor Discount dan Output Feedback

KETEROBSERVASIAN SISTEM LINIER DISKRIT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN

SISTEM KONTROL LINIER

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

BAB II LANDASAN TEORI

SUATU KRITERIA STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU REGULAR

ANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PERSAMAAN ALJABAR RICCATI DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH KENDALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penempatan Nilai Eigen Finite dengan State Feedback pada Sistem Singular LTI

Kalkulus Variasi. Pendahuluan, Model Matematika, Keterkontrolan. Toni Bakhtiar. Departemen Matematika IPB. Februari 2014

EKSISTENSI PENGENDALI SUBOPTIMAL. Widowati Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Persamaan Diferensial Biasa

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dari suatu sistem. Dalam aplikasinya, suatu sistem kontrol memiliki tujuan

Analisis Reduksi Model pada Sistem Linier Waktu Diskrit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

Fungsi Alih & Aljabar Diagram Blok. Dasar Sistem Kendali 1

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

TE Sistem Linier. Sistem Waktu Kontinu

SISTEM DINAMIK KONTINU LINEAR. Oleh: 1. Meirdania Fitri T 2. Siti Khairun Nisa 3. Grahani Ayu Deca F. 4. Fira Fitriah 5.

State Space(ruang keadaan)

Model Matematika dari Sistem Dinamis

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Fungsi Diferensial Riccati Pada Sistem Dinamik Dua Kendali Waktu Berhingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI

TRANSFORMASI LAPLACE

Invers Transformasi Laplace

BAB 3 SISTEM DINAMIK ORDE SATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem dinamik adalah sistem yang berubah dari waktu ke waktu (Farlow,et al.,

Parameterisasi Pengontrol yang Menstabilkan Melalui Pendekatan Faktorisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih khusus, dalam skripsi ini persamaan differensial tundaan yang dipelajari mempunyai bentuk umum sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

BAB III MATRIKS HERMITIAN. dan konsep-konsep lainnya yang berkaitan dengan matriks Hermitian. Matriks

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MAKALAH ALJABAR LINIER

BAB 2 LANDASAN TEORI

5/12/2014. Plant PLANT

MATRIKS BENTUK KANONIK RASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN PEMBAGI ELEMENTER INTISARI

SISTEM KENDALI OTOMATIS Analisa Respon Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

Ruang Baris, Ruang Kolom, dan Ruang Null (Kernel)

Sistem Kendali dengan Format Vektor - Matriks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif

Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) ALJABAR LINEAR ELEMENTER

II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 1 [Sistem Persamaan Diferensial Linear (SPDL)]

Masalah Peredaman Gangguan (Disturbance Attenuation Problem) Untuk Sistem Linear Time Invariant Lingkar Terbuka Dengan Pendekatan Permainan Dinamis

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PELACAKAN KELUARAN PADA SISTEM KONTROL TAK LINEAR YANG DIPERLUAS BERFASE NON-MINIMUM. Firman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sudah lama ada dan berkembang sangat pesat di setiap zaman. Perkembangan ilmu matematika tidak lepas dari ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini dikarenakan matematika sering diterapkan pada bidang-bidang ilmu pengetahuan yang lain. Salah satu penerapan matematika yaitu, teori sistem dan teori kendali, khususnya pada model state space. Model state dikembangkan pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, memiliki keuntungan tidak hanya menyediakan metode yang efisien untuk analisis sistem kontrol tetapi juga memberikan pemahaman tentang berbagai sifat sistem. Untuk mendapatkan model state space diperlukan beberapa pendekatan variabel seperti kecepatan, suhu, percepatan atau yang lainnya untuk mengkarakteristik sistem. Kemudian, dari variabel-variabel tersebut dibentuk persamaan model matematika. Persamaan-persamaan yang dibentuk biasanya merupakan persamaan diferensial atau yang disebut dengan persamaan sistem state space. Adanya persamaan aljabar dalam persamaan sistem state space yang mengakibatkan persamaan sistem state space tidak dapat dinyatakan dalam persamaan sistem state space biasa dan hanya dapat dinyatakan dalam suatu persamaan sistem state space yang disebut dengan persamaan sistem deskriptor. Dengan mendefinisikan vektor state x(t) dan vektor input u(t) diperoleh persamaan yang mempunyai bentuk umum sebagai berikut. f (ẋ(t), x(t), u(t), t) = 0 (1.1) yang disebut dengan persamaan state. Kemudian, dengan mendefinisikan vektor state x(t) dan vektor output y(t) diperoleh persamaan yang mempunyai bentuk 1

2 umum sebagai berikut. g (x(t), u(t), y(t), t) = 0 (1.2) yang disebut dengan persamaan output. Fungsi f dan g pada persamaan (1.1) dan (1.2) merupakan fungsi vektor dari ẋ(t), x(t), u(t), y(t), dan t. Berdasarkan persamaan (1.1) dan (1.2) diperoleh E(t)ẋ(t) = H (x(t), u(t), t) y(t) = J (x(t), u(t), t) (1.3) dengan t t 0, H dan J merupakan fungsi vektor, x(t) R n, u(t) R r, dan y(t) R m yang masing-masing merupakan vektor state, vektor input, dan vektor output. Matriks E(t) R n n adalah matriks singular untuk t t 0. Jika H dan J pada persamaan (1.3) merupakan fungsi linear dari x(t) dan u(t) maka persamaan sistem (1.3) menjadi E(t)ẋ(t) = A(t)x(t) + B(t)u(t) y(t) = C(t)x(t) + D(t)u(t) (1.4) dengan E(t), A(t) R n n, B(t) R n r, C(t) R m n, dan D(t) R m r yang merupakan matriks koefisien dari sistem (1.4). Persamaan (1.4) disebut dengan persamaan sistem deskriptor linear. Salah satu yang dibahas dalam sistem deskriptor linear adalah state observer. State observer adalah sistem dinamik yang dibangun oleh output secara asimtotik yang mendekati state sistem yang diberikan. State observer dari sistem deskriptor linear bertujuan untuk menentukan matriks koefisien yang terlibat dalam sistem yang dibangun secara asimtotik sedemikian hingga output dari sistem yang dibangun mendekati vektor state dari sistem deskriptor linear yang diberikan. State observer berkaitan erat dengan konsep keterobservasian. Oleh karena itu, untuk mencari state observer dari sistem deskriptor linear dibutuhkan state feedback. State feedback ini memungkinkan untuk menempatkan struktur eigen dari sistem sedemikian hingga sistem closed loop. Dalam prakteknya, state feedback

3 tidak tersedia langsung, yang ada hanya input kontrol u(t) dan output y(t), sehingga state feedback tidak dapat direalisasikan secara langsung. Ada beberapa pendekatan untuk mengatasi masalah ini, salah satunya yaitu dengan cara memperkirakan secara asimtotik vektor state x(t) dari input kontrol u(t) dan output y(t). Kemudian dengan mengestimasi state x(t) untuk membentuk state feedback terkendali. Beberapa uraian yang telah disampaikan yang melatarbelakangi penulisan skripsi mengenai state observer dari sistem deskriptor linear. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang dirumuskan dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimana menentukan solusi umum dari sistem deksriptor linear. 2. Bagaimana menentukan keterobservasian dari sistem deskriptor linear. 3. Bagaimana menentukan state observer dari sistem deskriptor linear. 1.3. Tujuan dan Manfaat Selain bertujuan untuk memenuhi syarat kelulusan program Stara-1 (S1) Program Studi Matematika Universitas Gadjah Mada (UGM), penyusunan skripsi ini juga bertujuan untuk mencari solusi dari sistem deskriptor linear, menentukan apakah sistem deskriptor linear mempunyai sifat keterobservasian, dan menentukan state observer yang terlibat dalam sistem deskriptor linear. Di samping itu, skripsi ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada pembaca mengenai sistem deskriptor linear, khususnya tentang keterobservasian dan state observer. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengembangkan matematika, khususnya sistem deskriptor linear.

4 1.4. Tinjauan Pustaka Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mengacu pada buku karya (Duan,2009) yang membahas tentang desain observer pada sistem deskriptor linear. Teori yang berkaitan dengan desain observer yaitu state observer, keterobservasian, regularitas, nilai eigen dan vektor eigen dari sistem deskriptor linear(duan, 2009), fungsi delta (Duan, 2009) (Gil fand dan Shilov, 1964), dan matriks polinomial coprime (Duan,1996). Dalam pembahasan skripsi ini terdapat beberapa dasar teori yang berkaitan seperti transformasi Laplace (Ross, 1984), rank matriks, matriks nilpoten, eigen vektor dan nilai eigen (Anton dan Rorres, 2000) dan (Hartfiel, 2000). Kemudian, dijelaskan pula sifat-sifat sistem linear, khususnya keterobservasian (Olsder, 1998) dan state observer (Chen,1999). Diberikan juga beberapa contoh dari (Duan,1992), (Duan,1995), dan (Dai,1989). 1.5. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah studi literatur. Pertama, penulis mempelajari referensi tentang state observer pada buku karya (Duan,1992). Kemudian, mempelajari tentang konsep state observer dari sistem deskriptor linear. Setelah itu, mempelajari tahapan-tahapan mencari state observer, yaitu regularitas, slow dan fast subsistem yang akan digunakan untuk menentukan keterobservasian dari sistem deskriptor linear. Selanjutnya, mempelajari tentang matriks polinomial coprime dari sistem deskriptor linear yang akan digunakan juga untuk mencari state observer. Selain yang disebutkan di atas, penulis juga melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi pada setiap perkembangan penulisan skripsi ini. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut. BAB I. PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan, man-

5 faat, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. DASAR TEORI Pada bab ini membahas tentang beberapa definisi dan teorema yang menjadi dasar pembahasan dalam desain observer pada sistem deskriptor linear BAB III. SISTEM DESKRIPTOR LINEAR Bab ini menjelaskan tentang, regularitas, slow dan fast subsistem, keterobservasian, dan matriks polinomial coprime sistem deskriptor linear. BAB IV. DISAIN OBSERVER PADA SISTEM DESKRIPTOR LINEAR Bab ini menjelaskan tentang state observer, desain state observer, dan algoritma untuk mencari state observer pada sistem deskriptor linear. Diberikan pula contoh kasus untuk mencari state observer. BAB V. KESIMPULAN Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan state observer sistem deskriptor linear dan disertakan juga saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian lebih lanjut.