BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Indah Nursuprianah, Darsono

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP

ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

Eviani Damastuti-Penerapan Strategi KWL untuk..

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

Metode Regresi Linier

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

III. METODE PENELITIAN

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

III METODE PENELITIAN

B a b 1 I s y a r a t

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORI

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

Transkripsi:

A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana prosedur peneliian iu akan dilaksanakan, arinya cara bagaimana memperoleh daa empiris unuk menjawab peranyaan peneliian. 1 Ada beberapa isilah aau baasan yang berkaian dengan meode peneliian, yaiu: empa peneliian, populasi peneliian, jumlah subjek yang diperlukan unuk peneliian dan eknik pemilihan subjek. A. Tempa Peneliian aasan perama yang selalu muncul dalam kaiannya dengan masalah peneliian adalah empa peneliian. Yang dimaksud dengan empa peneliian adalah empa di mana proses sudi yang digunakan unuk memperoleh pemecahan masalah peneliian berlangsung. 3 Dalam peneliian ini, empa yang digunakan sebagai lokasi peneliian adalah Madrasah Aliyah Fuuhiyyah- epanya di Jalan Suburan Tengah, Mranggen Demak.. Subjek Peneliian Subjek peneliian adalah benda, hal aau orang di mana empa variabel peneliian meleka. 4 Keseluruhan subjek peneliian disebu juga sebagai populasi peneliian. 5 Dalam peneliian ini idak ada pemilihan subjek dari kelompok individu yang lebih besar karena semua individu dalam kelompok ersebu 1 ana Sudjana dan Ibrahim, Peneliian dan Penilaian Pendidikan, (andung: Sinar aru Offse, 1989), hlm. 6. Sukardi, Meodologi Peneliian Pendidikan, (Jakara: umi Aksara, 003), hlm. 5. 3 Ibid., hlm. 53. 4 Suharsimi Arikuno, Manajemen Peneliian, (Jakara: Rineka Cipa, 003), hlm. 130. 5 Suharsimi Arikuno, Prosedur Peneliian Suau Pendekaan Prakik, (Jakara: Rineka Cipa, 1998), hlm. 115. 48

49 dilibakan secara langsung. Oleh karena iu, peneliian ini menggunakan eknik sampling ersedia (availabiliy sampling), yaiu memanfaakan subjek yang ersedia. 6 Jadi, subjek aau populasi dalam peneliian ini adalah seluruh siswa kelas 1 yang mengikui es maa pelajaran Aqidah Akhlak pada semeser II di MA Fuuhiyyah- ahun 004/005. C. Objek aau Fokus Peneliian Objek peneliian aau apa saja yang menjadi opik perhaian suau peneliian disebu juga sebagai variabel peneliian. 7 Menuru oeng Muhadjir, "Variabel Peneliian adalah sauan erkecil objek peneliian". 8 Objek aau fokus dalam peneliian ini adalah es maa pelajaran Aqidah Akhlak kelas I semeser genap di MA Fuuhiyyah- Mranggen Demak ahun ajaran 004/005. Hal-hal yang perlu dijelaskan berkaian dengan objek aau fokus dalam peneliian ini adalah sebagai beriku: 1. Tes Maa Pelajaran Aqidah Akhlak Tes maa pelajaran Aqidah Akhlak kelas I semeser II ahun ajaran 004/005 di MA Fuuhiyyah- Mranggen Demak, erdiri dari 55 buir soal. Jenis soal yang digunakan pada semeser ini, adalah soal benuk objekif dan soal benuk subjekif. Unuk soal objekif berbenuk MCI (Muliple Choice Iem), jumlahnya 50 buir soal, sedangkan soal subjekif berjumlah 5 buir soal. amun, yang menjadi fokus dalam peneliian ini, adalah soal objekif yang berjumlah 50 buir soal. Adapun soal es Aqidah Akhlak ersebu dapa diliha pada lampiran. 6 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Meodologi Peneliian Kuaniaif dalam Pendidikan, (Jakara: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 135. 7 Suharsimi Arikuno, op.ci., hlm. 99. 8 oeng Muhadjir, Meodologi Peneliian Kualiaif, (Yogyakara: Rake Sarasin, 1998), ce. 8., hlm. 1.

50. Penyusun Tes Aqidah Akhlak Tes Aqidah Akhlak yang diselenggarakan di MA Fuuhiyyah- Mranggen Demak, disusun oleh Tim MGMP (Musyawarah Guru Maa Pelajaran) koa Demak. Susunan ini hanya diujikan unuk koa Demak. 3. Pesera Tes (esee) Pesera es adalah seluruh siswa yang mengikui maa pelajaran Aqidah Akhlak kelas I semeser II ahun 004/005 yang berjumlah 177 siswa. 4. Waku dan Tempa. Tes maa pelajaran aqidah akhlak dilaksanakan pada hari sabu anggal 11 juni 005 di MA Fuuhiyyah- Mranggen Demak ahun ajaran 004/005. 5. Skoring Hasil Tes Pemberian skor erhadap hasil es benuk objekif pada maa pelajaran akidah akhlak kelas 1 semeser II ahun 005, yaiu unuk es objekif yang dijawab benar oleh siswa akan diberi skor 1 (sau), sedangkan iem es yang dijawab salah oleh siswa akan diberi skor 0 (nol) D. Teknik Pengumpulan Daa Daa adalah bahan informasi unuk proses berpikir gamblang (eksplisi). 9 Unuk memperoleh daa dalam suau peneliian, diperlukan adanya eknik pengumpulan daa. Teknik pengumpulan daa adalah cara yang digunakan unuk mengumpulkan daa enang hal-hal yang dielii. 10 Dalam proses memperoleh daa yang diperlukan dalam peneliian ini, penelii menggunakan sau meode yaiu meode dokumenasi. Meode dokumenasi yaiu cara mengumpulkan daa melalui peninggalan erulis seperi arsip-arsip dan juga buku-buku enang pendapa, 9 Margono, Meodologi Peneliian Pendidikan, (Jakara: Rineka Cipa, 000), hlm.. 10 Suharsimi Arikuno, Penilaian Program Pendidikan, (Jakara: ina Aksara, 1988), hlm. 77.

51 eori, dalil aau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah peneliian. 11 Meode ini digunakan unuk mendapakan daa yang berupa arsip lembar soal dan lembar jawaban siswa pada es aqidah akhlak kelas I semeser II di MA Fuuhiyyah- Mranggen Demak ahun 004/005. E. Teknik Analisis Daa Unuk mengolah daa menah yang elah penelii peroleh dari empa peneliian, maka penelii menganalisanya dengan eknik deskripif kuaniaif. Adapun ahapan-ahapan dalam pengolahan dan penganalisaannya adalah sebagai beriku: 1. Analisis Validias Iem Tes Pada dasarnya analisis validias iem es ini digunakan unuk menunjukkan seberapa besar peran yang diberikan oleh buir soal es dalam mencapai keseluruhan skor oal. Adapun langkah-langkah unuk mencari validias iem es adalah: 1 a. Menyiapkan abel perhiungan dalam rangka analisis validias iem. b. Mencari mean dari skor oal (M), menggunakan rumus: X M = c. Mencari deviasi sandar oal (SD ) dengan rumus: X = X SD d. Mencari (menghiung) skor raa-raa dari esee yang menjawab beul erhadap iem yang dicari validiasnya dengan rumus: Jumlah skor oal esee yang jawab benar M p = Jumlah esee yang menjawab benar e. Mencari (menghiung) koefisien korelasi poin biserial (r pbi ) aau koefisien validiias iem, dengan rumus: 11 Margono, op.ci., hlm. 181. 1 Anas Sudjono, Penganar Evaluasi Pendidikan, (Jakara: Raja Grafindo Persada, 003), hlm. 187-189.

5 M p M p rpbi = SD q di mana: r pbi = koefisien korelasi poin biserial M p = reraa skor esee yang menjawab beul erhadap iem yang dicari validiasnya. M = reraa skor oal. SD = sandar deviasi dari skor oal. P = proporsi esee yang menjawab beul. anyaknya esee yang jawab benar P = Jumlah seluruh esee q = proporsi esee yang menjawab salah (q = 1 p) Dalam pemberian inerpreasi erhadap nilai r pbi ini, digunakan deraja kebebasan (db) sebesar (-nr) 13, yaiu 177- = 175. dengan memeriksa abel nilai "r" produc momen ernyaa bahwa db yang erdeka dengan db 175 adalah db sebesar 00. unuk db sebesar 00 diperoleh harga r abel (r ) sebagai beriku: Pada araf signifikasi 5 %, r = 0,138. Pada araf signifikasi 1 %, r = 0,181. Apabila nilai r pbi lebih besar dari nilai abel (r ), maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, arinya buir soal es ersebu dinyaakan valid. Sebaliknya, apabila nilai r pbi lebih kecil dari nilai abel (r ) unuk araf signifikasi 5 %, maka hasil yang diperoleh adalah non signifikan. Arinya buir soal es dinyaakan invalid.. Analisis Reliabilias Tes Analisis reliabilias es ini digunakan unuk menenukan seberapa besar daya keajegan mengukur aau reliabilias dari suau es hasil belajar. Unuk menghiung reliabilias es, digunakan rumus k-r 0. Perhiungan 13 Ibid., hlm. 190.

53 reliabilias es dengan rumus k-r 0, hasilnya lebih elii karena menganalisis langsung erhadap buir-buir iem es yang bersangkuan. Adapun langkah-langkah unuk mencari reliabilias es dengan rumus k-r 0 adalah sebagai beriku: 14 a. Membua abel perhiungan dalam rangka analisis reliabilias es. b. Menghiung proporsi esee yang menjawab benar (pi) dan proporsi esee yang menjawab salah (qi) pada masing-masing buir dalam abel analisis es. c. Mengalikan pi dengan qi d. Mencari varian oal (sandar deviasi kuadra), dengan rumus: X X S = e. Menghiung reliabilias es, dengan rumus k-r 0 n S pi. qi r = 11 n 1 S keerangan: r 11 = koefisien reliabilias es. = banyaknya buir iem. 1 = bilangan konsan S pi qi pi.qi = varian oal = proporsi esee yang menjawab benar. anyaknya esee yang benar pi = jumlah seluruh esee = proporsi esee yang menjawab salah (qi = 1 pi) = Jumlah dari hasil perkalian anara pi dan qi selanjunya, cara memberikan penafsiran (inerpresi) erhadap angka korelasi koefisien (r) adalah sebagai beriku: 15 14 Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakara: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 69. 15 Slameo, Evaluasi Pendidikan, (Jakara: umi Aksara, 001), hlm. 15.

54 Inerval 0,00-0,0 0,0-0,40 0,40-0,60 0,60-0,80 0,80-1,00 Inrepreasi Sanga rendah Rendah Sedang (cukup) Tinggi Sanga inggi 3. Analisis Tingka Kesukaran Iem Tes Analisis ingka kesukaran iem es digunakan unuk mengukur seberapa besar ingka kesukaran suau buir soal yang diunjukkan dengan proporsi siswa yang menjawab benar erhadap buir soal ersebu. Dengan kegiaan analisis ini, dapa dikeahui buir soal yang erlalu suli, mudah (cukup), dan erlalu mudah. Adapun langkah-langkah unuk mencari ingka kesukaran iem es adalah: a. Menghimpun es yang dikerjakan oleh siswa. b. Menskor es yang dikerjakan siswa dengan kunci jawaban yang dienukan. c. Menghiung jumlah jawaban beul unuk seiap buir soal. d. Menghiung indeks kesukaran unuk seiap buir soal, dengan rumus: 16 P P = keerangan: P = proporsi angka indeks kesukaran buir p = banyaknya esee yang dapa menjawab beul = jumlah siswa yang mengikui es hasil belajar. Selanjunya, cara memberikan inerpreasi (penafsiran) erhadap angka kesukaran buir soal adalah sebagai beriku: 17 esarnya P Kurang dari 0,30 0,30-0,70 lebih dari 0,70 Inerpreasi Terlalu sukar Cukup (sedang) Terlalu Mudah 16 Anas Sudjono, op.ci., hlm. 37. 17 Ibid.

55 4. Analisis Daya Pembeda Iem Tes Analisis daya pembeda iem es menunjukkan adanya kemampuan suau iem es unuk membedakan anara esee yang berkemampuan inggi (pandai) dengan esee yang berkemampuan rendah (bodoh). Arinya, apabila buir soal iu diberikan kepada anak yang berkemampuan inggi, hasilnya dapa menunjukkan presasi yang inggi, sebaliknya apabila diberikan kepada siswa yang berkemampuan rendah, maka hasilnya juga rendah. Langkah-langkah unuk menghiung daya pembeda iem es adalah sebagai beriku: a. Seelah lembar soal dikoreksi, selanjunya membagi esee menjadi kelompok yaiu kelompok aas (esee yang memiliki skor rendah) dan kelompok bawah (esee yang memiliki skor rendah). b. Skor unuk esee kelompok aas dijumlahkan sendiri, demikian pula unuk esee kelompok bawah c. Mencari A,,J A,J, kemudian menghiung daya pembeda unuk seiap buir soal, dengan rumus: 18 Dimana : D = angka indeks diskriminasi iem A J A J P A P D = J A A J = P A P = banyaknya esee kelompok aas yang menjawab beul erhadap buir iem yang bersangkuan = banyaknya esee kelompok bawah yang menjawab beul erhadap buir iem yang bersangkuan. = jumlah esee kelompok aas = jumlah esee kelompok bawah = proporsi esee kelompok aas yang menjawab benar = Proporsi esee kelompok bawah yang menjawab benar. 18 Suharsimi Arikuno, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakara : umi Aksara, 001), hlm. 13-14

56 Selanjunya, cara memberikan penafsiran (inerpreasi) erhadap indeks daya pembeda iem es, adalah sebagai beriku : 19 Indeks daya pembeda (D) eranda negaif (-) 0,00-0,0 0,0-0,40 0,40-0,70 0,70-1,00 Inerpreasi Jelek sekali Lemah (kurang baik) Cukup aik aik sekali 5. Analisis Efekif Fungsi disrakor Analisis fungsi disrakor digunakan unuk mengeahui sejauh mana seiap opion aau alernaif jawaban yang salah (disrakor) yang dipasang pada seiap iem es dapa menjalankan fungsinya dengan baik, arinya opion ersebu memiliki daya arik aau daya rangsang unuk dipilih oleh esee (eruama esee dari kelompok bawah) sebagai jawaban yang benar. Cara menghiung efekifias fungsi disrakor menggunakan rumus: 0 anyaknya esee yang memilih Fungsi Disrakor = jumlah pesera es (esee) opion x100% Selanjunya, cara unuk memberikan inerpresi (penafsiran) erhadap efekifias fungsi disrakor adalah sebagai beriku : 1 - Disrakor dapa berfungsi baik, apabila dipilih oleh sekurang-kurangnya 5% dari seluruh pesera es. - Disrakor idak dapa berfungsi baik, apabila dipilih oleh kurang dari 5% dari seluruh pesera es. 19 Ibid., hlm. 18. 0 Ans Sudjono, op.ci., hlm. 411. 1 Ibid.