ALTERNATIF MENENTUKAN FPB DAN KPK

dokumen-dokumen yang mirip
Pemfaktoran prima (2)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN METODE EBIK

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

2. Pengurangan pada Bilangan Bulat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

MAKALAH KRIPTOGRAFI CHINESE REMAINDER

SISTEM BILANGAN BULAT

Rizkun As Syirazi, Thresye, Nurul Huda Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat

1. Variabel, Konstanta, dan Faktor Variabel Konstanta Faktor

FUNGSI-FUNGSI PADA TEORI BILANGAN DAN APLIKASINYA PADA PERHITUNGAN KALENDER. Sangadji *

BAB V BILANGAN BULAT

BILANGAN CACAH. b. Langkah 1: Jumlahkan angka satuan (4 + 1 = 5). tulis 5. Langkah 2: Jumlahkan angka puluhan (3 + 5 = 8), tulis 8.

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bilangan Prima dan Teorema Fundamental Aritmatika

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

Pengantar Teori Bilangan

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEBI

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEBI.

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Yurnalis 1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia.

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

Contoh Bilangan Prima : {2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, }

Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD:

Bahan Ajar untuk Guru Kelas 6 Oleh Sufyani P

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

Teori Bilangan (Number Theory)

Sistem Bilangan Kompleks (Bagian Pertama)

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

Sumber: Kamus Visual, 2004

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

BAHAN AJAR MATEMATIKA KELAS 5 SEMESTER I

Bab. KPK dan FPB. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

PENERAPAN AKSIOMA KETERBAGIAN DALAM PEMBELAJARAN KONSEP AKAR PANGKAT DUA DI KELAS VII SMP Oleh : Andi Syamsuddin*

FAKTORISASI POLINOMIAL ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, November Penulis

Diktat Kuliah. Oleh:

KISI-KISI SOAL OLIMPIADE MATEMATIA VEKTOR NASIONAL (OMVN) 2015 HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

Pengantar Teori Bilangan

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

A. Pengertian dan Notasi Himpunan 1. Pengertian Himpunan Istilah kelompok, kumpulan, kelas, maupun gugus dalam matematika dikenal sebagai istilah

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

BAB 6 RING (GELANGGANG) BAHAN AJAR STRUKTUR ALJABAR, BY FADLI

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. Dosen Pengampu: Rina Agustina, M.Pd. NIDN

Materi Pembinaan Olimpiade SMA I MAGELANG TEORI BILANGAN

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Pertemuan 4 Pengantar Teori Bilangan

Materi 2: Operasi Terhadap Himpunan

BAB VI BILANGAN REAL

A. UNSUR - UNSUR ALJABAR

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

ALJABAR ABSTRAK ( TEORI GRUP DAN TEORI RING ) Dr. Adi Setiawan, M. Sc

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

HUBUNGAN BILANGAN SEMPURNA DAN BILANGAN PRIMA FIBONACCI ABSTRACT

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

SILABUS. KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN Bilangan Bulat dan Pecahan. pecahan Menyatakan bilangan dalam bentuk

SELAMAT DATANG!!! SELAMAT BELAJAR!!!!

Disajikan pada Pelatihan TOT untuk guru-guru SMA di Kabupaten Bantul

TEORI BILANGAN (3 SKS)

Kata Pengantar Faktor dan Kelipatan

2 PECAHAN. Kata-Kata Kunci: jenis pecahan pengurangan pecahan bentuk pecahan perkalian pecahan penjumlahan pecahan pembagian pecahan

C. Indikator Menerapkan tindakan disiplin dari pengalaman belajar dan bekerja dengan matematika dalam

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3

STRUKTUR ALJABAR: RING

Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

Transkripsi:

ALTERNATIF MENENTUKAN FPB DAN KPK Welly Desriyati 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 3 1 Mahasiswa Program Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau wellydesriyati@gmail.com 2,3 Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru 28293 ABSTRAK Dalam artikel ini penulis memperkenalkan suatu metode mencari Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari dua buah bilangan untuk siswa tingkat SMP, yang kemudian diperluaskan menentukan FPB tersebut dengan menggunakan algoritma Euclide. Penentuan KPK dan FPB dari lebih dua bilangan juga akan dibahas. Kata kunci: Algoritma Euclide, FPB, KPK 1. PENDAHULUAN Aljabar adalah cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai generalisasi dari bidang aritmetika. Dari setiap cabang aljabar muncullah teorema-teorema yang berkaitan dengan pokok pembahasan aljabarnya. Salah satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan akan sangat membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada materi FPB dan KPK yang merupakan materi yang diajarkan dari tingkat SD sampai SMP dan akan digunakan pada tingkat selanjutnya. Konsep faktor, kelipatan, FPB dan KPK di jenjang SD dan SMP sering kali disajikan sangat mendasar, namun tidak secara utuh. Sebagai contoh untuk menentukan FPB dan KPK cenderung menggunakan salah satu cara yaitu konsep pohon faktor (faktorisasi prima) dan tabel, sementara munculnya konsep ini tidak dikaji sehingga metode untuk menentukan FPB dan KPK hanya mengikuti cara-cara yang lazim yang ada di buku teks. Cukup banyak alternatif yang dapat disajikan dari FPB dan KPK. Pada umumnya cara yang sudah ada di beberapa buku-buku SMP seperti M. Cholik Adinawan dan Sugijono, menentukan FPB dan KPK dengan menggunakan pohon faktor (faktorisasi prima) dan tabel. 56

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang sama dengan pangkat terkecil [1]. FPB dari beberapa bilangan adalah faktor persekutuan yang paling besar diantara faktor -faktor persekutuan yang ada dari bilangan yang diketahui [6]. Sedangkan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK), diperoleh dari hasil kali faktorfaktor prima yang berbeda dengan mengambil pangkat tertinggi [1]. KPK dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan yang paling kecil diantara kelipatan-kelipatan persekutuan yang ada dari dua bilangan yang diketahui [6]. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka perlu dicari alternatif menentukan FPB dan KPK untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. 2. LANDASAN TEORI Untuk mengawali pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa konsep dasar yang sering tidak dipahami secara tuntas di jenjang Sekolah Dasar baik oleh guru maupun oleh siswa itu sendiri. Beberapa materi ini juga menjadi materi prasyarat dari konsep FPB dan KPK yang akan dikaji mendalam untuk menemukan beberapa alternatif yang tidak lazim digunakan di tingkat sekolah dasar dan menengah. Sebelum membahas tentang definisi keterbagian bilangan bulat, penting untuk mengetahui bahwa himpunan semua bilangan bulat yang dinotasikan denganz adalah himpunan..., 3, 2, 1,0,1, 2,3,. Pada himpunan ini berlaku sifat assosiatif, komutatif dan distributif terhadap operasi penjumlahan dan perkalian biasa [2,6]. Definisi 1. (Keterbagian) Diberikan a, b Z. Bilangan bulat a dikatakan membagi (divides) b jika dan hanya jika terdapat c Z sedemikian hingga b = ac. Jika a membagi b, maka a disebut pembagi atau faktor (divisior) b, dan b disebut kelipatan (multiple) a. Bilangan bulat a yang membagi b dinotasikan dengan a b. Jika a tidak membagi b, maka kita notasikan a b [9]. Dari Definisi 1, misalkan 5 15 karena terdapat 3 Z sehingga 15 = 5 3. Namun, 8 26 karena untuk setiap b Z berlaku 26 8b. Definisi 2. (Faktor Persekutuan Terbesar) Diberikan bilangan bulat a dan b yang keduanya tak nol. Bilangan bulat tak negatif d dikatakan faktor persekutuan terbesar dari a dan b, dinotasikan d = a, b jika dan hanya jika d memenuhi dua sifat berikut [9]. 1. d membagi a dan d membagi b, yaitu d a dan d b. 2. Jika d membagi a dan d membagi b, maka d d. Sebagai contoh, FPB dari 12 dan 8 adalah 4, yaitu dituliskan sebagai 12,8 = 4 karena memenuhi dua sifat di atas, yaitu 57

1. 4 membagi 12 dan 4 membagi 8. 2. Misalkan B adalah himpunan semua pembagi bersama dari 8 dan 12, yaitu B = d Z d 12, d 8. Dapat dilihat bahwa B = 1,2,4. Dari sini jelas bahwa untuk setiap d anggota B, maka d kurang dari atau sama dengan 4. Dari sifat 1 dan 2, berdasarkan Definisi 2, maka 4 adalah FPB dari 12 dan 8. Sebelum membicarakan tentang teorema yang dapat dipakai untuk mencari FPB dari dua buah bilangan, berikut diberikan teorema yang merupakan salah satu dasar dari algoritma dalam pencarian FPB dari dua buah bilangan. Teorema 3. (Algoritma Pembagian) Diberikan bilangan bulat a dan b dengan a lebih dari 0. Maka terdapat secara tunggal bilangan q dan r dengan 0 r < a sehingga b = aq + r. Dalam kasus demikian, kita katakan q hasil bagi (qoutient) dan r sisa (remainder) dari pembagian b oleh a [5]. Definisi 4. (Kelipatan Persekutuan Terkecil) Diberikan bilangan bulat a dan b. Kelipatan persekutuan terkecil dari a dan b, dinotasikan a, b, didefinisikan sebagai bilangan bulat positif terkecil yang habis dibagi a dan sekaligus habis dibagi oleh b. Dengan kata lain, bilangan bulat positif m merupakan KPK dari a dan b jika dan hanya jika m adalah bilangan positif terkecil sehingga a m dan b m [5]. Untuk menyelesaikan kelipatan persekutuan terkecil dari 15 dan 25 adalah 75, karena 75 adalah bilangan positif terkecil yang memenuhi 15 75 dan 25 75. Definisi 5. (Residu Terkecil). Jika m > 0 dan r sisa dari pembagian b oleh m, maka r dikatakan residu terkecil dari b modulo m. Kemudian, dikatakan Z m sebagai himpunan semua residu terkecil dari b untuk b Z, diketahui bahwa Z m = 0,1,2,, m 1. Serta didefinisikan Z m = a Z m a, m = 1. Untuk m = 6, maka Z m = 1,5 [9]. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Ada beberapa cara menentukan FPB dan KPK yang dikembangkan di tingkat SD dan SMP diantaranya adalah menggunakan teorema faktor dan kelipatan, dan faktorisasi prima (pohon faktor), belum ada buku-buku ditingkatan ini menggunakan alternatif yang berbeda. Berikut akan diperkenalkan menentukan FPB dengan cara perluasan algoritma Euclide, mencari kumpulan FPB dari FPB dan dengan cara memperkecil bilanganbilangan yang ingin dicari FPB-nya. Sementara untuk KPK dengan memanfaatkan operasi himpunan dan metode reduksi. Sebelum menentukan FPB dengan berbagai alternatif yang disajikan oleh penulis, maka penulis akan memperkenalkan cara yang lazim yang digunakan untuk menentukan FPB, yaitu dengan menggunakan pohon faktor yang akan dijelaskan sebagai berikut. 58

Sebagai contoh, misalkan akan dicari FPB dari 12 dan 24 dengan menggunakan pohon faktor,diperoleh 12 24 2 6 2 12 2 3 2 6 2 3 12 = 2 2 3 24 = 2 3 3 Jadi, FPB dari 12 dan 24 adalah 2 2 3 = 4 3 = 12. Kemudian, dengan menggunakan konsep irisan pada himpunan, maka akan diperoleh sebagai berikut. 12 = 1,2,3,4,6,12 dan 24 = 1,2,3,4,6,8,12,24 Kita misalkan 12 sebagai himpunan A dan 24 sebagai himpunan B, maka diperoleh sebagai berikut. A = 1,2,3,4,6,12 B = 1,2,3,4,6,8,12,24 Dari himpunan di atas, maka akan dicarikan FPB dari 12 dan 24 dengan memanfaatkan maksimal dari irisan-irisan himpunan, sehingga diperoleh A B = 1,2,3,4,6,12. Jadi FPB dari 12 dan 24 adalah 12. Dari pencarian FPB di atas, diperkenalkan beberapa alternatif FPB yang didasari dengan teorema-teorema berikut. 1. Alternatif Pencarian FPB dari Lebih Dua Bilangan dengan Mencari Kumpulan FPB dari FPB. Selain metode pencarian FPB yang lazim digunakan di atas, penulis akan mencoba memberikan alternatif lain dalam pencarian FPB yaitu dengan mencari kumpulan FPB dari FPB yang dilandasi dengan teorema berikut. Teorema 6. Misalkan a 1, a 2, a 3,, a n adalah bilangan bulat positif. Maka FPB dari a 1, a 2, a 3,, a n, dinotasikan a 1, a 2, a 3,, a n, adalah a 1, a 2, a 3,, a n = a 1, a 2, a 1, a 3,, a 1, a n. 59

Yaitu Misalkan akan dicari FPB 24, 30, dan 48. Maka berdasarkan Teorema 6, diperoleh Dari sini, dapat dilihat bahwa Jadi FPB dari 24, 30, dan 48 adalah 6. 24, 30, 48 = 24, 30, 24, 48 24, 30, 48 = 6,24 24, 30, 48 = 6 Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa mencari FPB dari banyak bilangan, dapat dilakukan dengan cara menetapkan satu bilangan, dan mencari FPB-nya dengan bilangan-bilangan yang lain, sehingga dari sini diperoleh banyaknya bilangan yang ingin dicari FPB-nya akan berkurang satu bilangan. 2. Alternatif Pencarian FPB dari Lebih Dua Bilangan dengan Cara Memperkecil Bilangan-Bilangan yang ingin dicari FPB-nya. Berikut adalah alternatif lain dalam mencari FPB dari banyak bilangan dengan memanfaatkan Teorema 6. Hasil ini ditetapkan pada teorema berikut. Teorema 7. Misalkan a 1, a 2, a 3,, a n adalah bilangan bulat positif dengan min a 1, a 2, a 3,, a n = a 1, maka a 1, a 2, a 3,, a n = a 1, a 2 moda 1, a 3 moda 1,, a n moda 1 Bukti. Pada Teorema 6, diperoleh bahwa Disisi lain, Sehingga diperoleh a 1, a 2, a 3,, a n = a 1, a 2, a 1, a 3,, a 1, a n a 1, a j = a 1, a j moda 1 a 1, a 2, a 3,, a n = a 1, a 2 moda 1, a 1, moda 1,, a 1, a n moda 1 Dan sekali lagi, dengan melihat Teorema 6, maka dperoleh a 1, a 2 moda 1, a 1, moda 1,, a 1, a n moda 1 Dari sini, maka dapat disimpulkan bahwa = a 1, a 2 moda 1, a 3 moda 1,, a n moda 1 a 1, a 2, a 3,, a n = a 1, a 2 moda 1, a 3 moda 1,, a n moda 1 Misalkan akan dicari FPB dari 72, 1116, dan 1206. Maka berdasarkan Teorema 7 diperoleh bahwa 72,1116,1206 = 72,36,54 = 36,72,54 = 36,0,18 = 18,0,36 = 18,0,0 = 18 Jadi 72,1116,1206 = 18. 60

Alternatif pada subbab ini cukup cerdas, yaitu dengan mengecilkan terus-menerus bilangan-bilangan yang ingin dicari FPB-nya. Dengan mengecilnya bilangan-bilangan tersebut, maka pada akhirnya FPB akan mudah diidentifikasi. 3. Alternatif Pencarian KPK dari Dua Bilangan dengan Memanfaatkan Operasi Himpunan. Pada bagian ini, akan dijelaskan tentang metoda pencarian KPK dari dua buah bilangan dengan memanfaatkan operasi himpunan. Misalkan A adalah himpunan semua faktor-faktor prima dari 105 dan B adalah himpunan semua faktor prima dari 207. Maka diperoleh bahwaa = 3,5,7 danb = 3,3,23. Berdasarkan sifat himpunan, telah diketahui bahwa A B = A + B A B Maka, dengan mengamati bahwa perkalian semua himpunan A adalah 105, perkalian semua anggota himpunan B adalah 207, dan perkalian semua anggota himpunan A B adalah 105,207, maka dengan mengonversi penjumlahan menjadi operasi kali dan pengurangan sebagai operasi invers dari bagi, maka diperoleh A + B A B = 105.207 105,207 = 21735 = 7245 3 Maka diperoleha B = 105,207 = 7245, yaitu KPK dari 105 dan 207. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pencarian KPK juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan operasi himpunan. 4. Alternatif Pencarian KPK dari Lebih Dua Bilangan dengan Metode Reduksi Berikut disajikan sebuah metode reduksi untuk pencarian KPK. Metode ini didasari oleh teorema berikut. Teorema 8.Misalkan a 1, a 2, a 3, a n 1, a n adalah bilangan bulat, maka KPK dari a 1, a 2, a 3, a n 1, dan a n diberikan oleh a 1, a 2, a 3, a n 1, a n = a 1, a 2, a 3, a n 1, a n Misalkan akan dicari KPK dari 72, 1116, dan 1206. Maka berdasarkan Teorema 8 diperoleh bahwa 72, 1116, 1206 = 72, 1116, 1206 Dengan menggunakan metode faktorisasi atau diagram Venn, dapat dilihat bahwa 72, 1116 = 4464. Sehingga diperoleh 72, 1116, 1206 = 72, 1116, 1206 = 4464, 1206 = 299088 Selanjutnya, dengan sekali lagi menghitung 4464, 1206 dengan metode faktorisasi prima atau pun diagram Venn, maka diperoleh bahwa 4464, 1206 = 299088. Jadi 72, 1116, 1206 = 299088. 61

4. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas, antara lain adalah: 1. Untuk FPB dengan cara mencari kumpulan FPB dari FPB dan mencari FPB dengan memperkecil bilangan-bilangan yang ingin dicari FPB-nya. 2. Sementara untuk KPK dengan memanfaatkan operasi himpunan. Namun, semakin banyak bilangannya, semakin rumit pula perhitungan KPK-nya dikarenakan oleh semakin banyaknya FPB yang harus dihitung untuk semua kombinasi yang mungkin dari bilangan-bilangan tersebut. 5. PUSTAKA [1] A. Cholik dan Sugijono, 2006, Matematika untuk SMP Kelas VII Semester I, Jakarta, Erlangga. [2] B. David M, 1980, Elementary Number Theory, America,United States of America. [3] G. Muhsetyo, 1997, Dasar Dasar Teori Bilangan, Universitas Terbuka,Jakarta. [4] K. Bana, 1992, Pengantar Teori Bilangan, ITB, Bandung. [5] KH. Rosen, 2005, Elementary Number Theory and it s Aplication, Fifth Edition, Pearson, Addison Wesley, USA. New York. [6] Pujiati, 2011, Pembelajaran Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan Persekutuan Terkecil di SD, Yogyakarta, Program Bermutu. [7] Sinaga, 2006, Tampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas IV, Jakarta, Erlangga. [8] Sukirman, 2006, Pengantar Teori Bilangan, Djambatan,Yogyakarta. [9] Wissam Raji, 1990, An Introductory Course in Elementary Number Theory, Dover, New York. 62