BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

dokumen-dokumen yang mirip
Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

BAB II DIMENSI PARTISI

III FUZZY GOAL LINEAR PROGRAMMING

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

BAB 2 LANDASAN TEORI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Pengolahan lanjut data gravitasi

BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

Analisis Penyelesaian Persamaan Kuadrat Matriks

Lucas Theorem Untuk Mengatur Penyimpanan Memori yang Lebih Aman

PENYELESAIAN MULTIKOLINEARITAS MELALUI METODE RIDGE REGRESSION. Oleh : SOEMARTINI

KOLINEARITAS GANDA (MULTICOLLINEARITY) Oleh Bambang Juanda

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 1, 11-22, April 2001, ISSN : SUBRUANG MARKED. Suryoto Jurusan Matematika, FMIPA-UNDIP Semarang

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN TAK LINIER

BAB II LANDASAN TEORI

STATISTIKA. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Mean Median Modus Simpangan baku Varian Histogram Quartil Desil Persentil

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

Analisis Sensitivitas

BAB II KONDUKSI ALIRAN STEDI SATU DIMENSI

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Tinjauan Ulang Konsep Mekanika Klasik

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB III MODUL INJEKTIF

BAB III PERBANDINGAN ANALISIS REGRESI MODEL LOG - LOG DAN MODEL LOG - LIN. Pada prinsipnya model ini merupakan hasil transformasi dari suatu model

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

BAB IV HASIL ANALISIS


Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

R. Kemudian turunkan persamaan ini terhadap t (dengan x tetap) sehingga n 1

TEKNIK EKSTRAPOLASI RICHARDSON BERULANG PADA MODEL BINOMIAL FLEKSIBEL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI JUAL AMERIKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

PRA-PEMROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES UNTUK PEMODELAN STATISTICAL DOWNSCALING

Bab III Model Estimasi Outstanding Claims Liability

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

Restorasi Citra Dengan Menggunakan Metode Iteratif Lanczos Hybrid Regularization

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

Bab IV Pemodelan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara

MODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL

P i KULIAH KE 3 METODA KELOMPOK (COHORT SURVIVAL METHOD) METODE ANALISIS PERENCANAAN - 1 TPL SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT.

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND

Nilai Kritis Permutasi Eksak untuk Anova Satu Arah Kruskal-Wallis pada Kasus Banyaknya Sampel, k = 4

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

V E K T O R Kompetensi Dasar :

APLIKASI INTEGRAL TENTU

VLE dari Korelasi nilai K

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN BOLTZMANN

IV. MODEL-MODEL EMPIRIS FUNGSI PERMINTAAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference

ANALISIS KAPABILITAS PROSES

KUNCI JAWABAN SOAL TEORI FISIKA OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ketinggian maksimum yang dicapai beban dihitung dari permukaan tanah (y t ) 1 mv

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

DEFORMASI INTERAKSI DUA PAKET GELOMBANG DARI PERSAMAAN IMPROVED KdV (IKdV)

Prosedur Komputasi untuk Membentuk Selang Kepercayaan Simultan Proporsi Multinomial

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pendahuluan. 2.2 Pengukuran Data Kondisi

Pengaruh Kelembaban dan Seri Tanah Terhadap Mutu dan Produksi Tanaman Tembakau Temanggung dengan Metode MANOVA

Transkripsi:

BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model yang cuup omples arena terdapat dua persamaan onves dfus d daerah ar dan d daerah mnya. Oleh arena tu, sebaga langah awal untu mencar solus persamaan tersebut dasumsan bahwa panjang reservor (L) lebh besar bla dbandngan dengan etebalannya (h) sehngga raso h L aan menuju nol. Jad, dfus panas dalam arah x dapat dabaan sehngga panas hanya berdfus dalam arah y saja. engan deman, persamaan onves dfus pada bab sebelumnya menjad persamaan dfus d sepanjang gars dengan syarat rchlet, yatu: T h T T t L x y + W = C, C =, C =, =,. 5. engan syarat awal dan syarat batasnya: T ( y,0) =, ( 5.) y T x t H T TB y (,0, ) = ( ), ( 5.3) T xlt H T TB (,, ) = ( ). ( 5.4) mana C =, C = sedangan onds batas pada y = mash sama sepert onds batas pada bab sebelumnya, yatu: 4

(,, ) = (,, ), ( 5.5) T x t T x t T T ( x,, t) = ( x,, t) y. 5.6 y h Searang defnsan peubah baru η = x W t, τ = t, dan µ = y untu L mentransformas Persamaan (5.). Lalu substtusan peubah tersebut e dalam Persamaan (5.)-(5.6) sehngga dperoleh T T = C C = C = = τ µ,,,,. 5.7 engan syarat awal dan syarat batasnya: (,0), ( 5.8) T µ = T µ µ ( 0, τ ) = H ( T T ), ( 5.9) T l H T TB B (, τ ) = ( ), ( 5.0) d an onds batas pada µ = adalah T (, τ) = T (, τ), ( 5.) T T µ µ (, τ) = (, τ). ( 5.) Persamaan (5.7) merupaan persamaan dfus basa namun onds batas dan onds awalnya buanlah onds yang homogen. Selanjutnya defnsan lag peubah baru U = T T0 dan U = T T0 untu meredus persamaan (5.7)- (5.). Substtus nla U tersebut e dalam persamaan (5.7) dan (5.) sehngga dperoleh: 5

U U = 0, 0 < µ <, τ > 0, τ µ U U = 0, < µ < l, τ > 0. τ µ ( 5.3) Konds batasnya adalah U U µ µ ( 0, τ) = HU, ( l, τ) = HU, τ > 0. ( 5.4) engan onds awal U ( µ,0) =, 0 < µ < l. ( 5.5) Pada onds batas pada µ = memenuh U U, τ =, τ, τ > 0, U U (, τ) = (, τ), τ > 0. µ µ ( 5.6) Solus dar Persamaan (5.6) datas dapat dcar dengan menggunaan metode pemsahan peubah. Msalan (, ) U y t = g y. j ( t), =,, dperoleh g '' g µ + λ µ = < µ < 0, 0, '' g µ + λ g µ = 0, < µ < l, ( 5.7) dan () λ = = τ > j ' t j 0,,, 0. 5.8 Konds batasnya adalah g g ( 0 ) = HU, () l = HU, τ > 0. ( 5.9) µ 6

Selanjutnya aan dasumsan nla H = H = 0 artnya tda ada perbedaan temperatur pada batas antara mnya dan lapsan atas reservor dan tda ada perbedaan temperatur pada batas antara ar dan lapsan bawah reservor Subttus nla H dan H e dalam Persamaan (5.3) sehngga dperoleh onds batas homogen yang dberan oleh µ µ g g l τ ( 0) = 0, () = 0, > 0. ( 5.0) Syarat batas homogen pada µ = adalah () g g =, µ > 0, g g () = (), µ > 0. µ µ ( 5.) Solus dar Persamaan (5.7) dapat dperoleh dengan mencar nla λ. Ada tga nla λ yang mungn, yatu: λ < 0, λ = 0, dan λ > 0. Ja nla-nla λ tersebut dsubsttus e dalam Persamaan (5.7) maa aan dperoleh tga buah matrs beruuran 4 x 4. Nla λ yang memenuh Persamaan (5.7) dan (5.8) adalah λ yang menghaslan matrs dengan detemnan sama dengan nol agar solus yang dperoleh tda trval (untu perhtungan nla dar dar persamaan g ( µ ) dan g ( µ ) adalah lebh jelasnya lhat lampran). Setelah dlauan λ yang memenuh adalah λ < 0. engan deman, solus g µ = Acos λµ + Bsn λµ, 0 < µ <, λ λ g ( µ ) = A cos B sn, l. µ + µ < µ < ( 5.) emudan dferensalan g ( µ ) dan g ( µ ) terhadap µ, ddapat 7

( µ ) g = Aλcos( λµ ) + Bλsn ( λµ ), 0 < µ <, µ g ( µ ) λ λ λ λ = A cos µ + B sn µ, < µ < l. µ ( 5.3) Substtus onds batas homogen pada Persamaan (5.0) e dalam Persamaan (5.3), ddapat g ( 0) = 0 = Aλ. Jad, dperoleh A = 0 dan µ g λ λ λ λ () l = 0 = A cos l + B µ sn l sehngga nla A λ B sn l adalah, λ cos l emudan substtus nla A dan A e dalam Persamaan (5.9) sehngga dperoleh λ g A g B l ( µ ) = cos ( λµ ), ( µ ) = cos ( µ ), ( 5.4) dengan A=A dan B B = sn l. λ Gunaan onds batas pada µ = sehngga dperoleh persamaan λ Acos λ Bcos ( l) = 0, (5.5) λ A λsn λ + B λsn ( l) = 0. (5.6) 8

λ B cos ( l) Kemudan dar Persamaan (5.6) dperoleh nla A =. cos λ Substtus nla A tersebut e dalam Persamaan (5.6) dperoleh λ Bcos ( l) λsn λ λ + B λsn ( l) = 0, cos λ λ bag dengan B λ cos ( l), λ sn ( l) sn λ dperoleh - + = 0, cos λ λ cos ( l) atau dapat juga dtulsan dengan tan + tan = 0. 5.7 λ ( λ ) ( l) Solus umum dar persamaan U (, ) menggunaan transformas Fourer dalam bentu µ τ dapat drepresentasan dengan λτ = = ( ) U µ, τ A e g µ, (5.8) dmana λ dan g ( ) λτ = ( ) U µ, τ = B e g µ. (5.9) y adalah nla-nla egen dan fungs egen dar masalah (5.8) - (5.). A dan B merupaan oefsen deret Fourer yang dturunan dar onds awal dstrbus temperatur pada persamaan (5.), yatu U U = ( A ) g (5.30) µ,0 = µ = = ( B ) g (5.3) µ,0 = µ = 9

Sehngga dperoleh oefsen-oefsen deret Fourernya A B ( λ ) ( λ ) 4sn = λ + sn λ 4 sn ( l) = λ λl λ sn l, 5.3, 5 (.33) Kemudan substtus nla A dan persamaan (5.5) dan (5.6) dan dperoleh U ( µτ) ( λ ) B dar persamaan (5.30) dan (5.3) e dalam cos( λ µ ) ( λ ) λτ, = 4sn e, (5.34) = λ + sn U λ λτ λ 4 sn ( l) e cos ( µ l), =. (5.35) = λ λl λ sn ( l) ( µτ) etahu Ketebalan reservor, h= 7 ft Tngg bottom water, h = 34.4 ft fusvtas mnya, ft hr = / fusvtas ar, ft hr =.5 / Substtus nla-nla d atas e dalam Persamaan (5.8), (5.34), dan (5.35) sehngga dperoleh persamaan 30

λ tan ( λ ) +.5 tan ( 5) = 0, ( 5.36.5 U ( µτ) = ( λ ) e λτ cos( λ µ ) λ + sn( λ ) 4sn, =, (5.37) ) U λ λτ λ 4 sn ( 4) e cos ( µ l) 3 3, =. = λ 8 λ sn ( 4) 3 3 ( µτ) Persamaan (5.36) dapat dlustrasan dalam graf pada Gambar (6). (5.38) Gambar 9 Graf untu mencar nla λ yang memenuh. Gars berwarna mera h merupaan graf fungs tan ( λ ) dan gars berwarna λ tan 5..5.5 bru merupaan graf fungs ( ) ar Gambar 9, nla λ yang memenuh adalah yang memenuh persamaan (5.36) bsa detahu yatu dengan mencar tt potong dar gars yang berwarna bru dengan gars yang berwarna merah. Untu mencar solus Persamaan (5.37) 3

dan (5.38), aan dplh sepuluh tt potong pertama dar tt nol pada Gambar 9 yang aan memberan sepuluh nla λ yang berbeda. Tebaan nla λ yang memenuh persamaan (5.36) adalah λ = 0 λ = 3.74 6 λ = 0.57 λ = 9.64 7 λ =.8 λ = 6.38 3 8 λ = 4.76 λ = 34.48 4 9 λ = 8.6 λ = 44. 5 0 Substtus e-0 nla egen d atas e dalam Persamaan (5.37) dan (5.38) untu mendapatan nla (, ) dan U (, ) U y t y t. Setelah mengetahu solus dar U ( y, t) dan U ( y, t) maa aan dperoleh nla dar ( µτ ) ( µτ) 0 T, = U, + T, =,, yang ddefnsan pada Bab V. etahu nla dar T 0 adalah 00 0 F sehngga ( µτ ) ( µτ) persamaan ( µτ ) ( µτ) T, = U, + 00, =,,. Kemudan plot T, = U, + 00, =,, terhadap etebalan setap watu. Berut adalah n plot 3

T ( µτ, ), =,, terhadap etebalan reservor setap watu Gambar-0 Ilustras perubahan temperatur pada ar terhadap etebalan reservor. Gambar- Ilustras perubahan temperatur pada mnya terhadap etebalan reservor ar Gambar (0) dan Gambar () terlhat bahwa pada awal njes temperatur dar mnya dan ar na namun aan turun dengan sangat cepat. Temperatur pada daerah ar aan onstan setelah sepuluh jam d anga 04 sedangan temperatur pada daerah mnya aan onstan pada anga 96 setelah sepuluh jam juga. Untu 33

lebh jelasnya aan dperlhatan graf dstrbus temperatur terhadap etebalan reservor pada watu-watu tertentu. Gambar- Graf strbus Temperatur d Ar terhadap etebalan Reservor. Gambar-3 Graf strbus Temperatur Mnya terhadap etebalan Reservor. Gars berwarna hjau adalah dstrbus temperatur terhadap etebalan reservor 34

pada saat t = 0, merah pada saat t =, htam pada saat t = 5, dan bru pada saat t = 0. Gambar-4 Graf dstrbus temperatur d daerah mnya pada etebalan reservor sama dengan 0 (r) dan etebalannya sama dengan ½ (anan). Gambar-5. Graf dstrbus temperatur d daerah mnya pada etebalan reservor sama dengan 5 Gambar (4) dan Gambar (5) menyataan bahwa temperatur dar mnya dan ar pada saat t = 0 aan turun secara cepat dan aan onstan d nla 04. 35

Panas yang dhaslan oleh uap berdfus secara cepat e ar dan mnya sehngga temperatur uap tersebut aan terus turun sampa ahrnya hampr sama dengan temperatur reservor (00 0 F). Kurva yang dhaslan berbeda dengan urva yang dhaslan oleh njes uap pada reservor tanpa bottom water. 36