Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan

dokumen-dokumen yang mirip
Pola Spatial Persebaran Pusat Perbelanjaan Modern Di Surabaya Berdasarkan Probabilitas Kunjungan

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

menyelesaikan permasalahan dalan penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

III. METODE PENELITIAN

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

PENYELESAIAN PERSAMAAN REGRESI LINIER NON PARAMETRIK DENGAN METODE THEIL S

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI USAHATANI TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM MILL) DI KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

b. Tentukan eigenket-eigenket dari sistem tersebut sebagai kombinasi linier dari 1 dan 2

BAB III METODE PENELITIAN

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebagai Upaya Prediksi Perkembangan Lahan Pertaniandi Kabupaten Lamongan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

BAB VI PROYEKSI PENDUDUK DAN FASILITAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

Percobaan Faktor Tunggal (RAL, RAKL, RBSL)

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

Transkripsi:

JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 2, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-234 Pola patal Persearan Pusat Perelanjaan Modern d uraaya Berdasarkan Proaltas Kunjungan Achmad Mftahur Rozak dan Putu Gde Arastta Program tud Perencanaan Wlayah dan Kota, Fakultas eknk pl dan Perencanaan, Insttut eknolog epuluh Nopemer (I) Jl. Aref Rahman Hakm, uraaya 60111 Indonesa e-mal: arastta@gmal.com Astrak uraaya seaga kota esar saat n mula dpenuh dengan pusat perelanjaan modern hngga mencapa leh dar 20 unt. Perkemangannya saat n menyeakan adanya persangan antar pusat perelanjaan satu dengan yang lan. Dengan konds sepert n, dperlukan dentfkas mengena esaran nla proaltas masng-masng pusat perelanjaan terhadap penduduk yang ada d uaraaya. Dalam peneltan n, penentuan proaltas kunjungan ddapatkan dar model Huff. Model n menghtung nla proaltas penduduk yang ada terhadap pusat perelanjaan dengan menggunakan varael jarak dan luas angunan total. Hasl perhtungan terseut kemudan dkomnaskan dengan perkraan jangkauan pelayanan tap pusat perelanjaan sehngga ddapatkan tpolog kecamatan terhadap kemungknan mengunjung seluruh pusat perelanjaan yang ada d uraaya. Ddapatkan ahwa terdapat empat kategor yang masng-masng memlk karakterstk dan varael yang mempengaruhnya. Kategor pertama merupakan 5 kecamatan dengan proaltas rendah dan terjangkau dengan faktor yang erpengaruh adalah luas lanta angunan serta jarak yang dgamarkan oleh jangkauan pelayanan. Kategor kedua merupakan 22 kecamatan dengan proaltas sedang dan terjangkau dengan faktor yang mempengaruh adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap masng-masng pusat perelanjaan. Kategor tga merupakan 2 kecamatan dengan proaltas tngg dan terjangkau dengan faktor yang erpengaruh adalah luas pusat perelanjaan. edangkan kategor terakhr adalah 2 kecamatan dengan proaltas sedang namun elum terjangkau oleh layanan pusat perelanjaan. P Kata Kunc Perelanjaan Modern, Model Huff, Pola patal. I. PENDAHULUAN ERKEMBANGAN pusat perelanjaan modern merupakan fenomena yang dapat dtemu ak d kota kecl maupun kota esar d Indonesa, yang memlk dampak tertentu terhadap perkemangan suatu kota [1]. Menurut [2], pemangunan pusat perelanjaan modern danggap memerkan dampak postf ag kota terutama jka dlhat dar sudut pandang ekonom, juga danggap erkontrus ag perkemangan kota, namun eerapa dampak negatf juga dhaslkan dar pemangunan n sepert kemacetan lalu lntas. uraaya, seaga kota teresar kedua d Indonesa setelah Jakarta mula dpadat pusat perelanjaan modern, saat n mencapa 20 unt pusat perelanjaan modern. ayangnya, pemangunan n tdak erart mengndkaskan pertumuhan perekonoman Kota uraaya serta penngkatan daya el masyarakat, namun leh kepada kelatahan nvestor [3]. Peneltan seelumnya mengena faktor penentuan lokas hypermarket yang termasuk pusat perelanjaan modern [4] mengatakan ada eerapa faktor yang mempengaruh penentuan lokasnya d Kota uraaya dantaranya aksesltas, cakupan pasar (market sze), ketersedaan lahan, serta ketersedaan jarngan dan daya lstrk. Pendekatan yang ada dalam penentuan lokas perdagangan sepert model Chrstaller, Weer, serta Losch drasa elum sepenuhnya sesua untuk dterapkan d Kota uraaya. Pendekatan terhadap proaltas atau kemungknan masyarakat untuk mengunjung pusat perelanjaan saat n kurang dperhatkan. alah satu model yang dapat menggamarkan nla proaltas n adalah model Huff. Model n dapat menggamarkan nla proaltas masyarakat d suatu daerah dlhat dar varael jarak serta luasan pusat perelanjaan yang ada. Dar penerapan model Huff pada peneltan n akan ddapatkan nla proaltas pada tap kecamatan d uraaya terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada d Kota uraaya. II. MEODE PENELIIAN A. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data n dmaksudkan untuk mendapatkan data-data nput dalam tahapan analss. erdapat dua metode pada peneltan n, pertama pengumpulan data prmer melalu oservas atau pengamatan langsung dan pengumpulan data sekunder atau nventarsas data dar eraga sumer. B. Metode Analss Data Peneltan n mempunya tujuan untuk mengetahu pola spatal persearan pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan proaltas kunjungan. Dar tujuan terseut terdapat tga sasaran pada peneltan n. etelah data-data dperoleh maka dlakukan pengolahan data pada tap sasaran sesua dengan teknk analsa masng-masng. Pertama, mencar pola persearan lokas pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan proaltas kunjungan dgunakan teknk analsa permodelan Huff. Dalam analsa n dlakukan perandngan antara luas pusat perelanjaan modern dengan jarak dar suatu daerah ke masng-masng pusat perelanjaan modern. Dar hasl perhtungan analsa n ddapatkan nla proaltas masng-masng daerah terseut.

JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 2, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-235 j j1 P (1) j2 j3... Keterangan : P = proaltas penduduk yang tnggal d daerah I = luas pusat perelanjaan = jarak antara daerah I ke pusat perelanjaan j = luas pusat perelanjaan d daerah I j = jarak antara daerah I ke masng-masng pusat perelanjaan = eksponensal ernla 2 Dar data yang telah dperoleh dhtung melalu rumus terseut sehngga ddapatkan proaltas dar masng-masng kecamatan d uraaya terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada. Data n nantnya akan dolah dengan dengan software open source Arc GI 10.1. Kedua, mengdentfkas persearan pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan jangkauan pelayanan menggunakan analsa ufferng erdasarkan jangkauan pelayanan. eknk analsa ufferng dgunakan untuk mengetahu jangkauan pelayanan dalam entuk spasal sehngga dapat dketahu wlayah yang termasuk dalam jangkauan pelayanan pusat perelanjaan modern ataupun wlayah dluar jangkauan pelayanan. Penentuan luas jangkauan (range) dhtung dar jumlah maksmal penduduk yang terlayan dag kepadatan penduduk uraaya tap km 2 yakn 8462 jwa/km 2. Dar hasl perhtungan ddapatkan ahwa untuk kategor pusat perelanjaan regonal mempunya luas jangkauan maksmal 42,27 km2 (radus 3,9 km) sedangkan untuk kategor pusat perelanjaan dstrk mempunya luas jangkauan maksmal 17,72 km2 (radus 2,37 km). erakhr, dalam merumuskan tpolog persearan pusat perelanjaan modern d uraaya erdasarkan proaltas kunjungan dan jangkauan pelayanan dlakukan overlay dar analsa model Huff untuk melhat nla proaaltas tap kecamatan serta analsa ufferng erdasarkan jangkauan pelayanan. Dar hasl overlay n ddeskrpskan secara kualtatf dengan melhat karakterstk pada tap kecamatan terseut sehngga dperoleh tpolog pada masng-masng kecamatan d uraaya. (2) proaltas penduduk masng-masng kecamatan terhadap tap pusat perelanjaan yang ada d uraaya. etelah ddapatkan seluruh nla proaltas masng-masng kecamatan terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada kemudan dlakukan overlay antar nla terseut. Dalam hal n menggunakan software Arc.GI 10.1. Hasl overlay menunjukkan ahwa dar 31 kecamatan yang ada 5 kecamatan dengan nla proaltas total rendah yatu mokerto, Mulyorejo, Wonokromo, Dukuh Paks, dan Kecamatan Gayungan. edangkan kecamatan dengan nla proaltas sedang terdapat 24 kecamatan serta 2 kecamatan dengan nla proaltas palng tngg terhadap seluruh pusat perelanjaan modern yang ada d uraaya yakn kecamatan Rungkut dan kecamatan Gunung Anyar. Hasl n menunjukkan ahwa keeradaan dar pusat perelanjaan terseut mempengaruh kemungknan masyarakat untuk erkunjung. Persangan n asanya ddasar pada jarak serta luasan dar pusat perelanjaan tu sendr yang mempengaruh anyaknya toko dan arang yang djual d tempat terseut. Dengan lokas pusat perelanjaan yang salng erdekatan pada akhrnya akan mempengaruh masyarakat untuk erkunjung. Bsa dlhat ahwa dengan adanya jarak antar pusat perelanjaan yang terlang dekat maka masyarakat enggan untuk memlh pusat perelanjaan lan yang leh jauh sepert pada 5 kecamatan dengan nla proaltas rendah. Pada 5 kecamatan terseut terdapat 11 pusat perelanjaan dar total 22 pusat peelanjaan yang ada d uraaya. Dapat dketahu ahwa persangan antar 11 pusat perelanjaan yang ada sangat kompettf sehngga kemungknan masyarakat cenderung tngg terhadap 11 pusat perelanjaan terseut serta sealknya, proaltas mereka rendah terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada d uraaya. Kecamatan Rungkut dan kecamatan Gunung Anyar mempunya nla proaltas erkunjung palng tngg terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada, hal n dpengaruh oleh lokas pusat perelanjaan yang ada d sektar 2 kecamatan terseut tngkat persangannya kecl. Pada kecamatan dengan nla proaltas yang rendah terseut menjadkan adanya pusat perelanjaan yang domnan pada kecamatan terseut. Kecamatan Buutan dengan BG Juncton, kecamatan Mulyorejo dengan East Coast Center dan Galaxy Mall, kecamatan Wonokromo dengan Royal Plaza, Darmo rade Center, uraaya own quare, dan Carefour Ngagel, kecamatan mokerto dengan IC Mega III. HAIL DAN PEMBAHAAN A. Analsa Permodelan Huff Dar permtungan model Huff n.ddapatkan nla

JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 2, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-236 Gamar. 1. Hasl Overlay Nla Proaltas ap Kecamatan (Analsa Moderl Huff) Gamar. 2. Peta Analsa Bufferng Berdasarkan Jangkauan Pelayanan ael 1. Matrkulas tpolog pusat perelanjaan modern erdasarkan proaltas knjungan dan jangkauan pelayanan Rendah edang ngg erjangkau Kategor 1 (5 kecamatan) Kategor 2 (22 kecamatan) Kategor 3 (2 kecamatan) Belum terjangkau umer: Analsa Penuls - Kategor 4 (2 kecamatan) Grosr, serta kecamatan Dukuh Paks yang ddomnas oleh Cputra World uraaya serta Golden Cty Mall. Kecamatan dengan nla proaltas sedang pada umumnya mempunya jarak yang relatf sedang terhadap pusat perelanjaan sektar dengan luas yang cukup untuk menjangkau kecamatan terseut. Meskpun pada kecamatan terseut sudah terdapat pusat perelanjaan tetap tdak egtu mendomnas terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada. Hal n dapat dpengaruh oleh faktor jarak maupun luas pusat perelanjaan tu sendr terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada. B. Analsa Bufferng Berdasarkan Jangkauan Pelayanan Jangkauan pelayanan pada masng-masng pusat - perelanjaan n ddasarkan pada luasan masng-masng pusat perelanjaan yang ada. Berdasarkan luasannya jangkauan pelayanan n dedakan menjad dua yatu pusat perelanjaan skala dstrk (17,72 km2 atau radus 2,37 km), dan regonal (42,27 km2 atau radus 3,9 km). Berdasarkan hasl dentfkas dar total luas pusat perelanjaan dketahu ada 3 pusat perelanjaan skala dstrk dan 19 pusat perelanjaan skala regonal. Dar total seluruh pusat perelanjaan yang ada la dlhat dar jangkauan pelayanannya elum semua memenuh hngga seluruh Kota uraaya. Beerapa kecamatan yang ada elum terjangkau oleh pusat perelanjaan terdekat yatu kecamatan Pakal dan Benowo. elan tu kecamatan Karang Plang, Bulak, serta Asemrowo hanya mempunya jangkauan cukup kecl atau hanya seagan dar wlayah kecamatan terseut. Hal n mengndkaskan ahwa pemerataan lokas pusat perelanjaan modern n elum sepenuhnya menjangkau area Kota uraaya. ealknya, pada eerapa lokas pusat perelanjaan mempunya jangkauan pelayanan yang salng erhmptan dengan pusat perelanjaan yang lan. Lokas terseut terkonsentras pada kecamatan Genteng, Wonokromo, dan pada eerapa lokas pusat perelanjaan lannya. Hal n mempengaruh masyarakat dalam hal pemlhan lokas erelanja. epert yang dgamarkan pada hasl analsa seelumnya kecamatan terseut mempunya nla proaltas sedang, ahkan pada kecamatan Wonokromo mempunya nla proaltas rendah. C. polog Persearan Pusat Perelanjaan Modern d uraaya Berdasarkan Proaltas Kunjungan dan Jangkauan Pelayanan Dar dentfkas hasl analsa permodelan Huff dan jangkauan pelayanan masng-masng pusat perelanjaan dapat dketahu tpolog persearannya saat n erdasarkan dua analsa terseut. Perandngan antara permodelan Huff serta ufferng erdasarkan jangkauan pelayanan masng-masng pusat perelanjaan dgunakan untuk mengetahu tpolog tap kecamatan terhadap pusat perelanjaan d uraaya. erdapat 4 entuk tpolog yang dar hasl komparas analsa d atas. Masng-masng mempunya krtera yang ereda. Leh jelasnya dapat dlhat pada tael 1 erkut. Kategor 1 Kategor n memlk nla proaltas rendah dengan jangkauan pelayanan merata antar pusat perelanjaan. erdapat 5 kecamatan yang termasuk dalam kategor n yakn kecamatan Dukuh Paks, Wonokromo, Buutan, mokerto, dan kecamatan mulyorejo. Dengan jarak yang deal antara pusat perelanjaan yang ada d daerah n (tdak terlalu dekat) menjadkan kemungknan masyarakat d daerah terseut untuk erkunjung akan cenderung rendah terhadap pusat perelanjaan d uraaya secara keseluruhan. eanyak 50% lokas pusat perelanjaan d seluruh uraaya erada pada kecamatan kategor n. Dengan persearan lokas sepert n akan leh menuntut masng-masng pusat perelanjaan agar

JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 2, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-237 leh kompettf dalam menark mnat pengunjung. Dar 5 kecamatan yang termasuk kategor n pada tap masng-masng kecamatan memlk pusat perelanjaan yang domnan. otal luas 11 pusat perelanjaan yang ada pada kategor n mencapa 56% dar total luas pusat peralanjaan d uraaya. Menurut rencana tata ruang yang ada pada daerah n ddomnas oleh kawasan perdagangan dan jasa sehngga alokas pusat perelanjaan yang ada darahkan sesua dengan rencana yang ada. Keeradaan pusat perelanjaan modern d kategor n saat n dapat dkatakan sesua dengan arahan dar rencana yang ada. ehngga dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah faktor luas serta jarak dalam hal n jangkauan pelayanan. Kategor 2 Merupakan kecamatan dengan nla proaltas sedang dan terjangkau oleh pusat perelanjaan yang ada. erdapat 22 kecamatan serta 10 pusat perelanjaan yang termasuk dalam kategor n. Pada daerah n masng-masng pusat perelanjaan yang erada dalam kategor n tdak mendomnas (dalam hal jarak maupun luas) dalam menark masyarakat untuk erkunjung. Jarak terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada dar masng-masng kecamatan relatf sama (tdak terlalu jauh). esua dengan rencana tata ruang yang ada ahwa pada 22 kecamatan n dalokaskan untuk permukman, perdagangan dan jasa, serta kawasan ndustr. Melhat dar persearan pusat perelanjaan yang ada saat n mash terdapat eerapa lokas yang dapat dkemangkan seaga tempat pusat perelanjaan modern sepert kawasan seg delapan. Dar seg jangkauan pelayanan adanya pusat perelanjaan yang salng erhmpt menyeakan proaltas terhadap pusat perelanjaan yang ada semakn tngg karena kemudahan dalam menjangkau lokas terseut. Hal n dseakan karena persearan yang cukup merata untuk 22 kecamatan yang ada. ehngga dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada. Kategor 3 Kategor n merupakan daerah dengan proaltas kunjungan tngg terhadap seluruh pusat perelanjaan d uraaya. erdapat 2 kecamatan yang termasuk dalam kategor n yakn kecamatan Rungkut dan kecamatan Gunung Anyar. Pada dua kecamatan n hanya terdapat 1 pusat perelanjaan yakn Carefour Rungkut., namun hal n tdak menjadkan Carefour Rungkut leh domnan dandngkan dengan tempat-tempat yang lan. Hal n Gamar. 3. polog Persearan Pusat Perelanjaan Modern Berdasarkan Proaltas Kunjungan dkarenakan luas dar Carefour Rungkut yang cukup kecl dandngkan dengan tempat yang lan. Pada akhrnya meskpun d dua kecamatan n sudah terjangkau oleh pelayanan Carefour Rungkut namun elum dapat menark masyarakat yang tnggal d kecamatan terseut. Meskpun jarak kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar relatf jauh terhadap pusat perelanjaan yang lan namun hal n tdak terlalu mempengaruh masyarakat d dua kecamatan n untuk erelanja d seluruh pusat perelanjaan yang ada d uraaya. Rencana penggunaan lahan yang ada pada kategor n dperuntukkan seaga permukman, kawasan ndustr, serta kawasan perdagangan dan jasa. Pengemangan pusat perelanjaan modern pada kategor n mash sangat dmungknkan melhat dar alokas ruang perdagangan dan jasa, sehngga nantnya akan meruah proaltas penduduk d dua kecamatan n. aat n dua kecamatan n mempunya nla proaltas tngg leh dseakan pada kurang optmalnya pengalokasan ataupun penempatan lokas pusat perelanjaan modern yang ada terutama untuk dua kecamatan n. Namun, pada dua kecamatan n memang tdak terlalu darahkan untuk dkemangkan untuk perdagangan dan jasa yang memuat konsentras penduduk untuk mengunjung pusat perelanjaan yang ada hanya terpaku pada dua kecamatan n. Dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah luas dar pusat perelanjaan yang ada. Kategor 4 Kategor n merupakan daerah dengan nla proaltas sedang namun elum terjangkau oleh jangkauan pelayanan pusat perelanjaan yang ada. erdapat dua kecamatan yang termasuk dalam kategor n yakn kecamatan Pakal dan Benowo. Rencana penggunaan lahan perdagangan dan jasa pada dua kecamatan n mengarah pada kecamatan Benowo. Hal n terkat dengan rencana pengemangan kawasan pelauhan teluk lamong. Optmalsas terhadap rencana pengemangan kawasan perdagangan dan jasa pada daerah n sa dkatakan sesua dengan rencana yang ada karena kawasan perdagangan dan jasa pada dua kecamatan n leh darahkan pada pengemangan pelauhan teluk lamong. Hal

JURNAL EKNIK POMI Vol. 2, No. 2, (2013) IN: 2337-3539 (2301-9271 Prnt) C-238 n memungknkan penduduk yang ada darahkan untuk mengunjung pusat perelanjaan terdekat. Pada daerah n meskpun tdak terjangkau oleh jangkauan pelayanan pusat perelanjaan yang ada namun proaltas kunjungan terhadap seluruh pusat perelanjaan yang ada sedang. Hal n mengndkaskan ahwa terdapat pusat perelanjaan d sektar kecamatan terseut yang mendomnas (dalam hal n luas) yakn Pakuwon rade Center dan Lenmarc, leh jauh lag Golden Cty Mall serta Jematan Merah Plaza. Dengan luas yang cukup pada akhrnya masyarakat d dua kecamatan n mempunya tngkat proaltas sedang meskpun tdak terjangkau. Pusat perelanjaan terdekat dar dua kecamatan n sudah mampu menark mnat masyarakat d kecamatan n. ehngga dapat dketahu pada kategor n faktor yang mempengaruh kategor n adalah luas dar pusat perelanjaan yang ada. ektarnya (tud Kasus Pada Pusat Perelanjaan Java Paragon), Magster eknk Pemangunan Wlayah dan Kota, Unverstas Dponegoro emarang. [4] Fauz, Indra Nur. 2011. Kelatahan Maraknya Bsns Mall d uraaya. http://www.suraayapost.co.d/?mnu=erta&act=vew&d=2291c42c6 7f73da0df116445526ea&jens=e4da37fce2345d77720674a318d 5 dakses pada tanggal 08 Oktoer 2012 IV. KEIMPULAN Berdasarkan hasl analsa dan pemahasan yang telah dlakukan, peneltan n menghaslkan kesmpulan seaga erkut: 1) polog yang dhaslkan dar perhtungan model Huff serta analsa jangkauan pelayanan menghaslkan 4 kategor yatu kecamatan dengan proaltas rendah dan terjangkau, proaltas sedang dan terjangkau, proaltas tngg dan terjangkau, serta proaltas sedang dan tdak terjangkau. 2) Pada kategor 1 faktor yang domnan adalah luas total angunan serta jarak tap pusat perelanjaan dalam hal n erpengaruh terhadap hmptan jangkauan pelayanan. Pada kategor 2 faktor yang erpengaruh adalah jangkauan pelayanan serta jarak terhadap keseluruhan pusat perelanjaan yang ada. Pada kategor 3 dan 4 faktor yang mempengaruh adalah luas dar pusat perelanjaan yang ada namun pada dua kategor n faktor n salng ertolak elakang. Pusat perelanjaan terdekat dengan kecamatan pada kategor 3 mempunya luas angunan yang palng kecl sedangkan pusat perelanjaan terdekat dengan kecamatan kategor 4 mempunya luas yang cukup esar. UCAPAN ERIMA KAIH erma kash saya ucapkan kepada seluruh phak yang telah memantu, dosen serta karyawan Program tud Perencanaan Wlayah dan Kota sehngga peneltan n dapat terselesakan. DAFAR PUAKA [1] Ishnanto, O. (2010). Mal urga anpa tuhan ruang tanpa waktu. Jarng Pena. [2] Aula, Belnda Ulfa. 2007. ugas Akhr : Faktor-Faktor Pertmangan Dalam Penentuan Lokas Hypermarket D uraaya, Perencanaan Wlayah dan Kota, Insttut eknolog epuluh Nopemer uraaya [3] Haryono, Paulus. 2002. ess : Dampak Kehadran Pusat Perelanjaan erhadap Kegatan Perdagangan Dan Jasa D